MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN ANALISIS ARUS KAS
PADA PT PERTAMINA (PERSERO)
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
AULIA JAMIL 122101147
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan ridha-Nya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas
Akhir ini berjudul “Mengukur Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio
Keuangan dan Analisis Arus Kas pada PT PERTAMINA (PERSERO)”, ini
dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan akademik guna
menyelesaikan program studi pendidikan Diploma III Manajemen Keuangan pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari tanpa adanya doa,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan tugas akhir ini tidak akan
dapat terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2.selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
4. Ibu Beby Kendida Hsb, SE, Msi selakudosenPembimbing Akademik yang
6. Pimpinan PT PERTAMINA (PERSERO) Marketing Operation Region I
beserta seluruh pegawai yang telah bersedia memberikan tempat Praktek Kerja
Lapangan, sehingga menambah pengetahuan penulis dalam menyusun Tugas
Akhir ini.
7. Teristimewa kepada kedua Orang Tua tercinta : Ayahanda Muhammad Jamil
dan Ibunda Salamiah yang senantiasa sabar dan bijaksana untuk memberikan
motivasi serta dorongan terlebih materi agar penulis dapat menyelesaikan
pendidikan di Perguruan Tinggi.
8. Kepada Yosmila Jamil, Taufik Jamil dan Annisa Jamil yang mana adalah
saudara-saudara tersayang, yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
9. Kepada Saurma Serephina, Chairum Vika, M. Andhika Tri Hermawan, Nurul
Haqiqi dan seluruh sahabat yang banyak membantu juga memberikan doa dan
motivasi yang tiada ada hentinya kepada penulis agar segera menyelesaikan
tugas akhir ini.
10. Kepada keluarga AIESEC SU USU, keluarga Internasional, Tim Basket
Ekonomi Putri juga teman–teman seperjuangan Diploma III Manajemen
Keuangan atas motivasi dan dukungan untuk penulis menyelesaikan tugas
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih, semoga Tugas Akhir ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dan menambah wawasan
pendidikan mau pun pengetahuan kita khususnya di Program Diploma III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
yang diharapkan dapat mempersiapkan Ahli Madya yang mempunyai kompetensi
dan penguasaan keahlian terapan tertentu.
Medan, Mei 2015
Daftar Gambar ………... vii
Daftar Lampiran………. viii
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang ………... 1
B. Rumusan Masalah……….. 4
C. Tujuan Penelitian ………... 4
D. Manfaat Penelitian ………. 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ……… 6
A. Sejarah PT Pertamina (Persero) ……….. 6
B. Struktur Organisasi………. 12
C. Uraian Pekerjaan………..……… 14
D. Maksud dan Tujuan Perusahaan……….. 27
E. Kinerja Terkini……… 30
BAB III PEMBAHASAN ……….. 34
A. Kinerja Keuangan…..………. 34
1. Pengertian Kinerja Keuangan….……….……… 34
2. Tujuan Kinerja Keuangan ……….. 34
3. Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan..………... 35
B.Laporan Keuangan Perusahaan……..……….... 36
1. Pengertian Laporan Keuangan ………... 36
2. Jenis – Jenis Laporan Keuangan…..………... 37
3. LaporanKeuangan sebagai Informasi dalam Menilai Kinerja Keuangan……… 38
C. Rasio Keuangan………...…... 38
1. Pengertian Rasio Keuangan………..………. 38
2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan………... 40
3. Perhitungan Kinerja Keuangan menggunakan Rasio Keuangan… 43 D.Analisis Arus Kas.………..………... 45
1. Pengertian Kas……… 45
2. Pengertian Laporan Arus Kas………. 47
3. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas……….. 50
4. Metode Penyajian Laporan Arus Kas………. 51
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas PT Pertamina (Persero) Periode 31 Desember 2013………. 51
BAB IV KESIMPULAN ……… 57
A. Kesimpulan ………. 57
B. Saran ……… 59
3.1 Jenis-Jenis Laporan Keuangan………... 37
3.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan………. 40
3.3 Perhitungan Rasio Keuangan………... 43
3.4 Sumber Kas PT Pertamina (Persero)……… 53
3.4.1 Penggunaan Kas PT Pertamina (Persero)……… 54
2.1 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) ……… 13
1 Laporan Keuangan PT Pertamina (Persero)……… 60
2 Laporan Laba-Rugi PT Pertamina (Persero)………... 63
A. Latar Belakang
Menurut Swastha dan Sukotjo (2002:12), Perusahaan adalah suatu
organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber
ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.
Menurut Kansil (2001:2) Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang
menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus untuk tujuan
memperoleh keuntungan atau laba. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Perusahaan merupakan organisasi atau suatu badan usaha yang memiliki tujuan
untuk memperoleh laba di setiap aktivitasnya serta meningkatkan kualitas dan
potensi perusahaannya. Untuk mencapai keuntungan juga tujuan dari perusahaan,
sebuah perusahaan harus memiliki operasional yang baik. Operasional dari sebuah
perusahaan, berpengaruh besar dalam kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Untuk mencapai operasional yang baik, setiap perusahaan haruslah menjaga
kinerja setiap divisi atau bagian yang dijalankan oleh karyawannya sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan disebut
dengan prestasi manajemen, yang berarti manajemen dalam perusahaan tersebut
beroperasi dengan baik. Perusahaan dengan operasional yang baik akan bertahan
dan terlepas dari ancaman kebangkrutan. Penilaian prestasi atau kinerja
perusahaan, yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
suatu keputusan baik bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Untuk
pengambilan setiap keputusan, pengelola perusahaan memerlukan informasi
khususnya informasi mengenai apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Informasi yang cepat dan berkesinambungan berupa informasi akuntansi dalam
bentuk laporan keuangan sangat diperlukan perusahaan untuk mengetahui
keadaan dan kinerja keuangan suatu perusahaan.
Secara sederhana, laporan keuangan merupakan ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan
keuangan bertujuan untuk menyajikan kegiatan operasional serta berhubungan
juga dengan prospek perusahaan di masa datang. Laporan keuangan yang
disajikan perusahaan akan memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan
dalam memaksimalkan kekayaan milik perusahaan. Laporan keuangan dilengkapi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan).
Menurut Munawir (2000:31), Laporan keuangan merupakan alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan
dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan
suatu perusahaan akan tergambar didalamnya aktivitas perusahaan tersebut. Oleh
karena itu, laporan keuangan perusahaan merupakan hasil dari suatu proses
Penilaian kinerja keuangan merupakan hal yang sangat penting dilakukan
oleh perusahaan untuk mengetahui kemampuan dan kelemahaan keuangan suatu
perusahan. Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan adalah salah satu cara
yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahan agar dapat memenuhi
kewajibannya terhadap tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kinerja
keuangan perusahaan haruslah selalu dipantau dan dievaluasi secara
kesinambungan untuk menjaga stabilitas juga meningkatkan produktivitas
perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan adalah bentuk kualifikasi dan efisiensi
perusahaan atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi.
