• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Tenaga Kerja dengan Metode Profile Matching (Studi Kasus PT. Adhi Karya (Persero), Tbk Divisi Konstruksi VII).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Tenaga Kerja dengan Metode Profile Matching (Studi Kasus PT. Adhi Karya (Persero), Tbk Divisi Konstruksi VII)."

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

SELEKSI TENAGA KERJA DENGAN METODE PROFILE MATCHING (STUDI KASUS PT. ADHI KARYA (PERSERO), TBK DIVISI

KONSTRUKSI VII)

Nama : I Nyoman Ega Beerawa

NIM : 07.41010.0319

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

ABSTRAK

Keberhasilan suatu perusahaan merupakan peran serta tenaga kerja sebagai

Sumber Daya manusia (SDM) yang menjalankan segala macam aktifitas demi

kemajuan perusahaan. Oleh karena itu, SDM harus dipelihara dan diseleksi

dengan tepat agar menunjukkan kinerja yang baik dan optimal. Hal ini berlaku

bagi tenaga kerja baru maupun tenaga kerja lama. Dalam pemilihan atau seleksi

tenaga kerja seringkali terjadi masalah, salah satunya adalah penilaian subyektif

terhadap seseorang sehingga proses tidak berjalan dengan semestinya dan hasil

yang dicapai kemungkinan tidak sesuai target.

Maka diperlukan suatu sistem yang dapat menangani seleksi tenaga kerja

yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh jabatan sesuai dengan

kriteria yang dimiliki. Diharapkan dengan adanya sistem ini dapat membantu

pihak manajer dalam menganalisis para tenaga kerja yang sesuai dengan kriteria

jabatan tertentu.

Sistem ini dapat membantu perusahaan terutama dalam periode seleksi

tenaga kerja menggunakan metode profile matching, sehingga sesuai dengan

kompetensi suatu jabatan yang akan ditempati. Perusahaan akan mendapatkan

tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kriteria jabatan yang dicari dan bagi

tenaga kerja akan dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan

pada jabatannya.

(3)

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Sistem Informasi Sumber Daya Manusia ... 6

2.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan ... 7

2.3 Pemetaan Potensi Tenaga Kerja ... 13

2.4 Sistem Penilaian Jabatan ... 16

2.5 Kompetensi ... 19

2.6 Profile Matching ... 20

2.6.1 Penentuan Bobot Nilai Gap ... 21

2.6.2 Perhitungan dan Pengelompokan CF dan SF ... 22

(4)

2.6.4 Perhitungan Ranking ... 24

2.7 World Wide Web ... 24

2.7.1 Cara Kerja World Wide Web ... 25

2.7.2 Pengembangan World Wide Web ... 26

2.8 Database (Basis Data) ... 28

2.9 PHP ... 29

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 31

3.1 Analisa Sistem ... 31

3.2 Alur Proses Aplikasi ... 33

3.2.1 Pemetaan Gap Kompetensi ... 35

3.2.2 Profile Matching ... 47

3.3 Perancangan Sistem ... 52

3.3.1 Diagram Berjenjang ... 52

3.3.2 System Flow ... 53

3.3.3 Context Diagram ... 54

3.3.4 Pemodelan Database ... 61

3.3.4.1 Conceptual Data Model (CDM) ... 61

3.3.4.2 Physical Data Model (PDM) ... 62

3.3.5 Struktur Tabel ... 63

3.4 Desain Input Output ... 68

3.5 Perancangan Uji Coba Sistem ... 92

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 104

4.1 Implementasi ... 104

(5)

4.2 Implementasi Program ... 106

4.3 Evaluasi Sistem ... 144

BAB V PENUTUP ... 156

5.1 Kesimpulan ... 156

5.2 Saran ... 156

DAFTAR PUSTAKA ... 157

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel Bobot Nilai Gap ... 22

Tabel 3.1 Pedoman Nilai GAP ... 35

Tabel 3.2 Profil Jabatan “Jabatan ABC” ... 45

Tabel 3.3 Profil Calon Tenaga Kerja “Karyawan XYZ” ... 46

Tabel 3.4 Nilai Gap “Karyawan XYZ” Pada “Jabatan ABC” ... 46

Tabel 3.5 Bobot Nilai Gap Calon Tenaga Kerja “Kandidat XYZ”... 47

Tabel 3.6 Core Factor dan Secondary Factor pada “Jabatan ABC” ... 49

Tabel 3.7 Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor “Kandidat XYZ” pada “Jabatan ABC” ... 49

Tabel 3.8 Perhitungan Aspek NKI, NPK, NK Pelamar “Kandidat XYZ” ... 51

Tabel 3.9 Tabel Hasil Akhir Proses Profile matching ... 51

Tabel 3.10 Proyek ... 63

Tabel 3.11 Departemen ... 63

Tabel 3.12 Jabatan ... 63

Tabel 3.13 Profil Jabatan... 64

Tabel 3.14 Pelamar... 64

Tabel 3.15 Profil Pelamar ... 65

Tabel 3.16 Profil... 65

Tabel 3.17 Faktor ... 65

Tabel 3.18 Profil Bobot ... 66

Tabel 3.19 Profil Matching ... 66

Tabel 3.20 Ranking ... 67

(7)

Tabel 3.24 Perancangan Uji Coba Halaman Login ... 93

Tabel 3.25 Perancangan Uji Coba Halaman Lowongan Departemen... 93

Tabel 3.26 Perancangan Uji Coba Halaman Lowongan Proyek ... 94

Tabel 3.27 Perancangan Uji Coba Halaman Maintenance Departemen ... 94

Tabel 3.28 Perancangan Uji Coba Halaman Maintenance Proyek ... 94

Tabel 3.29 Perancangan Uji Coba Halaman Maintenance Jabatan ... 95

Tabel 3.30 Perancangan Uji Coba Halaman Maintenance Pelamar ... 95

Tabel 3.31 Perancangan Uji Coba Halaman Maintenance Profil ... 96

Tabel 3.32 Perancangan Uji Coba Halaman Maintenance Profil Jabatan ... 96

Tabel 3.33 Perancangan Uji Coba Halaman Maintenance Profil Pelamar ... 97

Tabel 3.34 Perancangan Uji Coba Halaman Maintenance Periode ... 97

Tabel 3.35 Perancangan Uji Coba Halaman Laporan Pelamar Periode... …… 97

Tabel 3.36 Perancangan Uji Coba Halaman Laporan Pelamar Berdasar Jabatan Departemen ... 98

Tabel 3.37 Perancangan Uji Coba Halaman Laporan Pelamar Berdasar Jabatan Proyek ... 98

Tabel 3.38 Perancangan Uji Coba Halaman Laporan Jabatan Departemen yang Kosong... 99

Tabel 3.39 Perancangan Uji Coba Halaman Laporan Jabatan Proyek yang Kosong ... 99

Tabel 3.40 Perancangan Uji Coba Halaman Laporan Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar Periode ... 100

Tabel 3.41 Perancangan Uji Coba Halaman Laporan Peringkat Pelamar pada Proyek Berdasar Periode ... 100

(8)

Tabel 3.43 Perancangan Uji Coba Halaman Laporan Peringkat Pelamar

pada Proyek Berdasar Jabatan ... 101

Tabel 3.44 Perancangan Uji Coba Halaman Laporan Detil Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar Periode ... 102

Tabel 3.45 Perancangan Uji Coba Halaman Laporan Detil Peringkat Pelamar pada Proyek Berdasar Periode ... 102

Tabel 3.46 Perancangan Uji Coba Halaman Laporan Detil Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar Jabatan ... 103

Tabel 3.47 Perancangan Uji Coba Halaman Laporan Peringkat Pelamar pada Proyek Berdasar Jabatan ... 103

Tabel 4.1 Profil Jabatan Production Manager Assistant ... 122

Tabel 4.2 Tabel Profil Pelamar Aspek Kemampuan Intelektual... 123

Tabel 4.3 Tabel Profil Pelamar Aspek Perilaku Kerja ... 124

Tabel 4.4 Tabel Profil Pelamar Aspek Kebiasaan ... 125

Tabel 4.5 Tabel Bobot Nilai gap ... 128

Tabel 4.6 Tabel Bobot Pelamar Aspek Kemampuan Intelektual ... 129

Tabel 4.7 Tabel Bobot Pelamar Aspek Perilaku Kerja ... 129

Tabel 4.8 Tabel Bobot Pelamar Aspek Kebiasaan ... 130

Tabel 4.9 Tabel Pengelompokan Bobot Nilai Gap Aspek Kemampuan Intelektual (K0001) ... 131

