• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Terhadap Pencatatan Piutang Usaha Dengan Aplikasi Akuntansi Sistem Nusantara Software Pada PT. Dirgantara Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Terhadap Pencatatan Piutang Usaha Dengan Aplikasi Akuntansi Sistem Nusantara Software Pada PT. Dirgantara Indonesia"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pencatatan piutang merupakan hal yang harus diperhatikan oleh

perusahaan-perusahaan yang mengadakan penjualan secara kredit. Hal tersebut dikarenakan

piutang merupakan salah satu unsur aktiva lancar yang nilainya relatif besar dan

mempunyai resiko yang tinggi sehingga apabila tidak dicatat dengan baik,

manejemen akan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan sehingga

dapat mengakibatkan kerugian atas penjualan secara kredit kepada pelanggan.

PT. Dirgantara Indonesia adalah salah satu perusahaan yang hampir seluruh

aktivitas penjualan barang dan jasanya dilakukan secara kredit. Untuk itu sangat

dibutuhkan prosedur pengelolaan piutang yang baik dengan system pencatatan

dan pengendalian yang tepat.

Menurut Kusnadi, dkk (2001: 486) “ piutang usaha adalah hak untuk

memperoleh aktiva baik berupa kas atau lainnya dari pihak lain karena adanya

penjualan barang atau jasa yang belum dibayarkan ”.

Piutang usaha merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

diperhatikan karena berpengaruh terhadap likuiditas dan modal kerja suatu

perusahaan sebab piutang usaha masuk dalam kategori harta lancar dan

diharapkan akan dapat dicairkan dalam waktu singkat. Karena sifatnya yang dapat

dicairkan dalam waktu yang singkat tanpa adanya pencatatan dan pengawasan

yang baik, kesalahan dan penyelewengan terhadap piutang tersebut akan mudah

(2)

prosedur akuntansi yang akan digunakan, pemilihan langganan yang layak,

penetapan umur piutang, serta penetapan kebijakan tentang persentase penyisihan

piutang atas piutang yang tidak tertagih. Sehingga kesalahan dan penyelewengan

terhadap piutang serta kerugian akibat piutang yang tak tertagih dapat dihindari.

Karena jika piutang tak dapat dicairkan dalam waktu singkat akan mengganggu

kelancaran operasi perusahaan secara keseluruhan.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa peranan penjualan kredit sering

dominan dalam mencapai laba perusahaan. Dengan demikian piutang yang

merupakan akibat dari penjualan kredit inipun sama pentingnya dengan penjualan

itu sendiri, karena jika modal kerja menumpuk pada piutang dan tidak dapat

dicairkan maka kegiatan perusahaan juga tidak dapat beroperasi atau berjalan

dengan lancar.

Perusahaan harus dapat merancang sistem pencatatan piutang yang efektif dan

efisien. Dokumen-dokumen harus dibuat sebaik mungkin sehingga data yang

didokumentasikan dipastikan lengkap, valid, dan akurat. Kemudian, pemrosesan

data yang terkomputerisasi dan dengan sistem yang baik akan sangat membantu

menghasilkan informasi yang cepat dan akurat, dan yang terpenting adalah

tentang bagaimana pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah

terjadinya penggelapan atau kecurangan yang dilakukan oleh unit yang terkait

dengan piutang.

Untuk mencegah terjadinya penumpukan modal kerja pada piutang tersebut

diperlukan suatu sistem akuntansi yang baik dalam pencatatan dan pengelolaan

(3)

seperangkat sistem akuntansi yang harus dijalankan sesuai dengan prosedur untuk

mencapai tujuan tersebut.

Karena alasan yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik ingin mengetahui

bagaimana prosedur pengelolaan piutang, baik piutang lancar maupun piutang

ragu-ragu, yang diterapkan di PT. Dirgantara Indonesia. Penulis menyajikan hasil

pengamatan dan pengalaman yang didapatkan selama penulis melakukan kerja

praktek di PT. Dirgantara Indonesia, sehingga dalam penelitian ini penulis

mengambil judul “Tinjauan Terhadap Pencatatan Piutang Usaha Dengan

Aplikasi Akuntansi Sistem Nusantara Software Pada PT. Dirgantara Indonesia”.

1.2Tujuan Kerja Praktek

Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan

keterampilan yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di

lingkungan kerja.

Adapun tujuan yang lebih mendasar dari kerja praktek ini diantaranya :

1. Mengetahui Kebijakan Akuntansi Piutang di PT. Dirgantara Indonesia.

2. Mengetahui prosedur pencatatan piutang pada PT. Dirgantara Indonesia.

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dan upaya apa saja yang dihadapi

(4)

1.3Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan yang dapat diperoleh mahasiswa dengan adanya kerja

praktek, yaitu :

a. Bagi penulis

1. Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan mahasiswa untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan secara teoritis yang diperoleh selama di

bangku kuliah kedalam praktek dunia kerja yang sesungguhnya.

2. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai tinjauan terhadap piutang usaha

dengan aplikasi akuntansi sistem nusantara software pada PT. Dirgantara

Indonesia.

3. Mendapatkan gambaran pengetahuan yang sangat berguna sampai salah

satu perbandingan antara materi yang didapat diperkuliahan dengan

penetapan di instansi atau perusahaan.

b. Bagi Instansi / Perusahaan

1. Memperoleh masukan guna memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi

dalam melaksanakan kegiatan perusahaan selama ini.

2. Membantu dalam berbagai aktivitas perusahaan.

c. Bagi pihak lain

1. Sebagai bahan referensi dan acuan untuk pembaca dan penulis selanjutnya.

2. Sebagai bahan kajian dalam membandingkan antara bangku kuliah dan

(5)

1.4Metode Kerja Praktek dan Teknik Pengumpulan Data

Metode penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktek Metode

Block Release yaitu pelaksanaan kerja pada pukul 08.00 sd 15.30 WIB. Masuk

dari hari Senin sampai dengan Hari Jum’at. Hari Sabtu dan Hari Minggu libur,

serta hari Besar lainnya libur.

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis pergunakan dalam penyusunan

laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Study Lapangan (Field Research)

Penulisan melakukan observasi lapangan tentang keadaan perusahaan serta

melalui pengamatan selama satu bulan di bagian piutang usaha

 Observasi

Observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan langsung kelapangan dengan menggunakan instrumen berupa

pedoman dalam bentuk lembar pengamatan mengenai tinjauan terhadap

piutang usaha dengan aplikasi akuntansi sistem nusantara software pada PT.

Dirgantara Indonesia.

2. Studi Pustaka (Library Research)

Penulis melakukan kegiatan mencari, mempelajari dan mengumpulkan teori

serta bahan-bahan lain yang mendukung untuk penulisan yang berkaitan

dengan permasalahan yang dibahas dengan cara membaca buku-buku piutang

(6)

3. Wawancara (Inteview)

Penulis mengadakan wawancara langsung kepada pembimbing mengenai data

yang diperlukan penulis.

4. Study Dokumenter

Penulis mempelajari dokumen-dokumen (arsip) yang dipergunakan di

perusahaan khususnya di bagian penulis melakukan penelitian.

1.5Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Adapun tempat yang digunakan penulis dalam melaksanakan Kerja Praktek ini

yaitu di bagian Departemen Financial Accounting, Direktorat Keuangan PT.

Dirgantara Indonesia yang berlokasi di jalan Pajajaran No. 154 Bandung.