Dengan demikian, pengertian kinerja keuangan adalah suatu usaha formal
yang dilaksanakan perusahaan terhadap laporan keuangan untuk mengevaluasi
efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada
periode tertentu. Menggunakan rasio keuangan ataupun analisis arus kas
merupakan salah satu jenis alat ukur kinerja keuangan yang digunakan perusahaan
untuk menganalisis laporan keuangan yang dapat menunjukkan baik buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode
berikutnya.
PT PERTAMINA (PERSERO) sebagai lokomotif perekonomian negara,
merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi
minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Dalam aktivitasnya tidak terlepas
dari pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan, maka
Dalam uraian di atas, penulis merasa tertarik unutk membahas masalah penilaian
kinerja keuangan pada PT PERTAMINA (PERSERO), sehingga dalam tugas
akhir ini penulis membuat judul mengenai “MENGUKUR KINERJA
KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN
ANALISIS ARUS KAS PADA PT PERTAMINA (PERSERO)”.
B. Rumusan Masalah
Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan adalah salah satu syarat
untuk perusahaan agar dapat menjaga juga meningkatkan kualitas perusahaan
tersebut. Kinerja keuangan sebuah perusahaan juga sebagai penentu kelangsungan
kehidupan perusahaan tersebut. Maka PT PERTAMINA (PERSERO)
memerlukan pengkajian mengenai kinerja keuangan secara kesinambungan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis menyimpulkan permasalahan dalam tugas akhir
ini ialah, “Bagaimana Kinerja Keuangan pada PT PERTAMINA (PERSERO)
dihitung dengan menggunakan rasio keuangan dan analisis arus kas?”
C. Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja
keuangan PT PERTAMINA (PERSERO) dihitung dengan menggunakan rasio
D. Manfaat Penelitian
Manfaat–manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan penulis,
khususnya dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan.
b. Bagi Organisasi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berharga
bagi PT PERTAMINA (PERSERO), terutama dalam evaluasi
penilaian kinerja keuangan agar menjaga stabilitas perusahaan.
c. Bagi Peneliti lain.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai salah satu bahan
referensi dalam melakukan penelitian yang ada kaitannya dengan
A. Sejarah Perusahaan
1. Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia
Pencarian dan penemuan minyak bumi di Indonesia dimulai di penghujung
abad XIX pada tahun 1871. Seseorang yang berkebangsaan Belanda yaitu Jans
Reering yang melakukan pemboran minyak bumi di lereng Gunung Cermai Jawa
Barat selama tiga tahun. Sampai dengan tahun 1875 Reering tidak membuahkan
hasil memuaskan. Tetapi, hal tersebut dianggap sebagai eksplorasi pertama
minyak bumi di nusantara.
Sebelas tahun kemudian setelah kegagalan Reering, seorang Belanda yang
bernama Aelko Jans Zijlker menemukan ladang minyak pertama di Indonesia yaitu di
sumur Telaga Said, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Pemboran yang dilakukan
Zijlker pada tanggal 15 Juni 1885 itu menjadi sejarah awal produksi minyak bumi di
Indonesia. Setelah kesuksesan Zijlker,ladang-ladang minyak bumi lain ditemukan di
beberapa tempat di Indonesia. Antara lain, di Wonokromo Jawa Timur, Cepu Jawa
Tengah, Muara Enim, Talang Akar, dan Plaju di Sumatera Selatan, Sanga-sanga di
KalimantanTimur, Bunyu dan Jambi, serta Lapangan Teluk Aru di Sumatera Selatan.
Dalam kurun waktu selama 60 tahun yaitu dari tahun 1885 sampai dengan1945, tidak
kurang dari 18 perusahaan minyak asing milik bangsa Belanda, Inggris, dan Amerika
Serikat serta bala tentara Jepang berebut untuk menguasai dan menguras minyak
2. Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia
Walaupun Indonesia telah merdeka pada tahun 1945, tetapi perjuangan
bangsa Indonesia untuk menguasai ladang-ladang minyak terus berjalan. Bangsa
asing kini bukan lagi sebagai penjajah tetapi telah berganti peran menjadi mitra
kerja. Pada bulan Januari tahun 1951 Perusahaan Tambang Minyak Republik
Indonesia (PTMRI) berdiri dengan meliputi daerah kerja Jawa Tengah dan
Sumatera Utara. Tetapi, pada tahun-tahun berikutnya terjadi pertentangan
pendapat antara kalangan pemerintah dan golongan politisi mengenai nasib
tambang minyak Sumatera Utara. Akhirnya Teuku Mohammad Hassan sebagai
Ketua Komisi Perdagangan dan Industri Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mulai
mempelajari masalah perminyakan di Indonesia dan pada bulan Agustus di tahun
yang sama mengeluarkan mosi DPR yang isinya :
a. Mengusulkan kepada pemerintah agar dalam jangka waktu satu bulan
membentuk komisi negara urusan pertambangan.
b. Menyarankan kepada pemerintah supaya menunda pemberian izin
konsensi dan eksploitasi menunggu hasil kerja komisi negara urusan
pertambangan.
Pada bulan April tahun 1954, pemerintah menunjuk koordinator dan memutuskan
untuk memberikan subsidi guna merehabilitasi lapangan minyak Sumatera Utara
dalam rangka mencapai target produksi satu ton per tahun. Pada tahun itu juga
lapangan minyak Sumatera Utara, Langkat dan Langsa (Aceh) digabungkan di
bawah satu perusahaan yang diberi nama Tambang Minyak Sumatera Utara
Pada tanggal 22 Juli 1957 pemerintah memutuskan untuk menyerahkan
lapangan minyak Sumatera Utara kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD).
Seluruh saham TMSU berdasarkan keputusan pemerintah, pengusahaannya
diserahkan kepada KASAD yang kemudian diubah menjadi PT Eksploitasi
Tambang Minyak Sumatera Utara (PT ETMSU).
