• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN KETERGANTUNGAN BERINTERAKSI DI DUNIA MAYA (Studi Pada Mahasiswa Pengguna Smartphone Jurusan Sosiologi Angkatan Tahun 2011-2014 FISIP Universitas Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN KETERGANTUNGAN BERINTERAKSI DI DUNIA MAYA (Studi Pada Mahasiswa Pengguna Smartphone Jurusan Sosiologi Angkatan Tahun 2011-2014 FISIP Universitas Lampung)"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAANSMARTPHONEDENGAN KETERGANTUNGAN BERINTERAKSI DI DUNIA MAYA

(Studi Pada Mahasiswa PenggunaSmartphoneJurusan Sosiologi Angkatan Tahun 2011-2014 FISIP Universitas Lampung)

Oleh:

MEZISKO DWI PUTRA

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya menurut jenis kelamin. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Teknik Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner dan dengan menggunakan analisis chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari segi frekuensi penggunaan smartphone, perempuan cenderung lebih sering dalam mengeceksmartphonenya. Didapat bahwa 28,6% perempuan mengecek smartphone mereka lebih dari 10 kali dalam satu hari. Sedangkan untuk laki-laki hanya 15,9%. Kemudian dari segi durasi penggunaan smartphone dalam mengakses dunia maya. Perempuan juga lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Terbukti dari hasil penelitian terdapat 28,5% perempuan yang masuk kategori “tinggi” dalam mengakses dunia maya sedangkan laki-laki hanya 4,6%. Responden yang masuk dalam kategori tinggi. Selanjutnya untuk perbedaan tingkat ketegantungan berinteraksi di dunia maya antara laki-laki dan perempuan hasil penelitian menunjukan bahwa dalam kategori “tinggi” untuk perempuan yaitu sebanyak 30,3% laki-laki 12,6%.

Kemudian melalui uji Chi-Square, diperoleh nilai χ hitung sebesar 47,329 dengan nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-sided)) sebesar 0,000. Berdasarkan hasil yang telahdiperoleh, terlihat bahwa nilai χ hitung (47,329) > χ table(7,815) serta nilai signifikansi (0.000) < α (0,05). Sehingga dapatdisimpulkan bahwa ada perbedaan hubungan antara penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya menurut jenis kelamin.

(2)

INTERACTIONIN CYBERSPACE

(Studies in the Department of Sociology Student Smartphone Users FISIP Year 2011-2014 University of Lampung)

By:

MEZISKO DWI PUTRA

This study aims to clarify the relationship between the use of a smartphone with a dependency interacting in the virtual world by sex. The method used is quantitative. Techniques Data collected through questionnaire and by using chi-square analysis. In terms of frequency of use of smartphones, women tend more often to check the smartphone. Found that 28.6% of women check their smartphones more than 10 times in one day. As for men only 15.9%.Then in terms of the duration of use of smartphones to access the virtual world. Women are also higher compared to males. Evident from the results of the study are 28.5% of women in the category of "high" to access the virtual world while men only 4.6%. Respondents were included in the high category. Furthermore, differences in the level of reliance to interact in cyberspace between men and women research results show that in the category of "high" for women is as much as 30.3% 12.6% male.

The results showed that, through Chi-Square test, the value of χ count of 47.329 with a significance value (Asymp. Sig. (2-sided)) of 0.000. Based on the results obtained, it appears that the value of χ count (47.329)> χ table (7.815) as well as the significance value (0.000) <α (0.05). So it can be concluded that there is a difference in the relationship between the use of a smartphone with a dependency interacting in the virtual world by sex.

(3)

(Studi Pada Mahasiswa PenggunaSmartphoneJurusan Sosiologi Angkatan Tahun 2011-2014 FISIP Universitas Lampung)

Oleh

MEZISKO DWI PUTRA Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

Penulis dilahirkan di Lahat pada tanggal 28 Mei 1990, merupakan anak kelima dari lima bersaudara buah hati pasangan Herman Hamdan dan Niken Susmiyati.

(8)

Katakanlah:

Sesungguhnya Sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah

untuk Allah, Tuhan semesta alam

(Q.S. Al-an am:162)

Keluarga Tercinta:

(9)

Tuhanmu memerintahkanmu agar kamu tidak menyembah

kecuali kepada-Nya dan untuk berbakti kepada kedua orang

tua .

(Qs Al Israa:23)

Apa persamaan buah apel dan kompas dengan Issac

Newton dan Albet Einstein ?

Curiosity (keingintahuan), hal ini adalah kunci .

(10)

Bismilahirrohmannirohim,

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya.Tuhan semesta alam yang

maha kuasa atas bumi, langit dan seluruh isinya, serta hakim yang maha adil di hari akhir

kelak. Tiada daya dan upaya serta kekuatan yang penulis miliki untuk menyelesaikan

skripsi ini, selain berkat daya, upaya dan kekuatan yang dianugrahkan-Nya. Shalawat

beriring salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagai

pembawaRahmatan Lil’Aalaamiin yang syafa‘atnya selalu kita nanti hingga akhir kelak.

Skripsi dengan judul Hubungan Antara Penggunaan Smartphone Dengan Ketergantungan Berinteraksi Di Dunia Maya. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari, bahwa apa yang ditulis dalam skripsi ini masih sangat jauh dengan apa yang dicita-citakan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga menjadi lebih baik, Dalam penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari banyak sekali bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

(11)

3. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H., selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Hartoyo, M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik terimakasih atas bimbingan, saran dan motivasinya selama saya menjadi Mahasiswa di Jurusan Sosiologi. Serta selaku dosen Pembimbing Penulis, terimakasih atas waktu, motivasi, saran, kesabaran dan bimbingannya selama ini sehinga menjadi inspirasi serta memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas sehingga penulis mendapatkan gelar sarjana sosiologi.

5. Ibu Dra. Yuni Ratna Sari, M.Si selaku dosen Pembahas seminar usul dan hasil serta dosen Penguji skripsi terima kasih telah memberikan saran dan kritik dengan mengoreksi serta memberikan masukan yang sangat membantu dan bermanfaat dalam perbaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang diberikan selama masa kuliah.

6. Seluruh Dosen di Jurusan Sosiologi FISIP UNILA. Terimakasih atas semua ilmu yang sudah Bapak dan Ibu Dosen berikan kepada penulis selama ini, semoga ilmu yang didapat penulis selama kuliah di FISIP Sosiologi nantinya bermanfaat untuk masa depan penulis.

7. Seluruh Staf Administrasi dan karyawan di FISIP UNILA yang telah membantu melayani urusan administrasi perkuliahan dan skripsi.

(12)

9. Kakak-kakakku Mike Savitri (Mbak), Jefri Saputra (Majepi), Rio Krisna (Masio) dan Medisko Eka Putra terimaksih untuk untuk motivasi & inspirasinya. Terimakasih untuk semangat dan harapan. Terimakasih untuk kebersamaan, kesabaran, inspirasi, dukungan, doa, kasih sayang, dan perhatian kalian.

10. Keponakan-keponakan Oom tercinta Muhammad Milan El Hammam, Dimitri, dan Dean El Sirazy.

11. Untuk para Guru-Guru SD, SMP dan SMA yang selalu setia dan penuh keikhlasan untuk terus membina dan membimbing dengan penuh kesabaran agar kelak bisa meraih cita-cita yang di inginkan.

12. Untuk Sahabat-sahabatku seperjuangan Rizky Pratama, Ridho Ridwansyah, Riki Hardiyan, Syafriadi, Novalinda Silviana dan Susan Wira Anggraeni Terima kasih selalu memberikan motivasi, candaan, dan saran yang sangat berarti dari kalian.

(13)

hilang.

14. Teman-Teman KKN Desa Way Suluh : Rahmat, Edi, Rio, Mega, Herlin terima kasih atas kebersamaanya dalam keadaan suka duka yang kita lalui bersama selama 40 hari.

