• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUANhumanities/history/2183822-peranan-walisongo-dalam- penyebaran-agama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I PENDAHULUANhumanities/history/2183822-peranan-walisongo-dalam- penyebaran-agama"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui selama ini bahwa proses perkembangan islam di Indonesia melewati berbagai zaman, di antaranya seperti zaman Rosul dan Sahabat, zaman dinasti Abbasiyah, zaman dinasti Umaiyyah, pada masa orde lama dan juga zaman kemal At-tartturk. Zaman yang paling berpengaruh dan dikenal di pulau Jawa yaitu sejarah tentang peradaban islam pada masa Walisongo.

Islam tersebar keseluruhan penjuru dunia dengan cepat, dalam waktu kurang lebih 23 tahun, islam sudah tersebar keseluruh Jazirah Arabia berkat dakwah nabi Muhammad saw. Cepatnya penyebaran islam itu tidak berarti bahwa dakwah yang dilakukan atau dijalankan nabi berjalan lancar begitu saja, banyak halangan dan rintangan berat yang dihadapi beliau dari kaum kafir Qurays. Setelah itu semenjak Rosulullah meninggal, banyak sahabat beliau yang melanjutkan dakwah dan menyebarkan agama islam ke seluruh penjuru dunia. begitu pula di Indonesia, agama islam masuk melalui proses perdagangan oleh para pedagang India. Dan sejak saat itulah bermunculan para Ulama’ besar yang menyebarkan islam ke-seluruh Nusantara. salah satunya adalah para ulama’ Walisongo. para Ulama’, juru dakwah, atau mubaligh yang pantas dijadikan contoh dalam amar ma’ruf nahi munkar di tanah jawa adalah walisongo, beliau semua adalah orang yang berhasil menyebarluaskan islam baik di lingkungan pesantren, penguasa kerajaan maupun orang biasa.

http://id.shvoong.com/humanities/history/2183822-peranan-walisongo-dalam-penyebaran-agama/

B. Rumusan Masalah

Dan latar belakang yang telah penulis paparkan diatas. Maka penulis ingin mengungkapkan beberapa rumusan masalah, yakni:

1. Bagaimana penyebaran agama islam di Indonesia sebelum walisongo? 2. Siapa sajakah tokoh-tokoh walisongo?

(2)

C. Tujuan Penulisan

Pada dasarnya tujuan dan manfa’at ini adalah untuk memenuhi target yang dicapai serta yang dikehendaki. Oleh karena itu, bagaimana kecilnya suatu kegiatan, penulis memiliki tujuan dan manfa’at yang diambil dari rumusan masalah, sebagai berikut:

Tujuan penulis:

1. Kita semua dapat mengetahui bagaimana peradaban islam di Indonesia khususnya di tanah jawa pada masa walisongo dan sebelumnya.

2. Kita semua juga dapat mengetahui siapa sajakah tokoh-tokoh walisongo di mana tempat kelahirannya,dan bagaimana kisah hidupnya.

3. Agar kita bisa mengetahiu peran walisongo dan mengetahui agama islam di Indonesia .

D. Manfaat penulisan

1. Sebagai persyaratan untuk lulus dalam proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Manba’ul Hikam Tanggulangin Sidoarjo tahun pembelajaran 2013-2014. 2. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan bagi siapa saja yang ingin

mengetahui tentang Peranan Walisongo dimasyarakat.

3. Agar msyarakat mengetahui sejarah Peranan Walisongo dimasyarakat. E. Metode Penelitian

Paper ini disusun dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu metode untuk mengupas suatu masalah dengan menggunakan data-data (informasi) bahan-bahan berupa buku, majalah, artikel yang terdapat dengan tema yang dikaji, buku majalah artikel adalah yang berupa tulisan (teks) dan tersedia di perpustakaan.

F. Sistematika Penulisan

(3)

sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan manfa’at D. Metode Penelitian E. Sistematika Penulisan BAB II : Kajian Teori

A. Penyabaran agama islam di Indonesia sebelum walisongo. B. Tokoh-tokoh walisongo.

C. Peranan tokoh-tokoh walisongo dalam menyebarkan islam ditanah jawa pada masa itu.

BAB III : Pembahasan

BAB II KAJIAN TEORI

(4)

Islam awal masuk di kepulauan Nusantara ini,dengan dibawa oleh para saudagar dengan jalan agama yang damai, penuh ketentraman, persamaan dan persaudaraan,tidak ada perbedaan antar suku ,ras,etnis,kasta dan lain sebagainya ,dengan cara ini islam dengan mudah diterima oleh semua pihak dan semakin pesat perkembangannya sampai keseluruh Nusantara.

