• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi E-Paspor Terhadap Pelayanan Publik Tentang Keimigrasian Di Kota Bandung (Studi Kasus: Pembuatan Paspor Melalui Sistem Informasi e-paspor Pada Bulan Mei 2009 – April 2010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi E-Paspor Terhadap Pelayanan Publik Tentang Keimigrasian Di Kota Bandung (Studi Kasus: Pembuatan Paspor Melalui Sistem Informasi e-paspor Pada Bulan Mei 2009 – April 2010)"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

vi

Information System Through the e-passport in May 2009 Month - April 2010)

The use of the information system was meant so that the service could become faster, but not all the communities knew the existence of the information system e-passport this. The community that was or will make the passport could use the information system e-passport.

The aim of this research was to know the information system e-passport, the public's service as well as the influence of the information system e-passport towards the public's service about immigration in the Bandung City.

The method that was used in this research was the descriptive method by using the quantitative approach. The researcher took the population in this research totalling 312 people. After using the formula slovin for the determination of the sample then the researcher got the sample totalling 76 respondents that is the user's community of the information system epassport in May 2009 Month -April 2010 in the Bandung city.

The use of the Information System e-passport of 2964 could be it was said good, meaning that the use of the Information System e-passport could help the community in the production pre the passport request. The Public service about Immigration in the Bandung City of 6247, including in the category not all that, meaning that the public's service about immigration in the Bandung City was more unsatisfactory to the community.

Results of the validity test from 76 item the statement that among them item the statement about the Use of the Information system e-passport (the X Variable) and the Public Service about immigration in the Bandung City with the value r kritis 0,22 and all item the statement > 0,22 got valid results.

Was based on results of the calculation of statistics was received by the value of the correlation coefficient rank spearman of 0,528 meaning that Information System relations e-passport with the public's service about immigration including in the category was. According to the calculation of the distribution t then the significant level =0.05 (5%) and dk=76-2=74. Then ttabel =

1,995, so thitung 5,39 > ttabel 1,995. meaning that is gotten by the influence of the

(2)

v

tentang Keimigrasian di Kota Bandung.

(Studi Kasus: Pembuatan Paspor Melalui Sistem Informasie-paspor

Pada Bulan Mei 2009 – April 2010)

Penggunaan sistem informasi dimaksudkan agar pelayanan bisa menjadi lebih cepat, akan tetapi tidak semua masyarakat mengetahui adanya sistem informasi e-paspor tersebut. Masyarakat yang sedang ataupun akan membuat paspor, dapat menggunakan sistem informasi e-paspor tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem informasi e-paspor, pelayanan publik serta pengaruh sistem informasi e-paspor terhadap pelayanan publik tentang keimigrasian di Kota Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Peneliti mengambil populasi dalam penelitian ini sebanyak 312 orang. Setelah menggunakan rumus slovin untuk penentuan sampel maka peneliti mendapatkan sampel sebanyak 76 orang responden yaitu masyarakat pengguna sistem informasie-paspor pada Bulan Mei 2009 – April 2010 di Kota Bandung.

Penggunaan Sistem Informasie-pasporsebesar 2964 dapat dikatakan baik, artinya penggunaan Sistem Informasi e-paspor dapat membantu masyarakat dalam pembuatan pra permohonan paspor. Pelayanan Publik tentang Keimigrasian di Kota Bandung sebesar 6247, termasuk pada kategori kurang, artinya pelayanan publik tentang keimigrasian di Kota Bandung kurang memuaskan kepada masyarakat.

Hasil uji validitas dari 76 item pernyataan yang diantaranya item pernyataan tentang Penggunaan sistem Informasi e-paspor (Variabel X) dan Pelayanan Publik tentang keimigrasian di Kota Bandung dengan nilai r kritis 0.22 dan semua item pernyataan > 0.22 mendapatkan hasil yang valid.

(3)

141

Kepada Yth,

Para pengguna Sistem Informasie-paspor

Dengan Hormat,

Berkenaan dengan penelitian yang saya lakukan untuk penyusunan skripsi sebagai Ujian Sarjana Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Komputer Indonesia, maka saya memohon kesediaan bapak/ibu/saudara/saudari untuk mengisi angket yang saya ajukan.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana Pengaruh Sistem Informasi e-paspor terhadap Pelayanan Publik tentang Keimigrasiaan di Kota Bandung.

Jawaban yang anda berikan akan sangat berarti dan merupakan bantuan yang sangat berharga bagi saya, serta apapun jawaban yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi kredibilitas anda sebagai masyarakat pengguna sistem informasie-paspor.

Atas perhatian dan bantuan anda, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Hormat Saya,

(4)

ANGKET

1. PETUNJUK PENGISIAN

a. Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik dan seksama, kemudian berilah tanda check list (√) pada kolom jawaban yang tersedia bagi setiap pertanyaan yang menurut bapak / ibu rasa paling tepat.

b. Altenatif jawaban yang tersedia terdiri dari :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

R = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

2. Profil Responden

Usia : ....s.d 30 31 s.d 35

36 s.d 40 41 s.d 45

46 s.d 50 50 s.d...tahun

Jenis Kelamin : Pria Wanita

Status : Blm. Menikah Menikah

Pendidikan Terakhir : SLTA

Akademi / sarjana Muda

(5)

No Pernyataan Jawaban

Variabel X X1:Hardware SS S KS TS STS

S/istem informasi

e-paspor

1. Penyediaan fasilitas komputer bagi

masyarakat untuk mengakses sistem

informasie-paspor

2. Kantor imigrasi menyediakan printer untuk pengguna sistem informasie-paspor.

X2:Software

1. Program e-paspor ditujukan untuk membuat permohonan pembuatan paspor.

2. Kesederhanaan tampilan sistem informasi e-paspor.

X3: Prosedur

1. Tersedianya aturan-aturan dalam

menggunakan sitem informasie-paspor.

