• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Pengemasan Teh Rosella

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Pengemasan Teh Rosella"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RENCANA BISNIS

PENDIRIAN PERUSAHAAN PENGEMASAN TEH ROSELLA

Oleh

BAYU PURNAMA PUTRA

H24104044

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ANALISIS RENCANA BISNIS

PENDIRIAN PERUSAHAAN PENGEMASAN TEH ROSELLA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Alih Jenis Manjemen Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

BAYU PURNAMA PUTRA

H24104044

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

Judul : Analisis Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Pengemasan Teh Rosella

Nama : Bayu Purnama Putra

NIM : H24104044

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Eko Ruddy Cahyadi, S.Hut, MM NIP. 19781213 200604 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen,

Dr. Mukhamad Najib, STP, MM NIP. 19760623 200604 1 001

(4)

RINGKASAN

BAYU PURNAMA PUTRA. Analisis Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan

Pengemasan Teh Rosella. Di bawah bimbingan EKO RUDDY CAHYADI.

Berbagai macam teh dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun bahan obat. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan obat dan dihidangkan yaitu tanaman Rosella yang dalam bahasa latin dinamakan Hibiscus sabdariffa L. Tanaman Rosella memberikan banyak manfaat di bidang kesehatan Data resmi dari Badan Pusat Statistik mengenai data produksi dan permintaan Rosella di Indonesia hingga saat ini belum ada, namun menurut Rahmawati (2012) ada beberapa potret budidaya dan profil sukses bisnis Rosella di berbagai daerah. Profil sukses bisnis Rosella menurut Rahmawati (2012), hingga tahun 2012 ada 16 orang yang mulai mengembangkan bisnis Rosella. Rata-rata omset dari setiap bisnis Rosella tersebut bisa mencapai Rp. 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) per bulan. Mengetahui potensi yang begitu banyak mengenai tanaman Rosella ini, maka timbulah ide untuk mendirikan sebuah perusahaan teh Rosella dalam kemasan. Sebelum mendirikan dan menjalankan suatu usaha maka diperlukan sebuah rencana bisnis agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun sedang berjalan tetap berada di jalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menyusun rencana bisnis (business plan) dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial. (2) Menganalisis tingkat kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan permintaan.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1988 di Kota Bogor, Jawa Barat.

Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Sumardi dan Yuti

Sunarti. Pada tahun 1994 penulis lulus dari Taman Kanak-kanak di TK Arrohmah,

pada tahun 2000 penulis lulus dari SD Negeri Cibuluh I Bogor, tahun 2000

penulis melanjutkan sekolahnya di SLTP Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun

2003. Setelah itu pada tahun 2006 penulis berhasil menyelesaikan Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas di SMA Negeri 3 Bogor. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan studi di Program Diploma Program Keahlian Komunikasi, Institut

Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan

studinya di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis juga pernah menjadi Asisten Dosen untuk Mata Kuliah Produksi

Film dan Video di Program Diploma Komunikasi, Intitut Pertanian Bogor pada

tahun 2009. Penulis juga aktif di beberapa kegiatan kemahasiswaan seperti Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM-J) IPB periode 2006-2007 dan Klub Fotografi

Obscura periode 2006-2007. Penulis juga aktif sebagai relawan dan inisiator di

beberapa kegiatan sosial, diataranya Program Pembangunan Madrasah Ibtidaiyah

Miftahussolah bantuan BAZMA Pertamina tahun 2011-2012, Program

pembangunan MCK bantuan Perusahaan Gas Negara (PGN) tahun 2012,

Pengadaan mesin daur ulang sampah plastik bantuan Bina Lingkungan Bank BRI

tahun 2013, Relawan bakti sosial dan siaga bencana Daarul Qur’an Cabang Bogor

tahun 2013-2014. Penulis juga pernah bekerja sebagai seorang konsultan di PT

MD Consult Indonesia pada September 2012 hingga Desember 2013. Pada Maret

2013 penulis berusaha mendirikan dan menjalankan sebuah perusahaan yang

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia Nya,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan pada waktunya. Sholawat serta salam kita

panjatkan kepada junjungan besar umat muslim yaitu Nabi Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Analisis Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan

Pengemasan Teh Rosella” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk hal yang lebih baik.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dengan baik bagi

kemaslahatan umat dan berniliai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Aamiin.

Bogor, April 2014

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Membantu segala urusannya menjadi mudah. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya

kepada :

1. Bapak Dr. Eko Ruddy Cahyadi, S.Hut, MM. selaku dosen pembimbing yang

dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.

2. Bapak Ir. Pramono D Fewidarto yang telah banyak membantu memberikan

berbagai ilmu dan masukan dalam penelitian ini.

3. Ibu Yuti Sunarti, Bapak Sumardi, Dimas Surya Putra dan Hj. Nani Nuraeni

selaku orang tua, adik dan nenek yang selalu mendoakan putra, kakak dan

cucumu ini.

4. Para Dosen dan Staf pengajar di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Institut Pertanian Bogor atas dukungan dan bantuannya dalam hal

konseling, pengurusan adminitrasi dan motivasinya.

5. Teman-teman Alih Jenis Manajemen dan Golden House Mondial atas

dukungan dan motivasinya sehingga penulis berusaha dengan sebaik

(8)

DAFTAR ISI

2.2.1 Aspek-aspek dalam Rencana Bisnis ... 8

2.3. Penelitian Terdahulu ... 11

III. METODE PENELITIAN ... 15

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 15

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

3.3. Pengumpulan Data ... 16

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 18

3.4.1 Rencana Pasar dan Pemasaran ... 18

3.4.2 Rencana Teknis dan Teknologi ... 19

3.4.3 Rencana Manajemen dan Organisasi ... 20

3.4.4 Rencana Keuangan ... 20

(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

4.3. Rencana Teknis dan Teknologi ... 30

4.3.1 Pemilihan Lokasi ... 30

4.3.2 Bahan Baku yang Akan Digunakan ... 31

4.3.3. Proses Produksi ... 31

4.3.4 Kebutuhan Bangunan ... 35

4.3.5 Peralatan ... 35

4.4. Rencana Manajemen dan Organisasi... 36

4.4.1 Bentuk Badan Usaha ... 36

4.5.6 Kriteria Evaluasi Finansial ... 45

4.5.7 Skenario Bisnis ... 46

4.5.8 Analisis Sensitifitas ... 48

KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

1. Kesimpulan ... 49

2. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jenis, sumber dan metode pengumpulan data primer ... 16

2. Jenis, sumber dan metode pengumpulan data sekunder ... 17

3. Tahapan proses produksi teh Rosella dalam kemasan ... 33

4. Kebutuhan luasan bangunan perusahaan ... 35

5. Peralatan yang digunakan ... 35

6. Tahapan proses produksi teh Rosella dalam kemasan ... 37

7. Penentuan tenaga kerja yang dibutuhkan ... 38

8. Komponen biaya invetasi yang dibutuhkan ... 40

9. Harga pokok produksi kemasan 75 gram ... 41

10.Harga pokok produksi kemasan 25 gram ... 41

11.Biaya variabel... 42

12.Biaya tetap ... 42

13.Proyeksi arus kas ... 44

14.Kriteria evaluasi finansial ... 45

15.Analisis kriteria evaluasi finansial tiga skenario ... 47

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Bunga Rosella ... 4

2. Teh Rosella... 8

3. Kerangka pemikiran penelitian ... 15

4. Diagram alir proses rencana pasar dan pemasaran ... 18

5. Diagram alir proses rencana teknik dan teknologi ... 19

6. Diagram alir rencana manajemen dan organisasi... 20

7. Desain kemasan awal produk teh Rosella ... 28

8. Desain kemasan terbaru produk teh Rosella ... 28

9. Diagram alir proses produksi ... 32

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner untuk individu ... 52

2. Kuesioner untuk instansi ... 55

3. Kuesioner untuk pemasok ... 58

4. Desain kemasan Rosella ukuran 75 gram dan 25 gram ... 61

5. Rencana kebutuhan fisik, rincian biaya dan arus kas skenario dasar ... 63

6. Rencana kebutuhan fisik, rincian biaya dan arus kas skenario penjualan .. 66

7. Rencana kebutuhan fisik, rincian biaya dan arus kas skenario bahan baku 69 8. Arus kas harga bahan baku naik 10% dan 43% ... 72

