• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdurachman, A. Ensiklopedia Ekonomi, Keuangan, dan Perdagangan. Jakarta: Penerbit Radnya Paramita, 1991

Adolf, Huala. Penyelesaian Sengketa Internasional. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada, 2004

Downes, John dan Goodman, Jordan Elliot. Kamus Istilah Keuangan dan Investasi. Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo, 1994

Erawati, AF. Elly dan Badudu JS. Kamus Hukum Ekonomi-Indonesia/Inggris, Jakarta: Penerbit ELIPS, 1996

Fahmi, Irham. Manajemen Investasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2012 Fuady, Munir. Hukum Dagang Internasional (Aspek Hukum dari WTO).

Bandung: Penerbit Citra Aditya Bakti, 2004

Hadjohn, M. Philipus. Pengantar Hukum Perizinan. Surabaya: Universitas Airlangga, 1991

Hardjono, K. Dhaniswara. Hukum Pasar Modal (Tinjauan Terhadap Pemberlakuan UU No.25 Tahun 2007). Jakarta: penerbit Rajawali Press Hassan, Fuad. Studium General, Jakarta: Penerbit Pustaka Jaya, 2011

HS, Salim dan Santoso Budi. Hukum Investasi Di Indonesia. Jakarta: Penerbit Rajawali Press, 2008

Himawan, Charles. Hukum Sebagai Panglima. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2003

Illmar, Aminuddin. Hukum Penanaman Modal Di Indonesia. Jakarta: Penerbit Kencana, 2004

Juwana, Hikmanto. Hukum Ekonomi dan Hukum Internasional. Jakarta: Penerbit Lentera Hati, 2002

Keraf, A. Sony. Pasar Bebas, Keadilan, dan Peran Pemerintah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka, 1995

(2)

Rahmawati, Rosyidah. Hukum Penanaman di Indonesia. Malang: Penerbit Bayumedia Publishing, 2004

Sembiring, Sentosa. Hukum Investasi Cetakan I. Bandung; Penerbit Nuansa Aulia, 2007

Suhaidi, Gunarto. Beberapa Elemen Penting dalam Hukum Perdagangan Internasional. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atmajaya, 2004

Supanca, Ida Bagus Rahmadi, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2006

Sumantoro. Kerjasama Patungan Dengan Modal Asing. Bandung: Penerbit Alumni, 1984

Utrech, E. Pengantar Hukum Administrasi Negara. Bandung: Penerbit Universitas Padjajaran, 1991

Winardi. Kamus Ekonomi (Iggris-Indonesia). Bandung: Penerbit Alumni, 1982

B. Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria Persyaratan dan

Penyusunan Bidang Usaha yang Terbuka dan Tertutup Dengan Persayaratan di Bidang Penanaman Modal

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus

Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas PP Nomor 2 Tahun 2011

Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Perizinan dan Non Perizinan Untuk Penanaman Modal

C. Jurnal / Artikel / Koran

(3)

Santoso, Budi. “Tinjauan dan Perspektif Departemen Perdagangan terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Mendukung Pengembangan KEK, 2008 Rajagukguk, Erman. “Hukum Ekonomi Internasional Memperkuat Persatuan

Nasional, Mendorong Pertumbuhan Ekonomi, dan Memperluas Kesejahteraan Sosial

Siregar, Mahmul. “UUPM dan Penyelesaian Sengketa Internasional dalam Kegiatan Penanaman Modal”, Volume 26 Nomor 4 Tahun 2007 3 Provinsi Berpotensi Jadi KEK, Harian Umum Bisnis Indonesia, Edisi 04

November 2006

Gagasan Pembentukan KEK, Harian Umum Sinar Harapan Edisi 12 September 2006

D. Website

Kategori Investasi Indonesia. https://google.co.id/search (diakses Tanggal 2 Oktober 2015)

Resume Hukum Investasi. https://arifsuryo.blogspot.co.id (diakses Tanggal 8 Desember 2015)

Sejarah, Defenisi, keuntungan dan kelemahan KEK. https://joubertmaramis.blogspot.com (diakses 3 Desember 2015)

masalah seputar KEK. www.hukumonline.com (diakses Tanggal 11 Desember 2015)

Penanaman Modal Indonesia. https://ensiklopediaindonesia.com (diakses 14 Desember 2015)

Strategi Kebijakan Investasi Indonesia. www.setneg.go.id (diakses 31 Oktober 2015)

(4)

BAB III

PENGATURAN TERHADAP KEGIATAN PENANAMAN MODAL

DALAM KAWASAN EKONOMI KHUSUS

A. Pengertian dan Asas Hukum Penanaman Modal

Peran penanaman modal dalam era globalisasi50, semakin penting terutama bagi negara-negara yang sedang membangun seperti Indonesia sehingga kompetisi untuk merebut investasi berada dalam kondisi yang semakin ketat dan kompetitif. Hal ini terutama disebabkan kebutuhan akan modal pembangunan yang besar selalu menjadi masalah utama dalam kegiatan penanaman modal (investasi).51

Para investor atau pemilik modal selalu mengutamakan untuk melakukan investasi di negara yang dapat memberikan kepastian hukum dan kepastian berusaha. Hukum merupakan faktor yang sangat penting dalam kaitannya dengan perlindungan hukum yang diberikan kepada suatu negara bagi kegiatan penanaman modal. Melalui sistem hukum dan peraturan hukum yang dapat memberikan perlindungan, akan tercipta kepastian (predictability), keadilan (fairness), dan efisiensi (efficiency) bagi pihak penanam modal.52

50 Globalisasi menurut Fuad Hassan ialah proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan atau prakarsa yang dampaknya berkelanjutan melampaui batas kebangsaan,lihat dalam Studium General, (Jakarta: Penerbit Pustaka Jaya,2011), hlm. 142.

51 Hikmawanto Juwana, Hukum Ekonomi dan Hukum Internasional (Jakarta: Penerbit

Lentera Hati, 2002 ), hlm. 20.

(5)

Berbagai kepustakaan hukum ekonomi dan atau hukum bisnis terminologi penanaman modal yang dilakukan secara langsung oleh investor lokal (domestic investor), investor asing (foreign direct investor), dan penanaman modal yang dilakukan secara tidak langsung oleh pihak asing (foreign indirect investment / FII).

Agar lebih memahami arti atau defenisi tentang penanaman modal berikut terminologi penanaman modal (investasi) ;

1. Menurut ensiklopedi Indonesia

Penanaman Modal ialah penanaman uang atau modal dalam proses produksi (dengan pembelian gedung-gedung, permesinan, bahan cadangan, penyelenggaraan uang khas serta perkembangannya). Dengan demikian, cadangan modal barang diperbesar, sejauh tidak ada modal barang yang harus diganti.53

2. Kamus hukum ekonomi

Investasi atau Penanaman Modal ialah aktivitas yang biasanya dilakukan untuk jangka panjang, misalnya berupa pengadaan aktiva tetap perusahaan atau membeli sekuritas dengan maksud untuk memperoleh keuntungan.54 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan penanaman modal, baik kegiatan penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.55

53 Pengertian Penanaman Modal, https://ensiklopediaindonesia.com (diakses pada 14

Desember 2015)

54 A.F Elly Erawati dan J.S.Badudu, Kamus Hukum Ekonomi Indonesia-Inggris,

(Jakarta:Penerbit ELIPS,edisi pendahuluan,1996), hlm. 69

55 Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,

(6)

4. Kamus istilah keuangan dan investasi

Penanaman modal ialah untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke resiko yang dirancang untuk mendapatkan modal.56

5. Ensiklopedia ekonomi keuangan perdagangan

Penanaman modal ialah penggunaan atau pemakaian sumber ekonomi untuk diproduksi barang-barang konsumen. Dalam arti yang semata-mata bercorak keuangan.57

6. Kamus ekonomi

Investasi (Penanaman Modal) adalah pembelian alat produksi dengan modal berupa uang.58

7. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Investasi berarti Pertama, penanaman modal di suatu perusahaan atas proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan; Dan kedua, jumlah uang atau modal yang ditanam.59

8. Menurut Komaruddin

Investasi atau Penanaman Modal ialah suatu tindakan untuk membeli saham,

56 John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Kamus Istilah Keuangan & Investasi

(Jakarta: Penerbit Elex Media Komputendo,1994), hlm. 300.