Tabel 4.10 Tabel Pengelompokan Bobot Nilai Gap Aspek Perilaku Kerja (K0001) ... 133

Tabel 4.11 Tabel Pengelompokan Bobot Nilai Gap Aspek Kebiasaan (K0001) ... 134

Tabel 4.12 Tabel Perhitungan Aspek Kemampuan Intelektual, Perilaku Kerja, dan Kebiasaan Pelamar (K0001) ... 136

Tabel 4.13 Tabel Hasil Akhir Proses Profile matching ... 137

(9)

Tabel 4.17 Uji Coba Halaman Lowongan Proyek ... 146

Tabel 4.18 Uji Coba Halaman Maintenance Departemen ... 146

Tabel 4.19 Uji Coba Halaman Maintenance Proyek ... 147

Tabel 4.20 Uji Coba Halaman Maintenance Jabatan ... 147

Tabel 4.21 Uji Coba Halaman Maintenance Pelamar ... 147

Tabel 4.22 Uji Coba Halaman Maintenance Profil ... 148

Tabel 4.23 Uji Coba Halaman Maintenance Profil Jabatan ... 148

Tabel 4.24 Uji Coba Halaman Maintenance Profil Pelamar... 149

Tabel 4.25 Uji Coba Halaman Maintenance Periode... 149

Tabel 4.26 Uji Coba Halaman Laporan Pelamar Berdasar Periode . ………… 150

Tabel 4.27 Uji Coba Halaman Laporan Pelamar Berdasar Jabatan Departemen ... 150

Tabel 4.28 Uji Coba Halaman Laporan Pelamar Berdasar Jabatan Proyek ... 150

Tabel 4.29 Uji Coba Halaman Laporan Jabatan Departemen yang Kosong .... 151

Tabel 4.30 Uji Coba Halaman Laporan Jabatan Proyek yang Kosong ... 151

Tabel 4.31 Uji Coba Halaman Laporan Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar Periode ... 151

Tabel 4.32 Uji Coba Halaman Laporan Peringkat Pelamar pada Proyek Berdasar Periode ... 152

Tabel 4.33 Uji Coba Halaman Laporan Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar Jabatan ... 152

Tabel 4.34 Uji Coba Halaman Laporan Peringkat Pelamar pada Proyek Berdasar Jabatan... 153

(10)

Tabel 4.36 Uji Coba Halaman Laporan Detil Peringkat Pelamar pada

Proyek Berdasar Periode ... 154

Tabel 4.37 Uji Coba Halaman Laporan Detil Peringkat Pelamar pada

Departemen Berdasar Jabatan ... 154

Tabel 4.38 Uji Coba Halaman Laporan Peringkat Pelamar pada Proyek

(11)

Gambar 2.1 Karakteristik dan Kemampuan SPK ... 8

Gambar 2.2 Komponen SPK ... 12

Gambar 3.1 Document Flow Penempatan Tenaga Kerja ... 32

Gambar 3.2 Flowchart Alur Proses Aplikasi Seleksi dengan Profile Matching ... 34

Gambar 3.3 Diagram Berjenjang ... 53

Gambar 3.4 System Flow Proses Seleksi Tenaga Kerja dengan Metode Profile Matching ... 54

Gambar 3.5 Context Diagram Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Tenaga Kerja dengan Metode Profile Matching ... 55

Gambar 3.6 DFD level 0 Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Tenaga Kerja dengan Metode Profile Matching ... 56

Gambar 3.7 DFD Level 1 Proses maintenance Data... 57

Gambar 3.8 DFD Level 1 Proses Profile Matching ... 58

Gambar 3.9 DFD Level 2 Proses Perhitungan Core factor dan Secondary Factor... 60

Gambar 3.10 Conceptual Data Model ... 61

Gambar 3.11 Physical Data Model ... 62

Gambar 3.12 Desain Form Lowongan Departemen ... 69

Gambar 3.13 Desain Form Detil Lowongan Departemen ... 69

Gambar 3.14 Desain Form Daftar Lowongan Departemen ... 70

Gambar 3.15 Desain Form Upload Photo Lowongan Departemen ... 70

Gambar 3.16 Desain Form Lowongan Proyek ... 71

Gambar 3.17 Desain Form Detil Lowongan Proyek ... 71

(12)

Gambar 3.19 Desain Form Upload Photo Lowongan Proyek ... 72

Gambar 3.20 Desain Form Login... 73

Gambar 3.21 Desain Form Maintenance Departemen ... 74

Gambar 3.22 Desain Form Maintenance Departemen Insert ... 74

Gambar 3.23 Desain Form Maintenance Departemen Update ... 75

Gambar 3.24 Desain Form Maintenance Proyek ... 75

Gambar 3.25 Desain Form Maintenance Proyek Insert ... 76

Gambar 3.26 Desain Form Maintenance Proyek Update... 76

Gambar 3.27 Desain Form Maintenance Jabatan ... 77

Gambar 3.28 Desain Form Maintenance Jabatan Departemen Insert ... 78

Gambar 3.29 Desain Form Maintenance Jabatan Departemen Update ... 78

Gambar 3.30 Desain Form Maintenance Jabatan Proyek Insert ... 79

Gambar 3.31 Desain Form Maintenance Jabatan Proyek Update... 79

Gambar 3.32 Desain Form Maintenance Pelamar ... 80

Gambar 3.33 Desain Form Maintenance Pelamar Insert ... 81

Gambar 3.34 Desain Form Maintenance Pelamar Update ... 81

Gambar 3.35 Desain Form Maintenance Pelamar Upload Photo ... 82

Gambar 3.36 Desain Form Maintenance Profil ... 82

Gambar 3.37 Desain Form Maintenance Profil Update ... 83

Gambar 3.38 Desain Form Maintenance Profil Jabatan ... 83

Gambar 3.39 Desain Form Maintenance Profil Jabatan Insert ... 84

Gambar 3.40 Desain Form Maintenance Profil Jabatan Update ... 84

Gambar 3.41 Desain Form Maintenance Profil Pelamar ... 85

(13)

Gambar 3.45 Desain Form Maintenance Periode Insert ... 87

Gambar 3.46 Desain Form Maintenance Periode Update ... 87

Gambar 3.47 Desain Laporan Pelamar Berdasar Periode ... 88

Gambar 3.48 Desain Laporan Pelamar Berdasar Jabatan Departemen... 88

Gambar 3.49 Desain Laporan Pelamar Berdasar Jabatan Proyek ... 89

Gambar 3.50 Desain Laporan Jabatan Departemen yang Kosong ... 89

Gambar 3.51 Desain Laporan Jabatan Proyek yang Kosong ... 89

Gambar 3.52 Desain Laporan Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar Periode ... 90

Gambar 3.53 Desain Laporan Peringkat Pelamar pada Proyek Berdasar Periode... 90

Gambar 3.54 Desain Laporan Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar Jabatan... 90

Gambar 3.55 Desain Laporan Peringkat Pelamar pada Proyek Berdasar Jabatan ... 91

Gambar 3.56 Desain Laporan Detil Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar Periode ... 91

Gambar 3.57 Desain Laporan Detil Peringkat Pelamar pada Proyek Berdasar Periode ... 91

Gambar 3.58 Desain Laporan Detil Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar Jabatan... 92

Gambar 3.59 Desain Laporan Detil Peringkat Pelamar pada Proyek Berdasar Jabatan... 92

Gambar 4.1 Bagan Implementasi ... 104

Gambar 4.2 Halaman Daftar Lowongan Jabatan pada Departemen ... 107

(14)

HRD ... 108

Gambar 4.4 Halaman Input Data Pelamar pada Jabatan HRD Manager Asst 108 Gambar 4.5 Halaman Upload Photo Pelamar pada Jabatan HRD Manager Asst ... 108

