STRATEGI KOMUNIKASI DIVISI HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT (HRD) NARAPATI INDAH SYARIAH HOTEL DAN CONVENTION
BANDUNG DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA
This study aimed to describes Human Resources Development Communication Strategy of Narapati Indah Syariah Hotel and Convention in Maintain The Image of the Hotel Among Visitors. To answer these strategies researchers used a four subfokus namely planning, context of communication, media, and obstacle.
This research used qualitative and descriptive method. Informant are from Human Resources Development (HRD) staff and Front Office staff at Narapati Indah Syariah Hotel and Convention and two visitors who were selected using purposive sampling technique. Most of the data collected through participant observation, in-depth interviews, documentation, internet searching, and supported by the literature, extend the observation and the triangulation of data. The data analysis technique used is data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions and evaluation.
The results of this research showed that planning has been made by Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel and Convention such as activities, people involved, budgeting planning, time usage estimation, monitoring and evaluation. Message context usage are informative, persuasive and coercive. Media usage is around visual, audio and website. Obtachles for Human Resource Development (HRD) in maintain the image of hotel are noise, interest, motivation and prejudice.
The conclusion of this research is that the communication strategy conducted by Human Resources Development (HRD) division of Narapati Indah Syariah Hotel and Convention to maintain syariah image of hotel has not run optimally, media usage are audio, visual and website.
Suggestions for Human Resources Development of Narapati Indah Syariah Hotel and Convention to optimize media usage to giving information to public Divisi Human Resource Development (HRD) should be making Public Relation Division with state of being..
untuk disewakan, tetapi sudah mulai menjual fasilitas hotel lainnya, seperti
meeting room, swimming pool dan hiburan lainnya yang berada di hotel tersebut. Perkembangan dan peningkatan perusahaan perhotelan semakin menjadi
perhatian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari ketatnya persaingan kualitas
pelayanan, harga, promosi di antara sekian banyaknya perusahaan perhotelan.
Hotel-hotel yang berdiri pada saat ini berusaha untuk terus dapat mempertahankan
keberadaannya agar tetap bertahan dalam dunia bisnis. setiap hotel tentu saja
memiliki tujuan, sasaran ataupun visi dan misi yang jelas dalam setiap
kegiatannya, yang intinya adalah hotel-hotel tersebut harus memiliki
tahapan-tahapan yang terarah jika ingin dapat memiliki citra khusus di mata
pengunjungnya. Dalam membangun citra perusahaan itu dapat ditentukan juga
melalui publik internalnya.
Hotel sebagai sarana akomodasi pariwisata yang menyediakan jasa
pelayanan kamar dan fasilitas lain, menjadi salah satu faktor penting dalam
mendukung perkembangan pariwisata di Indonesia. Hal ini tentunya menjadi
peluang bagi mereka yang akan mendirikan usaha dalam bidang perhotelan.
Melihat situasi ini, menyebabkan persaingan dalam dunia usaha semakin ketat,
sehingga menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kemajuan perusahaan
dan dituntut menciptakan ide baru yang berbeda dari yang lainnya, agar dapat
bersaing dengan para kompetitor.
Hotel merupakan perusahaan jasa yang menyediakan tempat atau sarana
istirahat untuk sementara waktu bagi tamunya serta fasilitas pendukung lainnya.
Dalam Surat Keputusan Menparpostel No. KM 37/PW.340/MPPT-86, tentang
Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel, Bab I Pasal 1 Ayat (b) dalam SK (Surat
Keputusan) tersebut menyebutkan pengertian hotel sebagai berikut :
penginapan atau losmen, karena pengertian penginapan atau losmen, adalah suatu usaha komersial yang menggunakan seluruh atau sebagian dari suatu bangunan yang khusus disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan sewa kamar untuk menginap. Jadi perbedaannya adalah penginapan atau losmen tidak menyediakan fasilitas penunjang seperti makanan atau minuman”.
Komunikasi sebagai salah satu aspek penting bagi organisasi memerlukan
perhatian dan perencanaan yang tepat dari pihak internal hotel itu sendiri. Oleh
sebab itu, perlu ada nya komunikasi yang baik untuk mengolah proses
penyampaian informasi yang baik dengan strategi komunikasi yang tepat sebagai
langkah mencapai tujuan organisasi. Pentingnya strategi dalam aspek komunikasi
membentuk eksistensi perusahaan harus dibantu oleh seluruh aspek internal
didalam hotel tersebut agar visi dan misi dapat tercapai. Untuk mencapai
komunikasi yang efektif dan terarah, pihak manajemen harus mampu menetapkan
arah dan tujuan organisasi akan membentuk kerjasama yang baik untuk mencapai
tujuan organisasi.
Persaingan di dunia perhotelan ini berorientasi pada masyarakat atau
publik (tamu) sebagai obyeknya. Bagaimana pihak manajemen menciptakan dan
mempertahankan brand image yang baik di mata pelanggan sehingga dapat berpengaruh kepada kemajuan daripada hotel tersebut. Oleh karena itu, setiap
hotel harus memiliki perencanaan atau taktik tertentu untuk tetap bertahan dalam
mendirikan usaha di bidang perhotelan ini dengan tetap mengacu pada visi dan
misi daripada hotel tersebut..
Strategi sendiri dapat diartikan sebagai keseluruhan keputusan kondisional
tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan
strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan
waktu) yang dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Menurut Rogers
dalam buku Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Cangara, 2013:61) memberi
batasan pengertian strategi komunikasi sebagai berikut :
“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran, media, penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.”
Konsep strategi memang kadang juga mengalami duplikasi karena
seringkali dianggap sebagai payung perencanaan jika dihubungkan dengan konsep
perencanaan strategik yang notabene adalah kebijaksanaan komunikasi. Dengan
strategi komunikasi ini berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi
secara sadar untuk menciptakan suatu perubahan pada diri khalayak dengan
mudah dan cepat. Lingkungan bisnis yang berubah begitu cepat seiring dengan
perkembangan teknologi informasi memungkinkan kita dalam berorganisasi yang
cenderung berbeda pada masa lampau.