15. Serta semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis hanya bisa berdoa semoga Allah SWT mencatat dan mengganti semuanya sebagai amal sholeh. Sedikit harapan semoga karya kecil ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Bandar Lampung, 31 Maret 2015 Penulis

(14)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

SAN WACANA ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

(15)

B. Definisi Smartphone... 10

C. Definisi Penggunaan Smartphone ... 13

D. Definisi Ketergantungan ... 15

E. Definisi Interaksi Dunia Maya ... 15

F. Definisi Ketergantungan Berinteraksi Di Dunia Maya ... 16

G. Hubungan Antara Penggunaan Smartphone dengan Ketergantungan Berinteraksi Di Dunia Maya ... 17

C. Definisi Operasional Dan Indikator Variabel ... 26

(16)

J. Uji Validitas dan Reabilitas ... 35

1. Uji Validitas ... 35

2. Uji Reabilitas ... 36

K. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 37

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN ... 41

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

1. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 46

1.1 Distribusi Usia Responden Menurut Jenis Kelamin. ... 47

1.2 Distribusi Alasan Menggunakan Smartphone ... 47

1.3 Distribusi Lama Memiliki Smartphone Menurut Jenis Kelamin ... 49

1.4 Distribusi Jumlah Handphone yang Dimiliki Menurut Jenis Kelamin……….. 50

1.5 Distribusi Mengganti Smartphone Menurut Jenis Kelamin…... 51

2. Penggunaan Smartphone (Variabel X) ... 54

2.1 Distribusi Penggunaan Smartphone Menurut Jenis Kelamin ... 54

2.2 Distribusi Frekuensi Penggunaan Smartphone Menurut Jenis Kelamin ... 57

2.3 Distribusi Aktifitas Berhubungan Lewat Dunia Maya Menurut Jenis Kelamin ... 59

3. Ketergantungan Berinteraksi Di Dunia Maya (Variabel Y) ... 61

3.1 Distribusi Mengabaikan Aktifitas Menurut Jenis Kelamin ... 62

3.2 Distribusi Derajat Kecemasan Menurut Jenis Kelamin ... 64

(17)

1.1 Distribusi Penggunaan Smartphone Menurut Jenis Kelamin ... 69 1.2 Distribusi Ketergantungan Berinteraksi Di Dunia Maya Menurut Jenis Kelamin ... 70

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 79 B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA

(18)

Tabel Halaman

1. Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel X (PenggunaanSmartphone) . 37 2. Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Y (Ketergantungan

Berinteraksi Di Dunia Maya) ... 38

3. Hasil Uji Reliabilitas ... 39

4. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 45

5. Alasan MenggunakanSmartphoneMenurut Jenis Kelamin... 47

6. Lama MemilikiSmartphoneMenurut Jenis Kelamin... 48

7. JumlahHandphoneyang Dimiliki Menurut Jenis Kelamin ... 49

8. Alasan MenggunakanHandphoneLebih Dari Satu ... 50

9. MenggantiSmartphoneMenurut Jenis Kelamin ... 51

10. Alasan MenggantiSmartphone... 52

11. Durasi Berhubungan Lewat Dunia Maya Sebelum Memiliki Smartphone... 54

12. Durasi Berhubungan Lewat Dunia Maya Setelah Memiliki Smartphone... 55

13. Frekuensi MengecekSmartphonedalam satu hari ... 57

(19)

17. Mengabaikan Aktifitas Menurut Jenis Kelamin ... 61

18. Mengabaikan Aktifitas Lain Ketika Sedang Menggunakan Smartphone ... 63

19. Merasa Cemas Ketika Tidak MenggunakanSmartphone... 64

20. Cepat Merasa Jengkel Atau Terganggu Ketika Menggunakan Smartphone ... 65

21. Derajat Kecemasan Menurut Jenis Kelamin... 65

22. PenggunaanSmartphoneMenurut Jenis Kelamin ... 68

23. Ketergantungan Berinteraksi Di Dunia Maya Menurut Jenis Kelamin ... 69

24. Distribusi Perbedaan Hubungan Antara PenggunaanSmartphone Dengan Ketergantungan Berinteraksi Di Dunia Maya Menurut Jenis Kelamin ... 70

25. Tabel Kontingensi Perbedaan Hubungan Antara Penggunaan SmartphoneDengan Ketergantungan Berinteraksi Di Dunia Maya Menurut Jenis Kelamin... 73

26. Tabel Kontingensi Nilai fo Dan

fe

... 73

27. Tabel Penghitungan Nilai Chi-square... 74

28. Kontigensi ... 77

(20)

Gambar Halaman

(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hingga saat ini perkembangan teknologi khususnya di bidang komunikasi merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari munculnya berbagai industri telekomunikasi. Terciptanya alat komunikasi yang canggih. Sampai penemuan produk-produk komunikasi yang memudahkan masyarakat untuk saling berinteraksi dan memperoleh informasi.

Kecepatan pertumbuhan penggunaan teknologi komunikasi saat ini juga mencengangkan. Menurut data Frost & Sullivan, salah satu lembaga yang melakukan pemantauan terhadap pertumbuhan ekonomi perusahaan, menyatakan penjualan smartphone di Indonesia pada tahun 2009 telah terjual sebanyak 1,2 juta dan diprediksikan pada tahun 2015 total penjualan smartphone di Indonesia akan mencapai 18,7 juta. Pertumbuhan pemakai smartphone di Indonesia diprediksi meningkat dari 6% di 2011 menjadi 22% pada 2012, atau naik tiga kali lipat.

(22)

Perkembangan jumlah pelanggan seluler di Indonesia juga bisa dibilang serupa. Menurut catatan ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia), pelanggan Telkomsel hingga bulan Juni 2010 mencapai 88 juta nomor, XL sekitar 35 juta, Indosat sekitar 39,1 juta, selebihnya merupakan pelanggan Axis dan Three. (Rahmad, 2010)

Di Tahun 2011 Data dari Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) menunjukkan bahwa jumlah pelanggan seluler di Indonesia per tahun 2011 telah mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu, naik 60 juta pelanggan dibanding tahun 2010. Angka ini mendekati jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 258 juta penduduk pada Desember 2010. (Nugraha, 2012)

Teknologi di satu sisi memang bermanfaat. Seperti memudahkan dalam mencari informasi, menghemat tenaga, waktu dan biaya. Namun di sisi lain dapat berdampak buruk. Marcuse dalam (Ritzer, 2007:237) menyatakan bahwa ia menolak gagasan teknologi adalah natural dalam dunia modern dan sebaliknya memandangnya sebagai alat untuk menguasai rakyat. Teknologi modern adalah efektif karena walaupun ketika diciptakan tampaknya natural tapi sebenarnya ia memperbudak.

(23)

Teknologi betapapun murninya ia mempertahankan dan memperlancar kelangsungan dominasi.

Paparan Marcuse diatas menjelaskan salah satu dampak negatif teknologi, tentunya juga termasuk handphone yang ada pada saat ini. Mungkin beberapa merek handphone terkemuka saat ini ada di tangan kita, seperti Nokia, Blackberry, Apple, Samsung. Handphone juga tidak terlepas sebagai teknologi yang dapat berdampak positif maupun negatif.

Kondisi sekarang ini justru terbalik. Bagi sebagian orang, bukan kita yang mengendalikan kecanggihan teknologi (dalam hal ini di bidang komunikasi) tapi nyatanya kita yang malah dikendalikan oleh teknologi tersebut. Mengikuti perkembangan handphone sejadi-jadinya. Menurut Sindhunata (1983:XXI) Manusia tampaknya berkejar-kejaran dengan hal ini, tanpa disadari mereka kehilangan sisi kemanusiaannya. Menjadikan mereka cenderung terisolasi, dengan segala macam teknologi komunikasi yang mereka gunakan.