2. Putunjuk untuk mengakses sistem informasi

e-paspormemudahkan pengecekan. X4: Pengguna

1. Pembuat sistem informasi e-paspor adalah orang yang ahli dibidangnya.

2. Pemprosesan data pembuatan pra permohonan melaui sistem informasi e-paspordilakukan secara akurat.

X5: Data Base

1. Pemasukan data para pembuatan paspor kedalam sistem informasie-paspor.

2. Penggunaan username pada tampilan sistem informasi..

(6)

Variabel Y Y1: Sistem Pelayanan

Pelayanan Publik tentang

Keimigrasian

1. Memberikan pelayanan yang maksimal

sesuai kewajiban yang berlaku 2. Standarisasi sistem pelayanan

3. Pemberian ganti rugi apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai

4. Jaminan yang diberikan apabila masyarakat tidak mendapatkan pelayanan yang baik. 5. Pemberian pelayanan yang baik kepada

masyarakat

6. Penindak lanjutan keluhan dari masyarakat

7. Pengawasan kegiatan pelayanan oleh

pejabat pemerintah yang berwenang.

8. Kebebasan masysarakat dalam memilih sistem pelayanan.

9. Pemilihan pegawai untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat

10. Penyediaan sarana informasi bagi

msyarakat

11. Para pegawai bersaing memberikan

pelayanan

12. Tolak ukur pemberi pelayanan dalam menyelenggarakan pelayanan umum.

13. Kerjasama antara Kantor Imigrasi Kelas I bandung dengan pihak swasta

14. Sistem penggajian berdasarkan prestasi dalam pelayanan.

15. Diadakannya sitem kerja kontrak bagi pegawai

16. Perhatian pegawai kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan

Y2:Kultur Pelayanan

1. Professionalisme pegawai dalam

memberikan pelayanan

2. Kerjasama para pegawai dalam memberikan pelayanan

3. Kesejahteraan pegawai kantor Imigrasi 4. Keseimbangan antara pemberi pelayanan

dan masyarakat

(7)

Y3:Sumber Daya Manusia

1. Mempekerjakan pegawai yang ahli dibidang pelayanan.

2. Penseleksian atau pemilihan pegawai sesuai dengan keahlian di bidangnya.

3. Mengadakan pelatihan kepada para pegawai dalam hal pelayanan publik

(8)

28 2.1. Sistem Informasi

2.1.1. Definisi Sistem

Sistem dalam suatu institusi pemerintahan sangatlah penting, karena

sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau instansi pemerintah,

baik yang berskala kecil maupun besar. Suatu sistem dapat berjalan dengan baik

diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.

Terdapat berbagai pendapat yang mendefinisikan definisi sistem ,seperti dibawah

ini : Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan , berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.(Jogiyanto,2005,1).

Penjelasan di atas menjelaskan bahwa sistem bekerja dalam suatu jaringan

kerja dari suatu prosedur nyang saling berhubungan satu sama lain untuk

menyelesainkan tujuan dan sasaran yang dimaksud. Definisi sistem juga dapat

dijelaskan oleh Jogiyanto dalam bukunya Analisia dan Desain sistem informasi, menerangkan:“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.(Jogiyanto, 2005,2).

Sistem juga dapat dikatakan sebagai sekumpulan elemen yang berinteraksi

satu sama lain,untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga dapat didefinisikan

oleh para ahli dalam berbagai cara yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi

karena perbedaan cara pandang dan lingkup sistem yang dituju. Secara umum

(9)

“Sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan denagn cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. (Sutana, 2003:4)

Sistem juga diartikan sebagai sekumpulan elemen yang bekerja sama

dalam suatu kesatuan untuk melaksankan suatu fungsi yang berguna. Dalam

bukunya Jogiyanto sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan

pendekatan komponen. Definisi sistem menurut Abdul Kadir adalah: ”sekelompok

elemen-elemen yang saling terintegrasi dengan maksud dan tujuan yang sama

untuk melaksanakan sasaran yang telah ditentukan”. (Kadir: 1997:13)

Penjelasan sistem informsasi menurut definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa suatu sistem merupkan sekelompok elemen yang saling berhubungan

dengan suatu maksud dan tujuan yang telah ditentukan. Adapun model umum

suatu sistem adalah terdiri dari masukan (input), proses (process) dan keluaran (output), sebagaimana ditujukan oleh gambar dibawah ini:

Gambar 2.1

Model umum suatu sistem

(Sutanta, 2003:7)

Model umum sebuah sistem ini sudah merupakan sebuah sistem yang

sederhana, sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan

menghasilkan keluaran yang dilakukan dalam suatu proses. Suatu sistem terdiri

dari subsistem-subsistem yang meliputi subsistem-subsistem lainnya. Suatu sistem

(10)

dalam buku Sistem informasi Manajemen terdapat beberapa jenis-jenis sistem, sebagai berikut:

1. Sistem abstrak dan sistem fisik; Sistem abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan yang satu sama lain berada dalam ketergantungan. Sedangkan sistem fisik merupakan suatu perangkat yang secara bersama-sama beroperasi untuk mencapai tujuan.

2. Sistem deterministic dan sistem probabilistic; sistem deterministik adalah sistem yang dalam operasinya dapat menentukan hasilnya secara pasti sedangkan probabilistic adalah sistem yang dalam operasinya tak dapat diduga hasilnya secara pasti.

3. Sistem tertutup dan sistem terbuka; sistem tertutup merupakan suatu sistem dimana tidak terjadi pertukaranbahan, informasi dengan

lingkungan, sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang

memungkinkan terjadinya pertukaran informasi dengan lingkungan. (dalam Effendy, 1996:58).

