• Tidak ada hasil yang ditemukan

Monitoring Trafik Internet Dan Perbandingan Pengaturan Policy Jaringan Akses Internet Pada Local Area Network (LAN) Menggunakan BrazilFW Dan Mikrotik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Monitoring Trafik Internet Dan Perbandingan Pengaturan Policy Jaringan Akses Internet Pada Local Area Network (LAN) Menggunakan BrazilFW Dan Mikrotik"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

MONITORING TRAFIK INTERNET DAN PERBANDINGAN PENGATURAN POLICY JARINGAN AKSES INTERNET

PADA LOCAL AREA NETWORK MENGGUNAKAN BRAZILFW DAN MIKROTIK

SKRIPSI

WINDA MULIANA 101421009

PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

MONITORING TRAFIK INTERNET DAN PERBANDINGAN PENGATURAN POLICY JARINGAN AKSES INTERNET PADA LOCAL AREA NETWORK

(LAN) MENGGUNAKAN BRAZILFW DAN MIKROTIK

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer

WINDA MULIANA 101421009

PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PERSETUJUAN

Judul : MONITORING TRAFIK INTERNET DAN

PENGATURAN PERBANDINGAN POLICY JARINGAN AKSES INTERNET PADA LOCAL AREA NETWORK MENGGUNAKAN BRAZILFW DAN MIKROTIK

Kategori : SKRIPSI

Nama : WINDA MULIANA

Nomor Induk Mahasiswa : 101421009

Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER

Departemen : ILMU KOMPUTER

Fakultas : FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN

TEKNOLOGI INFORMASI (FASILKOM-TI) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan,

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Drs. Dahlan Sitompul, M.Eng Prof. Dr. Opim Salim Sitompul NIP. 196707252005011002 NIP. 196108171987011001

Diketahui/ Disetujui oleh

Departemen Ilmu Komputer Fasilkom-TI USU Ketua,

(4)

PERNYATAAN

MONITORING TRAFIK INTERNET DAN PERBANDINGAN PENGATURAN POLICY JARINGAN AKSES INTERNET PADA LOCAL AREA NETWORK

(LAN) MENGGUNAKAN BRAZILFW DAN MIKROTIK

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 2 Agustus 2012

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillahirabbil’alamiin. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada S1 Ilmu Komputer Fasilkom-TI USU. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu dalam proses pembuatan skripsi ini hingga selesai. Dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Opim Salim Sitompul dan Bapak Drs. Dahlan Sitompul, M.Eng selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak Drs. Agus Salim Harahap, M.Si dan Bapak M. Andri Budiman, S.T, M.CompSc, MEM selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M. Kom selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara, Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc selaku sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komputer dan Ibu Dian Rachmawati, S.Si, M.Kom selaku Kepala Lab. Studio Tugas Akhir.

4. Seluruh Dosen Program Studi S1 Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama kuliah.

5. Semua pegawai Studi S1 Ilmu Komputer.

6. Teman-teman kuliah, terutama komunitas jaringan Bambang Hadi Pranowo, M. Azhar Sitorus, Deni Evrizal Sinaga, Khairul Yasin Ariga, M. Reza Azwari, Hendra H. Sinaga, Lidia Syafina, Muhammad Ikhsan, Desilia Selvida, Irma Yani yang membantu memberikan motivasi dan saran.

7. Taufik Akbar, Fadhillah Latief, Raudhatul Jannah dan Muhammad Nur Adha Asri selaku adik kandung saya yang telah menjadi motivasi saya.

8. Dan yang teristimewa Ibunda Hj. Sri Wahyuni dan (Alm) Ayahanda saya tercinta H. Abdul Latief yang selalu mendukung moril dan materil, serta berdo’a untuk kebaikan diri penulis.

(6)

ABSTRAK

Seiring dengan meningkatnya komunikasi data dan kurang terkontrolnya penggunaan Internet di sekolah maka sudah seharusnya sekolah melakukan monitoring trafik Internet untuk mengetahui jumlah data yang dilewati serta menerapkan policy jaringan (kebijakan) untuk menentukan apa yang boleh diakses dan siapa yang boleh mengakses Internet di lingkungan SMA Kesatria Medan. Penggunaan router mampu memudahkan pembatasan penggunaan Internet di sekolah, router yang digunakan adalah Mikrotik dan BrazilFW. Dalam mengontrol penggunaan Internet di SMA Kesatria Medan dapat dilakukan pembatasan terhadap situs-situs yang tidak berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar serta membagi bandwidth yang tersedia agar penggunaan Internet merata dan teratur sehingga dapat dihasilkan trafik yang stabil.

(7)

MONITORING INTERNET TRAFFIC AND NETWORK POLICY SETTINGS COMPARISON OF INTERNET ACCESS ON LOCAL AREA NETWORK

(LAN) USING BRAZILFW DAN MIKROTIK

ABSTRACT

Along with the increase of data communication and less uncontrolled Internet usage at school so the school should do the monitoring Internet traffic to determine the amount of data and implemented a network policy to determine what may be accessed and who can access the Internet at SMA Kesatria Medan. Router is able to facilitate the use of restrictions on Internet use in schools, which used the Mikrotik router and BrazilFW. In controlling the use of the Internet in SMA Kesatria Medan restrictions on sites that are not related to teaching and learning activities and to share the available bandwidth for Internet use and equitable basis so that traffic can be generated that is stable.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGHARGAAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Jaringan Komputer ... 6

2.2 Jenis-Jenis Jaringan ... 7

2.2.1 Local Area Network (LAN) ... 7

2.2.2 Metropolitan Area Network (MAN) ... 7

2.2.3 Wide Area Network (WAN) ... 8

2.3 Topologi Jaringan ... 8

2.4 Open System Interconnection (OSI) ... 10

2.5 Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) ... 12

2.5.1 IP Addres ... 15

2.5.2 Kelas IP Address ... 16

2.5.3 Address Khusus ... 17

2.6 Subnetting ... 18

2.7 Gateway ... 18

2.8 Network Address Translation (NAT) ... 18

2.9 Routing ... 19

2.10 Router ... 19

2.11 Sejarah Mikrotik ... 22

2.11.1 Pengertian Mikrotik ... 22

(9)