(24)

Smartphone sebagai handphone pintar sudah sangat canggih saat ini. Fitur-fitur atau fungsi yang ada pada smartphone pun semakin beragam. Mulai dari alat untuk mendengarkan lagu, mengambil foto, berkomunikasi, berinteraksi, mengakses internet, sampai komputer. Smartphonememang tidak bisa dilepaskan dalam era modern yang serba cepat dan praktis. yang dapat membantu penggunanya dalam berkomunikasi dan berinteraksi tidak terhalang jarak dan waktu.

Perkembangan smartphone telah membentuk pola-pola baru dalam hubungan sosial manusia. Manusia semakin jarang melakukan komunikasi secara langsung (face to face). Melainkan lebih sering secara tidak langsung seperti melalui telpon, sms,chatting, messengerdan situs jejaring sosial. (Octavia, 2010:17)

Banyak sekali fitur-fitur yang seolah menghipnotis penggunanya. Sehingga lupa diri, lupa waktu dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar saat itu. Karena keasikan bermaingames, chatting, internetan, media sosial danmassanger. Bukan hanya satu atau dua kasus saja yang kerap kita lihat beberapa orang asik memainkan smartphone tapi tanpa sadar bahwa smartphone miliknya hanya menumbuhkan sisi egois untuk dirinya sendiri, cenderung tidak peka terhadap lingkungan sekitar. (Surya, 2004:25)

(25)

Ketergantungan seseorang terhadap smartphone miliknya benar-benar telah membuat orang tersebut lebih malas untuk bersosialisasi dalam dunia nyata.

Perkembangan smartphone yang memudahkan kita untuk melakukan komunikasi virtual (maya). Berimplikasi pada munculnya komunikasi di dunia maya. Ruang chatting, e-mail, jejaring sosial massenger danvideo calladalah beberapa contoh tempat-tempat yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dan berinteraksi. Orang-orang yang tinggal diberbagai penjuru dunia dapat berinteraksi dengan menggunakan sarana tadi.

Tidak terlepas juga pengunaan smartphone untuk mengakses situs jejaring sosial. Kita mengenal beberapa situs jejaring sosial yaitu Facebook, Twitter, dan sebagainya. Facebook misalnya, situs jejaring sosial yang diluncurkan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg. Dengan Facebook ini pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain lewat dunia maya. Bisa mendapatkan teman-teman baru, bergabung dengan grup, mengirim pesan dan sebagainya.

(26)

Tidak jarang kita melihat atau kita sendiripun melakukannya untuk berlama-lama memegang smartphone dalam mengakses situs jejaring sosial dan bbm-an misalnya. Tidak hanya itu, bahkan kita rela meninggalkan beberapa pekerjaan selagi kita berkomunikasi (berinteraksi) dengan menggunakansmartphoneini.

Pengguna smartphone awalnya banyak digunakan oleh pengusaha dan eksekutif muda, tapi saat ini hampir semua kalangan telah banyak yang menggunakan smartphone. Mahasiswa dan siswa sekolah pun tidak mau ketinggalan dengan tren smartphone ini. Alasan mahasiswa menggunakan smartphone karena tampilan dan fitur yang ditawarkan sangat menarik, aplikasi yang lengkap serta mencerminkan gaya hidup metropolis danup to date. (Galang, 2013)

Dalam lingkungan kampus pun juga demikian. Bagi sebagian mahasiswa smartphone termasuk salah satu dalam konteks benda yang dituankan karena teknologi canggih yang menjadi kebutuhan pertama (primer) mahasiswa. Smartphonejuga cenderung membentuk sifat hedonisme pada mahasiswa. Ketika keluar jenissmartphoneterbaru yang lebih canggih, mereka pun berkejar-kerjaran untuk memilikinya, padahal mereka sebenarnya belum memahami benar manfaat setiap fitur-fitur baru secara menyeluruh. Pembelian smartphone yang mereka lakukan hanya sekedar untuk mengimbangi pergaulan dalam tuntutan gaya hidup mewah.

(27)

Tetapi kemudahan dalam berinteraksi ini menjadikan mahasiswa tergantung untuk berinteraksi secara maya melaluismartphoneyang mereka miliki.

Maka disini terlihat ada kecenderungan bahwa saat ini segala kecanggihan teknologi komunikasi (smartphone) dapat menjadikan ketergantungan terhadap penggunanya. Ketergantungan terhadap smartphone ini tentunya sangat merugikan penggunanya diantara lain: menghabiskan waktu secara tidak produktif, membuang-buang uang untuk membeli pulsa atau paket internet, mengabaikan pekerjaan lain dan mengurangi waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain dilingkungan sekitar.

Untuk memperkaya informasi dalam penelitian ini peneliti akan melihat juga apakah ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam penggunaan smartphone serta tingkat ketergantungan berinteraksi di dunia maya. Selama ini kebanyakan orang percaya bahwa urusangadgetdan teknologi merupakan dunianya kaum pria. Tapi sebuah survei yang dilakukan oleh HSN, sebuah perusahaanretaildan melibatkan 2.000 orang pria dan wanita di akhir tahun 2011 dengan permintaan kepada responden untuk menuliskan daftar barang yang ingin dibeli pada tahun 2012.

(28)

Studi lebih lanjut yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari survei ini juga menunjukkan para wanita lebih terikat pada teknologi ketimbang para pria. Para wanita membeli rata-rata 4,7 produk elektronik setiap tahunnya, lebih tinggi jika dibandingkan para pria yang hanya 4,2 produk. Wanita juga terbukti lebih efektif dalam menggunakan perangkat teknologi. Sekali menghidupkan komputer, para wanita dapat menggunakan beberapa fiturnya sekaligus, seperti maingamesdi Facebook, mengunduh musik, hingga menonton film secaraonline.

Dalam penelitian ini smartphone adalah media yang menjadikan interaksi yang dilakukan seseorang melalui dunia maya menjadi semakin meningkat aktifitasnya, bahkan cenderung membuat penggunanya menjadi ketergantungan. Dari sejumlah paparan diatas dapat terlihat bahwa sebetulnya smartphone dapat menjadi peningkat nilai manusia atau smartphone bahkan bisa menurunkan, bahkan mematikan manusia. Smartphone bisa memanusiakan manusia juga bisa mendegradasi manusia dari yang semestinya. Ia bisa bermanfaat (positif) tetapi smartphonebisa juga merugikan (berdampak negatif).

(29)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan tadi, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Apakah ada perbedaan antara penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya menurut jenis kelamin?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan hubungan antara penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu penegetahuan sosial khususnya dalam sosiologi komunikasi. Yaitu dapat memberikan informasi secara empiris dan pengetahuan bagimana hubungan antara penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya.

(30)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hingga saat ini perkembangan teknologi khususnya di bidang komunikasi merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari munculnya berbagai industri telekomunikasi. Terciptanya alat komunikasi yang canggih. Sampai penemuan produk-produk komunikasi yang memudahkan masyarakat untuk saling berinteraksi dan memperoleh informasi.

Kecepatan pertumbuhan penggunaan teknologi komunikasi saat ini juga mencengangkan. Menurut data Frost & Sullivan, salah satu lembaga yang melakukan pemantauan terhadap pertumbuhan ekonomi perusahaan, menyatakan penjualan smartphone di Indonesia pada tahun 2009 telah terjual sebanyak 1,2 juta dan diprediksikan pada tahun 2015 total penjualan smartphone di Indonesia akan mencapai 18,7 juta. Pertumbuhan pemakai smartphone di Indonesia diprediksi meningkat dari 6% di 2011 menjadi 22% pada 2012, atau naik tiga kali lipat.