Penjelasan di atas dapat diartikan dalam bahwa terdapat berbagai macam

jenis sistem sesuai dengan tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Seperti

dalam sebuah organisasi dan dalm proses informasi terdapat sistem-sistem yang

secara relatif terisolasikan dari lingkungan. Sebuah sistem dalam suatu organisasi

dapat berjalan secara baik apabila suatu masukan dapat diproses menjadi keluaran

yang berguna bagi yang membutuhkan.

2.1.2. Definisi Informasi

Informasi merupakan data yang telah diproses sehingga mempunyai arti

tertentu bagi penerimanya. Sumber dari informasi adalah data, sedangkan Data itu

sendiri adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian, sedangkan

kejadian itu merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu .dalam

hal ini informasi dan data saling berkaitan. Pengertian informasi dalam bukunya

(11)

“Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saaat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.” (Sutana, 2003:10)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa informasi diperoleh

didapatkan dengan adanya data yang akan diolah dan unit pengolahan data

tersebut. Informasi yang telah melalui dalam pengolahan data mempunyai

kegunaan yang dapat dirasakan dalam suatu kegiatan pada masa akan datang atau

sekarang. Definisi informasi menurut Jogiyanto dalam buku dapat diartikan

sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi

yang menerimanya. (Jogiyanto,2005; 8).

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan

sekumpulan data yang telah diolah menjadi suatu informasi yang dapat berguna

dan bermanfaat bagi yang menerimanya. Menurut McFadden dalam bukunya

Abdul Kadir menjelaskan informasi adalah data yang telah diproses sedemikian

rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data

tersebut” (dalam Kadir, 2003:31)

Penjelasan dapat disimpukan bahwa informasi sebuah data yang diterima

oleh seseorang ataupun kelompok yang berguna bagi masa sekarang atau masa

yang akan datang. Informasi merupakan suatu data yang masih bahan mentah

apabila tidak diolah atau diproses. Data akan menjadi berguna dan menghasilkan

suatu informasi apabila melalui suatu model. Model yang digunakan untuk

pengolahan data agar menjadi suatu informasi bisa disebut siklus pengolahan data

(12)

Gambar 2.2 Siklus Informasi

(Sutanta,2008:10)

Gambar di atas dapat dijelaskan bahwa data yang merupakan suatu

kejadian yang menggambarkan kenyataan yang terjadi dimasukakan melalui

elemen input kemudian data tersebut akan diolah dan diproses menjadi suatu

output (keluaran) dan output tersebut adalah informasi yang dibutuhkan.

Informasi tersebut akan diterima oleh pemakai atau penerima, kemudian penerima

akan memberikan umpan balik yang berupa evaluasi terjadi informasi tersebut dan

hasil umpan balik tersebut akan menjadi data yang akan dimasukan menjadi input

kembali.

2.1.3. Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi

operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu

organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi

yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.

Perkembangan sistem informasi telah menyebabkan terjadinya perubahan

yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

manajemen baik pada tingkat operasional. Perkembangan ini juga telah

Input Proses Output

Output Umpan Balik

(13)

menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan

keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling

akurat dan terkini.

Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah

membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih

akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan

internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya

secara elektronis.

Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu

sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi

tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah,

mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan

sistem informasi atau peralatan sistem lainnya. Definisi sistem informasi dalam

bukunya Abdul Kadir yang berjudul Pengenalan Sistem Informasi,yaitu: “sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia,

komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan”. (Kadir, 2003:11)

Penjelasan di atas menerangkan bahwa sistem informasi dapat

mempermudah perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah ditargetkan

dengan mengkoordinasikan manusia dan komputer sebagai sumber daya untuk

mengubah masukan menjadi pengeluaran yang diinginkan. Sistem informasi juga

(14)

Penggunaan sistem informasi ataupun teknologi informasi dalah suatu

institusi pemerintahan ditujukan agar suatu institusi pemerintahan dapat berjalan

efektif dan efisien. Aplikasi sistem informasi dapat memberikan kemudahan

kepada kepada masyaraka dan aparatur itu sendiri. Kriterian dari sistem informasi

antara lain fleksibel, efektif, dan efisien.

Pernyataan di atas dapat disimpulkann bahwa suatu sistem informasi

merupakan suatu perangkat kerja yang dapat bekerja untuk memproses suatu

masukan ataupun data, kemudian data yang telah diproses tersebut akan diproses

dan menjadi suatu keluaran yang berguna utuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Adapun pendapat mengenai sistem informasi, dalam bukunya Al-Bahra Bin

Ladjamudin sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.

b. Sekumpulan prosedur yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/ atau untuk mengendalikan organisasi.

c. Suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi,mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi di suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

(Ladjamudin, 2005:13-14)

Pernyataan tersebut disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu

sistem, sekumpulan prosedur yang dibuat oleh manusia dalam suatu organisasi

untuk mencapai suatu tujuan yang bersifat informasi. Definisi sistem informasi

juga dapat dijelaskan sebagai berikut:

(15)

Penjelasan di atas menyebutkan bahwa Sistem informasi adalah aplikasi

untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan,

perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi adalah kunci dari bidang yang

menekankan finansial dan personal manajemen. Sistem informasi yang

mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk

menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna

mendukung pengambilan keputusan.

2.1.4 Komponen sistem informasi

Sistem informasi dalam mendukung beberapa komponen yang fungsinya

sangat vital di dalam sistem informasi. Komponen-komponen sistem informasi

tersebut adalah Hardware, software, prosedur, pengguna dan data base. Secara rinci komponen- komponen sistem informasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perangkat keras (Hardware), mencakup peranti-peranti fisik seperti monitor dan printer.

b. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data

c. Prosedur: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembamasyarakatn keluaran yang dikendaki. d. Pengguna: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan

sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.

e. Data Base: merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan dengan data lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untukl memanipulsinya, diantaranya; data, user dan sistem.

(Kadir, 2003:70)

Sistem informasi akan berjalan baik jika sistem informasi itu telah

(16)

printer. Dalam suatu komputer terdapat unit-unit yang bertujuan untuk memproses

sesuatu ataupun data yang maysarakat inginkan.

Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam suatu sinstem

informasi, apabila salah satu komponen tidak ada maka sistem informasi tidak

akan berjalan. Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi atau sektor

pemerintahan dapat meningkatkan kinerja dalam pelayanan publik agar suatu

pelayanan dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam prakteknya, tidak semua

sistem informasi mencakup semua komponen yang telah disebutkan si atas.

2.1.5 Jenis-Jenis Sistem Informasi

Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda,

tergantung pada kebutuhan bisnis. Terdapat beberapa cara untuk mengelompokan

sistem sistem informasi. Klasifikasi yang umum dipakai antara lain didasarkan

pada:

a. Level organisasi b. Area fungsional

c. Dukungan yang diberikan, dan d. Arsitektur sistem informasi. (Kadir, 2003:94)

Berdasarkan ketiga pengklasifikasian tersebut sistem informasi dibagi lagi

menjadi beberapa bagian, ini dimaksudkan agar jenis sistem informasi lebih jelas.

Menurut level organisasi sistem informasi dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu,

sistem informsi departemen, sistem informasi perusahaan dan sistem informasi

antarorganisasi. Sistem informasi organisasi adalah sistem informasi yang hanya

digunakan pada level organisasi saja, misalnya salah satu aplikasi digunakan

(17)

Jenis sistem informasi yang kedua adalah sistem informasi area

fungsional, adalah sistem informasi yang ditujukan untuk memberikan

informasinbagi kelompok orang yang berada pada bagian tertentu dalam

perusahaan. Sedangkan sistem informasi berdasarkan dukungan yaitu berdasarkan

dukungan yang diberikan kepada pemakai, sistem informasi yang digunakan pada

semua areal fungsional.

Sistem informasi terkadang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas pada

level manajemen. Berdasarkan hal ini terdapat pengelompokan sebagai berikut:

sistem informasi pengetahuan, sistem informasi operasional, sistem informasi

manajerial dan sistem informs strategis. (dalam Kadir, 2003:131)

2.2 Pelayanan Publik

2.2.1 Definisi Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi

dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin

secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Terdapat beberapa definisi

tentangPelayanan, diantaranya :

“Pelayanan merupakan serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan juga merupakan suatu proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat (Moenir, 2000; 17).”

Penjelasan di atas menjelaskan bahwa pelayanan adalah kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau lebih yang merupakan suatu proses yang diberikan

kepada masayarakat untuk menghasilkan suatu keluaran atau tujuan yang

bermanfaat. Menurut Poerwadarminto, pelayanan secara epistimologi dapat di

(18)

“ Berasal dari kata “layan” yang berarti membantu menyiapkan atau mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang , kemudian pelayanan dapat diartikan sebagai , perihal atau cara melayani service atau jasa , sehubungan dengan jual – beli barang atau jasa”(Poerwadarminto, 1995:571).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan pelayanan

adalah perihal atau cara melayani servis atau jasa , sehubungan dengan jual – beli

barang atau jasa. Pengertian pelayanan menurut Kotler dalam Sampara Lukman

bahwa pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu

kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak

terikat pada suatu produk secara fisik (Kotler dalam Lukman, 2000:8)

Penjelasan mengenai pengertian pelayanan diatas merupakan suatu atau

setiap kegiatan dalam suatu organisasi ataupun sekelompok orang yang diberikan

kepasa kesatuan dalam artian masyarakat untuk memberikan kepuasan terhadap

sesuatu yang diberikan.

2.2.2 Definisi Publik

Berbicara tentang publik maka setidaknya akan diperhadapkan dengan

istilah ruang dan waktu karena terdapat aktivitas manusia. Terdapat beberapa

macam definisi mengenai publik diantaranya:

“Publik adalah sejumlah orang yang bersatu dalam satu ikatan dan mempunyai pendirian sama terhadap suatu permasalahan sosial ada juga yang menyebutkan bahwa Publik adalah sekelompok orang yang dihadapkan pada suatu permasalahan,berbagi pendapat mengenai cara pemecahan persoalan tersebut, terlibat dalam diskusi mengenai persoalan itu. (http://infosekitar.wordpress.com/2008/12/02/definisi-publik/)”

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa publik adalah

sekelompok individu dalam jumlah besar ataupun kecil yang mempunyai

(19)

publik menurut Sinambela bahwa istilah publik berasal dari Bahasa Inggris yaitu

publicyang berarti umum, masyarakat, negara (Sinambela, 2006:5). Istilah publik jelas dikatakan oleh Sinambela bahwa publik berarti umum, dapat dikatakan juga

masyarakat dan Negara. Penjelasan tersebut juga dapat diakatakan bahwa publik

dapat disebut juga sebagai masayarakat yang mempunyai kebutuhan dan saling

ketergantungan satu sama lain.

2.2.3 Definisi Pelayanan Publik

Pelayanan pada dasarnya ditunjukan untuk memenuhi mutu dan kualitas

dalam hal pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan dalam bidang pelayanan

publik. Pemerintah dalam bidang layanan publik mempunyai peran yang sangat

berpengaruh sekali untuk seluruh masyarakat. Pelayanan yang diberikan

pemerintah semakin terasa dengan adanya kesadaran antara masyarakat dan

pemerintah itu sendiri. Sadu Wasistiono mendefinisikan pelayanan publik sebagai

berikut:

“Pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah atau pun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pelayanan guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat”. (Wasistiono, 2001:51-52).

