SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
Oleh :
VERY SUPRIADI
10104270
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir (skripsi) ini. Limpahan karunia yang tidak pernah ada habisnya telah mengangkat segala bentuk kekurangan, keterbatasan dan ketidakmampuan penulis untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Adapun laporan tugas akhir ini saya ajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah tugas akhir/skripsi program strata satu, jurusan teknik informatika, fakultas teknik dan ilmu komputer, Universitas Komputer Indonesia.
Saya menyadari bahwa pembuatan laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini dikarenakan oleh pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan saya yang terbatas. Tentunya tidak ada sesuatu yang sempurna dalam suatu laporan tugas akhir yang dibuat. Oleh karena itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya kiranya terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, baik dalam tata tulis, isi, dan sebagainya.
iv
Laporan tugas akhir ini tidak akan berarti apa-apa tanpa bantuan dan dukungan semua pihak yang dengan segenap hati dan rasa tulus memberikan semua hal yang penulis butuhkan, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Nabi Muhammad SAW.
2. Mama dan Ayahku tercinta yang senantiasa memberikan dorongan yang tak pernah ada habisnya baik secara moriil terutama secara spirituil, serta cinta dan kasih sayang mereka yang selalu memberikan kekuatan kepada penulis.
3. Adik-adikku tercinta yang juga selalu memberikan dorongan serta cinta kasih mereka kepada penulis.
4. Rekan dari“Star Core Racing of Crew”, yang banyak membantu penulis dalam pengerjaan laporan tugas akhir ini, serta selalu memberikan dorongan dan semangat yang sangat berarti kepada penulis.
5. Bpk. Andry Alamsyah, S.Si, M.Si. selaku selaku pembimbing dan penguji II sidang yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukannya bagi penulis.
6. Ibu Mira Kania Sabariah, S.T., M.T. selaku reviewer seminar dan penguji I sidang yang telah memberikan masukan kepada penulis.
v
8. JohnS Due, Ari Saputro, Kahfi Gumelar, Yogi Firmansyah, Iwan Saepudin, Arif Afrianto, Dian Hariadi yang telah membantu banyak kepada penulis dalam mengerjakan tugas akhir ini.
9. Seluruh rekan-rekan di UNIKOM terutama kelas IF-6 dan IF-10K yang senantiasa memberikan dorongan, masukan, dan telah banyak berbagi kepada penulis selama berkuliah di UNIKOM hingga saat ini dan semoga seterusnya.
10.Seluruh rekan, teman, dan sahabat yang tidak tersebutkan namanya yang telah memberikan dorongan dan masukan kepada penulis selama ini. Dengan rasa syukur dan kerendahan hati, penulis memberikan rasa hormat yang tak terhingga dan mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu terselesaikannya pembuatan hingga terciptanya laporan tugas akhir ini.
Akhir kata, semoga laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan bermanfaat khususnya bagi penulis, dan pembaca pada umumnya.
Bandung, Agustus 2010
vi 2. 1. Tinjauan Umum PT.Toyota Astra Motor...…...….. 2. 1.1 Sejarah Berdirinya PT.Toyota Astra Motor………....……. 2. 1.2 Struktur Organisasi Perusahaan... 2. 2. Landasan Teori………..…... 2.2.1 Sistem Pendukung Keputusan...………..….. 2.2.1.1 Definisi Keputusan... 2.2.1.2 Metode Keputusan... 2.2.1.3 Proses Pengambilan Keputusan... 2.2.1.4 Tahap Pemodelan... 2.2.1.5 Karakteristik SPK pada Pengolahan Informasi... 2.2.1.6 Karakteristik- Karakteristik dasar SPK...
vii
2.2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan AHP... 2.2.2.3 Prinsip Kerja AHP... 2.2.2.4 Langkah-langkah Perhitungan AHP... 2.3 Basis Data...………...…. 2.3.1 Pengertian Basis Data...
2.3.1.1 Definisi Basis Data... 2.3.1.2 Arsitektur Sistem Basis Data... 2.3.1.3 Sistem Pengelola Basis Data... 2.3.1.4 Bahasa Basis Data... 2.3.2 Pemodelan Sistem... 2.3.2.1 Diagram Konteks... 2.3.2.2 Entity Relation Diagram... 2.3.2.3 Data Flow Diagram... 2.3.2.4 Kamus Data... 2.3.3 Peraangkat Lunak Pendukung... 2.3.3.1 Delphi 7.0... 2.3.3.2 My SQL... BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN...
3.1 Analisis Sistem... 3.1.1 Analisis Masalah... 3.1.2 Analisis Prosedur Sistem yang sedang Berjalan... 3.1.3 Analisis Data Metode AHP... 3.1.4 Contoh Matriks Perbandingan Subkriteria...
viii
3.1.7 Entity Relation Diagram (ERD)... 3.1.8 Analisis Kebutuhan Fungsional... 3.1.8.1 Diagram Konteks... 3.1.8.2 Data Flow Diagram (DFD)... 3.1.9 Sfesifikasi Proses... 3.2.2.1 Perancangan Struktur Menu... 3.2.2.2 Perancangan Antar Muka... 3.2.2.3 Perancangan Pesan Konfirmasi... 3.2.3 Jaringan Semantik... 3.2.4 Perancangan Prosedural dengan Menggunakan Flowchart.. BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM...
ix
5.1 Kesimpulan... 5.2 Saran... DAFTAR PUSTAKA...
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model waterfall………..…
Gambar 2.1 Struktur Hierarki Perusahaan Astra International... Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan Toyota Astra Motor………. Gambar 2.3 Proses Pengambilan Keputusan………. Gambar 2.4 Tahap Pemodelan Sistem... Gambar 2.5 Struktur Hierarki AHP………...…… Gambar 2.6 Sistem Client Server Sederhana………...…. Gambar 2.7 Sistem Client Server Kompleks………...….. Gambar 3.1 Flow Map Pengajuan Kredit Mobil...………... Gambar 3.2 Flow Map Survey Lapangan... Gambar 3.3 Flow Map Keputusan Kredit...……….….. Gambar 3.4 Hierarki Untuk Memutuskan Pemberian Kredit Mobil...………..… Gambar 3.5 A Aplikasi Pengajuan Kredit... Gambar 3.5 B Aplikasi Pengajuan Kredit... Gambar 3.6 ERD SPK Pemberian Kredit Mobil... Gambar 3.7 Diagram Konteks SPK Pemberian Kredit Mobil ………... Gambar 3.8 DFD Level 0 SPK Pemberian Kredit Mobil ………... Gambar 3.9 DFD Level 1 Proses 1.0 Pengolahan Data Login…... Gambar 3.10 DFD Level 1 Proses 2.0 Pengolahan Data Master……... Gambar 3.11 DFD Level 2 Proses 2.1 Pengolahan Data User………... Gambar 3.12 DFD Level 2 Proses 2.2 Pengolahan Data Customer………….… Gambar 3.13 DFD Level 2 Proses 2.3 Pengolahan Data Kendaraan…………... Gambar 3.14 DFD Level 2 Proses 2.4 Pengolahan Kriteria...………….….. Gambar 3.15 DFD Level 2 Proses 2.5 Pengolahan Subkriteria...…………..… Gambar 3.16 DFD Level 1 Proses 3.0 Pengolahan Data SPK... Gambar 3.16 DFD Level 2 Proses 3.6 Pengolahan Penilaian...….….... Gambar 3.17 DFD Level 1 Proses 4.0 Pengolahan Data History…..……....…. Gambar 3.18 DFD Level 1 Proses 5.0 Pengolahan Data Laporan…………... Gambar 3.19 Skema Relasi SPK Pemberian Kredit Mobil...