2.12 BrazilFW ... 23

2.13 Monitoring Trafik ... 23

2.14 Policy Jaringan ... 23

2.15 Quality of Service (QoS) ... 24

2.16 Bandwidth ... 25

2.17 Web Proxy ... 25

2.18 Bandwdth Limiter ... 26

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 27

3.1 Gambaran Umum ... 27

3.2 Struktur Organisasi ... 28

3.3 Analisis Sistem yang Berjalan ... 29

3.1.1 Topologi Jaringan SMA Kesatria Medan ... 29

3.1.2 Permasalahan yang dihadapi ... 30

3.1.3 Usulan Solusi terhadap Masalah ... 34

3.4 Analisis perancangan ... 37

3.4.1 Flowchart ... 37

3.4.1.1 Flowchart Alur Kerja Policy Jaringan ... 37

3.4.2 Diagram Konteks ... 39

3.4.3 Use Case Diagram ... 39

3.5 Perancangan Sistem ... 40

3.5.1 Hardware ... 41

3.5.2 Software ... 41

3.6 Perancangan Router Mikrotik ... 42

3.6.1 Konfigurasi Policy Jaringan ... 42

3.6.2 Pembagian Bandwidth Internet dengan Simple Queue ... 43

3.7 Perancangan Router BrazilFW ... 44

3.7.1 Konfigurasi Policy Jaringan ... 45

3.7.2 Pembagian Bandwidth Internet dengan Simple Queue ... 46

3.8 Analisis perbandingan ... 47

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 49

4.1 Implementasi dan Pengujian Sistem ... 49

4.1.1 Pengujian Sistem Server Mikrotik ... 49

4.1.1.1 Implementasi Policy Jaringan menggunakan Mikrotik ... 51

4.1.1.2 Implementasi Simple Queue menggunakan Mikrotik ... 53

4.1.2 Pengujian Sistem Server BrazilFW ... 56

4.1.2.1 Implementasi Policy Jaringan menggunakan BrazilFW ... 57

4.1.2.2 Implementasi Simple Queue menggunakan BrazilFW ... 59

4.2 Pengujian Policy Jaringan pada Mikrotik dan BrazilFW ... 62

4.3 Pengujian Pembagian Bandwidth dengan Metode Simple Queue ... 64

4.4 Hasil Perbandingan ... 66

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 OSI Layer 11

2.2 Hubungan Referensi Model OSI dengan Protokol Internet 13

2.3 IP Address Kelas A 16

2.4 IP Address Kelas B 16

2.5 IP Address Kelas C 17

3.1 Situs yang Sering diakses Siswa 31

3.2 Waktu Akses Siswa 32

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Local Area Network 7

2.2 Metropolitan Area Network 7

2.3 Wide Area Network 8

2.4 Topologi Bus 9

2.5 Topologi Ring 9

2.6 Topologi Star 10

2.7 Model OSI Layer 10

3.1 Denah SMA Kesatria Medan 28

3.2 Struktur Organisasi SMA Kesatria Medan 28

3.3 Topologi Jaringan SMA Kesatria Medan 29

3.4 Situs yang Sering diakses Siswa 31

3.5 Waktu Akses Internet Siswa 32

3.6 Trafik Internet sebelum Dilakukan Policy Jaringan 33

3.7 Flowchart Policy Jaringan 38

3.8 Diagram Konteks Policy Jaringan 39

3.9 Use Case Diagram 39

3.10 Topologi Jaringan yang akan Dibangun 40

3.11 Perancangan Policy Jaringan pada Mikrotik 43

3.12 Pembagian Bandwidth pada Mikrotik 44

3.13 Konfigurasi Router BrazilFW 45

3.14 Pembatasan IP pada BrazilFW 45

3.15 Pembatasan Situs pada BrazilFW 46

3.16 Pembagian Bandwidth pada BrazilFW 47

4.1 Tampilan Pengujian Konfigurasi Router Mikrotik 50 4.2 Tampilan Pengujian Koneksi Internet dari Klien 51

4.3 Implementasi Policy Jaringan 51

4.4 Hasil Block Berdasarkan Nama Situs 52

4.5 Hasil Block Berdasarkan Nama File 52

4.6 Pembagian Bandwidth 53

4.7 Tampilan Download File tanpa QoS 53

4.8 Tampilan Download dengan Pembagian QoS untuk Kepala Sekolah 54 4.9 Tampilan Download dengan Pembagian QoS untuk Guru 55 4.10 Tampilan Download dengan Pembagian QoS untuk Kepala Siswa 55

4.11 Tampilan Penggunaan Bandwidth 56

4.12 Sistem sukses dan Dapat Koneksi Internet 57

4.13 Pembatasan IP Address yang Dapat Terhubung Internet 58

4.14 Pembatasan Situs yang Tidak Dapat Diakses 58

4.15 Pembatasan Download Berdasarkan Ekstensi File 59 4.16 Pembagian Bandwidth dengan Simple Queue pada BrazilFW 60

4.17 Daftar Pembagian Bandwidth 60

4.18 Tampilan Download Kepala sekolah 61

(12)
(13)

ABSTRAK

Seiring dengan meningkatnya komunikasi data dan kurang terkontrolnya penggunaan Internet di sekolah maka sudah seharusnya sekolah melakukan monitoring trafik Internet untuk mengetahui jumlah data yang dilewati serta menerapkan policy jaringan (kebijakan) untuk menentukan apa yang boleh diakses dan siapa yang boleh mengakses Internet di lingkungan SMA Kesatria Medan. Penggunaan router mampu memudahkan pembatasan penggunaan Internet di sekolah, router yang digunakan adalah Mikrotik dan BrazilFW. Dalam mengontrol penggunaan Internet di SMA Kesatria Medan dapat dilakukan pembatasan terhadap situs-situs yang tidak berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar serta membagi bandwidth yang tersedia agar penggunaan Internet merata dan teratur sehingga dapat dihasilkan trafik yang stabil.

(14)

MONITORING INTERNET TRAFFIC AND NETWORK POLICY SETTINGS COMPARISON OF INTERNET ACCESS ON LOCAL AREA NETWORK

(LAN) USING BRAZILFW DAN MIKROTIK

ABSTRACT

Along with the increase of data communication and less uncontrolled Internet usage at school so the school should do the monitoring Internet traffic to determine the amount of data and implemented a network policy to determine what may be accessed and who can access the Internet at SMA Kesatria Medan. Router is able to facilitate the use of restrictions on Internet use in schools, which used the Mikrotik router and BrazilFW. In controlling the use of the Internet in SMA Kesatria Medan restrictions on sites that are not related to teaching and learning activities and to share the available bandwidth for Internet use and equitable basis so that traffic can be generated that is stable.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dewasa ini perkembangan jaringan komputer semakin pesat, hal ini terbukti dengan

banyaknya sekolah, universitas, perusahaan yang menggunakan jaringan komputer

sebagai alat bantu untuk mendapatkan informasi. Jaringan komputer bukanlah sesuatu

yang baru saat ini. Hampir di setiap sekolah terdapat jaringan komputer untuk

memperlancar arus informasi di dalam sekolah tersebut bahkan di perumahan dan

institusi pemerintahan pun juga sudah menggunakannya. Meluasnya penggunaan

jaringan komputer merupakan motor bagi perkembangan Internet yakni cara untuk

merangkaikan beberapa komputer sehingga setiap komputer dapat saling berhubungan

dan berinteraksi. Hal ini dapat terjadi karena adanya perkembangan teknologi jaringan

yang sangat pesat, sehingga dalam beberapa tahun saja jumlah pengguna jaringan

komputer yang tergabung dalam Internet berlipat ganda.

Internet saat ini sangat dibutuhkan dari instansi pemerintahan, kampus atau

sekolah bahkan saat ini tak jarang kita jumpai tempat makan yang telah di fasilitasi

Internet sebagai cara untuk menarik minat pengunjung. Internet merupakan sebuah

jaringan global dan terbuka, dimana setiap pengguna dapat saling berkomunikasi dan

bertukar informasi. Seiring dengan maraknya penggunaan Internet, banyak sekolah

yang kemudian beralih menggunakan Internet sebagai alat untuk mendapatkan

informasi serta mencari bahan untuk menambah referensi dalam kegiatan belajar

mengajar, namun tak jarang guru dan siswa yang menyalah gunakan fasilitas sekolah

untuk kegiatan pribadi, seperti membuka situs media sosial seperti Facebook, Twitter,

mendownload lagu atau film yang tak berhubungan sama sekali dengan kegiatan

(16)

Seiring dengan meningkatnya komunikasi data dan tidak terkontrolnya

penggunaan Internet di sekolah, maka sekolah perlu melakukan monitoring trafik

Internet untuk mengetahui jumlah data yg dilewati untuk menentukan policy jaringan.

Monitoring Trafik adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan

throughput secara sistematis tentang kegiatan jaringan sehingga dapat dilakukan

tindakan koreksi untuk penyempurnaan jaringan itu selanjutnya.

Policy Jaringan merupakan suatu kondisi dan pengaturan yang memudahkan

untuk membatasi dan menentukan siapa yang dapat atau tidak dapat terhubung

kejaringan. Di dalam policy jaringan ini akan ditentukan apa yang boleh diakses, siapa

yang boleh mengakses Internet dan mengatur bandwidth antar sesama client di

lingkungan sekolah untuk mencegah para client berebut koneksi yang mengakibatkan

satu client download file besar, sedangkan client lain merasa koneksinya sangat

lambat karena terpakai oleh client lain agar seluruh elemen sekolah dapat

menggunakan Internet sesuai dengan kebutuhan di bidang masing-masing maka

diharapkan sekolah dapat mengoptimalkan penggunaan jaringan Internet.

SMA Kesatria Medan adalah salah satu sekolah yang telah menggunakan

Internet untuk membantu kegiatan belajar mengajar. Penggunaan Internet di SMA

Kesatria Medan ini masih bebas dan tidak terkontrol dengan baik sehingga seluruh

elemen sekolah bebas mengakses Internet, oleh karenanya perlu dilakukan monitoring

trafik untuk melihat berapa banyak data yang dilewati serta melihat quota yang

dihabiskan secara keseluruhan sehingga dengan demikian dapat diambil kebijakan

(policy jaringan) untuk menentukan siapa yang boleh mengakses Internet dan apa

yang bisa diakses user sehingga trafik Internet tidak terlalu padat dan dapat

mengoptimalkan bandwidth yang tersedia agar tidak digunakan untuk kebutuhan yang

tidak memiliki manfaat bagi sekolah.

Dengan latar belakang masalah diatas maka penulis mengambil topik untuk

dijadikan sebagai skripsi dengan judul “Monitoring trafik Internet dan perbandingan

pengaturan policy jaringan akses Internet pada local area network (LAN)

menggunakan BrazilFW dan Mikrotik”

(17)

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dilihat bahwa penggunaan Internet pada

SMA Kesatria Medan belum teratur sehingga client masih sering mengakses

Internet untuk keperluan pribadi. Oleh karena itu, penulis memonitoring trafik

Internet agar penulis dapat membuat policy jaringan sehingga Internet pada SMA

Kesatria Medan dapat lebih efisien untuk kebutuhan sekolah serta lebih terkontrol.

1.3Batasan masalah

Untuk menghindari penyimpangan pembahasan dari tujuan awal maka diperlukan

batasan masalah skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Memonitoring trafik Internet untuk mengetahui throughput dengan

menggunakan Mikrotik versi 3.30 dan BrazilFW versi 2.31.10.

2. Pengaturan policy Internet dengan menggunakan Mikrotik versi 3.30 dan

BrazilFW versi 2.31.10.

Pengaturan policy yang akan diterapkan meliputi :

- Who

- What

- Quality of Service

3. Perbandingan penggunaan Mikrotik versi 3.30 dan BrazilFW versi 2.31.10

dalam memonitoring dan membatasi pembagian Internet di SMA Kesatria

Medan.

4. Hanya membatasi upload dan download user

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah agar sekolah dapat mengatur dan membatasi

penggunaan Internet serta membagi bandwitdh yang ada untuk meningkatkan kualitas

jaringan internet dengan menggunakan Mikrotik dan BrazilFW .

(18)

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Agar dapat mengoptimalkan penggunaan Internet dan membatasi

informasi-informasi negatif serta dapat mengetahui trafik yang digunakan pada SMA

Kesatria Medan.

b. Menjadi bahan pertimbangan bagi sekolah untuk memilih menggunakan

Mikrotik ataupun BrazilFW dalam policy jaringanInternet.

1.6Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang akan digunakan adalah:

1. Studi Literatur

Mempelajari referensi atau sumber-sumber yang berkaitan dengan monitoring

trafik dan policy jaringan dengan menggunakan Mikrotik dan BrazilFW.

2. Analisis

Metodologi Analisis yang dilakukan adalah dengan melakukan peninjauan

langsung ke lapangan, yaitu dengan menganalisis kebutuhan ditempat riset

untuk mengetahui jmlah bandwidth yg dgunakan, total user yang ada,

membuat rule website yang boleh diakses dan tidak boleh diakses serta

membagi bandwidth yg tersedia dengan menggunakan metode Simple Queue.

3. Perancangan

Pada tahap ini dilakukan perancangan Policy Jaringan yang akan digunakan

pada SMA Kesatria Medan.

4. Implementasi

Pada tahap ini dilakukan Pengimplementasian Policy Jaringan dengan

menggunakan Mikrotik dan BrazilFW.

5. Pengujian

Proses uji coba akan dilakukan setelah semua persiapan selesai yaitu berupa

hardware maupun software Mikrotik RouterOS dan BrazilFW. Ketika terdapat

kekurangan dan kesalahan pada saat uji coba yang dilaksanakan maka akan

dilakukan perbaikan agar mendapat hasil yang lebih maksimal.

(19)

Pada tahap ini dilakukan penulisan hasil sistem yang telah dibangun kedalam

sebuah laporan.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi dalam lima bab, masing-masing bab

diuraikan sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan Latar Belakang Pemilihan Judul, Perumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Masalah,

Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori-teori dari hasil studi kepustakaan yang

menjadi pedoman dan berhubungan dengan permasalahan yang akan

diteliti dan dianalisis.

Bab III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menganalisa sistem yang sedang berjalan kemudian

merancang sistem yang akan dibuat.

Bab IV : IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN

Bab ini menjelaskan tentang pengimplementasian sistem yang dibuat

dan membandingkan policy jaringan menggunakan Mikrotik dan

BrazilFW

Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan

perancangan policy jaringan.

(20)

Pada tahap ini dilakukan penulisan hasil sistem yang telah dibangun kedalam

sebuah laporan.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi dalam lima bab, masing-masing bab

diuraikan sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan Latar Belakang Pemilihan Judul, Perumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Masalah,

Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori-teori dari hasil studi kepustakaan yang

menjadi pedoman dan berhubungan dengan permasalahan yang akan

diteliti dan dianalisis.

Bab III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menganalisa sistem yang sedang berjalan kemudian

merancang sistem yang akan dibuat.

Bab IV : IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN

Bab ini menjelaskan tentang pengimplementasian sistem yang dibuat

dan membandingkan policy jaringan menggunakan Mikrotik dan

BrazilFW

Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan

perancangan policy jaringan.

(21)

LANDASAN TEORI

2.1 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekumpulan dua atau lebih komputer yang saling

berhubungan satu sama lain untuk melakukan komunikasi data dengan menggunakan

protokol komunikasi melalui media komunikasi (kabel maupun nirkabel), sehingga

komputer-komputer tersebut dapat saling berbagi informasi, data program-program,

dan penggunaan perangkat keras secara bersama-sama (Listanto, 2011).

Tujuan utama jaringan komputer adalah:

1. Membagi Sumber Daya (Resource Sharing)

Contohnya: berbagi pemakaian printer, CPU, memori dan hardisk

2. Media Komunikasi dan Infomasi

Contohnya: surat elektronik (email), chatting, teleconference, web browsing

dan lain lain.

Manfaat jaringan komputer adalah:

1. Resource Sharing

Dapat menggunakan sumber daya yang ada secara bersama-sama.

2. Cepat dan Efisien

Jaringan komputer memungkinkan proses pengiriman data berlangsung secara

cepat dan efisien

3. Real Time

Jaringan komputer dapat memudahkan seseorang berkomunikasi dengan orang

lain melalui pesan teks, gambar, audio dan video secara langsung

(22)

Secara umum jaringan komputer dibedakan dalam beberapa jenis yaitu:

2.2.1 Local Area Network (LAN)

Suatu jaringan komputer yang jaraknya tidak terlalu jauh. Biasanya dalam suatu

gedung perkantoran atau kampus dipisahkan oleh jarak sampai 1 (satu) kilometer

(Oetomo, 2003).

Gambar 2.1 Local Area Network (Oetomo, 2003)

2.2.2 Metropolitan Area Network (MAN)

Suatu jaringan komputer yang cakupan jaraknya lebih besar dari LAN, dan biasanya

merupakan sistem jaringan komputer antar kota (Listanto, 2011).

Gambar 2.2 Metropolitan Area Network (Listanto, 2011)

(23)

Suatu jaringan komputer yang cakupan jaraknya dapat berjarak ribuan kilometer,

biasanya merupakan sistem jaringan komputer antar negara bahkan antar benua.

Gambar 2.3 Wide Area Network (Listanto, 2011)

2.3 Topologi Jaringan

Topologi jaringan adalah bentuk perancangan jaringan baik secara fisik maupun

secara logik yang digunakan untuk membangun sebuah jaringan komputer. Topologi

jaringan menggambarkan struktur dari suatu jaringan, atau bagaimana sebuah jaringan

didesain. Topologi yang dimaksud antara lain:

1. Topologi Bus

Topologi Bus menyediakan 1 saluran untuk komunikasi semua perangkat

sehinga setiap perangkat harus bergantian menggunakan seluran tersebut. Oleh

karena itu, hanya ada 2 perangkat yang saling berkomunikasi dalam suatu saat.

Masing-masing node dapat melakukan tugas-tugas dan operasi yang berbeda

namun semua mempunyai hierarki yang sama. Topologi bus ini merupakan

topologi yang banyak digunakan di awal penggunaan jaringan komputer

karena topologi yang paling sederhana dibandingkan dengan topologi lainnya.

