Kementerian Kesehatan RI
DAfTARISI
l.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan 3
1.3 Landasan Hukum
3
2. PELAKSANAAN
DELEGATION OF AUTHORITY
2.1 Urgensi Delegation of Authority 5
2.2 Ruang Lingkup Delegation of Authority
6
2.3 lndikator Keberhasilan Delegation of Authority 8
2.4 Sasaran Delegation of Authority 8
2.5 Tingkatan dalam Delegation of Authority II
2.6 Proses Kegiatan dalam Delegation of Authority 11
3. KERANGKA KERJA DELEGATION OF AUTHORITY
3.1 Jenis Delegation of Authority 13
3.2 Prinsip Dasar dalam melakukan Delegation of Authority 13
3.3 Teknik dalam Delegation of Authority 14
3.4 Hal yang perlu dilakukan dalam Delegation of Authority 15
3.5 Usulan Pendelegasian Baru 16
3.6 Koreksi Dan Perubahan Terhadap Delegasi 17
3.7 Hambatan Hambatan dalam Delegation of Authority 17
3.8 Pendelegasian Wewenang Sementara
20
3.9 Format dalam Delegation of Authority 21
4. PENGGUNAAN MA TRIKS DALAM DELEGATION OF AUTHORIT
4 .1 Definisi Matriks Otoritas 22
4.2 Kendala Implementasi 22
4.6 Penyirnpangan pada Prosedur Matriks Otoritas 4.7 Jenis Matriks Otoritas
25
25
5. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I.CONTOH FORMAT
DELEGATJONOF AUTHORITY
1.1 : Contoh Format Penataan Sumber Daya Manusia Aparatur
1.2 : Contoh Format Ketatalaksanaan Keuangan
1.3 : Contoh Format Kelembagaan dan Perundangundangan 1.4 : Contoh Format Pelayanan Publik
1.5 : Contoh Format Permasalahan Umum Organisasi
LAMPIRAN II. MATRIKS
DELEGATlONOF AUTHORITY
11.1 : Matriks Penataan Sumber Daya Manusia Aparatur
11.2 : Matriks Ketatalaksanaan Keuangan Akuntansi II.3 : Matriks Ketatalaksanaan Keuangan Penganggaran
It4 : Matriks Ketatalaksanaan Keuangan Pembendaharaan
It5 : Matriks Kelembagaan dan PerundangUndangan IJ.6 : Matriks Pelayanan Publik
11.7 : Matriks Permasalahan Umum Organisasi 11.8 : Matriks Otoritas Penandatangan
1. PENDAHULUAN
J.J Latar 8eJakang
Refonnasi Birokrasi merupakan salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang 20052014, RPJM 20102014 dan UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 ten tang Keuangan Negara . Secara lengkap RP JP menyatakan : "Pembangunan aparatur negara dilakukan melalui refonnasi birokrasi untuk
meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, di pusat maupun daerah, agar mampu mendukung
keberhasilan pembangunan di bidangbidang lainnya".
Selanjutnya arah tersebut dijabarkan ke dalam setiap Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM 120052009, RPJM 1120102014, RPJM 11120152019
dan RPJM IV 20202024) dan Rencana Kerja Pemerintah yang bersifat tahunan . Refonnasi birokrasi tersebut harus menyentuh ketiga aspek atau komponen utama
yaitu kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (manajemen) dan sumber daya manus ia.
Kementerian Kesehatan yang mend apat mandat di bidang kesehatan, juga melakukan refonnasi birokrasi dengan mengacu kepada RPJPN , RPJPK, RPJMN , RKP dan Pedoman Umum Reformasi Birokrasi yang diterbitkan
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refonnasi Birokrasi (Kemeneg PAN dan RB).
kelembagaan , ketatalaksanaan (termasuk program dan anggaran) dan SDM nya, an tara lain: a) penyusunan peta strategi (strategy map) yang berisi arahan atau kegiatan strategi s yang bersifat program percepatan (quick wins), penilaian
kinerja (Iembaga, unit kerja , dan individunya); b) analisa beban kerja; c) standard operating procedures (SOP), egovt; d) manajemen SDM ( analisis dan job description tiap pekerjaan atau jabatan, evaillasi dan pembobotan pekerjaan,
jenjang pekerjaan atall job gradin g), penyusunan tunjangan kinerja, dan diklat pegawai serta penataan pola karir; e) penataan sarana dan prasarana kerja ; f)
pengawasan keuangan dan pengawasan kerja ; g) penataan kegiatan dan penganggarannya.
Salah satu sasaran dari dari manajemen peru bah an yang dilakukan adalah
terlaksananya pedoman De/egation of authority atau Pendelegasian wewenan g. De/egation ofauthority adalah Pemberian kewenangan penuh dari seorang pejabat
kepada pejabat set ingkat dibawahn ya untuk bertindak sesuai fungsi, kekuasaan dan tugas, atall untuk bertindak atas nama atau mewaki li dalam aktifitas
pencapaian tujuan organisasi. Prinsip dalam Pendelegasian kewenangan bukan hanya sekedar memindahkan kewenangan yang dijalankan secara langsllng oleh
1.2. Tujuan
Tujuan Umum : Terlaksananya prinsipprinsip pendelegasian wewenang yang memenuhi asas tata kelola pemerintahan yang baik dalam rangka mewujlldkan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Kesehatan Rl.
Tujuan Khusus :
memberikan acuan bagi para pengambil keputusan di lingkungan Kementerian Kesehatan RI dalam melaksanakan pendelegasian wewenang sesuai dengan tujuan reformasi birokrasi.
Memberikan pedoman bagi Kelembagaan Kementerian Kesehatan RI
dalam pembinaan organisasi sesuai dengan prinsip pendelegasian wewenang dalam tata kelola pemerintahan yang baik
1.3. Landasan Hukum
UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara ;
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 20 I 0 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 20 I 0 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 24 Tahun 20 I 0 ten tang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 ten tang Grand Design Reformasi Birokrasi 20102025;
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 20 I 0 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20102014;
BAB2.
PELAKSANAAN DELEGATION OF AUTHORITY
Pelaksanaan Kegiatan Delegation of authority di Kementerian Kesehatan dilakukan berdasarkan usulan reformasi birokrasi tentang tugas pokok dan fungsi struktur organisasi Kementerian Kesehatan yang mengacu pada good governance.
Pelaksanaan Delegation of authority pada kegiatan/aktifitas Kementerian
Kesehatan dimulai melalui tingkat tertinggi yaitu Menteri Kesehtan, diikuti Seluetaris lenderal Kementerian Kesehatan dengan melibatkan seluruh unit kerja eselon I dan II, baik Pimpinan maupun para jabatan fungsional terkait.
2.1. Urgensi Delegation ofAuthority
Delegation of authority atau Pendelegas ian wewenang merupakan sesuatu yang
vital dalam organisasi. Pengambil keputusan di エゥョァォ。セ@ yang lebih tinggi perlu
melakukan pendelegasian wewenang agar lembaga bisa menjalankan operasi manajerial secara lebih efektif dan efisien. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya struktur suatu organisasi.
Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapasiapa selain dia sendiri. Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu
merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai pimpinan,
pejabat berwenang melakukan Delegation
0/
authority dengan mengalokasikanwewenang melalui efisiensi kekuasaan kepada orangorang dengan kemampuan
yang sesuai dan/atau pengalaman pekerJaannya agar lebih produktif dalam
melakukan fungsifllngsi manajemen lainnya .
Ada beberapa alasan mengapa Delegation of authority diperlllkan.
\) Pendelegasian memungkinkan pimpinan mencapai hasil yang lebih baik
dibanding bila semua kegiatan ditangani sendiri.
2) Dengan pendelegasian, organisasi berjalan lebih efisien.
3) Pendelegasian memungkinkan pimpinan dapat memusatkan perhatian
terhadap tugastugas prioritas yang lebih penting.
4) Memungkinkan proses transformasi bawahan untuk tumbllh dan
berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan Learning
Organization untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
5) Pimpinan seharusnya lebih cermat dalam mendelegasikan tugas dan
wewenangnya, mengingat kegiatan kebijakan dalam layanan kesehatan
berhubungan dengan kepentingan masyarakat banyak. Oleh karena itll
sebelum mendelegasikan tugas/wewenang hendaknya dipahami benar
tingkat kemampuan dari pejabat yang akan diberikan delegasi.
Kementerian Kesehatan, mulai dari kelembagaan (struktur organisasi),
manajemen, sumber daya manusia (SDM), anggaran, saran a dan prasarana hingga
permasalahan umum organisasi dapat dikelola dan berjalan secara baik sesuai
dengan spirit reformasi birokrasi. Dengan mengacu pada suatu pedoman
Delegation
0/
authority diharapkan terjadi peningkatan kinerja (bellerpeljormance) yang berkelanjutan melalui sharing dan transformasi
kepemimpinan , baik kinerja lembaga, unit kerja maupun kinerja pegawai (SDM)
didalam lingkup Kementerian Kesehatan.
Pedoman Delegation
0/
authority digunakan untuk menentukan tingkat di manaotoritas pengambilan keputusan dalam setiap penyelenggaraan kegiatan
Kementerian Kesehatan untuk memberikan implementasi prosedur yang jelas,
terarah, dan efisien untuk kembaJi mendelegasikan otoritas, memfasilitasi kontrol
manajemen atas delegasi kewenangan , meyakinkan bahwa otoritas didelegasikan
ke tingkat praktis terendah dan menyediakan sumber tunggal otoritatif organisasi
otoritas untuk digunakan oJeh seluruh pejabat Kementerian Kesehatan.
Pedoman ini dimaksudkan untuk berfungsi sebagai sum her otoritatif dalam
pendelegasian wewenang di lingkup Kementerian Kesehatan, tidak adanya
otoritas tidak menghalangi peJaksanaan otoritas tersebut karena pejabat struktural
atau jabatan fungsional memiliki dasar hukum pelimpahan wewenang dari
pimpinan sesuai pedoman Delegation
0/
authority. Oleh karena itu, KementerianKesehatan menyusun dasar hukum atau administratif De/egation
0/
authority yangtepat untuk membangun adanya delegasi spesifik lainnya dalam bentuk matriks
masingmasing proses delegasi resmi dari otoritas jabatan yang terdaftar.
2.3. Indikator Keberhasilan
Delegation ofAuthority
indikator keberhasilan
De/egation ofauthority
diukur atas hal berikut :I) Struktur organisasi dan sistem manajemen Kementerian Kesehatan diarahkan pad a struktur yang mampu mendukung Kebijakan Pendelegasian Wewenang;
2) SDM memiliki profesionalisme kerja yang semakin baik untuk mematuhi kriteria dalam Menentukan secara tepat Delegasi Wewenang;
3) Tata Cara
De/egation of authority
Kementerian Kesehatan berorientasi pada peningkatan kinerja dan efektifitas organisasi.4) Kementerian Kesehatan memiliki proses mendelegasikan wewenang yang
cepat dan tepat dalam menindaklanjuti permintaan publik dalam pencapaian tujuan organisasi.
2.4. Sasaran
Delegation ofAuthority
Sasaran
delegation of authority
dapat dijabarkan ke dalam 4 bidang sasaran yang saling terkait, yaitu penataan SDM aparatur, ketatalaksanaan keuangan(Akuntansi, penganggaran, dan pembendaharaan), kelembagaan dan Perundang-undangan, dan Permasalahan Umum organisasi sebagai berikut :
Kesehatan, sejak tahap rekruitmen pegawai hingga mutasi, rotasi dan
pensiun. Setiap tahap tersebut dilaksanakan dengan matriks Delegation of authority, dengan tujuan agar pengelolaan SDM menjadi jelas, dan
akuntabel dan benarbenar dapat menigkatkan kinerja dan profesionalisme pegawai.
Namun demikian , kondisi tersebut tidak selalu dapat dipertahankan atau memberikan kinerja terbaik , jika pengelolaan SDM tersebut tidak dikelola dengan baik dengan sistem matriks Delegation ofauthority yang akuntabel
dan berorientasi pada peningkatan kinerja.
2) Ketatalaksanaan keuangan (Akuntansi, penganggaran , dan pembendaharaan)
Terlaksananya sistem matriks Delegation of authority yang berorientasi
pada peningkatan kerja lembaga, unit kerja dan SDM. Untuk itu disusun sistem manajemen Kementerian Kesehatan yang antara lain dalam produk I) Aktifitas transaksi Akuntansi ,yang relevan; 2) pelimpahan wewenang dalam aktifitas transaksi penganggaran; 3) aktifitas transaksi
pembendaharaan di Kementerian Kesehatan dilakukan De/egation of authority sesuai aturan , sehingga mudah melakukan peJimpahan wewenang dan pencabutan wewenang dalam rangka peningkatan kinerj a
keuangan.
3) Kelembagaan dan Perundangundangan
melakukan penataan unitunit kerj a, termasuk penataan substansi dan
uraian tupoksi. Pedoman De/egation of authority pad a setiap struktur
organisasi Kementerian Kesehatan yang mampu mendukung peningkatan
kinerja Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan matriks Delegation of authority, uraian tupoksi akan di atur
untuk menghindar tumpang tindih ataupun grey area. Hal ini untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi disesuaikan dengan
perubahan indikator kinerja utama (IKU) Kementerian Kesehatan.
4) Pelayanan Publik
Terlaksananya Delegation of authority untuk melimpahkan wewenang
penugasan dalam penetapan standar pelayanan kepada ma syara kat, dan
menJ3di acuan JangkahIangkah penetapan standarisasi. Dengan pedoman
De/egation o/authority, penetapan standar akan menjadi efisien , cepat dan
tepat..
Berdasarkan matriks De/egation of authority dalam pelayanan publik,
standar pelayanan dan standar mutu pelayanan akan ditetapkan secara
hirarkies secara s trukural guna meningkatkan kepercayaan masyarakat
untuk menggllnakan fasilitas dan layanan kesehatan di dal a m negeri ..
5) Permasalahan Umllm organi sasi
Secara spesifik, De/egation of authority berkaitan dengan pola pikir, sikap,
periJakll, tindakan dan lIcapan penyelenggara nega ra dapat menghasilkan
2.5. Tingkatan Dalam
Delegation ofauthority
Ada beberapa tin gka tan dalam pelaksanaan Delegation o/aulhority : I . Tingkat Pertama Menteri Kesehatan
2. Tingkat kedua Pejabat yang menempati posisi satu tingkat di bawah
tingkat satu pertama tidak peduli berapa yang ditunjllk, misalnya Sekjen, Dirjen , Irjen, Ka Badan (eselon 1)
3. Tingkat ketiga Pejabat yang menempati posisi satu tingkat di bawah Tingkat kedua yang memimpin sebuah satker, misalnya kepala Biro,
kepala Pusat, Direktur, dan Internal Auditor.
4. Tingkat keempat Jabatan fungsional yang memiliki kemampuan teknis kompetensi untuk menunjang wewenang pejabat di Tingkat ketiga. Jika seorang pimpinan lebih tinggi menganggap seoran g pejabat
dibawahnya tidak tepat memperoleh delegasi yang tercantum, maka pimpinan lebih tinggi berwenang secara administratif lIntuk menllnjllkkan bahwa pejabat/pegawai bersangkutan tidak layak menerim a delegasi.
