• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Penerbitan Buku Pada Penerbit USU Press Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Penerbitan Buku Pada Penerbit USU Press Medan."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENERBITAN BUKU PADA PENERBIT USU PRESS MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH :

NAMA : ELY SUHARTINI NIM : 082201018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL

: SISTEM PENERBITAN BUKU PADA

PENERBIT

USU

PRESS

MEDAN

OLEH :

ELY

SUHARTINI

NIM

: 082201018

PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN

KETUA JURUSAN

: Dra. Zaslina Zainuddin, M. Pd.

NIP

:

19570407 198603 2 001
(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL

: SISTEM PENERBITAN BUKU PADA

PENERBIT

USU

PRESS

MEDAN

OLEH :

ELY

SUHARTINI

NIM

: 082201018

DOSEN PEMBIMBING : Dra. Zaslina Zainuddin, M. Pd.

NIP

:

19570407 198603 2 001

TANDA TANGAN

:

TANGGAL

:

DOSEN PEMBACA

: Hotlan Siahaan, S. Sos., M. I. Kom

NIP

:19780331 200501 2 003

(4)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Kertas Karya ini Kupersembahkan Kepada

Ayahanda (Sumadi) dan Ibunda (Hanim Aryani) tercinta,

Kakanda (Eva Suryanti)

Dan adik-adik (Eko Sumantri dan Elya Surya Ningsih)

tersayang

Terima kasih atas segala dukungan moril maupun materil,

dalam meraih keberhasilan.

Ya ALLAH...

berikanlah

kebahagiaan kepada mereka

dunia dan akhirat,

dudukkanlah mereka di singgasana

para kekasih-Mu

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat AlLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan kertas karya ini. Salawat dan salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa risalah sebagai peyunjuk dan pedoman hidup bagi manusia didalam menjalankan kehidupannya didunia dan diakhirat kelak. Insya Allah kita akan mendapat syafa’atnya. Amin...

Kertas karya ini berjudul “ SISTEM PENERBITAN BUKU PADA PENERBIT USU PRESS MEDAN”, disusun untuk melengkapi persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi D-III Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M. A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, serta PUDEK I, II, III sebagai penyelenggara pendidiksan dari negara sehingga penulis mendapat kesempatan dan fasilitas selama perkuliahan.

2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M. Pd, selaku Ketua Program Studi D-III Ilmu Perpustakaan dan sekaligus menjadi pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan banyak memberikan petunjuk, masukan serta bimbingan kepada penulis sejak awal hingga akhir kertas karya ini.

3. Ibu Hotlan Siahaan, S. Sos., M. I. Kom, selaku dosen pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis.

(6)

5. Bapak Dr. Ridwan Siregar, selaku pimpinan di Penerbitan USU Press, beserta staf dan pegawai yang ada di penerbitan buku USU Press yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

6. Teman-teman seperjuangan stambuk ’08, Imelda, Chia, Siti, Novia, Aini, serta teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan kertas karya ini. “aku pasti merindukan kalian”.

7. Abang-abang q yang selalu bersedia buat tawa dalam hari-hari q. Bang Amin, bang Fadhlan, bang Sandy, bang Reza, Bang alex. Qta akan melewati hari-hari bersama lagi. I’m promise.

8. Adeq-adeq q tersayang. Dimas, Edi, Tya, Iqbal, Tanjung, Jati, Heru, Aryo dan semuanya yang selalu memberikan semangat pada q. Semangat!!! ^_^

Penulis menyadari apa yang disajikan dalam kertas karya ini masih jauh dari sempurna baik materi bahasan maupun penyusunan bahasanya, disebabkan keterbatasan kemampuan penulis dalam bidang yang penulis bahas. Dengan rendah hati penulis selalu menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan kertas karya ini dari semua pihak. Penulis berharap semoga kertas karya ini mempunyai manfaat terhadap penulis dan para pembaca.

Medan, Juni 2011

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR GAMBAR...iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang dan Masalah...1

1.2Tujuan Penulisan...2

1.3Ruang Lingkup...2

1.4Metode Pengumpulan Data...3

BAB II TINJAUAN TENTANG PENERBITAN BUKU 2.1Pengertian Penerbitan buku...4

2.2Perkembangan Dunia Tulis Menulis...6

2.3Penerbit dan Terbitannya...8

2.3.1 Jenis Penerbit Menurut Buku Terbitannya...8

2.3.2 Jenis Penerbit Menurut Statusnya...9

2.3.3 Jenis Terbitan...9

2.4Sejarah Penerbitan Buku di Indonesia...11

2.5Tujuan Penerbitan Buku universitas...13

2.6Proses Penerbitan Buku...13

2.7Pengadaan Naskah...15

2.8Penyuntingan...17

BAB III PENERBITAN BUKU PADA PENERBIT USU PRESS MEDAN 3.1Gambaran Umum Penerbit USU Press Medan...20

3.1.1 Struktur Organisasi...28

3.2Penerbitan Buku...29

3.2.1 Prosedur Penerbitan Buku...29

3.2.2 Sistem Penerbitan Buku...29

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan...32

4.2 Saran...32

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Buku hasil terbitan USU Press...21

Gambar 2. Jurnal terbitan USU Press...21

Gambar 3. X- banner terbitan USU Press...22

Gambar 4. Brosur terebitan USU Press...23

Gambar 5. Flayer terbitan USU Press...23

Gambar 6. Poster terbitan USU Press...24

Gambar 7. Spanduk terbitan USU Press...24

Gambar 8. Kartu nama terbitan USU Press...25

Gambar 9. Kalender terbitan USU Press...25

Gambar 10. Seminar kit terbitan USU Press...26

Gambar 11. ID card terbitan USU Press...26

Gambar 12. Struktur organisasi penerbitan dan percetakan USU Press...27

Gambar13. Mesin print...29

Gambar 14. Mesin sortir...30

Gambar 15. Mesin potong kertas...30

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang & Masalah

Buku adalah media yang sangat berperan penting dalam dunia pendidikan. Sebagaimana pepatah mengatakan “buku adalah jendela dunia”. Hal ini sudah dapat diartikan bahwa buku adalah salah satu jalan untuk menentukan kemajuan dunia. Oleh sebab itu, buku yang diberikan kepada para pelajar haruslah sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemajuan pendidikan itu sendiri agar pendidikan yang didapat bisa menambah pengetahuan para peserta didik.