57 A.Abdurrachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan (Jakarta: Penerbit

Radnya Paramita, 1991, Cet ke-6), hlm. 340.

58 Winardi, Kamus Ekonomi(Inggris-Indonesia) (Bandung: Penerbit Alumni, 1982,Cet

ke-8), hlm. 190.

59 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia9KBBI)

(7)

obligasi, atau surat penyertaan, barang modal, dan pemanfaatan dengan pendapatan di masa yang akan datang.60

9. Fitzgeral

Investasi ialah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber dana yang dipakai untuk memproduksi barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.61

Hakikat investasi pada defenisi diatas ialah terkait dengan penanaman modal secara langsung ( direct investment ) dan kegiatan investasi tidak langsung (portofolio investment), yang kegiatannya mengarah pada kegiatan pembangunan infrastruktur serta pengembangan daerah potensial terkait kegiatan investasi tersebut serta mencapai keuntungan bagi pemilik modal (investor)

Berdasarkan pengertian diatas maka penanaman modal dapat dikonstruksikan sebagai sebagai kegiatan berupa penanaman uang atau sejumlah modal pada bidang usaha tertentu di sebuah kawasan yang potensial melalui sebuah kesepakatan atau kerja sama antar pemilik saham dan pemerintah setempat.

Pasal 3 UUPM selain terdapat pengertian tentang penanaman modal juga terdapat asas penyelenggaraan dalam penanaman modal yang terdiri atas :

1. Asas kepastian hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal.

60

Rosyidah Rahmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia ( Malang: Penerbit Bayumedia Publishing 2004), hlm. 3.

61 Salim HS & Budi Santoso, Hukum Investasi di Indonesia (Jakarta: Penerbit Rajawali

(8)

2. Asas keterbukaan, yaitu asas yang terbuka atas hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal.

3. Asas akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir penyelenggaraan penanaman modal harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Asas perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara, yaitu asas perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing maupun antara penanam modal dari suatu negara asing lainnya. 5. Asas kebersamaan, yaitu asas yang mendorong peran seluruh penanam modal

secara bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

6. Asas efisiensi berkeadilan, yaitu asas yang mendasari yang mendasari penanaman modal dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam semua usaha mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing. 7. Asas berkelanjutan, yaitu asas yang secara terencana menguoayakan

berjalannya proses pembangunan melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan, baik untuk masa kini maupun untuk masa datang.

(9)

9. Asas kemandirian, yaitu asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi.

10. Asas keseimbangan Kemajuan dan Kesatuan Ekonomi Nasional, yaitu asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah, dalam kesatuan ekonomi nasioanl.62

Guna mempercepat pembangunan ekonomi nasional dan mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia diperlukan peningkatan penanaman modal untuk mengubah potensi ekonomi menjadi kekuasan ekonomi rill dengan menggunakan modal yang berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk itu penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional.

Tujuan penyelenggraan penanaman modal tersebut hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain dengan perbaikan koordinasi antar instansi pemerintah pusat dan daerah, penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif di bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha.63

62 Pasal 3 Ayat (1), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007

63

(10)

B. Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 2007

Tentang Penanaman Modal

Pada bab terdahulu telah disinggung sedikit mengenai penanaman modal menurut UUPM yaitu segala bentuk kegiatan penanaman modal, baik kegiatan penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bagi Indonesia, kegiatan penanaman modal/investasi langsung, baik dalam bentuk investasi langsung maupun tidak langsung mempunyai kontribusi secara langsung bagi pembangunan. Penanaman modal akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi, alih teknologi dan pengetahuan, serta menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi angka pengangguran dan mampu meningkatkan daya beli masyarakat.

Guna menarik investor mengingat daya saing yang dimiliki Indonesia demi perkuatan ekonomi bangsa Indonesia, dimana Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, berupa :

1. Wilayah yang subur dan luas dengan kekayaan alam yang melimpah 2. Upah buruh yang relatif rendah

3. Pasar yang sangat besar 4. Lokasi yang strategis

5. Adanya kepentingan untuk mendorong iklim investasi yang sehat

(11)

perlu melakukan pembuatan Undang-undang penanaman modal untuk menggantikan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 Jo Undang-undang No.11 Tahun 1970 tentang penanaman modal asing dan Undang-undang No. 6 Tahun 1968 Jo Undang-undang No.12 Tahun 1970 tentang penanaman modal dalam negeri, maka pemerintah pada tanggal 26 april 2007 telah mengesahkan dan mengundangkan UUPM.64

Atas dasar pertimbangan di atas maka undang-undang tentang penanaman modal disahkan dan dianggap penting dalam rangka tercapainya arah dan kebijakan pembangunan nasional guna kepentingan nasional. Undang-undang penanaman modal juga harus menjamin perlakuan yang sama, koordinasi antar instansi pemerintah, antara instansi pemerintah pusat dan daerah yang sejalan dengan semangat otonomi daerah.

Oleh karena itu, UUPM yang selama ini menjadi dasar hukum kegiatan penanaman modal di Indonesia harus mampu menciptakan suasan yang kondusif agar upaya penarikan investasi dan alokasi sumber dana tersebut dapat terlaksana secara efektif dan efisien dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Selanjutnya dalam UUPM terdapat beberapa kegiatan penting yang dijadikan dasar dalam kegiatan penanaman modal yaitu perizinan penanaman modal, bidang usaha, persyaratan pemilikan modal asing, dan fasilitas yang diberikan dalam kegiatan penanaman modal sesuai UUPM, sejalan dengan itu juga akan dibandingkan dasar kegiatan penanaman modal diatas berdasarkan UU KEK yang juga berkaitan erat dalam kegiatan penanaman modal di Indonesia.

64

(12)

Guna lebih memahami terkait penanaman modal berdasarkan UUPM maka akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Perizinan Penanaman Modal

Izin merupakan kewenangan pemerintah untuk mengatur sesuatu hal yang berhubungan dengan peran atau tugasnya. Pemerintah menggunakan izin sebagai suatu sarana yuridis untuk mengemudikan tingkah laku para warga. Pengertian izin menurut Philip M. Hadjhon diartikan sebagai “suatu persetujuan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan-larangan perundangan”65

. Tujuan darpada dikeluarkannya suatu izin adalah untuk mengendalikan sekaligus sebagai alat pengawasan bagi pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan masyarakat.

Utrecht mengartikan izin sebagai “perbuatan yang tidak tertuju kepada hal-hal berbahaya, akan tetapi oleh karena undang-undang menyebutkan, maka harus ada izin”66

. Lain lagi dengan uraian dari Kranenburg-Vegting. Izin diartikan pada pokoknya sebagai “suatu perbuatan hukum yang bersegi yang dilakukan oleh

pemerintah”67 .

Berkaitan dengan perizinan penanaman modal secara tegas dan jelas diatur oleh pemerintah baik melalui UUPM beserta peraturan pelaksananya.

Berdasarkan ketentuan Pasal 21 UUPM menyebutkan bahwa pemerintah memberikan dalam hal kemudahan pelayanan dan atau/perizinan, kepada

65Philipus M. Hadjhon, Pengantar Hukum Perizinan (Surabaya: Fakultas

Hukum,Universitas Airlangga, 1991), hlm. 3.

66 E.Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara (Bandung: Fakultas Hukum dan

Pengetahuan Masyarakat,Universitas Padjadjaran, 1960), hlm. 127.

(13)

perusahaan penanaman modal untuk memperoleh hak atas tanah, fasilitas pelayanan keimigrasian, dan fasilitas perizinan impor.68

Perizinan dalam penanaman modal dalam hal hak atas tanah dapat diberikan dan atau/diperpanjang kembali sekaligus dapat diperbaharui kembali atas permohonan penanaman modal, berupa hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai yang diberikan dengan jangka waktu yang telah ditentukan oleh pemerintah melalui menteri yang terkait.