2.6. Proses Kegiatan dalam
Delegation ofAuthority
Proses kegiatan Delegation ofauthority terbagi dalam :I) Pimpinan yaitu Menteri Kesehatan RI menetapkan dan memberikan
tugas dan tujuannya kepada pejabat Eselon 1 yang diberi pelimpahan; 2) Pejabat Eselon I melimpahkan wewenang yang diperlukan kepada
Eselon 2 untuk mencapai tujuan ;
implisit memiliki kewajiban dan tanggungjawab.
4) Pejabat Jabatan FungsioJlal menerima pertanggungjawaban
BAB3.
KERANGKA KERJA DELEGATION OF AUTHORITY
3.1 Jenis Delegation of authority
Otoritas Deskripsi Otoritas
Persetujuan Kewenangan pelaksanaan ketentuan khusus dalam kegiatan bisnis tertentu dengan ketentuan bahwa keputusan ini sejalan dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan , aturan atau peraturan otoritas
Rekomendasi Kewenangan yang berlaku untuk latihan kekuatan rekomendasi dalam hal bisnis yang
spesifik. Namun , rekomendasi tersebut akan ditinjau (dan perubahan, jika diperlukan) oleh Sekjen dan setingkat eselon I sebelum mereka didukung atau disetujui.
Review / Verifikasi Mengacu pada Otoritas yang menetapkan tingkat tinjauan yang dibutuhkan / verifikasi, berdasa rkan risiko pertimbangan, untuk menyatakan bahwa transaksi tersebut akurat & asli.
lnisiasi / Persiapan
Berlaku untuk otoritas yang memulai sebuah proses / kegiatan dan menyiapkan dokumen yang relevan.
3.2 Prinsip Dasar dalam melakukan Delegation ofauthority
I) Membuat perencanaan ke depan untuk mencegah terj adi nya masal a h. 2) Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis
3) Mensepakati stan dar kerj a
5) Memandu dan mengembangkan delegator dengan memberikan tllgas
dan wewenang baik secara tertulis maupun lisan.
6) Melakukan kontrol dan mengkoordinasikan aktifitas delegator dengan
mengukur pencapaian tujuan berdasarkan standar serta memberikan
umpan balik prestasi yang dicapai.
7) Monitor delegator lebih sering dan mendengarkan
keluhan-keluhannya.
8) Bantu delegator untuk memecahkan masalahnya dengan memberikan
ide ide baru yang bermanfaat.
9) Memberikan 'reward' atas hasil yang dicapai.
10) Jangan mengambil kembali tugas yang sudah didelegasikan.
J.J Teknik dalam Delegation of authority
1) Pimpinan pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugastugas yang
dapat didelegasikan dari mulai kepada pejabat berwenang eselon I sampai
eselon 2 alau kepala saluan kerja , sampai jabatan fungsional terkait.
2) DeLegasikan maksud kewenangan unluk perselujuan, rekomendasi alau
pelaksanaan.
3) Merangking prioritas lugaslugas dengan waklu yang diperlukan unluk
melaksanakannya dan sebaiknya salu kewajiban didelegasikan pad a salu
3.4 Hal yang perlu dilakukan dalam
Delegation ofauthority
I) Hindari mendelegasikan kekuasaan
(power)
dan tetap mengedepankannilainilai moral dalam pelaksanaannya.
2) Kontrol dilakukan khusus pada pekerjaan yang sangat teknis atau
tugastugas yang melibatkan kepercayaan.
3) Hal ini merupakan hal kompleks dalam man ajemen organisasi,
sehing ga memerlukan pengetahu an dan kemampuan yang khusus.
4) Pejabat yang akan men angani hal tersebut seharusnya memiliki
kemampuan dasar keilmuwan manajemen dan perilaku.
5) Dampak mendelegasikan tugas dan tanggung jawab dapat
menyebabkan pej abat dan staf dibawah berasumsi bahw a pimpinan
tidak mampu untuk menangani tanggung jawab kepemimpinannya
dalam manajemen organisasi .
6) Keengganan pimpinan melakukan delegasi karena takut wewenang itu
akan disalahgun akan oleh bawahannya, atau bawahannya tidak akan
mampu melakukan sebaik yang dilakukannya.
7) Pilihlah secara cermat dan bijak bawahan yang pantas menerima
delegas i. Jangan pilih sembarang orang. Konsekuensi positif
pendelegasian wewenang adalah upa ya untuk mengembangkan pejabat
dan staf dibawahnya . lni termasuk menuntut pejabat d an staf dibawah
untuk benarbenar bertanggung jawab atas wewenang yang
diberikannya.
delegasi wewenang seharusnya mencegah terjadinya dua hal yang
membahayakan orgaoisasi yaitu Perlama, wewenang terkait
kepeotingan diri sendiri misalnya lembur, tunjangan dan promosi
jabatan . Kedua, pejabat/ pegawai yang dideJegasikan adalah
pejabatJpegawai yang tidak bertanggungjawab.
3.5. UsuJan PendeJegasian Baru
Bagian dari Kementerian yang memerlukan delegasi baru harus melakukan
tahapan langkahIangkah dibawah ini :
l. Siapkan pengajuan yang menguraikan Jalar belakang, alasan unluk
pendelegas ian baru, masalah delegasi yang diusulkan serta surat
rekomendasi delegasi dan mendapal persetujuan pimpinan/pejabal yang
relevan.
2. Mengajukan proposal berkaitan lata kelola orgaoisasi dan manajemen
risiko .
3. Tata keJola organisasi dan manajemen risiko akan mempersiapkan
[nslrumen Delegasi , memperoleh persetuj uan formal dan
menyebarluaskan delegasi baru Kemenlerian Kesehalan melalui Manual
Delegasi.
4. Dalam situasi tertentu seperti kagawatan dan bencana, delegasi dapat
3.6 Koreksi Dan Perubahan Terhadap DeJegasi
Bagian yang membutuhkan perubahan untuk delegasi, yaitu . penghapusan, penambahan atau perubahan judul, harus mengajukan proposal ke Sekjen setelah mendapat persetujuan dari tata kelola dan manjemen resiko biro/eselon 2 yang terkait, Biro/ Eselon 2 yang terkait kemudian akan mempersi a pkan Instrumen Delegasi baru dan mengajukan kepada Sekjen
untuk disetujui Menteri Kesehatan untuk diumumkan sebagai amandemen terhadap Delegasi yang lama.
3.7 Hambatan - Hambatan dalam Delegation o/authority
Hambatan hambatan pad a delegasie (Pimpinan yang memberi delegasi) I) Kemampuan delegator yang diragukan oleh dirinya sendiri
2) Meyakini bahwa seseorang "mengetahui semua rincian" (o ver estimate)
3) Merasa dapat melakukannya sendiri dengan lebih ba ik.
4) Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegas ikan 5) Rasa tidak aman
6) Takut tidak disukai ata u dinilai tidak mampu . 7) Penolakan untuk mengakui ke salahan
8) Kurangnya kepercayaan pada bawahan
9) Kesempurnaan (perJeksionisme), menyebabkan kontrol yang berlebihan
kerja
II) Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan dengan
tanggung jawab.
12) Keengganan untuk mengembangkan bawahan
13) Kegagalan untllk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efekti f.
Hambatan hambatan pada Delegator (Pejabat/staf yang diberi delegasi)
I) Kurangnya pengalaman
2) Kurangnya kompetensi
3) Menghindari tanggung jawab dan tantangan.