Jika komputer dihubungkan antara satu dengan lainnya dengan membentuk

seperti barisan melalui satu single kabel maka sudah bisa disebut

(24)

Gambar 2.4 Topologi Bus (Listanto, 2011)

2. Topologi Ring

Topologi ring (cincin) adalah topologi jaringan berbentuk rangkaian titik yang

masing-masing terhubung ke dua titik lainnya, sehingga membentuk jalur

melingkar seperti cincin. Didalam topologi ring semua workstation dan server

dihubungkan sehingga terbentuk suatu pola lingkaran atau cincin. Tiga fungsi

yang diperlukan dalam topologi ring adalah penyelipan data, penerimaan data

dan pemindahan data.

Gambar 2.5 Topologi Ring (Listanto, 2011)

3. Topologi Star

Topologi star adalah topologi dimana masing-masing workstation

dihubungkan langsung ke server, switch, atau hub. Pada topologi ini sebuah

terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi

yang terjadi. Terminal control pusat bias berupa sebuah computer yang di

(25)

Gambar 2.6 Topologi Star (Listanto, 2011)

2.4 Open System Interconnection (OSI)

Model OSI merupakan model konseptual yang terdiri dari tujuh layer, dimana setiap

layernya mempunyai fungsi jaringan yang spesifik dan saling mendukung satu sama

lain (Mulyanta, 2008)

Model referensi ini digunakan sebagai titik referensi untuk membahas

spesifikasi protokol jaringan komputer. Dengan menggunakan model referensi ini,

kita dapat mengerti tentang proses komunikasi yang terjadi dan melihat fungsi mana

yang yang perlu dicapai dalam suatu lapisan (layer)

Gambar 2.7 Model OSI Layer

Tabel 2.1 OSI Layer

Application

Presentation

Session

Transport

Network

Data Link

Physical Application

(26)

Nomor Lapisan OSI Layer Keterangan

7 Aplikasi

Memilih layanan tertentu untuk aplikasi atau

menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna.

Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran

informasi antara program komputer, seperti

program e‐mail, dan service lain yang jalan di

jaringan, seperti server printer atau aplikasi

komputer lainnya

6 Presentation

Konversi kode, penyusunan ulang data. Layer

ini bertanggung jawab bagaimana data

dikonversi dan diformat untuk transfer data.

Contoh konversi format text ASCII untuk

dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer ini

membentuk kode konversi, translasi data,

enkripsi dan konversi.

5 Session

Koordinasi interaksi antara proses aplikasi

yaitu menentukan bagaimana dua terminal

menjaga, memelihara dan mengatur koneksi,‐

bagaimana mereka saling berhubungan satu

sama lain.

4 Transport

Layanan mutu dan integritas data antara node

yang berhubungan, bertanggung jawab

membagi data menjadi segmen, menjaga

koneksi logika “end‐to‐end” antar terminal, dan

menyediakan penanganan error (error

handling).

3 Network

Informasi hubungan dan rute befungsi

menentukan alamat jaringan, menentukan rute

yang harus diambil selama perjalanan, dan

menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada

layer ini berbentuk paket.

(27)

2 Data Link

hubungan komunikasi maksudnya

menyediakan link untuk data, memaketkannya

menjadi frame yang berhubungan dengan

“hardware” kemudian diangkut melalui media.

komunikasinya dengan kartu jaringan,

mengatur komunikasi layer physical antara

sistem koneksi dan penanganan error.

1 Physical

Transmisi aliran data ke media pengiriman,

layer ini bertanggung jawab atas proses data

menjadi bit dan mentransfernya melalui media,

seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar

sistem.

2.5 Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP)

TCP (Transmission Control Protocol) adalah suatu protocol atau perantara yang dapat

mentransmisikan data per segmen, artinya paket data dipecah dalam jumlah yang

sesuai dengan besaran paket, kemudian dikirim satu per satu hingga selesai (Yugianto,

2012).

IP (Internet Protokol) merupakan perantara komunikasi antar computer dengan

mengunakan IP-Address sebagai suatu identitas dari jaringan maupun komputer

(Yugianto, 2012).

Dalam membangun jaringan Internet, model OSI juga sangat diperlukan.

Hubungan antara model referensi OSI dengan protokol Internet dapat dilihat pada

tabel berikut:

(28)

MODEL OSI

TCP/IP

PROTOKOL TCP/IP

NO LAPISAN NAMA

PROTOKOL KEGUNAAN

7 Aplikasi

Aplikasi

DHCP

(Dynamic Host

Configuration

Protocol)

Protokol untuk distribusi IP pada

jaringan dengan jumlah IP yang terbatas

DNS (Domain

Name Server)

Database nama domain mesin dan

nomer IP

FTP (File

Transfer

Protocol)

Protokoluntuk transfer file

HTTP

(HyperText

Transfer

Protocol)

Protokol untuk transfer file HTML dan

Web

MIME

(Multipurpose

Internet Mail

Extention)

Protokol untuk mengirim file binary

dalam bentuk teks

NNTP (Networ

News Transfer

Protocol)

Protokol untuk menerima dan mengirim

newsgroup

POP (Post

Office

Protocol)

Protokol untukmengambil mail dari

server

SMB (Server

Message

Block)

Protokol untuk transfer berbagai server

file DOS dan Windows

(29)

Mail Transfer Protocol) SNMP (Simple Network Management Protocol)

Protokol untuk manejemen jaringan

Telnet Protokol untukak sesdari jarak jauh

TFTP (Trivial

FTP) Protokol untuk transfer file

5 Sessi

NETBIOS

(Network Basic

Input Output

System)

BIOS jaringan standar

RPC (Remote

Procedure Call) Prosedur pemanggilan jarak jauh

SOCKET Input Output untuk network jenis BSD-UNIX

4 Transport Transport TCP

(Transmission

Control

Protocol)

Protokol pertukaran data berorientasi

(connection oriented)

UDP (User

Datagram

Protocol)

Protokol pertukaran data non-orientasi

(connectionless)

3 Network Internet

IP (Internet

Protocol) Protokol untuk menetapkan routing

RIP (Routing

Information

Protocol)

Protokol untuk memilih routing

(30)

Resolution

Protocol)

hardware darinomer IP

RARP (Reverse

ARP)

Protokol untuk mendapatkan informasi

nomer IP dari hardware

2 Datalink LLC Network

Interface

PPP (Point to

Point Protocol) Protokol untuk point ke point

SLIP (Serial

Line Internet

Protocol)

Protokol dengan menggunakan

sambungan serial

MAC

Ethernet, FDDI, ISDN, ATM 1 Fisik

2.5.1 IP-Address (Alamat IP)

IP Address adalah sejumlah angka yang secara unik mengidentifikasi host TCP/IP

atau alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan

protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32 bit (biary digit atau bilangan duaan) angka

biner yang dibagi dalam 4 oket (byte) terdiri dari 8 bit. Setiap bit mempresentasikan

bilangan desimal mulai dari 0 sampai 255.

IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di Internet

sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan

metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP

address berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interface

komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan

menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP address untuk komputer

tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya.

(31)

a. IP Address Kelas A

IP kelas ini diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Range IP

untuk kelas A dimulai dari 1.xxx.xxx.xxx – 126.xxx.xxx.xxx (1-126). IP kelas ini

dapat menampung kurang lebih 16 juta alamat IP. Cara membaca IP address kelas A,

contohnya:

IP Address: 113.46.5.6

Berarti, Network ID: 113 dan Host ID: 46.5.6

Jadi, host ID 46.5,6 terdapat pada network ID 113.

Tabel 2.3 IP Address Kelas A

Network ID Host ID Host ID Host ID

113 465 5 6

b. IP Address Kelas B

Biasa digunakan untuk jaringan berukuran sedang. Network ID merupakan 16 bit

pertama, sedangkan Host ID merupakan 16 bit berikutnya. Range IP kelas B berawal

dari 128.0.xxx.xxx – 191.155.xxx.xxx (128-191) dengan demikian, cara membaca IP

address kelas B nya adalah:

IP Address: 132.92.121.1

Berarti, Network ID: 132.92 dan Host ID: 121.1

Jadi, host ID 121.1 terdapat pada network ID 132.92

Tabel 2.4 IP Address Kelas B

Network ID Network ID Host ID Host ID

132 92 121 1

(32)

Awalnya digunakan untuk jaringan berukuran kecil (LAN). Host ID pada kelas C

merupakan 8 bit terakhir. IP kelas C dapat membentuk sekitar 2 juta network dengan

jumlah host 256 hiost. Range IP dari kelas C dimulai dari: 192.0.0.xxx –

223.255.255.x (192-223). Cara membaca IP kelas C adalah:

IP Address: 192.168.202.12

Berarti, Network ID: 192.168.202 dan Host ID: 12

Jadi, Host ID 12 terdapat pada network 192.168.202

Tabel 2.5 IP Address Kelas C

Network ID Network ID Network ID Host ID

192 168 202 12

d. IP Address Kelas D

Alamat IP kelas D digunakan untuk mendukung multicast. Alamat IP kelas D dimulai

dari bit awal bernilai 1110.

e. IP Address Kelas E

Alamat IP kelas ini digunakan untuk tujuan eksperimen. Alamat IP kelas E dimulai

dari bit awal bernilai 1110.