Dan waktu pelaksanaan Kerja Praktek di mulai sejak tanggal 1 Agustus 2010

dampai dengan tanggal 31 Agustus 2010, dari pukul 08.00 – 15.30 sedangkan

(7)

Waktu Kerja Praktek Tabel 1

Keterangan Juli Agust sept okt nov des

2010 I. Persiapan

1. Mengambil surat izin

keterangan kerja praktek

2. Survei kerja praktek

3. Mengajukan diri untuk kerja

praktek ke perusahaan

II. Pelaksanaan

1. Mengajukan surat izin kerja

praktek

2. Meminta surat pengantar

perusahaan

3. Kerja praktek

III. Pelaporan

1. Bimbingan dan Penyusunan

(8)

8 BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah Singkat PT. Dirgantara Indonesia

Didasari kebutuhan untuk melayani diri sendiri transportasi udara yang mampu

menghubungkan semua titik di Negara kepulauan ini, serta dorongan untuk

menguasai teknologi tinggi bagi percepatan pembangunan bangsa itulah antara lain

yang ikut melahirkan PT. Dirgantara Indonesia, tanggal 23 Agustus 1976 dengan

nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dengan jumlah karyawan sebanyak

1000 orang.

Berawal dri program lisensi, PT. Dirgantara Indonesia menapaki penguasaan

teknologi kedirgantaraan melalui empat tahap alih teknologi. Tahap pertama

kerjasama lisensi helicopter NBO-105 dari MBB Jerman (kini DASSA), serta

pesawat terbang NC-212 dari CASSA Spanyol di tahun 1976, disusul lisensi

helicopter Puma NSA-330 dan NAS-332 dari Aerospatiale Perancis, pada tahun

1979.

Tiga tahun kemudian tahap integrasi teknologi dilalui. Tahap ini merupakan

penggabungan kemampuan rancangbangun dan produksi antara PT. Dirgantara

Indonesia dan CASSA, yang ditandai dengan dibentuknya usaha patungan antara

keduanya dengan nama Aircraft Tecnology Industri (Airtech). Program usaha

patungan ini adalah merancang dan memproduksi pesawat angkut komputer

(9)

Sementara itu dalam rangka memantapkan kehadirannya dalam masyarakat

industry kedirgantaraan dunia serta meningkatkan kemampuannya sebagai industri

pesawat terbang, maka ditandatangani beberapa kerjasama internasional. Tahun 1982

kerjasama teknik dengan Boeing Company ditandatangani. Melalui kerjasama ini

landasan baru telah dibuat untuk menempatkan industry ini sebagai salah satu mitra

kerja Boeing. Hal ini dibuktikan ketika tahun 1987 PT. Dirgantara Indonesia mulai

memproduksi sebagian komponen pesawat boeing 737, 747, 757, 767 dan Boeing

777.Kerjasama dengan Bell Helicopter Textron ditandatangani pula pada November

1982 untuk memproduksi helicopter NBell-412.

Sebagai salah satu agen teknologi, maka pada tahun 1983 PT. Dirgantara

Indonesia mendirikan pusat perawatan mesin, yakni Universal Maintenance Centre

(UMC). Unit kerja ini bertugas merawat, memperbaiki mesin-mesin pesawat terbang

dan helicopter maupun mesin-mesin turbin gas, untuk keperluan maritim dan

industry, yang kemudian tahun 1997 menjadi anak perusahaan.

Tahun 1986 dalam rangka memperluas jangkauan produksi dan pemasaran,

industry ini berganti nama dari PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio menjadi PT.

Industri Pesawat Terbang Nusantara atau lebih dikenal sebagai IPTN. General

Dynamic (kini Lockheed), demikian juga dengan Airbus Industry.

Memasuki dasawarsa kedua, PT. Dirgantara Indonesia memasuki tahap

pengembangan teknologi yakni pengembangan dirgantara secara mandiri untuk

(10)

rancangbangun pesawat baru N250 dimulai. Keberhasilan rencangan pesawat ini

ditandai dengan peluncuran pada 10 November 1994 dan penerbangan perdananya

pada 10 Agustus 1995. Kini pesawat N250 sedang dalam proses sertifikasi serta

mencari mitra bisnis dalam rangka pengembangan lebih lanjut. Keberhasilan

penerbangan N250 dikukuhkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Memasuki dasawarsa ketiga, PT. Dirgantara Indonesia memasuki tahap penelitian

dasar dalam industry dalam rangka mempertahankan kemampuan

keunggulan-keunggulan industry Dirgantara. Untuk itu dirancang dan dukembangkan pesawat

baru N2130 yang mampu mengangkut penumpang antara 100 sampai 130 orang. Kini

pesawat tersebut dalam fase preliminary design/disain awal dan mencari mitra bisnis

dalam rangka realisasi serta pengembangan lebih lanjut.Tiga windu PT. Dirgantara

Indonesia telah menunjukan kiprahnya dalam penguasaan teknologi dan industry

kedirgantaraan. Penguasaan teknologi yang diterapkan dalam bidang design,

manufacture, quality assurance, product support, maintenance dan overhaul telah

mendapatkan pengakuan dari otoritas nasional maupun internasional. Dalam bidang

engineering : sertifikasi JAA (otoritas Erofa ) untuk CN-235-110, DGAC (otoritas

sipil-RI), IMAA (otoritas militer –RI).dalam bidang manufacture : sertifikasi dari

CASA-Spanyol, BHTI-AS dan Boeing-AS. Dalam bidang quality assurance :

sertifikasi dari GD-AS, Bae Inggris, Lockheed-AS, Boeing-AS, Daimler Benz

Aerospace-Jerman. Dalam bidang product support & maintenance overhaul repair :

(11)

Dari sisi produksi PT. Dirgantara Indonesia telah menyerahkan sekitar 300

pesawat terbang dan helicopter, serta system senjata, komponen pesawat, dan jasa

lainnya. Sekitar Rp 4.825 milyar telah dihasilkan, dengan asset kini sekitar Rp 4.642

milyar.

Ketika tahun 1997 krisis ekonomi dan moneter melanda kawasan Asia Tenggara

dan Indonesia yang berdampak pada berkurangnya potensi pasar PT. Dirgantara

Indonesia. Berkait dengan itu, sejak Oktober 1998 industri ini mempersiapkan

paradigm baru. Program restrukturisasi perusahaan yang mencakup reorientasi bisnis,

penataan ulang postur SDM, serta restrukturisasi pemodalan dan keuangan

digulirkan. Melalui restrukturisasi ini postur karyawan menyusut dari 15.000 menjadi

10.000. Puncaknya adalah perubahan nama dari IPTN menjadi PT. Dirgantara

Indonesia, dilanjutkan dengan pengukuhan Direksi baru. Nama baru ini diharapkan

melahirkan citra baru yang lebih baik.Melalui paradigm ini PT. Dirgantara Indonesia

70 % lebih berorientasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi yang telah diserap

selama tiga windu yang lalu sebagai ujung tombak dalam menghasilkan produk dan

jasa. Orientasi PT. Dirgantara Indonesia 70 % pada bisnis inti pesawat terbang serta

kompetensi lain yang berkait dengan pesawat terbang, sementara 30 % nya pada

bisnis plasma. Dengan paradigma baru ini PT. Dirgantara Indonesia melahirkan enam

profit center, dan tujuh strategic business units, serta lima usaha pendukung. Melalui

implementasi restrukturisasi sejak April 1999 lalu diharapkan industry ini menjadi

(12)

otonomi, mempercepat pengmbilan keputusan bisnis serta meningkatkan efisiensi

operasi.

Kegiatan Usaha Perusahaan

Pada awal tahun 2004, program retrukturisasi perusahaan yang mencakup

reorientasi bisnis di PT. Dirgantara Indonesia memfokuskan bisnis dari 18 menjadi 5

satuan usaha, yang meliputi

1. Aircraft

Memproduksi bebagai pesawat untuk memnuhi bebagai misi sipil, militer dan

juga misi khusus seperti NC – 22, CN – 235, NBO -105, SUPER PUMA nAS -332,

NBELL -412.