4) Sangat tergantung dengan pimpinan (dependensy)
5) Kekacauan dalam mengorganisasikan pekerjaan [disorganization]
6) Kelebihan be ban kerja (over load)
7) Terlalu memperhatikan hal hal tidak relevan atall kurang bermanfaat
Hambatan hambatan dalam situasi
I) KebUakan tertllju pada satu orang
2) Tidak ada toleransi kesalahan
3) Kekritisan keplltusan
4) Urgensi, tidak ada waktu untllk menjeJaskan [krisis manajemen]
Di saat pimpinan mendelegasikan wewenang, maka pimpinan memberikan
otoritas pada orang lain, namun sebenarnya pimpinan tidak kehilangan
otoritas orisinilnya. lni yan g sering dikhawatirkan oleh banyak pimpinan.
Takut bila mela kukan delegasi , akan kehilangan wewenang , padahal tidak ,
karen a tan ggu ng jawab tetap berada pada sang pimpinan . Pedoman
Delegation of authority dilakukan untuk mengeJoJa aktivitas dan sumber daya
yang dimiliki organisasi untuk satu sa ma lain sa ling bersinergi mencapai
tujuan yang telah ditetapkan .
Pera n Delegation of authority ini sangat penting bagi orga nisasi, karena
bersifat mengatur semua aktivitas dan sumber daya yang ada. Sekalipun suatu
organisasi sudah memiliki organisasi dan SDM yang ba ik dan sesuai dengan
tantanga n yan g dihadapi , namlln jika tidak dikelola dengan sistem Delegation
of authority yang tepat, maka organisasi dan SDM te rsebut tidak akan terjadi
3.8 Pendelegasian Wewenang Bersifat Semen tara
Berikut ini adalah ketentuan yang berlaku dalam kasus delegasi sementara
Deskripsi Otoritas Ketentuan
Ti dak ada pimpinanJpegawai dapal mengaj ukan pengganlian Nominasi
sendiri atau bertindak menggantikan secara permanen
•
Kewenangan Seorang pimpinanJpegawai dapatdidelegas ikan kepada pejaballain sec ara tertulis untuk
waktu lertentu.
•
Dalam kaslls tidak adanya pimpinan sa tker / pejabat dari kantor, se mentara wewenangnya harus didelegasikan keSementaral yang lebih bawah alas perselujuan posisi pejabal yang
Tidak Ada lebih tinggi.
•
Tidak ada pimpinanJpegawai yang dapat mendelegasikankewenangan lebih dari kew enangan yang dimilikinya.
•
Tidak adanya pegawai yang dapal melakukankewenangan tanpa menerima delegasi otorilas untuk
m elakukannya.
Keputusan Delegalor berdasarkan wewenang semen lara yang
dimilikinya dapat mengambil Kepulusan, kecuali terbukli
bahwa pimpinanJpegawai delegator dalam melaksanakan
wewenang, bertindak melaw an kepentingan Kementerian
3.9 Format dalam
Delegation of authority
Pembuatan Format Delegasi harus mencantumkan halhal di bawah ini : I . Ketentuan: Ketentuan delegasi adalah sinopsis bahwa maksud delegasi
adalah memberdayakan yang bersangkutan untuk melakukan wewenang yang diberikan. KetennIan mencakup kondisi dan keterbatasan yang harus dipatuhi oJeh delegator dalam melaksanakan wewenang.
2. Pwsedur: Bagian ini mencakup, rincian dasar hukum dari pendelegasian dan referensi kebijakan serta prosedur yang secara khusus berlaku. Bagian ini juga dapat mencakup kondisi tertenlu danJalau batasan batasa yang berJaku dalam pelaksanaan delegasi.
3. Oelegasi Ulama : Delegasi yang di ulamakan, lercantum menurut prioritas
pembagiannya secara hirarkis.
4. Waktu efeklif : BerJakunya pendelegasian yang menunjukkan langgal, bulan dan lahun.
5. Seliap delegasi diidentifikasi dengan nomor yang berbeda sendiri dengan kode dan nomor aktifilas (sesuai matriks oloritas) yang menunjukkan jenis
delegasi, yailu:
a) .A I : Penalaan Sumber Oaya Manusia Aparatur b) A2: Kelatalaksanaan Keuangan
c) A3: Kelembagaan dan Perundangundangan d) A4: Pelayanan Publik
BAB4.
PENGGUNAAN MATRJKS DALAM
DELEGATION OF AUTHORITY
4.1 Definisi Matriks Otoritas
Matriks Otoritas adalah penjabaran wewenang yang dilimpahkan kepada
Kementerian Kesehatan RI dan bawahannya, seperti Sekjen , Dirjen dan
Inpekstorat lenderal dalam pelaksanaan seharihari kegiatan Kementerian
Kesehatan RI , TUJuan dari pendeJegasian wewenang adalah melimpahkan
kewewenangan kepada yang berhak untuk bisa melaksanakan penyelesaian
pencapaian tujuan kewenangan yang diberikan secara efektif.
4.2 Kendala Implementasi
Matrik s Otoritasharus selalu didukung dengan dokumentasi formal dan tepat
yang harus disimpan daJam file arsip satuan kerja. PejabatiPegawai berwenang
didelegasikan berdasarkan pada struktllr organi sasi yang disetujui Menteri
Kesehatan Rl. , karena kewenangan dalam menyediakan biaya dan menyetlljui
transaksi diberikan kepada kekuasaan otoritas yang menyetujui kebijakan
organisasi.
4.3 Arahan Khusus
I) Setiap kali ada perubahan manajemen atau struktur manajemen, Oloritas
mengeluarkan arahan khusus yang diperlukan untuk membatasi atau meningkatkan halhal yang mempengaruhi keuangan dan non keuangan berdasarkan otoritas yang menyetujui.
3) Perubahanperubahan harus diedarkan melalui memorandum atau cara lain yang sesuai dan segera dimasukkan dalam Matriks Otoritas
4) Semua satuankerja harus menjaga dokumentasi penandatanganan otoritas yang benar pada file arsip .
5) Peran satuan kerja juga diperlukan untuk memastikan pelaksanaan dan kepatuhan terhadap otoritas keuangan dan nonkeuangan sebelum transaksi diproses .
4.4 Manfaat dari Matriks Otoritas
Manfaat dari adanya matriks otoritas adalah;
J) Menentukan berbagai tingkatan yang mendapatkan otoritas dari Menteri Kesehatan , Setjen dan setingkat eselon I lain serra manajemen satuan kerja setingkat eseJoo 2 sampai dengan jabatan fungsional sebagai jabatan yang
bertanggungjawab uotuk melaksanakan wewenang yang dilimpahkan. 2) Menentukan kekuatao otoritas yang diberikan kepada pejabat yang
bersangkutan.
3) Memberikan referensi untuk menentukan siapa yang memiliki wewenang
4.5 Perubahan pada Matriks Otoritas
4.5.1 Memperbarui & Merevisi Kebijakan Matriks Otoritas
Kepemilikan Pendelegasian Wewenan g terletak pada Menteri Kese hata n RI.
Sekjen bertanggung j awa b atas peJaksanaa n Matriks Pendelegas ian Wewenang
dan memastikan bahwa :
I) Matriks pendelegasian wewenang diperbarui untuk mencerminkan
persetujuan terbaru.
2) Usulan tingkat pendelegasian wew ena ng adaJah :
Den ga n batasbatas tertentu
ReaJistis , mengedepankan fungsi dan tangg ung jawab ya ng dilimpatJ<.an
oJeh pejabat ber.venang yang menyetujui ..
3) Tingkat persetujuan deJegas i adalah :
Ketetapan terhadap semua personi J yang bersangkutan
Diperbarui secara tepat waktu .
