1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan dukungan dari
lingkungan untuk mencapai tujuan hidupnya. Oleh karena itu, manusia selalu
membutuhkan bantuan dari sesama manusia ataupun makhluk Tuhan lainnya untuk
mengatasi permasalahan dalam mencapai tujuan hidup tersebut. Namun secara
peribadi dalam diri manusia terdapat suatu insting atau naluri untuk mengadakan
penyembahan terhadap suatu kekuatan di luar diri manusia yang disebut dengan
insting religius. Pemenuhan naluri religius akan menimbulkan ketenangan,
ketentraman, dan keharmonisan dalam diri individu. Agama di anggap sangat
penting dalam memegang peranan terhadap perubahan perilaku seseorang sebab
agama merupakan kebenaran dan kebaikan. Manusia yang berpegang teguh pada
agama akan terimbas oleh kebenaran dan kebaikan agama itu sendiri. Melihat
fenomena yang terjadi pada saat sekarang ini banyak kalangan yang mulai melihat
sistem pendidikan pesantren sebagai salah satu solusi untuk terwujudnya produk
pendidikan yang tidak saja cerdik, pandai, lihai, tetapi juga berhati mulia dan
berakhlakul karimah. Hal tersebut dapat dimengerti karena pesantren memiliki
karakteristik yang memungkinkan tercapainya tujuan yang dimaksud.
Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan tertua yang melekat dalam
perjalanan kehidupan Indonesia sejak ratusan tahun yang silam, ia adalah lembaga
pendidikan yang dapat dikategorikan sebagai lembaga unik dan punya karakteristik
tersendiri yang khas, sehingga saat ini menunjukkan kapabilitasnya yang cemerlang
melewati berbagai episode zaman dengan pluralitas polemik yang dihadapinya.
Bahkan dalam perjalanan sejarahnya, pesantren telah banyak memberikan andil dan
kontribusi yang sangat besar dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memberikan pencerahan terhadap masyarakat serta dapat menghasilkan komunitas
2
Melalui pondok pesantren para santri di asuh untuk menjadi dirinya sendiri
yaitu yang memiliki potensi yang luar biasa, peribadi yang pendiriannya matang,
dengan kemampuan sosial yang menyejukkan, kesusilaan yang tinggi serta keimanan
dan ketakwaan yang dalam, sehingga dalam pondok pesantren para santri juga di
latih untuk mengembanglan keterampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup
mandiri dan berkompeten dalam masyarakat.
Tujuan pendidikan di pondok pesantren adalah mencetak dan membentuk
insan yang sholeh, berilmu dan beramal, bertaqwa dan berakhlak luhur, berdisiplin
dan mempunyai rasa tanggung jawab, berpendidikan dan berkepribadian, dengan
dibekali keseimbangan IPTEK dan IMTAQ yang beriringan.
Nilai-nilai keagamaan yang di ajarkan di pesantren bertujuan membentuk
kepribadian santri yang sesuai dengan standar moral yang berlaku di masyarakat.
Ternyata hal itu tidak mempengaruhi dan menekan perilaku bullying di kalangan
santri. Ini disebabkan adanya kegagalan dalam pembentukan kode moral benar atau
salah, dan kegagalan dalam merubah konsep moral khusus ke umum. Moralitas
pasca-konvensional seharusnya dicapai selama masa remaja. Tapi dengan masih
adanya remaja pada tingkat pra-konvensional atau konvensional, maka tidaklah
heran apabila diantara remaja masih banyak yang melakukan perilaku bullying.
Perilaku bullying, bullying adalah tindakan negatif, yang bersifat agresif atau
manipulatif dalam rangkaian tindakan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih
terhadap orang lain selama periode waktu tertentu yang didasarkan pada
ketidakseimbangan kekuatan. Jenis penindasan (bullying): verbal, fisik, dan
relasional/psikologis yang melibatkan pelaku bullying, korban bullying, dan
penonton/saksi atau tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat
terhadap yang lebih lemah. Di Indonesia perilaku ini lebih dikenal dengan istilah
digertak, digenjet, dan lain-lain. Bullying bisa juga merupakan suatu organisasi yang
terwujud di dalam tindakan. Anak-anak yang menindas memiliki semacam hawa
superioritas yang kerap merupakan sebuah topeng untuk menutupi luka yang dalam
dan ketidakmampuan. Mereka berdalih bahwa superioritas yang di anggap miliknya
membolehkan mereka melukai seseorang yang mereka anggap hina, padahal
sesungguhnya ini merupakan dalih untuk merendahkan seseorang hingga mereka
3
Ninggalin (2011) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Konsep Diri
terhadap Perilaku Asertif Korban Bullying, dalam penelitian tersebut diketahui
bahwa korban merasa hidupnya tertekan, takut bertemu pelaku bullying, perasaan
harga diri yang rendah, kurangnya kemampuan untuk bersosialisasi, siswa stres,
mogok sekolah, kehilangan kepercayaan diri, bahkan depresi dan berkeinginan untuk
bunuh diri dengan menyilet-nyilet tangannya sendiri. Secara tidak langsung, jika
kondisi psikis korban bullying dapat dikembalikan seperti sebelum mengalami
bullying, diharapkan kekerasan ini akan terhenti karena korban berani menghadapi
pelaku dan situasi bullying. Siswa yang berpotensi menjadi korban bullying adalah
siswa-siswa yang cenderung tidak asertif. Siswa yang telah menjadi korban bullying
biasanya menunjukkan perilaku mengelak dan tidak mau menjawab ketika ditanya,
sulit berkomunikasi, dan tidak terdorong untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Korban yang merasa kesal, marah, dan tidak menunjukkan perilaku asertif akan
semakin tertekan atas keadaan tersebut sehingga tidak dapat menjalin hubungan
interpersonal dengan baik.
Salah satu fakta bullying juga terjadi pada Pesantren Serambi Mekkah yang
terletak di padang panjang, Sumatera barat. Penindasan terjadi pada tiap santri baru
yang akan memasuki pondok pesantren., penindasan terjadi tanpa batas baik dari segi
fisik maupun segi mental. Dari segi fisik pihak yang tertindas tak jarang dihadiahi
bogem mentah ataupun tendangan maut dari si jagoan. Bahkan, penindasan ini
berlanjut sampai ke tempat tidur. Teman yang sedang istirahat malam tak luput dari
penganiayaan. Mereka diganggu ketika sedang tertidur lelap. Konteksnya pelaku
ingin bercanda dan mengangap hal yang mereka lakukan itu adalah sebuah lelucon,
sungguh sebuah keadaan yang tak menyenangkan. Dari segi mental, penindasan
berlanjut. Entah itu pemberian gelar yang jelek-jelek ataupun panggilan yang tak
menyenangkan di telinga. Santri yang lebih garang setiap saat menebar teror dengan
ancaman. Peralatan mandi, pakaian,barang pribadi, sampai suplai ransum mereka
dengan mudahnya dikuasai dan digunakan santri lain yang berkuasa. Entah itu
jalannya mengambil paksa, mencuri dengan mencongkel lemari, atau meminta
baik-baik dengan nada ancaman (Rahman, 2009).
Adapun dampak yang dapat ditimbulkan dari perilaku bullying tersebut yang
4
yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk,
bibir pecah-pecah dan sakit dada. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim bisa
mengakibatkan kematian. Dampak lain yang kurang terlihat, namun berefek jangka
panjang adalah korban merasakan banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal,
tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam) namun tidak berdaya
menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini dapat berujung pada
munculnya perasaan tidak berharga.
Menurut hasil survei Riauksina (dalam ninggalin) Pada saat korban
mengalami perilaku bullying baik verbal maupun non verbal, korban hanya diam saja
tanpa membalas sedikitpun karena takut diperlakukan lebih kejam atau sadis dari
sebelumnya. Menurut orangtua dan teman terdekatnya semenjak sering diperlakukan
bullying terhadap dirinya, korban menjadi seorang yang pendiam dan sering
menyendiri di sekolah maupun dirumah dan terkadang emosional, korbanpun
menjadi labil (sering marah-marah). Korban juga pernah mengatakan kepada
orangtuanya untuk pindah dari sekolahnya dikarenakan tertekan dan prestasi
akademisnya menurun.
Sejiwa (dalam Widiharto Dkk) mengatakan ada beberapa dampak negatif
bullying seperti gangguan psikologis (cemas dan kesepian), konsep diri korban
bullying menjadi lebih negatif karena korban merasa tidak diterima oleh
teman-temannya, menjadi penganiaya ketika dewasa, agresif dan kadang-kadang melakukan
tindakan kriminal, korban bullying merasa stress, depresi, benci terhadap pelaku,
dendam, ingin keluar sekolah, merana, malu, tertekan, terancam, bahkan ada yang
menyilet-nyilet lengannya, menggunakan obat-obatan atau alkohol, membenci
lingkungan sosialnya, korban merasa rendah diri dan tidak berharga, cacat fisik
permanen, gangguan emosional bahkan dapat menjurus pada gangguan kepribadian,
dan keinginan untuk bunuh diri.
Pada umumnya siswa yang mengalami tindakan bullying adalah siswa yang
memiliki tingkat asertivitas yang rendah (Soendjojo, 2009). individu yang memiliki
sikap asertif yang rendah memiliki banyak ketakutan yang irasional yang meliputi
sikap menampilkan perilaku cemas dan tidak mempunyai kemampuan untuk
mempertahankan hak-hak peribadinya. Begitupun korban bullying mereka kurang
5
siswa korban bullying takut pelaku bullying makin mengintensikan tindakan bullying.
Oleh karena itu sekap asertif yang rendah lebih rentan mendapatkan bullying dari
para pelaku di banding dengan siswa yang memiliki asertivitas yang tinggi.
Kemudian Soendjojo (2009), mengatakan karakteristik utama korban
bullying adalah siswa yang belum mampu bersikap asertif. Siswa yang belum
mampu bersikap asertif beresiko lebih besar untuk menjadi korban bullying.
Ketidakmampuan untuk menolak saat diperlakukan negatif, ketidakmampuan untuk
membalas serta tidak memiliki mekanisme pertahanan diri membuat korban hanya
bisa pasrah diperlakukan apapun oleh pelaku bullying, bahkan korban bullying
merasa bingung untuk mencari tempat mengadu. Akan tetapi pada setiap tempat
penelitian hasilnya bisa jadi berbeda, dikarenakan perbedaan lokasi dan subjek
penelitian.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap
sisiwa-siswi yang ada di MA NU Lekok Pasuruan, menyatakan bahwa sebagian siswa yang
menjadi korban bullying adalah siswa dengan tabiat pendiam dan tidak mempunyai
kemampuan melawan pada pelaku bullying.
Melihat adanya fenomena-fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti
secara lebih dalam mengenai “hubungan antara perilaku asertif dengan kecendrungan
menjadi korban bullying”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi rumusan masalah
apakah ada hubungan antara perilaku asertif dengan kecendrungan menjadi
korban bullying?
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku
asertif dengan kecendrungan menjadi korban bullying.
D. Manfaat penelitian
6
1. Manfaat teoritis
Agar menjadi tambahan referensi di bidang psikologi pendidikan terutama
yang berkaitan dengan perilaku bullying dan asertif.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, penelitian diharapkan dapat membantu siswa dalam
memahami pentingnya bersikap asertif, sehingga mereka dapat
termotivasi untuk menjadi diri yang lebih baik dan kompeten serta
untuk menghadapi dan membekali dalam menolak segala tindakan
bullying yang merugikan bagi diri sendiri dan orang lain.
b. Bagi orang tua, penelitian diharapkan dapat membantu para orang tua
agar mewaspadai secara peka dan cepat tanggap terhadap tanda-tanda
perilaku yang ditimbulkan anak karena adanya bullying yang dilakukan
oleh orang lain.
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF
DENGAN KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN BULLYING
SKRIPSI
Oleh :
Novalia
08810199
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF
DENGAN KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN BULLYING
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
Novalia
08810199
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji
Pada tanggal 4 Mei 2012
Dewan Penguji
Ketua Team Penguji : Dra. Tri Dayakisni, M.Si ( )
Team Penguji : 1. M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi ( )
2. Dra. Diantini Ida V., M.Si ( )
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Hubungan antara Perlaku Asertif dengan
Kecenderungan Menjadi Korban Bullying
Nama Peneliti : Novalia
NIM : 08810199
Fakultas : Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Waktu Penelitian : 28 Maret 2012
Tanggal Ujian : 4 Mei 2012
Malang, 4 Mei 2012
Pembimbing I Pembimbing II
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Novalia
NIM : 08810199
Fakultas/Jurusan : Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Kecenderungan Menjadi Korban
Bullying
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali
dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah
disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak
bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai
undang-undang yang berlaku.
Mengetahui Malang, 4 Mei 2012
Ketua Program Studi Yang menyatakan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Kecenderungan
Menjadi Korban Bullying”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
2. Tri Dayakisni, M.Si dan Ni’matuzahro, S.Psi, M.Si selaku pembimbing I dan
Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
3. Dra. Siti Suminarti F. M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan
memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Kepala Sekolah MA NU yang telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis
untuk melakukan penelitian.
5. Siswa-siwi MA NU yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.
6. Kedua orangtuaku, abah, almarhumah (umi), be’lis, lek og, lek fida dan
sepupuku Nanda yang selalu memberi dukungan, do’a dan kasih sayang
sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini serta
seluruh keluargaku yang tak henti-hentinya memberikan segala dukungannya
dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Calon keluarga baruku Ibu Toya, Pak Yanto, Mbak Nining dan Mas Danang
yang telah dengan sabar memberikan dukungan serta penantian yang cukup
ii
8. Teman-teman angkatan 2008 khususnya kelas C spesial buat sahabatku
tersayang sulis, anggun, dan icha. Temenku seperjuangan yang tak bisa
disebutkan satu per satu, terima kasih atas semangat serta kerja sama nya
sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman Kost Barokah Fajar, Nisa, Yani, ipit, Ifa, Riris, Sismala, Via,
Hana, Siska yang telah bersedia membantu dan memberikan semangat kepada
penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski
demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Malang, 4 Mei 2012
Penulis
iii INTISARI
Novalia. 2012. Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Kecenderungan Menjadi
Korban Bullying. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Pembimbing : (I) Dra. Tri Dayakisni. M.si (II) Ni’matuzahro. S.Psi, M.Si.
Kata kunci : Perilaku Asertif, Kecenderungan Menjadi Korban Bullying
Bullying merupakan masalah penting yang perlu diperhatikan di dalam
lingkungan sekolah maupun pondok pesantren. Bullying biasanya dilakukan oleh
kakak kelas terhadap adek kelas atau orang yang lebih kuat. Bullying bagi siswa
merupakan keadaan yang tidak baik, bullying juga dapat membawa dampak negatif
bagi siswa. Misalnya seperti cemas atau kesepian. Salah satu faktor yang
menentukan intensitas kecenderungan menjadi korban bullying adalah perilaku
asertif pada siswa.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasional yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku asertif dengan kecenderungan
menjadi korban bullying. Penelitian dilakukan terhadap 60 siswa MA NU Lekok
Pasuruan. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling populasi.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala perilaku asertif dan skala
kecenderungan menjadi korban bullying. Teknik analisis data yang digunakan adalah
korelasi product moment.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
diketahui nilai koefisien (r) = (-0,430). Koefisien determinasi (r2) = 0,185 dan
probabilitas kesalahan (p) = 0,001. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan negatif
yang sangat signifikan antara perilaku asertif dengan kecenderungan menjadi korban
bullying pada siswa MA NU Lekok Pasuruan. Hal ini berarti semakin tinggi perilaku
asertif siswa maka semakin rendah kecenderungan menjadi korban bullying,
demikian juga sebaliknya, semakin rendah perilaku asertif maka semakin tinggi
kecenderungan menjadi korban bullying. Adapun sumbangan efektif perilaku asertif
terhadap kecenderungan menjadi korban bullying sebesar 18,5%, sisanya 81,5%
iv SUMMARY
Novalia. 2012. Relations between assertive attitude with tendency to be bullying
victim. Undergraduate thesis. Faculty of Psychology. University of Muhammadiyah
Malang. Advisors: (I) Dra. Tri Dayakisni. M.si (II) Ni’matuzahro. S.Psi, M.Si.
keywords: assertive attitude, tendency to be Bullying victim
Bullying is an important thing to be paid attention in school environment or
Pesantren Islamic school. Bullying used to be done by senior to junior or stronger
person. Bullying for student is not a good condition, bullying can also bring negative
effect to student. Like anxiety or lonely. One factor decided tendency intensity to be
bullying victim is assertive attitude to students.
The research uses correlative correlational research aimed to find out
relations between assertive attitude with tendency to be bullying victim. Research is
done to 60 students of MA NU Lekok High School of Pasuruan. Sampling technique
used is population technique. Data collection instrument used is assertive attitude
scale and tendency to be bullying victim scale. Data analysis technique used is
correlation product moment.
According to research result done, it can be concluded about coefficient value
(r) = (-0,430). Determinant coefficient (r2) = 0,185 and mistake probability (p) =
0,001. It shows there’s significant negative correlation between assertive attitude
with tendency to be bullying victim to students of MA NU Lekok High School of
Pasuruan. It means, higher the students assertive correlation, lower the tendency to
be bullying victim, it’s also the contrary. Lower the assertive attitude, higher
tendency to be bullying victim. Whereas effective contribution of assertive attitude to
tendency to be bullying victim is 18,5%, rest of 81,5% influenced by other variables
v DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitian ...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif ...7
B. Kecenderungan Menjadi Korban Bullying ...10
C. Hubungan Perilaku Asertif dengan Kecenderungan Menjadi Korban Bullying ...15
D. Kerangka Berfikir ...16
E. Hipotesis ...17
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ...18
B. Variabel Penelitian ...18
1. Identifikasi variabel penelitian ...18
vi
C. Populasi dan Sampel ...20
D. Jenis data dan Metode Pengumpulan Data ...21
1. Jenis data ...21
2. Metode pengumpulan data ...21
3. Validitas dan reliabilitas ...23
a. Validitas ...23
b. Reliabilitas ...26
E. Prosedur Penelitian ...27
F. Teknik Analisis Data ...28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ...30
B. Analisis Data ...32
C. Pembahasan ...33
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...37
B. Saran ...38
DAFTAR PUSTAKA ...39
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
Tabel 3.1 : Skor pilihan jawaban perilaku asertif...22
Tabel 3.2 : Blue print skala perilaku asertif ...22
Tabel 3.3 : Skor pilihan jawaban kecenderungan menjadi korban bullying 23
Tabel 3.4 : Blue print skala kecenderungan menjadi korban bullying ...23
Tabel 3.5 : Rangkuman analisa validitas item skala perilaku asertif ...25
Tabel 3.6 : Rangkuman analisa validitas item skala kecenderungan menjadi
korban bullying ...25
Tabel 3.7 : Uji reliabilitas item skala perilaku asertif ...27
Tabel 3.8 : Uji reliabilitas item skala kecenderungan menjadi korban
bullying ...27
Tabel 3.9 : Deskripsi karakteristik subyek...30
Tabel 4.1 : Perhitungan Z-score perilaku asertif ...31
viii
DAFTAR PUSTAKA .
Agustiani, H. (2009). Psikologi perkembangan. Pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: Refika Aditama.
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, edisi kelima. Jakarta: Rinelisa.
Atkinson, J. M. (1997). Pengantar psikologi edisi kesebelas jilid satu. Batam: interaksara.
Azwar, S. (1997). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Azwar, S. (1995). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (2nd ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Azwar, S. (2004). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Coloroso, B. (2003). Stop bullying. Memutuskan rantai kekerasan anak prasekolah
hingga SMU. Jakarta: PT serambi ilmu semesta.
Desmita. (2008). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kerlinger, F. N. (2000). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada: UMM Press.
Lioyd, S. (1991). Mengembangkan perilaku asertif yang positif. Binarupa aksara. Jakarta.
Ninggalin, Retno.(tt). Pengaruh konsep diri terhadap perilaku asertif korban bullying.Jurnal Psikologi
Poerwanti, E. (1998). Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang :UMM
Rosita, Herni., (tt). Hubungan antara perilaku asertif dengan kepercayaan diri pada mahasiswa. Jurnal Psikologi
Sobur, Alex. (2003). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia
ix
Soendjojo, D. (2009). Mengajarkan asertifitas pasa remaja. Jurnal Psikologi.
Sullivan, K., Cleary, M., & Sullivan, G. (2005). Bullying in secondary schools. California: Corwin Press.
Swearer, S., Espelage, D., & Napolitano, S (2009). Bullying prevention and intervention. Realistic strategies for school. New york: The Guildford Press.
Widiharto, A. C., Sandjaja, S. S., & Eriany, Praharesti. (tt). Perilaku bullying ditinjau dari harga diri dan penanaman moral anak. Jurnal psikologi.