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah

pemberian jasa oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun

pihak swata kepada masyarakat. Pemerintahan pada hakekatnya adalah pemberian

pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah dalam hal pelayanan tidaklah untuk

melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan

(20)

kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama. Pendapat lain

mengenai definisi pelayanan publik dikemukakan oleh Moenir:

“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materil melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya”. (Moenir, 1995:26).

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa pelayanan publik adalah kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan landasan faktor materil

melalui sistem, prosedur tertentu untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh

masyarakat sesuai dengan haknya. Menurut Istianto dalam bukunya Manajemen Pemerintahan dalam Persfektif pelayanan publik,mengungkapkan bahwa :

“Secara umum penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik mencakup lingkungan pelaksanaan yang luas dan kompleks, rumit serta dalam prosesnya mengandung kegiatan yang saling berkaitan dengan kegiatan atau tugas dan fungsi antara unit atau instansi yang satu dengan yang lainnya (Istianto, 2009:128)”.

Berdasarkan penjelasan di atas, kegiatan pelayanan publik dilakukan

secara luas dan kompleks. Suau pelayanan dikerjakan di dalm suatu proses yang

saling berkaitan dengan tugan dan fungsinya antara satu sama lain.

Penyelenggaraan fungsi pelayanan publik yang lebih demokratis dan transparan

tersebut adalah perwujudan penyelenggaraan yang berorientasi kepada kepuasan

pelanggan. Berdasarkan penjelasan di atas pelayanan publik dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu:

(21)

Pelayanan publik menurut penjelasan di atas dibagi dua, yaitu pelayanan

publik yang dilakukan oleh organisasi publik yang berkaitan dengan penyediaan

barang atau jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pelayanan publik

yang diselenggarakan oleh organissasi privat yang diselenggarakan oleh pihak

swasta. Sejalan pendapat tersebut Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur

Negara No. 63 Tahun 2003 mendefinisikan:

“Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi di pusat , di daerah dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD) dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka, pelaksanaan peraturan perundang-undangan.”

Pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa pelayanan publik adalah

pemberian layanan dari organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam

upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam rangka pelaksanaan peraturan

perundang-undangan. Menurut Pasolong dalam bukunya Kepemimpinan

Birokrasi, mendefinisikan pelayanan sebagai aktivitas seseorang, kelompok dan atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan

(Pasolong, 2008:198). Menurut Widodo Joko, pelayanan publik adalah:

“pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan

tatacara yang telah ditetapkan” (Widodo, 2001:269).

Penjelasan di atas menyebutkan bahwa suatu pelayanan adalah pemberian

layanan ataupun melayani masyarakat yang mempunyai keinginan atau

kepentingan dalam suatu hal untuk memenuhi tujuan dengan aturan-aturan yang

(22)

Ratminto berpendapat bahwa pelayanan yang baik akan dapat diwujudkan

apabila:

“Penguatan posisi tawar pengguna jasa pelayanana (masyarakat) mendapat prioritas utama. Dengan demikian , pengguna jasa diletakkan dipusat yang mendapat dukungan dari :

a. Kultur pelayanan pelayanan yang menguitamakan kepentingan masyarakat, khusussnya pengguna jasa,

b. Sistem pelayanan dalam organisasai penyelenggara pelayanan c. Sumber daya manusia yang berorientasi pada pengguna jasa (Ratminto, 2006:52-53).

Berdasarkan penjelasan di atas, suatu pelayanan yang baik dan berkualitas

dapat diwujudkan jika suatu kultur pelayanan, sistem pelayanan dan sumber daya

manusia yang terdapat di institusi tersebut dapat berjalan dengan selaras.

2.2.4 Jenis Pelayanan Publik

Pelayanan dapat dikatakan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui

aktivitas orang lain secara langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual

dalam berbagai aspek kelembagaan (Moenir, 2008:17). Pelayanan publik sesuai

dengan Kepmenpan N0. 63 Tahun 2004 mengelompokan tiga jenis pelayanan dari

instansi pemerintahan baik BUMN maupun BUMD. Pengelompokan pelayanan

tersebut didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan dan produk pelayanan yang

dihasilkan, yaitu: pelayanan administratif, pelayanan barang dan pelayanan jasa.

1. Pelayanan Administratif

Adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh jenis unit pelayanan berupa

pencatanan, penelitian, pengambilan keputusan dan kegiatan tata usaha

lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa

dokumen, misalnya; sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi, keterangan dan

(23)

bangunan (IMB), pelayanan administrasi kependudukan (KTP, akta

kelahiran, dan akta kematian).

2. Pelayanan Barang

Adalah pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan

penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk distribusi

dan penyampaian kepada konsumen langsung (sebagai unit atau

individual) dalam suau sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut

menghasilkan prodak akhir yaitu benda (berwujud fisik) atau yang

dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi

penggunannya. Misalnya, jenis pelayanan listrik, pelayanan air bersih dan

jenis pelayanan telephon.

3. Pelayanan Jasa

Adalah jenis pelayanan yang diberikan unit pelayanan berupa sarana dan

prasarana dan penunjangnya. Pengoperasiannya berdasarkan suatu sistem

pengoperasian tertentu dan pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang

mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis pakai

dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, pelayanan angkutan darat, laut dan

udara, pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, pelayanan pos, dan

pelayanan pemadam kebakaran.