2.5.3 Address Khusus

Ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh

digunakan untuk alamat Host yaitu:

a. Network Address

Digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan.

b. Broadcast Address

Digunakan untuk mengirim dan menerima informasi yang harus diketahui oleh

seluruh host yang ada pada suatu network.

(33)

Subnetting adalah sebuah teknik yang mengijinkan para administrator jaringan untuk

memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia agar lebih efisien. Dengan subnetting

kita bias membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan

(Listanto, 2011).

Salah satu tujuan subnetting adalah untuk mengurangi tingkat kemacetan

dalam satu jaringan, karena secara logika jaringan adalah host-host yang tersambung

pada suatu jaringan fisik. Subnetting juga digunakan untuk mengoptimalisasi kerja

jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat disatu network besar, tetapi terbagi

kebeberapa ruas.

2.7 Gateway

Gateway adalah suatu network point yang berfungsi sebagai pintu gerbang bagi

jaringan yang lain. Gateway dapat berupa perangkat atau aplikasi yang terisntalasi

pada suatu komputer. Pada jaringan yang besar, gateway berfungsi untuk mengontrol

arus yang melewatinya. Umumnya, fungsi gateway disatukan dengan router sehingga

sebuah gateway adalah router juga (wahana, 2005)

2.8 Network Address Translator (NAT)

Ada dua tipe alamat IP: umum dan pribadi. Alamat umum diberikan kepada kita oleh

Internet Service Provider (ISP) yang kita pakai untuk berhubungan ke Internet. Bagi

host di dalam organisasi yang tidak memerlukan akses langsung ke Internet, alamat IP

yang tidak menduplikasi alamat umum yang sudah diberikan memang dibutuhkan.

Untuk memecahkan persoalan alamat ini, para desainer Internetmencadangkan suatu

bagian dari ruang alamat IP dan menamai ruang ini sebagai ruang alamat pribadi.

Suatu alamat IP pada ruang alamat pribadi tidak pernah diberikan sebagai alamat

umum. Alamat IP di dalam ruang alamat pribadi dikenal sebagai alamat pribadi.

Dengan memakai alamat IP pribadi, kita dapat memberikan proteksi dari para hacker

jaringan.

(34)

dalam Internet router untuk alamat pribadi takkan pernah ada. Alamat pribadi tidak

dapat dijangkau di dalam Internet. Oleh karena itu, saat memakai alamat IP pribadi,

kita membutuhkan beberapa tipe proxy atau server untuk mengonversi sejumlah

alamat IP pribadi pada jaringan lokal kita menjadi alamat IP umum yang dapat

di-routed. Pilihan lain adalah menerjemahkan alamat pribadi menjadi alamat umum yang

valid dengan network address translator (NAT) sebelum dikirimkan di Internet.

Dukungan bagi NAT untuk menerjemahkan alamat umum dan alamat pribadi

memungkinkan terjadinya koneksi jaringan-jaringan kantor-rumah atau kantor yang

kecil ke Internet.

Sebuah NAT menyembunyikan alamat-alamat IP yang dikelola secara internal

dari jaringan-jaringan eksternal dengan menerjemahkan alamat internal pribadi

menjadi alamat eksternal umum. Hal ini mengurangi biaya registrasi alamat IP dengan

cara membiarkan para pelanggan memakai alamat IP yang tidak terdaftar secara

internal melalui suatu terjemahan ke sejumlah kecil alamat IP yang terdaftar secara

eksternal. Hal ini juga menyembunyikan struktur jaringan internal, mengurangi resiko

penolakan serangan layanan terhadap sistem internal.

2.9 Routing

Routing adalah sebuah proses pemindahan paket-paket data dari satu jaringan ke

jaringan lain menggunakan perangkat yang disebut dengan Router (Listanto, 2011)

tanpa adanya proses routing hubungan antar jaringan tidak akan bisa berlangsung.

2.10 Router

Router merupakan salah satu perangkat dalam du

sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet

menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Router

berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data

dari satu jaringan ke jaringan lainnya.

Router sendiri merupakan elemen yang sangat penting dalam jaringan Internet

(35)

komputer satu ke komputer lainnya. Komputer yang mengatur jalur data tersebut

sering kita sebut dengan router (Listanto, 2011). Secara umum router adalah sebuah

alat pada suatu jaringan computer yang bekerja di network layer pada lapisan OSI

(Open System Interconnection).

Jenis jenis router:

1. Router PC

Router PC adalah komputer dengan sistem operasi yang memiliki fasilitas untuk

membagi dan men-sharing IP Address. Perangkat jaringan (PC) yang terhubung ke

komputer tersebut akan dapat menikmati IP Address atau koneksi Internet yang

disebarkan oleh sistem operasi tersebut. Contoh sistem operasi yang dapat digunakan

adalah semua sistem operasi berbasis client-server, seperti Windows NT, Windows

NT 4.0, Windows 2000 server, Windows 2003 Server, MikroTik (Berbasis Linux),

dan lain-lain.

2. Router Aplikasi

Router aplikasi adalah aplikasi yang dapat di-install pada sistem operasi sehingga

sistem operasi tersebut akan memiliki kemampuan sepertirouter. Contoh aplikasi ini

adalah Winroute, WinGate, SpyGate, dan WinProxy.

3. Router Hardware

Router hardware adalah hardware yang memiliki kemampuan seperti router sehingga

dari hardware tersebut dapat memancarkan atau membagi IP Address dan men-sharing

IP Address. Pada prakteknya router hardware digunakan untuk membagi koneksi

Internet pada suatu ruang atau wilayah. Contoh dari router ini adalah router buatan

pabrik seperti Cisco dan Planet.

Keuntungan menggunakan router pada jaringan adalah :

a. Isolasi trafik broadcast. Kemampuan ini memperkecil beban jaringan karena

(36)

b. Fleksibilitas. Router dapat digunakan pada topologi jaringan apapun dan tidak

peka terhadap masalah kelambatan waktu.

c. Pengaturan prioritas. Router dapat mengimplementasikan mekanisme

pengaturan prioritas antar protokol.

d. Pengaturan konfigurasi. Router umumnya dapat lebih dikonfigurasi daripada

bridge.

e. Isolasi masalah. Router membentuk penghalang antar LAN dan

memungkinkan masalah yang terjadi diisolasi pada LAN tersebut.

f. Pemilihan jalur. Router umumnya lebih cerdas daripada bridge dan dapat

menentukan jalur optimal antar dua sistem.

Kerugian Menggunakan Router :

a. Tergantung pada protokol. Router yang beroperasi pada lapisan network OSI

hanya mampu meneruskan trafik yang sesuai dengan protokol yang

diimplementasikan.

b. Biaya. Router umumnya lebih kompleks daripada bridge dan lebih mahal.

Overhead pemrosesan pada router lebih besar sehingga throughput yang

dihasilkan dapat lebih rendah daripada bridge.

c. Pengalokasian alamat. Dalam Internetwork yang menggunakan router,

memindahkan sebuah mesin dari LAN yang satu ke LAN yang lain berarti

mengubah alamat jaringan pada sistem itu.

d. Sistem tak terjangkau. Penggunaan routing table statik menyebabkan beberapa

sistem dapat terjangkau oleh sistem lain.

2.11 Sejarah Mikrotik

Mikrotik RouterOS™ adalah system operasi yang dirancang khusus untuk network

(37)

dengan Rusia, pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins.

John Trully yang berkebangsaan Amerika Serikat berimigrasi ke Latvia dan berjumpa

Arnis yang sarjana Fisika dan Mekanika di sekitar tahun 1995. Tahun 1996 John dan

Arnis mulai me-routing dunia (visi Mikrotik adalah me-routing seluruh dunia).

Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (WISP), tapi membuat program

router yang handal dan dapat dijalankan di seluruh dunia.

2.11.1 Pengertian Mikrotik

Mikrotik merupakan sistem operasi linux base yang dirancang secara khusus untuk

keperluan networking. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya.

Mikrotik dapat dilihat seperti Winbox. Winbox merupakan perangkat lunak untuk

me-remote mikrotik dalam GUI (Graphic User Interface) sehingga user dengan mudah

dapat mengakses dan mengkonfigurasi router sesuai kebutuhan dengan mudah,

efektif, dan efisien (Herlambang, 2008). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada

standard PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak

memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya sebagai

gateway dan manajemen bandwidth. Untuk keperluan beban yang besar disarankan

untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.

2.11.2 Jenis Mikrotik

Jenis-jenis mikrotik yang tersedia adalah sebagai berikut :

1. Mikrotik Router OS adalah versi mikrotik dalam bentuk perangkat lunak yang dapat

diinstal pada komputer rumahan (PC) melalui CD. Untuk dapat menggunakannya

secara full time, harus membeli licensi key dengan catatan satu lisensi hanya untuk

satu harddisk.

2. Build In Hardware Mikrotik, merupakan mikrotik dalam bentuk perangkat keras

yang khusus dikemas dalam router board yang di dalamnya sudah terinstal

(38)

BrazilFW adalah sistem operasi linux base yang dikembangkan dari

awalnya dimulai oleh Joshua Jackson pada Agustus 2005. Diadopsi ole

merupakan Linux Firewall dan router yang berjalan pada hardware personal computer

standard. Tujuan utama BrazilFW adalah sebagai router dan sebagai firewall yang

akan memberikan perlindungan (Galvao, 2008).

2.13 Monitoring Trafik

Monitoring Trafik adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan

throughput secara sistematis tentang kegiatan jaringan sehingga dapat dilakukan

tindakan koreksi untuk penyempurnaan jaringan itu selanjutnya

Adapun beberapa tujuan dilakukannya monitoring trafik adalah:

1. Network Planning, untuk mendapatkan informasi yang mendukung

perencanaan informasi

2. Research, monitoring trafik jaringan adalah salah satu cara bagi para

administrator untuk memahami dan meneliti jaringannya untuk kemudian

dapat meningkatkan kinerja jaringannya

3. Workload Characterization, memberikan informasi beban kerja yang terjadi

pada suatu jaringan.

2.14 Policy Jaringan

Policy Jaringan merupakan suatu kondisi dan pengaturan yang memudahkan untuk

membatasi dan menentukan siapa yang dapat atau tidak dapat terhubung kejaringan.

Di dalam policy jaringan ini akan ditentukan apa yang boleh diakses, siapa yang boleh

mengakses Internet dan mengatur bandwidth antar sesama client di lingkungan

sekolah untuk mencegah para client berebut koneksi yang mengakibatkan satu client

download file besar, sedangkan client lain merasa koneksinya sangat lambat karena

terpakai oleh client lain agar seluruh elemen sekolah dapat menggunakan Internet

sesuai dengan kebutuhan di bidang masing-masing maka diharapkan sekolah dapat

(39)

2.15 Quality of Service (QoS)

Quality of Service (QoS) adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan

layanan yang baik dengan menyediakan bandwith, mengatasi jitter dan delay.

Parameter QoS adalah latency, jitter, packet loss, throughput, MOS, echo cancellation

dan PDD. QoS sangat ditentukan oleh kualitas jaringan yang digunakan. Terdapat

beberapa factor yang dapat menurunkan nilai QoS, seperti : Redaman, Distorsi, dan

Noise.

QoS didesain untuk membantu end user (client) menjadi lebih produktif

dengan memastikan bahwa user mendapatkan performansi yang handal dari

aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk

menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi

yang berbeda-beda. QoS merupakan suatu tantangan yang besar dalam jaringan

berbasis IP dan Internet secara keseluruhan.

Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan layanan yang

berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama. QoS menawarkan kemampuan

untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang disediakan, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif.

2.16 Bandwidth

Bandwidth merupakan suatu ukuran dari banyaknya informasi yang dapat mengalir

dari suatu tempat ketempat yang lain dalam suatu waktu tertentu. Bandwidth dapat

dipakaikan untuk mengukur baik aliran data analog maupun digital. Sekarang

bandwidth lebih banyak digunakan untuk mengukur aliran data digital. Satuan yang

dipakai untuk bandwidth adalah bits per second atau sering disingkat sebagai bps.

Seperti kita tahu bahwa bit atau binary digit adalah basis angka yang terdiri dari angka

(40)

mengalir dari suatu tempat ketempat yang lain dalam setiap detiknya melalui suatu

media (Riadi I, 2010).

Bandwidth secara umum dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

1. Up Stream adalah bandwidth yang digunakan untuk mengirim data (missal

mengirim file melalui ftp kesalah satu alamat jaringan)

2. Down Stream adalah bandwidth yang digunakan untuk menerima data (misal

menerima file atau data dari suatu alamat jaringan).

2.17 Web Proxy

Proxy server adalah sebuah komputer server atau program komputer yang dapat

bertindak sebagai komputer lainnya untuk melakukan request terhadap content dari

Internet. Penghematan bandwidth dan penambahan kecepatan browsing paling banyak

dilakukan disini. Web proxy digunakan untuk menyimpan semua data yang pernah

diakses oleh browser di sisi klien ke storage lokal jadi jika suatu saat ada klien yang

membuka halaman yang sama maka isi web tersebut sebagian besar diambil dari

storage lokal sehingga terasa lebih cepat dan juga lebih menghemat bandwidth

(Hardana,2011).

Secara teknis penerapan web proxy dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Nontransparent Web Proxy

User boleh memilih untuk menggunakan atau tidak fasilitas web proxy yang

ada meski secara teknis sebenarnya web proxy telah diset oleh admin dan siap

digunakan.

b. Transparent Web Proxy

Klien dipaksa untuk memakai proxy yang telah disediakan oleh sistem. Cara

ini lebih menghemat waktu karena hanya melakukan konfigurasi di satu

tempat maka semua klien sudah otomatis menggunakan proxy.

2.18 Bandwidth Limiter

Bandwidth limiter diperlukan untuk membatasi bandwidth klien agar penggunaanya

adil (Hardana, 2011). Salah satu cara untuk membagi bandwidth adalah dengan

(41)

Simple queue adalah cara membagi bandwith yang paling sederhana. Membagi

bandwidth dengan cara simple queue ini hanya dengan membagi bandwidth yang

tersedia dengan jumlah klien.

Adapun fitur yang dimiliki oleh simple queue adalah:

1. Mengizinkan pembuatan aturan queue dengan pemilihan interval waktu

2. Penggunaan prioritas

(42)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam merancang sebuah sistem, analisis mutlak harus dilakukan. Dengan melakukan

analisis yang baik terhadap sistem yang sedang berjalan, maka akan memudahkan

dalam melakukan perancangan sistem yang akan dilakukan.

3.1 Gambaran Umum Sekolah

SMA Kesatria Medan adalah salah satu sekolah menengah atas swasta yang dibawahi

oleh yayasan Kesatria dan telah berdiri sejak tahun 1935, sama seperti

sekolah-sekolah lainnya SMA Kesatria Medan juga telah mengenal Internet dan

mengimplementasikan penggunaan Internet di lingkungan sekolah sejak beberapa

tahun lalu. Akan tetapi, penggunaan Internet di sekolah ini masih tidak teratur dan

semua elemen sekolah bebas mengakses Internet tanpa ada aturan-aturan yang pasti

dalam penggunaanya.

Penggunaan Router pada jaringan LAN dapat membantu permasalahan yang

terjadi pada sekolah ini, dengan menggunakan Router sekolah dapat menentukan

pembagian antar user yang bisa mengakses Internet, situs maupun download file apa

saja yang dapat diakses serta membagi bandwidth masing-masing user agar

penggunaan Internet pada sekolah ini dapat lebih terorganisir. Dengan adanya

penggunaan Internet yang telah terorganisir maka pihak-pihak yang akan

(43)
[image:43.595.109.522.104.341.2]

Gambar 3.1 Denah SMA Kesatria Medan

3.2 Struktur Organisasi

SMA Kesatria Medan memiliki sebuah struktur organisasi yang ada di dalamnya.