Jika berbicara mengenai strategi komunikasi, maka ini akan berkaitan
dengan rencana-rencana yang dirancang oleh pihak manajemen dalam
menciptakan perubahan kearah lebih baik, untuk memastikan bahwa tujuan utama
dari perusahaan dapat dicapai. Merancang strategi lebih baik dilakukan dari
segmen internalnya, karena mempunyai peranan penting dalam membangun citra
perusahaan. Dibutuhkan adanya suatu komunikasi untuk menjalankan hal-hal
yang sudah direncanakan termasuk dalam menghindari isu-isu negatif yang
melanda hotel tersebut. Disinilah strategi manajemen sebagai jembatan atau
penghubung aspirasi publik, maka hendaknya lebih memfokuskan perhatian
lingkungan internal hotel dan disekitarnya.
Strategi komunikasi dapat dilakukan melalui pesan-pesan yang
disampaikan baik menggunakan komunikasi secara verbal maupun menggunakan
media tertentu. Jajaran manajemen berpengaruh terhadap proses perencanaan
dalam menjalankan operasional hotel dengan tetap pada tujuan mempertahankan
bahkan bisa gulung tikar. Perencanaan dibutuhkan manajemen unuk membenahi
perusahaan atau organisasi agar menjadi lebih baik.
Dalam berbagai situasi yang penuh tantangan, pihak manajemen akan
menghadapi tugas yang cukup berat dan bagi yang bersangkutan maupun pihak
manajemen perusahaan akan merasakan tantangan yang cukup tinggi. Mereka
memiliki tanggung jawab langsung dalam menghadapi, membendung,
menanggulangi atau mengatasinya, hingga berupaya keras bagaimana caranya
mempertahankan citra yang baik di khususnya di mata pelanggan dan masyarakat
secara umum. Karena citra hotel akan berpengaruh terhadap keinginan
pengunjung memilih hotel tersebut. Para pengunjung cenderung akan memilih
hotel yang akan dikunjungi dengan berbagai pertimbangan, seperti harga, fasilitas,
lokasi dan kenyamanan ataupun suasana di hotel tersebut.
Strategi Komunikasi yang dilakukan dalam upaya mempertahankan citra
bukanlah hal yang mudah untuk bagi perusahaan manapun, begitu pula seperti
yang dialami oleh Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention. Seperti yang terdapat dalam website Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention, bahwa hotel yang berawal dari guest house ini sudah berdiri sejak tahun 1994. Banyak perubahan yang dialami oleh hotel ini dalam bertranformasi dari yang asal nya
guest house menjadi hotel syariah di tahun 2004.
Disamping itu, hotel ini pun menyusun strategi untuk membuat hotel nya
tetap memiliki citra yang baik sebagai hotel yang menggunakan konsep syariah.
Selain ingin membuat citra hotel yang baik di mata publik, pihak manajemen
Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention pun ingin untuk tetap mempertahankan brand image yang berbeda dari kebanyakan hotel lainnya di kota Bandung.
Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention mengklaim bahwa hotelnya merupakan hotel yang berbasis syariah. Dengan kata lain, aturan-aturan yang
diterapkan oleh Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention ini memiliki kaitan dengan ajaran agama islam salah satu aturan dari hotel tersebut yakni tidak
sembarang orang dapat menginap di hotel tersebut, ada aturan tertentu yang harus
pun pernah mengalami pasang surut, apalagi dengan tetap mempertahankan
konsep islami berbasis syariah yang mungkin bagi beberapa orang merasa ragu
untuk mengunjungi karena menganggap ada aturan-aturan di hotel tersebut yang
berbeda dengan kebanyakan hotel di kota Bandung.
Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention saat ini belum memiliki seorang Humas/Public Relations. Divisi Human Resources Development (HRD) yang menjalakan beberapa tugas dan fungsi dari seorang PR. Dalam upaya
mempertahankan image islami dengan konsep syariah di hotel tersebut, Human Resources Development (HRD) melakukan kegiatan-kegiatan dari mulai perekrutan, penyampaian aturan-aturan hotel yang harus diikuti oleh pihak
internal maupun tamu, serta melakukan pengawasan terhadap proses berjalannya
operasional agar tetap berjalan dalam batas syariah yakni salah satu nya Divisi
Human Resources Development (HRD).
Divisi Human Resources Development (HRD) di Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention dalam hal ini berperan penting dalam mengkomunikasikan hal-hal yang sudah direncanakan, sehingga kata syariah yang dijual di hotel ini
tidak hanya sekedar nama. Keunikan ini tentunya hal ini menjadi daya tarik
tersendiri bagi publik khususnya pengunjung, karena sangat jarang sekali hotel di
Bandung memiliki basis syariah. Dari penjelasan latar belakang di atas, maka
peneliti mengambil penelitian dengan judul Strategi Komunikasi Divisi Human Resource Development Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung Dalam Mempertahankan Citra sebagai Hotel Syariah Di Kalangan Pengunjung.
II. Rumusan Masalah
Untuk dapat melihat lebih tentang permasalahan yang akan dibahas.
2.1Pertanyaan Penelitian Makro
“Bagaimana Strategi Komunikasi Divisi Human Resource Development (HRD) yang dimiliki Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam membentuk citra hotel syariah di kalangan pengunjung?”
2.2Pertanyaan Penelitian Mikro
1. Bagaimana perencanaan Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung?
2. Bagaimana bentuk pesan Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung?
3. Bagaimana media Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung?
4. Bagaimana hambatan Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung?
III. Maksud dan Tujuan Penelitian 3.1Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan
tentang Strategi Komunikasi yang dirancang oleh Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung.
3.2Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai
2. Untuk mengetahui bentuk pesan Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di
kalangan pengunjung.
3. Untuk mengetahui media Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung.
4. untuk mengetahui hambatan Divisi Human Resource Development (HRD) Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung.
IV. Hasil Penelitian
Setelah menjabarkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, teori-teori
yang telah mengukuhkan penelitian, dan metode penelitian yang digunakan, maka
pada bab ini dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian akan
dijabarkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Pembahasan
dalam bab ini didapat melalui hasil pengumpulan data melalui studi dokumentasi,
observasi, wawancara terhadap informan yang dibutuhkan dalam penelitian, serta
diskusi yang terfokuskan terhadap masalah yang diteliti. Pada bab hasil penelitian
dan pembahasan ini, akan menguraikan berbagai hal mengenai hasil wawancara
pada bulan Januari hingga Februari 2016 yang dilakukan dengan staf Human Resource Development dan staf Front Office Narapati Indah Syariah Hotel & Convention dan beberapa pengunjung hotel tersebut yang terkait dengan strategi komunikasi divisi human resource development dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
”Metode kualitatif metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi.”
