PENG
TERH
GARUH
HADAP R
KUA
PROGR
UN
KECEPA
RENDEM
ALITAS M
IN
RAM EKS
FA
NIVERSIT
ATAN DA
MEN DAN
MINYAK
SKRIP
OLEH NGGRID SI
NIM: 0915
STENSI S
AKULTA
TAS SUM
MEDA
AN LAMA
N BEBERA
K KELAPA
PSI
H:
IAHAAN 524016
SARJANA
AS FARM
MATERA
AN
A SENTR
APA PAR
A MURN
A FARM
MASI
UTARA
RIFUGAS
RAMETE
NI
MASI
PENGA
HA
DARUH KE
ADAP REN
KUA
Diajukan unt GePROGR
UN
ECEPAT
NDEMEN
ALITAS M
tuk Melengk elar Sarjana Univ INRAM EKS
FAK
NIVERSIT
TAN DAN
N DAN B
MINYAK
SKRIP
kapi Salah S Farmasi pa versitas Sum OLEH NGGRID SI NIM: 0915
STENSI S
KULTAS F
TAS SUM
MEDA
2012
ER-PENG
TERH
DGARUH
HADAP R
KUA
Diajukan unt GePROGR
UN
KECEPA
RENDEM
ALITAS M
tuk Melengk elar Sarjana Univ INRAM EKS
FAK
NIVERSIT
ATAN DA
MEN DAN
MINYAK
SKRIP
PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH KECEPATAN DAN LAMA SENTRIFUGASI
TERHADAP RENDEMEN DAN BEBERAPA PARAMETER
KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI
OLEH:
INGGRID SIAHAAN NIM: 091524016
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Pada tanggal: Februari 2012 Disetujui oleh:
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Prof. Dr. Jansen., M.AppSc., Apt. Prof. Dr. Siti Morin, M.Si., Apt. NIP 195006071979031001 NIP 195008281976032002
Prof. Dr. Jansen S., M.AppSc., Apt. NIP 195006071979031001
Pembimbing II, Drs. Maralaut Batubara, M.Phill., Apt. NIP 195101311976031003
Dra. Tuty Roida Pardede, M.Si., Apt. Drs. Nahitma Ginting, M.Si., Apt.
NIP 195401101980032001 NIP 195406281983031002
Medan, Februari 2012 Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Dekan,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Kecepatan dan Lama Sentrifugasi Terhadap Rendemen dan Beberapa Parameter Kualitas Minyak Kelapa Murni”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak ke-lapa murni. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi kepada Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan masyarakat tentang metode yang cocok dalam pembuatan minyak kelapa murni dengan kuali-tas yang baik dan dengan jumlah hasil yang banyak.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dekan Fakultas Farmasi Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi., M.AppSc., Apt., dan Dra. Tuty Roida Pardede, M.Si., Apt. atas waktu dan kesabarannya membimbing penulis selama penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.
Terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Ayah dan Ibu tercinta, adik-adikku Ningsih, Ririn, Vio dan Ogan atas segala perhatian, doa, dan dukungan serta pengorbanan baik moril maupun materiil yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan penulis mahasiswa farmasi dan seluruh rekan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas doa, dukungan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, maka di-harapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi penyem-purnaan skripsi ini. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.
Medan, Januari 2012
Penulis
Pengaruh Kecepatan dan Lama Sentrifugasi Terhadap Rendemen dan Beberapa Parameter Kualitas Minyak Kelapa Murni
Abstrak
Pembuatan minyak kelapa murni dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan pemanasan suhu rendah, cara pemancingan dan cara sentrifugasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kecepatan pengadukan dan lama pengadukan terhadap kualitas minyak kelapa murni.
Buah kelapa tua berwarna coklat diperoleh langsung dari pohonnya dari Desa Wonosari Pasar I Dusun XVI Tanjung Morawa. Daging buah kelapa diparut, dipres, diambil santannya, lalu disentrifugasi dengan alat sentrifugasi dengan variasi kecepatan sentrifugasi (7000, 8500 dan 10000 rpm) dan lama sentrifugasi (5, 10 dan 15 menit). Selanjutnya, minyak kelapa murni yang diperoleh diperiksa kualitasnya, yang meliputi kadar air, berat jenis, angka asam, dan angka peroksida.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan sentrifugasi berpengaruh nyata terhadap kadar air dan angka peroksida minyak kelapa murni. Kecepatan dan lama sentrifugasi juga berpengaruh nyata terhadap berat jenis dan angka asam minyak kelapa murni. Lama sentrifugasi memiliki pengaruh nyata terhadap angka asam.
Effect of Speed and Duration of centrifugation on Yield and Some Quality Parameters of Virgin Coconut Oil
Abstract
Production virgin coconut oil can be produced in various ways, among others with low temperature, the way of fishing and centrifugation means. The purpose of this study was to determine the effect of variations in the centrifugation speed and duration of centrifugation on the quality of virgin coconut oil.
Old brown coconuts obtained directly from the coconut trees from Desa Wonosari Pasar I Dusun XVI Tanjung Morawa. Coconut meat grated, pressed, drawn coconut milk and then centrifuged by centrifugation instrument with variation of the centrifugation speed (7000, 8500, and 10000 rpm) and duration of centrifugation (5, 10, and 15 minutes). Furthermore, virgin coconut oil derived was inspected for quality, which includes, water content, density, acid number, and peroxide number.
The results show that the centrifugation speed significantly affected the water content and peroxide number of virgin coconut. Speed and duration of centrifugation also significantly affected the density and acid number of virgin coconut oil. Duration of centrifugation had a real influence on the acid number of the duration of stirring.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 3
1.3Hipotesis ... 3
1.4Tujuan Penelitian ... 3
1.5Manfaat Penelitian ... 4
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Lemak dan Minyak ... 5
2.2Asam Lemak ... 6
2.3 Minyak Kelapa ... 7
2.4 Minyak Kelapa Murni ... 8
2.5 Pembuatan Minyak Kelapa ... 12
2.4.1 Cara Tradisional ... 12
2.4.3 Cara fermentasi ... 12
2.4.4 Cara pancingan ... 13
2.4.5 Cara enzimatis ... 13
2.4.6 Cara sentrifugasi ... 13
2.5 Kualitas Minyak Kelapa Murni ... 15
2.6.1 organoleptik ... 15
2.6.2 Kadar Air ... 15
2.6.3 Angka asam ... 15
2.6.4 Berat Jenis ... 16
2. 6.5 Angka peroksida ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 17
3.1 Alat dan Bahan ... 17
3.2 Pereaksi ... 18
3.3 Prosedur Penelitian ... 18
3.3.1 Pembakuan Larutan KOH 0,1 N ... 18
3.3.2 Larutan Na2S2O3 0,01 N ... 18
3.3.3 Pembuatan Minyak Kelapa Murni dengan Variasi Kecepatan dan Lama Pengadukan ... 19
3.4 Uji Kualitas Minyak Kelapa Murni ... 19
3.4.1 Organoleptik ... 19
3.4.2 Kadar Air ... 20
3.4.3 Berat Jenis ... 20
3.4.4 Angka Asam ... 20
3.4.5 Angka Peroksida ... 21
4.1 Pengaruh Kecepatan dan Lama Pengadukan terhadap Rendemen dan beberapa Parameter Kualitas Minyak
Kelapa Murni ... 22
4.2 Rendemen Minyak Kelapa Murni ... 23
4.3 Kualitas Minyak Kelapa Murni ... 23
4.3.1 Kadar Air ... 23
4.3.2 Berat Jenis ... 25
4.3.3 Angka Asam ... 27
4.3.4 Angka Peroksida ... 30
4.3.5 Organoleptik ... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 33
5.1 Kesimpulan ... 33
5.2 Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Komposisi asam lemak (%) dari beberapa minyak nabati
yang penting ... 6 2.2 Standar Mutu Minyak Kelapam Murni Berdasarkan
SNI 7381:2008 ... 11 2.3 Hasil dari metode-metode pembuatan minyak kelapa murni
terhadap kualitas minyak kelapa murni ... 14 4.1 Pengaruh Kecepatan dan Lama Pengadukan Terhadap
Rendemen dan Beberapa Parameter Kualitas Minyak Kelapa Murni ... 22 4.2 Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama
sentrifugasi terhadap kadar air ... 25 4.3 Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama
sentrifugasi terhadap berat jenis ... 27 4.4 Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama
sentrifugasi terhadap angka asam ... 29 4.5 Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Kadar Air Minyak Kelapa Murni Dengan Variasi Kecepatan
Dan Lama Pengadukan ... 23 4.2 Berat Jenis Minyak Kelapa Murni Dengan Variasi Kecepatan
dan Lama Pengadukan ... 26 4.3 Angka Asam Minyak Kelapa Murni Dengan Variasi
Kecepatan dan Lama Pengadukan ... 28 4.4 Angka Peroksida Minyak Kelapa Murni Dengan Variasi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Skema pembuatan minyak kelapa murni dengan cara variasi kecepatan dan lama pengadukan
2. Skema uji kualitas minyak kelapa murni ... 38
3. Contoh perhitungan rendemen minyak kelapa murni yang Dibuat dengan variasi kecepatan dan lama pengadukan ... 40
4. Data rendemen minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama pengadukan ... 41
5. Contoh perhitungan kadar air minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama pengadukan ... 42
6. Data Kadar air minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama pengadukan ... 43
7. Contoh perhitungan berat jenis minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama pengadukan ... 44
8. Data berat jenis minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama pengadukan ... 45
9. Contoh perhitungan angka asam minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama pengadukan ... 46
10. Data angka asam minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama pengaduka ... 47
11. Contoh perhitungan angka peroksida minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama pengadukan .... 48
12. Data angka peroksida minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama pengadukan ... 49
13 Perhitungan pembakuaan KOH 0,1 N ... 50
14. Perhitungan pembakuaan Na2S2O3 0,01 N... 51
15. Analisis SPSS ... 52
16. Gambar pohon dan buah kelapa ... 56
18. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni Berdasarkan
Pengaruh Kecepatan dan Lama Sentrifugasi Terhadap Rendemen dan Beberapa Parameter Kualitas Minyak Kelapa Murni
Abstrak
Pembuatan minyak kelapa murni dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan pemanasan suhu rendah, cara pemancingan dan cara sentrifugasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kecepatan pengadukan dan lama pengadukan terhadap kualitas minyak kelapa murni.
Buah kelapa tua berwarna coklat diperoleh langsung dari pohonnya dari Desa Wonosari Pasar I Dusun XVI Tanjung Morawa. Daging buah kelapa diparut, dipres, diambil santannya, lalu disentrifugasi dengan alat sentrifugasi dengan variasi kecepatan sentrifugasi (7000, 8500 dan 10000 rpm) dan lama sentrifugasi (5, 10 dan 15 menit). Selanjutnya, minyak kelapa murni yang diperoleh diperiksa kualitasnya, yang meliputi kadar air, berat jenis, angka asam, dan angka peroksida.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan sentrifugasi berpengaruh nyata terhadap kadar air dan angka peroksida minyak kelapa murni. Kecepatan dan lama sentrifugasi juga berpengaruh nyata terhadap berat jenis dan angka asam minyak kelapa murni. Lama sentrifugasi memiliki pengaruh nyata terhadap angka asam.
Effect of Speed and Duration of centrifugation on Yield and Some Quality Parameters of Virgin Coconut Oil
Abstract
Production virgin coconut oil can be produced in various ways, among others with low temperature, the way of fishing and centrifugation means. The purpose of this study was to determine the effect of variations in the centrifugation speed and duration of centrifugation on the quality of virgin coconut oil.
Old brown coconuts obtained directly from the coconut trees from Desa Wonosari Pasar I Dusun XVI Tanjung Morawa. Coconut meat grated, pressed, drawn coconut milk and then centrifuged by centrifugation instrument with variation of the centrifugation speed (7000, 8500, and 10000 rpm) and duration of centrifugation (5, 10, and 15 minutes). Furthermore, virgin coconut oil derived was inspected for quality, which includes, water content, density, acid number, and peroxide number.
The results show that the centrifugation speed significantly affected the water content and peroxide number of virgin coconut. Speed and duration of centrifugation also significantly affected the density and acid number of virgin coconut oil. Duration of centrifugation had a real influence on the acid number of the duration of stirring.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil/ VCO) merupakan salah satu hasil olahan buah kelapa (Cocos nucifera L). Tanaman kelapa banyak tumbuh di-daerah tropis sehingga minyaknya juga disebut minyak tropis (tropical oil). Sejak zaman dahulu, minyak kelapa sudah sering digunakan. Namun, dalam dekade 90-an, minyak kelapa mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan adan-ya perang dagang antara produsen minadan-yak jagung, minadan-yak kedelai dan minadan-yak kanola dari negara barat dengan produsen minyak kelapa dari negara tropik. Dengan menyebarnya isu negatif bahwa minyak kelapa sebagai sumber penyakit yaitu dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, kolesterol, kegemukan dan jerawat, dan pakar ilmu gizi tidak dapat membantah isu itu, minyak kelapa ditakuti dan di jauhi banyak orang (Hartin dan Surtami, 2005). Namun sekarang ditemukan ternyata sebaliknya, minyak kelapa bukan hanya tidak bermasalah tetapi justru berperan juga mengurangi penyakit kanker, HIV, infeksi, dll. (Sila-lahi dan Nurbaya, 2011).
digunakan untuk menggoreng tetapi langsung diminum sebagai makanan kesehatan (Silalahi dan Nurbaya, 2011).
Komponen utama minyak kelapa murni adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam lemak tak jenuh sekitar 10 %. Asam lemak minyak kelapa murni didominasi oleh asam laurat yang memiliki rantai C12. Minyak kelapa murni
mengandung ± 53% asam laurat dan sekitar 7% asam kapriat memiliki rantai C10.
Keduanya merupakan asam lemak jenuh rantai sedang yang biasa disebut Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Asam lemak rantai sedang ini apabila dikonsumsi manusia tidak bersifat merugikan, bila terserap oleh tubuh asam laurat akan diu-bah menjadi monolaurin dan asam kapriat akan diudiu-bah menjadi monokaprin. Monolaurin merupakan senyawa monogliserida yang bersifat antivirus, antibakteri dan antiprotozoa serta dapat menanggulangi serangan virus seperti influenza dan HIV. Monokaprin dalam tubuh manusia bermanfaat bagi kesehatan untuk menga-tasi penyakit seksual (Hartin dan Sutarmi, 2005).
menjadi energi, dan tidak dapat disintesis menjadi kolesterol, dan tidak tersimpan dalam tubuh menjadi lemak (Hartin dan Sutarmi, 2005).
Sifat-sifat kimia dan fisika dari minyak kelapa murni yaitu tidak berwarna, aroma berbau asam dan harum karamel, tidak larut dalam air, memiliki pH di bawah 7, bilangan asam maksimal 0,2%, kadar air maksimal 0,2%, dan bilangan peroksida 0,2 mg ek/kg (SNI, 2008).
Wardani (2007) telah melakukan penelitian mengenai uji kualitas minyak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan. Hasil yang diperoleh adalah tidak ada perbedaan kualitas kualitas proses pengadukan tanpa pemancingan dengan hasil proses pengadukan dengan pemancingan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kecepatan dan lama sen-trifugasi terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa mur-ni.
1.2Perumusan Masalah
Apakah ada pengaruh variasi kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni yang dihasilkan?
1.3Hipotesis
Variasi kecepatan dan lama sentrifugasi akan mempengaruhi rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni yang dihasilkan.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak ke-lapa murni.
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak adalah suatu trigliserida atau triasilgliserol. Perbedaan antara minyak dan lemak, adalah pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Lemak tersusun oleh asam lemak jenuh, sedangkan minyak tersusun oleh asam lemak tak jenuh. Dalam proses pembentukannya, le-mak dan minyak yang biasa disebut dengan trigliserida, merupakan hasil dari proses kondensasi dan esterifikasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak (umumnya ketiga asam lemak berbeda-beda) yang membentuk satu mole-kul trigliserida dan tiga molemole-kul air (Ginting dan Herlina, 2002).
O
H2C-OH O H2C – O – C – R1
O
HC-OH + 3R-C-OH HC – O – C – R2 + 3 H2O
O
H2C-OH H2C – O – C – R3
Gliserol asam lemak trigliserida air
dimana terdapat satu jenis asam lemak yang teresterifikasi dengan gliserol. mas-ing-masing atom karbon pada molekul gliserol ini diberi penomoran yakni 1-, 2-, 3- atau α, β, dan α’. Apabila stuktur gliserol hanya mengandung dua gugus droksil, maka dua asam lemak dapat diesterifikasikan pada posisi ini. Gugus hi-droksil yang terletak ditengah atau pada posisi kedua disebut juga sn-2 sedangkan alkohol primer umumnya disebut sn-1 dan sn-3 (Perkins, 1991).
Lemak yang secara alami banyak mengandung berbagai asam lemak yang meliputi asam lemak dengan jumlah atom karbon 2-40 tetapi yang paling dominan adalah C18 dan C20 (Winarno, 1992).
2.2 Asam Lemak
Asam lemak adalah asam monokarboksilat rantai lurus tanpa cabang yang
mengandung atom karbon genap mulai dari C-4, tetapi yang paling banyak adalah C-16
dan C-18. Asam lemak dapat dikelompokan berdasarakan panjang rantai, ada tidaknya
ikatan rangkap dan isomer trans-cis. Asam lemak berdasarkan panjang rantai meliputi
asam lemak rantai pendek (short chain fatty acids, SCFA) yang mengandung jumlah
at-om karbon C-4 sampai C-8, asam lemak rantai sedang (medium chain fatty acids, MCFA)
mengandung atom karbon C-10 dan C-12), dan asam lemak rantai panjang (long chain
fatty acids, LCFA) mengandung jumlah atom karbon C-14 atau lebih (White, 2009).
Berdasarkan jumlah ikatan rangkapa asam lemak terdiri dari asam lemak jenuh
dapat dibagi tiga golongan, asam lemak jenuh (saturated fatty acid; SFA) karena tidak
mempunyai ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acids;
MUFA) hanya memiliki satu ikatan ranggkap dan asam lemak tak jenuh jamak (
polyun-saturated fatty acids, PUFA) memiliki lebih dari satu ikatan ranggkap (White, 2009).
Tabel 2.1. Komposisi asam lemak (%) dari beberapa minyak nabati yang penting
Asam lemak Minyak jagung Minyak kelapa sawit
Minyak kelapa murni
Asam kaproat - -
Asam kaprilat - - 7,6
Asam kaprat - - 7,3
Asam laurat - 0,1 48,2
Asam miristat - 1,2 16,6
Asam palmitat 11,5 46,8 8,0
Asam palmitoleat - - 1,0
Asam stearat 2,2 3,8 3,3
Asam oleat 26,6 37,8 5,0
Asam linoleat 58,7 10,0 2,5
Asam linolenat 0,8 - -
Asam arakidat 0,2 0,2 0,2
2.3 Minyak Kelapa
Menurut Walujo, pemanasan yang berlebihan pada minyak goreng dapat mengubah asam lemak tak jenuh menjadi gugus peroksida dan senyawa radikal bebas lainnya, hal ini dapat menimbulkan kanker. Selain itu menggunkan minyak goreng yang berulang-ulang dapat meningkatkan lipoprotein LDL, dan menurunkan lipoprotein HDL, sehinnga meningkatkan jantung korener (Hartin
dan Surtami, 2005).
2.4 Minyak Kelapa Murni
Minyak kelapa murni (VCO/ Virgin Coconut Oil) adalah minyak yang tid-ak mengalami proses pemanasan. Dibandingkan dengan minytid-ak nabati lainnya misalnya seperti minyak sawit, minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, VCO memiliki beberapa keunggulan yaitu kandungan asam laurat ting-gi, komposisi asam lemak rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya rendah. Asam laurat merupakan asam lemak jenuh rantai sedang atau dalam istilah kesehatan lebih dikenal dengan medium chain fatty acid (MCFA) (Darmoyuwono, 2006).
Beberapa asam lemak rantai sedang yang terkandung didalam VCO yaitu asam kaprilat (C
8), asam caprat (C10), dan asam laurat (C12) sebanya. Sekitar 50%
Beberapa studi juga telah menunjukkan beberapa efek antimikroba dari minyak kelapa murni yaitu sekitar 6-7% dari asam lemak dalam minyak kelapa murni adalah asam kaprat. Asam kaprat adalah asam lemak rantai sedang yang didalam tubuh manusia diubah menjadi monokaprin yang mempunyai sifat se-bagai antivirus (Enig, 2004). Monokaprin sangat bermanfaat mengatasi berse-bagai penyakit. Virgin Coconut Oilmampu mendukung sistem kekebalan dengan mem-bebaskan tubuh dari mikroorganisme berbahaya. Jika organisme berbahaya yang mengambil energi tubuh dapat ditekan jumlahnya, sistem kekebalan bias ber-fungsi dengan baik. Virgin Coconut Oil dapat memberikan sumber energi cepat dan merangsang metabolisme. Peningkatan energi menyebabkan penyembuhan lebih cepat. Hal ini dikarenakan semakin tinggi metabolisme tubuh maka efisiensi sistem kekebalannya semakin bagus, dengan demikian semakin cepat tubuh bisa menyembuhkan dan memperbaiki diri. Virgin Coconut Oil (VCO) mengandung asam lemak jenuh rantai pendek dan asam lemak jenuh rantai menengah. Dalam tubuh, asam lemak tersebut mudah dicerna dan diserap oleh usus karena ukuran molekulnya relatif kecil sehingga asam lemak tersebut langsung dibakar oleh tubuh untuk memproduksi energi (Enig, 2001).
bebas, untuk anti kerut dan penuaan dini yang dioleskan pada kulit, untuk pertum-buhan anak seperti menunjang pertumpertum-buhan dan perkembangan anak, meningkat-kan kecerdasan, menambah daya tahan, dan stamina tubuh, membantu mencegah penyakit lever, membantu mencegah tekanana darah tinggi, membantu melindungi tubuh dari serangan kanker payudara dan kanker kolon, dibidang far-masi, digunakan untuk membuat obat-obatan dan kosmetika (Sutarmi dan Hartin, 2005).
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang diperoleh dari kelapa yang sudah tua tanpa pemanasan, tanpa bahan kimia apapun, diproses dengan cara sederhana sehingga diperoleh minyak kelapa murni yang berkualitas tinggi. Keunggulan dari minyak ini adalah jernih, tidak berwarna, tidak mudah tengik, dan tahan hingga dua tahun. Komponennya masih utuh artinya tidak ada senyawa yang hilang dalam minyak ini (Yong, 2001).
Minyak kelapa murni dihasilkan dari buah kelapa tua yang segar atau baru dipetik, bukan terbuat dari kopra seperti minyak kelapa biasa. Proses pembu-atannya tidak menggunakan bahan kimia dan pemanasan yang tinggi. CODEX Alimentarius mendefinisikan minyak murni (virgin oil) sebagai minyak dan lemak
makan yang dihasilkan tanpa mengubah minyak, minyak diperoleh hanya dengan
perlakuan mekanis dan pemanasan minimal. Karena tidak melalui pemanasan
tinggi, maka vitamin E dan enzim-enzim yang terkandung di dalam daging buah
kelapa dapat dipertahankan (Anonim, 2011).
titik didih 2250C, kerapatan uap 6,91; tekanan uap 1 mmHg pada suhu 1210C, ke-cepatan penguapan tidak diketahui (Hairi, 2010). Standar mutu minyak kelapa murni dapat diliha pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni Berdasarkan SNI 7381:2008
No Jenis uji Satuan Persyaratan
1. 2 3 4 5 6 7 8 Keadaan: 1. Bau 2. Rasa 3. Warna
Air dan senyawa yang men-guap
Bilangan iod
Asam lemak bebas (dihitung sebagai asam laurat)
Bilangan peroksida Asam lemak:
6.1 asam kaporoat (C8:0) 6.2 asam kapirat (C10:0) 6.3 asam kaprat (C12:0) 6.4 asam laurat (C14:0) 6.5 asam miristat (C16:0) 6.6 asam palmitat (C18:0) 6.7 asam stearat (C18) 6.8 asam oleat (C18:1) 6.9 asam linoleat (C18:2) 6.10 asam linolenat (C18:3)
Cemaran mikroba 7.1 Angka lemprng total Cemaran logam:
8.1 timbal (Pb) 8.2 tembaga (Cu) 8.3 besi (Fe) 8.4 cadmium (Cd)
% g iod/100g % mg ek/kg % % % % % % % % % % Koloni/ml mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg
Khas kelapa segar tidak ber-bau tengik, normal khas min-yak kelapa, tidak berwarna hingga kuning pucat.
9 Cemaran arsen (As) mg/kg Maks 0,1
Catatan ND : No detection (tidak terdektesi)
2.5 Pembuatan Minyak Kelapa Murni
Pembuatan minyak kelapa murni sudah lama dilakukan oleh masyarakat yang di pedesaan. Umumnya minyak kelapa murni yang dihasilkan digunakan untuk minyak goreng. Proses pembuatan minyak kelapa murni dengan cara tradi-sional sangat mudah dilakukan. Pada proses pembuatan minyak kelapa, santan dipanaskan pada suhu 100-110 0C. Minyak yang dihasilkan secara tradisional berwana agak kekuningan hal ini karena suhu pada saat pemanasan, selain itu an-tioksidannya juga rusak dan kandungan asam lemak rantai sedangnya juga banyak yang hilang (Baswardojo, 2005).
