• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN BULLYING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN BULLYING"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan dukungan dari

lingkungan untuk mencapai tujuan hidupnya. Oleh karena itu, manusia selalu

membutuhkan bantuan dari sesama manusia ataupun makhluk Tuhan lainnya untuk

mengatasi permasalahan dalam mencapai tujuan hidup tersebut. Namun secara

peribadi dalam diri manusia terdapat suatu insting atau naluri untuk mengadakan

penyembahan terhadap suatu kekuatan di luar diri manusia yang disebut dengan

insting religius. Pemenuhan naluri religius akan menimbulkan ketenangan,

ketentraman, dan keharmonisan dalam diri individu. Agama di anggap sangat

penting dalam memegang peranan terhadap perubahan perilaku seseorang sebab

agama merupakan kebenaran dan kebaikan. Manusia yang berpegang teguh pada

agama akan terimbas oleh kebenaran dan kebaikan agama itu sendiri. Melihat

fenomena yang terjadi pada saat sekarang ini banyak kalangan yang mulai melihat

sistem pendidikan pesantren sebagai salah satu solusi untuk terwujudnya produk

pendidikan yang tidak saja cerdik, pandai, lihai, tetapi juga berhati mulia dan

berakhlakul karimah. Hal tersebut dapat dimengerti karena pesantren memiliki

karakteristik yang memungkinkan tercapainya tujuan yang dimaksud.

Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan tertua yang melekat dalam

perjalanan kehidupan Indonesia sejak ratusan tahun yang silam, ia adalah lembaga

pendidikan yang dapat dikategorikan sebagai lembaga unik dan punya karakteristik

tersendiri yang khas, sehingga saat ini menunjukkan kapabilitasnya yang cemerlang

melewati berbagai episode zaman dengan pluralitas polemik yang dihadapinya.

Bahkan dalam perjalanan sejarahnya, pesantren telah banyak memberikan andil dan

kontribusi yang sangat besar dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan

memberikan pencerahan terhadap masyarakat serta dapat menghasilkan komunitas

(2)

2

Melalui pondok pesantren para santri di asuh untuk menjadi dirinya sendiri

yaitu yang memiliki potensi yang luar biasa, peribadi yang pendiriannya matang,

dengan kemampuan sosial yang menyejukkan, kesusilaan yang tinggi serta keimanan

dan ketakwaan yang dalam, sehingga dalam pondok pesantren para santri juga di

latih untuk mengembanglan keterampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup

mandiri dan berkompeten dalam masyarakat.

Tujuan pendidikan di pondok pesantren adalah mencetak dan membentuk

insan yang sholeh, berilmu dan beramal, bertaqwa dan berakhlak luhur, berdisiplin

dan mempunyai rasa tanggung jawab, berpendidikan dan berkepribadian, dengan

dibekali keseimbangan IPTEK dan IMTAQ yang beriringan.

Nilai-nilai keagamaan yang di ajarkan di pesantren bertujuan membentuk

kepribadian santri yang sesuai dengan standar moral yang berlaku di masyarakat.

Ternyata hal itu tidak mempengaruhi dan menekan perilaku bullying di kalangan

santri. Ini disebabkan adanya kegagalan dalam pembentukan kode moral benar atau

salah, dan kegagalan dalam merubah konsep moral khusus ke umum. Moralitas

pasca-konvensional seharusnya dicapai selama masa remaja. Tapi dengan masih

adanya remaja pada tingkat pra-konvensional atau konvensional, maka tidaklah

heran apabila diantara remaja masih banyak yang melakukan perilaku bullying.

Perilaku bullying, bullying adalah tindakan negatif, yang bersifat agresif atau

manipulatif dalam rangkaian tindakan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih

terhadap orang lain selama periode waktu tertentu yang didasarkan pada

ketidakseimbangan kekuatan. Jenis penindasan (bullying): verbal, fisik, dan

relasional/psikologis yang melibatkan pelaku bullying, korban bullying, dan

penonton/saksi atau tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat

terhadap yang lebih lemah. Di Indonesia perilaku ini lebih dikenal dengan istilah

digertak, digenjet, dan lain-lain. Bullying bisa juga merupakan suatu organisasi yang

terwujud di dalam tindakan. Anak-anak yang menindas memiliki semacam hawa

superioritas yang kerap merupakan sebuah topeng untuk menutupi luka yang dalam

dan ketidakmampuan. Mereka berdalih bahwa superioritas yang di anggap miliknya

membolehkan mereka melukai seseorang yang mereka anggap hina, padahal

sesungguhnya ini merupakan dalih untuk merendahkan seseorang hingga mereka

(3)