Adapun struktur organisasi dari SMA Kesatria Medan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Struktur Organisasi SMA Kesatria Medan Kepala Sekolah

PKS Bidang Kesiswaan PKS Bidang

Kurikulum

Kepala Tata Usaha

Wali Kelas

[image:43.595.127.532.499.736.2]
(44)

3.3 Analisis Sistem yang Berjalan

Penggunaan Internet pada SMA Kesatria Medan masih tidak teratur dan bebas

sehingga trafik Internet pada SMA Kesatria ini tergolong tinggi. Trafik Internet yang

tinggi dapat mengakibatkan jaringan Internet yang tersedia di SMA Kesatria menjadi

lambat sehingga perlu dianalisis trafik Internet yang ada di SMA Kesatria ini agar

dapat ditentukan policy jaringan yang akan dibuat untuk membantu mengurangi beban

trafik tersebut.

Pembuatan policy jaringan ini juga bermanfaat untuk menentukan siapa yang

dapat koneksi Internet dan siapa yang tidak dapat terkoneksi Internet, menentukan

situs-situs apa saja yang bisa diakses dan tidak bisa diakses oleh elemen sekolah serta

membatasi penggunaan bandwidth setiap klien agar setiap klien mendapatkan

bandwidth yang merata dan adil. Setelah policy jaringan diimplementasikan maka

perlu dilakukan trafik Internet kembali untuk melihat beban trafik setelah adanya

policy jaringan.

3.3.1 Topologi Jaringan SMA Kesatria Medan

SMA Kesatria Medan memiliki sebuah jaringan komputer. Di dalam jaringan

komputer yang ada di gunakan topologi jaringan. Berikut adalah bentuk topologi

(45)

Gambar 3.3 Topologi jaringan LAN SMA Kesatria Medan.

Komputer yang terhubung jaringan Internet pada SMA Kesatria Medan

berjumlah sekitar 22 komputer. Dengan menggunakan topologi star dan untuk

menghubungkan jaringannya digunakan switch. dan hanya memiliki satu buah server.

SMA Kesatria Medan menggunakan Internet Service Provider (ISP) speedy dengan

jumlah bandwidth keseluruhan 512 KB.

3.3.2 Permasalahan yang dihadapi

SMA Kesatria Medan sebagai salah satu SMA swasta di Medan mengandalkan

Internet untuk membantu kegiatan belajar mengajar dan mencari informasi bagi

seluruh elemen sekolah. Internet telah menjadi salah satu kebutuhan bagi SMA

Kesatria Medan dalam kegiatan sehari-hari baik untuk kebutuhan laboratorium,

mencari bahan untuk menunjang proses belajar mengajar serta mendapatkan informasi

yang bermanfaat lainnya. Namun, fungsi dari pemakaian Internet pada SMA Kesatria

Medan sendiri belum diatur dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara maksimal

dan sesuai dengan kebutuhan.

Salah satu contohnya adalah seringnya elemen sekolah menyalahgunakan

penggunaan Internet di sekolah dengan seringnya mengakses situs seperti

game online dan situs-situs yang tak berhubungan dengan kepentingan sekolah. Oleh

karena itu, perlu dilakukan pengaturan agar pemakaian Internet di SMA Kesatria

Medan lebih teratur dan merata dalam penggunaanya.

Untuk menganalisa kebutuhan sistem maka dilakukan pembuatan quisioner

yang diisi oleh 74 siswa untuk mendapatkan data yang akurat tentang situs-situs yang

(46)
[image:46.595.156.476.137.392.2]

Table 3.1 Situs yang sering diakses oleh murid

No. Keterangan Responden Persentase

1. Situs-situs apa saja yang

sering diakses selama

praktek komputer disekolah

1. www. Facebook.com

2. www. Google.com

3. www. Twitter.com

4. www. Youtube.com

5. www. Yahoo.com

6. www.4shared.com

7. Situs lainnya

70

52

47

38

28

5

27

19.55

14.52

12.52

10.61

7.82

1.40

7.53

Dari pertanyaan yang pertama, dapat diambil kesimpulan bahwa situs yang

sering diakses oleh murid adalah www.facebook.com, dengan jumlah responden

sebanyak 74 orang.

[image:46.595.110.542.471.738.2]
(47)
[image:47.595.127.533.425.655.2]

Table 3.2 Waktu Akses Internet Siswa

No. Keterangan Responden Persentase

1. Waktu akses Internet yang

dilakukan oleh murid di

Lab

1. 9.00 – 10.30

2. 10.30 – 12.00

35

39

47.29

52.71

Dari pertanyaan kedua dapat disimpulkan bahwa persentase waktu untuk akses

Internet yang dilakukan oleh Siswa pada pukul 10.30 – 12.00. adalah waktu terpadat,

yang diakses pada waktu lab berlangsung.

Gambar 3.5 Waktu Akses Internet Siswa

Masalah lainnya adalah pengaturan pembagian bandwidth pada SMA Kesatria

Medan belum merata sehingga yang sering terjadi pada SMA Kesatria Medan adalah

(48)

kegiatan belajar mengajar secara bersamaan maka hal ini akan mengakibatkan koneksi

Internet menjadi lambat karena semua bandwidth yang tersedia telah dipakai dan

menyebabkan terganggunya pengguna lainnya dalam mengakses Internet untuk

kepentingan dan kebutuhan sekolah. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengaturan

bandwidth pada sekolah ini. Namun, sebaiknya pengaturan ini tidak dilakukan pada

seluruh pengguna Internet di SMA Kesatria Medan misalnya pada kepala sekolah

yang memang membutuhkan Internet dengan kecepatan tinggi untuk mencari

informasi tentang perkembangan dunia pendidikan yang sedang berjalan maka tidak

dibatasi penggunaannya untuk kebutuhan sekolah agar sekolah dapat mengikuti

perkembangan pendidikan yang ada. Untuk guru/pegawai dan murid diberikan

pembatasan dalam penggunaan bandwidth. Gambaran trafik sebelum dilakukannya

[image:48.595.113.525.378.586.2]

policy jaringan dapat dilihat dari graph pada Gambar 3.6 dibawah ini.

Gambar 3.6 Traffik Internet sebelum dilakukan Policy Jaringan

Jadi, berdasarkan uraian dan gambar trafik diatas dapat disimpulkan

permasalahan yang sedang dihadapi oleh SMA Kesatria Medan diantaranya:

1. Penggunaan Internet yang belum teratur

2. Tidak adanya pengaturan policy jaringan pada SMA Kesatria Medan

(49)

user.

3.3.3 Usulan Solusi Terhadap Masalah

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksa jaringan yang ada apakah

rusak atau mengalami gangguan yang berarti. Apabila setelah melakukan pemeriksaan

ternyata tidak ada kerusakan pada jaringan, maka dapat segera dilakukan pengaturan

jaringan. Dalam pemecahan permasalahan ini, alternatif yang akan dipakai adalah

dengan menggunakan router. Tool yang digunakan untuk melakukan pengaturan

tersebut adalah dengan menggunakan winbox v2.2.18 untuk mengatur segala

keperluan yang berkaitan dengan penggunaan Internet agar dapat memaksimalkan

penggunaan bandwidth di SMA Kesatria Medan. Dengan mengkonfigurasi router

mikrotik menggunakan winbox, website-website yang boleh diakses oleh elemen

sekolah dapat dibatasi. Selain itu bandwidth juga ditentukan agar koneksi Internet

dapat terjaga kualitasnya dengan baik bagi yang memerlukan.

Untuk menyelesaikan masalah yang terdapat di SMA Kesatria Medan maka

dibuatlah suatu solusi dengan menggunakan router yaitu Mikrotik RouterOS atau

BrazilFW. Mikrotik RouterOS atau BrazilFW ditempatkan sebagai jembatan antara

LAN SMA Kesatria Medan dengan Internet. Kemampuan dari Mikrotik RouterOS

atau BrazilFW dapat menjadi solusi dari masalah yang selama ini dialami oleh SMA

Kesatria Medan. Dipilihnya Mikrotik RouterOS atau BrazilFW sebagai solusi untuk

mengatasi permasalahan di SMA Kesatria Medan dikarenakan kemampuannya tidak

hanya terbatas pada routing tapi dapat juga sebagi firewall, IP Proxy, Web Proxy dan

juga memanajemen bandwidth. Penggunaan Mikrotik RouterOS atau BrazilFW juga

sangat mudah bagi administrator karena sudah menggunakan GUI pada tampilannya.