Dalam hal ini kualitas penerbitan buku adalah salah satu faktor penunjang yang penting untuk mendukung dunia perbukuan tersebut. Karena sebuah penerbit haruslah bisa mempertanggung jawabkan tentang apa yang telah di sebarluaskannya untuk memajukan dunia pendidikan dalam hal perbukuan. Penerbit juga harus mengetahui perkembangan pendidikan dunia agar buku-buku yang diterbitkan sesuai dengan standar pendidikan dunia.

Penerbit dan Percetakan Universitas Sumatera Utara (USU) atau yang lebih dikenal dengan USU Press adalah salah satu unit penunjang USU yang berfungsi melaksanakan fungsi penerbitan dan percetakan. Semakin maraknya dunia usaha penerbitan dan percetakan mendorong USU Press untuk mengembangkan diri menjadi unit usaha yang menguntungkan secara bisnis.

(10)

Berkaitan dengan hal tersebut di atas penulis memilih Penerbit Buku USU Press Medan sebagai objek penelitian karena merupakan badan yang melakukan proses penerbitan buku. Maka yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana proses pelaksanaan penerbitan buku pada Penerbit Buku USU Press Medan. Dengan masalah yang dihadapi tersebut penulis mengambil judul ”Sistem Penerbitan Buku pada Penerbit Buku USU Press Medan”.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses penerbitan buku pada Penerbit Buku USU Press Medan.

2. Penulis ingin mengetahui bagaimana sistem penerbitan buku pada suatu penerbit.

3. Untuk mengetahui proses penerbitan buku pada Penerbit Buku USU Press berdasarkan nilai guna dan peraturan yang berlaku.

1.3 Ruang Lingkup

(11)

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan kertas karya ini penulis mengumpulkan data-data dengan cara:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Mengadakan penelitian untuk mendapatkan data dan bahan ilmiah dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan kertas karya ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

(12)

BAB II

TINJAUAN TENTANG PENERBITAN BUKU

2.1 Pengertian Penerbitan Buku

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994: 91), kata penerbit diberikan dibawah kata terbit. Terbit antara lain mengandung arti keluar untuk diedarkan (tentang surat kabar, buku, dan sebagainya) kata penerbit sebagai bentukan kata terbit mengandung arti orang atau perusahaan yang menerbitkan buku, majalah, dan sebagainya. Pada mulanya, penerbitan adalah percetakan, yaitu sebagai kegiatan pembuatan (manufacturing), dan belum berfungsi sebagai penyebarluasan. Lalu pada abad ke-19, penerbit berfungsi sebagaimana fungsinya yang sekarang, yakni sebagai promotor dari kata-kata tercetak.

Dunia penerbitan dan percetakan berkembang terus, baik cakupan pekerjaannya maupun peralatan pendukungnya. Dalam dunia penerbitan semakin banyak jenis buku yang diterbitkan, dalam berbagai bahasa, dan disebarkan diberbagai negara. Maka terciptalah berbagai jenis penerbit yang mengkhususkan diri menerbitkan buku tertentu, misalnya jenis buku anak-anak, buku pelajaran sekolah, buku pariwisata. Adakalanya sebuah buku diterbitkan dalam bahasa tertentu. Misalnya buku pariwisata Indonesia diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

(13)

Perkembangan pekerjaan di dunia perbukuan ini juga diikuti oleh perkembangan peralatan pendukungnya. Mesin tik biasa telah berkembang menjadi mesin tik elektronik dengan berbagai macam kemampuan. Penemuan komputer semakin memacu perkembangan peralatan penerbit dan percetakan. Pengetikan naskah sudah tidak lagi menggunakan mesin tik, melainkan dengan memanfaatkan kompoter dan program pengolah kata seperti WordStar dan WordPerfect. Merancang halaman dan sampul buku pun sudah dikerjakan dengan komputer. Mesin cetak dan mesin potong kertas sudah juga dikomputerkan.

Dengan semakin berkembangnya perincian pekerjaan dalam dunia perbukuan, semakin berkembang juga masalah yang dihadapi. Di pihak penerbit, hak dan kewajiban penulis maupun penyunting yang mewakili penerbit semakin menuntut rincian yang lebih tegas. Demikian pula keterlibatan pihak lain seperti perancang, percetakan, dan toko buku. Untuk mengatur kepentingan semua pihak itu diperlukan serangkaian ketentuan. Maka diciptakanlah Surat Perjanjian Penerbitan, Undang-Undang Hak Cipta, Uang Jasa Penulis, ISBN, dan sebagainya.

Menurut Pambudi (1981: 1) penerbitan adalah pencetakan, yaitu sebagai kegiatan pembuatan (manufacturing), dan belum berfungsi sebagai penyebarluasan. Pada abad kesembilan belas, penerbit berfungsi sepertti fungsinya yang sekarang., yaitu sebagai promotor sari kata-kata tercetak.

Mempublikasikan kepada umum, mengetengahkan kekhalayak ramai, kata dan gambar yang telah diciptakan oleh jiwa-jiwa kreatif, kemudian disunting oleh para penyunting unutk selanjutnya digandakan oleh para pencetak.

Altbach (2000: 45) mengemukakan pendapat bahwa penerbit buku merupakan seorang investor dalam perbukuan. Penerbit adalah seorang yang mengeluarkan uang untuk pengarang, penerjemah, penyunting, pencetak, pabrik kertas, dan yang lain-lain untuk memproduksikan buku, dan untuk para penjual, pemasang iklan, dan mereka yang membantu dalam pemasarannya, dan menerima uang dari penjual buku dan yang lain-lain yang membeli buku tersebut atau yang membeli hak untuk menggunakan isi buku itu dalam berbagai cara. Penerbit berharap, menerima uang lebih banyak daripada yang dikeluarkan.

(14)

memperbanyak sebuah literatur dan informasi- atau sebuah aktivitas membuat informasi yang dapat dinikmati publik.

Aminoedin (1989: 165) mengatakan, editor mula-mula berarti penerbit. Di prancis sampai sekarang masih ditulis editeur pada kulit dan halaman judul buku. Asal kata ini dari bahasa latin editus, bentuk past participle dari edere. Artinya menerbitkan. Dahulu waktu penerbitan masih langka penerbit dan editor itu diwakili oleh satu orang saja. Dia (penerbit dan editor) yang mencari naskah, menyunting naskah, mempersiapkah naskah untuk percetakan, mencari bahan, menjual buku, dan sebagainya. Penerbitan sekarang sudah berkembang dengan pesat sekali. Tidak mungkin lagi semua itu dilakukan oleh satu orang. Sekarang tugas dibagi-bagi. Ada pimpinan penerbit (selanjutnya disingkat dengan penerbit saja), dan ada editor. Pekerjaan pimpinan penerbitan adalah mencari editor, mencari langganan, bahan untuk proses percetakan buku, memikirkan penjualan, penyimpanan stok dan sebagainya, biasanya hal-hal yang tidak langsung mengenai suatu naskah. Pekerjaan yang berhubungan langsung dengan naskah diserahkan kepada editor. Pekerjaan ini adalah menghubungi pengarang, kadang-kadang juga mencari pengarang, menilai naskah, menghubungi pembaca ahli kalau naskah diterima, menyunting naskah, mempersiapkannya untuk tipografi, memikirkan cara-cara percetakan yang sesuai seperti pemakaian huruf-huruf, penjilidannya, kertas yang akan dipakai, ukuran buku dan lain-lain, mengumpulkan bahan untuk pengikalanan, mengawasi percetakan dan sebagainya.

2.2 Perkembangan Dunia Tulis-Menulis

Manusia mulai mengenal bahan tertulis dari peninggalan batu bertulis, kepingan batu yang bertatahkan rangkaian huruf yang mirip gambar, seperti hieroglif dari mesir serta tulisan dalam gulungan daun lontar dan papirus.

Sebagaimana diketahui bahwa sudah sejak barabad-abad yang lalu manusia mengenal huruf. Menurut catatan sejarah adalah dengan dibawanya sejenis kertas dari negeri Cina oleh para saudagar Eropa pada abad ke-15. Perkembangan lebih lanjut adalah penemuan cikal bakal mesin cetak yang kita kenal sekarang oleh Johann Gutenberg di Mainz, jerman sekitar tahun 1450. Sejak itulah mesin cetak berkembang

(15)

Perkembangan pekerjaan dunia perbukuan diikuti oleh perkembangan peralatan pendukungnya. Mesin tik biasa telah berkembang menjadi mesin tik elektronik dengan berbagai macam kemampuan. Penemuan computer semakin memacu perkembangan peralatan penerbitan dan percetakaan. Pengetikan naskah sudah tidak lagi menggunakan mesin tik, melainkan dengan memanfaatkan computer dengan program pengelolah kata dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Selain itu untuk merancang halaman dan sampul buku telah dilakukan dengan program ventura dan coreldraw. Mesin cetak dan mesin pemotong juga telah menggunakan komouter. Buku elektronik yaitu buku dalam bentuk cakram padat kini semakin dikenal, semua kemajuan tehnologi semakin mempermudah pekerjaan penerbitan dan pendidikan.

Selain buku, masih banyak lagi jenis terbitan lain yang biasa diterbitkan oleh sebuah penerbit. Seperti:

1. Jurnal

Jurnal adalah terbitan berkala yang berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan . Bila dikaitkan dengan kata ilmiah di belakang kata jurnal dapat terbitan berarti berkala yang berbentuk pamflet yang berisi bahan ilmiah yang sangat diminati orang saat diterbitkan.

2. X- banner

(16)

3. Brosur

Brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.

Adanya perkembangan penerbitan buku dan sejenisnya semakin banyak masalah yang dihadapi, dipihak penerbitan hak dan kewajiban penulis maupun penyuntingan yang mewakili penerbitan dituntut untuk lebih berpotensi.

2.3 Penerbit dan Terbitannya

Dewasa ini jenis terbitan, dalam hal ini buku, sangat beraneka ragam, sehingga pada umumnya pebnerbit mengkhususkan diri menerbitkan satu atau dua macam terbitan saja.

2.3.1 Jenis Penerbit Menurut Buku Terbitannya

Secara lebih luas, penerbit dapat kita golongkan antara lain menurut jenis terbitannya. Dari sudut ini kita mengenal tiga kelompok besar penerbit, yaitu penerbit buku umum, penerbit buku anak-anak, dan penerbit khusus. Kelompok yang terakhir ini dapat dibagi lagi menjadi penerbit buku pelqjqran sekolah dasar dan menengah, penerbit buku universitas, dan penerbit buku ilmiah.

1. Penerbit Buku Umum

(17)

2. Penerbit Buku Anak-Anak

Pada penerbit jenbis ini, judul-judul lama merupakan modal utama karena pada umumnya buku anak-anak yang klasik selalu dicetak ulang. Agar menarik buat pembaca yang masih kecil-kecil, buku anak-anak biasanya sarat warna, sehingga biaya produksinya besar. Untuk mengatasi biaya besar itu, penerbit sering bekerja sama dengan penerbit lain. Khusunya penerbit luar negri untuk menerbitkan judul yang sama.

3. Penerbit Buku Khusus

Dalam kelompok ini terdapat penerbit buku pelajaran sekolah dasar dan menengah (selanjutnya disebut penerbit buku sekolah), penerbit buku universitas, dan penerbit buku ilmiah. Diperkirakan 65% penerbit di Indonesia bergerak dalam penerbitan buku sekolah (termasuk buku anak-anak), dan sekitar 15% menerbitkan buku universitas. Penerbit buku ilmiah jumlahnya sangat sedikit, diperkirakan tidak sampai 5% (ceramah ketua IKAPI, Juli 1990).

2.3.2 Jenis Penerbit Menurut Statusnya

Penerbit dapat juga dikelompokkan menurut statusnya, yaitu penerbit swasta dan penerbit pemerintah. Penerbit swasta dikelola oleh badan swasta, biasanya mengutamakan keuntungan. Sebaliknya, penerbit pemerintah dikelola oleh lembaga pemerintah, dan biasanya tidak terlalu menggutamakan keuntungan, melainkan lebih menitikberatkan pemenuhan kebutuhan pemerintah.

2.3.3 Jenis Terbitan

(18)

tribulanan, dan sebagainya. Berbeda dengan koran dan majalah, buku tidak terbit secara berkala. Sebuah buku dapat dicetak beberapa kali dengan isi yang tetap sama. Buku yang dicetak pertama kali disebut cetakan pertama, yang kedua kali cetakan kedua, dan seterusnya. Bila buku dipinda oleh pengarangnya, artinya ada perubahan nyata dalam isinya, maka buku hasil pindaan itu disebut edisi baru. Jadi, buku berjudul sama tetapi edisinya berbeda, tentu berbeda isinya, meskipun perbedaan itu tidak selalu mencolok.

Menurut sampulnya, buku dapat dikelompokkan dalam dua bagian besar. Buku bersampul tegar dan bersampul lembek. Dewasa ini, berkat kemajuan teknologi di bidang perbukuan, jenis sampul sudah lebih beragam, ada yang terbuat dari sejenis plastik atau kulit buatan. Jenis kertas sampulpun bermacam-macam, sehingga sampul untuk buku bersampul lembek dapat dipilih sesuai dengan keinginan.

Kita juga mengenal kelompok buku fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi adalah rekaan pengarang, misalnya novel dan cerita pendek, serta buku rekaan ilmiah. Buku nonfiksi adalah kebalikan buku fiksi, yaitu buku yang ditulis berdasarkan kejadian nyata, fakta, atau hukum alam. Contohnya adalah biografi dan buku ilmu pengetahuan.

Dari pembacanya kita mengenal pembaca dewasa, kaum wanita, kaum pria, anak-anak, remaja, pelajar, mahasiswa, kelompok berpendidikan tinggi, kelompok berpendidikan rendah, kaum profesional (orang yang mempunyai keahlian tertentu yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaannya, misalnya para manajer perusahaan, ahli komputer, pakar olah raga, guru, juru masak), dan sebagainya.

(19)

Perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam dunia penerbitan dan percetakan mendorong diciptakannya jenis terbitan yang tidak menggunakan kertas sebagai wahananya. Di masa awal 1960-an sudah dikenal naskah dalam bentuk gulungan film dan mikrofis. Untuk membaca naskah yang dimuat dalam bentuk tersebut diperlukan alat pembaca khusus yang dilengkapi dengan sebuah layanan seperti televisi. Di Indonesia alat seperti ini dapat dijumpai antara lain di Perpustakaan Nasional, Peropustakaan PDII, Perpustakaan The British Council, Perpustakaan Pusat ITB.

Sejumlah buku, khususnya buku rujukan seperti kamus, buku katalog, dan ensiklopedi, diterbitkaan dalam bentuk cakram keras, disebut CD-ROM (compac disk- read only memory). Cakram tersebut dapat memuat data dalam jumlah yang sangat besar, misalnya 18 jilid Encyclopedia Britanica yang tebalnya 200-an ribu halaman dapat dimuat dalam satu cakram saja. Untuk membacannya, pembaca memerlukan seperangkat alat khusus yang dapat menampilkan naskah dalam cakram itu pada layar monitor.

Disamping buku dalam bentuk yang bermacam-macam tadi, penerbit juga menyediakan alat pendukung lain seperti lembaran teransparansi untuk menyajikan kuliah, bagan berbagai macam proses, slide, dan kaset video.

2.4 Sejarah Penerbitan Buku di Indonesia

Di Indonesia, awalnya bentuk buku masih berupa gulungan daun lontar. Menurut Ajip Rosidi (sastrawan dan mantan ketua IKAPI), secara garis besar, usaha penerbitan buku di Indonesia dibagi dalam tiga jalur, yaitu usaha penerbitan buku pelajaran, usaha penerbitan buku bacaan umum (termasuk sastra dan hiburan), dan usaha penerbitan buku agama.

(20)

Usaha penerbitan buku agama dimulai dengan penerbitan buku-buku agama Islam yang dilakukan orang Arab, sedangkan penerbitan buku –buku agama Kristen umumnya dilakukan oleh orang-orang Belanda.

Penerbitan buku bacaan umum berbahasa Melayu pada masa itu dikuasai oleh orang-orang Cina. Orang pribumi hanya bergerak dalam usaha penerbitan buku berbahasa daerah. Usaha penerbitan buku bacaaan yang murni dilakukan oleh pribumi, yaitu mulai dari penulisan hingga penerbitannya, hanya dilakukan oleh orang-orang Sumatera Barat dan Medan. Karena khawatir dengan perkembangan usaha penerbitan tersebut, pemerintah Belanda lalu mendirikan penerbit Buku Bacaan Rakyat. Tujuannya untuk mengimbangi usaha penerbitan yang dilakukan kaum pribumi. Pada tahun 1908, penerbit ini diubah namanya menjadi Balai Pustaka. Hingga Jepang masuk ke Indonesia, Balai Pustaka belum pernah menerbitkan buku pelajaran karena bidang ini dikuasai penerbit swasta belanda.

Sekitar tahun 1950-an, penerbit swasta nasional mulai bermunculan. Sebagian besar berada di pulau Jawa dan selebihnya di Sumatera. Pada awalnya, mereka bermotif politis dan idealis. Mereka ingin mengambil alih dominasi para penerbit Belanda yang setelah penyerahan kedaulatan di tahun 1950 masih diijinkan berusaha di Indonesia.

Pada tahun 1955, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Kemudian pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya denga harga murah.

(21)

Pada tahun 1965 terjadi perubahan situasi politik di tanah air. Salah satu akibat dari perubahan itu adalah keluarnya kebijakan baru pemerintah dalam bidang politik, ekonomi dan moneter. Sejak akhir tahun 1965, subsidi bagi penerbit dihapus. Akibatnya, karena hanya 25% penerbit yang bertahan, situasi perbukuan mengalami kemunduran.

Sementara itu, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri, kemudian menetapkan bahwa semua buku pelajaran disediakan oleh pemerintah. Keadaan tidak bisa terus-menerus dipertahankan karena buku pelajaran yang meningkat dari tahun ke tahun. Karena itu, diberikan hak pada Balai Pustaka untuk mencetak buku-buku yang dibutuhkan di pasaran bebas. Para penerbit swasta diberikan kesempatan menerbitkan buku-buku pelengkap dengan persetujuan tim penilai.

Hal lain yang menonjol dalam masalah perbukuan selama Orde Baru adalah penerbitan buku yang harus melalui sensor dan persetujuan kejaksaan agung. Tercatat buku-buku karya Pramudya Ananta Toer, Utuj Tatang Sontani dan beberapa pengarang lainnya, tidak dapat dipasarkan karena mereka dinyatakan terlibat G30S/PKI. Sementara buku-buku “Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai”, kemudian “Era Baru, Pemimpin Baru” tidak bisa dipasarkan karena dianggap menyesatkan, terutama mengenai cerita-cerita seputar pergantian kekuasaan pada tahun 1966.

2.5 Tujuan Penerbitan Buku Universitas

Tujuan penerbitan buku universitas adalah :

(22)

2. Menghasilkan laporan-laporan hasil diskusi ilmiah para ahli atau para ilmuwan, yang dikumpulkan dan dibukukan.

3. Menerbitkan judul-judul untuk pembaca umum yang bersifat deskriptif dan analitis, serta edukatif. Isi buku-buku ini dapat merangsang para pembacanya agar ingin mengetahui lebih banyak tentang permasalahan tersebut.

2.6 Proses Penerbitan Buku

Menurut Manik Purba yang dikutip dalam sebuah website mengemukakan bahwa proses penerbitan buku adalah sebagai berikut :

1. Misalkan anda sebagai pengarang ingin menegajukan naskah kumpulan puisi ke penerbit A.

2. Yang anda ajukan cukup naskahnya dalam bentuk ketikan (misalnya Ms. Word) dan bisa disertai print outnya agar memudahkan penerbit dalam memproses naskah tersebut. Penerbit biasanya memberikan banyak kemudahan bagi pengarang yang sudah banyak mengarang buku. Penerbit mau saja menerima kiriman naskah melalui email dan sebagainya.

3. Penerbit akan menentukan apakah naskah tersebut layak diterbitkan dan kira-kira dibutuhkan masyarakat (ada penilaian terhadap isi naskah maupun kwalitas/bobot pengarangnya).

4. Lalu penerbit akan mengontak pengarang dan membicarakan isi naskah maupun honor.

5. Sistem honor tergantung sistem yang dianut oleh penerbit. Bisa bersifat langsam (seolah naskah tersebut dibeli oleh penerbit) dengan memberi harga pada naskah tersebut, misalnya dibeli seharga Rp 3.000.000.- dan dibayar secara sekaligus atau bertahap. Tergantung pengajuan penerbit dan disetujui oleh pengarang.

(23)

7. Bisa juga dengan sistem royalti dimana pengarang memperoleh persentase terhadap harga naskah/ buku tersebut. Rata-rata nilai royalti: 10% s/d 15% dari harga buku yang terjual. Pengarang-pengarang yang sudah terkenal sering ditawari honor yang tinggi karena penerbit yakin buku karangannya bakal laku keras. Misalnya: buku tersebut akan dicetak sebanyak 5.000 buah/eksamplar dan dijual dengan harga Rp 15.000.- per eksemplar. Maka pengarang akan memperoleh honor (dianggap semua buku terjual): 10% x 5.000 x Rp 15.000.- Sering pembayaran ini pun dilakukan secara bertahap misalnya 1 x 3 bulan atau 1 x 6 bulan. Bila buku tersebut dicetak ulang lagi, maka penerbit membuat perjanjian lagi dan pengarang akan memperoleh royalti lagi. Biasanya penerbit akan mengontak pengarang lagi untuk cetak ulang (karena bisa jadi pengarang tidak bersedia lagi dan mau pindah ke penerbit lain).

8. Dengan menggunakan softcopy naskah yang diberikan dalam bentuk ketikan Microsoft Word tersebut, penerbit akan mengolahnya dan mengatur layout serta membuat desain covernya. Desain cover bisa juga diajukan oleh pengarang bila pengarang juga seorang yang ahli dalam desain. Setelah desain cover dan layout isi buku telah selesai, maka akan dimulai proses cetak.

9. Proses cetak sering dimulai dengan mencetak contoh (dummy) dulu dan melihat hasilnya agar kelak tidak terjadi kesalahan besar. Setelah itu akan dilakukan proses cetak sejumlah yang diinginkan (misalnya: 5.000 buah buku).

10.Penerbit akan memberikan buku contoh hasil cetakan bagi pengarang untuk file pribadinya dan kemudian penerbit akan melakukan pembayaran kepada pengarang sesuai perjanjian yang telah disepakati/ditandatangani. Bila buku tersebut ingin dicetak terus dan ternyata pengarangnya telah meninggal, maka perjanjian dan hak pembayaran royalti akan diberikan kepada ahli waris (istri/ anaknya) dan seterusnya penerbit akan berurusan dengan ahli warisnya.

(24)

12.Perjanjian Royalti adalah antara pengarang dan penerbit, sedangkan Hak Cipta adalah Hak Pengarang yang bisa diurus oleh pengarang dengan mendaftarkannya ke Departement Kehakiman dan HAM, Direktorat Hak Cipta. Penerbit tidak mengurus Hak Cipta karena Hak Cipta adalah urusan pengarang (kecuali naskah tersebut telah dibeli oleh Penerbit dan sepenuhnya menjadi hak milik penerbit). Tidak banyak buku yang didaftarkan Hak Ciptanya oleh pengarang, biasanya buku-buku yang sangat terkenal atau buku yang bakal dibutuhkan terus yang didaftarkan Hak Ciptanya oleh pengarang.

2.7 Pengadaan Naskah

Penerbitan buku akan berjalan dengan lancar bila ada naskah. Naskah merupakan bahan baku penerbit yang utama. Naskah, tentu saja ditulis oleh penulis oleh penulis atau pengarang. Dengan demikian, pengarang, naskah, dan penerbitan merupakan tiga bagian yang tak terpisahkan. Ketiganya merupakan degup jantung yang menghidupkan penerbit.

Penerbit harus mengetahui buku-buku apa saja yang dibutuhkan oleh pembaca, karena itu penerbit membutuhkan langkah-langkah yang berarti, dimana langkah yang pertama adalah mencari buku yang harus diterbitkan dalam bidangnya, contohnya adalah buku-buku sekolah dasar, maka dari itu buku yang dibutuhkan adalah buku banyak menunjang pelajaran , naskah yang ditulis harus dapat disesuiakan apabila terjadi penyempurnaan kurikulum, keluesan peyajian isi naskah perlu diperhatikan, dsatu segi kedalaman dan keluasan badan. Metodologi dan sistem evaluasinya harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku serta urutan penyajian bahan disesuiakan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Langkah kedua adalah mencari pengarang yang mampu menulis buku yang dimaksud. Menurut Paembonan (1990: 30) pengarang yang ditunjuk setidak-tidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Menguasai ilmu dan materi pelajaran yang akan ditulis.

(25)

3. Memiliki pengalaman mengajar dalam mata pelajaran yang akan ditulisnya. 4. Memiliki kemahiran dan pengalaman menulis buku.

Akan tetapi, sejalan dengan semakin ketatnya persaingan antar penerbit, maka cara lama dengan menunggu naskah ini sudah mulai ditinggalkan. Penerbit sudah mulai gesit mencari gagasan dan mewujudkannya menjadi buku. Dalam badan penerbitan, tugas mengadakan naskah ini dibedakan kepada penyunting, khususnya penyunting pengada naskah. Adapun yang harus diperhatikan dalam pengadaan naskah ini adalah sebagai berikut:

1. Sumber Naskah

Naskah yang terbaru harus dicari oleh seorang penyunting, ia dapat menemukan gagasan naskah melalui pameran buku, reuni, pertemuan antar pakar bidang ilmu tertentu dan lain sebagainya. Maka dicarilah penulis yang mampu menuangkan gagasannya itu dalam bentuk tertulis. Penulis dapat diketahui dari daftar nma pengarang yang sesui dengan daftar penulis/pengarang yang dimiliki penerbit. Selain itu dapat pula dengan cara mencari pengrang buku sejenis yang telah beredar. Cara lain untuk mendapatkan naskah adalah penerbit melakukan seyembara mengarang ataupun menghubungi langsung orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan yang tertentu.

Penggunaan buku berbahasa asing dibutuhkan penerjemah naskah. Seorang penerjemah harus menguasai bahasa asing tersebut dengan baik. Penerbitan harus pandai memilih judul serta memilih penerjemah yang berkemampuan baik dan mendapatkan izin penerjemahan dari pemilik hak cipta buku yang asli.

2. Penilain Naskah

(26)

seorang penelaah ataupun pakar dalam bidang ilmu yang berhubungan dengan buku tersebut.

2.8 Penyuntingan

Bagian penyuntingan merupakan inti sebuah penerbitan, karena fungsinya yang utama mengembangkan naskah, dibagian inilah bahan baku penerbitan yang berupa naskah diolah dan dipersiapkan sehingga naskah yang tadinya masih mentah menjadi siap dan layak terbit. Yang paling bertanggung jawab atas isi sebuah buku tentu pengarang, namun penerbit yang baik akan menerbitkan naskah yang seharusnya memerlukan penyuntingan atau belum layak terbit.

Pekerjaan penyuntingan naskah disebuah penerbitan yang besar terdiri dari: 1. Kontrak Penerbitan

Penerimaan naskah oleh penerbitan harus benar-benar hasil karya pengarang yang bersangkutan, bukan hasil jiplikan. Jaminan pengarang dalam hal ini sangat penting dan harus tertuang dalam kontrak penerbitan naskahnya. Kontrak atau surat perjanjian penerbitan itu harus ditanda tangani oleh pengrang dan pihak penerbit sebelum naskah tersebut diolah lebih lanjut.

2. Penyerahan Naskah

Naskah biasanya diserahkan oleh pengarang pada pihak penerbit dalam bentuk tertulis, ketikan maupun disket. Naskah diserahkan rangkap satu dan untuk pengarang biasanya memiliki arsipnya.

3. Ketaat Asasan

(27)

4. Tata Bahasa

Penggunaan bahasa yang baik dan benar merupakan syarat yang harus di penuhi oleh sebuah naskah. Kalimat yang mengungkapkan pesan pengarang harus dapat dipahami pembaca. Penyuntingan memberikan saran kepada penulis. sehingga naskah yang ada tidak hanya berbobot isinya namun baik bahasanya.

5. Kelengkapan Naskah

Naskah yang telah selesai, diserahkan oleh penyuntingan kegiatan prodiksi untuk di persiapkan percetakannya menjadi buku.kelengkapan naskah terdiri dari:

a. Cover

b. Halaman Judul Utama c. Halaman Persembahan d. Kata Pengantar

e. Daftar Isi f. Tabel g. Ilustrasi h. Singkatan i. Lambang j. Catatan Kaki k. Daftar Pustaka l. Lampiran m. Indeks

(28)

BAB III

PENERBITAN BUKU PADA PENERBIT USU PRESS MEDAN

3.1 Gambaran Umum Penerbit USU Press Medan

Penerbit dan Percetakan Universitas Sumatera Utara (USU) atau yang lebih dikenal dengan USU Press adalah salah satu unit penunjang USU yang berfungsi melaksanakan fungsi penerbitan dan percetakan. USU Press didirikan pada tahun 1982, pada awalnya ditugaskan untuk menerbitkan dan mencetak berbagai kebutuhan administrasi dan akademik USU. Perubahan status USU menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan semakin maraknya dunia usaha penerbitan dan percetakan mendorong USU Press untuk mengembangkan diri menjadi unit usaha yang menguntungkan secara bisnis.

Pada tahun 2004, USU Press mendapat kepercayaan untuk mencetak Buku Laporan Tahunan serta brosur berbagai produk usaha PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III), kepercayaan dari salah satu BUMN tersebut semakin meyakinkan kami--USU Press-- bahwa hasil terbitan dan cetakan kami--USU Press bukan hanya diminati oleh pihak di lingkungan USU. Seiring dengan kebutuhan dan permintaan dari berbagai kalangan, USU Press mengadakan jalinan kerja sama bisnis dengan berbagai instansi pemerintah, BUMN/BUMD, dan lembaga pendidikan, organisasi sosial dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Dalam perkembangan dunia percetakan saat ini, kualitas adalah segalanya. Kami menyadari bahwa tuntutan kualitas menjadi kebutuhan utama. Menjawab kebutuhan tersebut, kami selalu melakukan peningkatan-peningkatan dalam hal infrastruktur termasuk pengadaan mesin-mesin dan teknologi terbaru.

Penerbit USU Press terletak di Jl. Universitas No. 9 Gedung PSI – USU. Penerbit ini terletak cukup strategis dari kampus USU sendiri. Berada di tengah-tengah gedung PSI yang gedung tersebut berada di pintu I Universitas Sumatera Utara.

(29)

1. Buku

Bagian ini menyediakan macam-macam jasa cetak (percetakan) produk buku, yang dapat berupa majalah, jurnal, buletin, dan semacamnya.

Contoh buku-buku hasil terbitan USU Press seperti :

[image:29.595.144.477.235.384.2]

Gambar 1. Buku hasil terbitan USU Press Sumber : USU Press

2. JURNAL

(30)

Contoh :

Gambar 2. Jurnal terbitan USU Press

Sumber : USU Press

3. X banner

STANDING banner atau sebagian orang menyebutnya dengan X banner, kini menjadi pajangan yang lazim di berbagai tempat. Karena harganya menjadi terjangkau, banyak orang memanfaatkannya dengan berlebihan, berjajar

penuh dan saling mencuri perhatian. Jika kita mengacu kepada kaidah dasar poster, X banner ini adalah karya seni

atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu X banner biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.

[image:30.595.241.341.150.291.2]
(31)
[image:31.595.273.328.122.260.2]

Gambar 3. X- banner terbitan USU Press

Sumber : USU Press

4. Brosur

Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.

Contoh :

Gambar 4. Brosur terebitan USU Press

[image:31.595.253.358.470.628.2]
(32)

5. Flayer

Pada mulanya flayer hanyalah sebuah media promosi instan dan murah, yang biasanya dibagikan secara cuma-cuma, beberapa saat sebelum event/acara tertentu akan berlangsung. Namun dalam perkembangan selanjutnya flayer tidak lagi hanya sebatas pada promosi acara melainkan merambah menjadi salah satu media promosi produk tertentu.

[image:32.595.253.345.258.424.2]

Contoh :

Gambar 5. Flayer terbitan USU Press

Sumber : USU Press

6. Poster

Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.

(33)
[image:33.595.250.380.119.275.2]

Gambar 6. Poster terbitan USU Press

Sumber : USU Press

7. Spanduk

Spanduk, sesuatu yang digunakan untuk sarana publikasi sesuatu dengan menggunakan sesuatu. Biasanya dikaitkan memanjang dari tonggak ke tonggak, atau di pajang pada sesuatu. Atau lebih tepatnya menurut artikata.com, spanduk adalah kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau berita yang perlu diketahui umum.

Contoh :

Gambar 7. Spanduk terbitan USU Press

Sumber : USU Press

(34)
[image:34.595.215.385.119.238.2]

Gambar 8. Kartu nama terbitan USU Press Sumber : USU Press

9. Kalender Contoh :

Gambar 9. Kalender terbitan USU Press

[image:34.595.262.368.361.522.2]
(35)
[image:35.595.249.369.157.354.2]

10.Seminar kit Contoh :

Gambar 10. Seminar kit terbitan USU Press

Sumber : USU Press

11.ID card

Contoh :

[image:35.595.215.490.485.590.2]
(36)

3.1.1 Struktur Organisasi

Setiap instansi baik besar ataupun kecil perlu diatur dan ditata dengan baik sehingga kegiatan yang berlangsung dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Untuk itu perlu struktur organisasi yang jelas, agar semua mengetahui setiap tugas dan tanggung jawabnya masing-masing untuk mempermudah jalannya kegiatan kerja dalam sebuah organisasi atau instansi kerja.

Pada stuktur oraganisasi dapat diketahui dengan jelas gambaran kedudukan dan tugas yang dilakukan dalam satu unit kerja atau instansi. Penerbit dan percetakan USU Press juga mempunyai stuktur oraganisasi yang dapat dilihat dari gambar berikut :

Wakil kepala penerbitan

Kepala Lay Out & Desain

Kepala Produksi Kepala

Administrasi

Anggota Anggota Anggota

(37)

Gambar 12. Struktur organisasi penerbitan dan percetakan USU Press

Sumber : USU Press

3.2 Penerbitan Buku

3.2.1 Prosedur Penerbitan Buku

Prosedur penerbitan buku yang ada di USU Press yaitu :

1. Penulis mengirimkan naskah ke Penerbit USU Press. Penulis atau pengarang yang bekerja sama dengan USU Press biasanya berasal dari kalangan pengajar atau dosen. Penulis-penukis tersebut ada yang dari dosen Universitas Sumatera Utara sendiri maupun dari luar Universitas Sumatera Utara seperti dari Universitas Negeri Medan (UNIMED).

2. Tim Editor akan mereview naskah yang dikirimkan.

3. Penerbit USU Press akan mengedit, mereview, melayout keseluruhan naskah tersebut sampai siap menjadi buku

3.2.2 Sistem Penerbitan Buku

Pada penerbitan buku di USU Press diberlakukan langkah-langkah atau sistematika penerbitan buku, yaitu :

1. Masukan naskah dalam bentuk digital. Ketentuan naskah :

a. Naskah harus original. Naskah yang dikirimkan oleh pengarang biasanya diserahkan dalam bentuk digital.

b. Naskah belum pernah diterbitkan di penerbit lain.

c. Pastikan Anda mengirim sinopsis dan daftar isi selain isi naskah. d. Sertai biodata penulis, alamat dan no kontak yang bisa dihubungi.

(38)

3. Penerbit USU Press juga menerima masukan dari penulis mengenai desain cover buku.

4. Pengarang juga bisa mendesain cover buku sendiri, namun Penerbit USU Press berhak menentukan cover mana yang sesuai dengan isi buku.

5. Editing naskah print out froop, setelah mendapatkan persetujuan akan dilakukan pencetakan naskah untuk diterbitkan.

Pada proses percetakan pihak USU Press hanya menyediakan percetakan untuk isi buku saja. Sedangkan untuk cover, pihak USU Press melakukan kerja sama dengan percetakan lain. Hal ini disebabkan fasilitas yang kurang mencukupi untuk pengadaan mesin print out cover yang berbeda dari mesin print out isi. Mesin print out isi yang dipakai seperti yang tertera pada gambar di bawah ini.

Proses cetak sering dimulai dengan mencetak contoh (dummy) dulu dan melihat hasilnya agar kelak tidak terjadi kesalahan besar. Biasanya pihak penerbit akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan perbaikan

sebanyak 3x maksimal. Setelah itu akan dilakukan proses cetak sejumlah yang diinginkan (misalnya: 5.000 buah buku).

(39)

Setelah melalui proses penge-prinan bahan-bahan buku tersebut harus melewati proses penyortiran. Hal ini dilakukan karena pada saat di print, kertas-kertas yang keluar dalam bentuk yang sama. Sehingga perlunya dilakukan penyortiran untuk membedakan halaman buku untuk diurutkan. Proses penyortiran sendiri dilakukan oleh mesin yang disebut mesin sortir.

Gambar 14. Mesin sortir

Sumber : USU Press

(40)

Gambar 15. Mesin potong kertas

Sumber : USU Press

Proses selanjutnya adalah proses pemeriksaan. Lain halnya dengan ketiga proses sebelumnya, proses ini dilakukan oleh tenaga manusia. Dalam hal ini diperlukan ketelitian guna menghasilkan hasil yang memuaskan. Karena setelah proses ini lah buku akan mengalami proses penjilidan. Oleh sebab itu orang yang melakukan pemeriksaan haruslah orang yang benar-benar sabar untuk memeriksa kertas-kertas tersebut satu persatu. Hal-hal yang diperiksa adalah urutan halaman yang benar, adanya gambar atau tabel yang rusak, tulisan, maupun hal-hal lain yang ada dalam buku tersebut.

Setelah proses pemeriksaan selesai. Maka kertas-kertas tersebut siap untuk memasuki tahap akhir, yaitu penjilidan. Proses penjilidan sendiri menggunakan mesin jilid.

Gambar 16. Mesin jilid buku

[image:40.595.178.425.114.303.2]
(41)
(42)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. USU Press adalah sebuah instansi yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan yang menerbitkan buku universitas untuk civitas akademia.

2. USU Press bukan hanya menerbitkan buku untuk civitas akademia yang ada di Universitas Sumatera Utara saja, namun juga untuk di luar kampus Universitas Sumatera Utara.

3. Selain buku untuk menunjang perkuliahan mahasiswa, USU Press juga melayani penerbitan dan percetakan yang lain seperti jurnal, majalah, buletin, X banner, brosur, flayer, poster, spanduk, kartu nama, kalender, seminar kit,

pin, stiker, dan sebagainya.

4.2 Saran

Untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan, fasilitas dalam penerbitan perlu ditingkatkan. Penulis mengemukakan saran-saran di bidang penerbitan sebagai berikut :

1. Sebaiknya pihak USU Press menyediakan mesin print out unutk cover agar dalam proses pernerbitannya tidak memakan waktu dan biaya lagi untuk mecetak cover keluar penerbitan.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Altbach, Philip G. 2000. Bunga Rampai Penerbitan dan Pembangunan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Aminoedin, Anis. 1989. Peranan Editor Penerbitan dalam Proses Penerbitan Buku. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.

Grasindo, Tim. 2007. Buku Pintar Penerbitan Buku. Jakarta : Grasindo. http://hsutadi.blogspot.com/2009/03/sejarah-kelahiran-buku-dan.html http://indonesiabuku.com/?p=3276

http://jelajahbudaya.com/ http://karya-ilmiah.um.ac.id/

http://visimediapustaka.com/artikel-buku/prospek-penerbitan-buku-sejarah.html http://www.kaskus.us/showthead.

http://www.wikipedia.go.id/

Mansoor, Sofia. 1993. Pengantar Penerbitan. Bandung : Penerbit ITB.

Paembonan, Taya. 1990. Penerbitan dan Pengembangan Buku Pelajaran di Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pambudi, Hassan. 1981. Dasar dan Teknik Penerbitan Buku. Jakarta : Sinar Harapan. Peranan Editor dalam Penerbitan Buku dan Majalah Ilmiah. Jakarta : Balai Penerbit

Gambar

Gambar 1. Buku hasil terbitan USU Press
Gambar 2. Jurnal terbitan USU Press
Gambar 3. X- banner terbitan USU Press
Gambar 5. Flayer terbitan USU Press
+5

Referensi

Dokumen terkait

Reaktivitas molekul dan gugus fungsinya dapat diselidiki salah satunya dengan Teori Orbital Molekul Terdepan ( Frontier Molecular Orbital Theory ) dengan parameter energi

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan intake serat, natrium, dan antioksidan antara penderita penyakit jantung koroner dan penyakit jantung non koroner pasien

Dalam pelaksanaan online learning edmodo didukung dari beberapa hal: sarana pendukung pembelajaran berbasis online, berbagai fasilitas belajar, jaringan internet

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Aktivitas siswa dalam belajar pasca erupsi Merapi dapat dengan baik jika lingkungan belajar kondusif, 2) Aktivitas

Dalam jangka panjang penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan VUB padi sawah berumur genjah dan toleran salinitas pada fase bibit (12 dS/m) yang memiliki potensi

set pemilik kost untuk merencanakan dengan baik pembangunan kost yang mendatang, serta. lebih tegas lagi dalam memberikan aturan dan kebijakan kepada penghuni kost

Pengetahuan dan persepsi terkait AV : penyebab, fak- tor yang memperberat, prognosis, pengobatan AV yang meliputi lama dan jenis pengobatan yang ingin dicoba dan dihindari,

Untuk mengetahui output yang sesuai dari rangkaian ini dilakukan pengukuran dengan menyambungkan bagian input yang menggunakan 2 buah saklar SPST, bagian proses yang