1. Aerostructure

Bisnis Aerostructure meliputi :

 Pembuatan komponen computer Aerostructure

 Pengembangan rekayasa, pengembangan komponen Aerostructure yang

baru

 Perencanaan dan pembuatan alat-alat

2. Aircraft Service

Menyediakan service pemeliharaan pesawat dan helicopter bebagai jenis,

yang meliputi penyediaan suku cadang, pembaharuan dan modifikasi struktur

(13)

3. Defence

Bisnis utama stauan usaha defence, terdidri dari produk-produk militer,

perawatan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi baik secara mekanik maupun

elektrik dengan tingkat akurasi yang tinggi, integrasi alat-alat perang dan

produksi beragam system senjata.

4. Engineering service

Bisnis satuan usaha engineering adalah memenuhi kebutuhan produk dan jasa

bidang engineering.

Kerjasam internasional yang dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia diantaranya:

PT. DI <> CASA/Spayol : NC-212, CN-235

PT. DI <> Euro Copter/ Jerman : NBO-105

PT. DI <> BHT/AMERIKA : NBELL412

PT. DI <> Eurocopter/Prancis : NAS-332

PT. DI <> Boeing/Amerika : Qialified Boeing Bidder

PT. DI <> FIAS/Prancis : Taining Fasilities

PT. DI <> BAE/Inggris : Rapier Componants

PT. DI <> Lockhead/Amerika : F-16 Components

PT. DI <> FZ/Belgia : FFAR2,75 Roket

PT. DI <> AEG/Telepunken/Jerman : SUT Torpedo

PT. DI <> GE/Amerika : UMC, Engine Overhaul C17

(14)

PT. DI <> Tubomeca/Perancis : Engine Overhaul Turbo IVC 1A

PT. DI <> Allison/Amerika : Engine Overhaul for AL 250

PT. DI <> Pratt & whitney/Kanada : Engine Overhaul PT6

PT. DI <> Rolls Royce/Inggris : Engine Overhaul Dart

PT. DI <> MHB/Perancis : L/G CN-235 Overhaul

PT. DI <> Collins (Amerika) : Avioncs Shop

2.2 Visi Misi dan Tujuan PT. Dirgantara Indonesia

Adapun misi dan visi PT. Diegantara Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Visi

Menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri dirgantara berbasis pada

penguasaan teknologi tinggi dan mampu bersaing dengan pasar modal dengan

mengandalkan keunggulan biaya.

b. Misi

Sebagai pusat unggulan di bidang industri dirgantara terutama dalam

rekayasa, rancang bangun, manufaktur, produksi dan pemeliharaan untuk

kepentingan komersial dan militer dan juga aplikasi di luar industri dirgantara.

Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek bisnis dan komersil

dan dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiki keunggulan biaya.

c. Tujuan

Melakuakan usaha di bidang perhubungan, komunikasi, pertahanan dan

(15)

optimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan untuk menghasilkan barang

dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan

atau mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan

menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.

2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang ada di PT Dirganatara Indonesia :

1. Devisi Akuntansi

2. Departemen Akuntansi Keuangan

3. Departemen Akuntansi Biaya

4. Departemen Akuntansi Manajemen

5. Departemen Dukungan Sistem Dan Prosedur

2.4 Deskrikpsi Jabatan

Job description unit organisasi direktorat keuangan yang mendukung penelitian

ini adalah divisi akuntansi, divisi akuntansi keuangan, divisi akuntansi biaya, divisi

akuntansi manajemen, dan divisi dukungan system keuangan dan prosedur. Hal

tersebut lebih dijelaskan seperti :

Divisi akuntansi

Suatu divisi atau bagian yang berfungsi :

a. Merencanakan, menyusun, memelihara prosedur, system akuntansi dan kebijakan

(16)

b. Mengimplementasikan dan mengendalikan pelaksanaan prinsip-prinsip akuntansi

yang ditetapkan ikatan akuntansi Indonesia dalam proses pencatatan akuntansi.

c. Menyajikan laporan keuangan perusahaan secara periodic yang sesuai dengan

kaidah-kaidah akuntansi umum.

Dengan misi menjamin system keuangan dan akuntansi PT Dirgantara Indonesia,

senantiasa mampu mendukung pengendalian strategis perusahaan, guna mewujudkan

misi perusahaan pada posisi mampu bersaing di pasar global sebagai industri terbang

regional.

Wewenang dan Tanggungjawab

a. Mengkoordinir perencanaan keuangan perusahaan yang berkaitan dengan sumber

pendanaan dari hasil kegiatan usaha serta usaha yang diperlukan untuk

realisasinya.

b. Mengkoordinir serta mengontrol seluruh kegiatan yang berkaitan dengan proses

akuntansi.

c. Mengkoordinir pembinaan serta pengembangan sistim akuntansi yang diperlukan

secara menyeluruh dan terpadu.

d. Mengkoordinir pembinaan serta pengembangan sistim infomasi akuntansi yang

terintegrasi dengan sistim-sistim lain yang terkait.

e. Mengkoordinasiskan seluruh fungsi/unit organisasi untuk proses penyajian

(17)

Divisi akuntansi terbagi menjadi:

1. Divisi Akuntansi Keuangan Fungsi :

1. Melaksanakan pencatatan dan pengelompokan transaksi keuangan serta

melakukan vertifikasi terhadap akun-akun seacra tepat untuk penyajian laporan

keuangan perusahaan.

2. Mengevaluasi, menganalisis transaksi-transaksi yang telah terjadi dan melakukan

eliminasi, rekonsiliasi terhadap data-data keuangan serata pembuatan subsidiary

ledger maupun general ledger untuk menghasilkan statement of account.

3. Mengkoplikasi, konsolidasi dan menganalisa transaksi dalam rangka

menyediakan laporan keuangan perusahaan dan anak perusahaan sesuai dengan

standar akuntansi, kebijakan perusahaan an regulasi terkait.

Wewenang dan tanggung jawab

1. Menganalisa dan melakukan pengawasan dari setiap transaksi keuangan, untuk

penyajian laporan keuangan berupa neraca, rigi/laba, beserta penjelasannya.

2. Melaksanakan rekonsiliasi dan konsolidasi seluruh data pendukung laporan

keuangan secara batc/manual maupun on line baik dengan pihak intern maupun

ekstern serta membuat neraca dan laba/rugi.

3. Melakukan koordinasi dan konfirmasi atas data-data keuangan di lingkungan

perusahaan maupun pihak external terkait.

(18)

5. Melaksanakan konfirmasi hutang dan piutang dengan rekanan baik di dalam

maupun luar negri.

2. Divisi Akuntansi Biaya Fungsi :

Mengkompilasa, konsodilasi dan menganalisa seluruh transaksi keuangan terhadap

akuk-akun yang tidak wajar dalam rangka menyediakan laporan keuangan

perusahaan dan anak perusahaan sesuai dengan standar akuntansi, kebijakan

perusahaan dan regulasi terkait.

Wewenang dan tanggung jawab :

1. Posting dan data entri transaksi inventory baik secara arus uang maupun arus

barang (income & outgoing) berikut perhitungan penyisihan inventory.

2. Posting dan data entrys transakasi Property (Aktiva Tetap Berwujud) dan

melakukan perhitungan penyusutan asset.

3. Menganalisa dan mengelompokan biaya ke masing-masing produk yang proses

alokasi dan pembebanan biaya ke masing-masing produk yang dihasilkan.

4. Menerbitkan listing data inventory sebagai dasar pelaksanaan Cycle Counting

Inventory dan mendistribusikan ke masing-masing Inventory Holder terkait.