xiv
Gambar 3.20 Struktur Menu Komite Kredit...………... Gambar 3.21 Struktur Menu Manager...…...… Gambar 3.22 Perancangan Form Menu Login... Gambar 3.23 Perancangan Form Menu Utama...………... Gambar 3.24 Perancangan Form Data User………... Gambar 3.25 Perancangan Form Data Customer... Gambar 3.26 Perancangan Form Data Kendaraan...……….... Gambar 3.27 Perancangan Form Perhitungan Matriks...…….…… Gambar 3.28 Perancangan Form Data Pemberian Kredit...………. Gambar 3.29 Perancangan Form History...……….. Gambar 3.30 Perancangan Form Laporan...……...….….. Gambar 3.31 Konfirmasi Login ditolak………...… Gambar 3.32 Konfirmasi Logout………... Gambar 3.33 Konfirmasi Cari Data Customer...……...……. Gambar 3.34 Konfirmasi HapusData Customer...…....…...…. Gambar 3.35 Konfirmasi Hapus Data Kendaraan...…....…....…. Gambar 3.36 Konfirmasi Kriteria pada Pengajuan Kredit...…....…...…. Gambar 3.37 Konfirmasi Keluar dari Aplikasi...…...…...…. Gambar 3.38 Jaringan Semantik Komite Kredit...…...…... Gambar 3.39 Jaringan Semantik Manager... Gambar 3.40 Prosedural Login... Gambar 3.41 Prosedural Tambah dan Ubah Data... Gambar 3.42 Prosedural Hapus Data... Gambar 3.43 Prosedural Cari Data... Gambar 3.44 Prosedural Cetak Data... Gambar 4.1 Tampilan Form Login...…...…... Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama... Gambar 4.3 Tampilan Form Data User...………... Gambar 4.4 Tampilan Form Data Customer………... Gambar 4.5 Tampilan Form Data Kendaraan... Gambar 4.6 Tampilan Form Perhitungan Matriks... 156
xv
Gambar 4.7 Tampilan Form Proses SPK Pemberian Kredit...……. 156
Gambar 4.8 Tampilan Form Perhitungan Kriteria...157
Gambar 4.9 Tampilan Form History...157
Gambar 4.10 Tampilan Form Cetak History...158
Gambar 4.11 Tampilan Form Laporan...…....…..158
Gambar 4.12 Tampilan Form Cetak Laporan...…....…..159
Gambar 4.13 Tampilan Form About...…...159
173
DAFTAR PUSTAKA
[1] Abdul Kadir, 2004, Dasar Aplikasi Database MySql Delphi, Andi, Yogyakarta.
[2] Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc., 2004, Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
[3] Husni, 2004, Pemrograman Database dengan Delphi, Graha Ilmu, Yogyakarta.
[4] Jogianto H M, 1999, Pengenalan Komputer , Andi, Yogyakarta.
[5] Nugroho, Adi, 2004, Konsep Pengembangan Sistem Basis Data, Informatika, Bandung.
[6] Panduan Praktis PEMROGRAMAN Borland Delphi 7.0, Andi, Yogyakarta.
[7] Pressman, Roger S., 2002, Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi (Buku I), Andi, Yogyakarta.
[8] Al-Bahra, Lajamudin, 2005, Analisis Dan Desain Sistem Informasi, Graha
1 1. 1 Latar Belakang Masalah
PT. Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi Division Bandung adalah
Perusahaan Dealer mobil yang bergerak dibidang penjualan cash dan kredit mobil
merk Jepang. Perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga suatu
instansi ataupun sebuah perusahaan tidak terlepas dari penggunaan komputer
sebagai alat bantu pengolahan data. Cara-cara manual mungkin saja masih dapat
dipergunakan apabila data yang diolah masih sedikit. Pengolahan data secara
manual semakin banyak menunjukkan kelemahan salah satunya adalah user yang
mengolahnya akan merasakan kejenuhan sehingga informasi yang dihasilkan
menjadi tidak akurat lagi dan sering terjadinya duplikasi. PT. Toyota Astra Motor
Auto 2000 Setiabudi Division Bandung mempunyai keinginan untuk
memanfaatkan teknologi informasi secara optimal melalui pembangunan sistem
yang terkomputerisasi secara menyuluruh, tetapi pada kenyataannya perusahaan
tersebut belum mempunyai suatu sistem terintegrasi yang dapat menyusun
pemberian kredit mobil dan menyajikan informasi yang mampu menyediakan
pilihan sebagai sarana pendukung pengambilan keputusan. Selama ini proses
pemberian kredit masih dilakukan secara manual yakni diimplementasikan dalam
bentuk excel, meskipun di perusahaan tersebut sudah terdapat suatu sistem, tetapi
sistem yang sedang berjalan merupakan sistem informasi yang kurang begitu
PT. Toyota-Astra Motor (TAM) merupakan Agen Tunggal Pemegang Merk
(ATPM) Mobil Toyota di Indonesia. Seiring dengan perubahan dan
perkembangan yang terjadi dalam suatu perusahaan, maka harus dapat dimonitor
oleh pemimpin perusahaan. Hal ini dapat tercapai apabila tersedia informasi yang
cukup, semakin besar suatu perusahaan semakin banyak informasi yang
dibutuhkan dan persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha, memacu
perusahaan untuk mendapatkan informasi yang cepat, relevan, tepat waktu dan
dapat dipercaya. Informasi merupakan faktor yang sangat penting dan berharga,
hal ini dapat dimengerti karena informasi merupakan acuan utama untuk
mengambil kebijakan suatu perusahaan. Dalam hal ini mengenai kebijakan
pemberian kredit mobil kepada pelanggan pada PT. Toyota Astra Motor Auto
2000 Setiabudi. Merancang suatu sistem informasi pendukung keputusan
pemberian kredit mobil yang baik diperlukan suatu analisis tentang kebutuhan
informasi apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Perusahaan menetapkan
kebijakan dalam pemberian kredit antara lain menetapkan Standard untuk
menerima atau menolak resiko kredit, yaitu menentukan siapa yang berhak
menerima kredit yang telah memenuhi syarat Five C, bagaimana karakter
pelanggan dalam hal ini adalah identitas (Charakter), jaminan yang dimiliki untuk
menanggung resiko kredit (Collateral), kemampuan yang dimiliki pelanggan
seperti Pendapatan (Capital), kondisi keuangan, data keuangan pelanggan dalam
hal ini seperti Rekening Tabungan pelanggan memilikinya atau tidak (Condition),
dan kapasitas melunasi kredit dalam hal ini adalah pekerjaan (Capacity),
factoring, bantuan keuangan dari sesama group); menetapkan siapa yang
menanggung resiko kredit (dapat menggunakan perusahaan asuransi dalam hal ini
Asuransi Astra Buana); menetapkan kebijakan dan praktek penagihan,
menghindari suboptimasi oleh masing-masing Departemen. Perusahaan
melakukan penjualan kredit berarti terdapat piutangnya, dan syarat-syarat lainnya
akan mempermudah keputusan untuk pemberian kredit selanjutnya kepada
pelanggan tersebut.
