GAMBARAN RADIOGRAFI DARI ODONTOMA
COMPLEX MULTIPLE YANG BERGABUNG DENGAN
KISTA DENTIGEROUS
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
FITRI DONA SIREGAR NIM : 050600074
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
Fakultas Kedokteran Gigi Bagian Radiologi Dental Tahun 2010
Fitri Dona Siregar
Gambaran radiografi dari odontoma complex multiple yang bergabung dengan kista dentigerous.
ix + 23 halaman
Odontoma yang besar biasanya berkaitan dengan adanya gangguan lokal seperti keterlambatan erupsi gigi permanen dan adanya perkembangan lesi kista seperti kista dentigerous. Lesi yang simultan ini jarang terjadi karena itu membutuhkn diagnosa yang tepat untuk mengatasinya. Tempat kejadian yang tidak biasa dan adanya keterkaitan dengan kista dentigerous menjadikannya menarik untuk dibahas. Jeyaraj WCP (2008) melaporkan setelah pengambilan dua odontoma maka hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan diagnosa odontoma complex multiple yang bergabung dengan kista dentigerous.
Gambaran radiografi terlihat adanya dua odontoma complex yang memiliki diagnosa banding berupa gambaran radiopak meliputi periapical semental displasia dan benign cementoblastoma. Menurut Sales MA (2009), gambaran radiopaknya bisa berupa ground glass. Prognosa tergantung pada perawatan yang berupa enukleasi total agar tidak terjadi perubahan ke arah yang lebih buruk seperti perubahan neoplastik yang meliputi ameloblastoma bahkan karsinoma.
22
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi
Medan, 27 Januari 2010
Pembimbing Tanda Tangan
H.Amrin Thahir,drg ………
23
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji Pada tanggal :
TIM PENGUJI
KETUA : Hj. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. RKG ANGGOTA : 1. H. Asfan Bahri, drg., Sp. RKG
2. H. Amrin Thahir, drg 3. Cek Dara Manja, drg
24
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNYA yang sangat berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dimana skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Rasa terima kasih yang tak terhingga khususnya penulis tujukan kepada orang tua, Ayahanda Dr. Arifin S. Srg, SpKK dan Ibunda Dahniar. Teristimewa juga kepada Kakanda-kakanda karena tilik kasih, bimbingan dan doa yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi USU.
Dalam kesempatan ini dengan hati yang tulus, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besrnya kepada semua pihak yang telah banyak memberi bimbingan, petunjuk, pengarahan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik :
1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. H. Amrin Thahir, drg, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
25
4. Seluruh staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi USU khususnya di bagian Radiologi Dental.
5. Kepada abang – abang dan adik penulis yang selalu setia memberi dukungan dan membantu penulis selama menjalani masa pendidikan.
6. Kepada sahabat – sahabat penulis Indri, L, Hamdi, Agus, Cut, Def, Pipit, Ririn, teman- teman satu bagian skripsi di Radiologi dan semua teman – teman satu stambuk ’05 serta senior dan junior yang tidak dapat disebut satu persatu yang ikut membantu penulis baik bantuan moril maupun sprituil. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis bersedia menerima kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun yang nantinya dapat berguna bagi Fakultas dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang radiologi.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Medan, 27 Januari 2010 Penulis
26
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...
KATA PENGANTAR ... iv
2.3 Kista Dentigerous Dengan Odontoma Complex Multiple .. 5
BAB 3 GAMBARAN KLINIS DAN HISTOPATOLOGI 3.1. Gambaran Klinis ... 6
3.1.1 Kista Dentigerous ... 6
3.1.2 Odontoma Complex Multiple ... 7
3.1.3 Kista Dentigerous Dengan Odontoma Complex Multiple ... 8
3.2. Gambaran Histopatologi ... 9
3.2.1 Kista Dentigerous ... 9
3.2.2 Odontoma Complex Multiple ... 11
3.2.3 Kista Dentigerous Dengan Odontoma Complex Multiple ... 12
BAB 4 GAMBARAN RADIOGRAFI 4.1 Gambaran Radiografi Kista Dentigerous ... 13
4.2 Gambaran Radiografi Odontoma Complex Multiple ... 14
4.3 Gambaran Radiografi Kista Dentigerous Dengan Odontoma Complex Multiple ... 15
27
BAB 5 PROGNOSA DAN PERAWATAN... 18 BAB 6 KESIMPULAN ... 20 DAFTAR RUJUKAN ... 22 LAMPIRAN
28
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambaran klinis kista dentigerous yang dapat menyebabkan
mulut membengkak13 ... 6 2. Gambaran klinis odontoma complex yang menunjukkan tidak
asanya caninus primer kiri dengan peningkatan volume dari ridge
alveolar16 ... 7 3. Dua odontoma setelah diangkat12 ... 8 4. Gambaran klinis kista dentigerous (anak panah) dan odontoma
complex (tanda bintang) pada maksila kiri10 ... 9 5. Kista dentigerous. Kista Dentigerous yang tidak mengalami
inflamasi menunjukkan lapisan epitel tipis, non keratinisasi8 ... 10 6. Kista dentigerous. Kista Dentigerous yang mengalami inflamasi
menunjukkan suatu lapisan epitel yang padat dengan hiperplasia rete ridge. Kapsul kista fibrosis menunjukkan keadaan inflamasi
kronis yang difus8 ... 10 7. Daerah Dekalsifikasi menunjukkan massa dentin yang tidak teratur
saling bercampur dengan sebagian kecil matriks email8 ... 11 8. Photomicrograph dari odontoma complex menunjukkan campuran
yang berhaya dari jaringan gigi yang matang pada stroma jaringan
ikat fibrous 12 ... 12 9. Gambaran radiografi kista dentigerous yang menunjukkan
besarnya radiolusen yang bagus disekitar mahkota pada suatu
premolar dua yang tidak erupsi17 ... 13 10. Serangkaian odontoma complex
Perhatikan kerapatan struktur internal, kapsul radiolusen tipis yang menyebabkan terganggunya erupsi gigi yang terlibat1... 15 11. Gambaran radiografi panoramik yang menggambarkan massa
29
12. Ciri-ciri tomographic pada odontoma complex yang bergabung dengan kista dentigerous (jendela tulang). Pandangan aksial-gambaran hyperdense pada tingkat sinus maksilaris yang menggambarkan kerusakan pada dinding-dinding lateral dan posterior10 ... 17 13. Gambaran orthopantomogram yang menunjukkan radiolusen yang
terdefinisi bagus hubungannya terhadap 2 odontoma complex pada daerah parasymphyseal12 ... 17 14. Perawatan kista dentigerous dengan enukleasi5 ... 19 15. Kavitas yang memperlihatkan tulang setelah pembedahan dengan
21
Fakultas Kedokteran Gigi Bagian Radiologi Dental Tahun 2010
Fitri Dona Siregar
Gambaran radiografi dari odontoma complex multiple yang bergabung dengan kista dentigerous.
ix + 23 halaman
Odontoma yang besar biasanya berkaitan dengan adanya gangguan lokal seperti keterlambatan erupsi gigi permanen dan adanya perkembangan lesi kista seperti kista dentigerous. Lesi yang simultan ini jarang terjadi karena itu membutuhkn diagnosa yang tepat untuk mengatasinya. Tempat kejadian yang tidak biasa dan adanya keterkaitan dengan kista dentigerous menjadikannya menarik untuk dibahas. Jeyaraj WCP (2008) melaporkan setelah pengambilan dua odontoma maka hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan diagnosa odontoma complex multiple yang bergabung dengan kista dentigerous.
Gambaran radiografi terlihat adanya dua odontoma complex yang memiliki diagnosa banding berupa gambaran radiopak meliputi periapical semental displasia dan benign cementoblastoma. Menurut Sales MA (2009), gambaran radiopaknya bisa berupa ground glass. Prognosa tergantung pada perawatan yang berupa enukleasi total agar tidak terjadi perubahan ke arah yang lebih buruk seperti perubahan neoplastik yang meliputi ameloblastoma bahkan karsinoma.
BAB I
PENDAHULUAN
Kista dentigerous merupakan salah satu kista yang menutupi mahkota gigi yang belum erupsi dan melekat pada leher gigi. Kista dentigerous disebut juga kista folikular, oleh karena kista ini berkembang di dalam folikel gigi normal.1,2,3,4 Gambaran klinis dari kista dentigerous ini dapat tumbuh menjadi ukuran yang besar sebelum kista didiagnosa, kebanyakan kista ini ditemukan secara kebetulan pada waktu dilakukan pemeriksaan radiografi, dapat karena adanya gigi yang malposisi atau keluar dari lengkung gigi. Gambaran radiografi menggambarkan daerah radiolusen unilokular yang berhubungan dengan mahkota gigi yang belum erupsi.2,3,5,6,7,8
2
Sebagian besar odontoma ditemukan selama dua dekade pertama kehidupan dan tidak ada kelaziman gender yang signifikan. Kelainan ini sering asimptomatik dan ditemukan secara kebetulan dengan pemeriksaan radiografi rutin dimana odontoma biasanya tampak sebagai massa radiopaque yang padat. Tetapi kadang-kadang lesi ini dapat ditemukan secara tidak kebetulan apabila ciri-ciri klinisnya sudah terlihat ekspansi tulang, nyeri dan pergeseran gigi atau gigi normal yang tidak erupsi.1,8,10,11,12
BAB 2
DEFINISI
2.1 Kista Dentigerous
Kista dentigerous adalah kista yang terbentuk disekitar mahkota gigi yang belum erupsi. Kista ini mulai terbentuk bila cairan menumpuk di dalam lapisan-lapisan epitel email yang tereduksi atau diantara epitel dan mahkota gigi yang belum erupsi. 1,2,5,6,7
Kista ini merupakan jenis kista terbanyak setelah kista radikuler.5 Tumbuh paling sering di regio posterior mandibula atau maksila dan umumnya berkaitan dengan gigi molar ketiga. Predileksi tumbuh tersering kedua adalah di regio kaninus yang dikaitkan dengan gigi kaninus impaksi.2,5,6 Kista jenis ini dapat ditemukan pada semua jenis usia dengan predileksi terbesar pada usia 20 tahun. Kista dapat tumbuh dalam ukuran besar dengan diameter mencapai 10-15 cm.5,13
Kurt H Thoma (1969) mengatakan bahwa kista dentigerous adalah suatu kantong yang dibungkus oleh epitelium yang terjadi dari enamel organ yang berhubungan dengan mahkota gigi yang tidak erupsi.14 Mervyn Shear (1992) mendefinisikan kista dentigerous sebagai kista yang menutupi gigi yang belum erupsi dengan perluasan folikelnya dan menyerang hingga keleher gigi.3 Menurut Gordon W Pedersen (1996), kista dentigerous adalah pembesaran ruangan folikular di sekitar gigi yang belum erupsi.15
4
2.2 Odontoma Complex Multiple
Sinonim odontoma adalah compound odontoma,compound composite
odontoma, complex odontoma, complex composite odontoma, odontogenic
hamartoma, calcified mixed odontoma, dan cystic odontoma.1 Istilah odontoma digunakan untuk mengidentifikasi tumor yang secara radiografi dan histologi yang dikarakteristikan oleh produksi email, dentin, sementum dan jaringan pulpa yang matang. Komponen-komponen ini ditemukan pada berbagai keadaan histodiferensiasi dan morfodiferensiasi. Karena pertumbuhannya yang terbatas dan lambat dan jaringan gigi yang terdiferensiasi dengan baik, lesi ini dianggap merupakan hamartoma dan bukan tumor yang sebenarnya.1,9,10,12,16
Broca mendefinisikan odontoma sebagai tumor yang berasal dari odontogenik. Akan tetapi, pendapat sekarang adalah membatasi odontoma ini pada pertumbuhan di mana di dalamnya sel-sel epitel maupun sel-sel mesenkim menunjukkan diferensiasi lengkap, dengan akibat bahwa ameloblast dan odontoblast fungsional membentuk email dan dentin.11
Odontoma diklasifikasikan ke dalam dua tipe, antara lain compound
odontomas , yang membentuk struktur mirip dengan anatomi gigi normal dan
complex odontomas, yang merupakan campuran tidak teratur dari jaringan keras dan
lunak odontogenik yang tidak mirip dengan morfologi bahkan dengan gigi primitif. 1,9,11,12,16
5
2.3 Kista Dentigerous Dengan Odontoma Complex Multiple