Ketiga jenis pelayanan pelayanan yang dilakukan pemerintah melalui

Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara tentang pelayanan publik tersebut

orientasinya adalah publik (masyarakat) yang mendapatkan pelayanan. hal

tersebut dapat ditegaskan, bahwa pemerintah yang memberi pelayanan kepada

(24)

2.2.5 Karakteristik Pelayanan Publik

Pelayanan mempunyai karakteristik yang diutarakan oleh Normann,

diantaranya :

1. Pelayanan merupakan suatu produksi yang mempunyai sifat yang tidak dapat diraba, berbeda dengan barang produksi lain (barang jadi/barang industri yang berwujud).

2. Pelayanan itu kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang sifatnya nyata adalah tindak social.

3. Produksi dan konsumsi pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umunya kejadian bersamaan dan terjadi di tempat yang sama. ( Normann dalam Wiryatmi,1996:6)

Pelayanan merupakan suatu bidang yang tidak dapat diraba dan tidak

berbentuk. Ketiga karakteristik pelayanan publik di atas menggambarkan

pelayanan merupakan tindakan yang nyata yang diberikan oleh seseorang untuk

memenuhi kebutuhan yang diinginkan pada setiap orang yang berbeda-beda.

2.3 Keimigrasian

2.3.1 Definisi Imigrasi

Keimigrasian menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang

Keimigrasian (selanjutnya disebut UU No. 9/1992) adalah hal-ihwal lalu lintas

orang yang masuk dan keluar wilayah Indonesia dan pengawasan orang asing di

wilayah Indonesia. Berikut ini adalah penjelasan mengenai imigrasi: imgrasi

adalah perpindahan orang dari suatu tempat atau negara menuju ke tempat atau

negara lain (dalam Mulyanto, 1997:6).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa imigrasi adalah

perpindahan seseorang dari dalam suatau tempat atau negeri ke negeri lain.

(25)

imigran. Sedangkan imigran iru sendiri adalah orang yang melakukan imigrasi

atau orang yang melakukan perpindahan dalam satu negara ke negara lain.

2.3.2 Definisi Paspor

Paspor pada dasarnya digunakan oleh seseorang dalam melakukan

perjalanan keluar negeri atau bisa juga disebut katru identitas. Definisi paspor

dapat dijelaskan dalam bukunya Mulyanto yang berjudul Pabean Imigrasi dan Karantinaadalah:

“Paspor adalah sebuah dokumen resi yang dikeluarkan oleh suatu badan pemerintah yang berwenang untuk bangsanya atau untuk penduduk asing, yang berfungsi sebagai surat perjalanan yang dgunakan untuk meninggalkan dan memasuki kembali Negara yang bersangkutan dan memasuki serta meninggalkan Negara lain yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Negara yang mengeluarkan paspor tersebut”. (Mulyanto, 1997:39)

Berdasarkan definisi di atas paspor merupakan suatu dokumen yang

dikeluarkan oleh pemerintah setempat bagi penduduk asli ataupun penduduk asing

yang berfungsi untuk malakukan perjalanan keluar negeri dalam hal

meninggalkan Negara yang bersangkutan. Undang-Undang Republik Indonesia

No. 9 Tahun 1992 menjelaskan Tentang Keimigrasian Paspor adalah dokumen

resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang

memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar

negara.

Paspor berisi biodata pemegangnya, yang meliputi antara lain, foto

pemegang, tanda tangan, tempat dan tanggal kelahiran, informasi kebangsaan dan

terkadang juga beberapa informasi lain mengenai identifikasi individual. Ada

(26)

dimasuki oleh si pemegang paspor itu. Sebagai contoh, dahulu pemegang paspor

Indonesia sempat dilarang berkunjung ke negara Israel dan Taiwan.

Paspor biasanya diperlukan untuk perjalanan internasional karena harus

ditunjukkan ketika memasuki perbatasan suatu negara, walaupun di negara

tertentu ada beberapa perjanjian dimana warga suatu negara tertentu dapat

memasuki negara lain dengan dokumen selain paspor. Paspor akan diberi cap

(stempel) atau disegel dengan visa yang dilakukan oleh petugas negara tempat

kedatangan.

Beberapa pemerintahan berusaha mengontrol pergerakan warganya dan

warga asing di negara mereka dengan menerbitkan "paspor internal". Misalnya di

bekas negara Uni Soviet, untuk setiap warganegaranya diterbitkan sebuah

"propiska" untuk mengontrol pergerakan mereka di seluruh wilayah negara

tersebut. Sistem ini sebagiannya masih diterapkan di Rusia. Berdasarkan uraian

tersebut dapat disimpulkan bahwa paspor adalah dokumen perjalan resmi yang

dikeluarkan oleh suatu Negara untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.

2.3.3. Jenis – jenis Paspor

Paspor digunakan untuk melakukan perjalanan keluar negeri. Berikut ini

ada beberapa jenis paspor, yaitu:

1. Paspor Biasa

Biasanya suatu negara menerbitkan untuk warga negaranya sebuah

(27)

2. Paspor Diplomatik

Untuk sebagian orang diterbitkan paspor diplomatik guna

mengidentifikasi mereka sebagai perwakilan diplomatik dari negara

asalnya. Karena itu, pemegang paspor ini menikmati beberapa

kemudahan perlakuan dan kekebalan di negara tempat mereka bertugas.

3. Paspor Dinas atau Resmi

Paspor ini diterbitkan untuk kalangan teknikal dan petugas administrasi

dari suatu misi diplomatik seperti kedutaan dan konsulat ataupun bagi

pegawai negeri atau pemerintah yang sedang melaksanakan tugas ke

luar negeri. Pemegang paspor jenis ini mendapatkan beberapa

kemudahan yang tidak dimiliki oleh pemegang paspor biasa.

4. Paspor Orang Asing

Paspor orang asing adalah paspor yang diberikan kepada seseorang

yang bukan warga negaranya. Syarat dan ketentuan untuk memiliki

paspor jenis ini diatur oleh masing - masing.