(31)

Perkembangan jumlah pelanggan seluler di Indonesia juga bisa dibilang serupa. Menurut catatan ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia), pelanggan Telkomsel hingga bulan Juni 2010 mencapai 88 juta nomor, XL sekitar 35 juta, Indosat sekitar 39,1 juta, selebihnya merupakan pelanggan Axis dan Three. (Rahmad, 2010)

Di Tahun 2011 Data dari Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) menunjukkan bahwa jumlah pelanggan seluler di Indonesia per tahun 2011 telah mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu, naik 60 juta pelanggan dibanding tahun 2010. Angka ini mendekati jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 258 juta penduduk pada Desember 2010. (Nugraha, 2012)

Teknologi di satu sisi memang bermanfaat. Seperti memudahkan dalam mencari informasi, menghemat tenaga, waktu dan biaya. Namun di sisi lain dapat berdampak buruk. Marcuse dalam (Ritzer, 2007:237) menyatakan bahwa ia menolak gagasan teknologi adalah natural dalam dunia modern dan sebaliknya memandangnya sebagai alat untuk menguasai rakyat. Teknologi modern adalah efektif karena walaupun ketika diciptakan tampaknya natural tapi sebenarnya ia memperbudak.

(32)

Teknologi betapapun murninya ia mempertahankan dan memperlancar kelangsungan dominasi.

Paparan Marcuse diatas menjelaskan salah satu dampak negatif teknologi, tentunya juga termasuk handphone yang ada pada saat ini. Mungkin beberapa merek handphone terkemuka saat ini ada di tangan kita, seperti Nokia, Blackberry, Apple, Samsung. Handphone juga tidak terlepas sebagai teknologi yang dapat berdampak positif maupun negatif.

Kondisi sekarang ini justru terbalik. Bagi sebagian orang, bukan kita yang mengendalikan kecanggihan teknologi (dalam hal ini di bidang komunikasi) tapi nyatanya kita yang malah dikendalikan oleh teknologi tersebut. Mengikuti perkembangan handphone sejadi-jadinya. Menurut Sindhunata (1983:XXI) Manusia tampaknya berkejar-kejaran dengan hal ini, tanpa disadari mereka kehilangan sisi kemanusiaannya. Menjadikan mereka cenderung terisolasi, dengan segala macam teknologi komunikasi yang mereka gunakan.

(33)

Smartphone sebagai handphone pintar sudah sangat canggih saat ini. Fitur-fitur atau fungsi yang ada pada smartphone pun semakin beragam. Mulai dari alat untuk mendengarkan lagu, mengambil foto, berkomunikasi, berinteraksi, mengakses internet, sampai komputer. Smartphonememang tidak bisa dilepaskan dalam era modern yang serba cepat dan praktis. yang dapat membantu penggunanya dalam berkomunikasi dan berinteraksi tidak terhalang jarak dan waktu.

Perkembangan smartphone telah membentuk pola-pola baru dalam hubungan sosial manusia. Manusia semakin jarang melakukan komunikasi secara langsung (face to face). Melainkan lebih sering secara tidak langsung seperti melalui telpon, sms,chatting, messengerdan situs jejaring sosial. (Octavia, 2010:17)

Banyak sekali fitur-fitur yang seolah menghipnotis penggunanya. Sehingga lupa diri, lupa waktu dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar saat itu. Karena keasikan bermaingames, chatting, internetan, media sosial danmassanger. Bukan hanya satu atau dua kasus saja yang kerap kita lihat beberapa orang asik memainkan smartphone tapi tanpa sadar bahwa smartphone miliknya hanya menumbuhkan sisi egois untuk dirinya sendiri, cenderung tidak peka terhadap lingkungan sekitar. (Surya, 2004:25)

(34)

Ketergantungan seseorang terhadap smartphone miliknya benar-benar telah membuat orang tersebut lebih malas untuk bersosialisasi dalam dunia nyata.

Perkembangan smartphone yang memudahkan kita untuk melakukan komunikasi virtual (maya). Berimplikasi pada munculnya komunikasi di dunia maya. Ruang chatting, e-mail, jejaring sosial massenger danvideo calladalah beberapa contoh tempat-tempat yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dan berinteraksi. Orang-orang yang tinggal diberbagai penjuru dunia dapat berinteraksi dengan menggunakan sarana tadi.

Tidak terlepas juga pengunaan smartphone untuk mengakses situs jejaring sosial. Kita mengenal beberapa situs jejaring sosial yaitu Facebook, Twitter, dan sebagainya. Facebook misalnya, situs jejaring sosial yang diluncurkan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg. Dengan Facebook ini pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain lewat dunia maya. Bisa mendapatkan teman-teman baru, bergabung dengan grup, mengirim pesan dan sebagainya.

(35)

Tidak jarang kita melihat atau kita sendiripun melakukannya untuk berlama-lama memegang smartphone dalam mengakses situs jejaring sosial dan bbm-an misalnya. Tidak hanya itu, bahkan kita rela meninggalkan beberapa pekerjaan selagi kita berkomunikasi (berinteraksi) dengan menggunakansmartphoneini.

Pengguna smartphone awalnya banyak digunakan oleh pengusaha dan eksekutif muda, tapi saat ini hampir semua kalangan telah banyak yang menggunakan smartphone. Mahasiswa dan siswa sekolah pun tidak mau ketinggalan dengan tren smartphone ini. Alasan mahasiswa menggunakan smartphone karena tampilan dan fitur yang ditawarkan sangat menarik, aplikasi yang lengkap serta mencerminkan gaya hidup metropolis danup to date. (Galang, 2013)

Dalam lingkungan kampus pun juga demikian. Bagi sebagian mahasiswa smartphone termasuk salah satu dalam konteks benda yang dituankan karena teknologi canggih yang menjadi kebutuhan pertama (primer) mahasiswa. Smartphonejuga cenderung membentuk sifat hedonisme pada mahasiswa. Ketika keluar jenissmartphoneterbaru yang lebih canggih, mereka pun berkejar-kerjaran untuk memilikinya, padahal mereka sebenarnya belum memahami benar manfaat setiap fitur-fitur baru secara menyeluruh. Pembelian smartphone yang mereka lakukan hanya sekedar untuk mengimbangi pergaulan dalam tuntutan gaya hidup mewah.

(36)

Tetapi kemudahan dalam berinteraksi ini menjadikan mahasiswa tergantung untuk berinteraksi secara maya melaluismartphoneyang mereka miliki.

Maka disini terlihat ada kecenderungan bahwa saat ini segala kecanggihan teknologi komunikasi (smartphone) dapat menjadikan ketergantungan terhadap penggunanya. Ketergantungan terhadap smartphone ini tentunya sangat merugikan penggunanya diantara lain: menghabiskan waktu secara tidak produktif, membuang-buang uang untuk membeli pulsa atau paket internet, mengabaikan pekerjaan lain dan mengurangi waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain dilingkungan sekitar.

Untuk memperkaya informasi dalam penelitian ini peneliti akan melihat juga apakah ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam penggunaan smartphone serta tingkat ketergantungan berinteraksi di dunia maya. Selama ini kebanyakan orang percaya bahwa urusangadgetdan teknologi merupakan dunianya kaum pria. Tapi sebuah survei yang dilakukan oleh HSN, sebuah perusahaanretaildan melibatkan 2.000 orang pria dan wanita di akhir tahun 2011 dengan permintaan kepada responden untuk menuliskan daftar barang yang ingin dibeli pada tahun 2012.

(37)

Studi lebih lanjut yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari survei ini juga menunjukkan para wanita lebih terikat pada teknologi ketimbang para pria. Para wanita membeli rata-rata 4,7 produk elektronik setiap tahunnya, lebih tinggi jika dibandingkan para pria yang hanya 4,2 produk. Wanita juga terbukti lebih efektif dalam menggunakan perangkat teknologi. Sekali menghidupkan komputer, para wanita dapat menggunakan beberapa fiturnya sekaligus, seperti maingamesdi Facebook, mengunduh musik, hingga menonton film secaraonline.