Agama islam masuk kepulau jawa sekitar abad ke xI masehi di bawah para pedagang Arab dan para mubaligh dari pasai.pada zaman sultan Al-Rasyid (786-809) kota Bghdad terkenal sebagai pusat ilmu itu sudah banyak perahu dagang dari orang-orang jawa yang sampai ke teluk persia,kemidihan pada tahun 1258 m baghdad jatuh ke tangan tentara tartar dari Mongol,maka jalan prdagangan pindah dari baghdad ke Gujarat sampai Babel mandeb (Teluk Aden ).pada masa itulah Gujarat di bawah kekuasaan Raja islam yang berbangsa Turki serta berkedudukan di Delhi (India),yang terkenal dengan nama sultan Hasanuddin (1246-1266 m).Dengan pemikiran ,pada zaman prabu sindok (929-949 m) sudah banyak para saudagar pula ada yang datang ke Indonesia .sebagai bukti ialah terdapatnya sebuah makam dari seorang wanita islam yang bernama Fatimah binti maimun,yang wafat pada tahun 1082 m dan dimakamkan di Gresik,karena itulah sangat besar kamungkinan,bahwa pada zaman Raja airlangga (1019-1042 m) atau setidak-tidaknya pada zaman prabu jayubaya (1135-1157 m) sudah ada pedagang-pedagang islam yang datang mengunjungi ataupun singgah di pulau jawa tempat yang sama mula-mula didatangi islam di pulau jawa adalah daerah-daerah pesisir utara jawa timur.Nampak pesatnya pertambangan agama islam di pulau jawa sejak datangnya Maulana malik ibrahim di Gersik.yang kemudian menjadi markas penyebaran islam di jawa timur. ()

(5)

pelopori oleh sunan Kalijaga sunan Kudus ,dan sunan muria untuk jawa barat di pelopori oleh sunan Gunung jati dan Fatahillah,yang kemudian berhasil mengislamkan Banten,sunda Ampel dan sunan Giri.

http://bintangbinfa.wordpress.com/2013/12/13/sejarah-awal-agama-islam-masuk-ke-tanah-jawa/

B. Tokoh-tokoh Walisongo

a. Maulana malik Ibrahim al-samarkandy [ Sunan Gresik]

Maulana malik ibrahim al-samarkandy di perkirakan lahir disamarkan ,Asia tengah,pada para awal abad 14. Maulana malik ibrahim kadang dengan disebut syeihk maghribi,sebagai rakyat malah menyebutkan kakek bantal.ia bersaudara dengan maulana ishak Giri (Raden Paku).ibrahim dan ishak adalah anak dari seorang ulama’ persia bernama syeikh maulana jumadi al-kubro di yakini sebagai keturunan ke-10 dari syayidina husein cucu nabi Muhammad SAW. Maulana malik ibrahim pernah bermukim dicampa, kemudian kamboja, selama 13 belas tahun 1379. Ia malah menikahi putri Raja, yang memberinya 2 putra. Mereka adalah Raden Rahmad (dikenal dengan Sunan Ampel dan Sayid Alimurchada/Raden Santri, merasa cukup menjalankan misi dakwah dinegri itu. Tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah kepulau Jawa meninggalkan keluarganya.

(6)

Sunan Ampel Ia putra tertua Maulana Malik Ibrahim, dimasa kecil Sunan Ampel dikenal dengan nama Raden rahmat, ia lahir dicampa pada 1401 M. Nama ampel sendiri diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama bermukim, didaerah Ampel / Ampel Penta. Wilayah yang kini menjadi bagian dari Surabaya. Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk kepulau Jawa pada tahun 1443. Bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa,mereka singgah dahulu di Palembang setelah 3 tahun di Palembang, kemudian ia melabuh kedaerah Gresik, dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya, seorang putri dari Campa bernama Bwarawati, yang dipersunting salah seorang Raja Majapahit beragama Hindu bergelar Prabu Sri Kertawijaya.

Sunan Ampel menikah dengan putri seorang Adipati di Tuban, dari pernikahannya itu ia dikaruniahi beberapa putra dan putri diantaranya yang menjadi penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Derajat. Ketika kesultanan Demak (25 km arah selatan kota Kudus) hendak didirikan Sunan Ampel mambidani lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa itu, ia lalumenunjuk muridnya Raden Patah putra dari Prabu Brawijaya / Raja Majapahit, untuk menjadi sultan Demak tahun 1475 M.