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai macam teh dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan

maupun bahan obat. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan obat

dan dihidangkan yaitu tanaman Rosella yang dalam bahasa latin

dinamakan Hibiscus sabdariffa L. Tanaman Rosella memberikan banyak

manfaat dibidang kesehatan. Tanaman Rosella kini banyak dimanfaatkan

sebagai bahan pangan berkhasiat obat. Bagian tanaman Rosella yang dapat

diproses menjadi minuman adalah kelopak bunganya (kaliks). Daun atau

kelopak bunga yang direbus berkhasiat sebagai diuretic, cholerectic,

febrifugal, hypotensive, mengurangi kekentalan darah, dan meningkatkan

gerak peristaltik usus. Bagian kelopak bunga Rosella yang berwarna

merah kaya dengan vitamin A, vitamin C, asam amino serta zat mineral.

Dari sejumlah asam amino yang diperlukan tubuh, delapan belas

diantaranya terdapat dalam kelopak bunga Rosella, termasuk arginin yang

berperan dalam proses peremajaan sel tubuh.

Data resmi dari Badan Pusat Statistik mengenai data produksi dan

permintaan Rosella di Indonesia hingga saat ini belum ada, namun

menurut Rahmawati (2012) ada beberapa potret budidaya dan profil

sukses bisnis Rosella di berbagai daerah. Daerah yang sudah mulai

dilakukan budidaya Rosella yaitu Karanganyar, Tegal, Boyolali, Kulon

Progo, Bojonegoro, Sintang, Lombok, Palangkaraya, dan Gunung Kidul.

Daerah tersebut memasok Rosella ke beberapa daerah lain di Indonesia

bahkan sampai ada yang ekspor ke Eropa Timur, Afrika, Cina, Korea dan

Bulgaria.

Profil sukses bisnis Rosella menurut Rahmawati (2012), hingga

tahun 2012 ada enam belas orang yang mulai mengembangkan bisnis

Rosella di berbagai lokasi di Indonesia. Ibu Dewani merupakan satu

diantara enam belas orang tersebut. Beliau memulai bisnis Rosella pada

(14)

Rosellas”. Hingga saat ini beliau sudah mempunyai beberapa produk

olahan Rosella yang terdapat di gerainya diantaranya: teh celup, sirup dan

kelopak Rosella kering siap seduh. Harga jual untuk teh celup adalah Rp.

15.000,- sedangkan untuk Rosella kering dalam kemasan 40 gram adalah

Rp. 15.000,- dan Rp. 30.000,- untuk kemasan 90 gram. Dari usaha

Rosellanya, Ibu Dewani berhasil mempekerjakan delapan orang karyawan

tetap dan tujuh orang karyawan yang datang ketika melakukan proses

produksi. Omzet yang diraup setiap bulannya adalah sekitar Rp.

30.000.000,-. Selain Ibu Dewani dari Jakarta ada juga profil sukses yang

berasal dari Gunung Kidul, Yogyakarta bernama Bapak Bambang Irwanto

dan Bapak Kus Yulianto. Dalam buku Rahmawati (2012), keduanya

memulai usaha Rosella kering pada tahun 2005 dan berhasil menjual 750

Kg Rosella kering setiap bulannya. Dengan harga jual Rp. 20.000,- untuk

kemasan 40 gram atau Rp. 500.000,- per Kg, setidaknya Rp. 225.000.000,-

mengalir ke rekeningnya setiap bulan.

Menurut Rahmawati (2012) rata-rata omset dari setiap bisnis

Rosella tersebut bisa mencapai Rp. 30.000.000,00 per bulan. Melihat dari

jumlah rata-rata tenaga kerja yang dipekerjakan dari setiap usaha teh

Rosella, yaitu berkisar antara 5 hinga 20 orang pekerja maka skala usaha

Rosella ini termasuk dalam skala UKM (Usaha Kecil Menengah).

Mengetahui potensi besar tersebut, teh Rosella dapat menjadi alternatif

bisnis bagi pemula dan UKM. Namun disadari bahwa potensi bisnis, pasar

dan produksi di suatu lokasi boleh jadi berbeda dengan lokasi lain. Sebuah

rencana bisnis yang matang diperlukan oleh seorang pemula untuk

memulai bisnis teh Rosella ini.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penyusunan rencana bisnis (business plan) dilihat dari

rencana pasar dan pemasaran, rencana teknik dan teknologi, rencana

manajemen dan organisasi serta rencana keuangan?

2. Bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan

(15)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menyusun rencana bisnis (business plan) yang meliputi rencana pasar

dan pemasaran, rencana teknik dan teknologi, rencana manajemen dan

organisasi serta rencana keuangan.

2. Menganalisis tingkat kepekaan kelayakan bisnis terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan permintaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, penelitian ini berguna sebagai bentuk penerapan ilmu

yang telah diperoleh selama masa perkuliahaan serta sebagai pedomaan

dan acuan dalam menjalankan perusahaan teh Rosella dalam kemasan.

2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi dan bahan

referensi mengenai prospek usaha pendirian perusahaan teh Rosella

dalam kemasan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

1. Pendirian perusahaan yang fokus pada pengemasan teh Rosella di

daerah Bogor.

2. Rencana pasar dan pemasaran, meliputi identifikasi potensi pasar dan

strategi pemasaran.

3. Rencana teknik dan teknologi, meliputi spesifikasi dan ketersediaan

bahan baku, perencanaan kapasitas produksi, teknologi proses

produksi, mesin dan peralatan yang digunakan dan lokasi proyek.

4. Rencana manajemen dan organisasi, meliputi aspek legalitas, kebutuhan

tenaga kerja, struktur organisasi, dan deskripsi pekerjaan (job

description).

5. Rencana keuangan, meliputi asumsi perhitungan finansial, biaya

investasi, prakiraan harga dan permintaan, proyeksi arus kas, dan

kriteria kelayakan investasi serta analisis sensitifitas dan skenario

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rosella

Rosella ini bukanlah jenis tanaman baru di Indonesia, hanya saja,

bunga ini memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah seperti di Jawa

Tengah disebut merambos ijo, di Sumatera Selatan disebut kesew jawe, di

Muara Enim disebut asam rejang sedangkan orang Padang menyebutnya

asam jarot.

2.1.1 Nama dan Klasifikasi

Indonesia : Rosella, perambos, gawet walanda (sunda),

kasutri roriha (Ternate), merambos hijau (Jateng),

asam jarot (Padang), asam rejang (Muara Enim)

Cina : lou shen kui, lou shen hua

Inggris : roselle, red sorell

India Barat : jamaican sorell

Prancis : oseille rouge

Spanyol : quimbombo chino

Afrika Utara : karkade

Senegal : bisap

(17)

Adapun terkait dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Sub-kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus sabdariffa L.

2.1.2 Asal Usul

Meurut Rahmawati (2012) Rosella merah tumbuh dari biji atau

benih dengan ketinggian yang bisa mencapai 3-5 meter serta

mengeluarkan bunga hampir sepanjang tahun. Bunga Rosella berwarna

cerah, kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih

tebal jika dibandingkan dengan bunga sepatu. Bagian bunga Rosella

yang bisa diproses menjadi makanan adalah kelopak bunganya (kaliks)

yang mempunyai rasa yang amat masam. Kelopak bunga ini bisa

diproses menjadi berbagai jenis makanan seperti minuman, jelly, saos,

serbuk (teh) atau manisan Rosella. Daun muda Rosella bisa juga

dimakan sebagai ulam atau salad. Sementara di Afrika, biji Rosella

dimakan karena dipercaya mengandung banyak minyak tertentu. Di

Sudan, Rosella diproses menjadi minuman tradisional yang dinamakan

karkadeh dan merupakan minuman kebangsaan orang Sudan.