Dalam penelitian ini smartphone adalah media yang menjadikan interaksi yang dilakukan seseorang melalui dunia maya menjadi semakin meningkat aktifitasnya, bahkan cenderung membuat penggunanya menjadi ketergantungan. Dari sejumlah paparan diatas dapat terlihat bahwa sebetulnya smartphone dapat menjadi peningkat nilai manusia atau smartphone bahkan bisa menurunkan, bahkan mematikan manusia. Smartphone bisa memanusiakan manusia juga bisa mendegradasi manusia dari yang semestinya. Ia bisa bermanfaat (positif) tetapi smartphonebisa juga merugikan (berdampak negatif).

(38)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan tadi, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Apakah ada perbedaan antara penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya menurut jenis kelamin?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan hubungan antara penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu penegetahuan sosial khususnya dalam sosiologi komunikasi. Yaitu dapat memberikan informasi secara empiris dan pengetahuan bagimana hubungan antara penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya.

(39)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Penggunaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penggunaan diartikan sebagai proses, cara perbuatan memakai sesuatu, pemakaian. (KBBI, 2002:852). Penggunaan sebagai aktifitas memakai sesuatu atau membeli sesuatu berupa barang dan jasa. Pembeli dan pemakai yang dapat disebut pula sebagai komsumen barang dan jasa. Dalam penelitian ini penggunaan adalah pemakaian pada fitur-fitur yang ada pada smartphone dalam berinteraksi dengan orang lain.

B. Definisi Smartphone

(40)

Dengan kata lain, telepon cerdas merupakan sebuah telepon genggam yang mempunyai kemampuan sebuah komputer. (Atika, 2013)

Dalam penelitian ini smartphone adalah media yang digunakan dalam berkomunikasi. Dimana dalam komunikasi tersebut akan dilihat seberapa jauh interaksi yang dilakukan melalui smartphone dapat membuat penggunanya menjadi ketergantungan. Baik melalui komunikasi telepon, sms, massanger (BBM, line, kakao) dan internet.

Fitur-fitur pada smartphone antara lain:

1. SistemOperasi

Ciri utama sebuah smartphone adalah memiliki sistem operasi di dalamnya yang memungkinkan kita menjalankan berbagai aplikasi, misalnya Windows Mobile, Android, Symbian, ataupun Sistem Operasi Blackberry.

2. Software / Aplikasi

Sebuah smartphone selalu dilengkapi berbagai aplikasi/software yang tentunya ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan mendukung kegiatan sehari-hari. Misalnya Doc To Go, sebuah aplikasi untuk membuat dan mengedit dokumen word di smartphone.

3. Mengakses Internet / Web

(41)

Konten yang disajikan di broswer nya, sudah hampir mendekati seperti layaknya kita mengakses web lewat komputer. Opera Mobile, SkyFire Mobile, IE Mobile adalah contoh beberapa browser di sebuah

smartphone.

4. Keyboard QWERTY

Ciri khas lainnya dari smarphone adalah QWERTY keyboard. Ini tentunya untuk mempermudah penggunanya mengetik dokumen atau mengirim pesan. Tampilan QWERTY keyboard bisa dalam bentuk fisik (hardware) misalnya seperti pada Blackberry, juga bisa tampil dalam bentuk Keyboard virtual seperti pada iPhone.

5. Messaging

Kemampuan mengolah pesan pada smartphone tidak hanya terbatas pada mengirim sms, tapi juga telah dilengkapi kemampuan mengirim email. Sehingga dengan mudah kita bisa mengakses pesan yang sama baik lewat smartphone maupun komputer kita.

6. Multi tasking

(42)

7. Touch screen

Dengan teknologi ini pengguna tidak memerlukan keypad untuk menulis pesan atau menelpon. Cukup hanya dengan menyentuhkan jari pada layar smartphone. Teknologi ini sangat identik dengan Iphone sebagai smartphone touch screen paling populer di dunia.

8. Wi-fi

Teknologi dengan nama panjang wireless fidelity ini memungkinkan pengguna smartphone untuk terhubung dengan internet tanpa

menggunakan kabel penghubung internet. Dengan fitur ini pengguna smartphone dapat browsing internet dengan leluasa.

9. GPRS

Dengan menggunakan teknologi GPRS (General Packet Radio Service), pengguna dapat dengan optimal menggunakan fasilitas google dan peta sebagai penunjuk jalan pada saat bepergian. (Sari, 2005)

C. Definisi Penggunaan Smartphone

(43)

Hasil temuan riset Indonesia Smartphone Consumer Insight Mei 2013 yang dilakukan lembaga riset global Nielsen menunjukkan per hari rata-rata orang Indonesia memanfaatkan smartphone selama 189 menit (setara 3 jam 15 menit) itu terungkap data sebagai berikut (mari kita urutkan dari yang paling menghabiskan waktu):

1. 62 menit dihabiskan untuk berkomunikasi, seperti menerima atau melakukan panggilan telepon, berkirim pesan baik melalui SMS atau Instant Message, dan mengirim e-mail.

2. Sekitar 45 menit dihabiskan untuk hiburan misalnya memainkan game tertentu dan menikmati konten multimedia berupa audio dan/atau video.

3. 38 menit dihabiskan untuk menjelajahi dan menguasai aplikasi yang baru di-download.

4. 37 menit dihabiskan untuk berselancar di internet.

Aktivitas paling tinggi yaitu chatting dengan persentase mencapai 90 persen, pencarian (71 persen), jejaring sosial (64 persen), blogging/ forum (41 persen), App Store (32 persen), video on demand (27 persen), sharingkonten (26 persen), hiburan (25 persen), berita (24 persen) dan webmail (17 persen).

(44)

D. Definisi Ketergantungan

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata Ketergantungan adalah perihal hubungan sosial seseorang yang tergantung kepada orang lain, masyarakat atau benda tertentu. Keadaan seseorang yang belum dapat memikul tanggung jawabnya sendiri. (KBBI, 2002:334).

E. Definisi Interaksi Dunia Maya

Benedikt menyatakan bahwa dunia maya atau cyberspace adalah realita yang terhubung secara global, berakses internet, multidimensi dan virtual. Dalam realita ini setiap komputer adalah jendela, dimana akan terlihat atau terdengar objek-objek yang bukan bersifat fisik namun lebih merupakan gaya, karakter, dan aksi pembuat data. Dalam pengetian umum sekarang ini dunia maya adalah istilah komprehensif untuk world wide web, internet, milis elektronik, ruang chatting, permainan interaktif multi-player, messenger dan email. Kontak sosial dan komunikasi sosial sebagai syarat terjadinya interaksi sosial yang berlangsung menggunakan simbol-simbol untuk membantu dalam berkomunikasi. (Rahmat, 2011)

(45)

Dunia maya ada untuk mempermudah pekerjaan manusia, karena dapat berinteraksi antara satu orang dengan orang lainnya yang berada ditempat yang berbeda.

F. Definisi Ketergantungan Berinteraksi Di Dunia Maya

Di dalam penelitian ini konsep ketergantungan adalah keadaan dimana hubungan seseorang dengan smartphone nya sangat melekat dan sangat sering menggunakan smartphone tersebut dalam melakukan komunikasi dengan orang lain.

Di bawah ini adalah beberapa ciri orang yang ketergantungan media jejaring sosial diantaranya:

1) Bisa menghabiskan waktu berjam-jam dan kuat tidak tidur demi aktif di dunia maya.

Hal ini telah menunjukan bahwa orang tersebut telah tergantung dengan aktifitas di dunia maya. Sehingga merasa cemas jika tidak melakukan hal tersebut.

2) Lebih banyak beraktifitas di dunia maya dari pada dunia nyata.

3) Kurangnya pergaulan dengan sesama manusia.