Kemudahan pelayanan dan atau/perizinan atas fasilitas keimigrasian diberikan bagi penanam modal yang membutuhkan tenaga kerja asing dalam merealisasikan penanaman modal, kegiatan purnajual, dan penjajakan penanaman modal, sebaliknya dalam hal impor pemerintah memberikan kemudahan berupa kemudahan fiskal terhadap barang-barang yang masuk selama tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Guna menarik investasi baik penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri, pemerintah telah menerbitkan berbagai kebijaksanaan yang berkaitan dengan penanaman modal, terakhir dengan diterbitkannya Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (Perka BKPM) Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman dan Tatacara Perizinan dan Nonperizinan untuk Penanaman Modal di Indonesia.

Perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan instansi yang memiliki kewenangan, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang yang diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), yang dilakukan

(14)

melalui 3 tingkatan yaitu Pemerintah, Pemerintah provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

a. Izin tingkat pusat (Pemerintah)

Berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) dikatakan bahwa penyelenggaraan urusan perizinan melalui PTSP di bidang penanaman modal, dilaksanakan oleh PTSP BKPM atas dasar pelimpahan/pendelegasian wewenang dari menteri teknis/kepala LPNK yang memiliki kewenangan atas urusan pemerintah di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan pemerintah, yang terdiri atas :69

1) penanaman modal terkait dengan sumber daya alam yang tidak terbarukan dengan tingkat resiko kerusakan lingkungan yang tinggi; 2) penanaman modal pada bidang industri yang merupakan prioritas

tinggi pada skala nasional;

3) penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung antar wilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi; 4) penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan

dan keamanan nasional;

5) penanaman modal asing dan penanaman modal yang menggunakan modal asing yang berasal dari negara lain, yang didasarkan oleh perjanjian yang dibuat oleh pemerintah dengan pemerintah negara lain;

6) bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan pemerintah.

69 Pasal 5, Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Tentang Pedoman Dan

(15)

b. Izin tingkat provinsi

Penyelenggaraan perizinan melalui tingkat provinsi dilaksanakan oleh Instansi PTSP, dan dibantu oleh Gubernur untuk pendelegasian pemberian perizinan dibawah kewenangan Pemerintah provinsi.70

c. Izin tingkat kabupaten/kota

Penyelenggaraan perizinan melalui tingkat kabupaten/kota dilaksanakan oleh Instansi PTSP, dan dibantu oleh Walikota/Bupati untuk pendelegasian pemberian perizinan dibawah kewenangan pemerintah kabupaten/kota.71 Setelah mendapat pendelegasian dari masing-masing tingkatan perizinan, maka investor dapat melakukan pengajuan permohonan melalui tata cara berikut :72

1) penanam modal melakukan permohonan perizinan dan nonperizinan penanaman modal ke PTSP bidang penanaman modal, secara manual (hardcopy), atau secara elektronik (online) melalui SPIPISE;73

2) permohonan diajukan kepada instansi sesuai kewenangan tingkatan atau wilayahnya;

3) penanam modal yang melakukan permohonan secara manual harus menunjukan dokumen asli kepada petugas (officer), kecuali untuk Izin Prinsip yang belum berbadan hukum;

4) dokumen asli diperlukan untuk setiap pengurusan Perizinan Nonperizinan penanaman modal;

70 Ibid, Pasal 7 71

Ibid, Pasal 8 72 Ibid, Pasal 14

(16)

5) penanam modal yang menyampaikan permohonan secara online wajib mengunggah selurh dokumen secara lengkap sesuai dengan jenis permohonan yang diajukan;

6) penanam modal yang melakukan permohonan secara manual harus menunjukan dokumen asli kepada petugas (officer), kecuali untuk izin prinsip yang belum berbadan hukum;

7) penanam modal dapat mengajukan permohonan secara pararel untuk perizinan maupun Nonperizinan yang tidak berkaitan, dengan hanya menyampaikan satu berkas permohonan melalui SPIPISE;

8) bagi PTSP di bidang penanaman modal yang telah terkoneksi dengan SPIPISE, diwajibkan untuk menggunakan SPIPISE untuk pengurusan perizinan dan nonperizinan.

Adapun persyaratan permohonan investasi dalam rangka penanaman modal asing/penanaman modal dalam negeri

a) Permohonan penanaman modal dalam negeri baru 1) mengisi blanko model I/PMDN;

2) surat kuasa dari yang berhak menandatangani; 3) fotokopi nomor pokok wajib pajak (NPWP);

4) uraian proses produksi dilengkapi bagan arus proses (atau uraian kegiatan usaha untuk bidang jasa);

5) untuk kemitraan;

(17)

7) akta pendirian atau perubahannya atau risalah rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk kemitraan bentuk penyertaan saham;

8) surat pernyataan yang bersangkutan termasuk dalam usaha kecil;

b) Permohonan penanaman modal asing baru 1) mengisi blanko model I/PMA;

2) untuk badan usaha asing harus menyertakan joint venture agreement;

3) untuk warga negara asing, fotokopi paspor yang masih berlaku;

4) fotokopi perizinan perusahaan; 5) fotokopi NPWP;

6) fotokopi KTP;

7) surat kuasa jika pengurusannya dilakukan oleh orang lain. c) Perluasan penanaman modal asing/penanaman modal dalam

negeri

1) fotokopi izin usaha tetap;

2) fotokopi laporan kegiatan penanaman modal terakhir; 3) fotokopi surat persetujuan PMA/PMDN pertama; 4) uraian proses produksi;

(18)

d) Penanaman modal asing patungan (Joint Venture) 1) pihak asing;

2) pihak Indonesia.

e) Permohonana angka pengenal impor terbatas

1) mengisi formulir angka pengenal impor terbatas;

2) kartu angka pengenal impor terbatas yang ditandatangani oleh berhak impor dan stempel;

3) fotokopi akta pendirian perusahaan/anggaran dasar koperasi terakhir mengenai susunan pengurus perusahaan;

4) fotokopi NPWP;

5) fotokopi izin kerja tenaga kerja asing;

6) daftar nama penandatangan dokumen impor dan pas foto; 7) fotokopi surat persetujuan;

8) fotokopi surat persetujuan PMA/PMDN; f) Permohonan Izin Usaha Tetap

1) mengisi formulir izin usaha tetap;

2) fotokopi akta pendirian perusahaan atau risalah rapat umum pemegang saham (RUPS);

3) fotokopi hak atas tanah;

4) fotokopi IMB/ Perjanjian sewa bangunan; 5) fotokopi UU gangguan;

6) RKL/RPL untuk kegiatan wajib AMDAL atau UKL/UPL atau SPPL untuk perusahaan tidak wajib AMDAL;

(19)

8) berita acara pemeriksaan oleh Badan Koordinasi Penanaman modal Pemberdayan BUMD dan Aset Daerah atau laporan kegiatan penanaman modal terakhir;

9) surat kuasa bila pengurusan oleh orang lain; 10) khusus untuk bidang usaha tertentu;

g) Permohonan Izin Usaha Tetap (Pembaharuan) 1) fotokopi izin usaha tetap;

2) perpanjangan HBG dan atau HGU;

3) fotokopi laopran kegiatan penanaman modal terakhir. 2. Bidang usaha dalam penanaman modal

Berdasarkan ketentuan Pasal 12 Bab VII UUPM disebutkan bahwa74 : a. semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman

penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan

b. selanjutnya dilanjutkan bahwa bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah : Produksi Senjata, mesin, alat peledak, peralatan perang, dan bidang usaha lain yang dinyatakan tertutup berdasarkan Undang-undang

c. pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertananhan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya

(20)

d. kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan serta daftar bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan masing-masing akan diatur dengan Peraturan Presiden e. pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan

berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumebr daya alam, perlindungan, pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerjasama dengan bidang usaha yang ditunjuk pemerintah.75

Menurut ketentuan bidang usaha di atas maka bidang usaha atau jenis usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan ditetapkan melalui Peraturan Presiden disusun dalam suatu daftar yang berdasarkan standart kualifikasi tertentu bidang usaha atau jenis usaha yang berlaku di Indonesia, yaitu klasifikasi berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan atau/Internasional Standart for Industrial Classification (ISIC).