5. Paspor Kelompok

Paspor kelompok akan diberikan untuk, misalnya, kelompok perjalanan

anak liburan sekolah. Semua anak dalam perjalanan tersebut cukup

memiliki sebuah paspor kelompok selama perjalanan liburan mereka

berlangsung.

Berdasarkan penjelasan di atas tentang jenis-jenis paspor, maka paspor

memiliki 5 (lima) jenis paspor yang berbeda-beda. Jenis-jenis paspor dibedakan

(28)

48 3.1 Kondisi Umum Kota Bandung

Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan karena

terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu

membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung

mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang

terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung

yang digunakan oleh Bupati Bandung Kota Bandung merupakan sebuah kota dan

sekaligus menjadi ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Bandung

merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta, dan Surabaya.

Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, dan dahulunya

disebut juga dengan Parijs van Java. Selain itu Kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, denganmall danfactory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten

Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah

Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar

pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung

Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681.

Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi

(29)

3.1.1 Jumlah Penduduk Kota Bandung

Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, dimana

penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan

penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya. Pertambahan

penduduk Kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi

Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini

dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia)[11]. Kemudian setelah peristiwa

yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak

644.475 jiwa. Penduduk Kota Bandung menurut Registrasi Penduduk sampai

dengan bulan Maret 2004 berjumlah : 2.510.982 jiwa dengan luas wilayah

16.729,50 Ha. (167,67 Km 2 ), sehingga kepadatan penduduknya per hektar

sebesar 155 jiwa.

Komposisi penduduk warga negara asing yang berdomisili di Kota

Bandung adalah sebesar 4.301 jiwa. Jumlah warga negara asing menurut catatan

Kantor Imigrasi Bandung yang berdiam tetap di Kota Bandung setiap bulannya

rata-rata sebesar 2.511 orang, sedangkan jumlah warga negara asing yang berdiam

sementara di Kota Bandung setiap bulannya rata-rata sebesar 5.849 jiwa. Berikut

ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dari tahun

(30)

Tabel 3.1

Rekapitulasi jumlah penduduk berdasarkan jumlah kelamin pada tahun 2000 – 2010 (/ribu)

Kota Bandung

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

jenis kelamin

laki-laki 2 169,74 2 228,95 2 289,53 2 351,30 2 414,03 2 169,74 2 228,95 2 289,53 2 351,30 2 414,03

perempuan 2 043,37 2 096,17 2 150,25 2 205,29 2 317,12 2 376,36 2 439,5 2 502,81 2 561,96 2 615,49 Sumber: BPS.jabar.go.id

Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah

penduduk tahun 2010 yang terbanyak adalah perempuan. Apabila jumlah

penduduk laki-laki dan perempuan diakumulasikan maka jemlah keseluruhannya

adalah 5029,52 jiwa (dalam /ribu).

3.1.3 Mata Pencaharian Penduduk Kota Bandung

Pertanian sebagai mata pencaharian utama dalam kehidupan manusia di

beberapa bagian dunia telah mengalami proses perkembangan yang cukup panjang

dalam sejarah kebudayaan manusia. Hal itu sejalan dengan tahap perkembangan

pengetahuan manusia tentang jenis-jenis tanaman pangan dan cara penanamannya.

Proses perubahan sistem mata pencaharian berburu dan meramu menjadi sistem mata

pencaharian bercocok tanam itu merupakan suatu peristiwa besar dalam proses

perkembangan kebudayaan manusia.

Para ahli menyebut peristiwa itu sebagai suatu “revolusi” dalam peradaban

manusia. Mata pencaharian penduduk Kota Bandung berbeda-beda mulai dari

pegawai Negeri, pegawai swasta, petani, pedagang, TNI dan lain-lain. Berdasrkan

data yang telah diterima bahwa mata pencaharian penduduk Kota Bandung untuk

pegawai swasta sebesar 4,002,000 pada jenis kelami perempuan dan jenis

(31)

3.2. Gambaran Umum Kantor Imigrasi Kelas I Bandung

3.2.1 Sejarah Kantor Imigrasi Kelas I Bandung

Arus globalisasi dunia sejak dahulu telah membawa dampak pada

peningkatan lalu lintas orang dan barang antar negara, sehingga batas-batas negara

semakin mudah ditembus demi berbagai kepentingan manusia seperti

perdagangan, industri pariwisata serta lain sebagainya. Fenomena ini sudah

menjadi hal atau perhatian negara-negara di dunia sejak dahulu sebab setiap

negara mempunyai kedaulatan untuk mengatur lalu lintas orang yang akan masuk

dan keluar wilayah negaranya dan bahkan untuk berkunjung maupun untuk

berdiam sementara. Untuk mengatur hal tersebut, di Indonesia telah terdapat

peraturan perundang-undangan yang mengaturnya yaitu, Undang-undang Nomor

9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian. Undang-undang tersebut merupakan

peraturan yang mengatur hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar

wilayah Negara Republik Indonesia dan pengawasan terhadap orang asing di

wilayah Negara Republik Indonesia.

Keimigrasian di Indonesia sudah ada sejak jaman kolonial Belanda namun

secara historis pada tanggal 26 Januari 1950 untuk pertama kalinya diatur

langsung oleh pemerintah Republik Indonesia dan diangkat Mr. Yusuf Adiwinata

sebagai Kepala Jawatan Imigrasi berdasarkan Surat Penetapan Menteri

Kehakiman Republik Indonesia Serikat No. JZ/30/16 tanggal 28 Januari 1950

(32)

Momentum tersebut hingga saat itu diperingati sebagai Hari Ulang Tahun

Imigrasi oleh setiap jajaran Imigrasi Indonesia. Organisasi Imigrasi sebagai

lembaga dalam struktur kenegaraan merupakan organisasi vital sesuai dengan

sasanti Bhumi Pura Purna Wibawa yang berarti penjada pintu gerbang negara

yang berwibawa. Sejak ditetapkannya Penetapan Menteri Kehakiman Republik

Indonesia, maka sejak saat itu tugas dan fungsi keimigrasian di Indonesia

dijalankan oleh Jawatan Imigrasi atau sekarang Kantor Jenderal Imigrasi dan

berada langsung di bawah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia.