3. Kronologis Terbentuknya PT Pertamina (Persero)
a. PN Permigan
Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 199 Tahun 1961 (Tanggal 5 Juni
1961) Pemerintah Republik Indonesia membentuk Perusahaan Negara
Pertambangan Minyak dan Gas Nasional (PN Permigan). Peraturan
pemerintah tersebut juga menetapkan PTMRI dilebur ke dalam PN
Permigan termasuk hak dan kewajiban, perlengkapan serta kekayaan dan
usaha PTMRI ditetapkan beralih kepada PN Permigan.
b. PN Permina
Untuk menegaskan bahwa minyak bumi adalah milik nasional dan bahwa
perusahaan yang baru dibentuk itu bukan perusahaan daerah dan tidak
bersifat kedaerahan, maka diadakan pergantian nama. Sebuah nama baru
diusulkan dan sejak tanggal 10 Desember 1957 PT ETMSU diubah
menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional (PT Permina). Pada tanggal itu
kemudian ditetapkan sebagai hari lahir perusahaan minyak nasional yang
setiap tahun diperingati oleh Pertamina. Kemudian pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 19
tanggal 1 Juli 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 198 Tahun
1961 agar PT Permina dilebur menjadi Perusahaan Negara Minyak
Nasional (PN Permina). Pada tahun 1962 PN Permina membeli aset PT
Shell Indonesia, sejak itu bangsa Indonesia memiliki kilang di Plaju dan
Balikpapan. Pada bulan Maret tahun 1966 Menteri Minyak Bumi dan Gas
telah menetapkan lima daerah eksplorasi dan produksi PN Permina, yaitu:
1. Unit I meliputi daerah Sumatera Utara dan Aceh dengan kantor
pusat di Pangkalan Berandan.
2. Unit II meliputi daerah Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan
Jambi dengan kantor pusat di Plaju.
3. Unit III meliputi daerah Jawa dan Madura dengan kantor pusat di
Jakarta.
4. Unit IV meliputi daerah Kalimantan termasuk Tarakan dan Bunyu
dengan kantor pusat Balikpapan.
5. Unit V meliputi daerah Irian Jaya, Sulawesi, Maluku, dan Nusa
Tenggara dengan kantor pusat di Sorong.
c. PN Pertamin
Perusahaan minyak Pertamin bermula dari perusahaan campuran
Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij (NIAM) yang didirikan pada tahun 1921, yang sahamnya dipegang pemerintah Hindia Belanda
dan BPM. Pada tanggal 1 Januari 1959 NIAM diubah namanya menjadi
Pemerintah Indonesia tidak bersedia melanjutkan usaha bersama ketika
kegiatan Permindo berakhir. Maka, perusahaan tersebut dilikuidasi dan
kekayaan yang menjadi hak pemerintah Indonesia dijadikan sebagai
bagian modal perusahaan minyak baru yaitu Perusahaan Negara
Pertambangan Minyak Indonesia (PN Pertamin). PN Pertamin ini dibentuk
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1961 sebagai landasan
usaha pertambangan usaha PN Pertamin meliputi eksplorasi pemurnian,
pengolahan, pengangkutan dan penjualan.
d. PN Pertamina
Pada tanggal 20 Agustus 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 1968 telah dibentuk “Perusahaan Negara
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN Pertamina)” yang
menampung segala kegiatan pengurusan dan perusahaan minyak dan gas
bumi dari PN Permina dan PN Pertamin. Pada tahun 1969 PN Pertamina
berhasil memiliki kilang sungai Gerong. Maksud dan tujuan penyatuan ini
adalah agar benar-benar dapat ditingkatkan baik produktivitas maupun
efektivitas serta efisiensi di bidang perminyakan nasional dalam wadah
suatu integrated oil company dengan suatu manajemen yang sempurna. e. Pertamina
Perkembangan dan kemajuan pesat yang dicapai PN Pertamina
mendorong diperlukannya dengan segera landasan kerja baru guna
Pada tanggal 15 September 1971 telah diundangkan Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1971 mengenai Perusahaan Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi (Undang-Undang Pertamina). Sejak itu PN Pertamina berubah
menjadi Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara
(Pertamina). Modal Pertamina adalah kekayaan negara yang dipisahkan
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar yang
ditanam dalam PN Pertamina sampai saat diundangkannya
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1971.
Perjalanan rekonstruksi Pertamina sejak tahun 1994 telah menghasilkan
milestone dan yang terakhir adalah tumbuh dan berkembang menuju Pertamina baru di tahun 2010. Untuk itu setiap langkah, daya, dan upaya
rekonstruksi yang dilakukan harus membantu mewujudkan visi, misi, dan
tata nilai Pertamina yang dicita-citakan dan telah disahkan oleh Direksi
Pertamina melalui surat keputusan Direksi Nomor 120/C0000/2000-SO
pada tanggal 8 Desember 2000.
f. PT Pertamina (Persero)
Terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 adalah yang mengubah
status Badan Hukum Pertamina menjadi Persero dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2003 yang
ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 18 Juni
2003. Tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk mengusahakan
keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan secara efektif dan
ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Konsekuensi lain
dari Undang-undang ini adalah bidang hilir penjualan bahan bakar minyak
(BBM) akan mengalami era liberalisasi mulai November 2005, karena
Undang-undang baru ini mengubah posisi Pertamina yang monopolistik ke
posisi persaingan bebas. Organisasi perusahaan akan berubah sesuai
dengan karakteristik sebuah holding company. Visi dan misi perusahaan semakin global, paradigma bisnis lebih mengedepan.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat dikatakan sebagai kerangka suatu hubungan
satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas dan wewenang yang
masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh.
Organisasi di Indonesia tumbuh cepat dengan berbagai menifestasi, oleh karena
itu setiap pemimpin perusahaan dituntut untuk dapat mengelola organisasi dengan
baik karena perkembangan zaman yang begitu cepat, pemikiran tentang kegiatan
manusia yang semakin berkembang dan meningkatkan persaingan yang semakin
tajam. Dalam keadaan seperti ini suatu organisasi memerlukan pemimpin yang
berkualitas. Adapun struktur organisasi PT Pertamina (Persero) adalah sebagai
STRUKTUR ORGANISASI
[image:22.595.63.528.247.497.2]PT Pertamina (Persero)
Gambar 2.1
Sumber : PT Pertamina (Persero) (2015)
President Director & CEO
VP Integrated Supply Chain
Direktur Energi Baru & Terbarukan
Internal Audit Corporate Secretary
Legal Counsel & Compliance
Direktur Hulu Direktur SDM
& Umum Direktur
Pemasaran Direktur
Pengolahan
C. Uraian Pekerjaan
Berikut ini penulis akan menguraikan secara garis besar tugas, sebutan
jabatan, fungsi dan tugas pokok dari setiap bagian :
1. President Director & CEO (Direktur Utama)
Tugas dan Wewenang :
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di
bidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan
peralatan perlengkapan.
c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan
serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
d. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening
penggunaan air dari langganan.
e. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
f. Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya
bekerja sama dengan MD atau CEO)
g. Memimpin rapat umum, dalam hal: untuk memastikan pelaksanaan
tata-tertib; keadilan dan kesempatan bagi semua untuk
berkontribusi secara tepat; menyesuaikan alokasi waktu per item
masalah; menentukan urutan agenda; mengarahkan diskusi ke arah
konsensus; menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan
h. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya
dengan dunia luar.
i. Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari
board dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan
efektivitas.
