• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Penerapan Manajemen Waktu Pada Proyek Konstruksi Jalan (Studi Kasus : PT. Sabaritha Perkasa Abadi, PT. Sinar Kasih Reinhard, PT. Dian Perkasa)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Penerapan Manajemen Waktu Pada Proyek Konstruksi Jalan (Studi Kasus : PT. Sabaritha Perkasa Abadi, PT. Sinar Kasih Reinhard, PT. Dian Perkasa)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU PADA

PROYEK KONSTRUKSI JALAN

(Studi Kasus : PT. Sabaritha Perkasa Abadi, PT. Sinar Kasih

Reinhard, PT. Dian Perkasa)

TUGAS AKHIR

O L E H :

ARDANI

03 0404 038

SUB JURUSAN : TRANSPORTASI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

(2)

ABSTRAK

Manajemen waktu termasuk kedalam proses yang diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian proyek. Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien.

Studi ini secara khusus membahas bagaimana pelaksanaan manajemen waktu proyek konstuksi pada tiga perusahaan kontraktor klasifikasi besar di Medan, yaitu PT. Sabaritha Perkasa Abadi, PT. Sinar Kasih Reinhard, dan PT. Dian Perkasa. Adapun penelitian dilakukan dengan wawancara, dan studi literatur.

Analisa pada studi ini meliputi penjadwalan proyek, identifikasi aktivitas, penyusunan urutan kegiatan, perkiraan kurun waktu, penyusunan jadwal, monitoring, pencatatan hasil kerja, pemakaian sumber daya, memeriksa kualitas, pencatatan kinerja, analisis, kemajuan proyek di lapangan, akibat yang terjadi pada tanggal penyelesaian proyek, memeriksa kemungkinan munculnya jalur kritis baru, corrective action, dan update schedule serta pembahasan proyek pada ketiga perusahaan kontraktor.

Dari hasil anlisis disimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen waktu yang dilakukan oleh perusahaan kontraktor di Medan belum sepenuhnya mampu melaksanakan secara ideal, karena masih belum sempurna dalam melaksanakan setiap aspek dari manajemen waktu. Monitoring merupakan salah satu aspek tersulit untuk dilakukan secara akurat dan teliti dikarenakan harus adanya korelasi yang kuat antara level axecutive management dengan para pelaksana di lapangan. Hal ini sangat penting untuk dilaksanakan sebab tidak digunakan sistem manajemen waktu khususnya bagi pelaksana di lapangan adalah terdapatnya miss communication, ketidakmengertian secara benar pelaksanaan jadwal proyek dalam sistem manajemen waktu itu sendiri.

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas

berkat rahmat dan karuni-Nya, akhirnya penyusunan Tugas Akhir ini dapat saya

selesaikan dengan baik, Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) di fakultas Teknik Departemen

Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara (USU).

Penulis menyadari bahwa selesainya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari

bimbingan, dukungan, motivasi dan bantuan semua pihak. Untuk itu melalui Tulisan

ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan tidak terhingga

kepada :

1. Kedua orang Tua tercinta, yang selalu memberikan yang terbaik serta tiada

henti mengiringi dengan doa dan motivasi yang tidak ternilai.

2. Bapak Ir. Syahrizal, MT Dosen Pembimbing dan Bapak Ir.Alferido Malik

Co-Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran

untuk memberikan dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini

3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik

Sipil Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Teruna Jaya, M.Sc selaku sekretaris Departemen Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak / Ibu Staff pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera

Utara yang selama ini ikhlas dan sabar dalam mencurahkan ilmunya kepada

seluruh anak didiknya termasuk penulis.

6. Seluruh pegawai administrasi yang telah memberikan bantuan dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Mbah Putri dan Bulik Dunuk yang tak henti-henti mendoakan dan

membimbing setiap langkah saya.

8. Saudara kandung saya Mas Supriyadi dan Mbak Ning yang telah banyak

berkorban demi penyelesaian pendidikan saya.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara,

(4)

Rustam, Wahid Ahmad, Mianto, Sarman, Doni, Nathan, Chelsea FC, Aldo,

Daniel, Yuna, Yuli, Hendry, Harry Capri, Satria, Dwi, Ari, Heri dan Retno.

10.Dan yang lainnya tanpa saya sebutkan namanya satu persatu yang telah

memberikan masukan dan motivasi yang positif buat saya.

Penulis menyadari manusia tidak luput dari khilaf dan salah, demikian juga

penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini sehingga Tugas Akhiir ini masih

memiliki kesalahan dan kekurangan walaupun penulis telah berusaha semaksimal

mungkin. Oleh karena itu dengan tangan terbuka dan hati yang tulus penulis akan

menerima saran dan kritikan yang positifdemi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Harapan pen ulis, semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua khusunya yang bergerak dalam bidang Teknik Sipil.

Medan, 2009 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Perumusan Masalah... 2

I.3 Tujuan Penelitian ... 2

I.4 Manfaat Penelitian ... 3

I.5 Pembatasan Masalah ... 3

I.6 Sistematika Pembahasan... 4

BAB II. LANDASAN TEORI ... 5

II.1 Pendahuluan ... 5

II.2 Sistem Manajemen Waktu... 6

II.3 Aspek-Aspek Manajemen Waktu ... 7

II.3.1 Menentukan Penjadwalan Proyek ... 8

II.3.1.1 Identifikasi Aktivitas ... 8

II.3.1.2 Penyusunan Urutan Kegiatan ... 10

II.3.1.3 Perkiraan Kurun Waktu ... 10

II.3.1.4 Penyusunan Jadwal ... 11

II.3.2 Mengukur dan Membuat Laporan Kemajuan Proyek (Monitoring) ... 14

II.3.3 Membandingkan Jadwal dengan Kemajuan (Analysis) ... 15

II.3.4 Merencanakan dan Menerapkan Tindakan Pembetulan ... 16

II.3.5 Memperbaharui Penjadwalan Proyek (Update Operational Schedule) . 17 II.4 Kendala-Kendala Pelaksanaan Manajemen Waktu ... 18

II.5 Standarisasi Manajemen Waktu ... 19

(6)

III.1 Jenis Penelitian ... 20

III.2.Lokasi Penelitian ... 20

III.3.Jenis dan Sumber Data ... 21

III.4.Responden atau Objek Penelitian ... 21

III.5. Sarana Penelitian ... 22

III.6. Teknik Pembuatan Kuesioner... 23

III.7. Proses Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 23

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 24

IV.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 24

IV.2. Studi Kasus A ... 24

IV.2.1. Menentukan Penjadwalan Proyek ... 25

IV.2.1.1.Identifikasi Aktivitas ... 25

IV.2.1.2.Penyusunan Urutan Kegiatan ... 26

IV.2.1.3.Perkiraan Kurun Waktu... 26

IV.2.1.4.Penyusunan Jadwal ... 27

IV.2.2. Monitoring ... 27

IV.2.2.1.Mengukur dan Mencatat Hasil Kerja ... 28

IV.2.2.2.Mencatat Pemakaian Sumber Daya ... 29

IV.2.2.3.Memeriksa Kualitas ... 29

IV.2.2.4.Mencatat Kinerja dan Produktivitas ... 30

IV.2.3. Analysis ... 31

IV.2.3.1.Membandingkan Secara Berkala Perencanaan Kemajuan Proyek dengan Lapangan ... 31

IV.2.3.2.Menentukan Akibat Yang Terjadi Pada Tanggal Penyelesaian Proyek IV.2.3.3.Memeriksa Kemungkinan Munculnya Jalur Kritis Baru ... 32

IV.2.4. Corrective Action ... 32

IV.2.5. Update Schedule ... 33

IV.2.6. Pembahasan PT. Sabaritha Perkasa Abadi ... 34

IV.3. Studi Kasus B ... 36

IV.3.1. Menentukan Penjadwalan Proyek ... 37

(7)

IV.3.1.2.Penyusunan Urutan Kegiatan ... 38

IV.3.1.3.Perkiraan Kurun Waktu... 39

IV.3.1.4.Penyusunan Jadwal ... 40

IV.3.2. Monitoring ... 40

IV.3.2.1.Mengukur dan Mencatat Hasil Kerja ... 41

IV.3.2.2.Mencatat Pemakaian Sumber Daya ... 42

IV.3.2.3.Memeriksa Kualitas ... 42

IV.3.2.4.Mencatat Kinerja dan Produktivitas ... 43

IV.3.3. Analysis ... 44

IV.3.3.1.Membandingkan Secara Berkala Perencanaan Kemajuan Proyek dengan Lapangan ... 44

IV.3.3.2.Menentukan Akibat Yang Terjadi Pada Tanggal Penyelesaian Proyek IV.3.3.3.Memeriksa Kemungkinan Munculnya Jalur Kritis Baru ... 45