Penentuan bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan menggunakan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut;

1. Penyederhanaan

Bahwa bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan bidang usaha terbuka dengan persyaratan, berlaku secara nasional dan bersifat sederhana serta terbatas pada bidang usaha yang terkait dengan kepentingan nasional sehingga merupakan bagian kecil dari keseluruhan dan bagian kecil dari setiap sektor dalam ekonomi.

(21)

2. Kepatuhan terhadap perjanjian atau komitmen internasional

Bahwa bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan tdak boleh bertentangan dengan kewajiban Indonesia yang termuat dalam perjanjian internasional yang telah diratifikasi.

3. Transparansi

Bahwa bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan harus jelas, rinci, dapat diukur, dan tidak multi-tafsir serta berdasarkan kriteria tertentu.

4. Kepastian hukum

Bahwa bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan tidak dapat diubah kecuali dengan Peraturan Presiden.

5. Kesatuan wilayah Indonesia sebagai pasar tunggal

Bahwa bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan tidak menghambat kebebasan arus barang, jasa, modal, sumber daya manusia dan informasi di dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia.76 Penyusunan kriteria bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :

a. mekanisme pasar tidak efektif dalam mencapai tujuan

b. kepentingan nasional tidak dapat dilindungi dengan lebih baik melalui instrumen kebijakan lain

c. mekanisme bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan adalah efektif untuk melindungi kepentingan nasional

76

(22)

d. Mekanisme bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan adalah konsisten dengan keperluan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pengusaha nasional dalam kaitan dengan kegiatan penanaman modal dan/atau masalah yang dihadapi pengusaha kecil dalam kaitan dengan penanaman modal secara umum

e. manfaat pelaksanaan mekanisme bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan melebihi biaya yang ditimbulkan.77

pemerintah mengeluarkan peraturan presiden mengenai daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal No. 39 Tahun 2014 dengan ketentuan sebagai berikut ;

1) Pasal 1 ayat (1), menerangkan bahwa bidang usaha yang tertutup merupakan bidang usaha tertentu yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal,

2) sedangkan ayat (2), menyebutkan bahwa bidang usaha terbuka dengan persyaratan adalah bidang usaha tertentu yang dapat diushakan sebagai kegiatan penanaman modal dengan syarat tertentu, yaitu bidang usaha yang dicadangkan untuk usaha mikro kecil, menengah dan koperasi, bidang usaha yang dipersyaratkan dengan kemitraan, bidang usaha yang dipersyaratkan kepentingan modalnya, dan bidang usaha yang dipersyaratkan dengan perizinan khusus.78

77

Ibid, Pasal 7

(23)

Tabel 1 DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 39 TAHUN 2014

No. LAMPIRAN JUDUL

1. LAMPIRAN I Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dalam Penanaman Modal

2. LAMPIRAN II Daftar Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan

1. Bidang Pertanian 2. Bidang Kehutanan

3. Bidang Kelautan dan Perikanan

4. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral 5. Bidang Perindustrian

6. Bidang Pertahanan dan Keamanan 7. Bidang Pekerjaan Umum

8. Bidang Perdagangan

9. Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 10.Bidanng Perhubungan

11.Bidang Komunuikasi dan Informatika 12.Bidang Keuangan

13.Bidang Perbankan

14.Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi 15.Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 16.Bidang Kesehatan

(24)

Tabel 2 DAFTAR LAMPIRAN I BIDANG USAHA YANG TERTUTUP UNTUK PENANAMAN MODAL

No. BIDANG BIDANG USAHA

1. Pertanian Budidaya Ganja

2. Kehutanan 1. Perlengkapan Species ikan yang tercantum dalam Appendix I Convention on International Trade In Endangered Species Of Wild Fauna And Flora

2. Pemanfaatan (Pengambilan)

3. Koral / karang dari alam untuk bahan bangunan / kapur / kalsium dan souvenir / perhiasan, serta koral hidup atau koral mati (recent death coral) dari alam 3. Perindustrian 1. Industri Bahan Kimia yang Dapat

Merusak Lingkungan

2. Indutri Bahan Kimia Konvensi Senjata Kimia

3. Industri Minuman Mengandung Alkohol ;

- Minuman Keras - Anggur

- Minuman Mengandung Malt

4. Perhubungan 1. Penyelenggaraan dan Pengoperasian Terminal Angkutan Penumpang Angkutan Darat

(25)

3. Telekomunikasi / Sarana Bantu Navigasi Penerbangan

4. Penyelenggaraan Pelayanan Navigasi Penerbangan

5. Penyelenggaraan Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor

6. Penyelenggaraan Pelayanan Navigasi Penerbangan

7. Penyelenggaraan Penguji Tipe Kendaraan Bermotor

5. Komunikasi dan Informatika

Manajemen dan Penyelenggaraan Stasiun Monitoring Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit

6. Pendidikan dan Kebudayaan

1. Museum Pemerintah

2. Peninggalan Sejarah dan Purbakala (candi, prasasti, petilasan,bangunan kuno, dsb)

7. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Perjudian / Kasino

(26)

3. Persyaratan pemilikan saham asing

Setiap perusahaan asing yang akan berinvestasi di Indonesia harus melakukan kerja sama usaha (joint venture) dengan perusahaan Indonesia. Merger ini dapat dilakukan atas nama pribadi atau badan hukum yang kemudian menjadi suatu perusahaan baru dengan status PT (Perseroan Terbatas) di bawah hukum Indonesia.

Tidak ada batasan minimum dalam nilai Investasi maupun permodalannya. Total investasi bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan perhitungan ekonomi mereka. Investasi asing dalam proyek infrastruktur seperti pelabuhan, pembangkitan dan distribusi listrik untuk keperluan umum, telekomunikasi, perkapalan, penerbangan, suplai air, jalan tol, reakton nuklir, dan media massa.

Investasi asing dapat saja berupa 100% kepemilikan saham pada perusahaan asing. Namun, bila tidak beroperasi lebih dari 15 tahun, kepemilikan sahamnya harus dijual kepada perusahaan Indonesia atau dengan merger bisnis denga pertukaran saham domestik secara langsung szxxatau tidak langsung.79

Permohonan pemilikan saham dalam Investasi asing juga dapat dilakaukan dengan cara membuat sebuah surat permohonan oleh calon penanam modal yang akan melakukan kegiatan penanaman modal dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) yang diajukan kepada :

a. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM);

b. Kepala Perwakilan Republik Indonesia setempat

(27)

c. Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) setempat.80

Namun dalam kerangka ini, Prof. Sadlin mengemukakan bahwa pendekatan pembatasan modal asing tidak dapat diselenggarakan dengan pembatasan hak-hak tertentu.81 Terlihat jelas dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal pada Pasal 6 dijelaskan terkait pembatasan saham asing yang berlaku di Indonesia yaitu82;

1) Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang menerima penggabungan adalah sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut;

2) Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang mengambil alih adalah sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut;

3) Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan baru hasil peleburan adalah sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut

80 Dhaniswara K. Harjono, OpCit., hlm. 199.

81

Sumantoro, Kerjasama Patungan dengan modal asing (Bandung: Penerbit Alumni, 1984), hlm.169.

82 Peraturan Presiden Republik Indonesia No.39 Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang

(28)

4. Fasilitas Penanaman Modal

Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal yang melakukan penanaman modal berupa :83

a. melakukan perluasan usaha; atau b. melakukan penanaman modal baru

Adapun penanaman modal yang dilakukan tersebut harus memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut

1) menyerap banyak tenaga kerja; 2) termasuk skala prioritas tinggi; 3) termasuk pembangunan infrastruktur; 4) melakukan alih teknologi;

5) melakukan industri pionir;

6) berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu;

7) menjaga kelestarian lingkungan;

8) melaksankan kegiatan penelitian, pembangunan, dan inovasi;

9) Bermitra dengan usaha mikro kecil, menengah atau koperasi, atau industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri.84

Menurut Pasal 18 ayat 4 UUPM disebutkan bahwa bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanam modal dapat berupa :85

83 Pasal 18 ayat (2), Undang-undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2007

84

(29)

a. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan neto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu;

b. Pembebasan atau keringana bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi dalam negeri;

c. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu;

d. Pembebasan atau penangguhan pajak pertambahan nilai atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu;

e. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat;

f. Keringanan pajak bumi dan bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.86 Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu tertentu hanya dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang merupakan industri pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional.

Selain fasilitas perpajakan, pemerintah juga memberikan kemudahan pelayanan dan atau/ perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk

(30)

memperoleh fasilitas yaitu hak atas tanah, fasilitas pelayanan keimigrasian, dan fasilitas perizinan impor.

Pemberian fasilitas penanaman modal juga dilakukan dalam upaya mendorong penyerapan tenaga kerja, keterkaitan pembangunan ekonomi dengan perlakuan ekonomi kerakyatan, orientasi ekspor dan insentif yang lebih menguntungkan kepada penanaman modal yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan produksi dalam negeri, serta fasilitas terkait dengan lokasi penanaman modal di daerah dengan infrastruktur terbatas.

Dapat dikatakan bahwa tujuan pemberian fasilitas-fasilitas yang bersifat insentif tersebut adalah sebagai berikut.

a. Untuk mempercepat penyebaran investasi ke seluruh pelosok tanah air, karena dengan adanya investasi terjadi pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan, akan ada peningkatan kesejahteraan. Kalau dilihat dari realisasi dan rencana penanaman modal sekarang ini, hanya ada 7-8 provinsi di Indonesia dari empat kategori yang masuk top five. Berarti terjadi ketidaksenambungan atau ketidakmerataan investasi.

b. Insentif atau fasilitas diberikan supaya ada percepatan dari sektor ekonomi. Perekonomian pasti tumbuh kalau sektor-sektor dibawahnya bekerja dengan baik. Termasuk sisi produksi, yaitu industri. Berarti harus ada sektor-sektor yang dipacu.

C. Penanaman Modal di Kawasan Ekonomi Khusus

(31)

Undang-undang tersebut diprioritaskan pada tahun 2008. Pada tahun 2009 terbentuklah UU KEK. Sejak ditetapkannya Undang-undang No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus sampai pada Oktober 2010, setidaknya telah tercatat 48 daerah yang mengajukan diri menjadi KEK. Daftar pengajuan tersebut tercatat pada dewan nasional KEK. Per Oktober 2010, dewan nasional KEK mengungkapkan akan berfokus pada lima (5) KEK hingga 2014.

Untuk meningkatkan fokus terhadap kawasan ekonomi khsuus di Indonesia, tidak hanya dibutuhkan dukungan moril. KEK membutuhkan suntikan dana segar dari investor-investor baik dari dalam maupun dari luar negeri. Saat ini, negara yang telah menyatakan keinginannya untuk berinvestasi di Indonesia adalah Tiongkok dengan nilai Investasi lebih dari 2 milyar Dollar Amerika dalam kurun waktu 5 tahun. Tiongkok membutuhkan kira-kira 10 ribu hektar lahan di Indonesia untuk relokasi industri. Pemerintah optimis bahwa negara-negara lain akan mengikuti jejak Tiongkok untuk berinvestasi pada KEK Indonesia. Saat ini pemerintah berencana akan memperluas pembangunan hingga menjadi 9 KEK dengan rincian 2 kawasan di Sumatera, 2 kawasan di Sulawesi, 2 kawasan di Kalimantan, serta 3 kawasan di Kalimantan.87 Untuk lebih memahami terkait penanaman modal pada KEK berikut penjelasannya;

1. Perizinan pada kawasan ekonomi khusus

Telah dilihat sebelumnya bahwa pelaksanaan perizinan dalam Undang-undang Penanaman Modal diatur berupa hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai yang diberikan dengan jangka waktu yang telah ditentukan oleh pemerintah melalui menteri yang terkait. Dapat dikatakan proses perizinan dalam

87Rencana Perluasan KEK, https://google.co.id/search/kawasanekonomikhusus (diakses

(32)

penanaman modal lebih diatur secara rinci dan mendetail di setiap bagiannya namun tetap tidak berbeda jauh dengan proses perizinan pada KEK.

Jika dibandingkan dengan UU KEK dalam hal perizinan telah dijelaskan dalam Pasal 23 dan diikuti dengan Pasal 43 PP tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus yaitu diatur dan dilimpahkan pada dewan Administrator untuk mengembangkan berjalannya KEK di Indonesia.

Pasal 23 dan 43 terkait tentang penyelenggaraan KEK dikatakan bahwa Administrator bertugas “Memberikan Izin Usaha dan Izin yang diperlukan bagi

pelaku usaha untuk mendirikan, menjalankan, dan mengembangkan usaha di KEK”, Pada butir berikutnya juga dijelaskan bahwa pelaksanaan pemberian izin seperti yang dimaksud diatas juga dilakukan melalui PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) sesuai dengan ketentuan di bidang Penanaman Modal.

Administrator dalam hal menyelenggarakan PTSP, mendapatkan pendelegasian wewenang dari menteri/atau kepala lembaga pemerintahan non kemetrian, gubernur atau bupati/walikota yang memiliiki kewenangan perizinan, fasilitas dan kemudahan, kemudian dilanjutkan dengan administrator yang dapat menunjuk penghubung dengan administrator, administrator juga memberikan rekomendasi kepada menteri/ kepala lembaga pemerintahan non kementrian untuk mendapatkan perizinan yang sesuai dengan Undang-undang yang tidak didelegasikan.

(33)

a. Persyaratan teknis dan non teknis

b. Tahapan memperoleh perizinan dan fasilitas c. Mekanisme pengawasan dan sanksi

Adapun tata cara perizinan atau pemberian fasilitas pada KEK tetap mengutamakan penyederhanaan tanpa mengurangi faktor keselamatan, keamanan, kesehatan, dan perlindungan lingkungan dari kegiatan penanaman modal, dan tetap mengacu kepada standart yang telah diberikan oleh lembaga atau instatnsi berwenang.88

Ditegaskan juga lebih kanjut terkait pemberian izin pada KEK diberikan kemudahan di bidang kegiatan usaha, perindustrian, perdagangan, pelabuhan, dan keimigrasian bagi pelaku usaha asing serta fasilitas keamanan.89

2. Bidang usaha pada kawasan ekonomi khusus

Pasal 3 Ayat (3) dikatakan bahwa “ di dalam setiap kawasan ekonomi khusus disediakan lokasi untuk usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan koperasi, baik sebagai pelaku usaha maupun sebagai pendukung kegiatan perusahaan yang berada dalam KEK.90

Pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan atau bidang usaha yang terdapat dalam KEK ialah bidang usaha yang meliputi UMKM dan koperasi dimana pengeelolaannya di atur oleh lembaga atau instansi terkait penyelenggaraan KEK. Perlu ditambahkan bahwa dalam hal bidang usaha pada KEK berbeda seperti pada bidang usaha pada penanaman modal dimana sesuai

88

Pasal 23, Undang-Undang Republik Indonesia No.39 Tahun 2009

89 Pasal 45, Peraturan Presiden Republik Indonesia No.2 Tahun 2011

(34)

ketentuan Pasal 39 dikatakan bahwa dalam KEK tetap berlaku ketentuan yang mengatur bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal, kecuali yang dicadangkan untuk UMKM dan koperasi, maksudnya ialah dengan adanya ketentuan ini, ketentuan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal sebagaimana yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan tentang daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal tetap berlaku di KEK.

3. Persyaratan kepemilikan saham asing

Dalam KEK pemilikan saham asing tidak diatur secara rinci dalam Undang-undang tentang KEK, namun kementrian perekonomian bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah mengatakan bahwa pemerintah memberikan kebebasan bagi para investor untuk berinvestasi sebebas mungkin yang dapat mencapai hingga 100% dan tidak adanya pembatasan jumlah saham.91

Hal ini dilakukan guna menarik minat investor dengan catatan hanya wilayah yang sudah ditetapkan rekomendasinya menjadi wilayah KEK oleh pemerintah. Dengan peraturan ini maka sertiap investor asing dapat menanamkan modalnya di Indonesia tanpa adanya pembatasan dari pemerintah namun tetap memperhatikan peraturan yang berlaku sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Fasilitas dan kemudahan penanaman modal di kawasan ekonomi khusus Berdasarkan UU KEK dijelaskan bahwa fasilitas dan kemudahan dalam kegiatan penanaman modal diberikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan diikuti dengan ketentuan PP No.2 Tahun 2011.

91 Asing boleh 100% miliki saham di KEK, https://Apemindo.com, (diakses pada 05

(35)

Undang-Undang KEK pemerintah memberikan beberapa fasilitas kemudahan di bidang penanaman modal yaitu berupa;

a. Perpajakan, Kepabean, dan Bea Cukai. b. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

c. Pertanahan, Perizinan, Keimigrasian, dan Investasi. d. Ketenagakerjaan.

e. Fasilitas lain sesuai peraturan pemerintah.

Dijelaskan pula dalam Pasal 30 dijelaskan bahwa :

1) Setiap wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha di KEK diberikan fasilitas Pajak Penghasilan (PPh).

2) Selain fasilitas PPh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dapat diberikan juga fasilitas PPh sesuai dengan karakteristik Zona.

3) Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan (2) diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas PPh sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 31 dikatakan bahwa “Fasilitas perpajakan juga diberikan dalam waktu tertentu kepada penanam modal berupa pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan”.

Pasal 32 mengenai impor barang kedalam wilayah KEK diberikan fasilitas berupa :

(36)

2. Penyerahan barang kena pajak dari tempat lain di dalam daerah pabean ke KEK dapat diberikan fasilitas berupa tidak dipungut PPN dan PPnBM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Penyerahan barang kena pajak dan KEK ke tempat lain di dalam daerah pabean sepanjang tidak ditujukan kepada pihak yang mendapatkan fasilitas PPN dikenakan PPN atau PPnBM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selaras dengan pernyataan di atas dalam hal pajak daerah dan retribusi daerah setiap wajib pajak yang melakukan usahanya di dalam KEK diberikan insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak daerah dan kemudahan lain yang berkaitan dengan pungutan pajak lainnya dalam hal kegiatan penanaman modal.

Selanjutnya mengenai fasilitas ketentuan lain yang disebutkan dalam Pasal 40 Undang-undang KEK maksudnya ialah sesuai dengan ketentuan Pasal 44-46 PP No.2 Tahun 2011 yaitu berupa PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) bagi para Investor yang pada Intinya tetap memberikan kemudahan seperti yang telah diatur dalam UU KEK.

(37)

Tenaga kerja asing yang digunakan juga harus memenuhi standart kompetensi yang berlaku dan ketentuan yang berlaku di wilayah tempat Investasi diadakan dan tunduk pada peraturan yang diberlakukan oleh negara yang bersangkutan agar tidak terjadi perbuatan yang melanggar hukum dan menimbulkan gejolak sosial di tengan masyarakat.

D. Keuntungan penanaman modal dalam kawasan ekonomi khusus

Melalui pengesahan undang-undang tentang KEK maka diharapkan eksistensi dari KEK ini akan semakin kuat dengan adanya payung hukum atau regulasi terkait KEK, untuk itu lewat kawasan ekonomi khusus dapat dipacu secara intensif masuknya investor. Dilihat dari sudut pandang ini adalah beralasan jika berbagi pemerintah daerah mengusulkan kepada pemerintah pusat agar daerahnya dijadikan sebagai KEK.92

Hanya dalam hal ini para ahli mencoba mengingatkan, bahwa diberikannya suatu daerah sebagai KEK harus memperhatikan berbagai hal yang terkait dengan investasi, sebab jika tidak tujuan didirikannya KEK tidak akan tercapai. Seperti yang diungkapkan Bob Widyahartono, “sesungguhnya yang dibayangkan adalah formasi pengembangan daerah tidak berarti lepas sepenuhnya dari tangan pemerintah pusat. Idealnya inisiatif dan kreativitas pengembangan masing-masing daerah yang diberi jalan sesuai dengan potensi daerahnya, sementara daerah juga tidak bisa menafikan kewenangan pemerintah pusat dalam hal tertentu”.93

92“Tiga Provinsi Berpotensi jadi Kawasan Ekonomi Khusus”

, edisi 4 November 2006, Harian Umum Bisnis indonesia

(38)

Melalui hal tersebut maka dapat dikatakan secara langsung melalui pengusulan KEK terhadap suatu daerah kegiatan investasi pun akan meningkat dan manfaat dari kegiatan penanaman modal tersebut menurut William A. Fennel dan Joseph W. Tyler, serta Eric M. Burt, yaitu :

1. memberi modal kerja;

2. mendatangkan keahlian, manajerial, ilmu pengetahuan, modal dan koneksi pasar;

3. meningkatkan pendapatan uang asing melalui aktivitas ekspor oleh perusahaan multinasional;

4. penanaman modal asing tidak melahirkan utang baru;

5. membantu upaya-upaya pembangunan kepada perekonomian negara-negara penerima.94

Selain dampak positif dari kegiatan penanaman modal terdapat juga dampak negatif dari kegiatan penanaman modal tersebut yaitu :95

1. Perusahaan multinasioanl berdampak negatif bagi perkembangan perekonomian suatu negara

2. Perusahaan multinasional dapat melahirkan sengeketa dengan negara 3. penerima khususnya penduduk asli di wilayah KEK yang dijadikan 4. tempat investasi

5. Perusahaan multinasional dapat mendominasi perusahaan lokal 6. Merusak lingkungan yang dijadikan KEK dalam kegiatan investasi

94 Huala Adolf, Hukum, Penyelesaian Sengketa Internasional (Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 6.

96 Sentosa Sembiring, Op.Cit., hlm 139.

(39)

7. Ketergantungan negara penerima terhadap investor yang menanamkan modalnya pada KEK.

Adapun keuntungan lain dari kegiatan penanaman modal pada KEK ini yaitu :

1. Aspek kepabean

Dalam hal kepabean kegiatan penanaman modal akan memberikan dampak positif berupa meningkatkan nilai bea masuk pada impor-ekspor dalam kegiatan penanaman modal.

2. Aspek perpajakan

Serupa dengan aspek kepabean, perpajakan juga akan memberikan dampak positif dalam peningkatan devisa negara.

3. Aspek ketenagakerjaan

Melalui aspek ini diharapkan dapat menyerap banyak tenaga kerja yang berkualitas dan berkompeten dalam penyeleenggaraan ekonomi khusus.96

Setiap kegiatan investasi pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia, yakni97 :

1. penanaman modal asing di Indonesia harus berbentuk Joint Venture dengan modal nasional

2. penyertaan nasional baik dalam bentuk investasi yang lama maupun yang baru harus menjadi 51% di dalam jangka waktu 10 tahun;

3. partner asing harus memenuhi ketentuan pengalihan tenaga kerja kepada karyawan-karyawan Indonesia;

96KEKdanPerekonomianDaerah

,https://google.co.id/search/joubertbmaramig.blogspot.co

m,,(diakses pada 10 Oktober 2015)

97 Erman Rajagukguk, Hukum Investasi Di Indonesia (Jakarta: Fakultas Hukum

(40)

4. partisipasi pengusaha pribumi Indonesia baik dalam penanaman modal asing maupun modal dalam negeri harus bertambah besar.

(41)

BAB IV

PENERAPAN PRINSIP KESEIMBANGAN KEMAJUAN DALAM PENANAMAN MODAL PADA UNDANG-UNDANG NO. 39 TAHUN 2009

TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS BESERTA PERATURAN PELAKSANANYA

A. Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal

Pada Pasal 33 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa “Perekonomian nasional diselenggrakan

berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berrkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”. Dari hal

tersebut jelas bahwa Negara Indonesia menerapkan prinsip di atas sebagai suatu dasar kegiatan ekonomi yang salah satunya adalah penanaman modal.

Seiring dengan berlakunya ketentuan di atas pemerintah lebih menegaskan lagi tentang berlakunya prinsip keseimbangan kemjuan dalam penanaman modal. Di dalam Pasal 3 ayat (1) UUPM, penyelenggaraan kegiatan penanaman modal harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan asas/ prinsip penyelenggaraan penanaman modal yang salah satu asas/ prinsipnya yaitu keseimbangan kemajuan,Prinsip ini berarti prinsip yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.

