• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Minuman Berkarbohidrat Terhadap Denyut Jantung Selama Latihan Fisik Pada Murid Laki-Laki Di Sltp Aek Nabara Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemberian Minuman Berkarbohidrat Terhadap Denyut Jantung Selama Latihan Fisik Pada Murid Laki-Laki Di Sltp Aek Nabara Selatan"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERKARBOHIDRAT TERHADAP DENYUT JANTUNG SELAMA LATIHAN FISIK PADA MURID LAKI-LAKI

DI SLTP AEK NABARA SELATAN

Oleh

ROSMAYANTI SYAFRIANI SIREGAR

T E S I S

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Dokter Spesialis Anak

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERKARBOHIDRAT TERHADAP DENYUT JANTUNG SELAMA LATIHAN FISIK PADA MURID LAKI-LAKI

SLTP AEK NABARA SELATAN

Telah disetujui dan disyahkan

Dr.Tina Christina L Tobing, SpA

Pembimbing I

Dr. Wisman Dalimunthe, SpA

Pembimbing II

Medan, Agustus 2007 Ketua Program Studi

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU

Prof. Dr. H. Munar Lubis, SpA(K)

(3)

Dengan ini diterangkan :

Dr. ROSMAYANTI SYAFRIANI SIREGAR

Telah menyelesaikan Tesis sebagai persyaratan untuk mendapat gelar Dokter Spesialis Anak pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tesis ini

dipertahankan di depan Tim Penguji pada hari Sabtu, 22 September 2007 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Tim Penguji

Penguji I

Prof. dr. Hj. Rafita Ramayati. SpAK

Penguji II

Prof. dr. H. M. Sjabaroeddin Loebis. SpAK

Penguji III

Dr. Hakimi. SpAK

Medan,

Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dr. H. Ridwan M Daulay , SpA(K)

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan keahlian Ilmu Kesehatan Anak di FK-USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak guna penyempurnaan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

• Pembimbing Dr. Tina Christina L Tobing, SpA dan Dr. Wisman

Dalimunthe, SpA, yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk serta saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesain tesis ini.

• Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K) dan Dr.Hj. bidasari Lubis, SpA(K)

(5)

• Dr. H. Dahrul Aldy, SpA(K) selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan

Anak FK USU / RSU H. Adam Malik Medan periode 2000-2003, Prof. Dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) selaku Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/ RSU H. Adam Malik periode 2004-2007, Dr. H. Ridwan M Daulay, SpA(K) ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak periode 2007-2012, yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

• Seluruh staf pengajar di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP

H. Adam Malik Medan, yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.

• Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. H. Chairuddin P Lubis,

DTM&H, SpA(K) dan Dekan FK-USU yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK- USU.

• Prof. Dr.H. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SpA(K) selaku komisaris

PTPN III, Direktur Utama PTPN III dan segenap jajaran staf dan karyawan PTPN III Aek Nabara Selatan yang telah memberikan bantuan berbagai sarana kepada penulis selama melakukan penelitian di wilayah PTPN III Aek Nabara Selatan.

• Direktur RSUD Rantau Prapat yang telah memberikan izin dan banyak

membantu dalam pelaksanaan penelitian ini di RSUD Rantau Prapat • Direktur RS H. Adam Malik Medan , RS Pirngadi Medan dan RS

(6)

• Yang saya sayangi teman sejawat peserta PPDS dan semua pihak

yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam terlaksananya penelitian serta penulisan tesis ini.

Teristimewa untuk suami tercinta Alimuddin Sinurat, SH dan kedua putraku tersayang Habib Atala Sinurat dan Thoriq Ilvan Sinurat, terima kasih atas doa dan dukungannya, salut atas pengertian dan pengorbanan selama penulis menyelesaikan pendidikan ini.

Kepada yang tercinta orangtua, R. Siregar (alm), dan Hj. Rostini serta mertua H. M.A. Sinurat dan Hj. R br Hutagalung serta semua abang, kakak dan adik-adik yang selalu mendoakan, memberikan dorongan, bantuan moril dan materil selama penulis mengikuti pendidikan ini. Semoga budi baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb. Medan, September 2007

(7)

DAFTAR ISI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktifitas fisik dan olahraga... .……... 5

2.1.1 Aktifitas fisik ... .……... 5

2.1.2 Manfaat aktifitas fisik... .……... 6

2.1.3 Latihan fisik... .……... 6

2.1.4 Tujuan/manfaat latihan fisik... 6

2.1.5 Klasifikasi latihan fisik... .……. 7

2.2. Respons Tubuh Saat Latihan Fisik/Olahraga ……. 8

(8)

2.3.1 Pengaruh latihan fisik pada sistem kardio

vaskular... .……... 8

2.3.2 Pengaruh latihan fisik terhadap denyut jantung... 9

2.4. Pengaruh Aktifitas Fisik pada Metabolisme Tubuh... 11

2.4.1 Sumber energi pada latihan fisik...……... 14

2.4.2 Penggunaan karbohidrat sebagai sumber energi 15 2.5. Keseimbangan cairan pada saat latihan fisik... 18

2.6 Kerangka konseptual... ... 20

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian……….……….. 23

3.2. Tempat dan Waktu………... 23

3.3. Populasi dan Subyek Penelittian………. 23

3.4. Subyek dan cara pemilihan sampel………. 23

3.5. Perkiraan Besar Sampel……… 24

3.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi……… 24

3.7. Bahan dan Cara kerja………. 25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian…..……… 30

4.1.1 Karakteristik subyek... ...……... 30

(9)

4.1.3 Perbandingan denyut jantung selama

latihan fisik... .……. 32

4.2. Pembahasan ……… 33

4.3. Keterbatasan penelitian……… 36

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……….. 37

5.2. Saran ……… 37

DAFTAR PUSTAKA .……… 38

LAMPIRAN 1. Surat Pernyataan Kesediaan ………. 43

2. Lembar Penelitian ……… 44

RINGKASAN……… 45

SUMMARY………... 46

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Daftar aktifitas fisik dan jumlah kalori yang dibutuhkan... 5 Tabel 2. Gradasi/tingkatan latihan fisik... .……... 7 Tabel 3. Hubungan lama latihan dengan proses aerobik

dan anaerobik……… 13

Tabel 4. Karakteristik dasar...……… 30 Tabel 5. Perubahan rata-rata glukosa darah sebelum

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Krebs... 12

Gambar 2. Rute alternatif glikolisis... .……... 13

Gambar 3. Kerangka konseptual penelitian... .……... 21

Gambar 4. Skema pencampuran minuman berkarbohidrat... 26

(12)

DAFTAR SINGKATAN

ADP : Adenosin Difosfat ATP : Adenosin Trifosfat

ATP-CP : Adenosin Trifosfat- Creatinin Phosfat BB : Berat Badan

CO2 : Karbon dioksida

dj : denyut jantung

g : gram

H2O : air

IMT : Indeks Massa Tubuh kgd : kadar gula darah Kcal : Kilo kalori

lpt : luas permukaan tubuh

m : meter

ml : milliliter m2 : meter kuadrat O2 : oksigen

SB : Simpang Baku

SDA : Spesific Dynamic Action

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SPSS : Statistical package for Social software TCA : Tricarboxylic Acide

(13)