BAB 3
GAMBARAN KLINIS DAN HISTOPATOLOGI
3.1 Gambaran Klinis
3.1.1 Kista Dentigerous
Kista dentigerous adalah tipe kista paling umum kedua pada rahang. Kista ini berkembang disekitar mahkota gigi yang tidak erupsi atau gigi supernumerary. Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya gigi atau gigi-gigi yang hilang dan terjadi sebuah pembengkakan keras, yang kadang-kadang menyebabkan asimetris wajah. Sekitar 4 persen gigi yang tidak erupsi akan mengalami kista dentigerous. Kista dentigerous pada gigi supernumerary akan menyebabkan 5 persen dari semua kista dentigerous, yang sebagian besar berkembang disekitar mesiodens pada rahang atas anterior.1,3,6,8 Kista dentigerous selalu disertai dengan adanya mahkota gigi yang tidak erupsi, ‘impacted’, ‘embeded’ dan gigi supernumerary ataupun ‘complex
odontoma’.8
7
3.1.2 Odontoma Complex Multiple
Sebagian besar odontoma terdeteksi selama dua dekade pertama kehidupan dan rata-rata sample usia pada waktu didiagnosis adalah 14 tahun. Sebagian besar lesi ini sama sekali asimptomatik, ditemukan atas pemeriksaan radiografik rutin. Odontoma biasanya relatif kecil dan jarang ukurannya melebihi ukuran gigi di daerah dimana odontoma itu berlokasi. Akan tetapi odontoma besar dengan diameter berukuran hingga 6 cm atau lebih adakalanya ditemukan. Odontoma besar ini bisa menyebabkan pembesaran rahang. Ciri-ciri klinis odontoma yang sudah besar meliputi ekspansi tulang, nyeri, erupsi terlambat, gigi terpendam, dan terjadinya pergeseran gigi..1,8,10,11,12
8
Gambar 3. Dua odontoma setelah diangkat12
3.1.3 Kista Dentigerous Dengan Odontoma Complex Multiple
Sales MA dan Cavalcanti MG (2009) mempublikasikan laporan kasus tentang odontoma complex yang bergabung dengan kista dentigerous yang terjadi di sinus maksilaris. Ia melaporkan seorang pasien wanita kulit putih berusia 31 tahun dirujuk ke bagian radiologi untuk mengetahui pertambahan volume dari sulkus vestibular maksila pada sebelah kiri. Pada pemeriksaan klinis ditemui adanya pembengkakan pada processus alveolaris dengan konsistensi yang padat dan ditemui adanya pengikisan pada sulkus vestibular. Jaringan lunaknya memiliki warna yang normal dan tidak ada keluhan sakit ataupun adanya inflamasi.10
9
Pada pemeriksaan klinis terdapat adanya rasa kebas di sebelah kanan bibir bawah dan dagu selama lima bulan terakhir. Pemeriksaan intra oral menunjukka n adanya daerah terlokalisir, tunggal, sedikit perih, dan pembengkakan keras pada tulang. Gigi ini vital namun asimptomatik tanpa adanya keterlibatan karies, periapikal atau periodontal. Pasien sehat dengan riwayat medis yang tidak terlalu baik.12
Gambar 4. Gambaran klinis kista dentigerous (anak panah) dan odontoma complex (tanda bintang) pada maksila kiri10
3.2 Gambaran Histopatologi
3.2.1 Kista Dentigerous
10
sel mukus dan dapat terlihat dalam jumlah sangat banyak, serta dapat pula ditemukan bentukan sel dengan permukaan lapisan epitel yang bersilia. Banyak sel rest
odontogenic epithelium didapatkan dinding kista dentigerous dengan gambaran
kalsifikasi distrofik, yaitu ditemukannya banyak Rushton body. Pada kasus kista dentigerous yang mengalami inflamasi, seringkali akan ditemui kesulitan untuk membedakannya dengan kista radikuler.5
Gambar 5. Kista dentigerous. Kista Dentigerous yang tidak mengalami inflamasi menunjukkan lapisan epitel tipis, non keratinisasi8
11
3.2.2 Odontoma Complex Multiple
Odontoma complex sebagian besar terdiri dari dentin tubular yang matang. Dentin ini membungkus celah-celah atau struktur-struktur bulat berlubang yang berisi email yang sudah matang yang terangkat selama dekalsifikasi. Ruang-ruang bisa mengandung matriks email dalam jumlah kecil atau email yang tidak matang. Pulau-pulau kecil pada eosinofil-noda epitel ghost cells ada pada sekitar 20 persen odontoma complex. Ini mungkin merupakan sisa-sisa dari epitel odontogenik yang mengalami keratinisasi dan kematian sel akibat dari anoxia lokal. Lapisan tipis sementum sering ada di sekitar tepi massa. Kadang-kadang, kista dentigerous bisa muncul dari lapisan epitel kapsul fibrous pada odontoma complex.8