(42)

Prinsip keseimbangan kemajuan juga memadukan keterkaitan dengan kesatuan ekonomi nasional, prinsip ini berperan untuk menjaga kesatuan dan persatuan dalam hal ekonomi nasional, dan melalui prinsip ini pula pemerintah berupaya untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi nasional dalam hal pembangunan dan menyatukan kegiatan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.

Melalui prinsip ini juga kegiatan penanaman modal diharapkan akan berjalan dengan baik dan meningkatkan minat investor dalam melakukan penanaman modalnya di Indonesia, dan diharapkan juga pembangunan di setiap wilayah di Indonesia merata dan tidak terjadi kesenjangan dalam hal pemeratan pembangunan seperti pembangunan di wilayah bagian timur Indonesia yang masih kurang dalam hal pembangunan padahal banyak sektor potensial di wilayah tersebut yang dapat dijadikan pemerintah sebagai salah satu sumber pemasukan negara.

Pentingnya sebuah prinsip daam penyelenggaraan kegiatan penanaman modal dan salah satu prinsip yang cukup menunjang dan paling mendukung dalam hal pengembangan wilayah ekonomi potensial ialah prinsip keseimbangan kemajaunyang mengacu pada pemerataan pembangunan dan tetap memperhatikan kepentingan nasional dalam hal pembangunan.

(43)

B. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Program

Peningkatan Iklim Investasi

Sehubungan perkembangan ekonomi global, Indonesia perlu memfokuskan pada peningkatan ekspor dan investasi pada KEK yang memang mendapatkan fasilitas perpajakan dan kepabean. Beberapa keunggulan Indonesia dapat menjadi peluang dalam menarik investasi, diantaranya letak geografis Indonesia yang sangat ideal bagi pengembangan pusat logistik dan distribusi karena dilewati oleh jalur maritim internasional dan posisi Indonesia yang terletak di tengah pasar yang sangat besar yaitu pasar ASEAN98.

Pengembangan kawasan ekonomi khusus di Indonesia bukanla hal yang asing. Pada Tahun 1970 Indonesia berhasil mengembangkan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan dilanjutkan dengan pengembangan kawasan berikat (Bounded Warehouse), kemudian pada Tahun 1989 dikembangkan kawasan industri dan diikuti 1996 dikembangkan kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET), dan terakhir pengembangan KEK pada tahun 2009.99Maka dari itu pengembangan KEK ini perlu diadakan guna meningkatkan perkembangan iklim investasi nasional.

Dimana peningkatan iklim investasi nasional dapat diupayakan dengan adanya kepastian hukum, stabilitas politik, dan jaminan keamanan. Kebijakan pemerintah yang pro investasi, serta tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, adalah faktor utama yang dapat menigkatkan minat calon investor.

Kepastian hukum sangat dibutuhkan dalam rangka upaya menarik minat calon investor (penanam modal), baik di tingkat nasional maupun daerah.

98 Deputi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kementrian Koordinator

(44)

Guna meningkatkan iklim investasi tersebut pemerintah pusat maupun daerah dituntut untuk berperan aktif dalam upaya pengembangan KEK yaitu dengan beberapa cara diantaranya ;

1. mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif bagi para calon investor (penanam modal) guna penguatan daya saing dalam perekonomian di tingkat nasioanl maupun internasional.

2. mempercepat peningkatan penanaman modal.

3. memanfaatkan secara optimal peluang penanam modal sebagaimana diamatkan dalam Undang-undang penanaman modal.100

Penyerapan prinsip hukum penanaman modal dalam rangka menciptakan iklim investasi yang baik yang didasarkan pada peraturan yang seragam mengenai penanaman modal akan berdampak bagi masyarakat dan pemerintah untuk menyerap penanaman modal dan mengarahkan pemerintah pada jalan keluar. Hal ini dapat dilihat dari tiga hal penting yang diperintahkan oleh konsiderans undang-undang ini, yakni : harmonisasi peraturan penanaman modal dengan perubahan ekonomi global dan kewajiban internasional Indonesia dalam berbagai kerjasama internasional dan tetap mengacu pada kedaulatan politik dan ekonomi nasional.101

Melalui upaya di atas diharapkan iklim investasi akan berjalan dengan kondusif dan dapat menarik minat para investor guna menanamkan modalnya di Indonesia khususnya KEK, pada dasarnya KEK dibentuk untuk memberikan lingkungan yang kondusif bagi para investor dalam penyelenggaraan kegiatan

99

https://google.co.id/search/mengenalkek-kemenko (diakses pada 31 oktober 2015) 100

Persiapan Penanaman Modal Daerah Aceh, https://google.co.id/search (diakses pada

31 oktober 2015)

101Mahmul Siregar, UUPM Dan Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasiobal Dalam

(45)

penanaman modal guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi.

Pemberlakuan status kawasan ekonomi khusus pada sebuah daerah potensial ekonomi sangat memberikan keuntungan ekonomi nasional maupun regional, namun status ini juga berpotensi merugikan, karena adanya pengurangan pajak akibat adanya insentif fiskal, dan dapat mengancam kawasan indutri yang telah ada untuk pindah ke KEK yang berdampak pada pengurangan pada penerimaan negara. Untuk itulah perlunya strategi dari pemerintah pusat maupun daerah untuk melakukan pengembangan KEK dengan meningkatkan iklim investasi yang memberikan kemudahan bagi para investor yang akan melakukan kegiatan penanaman modal.102

1. Rencana perluasan daerah kawasan ekonomi khusus oleh pemerintah

Perluasan daerah dalam hal pengusulan wilayah KEK membutuhkan tahapan seleksi yang cukup signifikan karena tidaklah sembarang wilayah dapat dijadikan sebuah kawasan ekonomi tanpa adanya faktor potensial yang mencolok pada daerah tersebut.

Kondisi wilayah pada setiap KEK memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik karena pengembangan KEK yang diterapkan di wilayah usulan, lokasi KEK, luas usulan wilayah KEK, jumlah penduduk, perekonomian, kelembagaan, ataupun tingkat pelayanan infrastruktur yang ada di wilayahnya. Perbedaan kondisi tersebut dapat dibandingkan dengan adannya perbedaan antara wilayah

102

(46)

yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kondisi usulan lokasi KEK yang menjadi kawasan ekonomi nasional di wilayah Indonesia.

Agar dapat disahkan menjadi sebuah KEK maka sebuah daerah harus memenuhi syarat atau pun kritreria yang telah dikemukan di atas, dengan demikian dewan nasional akan mengusulkan kepada presiden terkait lokasi KEK tersebut agar disetujui menjadi sebuah kawasan yang bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

(47)

Tabel 3 LOKASI KEK YANG TELAH DISAHKAN DI INDONESIA

NO NAMA KEK LOKASI

1 Sei Mengkei Simalungun, Sumatera Utara 2 Tanjung Lesung Pandeglang, Banten

3 Palu Palu, Sulawesi Selatan

4 Bitung Bitung, Sulawesi Utara

5 Tanjung Api-Api Banyuasin, Sumatera Selatan

6 Mandalika Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB)

7 Morotai Morotai, Maluku Utara

Sumber : http://kek.ekon.go.id/index.php/in/kek-di-indonesia/110.html

Daerah diatas ialah daerah yang telah resmi menjadi sebuah daerah dengan status kawasan ekonomi khusus dibawah pengelolaan pemerintah pusat dan investor asing dalam kegiatan penanaman modal, Pada umumnya, kondisi infrastruktur di wilayah usulan lokasi KEK masih belum memadai untuk menjadi KEK, hal ini berdasarkan analisa tingkat pelayanan infrastruktur dengan membangdingkan kondisi eksisting infrastruktur dan infrastruktur perkotaan.

(48)

Tabel 4. CALON WILAYAH USULAN KEK

Kawasan Pengembanagn Kawasan

Ekonomi

Luas dan Lokasi Wilayah Jumlah

Penduduk

Pertumbuhan Ekonomi

Kelembagaan

Sabang 1. Sabang ditetapakn sebagai KPBPB pada tahun 1965.

