• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Absensi dengan RFID Menggunakan Custom RFID Reader

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Sistem Absensi dengan RFID Menggunakan Custom RFID Reader"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM ABSENSI DENGAN RFID

MENGGUNAKAN CUSTOM RFID READER

Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh pendidikan program Sarjana S1 di Jurusan Teknik Elektro

Oleh : Hesty Lestari

13105020

Dosen Pembimbing : 1. Muhammad Aria, MT. 2. Levy Olivia Nur, MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)

Salah satu keunggulan teknologi RFID yaitu, RFID reader dapat membaca data atau menulis ulang data pada RFID tag tanpa kontak langsung dengan tag tersebut. Tugas akhir ini menggunakan teknologi RFID pada suatu sistem absensi mahasiswa dengan spesifikasi dapat mengambil data tanpa ada kontak langsung (otomatis), memiliki kemampuan untuk mengirimkan data yang bersih dari noise (handal) sebagai data masukan pada software, data yang diterima sama hingga jarak maksimum pembacaan (akurat), dan relatif murah.

Dengan menggunakan modul ID-12, dirancang dan dibangun sistem absensi RFID dengan suatu reader yang khusus (custom) untuk memenuhi spesifikasi di atas. Pembangunan software sistem absensi menggunakan bahasa pemograman JAVA dan MySQL untuk database.

Custom RFID reader yang dibangun tidak dapat membaca dua buah RFID tag yang diletakkan secara berhimpitan. Media penghalang logam terbukti menghalangi custom RFID reader untuk membaca RFID tag. Sementara media penghalang air dapat mengurangi kemampuan custom RFID reader untuk membaca RFID tag, meski hasil pembacaan tidak mengalami gangguan.

Pengujian sistem dan RFID tag memperlihatkan sistem ini dapat memenuhi spesifikasi yang diminta. Aplikasi teknologi RFID memungkinkan sistem ini dapat bekerja secara otomatis. Custom RFID reader yang dirancang dapat bekerja secara handal dan akurat untuk dipergunakan pada software sistem absensi. Penggunaan modul ID-12 untuk menjadikan pembangunan sistem absensi RFID ini menjadi relatif murah.

(3)

One of the superiority of RFID technology is the RFID reader can read data or rewrite data which is stored inside the RFID tag without any direct contact. The final assignment applied RFID technology on a collage student attendance system with certain specification (custom). The specification are the system can received data automatically (without any direct contact), has the ability to send reliable clean data which needed as input for the attendance software, the data can be read accurately on the reading range, and low cost.

The attendance system for collage student which will be design and built to achieve the specification which earlier mention, will apply the ID-12 modul. The software for the attendance system is built using JAVA language programming and MySQL for the database system.

The custom RFID reader cannot read two RFID tags which placed closely without any distance between them. The metal barrier proved to prevent reading from the custom RFID reader. The water barrier can reduce the reading ability of the custom RFID reader. But the reading result proved to be accurate.

The tests which done for this system show this attendance system can fulfill the required specification which earlier mention. The application of RFID technology makes this system can work automatically. The custom RFID reader proved to be accurate and reliable to be used together with the attendance system software. Applying ID-12 modul in this system makes this attendance system prove to be low cost.

(4)

KATA PENGANTAR

Teknologi RFID lebih unggul dibandingkan teknologi identifikasi lainnya yang

dalam penggunaannya menggunakan suatu pembaca (reader) dan tag seperti

teknologi barcode dan smart card. Karena dalam pembacaan atau pun menulis

ulang data pada RFID tag tidak membutuhkan kontak langsung antara RFID tag

dengan reader.

Salah satu masalah yang sering muncul di perguruan tinggi adalah masalah

absensi, khususnya absensi perkuliahan untuk mahasiswa. Tugas akhir ini penulis

mencoba menggunakan teknologi RFID untuk memberi alternatif solusi untuk

permasalahan tersebut.

Penulis sangat berharap tugas akhir ini dapat memberi banyak manfaat bagi

penulis sendiri dan bagi yang membaca.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam

pelaksanaan dan penyusunan laporan tugas akhir ini. Untuk itu, penulis mohon

kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari semua pihak.

Bandung, Agustus 2009

Penulis

(5)

vii  

Alhamdulillah, atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya

sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa

terwujudnya tugas akhir ini tak lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan

terima kasih kepada :

1. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan

dukungan selama penulis menyelesaikan kuliah dan mengerjakan tugas

akhir ini.

2. Bapak Muhammad Aria, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro dan

dosen pembimbing I serta Ibu Levy Olivia, M.T. selaku dosen

pembimbing II yang telah dengan sabar memberikan ilmu, pengarahan,

bimbingan, dan masukan-masukan kepada penulis sehingga tugas akhir ini

dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira, M.Sc. selaku Dekan Fakultas

Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Tri Rahajoeningroem, M.T. selaku dosen wali dan koordinator tugas

akhir yang senantiasa memberikan informasi tentang tugas akhir dan

dukungannya.

5. Ferry Chrisnandika dan Hadi Hariyadi yang telah banyak memberikan

ilmu, masukan, dan dukungan kepada penulis sehingga tugas akhir ini

(6)

viii  

7. Teman-teman di jurusan Teknik Elektro yang bersedia memberi bantuan

yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Khususnya pada

Setiawan Ari Wibowo, Rahman Sanandra, Ongko Widjoyo dan Suryono.

Semangat dan persahabatan dari kalian selalu menambah semangat dan

motivasi pada diri penulis dalam menempuh kuliah di jurusan teknik

elektro dan khususnya pada pengerjaan tugas akhir ini.

8. Semua staf Jurusan dan Universitas yang telah membantu dalam masalah

administrasi dan sebagainya.

Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Saya ucapkan terima

kasih banyak atas bantuannya.

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR vi

UCAPAN TERIMAKASIH vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR TABEL xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

BAB II TEORI PENUNJANG 6

2.1 Pengenalan Radio Frequency Identification (RFID) 6

2.5 Pengenalan Mikrokontroller AT89S52 22

(8)

x

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ABSENSI 34

3.1 Metode Perancangan 34

3.2 Rancangan Sistem Absensi 35

3.3 Hardware Sistem Absensi 36

3.3.1 Rangkaian Voltage Regulator 37

3.3.2 Rangkaian Custom RFID Reader 39

3.3.3 Rangkaian Buzzer dan LED 41

3.3.4 Rangkaian Mikrokontroller AT89S52 44

3.3.5 Rangkaian MAX232 45

3.3.6 Rangkaian LCD 48

3.4 Pemograman Mikrokontroller AT89S52 50

3.4.1 Menampilkan ID number Pada LCD 50

3.4.2 Mengirimkan ID number ke Komputer 51

3.5 Software Sistem Absensi 52

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54

4.1 Pengujian Hardware 54

4.1.1 Pengujian Custom RFID Reader Tanpa Media Penghalang 57 4.1.2 Pengujian Custom RFID Reader dengan Media Penghalang 59 4.1.3 Pengujian Custom RFID Reader dengan Dua Buah Tag 67

4.1.4 Pengujian RFID Tag 69

4.2 Pengujian Software 70

4.2.1 Pengujian Program pada Mikrokontroller 71

4.2.2 Pengujian Software pada Komputer 72

4.3 Pengujian Sistem Absensi 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 79

5.1 Kesimpulan 79

5.2 Saran 80

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem RFID 8

Gambar 2.2 Beberapa bentuk RFID 11

Gambar 2.3 RFID tag EM4001 12

Gambar 2.4 Inductive coupling 13

Gambar 2.5 Backscatter coupling 14

Gambar 2.6 Modul RFID 17

Gambar 2.7 Spesifikasi pin pada ID-2, ID-12, dan ID-20 18 Gambar 2.8 Ilustrasi menggunakan RFID dengan custom RFID reader 22

Gambar 2.9 Mikrokontroller AT89S52 24

Gambar 2.10 Konfigurasi pin mikrokontroller AT89S52 24 Gambar 2.11 Gelombang informasi untuk komunikasi serial 25 Gambar 2.12 MAX232 dan konfigurasi pin MAX232 27

Gambar 2.13 Rangkaian minimum MAX232 28

Gambar 2.14 Diagram logic MAX232 29

Gambar 2.15 Konektor Port DB9 29

Gambar 2.16 Diagram blok program java 30

Gambar 3.1 Blok diagram sistem absensi RFID dengan custom RFID reader 35

Gambar 3.2 Flowchart sistem absensi RFID 36

Gambar 3.3 Rangkaian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader 37

Gambar 3.4 LM7805 38

Gambar 3.5 Rangkaian voltage regulator 39

Gambar 3.6 Rangkaian minimum ID-12 40

Gambar 3.7 Rangkaian custom RFID reader 40

Gambar 3.8 Buzzer dan led 41

Gambar 3.9 Rangkaian buzzer dan LED 42

Gambar 3.10 Konfigurasi transistor sebagai saklar 43

Gambar 3.11 Rangkaian minimum AT89S52 45

Gambar 3.12 Rangkaian standar MAX232 46

Gambar 3.13 Rangkaian standar LCD 48

Gambar 3.14 Flowchart menampilkan ID number pada LCD 51 Gambar 3.15 Flowchart mengirim ID number secara serial 52 Gambar 3.16 Flowchart software sistem absensi 53