DAFTAR LAMBANG

Z : deviat baku normal α : kesalahan tipe 1

β : kesalahan tipe 2

n : besar sampel

n1 : besar sampel yang masuk dalam kelompok minuman berkarbohidrat n2 : besar sampel yang masuk dalam kelompok plasebo

s : simpang baku dari kedua kelompok p : tingkat kemaknaan

% : persen °C : derajat celsius

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat merupakan sumber energi utama selama melakukan latihan fisik. Ketika melakukan latihan fisik, otot – otot tubuh, sistem jantung dan sirkulasi darah serta pernafasan diaktifkan. Pada awal latihan olahraga sumber utama yang digunakan adalah glukosa yang berasal dari glikogen otot. Kemampuan melakukan latihan fisik tidak dapat berlanjut jika cadangan karbohidrat dalam tubuh berkurang. Kelelahan selama berlatihan fisik biasanya oleh karena cadangan konsentrasi glikogen di otot berkurang.1-3

Pemberian minuman berkarbohidrat selama latihan fisik dengan intensitas yang lama dapat mencegah terjadinya dehidrasi dan mengurangi efek kekurangan cairan terhadap fungsi kardiovaskular dan kemampuan berolahraga serta memperlambat terjadinya kelelahan.3

(15)

melakukan latihan fisik dan memperlama terjadinya kelelahan.6 Glesson dkk (1986) menilai efek pemberian glukosa 1 gr/kgBB sebelum berolahraga terhadap ketahanan berolahraga menimbulkan efek lebih lama terjadinya kelelahan selama latihan fisik tersebut.7

Saat pemberian karbohidrat juga merupakan faktor yang menentukan efektivitas pemberian karbohidrat. Konsumsi karbohidrat sebelum latihan fisik merupakan hal yang penting untuk memaksimalkan cadangan glikogen.1,4 Kadar glukosa darah meningkat sekitar 30 menit sampai dengan 1 jam setelah mengkomsumsi karbohidrat seiring dengan pencernaan dan penyerapan glukosa dari makanan. Namun kadar glukosa darah ini menurun kembali ke kadar gula darah puasa setelah 2 jam mengkomsumsi karbohidrat.8

(16)

dengan kalorimetri indirek, besarnya energi yang dikeluarkan oleh tubuh dihubungkan dengan besarnya jumlah pemakaian oksigen yang digunakan pada saat istirahat dan beraktivitas fisik. Pada keadaan latihan fisik aerobik peningkatan pemakaian oksigen berhubungan dengan peningkatan denyut jantung. Hubungan ini menunjukkan bahwa denyut jantung pada saat aktivitas fisik dapat digunakan sebagai pengukur besarnya energi yang dikeluarkan pada saat aktivitas fisik. 11 Studi yang dilakukan oleh Bird dan Hay (1987) yang meneliti pengaruh konsumsi makanan sebelum aktivitas fisik dengan jumlah energi yang dikeluarkan pada saat aktivitas fisik menunjukkan bahwa denyut jantung saat aktivitas fisik lebih tinggi pada atlit yang menkonsumsi makanan 1 jam sebelum aktivitas fisik dibandingkan atlit yang mengkonsumsi makanan 3 jam sebelum melakukan aktivitas fisik.12

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan apakah ada pengaruh pemberian minuman berkarbohidrat sebelum melakukan latihan fisik terhadap denyut jantung selama latihan fisik.

1.3.Hipotesis Nol

Tidak ada perbedaan denyut jantung selama latihan fisik pada anak yang diberi minuman berkarbohidrat sebelum melakukan latihan fisik dengan anak yang diberi plasebo sebelum latihan fisik

1.4. Tujuan Penelitian

(17)

1.5.Manfaat penelitian

• Menambah pengetahuan tentang efek pemberian minuman berkarbohidrat

terhadap denyut jantung selama melakukan latihan fisik.

• Hasil penelitian ini dapat diharapkan menjadi dasar bagi penelitian lanjutan

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Aktivitas fisik dan Latihan fisik

2.1.1. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi ( pembakaran kalori ). Dalam kegiatan sehari – hari setiap orang (individu) melakukan berbagai aktivitas fisik. Aktivitas fisik tersebut akan menyebabkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori) dalam jumlah yang berbeda, sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.2 Beberapa contoh aktivitas fisik dan jumlah kalori yang dikeluarkannya, misalnya:

Tabel.1. Daftar aktivitas fisik dan jumlah kalori yang dibutuhkan dikutip dari 2

No Aktivitas fisik Kalori yang dikeluarkan

1. Cuci pakaian 3,56 Kcal / menit

2. Mengemudi mobil 2,80 Kcal/menit

3. Mengecat rumah 3,50 Kcal/ menit

4. Potong kayu 3,80 Kcal/ menit

5. Menyapu rumah 3,90 Kcal/ menit

6. Jalan kaki (kec. 3,5 Mil/ jam) 5,60-7,00 Kcal/ menit

7. Mengajar 1,70 Kcal/menit

8. Membersihkan Jendela 3,70 Kcal/menit

9. Berkebun 5,60 Kcal/menit

10. Menyetrika 4,20 Kcal/menit

(19)

2.1.2 Manfaat aktivitas fisik2

Manfaat Fisik / Biologis

- Menjaga tekanan darah tetap stabil dalam batas normal

- Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit

- Menjaga berat badan ideal

- Menguatkan tulang dan otot

- Meningkatkan kelenturan tubuh

- Meningkatkan kebugaran tubuh

Manfaat Psikis / Mental

- Mengurangi stress

- Meningkatkan rasa percaya diri

- Membangun rasa sportifitas

- Memupuk tanggung jawab

- Membangun kesetiakawanan sosial

2.1.3. Latihan fisik

Latihan fisik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang sifatnya formal, terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh yang berulang – ulang dan bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.2

2.1.4 Tujuan / manfaat latihan fisik

Dengan latihan fisik secara teratur, minimal 20 – 30 menit perkegiatan dan dikerjakan 3 – 5 kali per minggu, secara fisik diharapkan akan tercapai antara lain : 2 ,13

(20)

2. Diperolehnya kelenturan tubuh yang menguntungkan tubuh, sehingga tubuh tidak mudah mengalami cedera

3. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang

4. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat badan yang ideal.

Secara psikologis, latihan fisik akan menimbulkan dampak berupa diperolehnya perasaan lebih tenang, perasaan segar serta menyenangkan dan menambah rasa percaya diri, sehingga meningkatkan produktifitas dalam bekerja. 13,14

2.1.5 Klasifikasi latihan fisik

Pada umumnya, derajat latihan fisik menggambarkan proses metabolik yang menyediakan energi untuk kontraksi otot seperti aerobik (dengan oksigen) ataupun anaerobik (tanpa oksigen).15

Derajat beratnya latihan fisik dibuat berdasarkan pada :15

(1) Pemakaian energi (energy expenditure) / menit . Pemakaian energi adalah besarnya oksigen yang digunakan (O2 uptake) per menit.

