ABSTRAK
Ada dua [enis thalassemia yaitu thalassemia-a. dan thalassemia-13
pada berbagai populast di dunia dengan pusat sebaran sekitar Laut Tenqah,
Timur Tengah, dan Asia Tenggara yang sering disebut sebagai sabuk
thalassemia (WHO, 1983).
Seperti halnya thalassemia, kelainan darah
herediter yang lain yaitu HbE juga tersebar secara luas di Asia Tenggara.
Thalassemia-a. terdiri atas thalassemia-a.° dan tnalassemia-o".
Perkawinan
idari pasangan thalassemia-a.° dapat mewariskan keturunan Hb Bart's hydrop
fetaHs, bayi mati dalam kandungan, atau bayi lahir mati. Perkawinan antara
thalassemia-a.° dan thaiassernia-c" dapat mewariskan keturunan penyakit
HbH. Keberadaan
carrier
thalassemia-a.
khususnya thalassemia-a.°
di
Indonesia masih kurang dicermati terutama di Medan.
Beberapa rnasalah utama yang perlu diajukan adalah (1) bagaimana
prevalensi carder thalassemia-a. pada berbagai kelompok suku di Medan
"
(2) apakah gen delesi __
SEAterdapat pada berbagai suku di Medan dan
bagaimana pola disrribusinya, dan (3) apakah keberadaan gen delesi __
SEAterkait dengan kelompok suku tertentu
Untuk menjawab pertanyaan tersebut telah dilakukan serangkaian
penelitian pada 1.521 sarnpel darah yang mewakili kelompok suku yang
terdapat di kota Medan yaitu 503 orang suku Satak (33,07%), 466 orang
suku Jawa (30,64%), 223 orang suku Cina (14,66%), 136 orang suku Mefayu
(8,94%), 128 orang suku Minangkabau (8,42%), 57 orang suku Aceh
(3,75%), dan 8 orang suku Nias (0,53%). Persentase suku sampel pene'ltian
relatif sama denganpersentase suku hasil SP 2000 Medan. Penelitian
meliputi skrining
carrier
thalassemia-ex dan
thalassernia-B
yang dikerjakan di
Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum H. Adam Malik dan Rumah
Sakit Gleneagles di Medan, Indonesia. Analisis DNA thalassemia-a.° dengan
mutasi deiesi __
SEAdikerjakan tii Unit Genetik Molekul Sahagian Kajidarah
I
IMR Kuala Lumpur Malaysia. Pada semua sampel telah dilakukan skrining
indeks
hematologis untuk
mendapatkan
sampef
mikrositer
hipokrom.
Kemudian, dilakukan pemeriksaan hapusan darah tepi dan status besi untuk
XXI
,
-menyingkirkan keberadaan anemia defisiensi besi. Kadar HbAz ditentukan
secara kuantitatif untuk rnernbedakan carrier thalassemia-a dan thatassernia-:
(3.
Selanjutnya, pada semua sampel carrier thalassemia-a diperiksa badan
iinklusi dan analisis rnolekular dengan teknik PCR untuk mutan-_
SEADari 1.521 sampel yang diperiksa ditemukan 117 (7,68%) carrier
thalassemia yang di antaranya sebanyak 51 (3,35%) carrier thalassemia-a,
62 (4,07%) carrier thalassemia-B. dan 4 (0,26%) carrier HbE. Pemeriksaan
badan inklusi pada carrier thalassemia-a ditemukan hanya 18 (69,23%) dari
26 sampel mutan __
SEAdan 5 (20 %) dari 25 sampel nonmutan __
SEA.Anausis .
molekular menunjukkan bahwa 26 (50,9%) mengalami delesi __
SEAyaitu 1,7%
dari seluruh populasi yang diteliti dengan estimasi antara 1,1 % hingga 2,3%,
sedangkan 25 (48,1
%)
diduga mempunyai mutasi lain baik penyebab
thalassemia-n" maupun
(x+yaitu 1,64% dengan estimasi antara 1,04% hingga
I2,24%. Prevalensi gen mutan __
SEAdijumpai pada suku Melayu 2,94%, Cina'
2,69%, Jawa 1,71%, Batak 1,19%, Aceh 3,50% dan tidak dijumpai pada suku
Minangkabau dan Nias
XXII
"
ABSTRACT
It is well documented that there are two types of thalassaemias, the
ri-thalassaemia and
イャMエセセャ。ウウ。・ュャ。
",,'found in the world population and they are
:. Imainly distributed aroJnd the Middle-East and South-East-Asia. The area is
called the thalassaemic-belt
(WHO,
1983).
In conjunction with the
thalassaemia, other hereditary blood disorders, such as Hb-E is also
distributed widely in South-East-Asia. The o-thalassaernia itself consists of
aO-thalassaemia and u+-thalassaemia. Product of marriage of couple bearing
the aO-thalassaemia may result in the inheritance of Hb-Bart's hydrops
feotalis, which was delivered as still birth or baby died soon after birth.
Marriage between c/-thalassaemia and a+-thalassaemia couple may
result
in
the birth of babies with Hb-H disease.
So far, the incidence of a
Q•
thalassaemia
in
Indonesia
especially
in
Medan
has
not well
been
investigated.
Therefore, some problems need to be clarified, such as : (1) what is
the prevalence of a-thalassaemia carriers among the ethnic groups in Medan,
(2) does the __
SEAdeletion exist among the ethnic population in Medan and it's
the distribution pattern, and (3) whether the occurrence of the __
SEAdeletion
relates to a certain ethnic group.
To answer these questions, a study has been carried out which
covered 1.521 blood samples that represent ethnic groups in Medan which
are Bataks, Chineses, Javaneses,
mゥョ。ョァォ。「。オセLMalays, Acehneses and
Niases (SP 2000) Medan. The study included tests to screen a-thalassaemia
and p-thalassaemia
Gセ。イイゥ・イウ
that carried out in the Clinical Pathology
Laboratory Adam
Malik
He-spital and Gleneagles Hospital. in Medan,
Indonesia. DNA analysis of aQ-thalassaemia of __
SEAwas performed in the
Molecular Genetics Unit of the Kajidarah IMR Kuala Lumpur, Malaysia. From
all samples, 117 were found to be hypochromic and microcytic and distrIbuted
herein : Bataks 503 (33.07%), Javaneses 466 (30.64%), Chineses 223
(14.66%), Malays 136 (8.94%), Minangkabaus 128 (8.42%), Acehneses 57
(3.75%) and Niases 8 (0.53%). From all hypochromic, microcytic, peripheral
XXIl\