Gambar 4.1 Memberi nama untuk koneksi baru hyper terminal 55 Gambar 4.2 Memilih port yang akan digunakan untuk koneksi baru hyper terminal 55 Gambar 4.3 Mengeset port untuk koneksi baru hyper terminal 56 Gambar 4.4 Pembacaan RFID tag pada hyper terminal 56 Gambar 4.5 Posisi pembacaan RFID tag tanpa penghalang 57 Gambar 4.6 Posisi pembacaan RFID tag dengan media penghalang 59 Gambar 4.7 Pembacaan RFID tagmedia penghalang sebuah buku 60 Gambar 4.8 Pembacaan RFID tagmedia penghalang plastik 61

(10)

xii

Gambar 4.9 Pembacaan RFID tagmedia penghalang plastik berisi air 63

Gambar 4.10 Ilustrasi hukum snellius 64

Gambar 4.11 Pembacaan RFID tagmedia penghalang kayu 65 Gambar 4.12 Pembacaan RFID tagmedia penghalang logam 67 Gambar 4.13 Pengujian custom RFID reader dengan dua buah RFID tag 68

Gambar 4.14 Pengujian program LCD 71

Gambar 4.15 Pembacaan RFID tag pada hyper terminal tanpa start bit maupun stop bit

72

Gambar 4.16 Pembacaan RFID tag yang ditampilkan LCD 72 Gambar 4.17 Pembacaan RFID tag pada hyper terminal tanpa start bit maupun stop bit

74

Gambar 4.18 Flowchart menghilangkan start bit dan stop bit 75 Gambar 4.19 Tampilan tombol untuk melihat database absensi pada software sistem absensi

75

Gambar 4.20 Tampilan database absensi sebelum terjadinya proses absensi 76

Gambar 4.21 Tampilan absensi masuk kuliah 77

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan RFID tag aktif dan RFID tag pasif 10 Tabel 2.2 Spesifikasi RFID tag GK4001/EM4001 12 Tabel 2.3 Spesifikasi modul RFID reader ID-12 17

Tabel 2.6 Deskripsi pin ID-12 19

Tabel 2.4 Data ASCII 19

Tabel 2.5 Data Wiegand26 20

Tabel 2.6 Pin konektor DB9 30

Tabel 3.1 Program inisiasi serial pada mikrokontroller AT89S52 47 Tabel 3.2 Program mengirim dan menerima data 47

Tabel 3.3 Konfigurasi pin LCD JHD162A 49

Tabel 3.4 Instruksi set LCD JHD162A 49

Tabel 3.5 Program inisiasi LCD 50

Tabel 4.1 Hasil pembacaan RFID tagtanpa media penghalang 57 Tabel 4.2 Hasil pembacaan RFID tagdengan media penghalang buku 60 Tabel 4.3 Hasil pembacaan RFID tagmedia penghalang plastik 61 Tabel 4.4 Hasil pembacaan RFID tagmedia penghalang plastik berisi air 63 Tabel 4.5 Pembacaan RFID tagmedia penghalang kayu 66

Tabel 4.6 Pembacaan dua buah RFID tag 68

Tabel 4.5 Pembacaan dua buah RFID tag 64

(12)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sweeny II , Patrick J, “RFID for Dummies”, Wiley Publishing Inc, Indiana, 2005

2. Nalwan, Paulus Andi, “Panduan Praktis TeknikAntar Muka dan Pemrograman Mikrokontroller AT89C51’, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003

3. Raharjo, Budi., dkk, ”Mudah Belajar Java”, Penerbit INFORMATIKA BANDUNG, Bandung, 2007

4. www.adilam.com.au/RFID/Adilam%20RFID%20ID12.pdf (diakses pada tanggal 29 agustus 2008)

5. http://dev.mysql.com/doc/refman/5.1/en/tutorial.html (diakses pada tanggal 20 Februari 2009)

6. http://www.roseindia.net/jdbc/what-is-jdbc.shtml (diakses pada tanggal 20 Februari 2009)

(13)

1.1 Latar Belakang

Teknologi Radio Frequency Identification (RFID) sendiri sudah dikenal sejak

perang dunia II. Pada saat itu, metoda RFID diterapkan untuk membedakan

pesawat terbang kawan dengan pesawat terbang lawan. Sistem tersebut dikenal

sebagai Identification, Friends or Foe (IFF). Sejak saat itu, teknologi RFID

semakin berkembang dan mulai digunakan dalam berbagai bidang antara lain

bidang industri, bidang peternakan, dan bidang kesehatan.

Teknologi RFID memiliki banyak kelebihan dibandingkan teknologi identifikasi

lainnya yang dalam penggunaannya menggunakan suatu pembaca (reader) dan

tag seperti teknologi barcode dan smart card. Kelebihan utama RFID

dibandingkan kedua teknologi identifikasi tersebut adalah untuk membaca data

pada suatu RFID tag ataupun menulis ulang data pada RFID tag tidak

membutuhkan kontak langsung antara RFID tag dengan reader. Selain itu, RFID

tag memiliki kemampuan untuk menyimpan cukup banyak data selain angka unik

yang digunakan sebagai identifikasi. Sebagai contoh, sebuah RFID tag dapat

menyimpan angka identifikasi (ID number) dan tanggal kadaluarsa sebuah

produk.

Teknologi RFID menarik perhatian penulis. Penulis melihat penggunaan

teknologi RFID di Indonesia masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan

(14)

negara lain. Hal ini menyebabkan penulis ingin ikut mencoba menggunakan

teknologi RFID ini dalam suatu sistem yang dapat dimanfaatkan oleh banyak

pihak khususnya di kalangan perguruan tinggi.

Salah satu masalah yang sering muncul di perguruan tinggi adalah masalah

absensi, khususnya absensi perkuliahan untuk mahasiswa. Pada umumnya,

absensi mahasiswa dilakukan secara manual dengan membagikan selembar kertas

pada saat perkuliahan berlangsung. Setiap mahasiswa akan membubuhkan

tandatangannya pada selembar kertas ini sebagai bukti kehadiran. Metoda ini

terkadang mengganggu jalannya proses perkuliahan dikarenakan mahasiswa akan

terfokus untuk menantikan kertas absensi dibandingkan menyimak materi

perkuliahan. Selain itu, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan

data kehadiran mahasiswa per harinya untuk tiap mata kuliah yang diikuti seorang

mahasiswa. Karena biasanya seorang dosen akan memberikan data absensi

tersebut ke kesekretariatan tiap semester berakhir.

Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan suatu sistem absensi dengan

dengan spesifikasi dapat mengambil data tanpa ada kontak langsung (otomatis),

memiliki kemampuan untuk mengirimkan data yang bersih dari noise (handal)

sebagai data masukan pada software, data yang diterima sama hingga jarak

maksimum pembacaan (akurat), dan relatif murah. Teknologi RFID

(15)

Permasalahan utama dalam perancangan sistem absensi ini adalah membuat suatu

RFID reader yang handal dengan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan

dengan RFID reader yang lain. Dengan menggunakan teknologi RFID yang ada,

pada tugas akhir ini, penulis membangun suatu reader yang khusus (custom)

untuk memenuhi spesifikasi seperti di atas. Penulis berharap penyelesaian tugas

akhir ini dapat menjadi alternatif sistem absensi RFID sehingga dapat

menimbulkan minat banyak pihak untuk ikut menerapkan teknologi RFID.

1.2 Tujuan

Tugas akhir ini akan merancang dan merealisasikan sistem absensi RFID

menggunakan custom RFID reader.

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam tugas akhir ini meliputi perancangan sistem absensi,

perancangan custom RFID reader, perancangan rangkaian reader ke LCD dan

komputer dengan menggunakan mikrokontroller AT89S52 dan MAX232.,

pembuatan program, dan pengujian sistem

1.4 Batasan Masalah

Tugas akhir ini membatasi permasalahan pada kehandalan pengiriman dan

penerimaan data dari custom RFID reader ke komputer dan LCD, dan pengujian

(16)

1.5 Metoda Penelitian

Pembuatan tugas akhir ini dilakukan:

1. Studi literatur untuk mendapatkan dasar teori dasar dan sistem absensi

yang akan dibangun.

2. Pembuatan hardware sistem berdasarkan dari studi literature.

3. Pembuatan software sistem untuk mengolah database, tampilan pada

komputer, dan output berupa printout, dan tampilan pada LCD.

