• Tidak ada hasil yang ditemukan

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SUKADANA ILIR LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SUKADANA ILIR LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN 1

SUKADANA ILIR LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

NURHALIMAH

Hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Sukadana Ilir rendah. Pembelajaran matematika tidak mengaitkan materi matematika dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika, melalui pembelajaran dengan pendekatan CTL. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan tes. Data dianalisis dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan CTL dalam proses pembelajaran matematika siswa kelas IV SDN 1 Sukadana Ilir dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (60,50%), siklus II (75,21%), dan siklus III (85,19%). Sementara persentase rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I (55,83), siklus II (72), dan siklus III (77,5).

(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN 1

SUKADANA ILIR LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh NURHALIMAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN 1

SUKADANA ILIR LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

NURHALIMAH Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Identifilasi Masalah ... 3

C. Analisis Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

G. Ruang Lingkup Penelitian... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar ... 6

B. Aktivitas Belajar... 7

C. Hasil Belajar ... 9

D. Pendekatan CTL ... 11

E. Kerangka Berpikir ... 14

F. Hipotesis ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 18

B. Faktor yang Diteliti ... 18

C. Data Penelitian... 18

D. Teknik Pengumpulan Data ... 19

E. Instrumen Penelitian ... 19

F. Teknik Analisis Data... 20

G. Pelaksanaan Tindakan ... 22

H. Indikator Keberhasilan ... 24

(5)

A. Hasil Penelitian ... 25 B. Pembahasan ... 51 V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 56 B. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., dkk. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Asma, Nur. 2006.Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi.

Aqib, Zainal dkk. 2009.Penelitian Tindakan Kelas Guru SD, SLB,SLB, & TK. Bandung: Yrama Widya.

Bagoandi. 2009.Peran Motivasi Terhadap Hasil Belajar.http://scribd.com. Diakses tanggal 13 Agutus 2012.

Dimyati & Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Saiful, Bahri dan Zain. 2000.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rieneka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2004.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. . 2008.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Harahap. 1985. Teknik Penilaian Hasil Belajar.Jakarta: Bulan Bintang.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Rajawali Pers.

Lie, Anita. 2003. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Muslich, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.Jakarta . PT. Bumi Aksara.

Mustadri, Rizal. 2011. Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Metro Selatan. Skripsi. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Nurul, Gita. 2009. Pentingnya memberi motivasi untuk memacu prestasi siswa. http://gitabiology.blogspot. Diakses tanggal 13 Agustus 2012.

(7)

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. 2008.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana, 2010.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibbin. 2003.Psikologi Belajar.Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Trianto. 2007. Model model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruksivistik :Konsep, landasan Teoritis Praktis dan implementasi. Jakarta : Prestasi Pustaka.

. 2010. Mendesain model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana.

Tirtonegoro, Sutratinah. 1989. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.

Kiat Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi. Jakarta: PT Gramedia.

Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Wardani, I.G.A.K., dkk.. 2003.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(9)

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

:

: : : : :

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SUKADANA ILIR LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN

2012/2013

NURHALIMAH 1013137015

S1 PGSD Dalam Jabatan Ilmu Pendidikan

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Pembimbing,

(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Pembimbing : Drs. M. Coesamin, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Abdurrahman, M.Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003 15198503 1 003

(11)

I. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 1 Sukadana Ilir Lampung Timur 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 28 siswa laki-laki.

B. Faktor yang diteliti

Faktor yang diteliti dalam tindakan kelas ini adalah : 1. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 2. Hasil belajar matematika.

C. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklus. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil belajar berupa nilai tes pada setiap akhir siklus, nilai lembar kerja siswa, dan nilai lembar tugas siswa pada setiap akhir siklus.

(12)

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui dua teknik, yaitu observasi dan tes.

1. Observasi

Observasi ini dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan lembar observasi. Observasi dilakukan oleh dua orang teman sejawat di kelas yang diteliti. Data dari lembar observasi yang diperoleh dari setiap pertemuan pada masing-masing siklus yang berupa skor aktivitas siswa akan digunakan sebagai refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

2. Tes

Tes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah diberikan pelajaran dengan pendekatan CTL. Tes diberikan setiap akhir siklus.

E. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan adalah: 1. Lembar Observasi

Lembar observasi dibuat oleh guru, digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Lembar observasi ini digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya setelah dilakukan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL.

(13)

Tes yang dibuat oleh guru yang diberikan pada siswa setiap akhir siklus. Instrumen ini berupa soal-soal latihan yang mengacu pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan berupa catatan perilaku maupun permasalahan siswa yang dapat digunakan untuk pertimbangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya terhadap keberhasilan yang akan dicapai.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif ini digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, aktivitas siswa dan interaksi pembelajaran, sedangkan data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

1) Analisis kualitatif, akan digunakan untuk menganalisis data yang terdiri dari data kualitatif.

(14)

kuantitatif siswa dikumpulkan, maka dirumuskan presentase siswa aktif sebagai berikut :

PA=∑ X100%

PA = Presentasi Aktivitas Siswa

[image:14.595.113.446.292.621.2]

N = Banyak Siswa yang Belajar

Tabel 3.1. Kriteria Keaktifan Kelas dalam Persen Tingakat Keberhasilan Kategori

>80% Sangat tinggi/sangat aktif

60-79% Tinggi/aktif

40-59% Sedang/cukup aktif

20-39% Rendah/ kurang aktif

Sangat rendah/pasif

(Diadopsi dari Aqib, dkk. 2009:41)

(15)

menghitung ketuntasan klasikal dan kentutasan individual dengan rumus sebagai berikut:

a. Perhitungan hasil belajar siswa secara individu.

Prestasi siswa secara individual dihitung dengan rumus sebagai berikut : S = R X 100%

N

Keterangan :

S : nilai siswa secara individu R : Jumlah skor diperoleh N : Skor maksimum dari tes

Siswa dinyatakan tuntas belajar jika memperoleh nilai serendah- rendahnya 60.

b. Ketuntasan klasikal

S = Jumlah siswa yang tuntas belajar X 100% Jumlah seluruh siswa

G. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus dengan tahapan tiap siklusnyan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap ini sebelum penelitian dimulai, diberikan tes awal untuk menentukan anggota kelompok. Dari tes awal tersebut diurutkan nilai mulai yang terbesar ke nilai yang terkecil. Setelah itu siswa dibentuk menjadi enam kelompok. Setiap kelompok beranggotakan enam orang siswa secara heterogen.

Pada tahap persiapan, ini kegiatan yang akan dilakukan adalah:

(16)

b. Membuat Lembar Kerja Siswa.

c. Membuat lembar observasi aktivitas siswa. d. Membuat lembar catatan lapangan.

e. Menyusun perangkat tes akhir siklus.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah : a) Perencanaan (planning)

Kegiatan dalam perencanaan meliputi :

 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

 Menyusun Lembar Kerja Siswa yang akan digunakan dalam setiap pertemuan.  Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa.

 Mengkomunikasikan lembar observasi dengan observer.  Mempersiapkan tes akhir siklus.

b) Pelaksanaan(acting)

Dalam pelaksanaan ini guru membimbing pembentukan kelompok belajar. Setiap kelompok belajar diberikan lembar kerja siswa. Selanjutnya guru mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran.

c) Pengamatan( observing)

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

(17)

d) Refleksi(reflecting)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah perenungan kembali kekurangan maupun kelebihan strategi pembelajaran melalui pendekatan CTL dengan teman sejawat pada siklus yang telah dilaksanakan. Untuk dijadikan bahan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya.

H. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam penelitian ini dinyatakan berhasil apabila :

a. Rata- rata aktivitas siswa dalam pembelajaran mencapai sekurang- kurangnya 70%.

b. Rata- rata hasil belajar siswa serendah- rendahnya nilai 60.

(18)

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri .

(Q.S. A_-Ra d: 11)

Pelajarilah ilmu dan mengajarlah kamu, rendahkanlah dirimu terhadap guru-gurumu dan berlakulah lemah lembut terhadap murid-muridmu.

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas kehidupan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya untuk membebaskan manusia dari keterpurukan, keterbelakangan, kebodohan, kehinaan, dan ketertinggalan globalisasi. Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia adalah sebagai upaya untuk mengangkat dan mengatasi permasalahan kehidupan. Peran pendididkan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, dinamis, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendididkan nasional.

Pendidikan dilaksanakan oleh guru lebih banyak terjadi pada kegiatan pembelajaran di kelas. Keberhasilannya proses pembelajaran dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik itu

(20)

mengakibatkan tidak maksimalnya pemahaman siswa yang berimbas pada tidak maksimalnya pencapaian materi dan tujuan.

Selama ini metode yang digunakan oleh guru kelas IV SD N 1 Sukadana Ilir dalam proses pembelajaran adalah metode pembelajaran konvensional, tidak mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Siswa menyalin materi yang telah ditulis oleh guru di papan tulis, mendengarkan guru menjelaskan materi dan mengerjakan tugas. Berdasarkan pengalaman mengajar, nilai rata-rata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 1 Sukadana Ilir pada ulangan harian ke satu semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 yang dilakukan pada bulan Juli minggu ke lima tanggal 31 juli 2012 adalah 45,5. Nilai tersebut masih tergolong lebih rendah dari KKM sebesar 60. Banyak siswa yang tuntas hanya 9 siswa (25 %), padahal target yang akan dicapai adalah 70 %.

Kondisi pembelajaran di kelas selama pelajaran matematika siswa kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi, bahkan ada siswa yang melamun. Siswa yang duduk belakang lebih banyak mengobrol dan bermain dengan teman sebangkunya, bahkan ada yang mengganggu teman dengan mengambil alat tulis sehingga terjadi perkelahian. Apabila ditanya ulang mengenai materi yang baru saja disampaikan sebagian besar siswa hanya diam. Saat guru memberi kesempatan bertanya mengenai kesulitan siswa tidak ada yang bertanya bahkan cenderung diam.

(21)

menjadi lebih aktif. Guru dalam pembelajaran CTL ini hanya menjadi fasilitator dan motivator.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran matematika murid di bawah KKM.

2. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional dengan penerapan metode ceramah, penugasan, dan tanya jawab.

3. Pembelajaran hanya terpusat pada guru. 4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

C. Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka dalam hal ini dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Mengapa hasil belajar siswa tidak bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang diharapkan.

2. Mengapa minat siswa terhadap pelajaran matematika masih sangat kurang. D. Rumusan Masalah

(22)

hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika di SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur.

F. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Memberi pengalaman kepada siswa dalam belajar dengan pendekatan CTL yang suasananya menyenangkan.

2. Bagi Guru

Dapat memperluas wawasan dan bahan masukan bagi guru untuk mengetahui strategi pembelajaran dengan pendekatan CTL sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya bagi guru kelas IV SD Negeri 1 Sukadana Ilir.

(23)

Ruang lingkup penelitian ini meliputi sebagai berikut :

1. Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan CTL. 2. Hasil belajar dilihat dari nilai tes akhir siklus yang diperoleh siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. 3. Pendekatan kontekstual dalam penelitian ini berarti pendekatan yang

(24)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama NPM Program Studi Jurusan Fakultas Judul : : : : : : NURHALIMAH 1013137015 S1 PGSD Ilmu Pendidikan

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan CTL Pada Siswa Kelas IV SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran

2012/2013.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, Oktober 2012 Yang Menyatakan

(25)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Muara Jaya pada tanggal 25 Januari 1988. Penulis adalah anak kelima dari lima bersaudara pasangan Bapak Supardi dan Ibu Sudarmi.

Pendidikan yang penulis tempuh dimulai dari Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD N 1 Sukadana Ilir tahun 2000. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) diselesaikan di SLTP N 1 Sukadana tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA N 2 Metro diselesaikan pada tahun 2006.

(26)

SANWANCANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T., atas segala limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pendekatan CTL Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013.

Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua UPP PGSD Metro.

5. Bapak Drs. M. Coesamin, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.

(27)

7. Bapak Hi. Nurmansyah, S. Pd., selaku Kassub Pendidikan yang telah banyak memberikan bantuan, saran, dan motivasi demi kelancaran skripsi ini.

8. Bapak dan ibu dosen, staf serta karyawan PGSD FKIP Universitas Lampung yang penuh dengan rasa kekeluargaan, baik ketika berada di kampus maupun di luar kampus.

9. Ibu Rohmah, S. Pd. SD., selaku kepala SD N 1 Sukadana Ilir yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian serta memberikan banyak bantuan demi kelancaran skripsi ini.

10. Bapak ABD. Husein Suproni dan Ibu Purnawari selaku teman sejawat dalam penelitian ini dan memberikan banyak informasi, masukan, dan motivasi demi kelancaran dan keberhasilan penelitian.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan menjadi amal kebaikan dan mendapat balasan pahala disisi Allah S.W.T.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua. Aminn.

Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis

(28)

I. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD N1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/1013 pada mata pelajaran matematika, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan pendekatan CTL pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, yaitu pada siklus I (60,50%), siklus II (75,21%), dan siklus III (85,19%).

2. Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika di kelas IV, dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu siklus I (55,83), siklus II (72), dan siklus III (77,5).

Dengan demikian, penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika siswa kelas IV SD N1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis menyarankan kepada pembaca atau pihak yang berkepentingan diantaranya:

(29)

senantiasa aktif dan kritis agar proses belajar dan pembelajaran menjadi kondusif dan bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

(30)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Menurut Gegne dalam Suprijono (2009 : 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Menurut Morgan dalam Suprijono (2009 : 3), belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.

Selain itu, menurut Bruner (Trianto, 2010: 15), belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki. Dipahak lain, Dimyati & Mudjiono (2002: 7) bahwa proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.

(31)

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang dengan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan berkat latihan dan pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannyan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

B. Aktivitas Belajar

Anak yang belajar selalu melakukan aktivitas. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Reber (Syah, 2003: 109) mengemukakan bahwa aktivitas adalah proses yang berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengan beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu.

Menurut Kunandar (2010: 277), aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari

belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivi

Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran akan berdampak baik pada hasil

(32)

kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak

Aktivitas yang dilakukan siswa tidak hanya aktivitas fisik saja tetapi juga aktivitas hasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat dan aktifdengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan dengan pasif. Sedangkan aktivitas psikis adalah peserta didik yang daya jiwanya bekerja

sebanyak-Dalam belajar siswa dituntut untuk melakukan aktivitas, karena tanpa aktivitas berarti tidak ada belajar. Jenis-jenis aktivitas belajar menurut Paul D. Dierich dalam Hamalik (2008:173) membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok sebagai berikut:

1. Visual Activities (kegiatan visual), misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaaan orang lain.

2. Oral Activities (kegiatan lisan), misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi. 3. Listening Activities (kegiatan mendengarkan), misalnya mendengarkan uraian,

percakapan, diskusi, music dan pidato.

4. Writing Activities (kegiatan menulis), misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5. Drawing Activities (kegiatan menggambar), yaitu menggambar, membuat grafik, peta dan diagram.

6. Motor Activities (kegiatan metrik), misalnya melakukan kegiatan, membuat konsturksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, berernak.

7. Mental Activities (kegiatan mental), missal menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional Activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.

(33)

Dari uraian-uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan hasil belajar siswa, karena di dalam kegiatan pembelajaran tanpa adanya suatu keaktifan siswa, maka belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Siswa yang aktif dalam belajar akan mendapatkan prestasi yang baik dibandingkan dengan siswa yang kurang aktif dalam belajar.

C. Hasil Belajar

Belajar merupakan proses mengadakan perubahan, salah satunya perubahan pengetahuan. Ada tidaknya pengetahuan dalam diri siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Melalui hasil belajar juga dapat diketahui tingkat keberhasilan pembelajaran berdasarkan Taksonomi Bloom (dalam Sudjana, 2010:22) secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan dengan sikap, dan ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemapuan bertindak. Hasil belajar dipengaruhi oleh adanya kesempatan yang diberikan kepada anak. Ini berarti bahwa guru perlu menyusun rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakkukan eksplorasi terhadap lingkungannya.

(34)

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut. Harahap (1985:25), mengemukakan hasil belajar adalah hasil akhir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Pembelajaran dikatakan berhasil jika pengetahuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya. Jika pengetahuan siswa tidak bertambah perlu diadakan evaluasi sehingga pembelajaran selanjutnya dapat berhasil.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuam yang diperoleh siswa melalui kegiatan pembelajaran berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan diiringi pengevaluasian guna mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam belajar.

D. Pendekatan CTL

(35)

kegiatan siswa bekerja dan mengalami bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi lebih dipentingkan daripada hasil belajar.

Menurut Howey R, Keneth, (2001) dalam Rusman (2010: 190), mendefinisikan CTL sebagai berikut, CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar dimana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran kontekstual Contextual teaching and learning (CTL) adalah merupakan suatu konsep belajar di mana guru mengahdirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari kontek yang terbatas, sedikit-demi sedikit, dan dari proses mengkontruksikan sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

(36)

pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajaranya.

Pada semua aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru.

Bagi siswa, bertanya menunjukan adanya perhatian terhadap materi yang dipelajari dan upaya menemukan jawaban dari hal yang tidak diketahui.

Bagi guru, bertanya adalah untuk mengukur pengetahuan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Aktivitas bartanya juga dapat ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemui kesulitan memahami dan lain- lain.

Dalam kelas dengan menggunakan pendekatan CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok- kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok- kelompok yang anggotanya heterogen. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah.

Menurut Nurhadi (2002) dalam Muslich (2008: 42) dalam mendeskripsikan karateristik pembelajaran kontektual dengan cara menderetkan sepuluh kata kunci, yaitu Kerja sama, saling menunjang, menyenangkan dan tidak membosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharingdengan teman, siswa kritis, guru kreatif.

(37)

sebagai pengarah dan pembimbing mereka agar siswa menjadi semangat dalam belajar.

CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah pembelajaran CTL (Sagala, 2008: 92) adalah sebagai berikut mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua pokok bahasan, mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya, menciptakan masyarakat belajar, menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, melakukan refleksi diakhir pertemuan, melakukan penilaian yang sebenarnya.

Dengan menerapkan konsep pendekatan CTL dalam proses pembelajaran di kelas, diharapkan hasil pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa, strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil, dimana siswa belajar mengkontruksikan sendiri. Karena diasumsikan dengan strategi dan pendekatan yang baik, maka akan diperoleh hasil yang baik pula. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Para siswa menyadari bahwa yang mereka pelajari akan berguna dan sebagai bekal hidupnya kemudian hari.

(38)

Pembelajaran dengan pendekatan CTL merupakan pembelajaran yang mengaitkan hubungan antara pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari. Pada pembelajaran dengan pendekatan CTL siswa perlu dibiasakan untuk mengkontruksi pengetahuan itu dan kemudian memberi makna melalui pengalaman nyata. Jadi inti dari teori konstruktivisme ini adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke dalam pengetahuannya melalui keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran. Penerapan di kelas, misalnya siswa mengutarakan pengertian sudut dengan pengertian siswa sendiri. Setelah mengutarakan pengertian sudut lalu menggambar sudut dipapan tulis. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, memberi kesempatan siswa menemukan dan menetapkan idenya sendiri, dan menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. Pada semua aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan antara siswa dengan guru, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan orang lain. Sehingga bertanya dapat mengembangkan sifat ingin tahu siswa. Aktivitas bertanya siswa menunjukan adanya perhatian siswa terhadap materi yang dipelajari dan upaya menemukan jawaban dari hal yang tidak diketahui. Demikian guru dapat mengukur pengetahuan siswa sebelum dan setelah pembelajaran.

(39)

kelompok berdiskusi aktivitas siswa dalam pembelajaran pada masyarakat belajar tampak pada kerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok dan penyajian hasil diskusi di depan kelas dan menanggapi hasil diskusi kelompok lain, sehingga membuat komunikasi dua arah dan belajar siswa lebih efektif.

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru dan dilihat. Model dalam hal ini dapat berupa apa saja yang bisa diikuti oleh siswa, contohnya cara memnngunakan jangka. Dengan begitu siswa akan mengetahui bagaimana cara menngunakan jangka. Secara sederhana, kegiatan itu disebut pemodelan. Dalam pendekatan kontekstual, guru bukan satu-satunya model dalam pembelajaran. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa, seorang siswa dapat ditunjuk untuk memeberikan contoh bagi temanya yang lain. Siswa contoh tersebut dapat dikatakan sebagai model, siswa lain dapat menggunakan model tersebut sebagai standar kompetensi yang harus dicapai. Refleksi (Reflection) merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Pada setiap akhir pembelajaran guru menyisakan waktu untuk memberi kesempatan bagi siswa melakukan refleksi. Refleksi dapat berupa pernyataan langsung siswa terhadap apa yang diperoleh setelah kegiatan pembelajaran, catatan, kesan dan saran, diskusi atau pertanyaan dari siswa, hasil karya.

(40)

perolehan sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran. Karena assesment menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Dengan melaksanakan proses belajar yang tepat, diharapkan siswa akan memiliki kemampuan dalam hal penguasaan materi, meningkatkan hasil belajar, sehingga siswa dapat mencapai kompetensi dasar yang telah diharapkan oleh guru.

Dengan demikian diharapkan dengan pembelajaran melalui pendekatan CTL siswa menjadi lebih menguasai materi dan akhirnya hasil belajar siswa akan meningkat.

F. Hipotesis

Gambar

Tabel  3.1. Kriteria Keaktifan Kelas dalam Persen

Referensi

Dokumen terkait

• Program pendidikan merupakan salah satu program dalam politik balas jasa di awal tahun 1900 memberi nuansa baru dalam perkembangan intelektual bumiputera ditambah dengan

Penggunaan konsep ini memungkinkan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada seperti luasan lahan yang sangat terbatas dan luas fungsional bangunan yang besar,

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu (1) mahasiswa FTI maupun FE mempunyai persepsi yang sama dalam intensi peng- gunaan aktual, yaitu bahwa

Aktivitas pemberian kredit oleh PT BFI Finance juga sudah aman terhadap risiko terjadinya kecurangan dan penipuan, hal tersebut didukung oleh penerapan sistem pengendalian

Hasil penelitian Fatimah (2015) menunjukkan kemampuan memahami masalah pada materi perbandingan dan skala dikategorikan tinggi, kemampuan merencanakan

Semakin kuat gaya kepemimpinan yang diterapkan dan didukung oleh budaya organisasi yang baik, maka akan menciptakan kepuasan kerja bagi karyawan sehingga

Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pe- ngaruh yang positif keterampilan me- takognisi terhadap keterampilan ber- komunikasi fisika siswa SMP

Dengan demikian, manakala seseorang berzikir kepada Allah, dengan tasbih, tahlil, takbir atau berzikir dalam keadaan shalat, berdoa, membaca al- Quran, maka Allah juga akan