IV.3.4. Corrective Action ... 45

IV.3.5. Update Schedule ... 46

IV.3.6. Pembahasan PT. Sinar Kasih Reinhard ... 47

IV.4. Studi Kasus C ... 49

IV.4.1. Menentukan Penjadwalan Proyek ... 50

IV.4.1.1.Identifikasi Aktivitas ... 50

IV.4.1.2.Penyusunan Urutan Kegiatan ... 51

IV.4.1.3.Perkiraan Kurun Waktu ... 51

IV.4.1.4.Penyusunan Jadwal... 52

IV.4.2. Monitoring ... 52

IV.4.2.1.Mengukur dan Mencatat Hasil Kerja ... 53

IV.4.2.2.Mencatat Pemakaian Sumber Daya ... 54

IV.4.2.3.Memeriksa Kualitas ... 55

IV.4.2.4.Mencatat Kinerja dan Produktivitas ... 55

IV.4.3. Analysis ... 56

IV.4.3.1.Membandingkan Secara Berkala Perencanaan Kemajuan Proyek denga Lapangan ... 56

(8)

IV.4.4. Corrective Action ... 58

IV.4.5. Update Schedule ... 58

IV.4.6. Pembahasan PT. Dian Perkasa ... 59

IV.5 Perbandingan Antar Perusahaan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

V.1. Kesimpulan ... 62

V.2. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan dunia industri, begitu juga dengan

perkembangan sarana transportasi, terutama jalan raya yang semakin pesat, maka

tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan sebuah proyek jalan raya

semakin tinggi. Semakin tinggi tingkat kesulitannya, berarti semakin panjang durasi

waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Oleh karena itu disini sangat diperlukan suatu manajemen waktu (time

management) yang disamping mempertajam prioritas, juga mengusahakan

peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan proyek agar dicapai hasil yang

maksimal dari sumber daya yang tersedia. Semuanya itu untuk mencapai tujuan dari

sebuah proyek jalan raya yaitu kesuksesan yang memenuhi kriteria waktu (jadwal),

selain juga biaya (anggaran) dan mutu (kualitas).

Selain manajemen waktu, tentu juga harus diikuti dengan pelaksanaan proyek

yang baik dan sesuai dengan perencanaannya. Dengan manajemen waktu dan

pelaksanaan yang baik, maka resiko sebuah proyek konstruksi jalan raya tersebut

akan mengalami keterlambatan menjadi kecil. Secara langsung hal tersebut akan

mengurangi pembengkakan biaya proyek, serta pada akhirnya akan memberikan

keuntungan tersendiri bagi para kontraktor sebagai penanggungjawab pelaksanaan

proyek.

Saat ini banyak dijumpai proyek-proyek jalan raya yang mempunyai

(12)

analisa tentang pelaksanaan manajemen waktu proyek jalan raya pada perusahaan

kontraktor, sehingga dapat diketahui kekurangan dan kelemahan yang dilakukan

selama ini, yang nantinya dapat menjadi masukan bagi kontraktor, untuk dapat lebih

baik lagi dalam pelaksanaan manajemen waktu suatu proyek jalan raya.

I.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan manajemen waktu proyek jalan raya pada

perusahaan-perusahaan kontraktor ?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam manajemen waktu proyek

jalan raya tersebut dan bagaimana penanganannya?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan manajemen waktu proyek

jalan raya pada perusahaan kontraktor.

2. Untuk mengevaluasi pelaksanaan manajemen waktu pada perusahaan

kontraktor.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam

melaksanakan manajemen waktu proyek jalan raya, dan memberikan

saran untuk menangani kendala-kendala yang dihadapi.

(13)

I.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini merupakan pengembangan dari teori-teori yang ada

dihubungkan dengan kenyataannya di lapangan. Dari hasil ini dapat

ditarik suatu kesimpulan baru yang pada waktu yang akan datang dapat

dikembangkan lebih lanjut.

2. Bagi Perusahaan Kontraktor

Penelitian ini dapat memberikan masukan pada perusahaan kontraktor,

karena dari hasil yang diperoleh dapat diketahui konsep yang baik tentang

bagaimana pelaksanaan time management proyek konstruksi, sehingga

dapat membantu para kontraktor dalam merencanakan proyek jalan raya

yang komplek baik segi perencanaan, pengawasan, dan sumber daya.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan mempertajam kemampuan

untuk menganalisa bagi peneliti, sehingga dapat menjadi bekal untuk

terjun dalam dunia kerja nantinya.

I.5 Pembatasan Masalah

Penelitian berupa studi kasus pada perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar

yang ada di Medan maupun yang memiliki kantor cabang di Medan. Namun lokasi

proyek tidak dibatasi. Dan penelitian dibatasi pada pembangunan atau perbaikan

jalan raya. Responden yang akan kami wawancarai yaitu yang mengerti tentang

pelaksanaan manajemen waktu proyek jalan raya pada perusahaan kontraktor

(14)

I.6 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam skripsi ini disusun sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

manfaat penelitian, lingkup penelitian, dan sistematika pembahasan.

2. Landasan Teori

Pada bab ini berisi uraian tentang tinjauan teoritis dan berbagai literature,

mengenai berbagai sistem time management, aspek-aspek manajemen,

dan pelaksanaan manajemen waktu yang sebaiknya.

3. Metodologi Penelitian

Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis &

sumber data, responden atau objek penelitan, sarana penelitian, jadwal

penelitian, kerangka kerja penelitian yang digunakan. Pada bab ini berisi

tentang jenis penelitian yang akan dilakukan dan tahap-tahap dalam

melakukan penelitian.

4. Analisa Pembahasan

Pada bab ini data-data yang telah dikumpulkan, yaitu data berupa hasil

wawancara yang akan dianalisa dengan teori dari studi literature.

5. Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakuka n

terhadap para responden, baik penelitian melelui wawancara maupun

(15)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Pendahuluan

Proyek transportasi, terutama proyek pembangunan jalan raya bukanlah

sesuatu yang baru, apa yang berubah dan merupakan hal baru adalah dimensi dari

proyek tersebut, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sejalan dengan perubahan

tersebut timbul persaingan yang ketat, hal ini mendorong para pengusaha/praktisi

mencari dan menggunakan cara-cara pengelolaan, metode serta teknik yang paling

baik, sehingga penggunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien.

Dalam hal ini mengelola kegiatan dengan menggunakan konsep manajemen

proyek merupakan langkah yang relative baru, dimana konsep ini ditandai dengan

menerapkan suatu pendekatan, metode, dan teknik tertentu pada

pemikiran-pemikiran manajemen dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam

rangka menghadapi kegiatan yang dinamis dan non-rutin, yaitu kegiatan proyek

konstruksi (Soeharto, 1999).

Adapun pengertian manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir,

memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk

mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. Yang dimaksud

dengan proses adalah mengerjakan sesuatu dengan pendekatan tenaga, keahlian,

peralatan, dana dan informasi (Soeharto, 1999).

Sedangkan pengertian manajemen proyek muncul dikarenakan penggunaan

manajemen itu sendiri yang telah berhasil mengelola kegiatan operasional rutin

(16)

untuk mengelola kegiatan proyek konstruksi yang sejatinya penuh dengan dinamika

dan perubahan cepat, sehingga hasilnya pun tidak bisa optimal.

Sehubungan dengan itu, dilihat dari wawasan manajemen berdasarkan fungsi

dan digabungkan dengan pendekatan system, maka yang dimaksud dengan

manajemen proyek yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan

mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek yang

telah ditentukan, serta menggunakan pendekatan system dan hirarki (arus kegiatan)

vertical dan horizontal (Kerzner, 1982).

Manajemen proyek sendiri terbagi menjadi bagian-bagian ilmu yaitu project

scope management, project time management, project cost management, project quality management, project human resources management, project communications management, project risk management, project procurement management, dan project integration management (Project Management Institute, 1996). Pada

penelitian yang akan dianalisa adalah dari segi pengaturan waktu, dalam hal ini yaitu

project time management.

II.2 Sistem Manajemen Waktu

Adapun pengertian manajemen waktu proyek adalah proses merencanakan,

menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk

ke dalam proses yang akan diperlukan untuk memestikan waktu penyelesaian suatu

proyek. Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan

dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah

disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan

(17)

II.3 Aspek-Aspek Manajemen Waktu

Dasar yang dipakai pada system manajemen waktu yaitu perencanaan

operasional dan penjadwalan yang selaras dengan durasi proyek yang sudah

ditetapkan. Dalam hal ini penjadwalan digunakan untuk mengontrol aktivitas proyek

setiap harinya. Adapun aspek-aspek manajemen waktu yaitu menentukan

penjadwalan proyek, mengukur dan membuat laporan dari kemajuan proyek,

membandingkan penjadwalan dengan kemajuan proyek sebenarnya di lapangan,

menentukan akibat yang ditimbulkan oleh perbandingan jadwal dengan kemajuan di

lapangan pada akhir penyelesaian proyek, merencanakan penanganan untuk

mengatasi akibat terebut, yang terakhir memperbaharui kembali penjadwalan proyek

(Clogh dan Scars, 1991). Sedang aspek-aspek manajemen waktu itu sendiri

merupakan proses yang saling berurutan satu dengan yang lainnya. (Gambar 7.1).

