Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
Disusun oleh:
Eka Safitri Kusumadewi NIM : 107015002192
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
i
Meningkatkan Minat Belajar IPS Siswa di SDN Pondok Pinang 012 Pagi Jakarta (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Pondok Pinang 012 Pagi Jakarta).
Pada siswa tingkat sekolah dasar memiliki tingkat perkembangan kognitif yang berbeda dari siswa sekolah pada jenjang berikutnya. Dalam perkembangan intelektualnya, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasi konkrit, bila dalam pembelajaran IPS tidak diberikan contoh yang konkrit maka para siswapun akan merasa kesulitan untuk mempelajarinya dan berujung pada kurangnya minat belajar para siswa terhadap mata pelajaan IPS, sehingga diperlukan media pembelajaran sebagai penyalur informasi yang akan diberikan guru terhadap siswa. Media pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam proses pembelajaran. Salah satu dari media pembelajaran itu sendiri adalah media visual yakni media yang di bentuk menjadi beberapa media pembelajaran berupa poster dan juga papan pembalik. Peranan media visual dalam pembelajaran sangatlah menunjang pada peningkatan minat belajar siswa di tingkat sekolah dasar. Para siswa menjadi lebih berminat untuk mengikuti proses pembelajaran IPS yang berakhir dengan hasil yang melampaui nilai KKM yang telah ditentukan sekolah.
Untuk lebih dapat mendalami pokok permasalahan yang terjadi, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) di SDN Pondok Pinang 012 Pagi Jakarta. Dalam penelitian yang dilakukan digunakan dua siklus yang tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu Perencanaan(Planning), Tindakan(Acting), Pengamatan(Observation) dan Refleksi(Reflecting).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan media visual dalam meningkatkan minat belajar IPS siswa, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media visual dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa dan juga membantu siswa untuk memahami konsep pembelajaran sehingga para siswa dapat memaksimalkan pembelajaran dan mencapai nilai yang sesuai dengan KKM. Ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah tes akhir siklus siswa yang meningkat yakni pada siklus I memperoleh nilai dengan rata-rata 90,6 dan pada siklus II memperoleh nilai dengan rata-rata 94,9.
ii
Jakarta ( Classroom Action Research In SDN Pondok Pinang 012 Pagi Jakarta ). Elementary School students have different level of cognitive development from the student on the next level. In the intellectual proccess, the students of Elementary School are on the level of concrete practice. In the learning process of social science (IPS), if the teacher does not give the example of a case study, the students will confused and it gives the impact on decreasing the learning interest on social sciences (IPS). In order to avoid the problem, the teacher needs a media to deliver the messages. One of the media is visual media - the media which are composed from several learning media such as poster and slide show. The role of visual media in learning process is important in improving the Elementary School students’ learning interest. By using this medium, the students are more enthusiasts to join the social science learning process and then they are able to gain the good mark over the KKM parameter which has decided by the school.
To understand the main problem deeper, this research uses classroom action research method in SDN Pondok Pinang 012 Pagi Jakarta. This research uses two cycles which cover four steps each, i.e planning, acting, observing and reflecting.
The research finding shows that using visual media in the social sciences (IPS) learning proccess can improve student’s learning interest and then it can help student to understand the concept in order to maximize the learning process and gain the result based on KKM parameter. It can be proved by the increasing of students’ final cycle result; the first cycle, the students gain the avarage of 90,6 and in the second cycle, the student gain the avarage of 94,9.
iii
Segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah SWT, zat yang Maha Rahman
dan Maha Rahim terhadap seluruh makhluk-Nya. Dia-lah yang menganugerahkan
berbagai nikmat dan karunia khususnya kepada penulis, sehingga dengan hidayah dan
inayah-Nya yang tidak pernah berhenti mencurahkan itu semua dan memberikan
kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini guna mencapai gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tiada terlupakan shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada pahlawan revolusi Islam se-Dunia, penyelamat ummat manusia di dunia,
Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai insan utama pilihan Allah yang telah
memancarkan cahaya kebenaran dalam setiap sisi kehidupan manusia. Setelah sekian
lama mengikuti proses bimbingan, akhirnya penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini terwujud bukan
semata-mata atas upaya pribadi penulis, melainkan berkat bantuan dan dorongan dari
semua pihak. Dan tentunya tidak sedikit kendala, hambatan dan kesulitan yang
dihadapi, namun berkat keyakinan, kesungguhan hati dan kerja keras yang optimal
serta bantuan dari semua pihak, segala kesulitan tersebut dapat penulis hadapi dan
atasi sebaik-baiknya. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur kepada Allah SWT, dalam
kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima
kasih yang terdalam dan tak terhingga kepada :
1. Bapak Drs. H. Nurochim, M.M, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS), yang telah mendidik penulis dan mendewasakan penulis dengan
berbagai wawasan dan ilmu pengetahuan yang sangat berguna selama
iv
memberikan bimbingan, membantu dan mengarahkan penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang berguna
kepada penulis saat penulis mengikuti studi di kampus.
4. Bapak Drs. Jamhuri Androfa, M.M, Kepala Sekolah SDN Pondok Pinang 012
Pagi Jakarta, dan Ibu Iis Suhartini, sebagai guru kelas IV di SDN Pondok
Pinang 012 Pagi Jakarta, yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam penelitian ini sehingga penulis memperoleh data dengan mudah.
5. Kedua orang tua, Ayahanda (Sudarmin S) dan Ibunda tercinta (Wina Yuniastri), atas segala do’a, usaha, kerja keras, motivasi, serta kasih sayang yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
dan skripsi ini.
6. Adik-adik tercinta, Sherly Purnama Octaviana dan Hantoro Wicaksono,
terima kasih atas do’a, motivasi serta humornya yang mengisi hari-hari
penulis dengan warna-warna yang indah.
7. Eyang Kuntiani, terima kasih atas do’a serta motivasi yang di berikan kepada
penulis dengan senantiasa menjadi teman mengobrol menemani penulis
menyelesaikan skripsi.
8. Reyhan Yozard, terima kasih atas segala do’a, motivasi, bantuan serta kasih
sayang dan humor kepada penulis sehingga menjadikan hidup penulis lebih
berarti.
9. Teman-teman keluarga besar jurusan IPS khususnya kelas A angkatan 2007,
teman-teman ber 5 (Dwi, Yayah, Yenni, Ayu, Ayu Khol), yang tidak pernah
v
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik sangatlah diharapkan, semoga Allah SWT
memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bantuannya kepada penulis.
Amin ya Rabbal Alamin
Jakarta, 29 Juli 2011
vi
memperoleh kemenangan akan menghilangkan letihnya menuntaskan pekerjaan
dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah.
Istighfar dapat membukakan semua masalah yang terkunci, melapangkan hati
dan melenyapkan segala kesulitan. Ia merupakan porsekot rizki dan pembawa
kesuksesan. Setiap keranjang dapat penuh karena isi, hanya karena ilmu kian diisi
kian minta tambah, dengan ilmu, iman, akhlak dan cinta hidup lebih indah dan
bermakna.
