PENGEMBANGAN ALGORITMA LOGIKA FUZZY UNTUK OPTIMASI
DAYA LISTRIK PADA SUATU RUANGAN
Puspita Fauziah
104091002879
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGEMBANGAN ALGIRITMA LOGIKA FUZZY UNTUK OPTIMASI
DAYA LISTRIK PADA SUATU RUANGAN
Oleh :
PUSPITA FAUZIAH
104091002879
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008M
PENGEMBANGAN ALGIRITMA LOGIKA FUZZY UNTUK OPTIMASI
DAYA LISTRIK PADA SUATU RUANGAN
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
PUSPITA FAUZIAH
104091002879
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Algoritma Logika Fuzzy Untuk Optimasi Daya Listrik Pada Suatu Ruangan”. Telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Jum’at tgl 10 bulan Juli tahun 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada program studi Teknik Informatika.
Jakarta, 10 Juli 2009
Tim Penguji,
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
HALAMAN PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN.
Jakarta, 2009
ABSTRAKSI
PUSPITA FAUZIAH, Pengembangan Algoritma Logika Fuzzy Untuk Optimasi Daya Listrik Pada Suatu Ruangan. (Dibawah bimbingan KHODIJAH HULLIYAH dan VICTOR AMRIZAL).
Seorang desain interior dalam mengetahui berapa besar daya listrik yang dibutuhkan untuk digunakan dalam suatu ruangan tertentu masih sesuai dengan keinginannya sehingga masih subjektif. Penelitian ini membuat aplikasi yang dapat mengetahui berapa besar daya listrik yang sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan logika fuzzy. Aplikasi logika fuzzy untuk optimasi daya listrik pada suatu ruangan dibuat untuk memudahkan seorang desain interior dalam menentukan daya listrik dalam suatu ruangan. Aplikasi ini menggunakan metodologi sekuensial linear model yang memiliki empat tahap yaitu analisis, perancangan, kode dan pengujian. Bahasa pemrograman yang dipakai adalah visual basic dan matlab sebagai analisis datanya. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu seorang desain interior bagaimana mengoptimasikan daya lampu listrik dalam suatu ruangan. Manfaat lainya yaitu dengan mengoptimasikan daya lampu listrik dalam suatu ruangan maka dapat menghemat energi.
Kata Kunci : Logika fuzzy, sekuensial linear model, matlab, visual basic.
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alllah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah berhasil membawa manusia ke dalam dunia yang peradaban. Amin
Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan lulus Sarjana Strata 1 di Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat terjun kedalam era globalisasi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang telah diberikan dari beberapa pihak sehingga sangat membantu penulis saat melakukan tugas akhir dan penulisan laporan ini, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Bapak Yusuf Durrahman selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika
3. Ibu Khodijah Hulliyah, S.kom dan Bapak Victor Amrizal, M.Kom, selaku Pembimbing I dan
Pembimbing II, yang secara kooperatif, penuh kesabaran memberikan nasihat dan saran-saran berharga secara bijak dan membantu membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini..
4. Bapak Zainul Arham, M. Si dan Bapak Dr. Agus Budiono, M. Si, selaku penguji I dan penguji
II, yang telah membantu dalam pengujian dan revisi skripsi.
5. Bu Naily Ulfah terimakasih membantu penulis dalam menyelesaikan sekripsi.
6. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Informatika yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, terima kasih atas pengajaran dan ilmunya yang bermanfaat bagi penulis.
7. Staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi TI (Bu Naily, mas Niki, Pak Rifo, Pak
Samsul dan semuanya).
8. Harry Andriya, M. Siddiq AM dan Rudy Cahyadi yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi
9. Alvin, Biah, Eny, Hani Rina yang telah memberikan semangat dan dorongan bagi penulis,
terimakasih banyak
10. Kaut, Pipit, Endah, yang selalu siap sedia membantu penulis.
11. Mahasiswa Teknik Informatika 2004 TIC terimakasih semuanya.
12. Teman – teman kosan (Nanay, Imoy, Pandam, Mela, Nabil, Kiki, dan Fina) yang selalu
membuatku ceria dan bahagia.
13. Semua pihak yang telah memberikan doa, dukungan, saran, kritik dan hal-hal yang membantu
Semoga semua pihak yang telah membantu penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah S.W.T. (Amin).
Dengan terselesaikannya laporan ini semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. sebagai manusia dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan. Semoga pembaca memperoleh tambahan pengetahuan setelah membacanya.
Jakarta, 2009
Puspita Fauziah NIM. 104091002879
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi ini khusus penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini , diantaranya adalah :
1. Orang tua tercinta, Drs. Hasan Ma’mun dan Bunda Dra. Maemunah telah membesarkan penulis
dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, yang selalu memberikan nasehat, bimbingan dan motivasi. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada Ayahanda dan Ibunda. Amin
2. Nenek Hj Fatimah, kakek H. Amin Yasin, nenek Hj. Qistin (Alm), kakek H. Juahar Maknun
(Alm) tante Neng, tante Atiq, paman Dede, dan semua paman dan bibi penulis yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan moril dan materil serta curahan doa yang terus menerus kepada penulis yang telah kalian berikan. Amin
3. Adikku tercinta A. Nabil Faz yang selalu mmberikan keceriaan, sungguh kebahagiaan yang tak
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
2.1.2 Operator-Operator Fuzzy…… ……… 14
2.1.3 Variabel Lingistik………….………... 15
2.1.4 Sistem Inferensi Fuzzy……… 16
2.1.4.1 Metode Mamdani……… 17
2.1.4.2 Metode Tsukamoto………. 19
2.1.4.3 Metode Sugeno……….. 19
2.1.5 Defuzzifikasi……….. 20
2.1.5.1 Metode Centroid……… 21
2.1.5.2 Metode Bisektor……….. 22
2.1.5.3 Metode Maen of Maximu (MOM).……….. 22
2.1.5.4 Metode Larges of Maximum (LOM)……... 22
2.1.5.5 Metode Smoles of Maximum (SOM)... 22
2.2 Pengertian Listrik ……….. 22
2.3 Pengertian Cahaya………..23
2.4 Pengertian Luas………. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 34
3.2 Bahan dan Alat Penelitian ……...……….. 34
3.3 Metode Pengumpulan Data...……….. 35
3.4 Metode Pengolahan Data ……… 36
3.4.1. Fuzzifikasi dan Penentuan Batas Input ... 36
3.4.2. Evaluasi Aturan Dasar ... 45
3.4.3. Proses Implikasi MIN ... 46
3.4.4. Proses Defuzzifikasi ... 49
3.5 Alur Penelitian ..……….. 53
3.6 Metode Pengembangan Aplikasi ...………. 54
BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ... 61
4.1 Tampilan Antar Muka ………. 61
4.2 Petunjuk Penggunaan Aplikasi ..………. 64
4.3 Instalasi Aplikasi ... 65
BAB V PENUTUP ... 67
5.1 Kesimpulan ………... 67
5.2 Saran ………. 68
DAFTAR PUSTAKA... 69
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Notasi dalam State Transition Diagram ... 28
Tabel 3.1 Aturan Dasar Fuzzy ... 45
Tabel 3.2 Derajad Keanggotaan Luas Ruangan ... 50
Tabel 3.3 Derajad Keanggotaan Tinggi Plafon ... 51
Tabel 3.4 Derajad Keanggotaan Tingkat Pencahayaan ... 51
DAFTAR GAMBAR
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Gambar 3.17 Flowchart Logika Fuzzy ...……... 49
Gambar 3.18 Model Sekuensial Linear ...……... 53
Gambar 3.19 STD Menu Utama ...……... 55
Gambar 3.20 Desain Input Output ... ...……... 56
Gambar 4.1 Tampilan Menu Utama... .. 60 Gambar 4.2 Tampilan Menu Proses ...………. 61
Gambar 4.3 Tampilan Menu Help ... 61
Gambar 4.4 Tampilan About Us …………... 62
Gambar 4.5 Kolom Luas Ruangan ... ... 62
Gambar 4.6 Kolom Tinggi plafon ... 63
Gambar 4.7 Kolom Tingkat Pencahayaan ... 63
Gambar 4.8 Tombol Hitung ... 63
Gambar 4.9 Kolom Daya Lampu Listrik ... 63
Gambar 4.10 Tombol Keluar ...……… 63
Gambar 4.11 Setup Aplikasi ... ... 64
Gambar 4.12 Menu Pertama Penginstalan ..………. 64
Gambar 4.13 Menu Kedua Penginstalan………. 64
Gambar 4.14 Menu Choose Program Group.………. 65
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Kuisioner dan Wawancara ... A Lampiran B Analisis Menggunakan Matlab ... B Lampiran C Source Code ………. C Lampiran D Testing ... D
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Desain interior bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun nonfisik, sehingga kualitas kehidupan manusia yang berada didalamnya menjadi lebih baik.
Sistem pencahayaan dalam interior memegang peranan penting, karena dengan sistem pencahayaan yang bisa mengakomodasi kebutuhan untuk mendukung aktivitas yang dilakukan di dalam ruang akan memaksimalkan produktivitas. Sistem pencahayaan juga penting untuk menciptakan suasana ruang yang diinginkan melalui perancangan dengan pencahayaan natural maupun buatan. (http://puslit.petra.ac.id /journals/ interior). Pencahayaan yang tidak baik akan menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dan pencahayaan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiessi kerja, dapat pula mengakibatkan kelelahan mental, sehingga mengakibatkan kerusakan indra mata dan lain-lain. (Suhadri : 37). Sistem pencahayaan yang tepat dalam suatu ruangan juga dapat mengupayakan penghematan energi yaitu dengan cara menggunakan daya lampu listrik dalam ruangan yang sesuai dengan kebutuhan. Seperti yang digalakan pemerintah untuk hemat energi. Untuk mendukung program pemerintah tersebut maka sistem pencahayaan harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
Seorang desain interior dalam mengetahui berapa besar daya lampu listrik yang dibutuhkan untuk digunakan dalam suatu ruangan tertentu masih secara manual dan masih subjektif.
akurat. Hal ini dapat dirasakan dalam berbagai sector kehidupan yang semuanya menggunakan peralatan komputer sebagai alat bantu.
Melihat dari kebutuhan ini maka penulis mencoba untuk membuat aplikasi yang dapat mengetahui berapa besar daya lampu listrik yang sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan logika fuzzy. Logika fuzzy merupakan bagian dari salah satu bidang ilmu komputer yaitu artificial intelegent (kecerdasan buatan). Logika fuzzy di formulasikan dalam rangka mencari nilai tengah antara bilangan 0 dan 1 hal itu seiring dengan usaha untuk membuat komputer yang bekerja seperti cara manusia berfikir, sebab komputer pada dasarnya adalah sebuah mesin hitung yang tidak berfikir.
Oleh karaena itu penulis ingin membuat suatu penelitian dengan judul “ Pengembangan Algoritma Logika Fuzzy Untuk Optimasi Daya Lampu listrik Pada
Suatu Ruangan” agar dapat memudahkan seorang desain interior untuk mengetahui berapa
besar daya lampu listrik yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan.
1.2. Identifikasi Masalah
1. Seorang desain interior dalam mengetahui berapa besar daya lampu listrik yang
dibutuhkan untuk digunakan dalam suatu ruangan tertentu masih secara manual, jadi dibutuhkan aplikasi yang otomatis.
2. Belum tersedianya aplikasi yang otomatis untuk membantu menentukan daya lampu
listrik dalam suatu ruangan.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana mengetahui besarnya daya yang diperlukan untuk suatu ruangan dengan menggunakan logika fuzzy?
1.4. Batasan Masalah
Penulis membatasi ruang lingkup masalah meliputi :
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
1. Mengetahui besarnya daya lampu listrik yang diperlukan untuk suatu ruangan pada
rumah tinggal.
2. Variabel yang digunakan diantaranya adalah luas ruangan, tinggi plafon dan tingkat
pencahayaan yang akan dicapai, dan sebagai output adalah daya lampu listrik. 3. Output yang dihasilkan hanya untuk rumah tinggal.
4. Pada logika fuzzy menggunakan metode mamdani sebagai sistem inferensi fuzzy
dan centroid sebagai difuzifikasinya.
5. Pemograman yang digunakan adalah Matlab pada analisis fuzzy dan Visual Basic
pada pembuatan aplikasi.
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan logika fuzzy dalam penentuan efektifitas penggunaan kapasitas daya lampu listrik, serta mendukung keputusan bagi seorang desain interior untuk menentukan besar daya lampu listrik yang tepat untuk suatu ruangan, dan membangun suatu sistem pengambilan keputusan yang optimal dalam menentukan daya lampu listrik pada suatu ruang. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dibangun sebuah aplikasi logika fuzzy untuk penentuan efektifitas penggunaan kapasitas daya lampu listrik.
1.5.2 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagi berikut
1. Membantu seorang desain interior bagaimana mengoptimasikan daya lampu listrik
dalam suatu ruangan.
2. Dengan adanya optimasi daya lampu listrik dalam suatu ruangan maka dapat
menghemat energi.
1.6. Metode Penelitian
1. Metode pengumpulan data, terdiri dari:
a. Observasi
Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data dengan cara pengamatan atau peninjauan langsung terhadap objek penelitian.
b. Interview & Kuisioner
Pengumpulan data dan informasi dengan cara bertanya langsung kepada seorang desain interior. Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan pendapat dari seorang desain ruangan, dengan cara memberikan kuisioner.
c. Studi Pustaka
Pengumpulan data dan informasi dengan membaca buku-buku referensi, buku panduan akademik, buku perancangan sistem dan bahasa pemrograman yang dapat dijadikan acuan dalam pembatasan masalah.
2. Metode Perancangan Sistem
Pengembangan sistem dalam penelitian ini penulis lakukan mengunakan Model Sekuensial Linier. Model ini juga disebut dengan “siklus kehidupan klasik” atau “model air terjun”, dimana sekuel linier mengusulkan sebuah pendekatan pengembangan perangkat lunak yang sistematik. Penulis menerapkan beberapa tahap siklus pengembangan Sekuel Linier (Pressman, 1997 : 38), yaitu:
Gambar 1.1 Model Sekunsiall Linear (Pressman 2002 : 37)
1.7. Posisi Penelitian
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Hasil analisa dari penelitian lapangan yang dilakukan penulis pada seorang desain interior sebagian besar menggunakan naluri untuk menentukan besar daya listrik dalam suatu ruangan. Setelah menentukan besar daya listrik seorang desain interior mencocokkan dengan standar tingkat pencahayaan yang terdapat pada SNI 03-6197-2000 Konservasi energi pada sistem pencahayaan apakah besar tingkat pencahayaan dalam ruangan sudah sesuai sesuai dengan standar nasional indonesia.
Gambar 1.2 Diagram Posisi Penelitian
1.8. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan, keseluruhan perancangan sistem inidibagi menjadi
lima bab dengan pokok pikiran dari tiap-tiap bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis mengemukakan tentang latar belakang penelitian, tujuan penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini, penulis memaparkan tentang metode yang penulis pakai dalam pengumpulan data maupun metode untuk perancangan sistem yang dilakukan pada penelitian ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, berisi tentang tahapan-tahapan pengembangan aplikasi dengan menerapkan metodologi Sekuel Linear yang dibahas dalam bab III.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini, penulis mencoba untuk menyimpulkan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan, serta saran untuk perbaikan dari hasil penelitian tersebut.
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan teori–teori umum dan khusus yang berhubungan dengan penelitian tugas akhir diantaranya sekilas tentang logika fuzzy, pengertian daya listrik, pengertian cahaya, pengertian warna, dan sekilas tentang metode pengembangan system serta bahasa pemograman yang dipakai yaitu visual basic dan matlab.
2.1 Logika Fuzzy
Sistem fuzzy ditemukan pertama kali oleh Prof. Lotfi Zadeh pada pertengahan tahun 1960 di Universitas California . (Kusumadewi : 2006) Sistem ini diciptakan karena Boolean logic tidak mempunyai ketelitian yang tinggi, hanya mempunyai logika 0 dan 1 saja. Sehingga untuk membuat sistem yang mempunyai ketelitian yang tinggi maka kita tidak dapat menggunakan Boolean logic. Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output.
Menurut Kusumadewi dan Hartati (2006 : 13) teori himpunan fuzzy merupakan perluasan dari teori himpunan klasik (crisp). Suatu nilai yang menunjukkan seberapa besar tingkat keanggotaan suatu elemen (x) dalam suatu himpunan (A), sering dikenal dengan derajat keanggotaan, dinotasikan dengan µA (x). pada himpunan klasik, hanya ada dua nilai keanggotaan, yaitu µA (x) = 1 untuk x menjadi anggota A, dan µ = 0 untuk x bukan anggota dari A.
Himpunan fuzzy m A dinotasikan sebagai Adan nilai keanggotaan x pada A dinotasikan sebagai m
(x).
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu : 1. Variabel fuzzy
Variabel fuzzy merupakan variable yang hendak diterapkan dalam suatu sistem fuzzy. Contoh : umur, temperatur, permintaan, dsb.
2. Himpunan fuzzy
suatu variabel fuzzy. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu :
a. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu
dengan menggunakan bahasa alami, seperti : DINGIN, NORMAL, PANAS.
b. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel seperti :40,
25, 50, dsb. 3. Semesta Pembicaraan
Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy.
Contoh : semesta pembicaraan untuk variabel temperatur : [0 40]
4. Domain
Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy.
Contoh domain himpunan fuzzy : Redup = [0, 45]
Terang = [35, 55]
Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy yaitu:
1. Konsep matematis yang mendasari penalaran logika fuzzy mudah dimengerti.
2. Logika fuzzy sangat fleksibel.
3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.
4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinier yang sangat kompleks.
5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara
langsung tanpa harus melalui proses pelatihan.
6. Logika Fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional.
7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
2.1.1 Fungsi Keanggotaan Fuzzy
Fungsi keanggotaan adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data kedalam nilai-nilai keanggotaannya. (Kusumadewi : 2006)
Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan untuk membuat fungsi keanggotaan fuzzy yaitu : Fungsi Keanggotaan Linear
a.
Pada fungsi keanggotaan ini, pemetaan input ke derajat keanggotaannya digambarkan suatu garis lurus. Grafik dan notasi matematika dari fungsi ini sebagai berikut (Kusumadewi : 2006)
Gambar 2.1 Grafik Linear
Fungsi Keanggotaan Segitiga b.
Gambar 2.2 Grafik Segitiga
(2.1) Fungsi Keanggotaan Trapesium
c.
Pada fungsi ini terdapat beberapa nilai x yang memiliki derajat kaenggotaan = 1, yaitu ketika b = x= c.
tetapi derajat keanggotaan untuk a <x < b dan c< x= d memiliki karakteristik yang sama dengan fungsi segitiga. Grafik dan notasi matematika dari fungsi ini sebagai berikut
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
(Suyanto : 2007)
Gambar 2.3 Grafik Trapesium
(2.2)
Fungsi Keanggotaan S d.
Kurva pertumbuhan dan penyusutan merupakan kurva S atau sigmoid
berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara tak linear.
Gambar 2.4 Grafik Fungsi S (Sigmoid)
S(x;a ;β;γ) = 0; x £ a
2((x-a )/( γ -a ))2 ; a £ x £
1-2((γ-x)/(γ-a ))2 ; β £ x £ γ (2.3)
1;x ³ γ
2.1.2 Operator – Operator Fuzzy
1. Operator AND
µAΠ B = min (µA [x], µB [y]) (2.4)
2. Operator OR
Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan. α-predikat sebagai hasil operasi dengan operator OR di peroleh dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan.
( Kusumadewi : 2006 )
µAU B = max (µA [x], µB [y]) (2.5) 3. Operator NOT
Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan. α-predikat sebagai hasil operasi dengan operator NOT diperoleh dengan mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1. ( Kusumadewi : 2006 )
µA` = 1 - µA [x] (2.6)
2.1.3 Variable Linguistik
Menurut Suyanto (2007 : 99) Variable linguistik adalah suatu interval numerik yang semantiknya didefinisikan oleh fungsi keanggotaanya. Variabel linguistik adalah variabel yang bernilai karakter atau kalimat (string) dan tidak memiliki makna seperti angka (numeris). Variabel linguistik
merupakan konsep penting dalam logika fuzzy dan memegang peranan penting dalam aplikasi dunia
nyata. Variabel linguistik merupakan 9 gambaran daerah fuzzy , sehingga daerah fuzzy adalah himpunan
fuzzy yang berasal dari evaluasi variabel bahasa.
2.1.4 Sistem Inferensi Fuzzy
Sistem Inferensi Fuzzy (Fuzzy Infernce System atau FIS) merupakan suatu kerangka komputasi yang didasarkan pada teori himpunan fuzzy, aturan fuzzy berbentuk IF – THEN, dan penalaran fuzzy. Secara garis besar, diagram blok proses inferensi fuzzy sebagai berikut.
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Gambar 2.5 Diagram Blok Inferensi Fuzzy
Sistem Inferensi Fuzzy menerima input crisp. Input ini kemudian dikirim ke basis pengetahuan yang berisi n aturan fuzzy dalam bentuk IF-THEN. Fire strength akan dicari pada setiap aturan. Apabila jumlah aturan lebih dari stu, maka akan dilakukan agregasi dari sebuah aturan. Selanjutnya, pada hasil agregasi akan dilakukan defuzzy untuk mendapatkan nilai crisp sebagai output sistem.
2.1.4.1 Metode Mamdani
Gambar 2.6 Metode Mamdani
IF x1 is A1 AND ….. AND xn is An THEN y is B
Dimana : A1 , ….., An , dan B adalah nilai-nilai linguistik (atau fuzzy set) dan “x1 is A menyatakan bahwa variabel x1 adalah anggota fuzzy set A1 .
Untuk memperoleh output, diperlukan 4 tahapan yaitu : (www.logikafuzzy.blogspot.com
a. Pembentukan himpunan fuzzy
Pada metoda mamdani, baik variabel input maupun variabel output dibagi menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy..
b. Aplikasi fungsi implikasi
pada metode mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah MIN. c. Komponen aturan
Pada tahapan ini sistem terdiri dari beberapa aturan, maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan. Ada 3 metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu : max, additive dan probabilistik OR.
Pada metode max, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai maksimum aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi daerah fuzzy, dan mengaplikasikanya ke output dengan menggunakan operator OR (union). Secara umum dapat ditulis
µdf (xi) max (µdf (xi ,) µkf (xi )) d. Penegasan
Input dari proses defuzzyfikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat di ambil suatu nilai crisp tertentu sebagai output. Defuzzyfikasi pada metode mamdani untuk semesta diskrit menggunakan persamaan berikut :
z = ? zj µ(zj )/? µ(zj ) (2.7) 2.1.4.2 Metode Tsukamoto
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Menurut Kusumadewi (2006 : 38) pada dasarnya, metode Tsukamoto mengaplikasikan penalaran monoton pada setiap aturannya. Jika pada penalaran monoton, sistem hanya memiliki satu aturan, tapi pada metode Tsukamoto, sistem terdiri atas beberapa aturan. Kerena menggunakan konsep dasar penalaran monoton, pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan berbentuk IF-THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan monoton. Output hasil inferensi ini diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength).
2.1.4.3 Metode Sugeno
Metode ini memiliki karakteristik yaitu konsekuen tidak merupakan himpunan fuzzy, namun merupakan suatu persamaan linear dengan variable-variable sesuai dengan variable-variable inputnya. Metode ini dikenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985. (Kusumadewi : 2006)
Ada dua model dalam metode Sugeno ini yaitu : a) Model Fuzzy Sugeno Orde-0
Secara umum bentuk model ini adalah
If (x1 isA1 ) o (x2 isA2 ) o (x3 isA3 ) o ...o (xN isAN ) then z = k
Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, o adalah operator fuzzy (seperti AND atau OR), dan k adalah suatu konstanta tegas sebagai konsekuen. b) Model Fuzzy Sugeno Orde-1
Secara umum bentuk model ini adalah
If (xi is ) and...and ( is ) then + ... + +
Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, o adalah operator fuzzy (seperti AND atau OR), pi adalah suatu konstanta tegas ke-i dan q juga merupakan konstanta dalam konsekuen.
Proses agregasi dan defuzzy untuk mendapatkan nilai tegas sebagai output untuk M aturan fuzzy juga dilakukan menggunakan rata-rata terbobot, yaitu :
Defuzzifikation adalah mengubah fuzzy output menjadi crisp value berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah ditentukan. Defuzzifikasi merupakan proses pengubahan besaran fuzzy yang disajikan dalam bentuk himpunan – himpunan fuzzy keluaran dengan fungsi keanggotaannya untuk mendapatkan kembali bentuk tegasnya
Ada beberapa metode defuzzifikacion yaitu :
2.1.5.1 Centroid Method
Metode ini disebut juga center of area (COA) atau center of gravity . Metode ini adalah metode yang paling penting dan menarik dari semua metode yang ada. Pada metode ini solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pusat daerah fuzzy. Secara umum dirumuskan :
(2.9)
Pada metode ini nilai tegas keluarannya diperol eh berdasarkan titik berat dari kurva hasil proses pengambilan keputusan yang dapat dilukiskan pada gambar berikut
Gambar 2.7 Metode Centroid
Ada dua keuntungan menggunakan metode centroid ini yaitu :
a. Nilai defuzzy akan bergerak secara lurus sehengga perubahan dari suatu topologi
himpunan fuzzy ke topologi berikutnya juga akan berjalan dengan lurus. b. Mudah dihitung.
2.1.5.2 Bisektor Method
Pada metode ini solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai pada domain fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan setengah dari jumlah total nilai nilai keanggotaan pada
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
daerah fuzzy.
2.1.5.3 Mean of Maximum (MOM) Method
Pada metode ini solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki nilai keanggotaan maximum.
2.1.5.4 Largest of Maximum (LOM) Method
Pada metode ini solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maximum
2.1.5.5 Smolest of Maximum (SOM) Method
Pada metode ini solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terkecil dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maximum.
2.2 Pengertian Listrik
Menurut Giancoli (1998 : 2) Kata listrik (elecrticity) berasal dari kata yunani “elektron” yang berarti amber. Amber adalah damar pohon, orang zaman dahulu mengetahui bahwa jika menggosokan batang amber dengan kain, amber tersebut akan menarik daun-daun kecil atau debu, efek amber tersebut sekarang dikenal dengan istilah listrik statis.
Daya listrik adalah energi yang dilepas muatan listrik tiap satuan waktu. Satuan daya listrik adalah watt. Jika daya yang dimiliki oleh suatu barang elektronik semakin besar maka energi yang dipakai semakin besar pula. Akibatnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar rekening listrik semakin besar pula. Rumus daya listrik adalah
p = V.I (VA) (2.10) Keterangan :
p = daya listrik (VA) V = tegangan listrik (Volt)
I = arus listrik (amper)
2.3 Pengertian Cahaya
angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu, yang nilainya dapat dibedakan dari energi cahaya lainnya dalam spectrum elektromagnetisnya. (www. energyefficiencyasia. org )
Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. (http://xains-info.blogspot.com ).
A = adalah sensor / cell penangkap sinar.
B = Meode / pengatur besarnya sinar yang terbaca.
C = Displai / monitor harga hasil pengamatan.
Gambar 2.8 Lux Meter
Cahaya dipancarkan dari suatu benda dengan fenomena sebagai berikut:
a) Pijarpadat dan cair memancarkan radiasi yang dapat diliha t bila dipanaskan sampai suhu 1000K.
Intensitas meningkat dan penampakan menjadi semakin putih jika suhu naik.
b) Muatan Listrik: Jika arus listrik dilewatkan melalui gas maka atom dan molekul memancarkan
radiasi dimana spektrumnya merupakan karakteristik dari elemen yang ada.
c) Electro luminescence : Cahaya dihasilkan jika arus listrik dilewatkan melalui padatan tertentu
seperti semikonduktor atau bahan yang mengandung fosfor
d) Photoluminescence :Radiasi pada salah satu panjang gelombang diserap, biasanya oleh suatu
padatan, dan dipancarkan kembali pada berbagai panjang gelombang. Bila radiasi yang dipancarkan kembali tersebut merupakan fenomena yang dapat terlihat maka radiasi tersebut disebut
fluorescence atau phosphorescence .
Definisi dan istilah yang umum digunakan dalam cahaya
a) Lumen : Satuan flux cahaya; flux dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
sumber dengan intensitas cahaya yang seragam satu candela . Satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah kesetaraan fotometrik dari watt , yang memadukan respon mata “pengamat standar”. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.
b) Efficacy Beban Terpasang: Merupakan iluminasi/terang rata-rata yang dicapai pada suatu bidang
kerja yang datar per watt pada pencahayaan umum didalam ruangan yang dinyatakan dalam /W/m².
c) Luminaire: Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu
atau.beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya.
d) Lux : Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya rata-rata yang
dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu setara dengan satu lumen per meter persegi.
e) Tinggi mounting : Merupakan tinggi peralatan atau lampu diatas bidang kerja.
f) Efficacy cahaya terhitung: Perbandingan keluaran lumen terhitung dengan pemakaian daya
terhitung dinyatakan dalam lumens per watt.
g) Indeks Ruang: Merupakan perbandingan, yang berhubungan dengan ukuran bidang keseluruhan
terhadap tingginya diantara tinggi bidang kerja dengan bidang titik lampu.
h) Efficacy Beban Target: Nilai efficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi terbaik,
dinyatakan dalam lux /W/m².
2.4 Pengertian Luas
Luas adalah kuantitas fisik yang menyatakan ukuran suatu permukaan . Satuan luas utama menurut SI adalah meter persegi sedangkan menurut sistem Imperial adalah kaki persegi . Pengukuran luas untuk bentuk-bentuk sederhana bisa dilakukan dengan menggunakan persamaan matematika. Contohnya, untuk suatu segiempat , luas adalah lebar dikali tinggi . (www.wikipedia.org )
2.5 Pengertian Tinggi
Tinggi adalah pengukuran secara vertikal dari sebuah obyek. Jika pengukuran tidak dilakukan sumber dengan intensitas cahaya yang seragam satu candela . Satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah kesetaraan fotometrik dari watt , yang memadukan respon mata “pengamat standar”. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.
b) Efficacy Beban Terpasang: Merupakan iluminasi/terang rata-rata yang dicapai pada suatu bidang
kerja yang datar per watt pada pencahayaan umum didalam ruangan yang dinyatakan dalam /W/m².
c) Luminaire: Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu
atau.beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya.
d) Lux : Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya rata-rata yang
dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu setara dengan satu lumen per meter persegi.
e) Tinggi mounting : Merupakan tinggi peralatan atau lampu diatas bidang kerja.
f) Efficacy cahaya terhitung: Perbandingan keluaran lumen terhitung dengan pemakaian daya
terhitung dinyatakan dalam lumens per watt.
g) Indeks Ruang: Merupakan perbandingan, yang berhubungan dengan ukuran bidang keseluruhan
terhadap tingginya diantara tinggi bidang kerja dengan bidang titik lampu.
h) Efficacy Beban Target: Nilai efficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi terbaik,
dinyatakan dalam lux /W/m².
2.4 Pengertian Luas
Luas adalah kuantitas fisik yang menyatakan ukuran suatu permukaan . Satuan luas utama menurut SI adalah meter persegi sedangkan menurut sistem Imperial adalah kaki persegi . Pengukuran luas untuk bentuk-bentuk sederhana bisa dilakukan dengan menggunakan persamaan matematika. Contohnya, untuk suatu segiempat , luas adalah lebar dikali tinggi . (www.wikipedia.org )
2.5 Pengertian Tinggi
secara vertikal, pengukuran tersebut disebut diistilahkan dengan "panjang" (atau lebar). Tinggi, seperti halnya panjang dan lebar, diukur dengan satuan panjang. (www.wikipedia.org )
2.6 Metode Pengembangan Sistem
Pengambangn perangkat lunak dianggap sebagai sebuah lingkaran yang menggabungkan lapisan-lapisan diantaranya proses, metode, dan alat-alat Bantu yang mendukung. Menurut Roger S. pressman (2002 : 36) ada beberapa model yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak diantaranya :
2.6.1 Model Sekuensial Linier
Model ini disebut juga dengan ”siklus kehidupan klasik” atau ”model air terjun” dimana sekuel linier mengusulkan sebuah pendekatan pengembangan perangkat lunak yang sistematik. Penulis menerapkan beberapa tahap siklus pengembangan Sekuensial Linier. Model ini adalah paradigma rekayasa perangkat lunak yang paling luas dipakai dan paling tua, walaupun kekurangannya kadang-kadang sulit untuk user untuk menyatakan kebutuhannya secara eksplisit dan mengakomodasi kebutuhan di awal proyek (Pressman, 2002 : 38).
2.6.2 Model Prototipe
Model ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan.dimana pengembang dan pelanggan bertemu dan mengidentifikasikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar di mana definisi lebih jauh merupakan keharusan dan kemudian dilakukan perancangan kilat. Model ini mampu menawarkan pendekatan yang terbaik dalam hal kepastian terhadap efisiensi algoritma, kemampuan penyesuaian dari sebuah sistem operasi, atau bentuk-bentuk yang harus dilakukan oleh interaksi manusia dan mesin. Masalah dari model ini adalah user sering melihat apa yang tampak sebagai versi perangkat lunak yang bekerja, tanpa melihat bahwa prototipe itu dijalin secara bersama-sama (Pressman, 2002 : 40)
2.6.3 Model RAD (Rapid Application Development)
Menurut Pressman (2002 : 42) Rapid Application Development adalah sebuah model
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
proses perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangant pendek. Model RAD ini merupakan adaptasi “kecepatan tinggi” dari model
sekuensial linier dimana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen. Kelebihan dari sistem ini adalah tingkat visibilitas yang tinggi karena lebih aktif melibatkan pengguna sistem, namun kelemahan model ini adalah lebih menekankan kepada kecepatan yang dapat memberikan dampak buruk kepada kualitas sistem nantinya.
2.7 Tools Pengembangan Sistem
2.7.1 Flowchart
Bagan alir program (program flowchart ) adalah suatu bagan yang menggambarkan arus logika dari data akan diproses dalam suatu program dari awal sampai akhir (Jogiyanto, 2000 : 662). Berikut ini adalah simbol-simbol program flowchart menurut ANSI (American National Standard Symbol Institute ) (Jogiyanto, 2000 : 662-663) :
a. Simbol terminal (terminal symbol )
digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari program. b. Simbol persiapan (preparation symbol )
digunakan untuk memberikan nilai awal pada variabel.
c. Simbol pengolahan (processing symbol )
digunakan untuk pengolahan aritmatika atau pemindahan data.
d. Simbol keputusan (decision symbol )
e. Simbol masukan/keluaran (input/output symbol )
digunakan untuk menyatakan proses input dan output data.
f. Simbol proses terdefinisi (predefine process symbol )
digunakan untuk proses yang detilnya dijelaskan terpisah. g. Simbol arus (flow symbol )
digunakan untuk menyatakan jalannya arus suatu proses. 2.7.2 State Transition Diagram
Menurut Pressman (2002: 354), State Transition Diagram menunjukkan bagaimana sistem bertingkah laku sebagai akibat dari kejadian eksternal. State Transition Diagram menunjukkan berbagai model tingkah laku (disebut state ) sistem dan cara dimana transisi dibuat dari state satu ke state lainnya. Notasi yang digunakan dalam STD dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah
Tabel 2.1 Notasi dalam State Transition Diagram
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Nama Gambar Notasi Keterangan ilustrasi dari kondisi dan aksi yang ditampilkan disebelah anak panah yang menghubungkan dua keadaan.
Sumber : Achmad Luthfi, 2008 : 27
2.8 Bahasa Pemograman Penunjang Sistem
2.8.1 Pengenalan Visual Basic
Visual Basic adalah salah satu pemograman komputer. Bahasa pemograman adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Visual basic dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991 merupakan pengembangan dari BASSIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Intruction Code). (www. ilmukomputer. com )
pengguna dapat mengatur tampilan form kemudian dijalankan dalam script yang sangat mudah.
Ledakan pemakaian Visual Basic ditandai dengan kemampuan Visual Basic untuk dapat berinteraksi dengan aplikasi lain di dalam sistem operasi Windows dengan komponen ActiveX Control. Dengan komponen ini memungkinkan penguna untuk memanggil dan menggunakan semua model data yang ada di dalam system operasi windows. Hal ini juga ditunjang dengan teknik pemrograman di dalam Visual Basic yang mengadopsi dua macam jenis pemrograman yaitu Pemrograman Visual dan
Oriented Programming (OOP).
Visual Basic 6.0 sebetulnya perkembangan dari versi sebelumnya dengan beberapa penambahan komponen yang sedang tren saat ini, seperti kemampuan pemrograman internet dengan DHTML (Dynamic HyperText Mark Language ), dan beberapa penambahan fitur database dan multimedia yang semakin baik. (http://www.oke.or.id )
Menurut wahana computer (2004:2) Kelebihan dari visual basic adalah sebagai berikut: a. Kompiler yang sangat cepat
b.Control data object untuk Activex yang baru
c. Dapat mendukung database yang terintegrasi dengan variasi aplikasi yang sangat luas
d. Perancangan data laporan yang lebih baru
e. Adanya package dan deploymen wizard yang bias digunakan untuk membuat distribusi disk dari
aplikasi yang kita buat
f. Adanya tambahan dukungan terhadap internet.
2.8.2 Pengenalan MATLAB
Menurut Aminuddin (2008 : 1) Matlab adalah bahasa canggih untuk pemograman komputer yang diproduksi oleh The Mathworks, Inc. Secara umum, Matlab dapat digunakan untuk :
1) Matematika dan komputasi
2) Pengembangan algoritma
3) Pemodelan, simulasi dan pembuatan prototipe
4) Analisis data, eksplorasi dan visualisasi
5) Pembuatan aplikasi, termasuk pembuatan antar muka grafis
Prosedur perhitungan, visualisasi dan pemograman dengan Matlab sangat mudah dilakukan
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pengambilan data penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Januari sampai Februari 2009. Penelitian ini dilakukan di PT. Ady Putra, Jl. Raya Jatibening No 02 Bekasi.
3.2 Bahan Dan Alat Penelitian
a. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah data luas ruangan yang bersumber dari wawancara dengan seorang desain interior, data tinggi plafon yang bersumber dari wawancara dengan seorang desain interior, data tingkat pencahayaan yang akan dicapai yang bersumber dari SNI 03-6197-2000 Konservasi energi pada sistem pencahayaan. b. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah pc dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Perangkat lunak: Windows XP propesional SP2, Matlab 7.0.1, Visual Basic 06
2. Komputer dengan spesifikasi sebagai berikut
a. Prosesor 2.80 Ghz b. Memori RAM 512 MB c. Kapasitas Hard Disk 80 GB
d. Monitor dengan resolusi 1024 X 768 e. VGA Card 128 MB
f. Keyboard dan Mouse
g. USB Port
3.3 Metode Pengumpulan Data
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis melakukan wawancara langsung dengan seorang desain interior. faktor apa saja yang mempengaruhi besar daya lampu listrik dalam suatu ruangan, bagaimana seorang desain interior menentukan besar daya lampu listrik pada suatu ruangan. Dari hasil wawancara tersebut yaitu faktor yang mempengaruhi besar daya lampu listrik dalam suatu ruangan adalah luas ruangan, tinggi plafon, dan berapa tingkat pencahayaan yang ingin dicapai.
Setelah melakukan wawancara lalu penulis membagikan kuisioner pada lima orang desain interior, untuk mengetahui apakah sistem yang penulis buat diperlukan. Untuk isi wawancara dan kuisioner terlampir pada lampiran A.
3.4 Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
3.4.1 Fuzzifikasi dan Penentuan Batas Input Fuzzy
Pada penelitian ini terdapat tiga fungsi keanggotaan input, yaitu fungsi keanggotaan input fungsi ruangan, fungsi keanggotaan input tingkat pencahayaan, fungsi keanggotaan input tinggi plafon, dan fungsi keanggotaan input luas ruangan. Masing-masing fungsi keanggotaan akan dijabarkan sebagai berikut
a. Input Luas Ruangan
Luas ruangan penulis juga bagi menjadi tiga kategori yaitu : 1. Sempit antara 1 M2 sampai 25 M2
Untuk sempit menggunakan fungsi keanggotaan trapesium. Dan notasi metematika dari fungsi ini adalah
0; x = 1 atau x = 25
(x-1)/8; 1<x = 9
µsempit[x] =
1; 9 < x £ 15
(25-x)/10 15 < x < 25
Gambar 3.1 Fungsi Keanggotaan Sempit
2. Sedang antara 152 M sampai 40 M2
Untuk sedang menggunakan fungsi keanggotaan segitiga. Dan notasi metematika dari fungsi ini adalah
(3.2) Untuk a = 15, b = 26, c = 40 maka diterapkan dalam rumus diatas menjadi
0; x = 15 atau x = 40
µsedang[x] = (x-15)/9; 15 < x = 26
(40-x)/14 ; 26 < x = 40
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Gambar 3.2 Fungsi Luas Ruangan Sedang 3. Luas antara 35 M2 sampai 50 M2
Untuk sempit menggunakan fungsi keanggotaan trapesium, sesuai dengan notasi (3.1).
Untuk a = 35, b = 40, c = 45, d = 50 maka diterapkan dalam rumus diatas menjadi
0; x = 35 atau x = 50
(x-35)/5; 35<x = 40 µluas[x] =
1; 40 < x £ 45
(50-x)/5 45 < x < 50
Gambar 3.3 Fungsi Keanggotaan Luas Ruangan Luas
Fungsi keanggotaan luas ruangan digambarkan sebagai berikut
Gambar 3.4 Fungsi Keanggotaan Luas Ruangan
Adapun Algoritma dari fungsi keanggotaan luas ruangan sebagaimana pada lampiran C.
b. Input Tinggi Plafon
Tinggi plafon penulis juga bagi menjadi tiga kategori yaitu : 1. Pendek antara 1 M sampai 3 M
Untuk pendek menggunakan fungsi keanggotaan trapesium. Sesuai dengan notasi (3.1).
Untuk a = 1, b = 1.5, c = 2.5, d = 3 maka diterapkan dalam rumus diatas menjadi
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
0; x = 1 atau x = 3
(x-1)/0.5; 1<x = 1.5
µpendek[x] =
1; 1.5 < x £ 2.5
(3-x)/0.5 2.5 < x < 3
Gambar 3.5 Fungsi Keanggotaan Tinggi Plafon Pendek
2. Sedang antara 2.5 M sampai 4 M
Untuk sedang menggunakan fungsi keanggotaan segitiga. Dan notasi metematika sesuai dengan (3.2)
a = 2.5, b = 3.25, c = 4 maka diterapkan dalam rumus diatas menjadi
0; x = 2.5 atau x = 4
µsedang[x] = (x-2.5)/0.75; 2.5 = x = 3.25
Gambar 3.6 Fungsi Keanggotaan Tinggi Plafon Sedang
3. Tinggi antara 3.5 M sampai 6 M
Untuk tinggi menggunakan fungsi keanggotaan trapesium. Dan notasi matematikanya sesuai dengan (3.1)
Untuk a = 3.5, b = 4, c = 5, d = 6 maka diterapkan dalam rumus diatas menjadi
0; x = 3.5 atau x = 6
(x-3.5)/0.5; 3.5<x = 4 µtinggi[x] =
1; 4 < x £ 5
(6-x)/1; 5 < x < 6
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Gambar 3.7 Fungsi Keanggotaan Tinggi Plafon Tinggi
Fungsi keanggotaan tinggi plafon digambarkan sebagai berikut
Gambar 3.8 Fungsi Keanggotaan Tinggi Plafon
Adapun Algoritma dari fungsi keanggotaan tinggi plafon sebagaimana pada lampiran C.
c. Input Tingkat Pencahayaan
Tingkat pencahayaan penulis bagi menjadi tiga kategori yaitu : 1. Gelap antara 1 lux sampai 125 lux
Untuk Gelap menggunakan fungsi keanggotaan trapesium, untuk notasi matematikanya sesuai dengan (3.1)
0; x = 1 atau x = 125
(x-1)/49; 1<x = 50 µgelap[x] =
1; 50 < x £ 100
(125-x)/25; 100 < x < 125
Gambar 3.9 Fungsi Keanggotaan Tingkat Pencahayaan Gelap
2. Sedang antara 100 lux sampai 200 lux
Untuk sedang menggunakan fungsi keanggotaan segitiga. Dan notasi metematika sesuai dengan (3.2)
a = 100, b = 150, c = 200 maka diterapkan dalam rumus diatas menjadi
0; x = 100 atau x = 200
µsedang[x] = (x-100)/50; 100 = x = 150
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
(200-x)/50 ; 150 = x = 200
Gambar 3.10 Fungsi Keanggotaan Tingkat Pencahayaan Sedang
3. Terang antara 160 lux sampai 275 lux
Untuk terang menggunakan fungsi keanggotaan trapesium, untuk notasi matematikanya sesuai dengan (3.1)
Untuk a = 160, b = 200, c = 250, d = 275 maka diterapkan dalam rumus diatas menjadi
0; x = 160 atau x = 275
(x-160)/40; 160<x = 200 µterang[x] =
1; 200 < x £ 250
Gambar 3.11 Fungsi Keanggotaan Tingkat Pencahayaan Terang
Fungsi keanggotaan tingkat pencahayaan digambarkan sebagai berikut
Gambar 3.12 Fungsi Keanggotaan Tingkat Pencahayaan
Adapun Algoritma dari fungsi keanggotaan tingkat pencahayaan sebagaimana pada lampiran C.
3.4.2 Evaluasi Aturan Dasar
Setelah menentukan fungsi keanggotaan, aturan dasar berjumlah dua puluh tujuh, yang didapat dari jumlah input dipangkatkan dengan jumlah fungsi keanggotaan tiap-tiap input, jumlah input = 3 dan jumlah fungsi keanggotaan tiap-tiap input = 3, jadi 33 = 27
Input yang didapat penulis adala Luas ruangan dibagi menjadi tiga bagian yaitu sempit (S), Sedang (Se), luas (L). Tinggi plafon juga dibagi menjadi tiga bagian yaitu pendek (Pe), Sedang (Se), tinggi (T). Dan tingkat pencahayaan juga dibagi menjadi tiga
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
bagian yaitu gelap (G) sedang (Se), terang (T).
Aturan dasar fuzzy yang digunakan untuk menentukan berapa besar daya listrik pada suatu ruangan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Aturan Dasar Fuzzy
Aturan pernyataan jika-maka (IF-THEN) yang dipergunakan sesuai tabel 3.1 adalah jika luas ruangan sempit dan tinggi plafon pendek dan tingkat pencahayaan gelap maka daya listrik padam, dan seterusnya.
3.4.3 Proses Implikasi MIN
Setelah mendapatkan hasil dari fuzifikasi maka di ambil yang nilainya max dari setiap input. Setelah mendapatkan nilai max dari setiap inputan maka dilakukan implikasi min menggunakan rumus
µAΠB = min (µA[x], µB[y]) (3.4)
Berdasarkan rule yang akan dijelaskan pada evaluasi aturan dasar pada analisis menggunakan matlab. Setelah mendapatkan hasil implikasi min kemudian subtitusikan kedalam fungsi keanggotaan daya listrik yang sesuai dengan rule. Penulis membagi daya listrik menjadi tiga bagian yaitu
Untuk redup menggunakan fungsi keanggotaan trapesium. Dan notasi metematika sesuai dengan (3.1)
Untuk a = 1, b = 5, c = 10, d = 15 maka diterapkan dalam rumus diatas menjadi
0; x = 1 atau x = 15
(x-1)/4; 1<x = 5
µpadam[x] =
1; 5 < x £ 10
15-x/5; 10 < x < 15
Gambar 3.13 Fungsi Keanggotaan Daya Listrik Padam
b. Redup 10 watt – 25 watt
Untuk redup menggunakan fungsi keanggotaan segitiga. Dan notasi metematika sesuai dengan (3.1)
a = 10, b = 17, c = 25 maka diterapkan dalam rumus diatas menjadi
0; x = 10 atau x = 25
µredup[x] = (x-17)/7; 10 = x = 17
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
(25-x)/8 ; 17 = x = 25
Gambar 3.14 Fungsi Keanggotaan Daya Listrik Redup
c. Terang 20 watt – 35 watt
Untuk terang menggunakan fungsi keanggotaan trapesium. Dan notasi metematika sesuai dengan (3.1)
Untuk a = 20, b = 25, c = 30, d = 35 maka diterapkan dalam rumus diatas menjadi
0; x = 20 atau x = 35
(x-20)/5; 20<x = 25 µterang[x] =
1; 25 < x £ 30
Gambar 3.15 Fungsi Keanggotaan Daya Listrik Terang
Fungsi keanggotaan daya listrik digambarkan sebagai berikut
Gambar 3.16 Fungsi Keanggotaan Daya Lampu Listrik
Adapun Algoritma dari fungsi keanggotaan daya lampu listrik sebagaimana pada lampiran C.
3.4.4 Proses Defuzzifikasi
Setelah itu di defuzifikasikan dalam rumus centroid
(3.5)
Flowchart dari metode fuzzy yang telah dijabarkan diatas dengan sistem inferensi menggunakan metode mamdani dan defuzzifikasi menggunakan metode centroid dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Gambar 3.17 Flowchart Logika Fuzzy
Keterangan flowchart :
a. Input tingkat pencahayaan, tinggi plafon, luas ruangan
b. Input dilakukan fuzifikasi sesuai dengan fungsi keanggotaanya.
c. Setelah mendapatkan hasil dari fuzifikasi maka di ambil yang nilainya max
dari setiap input.
d. Setelah mendapatkan nilai max dari setiap inputan maka dilakukan implikasi
min menggunakan rumus µAΠB = min (µA[x], µB[y]) e. Setelah itu dilakukan defuzifikasi menggunakan centroid
Contoh
User menginputkan Luas ruangan = 9 Tinggi plafon = 3
Tingkat pencahayaan = 250
Luas = 9 maka diperoleh derajat keanggotaan µ sempit (7), µ sedang (8), µ luas (9) Tabel 3.2 Derajat Keanggotaan Luas Ruangan
luas = 9
µ sempit 25-9/10 = 1.6
µ sedang 0
µ luas 0
Tinggi plafon = 3 maka diperoleh derajat keanggotaan µ pendek (1), µ normal (2), µ tinggi (3)
Tabel 3.3 Derajat Keanggotaan Tinggi Plafon
Tinggi Plafon 3
µ Pendek 0
µSedang 3-2.75/0.5 = 0.5
µ Tinggi 0
Tingkat pencahayaan = 30 maka diperoleh derajat keanggotaan µ galap (4), µ sedang (5), µ terang (6)
Tabel 3.4 Derajat Keanggotaan Tingkat Pencahayan
Lux = 250
µgelap 0
µSedang 0
µTerang 250-160/90 = 1
Setelah semua derajat keanggotaan didapat kemudian mencari predikat - α untuk setiap aturan fuzzy, dengan menggunakan operator and dan interpretasi min sebagai berikut : Berdasarkan rule 6. Jika A Sempit && B Sedang && C Terang maka D Terang
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
predikat - α = min (µ Sempit[9] ; µ Sedang [3] ; µ Terang [250])
= min (1.6; 0.5;1)
= 0.5
Substitusi predikat - α ke dalam fungsi keanggotaan
Terang 0.5 = x-27
7 3.5 = x-27 X = 27 – 3.5 X = 23.5
Dengan menggunakan metode defuzzifikasi centroid maka daya listrik adalah
Z* = 23.5*0.5 = 23.5 0.5
Z* = 23.5
Jadi Output adalah 24 w
Setelah penulis mendapatkan semua data diatas maka penulis menganalisisnya menggunakan software Matlab yang ditunjukkan pada lampiran B.
Setelah dianalisis menggunakan software Matlab maka penulis membuat aplikasinya menggunakan software Visual Basic.
3.5 Alur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu 1 Survei Lokasi
Pada tahap pertama peneliti melakukan survei ke lokasi penelitian yaitu di PT. Ady Putra di Jl. Jatibening Raya No.2 Bekasi
2 Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data peneliti melakukan wawancara dengan seorang desain interior.
3 Pengolahan Data
4 Perancangan
Pada tahap ini adalah perancangan aplikasi yang akan dibuat menggunakan software visual basic 6.0
3.6 Metode Pengembangan Aplikasi
Dalam pengembangan aplikasi ini, penulis menggunakan model Sekuensial Linear. Model ini juga disebut dengan “siklus kehidupan klasik” atau “model air terjun”, dimana sekuel linier mengusulkan sebuah pendekatan pengembangan aplikasi yang sistem Informasiatik. Penulis menerapkan beberapa tahap siklus pengembangan Sekuel Linier (Pressman, 1997 : 38), yaitu:
Gambar 3.18 Model Sekuensial Linear (Pressman 2002 : 37)
a. Analisis
Analisis adalah pengumpulan kebutuhan aplikasi yang akan dibuat, Pada fase ini diperlukan pemahaman domain informasi, tingkah laku, performansi, dan antar muka (interface) yang diperlukan. Kebutuhan aplikasi harus didokumentasikan dan dilihat lagi dengan pelanggan. Tahap analisis dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Analisis sistem berjalan
Pada tahap ini diuraikan bagaimana Aplikasi yang telah ada berjalan.
Hasil analisa dari penelitian lapangan yang dilakukan penulis pada seorang desain interior sebagian besar menggunakan naluri untuk menentukan besar daya listrik dalam suatu ruangan. Setelah menentukan besar daya listrik seorang desain interior
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
mencocokkan dengan standar tingkat pencahayaan yang terdapat pada SNI 03-6197-2000 Konservasi energi pada sistem pencahayaan apakah besar tingkat pencahayaan dalam ruangan sudah sesuai sesuai dengan standar nasional indonesia.
2. Analisis aplikasi usulan
Sebagaimana yang telah diutarakan diatas seorang desain interior sebagian besar menggunakan naluri dan menggunakan perhitungan secara manual untuk menentukan berapa besar daya listrik yang dibutuhkan untuk digunakan dalam suatu ruangan tertentu oleh karena itu penulis mengusulkan suatu aplikasi yang dapat mempermudah atau membantu seorang desain interior dalam mengatasi masalah diatas dan membantu menghemat energi.
b. Perancangan
Tahap perancangan adalah mendesain komponen-komponen informasi aplikasi yang telah didapat pada tahap analisis dengan tujuan untuk dikomunikasikan dengan user. Tahap Perancangan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perancangan Antar Muka
Perancangan antarmuka dibuat agar user dengan mudah dapat mengoperasikan dan mengerti bagaimana sistem dapat digunakan. Dalam Perancangan ini terdapat beberapa tahap yaitu :
a. STD menu program
untuk menggambarkan aktifitas dan interaksi yang ada di dalam aplikasi yang akan dibuat.
Gambar 3. 19 STD Menu Utama
b. Perancangan Input Output
Perancangan input di buat untuk mesasukkan data kedalam form atau halaman inputan yang telah disediakan. Perancangan output di buat untuk menampilkan hasil informasi dari inputan data kedalam form, , dalam output ini keluaran daya lampu listrik dibuat menjadi kelipatan dari 5, dan dibatasi maksimal daya lampu listrik 40w.
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Gambar 3. 20 Desain Input Output
2. Komponen Alikasi
Komponen Aplika merupakan penjelasan dari komponen - komponen yang digunakan untuk pengembangan aplikasi baik Aplikasimaupun perangkat keras.
a. Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang mendukung aplikasi ini adalah sebagai berikut :
1. MatLab 7.0.1
Matlab pada sistem ini digunakan untuk analisis fuzzy dari data-data yang diperoleh. Prosedur perhitungan, visualisasi dan pemograman dengan Matlab sangat mudah dilakukan karena variabelnya dinyatakan dalam notasi matematika biasa. Penamaan variabel dalam Matlab dilakukan secara langsung tanpa melalui deklarasi seperti Pascal, Delphi dan Fortran. Basis data dalam bentuk syntax tidak perlu dinyatakan secara khusus, sehingga memudahkan perhitungan dalam waktu yang lebih singkat.
2. Visual Basic 6.0
setelah dilakukan analisis menggunakan matlab Kelebihan dari Microsoft Visual Basic 6.0 adalah
1. Kompiler yang sangat cepat
2. Control data object untuk Activex yang baru
3. Dapat mendukung database yang terintegrasi dengan variasi aplikasi
yang sangat luas
4. Perancangan data laporan yang lebih baru
5. Adanya package dan deploymen wizard yang bias digunakan untuk
membuat distribusi disk dari aplikasi yang kita buat 6. Adanya tambahan dukungan terhadap internet.
b. Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan dalam aplikasi ini adalah Komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :
Tahap ini adalah generasi kode dimana desain yang telah dibuat harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca. Jika desain yang dilakukan dengan cara yang lengkap, maka pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis.
d. Pengujian
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan apakah Aplikasiberjalan sesuai tujuan yang
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
diinginkan. Untuk pengujian terlampir pada lampiran D. Pada tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengujian Aplikasi
Pengujian disini menggunakan pengujian black-box dimana Tester berfokus pada fungsional Aplikasiseperti apakah sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan tanpa melihat coding.
2. Pengujian Aplikasi oleh user
BAB IV
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
4.1 Tampilan Antar Muka
Berikut ini merupakan tampilan antarmuka aplikasi pencarian daya lampu listrik yang
dihasilkan dari keberhasilan penerapan fase konstruksi sistem yaitu pengkodean terhadap rancangan-rancangan yang telah didefinisikan sebelumnya meliputi:
a. Tampilan Menu Utama Program
Gambar 4.1 Tampilan Menu Utama
Pada menu utama terdapat tiga menu pendukung yaitu Help, About Us, dan menu proses. Dan pada menu utama ini terdapat tiga kolom input yang harus dil isikan dengan angka-angka, yaitu input luas ruangan, input tinggi plafon, input tingkat pencahayaan. Dan dalam menu utama ini terdapat satu kolom output yaitu daya lampu listrik. Pada menu utama ini terdapat tiga tombol yaitu tombol “Hitung”, tombol “Proses”, dan tombol “Keluar”.
b. Tampilan Menu Proses
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Gambar 4.2 Tampilan Menu Proses
Menu proses akan muncul ketika mengklik tombol proses, sebelum meng klik tombol “Proses” terlebih dahulu mengisikan kolom input yang telah tersedia kemudian klik tombol “Hitung”. Setelah membuka menu proses tombol “Proses” akan berubah menjadi tombol “Hide”. Untuk keluar dari menu proses ini maka klik tombol “Hide”
c. Tampilan Menu Help
Gambar 4.3 Tampilan Menu Help
Menu Help akan muncul ketika mengklik menu ”Help”. Menu help ini berupa informasi tentang aplikasi, yaitu fasilitas utama aplikasi, sistem yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan aplikasi, petunjuk penggunaan aplikasi, keterangan input output, tips hemat listrik, lisensi dan kotak dan informasi. Menu ini berformat ”.chm”.
Gambar 4.4 Tampilan About Us
Menu About Us muncul ketika mengklik menu ”About Us”. Menu ini berisi informasi tentang pembuat aplikasi. Untuk keluar dari menu ini yaitu dengan mengklik tombol “Ok”.
4.2 Petunjuk Penggunaan Aplikasi
Masukkan angka pada kolom luas ruangan sesuai dengan luas ruangan yang akan dicari besar daya lampu listriknya.
1.
Gambar 4.5 Kolom Luas Ruangan
Masukkan angka pada kolom tinggi plafon ruangan sesuai dengan tinggi plafon dalam ruangan yang akan dicari besar daya lampu listriknya.
2.
Gambar 4.6 Kolom Tinggi Plafon
Masukkan angka pada kolom tingkat pencahayaan sesuai dengan besar tingkat pencahayaan dalam ruangan yang akan dicari besar daya lampu listriknya
3.
Gambar 4.7 Kolom Tingkat Pencahayaan
Klik tombol Hitung. 4.
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE
Gambar 4.8 Tombol Hitung
Akan muncul hasil perhitunagn pada kolom daya lampu listrik 5.
Gambar 4.9 Kolom Daya Lampu Listrik
Untuk mengetahui rincian perhitungan menggunakan logika fuzzy maka klik tombol proses. Maka akan muncul layar proses, untuk menutup layar proses dengan mengklik tombol Hide. 6.
Untuk mengakhiri program maka klik tombol keluar. 7.
Gambar 4.10 Tombol Keluar
4.3 Instalasi Aplikasi
Sebelum menggunakan aplikasi ini terlebih dahulu harus diinstal terlebih dahulu pada komputer. Cara intalasinya adalah sebagai berikut
a. Klik icon Setup
Gambar 4.11 Setup Aplikasi
b. Menu Pertama
Pada menu ini klik tombol ”Ok” untuk melanjutkan. Klik ”Exit Setup” untuk tidak melanjutkan penginstalan
c. Menu Kedua
Pada menu ini klik gambar komputer jika ingin melanjutkan penginstalan, jika ingin keluar mak klik tombol ”Exit Setup”.
Gambar 4.13 Menu Kedua Penginstalan
d. Menu Choose Program Group
Pada menu ini pada kolom pertama tuliskan ”Pencarian daya lampu”. Kemudian klik tombol continue.
Gambar 4.14 Menu Choose Program Group
e. Instal Completed
Pada menu ini aplikasi telah selesai di instal maka klik tombol ”Ok”.
Gambar 4.15 Successfully
UNREGISTERED VERSION OF CHM TO PDF CONVERTER PRO BY THETA-SOFTWARE