1.1. Corporate Secretary (Sekretaris Perseroan)
Kedudukan dan kualifikasi :
a. Sekretaris Perseroan diangkat, diberhentikan, dan bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama.
b. Sekretaris Perseroan harus memiliki kualifikasi akademis,
kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab Sekretaris
Perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan penyelenggaraan RUPS;
2. Menghadiri rapat Direksi dan rapat gabungan antara
Komisaris dengan Direksi;
3. Mengelola dan menyimpan dokumen yang terkait dengan
kegiatan Perusahaan meliputi dokumen RUPS, risalah rapat
Direksi, risalah rapat gabungan antara Direksi dengan
Komisaris, dan dokumen-dokumen Perusahaan yang
4. Mencatat Daftar Khusus berkaitan dengan Direksi dan
keluarganya serta Komisaris dengan Keluarganya baik
dalam perusahaan maupun afiliasinya yang mencakup
kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peranan lain yang
menimbulkan benturan kepentingan dan kepentingan
Perusahaan;
5. Melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya
kepada Direktur Utama secara berkala;
6. Menghimpun semua informasi yang penting mengenai
Perusahaan dari setiap unit kerja;
7. Menentukan kriteria mengenai jenis dan materi informasi
yang dapat disampaikan kepada stakeholders, termasuk informasi yang dapat disampaikan sebagai public document;
8. Memelihara dan memutakhirkan informasi tentang
Perusahaan yang disampaikan kepada stakeholders, baik dalam website, buletin atau media informasi lainnya;
1.2. Legal Counsel & Compliance (Kepala Hukum Korporat)
Tugas dan tanggung jawab :
a. Memastikan seluruh rancangan, pembuatan dan pelaksanaan segala
peraturan jasa kustodian sentral : Peraturan operasional serta
perjanjian-perjanjian resmi yang telah ditetapkan oleh Perusahaan
dilakukan sesuai dengan standar dan kaidah yang benar serta
mengikuti peraturan perundangan yang berlaku.
b. Memastikan Peraturan dan Pengembilan keputusan: bahwa dalam
pengambilan keputusan, penerapan kebijakan, penanganan
kasus-kasus dengan para pelanggan, seluruh Divisi di KSEI menerapkan
ketentuan-ketentuan, prosedur dan peraturan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Penanganan Penyelesaian Perselisihan Perusahaan: menangani
penyelesaian perselisihan KSEI dengan pihak ketiga dengan
memastikan bahwa Perusahaan memegang kebenaran serta
memiliki kelengkapan dokumen-dokumen untuk penyelesaian
perselisihan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
d. Berkoordinasi dalam pengelolaan dokumen-dokumen Peraturan:
pengelolaan dokumen-dokumen yang erat hubungannya dengan
peraturan perundangan seperti peraturan dan prosedur pengelolaan
jasa kustodian sentral, perjanjian-perjanjian dengan para pemegang
daftar pemegang saham dan dokumen-dokumen perusahaan yang
lain.
1.3. Satuan Pengawasan Internal (SPI)
Kedudukan dan Kualifikasi :
a. mempunyai kedudukan langsung di bawah Direktur Utama untuk
menjamin independensinya dari kegiatan atau unit kerja yang
diaudit.
b. Kepala SPI harus memiliki kualifikasi akademis dan
kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
c. Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama
dengan persetujuan Komisaris.
Tugas dan Tanggung Jawab SPI :
a. Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan;
b. Memonitor pencapaian tujuan dan strategi pengawasan secara
keseluruhan serta melakukan kajian secara berkala;
c. Memastikan sistem pengendalian internal Perusahaan berfungsi
efektif termasuk melakukan kegiatan yang dapat mencegah
terjadinya penyimpangan serta melakukan assessment terhadap sistem tersebut secara berkala;
d. Melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha
yang meliputi antara lain bidang akuntansi, keuangan, sumber daya
e. Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan baik
pekerja maupun manajemen perusahaan kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
f. Melakukan audit khusus (investigasi) untuk mengungkapkan kasus
yang mempunyai indikasi terjadinya penyalahgunaan wewenang,
penggelapan, penyelewengan, dan kecurangan (fraud);
g. Memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan dan informasi
yang obyektif tentang kegiatan yang diaudit kepada semua
tingkatan manajemen;
h. Memberikan konsultasi terhadap seluruh jajaran manajemen
mengenai upaya peningkatan efektivitas pengendalian internal,
peningkatan efesiensi, manajemen resiko, dan kegiatan lainnya
terkait dengan peningkatan kinerja;
i. Mendukung penetapan GCG di lingkungan perusahaan.
j. Menyiapkan dukungan data, informasi dan analisis untuk Direksi
dalam rangka penyampaian laporan Direksi kepada Komisaris.
k. Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung
kepada Direktur Utama dan memberikan tembusan kepada
2. Direktur Hulu
Direktur Hulu membawahi: Deputi Direktur Perencanaan dan Evaluasi,
Deputi Direktur Pengembangan Usaha serta General Manajer terkait
kegiatan hulu, sementara untuk Legal Consultan dan Sekretariat Direktorat
Hulu bertanggung jawab langsung kepada Direktur Hulu.
3. Direktur Energi Baru & Terbarukan
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Memimpin semua kegiatan dan perencanaan mengenai
pengembangan proyek-proyek infrastruktur pemanfaatan gas
domestik sekaligus jaringan pasar dan niaga gas.
b. Memimpin semua kegiatan dan perencanaan mengenai riset energi
baru dan terbarukan untuk masa depan.
c. Menggali riset untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga gas.
d. Perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan dari riset, juga
pengembangan – pengembangan terbaru.
e. Mengatur dan mengembangkan staf langsung (yang melakukan
direct report kepadanya).
f. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan Direktur Utama.
4. Direktur Pengolahan
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Memimpin semua kegiatan dan perencanaan mengenai pengolahan
b. Menyetujui rencana kerja masing-masing bagian yang dibawahnya
dan menetapkan dalam bidangnya;
c. Memberikan keputusan untuk menyelesaikan soal prinsipil
dalam bidangnya;
d. Perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan dari Bagian
Produksi, Perawatan, Transmisi & Distribusi, Perencanaan Teknik
& Evaluasi;
e. Persiapan perencanaan dan design pekerjaan yang akan
dilaksanakan, penyusunan rencana kerja dan pelaksanaannya;
f. Pengawasan pelaksanaan konstruksi dan perbaikan perpipaan di
bawah instansi lokal;
g. Menyiapkan kontrak dengan pemborong/pelaksana pekerjaan,
pengawasan pelaksanaanya dan pemeriksaan di lapangan;
h. Pengaturan dan pengawasan distribusi air, persetujuan
pemasangan/penutupan sumber air ke langganan;
i. Mengusahakan agar semua kegiatan di bagian-bagian yang
dibawahi berjalan lancar dan mengusulkan penyesuaian terhadap
kebijaksanaan perusahaan dalam bidang distribusi,
sambungan-sambungan baru dan sebagainya sesuai dengan perkembangan dan
j. Memelihara hubungan baik dengan kalangan industri dan
pembangunan, perusahaan swasta dan Instansi Pemerintah Daerah
dan Pusat, menghadiri pertemuan umum yang menyangkut
bidangnya;
k. Melaksanakan fungsi-fungsi lain yang diberikan Direktur Utama;
l. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan;
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
5. Direktur Keuangan
Tugas dan tanggung jawab :
a. Menetapkan rencana pendapatan dan pengeluaran jangka panjang
juga jangka pendek berdasarkan anggaran yang telah
disetujui dalam rapat Direktur Utama.
b. Mengawasi semua masalah yang menyangkut kelancaran
penyediaan keuangan dan semua dana perusahaan.
c. Mengawasi pengalokasian dana-dana yang tersedia agar sesuai
dengan taksiran kebutuhan, serta mengambil keputusan dalam
pemindahan dan dana-dana yang diperlukan.
6. Direktur SDM & Umum
Tugas dan tanggung jawab :
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan
dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan
c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan
serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
d. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening
penggunaan air dari langganan.
e. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.
f. Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan
strategi di bidang pengelolaan dan pengembangan SDM (termasuk
perekrutan dan pemilihan kebijakan/practices, disiplin, keluhan, konseling, upah dam pernyataannya, kontrak-kontrak, pelaihan dan
pengembangan, perencannan suksesi, moril dan motivasi, kultur
dan pengembangan, perencanaan sikap dan moral kerja,
manajemen penimbangan prestasi dan hal seputar manajemen mutu
dan lain-lain (ditambahkan selama masih relevan).
g. Menetapkan dan memelihara sistem yang sesuai untuk mengukur
aspek penting dari pengembangan SDM.
h. Memonitor, mengukur dan melaporkan tentang permasalahan,
peluang, rencana pengembangan yang berhubungan dengan SDM
dan pencapaiannya dalam skala waktu dan bentuk/format yang
sudah disepakati.
i. Mengatur dan mengembangkan staf langsung (yang melakukan
direct report kepadanya).
j. Mengelola dan mengendalikan pembelanjaan SDM per departemen
k. Bertindak sebagai penghubung (liaison) dengan para manajer
functional/manajer department yang lain agar memahami semua aspek-aspek penting dalam pengembangan SDM, dan untuk
memastikan mereka telah mendapatkan informasi yang tepat dan
mencukupi tentang sasaran, tujuan/obyektif dan
pencapaian-pencapaian dari pengembangan SDM.
l. Memelihara kesadaran dan pengetahuan tentang teori
pengembangan HR yang sesuai zaman dan metode-metode dan
menyediakan penafsiran yang pantas untuk para direktur, para
manajer dan staf di dalam organisasi.
m. Berperan untuk evaluasi dan pengembangan strategi pengelolaan
SDM dan kinerja dalam pengimplementasian strategi tersebut,
dengan bekerja sama dengan tim eksekutif.
n. Memastikan setiap aktivitas mempunyai benang merah serta
terintegrasikan dengan persyaratan-persyaratan organisasi
(organizational requirements) untuk bidang-bidang manajemen
mutu, kesehatan dan keselamatan kerja, syarat-syarat hukum,
kebijakan-kebijakan dan tugas umum kepedulian lingkungan.
o. Jika merupakan jabatan direktur formal, melaksanakan
tanggung-jawab dari seorang direktur utama/Board of Director (BOD)
menurut patokan-patokan etis dan hukum yang berlaku,
seperti yang dituangkan di dalam kebijakan direktur atau dokumen
7. Direktur Pemasaran
Tugas Perencanaan :
a. Melakukan perencanaan strategi pemasaran hasil produksi yang
terpadu dan efisien dengan memperhatikan sumber daya
perusahaan.
b. Menyusun perencanaan program kerja untuk jangka pendek dan
jangka panjang dalam menunjang terlaksananya tujuan pemasaran.
c. Merencanakan dan menganggarkan biaya pemasaran/marketing
seefisien mungkin dengan koordinasi bersama atasan.
d. Melakukan perencanaan prosedur kerja yang efektif di Bagian
Marketing sehingga dapat mendukung perkembangan perusahaan. e. Melakukan perencanaan pengembangan dan alokasi sumber daya
manusia di bagiannya, dengan melakukan koordinasi bersama
Bagian lain yang terkait sehingga tercipta efisiensi sumber daya.
Tugas Pelaksanaan :
a. Melakukan koordinasi kerja dan pembagian/pendelegasian tugas,
tanggung jawab di lingkungan internal Bagian Marketing untuk menghasilkan pola kerja yang lebih baik.
b. Melakukan koordinasi dengan Bagian lain untuk mendukung
kelancaran proses kerjadi perusahaan.
c. Menjalin relasi dan kerja sama yang baik dengan
d. Melakukan analisa penerapan prosedur yang berlaku di Bagian
Marketing sebagai bahan evaluasi atas prosedur yang sudah ada. e. Melakukan analisa laporan kondisi dan situasi pasar beserta analisa
pesaing.
f. Menetapkan kalkulasi harga jual produksi sebagai patokan harga
yang ditawarkan kepasar/pelanggan.
g. Menyusun Prosedur dan Instruksi Kerja untuk Bagian Marketing
sehingga membantu kelancaran proses kerja di bagiannya.
h. Menyampaikan laporan hasil kerja ke Marketing Manager untuk dilakukan evaluasi dan analisa.
i. Melakukan koordinasi dengan Bagian PPIC dan Produksi
sehubungan dengan perencanaan, proses dan hasil produksi.
j. Melakukan koordinasi dengan Bagian terkait untuk mendukung
kelancaran cara kerjadi Bagian Marketing.
k. Melakukan penilaian karya kepada para bawahan dengan
memberikan pembinaan dan pengarahan kepada bawahan.
l. Memantau potensi-potensi bawahan untuk dilakukan pembinaan
sehingga menjadi lebih baik.
m. Memeriksa dan atau menandatangani dokumen-dokumen/
formulir/data-data yang berkaitan dengan bidang tugas Bagian
Marketing.
n. Mengerjakan tugas – tugas yang diminta oleh atasan sehubungan
D. Maksud dan Tujuan Perusahaan
Maksud dan tujuan Perusahaan adalah sesuai Akta Perubahan Anggaran
Dasar PT Pertamina (Persero) No. 1 tanggal 1 Agustus 2012 adalah: Melakukan
usaha energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan, baik di
dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang
kegiatan usaha di bidang energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan
terbarukan.
1. Pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat.
2. Meraih keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
1. Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan
Visi :
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
Misi :
Menjalankan usaha Minyak, Gas, Serta Energi Baru Dan Terbarukan
Tata Nilai :
Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi
pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan Perusahaan. Keenam
tata nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut, 6C :
1. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.
Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. Confidence (Percaya diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
3. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
4. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.
5. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
6. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun
kemampuan riset dan pengembangan.
[image:38.595.113.288.272.408.2]2. Logo Perusahaan
Gambar 2.2 Logo PT Pertamina (Persero)
Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi
persaingan bisnis, PT Pertamina (Persero) mengubah logo dari lambang kuda laut
menjadi anak panah dengan tiga warna dasar hijau-biru-merah. Logo baru yang
diakui sekarang mempunyai makna tersendiri bagi perusahaan, yaitu :
1. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan
representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergerak
maju dan progresif.
2. Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil
PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan
a. Biru mencerminkan: Andal, dapat dipercaya dan bertanggungjawab.
b. Hijau mencerminkan: Sumber daya energi yang berwawasan
lingkungan.
c. Merah mencerminkan: Keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan.
E. Kinerja Terkini
Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan
petrokimia, terbagi ke dalam dua sektor, yaitu Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh
kegiatan kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan petungan. Kegiatan
usaha Pertamina Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas dan panas
bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dilakukan di
beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Perusahaan di dalam negeri
dikerjakan oleh Pertamina Hulu dan melalui kegiatan kerjasama dengan mitra
sedangkan untuk pengusahaan di luat negeri dilakukan melalui aliansi strategis
bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas
bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam
negeri. Untuk medukung kegiatan intinya, Pertamian Hulu juga memiliki usaha di
bidang pemboran minyak dan gas.
Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan cadangan
migas baru sebagai pengganti hidrokarbon yang telah diproduksikan. Upaya ini
dan konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak
dan gas berupa JOB-EOR (Joint Operation Body for Enhanced Oil Recovery),
JOB-PSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama), Penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek pinjaman; sedangkan pengusahaan panas bumi berbentuk JOC (Joint Operating Contract).
Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh)
Daerah Operasi Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah:
1. DOH Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatera Bagian Utara yang
berpusat di Rantau Parapat,
2. DOH Sumatera Bagian Tengah berpusat di Jambi,
3. DOH Sumatera Bagian Selatan berpusat di Prabumulih,
4. DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu,
5. DOH Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon,
6. DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan
7. DOH Papua berpusat di Sorong.
Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 4 (empat) area panas bumi dengan
total kapisitas terpasang sebesar 402 MW. Keempat area panas bumi tersebut
1. Area Komajang – Jawa Barat (200 MW),
2. Lahendong – Sulawesi Utara (80MW),
3. Sibayak – Sumatera Utara (12MW),
4. Ulubelu – Lampung (110MW).
Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama dengan
mitra sebanyak 92 kontrak yang terdiri dari 6 JOB-EOR, 15 JOB-PSC, 44 TAC,
27 IP/PPI (termasuk BOB-CPP) dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk bidang
panas bumi terdapat 8 JOC.
Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan
usahanya baik di dalam dan di luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra.
Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak
dan gas melalui Pertamina Drilling Services (PDS) yang memiliki 7 rig pemboran.
Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan
panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.
Kegiatan usaha Pertamina Hilir meliputi pengilahan, pemasaran & niaga
dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik di dalam maupun keluar negeri
yang berasal dari kilang Pertamina maupun impor yang didukung oleh sarana
transportasi darat dan laut. Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan,
Usaha Pemasaran, Usaha Niaga dan Usaha Perkapalan.
Bidang Pengolahan mempunyai 7 (tujuh) unit kilang dengan kapasitas total
1.041,20 Ribu Barel. Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan kilang
juga mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang. Kilang LNG Arun dengan
6 train dan kilang LNG Badak di Bontang dengan 8 train. Kapasitas LNG Arun
sebesar 12,5 Juta Ton sedangkan LNG Badak 18,5 Juta Ton per tahun.
Beberapa kilang tersebut juga menghasilkan LPG, seperti di Pangkalan Berandan,
Dumai, Musi, Cilacap, Balikpapan, Balongan dan Mundu. Kilang Cilacap adalah
satu-satunya penghasil lube base oil dengan HVI-60, HVI-95, HVI-160 S, dan HVI-650. Produksi lube base oil ini disalurkan ke Lube Oil Blending Plant
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2000 : 332) istilah kinerja seringkali
dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan yang harus dicapai setiap
perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap perusahaan.
Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005 : 111), Kinerja adalah tingkat pencapaian
dan tujuan perusahaan, tingkat pencapaian misi perusahaan, tingkat pencapaian
pelaksanaan tugas secara aktual. Kinerja juga dapat diartikan sebagai prestasi
yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
kesehatan perusahaan tersebut.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat diartikan Kinerja
Keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengukur
prestasi perusahaan dan menggunakan modal secara efektif dan efesien demi
tercapainya tujuan perusahaan.
2. Tujuan Kinerja Perusahaan
Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000:31), adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan
untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka
pendek maupun jangka panjang.
3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur
dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk
membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta
kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para
pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
3. Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan
Menurut Sucipto (2003) penilaian kinerja keuangan dimanfaatkan oleh
manajemen untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efesien melalui
pemotivasian karyawan maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan, juga
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
B. Laporan Keuangan Perusahaan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia yang tertulis dalam Standar
Akuntansi Keuangan/SAK (2004:4), tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan perusahaan dan beberapa pihak untuk mengambil keputusan.
Menurut Bodie & Merton (2000), laporan keuangan mempunyai fungsi
ekonomi, yaitu menyediakan tentang status perusahaan, laporan keuangan akan
memberikan cara yang tepat untuk mempersiapkan target kinerja yang akan
2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:2) dalam bukunya yang berjudul
“Standar Akuntansi Keuangan” menyatakan bahwa Laporan yang lengkap
biasany’a meliputi Neraca, Laporan laba Rugi, Laporan Perubahan Posisi
Keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Berikut dijelaskan mengenai jenis-jenis
[image:46.595.111.512.344.597.2]dari Laporan Keuangan, yaitu :
Tabel 3.1
Jenis – jenis laporan keuangan
No. Jenis Laporan Keuangan Pengertian
1. Neraca
Neraca disebut juga dengan laporan posisi keuangan, menyajikan informasi meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada periode tertentu.
2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi menyajikan perhitungan laba/rugi perusahaan selama 1 (satu) periode tertentu.
3. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan Ekuitas Pemilik merekonsiliasi saldo awal dan akhir semua akun yang ada dalam seksi ekuitas pemegang saham pada neraca.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan tentang arus kas masuk dan keluar dari kegiatan operasi, pendanaan dan investasi selama satu periode akuntansi.
5.
Catatan dan laporan lain sebagai penjelasan bagi laporan keuangan
Catatan dan laporan lain merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari laporan keuangan. Catatan-catatan ini tergantung pada kebijakan akuntansi yang digunakan pada waktu mempersiapkan laporan keuangan dan member tambahan detail mengenai beberapa bagian di laporan keuangan.
3. Laporan Keuangan sebagai Informasi dalam Menilai Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan yang baik adalah perusahaan yang hasil kerjanya di
atas perusahaan pesaingnya atau di atas rata-rata perusahaan sejenis. Menurut
Darsono dan Ashari (2005 : 5) laporan keuangan yang disusun dan disajikan
kepada semua pihak yang berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan,
pada hakikatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah
suatu alat yang penting yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi
keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang
berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
Salah satu kegunaan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi kinerja keuangan perusahaan yang sangat berperan penting dalam
penentuan keputusan dan pengavaluasian atas pencapaian perusahaan tersebut.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat disajikan dengan beberapa perhitungan,
salah satunya adalah dengan rasio keuangan dan analisis arus kas.
C. Rasio Keuangan
1. Pengertian Rasio Keuangan
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan
suatu perusahaan perlu diadakan interprestasi atau analisa terhadap data keuangan
dari suatu perusahaan, dan data keuangan tersebut tercermin dalam laporan
keuangan. Menurut Simamora (2002:357), analisis rasio merupakan cara penting
komponen-Rasio Keuangan adalah alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat
pada pos laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Menurut Sawir (2009:6), Rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menilai
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Menurut Harahap (2008:298), Rasio
keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
dan signifikan (berarti). Analisis rasio mempunyai keunggulan dan keterbatasan.
Keunggulan analisis rasio, sebagai berikut :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
2. Rasio merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perubahan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model proteksi.
5. Memudahkan untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.
Keterbatasan analisis rasio adalah :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan
kesulitan untuk menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi
yang dipakai tidak sama.
2. Jenis - Jenis Rasio Keuangan
Menurut Harmono (2009:106) jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai
[image:49.595.89.527.499.698.2]berikut :
Tabel 3.2
Jenis – Jenis Rasio Keuangan
No. Jenis – jenis Rasio
Keuangan Rumus Pengertian
1. Rasio Likuiditas. - Rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
a. Current Ratio ������������ = aktiva lancar hutang lancar
Rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk menutupi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
b. Cash Ratio ���ℎ�����
= kas + efek hutang lancar
Rasio yang menggambarkan
No. Jenis–Jenis Rasio
Keuangan Rumus Pengertian
c. Quick Ratio ����������
=aktiva lancar−persediaan utang lancar
Rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutup hutang lancar.
2. Rasio Solvabilitas - Rasioyang mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban nya apabila perusahaan dilikuidasi.
a. Total Debt to Asset Ratio
��������������������� =total hutang
total aktivax100%
Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya.
b. Total Debt to Equity Ratio
���������������������� = total hutang
modal sendirix100%
Rasio ini untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar dana yang di ambil dari luar
3. Rasio Profitabilitas
- Profitabilitas merupakan pencerminan
efisiensi suatu perusahaan di dalam menggunakan modal kerja, maka cara menggunakan tingkat profitabilitas untuk ukuran efisiensi suatu perusahaan merupakan cara baik. a.Return On
Investment
������������������ =laba bersih setelah pajak
total aktiva x100%
Merupakan ukuran kemampuan perusahaan dengan menghasilkan laba yang diperoleh dari kekayaan (aktiva) perusahaan
b. Return on Equity
��������������
= laba bersh setelah pajak
ekuitas pemegang sahamx100%
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan
keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.
c. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin :
penjualan−harga pokok penjualan penjualan
Rasio ini menunjukkan seberapa laba kotor yang diperoleh perusahaan unutk seluruh penjualannya. Semakin besar nilai rasionya, maka semakin besar laba kotor yang diperoleh perusahaan.
d. Net Profit Margin
Net Profit Margin :
Laba setelah bunga dan pajak
penjualan x100
Sumber : Harmono (2009)
No. Jenis - jenis Rasio keuangan
Sumber Pengertian
4. Rasio Aktivitas - Rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki dalam memperoleh penghasilan.
a. Total Asset Turn Over
=
������������������ Penjualan Netto
Total aktiva
Rasio yang menggambarkan tingkat perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.
b. Working Capital Turn Over
Penjualan
Aktiva lancar−utang lancar
Working Capital Turn Over : Rasio yang mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk modal kerja.
c. Fixed Assets
Turn Over Penjualan
Aktiva Tetap
3. Perhitungan Kinerja Keuangan menggunakan Rasio Keuangan
Berikut, perhitungan rasio keuangan yang telah dihitung dengan menggunakan
[image:52.595.52.552.262.718.2]laporan keuangan dan laporan laba rugi PT Pertamina (Persero) (data telampir) :
Tabel 3.3
Perhitungan Rasio Keuangan
No .
Jenis Rasio Rumus
Tahun
Keterangan
2012 2013
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio Aktiva Lancar
Hutang Lancar =
22.025.632 14.150.099 = 1,55 =24.146.361 16.445.834 = 1,46
Ini berarti current ratio pada PT Pertamina (Persero) mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya hutang lancar.
b. Cash Ratio Kas+Efek
Hutang Lancar = 4.295.373 14.150.099 0,30 = 4.686.040 16.445.834 = 0,28
Ini berarti Cash Ratio PT Pertamina (Persero) mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya hutang lancar.
c. Quick Ratio �ktiva lancar-Persediaan Hutang Lancar =13.064.421 14.150.099 = 0,92 =15.041.874 16.445.834 = 0,91
Ini berarti Quick Ratio PT Pertamina Persero mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya hutang lancar. 2. Rasio Solvabilitas
a. Total Debt to Asset Ratio (%)
total hutang total aktiva
=25.765.860 40.958.641 = 62,9%
�100% =32.052.579 49.341.871 = 64,9%
�100%
Ini berarti Total Debt to Asset Ratio PT Pertamina (Persero) mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya total hutang.
b. Total Debt to Equity Ratio(%) total hutang modal sendiri = 25.765.860 200.000.000 = 12,8%
�100% = 32.052.579 200.000.000
= 16%
�100%
Ini berarti Total Debt to Equity Ratio PT Pertamina (Persero) mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya total hutang.
No. Jenis Rasio Rumus
Tahun
Keterangan
2012 2013
3. Rasio Profitabilitas
a. Return on Investment
laba bersih setelah pajak total aktiva
= 2.765.710 40.958.641�100%
= 6,75%
= 3.067.055 49.341.871�100%
= 6,21%
Ini berarti Return on Investment PT Pertamina (Persero) mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya laba bersih bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan.
b. Return on Equity (%)
laba bersih setelah pajak ekuitas pemegang saham
= 2.765.710 15.115.738
= 18,29%
�100% = 3.067.055 17.213.213
= 17,81% �100%
Ini berarti Return on Equity PT Pertamina (Persero) mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya laba bersih bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan juga meningkatnya ekuitas pemegang saham.
c. Gross Profit Margin (%)
Penjualan-harga pokok penjualan Penjualan
=70.924.4406.936.266
= 9,78%
� 100% =71.102.1026.999.251 = 9,84%
�100%
Ini berarti Gross Profit Margin PT Pertamina (Persero) mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. d. Net Profit
Margin (%)
Laba bersih setelah pajak Penjualan
=70.924.4402.765.710
= 3,9%
�100% =71.102.1023.067.055 = 4,31%
�100%
Ini berarti Net Profit Margin PT Pertamina (Persero) mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. 4. Rasio Aktivitas
a. Total Asset Turn Over Penjualan Netto Jumlah aktiva =70.924.440 40.958.641 = 1,73 =71.102.102 49.341.871 = 1,44
Ini berarti Total Aseet Turn Over PT Pertamina (Persero) mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. b. Working
Capital Turn
Over
Penjualan
Aktiva lancar-utang lancar =
70.924.440 7.875.533 = 9 =71.102.102 7.700.527 = 9,23
Ini berarti Working Capital Turn Over PT Pertamina (Persero) mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. c. Fixed Assets
Turn Over
Penjualan
Aktiva Tetap =
70.924.440 7.927.593 = 8,94 =71.102.102 9.187.367 = 7,73
D. Analisis Arus Kas
1. Pengertian Kas
Kas merupakan bagian dari aktiva lancar atau current assets, contoh dari kas diantaranya uang kertas, uang logam, dan sejenisnya yang dapat dimanfaatkan
sebagai alat tukar yang memiliki dasar pengukuran akuntansi. Manajemen kas
yang baik sangat diperlukan untuk mengontrol hal-hal yang bisa saja merugikan
perusahaan. Ini dikarenakan, kas adalah aset yang memiliki resiko paling tinggi
dan paling lancar (likuid), merupakan salah satu unsure modal kerja yang paling
tinggi likuiditasnya. Surat berharga merupakan investasi jangka pendek yang
bersifat temporal, bila perusahaan memerlukan kas dengan segera dapat dijual
atau diubah dalam bentuk kas.
Maka kas dapat diartikan sebagai alat pembayaran yang digunakan oleh
perusahaan untuk membiayai kegitan umum atau operasional perusahaan.
Menurut Harahap (2010:258), kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang
dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas.
2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat.
Pengendalian kas, dapat dilihat sebagai berikut :
1. Perencanaan untuk arus kas – cash budget. 2. Pengendalian dari penerimaan arus kas.
3. Pengendalian dari pengeluaran arus kas.
4. Melakukan rekonsiliasi bank.
5. Penerapan sistem dana tetap kas kecil.
Prosedur penerimaan kas, adalah sebagai berikut :
1. Adanya pembagian tugas, petugas yang menyimpan, menerima dan
mencatat penerimaan uang.
2. Laporan kas dibuat setiap hari, untuk perusahaan kecil pembuatan laporan
kas dibuat oleh pemilik perusahaan
3. Uang langsung disetorkan ke bank setelah uang diterima.
Prosedur pengeluaran kas, adalah sebagai berikut :
1. Segala pengeluaran menggunakan cek. Sedangkan pengeluaran yang
jumlahnya kecil melalui kas kecil.
2. Segala pengeluaran kas harus mendapat persetujuan dari pihak yang
berwenang.
3. Dibentuk kas kecil dengan pengawasan yang ketat
4. Penulisan cek harus didukung dengan bukti yang otentik, akurat atau
5. Adanya pembagian tugas, antara yang menyetujui pengeluaran kas,
menyimpan uang kas, mengeluarkan uang kas dan yang melakukan
pencatatan atas pengeluaran kas.
2. Pengertian Laporan Arus Kas
Menurut PSAK No. 2 (2002:5), arus kas adalah arus kas masuk dan arus
keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas
diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus
kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama
periode tertentu (biasanya satu tahun buku). Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua jenis aliran/arus kas, yaitu:
1. Cash Inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow), terdiri dari :
a. Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
b. Penagihan piutang dari penjualan kredit.
c. Penjualan aktiva tetap yang ada.
d. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan
terbatas.
e. Pinjaman/hutang dari pihak lain
2. Cash out flow
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari :
a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya
pabrik lain-lain.
b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
c. Pembelian aktiva tetap.
d. Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
f. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran
lain-lain.
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu,
dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi
dan pendanaan. Menurut PSAK No. 2 (2002:9), laporan arus kas harus
melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
1. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama
suatu perusahaan. Karena itu, aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba
Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas dari
langganan. Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan
kas dari langganan. Arus masuk kas kas yang kurang penting adalah
penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus
keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan,
serta pembayaran bunga dan pajak.
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas Investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang
yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau
penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung atau peralatan merupakan
investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain. Pada laporan
arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan
penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian
pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman
menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga
dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.
3. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor
dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan
perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham,
peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman
obligasi, penjualan saham pebendaharaan, dan pembayaran terhadap
3. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas
Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode,
juga memberikan informasi atas dasar mengenai aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. Menurut Harahap (2006:257) selain mempunyai tujuan, laporan arus
kas juga bermanfaat untuk :
1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan,
mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar pada masa lalu.
2. Menilai kemampuan keadaaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus
kas bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden di masa
yang akan datang.
3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditur, memproyeksikan return dari
sumber kekayaan perusahaan.
4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan
untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang.
5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan
penerimaaan dan pengeluaran kas.
6. Menilai pengaruh investasi baik secara kas maupun bukan kas dan
transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode
4. Metode Penyajian Laporan Arus Kas
Dalam penyajian laporan arus kas, terdapat dua metode, yaitu :
1. Metode Langsung
Yaitu dengan cara arus kas dari kegiatan operasional dirinci
menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan
keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau
pengeluaran kas.
2. Metode Tidak Langsung
Yaitu dengan cara arus kas dari opersional ditentukan dengan cara
mengoreksi laba bersi