2.5.2 Cara Pemanasan Bertahap
Pembuatan minyak kelapa murni dengan cara pemanasan bertahap seb-etulnya untuk menyempurnakan pembuatan minyak kelapa murni cara tradisional. Perbedaannya dengan pembuatan minyak secara tradisional adalah suhunya. Pada pembuatan minyak kelapa murni dengan pemnasan bertahap suhu yang digunakan adalah 60-750C. untuk menjaga suhu santan agar tetap konstan selama pemanasan perlu dilakukannya kontrol selama pemanasan. Apabila suhunya sudah mencapai 750C api kompor harus dimatikan, demikian bila suhunya sudah mencapai 650C api dihidupkan kembali (Prayogo dan Setiaji, 2006).
2.5.3 Cara fermentasi
Minyak pertama tanpa pemanasan yang diperoleh biasanya disebut sebagai vico (Dede, dkk., 2006).
2.5.4 Cara pancingan
Pada pembuatan minyak kelapa murni cara pancingan menggunakan umpan minyak kelapa murni yang sudah jadi. Ikatan lemak-protein pada santan diputus dengan pancingan minyak kelpa murni yang sudah jadi. Setelah beberapa lama didiamkan minyak akan keluar dengan sendirinya. Kelebihan minyak kelapa murni yang dibuat dengan pancingan kandungan asam lemak rantai sedang dan antioksidannya tidak mengalami denaturasi (Prayugo dan bambang, 2006).
2.5.5 Cara enzimatiss
Proses pembuatan minyak kelapa murni dengan cara enzimatis yaitu dengan penanbahan enzim pada santan. Biasanya enzim yang digunakan pada pembuatan minyak kelapa murni ini adalah papain dari getah papaya, enzim bro-melin dari nenas dan enzim protease dari kepiting sungai. Kelebihan cara enzima-tis adalah prosesnya lebih cepat dibandingkan proses fermentasi. Kelemahan cara ini dapat mengeluarkan enzim-enzim yang terkandung dalam minyak kelapa (Baswardojo, 2005).
2.5.6 Cara sentrifugasi
ce-pat, kandungan asam lemak rantai sedang tidak mengalami denaturasi, demikian juga kandungan antioksidannya (Prayugo dan Bambang, 2006).
Wardani (2007) telah melakukan penelitian mengenai uji kualitas VCO berdasarkan cara pembuatan dari proses pembuatan tanpa pemancingan dan pros-es pembuatan tanpa pemancingan. Hasil yang diperoleh adalah tidak ada perbe-daan kualitas dari pembuatan VCO proses pengadukan dengan pancingan dengan proses pengadukan tanpa pancingan.
[image:32.595.117.515.409.647.2]Hasil dari pembuatan minyak kelapa murni yang dibuat dari metode-metode pembuatan minyak kelapa murni terhadap beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Hasil dari metode-metode pembuatan minyak kelapa murni ter-hadap kualitas minyak kelapa murni
No Metode pem-buatan
Rendemen (%)
Parameter
Sumber Kadar
air
Berat jenis
Angka asam
Angka peroksida 1 Pemanasan
bertahap
- 0,13 - 0.22 0,25
a
2 Enzimatis 16,0 0,08 - 0,42 7,88 b
18,6 0,42 - 2,23 3,30 B
3 Fermentasi 21 0,11 - 0,56 - C
38,49 0,42 - 0,18 0,40 D
4 Pancingan 40 0,17 - 0,12 0 E
5 Pengadukan 20,05 0,30 - 0,28 0 E
0,09 0,90 0,19 0 F
Keterangan:
a:Novarianto, dkk (2004), b: Manuhara, ddk (2004), c:Suryanto, dkk (2005), d: Wardani (2007), e: Leta (2009), f:Handayani (2007)
2.5 Kualitas Minyak Kelapa Murni
Uji kualitas minyak kelapa murni secara organoleptik meliputi warna, bau, dan rasa. Jika tidak terlihat warna lain atau kuning pucat maka hasilnya dinya-takan normal. Bau minyak kelapa murni yang alamiah dan normal dianggap ber-bau tengik. Bau tengik timbul karena proses oksidasi berkepanjangan. Jika terci-um bau minyak kelapa segar dan tengik maka hasilnya dinyatakan normal. Rasa serik di tenggorokan yang timbul pada saat mengkonsumsi minyak kelapa murni adalah normal. Ini semua gejala normal dan bukannya minyak kelapa murninya rusak. Hasilnya dinyatakan normal bila rasa khas minyak kelapanya (SNI, 2008).
2.5.2 Kadar Air
Kadar air adalah Kadar air adalah jumlah (dalam%) bahan yang menguap pada pemanasan dengan suhu dan waktu tertentu. Jika dalam minyak terdapatair maka akan mengakibatkan reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkankerusakan minyak, yang menyebabkan rasa dan bau tengik pada minyak. Asam lemak bebas yang mudah menguap dengan jumlah C4, C6, C8, dan C10 menghasilkan bau tengik karena dapat berubah menjadi senyawa keton (Haryani, 2006).
Kadar air dinyatakan sebagai (b/b) dihitung sampai dua desimal dengan menggunakan rumus:
kadar air =
awal berat
akhir berat awal
berat
x 100%
2.5.3 Angka asam
angka asam = ) (g sampel berat KOH MR x KOH N x KOH ml
2.5.4 Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan berat dari volume minyak atau lemak pa-da suhu 25 0C dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Cara ini dapat digunakan untuk semua minyak dan lemak yang dicairkan. Alat yang digunakan untuk penentuan ini adalah piknometer (Badan Standarisasi Nasional, 2008).
Berat jenis =
) ( 25 ) min ( 0 ml C suhu piknometer pada air volume piknometer berat yak r piknomete
berat
2. 5.5 Angka peroksida
Kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa oksidasi dan hidrolitik, baik enzimatik maupun nonenzimatik. Diantara kerusakan minyak yang mungkin terjadi ternyata kerusakan karena autoksidasi yang paling besar pengaruhnya terhadap cita rasa. Bau tengik atau rancid pada minyak disebabkan karena adanya aldehid dan keton. Untuk mengetahui tingkat kerusa-kan minyak dapat dinyatakerusa-kan sebagai angka peroksida. Angka peroksida dinya-takan dalam miliequivalen dari peroksida dalam setiap 1000 g minyak atau lemak. Cara yang sering digunakan untuk menentukan bilangan peroksida berdasarkan pada reaksi antara alkali iodida dalam larutan asam dengan ikatan peroksida (SNI, 2008).
Angka peroksida = 1000
) (
)
( 2 2 3
Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidro-gen klorida encer, natrium tiosulfat 0,01 N, dan indikator amilum. Kalium hi-droksida 0,1 N dibuat dengan melarutkan 6,8 g kalium hihi-droksida pellet dalam 1000 ml aquadest (Ditjen POM, 1995).
Asam klorida encer dibuat dengan mengencerkan 17 ml asam klorida pek-at dengan air suling hingga 100 ml (Ditjen POM, 1979).Natrium tiosulfat 0,01 N dibuat dengan melarutkan 2,482 g , kemudian ditambahkan 200 mg natrium kar-bonat dan dilarutkan dalam labu takar dengan aqua bebas CO2 hingga 1000 ml.
Indikator amilum 1% dibuat dengan menimbang 1 g pati (amilum) dan tambah 100 mL aquades yang sedang mendidih (Ditjen POM, 1979).
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Pembakuan Larutan KOH 0,1 N
Ditimbang seksama 360 mg kalium biftalat yang telah dikeringkan pada suhu 280C selama 2 jam. Kemudian dilarutkan dalam 25 ml air suling bebas kar-bon dioksida. Dititrasi dengan KOH menggunakan indikator fenolftalein sampai terbentuk merah jambu yang mantap (Ditjen POM, 1995).
3.3.2 Pembakuan Larutan Na2S2O3 0,01 N
Timbang seksama 210 mg K2Cr2O7 yang sebelumnya telah dikeringkan
pada suhu 1200C selama 4 jam, dilarutkan dengan aquades sampai 100 ml dalam labu 500 ml, digoyang hingga larut, ditambah 3 g KI, ditambah 2 g NaHCO3 dan
5 ml HCl 2 N, digoyang hingga larut, biarkan ditempat gelap 10 menit, kemudian dititrasi dengan larutan Na2S2O3 menggunakan indikator larutan kanji (Ditjen
POM, 1979).
Parut daging buah kelapa yang sudah tua, dibuat santan, diambil sebanyak 950 ml. Santan dibiarkan selama 2 jam dalam wadah transparan sampai air terpisah dari santan kanil. Santan kanil dipisahkan dari air dan dipindahkan dalam wadah. Kemudian diaduk dengan alat sentrifugasi (7000 rpm;5 menit, 7000 rpm;10
menit, 7000 rpm;15 menit, 8500 rpm;5 menit, 8500 rpm;10 menit, 8500 rpm;15 menit, 10000 rpm;5 menit, 10000 rpm;10menit, 10000 rpm;15 menit). Terbentuk 3 lapisan yaitu protein, air dan blondo. Protein dipisahkan dari air dan blondo, di-masukan dalam wadah dan dibiarkan selama 24 jam sampai terbentuk 2 lapisan minyak dan protein. Minyak dipisahkan dari protein, kemudian minyak kelapa murni disaring dengan kertas saring Whatman 42 (Haryani, 2006) dan bagan alirnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Kemudian dihitung rendemen minyak ke-lapa murni. Perhitungan rendemen menurut Badan Standarisasi Indonesia:
Rendemen = 100%
tan min
x kanil san
jumlah
murni kelapa yak
jumlah
3.4 Uji Kualitas Minyak Kelapa Murni
3.4.1 Organoleptik
teh dan rasakan dengan lidah. Warna minyak kelapa murni secara organoleptik dapat dilakukan dengan organ penglihatan (mata) yaitu dengan memindahkan minyak kelapa murni kedalam tabung reaksi lalu diamati.
3.4.2 Kadar air
Ditimbang sampel 5 gram dengan botol timbang kemudian dipanaskan
dengan oven pada suhu 105 0C selama 1 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator
selama 30 menit. Kemudian botol ditimbang dan dicatat. Bagan alirannya dapat
dilihat pada Lampiran 2. Pemanasan dan penimbangan diulangi sampai diperoleh
be-rat konstan (Badan Standarisasi Nasional, 2008).
Kadar air =
awal berat
akhir berat awal
berat
x 100%
3.4.3 Berat Jenis
Sampel yang telah didinginkan sampai 20-230C dimasukkan kedalam piknometer dan direndam dalam waterbath pada suhu 25 ± 0,20C selama 30 men-it. Sisi luar piknometer dilap dengan tissue. Kemudian piknometer dan sampel tersebut ditimbang. Bagan alirnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (Haryani, 2006).
Berat jenis =
piknometer pada
volume
piknometer berat
yak r
piknomete
berat min )
(
3.4.4 Angka Asam
merah jambu bagan alirnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (Badan Standarisasi Na-sional, 2008).
Angka asam =
) (g sampel berat
KOH MR x KOH N x KOH ml
3.4.5 Angka peroksida
Ditimbang 5 g sampel dan dimasukkannya ke dalam erlenmeyer 300 mL dan ditambahkan 30 mL campuran pelarut (terdiri dari 40% kloroform dan 60% asam asetat glasial) untuk melarutkan sampel, lalu dikocok kuat, lalu ditambahkan 0,5 mL KI jenuh, ditutup dan dikocok. Kemudian ditambahkan 30 mL aquades dan dikocok dengan kuat. Kelebihan iod dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 N dengan larutan amilum sebagai indikator. Melakukan hal yang sama pada blanko (tanpa menggunakan sampel), bagan alirnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 2008).
Angka peroksida = 1000
) (
)
( 2 2 3
x g
sampel g
berat
O S Na N blanko sampel
titrasi
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Kecepatan dan Lama Waktu sentrifugasi Terhadap rendemen dan beberapa Parameter Kualitas Minyak Kelapa Murni
[image:39.595.114.536.371.590.2]Contoh perhitungan dan data dari pengaruh kecepatan dan lama sentrifu-gasi terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni dapat dilihat pada Lampiran 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12. Hasil penelitian pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap rendemen dan beberapa pa-rameter kualitas minyak kelapa murni dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni
No Kecepatan dan lama sentrifugasi (rpm;menit ) Rendeme n (%) Kadar air (%) Berat jenis (ml/g) Angka asam Angka peroksida (mg ek/kg) organo-leptik
1 7000:5 37,25 0,1756 0,9156 0,1281 0 Khas kelapa segar tidak berbau tengik, nor-mal khas minyak ke-lapa, tidak berwarna hingga kuning 2 7000:10 28,57 0,1651 0,9158 0,1317 0
3 7000:15 38,23 0,1057 0,9160 0,1332 0
4 8500:5 22,54 0,0858 0,9162 0,1367 0
5 8500:10 25,24 0,0664 0,9164 0,1418 0 6 8500:15 21,35 0,0584 0,9168 0,1455 0 7 10000:5 30,55 0,0417 0,9168 0,1523 0,3660 8 10000:10 30,55 0,0290 0,9171 0,1544 0.3680 9 10000:15 21,00 0,0178 0,9175 0,1668 0.3680
Keterangan: hasil didapat dari data rata-rata tiga kali pengulangan kecuali rendemen satu kali pengulangan
4.2 Rendemen minyak kelapa murni
Dari penelitian yang dilakukan, maka rendemen minyak kelapa murni yang dihasilkan dari kecepatan dan lama sentrifugasi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 3.1. Kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi rendemen min-yak kelapa murni. Semakin tinggi kecepatan dan semakin lama sentrifugasi maka minyak yang dihasilkan sedikit. Semakin rendah kecepatan dan semakin singkat waktu sentrifugasi maka minyak yang dihasilkan lebih banyak. Hal ini dikare-nakan pada pembuatan minyak kelapa murni dengan kecepatan dan lama sentrifu-gasi yang tinggi, air yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan dengan hasil pembuatan dengan kecepatan sentrifugasi yang rendah dan waktu sentrifugasi yang singkat. Rendemen minyak kelapa murni dari hasil variasi kecepatan dan lama sentrifugasi rendemen tertiggi diperoleh dari kecepatan sentrifugasi 7000 rpm selama 15 yaitu 38,23%. Rendemen ini lebih tinggi daripada rendemen yang didapat Wardani (2007) yang telah melakukan penelitian mengenai uji kualitas minyak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan yaitu 20,05%.
4.3 Kualitas Minyak Kelapa Murni
4.3.1 Kadar air
Gambar 4.1. Kadar air minyak kelapa murni dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi
Dari Tabel 3.1 dan Gambar 3.1 dapat dilihat variasi kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi kadar air minyak kelapa murni. Semakin tinggi cepatan dan lama sentrifugasi maka kadar air semakin kecil. Semakin lambat ke-cepatan dan lama sentrifugasi kadar airnya semakin tinggi. Dari sembilan hasil tersebut diperoleh bahwa kadar air minyak kelapa murni dalam penelitian ini me-menuhi Standar Nasional Indonesia 2008, yaitu maksimal 2%. Gambar 1 menun-jukkan bahwa kadar air semakin kecil dengan bertambahnya kecepatan dan waktu sentrifugasi. Dari hasil penelitian Haryani (2006) mengenai pengaruh waktu pen-gadukan terhadap virgin coconut oil dan Wardani (2007) mengenai uji kualitas minyak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan kadar air yang di-peroleh memenuhi standart mutu minyak kelapa murni sesuai dengan Standart Nasional 2008.
Apabila nilai F hitung lebih besar dari F tabel artinya terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Berdasarkan analisis statistik dari Lampiran 12 dapat dilihat bahwa kecepatan sentrifugasi F hitung (9,301) > F tabelnya (3,55)
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 0,2
Kadar
air
(%)
pada α = 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perlakuan. Nilai F hitung lama sentrifugasi adalah (1,389) < F tabelnya (3,55) artinya lama ugasi tidak signifikan. Nilai F hitung untuk pengaruh kecepatan dan lama sentrif-ugasi adalah (5,345) > F tabelnya (2,93). Hal ini berarti bahwa kecepatan terhadap lama sentrifugasi signifikan terhadap perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara perlakuan dilakukan uji rata Duncan. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap kadar air dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrif-ugasi terhadap kadar air
Perlakuan N Taraf nyata α = 0,05
1 2 Kecepatan sentrifugasi: 7000 rpm
8500 rpm 10000 rpm
9 0,04322
9 0,10898
9 0,06900 Lama sentrifugasi: 5 menit
10 menit 15 menit
9 0,07564 9 0,08567 9 0,05989
Pada tabel 4.2 tampak bahwa kecepatan sentrifugasi 7000 rpm dan 10000 rpm tidak adanya perbedaan yang nyata tetapi berbeda nyata dengan kecepatan sentrifugasi 8500 rpm, sendangkan pada lama sentrifugasi tidak adanya perbedaan yang nyata.
4.3.2 Berat jenis
sentrif-ugasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.2. Contoh perhitungan dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6.
Gambar 4.2. Berat jenis minyak kelapa murni dengan variasi kecepatan dan lama pengadukansentrifugasi
Dari Tabel 4.1 dan Gambar 4.2 dapat dilihat variasi kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi berat jenis minyak kelapa murni. Pada Tabel 4.1 dan Gambar 3.2 menunjukkan bahwa harga berat jenis minyak kelapa murni hampir mendekati berat jenis standart yaitu sebesar 0,915-0,920 (Prayugo dan Bambang, 2006).
Gambar 4.2 menunjukan bahwa dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentrifugasi, maka bertambah pula berat jenisnnya. Dari hasil penelitian Haryani (2006) mengenai pengaruh waktu pengadukan terhadap virgin coconut oil dan Wardani (2007) mengenai uji kualitas minyak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan berat jenis yang diperoleh juga memenuhi standar mutu
0,9145 0,915 0,9155 0,916 0,9165 0,917 0,9175 0,918
berat
jenis
(ml/g)
Dari Lampiran 12 untuk kecepatan sentrifugasi nilai F hitung (25,800) > nilai F tabelnya (3,55) pada α = 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara perlakuan, sedangkan lama sentrifugasi F hitung (2,400) < F tabelnya (3,55 ) berarti tidak ada perbedaan yag signifikan. Untuk pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi nilai F hitungnya (1,200) < F tabelnya (2,93) hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan.
[image:44.595.114.515.376.499.2]Untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara perlakuan dilakukan uji rata-rata Duncan. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sen-trifugasi terhadap berat jenis dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrif-ugasi terhadap berat jenis
Perlakuan N Taraf nyata α = 0,05
1 2 3 Kecepatan sentrifugasi: 7000 rpm
8500 rpm 10000 rpm
9 0,915911
9 0,916000
9 0,916056
Lama sentrifugasi: 5 menit 10 menit 15 menit
9 0,915967 9 0,915989 9 0,916011
Pada tabel 4.3 tampak bahwa kecepatan sentrifugasi 7000 rpm, 85000 rpm dan 10000 rpm adanya perbedaan yang nyata tetapi berbeda nyata, tetapi pada la-ma sentrifugasi tidak adanya perbedaan yang nyata.
4.3.3Angka asam
Gambar 4.3 Angka asam minyak kelapa murni dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi
Dari Tabel 4.1 dan Gambar 4.3 dapat dilihat variasi kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi angka asam minyak kelapa murni. Tabel 3.1 menun-jukan bahwa minyak kelapa murni mempunyai angka asam yang rendah, yang sesuai dengan Badan Standarisasi Nasional 2008 yaitu maksimal 0,2.
Dari Gambar 4.3, menunjukan bahwa angka asam semakin bertambah, dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentrifugasi pembuatan minyak kelapa murni, berarti kandungan asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak juga bertambah banyak. Kemungkinan hal ini terjadi proses hidrolisis minyak oleh air dan panas yang berasal dari alat sentrifugasi. Semakin tinggi angka asam maka akan semakin rendah kualitasnya (Handayani, 2007). Selain karena adanya air, asam lemak bebas juga dapat disebabkan kenaikan suhu dan semakin lama kontak dengan oksigen dalam udara menyebabkan oksidasi semakin cepat. Proses oksidasi tersebut menghasilkan asam lemak bebas (Ginting dan Herlina, 2002)..
Dari hasil penelitian Haryani (2006) mengenai pengaruh waktu penga-0
0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18
Angka
asam
yak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan angka asam yang di-peroleh memenuhi standart mutu minyak kelapa murni sesuai dengan Standar Nasional 2008 yaitu maksimal 0,2%.
Dari Lampiran 12 untuk kecepatan sentrifugasi F hitung (56,758) > nilai F tabelnya (3,55) pada α = 0,05 berarti adanya perbedaan yang signifikan terhadap perlakuaan. F hitung lama sentrifugasi (11,958) (Lampiran 12) > F tabelnya (3,55) berarti adanya perbedaan yang signifikan terhadap perlakuan. Nilai F hitung untuk kecepatan terhadap lama pengadukan (0,310) < F tabelnya (2,93), hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap perlakuan.
[image:46.595.113.516.485.614.2]Untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara perlakuan dilakukan uji rata-rata Duncan. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sen-trifugasi terhadap angka asam dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrif-ugasi terhadap angka asam
Perlakuan N Taraf nyata α = 0,05
1 2 3 Kecepatan sentrifugasi: 7000 rpm
8500 rpm 10000 rpm
9 0,133389
9 0,141344
9 0,156756
Lama sentrifugasi: 5 menit 10 menit 15 menit
9 0,139067 9 0,142644
9 0,149778
4.3.4 Angka peroksida
[image:47.595.147.502.329.506.2]Dalam penelitian ini ditentukan angka peroksida karena angka peroksida merupakan nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan minyak. Asam lemak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga memben-tuk peroksida. Semakin kecil angka peroksida maka kualitas minyak semakin baik. Hasil analisis angka peroksida minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.4. Contoh perhitungan dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 10.
Gambar 4.4. Angka peroksida minyak kelapa murni dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi
Dari Tabel 3.1 dan Gambar 3.4 dapat dilihat variasi kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi angka peroksida minyak kelapa murni. Pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.4 bahwa minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi ke-cepatan dan lama sentrifugasi (7000 rpm;5 menit, 7000 rpm;10 menit, 7000 rpm;15 menit, 8500 rpm;5 menit, 8500 rpm;10 menit, 8500 rpm;15 menit) mempunyai angka peroksida 0, yang berarti tidak terdapat peroksida dalam min-yak tersebut. Sedangkan, minmin-yak kelapa murni yang dibuat dengan variasi
ke-0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4
Angka
peroksida
(mg/kg)
cepatan dan lama sentrifugasi (10000 rpm;5 menit, 10000 rpm;10menit, 10000 rpm;15 menit) yaitu mempunyai angka peroksida 0,3667 mg/kg, 0,3668 mg/kg, 0,3668 mg/kg. angka peroksida ini lebih tinggi di bandingkan dengan penelitian yang dilakukan Haryani (2006) minyak kelapa murni yang dibuat dengan waktu sentrifugasi 25 menit mempunyai angka peroksida 0,2033 mg/kg dan Wardani (2007) minyak kelapa murni yang dibuat dengan waktu sentrifugasi 25 menit mempunyai angka peroksida 0,1433 mg/kg. Kemungkinan hal ini terjadi oleh panas
dari alat sentrifugasi saat pengolahan dan lamanya kontak dengan oksigen dalam udara. Oksidasi dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya adalah dengan terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam –asam lemak bebas (Ketaren, 1986).
Dari Lampiran 12 untuk kecepatan sentrifugasi F hitung (2,192) < F tabel-nya (3,55) pada α = 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan . Nilai F hitung lama sentrifugasi (0,042) < F tabelnya (3,55) berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Nilai F hitung untuk pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasinya (0,042) (Lampiran 12) < F tabelnya (2,93) berarti tidak adanya perbedaan yang signifikan antar perlakuan.
Tabel 4.4. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrif-ugasi terhadap angka peroksida
Perlakuan N Taraf nyata α = 0,05
1 2 Kecepatan sentrifugasi: 7000 rpm
8500 rpm 10000 rpm
9 0,000000 9 0,000000
9 0,366700
Lama sentrifugasi: 5 menit 10 menit 15 menit
9 0,122211
9 0,122267
9 0,122222
Pada tabel 4.2 tampak bahwa kecepatan sentrifugasi 7000 rpm dan 8500 rpm tidak adanya perbedaan yang nyata tetapi berbeda nyata dengan kecepatan sentrifugasi 10000 rpm, sendangkan pada lama sentrifugasi tidak adanya perbe-daan yang nyata.
4.3.5 Organoleptik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni, maka rendemen minyak kelapa murni dari hasil variasi kecepatan dan lama sentrifugasi tertinggi diperoleh dari kecepatan dan la-ma sentrifugasi 7000 rpm selala-ma 15 menit yaitu 38,23%.
Minyak kelapa murni yang dibuat dengan kecepatan dan lama sentrifugasi yang bervariasi mempengaruhi kualitas minyak kelapa murni yang dihasilkan, yaitu dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentifugasi maka kadar air se-makin besar. Dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentrifugasi minyak lapa murni, maka bertambah pula berat jenisnnya. Dengan bertambahnya ke-cepatan dan lama sentrifugasipembuatan minyak kelapa murni, berarti kandungan asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak juga bertambah banyak.
kon-DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2011). Minyak Kelapa Murni: Harapan Nilai Tambah yang Menjan-jikan. http://www.
i.net/cgbin/berita/fullnews.cgi?newsid1084849009,34512
Baswardojo, Dody. (2008). Seluk Beluk Pembuatan Kelapa Dan Vico. Articles. Hal. 4‐5
Darmoyuwono, W. (2006). Gaya Hidup Sehat Dengan Virgin Coconut Oil. Jakar-ta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Hal. 43, 46, 47
Dede., Yuni, H., Zainal, G., (2005). Bebas Segala Penyakit Dengan VCO. Kesehatan Keluarga. Cetakan Kedua. Jakarta: Puspa Swara. Hal. 12
Ditjen POM, (1979). Farmakope Indonesia. Edisi ke III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal. 749
Ditjen POM, (1995). Farmakope Indonesia. Edisi ke IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal. 1218
Enig, G.M., (2001). Coconut: In Support of Good Health in the 21st Century. USA. Pp. 3
Enig, G.M., (2004). Health and nutritional benefits from coconut oil and its ad-vantages over competing oils. Indian Coconut Journal. Pp. 3
Hairi, M. (2010). Pengaruh Umur Buah Nanas dan Konsentrasi Ekstrak Bromelin Terhadap Pembuatan Coconut Oil dari Buah Kelapa Typical (Cocos nu-cifera L.). Malang: Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Hal. 19
Handayani, H.E. (2007). Pengaruh Pemberian Papain Kasar pada Metode Pemancingan Terhadap Kualitas Produksi Minyak Kelapa Murni. Ma-lang: Skripsi Progam Studi pendidikan Biologi Jurusan Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam UMM. Hal. 12
Hartin, R dan Surtami. (2005). Taklukan Penyakit Dengan VCO (Virgin Coconut Oil). Seri Agrisehat. Cetakan Ketiga. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 1, 6, 19-21
Haryani, Sri. (2006). Pengaruh Waktu Pengadukan Terhadap Kualitas Virgin Co-conut Oil (VCO). Semarang: Skripsi FMIPA UNNES. Hal. 1-2
Ginting, M dan Herlina (2002). Lemak dan Minyak. Medan: Fakultas Teknik, Ju-rusan Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara. Hal 76, 78
UI-Leta, (2009). Penerapan Bioteknologi dalam Ekstraksi Minyak Kelapa Dengan Menggunakan Khamir Roti (Saccharomyces cerevisiae). Jrnal Matemat-ika, Sains dan Teknologi. Majene: Universitas Terbuka UPBJJ. Hal. 84
Manuhara, J.G., Ariviani, S., Andriani M., (2004). Pengaruh Variasi Perlakuan Enzimatis Terhadap Rendemen dan Mutu Virgin Coconut Oil. Jurnal Kimia dan Teknolgi. UNS. Hal. 182, 183, 185
MAPI. (2006). Teknologi Proses Pengolahan Minyak Kelapa. Teknologi Minyak Kelapa.www.dekindo.com/content/.../Proses_Pengolahan_Minyak_Kelapa.pdf. Hal. 3
Novarianto, H., Steivia, K., dan Lay, A. (2004). Teknologi Pengelolahan Minyak Murni Dengan Metode Pemanasan Bertahap dan Pengembangaanya. Ma-nado. Balai Penelitian Kelapa dan Palma Lain. Hal. 216
Perkins, E.G. (1999). Analysis of Fats, Oil and Derivatives. AOCS Press. Illionis. Pp. 154
Prayugo, S dan Bambang, S. (2006). Membuat VCO Berkualitas Tinggi. Seri Agritekno. Cetakan Kedua. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 12
Rindengan, B dan Novarianto, H. (2005). Pembuatan Dan Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni. Seri Agritekno. Cetakan Keempat. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 22-23
SNI (2008). Standarisasi Nasional Indonesia. bbihp.go.id/index.php
Silalahi, J. (2004). Fats and Oil Modification and Subtitution. Lectur Notes. Me-dan: University Of Sumatera Utara. Hal. 19
Silalahi, J dan Nurbaya, S. (2011). Minyak Kelapa dan Minyak Kelapa Sawit Didalam Makanan Serta Implikasinya Terhadap Kesehatan. Presented at the Seminar & Workshop Pharmacy Update 3. Medan: Departemen Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Hal. 2
Suryanto, D., Nasution, K.S., Yurnaliza, (2005). Potensi Isolat dari Kepiting Batu untuk Menghasilkan Minyak Kelapa Secara Fermentasi. Jurnal Mikrobio-logi Indonesia. Medan: Jurusan BioMikrobio-logi FMIFA Universitas Sumatera Utara. Hal. 15
White, B. (2009). Dietary Fatty Acid American Family Physician. (80)4. Pp. 345-350
Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Ja-karta. Hal. 45-56
tak dengan oksigen dalam udara. Semakin tinggi kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap minyak kelapa murni maka akan lebih mudah teroksidasi.
5.2 Saran
Lampiran 1. Skema pembuatan minyak kelapa murni dengan cara variasi kecepatan dan lama sentrifugasi
kelapaTimbang, parut, buat santan (2 buah kelapa diambil 950 ml santan)
Membiarkan 2 jam
Memisahkan santan kanil dan air
Sentrifugasi dengan kecepatan dan lama pengadukan (7000 rpm; 5 menit, 7000 rpm; 10 menit, 7000 rpm; 15 menit, 8500 rpm; 5 menit, 8500 rpm; 10 menit, 8500 rpm; 15 menit, 10000 rpm; 5 menit, 10000 rpm; 10 menit, 10000 rpm; 15 menit).
Terbentuk 3 lapisan (protein, air, blondo), protein dipisahkan dari air dan blondo. Protein dimasukan dalam
wadah.
Santan kanil
Protein dibiarkan 24 jam Santan
Terbentuk 2 lapisan minyak dan protein minyak disaring dengan kertas whatman 42
Lmpiran 2. Skema uji kualitas minyak kelapa murni
1. Kadar air
Panaskan dalam oven pada suhu 105 0 C selama 1 jam Dinginkan dalam desikator
Timbang
2. Berat jenis
dimasukan dalam piknometer
direndam dalam watebath T=25±0,20C selama 30 menit
ditimbang
3. Angka asam
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL Minyak kelapa murni
5 g sampel
Berat konstan
Berat piknometer + sampel Sampel T=20-230C
+ 25 mL alkohol netral 95%, panaskan 10 menit dengan penangas air sambil diaduk dan tutup dengan pendingin ba-lik
1. Angka peroksida
4. Angka peroksida
dimasukkan ke dalam erlenmeyer
+ 30 mL campuran pelarut (40% kloroform dan 60% asam asetat glasial), goyangkan dengan kuat
0,5 mL KI jenuh, kocok + 30 msL aqudest
+ indikator pp kemudian dititrasi dengan KOH 0,1 N sampai berwarna merah jambu
5 g minyak kelapa murni
Dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 N
Lampiran 3. Contoh perhitungan rendemen minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi
Rendemen = 100%
tan min
x kanil san
jumlah
murni kelapa yak
jumlah
1. Kecepatan = 7000 rpm Waktu = 5 menit
Rendemen = 100% 37,25 510
190
x %
2. Kecepatan = 7000 rpm Waktu = 10 menit
Rendemen = 100% 28,57% 490
140
x
3. Kecepatan = 7000 rpm Waktu = 15 menit
Rendemen = 100% 38,23% 510
195
x
Lampiran 4. Data rendemen minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama pengadukan.
No Kecepatan dan lama pengadukan
(rpm:menit)
Volume santan (ml)
Volume santan
kan-il (ml)
Volume minyak
ke-lapa murni (ml)
Rendemen (%)
1 7000:5 950 510 190 37,25
2 7000:10 950 490 140 28,57
3 7000:15 950 510 195 38,23
4 8500:5 950 510 115 22,54
5 8500:10 950 515 130 25,24
6 8500:15 950 515 110 21,35
7 10000:5 950 540 165 30,55
8 10000:10 950 540 165 30,55
Lampiran 5. Contoh perhitungan kadar air minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi.
Kadar air =
awal berat akhir berat awal berat x 100%
1. Kecepatan = 7000 rpms Waktu = 5 menit
Kadar air = 100% 0,178% 0350 , 5 0260 , 5 0350 ,
5
x
Kadar air = 100% 0,178% 0349 , 5 0258 , 5 0349 ,
5
x
Kadar air = 100% 0,170% 0351 , 5 0265 , 5 0351 ,
5
x
Kadar air rata-rata = 0,175% 3 1730 , 0 178 , 0 178 , 0
Lampiran 6. Data Kadar air minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi.
No Kecepatan dan lama sentrifu-gasi (rpm:menit) Massa awal (g) Massa akhir (g)
Kadar air Rata-rata (%)
1 7000:5
5,0350 5.0260 0,178 0,175 5,0349 5,2589 0,178 5,0351 5,0265 0,170 2 7000:10
5,0561 5,0476 0,168 0,165 5,0560 5,0476 0,166 5,0561 5,0479 0,162 3 7000:15
5,0431 5,0378 0,105 0,105 5,0429 5,0376 0,105 5,0429 5,0376 0,105 4
8500:5
5,0460 5,0416 0,087 0,085 5,0459 5,0416 0,085 5,0460 5,0418 0,083 5 8500:10
5,0130 5,0100 0,059 0,066 5,0180 5,0150 0,059 5,0120 5,0080 0,079 6 8500:15
5,0120 5,0090 0,057 0,058 5,0120 5,0091 0,057 5,0120 5,0089 0,061 7 10000:5
5,0310 5,0289 0,041 0,041 5,0311 5,0290 0,041 5,0311 5,0290 0,041 8 10000:10
5,0480 5,0465 0,029 0,029 5,0480 5,0466 0,027 5,0480 5,0464 0,031 9 10000:15
Lampiran 7. Contoh perhitungan berat jenis minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi
Berat jenis= ) ( 25 ) ( ) min ( 0 ml C suhu piknometer pada air voleme piknometer berat yak piknometer
berat
1. Kecepatan = 7000 rpm Waktu = 5 menit
Berat jenis = 0,9156
10 303 , 15 459 ,
24
Berat jenis = 0,9156
10 303 , 15 459 , 24
Berat jenis = 0,9156
10 303 , 15 459 , 24
Berat jenis rata-rata = 0,9156
3 9156 , 0 9156 , 0 9156 , 0
Lampiran 8. Data berat jenis minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi
No Kecepatan dan lama sentrifugasi (rpm:menit) Massa piknometer (g) Massa piknometer + sampel (g)
Berat jenis Rata-rata
1 7000;5
15,303 24,459 0,9156 0,9156 15,303 24,459 0,9156 15,303 24,459 0,9156
2 7000;10
15,303 24,461 0,9158 0,9158 15,303 24,460 0,9157 15,303 24,462 0,9159 3 7000;15
15,303 24,463 0,9160 0,9160 15,303 24,464 0,9161 15,303 24,462 0,9159
4 8500;:5
15,303 24,465 0,9162 0,9162 15,303 24,465 0,9162 15,303 24,465 0,9162
5 8500;10
15,303 24,467 0,9164 0,9164 15,303 24,467 0,9164 15,303 24,467 0,9164
6 8500;15
15,303 24,469 0,9168 0,9168 15,303 24,469 0,9168 15,303 24,469 0,9168
7 10000;5
15,303 24,471 0,9168 0,9168 15,303 24,471 0,9168 15,303 24,471 0,9168
8 10000;10
15,303 24,474 0,9171 0,9171 15,303 24,474 0,9171 15,303 24,474 0,9171 9 10000;15
Lampiran 9. Contoh perhitungan angka asam minyak kelapa murni yang di buat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi
Angka asam =
) (g sampel berat KOH MR x KOH N x KOH ml
N KOH = 0,0951 N BM KOH = 56,1 1. Kecepatan = 7000 rpm
Waktu = 5 menit
Angka asam= 0,1264%
061 , 5 1 , 56 0951 , 0 12 , 0 g x x
Angka asam= 0,1264%
062 , 5 1 , 56 0951 , 0 12 , 0 g x x
Angka asam= 0,1317%
0623 , 5 1 , 56 0951 , 0 125 , 0 g x x
Angka asam rata-rata = 0,1281%
3 1317 , 0 1264 , 0 1264 , 0
Lampiran 10. Data angka asam minyak kelapa murni yang dibuat dengan va riasi kecepatan dan lama sentrifugasi
No Kecepatan dan lama sentrifugasi (rpm:menit) Massa sampel (g) Volume KOH (ml)
Angka asam Rata-rata (%)
1 7000:5
5,061 0,120 0,1264
0,1281
5,062 0,120 0,1264
5,063 0,125 0,1317
2 7000:10
5,061 0,125 0,1317
0,1317
5,062 0,125 0,1317
5,063 0,125 0,1317
3
7000:15
5,070 0,125 0,1315
0,1332
5,072 0,125 0,1315
5,071 0,130 0,1367
4 8500:5
5,072 0,125 0,1314
0,1367
5,069 0,135 0,1420
5,073 0,130 0,1367
5 8500:10
5,076 0,135 0,1418
0,1418
5,074 0,135 0,1419
5,080 0,135 0,1417
6 8500:15
5,063 0,135 0,1422
0,1455
5,073 0,140 0,1472
5,074 0,140 0,1472
7 10000:5
5,073 0,140 0,1472
0,1523
5,075 0,145 0,1524
5,083 0,150 0,1574
8 10000:10
5,068 0,140 0,1473
0,1544
5,062 0,145 0,1528
5,066 0,155 0,1632
9 10000:15
5,063 0,155 0,1633
0,1668
5,059 0,155 0,1634
Lampiran 11. Contoh perhitungan angka peroksida minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi.
Angka peroksida= 1000
)
(g xNNa2S2O3 x sampel berat blanko titrasi sampel titrasi
Normalitas Na2S2O3 = 0, 0367 N
1. Kecepatan = 7000 rpm Waktu = 5 menit
Angka peroksida= x0,0367x1000 0mgek/kg 012 , 5 05 , 0 05 ,
0
Angka peroksida= x0,0367x1000 0mgek/kg 013 , 5 05 , 0 05 ,
0
Angka peroksida= x0,0367x1000 0mgek/kg 023 , 5 05 , 0 05 ,
0
Angka peroksida rata-rata = 0mgek/kg 3 0 0 0
Lampiran 12. Data angka peroksida minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi
No Kecepatadan lama sen-trifugasi (rpm:menit) Massa sampel (g) Volume Na2S2O3
Volume Na2S2O
blanko
Angka peroksida
Rata-rata (mg ek/kg)
1 7000:5
5,012 0,05 0,05 0
0
5,013 0,05 0,05 0
5,023 0,05 0,05 0
2 7000:10
5,015 0,05 0,05 0
0
5,016 0,05 0,05 0
5,022 0,05 0,05 0
3 7000:15
5,014 0,05 0,05 0
0
5,011 0,05 0,05 0
5,013 0,05 0,05 0
4 8500:5
5,015 0,05 0,05 0
0
5,012 0,05 0,05 0
5,022 0,05 0,05 0
5 8500:10
5,006 0,05 0,05 0
0
5,009 0,05 0,05 0
5,012 0,05 0,05 0
6 8500:15
5,007 0,05 0,05 0
0
5,009 0,05 0,05 0
5,012 0,05 0,05 0
7 10000:5
5,006 0,1 0,05 0,3675
0,3667 5,008 0,1 0,05 0,3664
5,011 0,1 0,05 0,3661
8 10000:10
5,006 0,1 0,05 0,3675
0,3668 5,009 0,1 0,05 0,3663
5,005 0,1 0,05 0,3666 9 10000:15
5,006 0,1 0,05 0,3675
0,3668 5,009 0,1 0,05 0,3658
Lampiran 13. Perhitungan pembakuaan KOH 0,1 N Data penimbangan kalium biftalat
B1 = 0.360 g
B2 = 0,361 g
B3 = 0,358 g
Volume titrasi
V1 = 18 ml
V2 = 18 ml
V3 = 18,5 ml
Perhitungan Normalitas (N) KOH
N KOH= KOH ml x biftalat kalium mg 1 , 56 N1 = 18 1 , 56 360 , 0
x = 0,0977 N
N2 = 18 1 , 56 361 , 0
x = 0,0978 N
N3 = 5 , 18 1 , 56 358 , 0
x = 0,0951 N
N rata-rata =
3 0951 , 0 0978 . 0 0977 ,
0
Lampiran 14. Perhitungan pembakuaan Na2S2O3 0,01 N
Data penimbangan kalium bikromat
B1 = 0.022 g
B2 = 0,020 g
B3 = 0,024 g
Volume titrasi
V1 = 10,75 ml
V2 = 11,1 ml V3 = 11,6 ml
Perhitungan Normalitas Na2S2O3 0,01 N
N Na2S2O3 0,01 N =
tiosulfat Natrium ml x bikromat kalium mg 04 , 49 N1 = 75 , 10 04 , 49 022 , 0
x = 0,0417 N
N2 = 1 , 11 04 , 49 020 , 0
x = 0,0637 N
N3 = 4 , 11 04 , 49 024 , 0
x = 0,0421 N
N rata-ra