(7)

Ia memiliki nama kecil Raden Paku alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir diBlambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M ada juga yang menyebutnya Jaka saudara, sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya-seorang putri Raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden paku kemudian dipingit anak nyai semboja. Ayahnya adalah maulana Iskhak berhasil mengislamkan istrinya, tetapi gagal mengislamkan sang mertua, oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga istrinya berkelana hingga kesamudra Pasai.

Sunan Giri kecil menuntut ilmu dipesantren misannya Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai setelah merasa cukup ilmu ia membuka pesantren didaerah perbukitan desa Sidomukti, selatan Gersik, dulu dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri” maka ia dijuluki sunan Giri.

Pesantren tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempita,namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat Raja majapahit konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontkan memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan , maka pesantren itupunberkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kraton, sebagai pemimpin pemerintahan,sunan giri juga disebut sebagai “Prabu Satmata”.

(8)

Ia anak sunan ampel ,yang berarti juga cucu Maulana malik ibrahim, nama kecilnya adalah Raden makhdum ibrahim, lahir diperkirakan 1465 m, dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila,putri seorang adipati di Tuban.

Sunan Bonang belajar agama dari pesantren Ayahnya di Ampel denta. Setelah cukup dewasa, ia berkelana untuk berdakwah di berbagai pelosok pulau jawa, mula-mula ia berdakwa di Kediri yang mayoritas masyarakatnya beragama hindu, di sana ia mendirikan masjid sangkal Daha, ia kemudian menetap di Bonang, desa kecil di Lasem jawa tengah sekitar 15 km Timur kota Rembang ,di desa iniia membangun tempat bersujudan atau zawiyah sekaligus pesantren yang kini dikenal dengan nama “Watulayar” ia kemudian dikenal pula sebagai imam resmi pertama kesultanan Demak, dan bahkan pernah menjadi panglima tertinggi, meskipun demikian sunan Bonang tak pernah menghentikan kebiasaan untuk berkelana kedaerah-daerah terpencil di Tuban,Pati Madura maupun pulau bawean. Di pulau inilah pada 1525 m ia meninggal,jenazanya di makamkan dituban,di sebelah masjid agung, setelah sempat diperebutkan oleh masyarakat bawean dan Tuban.

(9)

Dialah “wali-wali” yang namanya paling banyak disebutdimasyarakat jawa, ialahir sekitar tahun 1450 M. Ayahnya adalah Arya wilatikta, adipati tuban keturunan dari tokoh pembentuk Majapahit Ronggolawe. Masa itu Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut islam.

Nama kecil sunan kalijaga adalah Raden Said, ia jga memiliki sjumlah nama panggilan seperti: Loka Jaya, Syaikh Malaya, Pangeran tuban/Raden Abdurrahman terdapat beberapa versi menyangkut asal usul nama kalijaga yang disandangnya.

Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun kalijaga di cirebon. Sunan kalijaga memangpernah tinggal di cirebon dan bersahabat erat dengan sunan gunung jati, kalangan jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini berendam (“kungkum”) disungai (kali) atau “jaga kali” namun ada yang menyebut peris tiwa ini dari bahasa arab (“ qali dzaka”) yang menunjukkan statusnya sebagai “penghulu suci” kesultanan.

Masa hidup sunan kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan majapahit (berakhir 1478 M) kesultanan Demak, kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga kerajaan pajang yang lahir pada 1546 M. Serta awal kehadiran kerajaan mataram di bawah pimpinan panyembahan Senopati, ia ikut pula merancang pembangunan masjid agung cirebon dan masjid agung demak. Tiang “ tatal” (pecahan kayu yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi sunan kalijaga).