(2) Kekuatan (Watt) (3) Nadi (pulse rate)

Tabel 2. Gradasi / tingkatan latihan fisik

Jenis latihan fisik O2 uptake

(21)

2.2. Respon tubuh pada saat latihan fisik

Pada saat kita melakukan aktivitas fisik, baik berupa olahraga ataupun kegiatan fisik lainnya, akan menimbulkan perubahan fisiologis bagi tubuh, berupa pengaktifan otot-otot tubuh, sistim jantung, sirkulasi darah dan pernafasan. Perubahan fisiologis ini memerlukan sejumlah energi yang besarnya tergantung pada aktifitas yang dilakukan. Besarnya energi yang diperlukan pada aktivitas fisik dapat dihitung berdasarkan jumlah O2 yang dipakai selama aktifitas. Jumlah

pemakaian O2 ini akan mencapai tingkat maksimum (VO2 max) dimana pada

keadaan beban kerja ditambah tidak lagi menyebabkan peningkatan pemakaian O2 oleh tubuh. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi kardiovaskular- respirasi

antara lain dengan peningkatan frekwensi jantung, isi sekuncup, tekanan darah, selisih O2 arteri-vena dan ventilasi paru dalah rangka penyediaan O2 bagi tubuh.14

2.3. Pengaruh latihan fisik pada tubuh

2.3.1. Pengaruh latihan fisik pada sistim kardiovaskular

Sistim vaskular mempunyai kemampuan khusus dalam memperluas permukaan. Kemampuan pembuluh darah pada kulit, organ visera dan otot skelet untuk mengalirkan darah hampir 4 sampai 5 kali lipat dari kapasitas pompa jantung dalam keadaan normal. Akibatnya, mekanisme kompleks yang mengatur keseimbangan antara tekanan darah sistemik dan aliran darah kejaringan akan berinteraksi sesuai dengan kondisi. Kecepatan pemompaan jantung dan pelebaran pembuluh darah dipengaruhi oleh pengaturan persyarafan dan kimiawi tubuh.16

(22)

pada keadaan panas dan lingkungan yang lembab aliran darah kepermukaan kulit akan meningkat menjadi 20 % dari seluruh darah yang dipompakan keseluruh tubuh. Hal ini disebabkan kemampuan regulasi tubuh untuk mengalirkan darah sesuai dengan kebutuhan metabolik dan fisiologi. 16,17

Fungsi sistim kardiovaskular pada latihan fisik adalah mengangkut O2 dan

nutrisi ke otot dan jaringan, pada keadaan latihan fisik kebutuhan akan oksigen dan nutrisi akan meningkat, hal ini juga menyebabkan peningkatan akan aliran darah ke otot dan jaringan sampai dengan 13-25 kali dibandingkan pada keadaan istirahat. Hal ini disebabkan oleh karena terjadinya vasodilatasi intramuskular untuk memenuhi peningkatan metabolisme otot yang terjadinya menyebabkan peningkatan curah jantung menjadi 7 – 8 kali lipat dibandingkan curah jantung pada keadaan istirahat. Peningkatan curah jantung ini disebabkan oleh peningkatan isi sekuncup dan denyut jantung, hal ini diikuti juga dengan peningkatan tekanan darah semasa melakukan latihan fisik sampai 30% dari keadaan istirahat. 16,18

2.3.2. Pengaruh latihan fisik terhadap denyut jantung

Pada keadaan istrirahat denyut jantung manusia berkisar 50 sampai dengan 100 kali permenit. Denyut jantung dikontrol oleh efek simpatis dan parasimpatis persyarafan autonom. Peningkatan aktifitas simpatis akan menyebabkan percepatan denyut jantung (takikardi), sedangkan peningkatan aktifitas parasimpatis menyebabkan perlambatan denyut jantung (bradikardi).

(23)

(takikardi) oleh karena induksi aktifitas sistim simpatis dan reduksi aktifitas para simpatis.

Peningkatan denyut jantung sesuai dengan beratnya latihan fisik.19 Peningkatan denyut jantung terutama disebabkan oleh tonus vagal yang menurun dan peningkatan rangsangan simpatis. Rangsangan simpatis disebabkan oleh perintah beberapa pusat diotak dan mekano reseptor di otot yang menimbulkan takikardi, kontraksi otot jantung dan vasokonstriksi. Selain itu, peningkatan denyut jantung juga dipengaruhi oleh sekresi adrenalin pada awal latihan fisik dan peningkatan suhu tubuh pada latihan fisik yang berlanjut.9,20Peningkatan denyut jantung menyebabkan peningkatan volume per menit curah jantung. Dimana peningkatatn curah jantung lebih sering disebabkan karena peningkatan denyut jantung dan isi sekuncup (stroke volume ) Namun, peningkatan curah jantung ini lebih disebabkan oleh meningkatnya denyut jantung. Dimana, peningkatan isi sekuncup hanya sekitar 10 – 35% dari nilai normal.21

Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi denyut jantung, yaitu : tipe latihan fisik, posisi tubuh selama latihan fisik, jenis kelamin, kesehatan subyek, dan kondisi lingkungan (panas, dingin dan kelembaban).22

(24)

dihasilkan. Produksi panas yang dihasilkan oleh orang dewasa dengan berat badan kurang-lebih 65 kg dengan latihan selama 3 menit akan meningkatkan temperatur tubuh 1ºC.23 Peningkatan suhu tubuh 1ºC akan menyebabkan peningkatan denyut jantung sampai dengan 10 kali/ menit. Sebaliknya efek hipotermi dapat menyebabkan penurunan denyut jantung. 24

2.4. Pengaruh latihan fisik terhadap metabolisme tubuh

Energi yang digunakan untuk latihan fisik berasal dari adenosine trifosfat (ATP).10,25 Dalam 5 sampai 6 detik pertama kerja otot, aktifitas otot tergantung pada ketersediaan ATP yang terdapat pada sel-sel otot. ATP yang tersimpan dalam otot tersedia dalam jumlah yang terbatas, sehingga untuk kerja otot yang lebih lama dari 10 detik maka tubuh memerlukan untuk melakukan resintesis ATP yang berasal dari sistem anaerobik dan aerobik.26

Terdapat 2 macam sistem pemakaian energi anaerobik untuk menghasilkan ATP pada aktivitas fisik terdiri atas:10

1.Sistim Adenosin Trifosfat - Kreatin Fosfat ( ATP- CP)

Selain ATP, di dalam otot juga tersimpan kreatin fosfat, yaitu suatu senyawa biokimiawi yang bilamana ikatan fosfatnya dipecah dapat mensintesis satu molekul ATP. Cadangan kreatin fosfat diotot 3 – 5 kali lebih besar dibanding cadangan ATP diotot. Sehingga sistem ATP – CP dapat menyediakan energi berguna untuk kerja otot otot 6 – 8 detik, misalnya pada pada olahraga anaerobik seperti lari jarak pendek 100 meter, ataupun untuk kerja otot yang memerlukan ledakan singkat tenaga otot yang maksimal seperti angkat besi dan tolak peluru. 2. Sistim Asam laktat

(25)

asam laktat ini penting untuk aktivitas fisik dengan intensitas yang tinggi dengan lama sekitar 20 detik sampai 2 menit seperti lari jarak pendek 200 – 800 meter dan renang gaya bebas 100m.

Sistem aerobik membutuhkan oksigen untuk menguraikan glikogen/ glukosa menjadi CO2 dan H2O melalui siklus Krebs ( tricarboxylic acidyde = TCA )

dan sistim transport elektron. Glikogen atau glukosa diurai menjadi asam piruvat, yang selanjutnya memasuki siklus Krebs dan sistem transport elektron.

Gambar 1. Siklus Krebs dikutip dari 25

(26)

Ketika energi potensial dibebaskan, maka energi ini akan ditransformasikan menjadi energi kinetik/energi gerak, panas dan lain-lain10

Gambar 2. rute alternatif glikolisis.dikutip dari 8

Secara garis besar sistem energi dalam latihan fisik terdiri dari anaerobik dan aerobik. Anaerobik adalah kegiatan aktivitas fisik yang secara umum tidak membutuhkan oksigen, sumber tenaga berasal dari system ATP-CP dan asam laktat, serta waktu yang digunakan untuk aktivitas fisik singkat. Sisitim aerobik berlangsung pada aktivitas fisik yang dilakukan secara kontiniu dan waktu relatif lebih lama dan membutuhkan energi yang berasal dari siklus TCA.