Mikrotik RouterOS atau BrazilFW juga tersedia dalam bentuk software yang dapat

(50)

Fitur-fitur Mikrotik RouterOS dan BrazilFW yang akan dipergunakan pada

jaringan SMA Kesatria Medan:

Tabel 3.3 : Fitur Mikrotik RouterOS dan Brazil FW yang digunakan

No Fitur Kegunaan

1. IP Memetakan IP address ke Router

2. Simple Queue Memanage bandwidth berdasarkan IP address.

3. Web-proxy Menyaring paket data yang akan dikirim ke client web.

Untuk pemberian IP address, penggunaan IP address statis diperlukan pada

jaringan SMA Kesatria Medan, IP address di-assign secara statis dengan pembagian

berdasarkan bagian atau jabatan. Hal ini dilakukan supaya keamanan jaringan lebih

terjaga. Untuk mengatasi permasalahan dengan alokasi bandwidth, digunakan fitur

simple queue pada Mikrotik RouterOS yang akan dibandingkan dengan fiturnya di

BrazilFW. Fitur ini akan menyediakan layanan kepada SMA Kesatria Medan untuk

dapat memberikan alokasi bandwidth pada setiap client berdasarkan IP address.

Simple Queue dapat digunakan apabila jaringan SMA Kesatria Medan telah

menerapkan IP address statis. Dengan menerapkan IP seperti yang dijelaskan di atas,

maka apabila pengguna komputer ingin menghindari Simple Queue, maka pengguna

komputer tesebut justru tidak dapat terhubung dengan Internet.

Pemberian hak akses istimewa bagi user yang membutuhkan juga dapat

dilakukan sehingga jaringan yang ada pada sekolah ini dapat teroptimasi. Alasan

digunakan kedua router ini dikarenakan selain harganya yang murah, kedua router

tersebut juga memiliki banyak fitur dan fungsi-fungsi untuk me-manage jaringan.

Mikrotik Router OS adalah sistem operasi varian linux atau unix yang fungsi

utamanya untuk routing. Sistem operasi ini disertai dengan berbagai macam metode

routing yang lengkap sehingga pengkonfigurasian dapat dilakukan sesuai keinginan

pemakai. Dengan menggunakan router Mikrotik atau BrazilFW, maka penggunaan

(51)

seoptimal mungkin.

Aturan-aturan yang akan diterapkan SMA Kesatria Medan adalah sebagai

berikut:

a. User hanya boleh menggunakan Internet untuk mengakses informasi yang

diperlukan untuk keperluan kegiatan belajar mengajar.

b. Bandwidth yang diberikan kepada user di SMA Kesatria Medan terbatas.

c. Siswa dan guru juga dilarang untuk men-download file-file yang ber-ekstensi

*.avi, *.flv, *. wmv, *.mp3.

d. Website-website yang akan diblok terdiri dari : facebook, twitter, youtube,

kaskus, friendster, yahoo messenger.

e. Selain itu situs-situs yang mengandung content pornoakan diblok sepenuhnya.

Tabel 3.4 Kebijakan Sekolah tentang Situs yang tidak dapat diakses

No

. User IP

Yang tidak dapat diakses

Situs Ekstensi file

Download

1 Kepala

Sekolah 192.168.1.24

- -

2 Guru/pegawa

i 192.168.1.2,

192.168.1.25, 192.168.1.26, 192.168.1.36, 192.168.1.37 *.avi, *.flv, *.wmv, *.3gp

3 Siswa

(52)

m

yahoo messenger

Selain membatasi situs-situs yang bisa diakses atau tidak, SMA Kesatria juga

membagi bandwidth yang tersedia agar penggunaan bandwidth pada sekolah merata,

untuk melihat pembagian bandwidth pada SMA Kesatria Medan dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 3.5 : Kebijakan sekolah tentang pembagian bandwidth

No. User Upload Download

1 Kepala Sekolah 512 Kb 256 Kb

2 Guru / pegawai 256 Kb 128 Kb

3 Siswa 128 Kb 64 Kb

3.4 Analisis Perancangan

Perancangan yang akan dibangun disini merupakan tahapan dari perencanaan

perancangan Router yang akan digunakan di jaringan SMA Kesatria Medan, untuk

melakukan perancangan tersebut digunakan 2 (dua) buah router yang berbeda system,

yang pertama menggunakan system Mikrotik dan router kedua menggunakan system

Brazil FW, dan pengkonfigurasian antara kedua system tersebut. Kedua router tersebut

akan dibandingkan untuk mendapatkan salah satu router yang sesuai dengan

kebutuhan pada jaringan SMA Kesatria Medan.

3.4.1 Flowchart

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus dan menggambarkan

langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu

algoritma.

(53)

Perencanaan sistem kerja dari policy jaringan yang akan dibangun adalah

apabila client mengakses Internet maka router mengecek apaka IP address user yang

melakukan koneksi Internet adalah IP address yang dibolehkan, jika tidak maka

koneksi akan terputus, jika dibolehkan maka user akan terkoneksi Internet dan dapat

memasukkan nama situs yang ingin diakses, tetapi jika situs yang diakses client

adalah termasuk situs yang di block maka client akan kembali kehalaman awal untuk

memasukkan alamat situs, tetapi jika situs yang diakses adalah situs yang dibolehkan

maka client akan langsung terkoneksi dengan situs tersebut.

Dari penjelasan diatas dapat digambarkan flowchart sistem yang akan

dibangun atau dirancang dengan menggunakan Mikrotik ataupun BrazilFW adalah

sebagai berikut:

Ya

Tidak

Tidak

Router cek apakah situs yang dibuka boleh diakses

Router cek apakah klien bisa koneksi

Internet Start

Ya

(54)

Gambar 3.7 Flowchart Policy Jaringan

3.4.2 Diagram Konteks (Context Diagram )

Diagram konteks merupakan diagram yang terdiri dari suatu proses dan

mengambarkan ruang lingkup suatu sistem, diagram konteks memberi gambaran

umum tentang keseluruhan sistem yang dirancang.

Gambar 3.8 Diagram Konteks Proses Policy Jaringan

3.4.3 Uses Case Diagram

Use Case Diagram merupakan salah satu diagram untuk memodelkan aspek perilaku

sistem. Masing-masing use case menunjukkan sekumpulan use case, actor, dan

hubungannya. Proses use case dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Ya

ROUTER USER

Browsing Download

Browsing/Download diAkses/ ditolak

Klien terhubung / terkoneksi Internet

(55)
[image:55.595.109.499.79.291.2]

Gambar 3.9 Uses Case Diagram Policy Jaringan

3.5 Perancangan Sistem

Untuk mengatasi permasalahan jaringan yang ada di SMA Kesatria maka sebaiknya

dilakukan perbandingan perancangan jaringan menggunakan mikrotik dan Brazil FW.

Dengan adanya perbandingan tersebut, maka dapat diambil satu dari sistem operasi

yang kemudian akan digunakan sebagai router di SMA Kesatria, optimasi jaringan

dapat dilakukan dengan menetapkan berbagai policy serta memusatkan jaringan.

Selain memaksimalkan komunikasi, pengaturan yang dilakukan juga dapat menekan

biaya internet yang sudah diberikan berbagai policy. Adapun rancangan topologi yang

(56)
[image:56.595.107.526.82.413.2]

Gambar 3.10 Topologi jaringan yang akan dibangun

3.5.1 Spesifikasi Sistem yang digunakan

Sistem yang akan dibangun untuk jaringan komputer pada SMA Kesatria

menggunakan RouterOS Mikrotik 3.3.0 sebagai servernya, spesifikasi sistem yang

digunakan terdiri dari :

3.5.1.1Hardware

Berikut ini adalah spesifikasi hardware yang digunakan untuk perancangan jaringan di

SMA Kesatria.

(57)

Gambar

Gambar 3.2 Struktur Organisasi SMA Kesatria Medan
Table 3.1 Situs yang sering diakses oleh murid
Table 3.2 Waktu Akses Internet Siswa
Gambar 3.6 Traffik Internet sebelum dilakukan Policy Jaringan
+7

Referensi

Dokumen terkait