Gambar 2.1 Sistem Manajemen Waktu ( Sumber: Clough dan Scars, 1991 )

Menentukan penjadwalan

Mengukur dan membuat laporan kemajuan

Membandingkan kemajuan di lapangan dengan penjadwalan

Menentukan akibat yang ditimbulkan pada akhir penyelesaian

Merencanakan penanganan untuk mengatasi akibat tersebut

(18)

II.3.1 Menentukan Penjadwalan Proyek

Penjadwalan proyek adalah daftar urutan waktu operasional proyek yang

berguna sebagai pokok garis pedoman pada saat proyek dilaksanakan. Pada tahap ini

harus dibuat suatu daftar pekerjaan sesuai dengan kesatuan aktivitas yang mudah

ditangani secara bersamaan. Tujuan memecah lingkup aktivitas dan menyusun

urutannya antara lain untuk meningkatkan akurasi kurun waktu penyelesaian proyek

(Clough dan Scars, 1991). Adapun langkah-langkah dalam menentukan penjadwalan

proyek, yaitu (Soeharto, 1999) :

1. Identifikasi aktivitas (Work Breakdown Structure )

2. Penyusunan urutan kegiatan

3. Perkiraan kurun waktu

4. Penyusuan jadwal.

II.3.1.1 Identifikasi Aktivitas (Work Breakdown Structure)

Proses penjadwalan diawali dengan mengidentifikasi aktivitas proyek. Setiap

aktivitas diidentifikasi agar dapat dimonitor dengan mudah dan dapat dimengerti

pelaksanaannya, sehingga tujuan proyek yang telah ditentukan dapat terlaksana

sesuai dengan jadwal.

Dalam mengidentifikasi kegiatan sebaiknya tidak terlalu sedikit dalam

pembagiannya karena akan membatasi keefektifan dalam perencanaan dan kontrol,

juga sebaiknya tidak terlalu banyak dalam pembagiannya karena juga akan

membingungkan bagi penggunanya. Dalam penentuan jumlah level detail WBS

(19)

1. Kebutuhan pengguna schedule

2. Tipe aktivitas (biaya, keamanan, kualitas)

3. Ukuran, kompleksitas, dan tipe proyek

4. Pengalaman

5. Persediaan informasi yang didapat

6. Karakteristik sumber daya

Dalam pengembangan WBS sebaiknya berdasarkan beberapa pembagian :

1. Wilayah geografi

2. Area konstruksi

3. Elemen-elemen bangunan

4. Jenis pekerjaan

5. Departemen

Beberapa hal yang dapat dipakai sebagai pedoman penyusunan WBS (Ervianto,

2004) :

1. Susunan WBS dibuat bertingkat (level) menurut ketelitian spesifikasi

pekerjaannya.

2. Susunan WBS dibuat atas dasar penguraian yang diskrit dan logis.

3. Jumlah level sesuai dengan kebutuhan tingkat pengelolanya

(20)

5. Tiap elemen WBS diberi nomor, dengan penomoran yang sesuai dengan

tingkat level-nya.

6. Elemen pekerjaan dalam WBS merupakan pekerjaan yang terukur.

II.3.1.2 Penyusunan Urutan Kegiatan

Setelah diuraukan menjadi komponen-komponen, lingkup proyek disusun

kembali menjadi urutan kegiatan sesuai dengan logika ketergantungan (jaringan

kerja).

Di dalam penyusunan urutan kegiatan adalah bagaimana meletakkan kegiatan

tersebut di tempat yang benar, apakah harus bersamaan, setelah pekerjaan yang lain

selesai atau sebelum pekerjaan yang lain selesai. Pada penyusunan urutan kegiatan

sendiri ada beberapa informasi yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Technological constraints, yang meliputi metode konstruksi, prosedur dan

kualitas.

2. Managerial constraints, yang meliputi sumber daya, waktu, biaya, dan

kualitas.

3. External constraints, yang meliputi cuaca, peraturan, dan bencana alam.

II.3.1.3 Perkiraan kurun waktu (Durasi)

Setelah terbentuk jaringan kerja, masing-masing komponen kegiatan

diberikan perkiraan kurun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan

yang bersangkutan, juga perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk

(21)

Durasi suatu aktivitas adalah panjagnya waktu pekerjaan mulai dari start

sampai finish. Ada 2 pendekatan dalam menentukan durasi aktivitas, yaitu :

1. Pendekatan Teknik, meliputi memeriksa persediaan sumber daya (a),

mencatat produktivitas sumbe daya (b), memeriksa kuantitas pekerjaan (c),

kemudian menentukan durasi [(c/a)*b].

2. Pendekatan praktek, meliputi penggalaman dan keputusan.

II.3.1.4 Penyusunan Jadwal (Schedule)

Jaringan kerja yang masing-masing komponen kegiatannya telah diberi kurun

waktu kemudian secara keseluruhan dianalisa dan dihitung kurun waktu penyelesaian

proyek, sehingga dapat diketahui jadwal induk dan jadwal untuk pelaksanaan

pekerjaan di lapangan.

Di dalam penyusunan jadwal masukan-masukan yang diperlukan yaitu

jenis-jenis aktivitas, urutan setiap aktivitas, durasi waktu aktivitas, kalender ( jadwal hari ),

milestones dan asumsi-asumsi yang diperluka n.

Schedule dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu Master Schedule dan Detailed

Schedule. Master Schedule berisikan kegiatan-kegiatan utama dari suatu proyek yang

dibuat untuk level executive management, sedangkan Detailed Scheduled merupakan

bagian dari Master Scheduled yang berisikan detail dari kegiatan-kegiatan utama

yang dibuat untuk membantu para pelaksana dalam pengerjaan di lapangan.

Macam-macam dari schedule dapat dibagi menjadi 2 yaitu Bagan Balok dan

Jaringan Kerja (CPM). Dimana keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan

(22)

1. Bagan Balok (BAR/GANTT Chart)

Metode Bagan Balok diperkenalkan oleh H.L Gantt, dengan tujuan

mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam merencanakan urutan suatu kegiatan

yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian dan pada saat pelaporan. Bagan

balok mudah dibuat dan dipahami sehingga amat berguna sebagai alat komunikasi

dalam penyelenggaraan proyek.

Bagan balok dapat dibuat secara manual atau dengan menggunakan

computer. Bagan ini tersusun pada koordinat X dan Y. Pada sumbu tegak lurus X,

dicatat pekerjaan atau elemen atau paket kerja dari hasil penguraian lingkup suatu

proyek dan digambar sebagai balok. Sedangkan pada koordinat sumbu Y,tertulis

satuan waktu, misalnya hari, minggu, atau bulan.

Penggunaan metode bagan balok sangat terbatas karena mempunyai

kelemahan-kelemahan seperti tidak menunjukan secara spesifik hubungan

ketergantungan antara satu kegiatan dengan yang lain sehingga sulit untuk

mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap

jadwal keseluruhan proyek, sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan

(updating) karena umumnya harus dilakukan dengan membuat bagan balok baru,

selain itu juga tidak cocok untuk proyek yang berukuran sedang dan besar atau yang

bersifat kompleks disebabkan kurangnya kemampuan penyajian secara sistematis

karena harus menyusun sedemikian besar jumlah kegiatan yang mencapai puluhan

ribu dan memiliki keterkaitan antara satu kegiatan dengan lainnya.

2. Jaringan Kerja (CPM)

Jaringan Kerja merupakan penyempurnaan dari metode bagan balok yang

(23)

penyelesaian proyek tercepat, kegiatan mana yang bersifat kritis dan non kritis,

dan lain-lain. CPM diperkenalkan pertama kali oleh ahli matematika dari perusahaan

Du-Pont bekerja sama dengan Rand Corporation dibantu oleh team engineer.

Pada metode CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki

rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan

menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat.

Dalam CPM sendiri ada beberapa proses perhitungan yang harus dilakukan,

yaitu forward pass, backward pass, dan float analyses. Yang kemudian

menghasilkan overall project duration, start dan finish dates, activity dates (ES, EF,

LS, LF), activity floats, critical path (critical activities). Proses menyusun jaringan

CPM dibagi menjadi beberapa langkah, dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Proses Menyusun CPM (Sumber : Soeharto, 1999)

Identifikasi lingkup proyek dan menguraikannya menjadi komponen-komponen kegiatan

Menyusun komponen-komponen kegiatan sesuai urutan logika ketergantungan menjadi jaringan kerja

Memberikan perkiraan kurun waktu masing-masing kegiatan

Identifikasi jalur kritis, float, dan kurun waktu penyelesaian proyek

Meningkatkan daya guna dan pemakaian sumber daya

I

II

III

IV

(24)

3. Time-Based Diagram

Time-Based Diagram adalah perpaduan antara GANTT/BAR chart dengan

Jaringan Kerja. Dimana kelebihan Time-Based Diagram adalah dapat menunjukkan

jadwal kalender sebaik dengan hubungan di antara aktivitas.