(49)

dimulai padatahun 2007 bersama wilayah batam dan karimun

Biak Ditetapkan sebagai KAPET pada tahun 1996 dengan

Suramadu Diusulkan menjadi KEK berdasarkan pertimbangan

(50)

Daerah diatas sedang dalam proses pengusulan wilayah KEK dan diajukan pada presiden untuk mendapatkan izin pengembangan menjadi wilayah KEK di Indonesia, salah satu aspek dalam mendukung pengembangan suatu KEK untuk dapat memberikan dampak maksimal bagi pertumbuhan ekonomi suatu daerah yaitu dengan pemanfaatan teknologi informasi, serta sinergis antara pemerintah pusat dan daerah dalam menciptakan KEK yang dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan daerah khususnya ekonomi nasional.

Rencana perluasan daerah potensial sebagai kawasan ekonomi khusus juga pada dasarnya membutuhkan proses yang cukup panjang dan waktu yang toidak sebentar, selain mempersiapkan kawasan pemerintah daerah juga dituntut untuk melakukan observasi kelayakan pada daerah yang akan diusulkan menjadi KEK, agar diperoleh data yang akurat dan pasti dan dijadikan sumber informasi bagi para calon investor.

2. Pemberian fasilitas (insentif) dalam kegiatan penanaman modal pada kawasan ekonomi khusus

Berdasarkan UU KEK telah diamanatkan mengenai pembentukan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan KEK guna menyempurnakan pembentukan Undang-undang tentang kawasan ekonomi khusus, dalam Peraturan Pemerintah tentang penyelenggaraan KEK dijelasakan tentang tata cara pemberian fasilitas (insentif) dalam kegiatan penanaman modal melalui PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) dimana hal ini telah dibahas sebelumnya pada bab terdahulu.

(51)

diinginkan oleh pembentuk udang-undang tersebut memang cukup ideal, yakni mengurus berbagai perizinan dalam rangka menjalankan kegiatan penanaman modal, selain itu PTSP juga bertujuan untuk memberikan kemudahan (insentif ) bagi para investor dalam hal fasilitas fiskal dan informasi yang cukup bagi para investor.

Hal tersebut juga telah ditegaskan dalam Pasal 44 PP No.2 Tahun 2011 yaitu PTSP diselenggrakan olek kelembagaan khusus dalam bidang penanaman modal yaitu dewan administrator yang mendapat pendelegasian dari lembaga tingkat pusatdalam hal perizinan dan non perizinan di provinsi atau kabupaten kota.103

Penjabaran lebih lanjut mengenai PTSP selain dalam Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2011 juga dijelaskan pada Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang PTSP di bidang penanaman modal, dimana pada Pasal 1 ayat (4) dijelaskan bahwa PTSP adalah kegiatan penyelenggaraan pelimpahan wewenang dalam hal perizinan ataupun fasilitas yang pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai pengeluaran surat izin oleh lembaga berwenang.104

Selanjutnya dalam Pasal 3 dijelaskan bahwa PTSP di bidang penanaman modal bertujuan untuk membangun penanaman modal dalam memperoleh kemudahan dalam hal pelayanan, fasilitas (insentif), dan informasi mengenai kegiatan penanaman modal dengan cara mempercepat, meyederhanakan pelayanan, dan meringankan atau menghilangkan biaya pengurusan perizinan dan non perizinan.105

103

Pasal 44, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.02 Tahun 2011 104

Pasal 1 ayat (4), Peraturan Presiden Republik Indonesia No.27 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal

105

(52)

Perihal pelayanan PTSP berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2011 juga dijelaskan pada Pasal 45 ayat (3) tentang penyelenggaraan PTSP yang dilaksanakan dengan mengutamakan penyederhanaan tanpa mengurangi faktor keselamatan, keamanan, kesehatan, perlindungan lingkungan dari kegiatan penanaman modal yang mengacu pada standard yang telah ditetapkan oleh lembaga / instansi yang berwenang.

Secara umum ketentuan mengenai PTSP dalam PP Penyelenggaraan KEK dengan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 diikuti Perka BKPM No.14 Tahun 2015 secara esensi mengatur tentang hal yang sama baik secar tekun non teknis terkait pelaksanaan PTSP dalam kegiatan penanaman modal namun PP Nomor 97 Tahun 2014 merupakan bentuk konkrit terhadap pembentukan UU KEK.

Mencermati apa yang dijabarkan dalam ketentuan di atas, tampaknya dalam menjalankan kegiatan penanaman modal, sesuatu yang cukup menjanjikan. Disebut demikian karena segala sesuatu cukup hanya diurus dalam satu tempat atau satu pintu. Oleh karena itu, dalam hal ini pejabat atau lembaga yang diberi wewenang untuk menyelenggrakan PTSP sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam penanaman modal pada kawasan ekonomi khusus harus melakukan koordinasi anatar instansi yang terkait dalam hal penanaman modal.106

Sesuai dengan semangat yang ada dalam PTSP, berbagai instansi yang terkait dengan penanaman modal telah menyerahkan kewenanagannya pada BKPM ( Badan Koordinasi Penanaman Modal) untuk mngelola dan menjalankan selurtuh kewenangan dalam hal pelaksanaan kegiatan penanaman modal.

(53)

Adapun wujud konkrit fasilitasyang dapat dinikmati oleh investor dijelaskan Muhammad Lutfi, yakni bentuk fasilitas tersebut dapat berupa 107:

a. Penguranagan penghasilan netto sampai pada tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakaukan dalam waktu tertentu, b. Pembebasan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau

peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri,

c. Pembebasan bea masuk bahan baku atau penolong untuk keperluan jangka waktu tertentu,

d. Penyusutan PBB untuk bidang usaha tertentu pada wilayah dan kawasan tertentu,

e. Pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan Badan dalam jumlah dan waktu tertentu dengan catatan penanam modal baru merupakan industri pionir, industri yang memiliki keterkaitana yang luas, dan mempunyai nilai tambah yang tinggi serta strategis bagi perekonomian nasional.

f. Bagi penanam modal yang memperbaiki mesin diberikan keringanan untuk bea masuk.

Hak-hak dalam bentuk fasilitaas seperti tersebut diatas tidak diberiksn secara sekaligus tetapi melalui proses perpanjangan serta proses pembaharuan sesuai jumlah tahun, Sesuai dengan hal diatas pula pemberian fasilitas (insentif) bagi para investor dalam penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus dapat

107Muhammad Lutfi, Strategi Dan Kebijakan Investasi di Indonesia lihat dalam

Gambar

Tabel 1 DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 39 TAHUN 2014
Tabel 2 DAFTAR LAMPIRAN I BIDANG USAHA YANG TERTUTUP UNTUK PENANAMAN MODAL
Tabel 3 LOKASI KEK YANG TELAH DISAHKAN DI INDONESIA
Tabel 4. CALON WILAYAH USULAN KEK

Referensi

Dokumen terkait

 Penyerahan berkas perkara kepada Ketua Pengadilan Negeri melalui Panitera untuk ditetapkan majelis Hakimnya/hakim, diselesaikan pada hari itu juga atau paling lama pada

Dalam penulisan ilmiah ini, Penulis membuat situs e-learning dengan menggunakan kombinasi perangkat lunak yang mendukung pembangunan situs yang dinamis dan interaktif, yaitu

Kedua : Kriteria Standar Kelulusan Ujian Sekolah satuan pendidikan dan US / M tahun 2016 , seperti terlampir dalam keputusan I keputusan ini. Ketiga : Rata-rata nilai ujian

Apabila menggunakan tusuk gigi gunakan buah minimal 2 jenis buah dengan warna yang kontras dan diletakkan pada bibir gelas.. Apabila menggunakan tusuk sate

“Suatu algoritma harus menghasilkan output yang tepat guna (efektif) dalam waktu yang relatif singkat dan penggunaan memori yang relatif sedikit (efisien)

Kajian Teori Konformitas Terhadap Perilaku Delinquency .... Penelitian

Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energy mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator,

Data menunjukkan bahwa pengaruh orientasi instrinsik terhadap daya pikir mencapai 5,1%. Walau terkesan sangat sedikit, dimana 94,9% lainnya dipengaruhi oleh faktor