(10)

Sunan gunung ajati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar tahun 1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari Raja Pajajaran Raden Manah Rarasa. Sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdulloh Maulana Huda, pembesar Mesir keturunan Bani Hasim dari Palestina. Syarif Hidayatulloh mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para ulama mesir. Ia sempat berkelana keberbagai negara. Menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama’ lain, ia mendirikan Kesultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kesultanan Pakungwati. Dengan demikian, sunan gunung jati adalah satu-satunya “ wali songo “ yang memimpin pemerintahan. Sunan gunung jsti memanfaatkan pengaruhnya sebagai putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan islam dari pesisir Cirebon kepedalaman Pasundan atau Priyangan. Dalam berdakwa, ia menganut kecenderungan Timur Tengah yang luas. Namun ia juga mendekati rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah. Bersama putranya, Maulana Hasanuddin, sunan gunung jati juga melakukan ekspedisi ke Banten. Penguasa setempat, Pucuk Umum, menyerahkan sukarela penguasaan wilayah Banten tersebut yang keudian menjadi cikal bakal Kesultanan Banten. Pada usia 89 tahun, sunan gunung jati mundur dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwa. Kekuasaan itu disershkan kepada Pangeran Pasarean. Pada tahun 1568 M, sunan gunung jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu carbon). Ia imakamkan didaerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat.

(11)
(12)

Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi panglima perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, dibawah kepemimpinan Sultan Prawata,bertempur melawan Adipati Jipang,Arya Penangsang.

h. Raden Prawoto [Sunan Muria]

(13)

i. Raden Qasim [Sunan Drajad]

Nama kecilnya Raden Qosim. Ia anak sunan Ampel dengan demikian ia bersaudara dengan Sunan Bonang. Diperkirakan Sunan Derajat yang bergelar Raden Syaifuddin ini lahir pada tahun 1470 m.

Sunan Derajat mendapat tugaspertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut. Ia kemudian terdampar di Dusun Pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang.Tapi setahun berikutnya Sunan Derajat berpinda satu kilometer ke selatan dan mendirikan padepokan Santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa Derajt, Pacirana Lamongan.

Dalam pengajaran taukhid dan akidah, Sunan Derajat mengambil cara ayahnya: Langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Meskipun demikian, cara penyampaiannya mengadaptasi cara berkesenian yang dilakukan Sunan Muria. Terutama seni sulu. Maka ia mengubah sejumlah suluk, diantaranya adalah suluk Petuah “Berilah tongkat pada si Buta, Berila makan pada yang lapar, Berila pakaian pada yang telanjang. Sunan Derajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka menolong. Di Pondok Pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak yatim, dan fakir miskin.

(14)

C. Peran Walisongo dalam Penyebaran dan Perkembangan Islam di Indonesia.

Sejarah walisongo berkaitan dengan penyebaran dakwah islamiyahdi Tanah Jawa. Sukses gemilang perjuangan para wali ini tercatat dengan tinta emas. Dengan di dukung penuh oleh kesultanan Depok Bintoro, agama islam kemudian dianut oleh sebagian besar masyarakat jawa, mulai dari perkotaan, pedesaan, dan pegunungan. Islam benar-benar menjadi agama yang mengakar.

Para wali ini mendirikan masjud, baik sebagai tempat ibadah maupun sebagai tempat mengajarkan islam. Konon, mengajarkan agama di serambi masjid ini, merupakan lembaga pendidikan tertua di jawa yang sifatnya lebih demokratis. Pada masa awal perkembangan islam, sistem seperti ini disebut “gurukula”, yaitu seorang guru, menyampaikan ajaran kepada berbagai murid yang duduk di depannya, sifatnya tidak masal bahkan rahasia seprti yang dilakukan oleh Syekh Siti Jenar. Selain prinsip-prinsip keimanan dalam islam, ibadah, masalah moral juga diajarkan ilmu-ilmu Kanurayan, Kekebalan, dan Bela diri.

Sebenarnya walisongo adalah nama suatu dewan dakwah atau dewan mubaligh. Apabila ada seorang wali tersebut pergi atau wafat maka akan segera diganti oleh wawali lainnya. Era walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan islam. Mereka adalah simbol penyebaran islam di Indonesia. Khususnya Jawa. Tentu banyak tokoh yang juga berperan. Namun peran mereka yang sangat besar dalam mendirikan kerajaan islam di Jawa, juga pengaruhnya terdapat kebudayaan masyarakat sercara luas serta dakwah secara langsung, membuat “sembilan wali” ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.

(15)

1. Sebagai pelopor penyebarluasan agama islam kepada masyarakat yang belum banyak mengenal ajaran islam di daerahnya masing-masing. 2. Sebagai para pejuang yang gigih dalam membela dan mengembangkan

agama islam di masa hidupnya.

3. Sebagai orang-orang yang ahli dibidang agama islam.

4. Sebagai orang yang dekat dengan allah swt karena terus-menerus beribadah kepada-nya, sehungga memiliki kemampuan yang lebih. 5. Sebagai pemimpin agama islam di daerah penyebarannya

masing-masing, yang mempunyai jumlah pengikut cukup banyak dikalangan masyarakat islam.

6. Sebagai guru agama islam yang gigih mengajarkan agama islam kepada muridnya.

7. Sebagai kiai yang mengusai ajaran agama islam dengan cukup luas. 8. sebagai tokoh masyarakat islam yang disegani pada masa hidupnya.

(16)

BAB III PEMBAHASAN

Peranan walisongo (ada sembilan ulama’) dalam peradaban islam di Indonesia yang sangat berjasa dalam penyebaran islam di tanah Jawa mereka dikenal dengan sebutan “wali songo”. Wali songo mengembangkan agama islam menjelang dan runtuhnya Kerajaan Majapahit, atau sekitar abad ke-14 sampai dengan abad ke-16. Dalam babad tanah jawi dikatakan bahwa dalam berdakwah, para wali ini dianggap sebagai kelompok para mubaligh untuk daerah penyiaran tertentu.

Selain dikenal sebagai ulama, mereka juga berpengaruh besar dalam kehidupan politik pemerintahan. Oleh karena itu, mereka diberi gelar “sunan” yang berarti (susuhunan:junjungan) yaitu gelar yang biasa digunakan untuk para raja di Jawa.

Walisongo dan daerah penyebarannya - ketika masih kanak-kanak, saya mengenal cerita tokoh WALISONGO dari guru mengaji di kampung. Walisongo dikenal sebagai 9 orang wali yang menyebarkan ajaran Islam di Jawa. Setelah membaca beberapa buku sejarah Walisongo, ternyata apa yang saya ketahui tentang Walisongo pada saat masih kanak-kanak itu sebenarnya bukanlah 9 orang Wali kharismatik yang menyebarkan Islam di tanah Jawa, tetapi pengertian Walisongo yang sebenarnya adalah Dewan Dakwah atau Dewan Mubaligh yang bernama Walisongo, di dalamnya tergabung 9 para ulama kharismatik yang berdakwah di seluruh pelosok pulau Jawa.

(17)

karomah yang diberikan Allah swt kepada mereka. Bagi sebagian orang -jangankan karomah- mukjizat yang diberikan Allah swt kepada Nabi-nabiNYA terkadang dianggap sebagai cerita bohong belaka, walaupun telah jelas tertulis dalam kitab suciNYA. Oleh karena itu, membaca kisah Walisongo dengan berbagai karomahnya tentu bukan hal yang paling utama untuk diambil sebagai pelajaran. Menurut hemat saya, mengenali semangat, upaya, keikhlasan, serta ketaatannya kepada Sang Khalik dalam menyebarkan ajaranNYA itulah yang lebih penting untuk kita ketahui dan teladani.

Seperti yang tertulis dalam buku Kisah Walisongo tersebut, umumnya kita mengenal Walisongo hanyalah sembilan orang yaitu: Syekh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan GunungJati

Seperti tersebut dalam Kitab Kanzul Ulul Ibnul Bathuthah yang penulisnya dilanjutkan oleh Syekh Maulana Al Maghrobi, Walisongo melakukan sidang tiga kali, yaitu: Tahun 1404 M adalah sembilan wali. Tahun 1436 M masuk tiga wali mengganti yang wafat. Tahun 1463 M masuk empat wali mengganti yang wafat dan pergi.

(18)

BAB IV PENUTUP

Alhamdulillahi robbil’alamin akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan semaksimal mungkin walau mungkin jauh dari sempurna, penulis banyak mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak yang memberikan dukungan baik secara materiil maupun moral, semoga makalah ini brmanfa’at bagi penulis khususnya dan bagi kita semua umumnya.

a) Kesimpulan

Walisongo mempunyai peranan penting dalam proses peradaban islam ditanah jawa, karena kebudayaan-kebudayaan Hindu Budha telah berhasil diadaptasikan dan diinterprestasikan menjadi budaya islam, tentunya tidak menyimpang dari islam sendiri, dan yang pasti dapat menjadi hiburan untuk masyarakat. Bahkan hingga kini masih sering kita dengar tembang-tembang dari tokoh walisongo.

b) Saran

Demikian karya ilmiah yang dapat penulis buat. Namun, penulis menyadari bahwa paper ini juga tidak terlepas dari adanya kekurangan dan kesalahan. Sehingga koreksi bimbingan, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangatlah penulis harapkan demi kesempurnaan paper ini.

Referensi

Dokumen terkait