• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efisiensi BPJS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efisiensi BPJS"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Abstract

T h e r e s e a r c h i s a i m e d t o f i g u r e o u t n a t i o n a l i n t e r e s t a n d o n B P J S . T h e C o n c e r n w i t h w h a t k i n d o f a c t i o n f o r I n d o n e s i a t o m a k e s B P J S p e r f e c t . T h i s i s a b e h a v i o r a l l e g a l r e s e a r c h . T h e s o u r c e s u s e d i n t h i s r e s e a r c h a r e e v i d e n c e a n d f a c t s a b o u t t h e b e h a v i o r o f e l i t e s a n d t h e r e s p o n d s o f s o c i e t y. T h r o u g h t h i s r e s e a r c h , i t c a n b e c o u n c l u d e d t h a t B P J S c a n f i x p r o b l e m t o r e d u c e n u m b e r o f d e c e a s e i n I n d o n e s i a .

(2)

Latar Belakang

BPJS merupakan program pemerintah untuk mengurangi angka kematian ibu dan balita di Indonesia. Pendaftar baru bisa terdaftar setelah tujuh hari resmi terdaftar BPJS. Akan tetapi, banyak penduduk yang resah karena bayi baru lahir juga harus menunggu waktu tujuh hari untuk terdaftar. Masalahnya terletak pada bayi baru lahir yang prematur dan Caesar, dimana mereka membutuhkan penanganan cepat.

(3)

ISI

BPJS merupakan bentuk kebijakan dan kepedulian pemerintah terhadap warga negaranya. BPJS dibuka sejak 1 Januari 2014 sampai paling lambat 2019. Aplikasi BPJS dinilai kurang efisien oleh penduduk Indonesia karena paradigma “ingin cepat tanpa usaha”. Salah satu contohnya ketentuan waktu tunggu selama tujuh hari untuk mendapatkan layanan kesehatan setelah membayar iuran BPJS pertama. Menanggapi itu, Kepala BPJS Kesehatan Surabaya dr. I. Made Puja Yasa Aak menuturkan, pihaknya telah melaksanakan sosialisasi dengan optimal. Salah satunya mengenai pendaftaran BPJS. ”Kita sudah memfasilitasi pendaftaran online. Jadi, mereka enggak perlu antre dan lama-lama menunggu” ujarnya.

Dengan kemudahan itu, masyarakat bisa segera mendaftar. Masalahnya, iktikad baik tersebut belum dimanfaatkan. Mereka baru mendaftar saat mereka sakit. Puja menjelaskan, aturan tersebut dibuat untuk menyadarkan masyarakat. Seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan.

Puja juga menambahkan BPJS bertujuan untuk memudahkan masyarakat mengakses fasilitas kesehatan yang terjangkau dan berkualitas. Karena itu, BPJS menjalin rekanan dengan bank-bank besar. Pembayaran bisa dilakukan via auto cash atau ATM sehingga tidak perlu mengantre bayar manual. ”Aturan ini wajib untuk semua pendaftar, tidak bisa diubah. Dari BPJS Pusat” kata Puja (Tim Redaksi Jawa Pos, 15 Desember 2014 at 05:00 AM WIB).

(4)

Dia juga mengkritisi aturan tujuh hari BPJS. Menurut Dirut rumah sakit kelas A tersebut, aturan itu membuat rumah sakit mumet. Sebab, banyak pasien yang melayangkan komplain ke rumah sakit karena kartu BPJS mereka belum berfungsi. Mereka menganggap pihak faskes tidak memedulikan nasib pasien. Protes salah alamat tersebut sering membuat rumah sakit terpaksa mengalah (Tim Redaksi Jawa Pos, 15 Desember 2014 at 05:00 AM WIB).

Kepala Manajemen Pemasaran dan Kepesertaan BPJS Regional VII Jatim Tanya Rahayu juga menambahkan, beragam persoalan memang banyak muncul dalam pelaksanaan BPJS. Namun, BPJS sudah berupaya menyosialisasikannya. Misalnya, soal keluhan ketetapan masa tunggu tujuh hari. ”Aturan itu agar warga siap saat musibah datang. Jangan menunggu sakit. Sudah ada relawan komunitas juga yang membantu sosialisasi” ujarnya (Tim Redaksi Jawa Pos, 15 Desember 2014 at 05:00 AM WIB).

(5)

Iuran BPJS yang harus dibayarkan sejumlah Rp. 22.200,-/bulan bagi peserta yang menghendaki pelayanan di ruang perawatan kelas III, Rp. 40.000,- untuk kelas II dan Rp. 50.000,- untuk kelas I. Iuran tersebut harus dibayarkan setiap bulan paling lambat tanggal 10, jika tanggal 10 tersebut hari libur, maka pembayaran dapat dilakukan pada hari berikutnya. Keterlambatan pembayaran dikenakan sanksi sebesar 2% dari jumlah total iuran yang tertunggak (Tim Redaksi Eksekutif News, 13 September 2013 at 04:00 PM WIB).

Banyak manfaat pelayanan yang didapatkan menjadi peserta, seperti manfaat promotif dan preventif yang meliputi:

1. Penyuluhan kesehatan perorangan, yaitu penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat

2. Imunisasi dasar, yaitu Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis–B (DPT-HB), Polio, dan Campak

3. Keluarga berencana dan skrining kesehatan, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana

(Tim Redaksi Eksekutif News, 13 September 2013 at 04:00 PM WIB).

Sementara itu, pelayanan kesehatan yang dijamin meliputi :

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non spesialistik mencakup:

a. Administrasi pelayanan

b. Pelayanan promotif dan preventif

c. Pemeriksaan, peengobatan, dan konsultasi medis

d. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

f. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis

g. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama h. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi

2. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan mencakup:

(6)

b. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan sub-spesialis

c. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis d. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

e. Pelayanan alat kesehatan implant

f. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis g. Rehabilitasi medis

h. Pelayanan darah

i. Pelayanan kedokteran forensic

j. Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan

B. Rawat inap yang meliputi: a. Perawatan inap non intensif b. Perawatan inap di ruang intensif

c. Pelayanan kesehatan lain ditetapkan oleh Menteri

(Tim Redaksi Eksekutif News, 13 September 2013 at 04:00 PM WIB).

Sebagai catatan, dalam hal pelayanan kesehatan lain yang telah ditanggung dalam program pemerintah, maka tidak termasuk dalam pelayanan kesehatan yang dijamin. Dalam hal diperlukan, peserta juga berhak mendapatkan pelayanan berupa alat bantu kesehatan yang jenis dan plafon harganya ditetapkan oleh Menteri.

Kelas perawatan yang ditanggung ketika harus rawat inap meliputi:

1. Di ruang perawatan kelas III bagi: a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan

(7)

2. Di ruang Perawatan kelas II bagi:

a. Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya b. Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai

Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya

c. Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya

d. Peagawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya e. Peserta Pekerja Penerima Upah bulanan sampai dengan 2 (dua) kali

penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya

f. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II

3. Di ruang pewatan kelas I bagi:

a. Pejabat Negara dan anggota keluarganya

b. Pegawai negeri sipil dan penerima pensiun pegawai negeri sipil Golongan III dan Golongan IV beserta anggota keluarganya

c. Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil Golongan III dan Golongan IV beserta anggota keluarganya d. Anggota POLRI dan penerima pensiun Anggota POLRI yangn setara

Pegawai Negeri Sipil Golongan III dan Golongan IV beserta anggota keluarganya

e. Pegawai pemerintah non pegawai negeri yang setara Pegwai Negeri Sipil Golongan III dan Golongan IV dan anggota keluarganya

f. Veteran dan perintis kemrdekaan beserta anggota keluarganya

(8)

h. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I

(Tim Redaksi Eksekutif News, 13 September 2013 at 04:00 PM WIB).

Untuk pelayanan yang tidak dijamin diantaranya:

1. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku

2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS, kecuali untuk kasus gawat darurat

3. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja

4. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri

5. Pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik dan/atau estetik 6. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas (Memperoleh Keturunan) 7. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi)

8. Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alcohol 9. Gangguan kesehatan akiabat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat

melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri

10. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penialaian teknologi kesehatan (health technology assessment(HTA))

11. Pengobatan dan tidakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen)

(9)

14. Pelayanan kesehatan yang sudah dijamin dalam program kecelakaan lalu lintas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

15. Pelayanan kesehatan akibat bencana, kejadian luar biasa/wabah

16. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikan

(Tim Redaksi Eksekutif News, 13 September 2013 at 04:00 PM WIB).

Untuk kecelakaan lalu lintas, BPJS membayar selisih biaya pengobatan akibat kecelakaan lalu lintas yang telah dibayarkan oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas sesuai dengan tarif yang diberlakukan BPJS. Selain itu, peserta jaminan kesehatan dapat mengikuti program asuransi kesehatan tambahan lainnya dimana BPJS dan penyelenggara program asuransi kesehatan tambahan dapat melakukan koordinasi dalam memberikan manfaat untuk peserta BPJS yang memiliki hak atas perlindungan program asuransi kesehatan tambahan.

Fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk pertama kali peserta terdaftar adalah:

1. Untuk pertama kali setiap peserta terdaftar pada satu fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan oleh BPJS kesehatan setelah mendapat rekomendasi dinas kesehatan kabupaten/kota setempat

2. Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya peserta berhak memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang diinginkan

3. Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar, kecuali berada di luar wilayah fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar; atau dalam keadaan kegawatdaruratan medis

(10)

Penerapan sistem kendali mutu pelayanan jaminan kesehatan dilakukan secara menyeluruh meliputi pemenuhan standar mutu fasilitas kesehatan, memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan serta pemantauan terhadap iuaran kesehatan peserta. Ketentuan mengenai penerapan sistem kendali mutu pelayanan jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud diatur dalam peraturan BPJS. Dalam rangka menjamin kendali mutu dan biaya, menteri bertanggung jawab untuk:

1. Penialaian teknologi kesehatan (Health Technology Assessment) 2. Pertimbangan klinis (clinical advisory) dan manfaat jaminan kesehatan 3. Perhitungan standar tarif

4. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan jaminan kesehatan.

(11)

Namun demikian, ketentuan waktu tunggu tujuh hari setelah mendaftar juga memiliki kekurangan. Salah satu contohnya waktu tunggu dalam pendaftaran BPJS untuk bayi baru lahir. Bayi prematur yang membutuhkan penanganan cepat juga terkena imbasnya. Banyak contoh kasus seperti yang dialami Lutfi, warga Percetakan Negara, Jakarta Pusat. Ia mengecam peraturan baru BPJS sehingga bayinya tidak bisa tercover oleh program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ia mengaku harus meminjam uang dari saudara dan kerabat untuk membiayai perawatan bayinya yang lahir prematur di Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo (RSCM). “Saya kaget ketika petugas rumah sakit bilang sekarang perawatan bayi baru lahir tidak ditanggung, kalau mau (ditanggung) baru bisa setelah tujuh hari resmi terdaftar BPJS Kesehatan” kata Lutfi kepada Harian Terbit, Rabu (19/11/2014).

Begitu juga dengan yang dialami Farid. Dia merupakan salah seorang pegawai di sebuah bank ternama di jalan Basuki Rahmat. Istrinya yang hamil delapan bulan terpaksa dilarikan ke RSUD dr Soetomo lantaran ketubannya pecah. Namun, Farid harus mendaftarkan istrinya sebagai pasien umum sebab dia belum terdaftar BPJS.

Istri Farid sebenarnya sudah berupaya mendaftar sebagai peserta BPJS mandiri. Dia juga ingin bayinya yang telah lahir ikut mendapat jaminan kesehatan sehingga anaknya tidak perlu repot lagi mengurus kartu. Tapi, niat tersebut diurungkan karena BPJS tidak menanggung bayi yang masih dalam kandungan (Tim Redaksi Jawa Pos, 15 Desember 2014 at 05:00 AM WIB).

Kejadian serupa juga dialami Nur Rahmah, warga Kampung Beting Remaja, RT03/RW19, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, saat hendak menyusui anak laki-laki pertamanya yang baru ia lahirkan di Puskesmas Koja pada Minggu (30/11/2014) pukul 16.10 WIB.

(12)

mengikuti prosedural BPJS yang sangat berbelit-belit, meskipun sudah mendapat rujukan dari Puskesmas Koja.

Nur Rahmah hanya bisa pasrah. Dengan telaten ia memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayi yang sudah diberi nama Muhamad Fidaus Zidane Albuqori. Dengan penuh cinta ia mengusap lembut bagian kepala Firdaus yang bermasalah,dan seketika air mata berlinang di pipinya. Mertua dan adik ipar lekas menenangkan dirinya dan ikut memeluk Nur agar kuat menghadapi situasi yang berat tersebut.

Nur Rahmah masih teringat jelas pernikahan dengan suaminya, Ahmad Daud Adityawarman pada tahun 2012. Meskipun suaminya hanya seorang buruh lepas dan tinggal mengontrak di sebuah rumah petak di Kampung Beting Remaja, ia sangat bahagia ketika memeriksakan diri ke dokter pada akhir tahun 2013, dimana dirinya mengandung buah cinta dengan suaminya. Namun, kebahagiaan itu seperti sirna ketika mengetahui bayi yang dilahirkan ternyata prematur dan memiliki kelainan.

“Pada bagian tengah kepala bayi (ubun-ubun) sampai ke bagian belakang tidak terbentuk kulit, namun hanya terbungkus jaringan tipis sehingga bagian dalam kepala nampak terlihat jelas. Sedangkan jari tangan kanan bayi juga tidak sempurna, begitu juga pada kaki sebelah kiri tanpa telapak kaki” ujar Kamsirah, Senin (1/12/2014). Sementara itu, adik ipar Nur, Dewi yang menemani selama proses persalinan mengaku dirinya menemani Firdaus selama proses rujuk ke rumah sakit.

(13)

“Di RSUD Koja kami langsung diover ke RSCM, sesampainya di RSCM, suster di sana mengatakan bahwa bila ingin mendapatkan pelayanan intensif bagi Firdaus, maka keluarga harus menyiapkan uang muka sebesar Rp 3 juta” kata Dewi. Saat memprotes aturan tersebut, petugas kesehatan di RSCM mengatakan, aturan baru di RSCM bahwa bayi harus memiliki kartu BPJS untuk mendapatkan pelayanan gratis di rumah sakit milik pemerintah tersebut.

“Saya langsung protes, bagaimana mungkin bayi yang baru lahir belum ada beberapa jam sudah kepikiran untuk mengurus BPJS. Tapi petugas medis dari RSCM tidak mau tahu dan mempersilakan kami pulang, padahal saat itu sudah jam 9 malam, usaha kami dari sore sampai malam sia-sia, dan Firdaus kembali dirawat di Puskesmas” tandas Dewi. Sedangkan, Kepala Puskesmas Kecamatan Koja, Lysbeth Pandjaitan mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan terbaik bagi Nur dan bayinya yang memiliki berat 2,3 kg dan panjang 48 cm.

“Saat dilahirkan ternyata anak pasien dalam kondisi memiliki multiple congenital (kelainan bawaan). Meskipun di Puskesmas Koja ini memiliki Dokter Spesialis Anak kerjasama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, namun karena keberadaan alat bedah yang tidak tersedia, maka bayi pasien kami sarankan untuk dirujuk ke rumah sakit yang memiliki alat tersebut” ujar Lysbeth. Menurut Lysbeth, kondisi Firdaus saat ini sudah stabil dan tenang saat dirawat di ruang sakit bayi di lantai 3 gedung Puskesmas tersebut.

(14)

“Saya sudah telepon tadi siang dan koordinasi, dokter di sana mengatakan hasil pemeriksaan saat Firdaus dibawa ke RSCM pada Minggu malam tidak menunjukkan kondisi darurat, jadi bisa dibawa kembali puskesmas sembari mengurus BPJS bagi Firdaus” ujar Bambang. Menurut Bambang, meskipun kedua orang tua Firdaus (Daud & Nur) memiliki Kartu Jakarta Sehat (KJS) ataupun BPJS, namun bagi anak yang baru dilahirkan masa berlaku bebas biaya perawatan hanya tiga hari.

Selanjutnya harus membayar biaya normal sesuai prosedur. “Oleh sebab itu saya sudah bantu agar permohonan BPJS yang diurus anggota keluarga untuk mendapat prioritas oleh BPJS” lanjut Bambang. Bambang berjanji akan mengawal pelayanan bagi Firdaus agar bisa mendapatkan perawatan di RSCM. “Tidak perlu sampai menunggu kondisi darurat, kita usahakan agar secepatnya dirawat supaya Firdaus cepat lekas sembuh” tandas Bambang (Tim Redaksi Suara Pembaruan, 1 Desember 2014 at 05:14 PM WIB).

Sebagaimana diketahui, peraturan BPJS Kesehatan No. 4 Tahun 2014 memang mengatur ketentuan waktu tunggu selama tujuh hari bagi peserta baru untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi semua kelompok masyarakat, tak terkecuali bayi baru lahir. Selain itu, warga yang ingin mendaftar juga diwajibkan memiliki rekening Bank Mandiri, BNI, dan BRI. Kemudian, pendaftar harus mendaftarkan seluruh anggota keluarga secara sekaligus sesuai dengan KK dan harus memiliki e-KTP beserta alamat email.

Ini menjadi masalah serius ketika bagi bayi baru lahir yang harus mendapatkan perawatan intensif dengan biaya besar. Bahkan, menjadi kontradiktif dengan program pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan balita di Indonesia (Tim Redaksi Harian Terbit, 20 November 2014 at 01:24 PM WIB).

(15)

digelar BPJS, bayi baru lahir tidak otomatis menjadi peserta meskipun orangtuanya peserta BPJS (Tim Redaksi Hukum Online.com, 08 Desember 2014).

Menurut Direktur Hukum dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Purnawarman Basundoro, skema tersebut juga berlaku untuk peserta BPJS dari golongan masyarakat kurang mampu yakni PBI dan peserta mandiri dengan ruang perawatan kelas 3 sehingga untuk menjadi peserta BPJS, bayi baru lahir harus didaftarkan terlebih dulu menggunakan mekanisme peserta bukan penerima upah atau mandiri. “Saat ini, bayi baru lahir belum otomatis masuk menjadi peserta BPJS Kesehatan, termasuk bayi yang dilahirkan oleh peserta PBI. Untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan, bayi baru lahir harus didaftarkan dengan mekanisme peserta mandiri” kata Purnawarman di Bandung, Sabtu (06/12/2014).

Purnawarman menambahkan, BPJS harus mengusulkan supaya PP No. 101 Tahun 2012 tentang PBI dan Permenkes No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan JKN direvisi. Sehingga, bayi baru lahir dari peserta PBI otomatis jadi peserta BPJS. Sedangkan bayi baru lahir dari peserta bukan penerima upah atau mandiri harus didaftarkan dengan mekanisme mandiri. Selain itu, bagi bayi yang didaftarkan di ruang perawatan kelas 3, masa tunggu 7 hari sebagaimana diatur Peraturan BPJS Kesehatan No. 4 Tahun 2012 yang direvisi oleh Keputusan BPJS Kesehatan No. 4 Tahun 2014 berubah menjadi tidak berlaku. Masa tunggu atau aktivasi kepesertaan BPJS hanya berlaku untuk ruang perawatan kelas 1 dan 2 (Tim Redaksi Hukum Online.com, 08 Desember 2014).

(16)

Begitu pula dengan bayi yang baru lahir (Tim Redaksi Hukum Online.com, 08 Desember 2014).

(17)

Kesimpulan dan Saran

Dapat disimpulkan bahwa BPJS bertujuan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia dengan bantuan kesehatan supaya berlangsung tertib dan adil. Banyak penduduk Indonesia yang resah dalam proses BPJS karena tidak tahu dan tidak mau tahu tentang BPJS. Seharusnya penduduk Indonesia tidak apatis dan segera mendaftar BPJS. Pemerintah juga harus merevisi PP No. 101 Tahun 2012 tentang PBI dan Permenkes No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan JKN Sehingga bayi baru lahir dari peserta PBI otomatis jadi peserta BPJS. Sedangkan bayi baru lahir dari peserta bukan penerima upah atau mandiri harus didaftarkan dengan mekanisme mandiri.

Hasil dari BPJS dapat dirasakan ketika seluruh penduduk Indonesia terdaftar paling lambat tahun 2019. Apabila BPJS berjalan dengan lancar, kesehatan penduduk Indonesia dapat terjamin dan dana yang tersisa dapat dialokasikan pada pembangunan negara. Dengan demikian, BPJS dapat membantu program pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu dan balita di Indonesia, terutama balita yang lahir prematur ataupun dengan caesar.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Erik Purnama (2014). “Manfaat Program BPJS Kesehatan Dirasakan Masyarakat” dalam http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/ 14/09/09/nbldrw-manfaat-program-bpjs-kesehatan-dirasakan-masyarakat.

Diunduh pada tanggal 21 April 2015 at 11:00 PM WIB.

Tim Redaksi Eksekutif News (2013). “Pentingnya BPJS Kesehatan” dalam http:// eksnews.com/detail-2221-pentingnya-bpjs-kesehatan.html. Diunduh pada tanggal 21 April 2015 at 11:00 PM WIB.

Tim Redaksi Harian Terbit (2014). “BPJS Tak Pedulikan Bayi Baru Lahir” dalam

http ://www.harianterbit.com/read/2014/11/20/11950/29/29/BPJS-Tak-Pedulikan -Bayi-Baru-Lahir. Diunduh pada tanggal 21 April 2015 at 11:00 PM WIB.

Tim Redaksi Hukum Online.com (2014). “Bayi di Kandungan Dapat Didaftarkan Jadi Peserta BPJS” dalam http://www.hukumonline.com/berita/baca/ lt549ade11492e6/bayi-di-kandungan-dapat-didaftarkan-jadi-peserta-bpjs.

Diunduh pada tanggal 21 April 2015 at 11:00 PM WIB.

Tim Redaksi Hukum Online.com (2014). “Bayi Tak Otomatis Jadi Peserta BPJS Kesehatan” dalam http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54857b72e8c93 /bayi-tak-otomatis-jadi-peserta-bpjs-kesehatan. Diunduh pada tanggal 21 April 2015 at 11:00 PM WIB.

Tim Redaksi Jawa Pos (2014). “Evaluasi Satu Tahun BPJS Kesehatan, Banyak

Manfaat, Banyak Keluhan” dalam

http://www.jawapos.com/baca/artikel/10294 /evaluasi-satu-tahun-bpjs-kesehatan-banyak-manfaat-banyak-keluhan. Diunduh pada tanggal 21 April 2015 at 11:00 PM WIB.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

(2) Tanda pangkat harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, untuk Camat terbuat dari bahan dasar kain warna khaki dengan lambang Kementerian Dalam Negeri

Jika  sekiranya  Dosen  login  dengan  metoda  seperti  terlihat  pada  Gambar  2.2.  Maka  setelah  Login,  dia  akan  langsung  masuk  ke  dalam  halaman 

1) Bagi laki-laki akan menikah disyaratkan harus berumur sekurang- kurangnya 18 tahun, sedangkan bagi perempuan 15 tahun. 2) Seorang perempuan yang umurnya urang dari 15

Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going concern Perusahaan yang baik sehat mempunyai profitabilitas yang besar dan cenderung memiliki laporan

Masyarakat miskin di negara maju memiliki pemikiran bahwa mencari pekerjaan yang baik adalah suatu kebutuhan bahkan ketika kondisi ekonomi negara mereka dalam

Hal ini tentunya bertentangan dengan Pasal 9 ayat (1) huruf e UUJN yang menegaskan bahwa seorang Notaris diberhentikan sementara dari jabatannya apabila sedang menjalani

Tingkat bagi hasil tidak berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan, karena hipotesis yang diajukan adalah

2013 Peringkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan Yang Dikepalai Perempuan (Studi Kasus Desa Malangrapat Kabupaten Bintan Kepulauan Riau). Terbit