Gambar 4.6 Halaman Login Admin ... 109

Gambar 4.7 Halaman Maintenance Departemen ... 110

Gambar 4.8 Halaman Insert Maintenance Departemen ... 110

Gambar 4.9 Halaman Update Maintenance Departemen ... 110

Gambar 4.10 Halaman Maintenance Proyek ... 111

Gambar 4.11 Halaman Insert Maintenance Proyek ... 111

Gambar 4.12 Halaman Update Maintenance Proyek ... 111

Gambar 4.13 Halaman Maintenance Jabatan ... 112

Gambar 4.14 Halaman Insert Maintenance Jabatan Departemen ... 112

Gambar 4.15 Halaman Update Maintenance Jabatan Departemen ... 113

Gambar 4.16 Halaman Insert Maintenance Jabatan Proyek ... 113

Gambar 4.17 Halaman Update Maintenance Jabatan Proyek ... 113

Gambar 4.18 Halaman Maintenance Pelamar ... 114

Gambar 4.19 Halaman Detil Maintenance Pelamar ... 114

Gambar 4.20 Halaman Insert Maintenance Pelamar... 115

Gambar 4.21 Halaman Update Maintenance Pelamar ... 115

Gambar 4.22 Halaman Upload Photo Maintenance Pelamar... 116

Gambar 4.23 Halaman Maintenance Profil ... 116

Gambar 4.24 Halaman Update Maintenance Profil ... 117

Gambar 4.25 Halaman Maintenance Profil Jabatan ... 118

(15)

Gambar 4.29 Halaman Insert Maintenance Profil Pelamar ... 120

Gambar 4.30 Halaman Update Maintenance Profil Pelamar ... 120

Gambar 4.31 Halaman Maintenance Periode... 120

Gambar 4.32 Halaman Insert Maintenance Periode ... 121

Gambar 4.33 Halaman Update Maintenance Periode ... 121

Gambar 4.34 Halaman Proses Pemetaan Gap ... 127

Gambar 4.35 Halaman Proses Pembobotan Gap ... 131

Gambar 4.36 Halaman Proses Pengelompokan Core Factor dan Secondary Factor... 134

Gambar 4.37 Halaman Proses Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor... 135

Gambar 4.38 Halaman Proses Perhitungan Nilai Total ... 136

Gambar 4.39 Halaman Proses Perhitungan Ranking ... 138

Gambar 4.40 Laporan Pelamar Berdasar Periode ... 139

Gambar 4.41 Laporan Pelamar Berdasar Jabatan Departemen ... 140

Gambar 4.42 Laporan Pelamar Berdasar Jabatan Proyek ... 140

Gambar 4.43 Laporan Jabatan Departemen yang Kosong ... 140

Gambar 4.44 Laporan Jabatan Proyek yang Kosong ... 141

Gambar 4.45 Laporan Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar Periode... 141

Gambar 4.46 Laporan Peringkat Pelamar pada Proyek Berdasar Periode ... 141

Gambar 4.47 Laporan Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar Jabatan ... 142

(16)

Gambar 4.49 Laporan Detil Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar

Periode... 143

Gambar 4.50 Laporan Detil Peringkat Pelamar pada Proyek Berdasar

Periode... 143

Gambar 4.51 Laporan Detil Peringkat Pelamar pada Departemen Berdasar

Jabatan ... 144

Gambar 4.52 Laporan Detil Peringkat Pelamar pada Proyek Berdasar

(17)

Lampiran 1 Biodata Penulis ... 158

Lampiran 2 Angket Penggunaan Aplikasi ... 159

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberhasilan suatu perusahaan merupakan peran tenaga kerja sebagai

Sumber Daya manusia (SDM) yang menjalankan segala macam aktifitas untuk

kemajuan tempat kerjanya. Oleh karena itu, SDM harus dipelihara dan diseleksi

dengan tepat agar menunjukkan kinerja yang baik dan optimal. Hal ini berlaku

bagi tenaga kerja baru maupun tenaga kerja yang telah lama bekerja dalam proses

pengembangan karirnya. Dalam pemilihan atau seleksi tenaga kerja sering terjadi

masalah, karena ada kemungkinan proses seleksi yang tidak sesuai dengan tingkat

kebutuhan perusahaan pada jabatan tertentu untuk pelamar sehingga proses tidak

berjalan dengan semestinya dan hasil yang dicapai kemungkinan tidak sesuai

target.

PT. Adhi Karya (Persero), Tbk Divisi Konstruksi VII merupakan cabang

sebuah perusahaan kontraktor BUMN bernama PT. Adhi Karya (Persero), Tbk

yang bergerak di bidang konstruksi bangunan. Sebagai salah satu anak perusahaan

PT. Adhi Karya (Persero), Tbk yang sedang berkembang pesat, dengan contoh

beberapa karya besar seperti Jembatan Suramadu, Terminal 3 Bandara

Soekarno-Hatta, Tol Kanci-Pejagan, dan PLTU Lampung, PT. Adhi Karya (Persero), Tbk

Divisi Konstruksi VII tidak lepas dari permasalahan di atas, dimana proses seleksi

hingga pengangkatan tenaga kerja masih menggunakan metode konvensional,

(19)

nanti diperingkat langsung antar tenaga kerja tanpa melalui proses perbandingan

kompetensi dengan jabatan yang terkait.

Apabila terdapat suatu jabatan yang lowong pada suatu departemen atau

proyek pada perusahaan, diharapkan dengan adanya sistem ini dapat membantu

pihak manajer dalam menganalisis para tenaga kerja yang sesuai dengan kriteria

jabatan tertentu, yang biasa disebut dengan Analisa Gap Kompetensi atau Profile

Matching. Menurut Handayani (2005:2), pada sistem kompetensi terdapat

pendeskripsian prestasi dan potensi tenaga kerja yang sesuai dengan

pekerjaannya. Seperti yang diungkapkan oleh Mitrani (1992:21) bahwa,

“Ketidaksamaan dalam sebuah kompetensi dapat membedakan seorang tenaga

kerja unggul dangan tenaga kerja yang berprestasi rata-rata”. Adapun kompetensi

itu sendiri merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, sikap dan

perilaku yang dimiliki tenaga kerja agar dapat melakuan tugasnya secara produktif

dan profesional sebagai usaha untuk memetakan potensi tenaga kerja (Rachma,

2003:99).

Ada penelitian terdahulu yang menggunakan metode ini yaitu Rancang

Bangun Sistem Pengambilan Keputusan Seleksi Pemain Sepakbola Untuk Posisi Tertentu Menggunakan Metode Profile Matching (M. Firmansyah, 2008). Tetapi

dari penelitian Tugas Akhir tersebut belum membahas tentang pendaftaran calon

pemain yang terjadi, sistem menganggap sudah ada pemain atau hanya

memperhitungkan pemain yang sudah ada untuk diganti posisinya (dalam hal ini

pemain sepakbola). Untuk mengumpulkan calon tenaga kerja (pendaftaran calon

tenaga kerja) dapat menggunakan fasilitas website yang akan dihasilkan oleh

(20)

3

akan kebutuhan tenaga kerja dan mengumpulkan para pelamar dari semua tempat

tanpa terhalang akan jarak. Selain itu juga sistem membantu pada pemilihan masa

depan bagi tenaga kerja, guna menentukan posisi jabatan yang cocok sesuai

kompetensi yang dibutuhkan

Sistem program yang akan dibuat akan membantu mengatasi problem

yang terjadi pada perusahaan. Sistem yang akan dihasilkan akan lebih bersifat

untuk membantu pengambil keputusan dan bukan menggantikannya. Diharapkan

sistem ini juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari proses

pengambilan keputusan itu sendiri.

1.2 Perumusan Masalah

Secara khusus perumusan masalah pada penelitian Tugas Akhir ini

adalah bagaimana membuat rancang bangun sistem pendukung keputusan seleksi

tenaga kerja dengan metode profile matching (studi kasus PT. Adhi Karya

(Persero), Tbk Divisi Konstruksi VII)?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dari sistem yang dibahas adalah sebagai berikut :

1. Sistem ini hanya membahas sampai proses pemberian saran kepada pengambil

keputusan mengenai calon tenaga kerja yang cocok untuk menempati suatu

posisi atau jabatan tertentu.

2. Sistem pendukung keputusan digunakan dalam analisis gap.

3. Kriteria yang ditetapkan sudah ditentukan oleh perusahaan.

4. Sistem dijalankan oleh administrator yang khusus dipekerjakan oleh

(21)

5. Sistem tidak melakukan tes seleksi tenaga kerja. Administrator hanya

menginputkan nilai yang didapat dari bagian personalia.

6. Tidak membahas sistem keamanan.

1.4 Tujuan

Tujuan pada Tugas Akhir ini adalah menghasilkan rancang bangun

sistem pendukung keputusan seleksi tenaga kerja dengan metode profile matching

(studi kasus PT. Adhi Karya (Persero), Tbk Divisi Konstruksi VII).

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan penelitian Tugas Akhir ini ditulis dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang diambilnya topik penelitian Tugas

Akhir, rumusan masalah dari topik penelitian Tugas Akhir, batasan

masalah atau ruang lingkup pekerjaan pada penelitian Tugas Akhir,

dan tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang berbentuk uraian

kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung

berkaitan dengan permasalahan yang dikerjakan. Dalam hal ini, teori

yang digunakan dalam penyelesaian masalah penelitian Tugas Akhir

ini adalah teori Profile Matching yaitu proses membandingkan antara

kompetensi individu ke dalam kompetensi jabatan sehingga dapat

(22)

5

Bab III : Metode Penelitian dan Perancangan Sistem

Bab ini berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam

penyelesaian penelitian Tugas Akhir yang terdiri dari observasi

pendahuluan, interview/wawancara, studi pustaka, identifikasi masalah

dan tujuan, pembuatan document flow, system flow, data flow diagram,

desain ERD baik conceptual data model maupun physical data model,

struktur basis data, dan desain antarmuka.

Bab IV : Implementasi dan Evaluasi

Bab ini berisi penjelasan tentang evaluasi dari sistem yang telah dibuat

dan proses implementasi dari sistem yang telah melalui tahap evaluasi

sebelumnya.

Bab V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah

saran terhadap kekurangan dari aplikasi yang ada kepada pihak lain

yang ingin meneruskan topik penelitian Tugas Akhir ini. Tujuannya

adalah agar pihak lain tersebut dapat menyempurnakan aplikasi

(23)

2.1 Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) adalah sistem yang

mengumpulkan dan menjelaskan sumber daya manusia, mengubah data menjadi

informasi serta melaporkannya kepada pemakai. Kerja sumber daya manusia

adalah melaksanakan empat kegiatan utama yaitu perekrutan dan penerimaan,

pendidikan dan pelatihan, manajemen data, serta penghentian dan administrasi

tunjangan.

Data yang ditangani oleh sistem informasi sumber daya manusia

merupakan campuran elemen-elemen data personil dan akuntansi, maksudnya

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menyediakan data akuntansi bagi SISDM

sehingga database berisi gambaran yang lengkap dari sumber daya

personil-keungan dan non-keuangan.

Sistem informasi sumber daya manusia meliputi :

a. Sistem pendataan tenaga kerja yaitu merupakan suatu pengorganisasian data

tenaga kerja baik tetap maupun tidak tetap seperti perekrutan, pendataan

kehadiran tenaga kerja.

b. Sistem penggajian tenaga kerja yaitu merupakan suatu pengorganisasian data

gaji tenaga kerja meliputi gaji pokok, tunjangan, kompensasi, dan lain-lain.

c. Sistem penilaian tenaga kerja yaitu merupakan pengorganisasian kenaikan

jabatan berdasarkan track record kinerja tenaga kerja dan laporan dari

(24)

7

2.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Definisi sistem adalah sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau

subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara

tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi

guna mencapai suatu tujuan (Sutanta, 2003) dalam

is.its-sby.edu/subjects/dss/Buku_Panduan_SPK.pdf. Di dalam sistem pendukung

keputusan pasti tidak terlepas dari proses pengambilan keputusan itu sendiri.

Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan terdiri dari 3 fase proses:

intelligence, design, dan choice. Intelligence yaitu pencarian kondisi-kondisi

yang dapat menghasilkan keputusan. Design yaitu menemukan, mengembangkan,

dan menganalisis materi-materi yang mungkin untuk dikerjakan, sedangkan

choice yaitu pemilihan dari materi-materi yang tersedia, mana yang akan

dikerjakan.

Proses-proses yang terjadi pada kerangka kerja Decision Support

dibedakan atas:

1. Terstruktur, mengacu pada permasalahan rutin dan berulang untuk solusi

standar yang ada.

2. Tak terstruktur, adalah “fuzzy”, permasalahan kompleks dimana tak ada

solusi serta merta. Masalah yang tak terstruktur adalah tak adanya 3 fase

proses yang terstruktur.

3. Semi terstruktur, terdapat beberapa keputusan terstruktur, tetapi tak semuanya

dari fase- fase yang ada.

Secara umum, sistem pendukung keputusan (SPK) adalah sistem

(25)

memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tak

terstruktur dan semi terstruktur. SPK ini mendayagunakan resources

individu-individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan

kualitas keputusan. Sebenarnya definisi awalnya, SPK adalah sistem berbasis

model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan

pertimbangannya untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan. Agar

berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus sederhana, mudah untuk

dikontrol, mudah beradaptasi, lengkap pada hal-hal penting, dan mudah

berkomunikasi dengannya.

Gambar 2.1 : Karakteristik dan Kemampuan SPK

1. SPK menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan utamanya pada

situasi semi terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan

(26)

9

diselesaikan (atau tak dapat diselesaikan secara memuaskan) oleh sistem

terkomputerisasi lain, seperti EDP atau MIS, tidak juga dengan metode atau

tool kuantitatif standar.

2. Dukungan disediakan untuk pelbagai level manajerial yang berbeda, mulai

dari pimpinan puncak sampai manajer lapangan.

3. Dukungan disediakan bagi individu dan juga bagi group. Pelbagai masalah

organisasional melibatkan pengambilan keputusan dari orang dalam group.

Untuk masalah yang strukturnya ebih sedikit seringkali hanya membutuhkan

keterlibatan beberapa individu dari departemen dan level organisasi yang

berbeda.

4. SPK menyediakan dukungan ke pelbagai keputusan yang berurutan atau

saling berkaitan.

5. SPK mendukung pelbagai fase proses pengambilan keputusan: intelligence,

design, choice dan implementation.

6. SPK mendukung pelbagai proses pengambilan keputusan dan style yang

berbeda-beda.

7. SPK selalu dapat beradaptasi sepanjang masa. Pengambil keputusan harus

reaktif, mampu mengatasi perubahan kondisi secepatnya dan beradaptasi

untuk membuat SPK selalu dapat menangani perubahan ini. SPK adalah

fleksibel, sehingga user dapat menambahkan, menghapus,

mengkombinasikan, mengubah, atau mengatur kembali elemen-elemen dasar

(menyediakan respon cepat pada situasi yang tak diharapkan). Kemampuan

(27)

8. SPK mudah untuk digunakan. User harus merasa nyaman dengan sistem ini.

User-friendliness, fleksibelitas, dukungan grafis terbaik, dan antarmuka

bahasa yang sesuai dengan bahasa, manusia dapat meningkatkan efektivitas

SPK. Kemudahan penggunaan ini diiimplikasikan pada mode yang interaktif.

9. SPK mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan keputusan

(akurasi, jangka waktu, kualitas), lebih daripada efisiensi yang dapat

diperoleh (biaya membuat keputusan, termasuk biaya penggunaan komputer).

10.Pengambil keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadap semua langkah

proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah. SPK secara

khusus ditujukan untuk mendukung dan tak menggantikan pengambil

keputusan. Pengambil keputusan dapat menindaklanjuti rekomendasi

komputer sembarang waktu dalam proses dengan tambahan pendapat pribadi

atau pun tidak.

11.SPK mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada kebutuhan baru dan

penyempurnaan sistem, yang mengarah pada pembelajaran tambahan, dan

begitu selanjutnya dalam proses pengembangan dan peningkatan SPK secara

berkelanjutan.

12.User/pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana.

Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam organisasi user tadi dengan

melibatkan sedikit saja bantuan dari spesialis di bidang Sistem Informasi (SI).

13.SPK biasanya mendayagunakan pelbagai model (standar atau sesuai

keinginan user) dalam menganalisis pelbagai keputusan. Kemampuan

(28)

11

pelbagai konfigurasi yang berbeda. Pelbagai percobaan tersebut lebih lanjut

akan memberikan pandangan dan pembelajaran baru.

14.SPK dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen knowledge yang

dapat memberikan solusi yang efisien dan efektif dari pelbagai masalah yang

pelik.

Dengan fitur dan kemampuan yang dimiliki oleh SPK, maka SPK dapat

memberikan keuntungan sebagai berikut:

1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah yang kompleks.

2. Respon cepat pada situasi yang tak diharapkan dalam kondisi yang

berubah-ubah.

3. Mampu untuk menerapkan pelbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi

berbeda secara cepat dan tepat

4. Pandangan dan pembelajaran baru.

5. Memfasilitasi komunikasi.

6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.

7. Menghemat biaya.

8. Keputusannya lebih tepat.

9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih

singkat dan dengan sedikit usaha

10.Meningkatkan produktivitas analisis.

SPK adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Berikut

(29)

1. Data Management. Termasuk database, yang mengandung data yang relevan

untuk pelbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database

Management Systems (DBMS).

2. Model Management. Melibatkan model finansial, statistikal, management

science, atau pelbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan

ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang

diperlukan.

3. Communication (dialog subsystem). User dapat berkomunikasi dan

memberikan perintah pada SPK melalui subsistem ini. Ini berarti

menyediakan antarmuka.

4. Knowledge Management. Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem

lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Model konseptual SPK lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 2.2.

(30)

13

2.3 Pemetaan Potensi Tenaga Kerja

Menurut Rachma (2003:101), Pemetaan Potensi Tenaga Kerja

merupakan suatu program kerja yang dilakukan oleh departemen personalia

dengan lebih menitikberatkan pada potensi aspek-aspek psikologis yang meliputi

tiga aspek, yaitu :

1. Aspek Kemampuan Intelektual (Menggunakan tes IST – Intelligenz

Strukturen Teztie)

Hal-hal yang diukur dalam aspek kemampuan intelektual ini adalah

kemampuan intelektual itu sendiri, kepandaian dan kemampuan dalam menangani

penyelesaian masalah. Adapun tes yang digunakan adalah meliputi :

a. Akal Sehat, merupakan kemampuan untuk berpikir secara sadar dan tidak ada

tekanan sesuai kedaan yang sedang terjadi

b. Antisipasi, merupakan kemampuan untuk menanggulangi keadaan yang akan

atau mungkin dihadapi

c. Fleksibilitas Berpikir, merupakan kemampuan untuk berpikir mencapai

tujuan tidak hanya dengan suatu cara tertentu, tetapi dengan banyak solusi

lainnya

d. Imajinasi Kreatif, merupakan kemampuan untuk dapat berimajinasi secara

kreatif dalam mengerjakan pekerjaannya dan mengimplementasikannya

e. Konsentrasi, merupakan kemampuan untuk dapat memusatkan pikiran secara

fokus pada masalah yang sedang dihadapi

(31)

g. Penalaran dan Solusi Nyata, merupakan kemampuan untuk dapat membaca

masalah yang ada dengan disertai pemikiran langsung untuk solusinya

h. Potensi Kecerdasan (IQ), merupakan kemampuan yang memang sudah

dimiliki yang dapat untuk dikembangkan

i. Sistematika Berpikir, merupakan kemampuan berpikir yang dimiliki apakah

sistematis atau tidak

j. Verbalisasi Ide, merupakan kemampuan untuk memaparkan ide yang dimiliki

secara baik dan mudah dimengerti

2. Aspek Perilaku Kerja (menggunakan tes Pauli)

Hal-hal yang diukur dalam aspek perilaku kerja adalah kecenderungan

berperilaku dalam bekerja dan hasil sebagai fungsi motivasi dan kemampuan.

Terdapat enam aspek dari tes Pauli yang digunakan untuk mengungkap potensi

perilaku kerja, yaitu :

a. Dorongan Berprestasi, merupakan sikap kerja yang mana menunjukkan

tingkat keinginan berprestasi pelamar

b. Energi Psikis, merupakan sikap kerja yang menunjukkan tingkat ketahanan

mental pelamar dalam menghadapi dunia kerja

c. Kehati-hatian, merupakan sikap kerja yang menunjukkan tingkat

kehati-hatian pelamar dalam melaksanakan tugasnya

d. Ketelitian dan Tanggung Jawab, merupakan sikap kerja yang menunjukkan

(32)

15

e. Pengendalian Perasaan, merupakan sikap kerja yang menunjukkan tingkat

kendali akan perasaannya pada lingkungan kerja

f. Vitalitas dan Perencanaan, merupakan sikap kerja yang menunjukkan tingkat

ketepatan akan perencanaan yang dimiliki pelamar

3. Aspek Kebiasaan (menggunakan tes Pauli)

Hal-hal yang diukur dalam aspek kebiasaan adalah tata cara kebiasaan

yang dimiliki oleh seseorang. Terdapat empat aspek dari tes Pauli yang

digunakan untuk mengungkap potensi kebiasaan, yaitu :

a. Dominasi, merupakan ukuran untuk seberapa jauh pelamar memiliki sikap

dominasi dalam lingkungannya

b. Pengaruh, merupakan ukuran untuk seberapa jauh pelamar dapat memberikan

pengaruh pada lingkungannya

c. Ketenangan, merupakan ukuran untuk seberapa jauh pelamar dapat menjaga

ketenangannya dalam lingkungan kerja

d. Penyesuaian, merupakan ukuran untuk seberapa cepat pelamar dapat

beradaptasi pada lingkungannya

Tujuan dari pemetaan potensi tenaga kerja ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan jangka pendek adalah sebagai dasar pertimbangan promosi, mutasi,

dan penempatan tenaga kerja.

2. Tujuan jangka panjang adalah untuk pengembangan jenjang karir tenaga kerja

(33)

Beberapa manfaat yang diperoleh dari program potensi penempatan

tenaga kerja ini adalah untuk memudahkan proses SDM seperti proses rekrutmen,

proses promosi, rotasi, penempatan, dan hal lainnya yang berhubungan dengan

kompetensi dan juga sekaligus sebagai bahan konsultasi tenaga kerja tentang hasil

tes bagi pengembangan pribadi dan prestasi kerja tenaga kerja.

2.4 Sistem Penilaian Jabatan

Menurut Moekijat (1989:30), terdapat 4 macam sistem penilaian jabatan

dan keempat sistem tersebut digolongkan menjadi 2. Golongan pertama meliputi

metode-metode sederhana yang tidak menggunakan fakto-faktor jabatan secara

rinci. Dalam golongan ini terdapat 2 sistem yang bisa disebut juga sistem

non-kuantitatif, yaitu ranking system dan grading system. Golongan kedua meliputi

sistem-sistem yang menggunakan pendekatan lebih rinci. Fakto-faktor jabatan

dipilih dan dinilai serta persyaratan jabatan sangat diperlukan. Golongan ini

disebut juga pendekatan kuantitatif dimana terdapat 2 sistem, yaitu point system

dan the factor-comparison system.

1. Ranking System (sistem peringkat)

Dalam sistem peringkat mencakup pembuatan gambara-gambaran

jabatan yang singkat, meskipun beberapa perusahaan hanya memberikan derajat

kepada nama-nama jabatan. Gambaran jabatan itu diberikan kepada suatu panitia

penilai dengan instruksi untuk menempatkannya menurut urutan nilai, tanpa

memandang orang-orang yang mengerjakan jabatan-jabatan itu atau banyaknya

upah yang diberikan. Pada sistem ini, pada umumnya tim penilai membandingkan

(34)

17

Langkah pertama dalam teknik peringkat dalam rangka proses penilaian

jabatan adalah jabatan-jabatan puncak dan jabatan-jabatan dasar dipilih sebagai

tanda batas untuk proses peringkat selanjutnya. Langkah kedua adalah

menggunakan teknik the paired comparison, dimana tiap jabatan dibandingkan

dengan tiap jabatan lainnya. Langkah terakhir adalah menggunakan panitia

penilai.

2. Grading System atau Classification System

Sistem grading atau klasifikasi memerlukan penilaian jabatan secara

keseluruhan terhadap suatu ukuran yang telah ditentukan terlebih dahulu yang

terdiri atas bermacam-macam tingkat atau derajat yang menyatakan nilai-nilai

atau kesukaran-kesukaran jabatan secara keseluruhan. Kemudian para penilai

diminta untuk membandingkan masing-masing jabatan dengan skala dan

menempatkan jabatan dalam tingkat yang perumusannya paling sesuai

menggambarkan sifat-sifat dan kesulitan-kesulitannya.

3. Point System

Metode penilaian jabatan yang paling lazim digunakan adalah sistem

angka (point system). Sistem angka mengandung suatu pendekatan analisis,

(35)

Prosedur dari point system ini adalah sebagai berikut :

a. Memilih faktor jabatan

Faktor jabatan merupakan syarat khusus yang diperlukan oleh pemegang

jabatan. Pada umumnya digunakan 4 faktor jabatan yang penting, yaitu (1)

kecakapan, (2) tanggung jawab, (3) kegiatan, dan (4) kondisi kerja.

b. Membuat suatu skala atau ukuran nilai untuk masing-masing faktor jabatan.

Untuk masing-masing faktor yang dipilih dibuat suatu ukuran atau skala nilai

untuk memungkinkan pengukuran dalam tiap jabatan.

c. Menilai semua jabatan dengan ukuran tersebut.