Metode penelitian kualitatif menurut Jalaludin Rakhmat
(Rakhmat,1997:22) sering disebut juga sebagai berikut :
“Metode penelitian naturalistik, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif yaitu cara mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis, fakta atau karakteristik, populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.”
Untuk tahap analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat daftar
pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan melakukan analisis data
yang dilakukan sendiri oleh peneliti untuk dapat mengetahui strategi komunikasi
divisi Human Resource Development dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung. Pertama, menyusun daftar untuk pertanyaan
wawancara berdasarkan fokus penelitian mengenai strategi komunikasi divisi
Human Resource Development dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung melalui perencanaan, bentuk pesan, media yang
digunakan dan hambatan yang dialami oleh Divisi HRD Narapati Indah Syariah
Hotel dan Convention.
Informan penelitian merupakan staff dari divisi Human Resource Development dan staf front office, sedangkan untuk informan pendukung peneliti mewawancarai beberapa pengunjung dari hotel tersebut yang dianggap cukup
mengetahui hotel tersebut cukup lama. Selain itu, peneliti melakukan observasi
langsung di lapangan untuk melihat dan mengamati strategi komunikasi divisi
Human Resources Development dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung serta mendokumentasikan beberapa kegiatan
yang berhubungan dengan penelitian. Terakhir, memindahkan data penelitian
Imam Hambali sebagai staf Human Resources Development Narapati Hotel, Sara Matia Fitrisari sebagai staf Front Office Narapati hotel, serta Gustiawan dan Cucu Suhartati sebagai pengunjung Narapati indah syariah hotel dan convention Bandung.
Langkah pertama yang peneliti lakukan sebelum mewawancarai para
informan adalah melakukan proses pendekatan dan sharing dengan HRD Narapati indah syariah hotel dan convention untuk meminta izin terkait niat peneliti untuk melakukan penelitian di Narapati indah syariah hotel dan convention Bandung. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan jumlah yang menjadi informan kunci
dalam penelitian ini sebanyak 4 orang yakni 2 informan utama dan 2 orang yang
menjadi informan pendukung.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa orang yang sudah
di tetapkan sebagai informan dalam penelitian ini terkait strategi komunikasi
Human Resources Development Narapati indah syariah hotel dan convention dalam mempertahankan citra sebagai hotel islami di kalangan pengunjung, lalu
melakukan observasi langsung di tempat penelitian, maka peneliti dapat
mengetahui bagaimana strategi komunikasi Human Resources Development Narapati indah syariah hotel dan convention dalam mempertahankan citra sebagai hotel islami di kalangan pengunjung. Pada bab ini, peneliti akan menguraikan
hasil penelitian.
5.1 Perencanaan Divisi HRD Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung
Dalam sebuah perusahaan merancang suatu strategi itu diperlukan
untuk menetapkan tujuan perusahaan tersebut di masa depan. Strategi melalui
komunikasi mencakup segala sesuatu yang dirancang secara sengaja untuk
menurut Middleton dalam Cangara (2013:61) membuat definisi dengan
menyatakan :
“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua
elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran, media, penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang/ direncanakan
untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.” (Cangara,
2013:61)
Strategi komunikasi pun mencakup susunan-susunan dari
perencanaan yang dibuat perusahaan. Perencanaan merupakan suatu proses
untuk menetapkan ke mana kita bergerak untuk mencapai tujuan, dengan
menetapkan langkah-langkah atau cara yang paling efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tersebut. Hal ini pun dilakukan oleh Narapati Indah Syariah
Hotel dan Convention untuk mencapai tujuan perusahaan dengan tetap mempertahankan citra sebagai hotel syariah dengan tetap berada dalam
koridor ajaran islam.
5.2 Bentuk Pesan dari Divisi HRD Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung
Divisi Human Resource Development di Narapati indah syariah hotel dan convention merupakan salah satu divisi yang berperan dalam pertukaran pesan yang terjadi. Pesan yang disampaikan bersifat informatif, persuasif dan
koersif. Peneliti mengajukan pertanyaan mengenai bentuk pesan informatif
yang dilakukan oleh Human Resource Development Narapati indah syariah hotel dan convention terkait dengan upaya mempertahankan citra hotel sebagai hotel berbasis syariah.
Bentuk pesan yang disampaikan dalam bentuk informatif di hotel ini
seperti fasilitas hotel, peraturan-peraturan, himbauan yang berkaitan dengan
Narapati indah syariah hotel dan convention bersifat seperti hanya sekedar informasi baik secara lisan, tulisan maupun bermedia baik kepada
pengunjung dan ini berlaku untuk tamu yang beragama muslim maupun
pihak Narapati kepada pengunjung, seperti misalnya menawarkan untuk
datang ke gallery mereka yang didalamnya kebanyakan menjual pakaian muslim dan juga buku-buku berbau islami, gallery tersebut terletak dekat lobby, sehingga memudahkan tamu untuk masuk ke gallery tersebut.
Pesan persuasif yang dilakukan oleh HRD saat ini dinilai belum
optimal, karena mereka jarang sekali melakukan promosi dalam bentuk
apapun, ini dikarenakan belum ada orang khusus yang kompeten yang
menangani masalah ini, bentuk promo pun hanya dilakukan di hari raya idul
fitri saja, padahal hari besar islam tidak hanya hari raya idul fitri.
5.3 Media yang digunakan Divisi HRD Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung
Dewasa ini, media merupakan suatu alat yang dapat membuat
penyampaian pesan lebih efisien, meskipun terkadang terjadi kesalahan
pemahaman atau bahkan salah penyampaian pesan, namun penggunaan media
saat ini dirasa cukup efektif dalam menyebarluaskan pesan dengan waktu
singkat dan berdampak bagi banyak orang.
Human Resources Development Narapati indah syariah hotel dan convention pun menggunakan media sebagai penunjang dari berbagai kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan citra hotel ini sebagai hotel
syariah di kalangan pengunjung. Oleh karena itu, peneliti pun mengajukan
pertanyaan terkait media yang digunakan oleh Human Resource Development Narapati indah syariah hotel dan convention dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah.
Pemanfaatan media di Narapati hotel saat ini hanya berbentuk visual
cetak maupun media elektronik karena belum ada budget untuk hal tersebut padahal bentuk media tersebut saat ini
5.4 Hambatan yang dialami Divisi HRD Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung
Hambatan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi dapat
mengganggu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan
maupun sebaliknya. Hambatan merupakan sesuatu yang sulit dihindari dalam
berkomunikasi. Divisi human resource development Narapati indah syariah hotel dan convention pun mengalami hambatan dalam proses menjalankan strategi komunikasi dalam upaya mempertahankan citra hotel nya sebagai
hotel syariah di mata publik khusus nya pengunjung.
