• Tidak ada hasil yang ditemukan

Women Farmers On Social Contributiion Of Economic Family In The Village District Sirube-Rube Sidamamanik Simalungun District

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Women Farmers On Social Contributiion Of Economic Family In The Village District Sirube-Rube Sidamamanik Simalungun District"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI BURUH TANI PEREMPUAN DALAM EKONOMI

KELUARGA DI DESA SIRUBE-RUBE KECAMATAN PEMATANG

SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Ilmu Sosial

Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial

Disusun oleh :

Riswan Lumban Gaol

070902048

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

KONTRIBUSI BURUH TANI PEREMPUAN DALAM SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI DESA SIRUBE-RUBE KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN. Skripsi ini terdiri dari 6 bab: 77 halaman, 27 kepustakaan, 22 tabel serta lampiran).

Penelitian ini menyoroti tentang kontribusi petani dalam kaitannya dengan sosial ekonomi keluarga di Desa Sirube-rube Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun, yaitu dengan melihat peranan perempuan terhadap perekonomian dan kehidupan sosial keluarga petani. Pada masyarakat pedesaan para perempuan sudah dituntut untuk hidup mandiri dan bekerja karena tuntutan ekonomi. Hal ini mendasari peran perempuan desa tidak hanya bekerja sebagai pembantu laki-laki khususnya dalam pertanian dan mengelola lahan pertanian dengan sendiri.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana kontribus petani perempuan terhadap sosial ekonomi keluarga di Desa Sirube-rube Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. Guna memperolah data atau tanggapan dari pertani perempuan secara langsung terkait pekerjaan mereka dan kontribusinya terhadap sosial ekonomi keluarga mereka. Penulis terjun ke lapangan melakukan penelitian serta membagikan angket (kuesioner) dan melakukan wawancara kepada sejumlah petani perempuan di Desa Sirube-rube Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. Populasi dari penelitian ini adalah petani perempuan yang budidaya tanamannya adalah sayur mayur dengan luas lahan yang dikelola minimal 1 ha. Sehingga diperoleh 15 populasi dan populasi tersebut dijadikan sampel.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa menyimpulkan bahwa petani perempuan memberikan kontribusi yang besar dan baik dalam kehidupan sosial ekonomi keluarga. Hal tersebut terlihat dari kemampuan mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari dari penghasilan bekerja sebagai petani dan keterlibatan responden serta peran dalam kehidupan sosial.

(3)

ABSTRACT

WOMEN FARMERS ON SOCIAL CONTRIBUTIION OF ECONOMIC FAMILY IN THE VILLAGE DISTRICT SIRUBE-RUBE SIDAMAMANIK SIMALUNGUN DISTRICT. (This thesis is composed of: 6 chapters, 77 pages, 22 tables and appendix).

This study highlights the contribution of women as fermers in reelation to socioeconomic families in the village Sirube-rube Sidamanik Simalungun District, namely by looking at the role of women to the economy and social life of family farmers. On rural communities the women are required to live independently and work because the demands of economy, this is the underlying role of rural women had the oppurtunnity to work as farmers and farming with his own.

The porpuse of this study was to see how the contribution of women to socio-economic farmer family in the Village Sirube—rube Sidamanik Simalungun District. To obtain data or the response of women farmers is directly related to their work and contribution to socio-economic lives of their families, the author falls spaiciousness conduct research and distribute the questionnaire (questionnaires) and interview to a number of women farmers in the village of Sirube-rube Sidamanik Simalungun District. The population of this study is that women farmers culvating vegetables crops is land that is managed by a minimum of 1 ha. 15 respondents in order to obtain population and population is sampled rate translation.

Based on the result of research and analysisi concludes that the peasant women contributed a great and good in the socio-economic life of the and economic such as the daily necessities of income working as farmers and the involvement of the respondents as well as role in social life Rate translation.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas berkat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa

karena penulis diberikan waktu, pikiran, kesehatan dan kekuatan mental sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dengan judul skripsi “ Kontribusi Buruh Tani

Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Sirube-rube Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun”. Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh Ujian Komprehensif untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan skrpisi ini, penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan

kelemahan sehingga mengurangi nilai kesempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis. Maka dengan kerendahan hati penulis membuka diri untuk saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan di masa akan

datang.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, dengan secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Badaruddin, M.si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.SP selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan

Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Tuti Atika, M.SP, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu dan tenaga membimbing penulis serta memberi dukungan

(5)

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu pengetahuan, bimbingan, dan jasa-jasanya hingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan.

5. Buat orang tua saya Bisara Lumban Gaol dan Tiurlan Sumbayak yang telah

membesarkan , mendidik dan memotivasi saya. Buat ayah terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini, terimakasih sudah menjadi sumber motivasi dan

inspirasi serta sudah menjadi ayah yang terhebat bagi saya. Terimakasih buat Ibu yang telah memberikan kasih sayang dan doanya yang senantiasa mengiringi langkahku, terimakasih buat kerja kerasnya dan bantuan moril material selama

perkuliahan hingga sampai ke tahap penyelesaian skripsi ini tetaplah menjadi ibu yang kuat dan hebat. Semoga saya dapat membalas semua jasa kalian dan menjadi

anak yang membanggakan buat kalian.

6. Buat abang dan adik dan keluarga yang memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi serta dukungan serta bantuan moril maupun materil selama perkuliahan

hingga sampai ke tahap penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-teman di stambuk 2007 IKS my best friend , Lukas, Alexander, Dedi, Petrus, Manuk, Castri, Andre terima kasih buat bantuan dalam mengerjakan

skripsi ini dan juga buat kebaikan kalian, banyak suka duka dan pengalaman yang kita lalui bersama kiranya itu bisa menjadi pelajaran untuk membentuk kita

menjadi lebih baik. Dan kepada teman-teman 07 yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semangat dan semoga kita dapat mencapai cita-cita yang kita inginkan terimakasih buat perjalanan serta kenangan indah di perkuliahan

selama ini.

8. Teman-teman di Sembada yang membantu menginspirasi dan memotivasi dalam

(6)

9. Buat orang-orang yang tidak tersebutkan namanya yang sudah mendukung dan

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terimakasih saya ucapkan. Biarlah ilmu yang kita miliki dapat kita pergunakan untuk keharuman dan kebanggaan almamater kita.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam

skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik guna menyempurnakannya. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Medan, Oktober 2013

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

1.4 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Pengertian Kontribusi ... 9

2.2 Buruh Tani Perempuan ... 10

2.2.1 Buruh ... 10

2.2.2 Buruh Tani ... 12

2.2.3 Perempuan Sebagai Petani ... 13

2.3 Sosial Ekonomi ... 16

(8)

2.4.2 Tipe Keluarga ... 23

2.4.3 Peranan Keluarga ... 24

2.4.4 Tugas Keluarga ... 24

2.4.5 Fungsi Keluarga ... 24

2.4.6 Bentuk Keluarga ... 25

2.4.7 Subsistem Keluarga ... 26

2.5 Kesejahteraan Sosial ... 27

2.5.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial ... 27

2.5.2 Usaha Kesejahteraan Sosial ... 28

2.6 Kerangka Pemikiran ... 30

2.7 Definisi Konsep dan Defenisi Operasional ... 32

2.7.1 Defenisi Konsep ... 32

2.7.2 Defenisi Operasional ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Tipe Penelitian ... 36

3.2 Lokasi Penelitian ... 36

3.3 Populasi dan Sampel ... 36

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37

(9)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 40

4.1 Sejarah Desa Sirube-rube ... 40

4.2 Letak Geografis Desa dan Iklim ... 42

4.3 Pola Pemukiman ... 44

4.4 Bahasa ... 45

4.5 Komposisi Penduduk ... 45

4.6 Sarana dan Prasarana di Desa Sirube-rube ... 47

4.6.1 Sarana Ibadah ... 47

4.6.2 Sarana Pendidikan ... 47

4.6.3 Sarana Jalan dan Transportasi ... 48

4.6.4 Sarana Kesehatan ... 49

4.6.5 Sarana Penerangan dan Air Bersih ... 50

4.7 Struktur Sosial ... 51

4.8 Organisasi Sosial di Desa Sirube-rube ... 53

4.8.1 Organisasi Keagamaan ... 53

4.8.2 Organisasi Kemasyarakatan ... 54

BAB V ANALSISIS DATA ... 55

5.1 Analisis Karakteristik Responden 5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 55

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Etnis ... 56

(10)

5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarka Keluarga ... 59

5.1.6 Karakteristik Responden Brdasarkan Pekerjaan ... 60

5.2 Sosial Ekonomi Keluarga 5.2.1 Jawaban Responden Berdasarkan Pendapatan ... 61

5.2.2 Jawaban Responden Berdasarkan Tabungan ... 62

5.2.3 Jawaban Responden Berdasarkan Kebutuhan ... 63

5.2.4 Jawaban Responden Berdasarkan Sandang ... 64

5.2.5 Jawaban Rsponden Berdasarkan Penghasilan ... 65

5.2.6 Jawaban Responden Berdasarkan Kemampuan ... 65

5.2.7 Jawaban Respopnden Berdasarkn Lahan ... 66

5.2.8 Jawaban Responden Berdasarkan Kondisi Rumah ... 67

5.2.9 Jawaban Responden Berdasarkan Kepemilikan ... 68

5.2.10 Jawaban Responden Berdasarkan Tempat Berobat ... 68

5.2.11 Jawaban Responden Berdasarkan Kegiatan Sosial .... 69

5.2.12 Jawaban Responden Berdasarkan Jenis ... 70

5.2.13 Jawaban Responden Berdasarkan Aktivitas ... 71

5.2.14 Jawaban Responden Berdasarkan Interaksi ... 72

5.2.15 Jawaban Responden Berdasarkan Transportasi ... 73

5.2.16 Jawaban Responden Berdasarkan Anak Sekolah ... 73

BAB VI PENUTUP ... 75

6.1 Kesimpulan dan Saran ... 75

(11)

6.2 Saran ... 76

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin... 39

Tabel 2. Komposisi Penduduk Menurut Usia ... 40

Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 41

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penduduk 43

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 44

Tabel 6. Sarana Jalan ... 45

Tabel 7. Sarana kesehatan ... 47

Tabel 8. Sarana Peribadatan ... 48

(13)

ABSTRAK

KONTRIBUSI BURUH TANI PEREMPUAN DALAM SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI DESA SIRUBE-RUBE KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN. Skripsi ini terdiri dari 6 bab: 77 halaman, 27 kepustakaan, 22 tabel serta lampiran).

Penelitian ini menyoroti tentang kontribusi petani dalam kaitannya dengan sosial ekonomi keluarga di Desa Sirube-rube Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun, yaitu dengan melihat peranan perempuan terhadap perekonomian dan kehidupan sosial keluarga petani. Pada masyarakat pedesaan para perempuan sudah dituntut untuk hidup mandiri dan bekerja karena tuntutan ekonomi. Hal ini mendasari peran perempuan desa tidak hanya bekerja sebagai pembantu laki-laki khususnya dalam pertanian dan mengelola lahan pertanian dengan sendiri.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana kontribus petani perempuan terhadap sosial ekonomi keluarga di Desa Sirube-rube Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. Guna memperolah data atau tanggapan dari pertani perempuan secara langsung terkait pekerjaan mereka dan kontribusinya terhadap sosial ekonomi keluarga mereka. Penulis terjun ke lapangan melakukan penelitian serta membagikan angket (kuesioner) dan melakukan wawancara kepada sejumlah petani perempuan di Desa Sirube-rube Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. Populasi dari penelitian ini adalah petani perempuan yang budidaya tanamannya adalah sayur mayur dengan luas lahan yang dikelola minimal 1 ha. Sehingga diperoleh 15 populasi dan populasi tersebut dijadikan sampel.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa menyimpulkan bahwa petani perempuan memberikan kontribusi yang besar dan baik dalam kehidupan sosial ekonomi keluarga. Hal tersebut terlihat dari kemampuan mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari dari penghasilan bekerja sebagai petani dan keterlibatan responden serta peran dalam kehidupan sosial.

(14)

ABSTRACT

WOMEN FARMERS ON SOCIAL CONTRIBUTIION OF ECONOMIC FAMILY IN THE VILLAGE DISTRICT SIRUBE-RUBE SIDAMAMANIK SIMALUNGUN DISTRICT. (This thesis is composed of: 6 chapters, 77 pages, 22 tables and appendix).

This study highlights the contribution of women as fermers in reelation to socioeconomic families in the village Sirube-rube Sidamanik Simalungun District, namely by looking at the role of women to the economy and social life of family farmers. On rural communities the women are required to live independently and work because the demands of economy, this is the underlying role of rural women had the oppurtunnity to work as farmers and farming with his own.

The porpuse of this study was to see how the contribution of women to socio-economic farmer family in the Village Sirube—rube Sidamanik Simalungun District. To obtain data or the response of women farmers is directly related to their work and contribution to socio-economic lives of their families, the author falls spaiciousness conduct research and distribute the questionnaire (questionnaires) and interview to a number of women farmers in the village of Sirube-rube Sidamanik Simalungun District. The population of this study is that women farmers culvating vegetables crops is land that is managed by a minimum of 1 ha. 15 respondents in order to obtain population and population is sampled rate translation.

Based on the result of research and analysisi concludes that the peasant women contributed a great and good in the socio-economic life of the and economic such as the daily necessities of income working as farmers and the involvement of the respondents as well as role in social life Rate translation.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini memiliki arti yang sangat penting

dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini didukung dengan potensi sumber daya alam di Indonesia, lahan yang luas dan juga tanah yang masih subur di berbagai daerah dan iklim yang baik untuk

pertanian sehingga menjadikan negara Indonesia tetap bertahan dan bertumpu pada sektor pertanian.

Pertanian masih merupakan sektor strategis bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar penduduk Indonesia hidup di wilayah pedesaan dengan mata pencaharian utama sebagai petani. Keberadaannya merupakan suatu kekuatan tersendiri

bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu pengaruhnya masih sangat besar terhadap pembangunan bangsa. Hal tersebut dapat dilihat dari ketahanan pangan yang masih tetap harus dipertahankan (Safitri, 2009).

Pertanian memberikan kontribusi yang begitu banyak terhadap pembangunan. Namun, hal ini tidak disadari terlihat dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap

(16)

juga sering dipicu oleh kebijakan pemerintah yang terkesan setengah hati untuk berpihak

kepada petani (Samsudin, 2011).

Perempuan menjadi kunci dalam produksi pertanian di negara berkembang. Dimana 32% dari mereka hanya bekerja sebagai buruh dan hidup dalam keterbatasan di areal

pedesaan (70%). Perempuan menjadi sumber yang potensial tenaga kerja dalam produksi pangan yang dikonsumsi masyarakat lokal. Pertanian di berbagai negara termasuk di wilayah

Asia dan Afrika menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dan menjadi basis kehidupan di pedesaan. Lebih banyak proporsi produksi pertanian dihasilkan oleh perempuan, sehingga perempuan menjadi agen yang cukup penting dalam ketahanan pangan dan kesejahteraan

keluarga. Untuk itulah sudah sewajarnya perempuan mendapatkan prioritas dalam program pertanian dan mendapatkan dukungan dari kebijakan pembangunan pertanian karena dialah

sumber daya dalam keberlanjutan kehidupan pedesaan dan pengurangan kemiskinan (Pertiwi, 2010).

Berbagai penelitian dalam sektor pertanian menunjukkan bahwa peran perempuan

pada kegiatan pertanian sangat substansial. Kesemuanya menyebut adanya pembagian kerja seksual dimana perempuan melakukan kerja selama proses produksi yang meliputi penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen, pemasaran, baik yang bersifat manajerial

tenaga buruh, pada komoditi tanaman pangan ataupun tanaman industri yang diekspor. Dalam proses budi daya, nyaris tak ada benih jatuh ke bumi tanpa sentuhan tangan

perempuan. Tanpa keterlibatan perempuan, proses produksi tak akan berlangsung, termasuk komoditi ekspor yang diperdagangkan secara internasional (Yana, 2010).

Peran perempuan dalam dunia pertanian tidak sekadar menjadi teman atau pembantu

laki-laki dalam mengerjakan lahan pertanian. Pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan dapat lebih berat dari laki-laki. Selain mengurus dan menyiapkan anak ke sekolah,

(17)

keadaan perempuan Indonesia dalam tahun 1990-an berdasarkan data statistik, hasil sensus

1990 menunjukkan penduduk perempuan masih tetap sedikit lebih banyak daripada laki-laki. Dari segi kuantitas perempuan adalah sumber daya manusia yang sama dengan laki-laki sehingga penting untuk dikaji bagaimana kualitas perempuan sebagai sumber daya manusia

(Sadli, 2010: 10).

Perempuan mempunyai berbagai alasan untuk melakukan pekerjaan di luar rumah.

Alasan tersebut antara lain karena desakan ekonomi sehingga perempuan bekerja dan berperan serta dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Dalam hal sumber pendapatan dan solidaritas rumah tangga, sumbangan perempuan sangat besar terhadap keluarga dalam

sumber penghasilan keluarga yang tercermin dari bekerja di lahan usahanya sendiri maupun buruh di lahan orang lain. Namun di samping sumbangan perempuan yang tinggi terhadap

sumber pendapatan khususnya sumber pendapatan keluarga petani perempuan di desa masih sering kurang diperhatikan kebutuhannya dan sering ditempatkan dalam posisi marginal kurang dianggap bisa berperan dalam pengambilan keputusan, bahkan juga sering menjadi

pihak yang dikorbankan dalam pemenuhan kesehatan reproduksi. Perempuan punya beban ganda sebagai ibu dan sebagai istri yang mengharuskannya menomor duakan perhatiannya terhadap kesehatan reproduksinya. Pekerjaan petani perempuan dalam usaha taninya harus

dapat diseimbangkan dengan perhatian akan resiko pekerjaan petani. Namun sering perempuan kurang diperhatikan peran sosialnya. Kodrat perempuan dan paham-paham

tentang kodrat perempuan bahwa perempuan masih didominasi oleh laki-laki masih sangat mempengaruhi kontribusi perempuan dalam kehidupan sosial ekonomi (Bataviase. 2010).

Desa Sirube-rube Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun

merupakan daerah yang pada umumnya sumber pendapatannya berasal dari perkebunan kopi. Perempuan di desa ini tidak lagi hanya bekerja di rumah dan mengurus pekerjaan rumah,

(18)

mengelolah lahan pertanian baik lahan pertanian milik sendiri maupun lahan pertanian milik

orang lain.

Petani perempuan tidak lagi hanya mengerjakan pekerjaan yang biasanya dikerjakan perempuan dalam bertani seperti membersihkan tanah dari rumput, memupuk atau sekedar

membantu suami dan mengantar makanan suami di saat bekerja di lahan pertanian. Di desa ini perempuan juga mengerjakan pekerjaan yang biasa yang di lakukan laki-laki seperti

menyemprot pestisida, mengangkat peralatan-peralatan pertanian dan waktu yang di gunakan para perempuan petani di desa ini dalam mengelola lahan pertaniannya lebih banyak dari pada laki-laki padahal setelah bekerja di lahan pertanian juga harus mengerjakan pekerjaan

rumah seperti memasak, mencuci dan lain-lain.

Bila mengingat semangat juang perempuan desa tepat bila mereka diberi julukan

“perempuan perkasa”. Kondisi sosial ekonominya kurang membuka alternatif bagi mereka yang bekerja keras, dan berjuang sekuat tenaga dengan keadaan serba kekurangan. Mereka dinilai dari pengisian peranan yang multidimensional yang pantang menyerah serta

menerimanya sebagai suatu yang wajar. Semuanya dianggap wajar karena sudah dikenalnya sejak masih kanak-kanak. Mereka mengenalnya sebagai cara hidup yang diteladani oleh ibu-ibu mereka serta dapat diamati sikap hidup perempuan desa dan disekelilingnya (Sadli, 2010:

14-15).

Sebagian kecil suami dari para petani perempuan di desa ini merupakan karyawan PT.

Perkebunan Nusantara IV yang lokasinya tidak jauh dari desa ini. Namun ada juga perempuan yang bekerja sebagai petani tetapi suaminya tidak bekerja bersama pada usaha pertanian dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya. Hal ini terlihat bahwa

perempuan memiliki peran yang besar dalam perekonomian di desa tersebut khususnya dalam perekonomian keluarganya. Walaupun perempuan sudah mampu memenuhi kebutuhan

(19)

muncul sebagai indikator sosial dan kemampuan perempuan sebagai pencari nafkah untuk

kebutuhan keluarganya sering dikatakan sebagai pencari nafkah tambahan, laki-laki yang dianggap sebagai tuan untuk pencari nafkah dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Hal ini terjadi karena budaya partiarki yang masih berkembang di dalam kehidupan masyarakat

khususnya masyarakat desa yang mungkin hal ini mempengaruhi kontribusi perempuan dalam bidang sosial ekonomi keluarga. Di desa ini mayoritas masyarakatnya bersuku batak,

namun para petani yang bekerja di desa ini berasal dari desa tetangga yang bersuku jawa. Melihat betapa pentingnya kontribusi petani perempuan dalam kehidupan keluarga khususnya dalam peningkatan pendapatan membuat penulis menjadi tertarik untuk

melakukan penelitian tentang keterkaitan petani perempuan terhadap peningkatan kehidupan sosial ekonomi keluarga dengan judul ”Kontribusi Buruh Tani Perempuan

dalam Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Sirube-rube Kecamatan Pematang Sidamanik

Kabupaten Simalungun” .

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kontribusi buruh tani

perempuan dalam sosial ekonomi keluarga di desa Sirube-rube Kecamatan Pematang

(20)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun yang mejadi tujuan dalam penelitian ini adalah “untuk mengetahui

kotribusi buruh tani perempuan dalam sosial ekonomi keluarga di desa Sirube-rube

Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun”.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan khususnya terhadap studi masyarakat yang membahas masalah petani perempuan yang sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat dalam

kaitannya dengan ilmu kesejahteraan sosial, selain itu dapat memperluas wawasan serta mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Kesejahteraan Sosial.

1.4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

(21)

Bab ini berisikan uraian teoritis tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan

masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran yang kemudian dituangkan dalam bentuk bagan alur pikiran, definisi konsep dan definisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian serta teknik penarikan sampel, teknik pengumpulan data serta

teknik analisis data yang diterapkan.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan uraian tentang gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari peneitian beserta analisisnya.

(22)

Bab ini berisikan kesimpulan penelitian dan saran atas penelitian yang telah

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa Inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang

individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang

kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh, seseorang melakukan kerja bakti di daerah rumahnya demi menciptakan suasana asri di daerah tempat ia tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi penduduk maupun

pendatang (Wikipedia, 2011).

Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efisisensi

dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan,

profesionalisme, finansial, dan lainnya.

Dari rumusan pengertian kontribusi yang dikemukakan di atas maka dapat diartikan

(24)

2.2. BuruhTani Perempuan

2.2.1. Buruh

Buruh , pekerja,tenaga kerja atau karyawan pada dasarnya adalah manusia yang

menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainya kepada Pemberi Kerja atau Pengusaha atau majikan.

Buruh dibagi atas 2 klasifikasi besar:

 Buruh profesional biasa disebut buruh kerah putih, menggunakan tenaga otak dalam

bekerja

 Buruh kasar biasa disebut buruh kerah biru, menggunakan tenaga otot dalam bekerja.

Pada dasarnya, buruh, Pekerja, Tenaga Kerja maupun karyawan adalah sama. namun

dalam kultur Indonesia, "Buruh" berkonotasi sebagai pekerja rendahan, hina, kasaran dan sebagainya. sedangkan pekerja, Tenaga kerja dan Karyawan adalah sebutan untuk buruh yang lebih tinggi, dan diberikan cenderung kepada buruh yang tidak memakai otot tapi

otak dalam melakukan kerja. akan tetapi pada intinya sebenarnya keempat kata ini sama mempunyai arti satu yaitu Pekerja. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Karyawan adalah pekerja dalam perusahaan dan seringkali berhubungan dengan masalah administrasi. Sedangkan pegawai umumnya

adalah mereka yang bekerja di instansi pemerintahan alias pegawai negeri sipil. Sebenarnya, ketiga kata itu, buruh, karyawan, dan pegawai sama-sama menerima upah.

(25)

sepertinya lebih baik dibandingkan buruh. Karyawan dan pegawai memiliki jaminan hari

tua berupa pension, tunjangan kesehatan, dan cuti. Sedangkan buruh tidak. Buruh umumnya dikontrak atau pekerja kontrakan. Sedangkan karyawan dan pegawai merupakan pekerja tetap.

Mereka sama-sama bekerja untuk menghasilkan keuntungan. Pekerjaan mereka juga tidak terbatas secara fisik, tapi juga secara intelektual. Namun, alangkah lucunya dinegeri

ini, buruh selalu dipinggirkan, tak diperhatikan, bahkan sering diabaikan. Banyak pengusaha dan oknum pemerintahan yang tak memperhatikan nasib mereka. Mereka diabaikan, padahal kontribusi mereka dalam memberikan keuntungan, sangat besar. Kita

tentu tak tahu apa jadinya bila tak ada orang yang mau menjadi buruh. Segala hal yang berhubungan dengan ekonomi akan menjadi mati. Satu hari saja para buruh itu mogok

kerja, berapa kerugian perusahaan

Bila dilihat dari pengertiannya. Buruh, karyawan dan pegawai tidak berbeda. Semua mereka adalah pekerja yang mendapat upah. Hal ini terutama merujuk pada

Undang-undang Ketenagakerjaan, yang berlaku umum untuk seluruh pekerja maupun pengusaha di Indonesia. UU No. 13 Tahun 2003 menetapkan bahwa penggunan istilah pekerja

selalu dibarengi dengan istilah buruh yang menandakan bahwa dalam UU ini istilah tersebut memiliki makna yang sama. Dalam Pasal 1 Angka 3 dapat dilihat pengertian dari Pekerja/buruh yaitu: “setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan

dalam bentuk lain”. Dari pengertian tersebut dapat dilihat beberapa unsur yang melekat dari istilah pekerja/buruh yaitu:

1. Setiap orang yang bekerja (angkatan kerja maupun bukan angkatan kerja tetapi harus

(26)

2. Menerima upah atau imbalan sebagai balas jasa atas pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Kemampuan buruh tani dalam melakukan tugas kegiatan fisik ditentukan oleh banyak faktor, antara lain status kesehatan, kecukupan pangan sumber energi, pengalaman, ketrampilan, alat yang sesuai, motivasi kejiwaan serta lingkungan yang kondusif.

2.2.2. Buruh Tani

Buruh tani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, jagung, kopi,buah dan lain-lain) dengan harapan untuk memperoleh

hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri atau menjualnya kepada orang lain (Husodo SY, 2004).

Dari rumusan pengertian petani yang dikemukakan di atas maka dapat diartikan bahwa buruh tani adalah orang yang mata pencahariannya bercocok tanam dengan melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman,

dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.

Terdapat tiga golongan petani yaitu petani berlahan sempit yaitu golongan

pemilik-penyewa penggarap, pemilik penggarap dan pemilik-penyewa penggarap serta dua golongan petani berlahan luas yaitu golongan pemilik-penyewa penggarap dan pemilik penggarap. Kendala

(27)

sumberdaya tersebut satu rupiah akan mendatangkan pendapatan sebesar harga bayangannya

(shadow price).

2.2.3. Perempuan Sebagai Petani

Penggunaan kata “perempuan” karena akan dibahas adalah jenis kelamin yang

tergolong perempuan sebagai lawan jenis kelamin laki-laki. Serta lebih memantapkan informasi yang menjelaskan arti kata perempuan adalah yang diempukan (empu artinya induk

atau ahli) sehingga tersirat arti penghormatan (Sadli, 2010:3).

Dalam keseharian perilaku perempuan sering dikaitkan dengan aspek jasmaniah. Dalam budaya Indonesia aspek jasmaniah secara langsung maupun tidak langsung sering di

interpreasikan secara populer sebagai perempuan dan kodratnya. Kedudukan perempuan dalam aspek sosiologi menunjukkan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Kedudukan

Perempuan dalam pengertian ini memposisikan perempuan sebagai kelompok sosial yang berstatus lebih rendah dari laki-laki di lingkungan tempat berinteraksi. Status sosial yang dimaksud ditujukan kepada kemampuan menerjemahkan dan teknologi sebagai ukuran

interaksi yang dibentuk dari esensi-esensi kemampuan komunikasi sosial yang berada dalam skala rendah.

Dalam proses-proses pembangunan terdapat hubungan timbal balik antara perempuan dan laki-laki. Jika perbedaan-perbedaan hakiki yang menyangkut jenis kelamin tidak bisa diganggu gugat dimana bahwa secara biologis perempuan memiliki kemampuan

mengandung dan melahirkan sementara laki-laki tidak, dan sejenisnya. Maka perbedaan perbedaan gender juga harus bisa dirubah karena yang menjadi akarnya adalah

(28)

Pengakuan bahwa perempuan dan laki-laki sama, yaitu sama-sama manusia yang

mempunyai pikiran, perasaan dan pendapat memang dibutuhkan oleh perempuan, karena selama berabad-abad itu masih disangkal. Banyak kerugian-kerugian yang disebabkan yang tidak mengenal atau mengakui perbedaan-perbedaan ini. Pengakuan akan perbedaan antara

perempuan dan laki-laki dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan perempuan. Peranan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki dalam keluarga dan masyarakat

merupakan akibat pembagian kerja secara seksual. Pembagian kerja secara seksual ini bertahan karena mendapat kekuatan dari masa ke masa melalui sosialisasi dan enkulturalisasi. Peran perempuan selalu dikaitkan dengan urusan domestik dan laki-laki di ruang publik

(Primariantari, dkk 1998:121).

Terdapat pembagian kedudukan dan peranan perempuan pada umumnya yaitu:

1. Perempuan sebagai istri dan ibu rumah tangga dan anggota keluarga , yang disebut fungsi intern.

2. Perempuan sebagai warga negara dan anggota masyarakat yang bergerak dalam

kehidupan sosial, ekonomi dan politik, dapat disebut fungsi ekstern ( Shanty Dellyana, 1998 dalam Soeroso, 2010:53)

Seorang perempuan akan mengalami dilema nilai sosial, mitos, stereotip tentang persepsi menempatkan perempuan inferior terhadap laki-laki atau kalau perempuan menghadapi kenyataan bahwa ia dibatasi dalam memilih peran sosialnya dibandingkan

dengan laki-laki. Pengaruh negatif terhadap pengembangan jati diri perempuan, juga berpengaruh negatif terhadap citra tentang perempuan bekerja. Sehingga petani perempuan

(29)

Jadi, yang dimaksud dengan petani perempuan merupakan perempuan yang bekerja

sebagai petani yang bercocok tanam dengan melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain

memperoleh pendapatan dan tidak lagi tergantung kepada laki-laki.

2.3. Sosial Ekonomi

Sosial berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu society ( berasal dari bahasa Latin socius, yang berarti ”kawan”) kata ini lazim dipakai dalam tulisan-tulisan ilmiah maupun bahasa sehari-hari untuk menyebutkan kesatuan hidup manusia

(Koentjaningrat, 2005:119).

Kepentingan interaksi mempunyai kepentingan praktis yang sesuai dengan hakikat

manusia sebagai mahluk sosial. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Kegiatan sosial adalah hubungan interaksi sosial dan merupakan keadaan dimana seseorang melakukan hubungan respon dengan orang lain ataupun kelompok. Dalam diri

manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu dan kepentinga bersama.

Manusia sebagai mahluk sosial, artinya manusia sebagai warga masyarakat, dalam

kehidupan sehari-hari tidak mungkin dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri tanpa orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan dan papan) sedangkan kebutuhan sosial ( pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan) dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu,

rasa aman, perasaan religiositas semua hal tersebut tidak mungkin terpenuhi tanpa orang lain. Apabila dilihat dari arti kata kehidupan sebenarnya adalah cara atau keadaan tentang hidup,

(30)

ekonomi adalah ilmu mengenai azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang

serta kekayaan seperti hal keuangan, perindustrian dan perdagangan (Astarhadi, 1995:52).

Istilah ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ”oikos” artinya rumah tangga dan ”nomos” artinya mengatur, jadi secara harafiah ekonomi berarti cara

mengatur rumah tangga dan dalam pengertian sederahana. Serta pengertian ekonomi juga lebih luas seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat ekonomi (Wikipedia,

2010).

Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem (sistem sosial), yaitu suatu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam suatu kesatuan.

Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan manusia yang hidup dalam suatu pergaulan.

Oleh karena itu kehidupan sosial pada dasarnya ditandai dengan :

1. Adanya kehidupan bersama yang pada ukuran minimalnya berjumlah dua atau lebih.

2. Manusia tersebut bergaul (berhubungan) dan hidup bersama dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu berhubungan dan bergaul cukup lama dan hidup

bersama, maka akan terjadi adaptasi dan pengorganisasian perilaku serta munculnya suatu perasaan sebagai kesatuan (kelompok).

3. Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

4. Suatu kehidupan sistem bersama (Soleman. 1986:9).

Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material.

(31)

kehidupan sosial ekonomi juga berarti membahas tentang kebutuhan dan bagaimana

seseorang berusaha memenuhi kebutuhan tersebut, dan pemanfaatan hasil ekonomi yang diperoleh. Jadi, kehidupan sosial ekonomi yang dimaksud adalah cara-cara atau strategi yang diterapkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta pemanfaatan penghasilan

atau hasil ekonomi yang diperoleh, dan juga berbicara mengenai keadaan hidup sehari-hari.

Manusia dikatakan hidup layak jika mampu memenuhi kebutuhan hidup minimalnya.

Kebutuhan idup tersebut dimaksud meliputi sandang, pangan, dan papan serta, pendidikan, kesehatan. Abraham Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia terdiri atas lima tingkatan yaitu:

1. Kebutuhan fisik atau biologik dengan indikator lapar, haus, seks, rasa enak, tidur dan istirahat.

2. Kebutuhan rasa aman dengan indikator psikologik terhindar dari bahaya dan bebas dari rasa takut atau terancam.

3. Kebutuhan disertakan, rasa cinta, dan aktivitas sosial dengan indikator psikologok

berupa rasa bahagia, berkumpul dan berserikat, perasaan diterima dalam kelompok, rasa bersahabat dan afeksi.

4. Kebutuhan rasa hormat dengan indikator psikologik: menerima keberhasilan diri, kompetensi, keyakinan, rasa diterima orang lain, apresiasi dan martabat.

5. Kebutuhan aktualisasi atau realisasi diri dengan indikator psikologik berupa

keinginan mengembangkan diri secara optimal melalui usha sendiri, kreativitas dan ekspresi (Danim, 1995:34-35).

(32)

memenuhi kebutuhannya, karena dengan demikian manusia akan mendapatkan hasil yang

dapat digunakan demi kelangsungan hidupnya.

Dalam pemenuhan kebutuhannya manusia bekerja dan menghasilkan barang dan jasa. Selain itu juga manusia mempunyai sumber daya dimana sumber daya manusia yang

dimaksud adalah:

1. Sumber daya manusia mengandung pegantian usaha kerja atau jasa yang dapat

diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini sumber daya manusia mencerminkan kualitas usaha yang di berikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.

2. Sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan barang dan jasa tersebut. Mampu bekerja berarti mampu

melakukan kegiatan dan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia (Simanjuntak, 1985: 1).

Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang sejahtera adalah

sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah, manusia terus mencari jawaban bagaimana sumberdaya di bumi ini yang dapat dipergunakan dan dibagikan dengan baik.

Tambahan pula, masyarakat memerlukan suatu sistem pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan anggotannya. Jawaban masyarakat atas keperluan itu menggambarkan nilai-nilai sosial ekonomi yang diikuti masyarakat pada saat itu.

Dalam konteks sosial perekonomian, pendapatan, kesehatan, pedidikan adalah indikator tingkat kesejahteraan yang harus dimiliki oleh setiap orang, yaitu:

(33)

2. Hak kesehatan ( Setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang

maksimal).

3. Hak Pendidikan ( Setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak )

Menurut Melly G Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi mencakup 3 (tiga) faktor

yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh MaMahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas Development Council

mengatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi dititik beratkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan air yang sehat yang didukung oleh pekerjaan yang layak (Melly, dalam Susanto, 1984:120).

Dari indikator diatas yang menjadi asumsi adalah sejumlah penghasilan yang didapat dari hasil usaha dan tenaga, barang bergerak, barang tak bergerak, dan hak atas bayaran

berkala.

Dari uraian tersebut dapat kategorikan sebagai berikut:

1.Pendapatan berupa uang, yaitu:

a. Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang.

b. Dari usaha senndiri yang meliputi hasil bersih dari usaha itu sendiri, komisi dan

penjualan kerajinan rumah tangga.

c. Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.

d. Dari keutungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial. 2. Pendapatan berupa barang, yaitu:

(34)

b. Barang yang diproduksi dan konsumsi rumah tangga, antara lain pemakaian

barang yang diproduksi di rumah , sewa yang harus dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati (Sumardi, 1997: 9).

Pengamatan selama ini membuktikan bahwa tingkat kemakmuran negara dapat dilihat

dari tingkat pendapatan perkapita rakyatnya. Semakin tinggi tingkat pendapatan perkapita suatu negara, maka semakin tinggi kemakmuran suatu negara. Diantara pengeritik pola

pembangunan ekonomi yang telah ditempuh oleh kebanyakan negara berkembang, termasuk Indonesia terdapat banyak anggapan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan pembagian pendapatan tersebut. Suatu trade off yang membawa implikasi bahwa pemetaan

dalam pembagian pendapatan hanya dapat dicapai jika laju pertumbuhan ekonomi diturunkan (Wie. 1996:3).

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mendekatkan diri dengan lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya.

2.4. Keluarga

2.4.1. Pengertian Keluarga

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti anggota. Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari

sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga dirumuskan sebagai unit masyarakat kecil yang

(35)

anak yang belum dewasa/ belum kawin. Sedangkan, definisi keluarga dalam arti luas adalah

satuan keluarga yang meliputi lebih dari satu generasi dan suatu lingkungan keluarga yang luas daripada ayah, ibu dan anak-anaknya (Wikipedia, 2011).

Kata keluarga menurut sosiolog yaitu kesatuan kemasyarakatan (sosial) berdasarkan

hubungan perkawinan atau pertalian darah. Berdasarkan pengertian dapat dibedakan yaitu keluarga ini terdiri dari bapak, ibu dan anak, pasangan menikah tanpa anak, kelompok anak

yang di tinggalkan orangtua, seseorang yang hidup berpoligami dengan atau tanpa anak, dan beberapa sanak saudara dengan anaknya yang berumah tangga. Tidak akan ada masyarakat jika tidak ada keluarga, artinya masyarakat merupakan kumpulan dari keluarga-keluarga

(Subhan, 2004:1-3).

2.4.2. Tipe Keluarga

Ada beberapa tipe keluarga yakni keluarga ini yang terdiri dari suami, istri, dan anak. Keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka,

dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua. Selain itu juga terdapat keluarga luas yang ditarik atas dasar keturunan di atas keluarga aslinya

Keluarga luas ini meliputi hubungan antara bibi, paman, keluarga kakek dan keluarga nenek.

2.4.3. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat periaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dansituasi tertentu. Peranan pribadi dalam

(36)

2.4.4. Tugas Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2. Pemelliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing-masing. 4. Sosialisasi antar anggota keluarga. 5. Pengaturan jumlah anggota keluarga

6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

2.4.5. Fungsi Keluarga

Fungsi yang ada pada keluarga adalah :

1. Fungsi pendidikan, dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan

menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak. 2. Fungsi sosialisasi anak, dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkananak

menjadi anggota masyarakat yang baik

3. Fungsi perlindungan, dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa aman.

4. Fungsi agama, dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anggota keluarga melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan beragama.

(37)

6. Fungsi rekreatif, dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang nyaman bagi

keluarga.

7. Fungsi biologis, dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.

2.4.6. Bentuk Keluarga

Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas.

a) Berdasarkan Lokasi

1. Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami sitri untuk memilih tempat tinggal.

2. Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar kediaman kerabat suami.

3. Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri

diharuskan menetap di sekitar kediaman kerabat istri.

4. Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat

tinggal di sekitar kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar kediaman kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian).

5. Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat

menetap di tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok dengan kerabat suami maupun istri.

(38)

7. Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri

masing-masing hidup terpisah. b) Berdasarkan pola otoritas

1. Patriarkal, yakni suami lah yang memiliki otoritas dalam keluarga.

2. Matriarkal, yakni istri lah yang memiliki otoritas dalam keluarga. 3. Equalitarian, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara bergantian.

2.4.7. Subsistem Keluarga

terdapat tiga jenis subsistem suami-istri, subsistem orang tua-anak, dan subsistem sibling (kakak-adik). Subsistem terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang

hidup bersama dengan tujuan eksplisit dalam membangun keluarga. Pasangan ini menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang

melindungi subsistem tersebut dari gangguan yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan dari subsistem-subsistem lain. Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran seorang anak dalam keluarga, subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan

pengenalan akan tanggung jawab terkait dengan relasi orang tua dan anak.

2.5. Kesejahteraan Sosial

2.5.1. Pengertian Kesejahteraan Sosial

Dalam sistem kenegaraan Indonesia, Konsep kesejahteraan sosial terdapat dalam

(39)

(Elmussi, Rahmatullah. 2010. Memahami Dinamika Perilaku Manusia Dalam Implementasi Kesejahteraan Sosial. Diakses dari http:// rahmatullah.banten-instuste.org).

Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi yang harus memenuhi tiga syarat utama: (1) ketika masalah sosial dapat di-manage dengan baik; (2) ketika kebutuhan terpenuhi; (3)

ketika peluang-peluang sosial terbuka secara maksimal. Pengertian lain juga dapat dikembangkan dari hasil Pre-Conference Working for the 15th International Conference of Social Welfare yakni kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir

dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya (James Midgley, 1997:5).

Di dalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, perumahan, kesehatan,

rekreasi budaya, dan lain sebagainya. Dalam konteks Indonesia sendiri, kesejahteraan sosial dapat dimaknai dengan terpenuhinya kebutuhan seseorang, kelompok atau masyarakat dalam hal material, spiritual maupun sosial. Ini seperti yang tertuang dalam Undang-Undang tentang

Kesejahteraan Sosial yang baru disahkan pada 18 Desember 2008 sebagai pengganti terhadap UU No.6 Tahun 1974 juga tentang Kesejahteraan Sosial. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan

bahwa, “Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya” (Huda, 2009: 72-73).

(40)

2.5.2. Usaha Kesejahteraan Sosial

Perhatian pemerintah atas taraf kehidupan yang lebih baik dari warganya di wujudkan dengan penyediaan berbagai bentuk berbagai kesejahteraan sosial yang konkret (nyata) berusaha menjawab kebutuhan ataupun masalah yang dihadapi anggota masyarakat. Usaha

kesejahteraan sosial itu sendiri dapat diarahkan pada individu, keluarga, kelompok ataupun komunitas, berdasarkan hasil diatas dapat dirasakan bahwa kesejahteraan sosial tidaklah

bermakna bila tidak diterapkan dalam bentuk usaha kesejahteraan sosial yang nyata menyangkut kesejahteraan warga masyarakat.

Usaha kesejahteraan sosial seharusnya merupakan upaya yang konkret (nyata) baik

yang bersifat langsung (direct service) ataupun tidak langsung (indirect service), sehigga apa yang dilakukan dapat dirasakan sebagai upaya yang benar-benar ditujukan untuk menangani

masalah ataupun kebutuhan yang dihadapi masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial dibutuhkan karena pada berbagai negara terdapat warga masyarakat mempunyai kebutuhan dan masalah di luar kemampuan mereka untuk mengatasinya. Hal ini tentunya ditunjang

dengan perkembangan dunia, bahwa kesejahteraan sosial (dan juga usaha kesejahteraan sosial) telah diterima masyarakat industrial modern sebagai salah satu fungsi guna membantu

masyarakat dalam mengatasi masalah mereka. Masalah yang dihadapi warga masyarakat saat ini, bila ditelusuri, terkait dengan perubahaan sosial yang tejadi secara cepat.

Sebagai patokan dan pemberi arahan, pembangunan bidang kesejahteraan sosial di

Indonesia yang bertanggung jawab adalah departemen sosial, secara asasi dan fundamental. Disusun pula berdasarkan pembangunan bidang kesejahteraan sosial yang dalam pelaksanannya menganut prinsip melanjutkan, meningkatkan, mengembangkan. memperbaiki

(41)

2.5.2. Usaha Kesejahteraan Sosial

Perhatian pemerintah atas taraf kehidupan yang lebih baik dari warganya di wujudkan dengan penyediaan berbagai bentuk berbagai kesejahteraan sosial yang konkret (nyata) berusaha menjawab kebutuhan ataupun masalah yang dihadapi anggota masyarakat. Usaha

kesejahteraan sosial itu sendiri dapat diarahkan pada individu, keluarga, kelompok ataupun komunitas, berdasarkan hasil diatas dapat dirasakan bahwa kesejahteraan sosial tidaklah

bermakna bila tidak diterapkan dalam bentuk usaha kesejahteraan sosial yang nyata menyangkut kesejahteraan warga masyarakat.

Usaha kesejahteraan sosial seharusnya merupakan upaya yang konkret (nyata) baik

yang bersifat langsung (direct service) ataupun tidak langsung (indirect service), sehigga apa yang dilakukan dapat dirasakan sebagai upaya yang benar-benar ditujukan untuk menangani

masalah ataupun kebutuhan yang dihadapi masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial dibutuhkan karena pada berbagai negara terdapat warga masyarakat mempunyai kebutuhan dan masalah di luar kemampuan mereka untuk mengatasinya. Hal ini tentunya ditunjang

dengan perkembangan dunia, bahwa kesejahteraan sosial (dan juga usaha kesejahteraan sosial) telah diterima masyarakat industrial modern sebagai salah satu fungsi guna membantu

masyarakat dalam mengatasi masalah mereka. Masalah yang dihadapi warga masyarakat saat ini, bila ditelusuri, terkait dengan perubahaan sosial yang tejadi secara cepat.

Sebagai patokan dan pemberi arahan, pembangunan bidang kesejahteraan sosial di

Indonesia yang bertanggung jawab adalah departemen sosial, secara asasi dan fundamental. Disusun pula berdasarkan pembangunan bidang kesejahteraan sosial yang dalam pelaksanannya menganut prinsip melanjutkan, meningkatkan, mengembangkan. memperbaiki

(42)

2.6. Kerangka Pemikiran

Ada banyak faktor yang membuat perempuan bekerja dan sering juga menjadi tulang punggung perekonomian dalam keluarga. Perempuan cenderung terabaikan dari peran sosial ekonomi karena didominasi laki-laki dengan pendangan-pandangan sempit tentang

perempuan selama ini. Kehidupan perekonomian yang membuat perempuan harus berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Petani perempuan di desa ini selain harus

bekerja ke ladang dia juga harus menyelesaikan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci piring, mencuci pakaian. Kehidupan keluarga dan tekanan kemiskinan yang menyebabkan perempuan berperan ganda yaitu sebagai pengasuh anak dan juga membantu menghidupi

dalam ekonomi keluarga. Hal ini merupakan peningkatan yang di rasakan oleh perempuan dimana perempuan tidak lagi hanya tergantung hidupnya terhadap laki-laki maupun saudara

(43)

Untuk memperjelas alur pemikiran diatas dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Gambar: Bagan 2.1.

KONTRIBUSI PETANI PEREMPUAN 

SOSIAL EKONOMI   KELUARGA 

- Biaya sandang 

- Biaya pangan 

- Perumahan 

- Kesehatan 

- Biaya pendidikan 

- Transportasi  

- Pembelian alat‐alat rumah tangga 

- Rekreasi  

(44)

2.7. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

2.7.1. Defenisi Konsep

Defenisi Konsep merupakan suatu istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian. Kelompok atau individu yang menjadi perhatian

ilmu sosial. Dalam hal ini konsep penelitian bertujuan untuk merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan

persepsi dan menghindari salah pengertian (Singarimbun, 1989:34).

Adapun batas yang menjadi batasan konsep dalam penelitan adalah:

1. Kontribusi adalah sumbangan terhadap variabel tertentu. Dalam hal ini maksud

kontribusi adalah sumbangan dari perempuan yang bekerja sebagai petani terhadap sosial ekonomi keluarga di Desa Sirube-rube Kecamatan Pematang Sidamanik

Kabupaten Simalungun.

2. Petani Perempuan adalah perempuan yang bekerja sebagai petani perempuan yang bekerja sebagai petani yang bercocok tanam dengan melakukan pengelolaan tanah

dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya

kepada orang lain.

3. Sosial Ekonomi adalah kemampuan untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang

dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjanlakan usaha dan berhasil mencukupinya. Sosial Ekonomi keluarga berkaitan dengan cara manusia memenuhi

(45)

4. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

5. Kebutuhan merupakan segala yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan

manusia yang didasarkan kepada pendapatan, kesehatan dan pangan.

Dengan demikian dapat diambil definisi konsep secara keseluruhan. Yang dimaksud

dengan Kontribusi Buruh Tani Perempuan dalam Ekonomi Rumah Tangga di Desa Sirube-rube Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun adalah suatu pengamatan terhadap sumbangan dari perempuan yang bekerja sebagi petani yang dalam hal ini adalah

perempuan yang sudah menikah dan suaminya tidak bekerja sebagai petani namun usaha tani merupakan usaha yang paling utama dalam pemenuhan kebutuhan soial ekonomi keluarga di

Desa Sirube-rube Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun.

2.7.2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam

melaksanakan penelitian di lapangan. Oleh karena itu diperlukan operasionalisasinya dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati. Dengan demikian

peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian di lapangan (Nawawi, 1998:20).

Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(46)

2. Biaya pangan merupakan suatu kewajiban yang harus tercukupi dalam keluarga

karena pekerjaan tidak akan maksimal apabila kebutuhan pangan belum tercukupi.

3. Perumahan adalah tempat keluarga untuk tidur dan melakukan kegiatannya.

Dalam hal ini kebanakan para petani perempuan mendapatkan jatah rumah dinas dari perusahaan suami mereka dan sebagian ada yang meengontrak.

4. Kesehatan merupakan suatu kehidupan yang terbebas dari segala macam penyakit. Ada beberapa keluarga petani ang memiliki jaminan kesehatan ang diperoleh dari perusahaan tempat suami mereka bekerja

5. Biaya pendidikan merupakan biaya sekolah anak mereka baik itu dalam bentuk uang sekolah ataupun uang-uang buku si anak.

6. Transporasi merupakan kendaraan yang digunakan utuk sampai ke suatu tujuan baik itu milik pribadi ataupun ngkutan umum.

7. Pembelian alat-alat rumah tangga merupakan keperluan-keperluan wajib yang

harus dipenuhi dalam keluarga.

8. Rekreasi adalah suatu hiburan baik itu bersama keluarga ataupun dilakukan sendiri. Rekreasi biasanya dilakukan untuk menghilangkan kepenatan setelah

melakukan aktifitas yang melelahkan.

9. Interaksi sosial adalah keadaan diamana seseorang melaukan hubungan sling

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang

dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti (Siagian, 2011 :52).

Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan suatu objek yang diteliti

melalui pencarian data-data dan sumber-sumber informasi yang berkenaan dengan objek yang akan diteliti, menganalisis data serta menginterprestasikan kondisi-kondisi yang terjadi

pada objek penelitian berdasarkan data yang ada.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa rube Kecamatan Pematang Sidamanik Sirube-rube Kabupaten Simalungun. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut

adalah karena banyak perempuan yang bekerja sebagai buruh tani baik dan suaminya tidak bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,

(48)

seluruh perempuan yang sudah menikah yang bekerja sebagai buruh tani yang budidaya

tanamannya adalah tanaman kopi dan bekerja pada lahan pertanian milik orang lain yang memiliki luas minimal 1 ha dan memiliki suami yang tidak bekerja sebagai petani yang ada di Desa Sirube-rube Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun yaitu

berjumlah 15 orang.

Sampel adalah wakil dari populasi yang dianggap representatif atau memenuhi syarat

untuk menggambarkan keseluruhan populasi yang diwakilinya. Adapun kriteria yang menjadi sampel adalah sebagai berikut:

1. Perempuan yang sudah menikah

2. Suami tidak bekerja sebagai petani 3. Budidaya tanaman adalah tanaman kopi

4. Bekerja di lahan milik orang lain

Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik sampel diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena dalam

penelitian ini populasi adalah sampel (N=n) yaitu berjumlah 15 orang (Silalahi, 2009:105).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sebagai berikut.

1. Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti

(49)

2. Studi Lapangan

Pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung, turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan kontribusi petani perempuan terhadap sosial ekonomi keluarga.

a. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian yaitu

melakukan kunjungan lapangan atau pengamatan langsung terhadap masyarakat setempat.

b. Kuisioner, mengumpulkan data dan informasi dengan cara menyebarkan

angket yang kemudian dijawab oleh responden

c. Wawancara terstruktur yaitu dimaksudkan untuk mengajukan pertanyaan

secara tatap muka dengan responden dan wawancara ini dilakukan jika peneliti mengetahui dengan jelas dan terperinci apa informasi yang dibutuhkan dan memiliki satu daftar pertanyaan yang telah disusun

sebelumnya yang akan disampaikan kepada responden.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis catatan lapangan

dan bahan-bahan lain yang ditemukan di lapangan. Dengan demikian peneliti harus mampu mengatur secara sistematis catatatan lapangan dan bahan-bahan lain yang sifatnya berkaitan dengan penelitian (Mukhtar, 2000:123).

(50)

sifatnya sangat luas dan banyak sehingga tidak semua data tersebut dibutuhkan untuk

memperkuat analisa data dan mendukung tujuan penelitian. Informasi yang didapat dari lapangan dikelompokkan dan lebih disederhanakan dengan sistematis untuk membuat deskripsi yang jelas mengambarkan bagaimana kontribusi petani perempuan terhadap sosial

(51)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah Desa Sirube-rube

Desa Sirube-rube pada mulanya disebut huta lama (huta = kampung/desa, lama = lama). Perpindahan penduduk dari desa lama ke-desa yang baru bukanlah karena alasan kepadatan penduduk, akan tetapi masyarakat pindah karena alasan ekonomi praktis. Menurut

orangtua dahulu, perpindahan pertama kali terjadi sekitar tahun 1950, yang diwakili perpindahan keluarga Jinta Purba dengan alasan agar dekat ke-areal pertanian yang dia

miliki. Setelah perpindahan itu berangsur-angsur penduduk lain pun berpindah dengan alasan yang sama.

Dari tahun 1965 seluruh penduduk desa Huta Lama telah menetap di desa yang baru

yang disebut Desa Sirube-rube. Hingga sekarang penduduk desa tersebut mayoritas bersuku Batak Toba seperti marga Tampubolon, Silalahi, Sinaga, Manurung, Manullang, Siregar,

Nainggolan, Pakpahan, Hutabarat, Marbun, Sihombing, Siagian, dan lain sebagainya. Marga lain yang bertempat tinggal di sana adalah marga Saragih, Purba, Damanik, Sipayung. Sedangkan marga pendatang misalnya dari daerah Karo seperti marga Tarigan, Barus,

(52)

4.2. Letak Geografis Desa dan Iklim

Desa sirube-rube terletak di kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun Provinsi Sumaera Utara. Berada pada ketinggian 1.100 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Dolok pardamean berbatasan dengan 4 (empat) Kecamatan, yaitu :

- Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Raya - Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Panei

- Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Pamatang Sidamanik - Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Purba

Luas wilayah kecamatan Dolok pardamean adalah 99,42 km2 atau 2,27% dari luas kabupaten

(53)

Nagori yang memiliki luas wilayah terbesar terdapat di Nagori Bangun Pane dengan luas

15,49km2 dan wilayah terkecil terdapat di Nagori Parjalangan dengan luas 6,27 km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

KETERANGAN :*) Data masih terhitung di desa induk

(54)

Bila ditinjau dari luas daerah ini berdasarkan penggunaan tanahnya maka kehidupan

penduduknya diwarnai dengan kehidupan agraris, dengan mananam berbagai jenis tanaman misalnya kopi, jagung dan tanaman holikultural lainnya.

Tabel 4.2

Komposisi Luas Wilayah Desa Sirube-rube

No. Jenis Areal Luas (Ha) Persentase( %)

1 Perkampungan 8 0,03

2 Persawahan 32 0,15

3 Lahan Kering 632 3,10

4 Hutan reboisasi 9500 46,66

5 Perkuburan 4 1,015

6 Lahan Kosong 9.108 44,73

7 Hutan alam 76 0,32

Jumlah 20.360 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sirube-rube, 2011

Iklim adalah keadaan cuaca pada suatu tempat yang relatif luas dalam waktu yang cukup lama. Iklim pada suatu tempat berbeda-beda, tergantung pada letak lintangnya. Daerah Sirube-rube memiliki iklim tropis, berhawa sejuk dan dingin karena secara topografi desa ini

(55)

kemarau. Musim hujan berlangsung sepanjang bulan Septermber sampai dengan Februari,

sedangkan musim kemarau berlangsung bulan April sampai dengan bulan Agustus. Namun terkadang musim yang biasanya berlangsung setiap tahunnya tidak lagi dapat diprediksi dengan pasti karena perubahan iklim yang juga berpengaruh terhadap musim.

4.3. Pola Pemukiman

Pola pemukiman penduduk Desa Sirube-rube, umumnya berada di tepi jalan lintas desa, berderet rapat dan memanjang kebelakang, berhadap-hadapan satu sama lainnya dibatasi jalan lintas. Letak rumah penduduk satu dengan yang lain disepanjang jalan berjarak

kira-kira 4 m atau hanya dipisahkan jalan kecil saja. Perumahan di desa ini tergolong rapat dengan rumah yang di sampingnya.

Tipe rumah penduduk bermacam-macam, sebagian permanen memiliki pekarangan sendiri dengan memakai gerbang atau tembok sama halnya bangunan rumah di perkotaan. Bangunan rumah seperti ini terbuat dari batu, berlantai semen atau tegel. Ada juga bangunan

rumah yang semi permanen yaitu rumah penduduk yang berdinding papan, dan juga bambu yang dibelah dan sebagian memakai tepas, berlantai tanah. Namun bangunan rumah yang seperti ini berkisar 10 rumah saja. Bagi rumah yang tidak berpagar besi atau tembok cukup

(56)

4.4. Bahasa

Mengingat penduduk Sirube-rube adalah mayoritas Suku Batak Toba maka dengan sendirinya bahasa sehari-hari yang di pakai adalah bahasa Batak Toba. Ada juga sebagaian yang memakai bahasa Simalungun.

Sementara penggunaan bahasa Indonesia biasanya dipakai terbatas pada sekolah-sekolah ataupun pada saat berinteraksi dengan orang bukan berasal dari suku Simalungun

ataupun suku Toba misalnya Jawa, Nias. Pada umumnya anak-anak penduduk yang masih balita sudah dilatih berbahasa Indonesia sejak kecil walaupun nantinya anak-anak tersebut juga akan mengetahui bahasa Batak Toba dengan sendirinya.

4.5. Komposisi Penduduk

Penduduk merupakan modal dasar pembangunan suatu daerah, maka peranan penduduk pada suatu daerah sangat penting juga sebagai tenaga kerja dalam pembangunan sebab salah satu prinsip berdirinya suatu negara haruslah ada penduduk atau rakyat. Jika

penduduk tidak ada maka negarapun tidak akan terbentuk dan sumber daya yang tersedia tidak akan berfungsi.

Gambar

Gambar: Bagan 2.1.
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bab kelima , penulis mengemukakan bab penutup sebagai bab terakhir yang terdiri dari dua sub bab yaitu: sub bab pertama berupa kesimpulan dari hasil penelitian yang

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut bahwa dari hasil yang diperoleh daya ledak

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut. 1) Litologi yang terdapat

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Dari hasil yang diperoleh daya

Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab terdahulu penulis dapat menarik kesimpulan sehubungan dengan perancangan Sistem Pengolahan Data

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil yang diperoleh power otot tungkai mempunyai

Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab terdahulu penulis dapat menarik kesimpulan sehubungan dengan perancangan Sistem Pengolahan Data

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Dari hasil yang diperoleh koordinasi mata dan