Rosella adalah spesies bunga yang berasal dari benua Afrika.

Mulanya bunga yang cantik untuk dijadikan penghias halaman rumah

itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan minuman

dingin di musim panas. Di negeri asalnya, Afrika, Rosella dijadikan

selai. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak Rosella,

(18)

kalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai

pengisi kue sesudah dimasak dengan gula.

Rosella pertama kali ditemukan di Indonesia yaitu di Pulau

Jawa, tepatnya di halaman sebuah rumah, oleh ahli botani asal Belanda

yang bernama M.de L’Obel pada 1576. Diduga tanaman itu dibawa

oleh pedagang India saat datang ke Indonesia pada abad ke-14.

Menurut Rahmawati (2012) nama Rosella sudah dikenal sejak 1922 di

Indonesia, tanaman Rosella tumbuh subur disepanjang lintasan kereta

api Indramayu, Jawa Barat, terutama musim hujan terlihat hamparan

kelopak bunga kuning dan merah Rosella yang bermekaran. Bunga

Rosella memiliki keindahan biasanya dipakai sebagai tanaman hias

luar ruangan, tanaman pagar, tanaman hias dalam ruangan berupa

bunga rangkai.

Setelah bertahun-tahun dikenal sebagai tanaman hias yang tak

dihiraukan, sekarang tanaman ini dikenal dengan tanaman yang

banyak manfaatnya serta berkhasiat bagi manusia. Tanaman ini

mempunyai dua varietas dengan budidaya dan manfaat yang berbeda,

yaitu :

1) Hibiscus sabdariffa var. Altisima, Rosella berkelopak bunga

kuning yang sudah lama dikembangkan untuk diambil serat

batangnya sebagai bahan baku pulp dan karung goni; dan

2) Hibiscus sabdariffa var. Sabdariffa, Rosella berkelopak

bunga merah yang kini mulai diminati petani dan

dikembangkan untuk diambil kelopak bunga dan bijinya

sebagai tanaman herbal dan bahan baku minuman kesehatan.

2.1.3 Sekilas Pemanfaatan

Menurut Rahmawati (2012), kelopak bunga Rosella mempunyai

efek anti-hipertensi, kram otot dan anti infeksi-bakteri. Dalam

eksperimen ditemukan juga bahwa ekstrak kelopak bunga Rosella

mengurangi efek alkohol pada tubuh kita, mencegah pembentukan

batu ginjal, dan memperlambat pertumbuhan jamur/bakteri/parasit

(19)

membantu melancarkan peredaran darah dengan mengurangi derajat

kekentalan darah. Ini terjadi karena asam organik, poly-sakarida dan

flavonoid yang terkandung dalam ekstrak kelopak bunga Rosella

sebagai farmakologi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah

kelopak bunga Rosella mengandung vitamin C dalam kadar tinggi

yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia

terhadap serangan penyakit.

Secara tradisional, ekstrak kelopak Rosella berkhasiat sebagai

antibiotik, aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretic

(melancarkan buang air kecil), pelarut, sedative (penenang), dan tonik.

Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical

University di Taiwan, Chau-Jong Wang dalam Rahmawati (2012),

konsumsi Rosella digunakan sebagai salah satu cara baru untuk

mengurangi resiko penyakit jantung. Tanaman ini secara klinis mampu

mengurangi jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh

darah. Tidak hanya itu, Rosella juga memiliki potensi untuk

mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam

tubuh. Hal ini juga menunjukan bahwa Rosella bermanfaat terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah

tinggi), membantu program diet bagi penderita kegemukan (obesitas),

melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum,

melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan

untuk membantu melancarkan buang air besar.

2.1.4 Sekilas Pengolahan

Kesalahan dalam pengolahan dan penyimpanan akan

berpengaruh terhadap efektifitas kandungan zat dalam Rosella.

Kerusakan yang berdampak pada hilangnya manfaat kandungan zat

aktif dalam Rosella yang telah hilang kemanfaatannya dikenali melalui

warna dari seduhan kelopak Rosella. Tidak adanya warna merah

anggur khas Rosella dalam seduhannya menunjukan antosianin (zat

aktif dalam Rosella, red) telah terdegradasi dan khasiatnya pun sudah

(20)

Guna mendapatkan khasiat terbaik dalam kelopak Rosella

sebenarnya tidak sulit. Untuk mendapatkan teh Rosella, bunga yang

sudah dipetik, dijemur di bawah terik matahari selama 1-2 hari agar

memudahkan pemisah lidah kelopak dengan bijinya. Kemudian cuci

air bersih dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas kelopaknya, jika

mudah menjadi bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%. Seduh

2-3 gr teh Rosella dengan air mendidih hingga larut dan air berubah

menjadi kemerahan.

Gambar 2. Teh Rosella

2.2. Rencana Bisnis

Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh

keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai

bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan

utama dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik bisnis. Bentuk keuntungan

yang diharapkan lebih banyak dalam bentuk finansial (Kasmir dan Jakfar,

2012).

2.2.1 Aspek-aspek dalam Rencana Bisnis

A. Rencana Pasar dan Pemasaran

Dalam menganalisis aspek pemasaran terdapat beberapa hal

yang perlu diperhatikan, seperti kedudukan produk saat ini,

komposisi, dan perkembangan permintaan produk serta

(21)

pemasaran disusun atau dibentuk strategi serta taktik pemasaran

perusahaan dalam menghadapi pasar global agar dapat mengikuti

trend serta mengetahui selera konsumen terhadap produk yang

akan dipasarkan atau dijual. Konsep pemasaran lebih menekankan

kepada pemasaran dari produk kepada pelanggan. Tujuan sistem

ini yaitu mencari laba dan keuntungan dimana pencapaiannya

menggunkan sistem bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P

yaitu, product, price, promotion and place.

1. Segmentasi

Segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar pada

kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk

tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran tersendiri.

Perusahaan menetapkan berbagai cara yang berbeda dalam

memisahkan pasar tersebut, kemudian mengembangkan

profil-profil yang ada pada setiap segmen pasar, dan penentuan daya

tarik masing-masing segmen.

2. Targeting

Targetting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih

segmen pasar yang akan dimasuki.

3. Posisioning

Positioning dapat diartikan sebagai penempatan

keunggulan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.

4. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan seperangkat

alat pemasaran untuk terus mencapai tujuan perusahaan di

pasar sasaran. Seperangkat alat tersebut diklasifikasikan

menjadi empat kelompok yang disebut 4P dalam pemasaran,

yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan

(22)

a) Staregi produk

Strategi produk adalah suatu strategi yang

dilaksanakan oleh suatu perusahaan berkaitan dengan

produk yang dipasarkan.

b) Strategi harga

Menentukan harga suatu produk merupakan

keputusan penting dari perusahaan, karena harga adalah

satu-satunya variabel strategi pemasaran yang secara

langsung menghasilkan pendapatan. Umumnya harga yang

ditetapkan perusahaan akan berada pada suatu titik antara

harga yang terlalu rendah dan harga yang terlalu tinggi.