Secara umum hambatan memang berasal dari internal maupun
eksternal hotel yang mana ini bisa meliputi gangguan, kepentingan tertentu,
motivasi terpendam dan prasangka yang belum apa-apa sudah bersikap curiga
dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi.
Strategi komunikasi yang dijalankan divisi HRD Narapati indah
syariah hotel dan convention dalam mempertahankan citra hotel sebagai hotel syariah pun dalam proses nya mengalami hambatan. Hambatan pun datang
tak hanya masalah internal seperti anggaran dana yang dibatasi dan diawasi
secara ketat oleh accounting serta sumber daya manusia yang kurang untuk menjalankan kegiatan atau program dari perencanaan yang telah disusun.
Keterbatasan anggaran dana yang diberikan pihak accounting membuat divisi human resource development mengalami kendala dalam penyebarluasan informasi untuk memberi informasi kepada publik mengenai
eksistensi Narapati hotel sebagai hotel syariah di kota Bandung.
Disamping keterbatasan anggaran, kurang nya sumber daya manusia
yang kompeten dalam menangani masalah citra menjadi faktor penghambat
elemen untuk mengatur citra perusahaan : Kesan publik, Perasaan publik,
gambaran publik, Opini publik, Sikap publik, Perilaku publik, Kondisi sosial
publik, Harapan publik, Apresiasi publik dan Penilaian publik. (Ardianto,
2011: 334).
VI. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada Narapati
Indah Syariah Hotel dan Convention Bandung, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam membuat perencanaan terkait mempertahankan citra hotel syariah
di kalangan pengunjung, Divisi HRD Narapati Indah Syariah Hotel dan
Convention menyusun perencanaan meliputi kegiatan-kegiatannya, sumber daya manusia yang dilibatkan, jangka waktu yang diperlukan, melakukan
proses budgeting yang diawasi oleh pihak accounting serta turut melakukan monitoring dan evaluasi seperti meeting bulanan atau tahunan terhadap berjalannya perencanaan tersebut
2. Bentuk pesan yang digunakan Divisi HRD Narapati indah syariah hotel
dan convention meliputi 3, yakni :
a) Bentuk pesan informatif : pesan yang bersifat informasi yang
disampaikan secara lisan ataupun melalui bantuan media tertentu,
seperti informasi tentang hotel secara keseluruhan, fasilitas hotel,
peraturan-peraturan ataupun himbauan.
b) Bentuk pesan persuasif : promosi potongan harga yang dilakukan
pada saat moment hari raya idul fitri.
c) Bentuk pesan koersif : pemeriksaan ID dan kewajiban-kewajiban
3. Media yang digunakan oleh Human Resource Development Narapati indah syariah hotel dan convention dalam menjalankan strategi komunikasi untuk mempertahankan citra hotel sebagai hotel syariah. Media-media
tersebut antara lain:
a) Media cetak yang digunakan brosur dan leaflet. b) Media elektronik
Media elektronik terbagi menjadi dua, yaitu:
Media audio
Media audio melingkupi audio player dan speaker. Media internet
Melalui media website c) Media outdoor
Melingkupi spanduk dan banner
4. Hambatan yang dialami oleh Human Resource Development Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention dalam mempertahankan citra hotel syariah di kalangan pengunjung, secara umum meliputi internal dan
eksternal, yakni :
a) Gangguan : penggunaan media komunikasi yang belum optimal
b) Kepentingan : proses budgeting yang terbatas dan diawasi ketat oleh accounting.
c) Motivasi terpendam : terkadang ada salah paham antara pihak
Narapati dan pengunjung (tamu yang menginap)
d) Prasangka : terkadang ada beberapa tamu yang kurang suka saat
ada pemeriksaan ID yang terbilang rumit, yang harus menunjukan
bahwa mereka yang menginap merupakan muhrim.
5. Strategi komunikasi yang dijalankan divisi Human Resource Development Narapati indah syariah hotel dan convention dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah masih dirasa belum optimal dilihat dari berbagai
(kegiatan termasuk kegiatan promosi) yang masih sedikit, penggunaan
media yang belum efektif, bentuk pesan yang dijalankan pun dirasa belum
7.1Saran bagi Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention
1. Sebaiknya Human Resource Development Narapati indah syariah hotel dan convention lebih mengoptimalkan media online seperti website, facebook, twitter atau instagram yang tersedia saat ini. Hal tersebut untuk saat ini dapat menguntungkan bagi pihak hotel karena
biaya nya minim akan tetapi bisa menyebarluaskan informasi dengan
cepat, banyak orang yang menggunakan media online untuk mencari berbagai informasi.
2. Divisi HRD Narapati indah syariah hotel dan convention alangkah lebih baik nya dapat mendirikan divisi Humas secara state of being. 3. Divisi HRD sebaiknya lebih memperhatikan akses atau fasilitas untuk
beribadah bagi umat muslim karena hal ini merupakan indikator
penting dari hotel dengan konsep syariah.
7.2Saran bagi Peneliti Selanjutnya
Adapun peneliti ingin memberikan saran kepada mahasiswa yang
akan melakukan penelitian selanjutnya, berikut saran yang dapat peneliti
berikan:
1. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan dengan kajian yang
sama dapat mengembangkan penelitian sampai pada citra yang
berpengaruh pada loyalitas pelanggan.
2. Untuk para peneliti selanjutnya, disarankan agar meningkatkan lagi
ketelitian baik dalam segi kelengkapan data yang diperoleh dari
perusahaan dan data penelitian yang telah dilakukan. Sehingga
penelitian tersebut dapat berjalan dengan lebih baik lagi dan lancar.
3. Penelitian yang telah dilakukan ini dapat dijadikan sebagai bahan
pengalaman dan pengetahuan, tanpa melupakan unsur nilai
Ilmu Humas, khususnya penelitian mengenai Strategi Komunikasi
Divisi Human Resources Development Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention dalam mempertahankan citra sebagai hotel syariah di kalangan pengunjung agar penelitian ini dapat bermanfaat untuk
kemudian hari.
VIII.DAFTAR PUSTAKA Buku :
Ardianto, Elvinaro. 2011. Handbook of Public Relation. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Bungin, Bungin. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori,Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Group. Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Effendy, Onong. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Ruliana, Poppy. 2014. Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif.. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Littlejohn, W. Stephen. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika. Morissan. 2013. Teori, Pesan, Percakapan dan Hubungan. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Mulyana, Deddy. 2010. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hidayat, Rahmat. 2014. Strategi Komunikasi Organisasi di SMP Muhammadiyah 17 Rempoa, Ciputat. Jakarta : Universitas Islam Negeri.
Jati, Yuwono. 2010. Strategi Humas PT. PLN Persero Distribusi Jawa Barat dan Banten dalam meningkatkan citra perusahaan melalui sosialisasi program Gerakan Hemat Energi Listrik. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.
Internet :
http://sir.stikom.edu/1120/6/BAB_III.pdf (diakses pada tanggal 27 Oktober 2015, pukul 20.00 WIB) data yang diambil untuk tinjauan tentang komunikasi.
http://www.narapati.com/data/profile.php (diakses pada tanggal 27 Oktober 2015, pukul 20.45 WIB) data yang diambil berupa Company Profile dari
Narapati Indah Syariah Hotel dan Convention.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1732/BAB%20II.pdf?se quence=2 (diakses pada tanggal 30 Oktober 2015, pukul 20.00 WIB)
http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-fungsi-dan-tugas-penting-hrd-dalam-perusahaan/ (diakses pada tanggal 14 November 2015, pukul 19.45 WIB) data yang diambil adalah tinjauan tentang HumanResources
Development.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/458/jbptunikompp-gdl-auliahamda-22887-6-7.uniko-i.pdf (diakses pada tanggal 17 November 2015, pukul 13.45 WIB) data yang diambil untuk tinjauan pustaka mengenai tinjauan tentang
pengunjung.
http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-fungsi-komunikasi-dalam.html (Diakses pada tanggal 11 November 2015, pukul 22.00 WIB) data yang diambil untuk tinjauan tentang komunikasi.
11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu yang Sejenis
Dalam Tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah
penelitian terdahulu yang berkaitan dan relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan peneliti. Dengan demikian, peneliti mendapatkan rujukan
pendukung, pelengkap, pembanding dan memberi gambaran awal mengenai
kajian terkait permasalahan dalam penelitian ini. Berikut ini peneliti temukan
beberapa hasil penelitian terdahulu tentang strategi komunikasi.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu yang Relevan
No Judul Penelitian Nama Peneliti Metode yang
Pengambilan
13
2.1.2 Tinjauan tentang Komunikasi 2.1.2.1 Definisi Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan
dengan makhluk lainnya. Rasa ingin tahu memaksa manusia untuk
saling berkomunikasi. Berinteraksi dengan orang lain, untuk berbagi
informasi/ ide/ gagasan, bahkan untuk mencapai tujuan tertentu
melibatkan proses komunikasi. Dalam kehidupan, satu sama lain saling
berinteraksi dan menyampaikan pikiran maupun perasaannya melalui
komunikasi verbal maupun non verbal.
Secara etimologi istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. “Sama disini maksudnya adalah
sama makna” (Effendy, 2003:9). Menurut Wilbur Schramm
menyatakan pengertian dari komunikasi sebagai berikut :
“Komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi” (Cangara, 2004).
Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, Roger bersama D.
Lawrence Kincaid (Cangara, 2008:20) sehingga melahirkan suatu
definisi baru yang mengatakan bahwa :
Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan
dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), dimana ia
menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta
kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang
yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.
2.1.2.2Unsur-unsur Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu faktor yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan setiap manusia, karena tanpa komunikasi
kita tidak dapat bertindak ke manapun dengan siapapun. Penegasan
dan pengertian tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi diatas
adalah sebagai berikut:
a. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
b. Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.
c. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
d. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
e. Decoding: Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh
15
f. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. Pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
g. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.
h. Feedback: Umpan Balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
i. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh
komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepadanya.
Model komunikasi diatas menjelaskan bahwa faktor-faktor
kunci dalam mewujudkan komunikasi yang efektif. Komunikator harus
mengetahui khalayak yang dapat dijadikan sebagai sasaran dan
tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam mengelola
suatu pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran
biasanya menerima dan menanggapi suatu pesan. Komunikator harus
mampu mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam
2.1.2.3 Tinjauan Tentang Proses Komunikasi
Berangkat dari paradigma Lasswell dalam Onong Uchjana
Effendy membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer.
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan
verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/ gesture, isyarat, gambar, warna,dan lain sebagainya) yang secara langsung
dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan
komunikator kepada komunikan. Seperti disinggung di muka,
komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam
pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain,
komunikasi adalah proses membuat pesan yang setara bagi
komunikator dan komunikan.
Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator
menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan
pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang
diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian
17
mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam
konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian
(coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan
makna).
2. Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampain pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator
menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya
karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang
relatif jauh ataupun jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks,
surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah
media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Pada umumnya kalau kita berbicara dikalangan
masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah
media kedua sebagaimana diterangkan diatas. Jarang sekali
orang menganngap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini
radio, dan lain lainnya. Yang jelas tidak selalu dipergunakan.
Tampaknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi
tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa
surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya. (Effendy,
2003 : 11-17).
2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.1.3.1 Definisi Komunikasi Organisasi
Komunikasi dalam organisasi merupakan proses penyampaian
informasi yang akurat dan pemahaman atas informasi dari suatu unit
(pengirim) ke unit yang lain (penerima) tidak hanya vital dalam
perumusan tujuan organisasi, tetapi juga merupakan peralatan dan
sarana penting melalui kegiatan organisasi. Komunikasi adalah alat
pengalihan informasi dari komunikator kepada komunikan
R. Wayne dan Don F. Paules dalam buku Komunikasi
Organisasi Teori dan Studi Kasus (Ruliana, 2014: 18) mengemukakan
definisi fungsional komunikasi organisasi sebagai berikut:
“Komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi demikian terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.”
Dalam komunikasi organisasi unit-unit menjadi saling
19
perusahaan” adalah perilaku perorganisasian yang terjadi dan
bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan
memberi makna atas apa yang sedang terjadi.
Dalam buku Komunikasi Organisasi (Ruliana, 2014:21)
Golddhaber memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai proses
penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
yang saling tergantung sama lain untuk mengatasi lingkungan yang
tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Pengertian tersebut
mengandung beberapa konsep sebagai berikut :
1. Proses; Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka dan
dinamis yang secara tidak langsung menciptakan saling tukar
menukar informasi satu sama lain. Karena kegiatan yang
berulang-ulang dan tiada hentinya tersebut maka dikatakan
sebagai suatu proses.
2. Pesan; Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang
objek, orang, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan
orang lain. Pesan dalam organisasi dapat dilihat menurut
beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan bahasa, penerima
yang dimaksud, metode difusi, dan arus tujuan dari pesan.
Klasifikasi pesan dalam bahasa dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
bagian yaitu verbal dan non verbal, dimana pesan verbal dalam
Sedangkan pesan non verbal dalam organisasi bisa berupa:
bahasa gerak tubuh, sentuhan, ekspresi wajah, dan lain-lain.
3. Jaringan Organisasi; terdiri dari satu seri orang yang
tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam
organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini
terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan
komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup
hanya dua orang, beberapa orang atau keseluruhan organisasi.
Luas dari jaringan komunikasi ini dipengaruhi oleh banyak
faktor, diantaranya: arah dan arus pesan, isi pesan, hubungan
peranan, dan lain-lain.
4. Keadaan saling tergantung ; Hal ini telah menjadi sifat dalam
organisasi yang merupakan suatu sistem yang terbuka. Bila
suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan
berpengaruh kepada bagian yang lainnya dan mungkin juga
kepada seluruh sistem organisasi.
5. Hubungan ; Karena organisasi merupakan suatu sistem yang
terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya
bagian-bagian itu terletak pada manusia yang ada dalam
organisasi. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi
yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang
21
6. Lingkungan ; Yang dimaksud lingkungan adalah semua totalitas
secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam
pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.
Yang termasuk dalam lingkungan internal adalah personal
(karyawan), staf, golongan fungsional dari organisasi, dan juga
komponen lainnya seperti tujuan, produk, dan lainnya.
Organisasi sebagai sistem terbuka harus berinteraksi dengan
lingkungan eksternal seperti: teknologi, ekonomi, dan faktor
sosial. Karena faktor lingkungan berubah-ubah maka organisasi
memerlukan informasi baru untuk mengatasi perubahan dalam
lingkungan dengan menciptakan dan melakukan penukaran
pesan baik secara internal maupun eksternal.
7. Ketidakpastian ; Ketidakpastian adalah perbedaan informasi
yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Ketidakpastian
dalam organisasi juga disebabkan oleh terjadinya banyak
informasi yang diterima daripada informasi yang sesungguhnya
diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Bisa
dikatakan ketidakpastian dapt disebabkan oleh terlalu sedikit
informasi yang didapatkan dan juga karen terlalu banyak
informasi yang diterima.
Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli
mengenai komunikasi organisasi ini dapat disimpulkan definisi
1) Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang
dipengaruhi oleh pihak internal maupun eksternal
2) Komunikasi organisasi meliputi pesan, tujuan, arus komunikasi
dan media komunikasi
3) Komunikasi organisasi meliputi orang yang mempunyai skill,
hubungan dan perasaan yang sama.
2.1.3.2 Bentuk Komunikasi Organisasi 1. Komunikasi vertikal
Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang
terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi
yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan
kepada pimpinan secara timbal balik.
Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk:
a. Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan,
instruksi, mengenai pelaksanaan kerja bawahan.
b. Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
c. Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi,
kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi, insentif. Seorang
pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan
bawahannya, dan memahami cara-cara mengambil
kebijaksanaan, terhadap bawahannya. Keberhasilan
organisasi dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan
23
kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama
untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya.
Fungsi komunikasi ke atas digunakan untuk:
a. Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja,
saran, usulan, opini, permohonan bantuan, dan keluhan.
b. Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan
dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang
lebih rendah.
Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat,
tanggapan maupun kritikannya dapat diterima dengan lapang
dada, dan hati terbuka oleh pimpinan.
2. Komunikasi horizontal
Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan.
Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak
formal. Fungsi komunikasi horizontal/ ke samping digunakan
oleh dua pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini
berlangsung dengan cara tatap muka, melalui media elektronik
seperti telepon, atau melalui pesan tertulis.
3. Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi ini sering disebut juga komunikasi silang.
Berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang
berbeda. Dalam arti pihak yang satu tidak berada pada jalur
dua pihak yang mempunyai level berbeda tetapi tidak mempunyai
wewenang langsung kepada pihak lain.
2.1.3.3 Fungsi Komunikasi Organisasi
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun
sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan
melibatkan empat fungsi, yaitu :
1. Fungsi informatif, Maksud dari informatif adalah seluruh anggota
dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi
yang lebih tepat. Informasi yang didapat dapat setiap anggotanya
melaksanakan tugas secara pasti. Pada dasarnya, informasi
dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan
kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tatanan
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu
kebijakan dalam organisasi ataupun untuk menyelesaikan konflik
yang terjadi di dalam organisasi tersebut, Bawahan juga
membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaannya.
2. Fungsi regulatif, fungsi regulatif ini berkaitan dengan
peraturan-peraturan yang ditaati dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang
berpengaruh dalam fungsi regulatif ini :
a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan
manajemen memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yang disampaikan. Mereka juga mempunyai
25
sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka
ditempatkan pada lapisan atas supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sesuai instruksi.
b. Berkaitan dengan pesan. Pesan –pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan
membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang
boleh atau tidak boleh untuk dilakukan.
3. Fungsi persuasif, Dalam mengatur suatu organisasi tidak cukup
dengan mengandalkan kewenangan dan kekuasaan. Adanya
kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk
mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara suka rela akan lebih menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding dengan pimpinan yang
sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi integratif, Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan
saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas
dna pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal
yang terjadi dalam setiap organisasi yaitu seperti penerbitan khusus
dalam organisasi tersebut dan laporan kemajuan organisasi. Juga
saluran komunikasi informasi seperti perbincangan antar pribadi.1
1
2.1.4 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang
artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Dengan demikian,
strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata strategos
yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep
militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal (The Art of General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan.
Strategi komunikasi menurut Middleton dalam Cangara (2013:61)
membuat definisi dengan menyatakan :
“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran, media, penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang/ direncanakan untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.”
Setiap usaha memerlukan strategi. Tahapan strategi dibangun
berdasarkan tahapan yang mengarahkan, merencanakan, dan memfokuskan
upaya pada tujuan khusus, serta menempatkannya pada jalur yang jelas dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan.
Dengan demikian, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
27
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif,
persuasif, dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk
memperoleh hasil optimal
b. Menjembatani cultural gap akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan operasional media massa yang begitu ampuh.2
Strategi adalah perencanaan yang menetapkan program jangka
panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Oleh karena itu, konsep
strategi komunikasi disini ditelakkan sebagai bagian dari perencanaan
komunikasi dalam pencapai tujuan yang ingin dicapai.
Dalam Cangara (2013:151) dijelaskan bahwa perencanaan komunikasi
pada dasarnya bisa diaplikasikan untuk banyak hal, bukan hanya untuk
komunikasi itu sendiri, tapi juga bisa digunakan oleh lembaga-lembaga yang
berusaha mendapatkan dukungan dari masyarakat, serta kegiatan pemasaran.
Perencanaan komunikasi bisa diaplikasikan bisa diaplikasikan untuk
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Pencitraan diri, pemasaran politik, dan organisasi/ lembaga pelayanan
publik
2. Pemasaran komersial dan jasa (Corporate Communication)
3. Penyebarluasan gagasan pembangunan dan penyuluhan untuk
penyadaran masyarakat (Communication Support Development) 4. Pemberdayaan dan pengembangan masyarakat sekitar
(Communication Planning For Community Development)
2
5. Penyelesaian krisis dan konflik (Communication for Crisis and Conflict Resolution)
6. Kerja sama antarnegara dan lembaga lembaga internasional
(International Organizational and States Coorperations) 7. Pembangunan stasiun TV-Radio dan Penerbitan
8. Pendirian pusat penelitian, pendidikan dan pelatihan komunikasi
2.1.5 Tinjauan Tentang Human Resource Development
HRD atau Human Resources Development, adalah bagian atau departemen dari perusahaan yang tugas utamanya mengelola sumber daya
manusia di perusahaan, mulai dari tugas perencanaan yang sering disebut
perencanaan SDM, Rekrutmen dan Seleksi, pengembangan sering disebut
Pelatihan dan Pengembangan, Manajemen Kinerja sering disebut
Performance Management, gaji sering disebut Kompensasi dan Benefit dan menumbuhkan hubungan kerja yang sering disebut sebagai Hubungan
Industrial atau hubungan Industrial.3
Manajemen sumber daya manusia juga dapat diartikan sebagai suatu
prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi
atau perusahaan dengan orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi yang
tepat dan posisi saat organisasi memerlukannya. Pada prinsipnya dapat
diartikan sebagai mengelolaan sumber daya manusia HRD terdiri dari
berbagai kegiatan, yaitu: Perencanaan SDM, HR Mendapatkan,
3
29
Mengembangkan SDM, HR Mempertahankan, HR Mempertahankan untuk
membantu perusahaan menyadari Goal, Visi, Misi dan valuenya.
Tugas, Tanggung Jawab dan Peran HRD dalam perusahaan, antara
lain:
1. Persiapan
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal persiapan, antara
faktor internal dan faktor eksternal lainnya. Faktor internal meliputi
jumlah kebutuhan dalam persiapan untuk karyawan baru, struktur
organisasi, departemen terkait, dan sebagainya. Sedangkan faktor
eksternal dalam hal persiapan termasuk hukum ketenagakerjaan,
pangsa kondisi tenaga kerja, dan sebagainya.
2. Rekrutmen Tenaga Kerja
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau karyawan
yang dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dari organisasi
atau perusahaan. Pada tahap HRD ini perlu menganalisis posisi yang
ada untuk membuat deskripsi pekerjaan (job description) dan juga spesifikasi pekerjaan (job spesifikasi).
3. Seleksi Tenaga Kerja
Definisi Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses yang dilakukan
untuk menemukan pekerjaan yang tepat dari sekian banyak kandidat.
Langkah yang diambil dalam proses seleksi tenaga kerja, yang melihat
resume / CV, melakukan seleksi awal berdasarkan CV pelamar,
tes tertulis, proses wawancara / wawancara kerja, dan proses
selanjutnya.
4. Pengembangan dan Evaluasi Karyawan
Agar tenaga kerja atau karyawan dapat memberikan kontribusi
optimal kepada perusahaan atau organisasi, maka dia harus menguasai
tugas pekerjaan dan tanggung jawab. Proses pengembangan dan
evaluasi karyawan dilakukan sebagai pembekalan agar tenaga kerja
dapat lebih terkontrol dan ahli di bidangnya, serta meningkatkan
kinerja yang ada.
2.1.6 Tinjauan Tentang Pengunjung
Bila diperhatikan, orang-orang yang datang berkunjung pada suatu
tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung (visitor) yang terdiri dari beberapa orang dengan bermacam-macam motivasi
kunjungan termasuk di dalamnya adalah wisatawan, sehingga tidak semua
pengunjung termasuk wisatawan. Menurut International Union of Official Travel Organization (IUOTO), pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun
kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.
Pengertian yang sama disampaikan oleh World Tourism Organization (WTO) yang dimaksud dengan pengunjung (visitor) yaitu setiap orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan negaranya sendiri dengan
31
negara yang dikunjunginya. Dengan demikian ada dua kategori pengunjung,
yaitu :
1. Wisatawan (tourist) yaitu pengunjung yang tinggal sementara sekurang kurangnya selama 24 jam di negara yang kunjunginya dan
tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi sebagai
berikut :
a. Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga.
b. Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi, dan lain sebagainya.
2. Pelancong (exursionist) yaitu pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam 4
2.1.7 Tinjauan Tentang Citra
Image is the impression, the feeling, the conception which the public has of a company; a consciously created imprssion of an object, person or organization. Citra adalah tujuan pokok bagi suatu organisasi atau perusahaan. Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari penilaian, baik semacam tanda respek dan rasa
hormat dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap organisasi
atau perusahaan tersebut dilihat sebagai sebuah badan usaha yang dipercaya,
professional, dan dapat diandalkan dalam pembentukan pelayanan yang baik.
4
Dalam buku Handbook of Public Relations dijelaskan bahwa elemen-elemen untuk mengatur citra perusahaan : Kesan publik, Perasaan publik,
gambaran publik, Opini publik, Sikap publik, Perilaku publik, Kondisi sosial
publik, Harapan publik, Apresiasi publik dan Penilaian publik. (Ardianto,
2011: 334).
Dari pernyataan diatas menjelaskan bahwa citra adalah sesuatu yang
ditonjolkan secara nyata yang timbul berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang ada. Citra yang dimaksud disini adalah kesan yang ingin
diberikan oleh perusahaan kepada publik atau khalayaknya agar timbul opini
public yang positif tentang perusahaan tersebut.
Dalam buku Handbook of Public Relations (Ardianto, 2011: 63) menjelaskan bahwa ada beberapa jenis citra yang penting untuk diketahui.
Jenis-jenis citra tersebut adalah :
1. Citra Bayangan (Mirror Image) adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra
bayangan itu hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuai dengan
kenyataan yang sesungguhnya.
2. Citra Yang Berlaku (Current Image) adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu
organisasi atau perusahaan.
3. Citra Yang Diharapkan (Wish Image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Biasanya citra yang diharapkan
33
4. Citra Perusahaan (Corporate Image) adalah citra dari suatu organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Jadi bukan citra atas produk dan
pelayanannya saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal.
Hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan, antara
lain sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang dan lain
sebagainya.
5. Citra Majemuk (Multiple Image). Citra ini dapat diterapkan pada semua jenis organisasi atau perusahaan yang memiliki banyak unit
dan pegawai (anggota). Masing-masing unit dan individu memiliki
perangai dan perilaku tersendiri sehingga secara sengaja atau tidak
sengaja, mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu
sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.
Kelima jenis citra tersebut penting untuk diketahui, yakni untuk
mengetahui penilaian terhadap organisasi atau perusahaan tersebut yang tidak
hanya dilihat dari segi fisiknya saja tetapi juga yang tidak terlihat namun
dirasakan baik dan memuaskan. Citra yang dipilih sesuai dengan penelitian
ini adalah Citra Perusahaan (corporate image) karena berdasar dengan kasus atau penelitian diatas, untuk menciptakan atau membentuk citra perusahaan
itu sendiri melalui kegiatan community relations yang telah dilakukannya. Sedangkan menurut Siswanto Sutojo (Ardianto, 2011 : 65), ada tiga
1. Citra Eksklusif, yaitu citra yang dapat ditonjolkan perusahaan dalam
kemampuan menyajikan berbagai macam manfaat terbaik kepada
konsumen dan pelanggan
2. Citra Inovatif, citra yang menonjol karena perusahaan tersebut pandai
menyajikan produk baru yang model dan desainnya tidak sama
dengan produk sejenis
3. Citra murah meriah, yaitu citra yang ditonjolkan oleh perusahaan yang
mampu menyajikan produk dengan mutu yang baik, tapi harganya
murah.
Seperti halnya produk dan merek, citra perusahaan perlu dipopulerkan
di kalangan segmen sasaran. Cara untuk mempopulerkan citra agar sesuai
dengan apa yang dikehendaki manajemen dan dilakukan secara bertahap.
Citra yang ingin dibentuk harus mencerminkan jati diri perusahaan yang
sebenarnya. Karyawan mempunyai peranan penting dalam membangun citra
perusahaan. Kelompok karyawan adalah para manajer, eksekutif, karyawan
pelaksana.
2.1.8 Tinjauan Tentang Perhotelan (Hospitality) 2.1.8.1 Pengertian Hotel (Hospitality)
Menurut Sulastiyono (2011:5) hotel adalah suatu perusahaan
yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan
makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang
yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan
35
perjanjian khusus. Sedangkan pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc.(1995) yang menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan,
dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum.5
2.1.8.2 Jenis-Jenis Hotel
Menurut United State Lodging Industry bahwa, yang utama hotel terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
1. Transient Hotel, adalah hotel yang letak / lokasinya ditengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah
untuk urusan bisnis dan turis.
2. Residential Hotel, adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah-rumah berbentuk apartemen dengan kamar-kamarnya dan
disewakan secara bulanan atau tahunan. Residential Hotel juga
menyediakan kemudahan-kemudahan, seperti : layaknya hotel,
seperti : restoran, pelayanan makanan yang diantar ke kamar,
dan pelayanan kebersihan kamar
3. Resort Hotel, adalah hotel yang pada umumnya berlokasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu-tamunya.
Dengan mengacu pada pengertian-pengertian tersebut di atas,
dan untuk penggolongan hotel di Indonesia, pemerintah menurunkan
peraturan yang dituangkan dalam surat keputusan Menparpostel, bahwa
hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
5
seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan, penginapan,
makan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersial. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa, hotel seharusnya adalah :
1. Suatu jenis akomodasi
2. Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada.
3. Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa
penunjang lainnya
4. Disediakan bagi umum
5. Dikelola secara komersial, yang dimaksud dengan dikelola
secara komersial adalah : dikelola dengan memperhitungkan
untung atau ruginya, serta yang utama adalah bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan berupa uang sebagai tolak ukurnya.6
2.1.8.3Pengertian Hotel Syariah
Menurut Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Nomor 2 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel
Syariah yang diundangkan pada 17/1/204, Usaha Hotel Syariah adalah
usaha hotel yang penyelenggaraannya harus memenuhi kriteria Usaha
Hotel Syariah yang mencakup aspek produk, pelayanan, dan
pengelolaan serta memiliki sertifikasi usaha hotel syariah yang
6
37
diberikan oleh DSN-MUI pada usaha hotel yang telah memenuhi
penilaian kesesuaian kriteria usaha hotel syariah.
Untuk memudahkan identifikasi hotel syariah dan pemenuhan
unsur kesyariahan, pemerintah membagi golongan menjadi Hotel
Syariah Hilal-1 dan Hotel Syariah Hilal-2. Hilal-1 adalah penggolongan
untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria Usaha
Hotel Syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan minimal
wisatawan Muslim. Sedangkan Hotel Syariah Hilal-2 adalah
penggolongan untuk Usaha Hotel Syariah yang dinilai memenuhi
seluruh Kriteria Usaha Hotel Syariah yang diperlukan untuk melayani
kebutuhan moderat wisatawan Muslim. Indikator dari hotel syariah
menurut MUI beberapa diantara nya adalah :
1. Makanan dan minuman yang disajikan harus bersertifikat
halal
2. Adanya seleksi tamu yang berkunjung ke hotel syariah
3. Setiap rest room atau kamar kecil harus menyediakan air
yang cukup untuk bersuci, baik untuk buang air kecil
maupun besar bahkan mandi
4. Suasana hotel harus kondusif secara Islami
5. Tersedia peralatan untuk beribadah di ruangan