5. Penelitian, Posting dan jurnal entrys terhadap perbedaan hasil Cycle Counting.

6. Menerbitkan listing data poperty sebagai dasar pelakasanaan investarisasi Aktiva

Tetap Berwujud (ATB) dan mendistribusikan ke masing-masing funsi/asset

(19)

7. Penilaian, posting dan jurnal entrys terhadap perbedaan hasil inventarisasi Aktiva

Tetap Bewujud (ATB)

8. Menetukan dan mengefaluasi produk yang dihasilkan dalam penentuan status

(Tekontrak, WIP, Barang Jadi, Scraft/Reject, dll).

9. Menganalisa dan melakukan pengawasan laporan dari setiap transaksi keuangan

untuk penyajian laporan keuangan berupa Neraca, Laba-Rugi, beserta

penjelasannya.

10..Melaksanakan rekonsiliasi dan konsolidasi seluruh data pendukung laporan

keuangan secara batch/manual maupun on line dengan pihak intern maupun

ekstern serta membuat Neraca dan Laba-Rugi.

11.Melakukan koordinasi dan konfirmasi atas data-data keuangan di lingkungan

perusahaan maupun pihak external terkait.

12.Melakukan requitment system sesuai perkembangan teknologi dan akuntansi.

3. Divisi Akuntansi Manajemen Fungsi :

Menerbitkan laporan ke manajemen tentang Operasi Perusahaan yang relevan, akurat

dan tepat waktu secara periodic terutama yang implikasinya terhadap aspek financial,

sehingga manajemen dapt mengetahui perkembangan operasi perusahaan yang dapat

dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Wewenang dan tanggung jawab :

(20)

2. Membuat format laporan kepada manajemen sesuai dengan kondisi perusahaan.

3. Melakukan evaluasi terhadap biaya-biaya dan mentukan tingkat kewajarannya.

4. Melakukan analisis varience atas budget dan realisasi biaya setip program.

5. Monitoring program/proyek yang paling kritis terhadap operasi perusahaan.

6. Menentukan metologi evaluasi Program/Proyek yang paling efektif.

7. Membuat perhitungan dasar/standar harga pokok.

8. Melakukan terhadap re-Alokasi Anggaran biaya.

4. Divisi Dukungan System Keuangan Dan Prosedur Fungsi :

Menganalisa, mengevaluasi design format-format transaksi serta standarisasi

numbering system (coding) seluruh transaksi bisnis peruahaan untuk menujang

aktivitas bisnis perusahaan dalam integrasi maupun system implementasinya agar

memudahkan pembuatan laporan keuangan secara akurat dan tepat waktu.

Wewenang dan tanggung jawab

1. Menganalisa dan mengevaluas serta mendesign kebutuhan format & coding

informasi transaksi bisnis perusahaan.

2. Menganalisa dan mengevaluasi serta mendesingn simplikasi format & coding

informasi bisnis perusahaan untuk mempercepat laporn transaksi perusahaan.

3. Mendesign serta membuat Numbering System untuk proyek-proyek Core & Non

Core Competency perusahaan.

(21)

5. Membuat manual-manual & pedoman-pedoman untuk pelaksanaannya.

6. Membuat data flow diagram untuk system informasi dan aplikasi.

7. Membuat data refference di data base maupun manual.

8. Menyiapkan kosep bisnis proses dan strategi kebijakan keuanagan.

9. Memonitor pelaksanaan manual-manual yang telah dibakukan.

(22)

22 BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Bidang Pelaksanaan Praktek Kerja

Berdasarkan pelaksanaan kuliah kerja praktek di PT. Dirgantara Indonesia penulis

ditempatkan di departemen akuntansi keuangan.

Bagian ini bertugas :

1. Dokumen Transaksi

a. Menerima copy dokumen rekapitulasi posisi hutang piutang yang di

kompensasi (PK) beserta lampirannya dari bagian verifikasi.

b. Menerima dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan (BB) atas penerimaan

piutang yang dilampiri dengan dokumen Nota Kredit atau Advice Credit dari

bank dengan mencantumkan nomor Commercial Invoice dan kode pelanggan

(customer code) dari bagian perbendaharaan.

c. Menerima semua dokumen transaksi dari bagian perbendaharaan dan

penagihan di posting sesuai klasifikasinya paling lambat 2 (dua) hari kerja

setelah menerima.

2. Dokumen Konfirmasi dan atau Rekonsiliasi

a. Menerima copy hasil rekonsiliasi posisi piutang dengan customer dari bagian

(23)

b. Menerbitkan dan mengirimkan posisi piutang secara periodik dalam bentuk

rekapitulasi piutang atau aging piutang dan atau subsidiary ledger kepada

bagian penagihan.

c. Menerima daftar, catatan/penjelasan adanya perbedaan informasi piutang

antara catatan akuntansi dengan data monitoring bagian penagihan, dari bagian

penagihan.

d. Melakukan monitoring setiap akun piutang dan melaporkan sesuai dengan

kebutuhan bila ada perubahan informasi atau mutasi nilai.

e. Melakuakan posting setelah diketahui adanya perbedaan nilai, perhitungan atau

informasi lainnya sesuai data/informasi terkini atau adanya kesalahan posting,

klasifikasi atau data lainnya yang belum dicatat.

f. Melakukan perhitungan penyisihan secara periodik dan posting sesuai

akun-akun .

Di bagian ini penulis bertugas melakukan mencocokan, menyatukan,

mengurutkan dan menyusun, serta mengarsipkan dokumen-dokumen Bukti Kas/Bank

Penerimaan beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti Kas/Bank Penerimaan dan

Bukti Kas/Bank Pengeluaran beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti Kas/Bank

Pengeluaran berdasarkan nomor transaksi dengan menggunakan aplikasi Akuntansi

(24)

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek

Kuliah kerja praktek dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah disepakati

antara pihak penulis dengan pihak perusahaan, dalam pelaksanaan kerja praktek

dilakukan dalam suatu periode tertentu yaitu dari tanggal 1 Agustus sampai 31

Agustus 2010. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan kuliah kerja

praktek ini dengan melakukan beberapa kegiatan yang ada di PT. Dirgantara

Indonesia dan pengamatan di Pencatatan Piutang Usaha.

Selama penulisan melaksanakan kuliah kerja praktek di PT. Dirgantara Indonesia

penulis diberi tugas yang sekiranya dapat dikuasai oleh penulis. Adapun tugas penulis

selama penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di PT. Dirgantara Indonesia adalah

sebagai berikut :

1. Mencocokan dan memeriksa dokumen nomor transaksi, nomor bukti, dan nilai

pada Bukti Kas/Bank Penerimaan beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti

Kas/Bank Penerimaan.

2. Mencocokan dan memeriksa dokumen nomor transaksi, nomor bukti, dan nilai

pada Bukti Kas/Bank Pengeluaran beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti

Kas/Bank Pengeluaran.

3. Menyatukan dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan beserta lampirannya dengan

Jurnal Bukti Kas/Bank Penerimaan.

4. Menyatukan dokumen Bukti Kas/Bank Pengeluaran beserta lampirannya dengan

(25)

5. Mengurutkan dan menyusun semua dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan beserta

lampirannya dengan Jurnal Bukti Kas/Bank Penerimaan dan Bukti Kas/Bank

Pengeluaran beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti Kas/Bank Pengeluaran

berdasarkan nomor transaksi dengan menggunakan aplikasi Akuntansi Sistem

Nusantara Software.