(27)

Tabel 3.Hubungan lama aktivitas fisik dengan proses aerobik-anaerobik.dikutip 10

Lama latihan olahraga dengan intensitas maksimal

Detik Menit

10 30 60 2 4 10 30 60 120

Proses anaerobik 90 80 70 50 35 15 5 2 1

Proses aerobik 10 20 30 50 65 85 95 98 99

Faktor utama yang menentukan respon metabolik saat latihan adalah intensitas dan durasi latihan. Faktor lain yang mempengaruhi respon metabolik selama latihan adalah status latihan, nutrisi sebelum latihan, temperatur lingkungan dan jenis kelamin. 27

2.4.1. Sumber energi pada aktivitas fisik

(28)

Mekanisme yang bekerja selama aktivitas fisik untuk mengontrol kadar glukosa darah pada awalnya ialah dengan menggunakan bahan bakar endogen. Sel otot menghindari penurunan kadar ATP yang bermakna dengan membentuk kembali ATP dari kreatin fosfat. Namun, sewaktu berolahraga jumlah kreatin fosfat dalam sel otot hanya dapat bertahan dalam beberapa detik. Oleh karena itu, simpanan glikogen otot juga mulai terurai, sehingga harus menyediakan glukosa untuk menghasilkan ATP.8

Saat olahraga ringan sampai sedang dimulai, digunakan kreatin fosfat dan glikogen untuk menghasilkan ATP. Namun, seiring dengan peningkatan aliran darah ke otot yang bekerja, suatu proses yang memerlukan waktu sekitar 5-10 menit, bahan bakar bergerak ke otot melalui darah. Otot menyerap bahan bakar ini, yang terutama terdiri dari glukosa dan asam lemak dan mengoksidasinya untuk menghasilkan ATP.28

Selama melakukan aktivitas fisik yang berat, glikogen otot dan glukosa darah adalah substrat mayor untuk oksidasi metabolisme dan kelelahan sering terjadi bersamaan dengan penurunan cadangan karbohidrat.28 Peningkatan kebutuhan karbohidrat seperti laktat selama aktivitas fisik adalah sumber karbohidrat yang berguna yang dapat melindungi glukosa darah untuk kebutuhan jaringan di otak dan melindungi glikogen hati pada saat kebutuhan energi meningkat.29

2.4.2. Penggunaan karbohidrat sebagai sumber energi

(29)

pembentukan ATP, terjadi pada proses metabolisme anaerobik dan proses aerobik.30

Karbohidrat adalah sumber energi yang utama selama aktivitas fisik. Pemberian karbohidrat selama aktivitas fisik dapat mempertahankan kecukupan kadar glukosa darah dalam menghasilkan produksi energi yang tinggi yang diperoleh dari glukosa dan simpanan glikogen otot.30 Ketahanan aktivitas fisik tidak dapat dilanjutkan saat simpanan energi di dalam tubuh menurun. Kelelahan selama aktivitas fisik biasanya terjadi ketika konsentrasi glikogen otot berkurang. Hal ini juga memungkinkan terjadinya kelelahan sebelum glikogen otot menurun disebabkan karena stres dari sistem saraf pusat pada individu yang sensitif terhadap hipoglikemia.8

Selama satu dekade yang lalu kebanyakan peneliti telah memfokuskan penelitian tentang efek suplementasi karbohidrat untuk ketahanan berolahraga yang dilakukan lebih dari 90 menit. Hasil penelitian menemukan parameter yang turut menentukan keberhasilan dan pencapaian yang maksimal dalam aktivitas fisik tersebut adalah adanya ketersediaan karbohidrat sebagai sumber energi.31

(30)

Timbulnya kelelahan pada saat berolahraga dapat diperlambat dengan beberapa cara antara lain dengan memberikan suplementasi karbohidrat yang diberikan sebelum dan selama melakukan olahraga. Kelelahan yang timbul pada saat aktivitas fisik berkaitan dengan intensitas dan lamanya latihan dan berhubungan dengan penurunan kadar fosfokreatin dan glukosa darah serta cadangan glikogen otot.31

Penurunan oksidasi glukosa di otot saat aktivitas fisik menyebabkan penurunan produksi glukosa untuk mempertahankan keseimbangan kadar glukosa darah. Laktat adalah sumber karbohidrat yang berguna yang dapat melindungi glukosa darah dan glikogen hati pada saat peningkatan kebutuhan energi.33

Pada saat aktivitas fisik kebutuhan terhadap cairan dan kalori perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan hipoglikemia . Beberapa kajian telah menunjukkan bahwa minum air semasa latihan bermanfaat untuk meningkatkan prestasi. Manfaat utama dari kecukupan cairan selama aktivitas fisik adalah untuk membantu mempertahankan curah jantung dan menjaga aliran darah ke kulit untuk mencegah pengeluaran panas yang berlebihan dari kulit.6,30

(31)

2.5. Keseimbangan cairan pada saat aktivitas fisik

Air merupakan komponen terbesar jaringan tubuh tanpa lemak, penyusun 70 - 75% bagian ini (60% dari berat badan). Istilah jaringan tubuh tanpa lemak dan lemak perlu diungkapkan karena jaringan lemak tidak mengandung air maupun elektrolit. Secara fisiologis air (cairan) dalam tubuh terdistribusi ke dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Cairan ekstrasel meliputi plasma, cairan rongga serosa, sumsum tulang dan cairan serebrospinal. 35

Pada kondisi normal, kandungan cairan tubuh relatif konstan, artinya asupan cairan sebanding dengan pengeluarannya. Air diperlukan selain sebagai tempat terlarutnya berbagai bahan termasuk elektrolit, ia memegang peranan penting pada kegiatan metabolisme tubuh dalam jumlah tertentu. Dengan demikian dapat dimengerti kebutuhan tubuh akan air sangat ditentukan oleh proses metabolisme. Berbeda dengan orang dewasa, anak masih tumbuh dan berkembang sehingga kebutuhan kalori maupun cairan dipengaruhi kondisi tersebut. Kebutuhan basal cairan diperlukan untuk mengganti sejumlah cairan yang dikeluarkan secara obligat dalam keadaan istirahat total. Pengeluaran cairan obligat berlangsung secara insensibel, melalui urin serta tinja.36 Kehilangan cairan secara insensibel berlangsung dalam bentuk penguapan melalui kulit dan pernafasan. Pada keadaan basal jumlah kehilangan cairan melalui kulit kira-kira 30 ml/ 100 Kalori dan 15 ml/ 100 Kalori melalui paru, sehingga kehilangan total cairan insensibel adalah 45 ml/ 100 Kalori. Pada udara dingin atau situasi istirahat, kehilangan cairan insensibel dapat mencapai 30% dari kehilangan cairan harian.37

(32)

juga relatif lebih besar. Dalam kondisi normal pengeluaran dengan cara ini setiap harinya dapat mencapai 700 ml/ m2 dan tanpa kecuali pengeluaran cairan lewat kulit maupun paru akan tetap berlangsung sekalipun tubuh berada dalam kondisi hidropeni/ hipohidrasi atau suhu dingin. Pengeluaran cairan insensibel akan meningkat pada waktu melakukan kegiatan, suhu lingkungan yang tinggi, kelembaban udara yang rendah serta peningkatan suhu tubuh.36

Dalam praktek sehari-hari perkiraan kebutuhan cairan dapat ditentukan menurut kebutuhan kalori, luas permukaan tubuh (LPT), berat badan (BB) atau berdasarkan prosentase kebutuhan orang dewasa. Kebutuhan cairan minimal dapat ditetapkan menurut kebutuhan kalori dengan catatan, bahwa untuk setiap 100 Kalori diperlukan 100 ml cairan. Kebutuhan kalori pada anak sangat ditentukan oleh metabolisme basal, pembentukan jaringan tubuh, pertumbuhan, kegiatan jasmani dan pembentukan panas. Dalam menghitung kebutuhan cairan harus dipertimbangkan kehilangan cairan melalui keringat dan pernafasan yang bertambah akibat peningkatan suhu lingkungan atau karena beberapa kondisi lain. Sebagai contoh, akibat berkeringat banyak diperlukan tambahan cairan 10-25% dan pada keadaan hipermetabolik diperlukan tambahan cairan sebesar 25-75%.38

(33)

dehidrasi tidak dapat dielakkan tanpa tambahan asupan dari luar. Oksidasi bahan makanan yang masuk kedalam tubuh, untuk setiap 100 kalori energi yang dihasilkannya, akan tersedia air sebanyak 12 g. Untuk metabolisme 245 g karbohidrat dapat diproduksi cairan sebanyak 146 m air, sementara pada waktu yang sama kehilangan cairan lewat keringat dapat melampaui 1500 ml, atau 10 kali lipat dari hasil metabolisme.39

Secara umum, jumlah keringat yang diproduksi selama olahraga berlangsung tergantung pada : 1. suhu lingkungan, 2. ukuran tubuh dan 3. laju metabolisme. Ketiga hal tersebut mempengaruhi simpanan panas dan suhu tubuh. Panas dipindahkan dari Iingkungan yang lebih panas ke lingkungan lain yang lebih dingin, maka pembuangan panas tubuh akan terganggu oleh suhu lingkungan yang tinggi.37

2.6 Kerangka Konseptual Penelitian

Latihan fisik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang sifatnya formal, terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh yang berulang – ulang. Seperti halnya aktivitas fisik lainnya, olahraga ( latihan fisik ) memerlukan pembakaran energi pada setiap gerakannya. Daya tahan untuk latihan fisik tergantung pada intensitas dan lamanya latihan fisik serta nutrisi yang diberikan.

(34)

oksigen (oksigen uptake) pada saat melakukan latihan fisik berhubungan dengan peningkatan denyut jantung selama latihan fisik, sehingga pengukuran denyut jantung selama latihan fisik dapat digunakan untuk mengetahui intensitas latihan fisik yang dilakukan.

Beberapa variabel yang mempengaruhi denyut jantung selama latihan fisik adalah: tipe latihan fisik, posisi tubuh selama latihan fisik, jenis kelamin, kesehatan subyek, dan kondisi lingkungan (panas, dingin dan kelembaban).

(35)

Keterangan : ruang lingkup penelitian

Pengaruh langsung

Latihan fisik

Faktor yang berpengaruh : - Jenis latihan fisik

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain penelitian

Penelitian ini bersifat uji klinis untuk mengetahui perbedaan denyut jantung pada saat istirahat, latihan fisik, saat pemulihan dengan pemberian minuman berkarbohidrat atau plasebo sebelum latihan fisik.

3.2. Tempat dan waktu

Penelitian dilakukan di RS Rantau Parapat Kabupaten Labuhan Batu – Sumatera Utara. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada minggu pertama April 2005

3.3. Populasi dan subyek penelitian

Populasi adalah anak Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang berumur 14-16 tahun.

3.4. Subyek dan cara pemilihan subyek

3.4.1. Subyek penelitian adalah murid laki-laki Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang berumur 14-16 tahun yang ada di wilayah PTPN III Aek Nabara Selatan Kabupaten Labuhan Batu- Sumatera Utara.

(37)

3.5. Perkiraan besar sampel

Besar sampel ditentukan dengan rumus.

n1 = n2 = 2 z + zβ)s

2

(x1 - x2)

s = simpang baku kedua kelompok = 3,6 x1 - x2 = perbedaan klinis yang diinginkan = 2,5

Bila ditetapkan α = 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%, maka:

zα = deviat baku normal untuk α = 1,960

Bila β = 0,20 dan power = 0,80 maka:

zβ = deviasi baku normal untuk β = 0,842

Sehingga diperoleh besar sampel 20 orang pada setiap kelompok

3.6. Kriteria inklusi dan eksklusi

3.6.1. Kriteria inklusi

1. Murid laki-laki umur 16 – 18 tahun 2. Indeks massa tubuh antara 16 - 20 3. Bersedia untuk ikut dalam penelitian 3.6.2. Kriteria eksklusi

1. Anak dengan kelainan kecacatan/kelainan anggota gerak 2. Tidak mampu menyelesaikan tahapan tes yang dilakukan 3. Tidak bersedia ikut dalam penelitian

4. Menderita penyakit metabolik

(38)

3.7. Bahan dan Cara kerja

3.7.1. Bahan :

1. Spuit dispossible syringe®Terumo 1 ml.

2. Timbangan Digital ®Camry tipe EB 6571 dengan akurasi 0,1 kg.

3. Meteran untuk mengukur tinggi badan. 4. Termometer digital dengan akurasi 0,5 0 C.

5. Blood analyzer® iStaat. 6. Dextrosa 40% ® Otsuka.

7. Air putih ®Aqua.

8. Treadmil ® series 2000 treadmil, Marquet Medical System Inc.

3.7.2. Cara kerja :

1. Subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah murid laki-laki yang berumur 14-16 tahun dengan nilai indeks massa tubuh 16-20.

2. Data dasar anak dicatat dalam satu lembar isian (lampiran 2). Berat Badan (BB) diukur dengan menggunakan timbangan merek

Camry® tipe EB6571 model digital dengan akurasi 0,1 kg. Berat

badan diukur dengan anak berpakaian seragam sekolah tanpa alas kaki. Tinggi Badan (TB) diukur dengan Stature meter diletakkan pada dinding secara vertikal dengan akurasi 0,1 cm. 3. Sesudah itu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara fisis

(39)

4. Kemudian secara acak sederhana dengan mengambil kode tertutup dalam kotak, subyek dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok minuman berkarbohidrat dan plasebo dengan jumlah masing-masing kelompok 20 orang.

5. Sebelum diberi minum dilakukan pengambilan darah vena sebanyak 0,5 cc dengan bantuan spuit kemudian dimasukkan ke dalam alat i-staatanalyzer untuk pemeriksaan gula darah.

6. Kelompok I minum dextrosa 40 % dengan dosis 1gr/kg BB, dan kemudian ditambahkan dengan air mineral sehingga volumenya menjadi 400 cc dan diminum 30 menit sebelum latihan fisik sedangkan kelompok II diberikan minum air mineral sebanyak 400 cc

Gambar 4. skema pencampuran minuman berkarbohidrat dextrosa 40 %

(1gr/kg BB)

air mineral minuman berkarbohidrat

(400 cc)

7. Uji latihan fisik dilakukan dengan menggunakan Treadmill

( Series 2000 treadmill, Marquet Medical System Inc ) dan memakai protokol Bruce,yaitu:

1) Latihan pemanasan berupa latihan dengan berjalan di treadmill selama 2 menit.

2) Latihan pada tahap I dengan kecepatan 1,73 mil / jam dan

(40)

3) Latihan tahap II dengan kecepatan ditambah menjadi 2,5 mil

/ jam dan dengan kemiringan 12°

4) Latihan pemulihan dengan berjalan diatas treadmill dengan kecepatan dan kemiringan yang diturunkan kembali. Tes latihan fisik dengan treadmill berlangsung di bawah bimbingan dan pemantauan oleh seorang tenaga terlatih. 8. Selama latihan fisik dilakukan suhu ruangan dipertahankan

antara 22 sampai 24 °C.

9. Pemantauan dan perekaman denyut jantung dilakukan dengan

alat EKG merek Cardiosys®, diukur denyut jantung pada saat istirahat yaitu denyut jantung yang diukur sebelum latihan fisik dimulai dalam kondisi istirahat tenang, denyut jantung puncak latihan yaitu denyut jantung diukur pada akhir tahap 2, denyut jantung fase pemulihan dicatat pada saat akhir latihan pemulihan selesai dilakukan. Pemasangan alat, pengoperasian alat serta perekaman hasil EKG dilakukan oleh seorang operator yang dibantu oleh asisten penelitian yang terlatih tanpa mengetahui perlakuan yang diberikan sebelumnya pada subyek.

10. Setelah selesai melakukan latihan fisik dalam keadaan duduk dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah adrandom kembali.

(41)

3.8. Definisi Operasional

3.8.1. Latihan fisik pada penelitian ini adalah aktivitas fisik dengan menggunakan treadmill yang kecepatannya bertambah setiap 2 menit dengan lamanya 10 menit.

3.8.2. Sehat adalah anak yang sehat jasmani. Pada penelitian ini subyek tidak sedang menderita penyakit berdasarkan pemeriksaan fisik.

3.8.3. Minuman berkarbohidrat : larutan dextrose 40% produksi otsuka yang dilarutkan ke dalam air mineral.

3.8.4. Plasebo: bahan yang diperkirakan tidak menimbulkan efek. Dalam

penelitian ini digunakan Aqua ®.

3.8.5. IMT ( indeks massa tubuh ) : yaitu berat badan dibagi tinggi badan kuadrat ( kg/m2)

3.9. Identifikasi Variabel

3.9.1. Variabel bebas

3.9.1.1. Latihan fisik

3.9.1.2. Minuman berkarbohidrat 3.9.1.3. Plasebo

3.9.2. Variabel terikat

(42)

3.10. Masalah etika

3.10.1. Izin dari orang tua

3.10.2.Izin penelitian Komite Etik FK USU

3.11. Alur penelitian

Gambar 5. Alur penelitian

3.12. Analisis data

(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik sampel

Subyek yang mengikuti keseluruhan uji latihan fisik terdiri dari 40 orang, masing – masing dibagi dalam 2 kelompok ( kelompok minuman berkarbohidrat dan kelompok plasebo ) sebanyak 20 orang tiap kelompok. Dari data karakteristik ( tabel 1 ) rata-rata usia adalah 14,05 SB 0,89 tahun pada kelompok minuman berkarbohidrat dan 13,90 SB 0,64 tahun pada kelompok plasebo, tidak dijumpai perbedaan yang bermakna pada rata-rata usia dari kedua kelompok tersebut ( p > 0,005 ).

(44)

Tabel 4. Karakteristik dasar Karakteristik

subyek

Minuman berkarbohidrat

(n=20)

Plasebo (n=20)

Mean SD Mean SD

p*

Umur (tahun) 14,05 0,89 13,90 0,64 0,54

TB (cm) 158,85 6,35 156,15 7,51 0,22

BB (kg) 48,00 7,12 46,55 6,33 0,50

IMT (kg/m2) 18,95 2,02 19,03 1,62 0,89

* uji t

4.1.2 Perubahan kadar glukosa darah.

(45)

Tabel 5. Perubahan rata-rata kadar glukosa darah sebelum dan sesudah latihan fisik

KGD sebelum KGD sesudah

Jenis minuman

4.1.3 Perbandingan denyut jantung selama latihan fisik

(46)

yang diberi plasebo tidak dijumpai perbedaan yang bermakna 125,45 SB 15,34 kali permenit dibandingkan 120,45 SB 16,04 kali permenit ( p =0,32).

Tabel 6. Perbandingan denyut jantung selama latihan fisik Frekuensi denyut

Latihan fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori).2,40 Segala latihan fisik memerlukan energi. Besarnya jumlah kebutuhan sumber energi bervariasi sesuai dengan derajat latihan fisik yang dilakukan.10,41 Sumber energi yang utama pada latihan fisik berasal dari karbohidrat, lemak dan protein yang berfungsi untuk mempertahankan aktifitas fungsional tubuh. Glukosa merupakan salah satu bentuk karbohidrat yang sederhana yang dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi oleh sel-sel tubuh.42

(47)

sebelum aktivitas fisik adalah untuk mempertahankan konsentrasi glukosa dalam darah dan tetap tersedianya sumber energi didalam darah dan mempertahankan cadangan glikogen dalam otot.4,10,41,42 Selama latiahan fisik terjadi peningkatan penggunaan glikogen otot dan glukosa darah sesuai dengan peningkatan derajat beratnya aktivitas fisik. Pada latihan fisik yang kontiniu lebih dari 10 menit lamanya, akan terjadi peningkatan penggunaan glukosa mencapai 7 sampai 20 kali dibandingkan dalam keadaan istirahat, sesuai dengan beratnya aktifitas yang dilakukan.41

Ostojic dkk yang meneliti tentang efek pemberian minuman suplemen sebelum berolahraga yang mengandung karbohidrat dan elektrolit pada pemain dalam suatu pertandingan mendapatkan bahwa hasil pemeriksaaan kadar gula darah pada saat istirahat pertama dan pada saat akhir pertandingan dijumpai kadar glukosa darah yang lebih tinggi pada atlet yang diberikan minuman suplemen yang mengandung karbohidrat sebelum pertandingan.3 Hal ini menunjukkan bahwa karbohidrat yang terkandung dalam minuman suplemen yang dikomsumsi atlet sepakbola tersebut dapat mempertahankan glukosa darah tidak turun selama pertandingan, sehingga dapat mempertahankan kecukupan energi.

(48)

berolahraga yang direkomendasikan dan dapat toleransi oleh lambung selama melakukan latihan fisik adalah 400-600 cc.44 Sehingga dianjurkan untuk memberikan minuman berkarbohidrat 15 – 30 menit sebelum latihan sebanyak 500 – 600 cc untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan cadangan sumber energi.43 Selama melakukan latihan dianjurkan untuk tetap memberikan cairan setiap 15 – 20 menit dengan volume yang lebih kecil yaitu sekitar 100-150 ml atau semampu yang dapat ditoleransi atlit. Pemberian cairan pada saat selesai berolahraga dilakukan untuk mengatasi dehidrasi yaitu dengan memberikan minum sebanyak jumlah dehidrasi yang dialami atau sampai dengan berat badan kembali seperti berat badan sebelum latihan.41 Atlit yang melakukan olahraga dengan durasi waktu yang cepat, sebaiknya minuman sebelum berolahraga diberikan dalam jangka waktu tidak lebih dari 30 menit sebelum melakukan kegiatan.45

Pemberian cairan pengganti selama berolahraga adalah bertujuan untuk mempertahankan curah jantung selama melakukan olahraga; menjaga untuk mempertahankan aliran darah ke kulit sehingga pengeluaran panas tubuh melalui kulit tetap berlangsung dan mencegah terjadinya penyimpanan panas yang berlebihan dalam tubuh oleh karena tidak dikeluarkan melalui kulit.5

(49)

pada atlit yang masing – masing diberikan nutrisi berupa karbohidrat dan protein menunjukkan bahwa pemberian glukosa 1 jam sebelum berolahraga dibandingkan dengan glukosa 3 jam sebelum berolahraga mempunyai efek berupa denyut jantung yang lebih tinggi pada atlet yang diberikan glukosa 1 jam sebelum berolahraga. Hal ini dihubungkan oleh peneliti selain terjadinya peningkatan suhu tubuh oleh karena aktifitas yang dilakukan oleh atlit , terjadi juga penambahan suhu tubuh oleh karena efek pemberian nutrisi bahan makanan itu sendiri, sehingga peningkatan suhu tubuh yang dipengaruhi oleh aktivitas tubuh dan SDA dari pengolahan bahan makanan dapat menimbulkan efek berupa terjadinya peningkatan denyut jantung pada atlit tersebut.12 Pada penelitian ini, diberikan beban latihan fisik yang sama pada subyek dan sebelumnya diberikan nutrisi berupa minuman berkarbohidrat 30 menit sebelum latihan fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa denyut jantung pada saat latihan fisik lebih tinggi pada subyek yang diberi minuman berkarbohidrat dibanding dengan subyek yang diberi plasebo saja sebelumnya. Hal ini berhubungan dengan peningkatan aktifitas simpatetik oleh karena latihan fisik dan pengaruh efek termal metabolisme karbohidrat yang diberi sebelum latihan fisik.

4.3. Keterbatasan penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Peneliti menyadari bahwa jumlah sampel yang ikut dalam penelitian ini cukup terbatas

2. Parameter yang dipakai untuk menilai daya tahan latihan fisik hanya memakai pengukuran denyut jantung.

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pemberian minuman yang mengandung glukosa sebelum melakukan latihan fisik menyebabkan peningkatan denyut jantung pada saat melakukan latihan fisik. Hal ini diakibatkan oleh efek daripada latihan fisik itu sendiri pada denyut jantung dan efek termal oleh karena pengaruh metabolisme karbohidrat oleh tubuh.

5.2 Saran

(51)

DAFTAR PUSTAKA:

1. Nisibatha Izumi. Glucose Ingestion and Performance. College of Medical sciences, Mei University. Diunduh dari URL : www.pnm.id/content.asp. Diakses 2 Maret 2004.

2. Panduan Kesehatan Olahraga bagi petugas kesehatan. Dikeluarkan : Departemen Kesehatan. Tahun 2002.

3. Ostojic SM, Sanja M. Effect of a carbohidrat – electrolyte drink on spesific soccer tests and performance. J Sport Science and Medicine. 2002;(1)

4. Warner S, Henderson N, Pardiyak E. Information for energy, exercise and endurance. Dalam: Endurance Research board. 2003;1(10)

5. Coyle EE. Fluid and carbohydrate repalcement during exercise: how much and why?, Sport Science exchange, 1994;7(3)

6. Coggan AR, Coyle EF. Effect of carbohydrate feeding during high-intensity exercise. J. Applied Physiology, 1998; 65

7. Glesson M, Maughan RJ, Greenhalf PL. Comparison of the effect of pre-exercise of glucose, glycerol and placebo on endurance and fuel homeostasis in man. Eur.J.App Physiol Occup Physio.1986; (55). 645 – 53

8. Mark DB, Mark A, Smitha CM. Metabolisme Karbohidratt. Dalam: Suyono J, sadikin V, Mandera LI, penyunting. Terjemahan Basic medical biochemistry : Aclinical Approach. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2000.h.274-84

(52)

10. Miharja L. Sistem energi dan zat gizi yang diperlukan pada olahraga aerobik dan anaerobik : Gizi Medik Indonesia. Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia. Vol 3. September 2004. h. 9-13

11. McArdle WD, Katch FI, Kacth VL. Measurement of human energy expenditure. Dalam: Exercise Physiology. Edisi ke-4.h. 139-49.

12. Bird SR, Hay S. Pre- exercise food and heart rate during sub maximal exercise. Brit. J.Sport. Med.1987;21;27-8

13. Cooper KH. The aerobic program for total well being. New York : M Evans,1983.

14. Soejono S, Harijadi FI. Olahraga dan umur. Dalam :Moeloek D, Tjokronegoro A, penyunting. Kesehatan dan olahraga. Jakarta:FKUI,1984: 17-32

15. Epstein LH, Paluch RA, Kalakanis LE, Goldfield GS, Cerny FJ, dkk. How much activity do youth get?a quantitative review of heart-rate measured activity. Pediatrics.2001;108 : 1-10.

16. McArdle WD, Katch FI, Kacth VL. Cardiovascular regulation and intregration. Dalam: Exercise Physiology. Edisi ke-4.h. 285-95.

17. Sherrwood L. The blood vessels and blood pressure .Dalam : Human physiology. Edisi ke-5. Belmont : Thomson. 2004.h.343-89.

18. Guyton AC, Hall EH. Text book of Medical Physiology, edisi ke -9. Philadhelpia:Saunder, 1997.

(53)

20. Fletcher, GF dan Flipse, TR. Exercise and the cardiovascular sistem acute hemodynamics, conditioning training the athletes heart, and sudden death. Dalam: Fuster V, Alexander RW, O’rourke RA, penyunting. Hurst’s the heart. Edisi ke – 10. New York: McGraw Hill, 2001. h. 2317-9.

21. Chaudhuri SK. Physiology of exercise. Dalam: Chaudhuri SK, penyunting. Concise medical physiology. Edisi ke – 4. Calcutta: New Central Book Agency, 2004. h. 404 - 11.

22. Washington RL, Bricker JT, Alpert SA, Daniels SR, Deckelbaum RJ, dkk. Guedlines for exercise testing in the pediatrics age group. From the committee on atherosclerosis and hypertension in children, council on cardiovascular disease in the young, the American heart association. Circulation. 1994; 90 : 2166-78.

23. Maughan RJ, Shirreffs SM. Thermoregulation and fluid balance Dalam: Hargreaves M dan John H, penyunting. Physiological bases of sports performance. Australia: McGraw Hill.2003.h.46-55.

24. Levick JR. Initiation and nervous control of heart beat. Dalam : An introduction to cardiovascular physiology. Edisi ke-4. London: Oxford,2003.h. 44-57

(54)

26. Suleman A, Riaz K. Exersice Physiology. Diunduh dari URL: http/www.emedicine.com./sport/topic78.htm. Diakses 17 Desember 2004.

27. Hargreaves M. Exercise Metabolism: fuels for sport. Dalam: Hargreaves,M dan John, H, penyunting. Physiological bases of sports performance. Australia: McGraw Hill.2003.h.46-55.

28. Angus DJ, Febbraio MA, Hargreaves M. Plasma glucose kinetics prolonged exercise in trained human when fed carbohydrate. Am J Physiol Endocrinol Metab 2002; 283: 573-7

29. Cabrera ME, Saidel GM, Kalhan SC. Lactate metabolism during exercise : analysis by an intregrative system models. Am Jour of Physiology 1999; 277:1522-36

30. Sunarya Y. Petunjuk gizi untuk setiap cabang olahraga. Edisi pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.h.93-104.

31. Robinson EM, Graham LB, Moncada J, Jensen B, Jones M, Headley SA. Carbohydrate-electrolite ingestion has no effect performance or blood metabolites. JEPonline 2002;5(1):49-55

32. Rauch HGL, Gibson ASC, Lambert EV, Noakes TD. A signalling role for muscle glycogen in the regulation of pace during prolonged exercise. Br J Sports Med 2005;39:34-8

33. Ganong WF. Excitable Tissue: Muscle. Dalam : Review of medical physiology. Edisi ke-21. San Fransisco: Mc Graw Hill. 2003.h.65-77 34. McArdle WD, Katch FI, Kacth VL. Energy transfer in exercise . Dalam:

(55)

35. Alatas H, Madiyono B, Sastroasmoro S. Keseimbangan air dan elektroli. Dalam : Markum AH, Ismael S, Alatas H, Akib A, Firmansyah A, Sastroasmoro S, penyunting: Buku Ajar ilmu Kesehatan Anak, jilid 1. Jakarta: FK UI, 1991:h.80-131

36. Munir M. Masalah keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Edisi pertama. Manado: Bagian Anak FK Unsrat Manado,1986.

37. Willmore JH, Costill DL. Physilogy of sports and exercise. USA:Bang Printing, 1994.

38. Alatas H. Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa. Dalam : Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, penyunting. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi ke-2. Jakarta: IDAI,2002:h.29-50.

39. Brooks GA, Fahev TD. Exercise physiology: Human bioenegetic and its applications. New York; Macmillan Publishing.1985:h.167-9

40. Febrario MA, Chiu A, Angus JD, dkk. Effect of carbohydrate ingestion before and during exercise on glucose kinetics and performance. J Appl Physiology.2000;89. 2220-26.

41. Ilyas IE. Nutrisi pada atlet. Diunduh dari URL: http://www.pgmi.or.id 42. Tatiana T, Rotikan M. Pentingnya pemberian cairan dan pencegahan

dehidrasi pada olahraga. Dalam: Majalah Gizi Medik Indonesia.2004. Vol 3 (9). h. 22

43. Probopraswoto SM, Tjakjadidjaja FA. Komposisi cairan rehidrasi pada olahraga. Dalam: Majalah Gizi Medik Indonesia.2004. vol 3(9). h. 19-20 44. McArdle WD, Katch FI, Kacth VL. Optimal nutrition for exercise . Dalam:

(56)
(57)

Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya / orang tua dari :

Nama : ... Jenis kelamin : LK / PR

Umur : ...Tahun ...Bulan Alamat : ...

Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai penelitian dengan judul :

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERKARBOHIDRAT TERHADAP DENYUT JANTUNG SELAMA LATIHAN FISIK PADA MURID LAKI-LAKI DI SLTP AEK NABARA SELATAN

Dan setelah mengetahui dan menyadari sepenuhnya risiko yang mungkin terjadi, saya menyatakan bahwa saya mengijinkan dengan rela, anak saya menjadi subjek penelitian dengan catatan sewaktu-waktu bisa mengundurkan diri apabila merasa tidak mampu mengikuti penelitian ini. Demikian pernyataan ini diperbuat dengan sebenarnya dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun.

Medan, ...2005 Yang membuat pernyataan

(...)

Saksi :

Kepala Sekolah Peneliti

(58)

Lampiran 2

Tanggal : No :

LEMBAR FORMAT PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERKARBOHIDRAT TERHADAP

DENYUT JANTUNG SELAMA LATIHAN FISIK PADA MURID LAKI-LAKI DI

SLTP AEK NABARA SELATAN

I. Identifikasi sampel

1. Nama :

2. Jenis kelamin : laki-laki / perempuan*

3. Usia : tahun

(59)

RINGKASAN

Glukosa sebagai sumber energi yang diperlukan untuk latihan fisik berpengaruh terhadap keseimbangan metabolisme di dalam tubuh. Bila nutrien energi yang diperoleh dari glukosa darah dan otot tidak cukup akan terjadi kelelahan selama latihan fisik.

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman berkarbohidrat terhadap denyut jantung selama aktifitas fisik pada anak sekolah SLTP yang melakukan aktifitas fisik.

Anak Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) antara 16-20 (n=40) yang telah dirandom secara sederhana untuk mendapat glukosa 40% (dosis 1 gr/kg BB yang dilarutkan dalam 400 cc air) dan plasebo sebanyak 400 cc. Minuman berkarbohidrat dan plasebo diminum 30 menit sebelum aktivitas fisik, dengan lama latihan 10 menit. Denyut jantung diukur dengan melakukan peperiksaan EKG pada saat aktivitas fisik. Sampel darah vena diambil setelah anak diberi minum dan dan setelah melakukan aktivitas fisik.

(60)

SUMMARY

Glucose as the source of energy was required in exercises that affect the metabolism balance in our body. If there was insufficient of energy supplied by blood glucose and muscle, it will cause fatigue during exercise.

The aim of this study is to compare effect of carbohydrate drink and plain water on heart rate during physical activity in junior high school students.

Children in Junior High School with BMI among 16-20 (n=40) selected with simple random had taken glucose solution 40% (dose1gr/kg of body weight which dissolved in 400 cc water) and 400 cc plain water. All the children giving the carbohydrate drink and plain water 30 minute before the exercise. The venous blood sample was collected before taken the solution and 10 minutes after exercise.

(61)

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : Rosmayanti syafriani siregar Tanggal lahir : 1 April 1971

Tempat lahir : Medan

NIP :140 355 638

Alamat :Jl.Amal luhur Kompleks Polisi Dwikora no.12 ,Medan

Nama suami : Alimuddin Sinurat, SH Nama anak :1. Habib Atala Sinurat

2. Thoriq Ilvan Sinurat

Pendidikan

1. Sekolah Dasar di SDN 06106648 Medan , tamat tahun 1984 2. Sekolah Menegah Pertama di SMP Negeri 16 Medan, tamat

tahun 1987

3. Sekolah Menegah Atas di SMA Negeri 11 Medan , tamat tahun 1990

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, tamat tahun 1996

Riwayat Pekerjaan

1. Dokter PTT di Puskesmas Pasar Ujung Batu, Kecamatan Sosa , Kabupaten Tapsel Propinsi Sumatera Utara, tahun 1997 - 1999. 2. Dokter PTT di Puskesmas Tanjung Langkat , Kecamatan

(62)

3. Dokter calon pegawai negeri sipil di Puskesmas Sei Agul, Kecamatan Sei Agul, Medan, Propinsi Sumatera Utara tahun 2001-2002.

4. Dokter pegawai negeri sipil di Puskesmas Sei Agul, Kecamatan Medan Sunggal, Medan, Propinsi Sumatera Utara tahun 2003.

Pendidikan Spesialis

1. Adaptasi di BIKA FK. USU : 01-12 -2002 s/d 31-12-2002 2. Pendidikan Tahap I : 01-01-2003 s/d 31-12-2003 3. Pendidikan Tahap II : 01-01-2004 s/d 31-12 -2004 4. Pendidikan Tahap III : 01-01-2005 s/d 31-12 -2005 5. Penelitian dan tesis : April 2005 - September 2006

Gambar

Tabel 1. Daftar aktifitas fisik dan jumlah kalori yang dibutuhkan.......
Gambar 3. Kerangka konseptual penelitian....................... .……............
Tabel.1. Daftar aktivitas fisik dan jumlah kalori yang dibutuhkan dikutip dari 2
Tabel 2. Gradasi / tingkatan latihan fisik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Pengendalian Intern Gaji juga berpengaruh terhadap Efektivitas Pelaporan PPh Pasal 21 yang menunjukkan bahwa semakin baik Sistem Pengendalian Intern Gaji maka

sesuai dengan perhitungan stoikiometri. Setelah penimbangan, kedua bahan dicampur dan digerus menggunakan four point planetary ball mill selama 24 jam. Hasil penggerusan

1767 Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Upt (Balai Besar Pengembanga n Pengkajian Mutu Benih Tanaman Pangan /

diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk engendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu atau asalnya pada suatu tempat yang tempat yang disebut dengan

Intake yang berlebihan terhada( kebutuhan metab!lisme tubuh "ujuan : &etidak seimbangan nutrisi lebih teratasi.

Seluruh dosen pengajar program studi Diploma3 Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan

Atsižvelgiant į tai, kas išdėstyta, siūlytina laikytis tokių pradinio žmogaus gyvybės momento nustatymo kriterijų: pradiniu žmogaus gyvybės momentu derėtų laikyti visiš-

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Alloh SWT, penelitian dengan judul, “Pengembangan Industri Kreatif Digital: Rancang Bangun Animasi Edukasi Berbasis Tablet