II.3.2 Mengukur dan Membuat Laporan Kemajuan Proyek (Monitoring)

Evaluasi kemajuan proyek tergantung pada akurasi pengukuran dan

pembuatan laporan di lapangan (Brandon dan Gray, 1970). Laporan kemajuan di

lapangan adalah dokumen yang sangat penting dalam menganalisa kemajuan pada

akhir penyelesaian proyek. Laporan-laporan yang diperlukan meliputi presentase

penyelesaian proyek pada tiap-tiap aktivitasnya (Clough dan Sears, 1991). Beberapa

langkah yang dilakukan dalam mengukur dan membuat laporan kemajuan proyek,

yaitu (Soeharto, 1999, Clough dan Sears, 1991) :

1. Mengukur dan mencatat hasil kerja

Dalam pengukuran dan pencatatan hasil kerja ada beberapa informasi yang

harus diperoleh, yaitu :

1. Pencatatan actual start dan actual completion date

2. Pencatatan kemajuan setiap aktivitas (progress)

3. Perubahan durasi dari suatu aktivitas

4. Penambahan atau pengurangan suatu aktivitas

(25)

6. Pencatatan laporan singkat tentang kejadian penting pada saat pengerjaan

proyek

2. Mencatat pemakaian sumber daya

Dalam pencatatan pemakaian sumber daya, informasi yang harus diperoleh,

yaitu pencatatan dari macam-macam sumber daya yang dapat dipakai (alat berat, alat

pertukangan, material).

3. Memeriksa kualitas

Dalam memeriksa kualitas sumber daya dan hasil pekerjaan ada beberapa

informasi yang harus diperoleh yaitu :

1. Pencatatan dari macam-macam kualitas sumber daya apa saja yang diperiksa

2. Pencatatan dari kualitas pekerjaan apa saja yang diperiksa

4. Mencatat kinerja dan produktivitas

Dalam pencatatan kinerja dan produktivitas pekerja informasi yang harus

diperoleh yaitu pencatatan terhadap sumber daya manusia yang melakukan aktivitas

di proyek.

II.3.3 Membandingkan Jadwal dengan Kemajuan dan Menentukan Akibat yang

terjadi pada Tanggal Penyelesaian (Analysis)

Menganalisa atau mengevaluasi tidak hanya dilakukan pada akhir proyek

saja, tapi bisa juga dilakukan sewaktu-waktu apabila proyek telah terlihat ketinggalan

dari jadwalnya (Smith, 2000). Setelah menerima laporan kemajuan di lapangan,

(26)

Dari perbandingan tersebut dapat dilihat aktivitas mana yang mengalami

keterlambatan, sehingga dapat ditentukan dan dianalisa akibat-akibat yang terjadi

pada tanggal penyelesaiannya. Tiap-tiap aktivitas yang mengalami keterlambatan

harus dianalisa penyebabnya, apakah dikarenakan tingkat kesulitannya yang tinggi

atau sebab lainnya, sehingga keterlambatan dengan sebeb dan pada aktivitas yang

sama tidak akan terulang lagi (Brandon dan Gray, 1970).

Langkah-langkah dalam melakukan analisa dapat berupa (Clough dan Sears,

1991) :

1. Membandingkan secara berkala perencanaan kemajuan proyek dengan

kenyataan di lapangan

2. Menetukan akibat/pengaruh yang terjadi pada tanggal penyelesaian dan pada

sasaran waktu/tanggal-tanggal penting (milestone) proyek (setelah menerima

laporan hasil perbandingan)

3. Memeriksa kemungkinan munculnya jalur kritis yang baru

II.3.4 Merencanakan dan Menerapkan Tindakan Pembetulan (Plan and Implement

Corerective Action)

Setelah laporan kemajuan tiap aktivitas proyek dianalisa, harus dibuat

keputusan tentang bagaimana tindakan pembetulan, jika ada aktivitas yang

ketinggalan dari jadwal.

Apabila hasil analisis menunjukan adanya adanya indikasi penyimpangan

yang cukup berarti, maka perlu dilakukan langkah-langkah pembetulan. Tindakan

(27)

1. Realokasi sumber daya

2. Menambah jumlah tenaga kerja

3. Jadwal alternative (lembur, shif)

4. Membagi-bagi pekerjaan ke subkontraktor

5. Merubah metode kerja

6. Work Splitting (Pembagian pekerjaan dengan durasi yang lama)

II.3.5 Memperbaharui Penjadwalan Proyek (Update Operational Schedule)

Penyimpangan dari perencanaan dan penjawalan yang sudah ditetapkan

terkadang tidak dapat diletakkan, oleh karena itu bila tidak dapat diatasi dengan

cara-cara penanganan di atas, maka penjadwalan proyek tesebut perlu diperbaharui

kembali.

Tujuan dasar dari updating adalah meng-schedule ulang pekerjaan yang

sudah dilakukan dengan menggunakan status proyek yang aktual sebagai awal mula

penentuan ulang schedule proyek. Adapun beberapa tindakan yang perlu dilakukan

dalam memperbaharui penjadwalan proyek, yaitu (Clough dann Sears, 1991) :

1. Perhitungan float dari setiap aktivitas dari jadwal yang baru

2. Perhitungan project completion date jadwal yang baru

3. Penyesuaian jadwal yang baru dengan jadwal yang sudah dikoreksi

(28)

II.4 Kendala-kendala Pelaksanaan Manajemen Waktu

Dalam kenyataan di lapangannya, pelaksanaan manajemen waktu proyek

konstruksi banyak menemui kendala-kendala yang menyebabkan pelaksanaannya

tidak optimal. Dari penelitian yang telah dilakukan beberapa ahli pada perusahaan

kontraktor di Indonesia sebelumnya, disebutkan bahwa kendala-kendala yang sering

dihadapi tersebut adalah:

1. Kesulitan untuk mendapatkan supliyer dan subkontraktor yang commit

dengan schedule yang sudah dibuat bersama.

2. Kesulitan untuk mendapatkan pengawas (mandor) yang commit dengan

schedule yang sudah dibuat bersama.

3. Desain yang sebelum selesai dan perubahan desain.

4. Kurangnya koordinasi dan komupnikasi dengan pelaksana di lapangan.

5. Ketelambatan pembayaran dari owner kepada kontraktor.

6. Kekurangan material dan peralatan.

7. Perubahan cuaca yang tidak bisa diduga.

8. Tidak adanya pekerja khusus untuk melakukan measure di lapangan.

9. Kurang adanya kesadaran pekerja untuk mencatat setiap pekerjaan yang

sudah dilakukan.

10.Kurangnya koordinasi atau pengawasan antara pengawas dengan kerja.

11.Kurangnya komunikasi antara pelaksana monitoring di lapangan dengan

(29)

12.Ketidak akuratan informasi yang di dapat dari monitoring.

13.Diperlukan biaya yang besar untuk mempekerjakan tenaga kerja khusus

untuk melakukan monitoring di lapangan.

14.Kurangnya sumber daya (tenaga ahli) yang mampu menganalitis keadaan

proyek.

15.Program komputer yang kurang baik.

II.5 Standarisasi Manajemen Waktu

Manajemen waktu itu dikatakan telah dilaksanakan dengan baik, bila setiap

perusahaan kontraktor tersebut melaksanakan setiap aspek-aspek dari manajemen

waktu. Dimana aspek-aspek manajemen waktu yaitu :

1. Menentukan penjadwalan proyek

2. Monitoring (Mengukur dan Membuat Laporan Kemajuan Proyek)

3. Membandingkan Jadwal dengan Kemajuan Proyek (Analysis)

4. Merencanakan dan Menerapkan Tindakan Pembetulan (Corective Action)

(30)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian

Ada dua macam jenis penelitian yang dilakukan yaitu :

1. Studi kepustakaan

Dalam studi ini dikumpulkan referensi tentang hal-hal yang berhubungan

dengan bagaimana proses dan pelaksanaan dari manajemen waktu proyek

konstruksi yang baik dari berbagai sumber, antara lain : literatur, baik buku

ataupun jurnal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar teori yang

menunjang penelitian. Selain itu, studi kepustakaan dibuat sebagai dasar

dalam pembuatan daftar pertanyaan wawancara.

2. Studi Lapangan

Pengamatan lapangan informal ini berupa studi kasus pada perusahaan

kontraktor Klasifikasi Besar , yaitu melakukan wawancara langsung dengan

staf di perusahaan kontraktor tersebut yang mengerti dan terlibat langsung

mulai dari penjadwalan, pelaksanaan, pengontrolan, hingga meng-update

kembali jadwal suatu proyek konstruksi.

III.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada 3 perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar yang ada di

(31)

III.3 Jenis Dan Sumber Data

Ada dua jenis sumber data, yaitu :

1. Data-data primer

Data-data yang dikumpulkan dari studi kasus pengamatan lapangan secara

informal, yaitu wawancara dengan staf dari perusahaan kontraktor.

2. Data-data sekunder

Data-data yang diperoleh dari studi literatur dengan berbagai buku referensi,

dan jurnal.

III.4 Responden atau Objek Penelitian

Responden atau objek penelitian dari studi kasus yang dilakukan adalah

perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar, yaitu usaha dengan nilai proyek lebih besar

dari 10 Milyar Rupiah.

Dalam penelitian ini, ada 3 perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar yang berhasil

diteliti. Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam melakukan wawancara dengan

responden antara lain : Kesibukan responden yang akan diwawancarai, sehingga

jadwal wawancara tidak pasti dan bisa berubah sewaktu-waktu

Adapun nama-nama perusahaan kontraktor tersebut dapat dilihat pada

(32)

NO Nama Perusahaan

1 P.T. SABARITHA PERKASA ABADI

2 P.T. SINAR KASIH REINHARD

3

P.T. DIAN PERKASA

Tabel 3.1 Daftar Kontraktor Klasifikasi Besar yang berhasil diwawancarai

III.5 Sarana Penelitian

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, maka penelitian dilakukan

melalui :

1. Wawancara Langsung

Pengambilan sampel melalui metode wawancara ini dilakukan kepada

responden dari 3 perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar. Daftar pertanyaan

yang dibuat hanya satu jenis saja. Dalam hal ini, satu perusahaan kontraktor

yang diwawancarai hanya satu orang saja, yaitu orang yang mengerti dan

terlibat langsung mulai dari penjadwalan, pelaksanaan, pengontrolan, hingga

meng-update kembali jadwal suatu proyek konstruksi.

2. Studi Literatur

Dari beberapa literatur yang dibaca, dikumpulkan data-data yang diperlukan

untuk mendukung pembuatan daftar pertanyaan wawancara untuk mencapai

(33)

III.6 Teknik Pembuatan Kuesioner

Kuesioner atau daftar pertanyaan terdiri dari lima sub bahasan pertanyaan,

yaitu :

1. Daftar pertanyaan mengenai Schedule

2. Daftar pertanyaan mengenai Monitoring

3. Daftar pertanyaan mengenai Analysis

4. Daftar pertanyaan mengenai Corrective Action

5. Daftar pertanyaan mengenai Update Schedule

Bentuk kuesioner atau daftar pertanyaan secara lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 1.

III.7 Proses Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Mengumpulkan data tentang system manajemen waktu dari berbagai

literatur dan jurnal sebagai dasar penyusunan kuesioner atau daftar

pertanyaan untuk melakukan wawancara .

2. Melakukan wawancara ke 3 perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar

yang dijadikan objek penelitian,

3. Mengolah dan melakukan analisa data hasl wawancara. Pembahasan lebih

lanjut mengenai hasil analisa data dan pembahasan data ini dapat dilihat

pada Bab 4.

(34)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian untuk wawancara langsung adalah 3 Perusahaan kontraktor

Klasifikasi Besar di Medan, dimana lokasi proyek yang diteliti tidak dibatasi. Data

perusahaan kontraktor yang berhasil diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.1.

IV.2 Studi Kasus A

Studi Kasus A dilakukan pada perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar yaitu

PT. Sabaritha Perkasa Abadi. Dari banyak proyek konstruksi jalan yang pernah

ditangani oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi dipilih satu proyek yang pelaksanaan

manajemen waktunya dijadikan objek penelitian. Proyek yang akan dibahas berikut

ini adalah proyek yang pada saat penelitian proyek telah selesai pengerjaannya.

Adapun alasan dipilihnya proyek ini adalah karena dari hasil pengamatan, proyek ini

memiliki ukuran yang besar baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sehingga

kompleksitas yang terjadi juga terjadi dalam skala besar. Adapun pelaksanaan

manajemen waktu proyek konstruksi kebanyakan dilakukan oleh perusahaan

kontraktor Klasifikasi Besar pada proyek konstruksi dengan skala besar pula.

Data umum proyek

Nama proyek : Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji

Kontraktor Utama : PT. Sabaritha Perkasa Abadi

Lokasi : Bts. Tanah Karo-Panji

(35)

IV.2.1 Menentukan Penjadwalan Proyek

Biasanya PT. Sabaritha Perkasa Abadi membuat jadwal proyek (Master

Schedule) menjadi satu dengan Detail Schedule, seperti pada contoh Proyek

Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji. Tetapi dalam penyajiannya

dipisah. Master Schedule dibuat untuk tingkat executive Management, sedangkan

Detail Schedule diberikan untuk keperluan para pelaksana di lapangan. Dalam

penerapannya Detail Schedule tersebut dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih

kecil, agar dalam pelaksanaan, monitoring, serta pengontrolannya bisa lebih mudah.

IV.2.1.1 Identifikasi Aktivitas (Work Breakdown Structure)

Dalam menyusun jadwal, sebelumya PT. Sabaritha Perkasa Abadi

membagi-bagi membagi-bagian proyek yang ditanganinya menjadi menjadi aktivitas yang lebih kecil.

Sabaritha Perkasa Abadi biasa membagi-bagi proyeknya tersebut menjadi 3 sampai 5

tingkatan besar, tergantung ukuran dan kompleksitasnya, dimana pengembangan

level WBS tersebut didasarkan lingkup pekerjaan (scope of work), yaitu pada jenis

pekerjaan utama, area pekerjaan, dan urutan pekerjaan. Misalnya pada contoh proyek

Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji, pembagian jenis pekerjaan

utama seperti mobilisasi, pekerjaan jalan, pekerjaan struktur. Kemudian

pekerjaan-pekerjaan tadi dibagi-bagi lagi menjadi lebih detail lagi. Seperti pekerjaan-pekerjaan struktur

jalan dibagai menjadi pekerjaan atas dan pekerjaa bawah, kemudian pekerjaan bawah

dibagi lagi menjadi pekerjaan tanah dan pekerjaan pondasi. Adapun bentuk WBS

dari contoh Proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji dapat dilihat

(36)

PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak menggunakan sistem kode dalam

membagi-bagi setiap aktivitas dari suatu proyek. Dalam penyusunan WBS ini, PT.

Sabaritha Perkasa Abadi tidak mengalami hambatan, dikarenakan pengalaman yang

didapat dari proyek-proyek sebelumnya yang pernah dikerjakan oleh PT. Sabaritha

Perkasa Abadi.

IV. 2.1.2 Penyusunan Urutan Kegiatan

Dari aktivitas yang telah dibagi-bagi sebelumnya, PT. Sabaritha Perkasa

Abadi menyusun urutan kelompok kerja atau aktivitas proyek tersebut. Metode yang

biasa digunakan oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi yaitu Metode GANTT/BAR

Chart, itu digunakan karena lebih mudah dimengerti oleh semua level. Urutan

kegiatan pada PT. Sabaritha Perkasa Abadi disusun sesuai dengan perencanaan yang

sebelumnya telah ditentukan.

IV. 2.1.3 Perkiraan Kurun Waktu

Setelah melakukan pengurutan aktivitas, PT. Sabaritha Perkasa Abadi

member kurun waktu penyelesaian tiap-tiap aktivitas. Skala waktu yang digunakan

dalam menentukan durasi kurun waktu aktivitas adalah minggu. Penentuan kurun

waktu penyelesaian masing-masing aktivitas dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi

tidak hanya berdasarkan pengalaman yang telah diraih selama ini tetap juga dihitung

berdasarkan perhitungan sumber daya (material, peralatan, tenaga kerja) yang

digunakan dan volume pekerjaan yang akan diselesaikan. Menurut PT. Sabaritha

Perkasa Abadi yang mempengaruhi dalam menentukan durasi waktu suatu aktivitas

(37)

proyek PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak terlalu menemui hambatan akibat

pengalaman yang dimiliki.

IV. 2.1.4 Penyusunan Jadwal

Setelah terbentuk jaringan kerja yang masing-masing aktivitas telah diberi

kurun waktu, kemudian PT. Sabaritha Perkasa Abadi menghitung kurun waktu

penyelesaian proyek secara keseluruhan. Dalam penyusunan jadwal ada 2 schedule

yaitu Master Schedule dan Detailed Schedule. Sedangkan untuk kegiatan seharinya

di lapangan PT. Sabaritha Perkasa Abadi menggunakan Daily Schedule. Jadi jenis

Shedule yang digunakan tidak sama untuk semua level. Adapun bentuk dari jadwal

PT. Sabaritha Perkasa Abadi pada proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah

Karo-Panji dapat dilihat pada Lampiran 3.

Dalam menyusun jadwal PT. Sabaritha Perkasa Abadi menggunakan program

komputer, yaitu Microsoft Project dan Microsoft Excel. Adapun float dari tiap

aktivitas tidak dihitung karena PT. Sabaritha Perkasa Abadi menggunakan metode

GANTT/BAR Chart, termasuk jalur kritisnya tidak bisa ditentukan. Lama waktu

penyelesaian proyek tersebut dihitung PT. Sabaritha Perkasa Abadi berdasarkan dari

total durasi waktu dari setiap aktivitas yang telah ditentukan sebelumnya.

IV.2.2 Monitoring

Monitoring dilakukan setelah proyek mulai berjalan sesuai jadwal, adapun

monitoring meliputi pengukuran (measure) dan hasil kerja (kemajuan/progress)

masing-masing aktivitas, yang kemudian hasil pengukuran tersebut dilakukan

pencatatan (Report) kedalam sebuah bentuk laporan kemajuan proyek berupa

(38)

IV.2.2.1 Mengukur dan Mencatat Hasil Kerja

PT. Sabaritha Perkasa Abadi melakukan pengukuran dan pencatatan terhadap

hasil kerja setiap aktivitas PT. Sabaritha Perkasa Abadi secara periodik, dengan

periode waktu yang digunakan yaitu weekly. Proses perhitungan atau pengukuran

terhadap hasil kerja yang dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi dilakukan dengan

computerized. Adapun hasil dari suatu pekerjaan dihitung berdasarkan volume

pekerjaan yang dapat dilihat dari table hasil kerja.

Dalam pelaksanaan proyek PT. Sabaritha Perkasa Abadi selalu mencatat

actual start dan completion date dari setiap aktivitas. Selain itu juga PT. Sabaritha

Perkasa Abadi melakukan pencatatan kemajuan setiap aktivitas pekerjaan khususnya

pekerjaan-pekerjaan utama seperti pekerjaan lapis perkerasan dan melakukan

pencatatan bila ada perubahan dari durasi suatu aktivitas, bila ada aktivitas yang

dihilangkan atau ditambah, serta bila ada perubahan hubungan atau urutan dari suatu

aktivitas, tetapi PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak menyertakan laporan singkat

tentang kejadian atau hal penting yang terjadi pada saat pengerjaan proyek.

Bentuk atau format laporan pencatatan hasil kerja dibuat oleh PT. Sabaritha

Perkasa Abadi dengan berbentuk tabel laporan. Adapun bentuk dari tabel laporan

pengukuran dan pencatatan hasil kerja dapat dilihat seperti pada contoh Proyek

Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji pada Lampiran 4.

Di PT. Sabaritha Perkasa Abadi yang melakukan pengukuran dan pencatatan

terhadap kemajuan setiap aktivitas yaitu bagian Quality Assurance Departement.

Sedangkan hambatan yang dirasakan PT. Sabaritha Perkasa Abadi dalam melakukan

(39)

IV.2.2.2 Mencatat Pemakaian Sumber Daya

Setiap pemakaian sumber daya baik material maupun peralatan selalu

dilakukan pencatatan oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi. Pencatatan dilakukan oleh

PT. Sabaritha Perkasa Abadi secara perodik, dengan periode waktu secara daily.

Laporan pencatatan pemakaian sumber daya, oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi

dibuat menjadi satu antara material dan peralatan. Adapun bentuk laporan pencatatan

pemakaian sumber daya dari contoh proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah

Karo-Panji dapat dilihat pada Lampran 5.

Dalam hal ini yang melakukan pencatatan sumber daya di PT. Sabaritha

Perkasa Abadi, yaitu bagian Quality Assurance Departement. Adapun hambatan bagi

PT. Sabaritha Perkasa Abadi dalam melakukan pencatatan sumber daya yaitu

bagaimana harus melakukan pencatatan sumber daya yang teratur.

IV.2.2.3 Memeriksa Kualitas

PT. Sabaritha Perkasa Abadi juga melakukan pemeriksaan dan pencatatan

terhadap kualitas sumber daya (material, peralatan) yang digunakan dalam setiap

aktivitas proyek, serta kualitas hasil pekerjaan yang telah dilakukan. Pemeriksaan

dan pencatatan kualitas sumber daya dan kualitas hasil kerja tidak semuanya

dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi secara periodik. Untuk hasil pekerjaan dan

material dilakukan pemeriksaan sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah

ditentukan dan pemeriksaan hasil pekerjaan dilakukan sebelum aktivitas itu terjadi

terutama pekerjaan yang mengutamakan proses dari pertama pekerjaan itu dilakukan

contohnya pekerjaan perkerasan (dilakukan pegujian untuk mutu perkerasan), sedang

(40)

Laporan pemeriksaan kualitas sumber daya dan kualitas hasil suatu pekerjaan

dibuat oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi dalam bentuk hasil inpeksi dan hasil test

laboratorium. Adapun bentuk dari laporan pemeriksaan kualitas dari proyek

Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji dapat dilihat pada Lampiran 6.

Di PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak hanya sendiri yang melakukan

pemeriksaan kualitas sumber daya dan kualitas hasil pekerjaan selain bagian Quality

Assurance Departement dengan pengawasan oleh konsultan, PT. Sabaritha Perkasa

Abadi juga dibantu oleh Balai Pengujian dan Pengendalian Mutu dalam pemeriksaan

tebal lapisan perkerasan. Bagi PT. Sabaritha Perkasa Abadi hambatan dalam

memeriksa kualitas sumber daya dan kualitas suatu pekerjaan yaitu tidak ada, karena

dalam pemeriksaan mutu PT. Sabaritha Perkasa Abadi di bantu oleh Balai Pengujian

dan Pengendalian Mutu, sehigga mempermudah pekerjaan mereka.

IV.2.2.4 Mencatat Kinerja Dan Produktivitas

Dalam hal ini PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak melakukan pencatatan

terhadap kinerja dan produktivitas pekerjaannya. Sedang aktivitas dan kegiatan yang

dilakukan oleh tenaga kerja tidak dilakukan pengawasan secara khusus oleh PT.

Sabaritha Perkasa Abadi, karena tenaga kerja berhubungan langsung dengan

mandornya. PT. Sabaritha Perkasa Abadi hanya mengetahui jumlah pekerja yang

dating saja, karena jumlah pekerja sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil

pekerjaan yang dilakukan.

Hambatan bagi PT. Sabaritha Perkasa Abadi sendiri dalam melakuan

(41)

tenaga kerja sehingga dirasakan kurang efektif dalam pemeriksaannya, jadi

pemeriksaannya hanya dilakukan pada hasil kerjanya saja.

IV.2.3 Analysis (Compare and Determine Effect)

PT. Sabaritha Perkasa Abadi selalu melakukan analisis terhadap laporan dari

hasil pengukuran dan pencatatan setiap hasil pekerjaan. Hal itu dilakukan PT.

Sabaritha Perkasa Abadi untuk mencegah bila terjadi keterlambatan pada suatu

aktivitas, hal itu dapat langsung diatasi, sehingga diharapkan tidak mempengaruhi

Master Schedule (Jadwal utama) yang dibuat pada awal penjadwalan proyek.

IV.2.3.1 Membandingkan Secara Berkala Perencanaan Kemajuan Proyek Dengan

Kenyataan Di Lapangan

Perbandingan antara perencanaan kemajuan proyek dengan kenyataan di

lapangan, dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi secara periodik, dengan skala

waktu yang digunkan yaitu weekly. Untuk membandingkan secara berkala

perencanaan kemajuan proyek dengan kenyataan dilapangan, PT. Sabaritha Perkasa

Abadi menggunakan grafik kurva S, dimana dapat dilihat perbandingan kemajuan

proyek yang mereka kerjakan. Adapun grafik kurva S tersebut dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Bagi PT. Sabaritha Perkasa Abadi hambatan dalam menyusun laporan hasil

perbandingan perencanaan kemajuan proyek dengan kenyataan di lapangan adalah

(42)

IV.2.3.2 Menentukan Akibat Yang Terjadi Pada Tanggal Penyelesaian Dan

Milestone Proyek

PT. Sabaritha Perkasa Abadi melakukan analisa pada akibat atau perubahan

yang terjadi pada tanggal penyelesaian dan milestone (tanggal-tanggal penting

penyelesaian proyek) setelah menerima laporan hasil perbandingan antara

perencanaan kemajuan proyek dengan kenyataan di lapangan dan timbul

keterlambatan. Dimana kemudian Overall Project Duration dihitung kembali PT.

Sabaritha Perkasa Abadi untuk mengetahui apakah milestone proyek (project

completion date) mengalami perubahan atau tidak. Milestone proyek sendiri

diusahakan tidak dilakukan perubahan, karena nantinya akan menpengaruhi Master

Schedule.

V.2.3.3 Memeriksa Kemungkinan Munculnlya Jalur Kritis Baru

Setelah melakukan analisa dan timbul keterlambatan (delay) pada suatu

aktivitas terutama pada aktivitas kritis. PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak dapat

melakukan pemeriksaan kemungkinan munculnya jalur kritis yang baru, dan juga

tidak menghitung float dari semua aktivitas, karena dalam penyusunan jadwal

proyek, PT. Sabaritha Perkasa Abadi menggunakan GANTT/BAR Chart yang mana

tidak memungkinkan menunjukkan jalur kritis.

IV.2.4 Corrective Action

Setelah dianalisa, bila di tengah pelaksanaan proyek ternyata schedule

mengalami keterlambatan. PT. Sabaritha Perkasa Abadi kemudian melakukan

(43)

kembali ke jalur yang sebenarnya. PT. Sabaritha Perkasa Abadi melakukan

pemadatan float pada aktivitas dengan durasi waktu yang panjang saja, hal itu

dilakukan dengan pertimbangan nantinya tidak akan berubah overall Project

duration. Tetapi tidak semua pekerjaan dengan durasi yang lama dibagi-bagi (work splitting) PT. Sabaritha Perkasa Abadi menjadi bagian yang lebih kecil.

Selain itu PT. Sabaritha Perkasa Abadi juga mempercepat aktivitas pekerjaan

yang mengalami keterlambatan dengan cara menambah kapasitas sumber daya

seperti penambahan jumlah alat, mempercepat kedatangan material. Serta menambah

tenaga kerja dan jam kerja (lembur, shift). Corective action yang dilakukan PT.

Sabaritha Perkasa Abadi yaitu melakukan perubahan pada job logic dan metode

kerja, serta bila perlu sebagian pekerjaan disubkontrakkan kepada pihak lain.

Adapun hambatan bagi PT. Sabaritha Perkasa Abadi dalam melakukan

Corective action yaitu diperlukannya biaya yang besar untuk melakukan semua yang

disebutkan di atas, dan itu berarti akan memperbesar cost dari pengerjaan proyek

tersebut.

IV.2.5 Update Schedule

Setelah melakuakn corrective action, PT. Sabaritha Perkasa Abadi

mempengaruhi schedule kembali. Untuk mempengaruhi schedule sendiri, bagi PT.

Sabaritha Perkasa Abadi perlu diketahui kapasitas sumber daya yang tersedia dan

sisa waktu durasi pekerjaan (remaining duration). Dalam meng-update schedule PT.

(44)

proyek yang telah dikoreksi, setelah itu semua float aktivitas dari jadwal yang baru

dihitung kembali. Setelah itu menghitung float semua aktivitas, PT. Sabaritha

Perkasa Abadi menghitung kembali project completion date dari jadwal baru yang

sudah disesuaikan dengan jadwal lama tersebut.

Di PT. Sabaritha Perkasa Abadi sendiri yang bertanggungjawab dalam

mempengaruhi jadwal proyek yaitu Project Manager. Perubahan-perubahan yang

biasa dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi dalam meng-update schedule adalah

lama durasi tiap aktivitas, dan korelasi atau hubungan antar aktivitas. Proses

perhitungan updating dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi secara computerized.

Hambatan yang ditemui PT. Sabaritha Perkasa Abadi dalam meng-update

schedule adalah jika ingin merubah milestone, karena milestone merupkan control point dari keseluruhan durasi suatu proyek.

IV.2.6 Pembahasan PT. Sabaritha Perkasa Abadi

PT. Sabaritha Perkasa Abadi melaksanakan penyusun schedule dengan baik

dimana semua aspek dalam penyusunan schedule yang ideal sudah dilaksanakan

sehingga hambatan yang dihadapi hanya pada saat pengidentifiasian jenis kegiatan

yang akan digunakan dalam menyusun WBS. PT. Sabaritha Perkasa Abadi

menggunakan GANTT/BAR Chart dalam penyusunan jadwal. Penggunaan

GANTT/BAR Chart tidak dapat menunjukkan secara spesifik hubungan

ketergantungan antara pekerjaan satu dengan yang lain, sehingga sulit untuk

(45)

jadwal keseluruhan proyek, serta tidak dapat menjawab berapa lama kurun waktu

penyelesaian proyek tercepat dan kegiatan mana yang bersifat kritis/non kritis. Di

lapangan, dilaksanakan atau tidak schedule yang sudah dibuat dapat diketahui oleh

PT. Sabaritha Perkasa Abadi, karena PT. Sabaritha Perkasa Abadi membuat daily

schedule setiap aktivitas yang akan dikerjakan setiap harinya. Meskipun begitu PT.

Sabaritha Perkasa Abadi juga masih belum optimal dalam melaksanakan schedule,

karena tidak jarang menemui kendala-kendala bila ada perubahan desain, kurangnya

koordinasi dan komunikasi, dan perubahan cuaca yang tidak menentu.

PT. Sabaritha Perkasa Abadi kurang baik melaksanakan monitoring karena

tidak mampu melaksanakan semua aspek dalam monitoring, yaitu tidak melakukan

pencatatan kinerja dan produktivitas pekerja dikarenakan terlampau besarnya jumlah

tenaga kerja sehingga terjadi ketidakakuratan dalam pengontrolan kinerja pekerja

pada proyek konstruksi. Selain itu yang menyebabkan pelaksanaan monitoring tidak

optimal juga dikarenakan kendala yaitu kurang koordinasi atau pengawasan antara

pengawas dengan pekerja.

PT. Sabaritha Perkasa Abadi mampu melakukan analysis dengan baik dimana

semua aspek dalam analysis yang ideal sudah dilaksanakan, sehingga hambatan yang

dihadapi hanya bila ada perubahan desain karena mengakibatkan durasi aktivitas

berubah. Hanya saja PT. Sabaritha Perkasa Abadi belum mampu melakukan analisis

dengan optimal dikarenakan terkadang masih menemui kendala seperti

ketidakakuratan informasi yang didapat dari monitoring, serta kurangnya sumber

(46)

PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak menemui permasalahan dalam melakuka n

corrective action, hanya saja memerlukan biaya yang besar dalam melakukan ini.

Walau tidak menemui permasalahan selain biaya yang besar, namun PT. Sabaritha

Perkasa Abadi juga masih belum optimal dalam melakukan corrective action.,

karena masih sering menemui kendala yaitu kurangnya informasi dari monitoring

dan analisis yang diperlukan untuk melakukan corrective action.

Di dalam melakukan updating schedule, PT. Sabaritha Perkasa Abadi

melaksanakan dengan baik, hanya menemui hambatan ketika terjadi perubahan

milestone yang dapat menyebabkan project completion date dan master schedule

berubah.

Secara keseluruhan, disimpulkan bahwa PT. Sabaritha Perkasa Abadi cukup

baik dalam melaksanakan sistem manajemen waktu proyek konstruksi jalan.

IV.3 Studi Kasus B

Studi kasus B dilakukan pada perusahaan konstraktor klasifikasi Besar yaitu

PT. Sinar Kasih Reinhard dari proyek konsruksi jalan yang pernah ditangani oleh PT.

Sinar Kasih Reinhard dipilh satu satu proyek yang pelaksanaan manajemen

waktu-nya dijadikan objek penelitian. Proyek yang akan dibahas berikut ini adalah proyek

telah selesai dilaksanakan. Adapun alasan dipilihnya proyek ini adalah karena dari

hasil pengamatan, proyek ini memiliki ukuran yang besar baik dari segi kuantitas

maupun kualitas, sehingga kompleksitas yang terjadi juga skala besar. Adapun

(47)

perusahaan konstraktor Klasifikasi Besar pada proyek konstruksi dengan skala besar

pula.

Data umum proyek

Nama proyek : Pemeliharaan Berkala Jalan Panji-Sidikalang

Lokasi : Jalan Panji-Sidikalang

Konstraktor utama : PT. Sinar Kasih Reinhard

Jadwal pelaksanaan : 8 Februari 2008-6 Mei 2008

IV.3.1 Menentukan Penjadwalan Proyek

Biasanya PT. Sinar Kasih Reinhard membuat jadwal proyek (master

schedule) terpisah dengan Detailed Schedule, seperti pada proyek Pemeliharaan

Berkala Jalan Panji-Sidikalang. Tetapi Detailed Scheduled buat dengan tetap

menjadikan Master Schedule sebagai acuan. Dalam penerapannya Detailed Schedule

tersebut dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, agar dalam pelaksanaan,

monitoring, serta pengontrolannya bisa lebih mudah.

IV.3.1.1 Identifikasi Kegiatan (Work Breakdown Struktur)

Dalam menyusun jadwal, sebelumnya PT. Sinar Kasih Reinhard

membagi-bagi membagi-bagian proyek yang ditanganinya menjadi aktivitas yang lebih kecil, PT. Sinar

Kasih Reinhard biasanya membagi-bagi proyeknya tersebut menjadi 4 dan 5

tingkatan besar, seperti pada proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Panji-Sidikalang ini

PT. Sinar Kasih Reinhard membagi menjadi 4 tingkatan besar. Pembagian tingkatan

(48)

ukuran dan kompleksitas proyek yang ditangani. Pengembangan tiap level WBS

sendiri berdasarkan lingkup pekerjaan (scope of work), yaitu pada jenis pekerjaan

utama dan pekerjaan yang lebih detail. Misalnya pada Proyek Pemeliharaan Berkala

Jalan Panji-Sidikalang, pembagian jenis pekerjaan utama seperti mobilisasi,

pekerjaan struktur jalan, pekerjaan drainase jalan. Sedang berdasarkan pekerjaan

yang lebih detail seperti Pekerjaan perkerasan badan jalan dan pekerjaan bahu jalan.

Adapun bentuk WBS tersebut dapat dilihat pada Lampiran 7.

PT. Sinar Kasih Reinhard tidak menggunakan sistem kode dalam

membagi-bagi setiap aktivitas dari suatu proyek, hanya memberikan nomor pengurutan biasa

saja.

Adapun hambatan yang ditemui dalam menyusun WBS menurut PT. Sinar

Kasih Reinhard yaitu tidak ada.

IV.3.1.2 Penyusun Urutan Kegiatan

Dari aktivitas yang telah dibagi-bagi sebelumnya, PT. Sinar Kasih Reinhard

menyusun urutan kelompok kerja atau aktivitas proyek tersebut. Metode yang biasa

digunakan oleh PT. Sinar Kasih Reinhard yaitu GANTT/BAR Chart.

Metode GANTT/BAR Chart digunakan berdasarkan karena lebih mudah

dimengerti oleh semua level, selain itu untuk pengerjaan di lapangan tidak diperlukan

penjelasan lebih lanjut. Ukuran kegiatan disusun dengan mempertimbangkan desain

perencanaan dari kegiatan tersebut. Adapun bentuk dari GANTT/BAR Chart

(49)

Namun pada proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Panji-Sidikalang ini,

PT. Sinar Kasih Reinhard hanya membuat urutan kegiatan secara garis besar saja,

jadi urutan pekerjaannya kurang mendetail. Sehingga dalam pelaksanaannya para

pekerja di lapangan mengalami kesulitan. Meskipun begitu dalam pengerjaannya

para pekerja dibantu oleh mandor atau pengawas yang ada di lapangan. Ketika

mereka mendapatkan kesulitan mereka akan berkonsultasi kepada mandor atau

pengawas.

Menurut PT. Sinar Kasih Reinhard tidak ada hambatan berarti dalam

menetukan urutan kegiatan, karena pengurutan dilakukan seperti biasa

proyek-proyek yang pernah dikerjakan sebelumnya.

IV.3.1.3 Perkiraan Kurun Waktu

Setelah melakukan pengurutan aktivitas, PT. Sinar Kasih Reinhard memberi

kurun waktu penyelesaian masing-masing aktivitas. Skala waktu yang biasa

digunakan PT. Sinar Kasih Reinhard dalam menentukan durasi dari suatu aktivitas

adalah minggu. Seperti pada proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Panji-Sidikalang,

tetapi terkadang skala waktu yang digunakan bulan apabila proyek yang dikerjakan

mempunyai durasi penyelesaian yang lama. Penetuan kurun waktu penyelesaian

masing-masing aktivitas dilakuakan PT. Sinar Kasih Reinhard biasanya berdasarkan

pengalaman yang telah dilakukan di proyek-proyek sebelumnya. Selain juga

menggunakan feeling seorang engineer. Menurut PT. Sinar Kasih Reinhard yang

(50)

pengadaan sumber daya (material, alat) yang digunakan, selain itu juga berdasarkan

jumlah hari efektif dalam kurun waktu penyelesaian proyek (tidak ada kerja karena

hujan, hari libur, dan lain-lain).

IV.3.1.4 Penyusunan Jadwal

Setelah terbentuk jaringan kerja yang masig-masing tiap aktivitas telah diberi

kurun waktu, kemudian PT. Sinar Kasih Reinhard menghitung kurun waktu

penyelesaian proyek secara keseluruhan, PT. Sinar Kasih Reinhard biasanya

membuat 2 jenis schedule, yaitu Master schedule, serta detailed Schedule yaitu berisi

penjelasan terperinci untuk para pelaksana di lapangan (field management).

Dalam menyusun jadwal PT. Sinar Kasih Reinhard biasanya menggunakan

program komputer, yatu Microsoft Project. Adapun float dari tiap aktivitas tidak

dapat dihitung, termasuk jalur kritisnya tidak bisa ditentukan, karena PT. Sinar Kasih

Reinhard menggunakan GANTT/BAR Chart. Lama waktu penyelesaian dari proyek

tersebut dihitung oleh PT. Sinar Kasih Reinhard berdasarkan dari total durasi waktu

dari setiap aktivitas yang telah ditentukan sebelumnya, PT. Sinar Kasih Reinhard

juga menentukan Milestone yang di perlukan dalam penyelesaian proyek tersebut,

adapun milestone ditentukan untuk menunjukkan poin-poin penting dalam dalam

schedule yang pada pelaksanaannya jika mengalami keterlambatan akan

mempengaruhi master schedule.

(51)

Dalam proyek biasanya PT. Sinar Kasih Reinhard melakukan monitoring

setelah proyek mulai berjalan sesuai dengan jadwal, adapun monitoring meliputi

pengukuran (measure) hasil kerja (kemajuan/progress) masing-masing aktivitas,

yang kemudian hasil penelitian tersebut dilakukan pencatatan (report) ke dalam

sebuah bentuk laporan kemajuan yang berupa tabulasi dan grafik.

IV.3.2.1 Mengukur dan Mencatat Hasil Kerja

PT. Sinar Kasih Reinhard melakukan pengukuran dan pencatatan terhadap

hasil kerja setiap aktivitas. Pengukuran dan pencatatan hasil kerja dilakukan PT.

Sinar Kasih Reinhard secara periodik, dengan periode waktu yang biasa digunakan

yaitu weekly. Proses perhitungan atau pengukuran terhadap hasil kerja, biasa

dilakukan PT. Sinar Kasih Reinhard. dengan computerized, yaitu menggunakan

program komputer Microsoft Excel. Adapun hasil dari suatu pekerjaan dihitung dari

volume pekerjaan yang telah dilakukan.

Dalam pelaksanan proyek, PT. Sinar Kasih Reinhard tidak mencatat actual

start dan completion date dari setiap aktivitas. Selain itu juga PT. Sinar Kasih

Reinhard tidak melakukan pencatatan bila ada perubahan dari durasi suatu aktivitas,

pencatatan bila ada aktivitas yang dihilangkan atau ditambah (variation order), serta

bila ada perubahan hububungan atau urutan (semence) dari suatu aktivitas, PT. Sinar

Kasih Reinhard biasa menyertakan laporan singkat tentang kejadian atau hal penting

yang terjadi pada saat pengerjaan proyek.

Bentuk atau format laporan pencatatan hasil kerja dibuat oleh PT. Sinar Kasih

Reinhard dengan tabular format. Adapun bentuk dari tabular format pengukuran dan

(52)

Di PT. Sinar Kasih Reinhard yang biasanya melakukan pengukuran dan

pencatatan terhadap kemajuan setiap ativitas yaitu Project Control Engineering.

Sedangkan hambatan yang dirasakan PT. Sinar Kasih Reinhard dalam melakukan

monitoring baik penguuran dan pencatatan terhadap hasil kerja adalah karena masih

belum adanya kesadaran dari masing-masing individu (pekerja) untuk mencatat

setiap hasil pekerjaan yang mereka lakukan.

IV.3.2.2 Mencatat Pemakaian Sumber Daya

Setiap pemakaian sumber daya baik material maupun peralatan (alat berat,

alat pertukangan) biasa dilakukan pencatatan oleh PT. Sinar Kasih Reinhard

Pencatatan dilakukan oleh PT. Sinar Kasih Reinhard secara periodik, dengan periode

waktu secara weekly. Laporan pencatatan pemakaian sumber daya, oleh PT. Sinar

Kasih Reinhard dibuat menjadi satu antara material dan peralatan yang digunakan.

Dalam hal ini yang melakukan pencatatan sumber daya di PT. Sinar Kasih

Reinhard yaitu para pelaksana yang ada dilapangan. Adapun hambatan tidak

dirasakan PT. Sinar Kasih Reinhard dalam melakukan pencatatan sumber daya.

IV.3.2.3 Memeriksa Kualitas

PT. Sinar Kasih Reinhard juga melakukan pemeriksaan dan pencatatan

terhadap kualitas sumber daya (material, peralatan berat) yang digunakan dalam

setiap aktivitas proyek, serta kualitas hasil pekerjaan yang telah dilakukan.

Pemeriksaan dan pencatatan kuallitas sumber daya dan kualitas hasil kerja tidak

semuanya dilakukan PT. Sinar Kasih Reinhard secara periodik. Untuk hasil

Gambar

Gambar 2.1  Sistem Menejemen Waktu ...................................................................
Gambar 2.1 Sistem Manajemen Waktu ( Sumber: Clough dan Scars, 1991 )
Gambar 2.2 Proses Menyusun CPM  (Sumber : Soeharto, 1999)
Tabel 3 berikut ini :
+2

Referensi

Dokumen terkait