Biaya produk menentukan harga terendah dan persepsi

konsumen terhadap nilai produk menentukan harga

tertinggi. Perusahaan harus dapat menentukan harga

diantara kedua titik tersebut untuk menentukan harga yang

paling baik.

c) Strategi tempat

Saluran pemasaran dapat dilihat sebagai

sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu dengan

yang lainnya serta terlibat dalam proses penyediaan sebuah

produk atau pelayanan untuk digunakan. Saluran

pemasaran dicirkan dengan jumlah tingkat saluran tersebut

kepada konsumen.

d) Strategi promosi

Promosi adalah upaya memberitahukan atau

menawarkan produk atau jasa kepada calon kosumen

dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli dan

mengkonsumsinya, dengan adanya promosi produsen atau

distributor mengharapkan adanya kenaikan angka

(23)

B. Rencana Teknis dan Teknologi

Rencana teknis dan teknologi menjelaskan antara lain

proses produksi, bagaimana perusahaan menjaga kualitas produk,

memperoleh bahan baku, pertimbangan pemilihan lokasi pabrik

dan anggaran produksi.

C. Aspek Manajemen dan Organisasi

Recana manajemen dan organisasi antara lain berisi uraian

mengenai jumlah orang yang dibutuhkan untuk menjalankan

usaha, spesifikasi apa yang dibutuhkan oleh masing-masing orang

tersebut dilihat dari pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang

dibutuhkan, serta anggaran tenaga kerja yang berisi proyeksi

kebutuhan tenaga kerja dalam lima tahun ke depan.

D. Aspek Keuangan

Rencana keuangan mencakup asumsi-asumsi, biaya

investasi, prakiraan harga dan penerimaan, proyeksi laba rugi,

proyeksi arus kas, dan kriteria kelayakan investasi.

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian sebelumnya telah mengkaji tentang Rosella dan

rencana bisnis atau business plan yang masih memiliki kaitan dengan

penelitian ini. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan

dicantumkan hasil penelitian terdahulu oleh peneliti yang pernah penulis

baca. Penelitian PKM (Pekan Kreativitas Mahasiswa) yang dilakukan oleh

Hendar, dkk (2008) dengan judul “Pembuatan Minuman Rosella Kemasan

dengan Memanfaatkan nata dari santan kelapa sebagai Bahan Isiannya”

menyatakan bahwa teh Rosella merupakan salah satu minuman kesehatan

yang sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan teh

Rosella memiliki banyak khasiat bagi kesehatan tubuh, diantaranya: sebagai

anti oksidan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan memacu pertumbuhan

DHA untuk anak-anak. Rosella mengandung berbagai senyawa penting

antara lain campuran asam sitrat. asam malat, asam askorbat (vitamin C)

(24)

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Maryati, dkk (2009) dengan

judul “Mie Merah Rosella (Hibiscus Sabdarrifa L) Kaya Khasiat”

menyebutkan bahwa sekarang ini kesadaran masyarakat untuk

memperhatikan kesehatan sudah mulai meningkat, hal ini dibuktikan dengan

adanya pembuatan mie Rosella ini untuk lebih memanfaatkan lagi bunga

Rosella selain sebagai minuman yang menyegarkan dan mengandung

manfaat serta baik untuk kesahatan, dihasilkannya mie dengan

menggunakan pewarna alami, yaitu pasta asli dari bunga Rosella

memberikan suatu kontribusi baru bagi masyarakat sehingga dapat

mengkonsumsi mie dengan tetap menjaga kesehatan dan menjaga

kebugaran tubuh, karena mie ini mengandung banyak khasiat sebagai obat –

obatan dan anti bakteri. Selain itu, pembuatan mie merah Rosella kaya

khasiat ini dilakukan dengan metode yang cukup ringan, sebenarnya mie

Rosella ini dapat dibuat sebagai mie kering dan mie basah. Mie yang

dihasilkan ini renyah, gurih, dan memiliki rasa yang khas yaitu rasa yang

sedikit masam, tetapi tidak mengurangi kenikmatan mie ini. Pembuatan mie

ini sangat mudah dan biayanya pun relatif murah. Pengelolaannya hampir

sama dengan pembuatan mie lainnya hanya saja penambahan warna alami

yang diambil dari pasta bunga Rosella. Dengan mengonsumsi mie Rosella

ini akan dapat memperoleh banyak manfaat baik itu untuk kesehatan dan

akan membantu perkembangan potensi alam di negeri kita sebagai negara

agraris yang kaya dengan hasil pertanian, yang dapat dimanfaatkan dengan

berbagai kegunaan.

Penelitian selanjutnya yang berjudul “Pemanfaatan Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sebagai Flavour dan Essence dalam

Pembuatan Es Krim dan Sirup” yang dilakukan oleh Saputri, dkk (2008) menyatakan bahwa Perkembangan eskrim di Indonesia sudah semakin

pesat, ha1 ini ditandai dengan banyaknya jenis produk es krim yang beredar

di pasaran. Namun, sampai saat ini belum ditemukan es krim yang

menggunakan flavour dan essence bunga-bungaan di pasaran. Bunga-bunga

memiliki aroma khas serta senyawa fungsional lainnya yang dapat

(25)

krim. Tujuan dari pembuatan sirup dan es krim Rosella ini adalah

menambah variasi produk essence Rosella, memasyarakatkan produk es

krim dan sirup siap minum dengan citarasa Rosella, mengembangkan

kemampuan mahasiswa untuk berwirausaha, membuka peluang bisnis pada

masyarakat umum melalui pengembangan produk es krim dan sirup

bercitarasa Rosella. Sesuai krakteristik produknya, semua orang bisa

menjadi konsumen produk kami yaitu mulai dari anak-anak, remaja sampai

dewasa.

Penelitian yang dilakukan oleh Yogaswara Prawirakusuma berjudul

Analisis Kelayakan Usaha Rosela Organik (Studi Kasus di “Wahana Farm”

Darmaga Bogor).Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis kriteria

kelayakan berdasarkan aspek pasar, teknis, manajemen dan sosial (2)

menganalis kriteria kelayakan berdasarkan aspek finansial dan (3)

menganalis switching value terhadap perubahan harga biaya variabel dan

harga jual rosela organik. Penelitian ini dilakukan di Wahana Farm yang

berada di Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor. Daya dukung aspek pasar

terlihat dari kemampuan pasar untuk menyerap produk rosela organik yang

habis terjual di pasar. Daya dukung aspek teknis terlihat dari adanya

ketersediaan sarana produksi, ketersediaan tenaga kerja dan layout lahan

yang dinilai layak. Daya dukung aspek manajemen mempunyai tanggung

jawab masing-masing, sehingga proyek berjalan dengan lancar. Daya

dukung aspek sosial dalam proyek ini mempuyai nilai positif. Berdasarkan

hasil analisis finansial usaha rosela organik di Wahana Farm dengan

penilaian parameter kelayakan pada tingkat suku bunga 7,75 persen,

diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 1.469.772,29. Hal ini menunjukkan bahwa

usaha ini dikatakan tidak layak, sehingga untuk menilai kelayakan proyek

dari parameter-parameter lain pun tidak akan diperoleh hasil yang valid dan

tidak bisa ditolerir dengan adanya analisis Switching Value dalam penelitian

ini, karena mengingat kerugiannya yang sangat besar. Net Present Value

(NPV) sebesar Rp. 1.469.772,29; Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) sebesar

1,17; Internal Rate of Return (IRR) sebesar 13,72 persen dan payback

(26)

layak jika dilihat dari nilai besaran NPV dan Net B/C, IRR dan payback

period. Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa pengusahaan

rosela organik tetap layak untuk dilaksanakan sampai terjadi penurunan

harga jual rosela organik sebesar dua persen, kenaikan biaya tetap

transportasi sebesar 14 persen dan kenaikan biaya variabel pestisida organik

(27)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menyusun sebuah rencana bisnis

pendirian perusahaan teh Rosella dalam kemasan. Elemen-elemen yang

perlu dikaji dalam rencana bisnis ini yaitu deskripsi usaha, analisis pasar dan

pemasaran, analisis teknis dan teknologi, analisis manajemen dan organisasi,

serta analisis keuangan. Berdasarkan hasil tersebut rencana bisnis pendirian

perusahaan teh Rosella dalam kemasan dapat menentukan pengembangan

selanjutnya untuk memulai sebuah usaha tersebut. Kerangka pemikiran

penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 3.