Kesungguhan dan kesabaran telah dapat mengalahkan segalanya, rasa lelah,
putus asa, bosan dan lain sebagainya, kini yang ada hanyalah rasa suka cita,
kebahagiaan dan kekuatan untuk menapaki langkah selanjutnya demi mencapai
cita-cita.
Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah
banyak memberikan penghidupan dan arti pentingnya kehidupan kepada penulis: Ibu,
Ayah, Eyang, adik-adikku, sahabat-sahabat pelipur lara dan seseorang adam yang
telah memberikan support yang telah memberikan warna cinta dan kasih sayangnya,
vii
Abstract ... ii
Kata Pengantar ... iii
Lembar Persembahan ... vi
Daftar Isi ... vii
Daftar Lampiran ... x
Daftar Gambar Dan Tabel ... xi
BAB I A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah Penelitian ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Kegunaan Penelitian ... 7
BAB II A. Landasan Teori ... 9
1. Hakikat Media ... 9
a. Pengertian Media ... 9
b. Macam-macam Media ... 11
c. Fungsi Media ... 12
d. Kriteria Pemilihan Media ... 15
viii
c. Karakteristik Media Visual ... 20
3. Keuntungan Penggunaan Media Visual ... 25
4. Minat Belajar ... 27
a. Pengertian Minat Belajar ... 27
b. Ciri-ciri Minat Belajar ... 28
c. Dimensi Minat Belajar ... 30
d. Usaha Meningkatkan Minat Belajar ... 32
5. Penelitian Tindakan Kelas ... 33
B. Kerangka berfikir ... 35
BAB III A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38
B. Metode Penelitian ... 38
C. Subyek Penelitian ... 40
D. Desain Penelitian ... 40
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 41
F. Tahap Perencanaan Penelitian ... 41
G. Data dan Sumber Data ... 44
H. Hasil Intervensi Tindakan yang di Harapkan ... 45
I. Instrumen Penelitian ... 45
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ... 46
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data ... 48
ix
C. Analisis Data ... 65
D. Interpretasi Hasil Analisis ... 67
E. Pembahasan Temuan Penelitian ... 68
BAB V
A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
Daftar Pustaka
x
Lampiran 2. Rencana Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3. Lembar Wawancara Guru Kegiatan Pendahuluan
Lampiran 4. Lembar Wawancara Guru Siklus I
Lampiran 5. Lembar Wawancara Guru Siklus II
Lampiran 6. Lembar Observasi Guru Siklus I (Pertemuan I)
Lampiran 7. Lembar Observasi Guru Siklus I (Pertemuan II)
Lampiran 8. Lembar Observasi Guru Siklus II (Pertemuan I)
Lampiran 9. Lembar Observasi Guru Siklus II (Pertemuan II)
Lampiran 10. Angket Kegiatan
Lampiran 11. Lembar Observasi Siswa
Lampiran 12. Validitas Minat Belajar Siswa
Lampiran 13. Reliabilitas Minat Belajar Siswa
Lampiran 14. Validitas Media Visual Siswa
Lampiran 15. Reliabilitas Media Visual Siswa
Lampiran 16. Skor Angket Minat Belajar Awal Siswa Setelah Validitas
Lampiran 17. Skor Angket Minat Belajar Akhir Siswa Setelah Validitas
Lampiran 18. Skor Angket Media Visual Awal Setelah Validitas
Lampiran 19. Skor Angket Media Visual Akhir Setelah Validitas
Lampiran 20. Hasil Tes Siklus I dan Siklus II
Lampiran 21. Wawancara Siswa Siklus I
Lampiran 22. Wawancara Siswa Siklus II
Lampiran 23. Kisi-Kisi Instrumen
Lampiran 24. Rekapitulasi Skor Angket
Lampiran 25. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
xii
Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 37
TABEL Tabel 3.1 Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan ... 38
Tabel 3.2 Tahap Penelitian Siklus I ... 39
Tabel 3.3 Tahap Penelitian Siklus II ... 40
Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus I ... 51
Tabel 4.5 Hasil Tes Siklus I ... 52
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus II ... 57
[image:18.612.112.540.53.462.2]BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Masa sekolah bagi sebagian anak merupakan salah satu masa yang
menyenangkan dan paling dinantikan oleh anak, dimana anak dapat bermain
dengan teman, bermain dan bersosialisasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat
anak sudah siap untuk memasuki sekolah, diharapkan anak sudah mampu untuk
mandiri, berpikir dengan logika, cepat menanggapi suatu hal dan serta mampu
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, mampu berkomunikasi menggunakan
kata-kata untuk bersosialisasi dan juga dapat menyampaikan apa yang diri anak
rasakan sehingga membuat orang lain paham akan diri si anak tersebut.
Dengan adanya sekolah, anak akan mendapatkan ilmu dan juga pendidikan
yang lebih banyak jika dibandingkan pada saat anak berada pada TK (Taman
Kanak-kanak). Anak juga akan mendapatkan pengalaman baru yang akan
dialaminya saat berada di sekolah, mampu mengembangkan kemampuan yang di
miliki oleh si anak, mendapatkan teman-teman yang baru serta mengenal guru
Anak berpikir bahwa sekolah akan menjadi tempat yang menyenangkan
bagi anak. Dimana anak mampu belajar dengan baik saat berada di kelas, mampu
memahami dan mempelajari pelajaran yang diberikan oleh guru, serta mampu
meraih prestasi yang diharapkan oleh orang tua si anak. Anak juga akan berpikir
saat berada di sekolah anak akan merasa nyaman, dapat berinteraksi dengan
teman-teman dan mengganggap guru yang anak kenal menjadi pengganti orang tua
si anak di sekolah. Hal-hal menyenangkan yang di terima anak di sekolah dapat
mengurangi ketakutan dan kecemasan anak sehingga masa sekolah dapat di nilai
oleh anak sebagai masa yang menyenangkan.
Akal pikiran merupakan salah satu kemampuan dasar manusia yang dapat
dijadikan modal dasar dalam proses pendidikan sehingga manusia dapat
berkembang dengan baik. Oleh karena itu pendidikan di perlukan oleh manusia
sebab pendidikan dapat mengarahkan perkembangan fisik, mental, emosional,
sosial, dan etika manusia menuju kearah yang lebih baik menuju kematangan dan
kedewasaan.
Siswa sekolah dasar mempunyai tahap perkembangan kognitif yang
berbeda dari siswa sekolah pada jenjang berikutnya. Dalam perkembangan
intelektualnya, bahwa siswa sekolah dasar berada pada tahap operasi konkrit,
maka bila dalam konsep pembelajaran IPS tidak diberikan contoh yang konkrit
maka para siswa pun akan merasa kesulitan dalam mempelajarinya, dan jika
demikian kemungkinan besar akan mengakibatkan siswa tidak memiliki motivasi
untuk mempelajari konsep tersebut.
Setiap orang percaya bahwa IPS adalah salah satu pelajaran yang penting.