4.5.2 Prosedur Memperbarui & Merevisi prosedur Matriks Otoritas
Berikut ini adalah prosedur yang haru s diikuti setiap kali memperbarui
atau merevisi matrik s otoritas :
No. Jabatan Deskripsi Prosedur
l. Pimpinan Satker
EseJon 2
Siapkan Permintaan Penlbahan termasuk dasar pembenaran untuk diJakukannya suatu update / revi si Perub ahan
•
Persetujuan atas Pennintaan Perubahan .•
Kirim Persetujuan Perubahan untuk ditindak lanjuti SekjenPenerapan dan mengintegrasikan update / revisi 4. Eselon 1
Delegasi pada Matriks Otoritas
4.6 Penyimpangan pada Prosedur Matriks Otoritas
Penyimpangan terhadap persyaratan yang ada pad a Matriks Otoritas tidak diizinkan tanpa persetujuan tertulis yang disahkan secara resmi dan disetujui oleh Menteri Kesehatan.
4.7. Jenis Matriks Otoritas
Matriks otoritas terdiri dari:
Matriks Penataan Sumber Daya Manusia Aparatur
Matriks Ketatalaksanaan Keuangan Akuntansi Matriks Keuangan Penganggaran
Matriks Ketatalaksanaan Keuangan Pembendaharaan
Matriks Kelembagaan dan Perundangundangan Matriks Pelayanan Publik
Matriks Pennasalahan Umum Organisasi Matriks Otoritas Penandatangan
Matriks Penandatangan Bank Dan Transfer Elektronik
BAB 5. PENUTUP
Melakukan refonnasi birokrasi dalam Delegation of Authority merupakan suatu
proses untuk mengubah proses, prosedur birokrasi publik dan sikap serta tingkah
laku aparatur Negara untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan
pembangunan nasional. Hal ini bertujuan untuk melakukan perubahan pola pikir
(mind set), budaya kerja (culture set) dan perilaku (behavior) di lingkungan
Kementerian Kesehatan Rl. Proses perubahanJpembaruan ini dilakukan secara
bertahap dan berkeJanjutan, oleh karena itu bila dilihat dari tujuannya reformasi
ini memang membutuhkan kerja keras serta komitmen yang kuat dari seluruh
pemangku kepentingan di Kementerian Kesehatan ini .
Agenda prioritas untuk program refonnasi birokrasi di Kementerian Kesehatan di
fokuskan pad a tiga program, yaitu peningkatan kualitas peJayanan publik,
penguatan akuntabilitas kinerja dan manajemen perubahan. Penyusunan pedoman
Delegation of Authority merupakan bagian vital yang tidak terlepas dari upaya
mewujudkan ketiga hal tersebut. Kementerian Kesehatan berkepenlingan untuk
mewujudkan hal tersebut sebagai bentuk nyata peJaksanaan prinsipprinsip
pelayanan prima lala kelola pemerintahan yang baik dalam melaksanakan
DAFTAR PUST AKA
Joyce Paul, Strategy In The Public Sector: A Guide to Effective Change Management, Manchester: John Wiley & Sons, 2000
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8112010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi, Jakarta:, 20 II.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Pedoman Pelahanaan Program Manajem en Pen/bahan. Jakarta:, 20 II.
Kementerian Kesehatan RI, Dokumen Usulan dan Road Map Re{ormasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2011-2014. Jakarta:, 2010.
Rondinelli Dennis A. , dan Cheema G. Shabbir, Reinventing Government for the Twenty-First Century: An Introduction dalam Reinventing Government for the Twenty-First Century: State Capacity
In
A Globalizing Society di edit oleh Dennis A. Rondinelli, dan G. Shabbir Cheema, Bloomfield: Kumarian Press, lnc, 2003Starling Grover, Managing The Public Sector, Boston: Thomson Wadsworth, 2008
Tierney J Michael, "Delegation of authority In lnternational Relation: The Promise And Limits Agency Theory", Discussion Paper Prepared For Duke Conference 34 Maret 2006
LAMPIRAN I. CONTOH FORMAT DELEGATION OF AUTHORITY 1./ Contoh Format Penataan Sumber Dava Manusia Aparatur
Hal : Rekrutmen Seleksi CPNS Tahun 2013 Jakarta, 4 Mei 2013
Kode : A I Nomor 14
DELEGATION OF AUTHORITY Nomor: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
NIP :xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
PangkatJGol : xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Jabatan : Menteri Kesehatan RI
Mendelegasikan wewenang Seleksi rekrutmen CPNS Kementerian Kesehatan Tahun 2013 kepada nama tersebut di bawah ini :
Nama : xxxxxxxxxxxxxxxxxx
NIP :xxxxxxxxxxxxxxxxxx
PangkatJGol :xxxxxxxxxxxxxxxxxx
Jabatan : Kepala Biro Kepegawaian
Sekretariat Jenderal, Kementerian Kesehatan RI
Wewenang penuh pad a pelaksanaan kegiatan terse but mulai berlaku terhitung tanggal 2S Januari 2013 sampai dengan 26 Februari 2013. Tanggungjawab pengelolaan seleksi rekrutmen tetap ada pad a Menteri Kesehatan, maka saudara harus melaporkan melalui Sekretaris Jenderal untuk memperoleh arahan dan evaluasi.
Langkah apapun yang dilakukan dalam kegiataan rekrutmen seleksi CPNS 2013 harus sesuai dengan kebijakan Menteri Kesehatan yang mengacu pad a ketentuan Kementerian PAN dan RB. Penekanan prioritas pelaksanaan rekrutmen seleksi CPNS kali ini adalah :
l. Lakukan pendaftaran online
2. Utamakan persyaratan kompetensi 3. Cegah dan hindari KKN
Demikian Delegation of authority ini dibuat agar yang bersangkutan dapat melaksanakan
wewenang yang diberikan dengan baik dan penuh tanggungjawab.
Jakarta,4 Mei 2013 Menteri Kesehatan RI
Tid
1.2. ConlOh Format Ketatalaksanaan Keuangan
Hal : Revisi Anggaran tahun 2013 Jakarta, 4 Mei 2013
Kode : A 2 Nomor 13
DELEGATION OF AUTHORITY
Nomor: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
NfP :xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
PangkatJGol : xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Jabatan : Menteri Kesehatan RI
Mendelegasikan wewenang Revisi Anggaran tahun 2013 kepada nama tersebut di bawah ini :
Nama : xxxxxxxxxxxxxxxxxx
NfP : xxxxxxxxxxxxxxxxxx
PangkatJGol : xxxxxxxxxxxxxxxxxx
Jabatan : Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran
Sekretariat Jenderal , Kementerian Kesehatan RI
Wewenang penuh pada pelaksanaan kegiatan tersebut mulai berIaku terhitung tanggal 5 Mei 2013 sampai dengan 15 Mei 2013 . Tanggung jawab Revisi Anggarao tahun 2013 tetap ada pada Menteri Kesehatan, maka saudara harus melaporkan melalui Sekretaris Jenderal untuk memperoleh arahan dan evaluasi.
Laogkah apapun yang dilakukan dalam Revisi Anggaran tahun 2013 harus sesuai dengan kebijakan Menteri Kesehatan yang mengacu pada ketentuan yang dibuat Bappenas. Penekanan prioritas Revisi Anggaran tahun 2013 adalah:
J. Peogadaan fasilitas pengadaan layanan kesehatan daerah tertinggal 2. Tindak lanjut kegiatan reformasi birokrasi
3. Jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat miskin
Demikian Delegation of authority ini dibuat agar yang bersangkutan dapat melaksanakan
wewenang yang diberikan dengan bail< dan penuh tanggungjawab.
Jakarta, J April 2013 Menteri Kesehatan Rl
1.3. Contoh Format Kelembagaan dan Perundang-undangan
Hal : Perumusan Strllktur Organisasi Tata Kerja Jakarta, 4 Mei 2013
Kode : A 3 Nomor I
DELEGATION OF AUTHORITY
Nomor: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :XXXXXXXXXXXXXXXXXXX
NT? : xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pangkat/Gol : xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Jabatan : Menteri Kesehatan RI
Mendelegasikan wewenang Perumusan Struktur Organisasi Tata Kerja Kementerian Kesehatan Tahun 2013 kepada nama tersebut di bawah ini :
Nama :XXXXXXXXXXXXXXXXXX
NiP : xxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pangkat/GoJ :xxxxxxxxxxxxxxxxxx
Jabatan : Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Sekretariat Jenderal, Kementerian Kesehatan RJ
Wewenang penub pada pelaksanaan kegiatan tersebut mulai berlaku terhitung sejak tanggal 25 Mei 2013 sampai dengan 26 Juni 2013. Tanggung jawab Perllmusan Struktur Organisasi dan Tata Kerja tetap ada pad a Menteri Kesehatan , maka saudara haws melaporkan melailli Sekretaris lenderal untuk memperoleh arahan dan evaluas i.
Langkah apapun yang dilakukan dalam Perumusan Struktur Organisasi dan Tata Kerja harus sesuai dengan kebijakan Menteri Kesehatan yang mengacu pada ketentuan Kementerian PAN dan RB . Penekanan prioritas Perumusan Struktur Organisasi dan Tata Kerja kali ini adalah:
I. Efisiensi dan efektifitas organisasi 2. Utamakan desentralisasi hirarkis
3. Bentuk struktur yang proporsional dan ramping
Demikian Delegation of authority ini dibllat agar yang bersangkutan dapat melaksanakan
wewenang yang diberikan dengan baik dan penuh tanggungjawab.
Jakarta , 4 Mei 2013 Menteri Kesehatan RI
ltd
1.4 Contoh Format Pelavanan Publik
Hal : Penetapan standar layanan rumah sakit swasta lakarta, 14 April 20 13
Kode : A 4 Nomor 1
DELEGATION OF AUTHORITY
Nomor:
xxx xxxxxxxxxxxxxxxxxx
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
NIP
: xxxxxxxxxxxxx xxxxxx
PangkatiGol
: xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
labatan : Menteri Kesehatan RI
Mendelegasikan wewenang Penetapan standar layanan rumah sakit swasta kepada nama tersebut di bawah ini :
Nama
: xxx xxxxxxxxxxxxxxx
NIP
: xxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pangka tiG ol
:xxxxxxxxxxxxxxxxxx
Jabatan : Direktur lenderal Bina Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Wewenang penuh pada pelaksanaan kegiatan tersebut mulai berlaku terhitung sejak tanggal 1 Mei 2013 sampai dengan 30 luni 2013. Tanggung jawab Penetapan stan dar layanan rumah sakit swasta tetap ada pada Menteri Kesehatan, maka saudara harus melapor secara berkala untuk memperoleh arahan dan evaluasi.
Langkah apapun yang dilakukan dalam Penetapan standar layanan rumah sakit swasta harus dilakukan sesuai dengan ketentuan Undang nomo r 44 tahun 2009 ten tang Rumah Sakit, dengan prioritas kebijakan :
I. Akses layanan masyarakat 2. Sertifikasi Kompetensi SDM
3. Hospital Governance dan Good Clinical Governance
Demikian Delegation of authority ini dibuat agar yang bersangkutan dapat melaksanakan
wewenang yang diberikan dengan baik dan penuh tanggungjawab.
Jakarta, 14 April 2013 Menteri Kesehatan RI
tltl
/.5. Conloh Format Permasalahan Umum Organisasi
Hal : Jumpa Pers Penanganan Wabah Flu Burung Jakarta, 7 Juni 2013 Kode : A 5 Nomor I.
DELEGATION OF AUTHORITY Nomor: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Yang bertanda tangan di bawah jni:
Nama : xxxxxxxxxxxxxxxxxxx NIP : xxxxxxxxxxxxxxxxxxx Pangkat/Gol : xxxxxxxxxxxxxxxxxxx Jabatan : Menteri Kesehatan RI
Mendelegasikan wewenang pelaksanaan Jumpa Pers Penanganan Wabah Flu Burung kepada nama tersebut di bawah ini :
Nama : xxxxxxxxxxxxxxxxxx NIP : xxxxxxxxxxxxxxxxxx Pangkat/Gol : xxxxxxxxxxxxxxxxxx Jabatan : Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI
Wewenang penuh pad a pelaksanaan kegiatan tersebut mulai berlaku terhitung sejak tanggal 8 Juni 2013 sampai dengan 15 Juni 2013. Tanggung jawab Jumpa Pers Penanganan Wabah Flu Burung tetap ada pad a Menteri Kesehatan, maka saudara harus melaporkan segera untuk mendapatkan arahan dan evaluasi.
Langkah dan pernyataan apapun dalam Jumpa Pers Penanganan Wabah Flu Burung harus sesuai dengan kebijakan Menteri Kesehatan. Penekanan prioritas Jumpa Pers Penanganan Wabah Flu Burung nanti adalah :
I. Langkah strategis yang sudah djlakukan Kementerjan Kesehatan 2. Keberhasilankeberhasilan yang sudah dicapai
3. Rencanarencana yang akan dilakukan
Demikian Delegation of authority ini dibuat agar yang bersangkutan dapat melaksanakan wewenang yang diberikan dengan baik dan penuh tanggungjawab.
Jakarta, 7 Juni 2013 Menteri Kesehatan RI
LAMPlRAN II. MATRIKS
DELEGATION OF A UTHORlTY
11. 1 Penataan Sumber Daya Maousia Aparatur (A 1)
No
1
Aktifitas
Pengembangan & Perubahan Kebijakan SDM
Mengajukan Memulai
.IF Eselon 2 Eselon 1 Menkes Keterangan
Fungsio naJ terkait ..J Fungsio nal Kepega waian Kepala mirekt ur
,
Karopeg Dirjenn
rjenfKa Badan
Sekjen
Menelaah
"
"
No Aktifitas JF Eselon 2 Eselon I Menkes Keteran!!an Fungsio Fungsio Kepala Karopeg DirjenII Sekjen
nal nal !Direkt rjenfKa terkait Kepega ur Badan
waian
6 Penenruan indikaror kinerja jabatan eselon 2
Memulai V
Menelaah V
Menyerujui V V
7 Penenruan indikator kinerjajabatan JFU
Mengajukan V
Memulai V
Menelaab V
Menyerujui V
8 Penenruan profil kompetensi SDM Eselon I
Memulai V V
Menelaah V
Menyerujui .J
9 Penentuan prolil :kompetensi SDM Eselon 2
Memulai V
Menelaah V I
Menyeruiui V V
10 Penentuan profil kompetensi SDM JFU
Mengaiukan V
Memulai V
Menelaah
"
,Menyerujui V
11 Pereneanaan suksesi dan karier
Mengajukan V
No Ak'tifitas JF Esclon 2 Eselon I Menkes Krteran" an Fungsio Fungsio Kepala Karopeg Oirjenfl Sekjen
n31 nal mirekt rjen/Ka terkait Kepega ur Badon
waian
Eselon I
Mem ulai
"
-JMenelaab .J
Menvcruiui ..J
13 Penenruan Seleksi , Mutasi, Rotasi , Promosi Eselon 2
Memulal v
I
Menelaah
"
Meoyeru iui ..J ..J
14 Penenruan Seleksi, Mutasi, RotaS I, Promosi JFU
セ・ョjャN。ゥオォ。ョ@ セ@
Memulai ..J
Menelaah I -I v
MenYe!uiu; ,I ..J
IS Eyaluasi kineria Eselon I
Memulai
"
VMenelaah
"
MellYelUiU! v
No Aktifitas JF Eselon 2 Eselon I Menkes Keterangan Fungsio Fungsio Kepala Karopeg Dirjen/ l Sekjen
nal nal lDirekt rjenlKa terkait Kepega ur Badan
waian 18 Kenaikan Gaji Tahunan Eselon I
Memulai -V -V
Menelaah -V
Menyetujui Y
19 Kenaikan Gaji Tahunan Eselon 2
Mem ulai -V
Menelaah -V
Menyetuju; -V -V
20 Kenaikan Gaji Tahunan JFU
Mengajukan -V
Memulai Y
Menelaah , I
Mel1}'etujui
v
21 Penentuan paket Remunerasi Eselon I
Memulai
v
v
Menelaah -V
Menyetujui Y
22 Penentuan paket Rem unerasi Ese lon 2
Memulai -V
Menelaah -V
Menyetujui -V -V
23 Penentuan paket Remunerasi Ese lon JFU
Mengajukan ...J.
Memulai -V
No Aktifitas .IF Eselon 2 Eselon I Menkes Keterangan Fungsio Fungsio Kepala Karopeg Dirjenfl Sekjen
nal nal fDirekt rjenfKa terkait Kepega ur Badan
waian
Menelaah ..J
MenyeruJui ..J
2S Peoentuan CUli Eselon 2
Memula;
v
Menelaah
v
Menyerujui
v
v
26 Penentuan Cuti JFU
Mengajukan ..J
Memula; oJ
Menelaah
v
v
Menyerujui ..J
v
27 Tindakan d;siplin Eselon I
Memulai 'i \
Menelaah ..J
Menyetujui oJ
28 T;ndakan d;s;plin Eselon 2
Memula;
v
Meoelaah
v
Menyeruju;
v
v
11.2 Ketatalaksanaan Keuangan Akuntansi (A 2)
No Aktifitas JF Eselon 2 Eselon 1 Menkes Keterangan
Fungsiona Fungsio Kapusffi Karokeu Dirjenll Sekjen
I terkait nal irektur rjenIKa
Keuanga badan
n 1 Memperbarui Kebijakan Keuangan dan
Manua I Prosedur
Mengajukan
v
Memulai
v
v
Menelaah
v
-VMenyetujui
v
2 Merevisi Kebijakan Akuntansi (Termasuk perselUjuan Menteri
tarif penyusutan) diperlukan jika terjadi
perubahan dalam Kebijakan
Mengajukan ..J
Memulai
v
v
Menelaah
v
v
Menyetuiui
-"-3 Otorisasi untuk Belanja Jika ada dalam AnR.garan
Mengajukan
v
Memulai
v
Menelaah
v
Menyetujui ..J
v
4 Otorisasi untuk Belanja Belanja sebesar kurang
Jika tidak dalam Anggaran dari Rp 500.000
No Aktifitas JF Eselon 2 Eselon 1 Menkes Keterangan Fungsiona Fungsio
I
KapusfD Karokeu Dirjenfl SekjenI terksit nal irektur rjenfKa
Keuanga badan
n
Mengajukan , I
Memula i .J Pengeluaran lebih dari
Rp 500.000 hingga Rp 1. 000.000 harus disetujui oleh Kepala Biro Keuangan pembelian terse but harus
disampaikan kepada [nspektur Jenderal
Mene laah Y Y Pengeluaran ridak
dianggarkan untuk dan tidak lebih dari Rp 1.000.000 .000 harus disetujui oleh SekjenfEselon 1.
Menyetujui
v
" "
Penge luuran tidakNo Aktifillls JF Eselon 2 Eselon 1 Menkes Keterangan Fungsiona Fungsio KapuslD Karokeu Dirjenll Sekjen
I terkait nal irektur rjenIKa
Keuanga badan
n
5 Penghapusan dan pencoretan dari Asel Telap
Mengajukan -J
Memulai
v
v
Menelaah
v
v
MenyelUjui --I
6 Pembelian Properti Mengajukan
"
Memulai --I
Menelaah -J
v
MenyelUjui ..J
v
7 Pembayaran dengan Cek Menurul Daftar
Penandatangan (lihal sub bab 5.8 Oloritas Penandatangan) Memulai
"
Menelaah --I --I
MenyelUjui
v
v
v
8 Pengisian Kas Kecil
l\Jo Aktifitas JF Eselon 2 Eselon 1 Menkes Keterangan Fungsiona Fungsio Kapusffi Karokeu Dirjcnll Sekjen
I terkait nal irektur rjenlKa
Keuanga bad an
n
9 Pcl un asan Kewaji ba n Pajak Tergantu ng pada jumla h
dan sesuai dengan Daftar Penandatangan
(hhat sub bab 5.8 Otoritas Penandatangan)
Mem ulai Y
Menelaah V V
Menyetujui -J V Y
10 Pengolahan PavrolllPenggajian Menurut Penandatangan
Daftar
Memulai 'I.
Mene laah V ..J
MenYduj ui Y セ@ v
11 Persiapan dan Persetujuan Laporan -I
Keuangan
Mengajukan "1
No Aktifitas JF Eselon 2 Eselon I Menkes Keterangan
Fungsiona Fungsio KapusfD Karokeu Dirjen/I Sekjen
I terkait nal irektur rjenlKa
Keuanga badan
n
persetujuan Menreri. Tertama pembayaran kegiatan dengan transaksi keuangan otoriras terbatas.
Memulai --J
Menelaah -V -V
II.3 Ketatalaksanaan Keuangan Penganggaran (A 2)
No Aktifitas JF Eselon 2 Esdon 1 Menkes Keterangan
Fungsio Fungsio KapuslD Karoren Dirjen/J Sekjen nal nal irektur gar rjen/Ka
leek. il Pro gram hada n
13 Men:;visl Ke bljakan Pcnganggaran dan Memutakhirkan p・ ョ ァ 。ョ セァ。 イ 。ョ@
Mengaj uk an ..J
Memul. ; ..J
Mcnelaah v ..J
Mempelajari -V Y
Men yetuj ui v
14 Membuat Masler Budgel dan Rencana Bisnis
Memula; \
Mend aah \ 'i
Menyemj ui \ ..J
15 PersclUJuan Realokasi Realokas i j umlah yang
Dalam Anggaran dianggarkan dari salU
No Aktifitas JF Eselon 2 Eselon I Menkes Keterangan
Fungsio Fungsio KapuslD Karoren Dirjenfl Sekjen
nal nal irektur gar rjenfl(a
terkait Program badan
realokasi akan dibuat.
Mengajukan -.J
Memulai -.J
Menelaah -.J -.J
MenyetuJui -.J -.J
,
16 Penyesuaian anggaran untuk layanan kesehatan
Mengajukan -.J
Memulai V -.J
Menelaab -.J -.J -.J
n.4 Ketatalaksanaan Keuangan Pembendaharaan (A 2)
No Aktifitas JF Eselon 2 Eselon I Menkes Ketcran!!.an
Fungsio Fungsio Kapus/D Karokeu Dirjen/l Sekjen nal nal irektur rjen/ Ka
terkait Bendaha badan ra
17 Me rev;,i dan Memutakhirkan Kebijakan pembendahara an dan Ma nual Prosedur
Mengajukan , I
Memulai , I -oJ
Menelaah ..J , I
MenyetuJul y
18 Me mbuka I Menutup Rekening Bank Sekjen hams memaslikan
bahwa semua account
perbankan yang bam dibuka pada lembaga perbankan telah disetujui oleh Menteri
Mengajukan
v
j\·!cmtJ lai oJ
11.5 Kelembagaan dan Perundangundangan (A 3)
No Aklifilas JF Eselon 2 Eselon I Menkes Ke!erangan
Fungsio Fungsiona Kapus! Karohu Dirjenll Sekjen nal I Analisa Direkl kor rjenlKa
lerkai! Kebijakan ur badan I Merevisi Struktur Organisasi
Mengajukan ..J
Memulai
v
Menelaah
"
v
Menyetujui
v
2 Menghentikan suatu kebijaka n Mengajukan
"
Memulai Y
Menelaah Y Y
Menye luj Ul Y
3 Memulai proses lindakan hukum
Mem ulai
v
Menelaah \ (
Menyetujui v Y
Mengetahui
v
4 Mem perbaharui , membatalkan,atau menganulir kontrak lebih dari 1 milyar
Mengajukan ..J ..J
Memulai
v
v
Menelaah V
v
Memulai ..J ..J Menelaah
"
"
MenyeruJ ui ..J
6 Membua t kesepakatan dengan pihak luar I
Mengajukan
"
..JMemulal
"
"
Menelaah , I ..J
11.6 Pelayanan Publik (A 4)
No Aktifitas JF Eselon 2 Eselon I Menkes Keterangan
Fungsio Fungsio Kapusm Eselon 2 DirjenIJ Sekjen nal nal irektur terkait rjenlKa
terkait Adminis di badan
tratur Sekjen
Kesehat an I Penetapan standar layanan rumah sakit
Mengajukan ,j
Memulai
"
Eselon 2 terkait di Sekjenadalah Biro Hukum dan Organisasi
Menelaah ,j ,j
Menyetujui ,j
2 Penetapan standar layanan Duskes mas Mengajukan
"
Memulai
"
"
Eselon 2 lerkai! di Sekjenadalah Biro Hukum dan Organisasi
Menelaah
"
,jMenyetujui ,j
3 Penetapan standar perizinan rumah sakil
Mengajukan ,j
Memulai ,j ,j Eselon 2 terkai! di Sekjen
adalah Biro Hukum dan Organisasi
No Aktifitas JF Eselon 2 Eselon I Menkes Keterangan Fungsio Fungsio KapusfD
I
Eselon 2 Dirjen/I Sekjennal nal irektur terkait rj en/ Ka terkait Adminis di badan
tratur Sekjen Kesehat
an
r..'lenRllj ukan
v
Memul.i
v
,J b clon 2 terka it di Sekjenadalah Biro Hukum dan
oイセ。ョゥ ウ。L ゥ@
Me nelaah 'i 'i
Menyeruj ui
v
5 Penetapan standar kedaruratan wabah dan beneana
Men gaiukan
v
IMe mul a;
,
Y Eselo n 2 te rkait di Sekjenadalah Pusat Kris i, Mene laa h
"
>!Menyetujui ¥
6 Penetapan stan dar jam man pembiayaan keseh.tan
Mengajukan
v
No Aktilitas JF Eselon 2 Eselon 1 Menkes Keterangan Fungsio Fungsio Kapus/D Eselon 2 Dirjenil Sekjen
nal nal irektur terkait rjenlKa
terkait Adminis di badan
tratur Sekjen
Kesehat an
dan an ggaran
Me nelaah
v
v
Menyetujui
v
8 Hibah khusus untuk o rgani sasi kesehatan masyarakat
Mengajukan
"
Memulai
"
"
Eselon 2 lerkai! di Sekj enadalah B iro Perencanaan dan anggara n
Menelaah
v
"
Menyetujui
v
9 Audit uotuk badan layanan kesehata n
Mengajukan
v
Memulai
v
v
Eselon 2 terkait di Sekjenadalah B iro Hukum dan Organi sas i
Menelaah
"
"
Menyetujui
"
10 Inspeksi layanan kese hatan Mengajukan
"
MemulaiII,7 Permasalahan Umum Organisasi (A 5)
No Akllfitas JF Eselon 2 Eselon I Menkes Kelerangan
Fungsio Fungsio KapusfD Eselon 2 Dirjenll Sekjen
nal nal ireklur lerkail rjenlKa
lerkail Adminis di badan
Iralur Sekjen
Kesehal an
I Komunikasi Eksternal
Mengajukan , I
Memulai ,J 'I Eselon 2 terkai! di
Sekjen adalah Kepala Pusa! Komunikasi Publik
Menelaah
"
セ@Men yet1Jjui ,J Ulasan Sekjen untuk
menyetujui semua komunikasi ekstemal.
Namun untuk isu-isu
No Aktifitas JF Eseloo 2 Eselon I Meokes Keteraogao
Fuogsio Fungsio KapuslD Eselon 2 Dirjen/l Sekjeo nal nal irektur terkait rjen/Ka
terkait Admiois di badao tratur Sekjeo
Kesebat ao
3 Layanan Profesional Lebih dari Rp I. 000 Menyetujui Jasa lebih
000000 (tergantung pad a proses dari Rp I. 000
tender) pada Pemanfaatan I Aplikasi 000000 akan
dikenakan proses tender seperti yang dijelaskan dalam Dokumen Kebijakan Keuaogan dan Pengadaan
Mengajukan
v
MemuJai
v
v
Eselon 2 terkait diSekjen adalah Biro Keuangan
Menelaah
v
"
Menyetuiui
"
4 Layanan Profesional Karyawan dan Layanan lebih dari Rp
Layanan Organisasi Penelitian Luar I. 000 000 000 akan
dikenakan proses tender Mengajukan
"
MemuJai
v
v
Eselon 2 terkail di11.8 Otoritas Penandatangan
No Aktifitas
JF
Eselon
Eselon
Menkes
Keterangan
2
1
I
Penandatanganan Terkait
-V
-V
Menkes
Hukum
/
Kesepakatan / Jaminan
sehingga dapat didelegasikan
atas nama Kementerian Kesehatan
Eselon I menandatangani atas
nama Kementerian Kesehatan
2
Penandatanganan Kontrak / Perjanjia
-V
-V
Menkes
11.9 Penandatangan Bank Dan Transfer Elektronik
Tingkat
Lebih dari I
I Milyar ke
Keterangan
Penandatangan
Milyar
bawah
Otoritas
Menteri
A
Transaksi Kementerian Kesehatan mengacu pada tanda tangan
Menteri, Sekjen atau pejabat eselon I lain dan kepala Biro
Keuangan at au Sekretaris DirjenlIrjeniBadan
Pejabat Eselon I
B
B
Kepala Biro Keuangan atau
C
Sekretaris DirjenlIrjenIBadan
11,10 Keterangan Simbol dan Arti dalam Matriks Otoritas
Simbol Keterangan
./
Pejabat yang dipilih untuk melaksanakan wewenang Menkes Menteri Kesehatan RlSekjen Sekretaris lenderal
Eselon I Pejabat Eselon I pimpinan satuan kerja Setingkat Sekjen seperti Dirjen, Irjen, Kepala Badan Karopeg Kepala Biro Kepegawaian
Karoren Kepala Biro Kepegawaian Karoum Kepala Biro Kepegawaian Karohukor Kepala Biro Kepegawaian Karokeu Kepala Biro Kepegawaian
Eselon 2 Pejabat Eselon 2 pimpinan unit kerja setingkat Kepala Biro seperti Direktur, Kepala Pusat, Inspektur