12
3.2.3 Kista Dentigerous Dengan Odontoma Complex Multiple
Lapisan kista dari rongga tulang di biopsi insisi kemudian dikirimkan ke bagian pemeriksaan histopatologik untuk dapat menegaskan diagnosis dari kista dentigerous dengan odontoma complex multiple.12 Dari pemeriksaan histopatologik yang dipublikasikan Sales MA dan Cavalcanti MG (2009) ditemukan adanya odontoma complex yang bergabung dengan kista dentigerous.10 Sedangkan laporan kasus yang dipublikasikan Jeyaraj WCP dan Mohan ACSM (2008), pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan menggunakan photomicrograph, dimana odontoma complex menunjukkan perpaduan yang berbahaya dari jaringan gigi yang matang pada stroma jaringan ikat fibrous.12
Gambar 8. Photomicrograph dari odontoma complex menunjukkan campuran yang berbahaya dari jaringan gigi yang matang pada stroma jaringan
BAB 4
GAMBARAN RADIOGRAFI
4.1 Gambaran Radiografi Kista Dentigerous
Gambaran radiografi menunjukkan radiolusen unilokuler yang berhubungan dengan mahkota gigi yang tidak erupsi. Gambaran radiolusen tersebut terlihat berbatas jelas dengan batas yang sklerotik, batas akan dapat hilang pada kasus kista yang mengalami peradangan. Dapat pula terlihat gambaran tulang yang mengalami trabekulasi sehingga memberi kesan gambaran multilokuler. Gigi supernumerary bisa mengembangkan kista dentigerous. Kista dentigerous tipe lateral adalah tampilan radiografi yang terjadi akibat dari dilatasi folikel pada satu aspek mahkota. Tipe ini umumnya ditemukan bila molar tiga bawah terpendam erupsi secara parsial sehingga aspek superiornya terpapar.2,3,5,6,7,8
14
4.2 Gambaran Radiografi Odontoma Complex Multiple
Sebanyak 70 persen complex odontoma ditemukan di daerah molar pertama dan kedua mandibula. Isi dari lesi ini sebagian besar adalah radiopaque. Complex
odontoma tampak sebagai massa yang mengalami kalsifikasi dengan radiodensitas
struktur gigi, yang juga dikelilingi oleh lingkar radiolusen sempit. Tingkat radiopasitas ekuivalen dengan atau melebihi stuktur gigi di dekatnya dan bisa bervariasi dalam tingkat radiopasitas dari satu daerah dengan daerah lainnya, yang mencerminkan variasi dalam jumlah dan tipe jaringan keras yang terbentuk. Odontoma yang membesar mempunyai struktur berkalsifikasi tunggal dengan bagian pusat yang lebih radiolusen yang mempunyai bentuk secara keseluruhan seperti donat. Gigi yang belum erupsi sering terkait dengan odontoma karena odontoma mencegah terjadinya erupsi gigi. Sebagian odontoma kecil muncul di antara akar-akar gigi yang sudah erupsi dan tidak terkait dengan gangguan erupsi gigi. Complex
odontoma bisa keliru secara radiografik karena dapat dianggap sebagai osteoma atau
lesi tulang dengan tingkat kalsifikasi yang tinggi. Complex odontoma besar bisa menyebabkan perluasan rahang dengan pemeliharaan batas kortikal. 1,2,8
15
B
Gambar 10. A & B, Serangkaian odontoma complex.
Perhatikan kerapatan struktur internal, kapsul radiolusen tipis yang menyebabkan terganggunya erupsi gigi yang terlibat1
4.3 Gambaran Radiografi Kista Dentigerous Dengan Odontoma
Complex Multiple
Laporan kasus yang dipublikasikan Sales MA dan Cavalcanti MG (2009), pada radiografi periapikal dan panoramik ditemukan adanya massa yang padat, radiopak tampak seperti kaca yang ditemui pada linggir alveolar sebelah kiri dari sinus maksilaris. Massa tersebut berupa kalsifikasi fokal pada bagian dalam yang melibatkan beberapa gigi pada regio molar maksila.
16
dalam terdapat gambaran fokal hyperdense. Jika dilihat pada jaringan lunaknya, gambaran tersebut hanya berupa satu lesi saja yang sama dengan gambaran kista (adanya hyperdensitas pada jaringan lunak) yang terdapat pada bagian superior sinus.10
Gambaran radiografi pada laporan kasus yang dipublikasikan oleh Jeyaraj WCP dan Mohan ACSM meliputi orthopantomogram, pandangan posteroanterior pada mandibula, pandangan miring lateral pada mandibula, pandangan periapikal dan oklusal intraoral. Gambaran radiografi menunjukkan dua odontoma complex-odontoma kecil (berdiameter sekitar 75 mm) periapikal pada insisivus lateral kiri dan odontoma yang lebih besar (berdiameter sekitar 194 mm) periapikal pada premolar kanan yang terkait dengan radiolusen ovoid besar dengan batas yang jelas (kira-kira 3x2,5 cm) di daerah parasimphysis kanan yang mengalami perluasan ke badan rahang bawah. Diagnosa banding berupa radiopak yang meliputi periapical semental
displasia dan benign cementoblastoma.12
17
Gambar 12. Ciri-ciri tomographic pada odontoma complex yang bergabung dengan kista dentigerous (jendela tulang). Pandangan aksial-gambaran hyperdense pada tingkat sinus maksilaris yang menggambarkan kerusakan pada dinding-dinding lateral dan posterior10
BAB 5
PERAWATAN DAN PROGNOSA
Kista dentigerous dengan odontoma complex multiple diakui pola pertumbuhannya sehingga harus diangkat secara total untuk menghindari komplikasi sekunder dan rangkaian susulan yang mungkin untuk pasien. Prognosis penyakit ini sangat bagus setelah dilakukan pembedahan.10 Apabila kista dentigerous tidak diangkat secara enukleasi total maka dapat menyebabkan resorbsi akar gigi didekatnya dengan perubahan neoplastik seperti ameloblastoma atau karsinoma di dalam segmen-segmen tersendiri pada dinding kista sehingga prognosanya menjadi buruk.12
19
Gambar 14. Perawatan kista dentigerous dengan enukleasi5
BAB 6
KESIMPULAN
Odontoma complex multiple yang bergabung dengan kista dentigerous merupakan suatu penyakit dimana terdapat dua lesi yaitu diawali dengan adanya odontoma complex multiple yang menghalangi erupsi gigi sehingga menyebabkan pertumbuhan penyakit baru seperti kista dentigerous. Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan menggunakan photomicrograph, dimana odontoma complex menunjukkan perpaduan yang berbahaya dari jaringan gigi yang matang pada stroma
jaringan ikat fibrous. Gambaran radiografi terlihat adanya dua odontoma complex
yang memiliki diagnosa banding berupa radiopak yang meliputi periapical semental
displasia dan benigna cementoblastoma. Menurut Sales MA (2009), gambaran
radiopaknya bisa berupa ground glass.
36
Agar penyakit ini tidak terjadi, penderita haruslah menjaga kesehatannya. Penderita juga harus rajin melakukan kunjungan berkala ke dokter gigi dikarenakan penyakit ini bersifat asimptomatik dan dapat ditemukan secara kebetulan atas pemeriksaan radiografi rutin kecuali apabila penyakit ini sudah menjalar kemana-mana.
37
DAFTAR RUJUKAN
1. White SC, Pharoah MJ. Oral radiology: principles and interpretation. 5th ed. Canada: Mosby, 2000:384-427.
2. Goldman KE. Mandibular cysts and odontogenic tumors. <http://
. (21/11/2008).
3. Shear M. Cysts of the oral regions. 3th ed. London: Wright, 1992:75-84.
4. Shibata Y, Asaumi J, Yanagi Y, et al. Radiographic examination of dentigerous
cysts in the transitional dentition. J Dentomaxillofacial Radiology 2004;33:17-20.