Apabila skala untuk masing-masing faktor dan persyaratan-persyaratan

jabatan yang terinci telah tersedia, maka proses penilaian jabatan dapat

dilakukan, yaitu dengan cara membaca job specification, membandingkan

informasi ini dengan definisi-definisi tingkat pada skala faktor dan

menetapkan pada tingkat mana jabatan itu berada.

4. The Factor-Comparison System

Sistem yang terakhir adalah sistem perbandingan faktor, dimana pada

sistem ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

a. Memilih faktor-faktor jabatan.

b. Memilih jabatan-jabatan kunci.

c. Menentukan nilai yang tepat dari jabatan-jabatan kunci tersebut.

d. Mengatur jabatan-jabatan kunci tersebut dibawah masing-masing faktor

(36)

19

e. Membagi nilai yang tepat dari masing-masing jabatan kunci diantara

faktor-faktor jabatan.

f. Menilai semua jabatan yang lain dalam hubungannya dengan ukuran-ukuran

faktor ini.

2.5 Kompetensi

Kompetensi atau kemampuan didefinisikan sebagai suatu sifat dasar

seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan

secara efektif atau sangat berhasil (Mitrani, 1992:21). Ketidaksamaan dalam

kompetensi-kompetensi inilah yang membedakan seorang pelaku unggul daripada

pelaku yang berprestasi rata-rata.

Untuk mencapai kinerja sekedar rata-rata atau cukup, diperlukan

threshold competencies atau kompetensi esensial. Kompetensi batas dan

kompetensi istimewa untuk suatu pekerjaan tertentu merupakan pola atau

pedoman dalam pemilihan tenaga kerja, perencanaan pengalihan tugas, penilaian

kerja, dan pengembangan.

Kompetensi dapat berupa tujuan, perangai, konsep diri, sikap atau nilai,

penguasaan masalah, atau keterampilan kognitif maupun keterampilan perilaku

setiap sifat perorangan yang dapat diukur atau dihitung dengan jelas dan dapat

ditunjukkan untuk membedakan secara gambling seorang pelaku lebih unggul dari

seorang pelaku yang berprestasi rata-rata, atau seorang pelaku efektif dari seorang

pelaku yang tidak efektif. Sifat-sifat tersebut di atas dapat didefinisikan sebagai

(37)

a. Motif, yaitu kebutuhan atau pola dasar yang mendorong, mengarahkan, dan

menentukan perilaku seseorang.

b. Perangai, yaitu kecenderungan umum untuk bersikap atau menanggapi

dengan suatu cara tertentu.

c. Konsep diri, yaitu sikap atau nilai yang diukur dengan tes responden untuk

mengetahui apa yang dinilai baik oleh seseorang.

d. Penguasaan masalah, mengenai fakta atau prosedur, apakah teknis

(bagaimana memperbaiki computer rusak) atau antar pribadi (teknik-teknik

umpan balik yang efektif).

e. Keterampilan kognitif atau keterampilan perilaku, baik yang tersembunyi

(misalnya penalaran deduktif atau penalaran induktif) maupun yang dapat

diamati (misalnya kemampuan mendengarkan secara aktif).

2.6 Profile Matching

Menurut Rachma (2003:101), Profile Matching merupakan suatu proses

dalam manajemen SDM dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi

(kemampuan) yang diperlukan oleh suatu jabatan. Kompetensi/kemampuan

tersebut haruslah dapat dipenuhi oleh pemegang jabatan.

Dalam proses Profile Matching secara garis besar merupakan proses

membandingkan antara kompetensi individu ke dalam kompetensi jabatan

sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin

kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar yang berarti

(38)

21

Profile Matching menganggap bahwa terdapat tiga predictor variables

ideal yang harus dimiliki seseorang. Dalam hal ini bukan berarti tingkat minimal

yang harus dipenuhi atau dilewati. Tingkat gambaran profil persyaratan untuk

setiap jabatan ditentukan dengan menggunakan skala dari 1 sampai 6. Makin

tinggi tingkatannya, makin penting prioritas profil tersebut terhadap suatu jabatan.

Tujuan penilaian potensi adalah untuk membandingkan profil pribadi

seorang karyawan dengan profil jabatan yang bersangkutan. Dalam hal kecocokan

orang dengan pekerjaannya, akan timbul kerugian bila terlalu banyak atau terlalu

sedikit motifasi prestasi untuk suatu pekerjaan tertentu. Kedua keadaan itu dapat

menyebabkan seseorang tidak dapat menjadi karywan berprestasi dan cenderung

terjadi kesalahan dalam penempatan posisi jabatan. Dengan Profile Matching,

orang-orang yang diangkat adalah mereka yang paling mendekati profil ideal

karyawan yang berhasil.

2.6.1. Penentuan Bobot Nilai Gap

Pada tahap ini akan ditentukan bobot nilai masing-masing aspek dengan

menggunakan bobot nilai yang telah ditentukan bagi masing-masing aspek itu

sendiri. Adapun inputan dari proses pembobotan ini adalah selisih dari profil

karyawan dan profil jabatan. Dalam penentuan peringkat pada aspek kapasitas

intelektual, sikap kerja dan perilaku untuk jabatan yang sama pada setiap gap,

(39)
[image:39.595.96.522.105.493.2]

Tabel 2.1 : Tabel Bobot Nilai gap

No. Selisih gap Bobot Nilai Keterangan

1 0 6 Kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan

2 1 5,5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat/level

3 -1 5 Kompetensi individu kurang 1 tingkat/level

4 2 4,5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat/level

5 -2 4 Kompetensi individu kurang 2 tingkat/level

6 3 3,5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat/level

7 -3 3 Kompetensi individu kurang 3 tingkat/level

8 4 2,5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat/level

9 -4 2 Kompetensi individu kurang 4 tingkat/level

10 5 1,5 Kompetensi individu kelebihan 5 tingkat/level

11 -5 1 Kompetensi individu kurang 5 tingkat/level

2.6.2. Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor

Setelah menentukan bobot nilai gap untuk ketiga aspek yang dibutuhkan,

kemudian tiap aspek dikelompokkan lagi menjadi 2 kelompok yaitu core factor

dan secondary factor.

A. Core Factor (Faktor Utama)

Core Factor merupakan aspek (kompetensi) yang paling menonjol / paling

dibutuhkan oleh suatu jabatan yang diperkirakan dapat menghasilkan kinerja

optimal.

(40)

23

Keterangan :

NCI : Nilai rata-rata core factor aspek kemampuan intelektual

NC : Jumlah total nilai core factor aspek kemampuan intelektual

IC : Jumlah item core factor

B. Secondary Factor (Faktor Pendukung)

Secondary Factor adalah item-item selain aspek yang ada pada core factor.

Untuk menghitung secondary factor digunakan rumus :

Keterangan :

NSI : Nilai rata-rata secondary factor aspek kemampuan intelektual

NS : Jumlah total nilai secondary factor aspek kemampuan intelektual

IS : Jumlah item secondary factor

Rumus diatas adalah rumus untuk menghitung core factor dan secondary

factor dari aspek kemampuan intelektual. Rumus diatas juga digunakan untuk

menghitung core factor dan secondary factor dari aspek perilaku kerja dan

kebiasaan.

2.6.3. Perhitungan Nilai Total Tiap Aspek

Dari perhitungan core factor dan secondary factor dari tiap-tiap aspek,

(41)

pada kinerja tiap-tiap profile. Untuk menghitung nilai total dari masing-masing

aspek, digunakan rumus :

N = 60% NC + 40% NS

Keterangan :

N : Nilai Total Tiap Aspek

NC : Nilai Core Factor

NS : Nilai Secondary Factor

2.6.4. Perhitungan Ranking

Hasil akhir dari proses profile matching adalah ranking dari kandidat

yang diajukan untuk mengisi suatu jabatan / posisi tertentu. Penentuan ranking

mengacu pada hasil perhitungan yang ditunjukkan pada rumus di bawah ini :

Ranking = 20% NKI + 30% NSK + 50% NP

Keterangan :

NI : Nilai Kapasitas Intelektual

NSK : Nilai Sikap Kerja

NP : Nilai Perilaku

Setelah tiap kandidat mendapatkan hasil akhir maka dapat ditentukan

peringkat atau ranking dari tiap kandidat dimana semakin besar nilai akhir, maka

semakin besar pula kesempatan untuk menempati posisi yang diinginkan, dan

begitu pula sebaliknya.

2.7 World Wide Web

Menurut Ahmad Bustami (1998), World Wide Web adalah sekelompok

(42)

25

dengan mengklik pada hot link, Anda bisa berpindah dari satu dokumen ke

dokumen lainnya. Pada tahun 1989 Tim Berners-Lee di European Centre for

Practicle Physics (CERN) memulai proyek World Wide Web. CERN sebenarnya

merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh 18 negara di Eropa. Usulan

proyek ini sebenarnya dimaksudkan oleh Tim Berners-Lee dan peneliti lainnya

adalah agar para anggotanya yang tersebar di seluruh dunia dapat saling berbagi

informasi melalui satu interface yang seragam, baik dalam bentuk teks maupun

grafik.

2.7.1 Cara Kerja World Wide Web

Cara kerja World Wide Web tidak jauh beda dengan komputer server dan

client dalam sebuah jaringan. Komputer server bertindak sebagai penyedia

sedangkan computer client adalah pengguna layanan tersebut. Ada dua hal penting

yang harus kita ketahui bila bekerja dengan World Wide Web yaitu software web

browser dan software web server. Software web browser ini bertindak sebagai client yang memungkinkan Anda untuk melihat dan mendapatkan informasi dari server web, sedangkan software web server bertindak sebagai server yang

memberikan/menyediakan informasi yang diminta oleh browser.

Dalam contoh nyatanya, setelah kita memasukkan panggilan terhadap

sebuah alamat World Wide Web tertentu, yaitu dengan memasukkan url-nya, web

browser tersebut segera menjelajah internet untuk mencari dimana server dengan

alamat tersebut berada. Jika alamat yang dicari tidak ditemukan maka di layar

akan muncul pemberitahuan, bahwa url dimaksud tidak ditemukan. Jika ada,

maka browser segera membaca teks HTML yang dibawa oleh alamat World Wide

(43)

gambar, maka gambar tersebut akan disertakan, dan kalau diminta menampilkan

gambar sementara gambar tersebut tidak berada di tempat yang dicari, maka

sebuah tanda akan menyatakan bahwa seharusnya di posisi tertentu di layar

tersebut ada gambarnya. Demikian juga apabila ada perintah frames yang

mengatur tampilan bergerak, seperti dunia berputar, teks berkedip, juga akan

ditampilkan sesuai perintah yang dikandung kalimat HTML dalam file

bersangkutan.

2.7.2 Pengembangan World Wide Web

Berikut ini terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam

mengembangkan sebuah website :

- Dapat Digunakan (Usability) :

Usabilitas merupakan hal yang sangat penting dalam merancang web (web

design). Memang sangat baik jika memiliki sebuah website dinamis yang

nampak profesional dan bagus , namun jika perlu waktu yang sangat lama untuk

mendownload sebuah artikal atau penggunaan navigasinya sangat rumit maka

tidak heran jika pengguna akan “hengkang” dari website Anda dan tidak akan

kembali lagi. Perlu diketahui, umumnya pengguna (user) ingin mendapatkan

informasi secara cepat meskipun tampilan website-nya biasa saja. Jika terlalu

lama saat mencari informasi maka para pengguna akan langsung menutup

halaman web tersebut. Ingat, jangan mengorbankan aspek usabilitas dalam

mendesain website.

- Navigasi (Navigation) :

Navigasi juga menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah website yang

(44)

27

mencari informasi yang diinginkan secara mudah. Navigasi yang bagus

mencerminkan struktur website yang sangat baik.

- Konsep Penulisan (Writing Concept) :

Teknik penulisan dalam web berbeda dengan penulisan untuk publikasi (cetak).

Waktu merupakan hal sangat penting bagi mereka yang menggunakan Internet,

sehingga para pengguna Internet tidak akan membuang waktunya hanya untuk

membaca teks yang sangat banyak sekali. Riset membuktikan bahwa para

pengguna cenderung meneliti teks dalam layar monitor. Selain itu, lebih cepat

membaca di layar monitor dibandingkan membaca di atas kertas.

- Kesederhanaan (Simplicity) :

Kesederhanaan merupakan hal penting dalam membuat sebuah web profesional.

Sederhana di sini bukan dalam arti tampilan sebuah situs, namun lebih mengarah

ke teknik penulisannya.

- Mudah Diakses (Accessibility) :

Suatu hal yang mudah diakses ke semua orang dengan mengabaikan browser,

paltform, sistem operasi, tersambung atau putus merupakan hal yang sangat

utama untuk mempertimbangkan ketika merancang sebuah website. Anda tidak

perlu menghalangi seorang pengguna web keluar, siapa saja bisa menjadi potensi

menjadi pengunjung/ pelanggan. Setelah sebuah website mudah diakses,

membuat penggunaan website Anda akan banyak diakses oleh

pengguna/pengunjung. Mudah digunakan = Pengunjung akan kembali. Sulit

(45)

2.8 Database (Basis Data)

Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basisdata,

adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik

sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk

memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan

untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem

manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data

dipelajari dalam ilmu informasi.

Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian

artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini

membahas tentang basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data

sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar,

kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis.

Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau

potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari

jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema

menggambarkan obyek yang diwakili suatu database dan hubungan di antara

obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema atau memodelkan

struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model

yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah

Layman (1997) mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling

berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang

sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan

(46)

29

lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih

eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.

2.9 PHP

Dalam rekayasa perangkat lunak, suatu aplikasi web (bahasa Inggris: web

application atau sering disingkat webapp) adalah suatu aplikasi yang diakses

menggunakan penjelajah web melalui suatu jaringan seperti Internet atau intranet.

Ia juga merupakan suatu aplikasi perangkat lunak komputer yang dikodekan

dalam bahasa yang didukung penjelajah web (seperti HTML, JavaScript, AJAX,

Java) dan bergantung pada penjelajah tersebut untuk menampilkan aplikasi.

Aplikasi web menjadi populer karena kemudahan tersedianya aplikasi klien untuk

mengaksesnya, penjelajah web, yang kadang disebut sebagai suatu thin client

(klien tipis). Kemampuan untuk memperbarui dan memelihara aplikasi web tanpa

harus mendistribusikan dan menginstalasi perangkat lunak pada kemungkinan

ribuan komputer klien merupakan alasan kunci popularitasnya. Aplikasi web yang

umum misalnya webmail, toko ritel daring, lelang daring, wiki, papan diskusi,

weblog, serta MMORPG. Contoh daripada aplikasi web ini dapat dibuat dengan

menggunakan bahasa PHP.

PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat

ini. PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak

tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.

Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page

(Situs Personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995.

Pada waktu itu PHP masih bernama FI (Form Interpreted), yang wujudnya berupa

(47)

Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan

menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi open source,

maka banyak programmer yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP.

Pada November 1997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis ini interpreter PHP

sudah diimplementasikan dalam program C. Dalam rilis ini disertakan juga

modul-modul ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan.

Pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang

interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada

Juni 1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan

meresmikan rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP diubah menjadi

akronim berulang PHP: Hypertext Preprocessing.

Pada pertengahan tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan rilis

tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak

dipakai pada awal abad ke-21. Versi ini banyak dipakai disebabkan

kemampuannya untuk membangun aplikasi web kompleks tetapi tetap memiliki

kecepatan dan stabilitas yang tinggi.

Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti dari

interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukkan model

pemrograman berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan

(48)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisa Sistem

Dari latar belakang masalah yang telah diberikan serta dari hasil

pengamatan, permasalahan yang terjadi pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk

Divisi Konstruksi VII yaitu pembuat keputusan melakukan proses seleksi tenaga

kerja untuk suatu jabatan masih hanya menggunakan metode konvensional, yaitu

dengan melalui tes administrasi, tes psikologi, dan wawancara. Hasil tes nanti

diperingkat langsung antar tenaga kerja tanpa melalui proses perbandingan

kompetensi dengan jabatan yang terkait. Maka identifikasi permasalahan ini

dilakukan untuk menemukan konsep-konsep dan teori-teori yang dapat

mendukung untuk memecahkan permasalahan yang ada.

Bagian personalia melakukan proses seleksi berdasarkan beberapa

parameter seperti kejujuran, kemampuan dalam pengambilan keputusan atas

masalah di lapangan, kreatifitas, disiplin kerja, latar belakang pendidikan, dan lain

sebagainya. Jika terdapat calon tenaga kerja yang memenuhi beberapa kriteria

tersebut, calon tenaga kerja tersebut akan dipanggil untuk melakukan tes

psikologi. Apabila calon tenaga kerja tersebut lolos dalam tes psikologi, maka

calon tenaga kerja tersebut dipanggil untuk melakukan wawancara. Hasil dari

wawancara akan dijadikan inputan pada proses seleksi tenaga kerja untuk suatu

jabatan sehingga diperoleh kandidat yang cocok untuk menempati jabatan yang

(49)

Berikut ini adalah alur sistem manual proses seleksi tenaga kerja untuk

suatu jabatan yang lowong pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk Divisi Konstruksi

VII pada saat ini (Gambar 3.1) :

Document Flow Seleksi Tenaga Kerja

Pelamar Personalia Manajer

[image:49.595.93.511.170.710.2]

Start Menyerahkan Data Pelamar ke Personalia Data Pelamar Proses Seleksi Pelamar Tahap 1 Lolos? Membuat Surat Panggilan Surat Panggilan Tes Surat Panggilan Tes Tes Psikologi Hasil Tes Psikologi Proses Seleksi Pelamar Tahap 2 Lolos? Daftar Ranking Kandidat Membuat Surat Panggilan Wawancara Surat Panggilan Wawancara Surat Panggilan Wawancara Proses Seleksi Pelamar Tahap 3 Hasil Wawancara Proses Seleksi Tenaga Kerja Data Kebutuhan Jabatan Data Ranking Pelamar Data Ranking Pelamar Finish Data Ranking Pelamar N ya tidak ya tidak Lolos? tidak ya Finish Finish

(50)

33

Seorang pengambil keputusan memiliki tanggung jawab untuk

menentukan standar persyaratan yang dibutuhkan dalam menempatkan seseorang

pada suatu jabatan tertentu berdasar kemampuan intelektual seseorang, perilaku

serta sikap orang tersebut dalam bekerja.

Satu metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan

ini adalah dengan menggunakan metode profile matching, dimana profile

matching merupakan metode yang dapat membantu manajer untuk menempatkan

seseorang pada posisi yang kosong berdasarkan kemampuan intelektual, sikap

kerja serta perilakunya. Pada tugas akhir ini ditekankan bahwa bagian personalia

telah mendapatkan data hasil penilaian tenaga kerja berdasarkan tes yang telah

diikuti oleh tenaga kerja tersebut.

Untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi, dibutuhkan suatu

program aplikasi yang mampu melakukan (1) proses perbandingan profil potensi

tenaga kerja dengan profil potensi jabatan yang dipilihnya menggunakan metode

profile matching, dan (2) proses maintenance data tenaga kerja dan jabatan,

sehingga membantu pihak pengambil keputusan dalam menentukan tenaga kerja

yang cocok sesuai kompetensinya untuk suatu jabatan.

3.2 Alur Proses Aplikasi

Pada alur proses aplikasi ini dijelaskan urutan proses yang terjadi pada

aplikasi. Gambar 3.2 adalah flowchart dari proses profile matching yang akan

digunakan pada program aplikasi ini. Pada proses profile matching ini dibutuhkan

inputan profil jabatan, yang merupakan nilai acuan dari suatu jabatan dan profil

(51)

Setelah didapat nilai-nilai tersebut, dilakukan proses pemetaan gap kompetensi,

yang merupakan selisih dari profil tenaga kerja dan profil jabatan. Kemudian hasil

yang didapat dari pemetaan gap tersebut akan dilakukan proses pembobotan nilai

gap. Langkah selanjutnya adalah proses pengelompokan dan perhitungan core

factor dan secondary factor. Hasil yang didapat akan dilakukan proses

perhitungan nilai total dan langkah terakhir adalah perhitungan peringkat

kandidat.

Start

Input Profil Jabatan

Input Profil Pelamar

Pelamar Terakhir?

Pemetaan gap

Kompetensi

Proses Pembobotan Nilai

gap

Perhitungan dan Pengelompokan core factor dan secondary factor

Perhitungan Nilai Total Tiap Aspek

Perhitungan Ranking

Pelamar Terakhir? Laporan Ranking

Kandidat

Finish

tidak ya

tidak

[image:51.595.93.504.285.639.2]

ya

(52)

35

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan pada aplikasi program

yang akan dibuat :

3.2.1 Pemetaan Gap Kompetensi

Gap adalah beda atau selisih antara profil calon tenaga kerja dengan

[image:52.595.94.516.261.755.2]

profil jabatan. Acuan dari kriteria gap berdasarkan tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Pedoman Nilai GAP

Akal Sehat :

1. Tidak mempunyai minat untuk mengamati lingkungan, dan pengetahuan yang tidak

berkembang.

2. Kurang dalam memiliki minat terhadap lingkungan, dan pengetahuan sedikit

berkembang.

3. Mempunyai minat yang tebatas hanya pada lingkungannya.

4. Punya minat untuk mengamati lingkungannya.

5. Mempunyai wawasan menonjol.

6. Wawasan yang sangat superior sehingga mampu membantu dalam pekerjaan.

Verbalisasi Ide :

1. Tidak jelas dalam memaparkan ide dan tidak mampu memahami hal-hal yang bersifat

verbal

2. Kurang mampu memaparkan suatu ide, karena kurang mampu dalam memahami hal-hal

verbal yang sederhana

3. Mampu memahami hal yang bersifat verbal sederhana, namun kurang mampu untuk

memaparkannya secara sistematis dan sederhana

4. Mampu memahami hal yang bersifat verbal, baik lisan maupun tulisan, namun kurang

mampu memaparkan secara sistematis dan sederhana

5. Mampu memahami hal yang bersifat verbal, baik lisan maupun tulisan, serta

menjelaskannya secara sistematis baik itu hal yang rumit

6. Sangat mampu memahami persoalan verbal kompleks, serta merumuskan ide secara

sistematis dan sederhana baik itu yang rumit

Sistematika Berpikir :

1. Tidak mampu bekerja secara sistematis, karena ceroboh dan melakukan banyak

kekeliruan

(53)

melakukan kekeliruan

3. Mampu mengerjakan tugas yang berhubungan dengan angka, namun kurang sistematis

4. Mampu bekerja sistematis terutama dalam data-data yang memerlukan perhitungan

sederhana

5. Mampu mengerjakan tugas yang berhubungan dengan angka yang kompleks dan rumit

dengan hati-hati

6. Sangat mampu mengerjakan tugas yang berhubungan dengan angka yang rumit, dengan

cara kerja yang sistematis dan teliti

Penalaran dan Solusi Nyata :

1. Tidak mampu memahami masalah dan solusi nyata meskipun bersifat sederhana

2. Kurang mampu memahami permasalahan operasional sederhana dan masih memerlukan

banyak bimbingan

3. Mampu memahami permasalahan sederhana yang bersifat operasional

4. Mampu memahami permasalahan yang bersifat praktis maupun teknis

5. Mampu memahami sekaligus memecahkan permasalahan yang bersifat praktis maupun

teknis dengan cepat

6. Sangat mampu dan sigap menyelesaikan masalah teknis/praktis dengan solusi yang

sistematis dengan sangat cepat

Konsentrasi :

1. Tidak mampu memahami permasalahan yang sederhana

2. Mampu memahami permasalahan yang sangat sederhana

3. Mampu memahami permasalahan yang sederhana

4. Mampu memahami permasalahan sehari-hari

5. Mampu memahami permasalahan yang rumit

6. Mampu memahami permasalahan yang rumit dan kompleks

Logika Praktis :

1. Tidak mampu menarik kesimpulan yang sesuai dengan informasi yang ada

2. Mampu mengolah informasi secara sistematis, tapi masih mampu mengambil kesimpulan

yang cukup masuk akal

3. Mampu menggunakan informasi secara sistematis untuk menyelesaikan masalah dengan

kesimpulan yang sangat masuk akal

4. Mampu mengolah informasi dalam proses berpikir yang runut dan sistematis

(54)

37

6. Mampu mengolah informasi yang terbatas dengan hasil yang optimal dan sempurna

Fleksibilitas Berpikir :

1. Tidak mampu menanggapi permasalahan

2. Kurang mampu menyesuaikan sudut pandang dalam menanggapi permasalahan

3. Mampu memahami permasalahan hanya dari sudut pandang tertentu saja

4. Mampu memahami permasalahan dari beberapa sudut pandang berbeda

5. Mampu memahami permasalahan, serta memberikan tanggapan dari beberapa sudut

pandang berbeda

Gambar

Tabel 2.1 : Tabel Bobot Nilai gap
Gambar 3.1 Document Flow Penempatan Tenaga Kerja
Gambar 3.2 Flowchart Alur Proses Aplikasi Seleksi dengan Profile Matching
Tabel 3.1 Pedoman Nilai GAP
+7

Referensi

Dokumen terkait