PT. Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi telah memiliki pola kebijakan
tersendiri, dimana kebijakan yang ada sudah cukup memadai Five C : Character,
Collateral, Capital, Condition dan Capacity semua informasi ini dapat diperoleh
pertemuan dengan asosiasi kredit atau dari eksternal information, seperti laporan
data yang dapat digunakan dalam menganalisis kredit dan rating dari
perusahaan-perusahaan. Sumber informasi lainnya adalah kuantitatif yang menggambarkan
kemungkinan pelanggan membayar secara on-time atau tidak dapat membayar
atau pailit. Dalam menetapkan kebijakan kredit, perusahaan harus merumuskan
terlebih dahulu Standard kredit dan syarat-syarat kredit.
Data-data yang pertama diperlukan sebagai syarat kredit diantaranya adalah:
KTP, Kartu Keluarga (KK), Kartu suami/istri, Jaminan, Pendapatan, Data
keuangan, dan Pekerjaan. Jaminan merupakan aset yang dapat dijadikan jaminan
jika sewaktu-waktu pelanggan cacat angsuran. Kemudian akan dilakukan Survey
lapangan dan selanjutnya hasil survey diproses, setelah itu hasil Survey yang telah
proses diserahkan kepada asosiasi kredit (Base Master). Penilaian kelayakan
database, tapi database yang digunakan masih dalam bentuk kertas tentu saja ini
kurang komprehensif dan kurang efisien, sehingga membutuhkan waktu yang
lama untuk pengolahan dan kendala terbesar adalah kesulitan dalam pencarian
atau penyimpanan arsip yang telah tersimpan. Serta masalah dalam pembuatan
laporan yang terlambat terkadang juga menghambat penyampaian informasi
kepada pimpinan perusahaan. Sistem informasi yang baik diperlukan untuk
mencegah atau mengurangi kesalahan-kesalahan dan kecurangan-kecurangan
yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu baik didalam ataupun diluar perusahaan.
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dilakukan dengan
memodelkan permasalahan kompleks dan tidak terstruktur ke dalam bentuk
permasalahan secara bertingkat/berjenjang, kemudian memberikan penilaian
secara kualitatif subyektif terhadap elemen-elemen pada setiap tingkat. Dengan
pola penilaian tersebut, maka kasus yang ditemukan di PT. Toyota-Astra Motor
Auto 2000 sangat cocok apabila menggunakan metode ini, karena ketelitian
hasilnya sangat ditentukan oleh relevansi dan tingkat pemahaman permasalahan
dari pengambil keputusan. Biasanya di perusahaan tersebut pengambilan
keputusan dilakukan oleh kelompok individu yang relevan agar hasil penilaian
lebih berbobot. Selain itu sifat dari metode ini yang menyeluruh (tujuan dan
kriterianya dapat beragam) akomodatif (mampu menampung aspirasi berbagi
aktor), serta penilaiannya yang tidak saja berdasarkan angka absolut, melainkan
juga relatif (menggunakan skala) sehingga metode Analytical Hierarchy Process
menyelesaikan permasalahan penyusunan dalam pemberian kredit mobil yang ada
di perusahaan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dan mengacu pada permasalahan diatas, maka
PT. Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi memerlukan pembangunan sistem
yang dapat menyusun rencana pemberian kredit mobil sekaligus dapat
menyediakan pilihan sebagai pendukung pengambilan keputusan dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Maka dari itu penulis
akan mencoba mengembangkan proses pendukung keputusan, dengan cara membuat
perangkat lunak dan menuangkannya dalam bentuk laporan tugas akhir dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Mobil Pada PT.
Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi Division Bandung Menggunakan
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Proses dibatasi sampai layak atau tidaknya seorang pelanggan menerima kredit,
hanya sebagai alat bantu pengambil keputusan.
b. Pembangunan SPK Kredit direalisasikan pada tahap pembuatan perangkat
lunak SPK Kredit.
c. Dalam Pembangunan SPK pemberian Kredit ini, meliputi evaluasi dan
1.3 Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Adapun maksud dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk membangun
suatu Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Mobil PT. Toyota Astra
Motor Auto 2000 Setiabudi Division Bandung.
b. Tujuan
1. Membangun perangkat lunak yang berfungsi sebagai alat bantu
pengambilan keputusan bagi Komite kredit dan Manager untuk pemberian
kredit kepada pelanggan.
2. SPK kredit yang dibuat menyediakan perhitungan kelayakan pelanggan
berdasarkan kriteria Five C, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
sebagai bahan pertimbangan. Kriteria Five C diantaranya:
1. (Character) Identitas Customer seperti, kartu Tanda Penduduk,
Kartu Keluarga, Surat Keterangan Nikah.
2. (Collateral) Jaminan yang dimiliki Customer.
3. (Capital) Kemampuan yang dimiliki Customer yaitu:
Pendapatan/Penghasilan Customer.
4. (Condition) Data keuangan Customer.
5. (Capacity) Pekerjaan Customer: Wiraswasta, Profesi, atau
Karyawan.
3. Sistem yang akan dibangun untuk kebutuhan Dua User, yaitu komunikasi
data menggunakan sistem Client-Server.
4. Mengintegrasikan kedalam database data-data pelanggan untuk
memudahkan dan mempercepat dalam proses pengolahan data, serta
mempercepat dalam menyediakan laporan.
5. Untuk menghasilkan ketentuan yang sesuai dengan syarat kredit yang telah ditentukan.
1.4 Batasan Masalah
Laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh,
karena luasnya bidang yang dihadapi penulis maka ruang lingkup masalah
dibatasi sebagai berikut:
a. Pembangunan SPK Kredit direalisasikan hanya sampai pada tahap
pembuatan perangkat lunak SPK Kredit.
b. Pembangunan SPK pemberian Kredit ini, meliputi evaluasi dan
implementasi SPK kredit, jadi hanya suatu sistem untuk mengambil
keputusan.
c. Proses dibatasi sampai perhitungan angsuran kredit dan layak atau tidaknya
seorang pelanggan menerima kredit, hanya sebagai alat bantu pengambil
keputusan.
d. SPK ini membahas perhitungan kelayakan pemberian kredit mobil kepada
Pengembangan perangkat lunak yang digunakan:
a. Menggunakan metode aliran data terstruktur yang terdiri dari Entity
Relationalship Diagram (ERD), Diagram Konteks, Data Flow Diagram
(DFD), dan Software pembangun sistem adalah Borland Delphi 7,
sedangkan untuk Database Management System menggunakan
MySQL(XAMPP).
b. Sistem Operasi yang digunakan adalah Microsoft Windows XP.
1. 5 Metodologi Penelitian
Pembangunan sistem sesuai dengan metode waterfall dilakukan dalam
beberapa tahap, yaitu pengumpulan data, analisis permasalahan, perancangan
proses, perancangan basis data, pengkodean (Coding) dan diakhiri dengan
penerapan sistem pada sistem kredit di PT. Toyota Astra Motor Auto 2000
Setiabudi Division Bandung.
1. Adapun tahap pengumpulan data yang digunakan yaitu:
a. Teknik wawancara
Yang dilakukan secara langsung guna memperoleh informasi tentang
spesifikasi SPK kredit yang akan dibangun dan dikembangkan.
b. Observasi
Dilakukan secara langsung ke PT. Toyota Astra Motor Auto 2000
c. Studi Literatur
Dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara mengumpulkan
data-data melalui buku-buku, literature, paper, majalah ilmiah dan
sumber – sumber lainnya yang ada hubungannya dengan masalah SPK
yang akan dibangun.
2. Tahap pembuatan perangkat lunak
Unsur pembuatan perangkat lunak ini adalah dengan menggunakan
Diagram Konteks, Data Flow Diagram (DFD), dan Entity Relationalship
Diagram (ERD).
Perangkat lunak yang digunakan adalah bahasa pemrograman
Borland Delphi 7 dan database MySql. Adapun tahap dalam system
metode waterfall ini adalah sebagai berikut:
a. Sistem Engineering
Adalah tahap awal dalam Pembangunan dan Pengembangan SPK
Pemberian kredit di PT. Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi,
yang di perlukan dan di sesuaikan dengan cara wawancara dan Survey.
b. Analisis
Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam
Pembangunan dan Pengembangan SPK Pemberian kredit di PT.
c. Design
Tahapan ini dilakukan pembuatan perancangan antarmuka (interface)
dalam Pembangunan dan Pengembangan SPK Pemberian kredit di PT.
Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi.
d. Coding
Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah
dirancang kedalam suatu bahasa pemrograman tertentu.
e. Pengujian
Tahap pengujian bertujuan untuk proses pengujian terhadap Sistem
Informasi yang telah dibuat.
f. Maintenance
Tahapan ini dilakukan setelah semua proses tahapan dilakukan,
maintenance/pemeliharaan ini berguna apabila perangkat lunak yang
dibuat ada perubahan/penambahan, sesuai dengan kebutuhan/
Gambar 1.1 Diagram Waterfall
1. 6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang disusun merupakan gambaran dari Skripsi,
adapun urutan penulisan ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
- BAB I PENDAHULUAN
Menerangkan secara umum tentang latar belakang masalah yang
kemudian di intentifikasikan masalah tersebut kedalam maksud dan
tujuan, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah,
- BAB II LANDASAN TEORI
Menjelaskan teori yang digunakan untuk menguraikan mengenai satu
pedoman yang dikemukakan untuk memecahkan masalah, contohnya
seperti software atau bahasa pemrograman tertentu yang dipergunakan,
serta sekilas tentang profil Toyota.
- BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang analisis terhadap seluruh sistem untuk mengetahui
kebutuhan sistem yang akan dibangun. Terbagi menjadi analisis masalah,
analisis prosedur yang sedang berjalan, analisis basis data, serta
perancangan sistem dimulai dari perancangan data, perancangan menu,
prosedur pelaksanaan pekerjaan dari permasalahan dan Pembuatan
perancangan antarmuka (interface) dari aplikasi yang dibangun.
- BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang kinerja perancangan aplikasi selesai
dilakukan. Setelah implementasi maka dilakukan pengujian terhadap
sistem yang baru dan akan dilihat kekurangan dan kelemahan pada
- BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan dan merangkum beberapa kesimpulan dari Tugas
Akhir serta saran-saran untuk perkembangan sistem Aplikasi yang telah
14
2.1 Tinjauan Umum PT. Toyota Astra Motor
2.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Toyota Astra Motor
PT. Toyota Astra Motor Auto 2000 SetiaBudi Division Bandung adalah
Perusahaan Dealer mobil yang bergerak dibidang penjualan cash dan kredit mobil
merk Jepang. Toyota didirikan oleh Sakichi Toyoda, yang berawal dari sebuah
industri tekstil Marimutu Sinivasan dan PT. Toyota Astra Motor diresmikan pada
tanggal 12 April 1971. PT. Toyota Astra Motor atau biasa disingkat dengan TAM
merupakan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) Mobil Toyota di Indonesia.
Peranan TAM semula hanya sebagai importir kendaraan Toyota, namun setahun
kemudian sudah berfungsi sebagai distributor. Pada tanggal 31 Desember 1989,
TAM melakukan merger bersama tiga perusahaan antara lain : PT. Multi Astra
(pabrik perakitan, didirikan tahun 1973), PT. Toyota Mobilindo (pabrik
komponen bodi, didirikan tahun 1976), PT. Toyota Engine Indonesia (pabrik
mesin, didirikan tahun1982). Gabungan semuanya diberi nama PT. Toyota-Astra
Motor. Merger ini dilakukan guna menyatukan langkah dan efisiensi dalam
menjawab tuntutan akan kualitas serta menghadapi ketatnya persaingan di dunia
otomotif. Untuk meningkatkan kualitas produk dan kemampuan produksi, pada
tahun 1998 diresmikan pabrik di Karawang yang menggunakan teknologi terbaru
Sejak tanggal 15 Juli 2003, TAM direstrukturisasi menjadi 2 perusahaan,yaitu :
a. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia disingkat TMMIN yang merupakan
perakit produk Toyota dan eksportir kendaraan dan suku cadang Toyota.
Komposisi kepemilikan saham di perusahaan ini adalah Astra International
15 % dan TMC (Toyota Motor Corporation) 85%.
b. PT. Toyota Astra Motor sebagai agen penjualan, importir dan distributor
produk Toyota di Indonesia. Komposisi kepemilikan saham di perusahaan ini
adalah Astra International 51 % sedangkan TMC (Toyota Motor Corporation)
49%. Oleh karena itu Astra International mempunyai beberapa Bidang
Perusahaan diantaranya:
1. Otomotif ; Auto 2000 (Toyota), AI-DSO(Daihatsu), dan AI-ISO (Isuzu),
AHM (Astra Honda Motor).
2. Agrobisnis ; Astra Agro Lestari.
3. Finance (Divisi Lembaga Keuangan Astra) ; Astra Sedaya Finance/ACC
(Auto Cyber Center) dan Toyota Astra Finance (TAF), Bank (Bank
Permata).
4. Infra Struktur ; Palyja (PAM) wilayah Jakarta-Utara.
5. Pertambangan ; Unity Tractor, Pama persada.
6. IT ; Astra Graphia.
Gambar 2.1 Struktur Hierarki Perusahaan Astra International
Auto 2000 merupakan Dealer Utama Toyota di wilayah Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Bali, Kalimantan serta sebagian Sumatera.
Toyota merupakan pabrikan mobil terbesar ketiga di dunia dalam unit sales dan
2.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan Toyota Astra Motor
Auto 2000 Setiabudi Division Bandung.
2.2 Landasan Teori
Pada landasan teori ini akan menerangkan mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan aplikasi sistem pendukung keputusan Pemberian Kredit
Mobil di PT. Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi mengenai sistem
2.2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Seperti yang dijelaskan diatas, sistem didefinisikan sebagai kumpulan
objek yang memiliki keterkaitan fungsi dan prosedur untuk mencapai tujuan
tertentu. Sistem pengambilan keputusan berkaitan dengan elemen-elemen
keputusan seperti pengambilan keputusan, tool pengambilan keputusan, aturan
dan ide atau prinsip dengan tujuan mencari solusi atas permasalahan keputusan
yang dihadapi.
2.2.1.1Definisi Keputusan
Kata keputusan sudah menjadi hal biasa dalam kehidupan, karena
berhubungan dengan masalah solusi. Definisi dari keputusan pada umumnya
adalah pilihan (Choise), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Jika
berhubungan dengan proses, maka keputusan adalah keadaan akhir dari suatu
proses yang lebih dinamis yang diberi label keputusan. Keputusan dipandang
sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktivasi yang berhubungan dan tidak
hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana. Dengan kata lain, keputusan
merupakan kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan.
Keputusan dapat diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Strategis, keputusan dengan ciri : Ketidakpastian besar dan orientasi masa
depan.
2. Taktis, keputusan dengan ciri : Berhubungan dengan aktivitas jangka pendek
3. Teknik, keputusan dengan ciri: Standar-standar ditetapkan dan bersifat
deterministik, mengusahakan agar tugas sfesifik diimplementasikan dengan
efektif dan efisien.
2.2.1.2 Metode Keputusan
Adalah Model keputusan relevan dengan model secara umum. Dan
Model didefinisikan sebagai representasi sederhana dari suatu keadaan nyata.
2.2.1.3 Proses Pengambilan Keputusan
Dalam proses pengambilan keputusan terdapat model proses
pengambilan keputusan yang terdiri dari 3 fase, yaitu:
1. Penelusuran (Intellegence)
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah.
2. Perancangan (Design)
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis
alternatif yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti
masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. Beberapa hal yang
dilakukan dalam pembentukan model tahap perancangan ini diantaranya:
a. Strukturisasi model
b. Pemilihan kriteria untuk evaluasi, termasuk penetapan tingkat aspirasi untuk
menetapkan suatu tujuan yang layak.
d. Memperkirakan hasil, dikaitkan dengan ketersediaan informasi yang
mempengaruhi ketidakpastian atau kepastian dari suatu hasil solusi.
3. Pemilihan (Choise)
Dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang
mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian di implementasikan
dalam proses pengambilan keputusan.
4. Implementasi (Implementation)
Merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang diambil.
Gambar 2.3 Proses Pengambilan Keputusan
2.2.1.4 Tahap Pemodelan
Pemodelan pada dasarnya merupakan proses membangun atau
membentuk sebuah model, dalam bahasa formal tertentu, dari suatu system nyata
Intellegence
(Penelusuran Lingkup Masalah)
Design
(Perancangan Penyelesaian Masalah)
Choise (Pemilihan Tindakan)
berdasarkan sudut pandang tertentu. Sistem nyata akan dilihat dan dibaca oleh
pemodelan dan bentuk citra atau gambaran tertentu.
Pemodelan dilakukan dalam beberapa tahapan seprti yang ditujukan oleh
gambar 2.3 tahapan ini menjadi arah bagi pemodelan untuk membuat model yang
memiliki kriteria dengan tingkat generalisasi tinggi, mekanisme transparan,
berpotensi untuk dikembangkan peneliti lain, dan peka terhadap perubahan
asumsi.
Gambar 2.4 Tahap Pemodelan Sistem
Tahap ini mengisyaratkan pemodelan untuk memasukkan komponen
pada suatu sistem yang benar-benar menentukan prilaku sistem untuk suatu
persoalan yang diamati dan mengisyaratkan bahwa pengguna model harus tetap
2.2.1.5 Karakteristik SPK pada Pengolahan Informasi
Pada pengolahan informasi/data terdapt konsep-konsep pengolahan,
yaitu: Pengolahan Data Elektronik (PDE), Sistem Informasi Manajemen (SIM),
dan Sistem Pendukung Keputusan (SPK). SPK pada pengolahan informasi adalah
kemajuan secara revolusioner dari SIM dan PDE. Karena untuk PDE pengolahan
data yang terfokus pada data, sedangkan SIM pengolahan data yang terfokus pada
keputusan.
SPK merupakan sistem yang ditujukan pada tingkat manajemen yang
lebih tinggi lagi, dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Berfokus pada keputusan, ditujukan pada Manager puncak dan pengambil
keputusan.
2. Menekan pada fleksibilitas, adaptibilitas dan respon cepat.
3. Mampu mendukung berbagai gaya pengambilan keputusan.
SPK dari sudut teorikal, tidak hanya sekedar evolusioner dari PDE dan
SIM, tetapi SPK merupakan kelas sistem informasi yang berinteraksi dengan
bagian-bagian lain dari sistem informasi manajemen secara keseluruhan untuk
mendukung aktivitas pengambilan keputusan dalam organisasi.
2.2.1.6 Karakteristik-karakteristik dasar SPK
Karakteristik dasar SPK terdiri dari 6 yaitu :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management
2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol
proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah
terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur.
4. Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai.
5. Memiliki subsistem- subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga
dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem.
6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan
informasi.
2.2.1.7 Komponen- komponen SPK
SPK terdiri dari 3 komponen utama atau subsistem yaitu:
1. Subsistem Manajemen Basis Data (database)
Subsistem data merupakan komponen SPK penyedia data bagi sistem. Data
tersebut disimpan dalam suatu basis data (database) yang diorganisasikan oleh
suatu sistem yang disebut sistem manajemen basis data (database mangement
sistem).
2. Subsistem Manajemen Basis Model (model base)
Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data
dengan model-model keputusan. Model tersebut diorganisasikan oleh
pengelola model yaitu basis model (model base).
Keunikan lain dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan
sistem dengan pemakai secara interaktif. Fasilitas ini dikenal dengan subsistem
dialog. Melalui sistem dialog inilah sistem di implementasikan sehingga
pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang.
2.2.1.8 Penentuan Kriteria
Sifat-sifat yang harus diperhatikan dalam memilih kriteria pada setiap
persoalan pengambilan keputusan adalah sebagi berikut :
1. Lengkap
Kriteria yang dipilih harus dapat mencakup seluruh aspek penting dalam
persoalan tersebut. Suatu set kriteria disebut lengkap apabila set ini dapat
menunjukkan seberapa jauh seluruh tujuan dapat dicapai.
2. Operasional
Kriteria yang baik harus dapat digunakan dalam analisis. Sifat operasional ini
mencakup beberapa pengertian, antara lain bahwa set kriteria ini harus
mempunyai arti bagi pengambilan keputusan, sehingga ia dapat benar-benar
menghayat implikasinya terhadapalternatif yang ada. Selain itu, jika tujuan
pengambilan keputusan ini harus dapat digunakan sebagai sarana untuk
meyakinkan pihak lain, maka set kriteria ini harus dapat digunakan sebagai
3. Tidak Berlebihan
Kriteria yang dipilih tidak berlebihan untuk menghindari perhitungan yang
berulang. Proses menentukan set kriteria diusahakan menghindari kriteria
yang mengandung pengertian yang sama.
4. Minimum
Jumlah kriteria harus minimum dengan tujuan agar lebih
mengkonprehensifkan persoalan. Semakin banyak kriteria yang dilibatkan
maka semakin sukar pula untuk dapat menghayati permasalahan dengan baik,
lebih jauh lagi, jumlah perhitungan yang diperlukan dalam analisis akan
semakin banyak.
2.2.2 Analytic Hierarchy Process (AHP)
2.2.2.1Menyusun Hierarki
Metode AHP ini mulai dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang
ahli matematika Unversity Of Pittsburgh di Amerika Serikat, pada awal tahun
1980-an. Menurut Thomas L. Saaty metode AHP atau Proses Hirarki Analitik
merupakan salah satu metode pengambilan keputusan dimana faktor-faktor
logika, intuisi, pengalaman, pengetahuan, emosi, dan rasa dicoba untuk
dioptimasikan dalam suatu proses yang sistematis.
AHP yang dikembangkan oleh saaty ini memecahkan yang kompleks
dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak kompleksitas ini
disebabkan oleh banyak hal diantaranya struktur masalah yang belum jelas,
statistik yang akurat atau bahkan tidak ada sama sekali. Adakalanya timbul
masalah keputusan yang dirasakan dan diamati perlu diambil secepatnya, tetapi
variasinya rumit sehingga datanya tidak dapat dicatat secara numerik (kuantitatif),
namaun secara kualitatif, yaitu berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi.
Namun, tidak menutup kemungkinan, bahwa model-model lainya ikut
dipertimbangkan pada saat proses pengambilan keputusan dengan pendekatan
AHP, khususnya dalam memahami para keputusan individual pada saat proses
penerapan pendekatan ini.
Peralatan utama pada model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan
input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model
AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat empat
aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP yaitu:
1. Reciprocal Comparison adalah pengambilan keputusan harus dapat
membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensi tersebut
harus memenuhi syarat reciprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B
dengan sekala x, maka B lebih disukai daripada A dengan sekala 1/x.
2. Homogeneity adalah preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam
sekala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemenya dapat dibandingkan
satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen-elemen
yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster
(kelompok elemen) yang baru.
3. Independence adalah preferensi dinyatakan dengan mengamsusikan bahwa
objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam
AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam
satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat
diatasnya.
4. Expectation adalah untuk tujuan pengambilan keputusan. Struktur hirarki
diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambilan
keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objektif yang tersedia atau
diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.
Selanjutnya Thomas L. Saaty menyatakan bahwa proses hirarki analitik
(AHP) menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu
keputusan efektif atau isu kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat
proses pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam
merinci suatu situasi yang kompleks, yang terstruktur kedalam suatu
komponen-komponennya. Artinya dengan mengunkan metode AHP kita dapat memecahkan
suatu masalah dalam membuat suatu keputusan.
2.2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan AHP
Metode AHP telah banyak penggunaannya dalam berbagai skala bidang
kehidupan.
a. Kelebihan-kelebihan metode AHP adalah:
1. Struktur yang berhierarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih,
2. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkosistensi berbagai
kriteria dan alternatife yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas
pengambilan keputusan.
4. Metode AHP memiliki keunggulan dari segi proses pengambilan
keputusan dan akomodasi untuk atribut-atribut baik kuantitatif maupun
kualitatif.
5. Metode AHP juga mampu menghasilkan hasil lebih konsisten
dibandingkan dengan metode-metode lainnya.
6. Metode pengambilan keputusan AHP memilki sistem yang mudah
dipahami dan digunakan.
b. Kelemahan-kelemahan metode AHP yaitu:
1. Responden yang dilibatkan harus memiliki pengetahuaan yang cukup dalam
(expert) mengenai permasalahan dan tentang AHP itu sendiri.
2. AHP tidak dapat diterapkan pada suatu perbedaan sudut pandang yang
sangat tajam atau ekstrim dikalangan responden.
Secara naluriah manusia dapat mengestimasi besaran sederhana melalui
inderanya. Proses paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan
keakuratan perbandingan yang dapat dipertanggung jawabkan, untuk itu Thomas
L.Saaty menetapkan skala kuantitatif 1 sampai 9 untuk menilai secara
perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen dengan elemen lain (Lihat tabel
Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas
Kepentingan Keterangan Penjelasan
1 Kedua elemen sama
pentingnya
Dua elemen mempunyai
pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3 Elemen yang satu sedikit
lebih penting dari pada elemen yang lain.
Pengalaman dan penilaian
sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya.
5 Elemen yang satu sedikit
lebih cukup dari pada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian
sangat kuat menyokong satu
elemen dibandingkan atas
elemen lainnya
7 Satu elemen jelas lebih
penting dari pada elemen lainnya
Satu elemen yang kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak penting
dari pada elemen lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain
memiliki tingkat penegasan
tertinggi yang mungkin
menguatkan.
2.2.2.3 Prinsip Kerja AHP
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks
yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta
menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi
nilai numerik serta subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif
dibanding dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian
dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan
berperan untuk mempengaruhi hasil pada system tersebut. (Marimin, 2004).
2.2.2.4 Langkah-langkah Perhitungan AHP
Untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dibuat ini,maka
digunakan perhitungan bobot dengan metode AHP. Adapun tahap-tahap dalam
proses perhitungan bobot antara lain:
a. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya,
yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hirarki
Goal
Objectives
Sub-Objectives
Alternatives
Gambar 2.5 Struktur Hierarki AHP
b. Perhitungan bobot kriteria dengan cara:
1. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang bersumber pada
tabel 2.2 yang menggambarkan kontribusi relative atau pengaruh
setiap elemen terhadap masing-masing kriteria dengan kriteria lainnya.
Perbandingan dilakukan berdasarkan diskusi dan pendapat dari
narasaumber yang bergerak dibidang yang berhubungan bagian
Sertifikasi dengan menilai tingkat kepentingan suatu kriteria
dibandingkan kriteria lainnya.
2. Menghitung Total Prioritas Value untuk mendapatkan bobot kriteria
TPV = Total Priority Value
Nilai TPV yang didapat merupakan nilai bobot untuk setiap kriteria.
3. Memeriksa konsitensi matriks perbandingan suatu kriteria.
Adapun langkah-langkah dalam memeriksa konsistensi adalah sebagai
berikut:
1. Pertama bobot yang didapat dari nilai TVP dikalikan dengan nilai-nilai
elemen matriks perbandingan yang telah diubah menjadi bentuk
desimal, dan dilanjutkan dengan menjumlahkan entri-entri pada setiap
baris, dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini :
Tabel 2.4 Perkalian TPV dengan elemen matriks
K TPV K1 TPV K2 TPV Kn
K1 Nilai perbandingan K11 * TPV K1 … Nilai perbandingan K1n * TPV Kn
K2 … … …
K3 … … …
: : : :
Kn Nilai perbandingan Kn1 * TPV Kn … Nilai perbandingan Knn * TPV Knn
Tabel 2.5 Penjumlahan Baris Setelah Perkalian
K TPV K1 TPV K2 … TPV Kn baris
K1 Nilai perbandingan K11 * TPV K1 +… … +… barisk1
K2 … +… … +… …
K3 … +… … +… …
: : : : : :
Kn Nilai perbandingan Kn1 * TPV Kn +… … +… bariskn
3. Kemudian mencari maks, pertama-tama mencari nilai rata-rata setiap
kriteria atau subkriteria yaitu jumlah hasil pada langkah no. 2 diatas
yaitu baris dibagi dengan TVP dari setiap kriteria.
baris K1 TPV K1 maks K1
… ÷ … = …
baris Kn TPV Kn maks Kn
Kemudian akan diperoleh maks dengan cara sebagai berikut :
maks = maks K1 + … + … + maks Kn ÷ n
Keterangan :
maks = nilai rata – rata dari keseluruhan kriteria
4. Setelah mendapatkan maks, kemudian mencari Consistency Index (CI),
dengan ketentuan sesuai dengan jumlah kriteria yang di ambil,dapat di
lihat pada tabel 2.6, yaitu dengan persamaan :
Tabel 2.6 Ketentuan Random Index (RI)
Orde Matri
6 Matriks perbandingan dapat diterima jika Nilai Rasio Konsistensi
0.1, jika nilai CR > 0.1 maka pertimbangan yang dibuat perlu
7. Perhitungan nilai alternatif subkriteria.
Melakukan perhitungan nilai keseluruhan dari alternatif pilihan suatu
subkriteria, yaitu dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process
(AHP), seperti pada tabel 2.7 perhitungan Vi, yang mengacu pada persamaan di
bawah ini:
Vi = wj * xij
Dimana:
Vi = Nilai keseluruhan dari alternatif pilihan suatu subkriteria.
Wj = TPV (bobot prioritas) subkriteria yang di dapat dengan
menggunakan metode (AHP).
Xij = Nilai alternatif pilihan sukriteria.
i = Alternatif pilihan
Tabel 2.7 Perhitungan Vi
No Subkriteria wj Alternatif
Pilihan
xij Wj *
xij
1 J1 Wj1 I1 Xij1 Wj1 *
xij1
... .... .... .... ... ...
N Jn Wjn in xijn Wjn *
xijn
Vi= wj * xij
j
2.3 Basis Data
2.3.1 Pengertian Basis Data
Basis data menunjukan suatu cara yang digunakan untuk mengelola
jaringan data secara fisik dalam memori sekunder yang akan berdampak pada
bagaimana mengelompokan dan membentuk keseluruhan data yang terkait dalam
sistem.
2.3.1.1 Definisi Basis Data
Basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang dijelaskan
seperti berikut :
1. Himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasi
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
3. Kumpulan file yang saling berhubungan yang disimpan dalam media
penyimpanan electronics.
2.3.1.2 Arsitektur Sistem Sistem Basis Data
Arsitektur sistem data dipengaruhi oleh sistem komputer dimana basis data
dijalankan.
a. Sistem Tunggal
Pada arsitektur ini, Data Base Management Sistem (DBMS), basis data dan
aplikasi basis data ditempatkan pada komputer yang sama. Dengan
demikian, pemakai yang menggunakannya setiap saat hanya satu orang
(single user).
b. Sistem Client-Server
Client (yang menjalankan aplikasi basis data) dan Server (yang menjalankan
DBMS dan berisi basis data) pada komputer yang berbeda. Sistem Client Server
atau disebut juga sistem tersentralisasi diterapkan pada sebuah sistem jaringan.
Sistem Client Server ini ditujukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang
terdapat pada sistem sebelumnya. Sistem Client Server terdiri dari dua komponen
utama yaitu client dan server. Client berisi aplikasi basis data dan server berisi
Data Base Management Sistem (DBMS) dan basis data. Setiap aktivitas yang
dikehendaki para pemakai akan lebih dulu ditangani oleh client. Client
Bila ada proses yang harus melibatkan data yang tersimpan pada basis data
barulah client mengadakan hubungan dengan server.
Pada sistem Client Server untuk memenuhi kebutuhan, client akan
mengirimkan message (perintah) query pengambilan data. Selanjutnya, server
yang menerima message tersebut akan menjalankan query tersebut dan hasilnya
akan dikirimkan kembali ke client. Dengan begitu transfer datanya jauh lebih
efisien. Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.6 Sistem Client Server Sederhana
Disamping bentuk client server sederhana terdapat pula bentuk client
server yang lebih komplek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.6.
Dari kedua gambar diatas, dapat dilihat adanya dua macam implementasi
sistem client server. Bentuk yang sederhana dapat diterapkan pada sebuah
jaringan komputer lokal (LAN) dimana fungsi client (untuk menangani sebagian
besar proses pengolahan data seperti perhitungan, perulangan, pembandingan, dan
lain-lain.) dan fungsi work station (untuk menangani interaksi dengan pemakai,
menerima data masukan dan menayangkan hasil pengolahan) disatukan.
Adanya pemisahan fungsi client dan fungsi server, disamping
meningkatkan kompleksitas tersendiri dalam pembangunan aplikasi secara
keseluruhan, juga menimbulkan kelemahan lain, yaitu aktivitas pemasangan
aplikasi yang tidak praktis. Bila terdapat perubahan / perbaikan aplikasi basis data
maka harus mengulangi pekerjaan instalasi disemua mesin client yang digunakan.
Karena itu pekerjaan ini sangat cocok diterapkan pada sistem jaringan yang lebar
(WAN). Sedangkan pada varian sistem client server yang lebih kompleks, aplikasi
basis data tidak ditempatkan disetiap work station, tetapi dipasang pada setiap
client yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Jadi setiap client dan sejumlah work
station membentuk sebuah LAN tersendiri. Karena client-client ini merupakan
basis tempat aplikasi basis data disimpan dan turut menangani proses-proses
dalam aplikasi, maka bagi work station, client ini dapat dipandang sebagai server
aplikasi. Tidak bagaimana work station yang diaktifkan dan dinonaktifkan oleh
para pemakai, client-client tersebut (sebagaimana juga DBMS server) harus selalu
dalam keadaan aktif dan terkoneksi dalam sebuah jaringan yang lebih besar
(WAN). Dengan begitu tahap instalasi aplikasi dapat dilakukan secara jarak jauh
2.3.13 Sistem Pengelola Basis Data (Database Managemnet System / DBMS)
Pengolahan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara
langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus /
spesifik. Perangkat lunak inilah (disebut DBMS) yang akan menentukan
bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga
menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama,
keakuratan data dan sebagainya.
Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti dBase III+, dBase IV,
FoxBase, MS-Access, Paradoks, MS-SQLServer, Orecle
Borland-Interbase. Salah satu tujuan DBMS adalah untuk menyediakan fasilitas atau antar
muka ( interfase ) dalam melihat data ( yang lebih ramah / userfriendly ) kepada
pemakai.
2.3.1.4 Bahasa Basis Data (Database Language)
DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam disk.
Cara berinterkasi atau berkomunikasi antara pemakai dengan basis data tersebut
diatur dalam suatu bahasa khususnya yang diterapkan oleh perusahaan pembuat
DBMS. Bahasa itu dapat ita sebut sebagai Bahasa Basis Data yang terdiri atas
sejumlah perintah yang diformulasikan dan dapat diberikan user dan dikenali atau
diproses oleh DBMS untuk melakukan suatu aksi atau pekerjaan tertentu.
Sebuah Bahasa Basis Data ada dua bentuk yaitu:
1. Data Definition Language (DDL)
Struktur atau skema basis data yang menggambarkan desain basis data
secara keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus yang disebut Data
Definition Language (DDL), dengan bahasa inilah dapat dibuat tabel baru,
membuat indeks, mengubah tabel, menentukan struktur penyimpanan tabel, dan
sebagainya. Yang mana hasil dari kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel
yang disimpan dalam file khusus yang disebut kamus data ( Data Dictionary ).
Sedangkan Data Manipulation Language (DML) merupakan bentuk
bahasa basis data yang berguna untuk melakukan manipulasi dan pengambilan
data pada suatu basis data. Manipulasi data dapat berupa:
1. Penyisipan atau penambahan data baru dari suatu basis data
2. Penghapusan data dari suatu basis data
3. Pengubahan data dari suatu basis data
Data Manipulation Language (DML) merupakan bahasa yang bertujuna
memudahkan pemakai untuk mengakses data sebagaimana direprentasikan oleh
model data.
2.3.2 Pemodelan Sistem
Pada tingkat teknik, rekayasa perangkat lunak dimulai dengan
serangkaian tugas pemodelan yang membawanya kepada suatu spesifikasi
lengkap dari persyaratan representasi desain yang komprehensif bagi perangkat
lunak yang akan dibangun. Model analisis, yang sebenarnya merupakan
mendominasi landscap pemodelan analisis. Yang pertama analisis terstruktur,
adalah pemodelan klasik dan yang kedua adalah analisis berorientasi objek.
2.3.2.1 Diagram Konteks
Diagram Konteks adalah diagram tingkat tinggi dari Diagram Alir Data
yang merupakan gambaran global dari sistem informasi yang menggambarkan
aliran-aliran data ke dalam maupun keluar suatu sistem dan merupakan alat yang
digunakan untuk melihat batasan antara sistem dengan eksternal entity.
2.3.2.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang
mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan. ERD digunakan untuk
memodelkan struktur data dan hubungan antara data, karena hal ini relatife
kompleks. Dengan ERD kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses
yang harus dilakukan. ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk
menggambarkan struktur yaitu:
1. Entity
Adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai,
sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat.
2. Atribut
Entity mempunyai elemen yang disebut atribut, dan berfungsi
3. Hubungan
Relationship sebagaimana halnyaentiti maka dalam hubungan pun harus
dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan anatara entity dengan isi
dari hubungan itu sendiri.
Relasi anatar dua file atau dua tabel dapat dikatagorikan menjadi tiga
macam, yaitu:
1. One to One (satu ke satu) Relationship
Yang berarti entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling
banyak entitas pada entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas
pada himpunan entitas B berhubungan paling banyak dengan satu
entitas pada himpunan entitas A.
2. One to Many (satu ke banyak) Relationship
Yang berarti entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan
banyak entitas pada satu himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya
setiap entitas pada himpunan entitas B nerhubungan paling banayk
dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
3. Many to Many (banyak ke banyak) Relationship
Yang berarti entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan
banyak entitas pada satu himpunan entitas B dan begitu juaga
sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan
2.3.2.3 Data Flow Diagram (DFD)
DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk
menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar sistem,
dimana data disimpan, proses apa yang mengahasilkan data tersebut dan interaksi
antara data yang tersimpan dan proses yang akan dikenakan pada data tersebut.
DFD sering digunkan untuk mengambarkan suatu sistem yang telah ada
atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya
lewat telepon, surat, dan sebagainya). Atau lingkungan fisik dimana data tersebut
akan disimpan (misalnya file kartu, hard disk, tape, disket dan sebaginya).
DFD merupakan alat yang cukup popular saat ini, karena dapat
menggambarkan arus data didalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih
lanjut DFD merupakan dokumentasi dari sistem dengan terstruktur dan jelas.
Lebih lanjut DFD merupakan dokumentasi dari sistem yang baik.
Beberapa symbol yang akan digunaka di dalam DFD anatara lain
menurut Jogianto adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan luar (External Entity)
Setiap sistem mempunyai batas sistem yang memisahkan suatu system
dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan
menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external
entity) merupakan kesatuan dilingkungan luar sistem dapat berupa orang,
akan memberikan input atau menerima output dari sistem. Kesatuan luar
ini kebanyakan adalah salah satu dari berikut ini:
a. Suatu kantor, departemen atau devisi dalam perusahaan tetapi di luar
sistem yang sedang dikembangkan.
b. Orang atau sekelompok orang di organisasi tetapi di luar sistem yang
sedang dikembangkan.
c. Suatu organisasi atau orang di luar organisasi.
d. Sistem informasi yang lain di luar sistem yang sedang dikembangkan.
e. Sumber asli dari suatu transaksi.
f. Penerimaan akhir dari suatu laporan yang dihasilkan oleh sistem.
1. Aliran Data (Data Flow)
Aliran data di DFD diberi symbol suatu panah. Aliran data ini
mengalirdiabtara proes (process) , simpan data (data store) dan kesatuan
luar (external entity). Aliran data ini menunjukan aliran dari data yang
dapat berupa masukkan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
2. Proses
Proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau
komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk
dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses yang digambarkan secara
umum. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau
simbol empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul.
Berkas atau simpanan data merupkan simpanan dari data yang dapat
berupa:
1. Suatu file atau database di sistem computer.
2. Suatu arsip atau catatan manual.
3. Suatu kotak tempat data di meja seseorang.
4. Suatu tabel acuan manual.
5. Suatu agenda atau buku.
2.3.2.4 Kamus Data
Kamus data dapat mendefinisikan dengan lengkap data yang mengalir
diantara proses, penyimpanan data, dan entitas. Data yang mengalir tersebut dapat
berupa masukan untuk sistem atau hasil diproses sistem. Kamus data dibuat
berdasarkan arus data yang mengalir pada konteks diagram dan DFD.
2.3.3 Perangkat Lunak pendukung
Berisi tentang teori singkat mengenai software pembangun sistem yang
dipergunakan.
2.3.3.1 Delphi 7.0
Delphi adalah compiler (penterjemah) bahasa Delphi (awalnya dari
pascal) yang merupakan bahasa tingkat tinggi sekelas dengan basic, C. Bahasa
pemrograman di Delphi disebut bahasa procedural yaitu bahasa atau sintaknya
komponen–komponen yang ada tidak hanya berupa teks tetapi muncul berupa
gambar–gambar.
Delphi memiliki sarana untuk pembuatan aplikasi, mulai dari sarana
untuk pembuatan form, menu, toolbar, hingga kemampuan untuk menangani
pengelolaan basis data yang besar. Kelebihan – kelebihan yang dimiliki Delphi
antara lain karena pada Delphi, form dan komponen – komponennya dapat
dipakai ulang dan dikembangkan, tersedia template aplikasi dan template form,
memiliki lingkungan pengembangan visual yang dapat diatur sesuai kebutuhan,
menghasilkan file terkompilasi yang berjalan lebih cepat, serta kemampuan
mengakses data dari bermacam – macam format.
Delphi menggunakan bahasa objek pascal didalam lingkungan
pemrograman visual. Kombinasi ini menghasilkan sebuah lingkungan
pengembangan aplikasi yang berorientasi objek (Object Oriented Programming).
Dengan konsep seperti ini, maka pembuatan aplikasi menggunakan Delphi dapat
dilakukan dengan cepat dan menghasilkan aplikasi yang tangguh. Form dan
komponen yang ada didalamnya, misalnya, dapat disimpan dalam suatu paket
komponen yang dapat digunakan kembali, atau dimodifikasi seperlunya saja.
Khususnya untuk pemrograman database, Delphi menyediakan object
yang sangat kuat, canggih dan lengkap, sehingga memudahkan pemrograman
dalam merancang, membuat dan menyelesaikan aplikasi database yang
diinginkan. Selain itu, Delphi juga dapat menangani data dalam berbagai format
database, misalnya format MS.Access, Oracle, Foxro, Informix dan lain – lain.
Keunggulan yang dimiliki oleh Borland Delphi yaitu :
1. Memiliki banyak fitur
2. Dapat merancang dan membuat tampilan aplikasi yang bagus
3. Mudah dalam penulisan coding
4. Compatible dengan berbagai macam jenis database
2.3.3.2 My SQL
MySQL adalah Relational Database Management System (RDMS) yang
didistribusikan secara gratis disebuah lisensi GPL (General Public License).
Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh
dijadikan produk turunan yang bersifat close source atau komersial. MySQL
sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak
lama, SQL (Structured Query Language) adalah sebuah konsep pengoperasian
database, terutama untuk pemilihan (seleksi) dan pemasukan data yang
memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.
Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dengan cara kerja
optimizernya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL yang dibuat oleh
user maupun program-program aplikasinya sebagai database server lainnya dalam
query data. MySQL adalah satu dari sekian banyak sistem database yang
50
3.1Analisis Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu
sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan
maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan
sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. Sebagai analisis sistem yang
sedang berjalan, akan dibahas bagaimana prosedur dan aliran dokumen yang
sedang berjalan yang digambarkan dalam bentuk flowmap, dan analisis sistem
non fungsional yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan, serta analisis user yang terlibat.
3.1.1Analisis Masalah
Analisis masalah merupakan sebuah asumsi dari masalah yang akan
diuraikan dalam prosedur-prosedur pengolahan data pada program Sistem
Pendukung Keputusan yang berada pada PT. Toyota Astra Motor Auto 2000
Setiabudi. Analisis masalah dari prosedur yang ada, yaitu:
1. Masih kurang akurat dalam mekanisme perhitungan pemberian kredit.
2. Bagaimana menentukan keputusan yang tepat dalam melakukan pemberian