4. Pengujian hardware dan software sistem untuk melihat kelebihan,

kekurangan sistem, dan kemungkinan pengembangan selanjutnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini terdiri dari 5 bab dengan isi masing-masing bab: ◊ BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang tugas akhir, tujuan, rumusan masalah, batasan

masalah, metoda penelitian, dan sistematika penulisan. ◊ BAB II TEORI PENUNJANG

Berisikan pengenalan RFID, pengertian custom RFID reader yang akan

dirancang, pembahasan Modul ID-12, mikrokontroler, komunikasi serial

dan software penunjang.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ABSENSI

Berisikan pembahasan mengenai sistem absensi menggunakan custom

RFID reader, rangkaian custom RFID reader, rangkaian LCD, rangkaian

(17)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Berisikan pengujian dan analisa pada sistem hardware dan sistem absensi

secara keseluruhan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan dari BAB III dan BAB IV dan saran untuk

(18)

BAB II

TEORI PENUNJANG

2.1 Pengenalan Radio Frequency Identification (RFID)

Identifikasi suatu objek sangat erat hubungannya dengan pengambilan data. Salah

satu metoda identifikasi yang dianggap paling menguntungkan adalah auto-ID

atau Automatic Identification. Yaitu, metoda pengambilan data dengan identifikasi

objek secara otomatis tanpa ada keterlibatan manusia.

Auto-ID bekerja secara otomatis sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan

mengurangi kesalahan dalam memasukan data. Karena auto-ID tidak

membutuhkan manusia dalam pengoperasiannya, tenaga manusia yang ada dapat

difokuskan pada bidang lain. Barcode, smart cards, voice recognition, identifikasi

biometric seperti retinal scan, Optical Character Recognition (OCR) dan Radio

Frequency Identification (RFID) merupakan teknologi yang menggunakan metoda

auto-ID.

Radio Frequency Identification atau yang lebih dikenal sebagai RFID merupakan

suatu metoda identifikasi objek yang menggunakan gelombang radio. Proses

identifikasi dilakukan oleh RFID reader dan RFID transponder (RFID tag). RFID

tag dilekatkan pada suatu benda atau suatu objek yang akan diidentifikasi.

Tiap-tiap RFID tag memiliki data angka identifikasi (ID number) yang unik. Sehingga

tidak ada RFID tag yang memiliki ID number yang sama. RFID reader membaca

(19)

ID number yang terdapat pada RFID tag sehingga benda atau objek tersebut dapat

diidentifikasi.

2.1.1 Sistem RFID

Secara umum, sistem RFID terdiri dari 4 bagian, yaitu:

a. RFID Tag

RFID tag dapat berupa stiker, kertas atau plastik dengan beragam ukuran.

Didalam setiap tag ini terdapat chip yang mampu menyimpan ID number

dan sejumlah informasi tertentu dan sebuah antena.

b. Antena

Berfungsi untuk mentransmikan sinyal frekuensi radio antara RFID reader

dengan RFID tag. Sedangkan dalam RFID tag dan RFID reader

masing-masing memiliki antena internal sendiri karena RFID tag dan RFID reader

merupakan transceiver (transmitter-receiver).

c. RFID reader

RFID reader akan membaca ID number yang dan informasi lainnya yang

disimpan oleh RFID tag. RFID reader harus kompatibel dengan RFID tag

agar RFID tag dapat dibaca.

d. Software aplikasi

Untuk memproses dan menampilkan data yang dimiliki suatu RFID tag

yang telah dibaca oleh RFID reader pada sebuah alat seperti misalnya

(20)

Meski secara umum sistem RFID terdiri dari 4 bagian, pada aplikasinya, jarang

digunakan suatu antena tambahan selain antena internal pada masing-masing

RFID tag dan RFID reader. Ilustrasi sistem RFID tanpa antena

tambahan.ditunjukkan oleh Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Sistem RFID

Komputer RFID reader

dengan antena internal RFID

Tag

2.1.2 RFID Tag

RFID transponder atau RFID tag terdiri dari chip rangkaian sirkuit yang

terintegrasi dan sebuah antena. Rangkaian elektronik dari RFID tag umumnya

memiliki memori. Memori ini memungkinkan RFID tag mempunyai kemampuan

untuk menyimpan data. Memori pada tag dibagi menjadi sel-sel. Beberapa sel

menyimpan data Read Only, seperti ID number. Semua RFID tag mendapatkan ID

number pada saat tag tersebut diproduksi. Sel lain pada RFID tag memungkinkan

RFID tag tersebur dapat ditulis (Write) dan dibaca secara berulang.

Setiap tag dapat membawa informasi yang unik, seperti ID number, tanggal lahir,

alamat, jabatan, dan data lain dari objek yang akan diidentifikasi. Banyaknya

informasi yang dapat disimpan oleh RFID tag tergantung pada kapasitas memori

(21)

rangkaiannya akan semakin komplek dan ukurannya akan semakin besar.

Berdasarkan catu daya, RFID tag digolongkan menjadi:

1. Tag Aktif.

Tag ini dapat dibaca (Read) dan ditulis (Write). Baterai yang terdapat di dalam tag

ini digunakan untuk memancarkan gelombang radio kepada reader sehingga

reader dapat membaca data yang terdapat pada tag ini. Dengan adanya internal

baterai, tag ini dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih jauh dan

reader hanya membutuhkan daya yang kecil untuk membaca tag ini. Kelemahan

dari tipe tag ini adalah harganya yang mahal dan ukurannya yang lebih besar.

2. Tag Pasif

Tag ini hanya dapat dibaca saja (Read) dan tidak memiliki internal baterai seperti

halnya tag aktif. Sumber tenaga untuk mengaktifkan tag ini didapat dari RFID

reader.

Ketika medan gelombang radio dari reader didekati oleh tag pasif, koil antena

yang terdapat pada tag pasif ini akan membentuk suatu medan magnet. Medan

magnet ini akan menginduksi suatu tegangan listrik yang memberi tenaga pada tag

pasif.

Keuntungan dari tag ini adalah rangkaiannya lebih sederhana, harganya jauh lebih

murah, ukurannya lebih kecil, dan lebih ringan. Kelemahannya adalah tag hanya

dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan untuk membaca tag ini,

(22)

menggunakan daya yang cukup besar. Perbedaan RFID tag aktif dan RFID tag

pasif diberikan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Perbedaan RFID tag aktif dan RFID tag pasif

  RFID Tag Aktif  RFID Tag Pasif 

Catu daya  Internal pada tag  Daya didapat dari interaksi radio 

frekuensi antara reader dengan 

tag  Baterai di dalam tag  Ya  Tidak 

Kesediaan daya  Bersifat kontinyu  Hanya pada jangkauan medan 

radio frekuensi reader 

Kekuatan sinyal yang  dibutuhkan dari reader 

ke tag 

RFID tag juga dapat dibedakan berdasarkan tipe memori yang dimilikinya :

1. Read / Write (Baca/Tulis)

RFID tag baca/tulis secara tidak langsung sama seperti namanya, memorinya dapat

dibaca dan ditulis secara berulang-ulang. Data yang dimilikinya bersifat dinamis.

2. Read only (Hanya baca)

RFID tag ini memiliki memori yang hanya diprogram pada saat tag ini dibuat dan

setelah itu datanya tidak bisa diubah sama sekali. Data bersifat statis.

Frekuensi kerja RFID adalah frekuensi yang digunakan untuk komunikasi

(23)

RFID akan mempengaruhi jarak komunikasi, interferensi dengan frekuensi sistem

radio lain, kecepatan komunikasi data, dan ukuran antena.

Untuk frekuensi yang rendah umumnya digunakan tag pasif. Tag pasif tidak dapat

mentransmisikan data pada jarak relatif jauh, karena keterbatasan daya yang

diperoleh dari medan yang dihasilkan akibat interaksi antara koil antena dalam tag

dengan gelombang radio yang dihasilkan oleh RFID reader.

Untuk frekuensi tinggi digunakan tag aktif. Pada frekuensi tinggi, jarak

komunikasi antara tag aktif dengan RFID reader dapat lebih jauh, tetapi masih

terbatas oleh daya yang ada. Gambar 2.2 memperlihatkan beberapa macam tag

yang ada.

RFID

Gambar 2.2 Beberapa bentuk RFID

Berdasarkan frekuensi radio, RFID tag digolongkan menjadi:

a. low frequency tag (125kHz - 134 kHz)

b. high frequency tag (13.56 MHz)

c. ultra high frequency tag (868MHz - 956 MHz)

d. microwave tag (2.45 GHz)

Tugas akhir ini menggunakan modul RFID reader yang khusus untuk mendeteksi

(24)

modul RFID reader ini adalah tipe GK4001 atau EM4001. Gambar 2.3

memperlihatkan RFID tag yang akan digunakan. Tabel 2.2 memperlihatkan

spesifikasi dari RFID tag tipe GK4001 atau EM4001.

Gambar 2.3 RFID tag EM4001

Tabel 2.2 Spesifikasi RFID tag GK4001/EM4001

Parameter  Spesifikasi 

Frekuensi  125 KHz 

Jangjkauan baca  8 – 14 cm 

Dimensi  86 x 54 x 1.9 mm 

Kapasitas data  64 bit 

2.1.3 RFID Reader

RFID reader adalah merupakan penghubung antara software aplikasi dengan

antena yang akan meradiasikan gelombang radio ke RFID tag. Gelombang radio

yang ditransmisikan oleh antena berpropagasi pada ruangan di sekitarnya.

Akibatnya data dapat berpindah secara wireless ke tag RFID yang berada

berdekatan dengan antena.

2.1.4 Cara Kerja Perpindahan Data Pada RFID Reader

Perpindahan data terjadi yang terjadi ketika sebuah tag didekatkan pada sebuah

reader dikenal sebagai coupling. Perbedaan frekuensi yang digunakan oleh RFID

tag aktif dengan RFID tag pasif menyebabkan perbedaan metode perpindahan

(25)

pasif menggunakan metode magnetik (induktive) coupling. Sedangkan RFID tag

aktif menggunakan metode backscatter coupling.

Induktive coupling terjadi pada frekuensi rendah. Ketika medan gelombang radio

dari reader didekati oleh tag pasif, koil antena yang terdapat pada tag pasif ini

akan membentuk suatu medan magnet. Medan magnet ini akan menginduksi suatu

tegangan listrik yang memberi tenaga pada tag pasif. Pada saat yang sama akan

terjadi suatu tegangan jatuh pada beban tag. Tegangan jatuh ini akan terbaca oleh

reader. Perubahan tegangan jatuh ini berlaku sebagai amplitudo modulasi untuk

bit data. Ilustrasi untuk induktive coupling diberikan oleh Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Inductive coupling

Backscatter coupling terjadi pada frekuensi tinggi. Sinyal radio frekuensi

dipancarkan oleh reader (P1) dan diterima oleh tag dalam porsi kecil. Sinyal radio

frekuensi ini akan memicu suatu tegangan yang akan digunakan oleh tag untuk

mengaktif/menon-aktifkan beban untuk melakukan modulasi sinyal data.

(26)

carrier (P2). Gelombang yang termodulasi ini ditangkap oleh reader. Ilustrasi

untuk backscatter coupling diberikan oleh Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Backscatter coupling

2.1.5 Tingkat Akurasi Sistem RFID

Tingkat akurasi RFID didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan RFID reader

melakukan identifikasi sebuah tag yang berada pada area kerjanya. Keberhasilan

dari proses identifikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa batasan fisik, yaitu: ♦ Posisi antena pada RFID reader

♦ Karakteristik dari material lingkungan yang mencakup sistem RFID

♦ Batasan catu daya

♦ Frekuensi kerja sistem RFID

Tingkat akurasi Sistem RFID Frekuensi Rendah

Pada frekuensi rendah, contohnya pada frekuensi 13,56 MHz, komunikasi

frekuensi radio antara tag dengan RFID reader sangat bergantung pada daya yang

diterima tag dari antena yang terhubung dengan RFID reader. Pada ruang bebas,

intensitas dari medan magnet yang diemisikan oleh antena berkurang teradap

(27)

radio tidak dapat terjadi. Pengurangan ukuran tag akan mengurangi juga batas

jarak.

Komunikasi radio berkurang jika medan magnet harus menembus material yang

mengurangi daya elektromagnetik, contohnya pada kasus objek dengan bahan

logam. Tag RFID tidak akan terdeteksi ketika ditaruh di dalam logam, karena

material logam akan meredam fluks magnet yang melalui tag secara drastis.

Orientasi dari tag sangat penting dan dapat menyebabkan medan magnet

bervariasi. Jika orientasi tag RFID sejajar dengan arah propagasi energi, maka

fluks adalah nol dan komunikasi radio frekuensi tidak akan terjadi walaupun jarak

antara antena dan tag sangat dekat.

Akurasi Sistem RFID Frekuensi Tinggi

Pada frekuensi tinggi, perfomansi dari sistem RFID sangat bergantung pada

lingkungan di mana komunikasi di antara tag dan RFID reader terjadi. Pada jarak

tanpa hambatan proses identifikasi dapat terjadi pada jarak 10 meter. Tetapi bila

ada hambatan maka jarak ini akan berkurang secara drastis.

Pada frekuensi tinggi, tag RFID bekerja secara aktif dengan daya dari batere.

Akurasi dari tag RFID dapat berkurang karena kekurangan daya. Akurasi dari

sistem RFID pada umumnya sangat bergantung dari lingkungan di mana sistem

RFID dioperasikan. Tantangan desain sistem RFID adalah melakukan desain

infrastruktur RFID di antara lingkungan yang kurang bersahabat yang telah

(28)

2.1.6 Penerapan RFID Bidang Transportasi

RFID digunakan untuk sistem identifikasi yang cepat misalnya untuk untuk

menandai bawaan penumpang, dan pengganti tiket sehingga dapat mencegah

antrian yang panjang

Bidang Inventory Control

Sistem penanganan barang pada proses manufaktur dan distribusi yang efisien dan

hemat waktu, dapat disediakan dengan sistem identifikasi yang cepat dan aman.

Hal ini dapat dengan mudah direalisasikan dengan RFID, karena tidak

memerlukan kontak langsung, maupun kontak optik. Dengan tambahan fitur

anticollision sejumlah barang dapat diperiksa secara bersamaan. Pada aplikasi ini

masalah lingkungan dan kecepatan merupakan peranan yang penting.

Sistem parkir

Dengan menggunakan metode RFID, setiap kendaraan masuk hanya

membutuhkan waktu selama 10 detik. Karena setiap pemilik kendaraan hanya

perlu mendekatkan kartu RFIDnya ke RFID reader. Sehingga secara tidak

langsung mengurangi proses antrian.

2.2 Modul RFID Reader ID-12

ID-12 adalah reader yang khusus mendeteksi RFID tag frekuensi 125kHz. RFID

(29)

kemampuan baca sekitar ±12cm. Bentuk fisik ID-12 yang sering dijumpai

diperlihatkan pada Gambar 2.6.

ID12 tidak memiliki kemampuan untuk baca-tulis (Read - Write) pada sebuah tag.

Format data yang dihasilkan oleh ID-12 berupa ASCII dan Wiegand26.

Spesifikasi lengkap Modul RFID reader ID-12 dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Gambar 2.6 Modul RFID

Tabel 2.3 Spesifikasi modul RFID reader ID-12

Parameter  ID12 

Jarak Baca  12+ cm 

Dimensi  26mm x 25mm x 7mm 

Frekuensi  125kHz 

Format Kartu  GK4001/EM 4001 atau yang compatible 

Encoding  Manchaster 64‐bit, modulus 64 

Jenis Catudaya  5VDC pada 30mA nominal 

Arus Output I/O  ‐ 

Jangkauan Catudaya  +4.6V‐5.4V 

2.2.1 Konfigurasi Pin ID-12

Pemilihan keadaan untuk pin 5, pin 7, dan pin 8/pin 9 pada ID-12 digunakan

untuk memilih keluaran data yang diinginkan. Pin 3 dan 4 digunakan untuk

penambahan antena luar dan kapasitor tuning. Pin 10 digunakan untuk

menyalakan buzzer atau led sebagai penanda sebuah tag terbaca. Konfigurasi pin

(30)

Gambar 2.7 Spesifikasi pin pada ID-2, ID-12, dan ID-20

2.2.2 Format Data Pada ID-12

Format data yang dikeluarkan ID-12 berupa ASCII dan Wiegand26. Pemilihan

format data ini diatur dengan menseting pin ID-12 sesuai dengan format data yang

diinginkan. Deskripsi pin untuk pemilihan format data yang diinginkan

selengkapnya diberikan pada Tabel 2.6. Pada tugas akhir ini, format data yang

dibutuhkan adalah ASCII, karena data ini akan ditampilkan pada LCD.

Tabel 2.6 Deskripsi pin ID-12 No 

pin 

Deskripsi  ASCII  Magnet 

Emulation 

Wiegand26 

Pin 1  Ground  Ground  Ground  Ground 

Pin 2  +5V  Reset  Reset  Reset 

Pin 3  Untuk antena 

Pin 6  future  future  future  future 

Pin 7  Format selector (+/‐)  Ground  Dihubungkan  ke 

Pin 10 

+5V 

Pin 8  Data 1  CMOS  clock  Satu output 

Pin 9  Data 0  TTL data 

(inverted

Data  Ground 

Pin 10  3.1 KHz logic  Buzzer/LED  Buzzer/LED  Buzzer/LED 

(31)

♦ Format data ASCII

Tabel 2.4 Data ASCII

02  10ASCII Hex data 

characters 

2ASCII char’s  checksum 

CR  LF  03 

(1byte)  (10byte)  (2byte)  (1byte)  (1byte)  (1byte) 

Seperti yang terlihat pada Tabel 2.4, Format data ASCII memiliki total panjang

data 16 bytes. Dengan tambahan masing-masing 1 byte sebagai start bit dan stop

bit. Nilai checksum merupakan hasil dari exclusive OR dari 10bytes data ASCII.

CR dan LF merupakan kode control yang akan selalu mengikuti setiap format data

ASCII. Carriage Return (CR) merupakan kode control yang akan menggeser

cursor ke sebelah kiri tampilan, tetapi tidak akan menyebabkan perpindahan baris.

Line Feed (LF) merupakan kode control yang akan menyebabkan cursor berada

pada baris selanjutnya.

♦ Format data Wiegand26

Tabel 2.5 Data Wiegand26

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 P E E E E E E E E E E E E O O O O O O O O O O O O P

Even Parity (E) Odd Parity (O)

Seperti yang terlihat pada Tabel 2.5, format data pada Wiegand26 hanya terdapat

24 bit saja, karena 2 bit digunakan sebagai parity. 24 bit ini diwakili oleh 6

karakter dimana 1 karakter terdiri dari 4 bit yang disebut nybbles.

Perbedaan antara ASCII dan Wiegand26 adalah pada Wiegand26 penanda even

parity sebagai start bit adalah perubahan dari logic low to high dan penanda odd

(32)

2.3 Custom RFID Reader

Dengan menggunakan teknologi RFID yang ada, pada tugas akhir ini akan

membangun suatu reader yang khusus (custom) untuk memenuhi spesifikasi

seperti di bawah ini:

♦ beroperasi secara otomatis

Teknologi RFID memungkinkan pembacaan data pada sebuah tag tidak

membutuhkan kontak langsung dengan reader nya. Sehingga

pengambilan data dan pemrosesan data dapat dilakukan secara otomatis

dan cepat.

♦ handal dan akurat

Reader ini harus dapat memberikan hasil data keluaran sama dengan data

yang dibaca. Tampilan hasil pembacaan ini, harus dapat dikenali dan

digunakan oleh software sistem absensi.low cost

Pada tugas akhir ini hanya akan dibuat sebuah prototype sistem absensi.

Akan tetapi, tujuan dan harapan penulis adalah sistem absensi ini akan

digunakan khususnya pada absensi perkuliahan mahasiswa. Dalam

penerapannya secara nyata , sistem ini akan menggunakan lebih dari satu

reader. Karena reader ini akan diletakkan pada tiap-tiap pintu masuk

(33)

2.4 Sistem Absensi RFID

Sistem absensi yang dibuat untuk tugas akhir ini diilustrasikan seperti Gambar

2.8. Untuk melakukan absensi, seseorang hanya perlu mendekatkan RFID tag nya

yang berbentuk kartu ke custom RFID reader. Custom RFID reader ini akan

mendeteksi dan menerima data dari RFID tag. Data ini akan dikirim ke

mikrokontroler AT89S52 secara serial melalui MAX232 untuk diproses. Setelah

diproses, mikrokontroller AT89S52 akan mengirimkan data tersebut ke komputer

secara serial melalui MAX232 dan LCD secara langsung.

custom RFID reader

4 U LCD

AT89S52 & MAX232

RFID tag

(34)

2.5 Pengenalan Mikrokontroller AT89S52

Mikrokontroller dapat dikatakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau

sebgaian besar elemennya dikemas dalam satu chip sehingga sering disebut

sebagai single chip mikrokomputer. Tidak seperti sistem komputer yang mampu

menangani berbagai macam program aplikasi, mikrokontroller hanya dapat

digunakan untuk suatu aplikasi saja. Perbedaan lainya yaitu pada perbandingan

Random Acces Memory (RAM) dan Read Only Memory (ROM).

Pada Mikrokontroller perbandingan antara RAM dan ROM-nya besar, sedangkan

pada sistem komputer juga besar. Mikrokontroler merupakan sebuah chip yang

dapat menyimpan program yang fungsinya sebagi pengotrol rangkaian elektronik.

Berbeda dengan mikroprosesor yang merupakan Central Processing Unit (CPU)

dimana memori dan I/O pendukung computer terpisah, pada mikrokontroler

memori dn I/O pendukung lainya terkemas dalam sebuah chip tersebut. Sehingga

kelebihan utama mikrokontroler menjadi sangat ringkas.

Mikrokontroller jenis MCS51 sudah mencapai 25 tahun, jenis mikrokontroller ini

pertama kali dikembangkan pada tahun 70-an oleh Intel Coorpratioan.

Mikrokontroller 51 merupakan keluarga yang masih banyak dikembang oleh

produsen seperti Atmel corp, Philips Semicunduktors, Cygnal Intergrated

product,inc, Winbond Elektronics Corp. Mikrokontroller jenis MCS51 terdiri dari

beberapa tipe diantaranya AT89LS53, AT89S52, AT89S53 dan AT89S8252 dan

salah satu yang banyak digunakan pada saat ini adalah jenis AT89S52 maka itulah

(35)

mikrokontroler AT89S52. Gambar 2.9 memperlihatkan bentuk mikrokontroller

AT89S52 yang sering dijumpai.

Mikrokontroller AT89S52 merupakan salah satu jenis mikrokontroler CMOS 8 bit

yang memiliki performa tinggi dengan konsumsi daya rendah dan memiliki sistem

pemograman kembali (Programmable and Erasebla Read Only Memory) dengan

kemampuan lebih kurang 1000 kali pemograman (Write/Erase).

Beberapa fiktur yang dimiliki mikrokontroller ini antara lain adalah: ♦ Beroperasi antara 0 Hz sampai 24 MHz

♦ 8 Kbyte internal RAM 256 bytes internal RAM

♦ 2 saluran I/O

♦ Tiga buah timer/conter 16 bit

♦ Delapan buah sumber interupsi

♦ Komunikasi serial tiga tingkatan program memory lock

Gambar 2.9 Mikrokontroller AT89S52

Konfigurasi pin mikrokontroller AT89S52 diperlihatkan pada gambar 2.10. pada

tugas akhir ini, hanya digunakan port 1, port 2, dan port 3 dari mikrokontroller

AT89S52. Port 1 dan port 2 digunakan untuk mengontrol tampilan pada LCD.

(36)

Gambar 2.10 Konfigurasi pin mikrokontroller AT89S52

2.6 Komunikasi Serial

Komunikasi serial merupakan komunikasi dimana data dikirim per bit. Cara ini

lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel dimana data dapat dikirim secara

serentak. Mouse, dan scanner adalah contoh komunikasi serial. Pada tugas akhir

ini, komunikasi serial terjadi antara RFID reader ke komputer melewati konnektor

port DB29 dan komputer ke LCD melewati mikrokontroller dan RS-232.

Satu di antara beberapa standar untuk komunikasi serial adalah MAX232.

Komunikasi MAX232 dilakukan secara asinkron (asynchronous), yaitu

komunikasi serial yang tidak memiliki clock bersama antara pengirim dan

penerima, masing-masing dari pengirim maupun penerima memiliki clock sendiri.

Yang dikirimkan dari pengirim ke penerima adalah data dengan baudrate tertentu

(37)

disinkronkan dengan start bit, stop bit dan clock internal masing-masing pengirim

atau penerima.

Gambar 2.11 Gelombang informasi untuk komunikasi serial

Gambar 2.11 memperlihatkan bentuk gelombang komunikasi serial dengan format

8N1, yaitu 8-bit data, tanpa parity, 1 stop bit. Pada keadaan idle atau menganggur,

jalur RS-232 ditandai dengan mark state atau Logika high. Pengiriman data

diawali dengan start bit yang berlogika 0 atau low, berikutnya data dikirimkan bit

demi bit mulai dari Least Significant Bit (LSB) atau bit ke-0. Pengiriman setiap

byte diakhiri dengan stop bit yang berlogika high

Gambar 2.11 memperlihatkan kondisi low telah stop bit, ini adalah start bit yang

menandakan data berikutnya akan dikirimkan. Jika tidak ada lagi data yang ingin

dikirim, maka jalur transmisi ini akan dibiarkan dalam keadaan high. Ada yang

disebut ‘break signal’, yaitu keadaan low yang lamanya cukup untuk

mengirimkan 8-bit data. Jika pengirim menyebabkan jalur komunikasi dalam

keadaan seperti ini, penerima akan menganggap ini adalah ‘break signal’ atau

sinyal rusak.

Data yang dikirimkan dengan cara seperti pada gambar 2.11 ini disebut data yang

(38)

berarti telah terjadi framing error. Biasanya hal ini terjadi karena perbedaan

kecepatan komunikasi antara pengirim dengan penerima.

Di antara sarana penting yang ada pada Intel 8051 adalah UART atau dikenal

dengan nama serial Port. Ini berarti kemudahan dalam akses jalur komunikasi

serial, programmer cukup menulis dan membaca data dari register khusus

bernama SBUF tanpa harus susah payah mengatur pengiriman data bit demi bit

dengan baudrate tertentu.

Sebelum komunikasi berlangsung, harus dilakukan dulu inisialisasi

register-register tertentu pada SFR yang terkait dengan komunikasi serial termasuk

penentuan baudrate. Saat proses pengiriman maupun penerimaan data sedang

berlangsung, kosong dan penuhnya SBUF akan diberitakan melalui bit indikator

TI dan RI. Pemantauan TI dan RI dapat dilakukan dengan atau tanpa melibatkan

sistem interupsi.

2.7 Pengenalan MAX232

MAX232 digunakan untuk komunikasi dari custom RFID reader ke

mikrokontroller AT89S52 dan dari mikrokontroller AT89S52 ke komputer secara

serial. MAX232 ini berfungsi sebagai pengubah level tegangan. Pada dasarnya IC

ini hanya digunakan sebagai pengubah level tegangan ke level Transistor

Transistor Logic (TTL). Gambar 2.12 memperlihatkan MAX232 dan konfigurasi

(39)

(a) (b)

Gambar 2.12 MAX232 dan konfigurasi pin MAX232 (a) MAX232, (b) konfigurasi pin

MAX232 sebagai alat komunikasi serial mempunyai 9 pin yang memiliki fungsi

masing-masing. Pin yang biasa digunakan adalah pin 2 sebagai received data, pin

3 sebagai transmited data, dan pin 5 sebagai ground signal. Karakteristik elektrik

dari MAX232 adalah sebagi berikut :

Space (logic 0) mempunyai level tegangan sebesar +3 s/d +25 Volt.

Mark (logic 1) mempunyai level tegangan sebesar -3 s/d -25 Volt.

♦ Level tegangan antara +3 s/d -3 Volt tidak terdefinisikan.

Arus yang melalui rangkaian tidak boleh melebihi dari 500 mA., ini dibutuhlan

agar sistem yang dibangun bekerja dengan akurat. Agar MAX232 dapat

digunakan, maka MAX232 harus dirangkai seperti pada Gambar 2.13.

Gambar 2.14 memberikan penjelasan tentang konfigurasi diagram logic pada

MAX232. Pada tugas akhir ini, pin yang untuk komunikasi Rx antara custom

RFID reader dengan mikrokontroller AT89S52 adalah pin 8 dan pin 9 dari

MAX232. sedangkan pin yang digunakan untuk komunikasi TX dari

(40)

Gambar 2.14 Diagram logic MAX232 Gambar 2.13 Rangkaian minimum MAX232

2.8 Konektor DB9

Peralatan pada komunikasi serial port dibagi menjadi 2 kelompok.

1. Data Communication Equipment (DCE).

Contoh : modem, plotter, scanner,dll.

2. Data Terminal Equipment (DTE).

(41)

Komunikasi data membutuhkan konektor port sebagai saluran data. Biasanya

digunakan konektor port DB9 yang berpasangan (male dan female). Gambar 2.15

menggambarkan konektor DB9 male dan female.

(a) (b) Gambar 2.15 Konektor Port DB9 (a) DB9 male, (b) DB9 female

Konfigurasi pin pada konektor port DB9 dapat dilihat pada Tabel 2.6. konfigurasi

pin untuk DB9 male maupun female sama saja. Hanya letak urutan penomorannya

saja yang berbeda.

Tabel 2.6 Pin konektor DB9

Pin  Sinyal  Pin Sinyal 

Data Carrier Detect Data Set Ready Received Data (Rx) Request to send Transmitted Data (Tx) Clear to Send Data Terminal Ready Flag Indicator 

Ground     

2.9 JAVA

Program java diluncurkan sebagai bahsa pemograman umum (general purpose

programming language) yang dapat dijalankan di web browser sebagai applet.

java memiliki sifat multiplatform, yaitu dapat gunakan pada operating system

yang berbeda-beda.

Diagram blok pada Gambar 2.16 menjelaskan bahwa untuk menjalankan program

(42)

system memiliki versi JRE yang berbeda dan khusus untuk masing-masing

operating system. Akan tetapi, JRE ini memiliki bytes code yang sama. Sehingga,

hanya membutuhkan penulisan program sekali, maka JRE akan dapat

menjalakannya di operating system yang diinginkan.

Java

Source Code

Java

Bytes Code

JRE Output

Gambar 2.16 Diagram blok program java

2.9.1 Karakteristik JAVA

♦ sederhana, semudah C dan seampuh C++

Java mudah untuk dipelajari bagi seseorang yang sudah mengenal

pemograman, tetapi belum terlalu terikat pada paradigma pemograman

prosedural.

♦ berorientasi pada objek dengan implementasi yang sangat baik

open platform, Write Once Run Anywhere (WORA)

Java hanya membutuhkan penulisan program sekali, dan dijalankan diberbagai

operating system menggunakan JRE.

♦ arsitekturnya kokoh dan pemogramannya aman didukung oleh komunitas

(43)

Program yang dibuat menggunakan java tidak mudah terjadi konflik, karena

objek-objek yang suadah tidak terpakai lagi dikumpulkansecara otomatis oleh

garbage collector.

♦ selain sebagai platform juga sebagai arsitektur

Java dapat berada pada embeded device, TV, handphone, laptop, bahkan

server.

2.10 MySQL

MySQL adalah salah satu jenis databaseserver yang sangat terkenal dan banyak

digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai

sumber dan pengelolaan datanya. Mysql merupakan salah satu relational database

management system yang bersifat Open Source. Struktur database disimpan dalam

tabel-tabel yang saling berelasi. Karena bersifat open source maka MySQL dapat

dipergunakan dan didistribusikan secara gratis, tanpa memerlukan lisensi dari

pembuatnya. Mysql dapat dijalankan dalam berbagai platform operating system

antara lain Windows, Linux, Unix, Sun OS dan lain-lain.

Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel

terdiri atas sejumlah kolom dan baris, dimana setiap kolom berisi sekumpulan

data yang memiliki tipe yang sejenis, dan baris merupakan sekumpulan data yang

saling berkaitan dan membentuk informasi. Kolom biasanya juga disebut sebagai

field dan informasi yang tersimpan dalam setiap baris disebut dengan

record.Software MySQL secara default akan diletakkan pada direktori C:\MySQL

(44)

dengan keinginan pada saat instalasi. Direktori yang paling penting dalam struktur

direktori MySQL adalah direktori bin dan data.

Sub direktori bin merupakan direktori yang menyimpan semua program database

MySQL, sedangkan sub direktori data digunakan untuk menyimpan data dan

file-file yang dibutuhkan oleh MySQL untuk menyimpan database.

2.11 Java Database Connectivity (JDBC)

Java Database Connectivity (JDBC) merupakan sebuah java API yang

dibutuhkan untuk menjalankan program java pada format SQL. JDBC merupakam

aplikasi interface pemograman yang memungkinkan programmer java mengakses

database dalam format kode java menggunakan serangkaian interface standard

kelas-kelas yang ditulis dalam bahasa pemrograman java. JDBC menyediakan

metode untuk querying dan melakukan update data untuk relational database

management system seperti SQL, Oracle, dll.

Aplikasi interface pemograman java menyediakan sebuah mekanisme yang

digunakan untuk memasukkan driver-driver dan paket-paket java yang tepat

secara dinamis, dan me-register-kannya pada JDBC driver manager yang

digunakan sebagai pabrik koneksi untuk membuat koneksi JDBC yang

mendukung statement pembuatan dan statement eksekusi seperti SQL, INSERT,

UPDATE, dan DELETE. Driver manager merupakan tulang punggung arsitektur

(45)

Secara umum, seluruh relational database management system kompatibel

dengan SQL. JDBC memungkinkan untuk membuat sebuah aplikasi database

yang dapat dieksekusi pada berbagai platform yang berbeda seperti pada java

yang bersifat platform independent, dan berinteraksi dengan database

management systems yang berbeda-beda.

JDBC membantu programmer untuk menuliskan aplikasi java yang mengatur tiga

aktivitas pemrograman seperti di bawah ini:

1. Memudahkan untuk berhubungan dsengan sebuah data source, seperti

halnya database.

2. Memudahkan untuk mengirim queries dan melakukan update statement

pada database.

3. Mengambil kembali dan memproses hasil yang didapat dari database

(46)

3.1 Metode Perancangan

Penulis mengharapkan sistem absensi RFID menggunakan custom RFID reader

yang dirancang dan dibuat untuk tugas akhir ini dapat bekerja tidak kalah baik

bahkan lebih baik jika dibandingkan dengan sistem absensi RFID lainnya yang

ada di pasaran. Oleh karena itu, perancangan yang sistematis dibutuhkan untuk

mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Perancangan dan

pembuatan sistem absensi ini meliputi dua hal, yaitu :

a. Perancangan dan pembuatan hardware

Proses perancangan dan pembuatan hardware ini meliputi pengkajian referensi

untuk custom RFID reader yang akan dibuat, pembuatan custom RFID reader,

pembuatan rangkaian voltage regulator, pembuatan rangkaian MAX232 untuk

melakukan komunikasi serial, pembuatan rangkaian AT89S52 sebagai pemroses

data dari tag dan reader agar data yg diterima dapat digunakan sekaligus

menampilan tiap-tiap data dari tag yang dideteksi oleh custom RFID reader pada

LCD dan komputer. Khusus untuk komputer, mikrokontroller AT89S52 hanya

mengirimkan data. Bagaimana data tersebut ditampilkan pada komputer akan

diproses oleh software yang akan digunakan.

b. Perancangan dan pembuatan software

Proses perancangan dan pembuatan software ini meliputi pengujian terhadap

default input data dari hardware, pemilihan tampilan pada komputer dan default

(47)

print out, pemilihan bahasa pemograman yang akan digunakan dalam pembuatan

software.

3.2 Rancangan Sistem Absensi

Perancangan sistem absensi ini terdiri dari empat bagian utama. Bagian-bagian

tersebut adalah RFID tag, custom RFID reader sebagai penerima data dari RFID

tag, AT89S52 & MAX232 sebagai pemroses data dan pengirim data, terakhir

adalah LCD dan komputer untuk menampilkan data. Bagian-bagian sistem

absensi ini digambarkan pada blok diagram pada Gambar 3.1

Aliran data pada sistem absensi menggunakan custom RFID reader lebih jelasnya

digambarkan oleh flowchart pada Gambar 3.2. Ketika RFID tag dilewatkan pada

custom RFID reader, RFID tag akan menarik sumber tenaga dari medan radio

frekuensi yang dipancarkan oleh custom RFID reader. Sumber tenaga ini

digunakan untuk mengaktifkan chip RFID tag sehingga RFID tag dapat

mengirimkan data ID number kepada custom RFID reader. ID number yang

diterima custom RFID reader akan dikirim ke mikrokontroller secara serial

(48)

Mikrokontroller akan melakukan dua hal terhadap ID number yang telah diterima.

Pertama, mikrokontroller mengirim ID number tersebut secara serial ke komputer

untuk digunakan sebagai masukan pada software sistem absensi. Kedua,

mikrokontroller akan memenampilkan ID number tersebut pada LCD.

Start

custom RFID reader ID number

dari RFID Tag

AT89S52

LCD Komputer

END

Gambar 3.2 Flowchart sistem absensi RFID

3.3 Hardware Sistem Absensi

Bagian-bagian dari hardware pada sistem absensi ini meliputi rangkaian voltage

regulator, rangkaian custom RFID reader, rangkaian buzzer dan led, rangkaian

mikrokontroller AT89S52, dan rangkaian MAX232. Gambar 3.3 memperlihatkan

(49)

ID-12

Gambar 3.3 Rangkaian hardware sistem absensi RFID dengancustomRFIDreader

3.3.1 Rangkaian Voltage Regulator

LM7805 merupakan salah satu anggota dari keluarga sirkuit terpadu regulator

tegangan linear monolitik. Keluarga 78xx adalah pilihan utama bagi banyak

sirkuit elektronika yang memerlukan catu daya teregulasi, dikarenakan mudah

digunakan dan harganya yang relatif murah. Keluarga 78xx adalah regulator

tegangan positif, yaitu regulator yang didesain untuk memberikan tegangan

keluaran yang relatif positif terhadap ground bersama. 7805 didesain untuk

menghasilkan tegangan keluaran 5 volt

LM7805 mempunyai tiga terminal. Terminal pertama sebagai terminal untuk

(50)

sebagai terminal untuk tegangan keluaran (output). LM7805 mendukung tegangan

masukan dari 3 volt diatas tegangan keluaran hingga kira-kira 36 volt, dan

biasanya mampu memberi arus listrik hingga 1,5 Ampere (kemasan yang lebih

kecil atau lebih besar mungkin memberikan arus yang lebih kecil atau lebih

besar). Gambar 3.4 memperlihatkan salah satu bentuk LM7805 yang beredar di

pasaran.

LM7805 memiliki rangkaian pengaman terhadap pembebanan lebih, panas tinggi

dan hubung singkat, membuatnya hampir tak dapat dirusak. Dalam keadaan

tertentu, kemampuan pembatasan arus LM7805 tidak hanya melindunginya

sendiri, tetapi juga melindungi rangkaian yang ditopangnya. Tetap

kelebihan-kelebihan dari LM7805 tidak akan terjadi jika tegangan masukan kurang dari

tegangan keluaran keluaran. Biasanya tegangan masukan minimum berkisar 2-3

volt diatas tegangan keluaran

Gambar 3.4 LM7805

Rangkaian 7805 sebagai voltage regulator digambarkan pada Gambar 3.5.

rangkaian ini terdiri atas dioda 1n4002 yang dihubungkan langsung pada tegangan

input dan dua buah kapasitor yang masing-masing dihubungkan pada terminal

(51)

Fungsi dari kapasitor masukan (C1) yaitu melindungi 7805 dari osilasi yang

mungkin terjadi pada tegangan masukan (input) dan fungsi kapasitor keluaran

(C2) memperbaiki tanggapan frekuensi. Dioda 1n4002 berfungsi sebagai

pengaman dikarenakan dioda memiliki sifatmemperbolehkan aliran arus listrik

dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah

sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Dioda 1n4002 juga membantu kinerja

kapasitor masukan (C1) pada LM7805 karena karakteristik penyearah yang

dimilikinya..

Gambar 3.5 Rangkaian voltage regulator

Catu daya yang akan digunakan pada hardware sistem absensi ini dapat berasal

dari adaptor DC atau baterai 9V. Tegangan keluaran dari LM7805 digunakan

untuk memberi daya pada rangkaian custom RFID reader, rangkaian

mikrokontroller AT89S52, dan rangkaian MAX232.

3.3.2 Rangkaian Custom RFID Reader

Rangkaian ini menggunakan modul ID-12 dari innovation. ID-12 merupakan

(52)

Rangkaian modul ID-12 pada Gambar 3.6 merupakan rangkaian minimum dengan

mode UART TTL (ASCII).

Pin dari modul ID-12 yang akan digunakan adalah data 1 (pin 8) yang akan

dihubungkan dengan pin R2in (pin 8) dari MAX232 dan pin 10 yang akan

dihubungkan pada transistor BC337. Pin 8 dari ID-12 berfungsi untuk

meneruskan data yang diterima dari RFID tag. Sedangkan, pin 10 berfungsi

sebagai pemicu saklar transistor BC337 untuk menghidupkan LED dan buzzer.

Gambar 3.6 Rangkaian minimum ID-12

Dengan menggunakan modul RFID ID-12 dari innovasi dan referensi dari

evaluation kit dari Joseph Golburg Adilam electronics, rangkaian custom RFID

reader yang akan dibuat digambarkan pada Gambar 3.7.

(53)

3.3.3 Rangkaian Buzzer dan LED

Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode)

adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak

koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk

elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor

yang dipakai, dan bisa juga ultraviolet dekat atau inframerah dekat.

Buzzer atau sering disebut juga sebagai beeper merupakan alat penanda yang

bersifat elektronik. Cara kerja buzzer berdasarkan sistem elektromekanikal yang

identik dengan bel listrik tanpa metal gong.

Buzzer dan LED digunakan sebagai penanda jika sebuah tag dapat dideteksi oleh

RFID reader. Gambar 3.8 memperlihatkan buzzer dan LED yang digunakan pada

custom RFID reader.

(a) (b)

Gambar 3.8 Buzzer dan led (a) buzzer, (b) led

Rangkaian buzzer dan LED yang digunakan sebagai penanda pada custom RFID

reader diperlihatkan pada Gambar 3.9. Pin positif dari buzzer dan LED diberikan

tegangan masukan sebesar 5V. Sedangkan pin negatif dari buzzer dan LED

(54)

Resistor-resistor ini berfungsi sebagai pengatur dan pembatas arus yang mengalir

pada buzzer dan LED. Makin besar nilai resistor-resistor tersebut makin kecil arus

yang melewati buzzer dan LED sehingga mengakibatkan makin kecil bunyi

buzzer dan makin redup cahaya dari LED.

Resistor minimum yang digunakan sebesar 100 ohm. Pada rangkaian ini, resistor

yang dihubungkan pada buzzer memiliki nilai 100 ohm, sedangkan resistor yang

dihubungkan pada kaki LED sebesar 1K ohm

Gambar 3.9 Rangkaian buzzer dan LED

Transistor merupakan salah satu jenis komponen aktif yang banyak digunakan,

baik dalam rangkaian analog maupun digital. Transistor yang banyak digunakan

adalah transistor bipolar, yang terdiri dari dua jenis yaitu PNP dan NPN. Secara

umum transistor digunakan untuk pensaklaran (switching) maupun penguatan.

Pada rangkaian ini digunakan transistor BC337 sebagai saklar. Transistor BC337

merupakan transistor berjenis NPN. Resistor 1K ohm dipasang pada kaki basis

(55)

Prinsip pengoperasian transistor sebagai saklar memiliki dua keadaan, yaitu

keadan tidak bekerja (cut off) dan keadaan jenuh. Dimana perubahan keadaannya

dapat berupa perubahan tegangan ataupun arus.

Gambar 3.10 Konfigurasi transistor sebagai saklar

Pada rangkaian ini, basis dari BC337 terhubung dengan pin 10 dari ID-12. Jika,

custom RFID reader tidak mendeteksi keberadaan suatu RFID tag, maka seperti

terlihat pada Gambar 3.10, pin 10 dari ID-12 akan menyebabkan Vin = 0, maka

tidak ada arus yang mengalir pada Rb dan basis transistor sehingga transistor

dalam kondisi tidak bekerja. Tidak ada arus yang mengalir kecuali arus bocor,

sehingga kondisi ini identik dengan saklar terbuka (sambungan C-E terpisah) dan

menyebabkan beban RL tidak bekerja.

Jika, custom RFID reader mendeteksi keberadaan suatu RFID tag, maka saat itu

Vin mendapat masukan yang cukup besar hingga dapat mengalirkan arus basis

yang cukup untuk transistor, maka transistor akan jenuh. Pada kondisi ini arus

kolektor akan mengalir (sambungan C-E) terhubung dan menyebabkan beban RL

(56)

3.3.4 Rangkaian Mikrokontroller AT89S52

Mikrokontroller AT89S52 berfungsi sebagai penyaring data yang diterima dari

custom RFID reader melalui MAX232 dan menampilkan data tersebut pada LCD

dan mengirimkan data tersebut pada komputer untuk ditampilkan dengan software

yang ada. Rangkaian minimum mikrokontroller AT89S52 diperlihatkan oleh

Gambar 3.11.

Komunikasi serial yang dilakukan oleh mikrokontroller dan MAX232 terjadi pada

port 3.0 (RxD) dan port 3.1(TxD). Mikrokontroller menerima data yang terdapat

pada RFID tag yang terdeteksi oleh custom RFID reader melalui MAX232. Pin

R2out (pin 9) dari MAX232 dihubungkan pada port 3.0 (RxD) pada

mikrokontroller.

Setelah diproses, data ini akan dikirimkan ke komputer melalui port 3.1(TxD)

yang dihubungkan pada pin 10 (T2in) pada MAX232. MAX232 akan meneruskan

pengiriman data tersebut dengan menghubungkan pin 7 (T2out) pada MAX232

dengan pin 2 (Rx) pada DB9 yang langsung terhubung pada komputer.

Mikrokontroller AT89S52 mengendalikan LCD melalui port 1 dan port 2.0 dan

2.1. Port 1.0 hingga port 1.7 pada mikrokontroller AT89S52 dihubungkan pada

pin 7 hingga pin 14 pada LCD JHD 162A. Port 2.0 pada mikrokontroller

AT89S52 dihubungkan pada pin 4 (RS) pada LCD JHD 162A dan port 2.1 pada

(57)

Dengan mengatur bit pada port 2.0 dan port 2.1, mikrokontroller AT89S52 dapat

mengatur tampilan pada LCD.

Gambar 3.11 Rangkaian minimum AT89S52

3.3.5 Rangkaian MAX232

Modul ID-12 dan komputer yang digunakan bekerja berdasarkan logika TTL.

Sedangkan mikrokontroller AT89S52 bekerja berdasarkan CMOS. Oleh karena

itu, untuk menghubungkan peralatan tersebut dibutuhkan suatu konverter.

MAX232 merupakan konverter yang sering digunakan karena penggunaannya

yang mudah. Rangkaian standar MAX232 diperlihatkan pada Gambar 3.12.

MAX232 menghubungkan custom RFID reader dengan mikrokontroller

AT89S52 melalui port 8 (R2 in) dan port 9 (R2 out). Pin data 1 (pin 8) pada

custom RFID reader dihubungkan pada port 8 (R2 in). Pin 9 (R2 out) MAX232

dihubungkan pada pin 3.0 (RxD) pada mikrokontroller AT89S52. Rangkaian ini

(58)

memberikan data kepada mikrokontroller AT89S52 yang bekerja berdasarkan

CMOS

Sedangkan untuk menghubungkan mikrokontroller AT89S52 bekerja berdasarkan

CMOS dengan komputer yang bekerja berdasarkan logika TTL digunakan

MAX232 dan DB9.

Pada pengiriman data dari mikrokontroller AT89S52 ke komputer, port 3.1 (Tx)

pada mikrokontroller AT89S52 dihubungkan ke pin 10 (T2in) pada MAX232.

MAX232 akan meneruskan pengiriman data tersebut dengan menghubungkan pin

7 (T2out) pada MAX232 dengan pin 2 (Rx) pada DB9 yang langsung terhubung

pada komputer.

Komunikasi MAX232 dilakukan secara asinkron (asynchronous), yaitu

komunikasi serial yang tidak memiliki clock bersama antara pengirim dan

penerima, masing-masing dari pengirim maupun penerima memiliki clock sendiri.

Yang dikirimkan dari pengirim ke penerima adalah data dengan baudrate tertentu

yang ditetapkan sebelum komunikasi berlangsung.

(59)

Sebelum komunikasi dilakukan, harus dilakukan setting komunikasi serial pada 1

atau 2 register. Jika komunikasi dilakukan dengan cara sinkron (Synchronous

Communication), register yang disetting cukup SCON, karena komunikasi yang

dilakukan dengan cara asinkron (Asynchronous Communication), register yang

harus disetting bukan hanya SCON, tetapi juga TMOD, TH1 dan 1-bit pada

register PCON.

SCON (serial control) adalah Register Fungsi Khusus (Special Function Register)

yang digunakan untuk menentukan tipe komunikasi yang diinginkan. Tabel 3.1 di

bawah ini merupakan program inisasi serial pada mikrokontroler AT89S52

dengan mode SCON di setting pada receiver enable dan serial port mode bit 1.

Untuk menerima dan mengirim data secara serial di berikan pada tabel 3.2.

Tabel 3.1 Program inisiasi serial pada mikrokontroller AT89S52

program inisiasi serial  void InisialisasiSerial() 

Tabel 3.2 Program mengirim dan menerima data

program mengirim data 

(60)

program menerima data  char TerimaData()   { 

  unsigned char x;   

  while (RI !=1) {;}//!= ==>not equal to    RI = 0; 

  x = SBUF;    return x;  } 

3.3.6 Rangkaian LCD

LCD yang digunakan adalah tipe JHD 162A yaitu LCD 2 line dengan 16 karakter.

Gambar 3.13 menunjukkan rangkaian minimum agar LCD JHD162A dapat

digunakan

LCD sepenuhnya dikendalikan oleh mikrokontroller AT89S52. Tabel 3.3

menunjukkan konfigurasi pin ada LCD JHD162A. Untuk melakukan inisiasi dan

mengatur tampilan, Tabel 3.4 menyediakan instruksi set yang dapat dilakukan.

Tabel 3.5 memperlihatkan contoh program inisiasi LCD.

(61)

Tabel 3.3 Konfigurasi pin LCD JHD162A

Pin  Deskripsi  Pin  Deskripsi  VSS  ground  D2  Data2

Tabel 3.4 Instruksi set LCD JHD162A

(62)

Tabel 3.5 Program inisiasi LCD

program inisiasi LCD  void init_lcd(int inis){ 

3.4 Pemograman Mikrokontroller AT89S52

Pemograman pada mikrokontroller AT89S52dilakukan untuk menampilkan ID

number yang diterima dari custom RFID reader ke LCD dan mengirimkan ID

number tersebut secara serial ke komputer.

3.4.1 Menampilkan ID number Pada LCD

Pada saat custom RFID reader dinyalakan, mikrokontroller AT89S52 akan

langsung melakukan inisiasi mensetting LCD. Saat ini reader akan berada dalam

keadaan standbye siap membaca RFID tag dan LCD tidak menampilkan apapun.

Ketika custom RFID reader membaca sebuah tag, maka mikrokontroller akan

(63)

LCD akan berada pada keadaan standbye. Flowchart untuk program ini diberikan

oleh Gambar 3.14.

Start

Inisiasi LCD

LCD standby

Perintah menampilkan ID

number dari AT89S52 ?

Menampilkan

ID number

END

Tidak ada

Ada

Gambar 3.14 Flowchart menampilkan ID number pada LCD

3.4.2 Mengirimkan ID number ke Komputer

Pada saat custom RFID reader dinyalakan, mikrokontroller AT89S52 akan

langsung melakukan inisiasi mensetting komunikasi serial untuk AT89S52.

Ketika custom RFID reader membaca sebuah tag, maka mikrokontroller akan

memberi instruksi agar data yang diterima dikirim ke komputer melalui MAX232.

Gambar

Gambar 2.7 Spesifikasi pin pada ID-2, ID-12, dan ID-20
Tabel 2.5 Data Wiegand26
Gambar 2.8 Ilustrasi sistem absensi menggunakan RFID dengan custom RFID reader
Gambar 2.10 Konfigurasi pin mikrokontroller AT89S52
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, efek anthelmintik perasan umbi bawang putih terhadap cacing Ascaridia galli secara in vitro dibandingkan dengan larutan piperazine sitrat sebagai

2 Apakah Bapak/Ibu tahu bahan-bahan pencemar yang masuk ke Danau Toba.. 3 Apakah Bapak/Ibu tahu konsumsi deterjen, shampoo dan sabun dapat mencemari lingkungan

Teori ini dapat ditetapkan berdasarkan keinginan dari seseorang, ketika seseorang menonton film ia akan merasa penasaran untuk mengetahui informasi dari media yang

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Industri Pengolahan Pangan (PKIPP) dengan judul

Jadi yang disebut dengan distorsi pada seni lukis adalah perubahan bentuk suatu karya yang diubah oleh seorang seniman yang dibuat dan digambarkan dengan cara dilebih-lebihkan

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat karunia serta rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yaitu penulisan skripsi dengan judul “

Zakat Performing Ratio berpengaruh positif terhadap Good Corporate Governance, karena nilai zakat yang dimiliki bank syariah meningkat dari tahun ke tahun yang artinya bank