Para pengguna jejaring sosial yang berinteraksi di dunia maya, mereka lebih sering berinteraksi lewat dunia maya. Hingga lupa atau hanya sedikit sekali meluangkan waktu nya untuk berinteraksi di dunia nyata.

(46)

Sebagai mahasiswa contohnya mereka rela meninggalkan tugas, waktu kuliahnya untuk berlama-lama mengakses jejaring sosial. Dengan menggunakan smartphone mereka.

5) Merasa cemas jika sehari tidak beraktifitas di media jejaring sosial. (Saputro, 2012)

G. Hubungan Antara Penggunaan Smartphone Dengan Ketergantungan Berinteraksi Di Dunia Maya

(47)

Pengembangan pada media teknologi seperti ponsel ini berkembang sesuai jaman dan kebutuhan para penggunanya. Sehingga dalam hal ini berpengaruh besar terhadap kegiatan interaksi sosial dari pengguna telepon selular itu sendiri. (Nurudin, 2005)

Sedangkan menurut Johannesen (1996) teknologi diartikan sebagai aktivitas budaya yang khas ketika manusia membentuk dan mengubah realitas alami demi tujuan-tujuan praktis. Setiap langkah kemajuan teknologi menyebabkan serangkaian perubahan yang berinteraksi dengan perubahan lainnya yang timbul dari sistem teknologi secara keseluruhan. Menurut Gouzali Saydam (2005), teknologi komunikasi pada hakikatnya adalah penyaluran informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui perangkat telekomunikasi (kawat, radio atau perangkat elektromagnetik lainnya). Informasi tersebut dapat berbentuk suara (telepon), tulisan dan gambar (telegraf), data (komputer), dan sebagainya. Sedangkan Shiroth dan Amin (1998) mengemukakan teknologi komunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer.

(48)

komputer, dan surat elektronik. Pada tingkat organisasional yaitu interkom, konferensi telepon, surat elektronik, manajemen dengan bantuan komputer, sistem informasi, dan faksimili. Sedangkan pada tingkat publik yaitu televisi, radio, film, videotape, vidoedisc, TV kabel, TV satelit langsung, video dengan teks, teleteks, dan sistem informasi digital. Pada saat ini telepon merupakan alat komunikasi yang banyak ditemukan dalam dunia bisnis. (Putra 2014)

Dalam hal teknologi kita bisa melihat paparan yang dikemukakan oleh Marcuse. Ia menolak gagasan bahwa teknologi adalah natural dalam dunia modern dan sebaliknya memandangnya sebagai alat untuk menguasai rakyat. Teknologi modern adalah efektif karena walaupun ketika diciptakan tampaknya natural tapi sebenarnya ia memperbudak.

Teknologi membantu menindas individu, akibatnya adalah apa yang disebut Marcuse sebagai masyarakat berdimensi tunggal. Dimana individu kehilangan kemampuan untuk berpikir secara kritis dan secara negatif tentang masyarakat. Teknologi betapapun murninya ia mempertahankan dan memperlancar kelangsungan dominasi. (Ritzer, 2007:237)

(49)

Lookout Mobile Security juga melakukan penelitian yang menemukan bahwa 50 persen responden mengaku merasa gelisah jika ponsel mereka tidak ada di dekat mereka. Ketika mereka ditanya mengenai barang yang akan diselamatan saat terjadi kebakaran, mereka menjadikan ponsel sebagai prioritas utama, menyusul kemudian dompet dan passport. (Natalia 2012)

Seperti penjelasan diatas, juga berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan. Penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan samrtphone adalah aktifitas yang dilakukan untuk berkomunkasi dan berinteraksi dengan menggunakan fitur-fitur yang ada pada smartphone tersebut. Fitur-fitur yang biasa digunakan di dalam smartphone tersebut adalah SMS, telepon, akses internet dan penggunaan massenger.

Dengan tersedianya fitur untuk berkomunikasi dan berinteraksi yang praktis dan mudah ini menyebabkan penggunanya lebih suka berkomunikasi tidak langsung dengan orang lain dari pada melakukan komunikasi secara langsung. Tidak jarang mereka berlama-lama dalam menggunakan smartphone mereka dalam berinteraksi. Mengabaikan pekerjaan yang seharusnya mereka kerjakan karena keasyikan menggunakan smartphone mereka. Jika hal ini terjadi maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi ketergantungan seseorang terhadap smartphone yang mereka gunakan.

H. Kerangka Pikir

(50)

merupakan suatu hal yang membanggakan. Tentunya juga termasuk handphone (smartphone) yang ada pada saat ini. Smartphone saat ini merupakan kebutuhan bagi setiap individu. Ini terjadi karena selain smartphone merupakan alat komunikasi yang mudah dibawa kemana-mana tanpa mengenal batas jarak dan waktu. Di dalam smartphone juga terdapat fasilitas atau fitur-fitur yang menarik dan beragam.

Dengan adanya ragam fitur ini fungsi utama handphone (smartphone) cenderung telah bergeser penggunaanya. Smartphone tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi saja tetapi juga fitur-fitur lainnya. Seperti internet, video, pemutar musik dan sebagainya, yang menjadikan orang cenderung tidak terlibat secara langsung dengan lingkungan nyata sosialnya.

Bagi sebagian mahasiswa smartphone termasuk salah satu dalam konteks benda yang dituankan karena berteknologi canggih yang menjadi kebutuhan pertama (primer). Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia pada smartphone seperti : akses internet, browsing, email, massenger dan video call tentunya akan membantu mahasiswa dalam berinteraksi dengan orang lain. Tetapi kemudahan dalam berinteraksi ini menjadikan mahasiswa tergantung untuk berinteraksi secara maya melalui smartphone yang mereka miliki.

(51)

meningkat aktifitasnya, bahkan cenderung membuat penggunanya menjadi ketergantungan.

Penjelasan mengenai kerangka pikir dapat dilihat pada bagan kerangka fikir gambar 1 ini:

Variabel X Variabel Y

Gambar 1: Bagan Kerangka Pikir.

I. Hipotesis

Hipitesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, karena ia merupakan insrumen kerja dari teori. Sebagai hasil deduksi dari teori atau proposisi, hipotesa lebih spesifik sifatnya, sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris. Singarimbun dan Effendi (1987:43)

Dalam Sutrisno Hadi (1991:63) mengemukakan bahwa hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau salah, atau palsu dan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan begitu sangat tergantung pada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan.

Penggunaan Smartphone

Ketergantungan Berinteraksi Di

(52)

Suatu hipotesa selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya.

Dalam penelitin ini menggunakan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Dimana jika hipotesis alternatif (Ha) diterima maka, hopotesis nol (Ho) ditolak. Begitu juga sebaliknya, jika hipotesis nol (Ho) diterima maka, hopotesis alternatif (Ha) ditolak.

Ho: Tidak ada perbedaan antara penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya menurut jenis kelamin. Ha: Ada perbedaan antara penggunaan smartphone dengan

(53)

III. METODE PENELITIAN

A.Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2012:7) menjelaskan bahwa metode kuantitatif disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit (empiris), obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.

Sugiyono juga menuliskan metode kuantitatif digunakan apabila:

1) Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.

Masalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Dalam penelitian ini masalah yang terjadi adalah penggunaan smartphone yang dapat menyebabkan ketergantungan berinteraksi di dunia maya.

(54)

Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Dalam penelitian ini saya ingin mendapatkan informasi apakah pengunaan smartphone dapat membuat ketergantungan berinteraksi di dunia maya pada kalangan mahasiswa.

3) Bila ingin mengetahui pengaruh/hubungan tertentu terhadap suatu objek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya.

4) Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.

Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah apakah ada hubungan penggunaan smartphone terhadap dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya.

5) Bila peneliti ingin mendapat data yang akurat berdasarkan fonomena yang empiris dan dapat diukur.