Ini ditunjukan dengan terdapatnya mata pelajaran IPS di setiap jenjang pendidikan.
Namun di satu sisi banyak keluhan dari berbagai pihak, di antaranya siswa, guru
dan orang tua yang menyatakan bahwa mata pelajaran IPS merupakan salah satu
pelajaran yang cukup sulit untuk dipahami oleh siswa.
Selama ini banyak orang yang memiliki kesan yang negatif terhadap mata
membuat siswa menjadi bosan terhadap mata pelajaran IPS. Sehingga pada
akhirnya mata pelajaran IPS menjadi mata pelajaran yang membosankan, yang
pada akhirnya membuat para siswa kurang minat terhadap mata pelajaran IPS.
“Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajarinya itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak“1
Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menyampaikan materi IPS
dengan baik terhadap anak didiknya, sehingga kesan yang negatif terhadap IPS
yang selama ini melekat pada anak didik dapat di rubah menjadi kesan yang
positif. Seorang guru juga harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu
kepenerima pesan. Saluran atau media adalah komponen-komponen proses
komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikasi
yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun
penulis buku atau prosedur media. Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di
kurikulum di tuangkan oleh guru ke dalam simbol-simbol komunikasi verbal mau
pun non verbal (visual).
“Penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, berfungsi sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain, dan juga untuk
meningkatkan keserasian dalam penerima informasi“ .2
Dalam proses pembelajaran, kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan
dapat di bantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Keunikan bahan
yang akan di sampaikan kepada siswa dapat di selenggarakan dengan bantuan
media. Media dapat mewakili apa yang guru kurang mampu ucapkan melalui
1
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), hal. 28
2
kalimat-kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan ajar dapat di konkritkan
dengan kehadiran media, dengan demikian anak didik akan lebih mudah untuk
mencerna bahan ajar dari pada tanpa bantuan media.
“Perluasaan konotasi media menjadi sarana pembelajaran tidak semata
berkonotasi media penyampaian dan komunikasi pengajaran, tetapi juga sebagai
sumber belajar bagi para siswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran, serta
dalam eksplorasi informasi pengetahuan”.3
Sehingga di sini pembelajarannya pun akan menjadi sangat kuat dan
efektif, media pembelajaran yang digunakan dapat mempermudah siswa dalam
mengeksplorasi dan juga menggali informasi yang ada, bukan hanya sekedar
menerima materi yang disampaikan oleh guru dengan metode ceramah saja. Siswa
akan dengan mudah memahami dan juga mengambil kesimpulan dari setiap materi
yang disampaikan.
Dari sekian banyak media yang digunakan dalam pengajaran, penulis
tertarik untuk memilih media visual (gambar) sebagai media pengajaran IPS.
Mengapa harus gambar? Karena dengan menggunakan gambar semua orang dapat
mengidentifikasinya dengan mudah, apalagi di kalangan anak-anak, gambar yang
berwarna-warni akan menarik perhatian mereka untuk melihat gambar tersebut
dan mengidentifikasikan bagaimana gambaran akan gambar tersebut.
“Sesuatu yang menarik minat dan di butuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar.”4
Anak-anak akan lebih tertarik untuk terlebih dahulu melihat bagaimana
gambar yang berwarna-warni dan kemudian melihat kedalam penjelasan gambar
dibandingkan dengan buku yang berikan tulisan saja, tentu hal ini di anggap
kurang menarik. Dan disisi lain, gambar-gambar yang anak-anak sukai akan lebih
melekat pada mereka sehingga merekapun akan lebih mudah untuk
menjelaskannya kembali. Untuk itu perlu adanya suatu inovasi baru dimana
3
Munadi,Yudhi, Media Pembelajaran ( Jakarta : Gaung Persada Press, 2008 ) hal. iv 4
sebuah media gambar bisa menjadi media pembelajaran yang menarik bagi siswa
sekolah dasar yang mayoritas adalah anak-anak.
Masalah umum yang ditemui pada diri siswa adalah minat mereka yang
berbeda-beda dalam kelas selain dari pada perbedaan perorangan, kepribadian,
sifat dan pendidikan sebelumnya. Minat sangat berperan dalam ketekunan belajar
siswa dan dengan itu pulalah kualitas hasil belajar juga kemungkinan akan dapat
diwujudkan. Seorang siswa yang memiliki minat belajar yang kuat dan pasti akan
tekun dalam kegiatan belajar serta hasil yang dicapainyapun akan memuaskan.
Kepastian itu dimungkinkan, sebab sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan
saja dapat mewakili perilaku seseorang, tetapi dapat mendorong orang untuk
melakukan sesuatu, sehingga ia merelakan dirinya untuk terikat pada suatu
kegiatan. Dengan adanya minat pada diri peserta didik dalam mempelajari suatu
pelajaran akan membantunya untuk mencapai keberhasilan belajarnya.
Keberhasilan yang dicapai bukan hanya berupa nilai atau prestasi melainkan juga
perubahan tingkah laku. Dengan demikian jelas bahwa minat mempunyai fungsi
penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Apabila siswa memiliki minat yang
tinggi pada mata pelajaran IPS maka ia akan tekun mempelajarinya.
Namun hal ini dapat diatasi dengan penggunaan media pendidikan, sesuai dengan pernyataan dari Arief S. Sadiman yang menyatakan pengunaan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar dan memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri
menurut kemampuan dan minatnya.5
Seperti halnya di SDN Pondok Pinang 012 Pagi, siswa di sekolah ini sudah
cukup memiliki minat belajar IPS yang cukup baik, hanya saja ada beberapa siswa
yang masih belum memiliki minat belajar IPS yang maksimal walaupun sudah
diperoleh nilai yang memenuhi KKM mata pelajaran IPS.
Penggunaan media pembelajaran yang diterapkan pada proses
pembelajaran IPS di SDN Pondok Pinang 012 Pagi Jakarta belumlah efektif.
5
Sehingga di sini peneliti menggunakan media visual berupa poster dan juga papan
pembalik sebagai media pembelajaran yang menunjang proses pembelajaran guna
meningkatkan minat belajar siswa dan mencapai KKM yang maksimal.
Dengan demikian, penerapan penggunaan media visual berupa gambar
diharapkan dapat menumbuhkan minat belajar IPS, yang pada dasarnya siswa
sekolah dasar masih berada pada tahap konkrit. Dengan penggunaan media visual
berupa gambar dapat memudahkan siswa sekolah dasar dalam mengkonkritkan
hal-hal yang dianggapnya membingungkan. Namun minat bukanlah akhir dari
siklus pembelajaran, tetapi ia merupakan awal dari siklus pembelajaran
berikutnya. Starting point inilah yang melatarbelakangi untuk melakukan
pengkajian dan penelitian secara lebih mendalam mengenai penggunaan media
visual dalam meningkatkan minat belajar siswa.
Dari hal-hal yang ditemukan di atas maka penulis tertarik untuk menyusun
laporan penelitian ini dengan judul “Penggunaan Media Visual Dalam
Meningkatkan Minat Belajar IPS Siswa di SDN Pondok Pinang 012 Pagi Jakarta” .
B.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas dapat di identifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya minat belajar IPS yang di miliki siswa terutama siswa sekolah
dasar karena umumnya mereka lebih senang melihat buku-buku bergambar di
bandingkan dengan buku IPS yang hanya berisikan tulisan saja.
2. Kurangnya konsentrasi siswa pada saat proses pembelajaran
3. Siswa kesulitan mengingat materi yang disampaikan jika hanya menggunakan
proses pembelajaran yang menggunakan buku penunjang saja
4. Kurangnya pemahaman siswa akan materi yang disampaikan
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak keluar dari pokok permasalahan
maka penulis membatasi permasalahannya, yaitu penggunaan media visual dalam
meningkatkan minat belajar IPS siswa di SDN Pondok Pinang 012 Pagi Jakarta.
D.Perumusan Masalah Penelitian
Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah :
Apakah penggunaan media visual dalam pembelajaran IPS dapat
meningkatkan minat belajar IPS siswa di SDN Pondok Pinang 012 Pagi Jakarta ?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, tujuan penulis
melakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai
bagaimana penggunaan media visual dalam proses pembelajaran IPS dapat
meningkatkan minat belajar IPS siswa.
F. Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian pada umumnya, mengharapkan adanya manfaat dari
penelitian yang dilakukannya. Oleh karena itu dalam penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat penelitian sebagai berikut :
a. Secara Teoritis
Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan masukkan bagi program pendidikan IPS dan juga dapat
memberikan tambahan wawasan yang berkaitan dengan penggunaan media
b. Secara Praktis
Bagi siswa : Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
minat belajar IPS siswa.
Bagi guru : Menjadi bahan masukkan guru dalam merencanakan media
pembelajaran yang baik sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai, khususnya pada mata pelajaran IPS dan pada
semua mata pelajaran umumnya, agar proses belajar
mengajar menjadi efektif.
Bagi sekolah : Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi
kepala sekolah dalam menempatkan guru yang sesuai
dengan bidangnya.
Bagi penulis : Dapat memahami lebih jauh tentang pemilihan media
pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS sebagai
bekal dikemudian hari.
Bagi pembaca : Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu kajian
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. LANDASAN TEORI 1. Hakikat Media
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar
atau penyalur pesan.
Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas maka media
dapat di artikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang
memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.6
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti
yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan
yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik
dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa
yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media.
Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa
bantuan media.
Namun perlu di ingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran haruslah dijadikan pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala di abaikan, maka media bukan lagi sebagai alat pembantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. 7
Oleh karena itu, pemilihan media pembelajaran juga tidak bias
lepas dari bagaimana tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Penggunaan
media pembelajaran haruslah sesuai dengan tujuan dari pembelajaran
tersebut, bilamana ini tidak dilaksakan maka fungsi dari media
pembelajaran tidak akan tercapai dan akan menjadi penghambat dalam
proses pembelajaran yang berlangsung.
6 I Wayan Santyasa, Landasan Konseptual Media Pembelajaran,
http://file.upi.edu/direktori/a%2%20fip/jur.%20pend.%20luar%20sekolah/194704171973032%20-%20muliati%20purwasasmita/media_pembelajaran.pdf. 28 Juli 2011
7
b. Macam-macam Media
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, media yang telah di kenal dewasa
ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasi
dapat di lihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara
pembuatannya.
1) Di lihat dari jenisnya, media di bagi ke dalam :
a) Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio. Media ini tidak cocok untuk
orang tuli atau orang yang mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b) Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan media
pengelihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam
seperti rangkaian slide foto atau lukisan.
c) Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih
baik. Karena meliputi dari kedua jenis media yang pertama dan yang
kedua.
2) Di lihat dari daya liputnya, yaitu :
a) Media dengan daya liput luas dan serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang
serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu
yang sama. Contohnya adalah radio dan televisi.
b) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan
tempat yang khusus seperti film, yang dalam penggunaan tempatnya
c) Media untuk pengajaran individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk
media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
d) Di lihat dari bahan pembutannya, media di bagi ke dalam :
1) Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya
murah, cara pembuatannya mudah dan penggunaannya tidak sulit.
2) Media kompleks
Media ini adalah media yang bahan serta alatnya sulit
diperoleh serta harganya yang mahal, sulit membuatnya dan
penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.8
Dari jenis-jenis dan karakteristik media, ini dapat dijadikan sebagai
pertimbangan seorang guru dalam mempergunakan media pada proses
pembelajaran. Karakteristik media yang mana yang dianggap tepat untuk
menunjang pencapaian tujuan pengajaran, itulah media yang seharusnya
digunakan.
c. Fungsi Media
Menurut I Wayan Santyasa, dari penggunaan media pembelajaran yang kita lakukan pada proses pembelajaran tentunya akan memberikan
hasil terhadap siswa. Maka fungsi dari media pembelajaran dalam proses
pembelajaran itu sendiri adalah :
1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa
lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau
media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata
tentang benda/peristiwa sejarah.
2) Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena
jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang
kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor
nuklir, dan sebagainya.
3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar
diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak
memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil.
Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh
gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit
listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang
bakteri, amuba, dan sebaginya.
4) Mendengar suara yang sukar di tangkap dengan telinga secara
langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.
5) Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati
secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar,
potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai
macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya.
6) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya
untuk didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat
mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya.
7) Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar
diawetkan. Dengan menggunakan model/benda tiruan siswa dapat
memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh
manusia seperti jantung, paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.
8) Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar,
model atau foto siswa dapat dengan mudah membandingkan dua
benda yang berbeda sifat ukuran, warna, dan sebagainya.
9) Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara
[image:31.612.151.535.56.715.2]menjadi katak dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit.
Bunga dari kuncup sampai mekar yang berlangsung beberapa hari,
dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam beberapa detik.
10)Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung
secara cepat. Dengan bantuan film atau video, siswa dapat
mengamati dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah,
yang disajikan secara lambat atau pada saat tertentu dihentikan.
11)Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara
langsung. Dengan film atau video dapat dengan mudah siswa
mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan sebagainya.
12)Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat. Dengan
diagram, bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang
sukar diamati secara langsung.
13)Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang
panjang/lama. Setelah siswa melihat proses penggilingan tebu atau
di pabrik gula, kemudian dapat mengamati secara ringkas proses
penggilingan tebu yang disajikan dengan menggunakan film atau
video (memantapkan hasil pengamatan).
14)Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati
suatu obyek secara serempak. Dengan siaran radio atau televisi
ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat mengikuti kuliah yang
disajikan seorang profesor dalam waktu yang sama.
15) Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya
masing-masing. Dengan modul atau pengajaran berprogram, siswa
dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan
masing-masing.9
9
I Wayan Santyasa, Landasan Konseptual Media Pembelajaran.
Dari pernyataan mengenai fungsi media pembelajaran itu sendiri
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi dari media pembelajaran itu
sendiri adalah mengkonkritkan sesuatu yang abstrak agar lebih jelas dalam
proses pembelajaran yang berlangsung.
d. Kriteria Pemilihan Media
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan
proses belajar mengajar. Karena beranekaragamnya media tersebut, maka
masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk
itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan
dengan tepat pula.
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pemilihan media,
antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin di capai, ketepatgunaan,
kondisi siswa/mahasiswa, ketersediaan perangkat keras dan perangkat
lunak, mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, pertimbangan yang perlu di
perhatikan antara lain :
1) Media yang di pilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam
memilih media.
3) Kondisi audien (siswa) dari segi subyek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak.
4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
5) Media yang di pilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
6) Biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang
dengan hasil yang akan dicapai.10
10
Jadi untuk memilih media yang baik, maka kitapun harus
mempertimbangkan bagaimana kriteria pemilihan media itu sendiri. Hal
ini bertujuan agar penggunaan media pembelajaran dapat tepat sasarannya
terhadap siswa. Sehingga disini akan meminimalisir kesalahan dalam
pemilihan media pembelajaran itu sendiri.
e. Langkah-langkah Penggunaan Media
Menurut Arief S. Sadiman, agar media dapat digunakan secara efektif dan efisien ada tiga langkah utama yang perlu di ikuti dalam penggunaan
media. Langkah-langkah itu adalah :
1) Persiapan sebelum penggunaan media.
Supaya penggunaan media dapat berjalan dengan baik maka
kita perlu membuat persiapan dengan baik pula. Pertama-tama kita
pelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Kemudian kita ikuti
petunjuk-petunjuk itu.
Bila dalam buku kita disarankan untuk membaca buku atau
bahan belajar lain yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai maka
seyogyanya hal tersebut kita lakukan. Hal tersebut akan memudahkan
kita dalam mengajar menggunakan media tersebut.
Peralatan yang diperlukan untuk menggunkan media itu juga
harus disiapkan sebelumnya. Dengan demikian pada saat kita
menggunakan nanti kita tidak akan diganggu dengan hal-hal yang
mengurangi kelancaran penggunaan media itu.
Bila penggunaan media itu dilakukan secara kelompok maka
tujuan yang akan dicapai dibicarakan terlebih dahulu dengan semua
anggota kelompok. Hal ini penting agar perhatian dan pikiran tertuju
Peralatan media perlu kita tempatkan dengan baik sehingga
kita dapat melihat atau mendengar programnya dengan enak.
Lebih-lebih bila media itu digunakan secara berkelompok sedapat mungkin
semua anggota kelompok dapat memperoleh kesempatan yang sama
dalam mendengarkan atau melihat program media itu.
2) Kegiatan selama penggunaan media
Yang perlu di jaga saat kita menggunakan media adalah
suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat menggangu
perhatian dan konsentrasi haruslah dihindarkan. Kalau mungkin
ruangan jangan digelapkan sama sekali, supaya kita masih dapat
menulis bila kita menjumpai hal-hal yang penting dan perlu kita ingat.
Ataupun menulis pertanyaan dari pernyataan yang kurang jelas.
Bila kita menulis atau membuat catatan singkat, hendaknya hal
tersebut tidak menggangu konsentrasi kita. Jangan sampai perhatian
kita tercurah pada apa yang kita tulis sehingga kita dapat
memperhatikan seluruh sajian media yang sedang berjalan.
Bila media itu digunakan secara berkelompok maka media itu
haruslah kita jaga saat berjalan, kita tidak boleh berbicara. Karena hal
tersebut akan menggangu orang lain. Ada kemungkinan pada saat
media sedang berjalan kita di minta untuk menjelaskan sesuatu namun
hendaknya kita tidak menggangu orang lain.
3) Kegiatan tindak lanjut
Maksud kegiatan tindak lanjut ini adalah untuk menjajaki
apakah tujuan telah tercapai dan untuk memantapkan pemahaman
terhadap materi instruksional yang disampaikan melalui media yang
bersangkutan.
Oleh karena itu soal tes yang disediakan haruslah kita kerjakan
dengan segera sebelum kita lupa isi dari program media tersebut.
Bila mana jawaban masih terdapat banyak kesalahan sebaiknya kita
ulangi sajian program media bersangkutan.
Bila kita belajar secara berkelompok kita perlu mengadakan
diskusi kelompok untuk membicarakan jawaban soal tes untuk
membicarakan hal-hal yang kurang jelas atau sulit dipahami. Adapun
kemungkinan kita dianjurkan melakukan tindak lanjut, seperti
melakukan percobaan, melakukan observasi, menyusun sesuatu atau
sebagainya. 11
Pelaksanaan penggunaan media pembelajaran didalam proses
pembelajaran, diharapkan penggunaannya sesuai dengan langkah-langkah
yang telah tersedia, hal ini dilakukan agar proses pembelajaran dapat
berjalan secara maksimal sehingga berakhir pada kesuksesan dalam
mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
2. Media Visual
a. Definisi Media Visual
Media visual adalah media yang melibatkan media pengelihatan. Terdapat dua jenis pesan yang di muat dalam media visual, yaitu pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan dan pesan non verbal visual. Posisi simbol-simbol nonverbal visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal, maka ia bisa di sebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian menjadi software nya media visual.12
Berdasarkan definisi diatas, dapat kita ketahui bahwa media visual
merupakan media yang dalam penggunaannya lebih menekankan pada
simbol-simbol nonverbal yakni berupa gambar.
11
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan ( Jakarta : PT raja Grafindo Persada, 1996 ) hal. 188 12
b. Unsur-Unsur dan Prinsip Media Visual
Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat dalam media visual
terdiri atas garis, bentuk, warna dan tekstur menurut Azhar Arsyad, yaitu :
1) Garis adalah kumpulan dari titik-titik. Dengan demikian ada berbagai macam jenis garis yakni : Garis lurus horizontal, garis lurus vertikal, garis lengkung, garis lingkar, dan garis zig zag
2) Bentuk adalah sebuah konsep simbol yang di bangun atas garis-garis atau gabungan garis dengan konsep-konsep lainnya. Contohnya bentuk sebuah apel
3) Warna digunakan untuk memberikan kesan pemisahan atau
penekanan, juga untuk membangun keterpaduan, bahkan dapat mempertinggi tingkat realisme dan menciptakan respon emosional tertentu.
4) Tekstur digunakan untuk menimbulkan kesan kasar dan halus, juga untuk memberikan penekanan seperti halnya warna.13
Simbol pesan untuk pembelajaran hendaknya memiliki prinsip
kesederhanaan, keterpaduan dan penekanan menurut Azhar Arsyad, yaitu :
1) Kesederhanaan. Secara umum ia mengacu kepada jumlah elemen yang
terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa untuk menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu.
2) Penekanan. Penekanan dapat di berikan dengan menggunakan ukuran,
hubungan-hubungan, perspektif, warna atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.
3) Keterpaduan. Ia mengacu pada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.14
Keterpaduan antara unsur dan prinsip media visual yang dibentuk
menjadi media pembelajaran akan memberikan keterpaduan gambar yang
menarik serta akan memberikan pemahaman langsung dan isi dari gagasan
pokok media visual yang ditampikan dalam proses pembelajaran.
13
Munadi,Yudhi, Media Pembelajaran …… hal. 81 14
Sehingga siswa akan lebih mudah untuk menemukan ide pokok dari media
visual yang digunakan.
c. Karakteristik Media Visual
1) Pesan Visual
a) Gambar
Gambar secara garis besar di bagi pada tiga jenis, yakni
sketsa, lukisan dan photo. Sketsa atau yang biasa di sebut juga
sebagai gambar garis (stick figure), yakni gambar sederhana atau
draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok suatu objek
tanpa detail. Kedua, lukisan merupakan gambar hasil repsentasi
simbolis dan artistik seseorang tentang suatu objek atau situasi.
Ketiga, photo yakni gambar hasil pemotretan atau photografi.
Gambar merupakan media visual yang penting dan mudah
di dapatkan. Di katakan penting sebab ia dapat menggantikan kata
verbal, mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi pemahaman
manusia. Gambar dapat membuat orang menangkap ide atau
informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas
dari pada yang di ungkapkan dengan kata-kata. Akan tetapi, karena
setiap orang merasa mudah untuk memperoleh gambar, ia
menganggapnya sebagai hal yang biasa atau terlalu biasa
sehingga melupakan manfaatnya.
Saat siswa memperhatikan suatu gambar, mereka akan
[image:38.612.149.536.58.670.2]terdorong untuk berbicara lebih banyak, berinteraksi baik dengan
gambar-gambar tersebut, maupun dengan sesamanya, membuat
hubungan di antara paradoks dan membangun gagasan-gagasan
baru.
Walaupun hanya menekankan kekuatan indera
sebagian besar orang pada dasarnya pemikir visual. Tidak heran
apabila kemudian kita menjadi kandidat utama target pengeluaran
miliaran rupiah untuk periklanan, televisi, media film dan
multimedia.15
Dalam memilih gambar yang baik perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Keaslian gambar, sumber yang digunakan hendaknya
menunjukkan keaslian atas situasi yang sederhana.
2. Kesederhanaan, terutama dalam menentukan warna akan
menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis.
3. Bentuk item, diusahakan anak memperoleh tanggapan yang tepat tentang objek-objek dalam gambar.
4. Gambar yang digunakan hendaknya menunjukkan tentang hal yang sedang di bicarakan
5. Harus di perhatikan hasil fotografinya dan segi artistiknya.
6. Gambar yang digunakan cukup populer, dimana sebagian atau
seluruh anak-anak telah mengetahui gambar tersebut.
7. Gambar harus dinamis, yakni menunjukkan aktivitas tertentu.
8. Gambar harus membawa pesan yang cocok untuk tujuan
pengajaran yang sedang di bahas.16
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari media
gambar/foto ini, di lihat dari segi kelebihannya yakni labih konkrit
dan juga lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, dapat
mengatasi ruang dan waktu, dapat mengatasi keterbatasan mata
dan memperjelas masalah dalam bidang apa saja. Sedangkan untuk
kekurangan dari media gambar/foto ini adalah kelebihan dari
penjelasan guru akan menimbulkan penafsiran yang berbeda,
penghayatan tentang materi kurang sempurna, dan tidak meratanya
penggunaan foto tersebut bagi anak-anak dan kurang efektif dalam
pengelihatan.
15
Munadi,Yudhi, Media Pembelajaran …… hal. 85 16
[image:39.612.147.541.58.460.2]Ada beberapa jenis media gambar/foto, antara lain :
1. Foto dokumentasi, yaitu gambar yang mempunyai sejarah bagi
invidu maupun masyarakat
2. Foto aktual, yaitu gambar yang menjelaskan sesuatu kejadian yang meliputi berbagai aspek kehidupan, misalnya gempa bumi dan topan
3. Foto pemandangan, yaitu gambar yang melukiskan
pemandangan suatu daerah
4. Foto iklan/reklame, yaitu gambar yang digunakan untuk mempengaruhi orang
5. Foto simbolis, gambar yang menggunakan tanda untuk
mengungkapkan pesan tertentu.17 b) Grafik
Grafik adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya
merupakan penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk
yang menarik dan mudah dimengerti. Dan mengalihkan data
angka-angka ke dalam sebuah grafik, arti dari angka-angka-angka-angka tersebut dengan
jelas.
Grafik juga banyak digunakan dalam menerangkan
perkembangan dan perbandingan sesuatu agar dapat menyajikan
secara ringkas dan jelas data statistik yang diwakilkannya. Pada
hakikatnya, grafik juga memiliki keragaman, yakni :
1. Grafik garis
Yaitu grafik berupa garis di atas suatu bidang yang di bagi
petak-petak empat persegi yang sama besar.
2. Grafik batang
Yaitu grafik yang digambarkan dengan gambar batang-batang
3. Grafik lingkungan
Yaitu grafik yang gambarnya merupakan gambar lingkaran
yang di bagi dari titik tengahnya menjadi beberapa sektor.
17
[image:40.612.149.534.62.665.2]4. Grafik simbol
Grafik ini juga berupa gambar-gambar atau simbol-simbol.
Dalam hal ini namanya grafik gambar atau grafik simbol atau di
sebut juga grafik piktorial.
c) Diagram
Sebuah diagram merupakan susunan garis-garis dan lebih
menyerupai peta dari pada gambar. Diagram sering juga digunakan
untuk merangkan letak-letak bagian sebuah alat atau mesin serta
hubungan satu bagian dengan bagian yang lain.
d) Bagan
Hampir sama dengan diagram, bedanya bagan lebih
menekankan pada suatu perkembangan atau suatu proses atau susunan
suatu organisasi. Bagan ini biasanya disertai dengan simbol atau
gambar, maka hal ini bersifat pictorial. Ada juga beberapa bagan yang
ditambahkan dengan kriteria singkat.
e) Peta
Peta adalah gambar permukaan bumi atau sebagian dari
padanya. Sebenarnya peta juga bisa disebut dengan bagan. Secara
langsung maupun tidak langsung peta menjelaskan bagaimana
informasi yang bisa kita dapatkan seperti informasi mengenai lokasi
suatu daerah, bentuknya dan juga luasnya.
1) Penyalur pesan visual verbal-nonverbal-grafis
a. Buku dan modul
Bila berkomunikasi nonverbal didefinisikan sebagai
komunikasi tanpa kata (bahasa lisan). Berbeda dengan bahasa
verbal yang banyak kita temukan di dalam buku dan modul. Di
lihat dari pesan penyajiannya, buku lebih cenderung informatif dan
lebih menekankan pada materi ajar dengan cakupan yang luas dan
[image:41.612.146.535.63.658.2]b. Komik
Komik juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Ia
mempunyai sifat yang sederhana dalam penyajiannya, dan
memiliki unsur urutan cerita yang memuat pesan besar namun
disajikan dalam bentuk yang sederhana dan ringkas sehingga
mudah untuk dipahami.
c. Majalah dan Jurnal
Majalah secara umum dapat dimaknai sebagai media informasi
dengan tugas utamanya menyampaikan berita aktual. Dalam
konteks pendidikan sekolah, ini digunakan untuk memacu
kreativitas para siswa dalam menciptakan lingkungannya sendiri
sebagai lingkungan yang kondusif untuk belajar.
d. Poster
Poster adalah gambar yang besar, yang menekankan pada
satu atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan
melihatnya sepintas.
e. Papan visual
Papan visual, yakni papan yang digunakan untuk
menyalurkan pesan-pesan visual. Ragam dari papan visual ini
adalah papan tulis, papan magnetik, papan lembar balik, papan
bulletin, papan flannel, dan papan peraga.
2) Benda asli atau benda tiruan (model)
Benda asli dan benda tiruan mempunyai kegunaan yang
unik. Bentuk benda asli sendiri yang digunakan dalam pengajaran
sebaiknya diadakan berdasarkan tujuan benda tersebut digunakan.
Paling tidak terdapat tiga macam benda asli, yakni :
a. Benda asli yang tidak di modifikasi (Unmodified real thing)
c. Sampel (Specimen)18
Benda tiruan sendiri dapat disesuakan dengan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai, selain itu benda tiruan pun akan memudahkan siswa untuk
mengetahui benda-benda yang tidak mungkin di adakan didalam proses
pembelajaran di kelas namun kita bisa menggantinya dengan benda-benda
tiruan yang mirip dengan benda aslinya, dan tentunya hal ini juga di imbangi
dengan tujuan benda itu digunakan.
3) Keuntungan Penggunaan Media Visual
Dalam proses pembelajaran yang kita lakukan di dalam kelas, pada saat
kita menggunakan media visual dalam proses pembelajaran maka akan ada
beberapa keuntungan yang kita peroleh dari penggunaan media visual
tersebut, seperti :
1. Menarik
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang di serap
melalui media pengelihatan (media visual), terutama media visual yang
menarik, dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami
pelajaran yang disampaikan.
Salah satu keuntungan penggunaan media pembelajaran visual adalah,
bentuknya dapat di buat semenarik mungkin, agar anak tertarik untuk
mempelajarinya. Misalnya dalam media jenis gambar atau proyeksi,
media tersebut dapat di buat dengan menambahkan animasi yang eye
catching, warna yang membangkitkan semangat, dan lain-lain. Sedangkan
untuk Media yang berupa model, dapat di warnai dan di bentuk semirip
mungkin dengan yang asli sehingga mudah di ingat.
18
2. Lebih mudah di ingat
Seperti yang telah di bahas di atas, bentuk nyata, gambar, atau gambar
bergerak akan lebih mudah di ingat oleh para peserta didik. Apabila di
bandingkan dengan media pembelajaran yang hanya berupa text book,
para peserta didik akan sedikit kesulitan untuk mengingatnya.
3. Variatif
Karena jenisnya yang beragam, pendidik dapat menggunakan semua
jenis media visual yang ada. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang
variatif, dan tidak membosankan bagi para peserta didiknya.
Misalnya saja, dalam pelajaran matematika saat membahas tentang sub
bab bangun ruang, guru dapat menggunakan semua media pembelajaran,
mulai dari gambar (yang mungkin berupa poster, hasil gambar pendidik
sendiri, dan lain-lain), benda nyata (dengan membawa barang yang
berbentuk bangun ruang), atau dengan membuat video gambar bergerak
tentang bangun ruang.
4. Dapat melibatkan anak untuk menggunakannya
Maksudnya di sini, apabila media pembelajaran visual yang digunakan
adalah media pembelajaran non proyeksi, para peserta didik dapat dengan
langsung menyentuh dan belajar menerangkannya juga.
Misalnya, saat mempelajari anatomi tubuh dalam pelajaran biologi,
peserta didik dapat di minta maju kedepan, melihat model anatomi lebih
dekat, dan diminta untuk menunjukkan satu bagian yang di minta oleh
pendidiknya.19
Dari keempat keuntungan yang didapatkan bila kita menggunakan media
visual dalam pembelajaran maka akan menunjang minat belajar siswa itu sendiri
yang berakhir dengan pencapaian hasil belajar yang maksimal.
19
4) Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar merupakan dua kata yang berbeda definisi. Minat sendiri menurut Sujipto adalah kesadaran seseorang terhadap objek, orang, masalah atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya minat harus di pandang sebagai sesuatu yang sadar. Karena minat merupakan aspek psikologis seseorang yang menaruh perhatian tinggi terhadap suatu kegiatan.20
“Namun minat dapat juga diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadap suatu objek.”21
Dari kedua definisi di atas dapat di simpulkan bahwa minat merupakan salah satu unsur kepribadian individu yang memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan. Minat mengarahkan tindakan individu terhadap suatu objek atas dasar senang atau tidak senang, suka atau tidak suka. Perasaan senang atau tidak senang, suka atau tidak suka merupakan dasar dari suatu minat. Minat seseorang akan dapat di ketahui dari pernyataan senang atau tidak senang, suka atau tidak suka terhadap suatu objek tertentu.22
Jadi, minat itu sendiri sangat berpengaruh terhadap tindakan yang
akan di lakukan seseorang. Jika seseorang sudah memiliki minat yang
tinggi terhadap suatu obyek maka minatnya tersebut dapat di ketahui dari
hasil pernyataannya dan juga dari tindakan yang dilakukannya untuk
menunjukkan minatnya tersebut.
Sedangkan untuk belajar sendiri memiliki definisi, yakni suatu kegiatan yang terjadi dalam diri seseorang, yang sukar untuk di amati secara langsung. Namun ada sebagian orang yang menyatakan belajar itu adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Jadi dapat di simpulkan bahwa definisi belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan
20
Mathedu Unila, Pengertian Minat, http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html?showComment=127711975601 0. 28 Juli 2011
21
Mohamad Surya, Psikologi Konseling ( Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2003 ) hal. 107 22
atau perubahan dalam diri seseorang yang di nyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.23
Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat belajar di sini,
adalah suatu kemampuan umum yang di miliki siswa untuk mencapai prestasi
yang optimal yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan belajar.24
Jadi bilamana seorang siswa sudah memiliki minat belajar yang tinggi
maka siswa tersebut akan giat untuk mengikuti proses pembelajaran yang
berlangsung dan akan berakhir dengan pencapaian prestasi belajar yang
optimal.
b. Ciri-ciri Siswa Yang Berminat Belajar
Menurut Slameto siswa yang berminat dalam belajar mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan
dan mengenang sesuatu yang di pelajari secara terus menerus. 2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang di minati.
3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang di minati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.
5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.25 Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan
belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar
dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran
yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar.
23
Abdul Rachman Shaleh, Psikologi ( Jakarta : Kencana Prenada media grup, 2004 ) hal. 205 24
Zanikhan, Minat Belajar Siswa,
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1206/Minat_Belajar_Siswa . 28 Juli 2011 25
Minat Belajar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.
Minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan yang hakiki untuk dapat
mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan
membantu seseorang mempelajarinya. Membangkitkan minat terhadap
sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan
antara materi yang di harapkan untuk di pelajari dengan diri sendiri sebagai
individu.
Menurut Slameto, proses ini berarti menunjukkan pada siswa
bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya,
melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila
siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan
yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman
belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat untuk
mempelajarinya. Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar dapat di
usahakan agar mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan
hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan
dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Minat dapat di
ekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih
menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula di manifestasikan
melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap
subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar
terhadap subyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh
kemudian. Minat terhadap pelajaran mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi minat-minat baru. Menurut ilmuwan pendidikan cara yang
paling efektif untuk membangkitkan minat belajar pada siswa adalah dengan
menggunakan minat-minat siswa yang telah ada dan membentuk minat-minat
informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang
akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan
bagi siswa dimasa yang akan datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara
menghubungkan materi pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah
diketahui kebanyakan siswa.26
Jadi dalam proses pembelajaran pada saat guru menjelaskan materi
terhadap siswa diharapkan guru dapat mengaitkan materi yang sedang
disampaikan oleh guru tersebut dengan hal-hal yang telah diketahui para
siswa sebelumnya ataupun dengan kehidupan sehari-hari yang biasa siswa
lakukan, maka disini ketertarikan siswa akan materi yang disampaikan akan
timbul dan meningkatkan minat belajar siswa itu sendiri.
c. Dimensi Minat Belajar
Abd Rachmad Abror mengemukakan bahwa :
Minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. Dari pernyataan Abd Rchman Abror tersebut dapat di tarik hal penting mengenai minat belajar, yaitu minat belajar mengandung tiga unsur : kognisi (mengenal) emosi (perasaan) dan konasi (kehendak). Dalam kognsi dalam arti minat di dahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut. Unsur emosi, karena dalam pengalaman disertai dengan perasaan tertentu (perasaan senang). Unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang di selenggarakan di sekolah.27
Meskipun terdapat keragaman pandangan tentang minat belajar diantara
para ahli, setidaknya ada lima dimensi yang di tarik dari berbagai definisi
yang diajukan sebagaimana telah di singgung sebelumnya. Kelima dimensi di
maksud adalah sebagai berikut :
26
Minat Belajar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
http://www.informasiku.com/2010/12/minat-belajar-untuk-meningkatkan.html. 28 Juli 2011 27
a) Perhatian dalam belajar
Minat siswa dalam mata pelajaran IPS menunjukkan dalam dirinya
terdapat kecenderungan-kecenderungan yang kuat untuk selalu
memberikan perhatian besar terhadap mata pelajaran tersebut. Artinya,
melalui minat siswa terhadap mata pelajaran IPS dapat diketahui dengan
seberapa besar perhatiannya dalam mengikuti mata pelajaran IPS
b) Perasaan senang
Siswa yang berminat terhadap mata pelajaran IPS akan merasa
senang dan tidak bosan untuk mempelajarinya. Sehingga berdampak pada
pemahamannya terhadap pelajaran yang telah dipelajari.
c) Giat belajar
Aktifitas atau giat belajar dapat menunjukkan adanya minat belajar
dalam diri siswa. Siswa yang memiliki minat yang tinggi, akan merasa
senang bahwa pelajaran yang diberikan sekolah sangatlah terbatas
waktunya, sehingga ia perlu menambah belajar di luar jam pelajaran.
d) Mengerjakan tugas
Mengerjakan tugas yang diberikan guru merupakan salah satu
kegiatan dalam proses belajar mengajar. Dengan mengerjakan tugas,
menunjukkan bahwa terdapat minat belajar. Tugas yang di berikan oleh
guru bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa tentang
pengetahuan tersebut. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan
menyadari pentingnya pelaksanaan tugas tersebu agar ia lebih menguasai
materi.
e) Mentaati peraturan
Siswa yang berminat dalam mata pelajaran IPS dalam dirinya akan
terdapat kecenderungan-kecenderungan yang kuat untuk mematuhi dan
mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Siswa sadar jika
melanggar peraturan akan mengganggu keakifan dan kelancarannya dalam
d. Usaha Meningkatkan Minat Belajar
Siswa sekolah dasar memiliki minat dan kebutuhan yang berbeda dari
siswa pada tingkat selanjutnya. Setiap siswa di tingkatan sekolah dasar pun
memiliki minat dan kebutuhan yang berbeda-beda antar siswa sehingga pada
proses pembelajaran haruslah menyesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Setiap anak memiliki minat dan kebutuhan sendiri-sendiri. Bahan ajar dan cara penyampaian sependapat mungkin disesuaikan dengan minat dan kebutuhan tersebut. Walaupun hampir tidak mungkin menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan tiap siswa, sedapat mungkin perbedaan-perbedaan minat dan kebutuhan tersebut dapat di penuhi. Pengajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian.28
Oleh karena itu, minat yang akan di timbulkan oleh para siswa
haruslah di dukung dengan pengajaran yang baik. Ada beberapa petunjuk
singkat yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan minat belajar
siswa, yaitu :
1) Usahakan agar tujuan pembelajaran jelas dan menarik
2) Guru sendiri harus antusias mengenai pelajaran yang di berikannya
3) Ciptakan suasana yang menyenangkan
4) Usahakan agar anak-anak turut serta dalam pelajaran. Anak-anak turut aktif
5) Hubungkan pelajaran dengan kebutuhan anak
6) Pujian dan hadiah lebih berhasil dari pada celaaan
7) Pekerjaan dan tugas harus sesuai dengan kematangan dan
kesanggupan anak
8) Mengetahui hasil baik menggiatkan usaha murid
9) Menghargai pekerjaan murid
10)Pemberian kritik dengan senyuman29
28
Ibrahim,R. Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran ( Jakarta : Rineka cipta, 2003 ) hal. 27 29
“Selain itu, dalam pembelajaran, menimbulkan rasa ingin tahu dapat di lakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan baru tetapi yang masih
dapat di pecahkan oleh siswa. Pertanyaan tersebut dapat mendorong minat
siswa untuk belajar lebih dalam mengenai suatu topik.” 30
Dalam pemberian pertanyaan-pertanyaan terhadap siswa diharapkan
guru lebih tahu bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan suatu
pertanyaan, jangan sampai guru memberikan pertanyaan yang terlampau
sulit yang malah berakibat terpecahnya minat belajar siswa itu sendiri,
5) Penelitian Tindakan Kelas
Ada tiga kata yang membentuk pengertian penelitian tindakan kelas maka
ada tiga pengertian yang akan diterangkan.
a. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti
b. Tindakan – menunjuk pada suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian kegiatan siklus untuk siswa.
c. Kelas – kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama p