ROLEAFRICAN UNION(AU) IN RESOLVING THE CONFLICT IN (AU). Country Somalia is a country that experienced a prolonged conflict of the years 1991, civil war between Somalia’s government with some of the rebels
lasted to this day. The conflict in Somalia is complicated enough, because it causes to the international world security and Human Rights (HAM) enough massif and extends to the other sectors. Point problems are discussed in this thesis, the first is how the mechanism of the role of the organization in regional resolve conflict in member states-members. And second, what role African Union (AU) in resolving the conflict in the Country of Somalia.
This research is a normative law with data collection procedures is the main source or normative legal materials with data collection procedures is the main source of legal material that contains rules that are normative law. Data obtained and be treated in a normative legal research is secondary data derived from literature source. This study also uses qualitative analysis method to analyze the data obtained.
significant security conditions, particularly in the main street, thus, Somali government forces with the support of the AU troops succesfully complete logistics supply route (both military logistics, as well as logistics for civil society in the supply of food and medicines) along and also give free access to movement of people and humanitarian aid were channeled to other areas.
PERANANAFRICAN UNION(AU) DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK DI SOMALIA
ABSTRAK
Oleh
Muhammad Ruchiyat
African Union (AU) merupakan organisasi regional yang berfungsi untuk mempromosikan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di benua Afrika. Namun, tidak hanya mempromosikan AU memiliki perluasan cakupan kerja, yaitu melakukan proteksi nyata terhadap Hak Asasi Manusia. AU memiliki legitimasi untuk melakukan intervensi dalam kondisi tertentu, seperti genosida, kejahatan perang, dan kejahatan kemanusiaan di setiap negara-negara anggotanya. Negara Republik Demokratik Somalia yang merupakan anggota dari AU. Negara Somalia merupakan negara yang mengalami konflik berkepanjangan dari tahun 1991, perang sipil antara pemerintahan Somalia dengan beberapa kaum pemberontak berlangsung hingga saat ini. Konflik di Somalia ini cukup rumit, karena berimbas kepada keamanan dunia internasional dan Hak Asasi Manusia (HAM) yang cukup massif dan meluas keberbagai sektor. Pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini, pertama adalah bagaimana mekanisme peranan organisasi regional dalam menyelesaikan konflik di negara anggota-anggotanya. Dan kedua, bagaimana peranan African Union (AU) dalam menyelesaikan konflik di Negara Somalia.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan prosedur pengumpulan data yang sumber utamanya adalah bahan hukum normatif dengan prosedur pengumpulan data yang sumber utamanya adalah bahan hukum yang berisi aturan-aturan yang bersifat hukum normatif. Data yang diperoleh dan diolah dalam penelitian hukum normatif adalah data sekunder yang berasal dari sumber kepustakaan. Penelitian ini juga menggunakan metode analisis kualitatif dalam menganalisis data yang diperoleh.
Somalia(AMISOM) adalah sebuah langkah intervensi yang dilakukan oleh AU di Somalia, sebagaimana juga yang tertulis dalam Pasal 4 (h) Konstitusi AU yang memberikan penafsiran bahwa, suatu keharusan AU untuk turut campur dalam keadaan-keadaan yang cukup serius di negara anggotanya. Dalam misi tersebut AU berhasil dalam perebutan banyak kawasan di Somalia, Burshubo dan Baidoa yang merupakan salah satu basis pemberontak terbesar di selatan Somalia. Keberadaan pasukan keamanan di Baidoa juga memberikan kondisi keamanan yang signifikan, terutama di jalan utama, dengan demikian, pasukan pemerintah Somalia dengan dukungan dari tentara AU berhasil menyelesaikan rute suplai logistik (bagik logstik militer, maupun logistik untuk masyarakat sipil dalam pasokan makanan dan obat-obatan) sepanjang dan juga memberikan akses bebas pada pergerakan masyarakat dan bantuan kemanusian yang disalurkan ke daerah-daerah lain.
PERANAN AFRICAN UNION (AU) DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK DI SOMALIA
Oleh
MUHAMMAD RUCHIYAT
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA HUKUM
Pada
Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
PERANAN AFRICAN UNION (AU) DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK DI SOMALIA
Oleh
MUHAMMAD RUCHIYAT
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI A. Pengertian Peranan, Konflik dan Sengketa ... 10
1. PengertianPeranan ... 10
2. PengertianKonflik ... 12
3. PengertianSengketa ... 13
B. Organisasi Internasional ... 13
C. African Union (AU) Sebagai OrganisasiInternasional ... 20
1. Sejarah African Union (AU) ... 20
2. Keanggotaan African Union (AU) ... 22
3. Anggaran Dasar Organisai African Union (AU) ... 25
4. Struktur Organisasi African Union (AU) ... 28
a. General Assembly (Majelis Umum) ... 28
b. The Executive Council (Dewan Eksekutif) ... 29
c. General Secretary (Sekertaris Umum)... 30
d. Judiciaary (Badan Penyelesaian Sengketa) ... 33
D. Gambaran Umum Wilayah Regional Benua Afrika ... 36
1. Sejarah Afrika ... 36
2. Letak dan Populsai ... 37
E. Kasus Posisi Konflik Somalia ... 39
B. Pendekatan Masalah ... 43
C. Sumber Data ... 44
D. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 46
E. Analisis Data ... 47
IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Peranan Organisasi Internasional Regional Dalam Menyelesaikan Konflik Negara-negara Anggotanya ... 48
B. Peranan African Union Dalam Menyelesaian Konflik di Somalia . 55 V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64
Fiat JusticiaRuat Caelum
“Hendaklah
keadilan ditegakkan, walaupun langit akan
runtuh”
Lucius CalpurniusPisoCaesoninus
“
Harapkan kematian selalu dan hidup sesuai dengannya
”
Abu Bakar ash-Shiddiq
“
Semua Ada Harganya
”
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 Februari 1992 sebagai anak kedua
dari tiga bersaudara, yang merupakan anak Laki-Laki satu-satunya dari pasangan
Bapak Hanipuddin dan Ibu Marwila. Penulis beragama Islam dan berkebangsaan
Indonesia.
Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu: Penulis menyelesaikan Studi di SD
Al-Irsyad Al-Islamiyah pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan di Boarding School
Daar El-Qolam kembali dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2009 lulus dari
MAN 2 Bandar Lampung.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung
melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
padatahun 2009. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi internal
kampus sebagai Anggota Muda MAHKAMAH FH, Bendahara Umum
MAHKAMAH FH periode 2011-2012. Serta, penulis aktif pada Himpunan
Mahasiswa Hukum Internasional (HIMA HI). Selain organisasi internal, penulis
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Peranan the International Committee of The Red Cross
(ICRC) Dalam Memulihkan Hubungan Keluarga Yang Hilang (Missing Persons)
di Timor-Leste” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum
di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Lampung;
2. Bapak Abdul Muthalib Tahar, S.H., M.Hum., selaku Ketua bagian Hukum
Internasional sekaligus Pembimbing Utama atas kesediaannya meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik
dalam proses penyelesaian skripsi ini;
3. Ibu Widya Krulinasari, S.H., M.H, selaku Pembimbing Kedua atas
kesediaannya meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan
bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;
4. Ibu Melly Aida, S.H., M.H., selaku Pembahas Utama atas kesediaannya
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan saran dan
5. Bapak Ahmad Syofyan, S.H., M.H., selaku Pembahas Kedua atas
kesediaannya meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan
saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;
6. Ibu Siti Nurhasanah,S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik dan juga
Ibu Rohaini, S.H., M.H. yang sedang melanjutkan kuliah S3 di Kanazawa
Jepang, semoga cepat lulus dan kembali untuk memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada mahasiswa FH Unila;
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum, khususnya bagian Hukum
Internasional (Bapak DR. Khaidir Anwar, S.H., M.H., Bapak Naek Siregar,
S.H., M.H., Ibu Ria Wierma, S.H., M.H., Pak Bayu Sujadmiko, S.H., M.H.
dan lain-lain), atas bimbingan dan masukannya dalam penyelesaian skripsi
ini;
8. Bapak Marjiyono, Bapak Sujarwo dan Bapak Supendi selaku Staf
Administrasi Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas
Lampung, atas bantuan, saran dan masukannya dalam menyelesaikan skripsi;
9. Squad of International Law 2010 (Insan, Jaya, Jefry, Ade A.Y Marbun, Adji,
Aryo, Ozi, Reza, Emi, Asha, Siska dan Mba Aldis) atas rasa kekeluargaan,
kebersamaan, dan dukungan yang luar biasa yang kalian berikan. Akan selalu
teringat hari dimana kita berjuang bersama;
10. Teman-teman Rumah Bagus Productions - RBP (Bagus, Insan, Jefrry, Jana,
Jaya, Reza, Inggit) untuk cinta kasih, tawa, dukungan dan kebersamaannya
serta Survival Training Courses selama berada disana yang sangat
11. Buat kawan-kawan seperjuangan (Hardiansyah, Rindi Purnama, Dani Amran
Hakim, Zulkipli Hakim, Haikal, Farid Anfasa, Taufik Ardiansyah), untuk
kebersamaannya, suka duka yang telah dijalani bersama dari awal samapi
dengan akhir pekuliahan ini;
12. Presidium HmI Komisariat Hukum Unila periode 2012-2013 (Suntan
Satriareva, S.H., Galuh Kahfi Husein, S.H., Andriawan Kusuma, S.H., dan
Azam Ahmad Aksya, S.H.), untuk kerjasama, bimbingan di organisasi dan
pengalam yang berharga;
13. Keluarga besara HmI Komisariat Hukum Unila, untuk proses, pengalam dan
pembelajaran yang telah diberikan sebagai bekal kedepan saya.;
14. Keluarga besar BEM-FH Unila untuk kerjasama dan dukungannya, dan
kepada adik-adik penerus lakukan lah yang terbaik, jaga nama baik FH Unila
dan Yakin Usaha Sampai!;
15. Teman-teman KKN Labuhan Ratu V (Mba Putri Yane Rizani, Cikal,
Khusnul, Tifa, Mba Elsa, Rifki, Reski, dan Anung serta Bang Robert) yang
telah memberikan banyak pelajaran kepada saya saat itu, dari hal yang
terkecil sampai dengan hal besar seperti belajar bagaimana memimpin;
16. Kepada semua pihak yang terlibat namun tidak dapat disebutkan satu persatu,
penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya dalam
Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Mei 2014 Penulis
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya,
begitu pula halnya dengan negara, negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri sehingga dibutuhkannya bantuan dari negara lain. Karena tidak semua
negara memiliki sumber daya yang dibutuhkan agar negaranya dapat berjalan,
hal tersebut yang memicu negara-negara membuat atau membentuk suatu kerja
sama baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, dan lainnya.
Kerja sama tidak lagi melibatkan beberapa negara saja melainkan banyak negara
yang biasanya memiliki tujuan yang sama. Agar dapat mencapai tujuan itu,
dibuatlah sebuah wadah yang menjadi dasar dalam melakukan hubungan serta
kerja sama internasional, yaitu organisasi internasioanl. Perkembangan organisasi
internasional ini diwujudkan dalam berbagai konferensi internasional yang
melahirkan sejumlah persetujuan melembaga dalam berbagai variasi, yaitu mulai
dari Perserikatan (United), Persemakmuran (Commonwealth), Komisi
(Commission), Komunitas (Community), Perusahaan (Cooperation), dan lainnya.
Oleh karena itu, fenomena berkembangnya hubungan kerja sama antar-negara
2
Melalui organisasi internasional, negara-negara berusaha untuk mencapai tujuan
yang menjadi kepentingan bersama terkait dengan bidang-bidang maupun isu-isu
tertentu.1
Peran dan tujuan utama organisasi internasional tentunya berbeda-beda dan
memiliki karakter masing-masing sesuai dengan hakikat dibentuknya organisasi
tersebut, namun intinya peran dan tujuan organisasi internasional itu harus
dilaksanakan dalam situasi apapun dan bagaimanapun. Seperti halnya dalam
menyelesaikan sengketa atau konflik, salah satu peran utama organisasi
internasional adalah untuk menjadi wadah konsultasi, menyelenggarakan mediasi
dan menyediakan suatu forum negosiasi bagi negara-negara anggota baik dalam
situasi konflik maupun dalam kondisi yang berpotensi menimbulkan konflik.
Organisasi internasional juga dapat melakukan penyelidikan terhadap konflik
yang terjadi antara negara-negara anggotanya. Nantinya, hasil penyelidikan ini
akan digunakan untuk merumuskan resolusi konflik yang dianggap paling efektif
untuk diterapkan. Dan jalan terakhir yaitu turut campur (melakukan intervensi)
kedalam negara-negara anggotanya yang terlibat konflik dengan mengirimkan
Pasukan Penjaga Perdamaian yang merupakan kontribusi terakhir yang dapat
diberikan oleh Organisasi Internasional (Regional) kepada negara anggotanya.
1
M. Virally, ‘Definition and Classification of international Organization: A Legal Approach’,
3
African Union (AU) semula dikenal dengan nama Organization of African Unity
(OAU). OAU merupakan organisasi regional di wilayah benua Afrika yang
dibentuk berdasarkan Piagam Addis Ababa2 pada tanggal 25 Mei 1963 di kota
Addis Ababa–Ethiopia3, yang pada awalnya dukungan pembentukan OAU hanya
beranggotakan 31 negara.
Tujuan utama pembentukan OAU adalah mengupayakan kerjasama internasional
dalam konteks HAM atas dasar Piagam PBB dan Deklarasi Universal HAM,
guna mempromosikan dan memberikan perlindungan hak-hak asasi manusia dan
penduduk regional baik individu maupun kolektif. Penghormatan terhadap hak
asasi manusia, menjadi salah satu prinsip dasar OAU karena saat itu permasalahan
rasial di kawasan tersebut cukup memprihatinkan. Tujuan dan fungsi tersebut lah
yang sampai dengan saat ini juga dilanjutkan oleh AU.4
Sebagai sebuah organisasi regional AU memiliki fungsi untuk mempromosikan
perdamaian, keamanan, dan stabilitas di benua Afrika. Namun, tidak hanya
mempromosikan AU memiliki perluasan cakupan kerja, utamanya adalah
melakukan proteksi nyata terhadap Hak Asasi Manusia. Tidak hanya HAM,
perkembangan dalam konteks sosial, politik, budaya, dan tentunya ekonomi yang
terus berkembang global saat ini, juga membuat AU memperluas kegiatannya
demi mencapai cita-cita negara anggotanya agar masyarakat dapat hidup dalam
damai.5 Selain itu, AU juga memiliki legitimasi untuk melakukan intervensi
2
Lihat AU doc.The Constitutive Act. Preamble: Art. 3(e) and (h)
3
African Unionbertransformasi pada tanggal 9 Juli 2002 4
Dalam perubahan OAU menjadi AU berdampak juga dalam pembentukan pengaturan (aturan dasar) organisasi yang baru, yaitu dariOAU Charter (Piagam OAU) menjadiConstitutive Act of the African Union(Konstitusi AU) yang lebih kompleks.
5
4
dalam kondisi tertentu, sebagaimana yang dikatakan didalam Konstitusinya, yakni
“AU sebagai organisasi regional dapat mengintervensi negara-negara anggotanya
bilamana AU berpendapat bahwa telah terjadi genosida, kejahatan perang, dan
kejahatan terhadap kemanusiaan”.6
Negara Republik Demokratik Somalia adalah salah satu negara anggota AU.
Negara yang terletak di sebelah timur Afrika, di Samudera Hindia dan Teluk
Aden. Negara ini berbatasan dengan Djibouti, Ethiopia dan Kenya. Somalia
merupakan kawasan yang memegang peranan penting dalam perdagangan dan
transportasi dunia, karena berbatasan dengan Teluk Aden yang berhubungan
dengan laut merah, salah satu jalur laut untuk perdagangan yang sangat sibuk.
Namun demikian, kawasan ini terkenal dengan kekacauan dan konflik yang
sepertinya tidak selesai-selesai. Ethiopia, Eritrea, Kenya, Somalia, dan Republik
Djibouti adalah negara-negara yang paling tidak pernah terlibat konflik di daerah
ini dalam artian walaupun ada konflik, namun intensitasnya tidak tinggi.7 Namun
hingga kini, Somalia adalah negara dengan konflik yang paling parah.
Somalia merdeka pada tahun 1960, setelah itu mereka mengadakan pemilihan
umum pertama pada tanggal 1 Juli 1960 dan terpilihlah Aden Abdulah Osman
sebagai Presiden pertama Somalia. Pemilihan umum selajutnya dilakukkan pada
Tahun 1967 yang diikuti oleh 60 partai (pada saat itu jumlah penduduk Somalia
hanya 5.000.000)8, dan Abdirashid Ali Shermarke menjadi presiden terpilih,
6
The Constitutive Act. Preamble: Art. 4(h)
7
Yussuf Kalib, Horn of Africa: Conflict and Consequences, Diakses secara online dari: http:// www.shebacss.com/docs/poeyh005-09.pdf pada 22 Desember 2014 pukul 09.44 WIB
8
5
namun hanya dalam 2 tahun kepemimpinan, digantikan oleh Sheikh Mukhtar
Mohamed Hussein pada tahun 1969.
Terjadi pergantian rezim, mulai dari junta militer, berkuasanya Siad Barre selama
22 tahun (1969-1991) yang otoriter. Siad Barre kemudian memerintah secara
otoriter, hingga akhirnya pada awal tahun 1991, Siad barre digulingkan lagi oleh
satu gerakan bersama yang terbentuk dari banyak unsur golongan yang
menginginkan agar pemerintahan Siad Barre ini berakhir.
Sejak ditumbangkannya pemerintahan Mohammed Siad Barre, Somalia terus
dilanda konflik. Somalia tidak pernah memiliki pemerintahan yang fungsional.
Somalia kerap diasosiasikan dengan kekerasan, konflik, kekacauan, dan
kemiskinan. Beberapa kekuatan asing baik regional maupun internasional
memberikan pengaruh secara politis di Somalia, namun tidak ada yang berhasil.
Beberapa kali pemerintahan transisi telah dibentuk namun gagal semua, karena
tidak didukung oleh penduduk Somalia sendiri walaupun telah didanai oleh
lembaga internasional.
Somalia adalah tanah strategis, yang merupakan kunci regional. Disamping
memiliki sumber daya alam, seperti minyak, gas dan uranium, pantai Somalia
mencakup Laut Merah sebagai jalur transportasi maritim internasional yang
penting.9Konflik yang terjadi di Somalia adalah konflik internal.
Konflik berlanjut pada tahun 1991 adalah perang sipil antara pemerintahan
Somalia dengan beberapa kaum pemberontak, dan berlangsung hingga saat ini.
9
6
Konflik di Somalia ini cukup rumit, karena rupanya, di Somalia ini tidak hanya
terjadi konflik internal dalam bentuk perang saudara. Namun juga konflik
internasional dengan adanya serangan yang dilancarkan oleh negara-negara
tetangga (intervensi). Terjadinya persebaran masalah yang muncul, seperti
maraknya pembajakan di perairan Somalia dan kasus terorisme Al-Qaeda yang
bergabung dengan gerilyawan Al-Shabab, membuat konflik ini menjadi konflik
yang rumit dan berimbas kepada keamanan dunia internasional.10
Pelanggaran HAM di Somali merupakan pelanggaran HAM yang cukup massif
dan meluas ke berbagai sektor perlindungan HAM. AU sebagai organisasi
regional yang memiliki tujuan memberikan perlindungan HAM di wilayah
Afrika. Berdasarkan Latar Belakang ini penulis hendak menulis skripsi dengan
Judul “Peranan African Union (AU) Dalam Menyelesaikan Konflik di Somalia”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, pokok permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana peranan organisasi internasional regional dalam menyelesaikan
konflik di negara anggota-anggotanya ?
2. Bagaimanakan peranan African Union (AU) dalam meenyelesaikan
konflik di Negara Somalia?
10
7
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan utama
penelitian ini adalah:
a. Untuk menjelaskan bagaimana mekanisme peranan organisasi
internasional regional secara umum dalam menyelesaikan konflik di
negara anggota-anggotanya.
b. Untuk menjelaskan dan menganalisis peranan African Union (AU)
dalam meenyelesaikan konflik di negara-negara anggotanya, yang di
khusus kan dalam peranan penyelesaian konflik di Negara Somalia.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum
khususnya hukum humaniter dan organisasi internasional serta hukum
internasional pada umumnya.
b. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi para mahasiswa,
dosen, dan masyarakat umum untuk menambah pengetahuan mengenai
peranan African Union (AU) dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di
wilayah regional Afrika khususnya dalam menyelesaikan masalah Hak
8
D. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini hanya membahas sebatas peranan African Union (AU) dalam
menyelesaikan permasalahan pelanggaran HAM di Somalia.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan, dan pengembangan terhadap isi skripsi ini
maka diperlukan kerangka penulisan yang sistematis. Sistematika skripsi ini
terdiri dari 5 bab yang diorganisasikan ke dalam bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN: Bab ini menguraikan latar belakang yang diawalai
dengan pemaparan tentang benua Afrika, sejarah organisasi regional Afrika dan
menggambarkan konflik yang terjadi di wilayah benua Afrika yang berdampak
pada terjadinya pelanggaran-pelanggaran Hak Asasi Manusia khusunya di
Somalia. Dalam Bab ini juga diterangkan rumusan masalah, maksud dan tujuan
penelitian, dan sistematika penulisan guna mempermudah penulis menyelesaikan
skripsi ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA: Bab ini menguraikan secara ringkas mengenai
pengertian-pengertian, pengenalan terhadap organisasi internasional, klasifikasi
secara umum, dan pengenalan African Union (AU) sebagai organisasi
internasional regional, baik dari segi sejarah berdirinya dan African Union (AU)
sebagai subjek hukum internasional, dan pemaparan teori-teori tentang peran
African Union (AU) dalam menangani masalah di regional Afrika yang
9
BAB III METODE PENELITIAN: Bab ini menguraikan metode yang digunakan
pada penulisan skripsi, menggambarkan tentang pendekatan masalah dalam
penulisan skripsi ini, pada bagian berikutnya diuraikan mengenai sumber data
serta prosedur yang digunakan dalam proses pengumpulan data dan ditampilkan
analisis data untuk mengetahui cara-cara yang digunakan dalam penelitian skripsi.
BAB IV HASIL PENELITIAN: Bab ini dimulai dengan pemaparan hasil
penelitian dan uraian dari pembahasannya. Diawali dengan membahas
bagaimana mekanisme peranan organisasi internasional regional secara umum
dalam menyelesaikan konflik di negara anggota-anggotanya, dan menganalisis
peranan African Union (AU) dalam meenyelesaikan konflik di negara-negara
anggotanya, yang di khusus kan dalam peranan penyelesaian konflik di Negara
Somalia.
BAB V PENUTUP: Bab ini menguraikan bagian penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran-saran. Dalam bagian ini dijelaskan bahwa kesimpulan
merupakan inti dari keseluruhan uraian yang dibuat setelah permasalahan selesai
dibahas secara menyeluruh. Terakhir, berdasarkan kesimpulan tersebut kemudian
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Peranan, Konflik dan Sengketa
1. Pengertia Peranan
Peranan berasal darikata dasar ‘peran’ dan akhiran-an. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata dasar ‘peran’ adalah pemain sandiwara, atau ‘aktor’.8
Kata dasar ditambah akhiran –an dapat diartikan menjadi hal atau cara,
contoh: didik-an (cara mendidik), bisa juga diartikan menjadi akibat atau hasil
perbuatan, contoh: hukum-an (akibat/dampak).9
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3, definisi peranan adalah
tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok dalam suatu peristiwa
tertentu.
MenurutOxford Dictionary fourth edition:
“Role is function or importance of somebody or something”
Artinya: Peran adalah fungsi atau pentingnya seseorang atau sesuatu
(pribadi/kelompok)
8
Surayin, Kamus Bahasa Indonesia, Yrama Widya, Bandung, 2001, hlm. 383 9
11
Soerjono Soekanto memandang peranan lebih kedalam perspektif hukum,
menurutnya peran adalah suatu sistem kaidah-kaidah yang berisikan patokan
prilaku pada kedudukan-kedudukan tertentu di dalam masyarakat, di mana
dapat dipunyai oleh pribadi atau kelompok.10
Peranan dapat dijabarkan ke dalam empat macam, yaitu:11
a. Peranan yang ideal (ideal role);
b. Peranan yang seharusnya (expected role);
c. Peranan yang dianggap oleh diri sendiri (perceived role);
d. Peranan yang sebenarnya dilakukan (actual role).
Peranan yang sebenarnya dilakukan terkadang juga dinamakan role
performance atau role playing.12 Dapat dikatakan, bahwa peranan adalah
tindakan suatu subjek hukum (dengan caranya dan/atau strateginya sendiri)
yang akan berdampak/ berakibat dari tindakannya tersebut untuk objek yang
ditentukan.
Teori Peranan menegaskan bahwa “Peranan merupakan tugas atau kewajiban
suatu posisi sekaligus juga hak atas suatu posisi. Peranan memiliki sifat saling
tergantung”.13
10
Soerjono Soekanto,Penegakan Hukum,Bina Cipta, Bandung, 1980, hlm. 122 11
Soerjono Soekanto,Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rajawali, Jakarta, 1983, hlm. 13
12
Ibid.
13
12
2. Pengertian Konflik
Secara etimologi, konflik (conflict) berasal dari bahasa latin configere yang
berarti saling memukul. Menurut Antonius konflik adalah suatu tindakan salah
satu pihak yang berakibat menghalangi, menghambat, atau mengganggu pihak
lain dimana hal ini dapat terjadi antar kelompok masyarakat ataupun dalam
hubungan antar pribadi. Hal ini sejalan dengan pendapat Morton Deutsch yang
menyatakan bahwa dalam konflik, interaksi sosial antar individu atau
kelompok lebih dipengaruhi oleh perbedaan daripada oleh persamaan.
Sedangkan menurut Scannell konflik adalah suatu hal alami dan normal yang
timbul karena perbedaan persepsi, tujuan atau nilai dalam sekelompok
individu.14
Menurut Lewis A. Coser, konflik adalah perselisihan mengenai nilai-nilai atau
tuntutan-tuntutan berkenaan dengan status, kuasa dan sumber-sumber
kekayaan yang persediaannya terbatas. Dan menurut Duane Ruth-hefelbower,
konflik adalah kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap
ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan
salah satu pihak menghalangi atau mencampuri atau dalam beberapa hal
membuat tujuan pihak lain kurang berhasil.15
14
Tri Yogi Fitri,Skripsi “Upaya Peningkatan Kemampuan Resolusi Konflik Melalui Bimbingan
Kelompok Bagi Siswa kelas X-Logam SMK Negeri 1 Kalasan”, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2012, hlm. 13
15
13
Berdasarkan pengertian-pengertian konflik diatas, dapat disimpulkan bahwa
konflik adalah suatu kondisi perselisihan atau perbedaan yang terjadi antara
dua atau lebih individu atau kelompok yang memiliki tujuan untuk saling
menjatuhkan satu sama lain.
3. Pengertian Sengketa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sengketa adalah sesuatu yang
menyebabkan perbedaan pendapat atau perselisian. Menurut Mahkamah
Internasional, sengketa internasional adalah suatu situasi ketika dua negara
mempunyai pandangan yang bertentangan mengenai dilaksanakan atau
tidaknya kewajiban-kewajiban yang terdapat dalam perjanjian.16
Sengketa merupakan perselisihan yang dilakukan dua pihak yang memiliki
perbedaan kepentingan satu sama lain. Sengketa bisa terjadi dimana saja,
kapan saja serta oleh siapa saja. Sengketa yang melewati batas negara serta
telah barakibat pada perdamaian dunia maupun keamanan internasional.
Hal tersebut bisa disebut sebagai sengketa internasional.
B. Organisasi Internasional
Organisasi internasional merupakan subjek hukum internasional. Subjek hukum
internasional diartikan sebagai pemangku hak dan kewajiban dalam hukum
internasional. Subjek hukum internasional itu sendiri tentunya harus mempunyai
kecakapan guna mewujudkan kerpibadiannya di ruang lingkup internasional,
16
14
artinya bahwa setiap pemegang segala hak dan kewajiban menurut hukum
internasional itu mampu menuntut hak-haknya dari sebagaian atau keseluruhan
dan harus menjalankan kewajiban yang dibebankan oleh hukum internasional
kepadanya.17 Adapun hak dan kewajibannya tersebut berbeda-beda tentunya,
karena subjek hukum internasional itu sendiri bukan hanya organisasi
internasional saja. Namun, idealnya organisasi internasional, seperti hal nya
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Palang Merah Internasional (ICRC) dan lain
sebagainya mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam
konvensi-konvensi internasional yang berkaitan.
Ian Brownlie mendefinisikan subjek hukum internasional sebagai entitas yang
menyandang hak-hak dan kewajiban-kewajiban internasional, dan mempunyai
kemampuan untuk mempertahankan hak-haknya dengan mengajukan klaim-klaim
internasional. Selanjutnya Brownlie menambahkan juga bahwa subjek hukum
internasional juga mempunyai kemampuan untuk mengajukan klaim-kalim dalam
hal terjadinya pelanggaran-pelanggaran hukum internasional, kemampuan untuk
membuat perjanjian-perjanjian dan persetujuan-persetujuan yang sah dalam latar
internasional, dan dapat menikmati hak-hak istimewa (privileges) dan
kekebalan-kekebalan(immunities)dari yurisdiksi-yurisdiksi nasional.18
17
Sefriani,Hukum Internasional Suatu Pengantar, Raja Grafindo, Depok, 2012, hlm. 102 18
15
Sedangkan menurut Mochtar Kusumaatmadja pengertian subjek hukum
internasional adalah :19
1. Pemegang (segala) hak dan kewajiban menurut hukum internasional.
Subjek hukum semacam ini disebut subjek hukum internasional penuh,
misalnya negara.
2. Mencakup pula keadaan-keadaan dimana yang dimilikinya itu hanya
hak-hak dan kewajiban-kewajiban terbatas, misalnya kewenangan untuk
mengadakan penuntutan hak yang diberikan oleh hukum internasional di
muka pengadilan berdasarkan suatu konvensi, misalnya individu.
3. Subjek hukum internasional memperoleh kedudukan berdasarkan hukum
kebiasaan internasional karena perkembangan sejarah.
Negara memang merupakan subjek hukum internasional penuh, namun organisasi
internasional juga merupakan salah satu subjek hukum internasional yang
memiliki kontribusi yang cukup aktif. Organisasi internasional yang dianggap
sebagai subjek hukum internasional adalah organisasi internasional yang
anggotanya terdiri dari negara-negara yang berdaulat, sehingga dapat memiliki
kemampuan untuk mengadakan perjanjian (the treaty making power).
Organisasi internasional adalah sebuah organisasi yang terbentuk dari banyak
negara-negara.20 Keanggotaan suatu organisasi untuk dapat disebut sebagai
19
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Pusat Studi Wawasan Nusantara, 1997, hlm. 88
20
16
sebuah organisasi internasional adalah harus terdiri dari dua atau lebih negara
yang berdaulat.
Struktur organisasi internasional harus memiliki struktur formal yang
berkelanjutan yang dibuat dengan kesepakatan atau dokumen konstituen. Jadi, bila
dirumuskan sebagai sebuah kalimat maka organisasi internasional dapat
didefinisikan sebagai sebuah struktur formal yang berkelanjutan yang dibentuk
dengan persetujuan antara anggota (pemerintah dan/atau bukan pemerintah) dari
dua atau lebih negara merdeka dengan tujuan untuk mengejar kepentingan
bersama dari anggota.21
Teuku May Rudy, ia mengemukakan bahwa suatu organisasi internasional dapat
sekaligus menyandang lebih dari 1 macam penggolongan, bergantung kepada segi
yang ditinjau dalam menggolongkannya. Dapat digolongkan secara terperinci
dalam 8 hal, yaitu:22
1. Kegiatan Administrasi: intergovernmental organizations (IGO’s) (contoh:
PBB dan ASEAN) andnon governmental organizations (NGO’s) (contoh:
IBF, FIFA, ICC).
21
Buku Ajar Unikom,Klasifikasi Organisasi Internasional, Unikom, Jakarta, hlm. 6
Sumber: (1) Ademaman Suherman, SH, M.Sc, “Organisasi Internasional dan Integrasi Ekonomi Regional dalam Perspektif Hukum dan Globalisasi”, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia, 2003. (2) Werner J. Feld, Robert S. Jordan, dan Leon Hurwitz, “International Organizations: A Comparative Approach”, New York: Preager publisher, 1983. (3) Drs. Teuku May Rudi, SH., MA., MIR., “Administrasi dan Organisasi Internasional”, Bandung: PT. Refika Aditama, 1998.
22
17
2. Ruang lingkup (wilayah) kegiatan dan keanggotaan: Organisasi
Internasional - Global (contoh: PBB, OKI, dll) dan Organisasi
Internasional - Regional (Contoh: ASEAN, AU, EU);
3. Bidang kegiatan (operasional) organisasi, seperti bidang ekonomi (contoh:
IMF), lingkungan hidup (contoh: Green Peace, WWF, UNEP, dll),
perdagangan internasional (contoh: WTO), dan lain-lain;
4. Tujuan dan luas bidang kegiatan organisasi: OI Umum (contoh: PBB) dan
Khusus (contoh: OPEC, UNESCO, UNESCO, dll);
5. Ruang lingkup (wilayah) dan bidang kegiatan: global-umum (contoh:
PBB), global-khusus (contoh: OPEC, ICRC, WHO, dll), regional-umum
(contoh: ASEAN, AU, EU) dan regional-khusus (contoh: OAPEC);
6. Menurut taraf kewenangan (kekuasaan): organisasi supranasional (tidak
ada contohnya karena belum pernah terbentuk) dan organisasi kerja sama
(contoh: PBB, ASEAN, OKI, dll);
7. Bentuk dan pola kerjasama: kerjasama pertahanan-keamanan (collective
security/institutionalized alliance) (contoh: NATO) dan kerjasama
fungsional (functional co-operation) (contoh: PBB, ASEAN, OPEC, dll)
8. Fungsi organisasi: organisasi politik (menyangkut masalah-masalah
politik) (contoh: PBB, ASEAN, dll), organisasi administratif (hanya
18
dll) dan organisasi peradilan (menyangkut aspek penyelesaian sengketa)
(contoh: ICJ dan ICC).
Penggolongan dari segi ruang lingkupnya wilayah dan keanggotaan, yaitu
organisasi internasional global dan organisasi internasional regional. organisasi
internasional global adalah organisasi yang keanggotaannya terbuka dalam ruang
lingkup di berbagai penjuru dunia, misalnya PBB.23 Sedangkan organisasi
internasional regional adalah organisasi yang cakupan wilayahnya atau
keanggotaannya hanya meliputi beberapa negara-negara dikawasan tertentu saja,
dan dalam kenyataannya organisasi regional tidak semata-mata didasarkan pada
letak geografis (kawasan) dari anggotanya, tetapi regional disini lebih ditekankan
kepada kepentingan politik daripada letak geografis.24
Pengertian organisasi internasional juga dikodifikasi dalam Konvensi Wina 1969
tentang Perjanjian Internasional dan Konvensi Wina 1986 tentang Hukum
Perjanjian Antar Negara dan Organisasi Internasional. Dalam konvensi ini
di definisikan bahwa organisasi internasional merupakan suatu organisasi antar
pemerintah.25
Organisasi internasional dibuat oleh anggota masyarakat internasional secara
sukarela dan atas dasar kesamaan cita-cita. Pada mulanya organisasi internasional
dibentuk dengan tujuan utama yaitu menciptakan perdamaian dunia dalam tata
23
D.W.Bowett,The Law of International Institution, London, Steven & Son, 1982, hlm. 10 24
D. W.Bowett,Loc.cit.hlm. 11 25
19
hubungan internasional. Tujuan dari organisasi itu sendiri mengalami banyak
perkembangan seiring dengan berkembangnya masyarakat internasional dalam
segala aspek, salah satunya perkembangan tujuan yang dominan oleh organisasi
internasional adalah bertujuan untuk mengejar pemenuhan kepentingan (aspek
sosial, politik dan ekonomi) bersama anggota-anggota nya.
Seperti dijelaskan sebelumnya, dimana organisasi internasional juga memiliki
kemampuan mengadakan perjanjian (the treaty making power). Saat ini organisasi
internasional mendominasi lahirnya ketentuan-ketentuan hukum dalam bentuk
peraturan-peraturan organisasi yang dapat disepakati oleh para anggotanya dan
tentunya juga mengikat bagi para anggota.26 Organisasi internasional juga
memiliki peranan istimewa, berupa peran yang ditugaskan secara khusus
kepadanya oleh negara-negara melalui berbagai instrumen hukum internasional.
Meskipun organisasi internasional menjalin hubungan yang erat dengan
negara-negara anggotanya, organisasi ini tetap menekankan statusnya sebagai organisasi
yang independent (mandiri) dan tidak memihak. Alasannya, agar organisasi
internasional bebas bertindak terhadap pemerintah atau penguasa manapun.27
Organisasi internasional dapat digolongkan ke dalam beberapa klasifikasi,
misalnya saja ditinjau dari segi ruang lingkup, fungsinya, kewenangannya dan
lainnya. Dalam segi ruang lingkup kegiatan dan keanggotaan. Organisasi
26
T. May Rudy, Administrasi dan Organisasi Internasional, Edisi Revisi, Refika Aditama, Bandung, 2005, hlm. 26-27 dan Bahan Kulia Hukum Organisasi Internasional, Match Day 6: Kepribadian Hukum, Personalitas Yuridik, Tanggung Jawab dan Wewenang Organisasi Internasional, Unpad, 2010, hlm. 2-6
27
20
Internasional di klasifikasikan: Pertama, Organisasi internasional global, yaitu
organisasi yang wilayah atau ruang lingkup kegiatannya adalah global dimana
keanggotaannya terbuka dalam ruang lingkup di berbagai penjuru dunia,
misalnya: PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations), OKI
(Organisasi Konferensi Islam Dunia) dan sebagainya. Kedua, organisasi
internasional regional, yaitu: organisasi yang wilayah atau ruang lingkup
kegiatannya adalah regional dimana keanggotaannya hanya diberikan bagi
negara-negara pada kawasan tertentu saja, misalnya: ASEAN (Association of South-East
asina Nations), SAARC (South-Asia Association for Regional Cooperation) dan
AU (African Union).
C. African Union(AU) Sebagai Organisasi Internasional Regional
1. SejarahAfrican Union(AU)
African Union (AU) bisa digolongkan
sebagai organisasi regional yang masih
sangat muda, karena baru terbentuk pada
9 Juli 2002. Namun sesungguhnya AU
merupakan sebuah ‘wajah’ baru dari
sebuah barang lama.African Union adalah
hasil dari pembaharuan OAU (Organization of African Unity) atau yang
dalam bahasa Indonesianya yaitu Organisasi Persatuan Negara Afrika. Dan
21
organisasi pergerakan lama, yakni Pan-Afrika28 yang muncul sebagai sebuah
aksi atas perbudakan yang dialami oleh orang-orang Afrika (kulit hitam).29
Dalam perjalannya, pada tahun 1963 Negara-negara Afrika terbagi ke dalam
tiga kelompok (Casablanca, Monrovia dan Brazzaville) sehingga karenannya
menutup jalan untuk pembentukan suatu organisasi politik yang menghimpun
Negara-negara Afrika.30Namun, pada bulan Mei tahun 1963 terbukalah jalan
untuk Negara-negara persatuan Afrika untuk melakukan gerakan pemersatuan
(regionalisme Pan-Afrika) oleh sebagian Negara Afrika karena dilandasi oleh
tekanan dan keluh kesal terhadap kolonialisme barat, mereka ingin
memerdeka kan diri dari jajahan.
Meluasnya Pemerintahan Apartheid di Afrika yang memperjelas perdebatan
atas perbedaan kulit hitam dan kulit putih di tanah orang-orang Afrika sendiri,
untuk meminimalisir maka dibentuklah OAU. OAU kemudian dijadikan
sebagai wadah untuk mengumpulkan dana dan kemampuan militer yang
kemudian dibagikan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan bantuan dalam
upaya untuk melakukan pemberontakan kepada Pemerintahan Apartheid.
Selain itu, OAU juga menjadi alat untuk menjalin kerjasama agar
Negara-28
Pan-Afrika adalah suatu gerakan yang bertujuan menyatukan Afrika. Selain merupakan suatu gerakan, Pan Afrikanisme juga merupakan suatu pandangan sosiopolitik dunia dan filosofi moral yang bertujuan untuk penduduk Afrika asli dan yang berasal dari diaspora Afrika untuk menjadi bagian dalam "Komunitas Afrika Global". (Sumber Wikipedia: Shadily, Hassan. Ensiklopedi Indonesia. Ichtiar Baru-Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects. Jakarta, 1984. hlm. 2530) 29
Portal Hubungan Internasional, ‘Uni Afrika: Terbesar dan Terburuk’,yang diakses secara online di:http://www.portal-hi.net/uni-afrika-terbesar-dan-terburuk-bag-akhir/, pada tanggal 14 Mei 2015 pukul 15.18 WIB
30
22
negara di Afrika yang telah berhasil meraih kemerdekaannya bisa
mempertahankan kedaulatan yang terlah berhasil mereka raih.31
2. KeanggotaanAfrican Union(AU)
Keanggotaan AU ini terbuka untuk setiap negara-negara Afrika yang
menyatakan bahwa menerima perjanjian pendiriannya dan menyatakan
keinginan untuk menjadi anggota. Negara-negara berikut adalah anggota Uni
Afrika:
24
Dari keseluruhan Anggota AU32 diatas, terdapat beberapa negara anggota
yang dibekukan dari keanggotaannya karena alasan tertentu seperti :
1. Guinea-Bissau
Dibekukan setelah Kudeta
Guinea-Bissau pada tahun
2012.
3. Madagaskar
Dibekukan setelah krisis politik
Madagaskar pada tahun 2009.
2. Mesir
Dibekukan setelah Kudeta
Mesir pada pada tahun 2013.
4. Republik Afrika Tengah
Dibekukan setelah Konflik
Republik Afrika 2013
Pembekuan keanggotan merupakan prosedur yang biasa dilakukan setiap
organisasi internasional, dan dilakukan juga oleh Uni Afrika terhadap
beberapa negara anggotanya yang melakukan pelanggaran terhadap nilai-nilai
fundamental organisasi AU. Prinsip pembekuan ini tertuang pada Pasal l
Konstitusi AU untuk menghukum negara yang tidak demokratis dengan
membekukan keanggotaannya dan akan berusaha menegakkan demokrasi di
negara tersebut baik dengan mediasi ataupun intervensi.
32
25
3. Anggaran Dasar OrganisasiAfrican Union(AU)
Anggaran dasar organisasi internasional adalah perjanjian internasional yang
dibuat antara negara-negara untuk membuat suatu organisasi internasional.
Uni Afrika misalnya menyebutnya dengan Constitutive Act Of The African
Union. Tujuan dari anggaran dasar organisasi internasional adalah
menentukan struktur dan aturan dari fungsi suatu organisasi internasional.33
Kontitusi AU terdiri dari 33 artikel yang isinya pendefinisian, tujuan,
prinsip, dan organ-organ dalam AU. Organ utama dari AU adalah Majelis
kepala negara dan pemerintahan; Dewan Menteri; Sekretariat Jenderal; dan
Komisi Khusus, Komisi dari Konsiliasi, Mediasi dan Arbitrase, dan
Pembebasan Komite. Ini didirikan oleh 31 negara pada tahun 1963, tetapi
memiliki 53 anggota ketika dibubarkan pada tahun 2002.34
Tujuan organisasi yang dinyatakan dalam Pasal 3, mencerminkan dimensi
statis aspirasi pan-Africanist untuk pembebasan dan integrasi. Ini termasuk
promosi dan solidaritas dari negara-negara Afrika, pertahanan kedaulatan
negara, integritas dan kemandirian, dan promosi kerjasama internasional
dengan memperhatikan untuk Piagam PBB.35
33
Sri Setianingsih Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta, 2004, hlm. 183-184
34
Samuel M. Makinda and F. Wafula Okumu, The African Union: Challenges of Globalization, Security and Govermance, Global Instutions, New York, 2008, hlm.23
35
26
Tujuan umum AU didalam konstitusinya yaitu; (1) mencapai kesatuan dan
solidaritas antara negara-negara Afrika; (2) mempertahankan kedaulatan
integritas teritorial dan kemerdekaan tiap negara anggota; (3) upaya-upaya
koordinasi dan kerja sama internasional dengan mempertimbangkan Piagam
PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai acuannya;
(4) mempromosikan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di wilayahnya; (4)
melindungi setiap manusia dan HAM nya sesuai dengan Piagam Afrika dan
Instrumen HAM lainnya yang relevan; (5) mempromosikan kerja sama di
semua bidang kegiatan manusia untuk meningkatkan standar hidup
masyarakat Afrika.36 Tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip ini dibuat dalam
Preambule dan dalam Pasal III Constitutive Act of the African Union37.
Dengan dilandasi“kesamaan kedaulatan dari semua Negara Anggota”.38
Pada Constitutive Act of African Union Article IV, AU memiliki fungsi
yaitu:39(1) Persamaan kedaulatan dan saling ketergantungan di antara
negara-negara anggota Uni; (2) Menghormati perbatasan yang ada pada pencapaian
kemerdekaan; (3) Partisipasi masyarakat Afrika dalam kegiatan Uni; (4)
Pembentukan kebijakan pertahanan umum untuk benua Afrika; (5) Resolusi
damai dari konflik di antara negara-negara anggota Uni melalui cara-cara
yang tepat seperti yang dapat diputuskan oleh Majelis; (6) Larangan
penggunaan kekerasan atau ancaman untuk menggunakan kekuatan antara
36
Ibid. 37
Constitutive Act of the African Union, Chapter Principles, Article III (1) “The sovereign equality of all Member States”
38
B.W. Bowett,Op.cit., hlm. 304 39
27
negara anggota Uni; (7) Non-gangguan oleh negara anggota dalam urusan
internal lain; (8) Hak Uni untuk campur tangan dalam suatu negara anggota
sesuai dengan keputusan Majelis dalam hal keadaan serius, yaitu kejahatan
perang, genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan; (9) Ko-eksistensi
damai dari negara-negara anggota dan hak mereka untuk hidup dalam damai
dan keamanan; (10) Hak negara anggota untuk meminta intervensi dari Uni
untuk memulihkan perdamaian dan keamanan; (11) Promosi kemandirian
dalam kerangka Uni; (12) Promosi kesetaraan gender; (13) Menghormati
prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, supremasi hukum dan
pemerintahan yang baik; (14) Promosi keadilan sosial untuk menjamin
pembangunan ekonomi yang seimbang; (15) Penghormatan terhadap kesucian
hidup manusia, kecaman dan penolakan impunitas dan pembunuhan politik,
aksi terorisme dan kegiatan subversif; (16) Kecaman dan penolakan dari
perubahan konstitusional pemerintah.
Sudah lazim bila suatu organisasi internasional regional memiliki tujuan,
fungsi, hak, kewajiban serta mempunyai berbagai perlengkapan organisasi
sendiri dengan kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam melakukan
kegiatan sehari-hari. Hal ini disebabkan setiap Dewan/Badan dalam struktur
organisasi internasional, memiliki wewenang untuk mengikat semua negara
anggotanya untuk turut campur tangan bila dianggap perlu dan dalam kondisi
tertentu guna menyelesaikan pertikaian yang timbul dalam wilayah regional
organisasinya. Semua ketentuan ini tercantum secara umum dalam piagam
28
4. Struktur OrganisasiAfrican Union(AU)
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi. Struktur Organisasi juga
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu
dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam
mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuannya dengan banyak efisiensi,
AU terdiri dari lembaga-lembaga berikut:
a. General Assembly(Majelis Umum)
Majelis Umum adalah unit operasi tertinggi di organ AU. Organ ini terdiri
29
yang bertemu bersama untuk membahas dan membuat resolusi. Sebagian
besar dari resolusi ini berasal dari badan-badan dan komite lain dan datang
ke majelis dari Dewan Eksekutif. Dewan lah yang menentukan kebijakan
umum dari AU, memiliki sistem pemungutan suara demokratis, dengan
satu suara yang diberikan kepada masing-masing negara anggota.40
b. The Executive Council(Dewan Eksekutif)
Dewan Eksekutif terdiri dari para menteri luar negeri dari negara-negara
anggota. Menteri Luar Negeri, mirip dengan sekretaris negara di Amerika
Serikat, adalah pejabat tinggi pemerintah yang bertanggung jawab untuk
melakukan hubungan dengan negara-negara lain dan organisasi
internasional.41
Dewan Eksekutif (Menteri-menteri) ditunjuk oleh negara mereka dan
melaksanakan arahan dan pemerintah negaranya. Dewan Eksekutif
bertemu setidaknya dua kali dalam setahun, kadang-kadang juga dapat
lebih. Dewan Eksekutif melakukan pertemuan terutama pada hal-hal
anggaran dan pada bulan Mei/Juni. Pertemuan Sektoral lainnya yang
diselenggarakan setiap dua tahun haruslah dengan pembahasa yang
40
Diedre L. Badejo,Global Organization: The African Union, Chelsea House, New York, 2008, hlm. 41
41
30
berbeda-beda didalam setiap pertemuannya seperti Buruh, Informasi,
Perdagangan, Kesehatan, Budaya, dan lain-lain.42
Para menteri harus bertindak atas apa yang diperintahkan oleh Majelis
Umum mereka, dan bekerja untuk melaksanakan keputusan tersebut.
Walaupun dalam konsensus atau kesepakatan dapat juga gagal, karena
semua diputuskan berdasarkan suara mayoritas yang demokratis. Perlu di
pahami bahwa keputusan dewan harus lah searah dengan keinginan
Majelis Umum untuk diskusi dan pemungutan suara final, yang berarti
resolusi dilalui dua kali, sekali oleh dewan dan sekali oleh majelis untuk
penentuan akhir.43
c. General Secretary(Sekertaris Umum)
Sekretariat Umum Berbasis di Addis Ababa, Ethiopia. Dipimpin oleh
Sekretaris Umum, yang dipilih oleh Majelis Kepala Negara dan
Pemerintah untuk jangka waktu empat tahun. Dia memiliki lima Asisten
Sekretaris Jenderal, masing-masing terpilih dari wilayah geografis oleh
Majelis untuk masa jabatan empat tahun pula. Dan dapat dipilih kembali
untuk dua kali masa jabatan. Sekretariat Umum didasari dari:44
42
The Actrac Turin (Labour Education Programme),Organization of African Unity, yang diakses dari:http://actrav.itcilo.org/actrav-english/telearn/global/ilo/law/oau.htm, pada tanggal 19 Januari 2015 pukul 02.31 WIB
43
Diedre L. Badejo,Op.cit. hlm. 41 44
31
1) Kantor Sekretaris Umum yang beroperasi dibawah kabinetnya,
Protokol, Informasi, Keamanan, Bidang Hukum, Inspektorat,
Anggaran Pengendalian dan Afro-Arab Kerjasama
2) Politik Departemen
3) Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (EDECO)
4) Pendidikan, Sains, Kebudayaan dan Sosial Departemen Luar
(ESCAS)
5) Departemen Keuangan
6) Administrasi dan Konferensi Departemen.
7) Kantor Wilayah dan sub-regional yang ada di New York, Jenewa,
Kairo, Brussels, Lagos, Niamey. Dar es Salam (host kepada
Komite pembebasan OAU).
Komisi Penasehat(Advisory Bodies) dibentuk adalah:45
1) Komisi Ekonomi dan Sosial
2) Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya Kesehatan Komisi
3) Komisi Fifteen tentang Pengungsi
4) Komisi Pertahanan
5) Mediasi, Konsiliasi dan Arbitrasi Komisi
45
32
Agen Khusus Otonombekerja di bawah naungan OAU adalah:46
1) Pan-African Telecommunication Union (PATU)
2) Pan-African Postal Union (PAPU)
3) Pan-African News Agency (Pana)
4) Uni Televisi dan Radio Organisasi Natioral Afrika (URTNA )
5) Uni Afrika Kereta Api (UAR)
6) Organisasi African Unity Serikat Pekerja (OATUU)
7) Dewan Tertinggi untuk Olahraga di Afrika Setelah pengenalan
Traktat Pembentukan Komunitas Ekonomi Afrika, Sekretariat
Jenderal adalah untuk melayani sebagai Sekretariat untuk Afrika
Masyarakat Ekonomi (AEC). Lebih dari 600 anggota staf di
antaranya 1 52 dari kategori profesional, direkrut dari lebih dari 40
negara anggota dalam pelayanan Organisasi di Kantor Pusat dan
Daerah dan sub-Kantor Regional.
Sekretariat Jenderal merupakan organ permanen yang bertugas untuk
melayani berbagai Rapat OAU, melaksanakan keputusan dan resolusi yang
diadopsi oleh Summit dan Dewan. Ini membuat dokumen dan arsip dan
umumnya melakukan pekerjaan sehari-hari koordinasi antara Negara
Anggota di segala bidang dinyatakan dalam Piagam.
46
33
d. Judiciaary(Badan Penyelesaian Sengketa)47
The African Court on Human Rights merupakan pengadilan regional
Negara benua Afrika yang didirikan oleh AU untuk memastikan
perlindungan hak asasi manusia di Afrika. Badan ini melengkapi dan
memperkuat fungsi Komisi Afrika tentang Hak Asasi Manusia dan
Rakyat.48
Pengadilan didirikan berdasarkan Pasal 1 dari Protokol Piagam Afrika
tentang Hak tentang Pembentukan Pengadilan Afrika tentang HAM dan
Rakyat Manusia dan Masyarakat Hak, (Protokol) yang diadopsi oleh
negara-negara anggota dari Organisasi kemudian Persatuan Afrika (OAU)
di Ouagadougou, Burkina Faso, pada bulan Juni 1998. Protokol ini mulai
berlaku pada tanggal 25 Januari 2004, setelah itu telah diratifikasi oleh
lebih dari 15 negara.49
Sampai saat ini, dua puluh enam (26) negara telah meratifikasi Protokol:
Aljazair, Burkina Faso, Burundi, Pantai Gading, Komoro, Kongo, Gabon,
Gambia, Ghana, Kenya, Libya, Lesotho, Mali, Malawi, Mozambik ,
Mauritania, Mauritius, Nigeria, Niger, Rwanda, Afrika Selatan, Senegal,
Tanzania, Togo, Tunisia dan Uganda.
47
African Union,The African Court on Human and Peoples' Rights, yang diakses secara online dari situs resmi AU :http://www.au.int/en/organs/cj, pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 19.45 WIB
48
Ibid., 49
34
Pengadilan memiliki yurisdiksi atas semua kasus dan sengketa yang
diserahkan kepadanya mengenai penafsiran dan penerapan Piagam Afrika
tentang Hak Asasi Manusia dan Masyarakat, (Piagam), Protokol dan
instrumen HAM terkait lainnya diratifikasi oleh negara yang
bersangkutan.50
Menurut Protokol (Pasal 5) dan Peraturan (Peraturan 33), Pengadilan dapat
menerima pengaduan dan/atau aplikasi yang diajukan kepadanya baik oleh
Komisi Afrika Manusia dan Masyarakat Hak atau pihak Negara terhadap
Protokol atau Organisasi Antar Pemerintah Afrika. Lembaga Swadaya
Masyarakat dengan status pengamat sebelum Komisi Afrika tentang Hak
dan individu Manusia dan Rakyat Negara-negara yang telah membuat
Deklarasi menerima yurisdiksi Mahkamah juga dapat melembagakan
kasus secara langsung sebelum Pengadilan. Pada Oktober 2012, hanya
lima negara telah membuat Deklarasi semacam itu. Negara-negara yang
Burkina Faso, Ghana, Malawi, Mali, dan Tanzania.51
Pengadilan ini terdiri dari sebelas Hakim, warga negara Anggota dari Uni
Afrika. Majelis Hakim Pengadilan pertama terpilih pada bulan Januari
2006, di Khartoum, Sudan. Mereka dilantik di hadapan Majelis Kepala
Negara dan Pemerintah Uni Afrika pada 2 Juli 2006, di Banjul, Gambia.
Majelis Hakim Pengadilan terpilih, setelah nominasi oleh masing-masing
50
African Union, Jurisdiction, yang diakses secara online dari situs resmi AU: http://www. au.int/en/organs/cj, pada tanggal 19 Januari pukul 19.45 WIB
51
35
Negara, dalam kapasitas masing-masing dari antara ahli hukum Afrika
integritas terbukti dan diakui kemampuannya praktis, peradilan atau
akademis dan pengalaman di bidang hak asasi manusia. Para hakim dipilih
untuk satu tahun enam atau empat tahun terbarukan jangka sekali. Para
hakim Pengadilan memilih Presiden dan Wakil Ketua Pengadilan di antara
mereka sendiri yang melayani masa jabatan dua tahun. Mereka dapat
dipilih kembali hanya sekali. Para Ketua Pengadilan tinggal dan bekerja
secara penuh waktu di kursi pengadilan, sedangkan sepuluh lainnya (10)
hakim bekerja secara paruh waktu. Dalam pemenuhan kewajibannya
Presiden dibantu oleh Panitera yang melakukan registry, fungsi manajerial
dan administrasi Pengadilan.52
Pengadilan secara resmi mulai beroperasi di Addis Ababa, Ethiopia pada
bulan November 2006, namun pada bulan Agustus 2007 itu pindah ke
kursi di Arusha, Republik Tanzania, di mana Pemerintah Republik telah
disediakan dengan tempat sementara sambil menunggu pembangunan
struktur permanen. Antara 2006 dan 2008, Pengadilan ditangani terutama
dengan masalah operasional dan administrasi, termasuk pengembangan
struktur Mahkamah Registry, penyusunan anggaran dan penyusunan
Peraturan Interim Prosedur. Pada tahun 2008, selama Kesembilan Sesi
Biasa Pengadilan, hakim Mahkamah sementara mengadopsi Peraturan
Interim Pengadilan tertunda konsultasi dengan Komisi Afrika tentang
52
36
HAM dan Rakyat Hak, yang berbasis di Banjul, Gambia dalam rangka
harmonisasi peraturan mereka untuk mencapai Tujuan dari ketentuan
Protokol pembentukan Pengadilan, yang mengharuskan kedua lembaga
harus selaras Aturan masing-masing sehingga mencapai komplementaritas
dimaksud antara Mahkamah Afrika tentang HAM dan Rakyat Hak dan
Komisi Afrika tentang HAM dan Rakyat Hak. Proses ini harmonisasi
selesai pada April 2010 dan pada bulan Juni 2010, Pengadilan mengadopsi
Peraturan akhir Pengadilan.53
D. Gambaran Umum Wilayah Regional Afrika
1. Sejarah Afrika
Kata Afrika berasal dari bahasa Latin,Africa terra"tanah Afri" (bentuk jamak
dari "Afer") untuk menunjukkan bagian utara benua tersebut, saat ini
merupakan bagian dari Tunisia, tempat kedudukan provinsi Romawi untuk
Afrika. Asal kata Afer mungkin dari bahasa Fenisia, 'afar berarti debu; atau
dari suku Afridi, yang mendiami bagian utara benua dekat Kartago; atau dari
bahasa Yunani aphrike berarti tanpa dingin; atau dari bahasa Latin aprica
berarti cerah.54
53
African Union, Operation, yang diakses secara online dari situs resmi AU : http://www.au. int/en/organs/cj, pada tanggal 19 Januari pukul 19.45 WIB
54
37
Sebagian besar negara di Afrika adalah bekas negara jajahan, kecuali Afrika
Selatan, Ethiopia dan Liberia. Republik Demokrasi Kongo merupakan bekas
jajahan Belgia. Mesir, Sudan, Uganda, Kenya, Djibouti, Sierra Leone, Ghana,
Nigeria, Zambia, Zimbabwe dan Botswana bekas jajahan Britania Raya.
Maroko, Aljazair, Mauritania, Mali, Senegal, Guinea, Pantai Gading, Burkina
Faso, Benin, Niger, Chad, Republik Afrika Tengah, Gabon, Kongo dan
Madagaskar bekas jajahan Perancis.
Togo, Kamerun, Burundi, Rwanda, Tanzania dan Namibia bekas jajahan
Jerman. Libya, Eritrea, Somalia bekas jajahan Italia. Guinea Bissau, Angola,
Malawi, dan Mozambik adalah bekas jajahan Portugal. Serta Sahara Barat
yang merupakan bekas jajahan Spanyol. Sepertiganya yaitu 15 dari 47 negara
terkurung oleh daratan.55
2. Letak dan Populasi
Afrika adalah benua terbesar kedua dunia dan
kedua terbanyak penduduknya setelah Asia.
Dengan luas wilayah 30.224.050 km² termasuk
pulau-pulau yang berdekatan, Afrika meliputi
20,3% dari seluruh total daratan Bumi.56
Dengan 800 juta penduduk di 54 negara, benua
ini merupakan tempat bagi sepertujuh populasi
55
Ibid., 56
38
dunia. Afrika adalah yang terbesar dari ketiga benua di belahan selatan Bumi
dan yang terbesar kedua setelah Asia dari semua benua. Luasnya kurang lebih
30,244,050 km2 (11,677,240 mil2) termasuk kepulauan disekitarnya, meliputi
20.3% dari total daratan di bumi dan didiami lebih dari 800 juta manusia, atau
sekitar sepertujuh populasi manusia di bumi.
Dipisahkan dari Eropa oleh Laut Tengah, Afrika menyatu dengan Asia di
ujung timur lautnya melalui Terusan Suez yang memiliki lebar 130 km.
Semenanjung Sinai yang dimiliki oleh Mesir sering dianggap secara geopolitis
sebagai bagian dari Afrika. Dari ujung paling utara, Cape Spartel di Maroko,
di 37°21′ lintang Utara, ke ujung paling selatan, Cape Agulhas di Afrika
Selatan, 34°51′15″ lintang Selatan, terbentang jarak sekitar 8000 km; dari
ujung paling barat, Cape Verde, 17°33′22″ bujur Barat, sampai ujung paling
timur, Ras Hafun di Somalia, 51°27′52″ bujur Timur, jaraknya sekitar 7.400
km. Panjang garis pantainya 26.000 km (sebagai perbandingan, Eropa, yang
memiliki luas 9.700.000 km² memiliki garis pantai 32.000 km.57
Afrika adalah benua termiskin yang didiami penduduk menurut Human
Development Report 2003 PBB (dengan 75 negara) mendaftarkan posisi 151
(Gambia) sampai 175 (Sierra Leone) dengan negara-negara Afrika.58
57
Ibid., 58
39
E. Kasus Posisi Konflik Somalia
Konflik Somalia adalah salah satu konflik yang rumit hingga sekarang. Dikatakan
rumit karena banyak sekali karakter konflik yang ada di dalam konflik Somalia
ini, dan konflik ini bersifat protracted59. Jika merunut hingga awal negara
Somalia merdeka, konflik ini muncul dengan banyak sekali perubahan. Pada
awalnya, pada masa Perang Dingin, muncul kudeta oleh Siad Barre. Siad Barre
kemudian memerintah secara otoriter, hingga akhirnya pada awal tahun 90-an,
Siad barre digulingkan lagi oleh satu gerakan bersama yang terbentuk dari banyak
unsur golongan yang menginginkan agar pemerintahan Siad Barre ini berakhir.
Kelompok yang menggulingkan Siad Barre ini kebanyakan adalah dari unsur klan
dan kelompok-kelompok kecil di Somalia. Namun, karena pada awalnya tujuan
kelompok ini hanya untuk menjatuhkan Siad Barre, kelompok ini bubar dengan
tujuannya masing-masing, dan meninggalkan Somalia tanpa kejelasan setelah
Siad Barre jatuh. Setelah masa ini, muncul konflik internal dengan klan- klan
yang berusaha untuk mengambil kontrol akan daerah yang diinginkan. Hal ini
membuat muncul perang saudara yang terus berjalan hingga saat ini. Aktor- aktor
yang terlibat pun akhirnya berubah-ubah seiring dengan perkembangan konflik.
Bila pada awalnya banyak sekali klan, kemudian menyusut menjadi beberapa
59
40
aktor saja. Selain itu, konflik yang sebelumnya “hanya” konflik internal dengan
bentuk perang saudara, berkembang menjadi masalah lain, seperti masalah
keamanan laut dengan maraknya pembajakan oleh bajak laut Somalia, ancaman
terorisme dengan terhubungnya gerilyawan Shabaab dengan jaringan
Al-Qaeda, munculnya banyak pengungsi yang dimungkinkan akan menghadirkan
masalah sosial dan menjadiagen spill over conflict, dan lain-lain.
Untuk dapat menjawab pertanyaan permasalahan, sangat penting bagi kita untuk
memahami karakteristik konflik yang berlangsung di Somalia.
Konflik yang terjadi adalah konflik yang asimetris. Konflik ini termasuk asimetris
karena konflik yang ada selalu tidak seimbang. Konflik asimetris ini sendiri
adalah sebuah konsep mengenai peperangan di mana antara pihak yang berperang
terdapat perbedaan kekuatan yang signifikan. Sedangkan menurut Paul, konfilk
asimetris adalah konflik yang melibatkan dua negara dengan sumber daya
ekonomi dan militer keseluruhan yang tidak setara.60 Pengertian ini adalah
pengertian lama dalam konteks perang antar negara. Namun, dalam
perkembangannya, Kenneth McKenzie, Jr., memaparkan bahwa untuk
merefleksikan zaman yang sudah semakin berubah, pengertian dari konflik
asimetris perlu diperbarui. Menurutnya, konflik asimetris adalah “mengangkat
taktik atau kekuatan operasional yang inferior melawan kelemahan lawan yang
60