Dari penjelasan diatas maka jelas bahwa metode kuantitatif adalah metode yang paling tepat untuk penelitian ini.

B. Definisi Konseptual

(55)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan tinjauan pustaka yang ada, maka yang dimaksud dengan:

1. Penggunaan Smartphone

Penggunaan smartphone adalah aktifitas menggunakan fitur-fitur yang ada pada smartphone tersebut dalam rangka untuk berkomunikasi..

2. Ketergantungan berinteraksi di dunia maya

Di dalam penelitian ini konsep ketergantungan adalah keadaan dimana hubungan seseorang dengan smartphone nya sangat melekat dan sangat sering menggunakan smartphone tersebut dalam melakukan interaksi dengan orang lain melalui dunia maya.

C. Definisi Operasional Dan Indikator Variabel

Untuk menghindari terjadinya penyimpangan serta memberikan arah dalam menafsirkan konsep yang ada. Serta agar mekanisme penelitian dapat berjalan dengan baik. Sekaligus menghindari kesalahan dalam mendefinisikan serta menginterpretasikan konsep yang ada maka perlu ditentukan operasional variabel. Definisi operasional dan indikator variabel dalam penelitian ini:

1. Penggunaan smartphone (Variabel X)

(56)

a. Frekuensi

Frakuensi merupakan besaran yang mengukur jumlah pengulangan per satuan waktu dari setiap fenomena atau kejadian. Merupakan jumlah kejadian peristiwa yang diulangi persatuan waktu. Sehingga frekuensi pada penelitian ini adalah seberapa sering penggunaan smartphone untuk berinteraksi dengan orang lain.

b. Durasi

Durasi merupakan lamanya sesuatu berlangsung atau rentang waktu. Maka yang dimaksud dengan durasi dalam penelitian ini adalah berapa lama responden menggunakan smartphone mereka dalam satu rentang waktu tertentu (satu hari, satu minggu, satu bulan)

c. Aktifitas

Aktifitas dalam penelitian ini merujuk pada apa saja yang digunakan oleh mahasiswa pada saat pemakaian smartphone tersebut untuk berkomunikasi. Misalnya menggunakan sms, menelpon, bbm atau akses jejaring sosial.

2. Ketergantungan berinteraksi di dunia maya (Variabel Y)

(57)

Indikator untuk ketergantungan dalam penelitian ini antara lain:

1) Mengabaikan pekerjaan lain demi berlama-lama menggunakan smartphone untuk berinteraksi di dunia maya.

2) Merasa cemas jika sehari tidak beraktifitas dengan smartphone nya.

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Sosiologi Fisip Unila dan mahasiswa pengguna smartphone sebagai objek penelitiannya. Adapun alasan peneliti memilih mahasiswa sebagai objek penelitian karena mahasiswa adalah pengguna aktif smartphone dan mahasiswa update (cepat memiliki) dengan smartphone terbaru.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

(58)

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (1996:117), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (1987:115), sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat utama dari suatu populasi. Dalam penelitian ini banyaknya sampel penelitian digunakan rumus sebagai berikut:

N n =

N.(d)² +1

Keterangan :

N : banyaknya populasi n : banyaknya sampel

d : Sampling error (ditetapkan 10 %)

Berdasarkan rumus pengambilan sampel, maka banyaknya sampel penelitian adalah :

381 n =

381.(0.1)² +1

381 n =

4.81

(59)

Maka sampel pada penelitian ini adalah 79,20 dibulatkan menjadi 80 mahasiswa. Namun demikian jumlah besaran sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 100 responden dengan asumsi bahwa jumlah tersebut mampu mewakili karakteristik populasi yang ditetapkan. Teknik penentuan responden dilakukan dengan metode accidental sampling. Artinya siapa saja yang pada saat ditemui peneliti menggunakan smartphone, mahasiswa tersebutlah yang menjadi responden dalam penelitian ini.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperolah data dalam penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data yaitu:

1. Kuisioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan tertulis yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga responden tinggal mengisi dan menandainya dengan cepat. Adapun tujuannya ialah:

a. Untuk memproleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.

b. Untuk memperoleh reabilitas dan validitas setinggi-tingginya (Masri Singarimbun, 1981:171)

(60)

kemudian disebarkan kepada para responden. Hal ini bertujuan untuk

mendapatkan informasi mengenai pengaruh penggunaan smartphone terhadap ketergantungan berinteraksi di dunia maya mahasiswa jurusan Sosiologi angkatan 2011-2014 Universitas Lampung.

2. Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan dengan mencari literatur dan referensi dari buku-buku bacaan yang mengandung teori, keterangan atau laporan yang berhubungan dengan penelitian ini. (Singarimbun dan Effendi 1989:147)

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah dengan cara:

1. Tahap Editing

Pada tahap ini data yang dapat diperiksa kembali apakah ada kesalahan dalam melakukan pengisian yang tidak lengkap atau tidak jelas. Dalam tahap ini penulis melakukan pengecekan terhadap kuesioner yang telah diisi oleh para responden untuk menyeleksi apakah kuesioner tersebut diisi dengan benar atau tidak oleh responden secara asal-asalan, sehingga kuesioner yang tidak sesuai tersebut tidak digunakan dalam hasil penelitian.

2. Tahap Koding

(61)

jawaban. Setelah penulis melakukan pengecekan terhadap kuesioner kemudian penulis memberikan kode buat masing-masing pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut.

3. Tahap Tabulating

Pada tahap ini hasil kuesioner dimasukkan ke dalam tabel dan kemudian diinterpretasikan. Dalam tahap ini setelah kuesioner selesai diberi kode maka kuesioner tersebut disajikan di dalam bentuk tabel dengan menggunakan kode-kode yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian isi dari tabel tersebut

diinterpretasikan atau dijelaskan dalam bentuk kalimat agar lebih mudah untuk dipahami oleh para pembaca.

4. Tahap Interpretasi

Tahap ini dari penelitian yang berupa data yang diinterpretasikan agar lebih mudah dipahami yang kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Dalam tahap ini, setelah data-data tersebut selesai dijadikan tabel dan dihitung menggunakan SPSS kemudian penulis menginterpretasikan hasil tabel dan perhitungan tersebut dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.

(62)

H. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Teknik analisis data yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui adakah hubungan penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya. Kemudian untuk mengetahui bagaimana hubungan penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya digunakan analisis

Rumus Chi-square:

fo : Frekuensi yang diperoleh atau diamati

fe

: Frekuensi yang diharapkan

Nilai Frekuensi yang diharapkan (

fe

):

fe

Untuk Setiap Sel : (Total Baris)(Total Kolom) Total Keseluruhan

Derajat Bebas

(63)

Keterangan:

r : banyak baris k : banyak kolom

I. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis terlebih dahulu diketahui:

Keterangan: t = Nilai uji t r = Nilai korelasi n = Besarnya sampel

Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai t, dengan nilai t pada taraf signifikan 95%. Ketentuan yang dipakai adalah:

(64)

Berarti tidak ada perbedaan hubungan antara penggunaan smartphone dengan ketergantungan berinteraksi di dunia maya menurut jenis kelamin.

J. Uji Validitas dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Menurut sutrisno Hadi dalam Tri (2010:44) validitas adalah seberapa jauh alat ukur dapat mengungkap dengan benar gejala atau sebagian gejala yang hendak diukur. Artinya tes tersebut mengukur apakah yang seharusnya diukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud yang dilakukan pengukuran tersebut.

Uji validitas instrumen penelitian digunakan untuk mengetahui tingkat kesahihan atau kevalidan kuisioner penelitian. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Setelah hasil perhitungan per item pertanyaan dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh (r hitung) maka angka kerelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi yang diperoleh nilai r (r tabel).

(65)

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yan sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.

Apabila data yang terkumpul memang benar/sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama. Reliabilitas merujuk pada tingkat keterandalan sesuatu (instrumen). Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan Arikunto dalam Tri (2010:45). Untuk mencari reliabilitas keseluruhan item adalah dengan mengoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya dalam rumus Koefisian Alfa (CronBach).

Instrumen penelitian dikatakan memenuhi syarat jika koefisian alfa > r tabel, lalu diinterpretasikan pada tabel interpretasi nilai r.

Rumus Koefisien Alfa (CronBach) yang digunakan adalah sebagai berikut:

(66)

Keterangan:

= Nilai reabilitas

K = Jumlah item pertanyaan

= Nilai varians masing-masing item = Varians total.

K. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian

Dalam tenik pengujian insrumen ini akan disajikan dan dijelaskan hasil pengujian validitas dan reliabiitas instrumen. Tabel hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen menggambarkan apakah instrumen dalam penelitian ini valid atau tidak. Kemudian untuk hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS secara lengkap dapat dilihat pada halaman lampiran.

Uji Validitas

Untuk mengetahui uji validitas kuisioner di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan korelasi product moment, validitas instrumen pada variabel bebas yaitu penggunaan smartphone (variabel X) dan variabel tergantungnya yaitu ketergantungan berinteraksi di dunia maya (variabel Y) dari hasil pengujian tergambar pada tabel berikut ini:

(67)

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel X (Penggunaan Smartphone)

Sumber: Olahan data primer, 2014

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa r hitung > r tabel dimana diketahui bahwa dengan taraf signifikansi atau alpha 5% dan jumlah responden yaitu N sebesar 100 responden, maka r tabel adalah 0,195. Pada tabel diatas terlihat seluruh item variabel penggunaan smartphone memiliki r hitung lebih besar dari r tabel. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat di simpulkan bahwa kuisioner yang digunakan pada variabel X yaitu penggunaan smartphone dalam penelitian ini adalah valid.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Y (Ketergantungan Berinteraksi Di Dunia Maya)

Sumber: Olahan data primer, 2014

(68)

responden, maka r tabel adalah 0,195. Pada tabel diatas terlihat seluruh item variabel ketergantungan berinteraksi di dunia maya memiliki r hitung lebih besar dari r tabel. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat di simpulkan bahwa kuisioner yang digunakan pada variabel Y yaitu ketergantungan berinteraksi di dunia maya dalam penelitian ini adalah valid.

Uji Reliabilitas

Untuk melihat apakah kuisioner dalam penelitian ini reliabel atau tidak dalam penelitian ini peneliti menggunakan koefisien alfa (cronbach). Instrumen penelitian dikatakan memenuhi syarat jika koefisian alfa > r tabel, lalu diinterpretasikan pada tabel interpretasi nilai r. dari hasil pengujian tergambar pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas Kuisioner Variabel Penggunaan Smartphone (Variabel X)

Sumber: Olahan data primer, 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa r hitung adalah 0,283. Dengan jumlah responden N 100 orang dan taraf sidnifikansi atau alpha 5% maka r tabel adalah 0,195.

Reliabi lity Statisti cs

,283 15

Cronbach's

(69)

Terlihat bahwa r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa kuisioner yang digunakan pada variabel X yaitu penggunaan smartphone dalam penelitian ini adalah valid (reliabel).

Uji Reliabilitas Kuisioner Variabel Ketergantungan Berinteraksi Di Dunia Maya (Variabel Y)

Sumber: Olahan data primer, 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa r hitung adalah 0,2734. Dengan jumlah responden N 100 orang dan taraf sidnifikansi atau alpha 5% maka r tabel adalah 0,195. Terlihat bahwa r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa kuisioner yang digunakan pada variabel Y yaitu ketergantungan berinteraksi di dunia maya Dalam penelitian ini adalah valid (reliabel).

Reliabi lity Statisti cs

,594 9

Cronbach's

(70)

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Secara umum perkembangan smartphone di seluruh dunia mengalami peningkatan. Di tahun 2002, diperkirakan 2 juta unit smartphone telah terjual dan 10 juta unit di tahun 2003. Baru-baru ini lembaga riset pasar Gartner, Nielsen, A Pew Internet Project Survey dan IMS merilis hasil survey penjualan smartphone secara global dan wilayah-wilayah tertentu. Gartner memperkirakan bahwa di tahun 2011, sebanyak 115 juta unit smartphone telah terjual di seluruh dunia. Jumlah ini di dapat dari hasil persentase dengan penjulan handphone secara umum sebanyak 26%. Nielsen melaporkan bahwa di bulan Oktober 2011 sebanyak 43% penduduk Amerika memiliki smartphone. Sedangkan menurut A Pew Internet Project survey di bulan Mei 2011, ditemukan sebanyak 35% penduduk Amerika yang memiliki smartphone. (Vertika, 2012)

(71)

Pengamat pergerakan pasar smartphone itu merilis peringkat Negara berdasarkan kepemilikan smartphone disertai rata-rata dengan penggantian dari handphone biasa ke smartphone. Selain itu Tomi Ahonen juga menghubungkannnya dengan pendapatan perkapita.

Indonesia menurut Tomi Ahonen berada di peringkat 38 dari 42 Negara. Dari total penduduknya, sebanyak 8% masyarakat Indonesai memiliki smartphone. Sedangkan dari perubahannya (ponsel biasa ke smarthphone) diestimasikan sebanyak 9%. Jika penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 229 juta jiwa, maka sebanyak 18,1 juta jiwa memiliki smartphone.

Para analis memprediksikan bahwa di tahun 2012 dan tahun-tahun berikutnya jumlah pemilik smarthphone akan meningkat. Studi Nielsen di bulan Mei 2011, menunjukan bahwa 51% penduduk Indonesia dalam jangka waktu dua belas bulan ke depan, secara pasti atau mungkin akan membeli smartphone. Nielsen juga menerawang bahwa aktifitas pada handphone tidak lagi hanya berurusan dengan pesan singkat (sms). Tetapi ada aktifitas lain seperti membaca email, game online, jejaring sosial, GPS dan Browsing Internet yang dilakukan melalui perangkat komunikasi. Kecenderungan ini bisa dijadikan pematik penyebaran smartphone. (Vertika, 2012)

(72)

tinggi yaitu chatting dengan persentase mencapai 90 persen, pencarian (71 persen), jejaring sosial (64 persen), blogging/forum (41 persen), App Store (32 persen), video on demand (27 persen), sharing konten (26 persen), hiburan (25 persen), berita (24 persen) dan webmail (17 persen).

Riset yang dilansir Nielsen, Selasa 30 Juli 2013, ini juga mengukur aktivitas puncak pengguna smartphone di Indonesia, yang terjadi pada siang hari. Aktivitas yang diukur yakni browsing, chatting, multimedia, game, jejaring sosial dan App Store.

Tercatat akses puncak mulai terjadi pada pukul 10.00 dengan masing-masing aktivitas chatting (2,1 menit), browsing (1,9 menit), multimedia (1,1 menit), game (1,1 menit), jejaring sosial (1,1 menit) dan Apps Store (0,2 menit). Pada pukul 14.00, pola aktivitas itu juga masih tinggi dengan rincian browsing (2,1 menit), chatting (1,7 menit), multimedia (1,3 menit), game (1,2 menit), jejaring sosial (0.9 menit) dan App Store (0,2 menit). (Amri, 2013)

Sementara dari riset juga diketahui mengenai aktivitas chatting populer. Riset menunjukkan WhatsApp menduduki aplikasi chatting terpopuler dengan capaian 58 persen, diikuti BlackBerry Messanger (41 persen), LINE (35 persen),

KakaoTalk (30 persen), WeChat (27 persen), Hangouts Google (20 persen), Yahoo Messenger (18 persen), Skype (7 persen) dan ChatON (6 persen).

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel X (Penggunaan Smartphone)
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait