ABSTRAK
POTENSI EKSTRAK DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara L.) SEBAGAI PENOLAK (Repellent) NYAMUK Aedes aegypti L.
Oleh
Christiana Zubaidah Sumual
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah jenis penyakit yang cukup berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, karena penyakit ini merupakan penyakit
virologis yang dapat menimbulkan syok dan pendarahan pada penderita. Penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Ae. aegypti yang membawa virus dengue. Upaya pencegahan yang selama ini rutin dilakukan adalah dengan menggunakan insektisida sintetik, di mana penggunaan insektisida ini menimbulkan berbagai dampak negatif seperti alergi dan bahkan dapat menyebabkan kanker paru-paru dan kanker kulit. Oleh karena itu perlu alternatif lain yang lebih aman, sederhana, dan berwawasan lingkungan, yaitu dengan menggunakan tanaman tembelekan (L. camara), karena tanaman ini mengandung senyawa kimia seperti lantadene A, lantadene B, lantanolik acid, lantic acid, beta-caryophylane, gamma-terpidene, alpha-pinene, p-cymene dan minyak atsiri yang berpotensi sebagai penolak terhadap serangga.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi dari ekstrak daun tembelekan (L. camara) yang dapat menolak nyamuk Ae. aegypti pada berbagai konsentrasi; mengetahui persistensi (lamanya waktu) ekstrak daun tembelekan (L. camara) dapat bertahan di kulit terhadap nyamuk Ae. aegypti.
Pemeliharaan nyamuk Ae. aegypti, pembuatan ekstrak daun tembelekan (L. camara), dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2010 di
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun tembelekan terbukti berpotensi sebagai penolak (repellent) nyamuk Ae. aegypti mulai dari konsentrasi rendah (12%) dengan persentase jmlah nyamuk yang tak hinggap berkisar antara 77,78% - 90% ; persistensi (lamanya waktu) dari ekstrak daun tembelekan (L. camara) masih bertahan di lengan uji hingga jam ke-6 dengan persentase jumlah nyamuk yang tidak hinggap dari konsentrasi rendah hingga tinggi adalah 77,78%, 86,67%, 67,78%.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah satunya adalah musim penghujan. Pada setiap musim penghujan datang akan mengakibatkan banyak genangan air yang dijadikan sebagai tempat
perkembangbiakan nyamuk, seperti Aedes, Anopeles, Culex dll. Nyamuk ini merupakan vektor pembawa penyakit seperti penyakit demam berdarah dengue (DBD), malaria, dan penyakit kaki gajah (Syofian, 2008). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah jenis penyakit yang cukup berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, karena penyakit ini merupakan penyakit virologis yang dapat menimbulkan syok dan pendarahan bagi manusia (Morley, 1979).
banyak orang dewasa yang terkena penyakit ini (Dinata 2007 dalam Depkes RI, 2007).
Ae. aegypti merupakan vektor penyebab penyakit DBD yang tergolong dalam famili Flaviviridae dan genus Flavivirus yang dapat membawa Virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah. Virus dengue ada 4 serotipe utama, yaitu
dengue-1, dengue-2, dengue-3, dan dengue-4. Serotipe yang menyebabkan infeksi paling berat adalah dengue-3 (Satari dan Meyliasari, 2004).
Aktivitas nyamuk Ae. aegypti berlangsung pada pagi hari, yaitu antara pukul 08.00-10.00 dan sore hari, antara pukul 15.00-17.00 (WHO, 2003). Jarak terbang nyamuk Ae. aegypti cukup jauh, yaitu dapat mencapai 100 m, hal ini akan mempermudah penyebaran penyakit DBD, terutama pada daerah yang memiliki jumlah kepadatan penduduk yang tinggi (Morley, 1979).
Peningkatan kasus DBD di berbagai daerah memunculkan berbagai usaha untuk pencegahannya, dan upaya pencegahan yang dilakukan bertujuan untuk memutuskan rantai penularannya, yaitu pengendalian terhadap vektor
(nyamuk Ae. aegypti dewasa). Hal ini dilakukan karena usaha pencegahan melalui vaksin belum memberikan hasil yang memuaskan (Soedarmo, 1988).
Upaya pencegahan yang selama ini rutin dilakukan adalah dengan
vektor secara efektif yaitu dengan cara penyemprotan menggunakan insektisida sintetik sebagai racun serangga, obat nyamuk semprot, obat nyamuk bakar, dan obat nyamuk oles. Penggunaan insektisida sintetik ini berpengaruh terhadap kesehatan diantaranya dapat menyebabkan sesak napas atau alergi pada kulit. Penggunaan insektisida sintetik dalam jangka panjang akan mengganggu sistem saraf otak dan akan menyebabkan kanker paru-paru dan kanker kulit (Fauzan, 2007).
Banyaknya dampak negatif dari penggunaan insektisida sintetik memacu penelitian baru dalam upaya pengendalian vektor yang lebih aman, sederhana, dan berwawasan lingkungan. Pengendalian menggunakan insektisida hayati merupakan salah satu pengendalian alternatif dari suatu insektisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang mengandung bahan aktif yang toksik terhadap serangga, selain itu insektisida hayati ini mudah terurai dialam, selektif, dan tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia (Kardinan, 1999).
Salah satu bahan insektisida hayati yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah daun tembelekan (Lantana camara). Pemilihan tanaman L. camara
dalam penelitian ini karena tembelekan (L. camara) mengandung minyak atsiri yang memiliki aroma menyengat yang tidak disukai oleh serangga (Pradani 2007 dalam Depkes RI, 2007). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya tolak daun tembelekan terhadap nyamuk
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui potensi dari ekstrak daun tembelekan yang dapat menolak nyamuk Ae. Aegypti pada berbagai konsentrasi.
2. Untuk mengetahui persistensi (lamanya waktu) ekstrak daun tembelekan (L. camara) dapat bertahan di lengan uji terhadap nyamuk Ae. aegypti.
C. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi instansi terkait dalam upaya pengendalian vektor DBD dan juga bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.
D. Kerangka Pikir
Di Indonesia, jumlah penderita penyakit DBD setiap tahunnya mengalami peningkatan yang pesat. Bahkan banyak diantaranya meninggal dunia. Penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus
yang membawa Virus dengue. Nyamuk Ae. aegypti hidup di daerah endemis dan tempat perindukannya digenangan air bersih yang tidak bersentuhan dengan tanah, seperti di kaleng-kaleng bekas, bak mandi, dan tempat-tempat lainnya.
Setiap tahunnya jumlah penderita penyakit DBD mengalami peningkatan yang cukup pesat. Hal ini disebabkan karena kebiasaan dari masyarakat yang
optimalnya upaya pengendalian yang dilakukan terhadap nyamuk Ae. aegypti. Pengendalian nyamuk Ae. aegypti selama ini lebih ditujukan kepada nyamuk dewasa, sedangkan larva dan telur nyamuk Ae. aegypti tidak ikut diberantas secara optimal, akibatnya dalam waktu singkat telur dan larva akan bertumbuh menjadi dewasa dan kembali menjadi perantara penyakit demam berdarah.
Upaya pemberantasan sudah banyak dilakukan, diantaranya penggunaan senyawa kimia sintetik. Khususnya dengan menggunakan produk-produk yang dijual bebas di pasaran. Tetapi pemakaian bahan kimia secara terus menerus dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan manusia, seperti alergi, sesak nafas, sakit kepala, bahkan dapat menyebabkan kanker kulit dan paru-paru. Oleh karena itu perlu cara lain, salah satunya menggunakan insektisida hayati yang ramah lingkungan dan mudah di dapat, yaitu tanaman tembelekan (L. camara).
Tembelekan merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai repellent
(bersifat menolak serangga) karena tanaman ini mengandung senyawa kimia seperti lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, minyak atsiri,
Beta- caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene dan p-cymene yang dapat
mengusir nyamuk secara langsung.
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah ekstrak daun tembelekan (Lantanacamara) berpotensi sebagai penolak nyamuk
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tembelekan (L. camara)
1. Klasifikasi Tembelekan (L. camara)
Klasifikasi dari tanaman tembelekan adalah sebagai berikut : Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta Sub Classis : Angiospermae Classis : Dicotyledonae Ordo : Lamiales Familia : Verbenaceae Genus : Lantana
Species : Lantanacamara L. (Van Steenis, 1997).
2. Morfologi Tembelekan (L. camara)
pinggirnya bergerigi, panjang 5-8 cm, lebar 3,5-5 cm, warna hijau tua, tulang daun menyirip, permukaan atas berbulu banyak, kasar dan
permukaan bawah berbulu jarang; Bunga : majemuk bentuk bulir, mahkota bagian dalam berbulu, berwarna putih, merah muda, jingga kuning, dan masih banyak warna lainnya; Buah : seperti buah buni dan berwarna hitam mengkilat bila sudah matang (Dalimarta, 1999).
Gambar 1. Morfologi Daun Tembelekan (L. camara) (Koleksi Pribadi, 2010).
3. Distribusi Tembelekan (L. camara)
4. Manfaat Tembelekan (L. camara)
Tanaman tembelekan selain dapat digunakan sebagai tanaman hias juga dapat digunakan sebagai tanaman obat dan insektisida alami. Bagian tanaman yang dapat digunakan adalah akar yang bersifat tawar dan sejuk, untuk meredakan demam, TBC, rematik, memar, keputihan, kencing nanah, gondongan, sakit kulit, penawar racun, penghilang nyeri dan penghenti pendarahan. Daun yang bersifat pahit, sejuk dan berbau, untuk menghilangkan gatal, batuk, rematik, anti-toksik, menghilangkan bengkak. Bunga tembelekan bersifat manis dan sejuk dapat digunakan untuk
penyakit TBC, sesak nafas dan dapat menghentikan pendarahan. Tanaman ini juga digunakan sebagai pengendali serangga (Dalimarta, 1999).
5. Kandungan senyawa kimia
Menurut Pramono 1999, daun tembelekan (L. camara) memiliki kandungan senyawa kimia seperti lantadene A, lantadene B,
lantanolic acid, lantic acid, minyak atsiri (berbau menyengat yang tidak disukai serangga), beta- caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene dan p-cymene.
B. Biologi Nyamuk Ae. aegypti
1. Klasifikasi Nyamuk Ae. aegypti
Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Classis : Insecta Ordo : Diptera Sub Ordo : Nematocera Famili : Culicidae Sub Famili : Culicinae Genus : Aedes
Species : Aedes aegypti L. (Borror, dkk., 1992).
2. Siklus Hidup dan Morfologi Ae. aegypti
Nyamuk Ae. aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu mengalami perubahan bentuk morfologi selama hidupnya dari stadium telur berubah menjadi stadium larva kemudian menjadi stadium pupa dan menjadi nyamuk dewasa (gambar 2).
a. Stadium Telur
Dalam sekali bertelur nyamuk Ae. aegypti betina dapat menghasilkan telur sebanyak 100 hingga 300 butir dan akan menetas menjadi larva dalam waktu 2 hari dalam keadaan telur terendam air. Telur Ae. aegypty berwarna hitam, berbentuk oval, kulit luar tampak garis-garis yang menyerupai sarang lebah, panjang 0,80 mm, berat 0,0010-0,015 mg. Telur Ae. aegypti dapat bertahan dalam waktu yang lama pada keadaan kering, hal ini dapat membantu kelangsungan hidup spesies selama kondisi iklim yang tidak memungkinkan (Nusa 2007 dalam
Depkes RI, 2007).
Gambar 3. Stadium Telur Nyamuk Ae. aegypti (Anonim, 2009).
b. Stadium Larva
sudah agak kecoklatan, tumbuh menjadi larva instrar III selama 1-2 hari. Larva instar III berukuran panjang 4-5 mm, siphon sudah berwarna coklat, tumbuh menjadi larva instar IV selama 2 hari Larva instar IV berukuran 5-7 mm, sudah terlihat sepasang mata dan
sepasang antena, tumbuh menjadi pupa selama 2-3 hari. Umur rata-rata pertumbuhan larva hingga pupa berkisar antara 5-8 hari. Posisi istirahat pada larva ini adalah membentuk sudut ± 45 o terhadap bidang permukaan air (Depkes RI, 2001).
Gambar 4. Stadium Larva Nyamuk Ae. aegypti (Wikipedia, 2009).
c. Stadium Pupa
terjadi proses pembentukan sayap, kaki dan alat kelamin (Nusa 2007
dalam Depkes RI, 2007).
Gambar 5. Stadium Pupa Nyamuk Ae. Aegypti (Muhammad, 2009).
d Nyamuk Dewasa
Tubuh nyamuk dewasa terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Badan nyamuk berwarna hitam dan mamiliki bercak dan garis-garis putih, dan tampak sangat jelas pada bagian kaki dari nyamuk Ae. aegypti. Tubuh nyamuk dewasa memiliki panjang 5 mm. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena dan sepasang palpi, antena berfungsi sebagai organ peraba dan pembau. Pada nyamuk betina, antena berbulu pendek dan jarang (tipe pilose). Sedangkan pada nyamuk jantan, antena berbulu panjang dan lebat (tipe plumose). Thorax terdiri dari 3 ruas, yaitu
pada masing-masing ruas. Pada bagian ujung atau ruas terakhir terdapat alat kopulasi berupa cerci pada nyamuk betina dan hypogeum pada nyamuk jantan (Nusa 2007 dalam Depkes RI, 2007).
Pada nyamuk betina, bagian mulutnya mempunyai probosis panjang untuk menembus kulit dan menghisap darah. Sedangkan pada nyamuk jantan, probosisnya berfungsi untuk menghisap sari bunga atau
tumbuhan yang mengandung gula. Nyamuk betina aktif menggigit (menghisap) darah pada pagi hari hingga petang hari (Depkes RI, 1992).
Gambar 6. Nyamuk Ae. Aegypti Dewasa (Muhammad, 2009).
C. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit DBD disebabkan oleh gigitan dari nyamuk Ae. aegypti dan
Ae. albopictus yang membawa virus dengue. Penyebaran penyakit DBD lebih banyak dipengaruhi oleh kegiatan manusia yang kurang memperhatikan kesehatan dan kebersihan tempat tinggalnya.
Gejala awal terkena penyakit DBD berupa demam, nyeri pada otot dan nyeri sendi. Masa inkubasi demam berdarah dengue berkisar antara 5 - 8 hari dapat juga sampai 15 hari. Perdarahan biasanya muncul pada hari ke 3 - 6 sejak panas terjadi berupa bercak -bercak pada kulit lengan dan kaki yang akan menjalar keseluruh tubuh. Juga dapat terjadi pendarahan pada kulit dan organ dalam seperti usus sehingga feces atau kotoran dapat berwarna hitam.
terakhir adalah sindrom syok dengue yang timbul akibat dari demam berdarah dengue yang tidak dapat ditanggulangi, sehingga dapat menyebabkan
kematian pada penderitanya (WHO, 1999).
D. Tempat Perindukan Vektor DBD
Tempat-tempat perindukan nyamuk Ae. aegypti terdapat di dalam dan di luar rumah. Tempat Perindukan di dalam rumah seperti vas bunga, bak mandi, gentong air, dan bak cuci. Sedangkan tempat perindukan yang ada di luar rumah seperti kaleng bekas yang berisi air, ban mobil bekas yang berisi air, pecahan botol yang berisi air, pot bunga, pecahan gelas yg berisi air, talang air, lubang pohon yang berisi air, dll (Nusa 2007 dalam Depkes RI, 2007).
E. Siklus Penyebaran Virus Dengue
Siklus penyebaran virus dengue dapat terjadi dalam beberapa tahap, yaitu perkembangbiakan virus dalam tubuh nyamuk kemudian ditularkan dan berkembang dalam tubuh manusia. Tahap pertama nyamuk Ae. aegypti
sel yang terinfeksi banyak, demam akan lebih parah dan pendarahan akan lebih banyak (Kristina dkk, 2010).
Di Indonesia penyebaran virus dengue sangat pesat dan menyebar ke beberapa propinsi, dengan jumlah kasus yang terjadi sebagai berikut :
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pengamatan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ekstrak daun tembelekan berpotensi sebagai penolak (repellent) nyamuk
Ae. aegypti mulai dari konsentrasi rendah (12%) dengan persentase jumlah nyamuk Ae. aegypti yang tidak hinggap berkisar antara 77,78%-90%. 2. Persistensi (lamanya waktu) dari ekstrak daun tembelekan (L. camara)
masih bertahan di lengan uji hingga jam ke-6 dengan persentase jumlah nyamuk Ae. aegypti yang tidak hinggap dari konsentrasi rendah hingga tinggi adalah 77,78%; 86,67%; 90%.
B. Saran
(Skripsi)
Oleh
CHRISTIANA Z. SUMUAL
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
7. Grafik Analisis Probit Persentase Nyamuk Ae. aegypti Yang Tidak Hinggap Saat Pelaksanaan Uji Pada Berbagai Konsentrasi ... 23
8. Grafik Analisis Probit Persentase Nyamuk Ae. aegypti Yang Tidak Hinggap Setelah Pemaparan Ekstrak Daun Tembelekan (L. camara) ... 25
9. Grafik Persentase Jumlah Nyamuk Ae. aegypti Yang Tidak Hinggap Pada Lengan Uji Setelah Diolesi Ekstrak Daun Tembelekan (L. camara) Pada Pagi dan Siang Hari ... 26
10. Grafik Analisis Probit Persentase Nyamuk Ae. aegypti Yang Tidak Hinggap Saat Pelaksanaan Uji Pada Waktu Yang Berbeda ... 48
11. Telur nyamuk Ae. aegypti yang melekat pada kertas ovitrap ... 48
12. Pipet tetes yang digunakan untuk memindahkan larva dan pupa .. ... 49
15. Gelas ukur yang digunakan untuk mengukur kadar air daun tembelekan
(L. camara) .. ... 51
16. Kurungan nyamuk yang digunakan untuk mrearing nyamuk Ae. aegypti dari stadium pupa hingga dewasa .. ... 51
17. Marmud digunakan untuk pakan nyamuk betina ... 52
18. Daun tembelekan (L. camara) saat di timbang ... ... 52
19. Ekstrak daun tembelekan (L. camara) setelah di saring ... 53
20. Ekstrak daun tembelekan (L. camara) dengan tiga konsentrasi yang berbeda ... 53
C. Rancangan Percobaan ... 18
D. Cara Kerja ... 18
1. Penyediaan Hewan Uji ... 18
2. Penyediaan Tanaman Uji ... 19
3.Pelaksanaan Uji ... 19
4. Analisis Data ... 21
E. Diagram Alir ... 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil ... 23
B.Pembahasan . ... 27
V. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... ... 33
B.Saran .. ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. http://www.biolib.cz/IMG/GAL/48795.jpg. Di akses tgl 26 September 2009. Pukul 17:18.
Borror, D. T. dan C. Johnson. N. F. 1992. Pengenalan Pembelajaran Serangga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, Cetakan 1. Trubus Agriwidya. Jakarta
Depkes RI. Direkrorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan (DIT. JEN. PPM & PL). 1992. Petunjuk Teknik
Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit Demam Berdarah Dengue.
Depkes RI. 2001. Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (DIT. JEN. PPM & PL).
Depkes RI. 2006. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (VI). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Hlm. 76-77.
Depkes RI. 2007. INSIDE (Inspirasi dan Ide). Litbangkes P2B2 Vol. II: Aedes aegypti Vampir Mini yang Mematikan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Depkes RI. Jakarta. Hlm 95.
Farida. 2008. Mengenal Aneka Tanaman Antinyamuk (3). Rumahtangga. Jakarta.
Fauzan, F. 2007. Semua Obat Anti Nyamuk Berbahaya. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). Jakarta.
Hoedojo, R. 2003. Morfologi Daur Hidup dan Prilaku Nyamuk, Parasitologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Kardinan, A. 1999. Pestisida Nabati: Ramuan dan Aplikasi. PT. Penebar
Kristina, Isminah dan Leny Wulandari. 2010. Demam Berdarah Dengue.
Assalamu’alaikum Dokter. http://doktermuin.wordpress.com/
category/penyakit/. Di akses tgl 27 April 2010. Pukul 19:58.
Morley, D. 1979. Prioritas Pediatri di Negara Sedang Berkembang (Penerjemah Samhari Baswedan). Yayasan Essentia Medica. Yogyakarta.
Muhammad. 2009. Cara Lebih Arif Menangani Demam Berdarah Dengue (DBD). http://isroi.wordpress.com/2009/02/22/cara-lebih-arif-menangani-demam-berdarah-dengue-dbd/. Di akses tgl 17 April 2010.
Pukul 20:13.
Pramono, J. 2010. Tanaman Obat dan Penyakit. http://lovebird-burungku.blogspot.com/. Di akses tgl 30 Mei 2010. Pukul 22:55. Rahmi, N. 2008. Nyamuk Aedes aegypti di Sekitar Kita. Kesehatan
Masyarakat UNAND. http://nilna.wordpress.com/2008/05/17/nyamuk- aedes-aegypti-di-sekitar-kita/. Di akses tgl 17 April 2010. Pukul 11:20. Satari dan Meyliasari. 2004. Demam Berdarah: Perawatan di Rumah dan
Rumah Sakit + Menu. Puspa Swara. Jakarta.
Soedarmo. 1988. Demam Berdarah (Dengue) pada Anak. UI Press. Jakarta. Syofian, E. 2008. Pemanfaatan Tanaman-tanaman yang Mempunyai Aktifitas
Sebagai Anti Nyamuk Dalam Upaya Mengurangi Penyebaran Penyakit Menular di Profinsi SumateraUtara. Dinas Komunikasi dan Informatika. Sumatera Utara.
Tarumingkeng, R. C. 1992. Insektisida Sifat, Mekanisme, Kerja dan Dampak Penggunaannya. Ukrida. Jakarta.
Van Steenis, C. G. G. J. 1997. Flora, Cetakan ke-7. PT. Pradya Paramita. Jakarta.
Wikipedia. 2009. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Aedes_aegypti_larva.jpg. Di akses tgl 17 April 2010. Pukul 19:55.
World Health Organization (WHO). 1999. Demam Berdarah Dengue: Diagnosis Pengobatan, Pencegahan, dan Pengendalian. EGC. Jakarta.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Jumlah Nyamuk Ae. aegypti Yang Tidak Hinggap Pada Lengan Uji
Setelah Melakukan Uji Daya Tolak Ekstrak Daun Tembelekan
(L. camara) ... 36 2. Hasil Analisis Probit Persentase Nyamuk Ae. aegypti Yang Tidak
Hinggap Setelah Setelah Pemaparan Ekstrak Daun Tembelekan
Judul Skripsi : POTENSI EKSTRAK DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara L.) SEBAGAI PENOLAK (Repellent) NYAMUK Ae. aegypti L. Nama Mahasiswa : Christiana Zubaidah Sumual No Pokok Mahasiswa : 0517021031
Jurusan : Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dra. Emantis Rosa, M. Biomed. Ir. Zulkifli, M. Sc. NIP. 195806151986032001 NIP. 196007161986041001
2. Ketua Jurusan
Halaman Persembahan
Kupersembahkan karyaku ini kepada Papa dan Mama
tercinta atas doa dan nasehatnya selama ini, juga
smua pengorbanannya untukku...
Kakak dan adikku yang selalu menyemangati di setiap
langkahku dengan canda dan tawanya...
Seluruh keluarga dan juga sahabat yang menemani
dan selalu memberikan masukan-masukan yang baik
untukku...
Seseorang yang memotifasiku untuk terus maju dan
tidak menyerah dalam menjalani hidup ini...
Pendidikku yang sabar dan terus membimbingku
hingga akhir pendidikanku...
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dra. Emantis Rosa, M. Biomed ………
Sekretaris : Ir. Zulkifli, M. Sc ……...…………
Penguji
Bukan Pembimbing : Dra. Endah Setyaningrum, M. Biomed ………..…
2. Dekan Fakultas MIPA
Dr. H. Sutyarso, M.Biomed. 195704241987031001
Jadilah engkau di dunia laksana orang asing atau orang
yang menyebrangi jalan. Bila engkau Berada di sore
hari, maka jangan menunnggu datangnya pagi; dan bila
engkau di pagi hari, maka jangan menunggu datangnya
sore. Manfaatkan waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan
waktu hidupmu sebelum matimu
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang beragama islam ini dilahirkan di Pangandaran pada tanggal 17 September 1986, merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara, cinta kasih dari pasangan Bapak Harry Ventje Sumual dan Ibu Tsurayah.
Penulis mengenyam jenjang pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 3 (SDN 3) Perumnas Way Kandis, Bandar Lampung Pada Tahun 1998; Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP 20 Labuhan Dalam, Bandar Lampung pada tahun 2001; dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Pahoman, Bandar Lampung pada tahun 2004.
Pada tahun 2005, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Umum dan Entomologi.
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’aalamin.
Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
skripsi ini yang berjudul “Potensi Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L.)
Sebagai Penolak (Repellent) Nyamuk Aedes aegypti L.” untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas FMIPA Universitas Lampung.
Dengan selesainya skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada :
1. Ibu Dra. Emantis Rosa, M. Biomed selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan, bimbingan, nasehat kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
2. Bapak Ir. Zulkifli, M. Sc selaku pembimbing II yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan selama proses pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Endah Setyaningrum, M. Biomed selaku pembahas yang telah memberikan masukan, kritik dan saran yang membangun kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.
6. Bapak Drs. H. Sutyarso, M. Biomed selaku Dekan FMIPA Universitas Lampung.
7. Papa dan Mamaku yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril maupun materi kepada penulis.
8. Para staff dan karyawan Loka Litbang P2B2 ciamis, Bapak Roy Nusa, Bapak Sugianto, Bapak Edwin, Bapak Andri, Bapak Asep, Bapak Adi, Bapak Kuswara, Bapak Lukman, Bapak Doni, Bapak Arda, Bapak Rohman, Bapak Joni, Bapak Wawan, Bapak Heru, Ibu Firda, Ibu Heni, Ibu imas, Ibu Dian, Ibu Une, Ibu Endang, Ibu Titin dan Ibu Mara atas bimbingan dan bantuannya selama penulis melakukan Kerja Praktik. 9. Seluruh Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Khususnya para Dosen Jurusan Biologi Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
10.Seluruh karyawan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung atas segala bantuannya.
11.Sahabatku Meilinda, Noni, Retno, Adhi dan yeni yang telah banyak memotifasi, memberi keceriaan kepada panulis.
13.Kepada seseorang yang spesial di hatiku, terimakasih untuk keceriaan dan motifasinya selama ini.
14.Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu, yang telah dengan tulus membantu penulis selama melakukan proses pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini kurang sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 10 Juni 2010 Penulis,