6. Mempelajari Prosedur Administrasi (AP) Pengelolaan Akun Piutang.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Kebijakan Akuntansi Piutang di PT. Dirgantara Indonesia 3.3.1.1 Pengertian Piutang

Bagi beberapa perusahaan, piutang merupakan salah satu unsur terpenting

dalam aktiva lancar karena biasanya hanya membutuhkan satu tahapan lagi untuk

dapat dikonversikan menjadi kas. Begitu pula dengan PT. Dirgantara Indonesia

piutang menjadi salah satu hal yang penting, karena dalam kegiatan operasinya

melakukan penjualan secara kredit. Piutang usaha adalah piutang kepada pihak

pelanggan (customer) PT. Dirgantara Indonesia yang timbuk dari transaksi penjualan

barang dan atau jasa yang belum diterima pembayarannya. Sedangkan piutang

lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi selain-lain penjualan barang dan atau jasa

yang belum diterima pembayarannya.

(26)

Sedangkan pengertian untuk tujuan akuntansi adalah segala tagihan atau

klaim yang pelunasannya dengan menggunakan uang. PT. Dirgantara Indonesia

memberikan penjualan secara kredit selain ke pelanggan juga diberikan kepada anak

perusahaannya.

Secara umum piutang dihasilkan sebagai akibat dari transaksi penjualan

barang atau dalam pelaksanaan jasa kredit dari hasil kegiatan utama perusahaan yang

dikenal dengan istilah piutang usaha/account receivable (trade receivable). Selain

trade receivable yang merupakan tagihan atau klaim perusahaan yaitu merupakan

bukan piutang usaha (nontrade receivable), yang merupakan tagihan perusahaan pada

pihak lain yang diakibatkan bukan dari hasil kegiatan penjualan barang atau jasa

secara kredit.

Nontrade receivable meliputi transaksi-transaksi :

1. Penjualan surat-surat berharga atau aktiva tetap

2. Uang muka kepada pemegang saham, direksi, officers, karyawan, dan perusahaan

afiliasi

3. Uang muka kepada kreditur, pembayaran biaya-biaya di muka

4. Pembatalan kontrak pembelian saham (subscription of capital stock default), dan

lain-lain.

Berdasarkan kebijakan akuntansi piutang di PT. Dirgantara Indonesia nomor

63-KP-002, piutang dicatat dan dilaporkan berdasarkan nilai bersih yang dapat

(27)

sedangkan cadangan penyisihan piutang sebagai unsur pengurang untuk

menghasilkan nilai bersih piutang. Piutang bruto disajikan setelah memperhitungkan

retur dan diskon yang diberikan. Ada terdapat dua jenis piutang usaha, yaitu :

1. Piutang usaha

Piutang usaha timbul pada saat barang atau jasa diserahkan sebagian atau

seluruhnya kepada pelanggan (customer) dan telah memenuhi persyaratan untuk

ditagihkan sesuai dengan perjanjian/krontrak. Piutang usaha ini disajikan sebagai

aktiva lancar dalam laporan neraca.

2. Piutang usaha yang belum difakturkan

Piutang usaha yang timbul pada saat barang atau jasa diserahkan ebagian atau

seluruhnya kepada pelanggan (customer), namun belum dapat ditagihkan karena

masih ada persyaratan yang belum dipenuhi sesuai dengan perjanjian/kontrak.

Piutang usaha yang belum difakturkan disajikan sebagai aktiva tidak lancar

lainnya dalam laporan neraca.

Kebijakan untuk penyisihan dan cadangan penyisihan piutang di PT.

Dirgantara Indonesia terhadap piutang kepada anak perusahaan dan piutang usaha

yang belum difakturkan tidak dilakukan penyisihan, sedangkan untuk piutang usaha

lainnya pada akhir suatu periode akuntansi dilakukan penyisihan dan membentuk

cadangan penyisihan piutang usaha dan cadangan penyisihan piutang lainnya.

Presentasi penyisihan piutang usaha dan piutang lainnya digolongkan berdasarkan

(28)
[image:28.612.152.524.114.228.2]

Tabel 2

Daftar Umur Piutang

Umur Piutang % Penyisihan Keterangan 1. 0 s/d 12 bulan

2. 13 s/d 24 bulan 3. 25 s/d 36 bulan

4. Lebih dari 36

bulan

0% 25% 50% 100%

Dari saldo piutang Dari saldo piutang Dari saldo piutang

Dari saldo piutang yang diyakini tidak tertagihkan

Untuk piutang usaha lainnya yang secara yuridis perusahaannya dinyatakan

pailit atau secara fakta tidak mungkin dapat ditagih, maka besaran cadangan

penyisihan piutang ditetapkan berdasarkan hasil analisis dari fungsi-fungsi terkait,

dan untuk meyakini tidak tertagihnya piutang tersebut, perlu dilakukan konfirmasi

piutang dan analisa case by case piutang, penggolongan umur piutang.

Kebijakan untuk penghapusan piutang di PT. Dirgantara Indonesia adalah

piutang yang telah diyakini tidak tertagih, dihapuskan dari pembukuan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Apabila piutang yang telah dihapuskan namun customer

dikemudian hari menerbitkan pernyataan sanggup untuk membayar seluruhnya atau

sebagian hutangnya, maka kesanggupan tersebut diakui sebagai piutang usaha, dan

sebagai tandingannya apabila masih dalam suatu periode akuntansinya maka diakui

sebagai akun pendapatan lain. Selain itu juga apabila terdapat penerimaan piutang

yang telah dihapuskan (tanpa ada pernyataan kesanggupan lebih dulu), maka

(29)

3.3.2Prosedur dalam pelaksanaan pencatatan piutang pada PT. dirgantara Indonesia

Piutang usaha yang belum difakturkan muncul karena adanya penjualan kredit

kepada pelanggan. Sebagian besar PT. Dirgantara Indonesia penjualannya dilakukan

secara kredit kepada instansi pemerintah, perusahaan swasta, anak perusahaan, dan ke

pihak luar negeri.

Penjualannya berupa pesawat terbang, spare part pesawat terbang, komponen

pesawat terbang, dan jasa pemeliharaan dan perawatan pesawat terbang yang

dilakukan oleh technical assistant. Pada umumnya pesawat terbang dan komponen

pesawat dibuat berdasarkan pesanan dari pelanggan. Untuk pemerintah, biasanya PT

DI mengikuti tender dan untuk yang lainnya perusahaan swasta, anak perusahaan,

dan perusahaan luar negeri penjualannya dilakukan berdasarkan pesanan.

Setelah terjadi kesepakatan antara PT Dirgantara Indonesia dan pelanggan

(customer), maka dilakukan prosedur pencatatan piutang dengan tahapan sebagai

berikut :

1. Dibuatkan surat kontrak/perjanjian penjualan yanga salah satunya memuat

tentang potongan penjualan (termin penjualan) dan pengiriman barang.

2. Setelah mendapat persetujuan dari bagian verifikasi sesuai dengan kebijakan

piutang, selanjutnya akan diproses untuk dikompensasikan sebagai piutang usaha

(30)

3. Selanjutnya menyerahkan daftar hutang piutang (PK) yang telah dikompensasikan

kepada bagian penagihan.

4. Setelah bagian penagihan menerima daftar hutang piutang (PK), langkah

selanjutnya adalah menerbitkan berita acara kemponsasi hutang piutang (BK)

beserta lampirannya untuk diserahkan ke bagian akuntansi.

5. Selain itu juga bagian penagihan akan menerbitkan dokumen melalui komputer,

yaitu Pra Commercial Invoice (CJ), Commercial Invoice (CI), Credit Note (CR)

atas transakasi yang dilampir antara lain Nota Kredit Bank, Berita Acara

Kompensasi Hutang PIutang, Hasil konfirmasi piutang, Surat Setoran Pajak

(SSP), dan Nota Debet Bank Penghapusan Piutang (sesuai persetujuan pemegang

saham) semua dokumen transaksi tersebut dikirimkan paling lambat 2 (dua) hari

kerja setelah diterbitkan kepada bagian akuntansi.

6. Selanjutnya apabila bagian perbendaharaan menerima pembayaran piutang dari

customer, maka bagian ini menerbitkan dan mengirimkan dokumen Bukti

Kas/Bank Penerimaan ata penerimaan piutang yang dilampiri dengan dokumen

Nota Kredit atau Advice Credit dari bank dengan mencantumkan Nomor

Commercial Invoice (CI) dan kode pelanggan (customer code) kepada bagian

akuntansi.

7. Setelah bagian akuntansi menerima dokumen Bukti Piutang beserta lampirannya

dan Berita Acara Kompensasi Hutang Piutang (BK) beserta lampirannya dari

(31)

penerimaan piutang yang dilampiri dengan dokumen Nota Kredit atau Advice

Credit dari bank dengan mencantumkan Nomor Commercial Invoice (CI) dan

kode pelanggan (customer code) dari bagian perbandaharaan.

8. Selanjutnya dilakukan pencatatan atau posting atas transaksi piutang sesuai

klasifikasi piutangnya.

Setelah semua selesai, maka dilakukan konfirmasi dan rekonsiliasi dengan

tahapan sebagai berikut :

1. Bagian penagihan melakukan rekonsiliasi terhadap posisi piutang dengan

customer melalui komputer dan mengirimkan copy hasil rekonsiliasi tersebut ke

bagian akuntansi.

2. Selanjutnya hasil copy tersebut akan di input melalui komputer oleh bagian

akuntansi dan selanjutnya menerbitkan dan mengirimkan dokumen posisi piutang

secara periodik dalam bentuk rekapitulasi piutang dan atau Aging Piutang dan

atau Subsidary Ledger kepada bagian penagihan.

3. Selanjutnya oleh bagian penagihan dokumen posisi piutang diperiksa tersebut

diperiksa dan dicocokan dengan data master piutang.

4. Setelah memeriksa dan mencocokan dengan data master piutang yang berbeda

pada bagian penagihan, dan tidak terdapat perbedaan maka dokumen posisi

piutang akan memuat daftar, cacatan/penjelasan adanya perbedaan informasi

piutang antara catatan akuntansi dengan data monitoring (data master) pada

(32)

5. Selanjutnya daftar perbedaan tersebut diperiksa dan dicocokan dengan data

master piutang yang berada di bagian akuntansi.

6. Setelah diketahui adanya perbedaan nilai maka bagian akuntansi akan melakukan

koreksi/posting perhitungan atau informasi lainnya sesuai data/informasi terkini

atau adanya kesalahan posting nilai, klasifikasi atau data lainnya yang belum

dicatat.

7. Selain itu juga bagian akuntansi akan melakukan perhitungan revaluasi secara

periodik dan posting sesuai akun-akunnya.

Contoh-contoh jurnal dalam pencatatan piutang :

1. Timbulnya Piutang dan Akuntansinya

a. Penjualan barang/jasa

Tgl Akun Debet Kredit

Piutang usaha

Pendapatan usaha

xxx

xxx

b. Pemberian Pinjaman

Tgl Akun Debet Kredit

Piutang pegawai

Kas

xxx

(33)

2. Kerugian Piutang

Transaksi Akun Debet Kredit

Membentuk

Cadangan

Beban Kerugian Piutang

Cadangan Kerugian Piutang

xxx

xxx

Menghapus

Piutang

Cadangan Kerugian Piutang

Piutang xxx xxx Menerima Piutang yang telah dihapuskan Piutang

Cadangan Kerugian Piutang

Kas Piutang xxx xxx xxx xxx

Menyesuaikan Akun Cadangan.

Pada akhir tahun dilakukan penyesuaian berdasarkan :

a. Penjualan

b. Saldo piutang

Tgl Akun Debet Kredit

Beban Kerugian Piutang

Penyisihan Ker. Piutang

xxx

(34)

3.3.2.1Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan Pencatatan Piutang PT. Dirgantara Indonesia

Dokumen dan laporan yang digunakan dalam pencatatan piutang PT.

Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Pra Commercial Invoice (CJ)

Merupakan dokumen untuk mengakui jenis valuta, satuan, jumlah dan informasi

penting lainnya, atas prestasi pekerjaan yang telah dicapai namun belum sesuai

dengan perjanjian/kontrak.

2. Bukti Jurnal Pra Cmmercial Invoice (JV)

Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan catatan akuntansi

pengakuan pendapatan yang belum difakturkan.

3. Commercial Invoice (CI)

Merupakan dokumen yang digunakan untuk mengakui piutang usaha dan piutang

lainnya yang menuat informasi tentang harga, jenis valuta, satuan, jumlah dan

informasi penting lainnya, yang telah memenuhi persyaratan untuk ditagihkan

sesuai dengan perjanjian kontrak.

4. Bukti Jurnal Faktur (JF)

Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan catatan akuntansi atas

(35)

5. Bukti Bank Penerimaan (BB)

Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan penerimaan uang ke kas

perusahaan atas dasar dokumen-dokumen yang sah antara lain, Nota Kredit Bank,

bukti setoran kas atau Advice Bank dari bank.

6. Bukti Jurnal Kas/Bank Penerimaan (JI)

Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan catatan akuntansi

penerimaan uang ke kas/bank perusahaan atas dasar dokumen-dokumen yang sah

antara lain Nota Kredit Bank, bukti setoran kas atau Advice Bank dari bank.

7. Credit Note (CR)

Formulir yang memuat informasi tentang jumlah, jenis valuta, nama dan alamat

vendor, nomor invoice, nomor referensi dan informasi penting lainnya atas

pengurangan, pengembalian dan pembatalan sebagian atau seluruhnya atas

penjualan dan atau pengiriman barang dan jasa oleh perusahaan kepada customer.

8. Bukti Memorial Faktur (MN)

Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan biaya bank yang dipotong

oleh bank, uang muka pajak PPh pasal 22 & 23 oleh pelanggan atas penjualan

barang dan jasa.

9. Bukti Jurnal Memorial Faktur ACR (JR)

Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan koreksi atas pembatalan

(36)

10.Berita Acara Kompensasi Hutang-Piutang (BK)

Merupakan formulir Berita Acara Kompensasi Hutang-Piutang yang memuat

informasi tentang tanggal, bulan, tahun, nama dan jabatan yang mewakili

masing-masing perusahaan untuk melaksanakan kompensasi hutang-piutang, pernyataan

kesepakatan kedua pihak, daftar hutang-piutang yang akan dikompensasikan dan

informasi penting lainnya terhadap kompensasi hutang-piutang.

11.Rekapitulasi Posisi Hutang-Piutang yang Di Kompensasikan (PK)

Merupakan formulir daftar hutang-piutang yang akan dikompensasikan yang

memuat informasi tentang daftar nomor Commercial Invoice, tanggal, bulan,

tahun, jenis valuta, nomor Bukti Voucher, tanggal, bulan, tahun, nomor invoice

dan informasi penting lainnya terhadap kompensasi hutang-piutang.

12.Bukti Memo Kompensasi Hutang-Piutang (MS)

Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan nilai hutang dengan bukti

voucher tagihan dari pihak ketiga dan piutang dengan bukti Commercial Invoice

yang ditagihkan kepada pihak ketiga yang dikompensasikan.

13.Bukti Jurnal Memorial (JM)

Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan catatan akuntansi

berdasarkan metode perhitungan yang ditetapkan, reklasifikasi, pembebanan,

(37)

14.Jurnal Kompensasi (JK)

Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan kompensasi antara

hutang dan piutang.

3.3.2.2Fungsi Unit Yang Terkait

Adapun unit organisasi yang terkait dalam piutang PT. Dirgantara Indonesia

adalah verifikasi, penagihan, perbendaharaan dan akuntansi.

1. Fungsi Verifikasi

1. Menerbitkan dan menyerahkan daftar hutang yang dikompensasikan

kepada Fungsi Penagihan.

2. Menerima copy Berita Acara Kompensasi Hutang-Piutang (BK) beserta

lampiran daftar hutang piutang (PK) dan copynya dari Fungsi Penagihan.

3. Menerbitkan dan mengirimkan dokumen rekapitulasi posisi Hutang Piutang

yang di kompensasi (PK) beserta lampirannya kepada Fungsi Akuntansi.

2. Fungsi Penagihan.

1. Dokumen Transaksi

a. Menerbitkan dan mengirimkan dokumen Pra Commercial Invoice (CJ)

beserta lampirannya kepada Fungsi Akuntansi.

b. Menerbitkan dan mengirimkan copy dokumen Commercial Invoice (CI)

beserta lampirannya kepada Fungsi Akuntansi.

c. Menerbitkan dan mengirimkan copy dokumen Credit Note (CR) kepada

(38)

d. Menerbitkan dan mengirimkan Memorial Faktur (MN) kepada Fungsi

Akuntansi.

e. Menerima daftar hutang yang dikompensasikan dari Fungsi Verifikasi.

f. Menerbitkan Berita Acara Kompensasi Hutang-Piutang (BK) beserta

lampiran daftar hutang piutang (PK) dan menyerahkan copynya kepada

Fungsi Akuntansi dan Fungsi Verifikasi.

g. Semua dokumen transaksi dikirimkan paling lambat 2 (dua) hari kerja

setelah diterbitkan kepada Fungsi Akuntansi

2. Dokumen Konfirmasi dan atau Rekonsiliasi

a. Melakukan rekonsiliasi terhadap posisi piutang dengan customer dan

mengirimkan copy hasil rekonsiliasi beserta lampirannya tersebut kepada

Fungsi Akuntansi

b. Menerima posisi Piutang secara periodik dalam bentuk rekapitulasi Piutang

dan atau Aging Piutang dan atau Subsidiary Ledger dari Fungsi Akuntansi.

c. Membuat daftar, catatan/penjelasan jika adanya perbedaan informasi

piutang antara catatan Akuntansi dengan data monitoring Fungsi

Penagihan, copy daftar catatan/penjelasan perbedaan tersebut dikirimkan

kepada Fungsi Akuntansi.

d. Semua dokumen konfirmasi atau rekonsiliasi dikirimkan paling lambat 2

(39)

3. Fungsi Perbendaharaan.

1. Menerbitkan dan mengirimkan dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan (BB)

atas penerimaan Piutang yang dilampiri dengan dokumen Nota Kredit atau

Advice Credit dari Bank dengan mencantumkan Nomor Commercial

Invoice (CI) dan kode pelanggan (customer code) kepada Fungsi

Akuntansi.

2. Semua dokumen transaksi dikirimkan paling lambat 2 (dua) hari kerja

setelah nota bank diterima kepada Fungsi Akuntansi. Apabila keterangan

nomor Commercial Invoice (CI) pada nota tidak ada maka dokumen

diserahkan kepada fungsi akutansi paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah

konfirmasi nomor Commercial Invoice (CI) diterima dari fungsi penagihan.

4. Fungsi Akuntansi.

1. Dokumen Transaksi

a. Menerima dokumen Pra Commercial Invoice (CJ) dari Fungsi Penagihan.

b. Menerimacopy dokumen Commercial Invoice (CI) dari Fungsi Penagihan.

c. Menerima Credit Note (CR) beserta lampirannya dari Fungsi Penagihan.

d. Menerima Memorial Faktur (MN) dari Fungsi Penagihan.

e. Menerima copy Berita Acara Kompensasi Hutang-Piutang (BK) beserta

lampiran daftar hutang piutang (PK) dari Fungsi Penagihan.

f. Menerima copy dokumen rekapitulasi posisi Hutang Piutang yang di

(40)

g. Menerima dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan (BB) atas penerimaan

Piutang yang dilampiri dengan dokumen Nota Kredit atau Advice Credit

dari Bank dengan mencantumkan Nomor Commercial Invoice dan kode

pelanggan (customer code) dari Fungsi Perbendaharaan.

h. Semua dokumen transaksi yang diterima dari Fungsi Perbendaharaan dan

Fungsi Penagihan di posting sesuai klasifikasinya paling lambat 2(dua) hari

kerja setelah diterima.

2. Dokumen Konfirmasi dan atau Rekonsiliasi

a. Menerima copy hasil rekonsiliasi posisi piutang dengan customer dari

Fungsi Penagihan.

b. Menerbitkan dan mengirimkan posisi Piutang secara periodik dalam bentuk

rekapitulasi Piutang dan atau Aging Piutang dan atau Subsidiary Ledger

kepada Fungsi Penagihan.

c. Menerima daftar, catatan/penjelasan adanya perbedaan informasi piutang

antara catatan Akuntansi dengan data monitoring Fungsi Penagihan, dari

Fungsi Penagihan.

d. Melakukan monitoring setiap akun piutang dan melaporkan sesuai dengan

kebutuhan bila ada perubahan informasi atau mutasi nilai.

e. Melakukan posting setelah diketahui adanya perbedaan nilai, perhitungan

atau informasi lainnya sesuai data/informasi terkini atau adanya kesalahan

(41)

f.Melakukan perhitungan penyisihan secara periodik dan posting sesuai

dengan akun-akunnya.

Untuk tujuan akuntansi nontrade receivable pencatatannya harus dipisahkan

dari account receivable, demikian pula dalam pelaporannya dalam laporan keuangan.

Gelinas dan Sutton (2001:355) dalam bukunya yang berjudul Accouting

Information Sistem, unit organisasi yang terkait dalam sistem Billing Accounts

Receivable/Cash Receipt adalah :

1. Departemen Kredit

Departemen ini yang memberikan otoritas pembelian kredit dan

merekomondasikan denganpenghapusan piutang.

2. Departemen Piutang

Departemen ini yang membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada

konsumen, serta yang mengirimkan data yang berhubungan dengan sistem Billing

Accounts Receivable/Cash Receipt (penambahan/pengurangan piutang pelanggan)

kepada sistem General Ledger.

3. Kasir

Menerima kas dari pelanggan yang menyetorkannya ke bank serta

(42)

3.3.3Hambatan-hambatan dalam proses pencatatan piutang pada PT. Dirgantara Indonesia.

Beberapa hambatan yang sering muncul dalam proses pencatatan piutang adalah

sebagai berikut :

1. Sistem yang berjalan tidak konsisten, seperti perubahan aplikasi pada komputer

yang sering berubah-ubah dan menyebabkan eror, sehinga menggangu dalam

proses pencatatan piutang.

2. Human error dalam pencatatan, posting, dan lain-lain diantara bagian penagihan

dan akuntansi yang disebabkan pegawai kurang teliti.

3. Kendala Perbedaan saldo antara hasil catatan bagian penagihan dan bagian

akuntansi, disebabkan karena kurangnya informasi antara setiap bagian.

3.3.3.1Upaya untuk mengatasi hambatan dalam proses pencatatan piutang pada PT. Dirganta Indonesia.

Setelah dianalisis maka harus diadakan upaya atau solusi agar hambatan dapat

teratasi,sehingga tidak mengganggu dalam proses pencatatan piutang, upaya-upaya

untuk mengatasi hambatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan sebaiknya menggunakan sistem yang tetap. Apabila ada perubahan

sistem, hendaknya dikonfirmasikan pada semua bagian yang bertugas mencatat

piutang usaha, sehingga tidak terjadi perbedaan dalam mencatat piutang usaha,

selain itu komputer harus sering di cek, agar tidak ada kerusakan yang

(43)

2. Sumber daya yang berperan sebaiknya yang berkompeten dan lebih teliti dalam

mengerjakan pencatatan, posting, dan lain-lain.

3. Mengirimkan Bukti Kas/Bank dari bagian perbendaharaan tidak hanya ke bagian

akuntansi saja melainkan ke bagian penagihan juga. Sehingga akan meminimalisir

(44)

44 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan anlisa terhadap proses Pencatatan Piutang

Usaha di PT. Dirgantara Indonesia maka penulis memberikan kesimpulan bahwa :

1. Kebijakan untuk penyisihan dan cadangan penyisihan piutang di PT. Dirgantara

Indonesia terhadap piutang kepada anak perusahaan dan piutang usaha yang

belum difakturkan tidak dilakukan penyisihan, sedangkan untuk piutang usaha

lainnya pada akhir suatu periode akuntansi dilakukan penyisihan dan membentuk

cadangan penyisihan piutang usaha dan cadangan penyisihan piutang lainnya.

2. Prosedur pencatatan piutang usaha dengan aplikasi akuntansi sistem nusantara

software pada PT. Dirgantara Indonesia sudah dilakukan dengan sistem

pengendalian yang baik terdiri dari verifikasi dokumen-dokumen pendukung

tagihan, pembuatan invoice, pencatatan jurnal piutang usaha, proses penagihan,

proses pencatatan pelunasan piutang usaha dan sampai dengan proses pengarsipan

dokumen-dokumen transaksi piutang.

3. Terdapat beberapa hambatan yang membuat proses pencatatan piutang usaha

terhambat. Yang sering menjadi penghambat adalah pengiriman barang, sehingga

(45)

4.2. Saran

Setelah melihat kepada tinjauan teori dalam membandingkan dengan apa yang

terjasi di PT. Dirgantara Indonesia dan berdasarkan hasil pengamatanyang penulis

lakukan selama melaksanakan Kuliah Kerja Praktek, maka ada beberapa hal yang

dapat penulis sarankan :

1. Kebijakan perusahaan atas penyisihan piutang usaha (daftar umur piutang),

sebaiknya disesuaikan dengan sifat barang yang dijual yang memerlukan jangka

waktu yang relatif panjang atau pendek.

2. Penulis menyarankan perusahaan mengubah Sistem Flowcharting Symbols

(symbol system arus data) pada flowchart prosedur pencatatan akun piutang

yang belum tepat, sehingga pembaca flowchart tersebut tidak keliru

membacanya dan dapat mengerti alur kegiatan.

3. Memperhatikan ketepatan waktu dalam mengirimkan barang kepada konsumen

untuk menghindari keterlambatan pengiriman barang serta dapat meningkatkan

(46)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Diploma Tiga Program Studi Akuntansi

Oleh : Lisda Nurmawiah

Nim : 21308031

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(47)

iv

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek ... 3

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 4

1.4 Metode Kerja Praktek dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 6

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 8

2.2 Visi Misi dan Tujuan Perusahaan ... 14

2.3 Struktur Organisasi ... 15

2.4 Deskripsi Jabatan ... 17

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 22

3.2Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 24

3.3Pembahasan Hasil Laporan Kerja Praktek ... 25

(48)

v

3.3.2.2 Fungsi Unit Yang Terkait ... 37

3.3.3 Hambatan Dalam Proses Pencatatan Piutang ... 42

3.3.3.1 Upaya untuk mengatasi hambatan ………... 42

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 44

4.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(49)

vi

Halaman

Tabel 1 Jadwal Kerja Praktek ... 7

(50)

vii

Halaman

(51)

Santoso, Imam. 2007. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermedit Accounting).

Bandung : PT. Refika Aditama.

Gelinas dan Sutton. 2001. Accounting Informasi System. USA : South

Western-Thomson Learning.

Divisi Akuntansi-Direktorat Keuangan & Administrasi. (April 2008), Manual

Akuntansi.

Niswonger, et al. 1999. Accounting, Nineteenth Edition (Terjemahan). Jakarta :

(52)

Nama Lengkap : Lisda Nurmawiah

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 12 Maret 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Bbk Loa No Rt 02/02, Gunung Batu, Cimahi 40514

DATA PENDIDIKAN

No. Tingkat Nama Sekolah Tempat Tahun Ijazah

1. SD SDN. Pasirkaliki V Bandung 1996-2002

2. SMP SMPN 2 Pangkal Pinang Bangka 2002-2005

3. SMA SMAN 6 Cimahi 2005-2008

4 Perguruan

Tinggi

Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM)

Bandung

(53)

i

Dengan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga

penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan Judul

“Tinjauan Terhadap Pencatatan Piutang Usaha Dengan Aplikasi

Akuntansi Sistem Nusantara Software Pada PT. Dirgantara Indonesia”. Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis menyadari

masih banyak terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis

dalam pengetahuan dan pengalaman bidang ini.

Laporan Kerja Praktek ini dibuat sebagai syarat menempuh program

D-3 jurusan Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Berbagai cara dan usaha telah penulis lakukan untuk pengolahan dan

penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini sesuai dengan apa yang telah

didapatkan selama mengikuti Kerja Praktek pada “PT. Dirgantara Indonesia”,

tetapi keterbatasan kemampuan yang penulis miliki serta sifat khilaf yang

senantiasa menyertai setiap manusia. Oleh Karen itu penulis merasa masih

harus diperbaiki, dengan begitu penulis sangat meharapkan saran dan kritik

yang membangun dari semua pihak guna dijadikan pedoman dan pegangan di

(54)

ii terhormat :

1. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto,M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Sri Dewi Anggadini,SE.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Lilis Puspitawati,SE.,M.Si. selaku Sekretaris Program Studi

Akuntansi Universitas Komputer Indonesia, dan Pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan serta waktunya dalam

menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.

5. Ibu Siti Kurnia Rahayu, SE.,Ak.,M.Ak. selaku dosen wali 3AK5.

6. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan karyawan UNIKOM yang telah

membekali penulis dengan pengetahuan dan membantu penulis dalam

menyusun laporan kerja praktek ini.

7. Bapak Denny Framudiana, selaku pembimbing penulis di PT. Dirgantara

Indonesia yang telah memberikan banyak pengetahuan dan informasi yang

(55)

iii

Indonesia, Bapak Ali, Bapak Dimas, Bapak Besar, Bapak Tatang, Bapak

Rudi, Ibu Erni, Ibu Yanti, dan seluruh staf PT. Dirgantara Indonesia, yang

selalu ramah dan membuat penulis berada di rumah selama kerja praktejk

disana dan selalu memberikan support, yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

10.Orang tua tercinta, serta adik dan kakak yang telah memberikan dukungan

baik secara moril maupun materil, serta masukan atas motivasi dan

doanya

11.Gizka Defli Flamico, yang selalu memberikan dukungan selama

pelaksanaan kerja praktek dan pembuatan laporan sampai dengan selesai.

12.Sahabatku Elisya Sofiah, Ingwie Valentine Sanjani, Irnes Septiani, Riska

Andriani, Desti Andiani yang selalu menemaniku dalam suka maupun

duka serta membantuku dalam menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini.

13.Teman-teman seperjuangan di 3AK5

(56)

iv

sia dan dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.

Bandung, Desember 2010

Gambar

Tabel 2 Daftar Umur Piutang

Referensi

Dokumen terkait