5. Danudiningrat CP. Kista odontogen dan nonodontogen. Surabaya: Airlangga University Press, 2006:1-24.
6. Adanir N. An unusual maxillary first molar with four roots and six canals. Austral Dent J 2007;52:293-5.
7. Anonymous. Dentigerous cyst. <http: // en.wikipedia.org/ wiki/ Dentigerous cyst>. (Jul 2008).
8. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquat JE. Oral and maxillofacial
pathology. 2th ed. Pennsylvania: Saunders, 2002: 590-632.
9. Yoda T, Ishii Y, Honma Y, Sakai E, Enomoto S. Multiple macrodonts with
odontoma in a mother and son-a varian of ekman-westborg-julin syndrome. J
Oral Surgery Oral Medicine Oral Pathology 1998;85:301-3.
10. Sales MA, Cavalcanti MG. Complex odontoma associated with dentigerous cysts
in maxillary sinus: case report and computed tomography features. J
38
11. Ajike SO, Adekeye EO. Multiple odontomas in the facial bones. J Oral Maxillofacial Surgery 2000;29: 443-4.
12. Jeyaraj WCP, Mohan ACSM. Dentigerous cysts of mandible with multiple
complex odontomes. MJAFI 2008;64(4): 382-3.
13. Anonymous. Dentigerou cysts. Patterson Dental Supply, 2004.
14. Thoma KH. Oral surgery. Saint Louis: The C V Mosby Company, 1969:892-3.
15. Pedersen GW. Buku ajar praktis bedah mulut. Purwanto, Basoeseno. Jakarta:EGC, 1996:180.
16. Losso EM, Pizzato E, Ulbrich LM. Complex odontoma associated to a primary
maxillary canine: case report. South Brazilian Dentistry Journal 2008;6: 204-7.
39
LAMPIRAN
• Benign Cementoblastoma : Fibroma odontogenik di mana sel-selnya
berkembang menjadi sementoblas, dan hanya sebagian kecil jaringan yang mengapur dan masih tergolong jinak.
• Complex Odontoma : Campuran tidak teratur dari jaringan keras
dan linak odontogenik yang tidak mirip dengan morfologi bahkan dengan gigi primitif.
• Compound Odontomas : Membentuk struktur mirip dengan anatomi
gigi normal.
• Cuboid : Jenis epitel yang tersusun dari sel berbentuk
kubus.
• Denticle : Deposit bahan keras amorf yang terjadi
disekitar pembuluh pulpa pada gigi yang diluar keadaan itu adalah normal, bisa ditemukan pada pulpa yang mengalami iritasi ringan selama waktu tertentu.
• Embeded : Gigi yang tidak erupsi karena kurangnya
40
• Fibrous Connective Tissue Stroma : Sesuatu yang dipersiapkan untuk
meletakkan atau mendudukkan pada jaringan ikat berserabut.
• Ghost Cells : Sel yang hanya muncul sebagai suatu garis
bentuk bayangan.
• Ground Glass : Mempunyai rupa berkabut seperti film,
seperti pada radiograf paru yang berisi kelebihan air.
• Hyperdense/ Hyperdensitas : Peningkatan kepadatan/ kerapatan.
• Hypodense : Suatu luka atau area pada gambar CT
diagnostik dimana tidak menunjukkan peningkatan iv yang baik dan kontras.
• Impacted : Gigi yang erupsi sebagian.
• Mesiodens : Gigi lebih yang biasanya bentuknya tidak
normal dan terletak di garis median maksila anterior di antara insisivus sentral.
• Ovoid : Berbentuk telur.
• Parasymphyseal : Sesuatu yang berefek menutup kuat pada
sistem saraf otonom.
• Periapical Semental Displasia : Perubahan terlokalisir pada metabolisme
41
jaringan fibrous dan sementum seperti bahan dan/atau tulang yang abnormal.
• Reduced Enamel Epithelium : Penurunan pada gigi yang sedang dalam
taraf perkembangan, lapisan dalam atau internal sel-sel pada organ email yang mengendap menjadi matrix organik email bersama-sama lapisan luar.
• Rest Odontogenic Epithelium : Pegangan (penyokong) epitel yang
membentuk gigi.
• Rushton Body : Garis atau kurva badan hialin, kiranya
berasal dari darah, ditemukan di garis epitel pada kista odontogenik.