3

Ninggalin (2011) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Konsep Diri

terhadap Perilaku Asertif Korban Bullying, dalam penelitian tersebut diketahui

bahwa korban merasa hidupnya tertekan, takut bertemu pelaku bullying, perasaan

harga diri yang rendah, kurangnya kemampuan untuk bersosialisasi, siswa stres,

mogok sekolah, kehilangan kepercayaan diri, bahkan depresi dan berkeinginan untuk

bunuh diri dengan menyilet-nyilet tangannya sendiri. Secara tidak langsung, jika

kondisi psikis korban bullying dapat dikembalikan seperti sebelum mengalami

bullying, diharapkan kekerasan ini akan terhenti karena korban berani menghadapi

pelaku dan situasi bullying. Siswa yang berpotensi menjadi korban bullying adalah

siswa-siswa yang cenderung tidak asertif. Siswa yang telah menjadi korban bullying

biasanya menunjukkan perilaku mengelak dan tidak mau menjawab ketika ditanya,

sulit berkomunikasi, dan tidak terdorong untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.

Korban yang merasa kesal, marah, dan tidak menunjukkan perilaku asertif akan

semakin tertekan atas keadaan tersebut sehingga tidak dapat menjalin hubungan

interpersonal dengan baik.

Salah satu fakta bullying juga terjadi pada Pesantren Serambi Mekkah yang

terletak di padang panjang, Sumatera barat. Penindasan terjadi pada tiap santri baru

yang akan memasuki pondok pesantren., penindasan terjadi tanpa batas baik dari segi

fisik maupun segi mental. Dari segi fisik pihak yang tertindas tak jarang dihadiahi

bogem mentah ataupun tendangan maut dari si jagoan. Bahkan, penindasan ini

berlanjut sampai ke tempat tidur. Teman yang sedang istirahat malam tak luput dari

penganiayaan. Mereka diganggu ketika sedang tertidur lelap. Konteksnya pelaku

ingin bercanda dan mengangap hal yang mereka lakukan itu adalah sebuah lelucon,

sungguh sebuah keadaan yang tak menyenangkan. Dari segi mental, penindasan

berlanjut. Entah itu pemberian gelar yang jelek-jelek ataupun panggilan yang tak

menyenangkan di telinga. Santri yang lebih garang setiap saat menebar teror dengan

ancaman. Peralatan mandi, pakaian,barang pribadi, sampai suplai ransum mereka

dengan mudahnya dikuasai dan digunakan santri lain yang berkuasa. Entah itu

jalannya mengambil paksa, mencuri dengan mencongkel lemari, atau meminta

baik-baik dengan nada ancaman (Rahman, 2009).

Adapun dampak yang dapat ditimbulkan dari perilaku bullying tersebut yang

(4)

4

yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk,

bibir pecah-pecah dan sakit dada. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim bisa

mengakibatkan kematian. Dampak lain yang kurang terlihat, namun berefek jangka

panjang adalah korban merasakan banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal,

tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam) namun tidak berdaya

menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini dapat berujung pada

munculnya perasaan tidak berharga.

Menurut hasil survei Riauksina (dalam ninggalin) Pada saat korban

mengalami perilaku bullying baik verbal maupun non verbal, korban hanya diam saja

tanpa membalas sedikitpun karena takut diperlakukan lebih kejam atau sadis dari

sebelumnya. Menurut orangtua dan teman terdekatnya semenjak sering diperlakukan

bullying terhadap dirinya, korban menjadi seorang yang pendiam dan sering

menyendiri di sekolah maupun dirumah dan terkadang emosional, korbanpun

menjadi labil (sering marah-marah). Korban juga pernah mengatakan kepada

orangtuanya untuk pindah dari sekolahnya dikarenakan tertekan dan prestasi

akademisnya menurun.

Sejiwa (dalam Widiharto Dkk) mengatakan ada beberapa dampak negatif

bullying seperti gangguan psikologis (cemas dan kesepian), konsep diri korban

bullying menjadi lebih negatif karena korban merasa tidak diterima oleh

teman-temannya, menjadi penganiaya ketika dewasa, agresif dan kadang-kadang melakukan

tindakan kriminal, korban bullying merasa stress, depresi, benci terhadap pelaku,

dendam, ingin keluar sekolah, merana, malu, tertekan, terancam, bahkan ada yang

menyilet-nyilet lengannya, menggunakan obat-obatan atau alkohol, membenci

lingkungan sosialnya, korban merasa rendah diri dan tidak berharga, cacat fisik

permanen, gangguan emosional bahkan dapat menjurus pada gangguan kepribadian,

dan keinginan untuk bunuh diri.

Pada umumnya siswa yang mengalami tindakan bullying adalah siswa yang

memiliki tingkat asertivitas yang rendah (Soendjojo, 2009). individu yang memiliki

sikap asertif yang rendah memiliki banyak ketakutan yang irasional yang meliputi

sikap menampilkan perilaku cemas dan tidak mempunyai kemampuan untuk

mempertahankan hak-hak peribadinya. Begitupun korban bullying mereka kurang

(5)

5

siswa korban bullying takut pelaku bullying makin mengintensikan tindakan bullying.

Oleh karena itu sekap asertif yang rendah lebih rentan mendapatkan bullying dari

para pelaku di banding dengan siswa yang memiliki asertivitas yang tinggi.

Kemudian Soendjojo (2009), mengatakan karakteristik utama korban

bullying adalah siswa yang belum mampu bersikap asertif. Siswa yang belum

mampu bersikap asertif beresiko lebih besar untuk menjadi korban bullying.

Ketidakmampuan untuk menolak saat diperlakukan negatif, ketidakmampuan untuk

membalas serta tidak memiliki mekanisme pertahanan diri membuat korban hanya

bisa pasrah diperlakukan apapun oleh pelaku bullying, bahkan korban bullying

merasa bingung untuk mencari tempat mengadu. Akan tetapi pada setiap tempat

penelitian hasilnya bisa jadi berbeda, dikarenakan perbedaan lokasi dan subjek

penelitian.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap

sisiwa-siswi yang ada di MA NU Lekok Pasuruan, menyatakan bahwa sebagian siswa yang

menjadi korban bullying adalah siswa dengan tabiat pendiam dan tidak mempunyai

kemampuan melawan pada pelaku bullying.

Melihat adanya fenomena-fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti

secara lebih dalam mengenai “hubungan antara perilaku asertif dengan kecendrungan

menjadi korban bullying”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi rumusan masalah

apakah ada hubungan antara perilaku asertif dengan kecendrungan menjadi

korban bullying?

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku

asertif dengan kecendrungan menjadi korban bullying.

D. Manfaat penelitian

(6)

6

1. Manfaat teoritis

Agar menjadi tambahan referensi di bidang psikologi pendidikan terutama

yang berkaitan dengan perilaku bullying dan asertif.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, penelitian diharapkan dapat membantu siswa dalam

memahami pentingnya bersikap asertif, sehingga mereka dapat

termotivasi untuk menjadi diri yang lebih baik dan kompeten serta

untuk menghadapi dan membekali dalam menolak segala tindakan

bullying yang merugikan bagi diri sendiri dan orang lain.

b. Bagi orang tua, penelitian diharapkan dapat membantu para orang tua

agar mewaspadai secara peka dan cepat tanggap terhadap tanda-tanda

perilaku yang ditimbulkan anak karena adanya bullying yang dilakukan

oleh orang lain.

(7)

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF

DENGAN KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN BULLYING

SKRIPSI

Oleh :

Novalia

08810199

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(8)

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF

DENGAN KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN BULLYING

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Novalia

08810199

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(9)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji

Pada tanggal 4 Mei 2012

Dewan Penguji

Ketua Team Penguji : Dra. Tri Dayakisni, M.Si ( )

Team Penguji : 1. M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi ( )

2. Dra. Diantini Ida V., M.Si ( )

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(10)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Hubungan antara Perlaku Asertif dengan

Kecenderungan Menjadi Korban Bullying

Nama Peneliti : Novalia

NIM : 08810199

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Waktu Penelitian : 28 Maret 2012

Tanggal Ujian : 4 Mei 2012

Malang, 4 Mei 2012

Pembimbing I Pembimbing II

(11)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Novalia

NIM : 08810199

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Kecenderungan Menjadi Korban

Bullying

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali

dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah

disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak

bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai

undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 4 Mei 2012

Ketua Program Studi Yang menyatakan

(12)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Kecenderungan

Menjadi Korban Bullying”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

2. Tri Dayakisni, M.Si dan Ni’matuzahro, S.Psi, M.Si selaku pembimbing I dan

Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

3. Dra. Siti Suminarti F. M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan

memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Kepala Sekolah MA NU yang telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis

untuk melakukan penelitian.

5. Siswa-siwi MA NU yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

6. Kedua orangtuaku, abah, almarhumah (umi), be’lis, lek og, lek fida dan

sepupuku Nanda yang selalu memberi dukungan, do’a dan kasih sayang

sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini serta

seluruh keluargaku yang tak henti-hentinya memberikan segala dukungannya

dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Calon keluarga baruku Ibu Toya, Pak Yanto, Mbak Nining dan Mas Danang

yang telah dengan sabar memberikan dukungan serta penantian yang cukup

(13)

ii

8. Teman-teman angkatan 2008 khususnya kelas C spesial buat sahabatku

tersayang sulis, anggun, dan icha. Temenku seperjuangan yang tak bisa

disebutkan satu per satu, terima kasih atas semangat serta kerja sama nya

sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman Kost Barokah Fajar, Nisa, Yani, ipit, Ifa, Riris, Sismala, Via,

Hana, Siska yang telah bersedia membantu dan memberikan semangat kepada

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga

kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski

demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 4 Mei 2012

Penulis

(14)

iii INTISARI

Novalia. 2012. Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Kecenderungan Menjadi

Korban Bullying. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Pembimbing : (I) Dra. Tri Dayakisni. M.si (II) Ni’matuzahro. S.Psi, M.Si.

Kata kunci : Perilaku Asertif, Kecenderungan Menjadi Korban Bullying

Bullying merupakan masalah penting yang perlu diperhatikan di dalam

lingkungan sekolah maupun pondok pesantren. Bullying biasanya dilakukan oleh

kakak kelas terhadap adek kelas atau orang yang lebih kuat. Bullying bagi siswa

merupakan keadaan yang tidak baik, bullying juga dapat membawa dampak negatif

bagi siswa. Misalnya seperti cemas atau kesepian. Salah satu faktor yang

menentukan intensitas kecenderungan menjadi korban bullying adalah perilaku

asertif pada siswa.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasional yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku asertif dengan kecenderungan

menjadi korban bullying. Penelitian dilakukan terhadap 60 siswa MA NU Lekok

Pasuruan. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling populasi.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala perilaku asertif dan skala

kecenderungan menjadi korban bullying. Teknik analisis data yang digunakan adalah

korelasi product moment.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat

diketahui nilai koefisien (r) = (-0,430). Koefisien determinasi (r2) = 0,185 dan

probabilitas kesalahan (p) = 0,001. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan negatif

yang sangat signifikan antara perilaku asertif dengan kecenderungan menjadi korban

bullying pada siswa MA NU Lekok Pasuruan. Hal ini berarti semakin tinggi perilaku

asertif siswa maka semakin rendah kecenderungan menjadi korban bullying,

demikian juga sebaliknya, semakin rendah perilaku asertif maka semakin tinggi

kecenderungan menjadi korban bullying. Adapun sumbangan efektif perilaku asertif

terhadap kecenderungan menjadi korban bullying sebesar 18,5%, sisanya 81,5%

(15)

iv SUMMARY

Novalia. 2012. Relations between assertive attitude with tendency to be bullying

victim. Undergraduate thesis. Faculty of Psychology. University of Muhammadiyah

Malang. Advisors: (I) Dra. Tri Dayakisni. M.si (II) Ni’matuzahro. S.Psi, M.Si.

keywords: assertive attitude, tendency to be Bullying victim

Bullying is an important thing to be paid attention in school environment or

Pesantren Islamic school. Bullying used to be done by senior to junior or stronger

person. Bullying for student is not a good condition, bullying can also bring negative

effect to student. Like anxiety or lonely. One factor decided tendency intensity to be

bullying victim is assertive attitude to students.

The research uses correlative correlational research aimed to find out

relations between assertive attitude with tendency to be bullying victim. Research is

done to 60 students of MA NU Lekok High School of Pasuruan. Sampling technique

used is population technique. Data collection instrument used is assertive attitude

scale and tendency to be bullying victim scale. Data analysis technique used is

correlation product moment.

According to research result done, it can be concluded about coefficient value

(r) = (-0,430). Determinant coefficient (r2) = 0,185 and mistake probability (p) =

0,001. It shows there’s significant negative correlation between assertive attitude

with tendency to be bullying victim to students of MA NU Lekok High School of

Pasuruan. It means, higher the students assertive correlation, lower the tendency to

be bullying victim, it’s also the contrary. Lower the assertive attitude, higher

tendency to be bullying victim. Whereas effective contribution of assertive attitude to

tendency to be bullying victim is 18,5%, rest of 81,5% influenced by other variables

(16)

v DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif ...7

B. Kecenderungan Menjadi Korban Bullying ...10

C. Hubungan Perilaku Asertif dengan Kecenderungan Menjadi Korban Bullying ...15

D. Kerangka Berfikir ...16

E. Hipotesis ...17

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ...18

B. Variabel Penelitian ...18

1. Identifikasi variabel penelitian ...18

(17)

vi

C. Populasi dan Sampel ...20

D. Jenis data dan Metode Pengumpulan Data ...21

1. Jenis data ...21

2. Metode pengumpulan data ...21

3. Validitas dan reliabilitas ...23

a. Validitas ...23

b. Reliabilitas ...26

E. Prosedur Penelitian ...27

F. Teknik Analisis Data ...28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ...30

B. Analisis Data ...32

C. Pembahasan ...33

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...37

B. Saran ...38

DAFTAR PUSTAKA ...39

(18)

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 3.1 : Skor pilihan jawaban perilaku asertif...22

Tabel 3.2 : Blue print skala perilaku asertif ...22

Tabel 3.3 : Skor pilihan jawaban kecenderungan menjadi korban bullying 23

Tabel 3.4 : Blue print skala kecenderungan menjadi korban bullying ...23

Tabel 3.5 : Rangkuman analisa validitas item skala perilaku asertif ...25

Tabel 3.6 : Rangkuman analisa validitas item skala kecenderungan menjadi

korban bullying ...25

Tabel 3.7 : Uji reliabilitas item skala perilaku asertif ...27

Tabel 3.8 : Uji reliabilitas item skala kecenderungan menjadi korban

bullying ...27

Tabel 3.9 : Deskripsi karakteristik subyek...30

Tabel 4.1 : Perhitungan Z-score perilaku asertif ...31

(19)

viii

DAFTAR PUSTAKA .

Agustiani, H. (2009). Psikologi perkembangan. Pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: Refika Aditama.

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, edisi kelima. Jakarta: Rinelisa.

Atkinson, J. M. (1997). Pengantar psikologi edisi kesebelas jilid satu. Batam: interaksara.

Azwar, S. (1997). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, S. (1995). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (2nd ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, S. (2004). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Coloroso, B. (2003). Stop bullying. Memutuskan rantai kekerasan anak prasekolah

hingga SMU. Jakarta: PT serambi ilmu semesta.

Desmita. (2008). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kerlinger, F. N. (2000). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada: UMM Press.

Lioyd, S. (1991). Mengembangkan perilaku asertif yang positif. Binarupa aksara. Jakarta.

Ninggalin, Retno.(tt). Pengaruh konsep diri terhadap perilaku asertif korban bullying.Jurnal Psikologi

Poerwanti, E. (1998). Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang :UMM

Rosita, Herni., (tt). Hubungan antara perilaku asertif dengan kepercayaan diri pada mahasiswa. Jurnal Psikologi

Sobur, Alex. (2003). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia

(20)

ix

Soendjojo, D. (2009). Mengajarkan asertifitas pasa remaja. Jurnal Psikologi.

Sullivan, K., Cleary, M., & Sullivan, G. (2005). Bullying in secondary schools. California: Corwin Press.

Swearer, S., Espelage, D., & Napolitano, S (2009). Bullying prevention and intervention. Realistic strategies for school. New york: The Guildford Press.

Widiharto, A. C., Sandjaja, S. S., & Eriany, Praharesti. (tt). Perilaku bullying ditinjau dari harga diri dan penanaman moral anak. Jurnal psikologi.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan α = 5% diperoleh hasil: ada hubungan yang positif antara intensitas bimbingan belajar orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV di SD Negeri Makamhaji 03

Penelitian dilaksanakan di Sub-DAS Keduang Wonogiri, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah, Laboratorium Fisika dan

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya, sehingga penulis memiliki kesempatan, kemauan dan kesanggupan

rapat komite audit, kualitas audit, dan proporsi komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme akuntansi1. Kata kunci : konservatisme

Pemahaman pemasaran bagi pihak pemasar sangat penting dalam rangka pengenalan kebutuhan dan keinginan pelanggan, penentuan pasar sasaran mana yang dapat dilayani

AUDIT KEPATUHAN SISTEM Pusat Pengembangan Publikasi

Pada penelitian sekarang variabel yang digunakan adalah kepercayaan, kemudahan, dan persepsi resiko terhadap penggunaan e-banking bank BRI di Surabaya, sedangkan