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian

Potensi Manfaat Rosella dan

Profil Sukses Usaha Rosella Potensi Ketersediaan Bahan Baku

Potensi Pasar Potensi Produksi

Rencana Bisnis

Deskripsi Usaha

Analisis Pasar dan Pemasaran

Analisis Teknis dan Teknologi

Analisis Manjemen dan Organisasi

Analisis Keuangan

Analisis Sensitivitas

Layak/Tidak Layak

(28)

Tabel 1. Jenis, sumber dan metode pengumpulan data primer

Sumber: Data diolah (2013) 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di CV. Golden House Mondial yang

beralamatkan di Babakan Tarikolot Rt. 05 Rw. 05 No.14 Kelurahan

Nanggewer Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Waktu penelitian

dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013

3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan

keterangan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yaitu

perencanaan bisnis. Data tersebut diharapkan dapat digunakan untuk

pemecahan masalah pengambilan suatu keputusan. Data yang dikumpulkan

meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan

melakukan wawancara dengan pihak terkait serta para pakar pada bidang

teknik dan teknologi yang sesuai. Wawancara menggunakan kuesioner

terstruktur dilakukan kepada tiga puluh lima konsumen akhir yang

mengkonsumsi produk teh Rosella. Sepuluh instansi termasuk didalamnya

hotel dan restoran juga menjadi tempat untuk mengumpulkan data primer

melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Contoh data primer

yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 1. Untuk data sekunder diperoleh

melalui laporan, artikel, jurnal, dan statistik dari instansi-instansi

pemerintah, swasta, balai penelitian, dan sebagainya. Contoh data yang

diperlukan dapat dilihat pada Tabel 2 :

No Jenis Data Sumber Data

Primer

Metode Pengumpulan

Data

1 Deskripsi usaha

a Minat membeli Konsumen Wawancara

b Harga produk Konsumen Wawancara

c Kemasan produk Konsumen Wawancara

d Tempat penjualan Konsumen Wawancara

e Khasiat produk Intenet, buku, literatur Pengumpulan dokumen

(29)

Tabel 2. Jenis, sumber dan metode pengumpulan data sekunder

Sumber: Data diolah (2013)

No Jenis Data Sumber Data Sekunder Metode Pengumpulan

Data

1 Analisis Pasar dan Pemasaran

a Harga jual teh Rosella Internet, survey pasar Pengumpulan dokumen

b Daftar produk pengganti Internet, survey pasar Pengumpulan dokumen

c Daftar produk pendatang baru Internet Pengumpulan dokumen

d Daftar pesaing teh Rosella kemasan Internet, survey pasar Pengumpulan dokumen

2 Analisis Teknis dan Teknologi

a Daftar lokasi bahan baku Pemasok Wawancara

b Daftar ketersediaan bahan baku Pemasok Wawancara

c Kapasitas produksi bahan baku Internet, dosen ahli Pengumpulan dokumen

d Teknologi dan proses produksi teh

Rosella

Internet, dosen ahli Pengumpulan dokumen

e Mesin dan alat pembuatan teh Rosella Internet, dosen ahli Pengumpulan dokumen

f Lokasi pendirian perusahaan teh

Rosella

Ahli penentuan wilayah Wawancara

g Metode perencanaan tata letak Internet, buku, dosen ahli Pengumpulan dokumen

3 Analisis Manajemen dan Organisasi

a Daftar jenis bentuk usaha Undang-undang, Pengumpulan dokumen

b Perizinan Pemerintah setempat Pengumpulan dokumen

c Jenis struktur organisasi Undang-undang Pengumpulan dokumen

d Deskripsi pekerjaan Buku, diktat, jurnal Pengumpulan dokumen

4 Analisis Keuangan

a Daftar penentuan asumsi Buku, diktat, jurnal Pengumpulan dokumen

b Daftar alat dan harga mesin produksi Produsen mesin, dosen

ahli, internet

Wawancara dan

pengumpulan dokumen

c Metode perhitungan kriteria (NPV,

IRR, Net B/C, PP/BEP)

Buku, diktat, jurnal Pengumpulan dokumen

d Analisis sensitivitas Buku, dosen ahli Pengumpulan dokumen

(30)

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif yaitu

menganalisis kelayakan usaha ditinjau dari deskripsi usaha, analisis industri,

analisis operasional dan analisis kebutuhan organisasi. Analisis kuantitatif

dilakukan untuk menganalisis kelayakan usaha berdasarkan rencana

finansial yang terdiri dari beberapa kriteria investasi seperti Payback

Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index (Net

B/C) dan Break Event Point.

3.4.1 Rencana Pasar dan Pemasaran

Aspek-aspek yang dikaji di dalam rencana pasar dan pemasaran

meliputi bauran pemasaran, dan STP (segmenting, targeting,

positioning). Langkah-langkah dalam rencana pemasaran dapat dilihat

pada Gambar 4 berikut :

Mulai

Ya Tidak

Pencarian data sekunder

Kecukupan data

Potensi pasar teh rosella

Penentuan strategi pemasaran teh rosella dalam kemasan

(31)

3.4.2 Rencana Teknis dan Teknologi

Rencana teknis dan teknologi mencakup spesifikasi dan

pemilihan bahan baku yang akan digunakan, penentuan kapasitas

produksi dan lokasi, pemilihan teknologi proses produksi, dan tata

letak ruang produksi dari pabrik tersebut serta peralatan dan sarana

penunjang. Adapun Aliran proses rencana teknis dan teknologi dapat

dilihat pada Gambar 5 berikut :

Mulai

Selesai Pemilihan lokasi

Bahan baku yang akan digunakan

Proses produksi

Tata letak ruang produksi

Mesin dan peralatan

Sarana penunjang

(32)

3.4.3 Rencana Manajemen dan Organisasi

Kajian terhadap rencana manajemen dan organisasi meliputi

pemilihan bentuk perusahaan (aspek legalitas), kebutuhan tenaga

kerja, struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi pekerjaan, serta

tata kelola atau (Standar Operasional Prosedur). Aliran rencana

manajemen dan organisasi dapat dilihat pada Gambar 6 berikut :

3.4.4 Rencana Keuangan

Rencana keuangan mencakup asumsi-asumsi, biaya investasi,

prakiraan harga dan penerimaan, proyeksi laba rugi, proyeksi arus

kas, dan kriteria kelayakan investasi.

A. Kriteria Investasi

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) alat ukur yang

menentukan kelayakan investasi dapat dilakukan melalui

pendekatan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI)/ Net B/C,

dan Break Even Point (BEP). Mulai

Selesai Aspek legalitas

Kebutuhan tenaga kerja

Struktur organisasi

Deskripsi kerja (job description)

(33)

1. PP (Payback Period)dan Break Event Point (BEP)

Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan

untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial cash

investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata

lain payback period merupakan rasio antara initial cash

investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya

merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini

dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat

diterima.

……….(1)

Keterangan:

1 = Jumlah modal investasi

Ab = Manfaat bersih rata-rata per tahun per periode

Break Event Point (BEP)

………(2)

2. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan nilai sekarang (present value) dari

selisih antara (benefit) manfaat dengan cost (biaya) pada

tingkat diskonto (bunga) tertentu. Dinyatakan dalam rumus:

... (3)

Keterangan :

NPV = Nilai bersih sekarang (Rupiah) Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rupiah) Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rupiah) i = Tingkat diskonto (%)

n = Umur proyek (tahun)

t = Tahun

Terdapat tiga kriteria investasi dalam metode NPV,

yaitu:

1. NPV > 0, secara finansial proyek menghasilkan

keuntungan.

2. NPV = 0, secara finansial proyek tidak menghasilkan

(34)

3. NPV < 0, secara finansial proyek lebih baik tidak

dijalankan karena akan menimbulkan kerugian.

3. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah nilai Discount Rate (suka bunga) yang

membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol. Proyek

dapat dikatakan memiliki prospek yang baik apabila nilai

IRR > tingkat discount rate yang ditentukan, namun jika

IRR < tingkat discount rate maka proyek tidak memiliki

prospek yang baik.

IRR merupakan tingkat pengembalian yang dapat

dibayar proyek atas sumber-sumber yang digunakan untuk

menutupi pengeluaran investasi dan operasional selama

umur proyek. IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

……….(4)

Keterangan :

IRR = Tingkat internal hasil (%)

NPV1 = Nilai bersih sekarang bernilai positif (Rupiah)

NPV2 = Nilai bersih sekarang bernilai negatif (Rupiah)

i1 = Tingkat diskonto menghasilkan NPV positif (%)

i2 = Tingkat diskonto menghasilkan NPV negatif (%)

Diperlukan nilai IRR yang lebih besar dari bunga

bank (tingkat diskonto) apabila ingin menutupi pengeluaran

investasi dan operasional selama umur proyek.

4. Net B/C (Net Cost-Ratio)

Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang

bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif.

Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan

bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian

dari bisnis tersebut. Secara matematis dapat dirumuskan

(35)

Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rupiah) Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rupiah)

I = Tingkat diskonto (%)

N = Umur proyek (Tahun)

T = Tahun

Terdapat tiga kriteria evaluasi penilaian kelayakan

finansial Net B/C, yaitu:

1. Net B/C > 1, secara finansial manfaat bersih nilainya

lebih besar dibandingkan dengan biaya yang

dikeluarkan.

2. NetB/C = 1, secara finansialbesarnya manfaat yang

diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan.

3. Net B/C < 1, secara finansial besarnya biaya yang

dikeluarkan lebih besar dibandingkan manfaat yang

diperoleh.

2 Analisis Sensitifitas

Menurut Umar (2009), manfaat dari analisis kepekaan

yaitu berupa pemaksaan kepada manajer proyek untuk

mengindentifikasikan sebanyak mungkin variabel-variabel

yang belum diketahui dan mengungkapkan taksiran-taksiran

yang menyesatkan atau yang tidak tepat.

Analisis sensitifitas bertujuan untuk melihat apa yang

akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada kesalahan

atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau

manfaat, didasarkan kepada proyeksi-proyeksi yang

mengandung unsur ketidakpastian tentang apa yang terjadi

di masa yang akan datang. Ketidakpastian itu dapat

menyebabkan berkurangnya kemampuan suatu proyek

bisnis dalam beroperasi untuk menghasilkan laba

perusahaan. Suatu proyek sangat sensitif terhadap

(36)

a. Kenaikan biaya-biaya, hal ini mempengaruhi biaya dan

netto. Proyek cenderung sensitif terhadap biaya karena

umumnya biaya seringkali diperkirakan sebelum

proyek dilaksanakan, sedangkan kenaikan biaya terjadi

saat setelah proyek dilaksanakan.

b. Harga jual output turun yang berpengaruh terhadap

manfaat dan tingkat penjualan secara finansial maupun

ekonomi.

c. Hasil dari produksi yang akan mempengaruhi manfaat

d. Keterlambatan dalam pemesanan dan penerimaan

peralatan baru, mempengaruhi biaya maupun manfaat

yang akhirnya akan mempengaruhi manfaat netto.

Variabel biaya dan harga jual produk dalam analisis

finansial diasumsikan tetap untuk setiap tahunnya, walaupun di

kenyataan kedua variabel ini kerap berubah sejalan pertambahan

waktu. Analisis sensitifitas digunakan untuk melihat sejauh mana

kenaikan biaya atau penurunan harga yang terjadi, karena hal

tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi,

yaitu memiliki prospek yang baik untuk dilaksanakan.

3.5. Asumsi Dasar

Asumsi dasar yang digunakan dalam analisis perancangan rencana

bisnis teh Rosella dalam kemasan untuk penelitian ini adalah:

1. Seluruh modal usaha berasal dari modal sendiri.

2. Penetapan umur ekonomis peralatan yang digunakan adalah dua

tahun.

3. Bulan kerja efektif per tahun adalah 12 bulan

4. Hari kerja per bulan adalah 20 hari.

5. Harga jual produk Rosella konstan, dimana harga jual yang digunakan

adalah Rp. 20.000,- untuk kemasan 75 gram.

6. Tingkat suku bunga yang digunakan sebesar 6,5% berdasarkan tingkat

(37)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Usaha

Teh Rosella yang direncanakan adalah jenis bunga Rosella kering

yang dikemas dalam dua kemasan, yaitu kemasan 75 gram dan 25 gram.

Pengemasan bunga Rosella dialukan di Bogor tepatnya di Babakan

Tarikolot RT 05 RW 05 No. 14 Kelurahan Nanggewer Kecamatan Cibinong

Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Bahan baku bunga Rosella yang

dikemas untuk saat ini didapat dari pemasok yang berasal dari Bogor dan

Kediri. Bunga Rosella kering yang dibeli dari pemasok akan disortir

terlebih dahulu untuk memisahkan bunga yang masih utuh dan yang sudah

hancur berupa serbuk. Selanjutnya bunga tersebut akan dimasukan dalam

kemasan plastik dan ditimbang sesuai dengan berat yang telah ditentukan.

Proses selanjutnya adalah merapatkan plastik dan memasukan ke dalam

kotak. Hal selanjutnya adalah mendistribusikan dan menjualnya kepada

konsumen.

Tempat penjualan teh Rosella dalam kemasan ini nantinya tidak

terpaku pada satu tempat, karena penjualan teh Rosella ini akan langsung

ditawarkan pada calon konsumen secara langsung. Area sekitar kampus

Institut Pertanian Bogor menjadi tempat pertama produk ini ditawarkan,

dilanjutkan penawaran kepada saudara dan teman-teman dekat yang

nantinya promosi teh Rosella ini adalah promosi dari mulut ke mulut.

Sistem bagi hasil pun akan diterapkan pada reseller produk teh Rosella,

yang akan bekerjasama dengan perusahaan.

Melihat banyak sekali manfaat yang terkadung dalam teh Rosella

seperti: meningkatkan daya tahan tubuh, menetralkan racun, menurunkan

tekanan darah, menurunkan kadar gula darah, mengobati asam urat,

mengatasi batuk, obat sariawan, mengurangi pusing akibat migrane, dapat

menghaluskan kulit serta mengurangi pengeriputan, sebagai antibiotik,

antikanker, antidepresi, diuretic, dan menambah vitalitas. (Rahmawati

(38)

sehingga produk teh Rosella ini akan sangat laku dipasaran untuk

orang-orang yang memang memperhatikan kesehatannya.

4.2. Rencana Pemasaran 4.2.1 Segmentasi

Menurut publikasi BPS pada bulan Desember 2010, jumlah

penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus adalah sebanyak

237.641.326 jiwa. Segmentasi geografis pasar produk teh Rosella

dalam kemasan ini adalah masyarakat provinsi Jawa Barat yang

mengkonsumsi teh Rosella sebagai minuman kesehatan yang

dikonsumsi secara rutin untuk menjaga kesehatan tubuh. Hal ini

dikarenakan, menurut survey BPS provinsi Jawa Barat adalah daerah

dengan penduduk terbanyak yaitu 43.053.732 jiwa. Teh Rosella ini

akan dipasarkan ke daerah Jawa Barat, karena sesuai dengan data

kependudukan daerah tersebut memiliki jumlah penduduk paling

banyak dan paling padat dibandingkan provinsi lain.

Segmentasi juga dilakukan berdasarkan demografis dimana

pasar dibagi berdasarkan variabel pendapatan, usia dan jenis kelamin.

Dari data BPS pada tahun 2010 terlihat bahwa pendapatan rata-rata

pegawai di Jawa Barat cukup besar yaitu Rp.1.361.182/bulan

dibandingkan dengan provinsi lain, sehingga dapat dikatakan bahwa

penduduk Jawa Barat memiliki kemampuan untuk membeli dan

mengkonsumsi teh Rosella dalam kemasan. Melihat usianya, maka

produk ini baik dikonsumsi untuk kalangan usia 6-60 tahun. Produk

ini baik dikonsumsi baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Selain itu, produk ini merupakan produk asli dalam negeri

buatan anak negeri dengan bahan baku 100% kelopak bunga Rosella

asli dengan kualitas terjaga dan adanya izin dari dinas kesehatan.

Diharapkan produk ini dapat menjadi produk teh Rosella khas Bogor

yang mengandung banyak manfaat dari sisi kesehatan. Berdasarkan

data demografis dan hasil survey yang dilakukan maka dapat

ditentukan bahwa yang banyak mengkonsumsi teh Rosella ini adalah

(39)

“Rosellaku”. Penamaan produk ini dilakukan karena kata “Rosella” sudah sangat familiar dikalangan masyarakat menengah kebawah dan

ditambahkan akhiran “ku” agar selalu “ diakui” oleh masyarakat yang

mengkonsumsinya. Penamaan ini juga dilakukan karena

penggabungan dari kata “Rosella” dan “Laku” sehingga diharapkan produk Rosella ini laku dipasaran.

4.2.2 Penetapan Target

Target pemasaran teh Rosella ini lebih ditujukan pada konsumen

dalam negeri, yaitu kepada laki-laki dan perempuan khususnya

masyarakat kalangan ekonomi menengah di daerah Bogor yang

menyukai teh Rosella dengan kualitas terjaga untuk menjaga

kesehatan tubuhnya dan program diet.

4.2.3 Penetapan Posisi

Bila diamati pada keadaan pasar, produk teh Rosella dalam

kemasan masih jarang ditemukan, sehingga masih sangat potensial

untuk dikembangkan. Penetapan posisi yang dimiliki oleh teh Rosella

dalam kemasan adalah dengan menanamkan bahwa produk ini

memiliki ciri khas dibandingkan dengan teh pada umumnya yaitu

tidak mengandung kafein. Sehingga penetapan posisi produk teh

Rosella yaitu “minuman herbal untuk kesehatan”. Hal ini dikerenakan

produk teh Rosella ini mengandung vitamin A, C dan asam amino,

juga protein dan kalsium. Manfaatnya bagi kesehatan antara lain

sebagai antioksidan atau pencegah kanker, anti radang,

mengendalikan tekanan darah, dan memperlancar buang air besar.

4.2.4 Bauran Pemasaran

a. Strategi Produk

Konsep pemasaran yang diterapkan adalah menggunakan

konsep produk, dimana dalam pelaksanaannya sangat

mengutamakan keunggulan produk sehingga produk diharapkan

(40)
(41)

3. Di luar kemasan ditambahkan info produk mengenai izin dinas

kesehatan, khasiat produk, cara penyajian, kontak pelayanan

kastemer, serta kode produksi dan tanggal kadaluarsa.

b. Strategi Harga

Menurut hasil survey yang dilakukan menggukan kemasan

lama dengan harga Rp.15.000,- dengan ukuran 75 gram. 62%

konsumen menjawab harga tersebut sesuai dengan kemasan dan

ukurannya, 21% menjawab terlalu mahal dan 17% menjawab

harganya terlalu murah, maka harga yang ditetapkan untuk

kemasan kotak 75 gram adalah Rp.20.000,- dan untuk kemasan

jinjing 25 gram adalah Rp.10.000,-. Kemasan jinjing 25 gram ini

diproduksi karena adanya masukan dari konsumen saat melakukan

survey.

c. Strategi Tempat

Strategi tempat yang digunakan adalah hanya memerlukan

satu lokasi penyimpanan produk yang berada pada lokasi

pengemasan, kemudian tim khusus langsung memasarkannya

secara langsung (direct selling) kepada komunitas-komunitas

yang ada.

d. Strategi Promosi

Strategi-strategi promosi yang akan dilakukan pada produk

ini antara lain:

a) Penjualan secara langsung kepada konsumen.

Memasarkan secara langsung (direct selling) produk

teh Rosella kepada komunitas-komunitas ta’lim dan

pengajian-pengajian yang terdapat di sekitar tempat

tinggal yaitu daerah Bogor dan sekitarnya melalui tim

yang dibentuk oleh perusahaan merupakan strategi

yang paling efektif. Dengan pendekatan langsung

seperti ini biasanya konsumen dapat berinteraksi

(42)

manfaat yang terkandung pada produk serta tempat dan

cara pembelian produk tersebut.

b) Pendekatan kepada instansi sosial, yaitu bekerjasama

dengan yayasan sosial seperti Daarul Qur’an.

Kerjasama ini dilakukan karena adanya hubungan

mutualisme antara kedua belah pihak yaitu 50% dari

keuntungan penjualan teh Rosella dalam kemasan akan

disumbangkan untuk kegiatan sosial Daarul Qur’an.

Bentuk kerjasamanya, dalam hal ini perusahaan

sebagai pengemas dan Daarul Qur’an bertugas

mendistribusikan produk teh Rosella ini ke semua

restoran, toko herbal, dan stand DaQu yang ada

diwilayah Bogor, Cianjur dan Sukabumi.

c) Promosi melalui media sosial seperti facebook, twitter,

dan situs penjualan lainnya. Cara yang dilakukan yaitu

anggota atau pengurus perusahaan membuat suatu

group khusus mengenai “Rosella” ataupun ikut dalam

group yang sudah ada seperti komunitas “herbal”.

Setelah tergabung dalam group tersebut maka peluang

memasarkan dan menjual produk akan lebih terbuka

dengan memposting produk teh Rosella ini ke dalam

group-group tersebut

4.3. Rencana Teknis dan Teknologi

Rencana teknis dan teknologi yang dbutuhkan meliputi pemilihan

lokasi, bahan baku yang akan digunakan, proses produksi, kebutuhan

bangunan, mesin dan peralatan, serta sarana penunjang.

4.3.1 Pemilihan Lokasi

Kantor dan tempat produksi teh Rosella dalam kemasan ini

terletak di Babakan Tariklot RT. 05 RW. 05 No. 14 Kelurahan

(43)

merupakan rumah atau tempat tinggal dari salah seorang pengurus

aktif dalam usaha teh Rosella dalam kemasan. Pemilihan lokasi ini

dilakukan untuk menghindari biaya pembelian lahan dan pendirian

bangunan baru mengingat modal yang cukup minim tanpa adanya

modal pinjaman. Ruangan yang digunakan dalam hal produksi teh

Rosella akan dimasukan dalam biaya sewa tempat, yaitu sebesar

Rp.5.000.000,00 per tahun. Hal tersebut yang menjadi faktor utama

dalam pemilihan lokasi.

4.3.2 Bahan Baku yang Akan Digunakan

Bahan baku yang digunakan adalah bunga Rosella kering yang

memiliki kualitas terbaik karena langsung dipasok dari pemasok yang

memang sudah lama berpengalaman di budidaya dan trading bunga

Rosella. Ketersediaan bahan baku yang baik dapat menjaga

keseimbangan proses produksi. Sumber bahan baku yang pertama

didapat dari pemasok yang berasal dari Bogor, beliau sanggup

memasok hingga 20 Kg Rosella kering per bulannya dengan harga

saat musim panen raya Rp.35.000,- per Kg dan Rp.85.000,- per Kg

saat musim panen. Bahan baku yang kedua diperoleh dari pemasok

yang berasal dari Kediri dengan kemampuan pasokan mencapai 50 Kg

Rosella kering per bulannya dengan harga Rp.35.000,- per Kg saat

musim panen raya dan Rp. 85.000,- per Kg saat musim panen. Biaya

yang dikenakan untuk ongkos kirim adalah Rp. 5.000,- per Kg

dengan pembelian minimal 20 Kg.

4.3.3. Proses Produksi

Proses produksi pengemasan teh Rosella ini terdiri dari 6 (enam)

tahapan. Rangkaian proses produksi teh Rosella dalam kemasan ini

dapat dilihat pada Gambar 9 dan untuk keterangan lebih lengkapnya

(44)

Mulai

Selesai

Bahan baku diletakan di atas palet

Memasukan bahan baku ke dalam wadah

Memasukan bahan baku ke dalam plastik

Menimbang bahan baku sesuai ukuran

Press plastik menggunakan sealer

Packaging

(45)

Tabel 3. Tahapan proses produksi teh Rosella dalam kemasan

No Tahap Gambar

1 Tahap pertama meliputi penyiapan

bahan baku, dimana bahan baku yang

sudah diterima dari pemasok diletakan

diatas palet yang tersedia. Hal ini

dilakukan agar bahan baku berupa

bunga Rosella kering tidak langsung

menyentuh lantai supaya kelembapan

dapat terjaga.

2 Tahap kedua yaitu mengeluarkan bahan

baku dalam plastik yang dilapis karung

untuk dimasukan ke dalam wadah yang

telah disediakan. Saat mengeluarkan

bahan baku dari plastik tersebut, pekerja

harus mencuci tangannya dan

menggunakan cairan anti kuman untuk

dioleskan ke seluruh telapak tangan

yang kemudian menggunakan sarung

tangan steril.

3 Tahap ketiga yaitu memasukan bahan

baku dari wadah yang telah disediakan ke

dalam plastik yang telah disediakan.

Dalam proses ini pekerja mesti

menggunakan sarung tangan steril,

masker, penutup kepala dan celemek agar

(46)

Lanjutan Tabel 3

No Tahap Gambar

4 Tahap keempat merupakan proses

penimbangan bahan baku, dimana bahan

baku yang sudah dimasukan ke dalam

plastik ditimbang menggunakan

timbangan khusus sesuai berat yang telah

ditentukan.

5 Tahap kelima adalah proses proses

perapatan, dimana bahan baku yang telah

ditimbang sesuai berat yang telah

ditentukan di press menggunakan sealer.

Sealer adalah alat yang digunakan untuk

merapatkan plastik supaya tidak ada udara

yang masuk agar kualitas the Rosella tetap

terjaga.

6 Tahap keenam adalah packaging, yaitu

memasukan bahan baku ke dalam

kemasan yang telah

disediakan.

(47)

4.3.4 Kebutuhan Bangunan

Kebutuhan bangunan meliputi kebutuhan terhadap ruang

produksi serta sarana penunjang yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Adapun kebutuhan terhadap ruang produksi dan sarana penunjang

dapa dilihat pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4. Kebutuhan luasan bangunan perusahaan

No Lokasi Luas (m2)

1. Ruang produksi 12

2. Ruang penyimpanan bahan baku 4

3. Ruang penyimpanan produk jadi 4

4. Ruang tamu 12

5. Toilet 8

Total 40

Sumber : Data diolah (2013)

4.3.5 Peralatan

Kemasan yang digunakan diperoleh dari percetakan yang

dipercaya untuk bekerjasama dengan perusahaan, sehingga untuk

proses pembuatan kemasan tidak dilakukan oleh perusahaan sendiri.

Pada proses produksi pengemasan teh Rosella diperlukan beberapa

peralatan untuk mendukung kelangsungan proses produksi. Peralatan

yang digunakan pada proses produksi antara lain sealer dan

timbangan digital. Adapun gambar peralatan yang dimaksud dapat

dilihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Peralatan yang digunakan

No. Peralatan Jumlah Kebutuhan

(unit) Gambar

(48)

Lanjutan Tabel 5

No. Peralatan Jumlah Kebutuhan

(unit) Gambar

2. Timbangan

digital 1

Sumber: Data diolah (2013)

4.4. Rencana Manajemen dan Organisasi

4.4.1 Bentuk Badan Usaha

Suatu perusahaan yang didirikan perlu mendapatkan legalitas

dari pihak terkait, dalam hal ini adalah pemerintah. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui keberadaan perusahaan tersebut dan memberikan

kemudahan dalam perjalanan melakukan kegiatan usaha,

mendapatkan dukungan serta terkait pada kebijakan yang berlaku pada

daerah tertentu. CV atau Persekutuan Komanditer dipilih dalam

menjalankan usaha teh Rosella dalam kemasan dengan alasan sebagai

berikut

1. Proses pendirian CV relatif lebih mudah dan cepat dibandingkan

dengan mendirikan Perseroan Terbatas (PT),

2. Biaya yang dibutuhkan lebih murah, dimana dalam pendirian CV

tidak ada ketentuan minimal modal dasar,

3. Bebas menggunakan nama untuk CV tanpa persetujuan terlebih

dahulu dari Menteri/Instansi terkait,

4. Anggaran Dasar CV hanya membutuhkan pengesahan dari

Pengadilan Negeri dan tidak memerlukan pengesahan dari

Menteri seperti pendirian PT,

5. Salah satu pendiri dapat hanya menanamkan modalnya saja tanpa

(49)

6. Perubahan anggaran dasar lebih mudah dan tidak perlu dilaporkan

atau mendapatkan persetujuan Menteri seperti halnya PT,

7. Direksi CV dapat lebih cepat mengambil suatu keputusan tanpa

harus mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) layaknya PT.

4.4.2 Perizinan

Dalam mendirikan CV diperlukan beberapa langkah perizinan

yaitu dengan menggunakan akta resmi (akta yang dibuat oleh notaris)

yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari CV, nama-nama

anggota aktif dan pasif, bidang usaha, alamat perusahaan, dan

lain-lain. Proses pendirian CV usaha teh Rosella dalam kemasan ini dapat

dilihat dalam Tabel 6:

Tabel 6. Tahapan proses produksi teh Rosella dalam kemasan

No Perizinan Jumlah Biaya (Rp)

4.4.3 Kebutuhan Tenaga Kerja

Analisa kebutuhan tenaga kerja merupakan salah satu aspek

dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek.

Proses produksi teh Rosella dalam kemasan cukup sederhana sehingga

dalam proses produksi hanya dibutuhkan tiga orang tenaga kerja.

Selain dalam lingkup proses produksi, tenaga kerja dibutuhkan dalam

(50)

dan keuangan serta kegiatan pemasaran. Mengingat pasar dari produk

teh Rosella dalam kemasan ini masih sedikit, maka penentuan jumlah

tenaga kerja diperhitungkan dalam mengidentifikasi kegiatan, sifat

dan beban kerja sehingga dapat ditentukan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Rincian penetapan

kebutuhan tenaga kerja disajikan pada Tabel 7 berikut :

Tabel 7. Penentuan tenaga kerja yang dibutuhkan

No Kegiatan Jumlah

1. Produksi 3

2. Administrasi dan keuangan 1

3. Pemasaran 4

Total 8

Sumber: Data diolah (2013)

4.4.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan agar setiap orang mengetahui

dengan jelas kegiatan dan tugasnya di setiap masing-masing bagian.

Setiap bagian memiliki tugas yang berbeda dengan bagian yang

lainnya. Setiap bagian secara khusus bertanggung jawab atas

bagiannya masing-masing. Gambaran struktur organisasi yang

terdapat di Perusahaan Teh Rosella Dalam Kemasan dapat dilihat

pada Gambar 7 berikut :

Direktur

Pemasaran Produksi Administrasi

dan Keuangan

Gambar

Gambar 2. Teh Rosella
Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian
Tabel 2. Jenis, sumber dan metode pengumpulan data sekunder
Gambar 4.  Diagram alir proses rencana pasar dan pemasaran
+7

Referensi

Dokumen terkait