Direktorat Jjendral Imigrasi semula hanya memiliki 4 (empat) buah Kantor

yaitu Kantor Lalu Lintas Keimigrasian, Kantor Ijin Tinggal dan Status

Kewarganegaraan Orang Asing, Kantor Pengawasan dan Penindakan

Keimigrasian, Kantor Informasi Keimigrasian. Seiring dengan perkembangan

jaman dan pengaruh globalisasi saat ini dengan berbagai kepentingan kerjasama

internasional antar negara maka saat ini serta berbagai kepentingan pelaksanaan

tugas-tugas keimigrasian, maka dibentuklah Kantor yang bernama Kantor

Kerjasama Luar Negeri Keimigrasian untuk menunjang tugas-tugas keimigrasian

dalam bekerjasama dengan negara lain. Sehingga saat ini Kantor Jenderal Imigrasi

terdiri dari: Sekretariat Kantor Jenderal, Kantor Lalu Lintas Keimigrasian, Kantor

Ijin Tinggal Orang Asing dan Status Kewarganegaraan, Kantor Pengawasan dan

Penindakan Keimigrasian, Kantor Informasi Keimigrasian dan Kantor Kerjasama

(33)

Hal ini tidak berhenti sampai disitu saja bahkan dengan semakin

meningkatnya kejahatan internasional atau yang dikenal dengan isitilah

transnational organization crime (TOC) akhir-akhir ini seperti terorisme,

penyelundupan manusia (people smuggling), perdagangan manusia (human trading), dan lain sebagainya, Kantor Jenderal Imigrasi memandang perlu untuk membentuk Kantor yang ruang lingkup tugas dan fungsinya untuk mengantisipasi

terjadinya kegiatan-kegiatan kejahatan tersebut. Sedianya telah direncanakan

Kantor baru tersebut dengan nama Kantor Intelijen Keimigrasian, dimana Kantor

ini dirasakan cukup penting dalam menunjang tugas - tugas keimigrasian dan

sekaligus mengantisipasi segala bentuk kejahatan internasional tersebut, akan

tetapi hal ini masih dalam proses perencanaan pada Kantor Jenderal Imigrasi.

Kantor Imigrasi saat ini secara jelas telah menentukan kerangka tugasnya

yang tercermin dalan tri fungsi Imigrasi yaitu sebagai aparatur pelayanan

masyarakat, pengamanan negara dan penegakan hukum keimigrasian, serta

sebagai fasilitator ekonomi nasional. Kantor Jenderal Imigrasi menyadari

sepenuhnya bahwa untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut sangat

membutuhkan dukungan dari setiap personil yang ada didalamnya, oleh karena itu

Kantor Jenderal Imigrasi senantiasa berupaya untuk menjaga dan meningkatkan

profesionalisme, kualitas dan kehandalan sumber daya manusia secara

berkelanjutan.Setiap personil Kantor Jenderal Imigrasi harus tetap berpegang pada

nilai-nilai yang terdapat dalam Panca Bhakti Insan Imigrasi yakni: Taqwa,

Menjunjung Tinggi Kehormatan, Cendekia, Integritas Pribadi dan Inovatif. Hal ini

berarti setiap insan Imigrasi menyadari bahwa kualitas pribadi akan mendukung

(34)

3.2.2 Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung

Visi dari Imigrasi itu sendiri adalah: Menjadikan Insan Imigrasi yang

profesional, berwibawa dan berwawasan global, sehingga terwujud pelayanan

prima dibidang keimigrasian bagi masyarakat di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung

dan Misi dari imigrasi sebagai berikut:

1. Melaksanakan Pelayanan yang cepat

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

3. Memberikan kemudahan yang berkualitas dalam pelayanan terhadap

masyarakat

4. Mengembangkan Sistem Informasi Keimigrasian

5. Melaksanakan pengawasan dan pemantauan orang asing dalam kerangka

mengamankan serta menunjang pembangunan nasional

3.2.3 Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung

Kantor Imigrasi Kelas I Bandung termasuk kriteria sebuah organisasi yang

merupakan suatu kerangka yang memiliki pola tetap dalam hubungan-hubungan

di antara bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan dan

tanggung jawab serta wewenang masing-masing. Berikut ini adalah struktur

(35)

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung

sumber: Kantor Imigrasi kelas I Bandung, 2010

Struktur organisasi ini mempunyai pengaruh yang penting sebab suatu

garisan wewenang dan tanggung jawab yang nyata akan menghasilkan suatu garis

kerja yang efisien dan efektif untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Struktur

organisasi suatu organisasi disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan

instansi, sehingga tujuan akhir yang di harapkan akan dapat tercapai.

Gambar di atas merupakan struktur organisasi dari Kantor Imigrasi Kelas I

Bandung, dan berikut uraian jabatan yang terdapat di Kantor Imigrasi Kelas I

(36)

1. Kepala Kantor

Memimpin dan mengawasi kinerja petugas dan berwewenang untuk

memberi persetujuan penerbitan Paspor.

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha (KASUBSI TU)

Membantu Kepala kantor dalam memimpin kantor untuk hal-hal yang

bersifat Fungsional atau Intern kantor, dalam menjalankan tugas

sehari-hari Kasuban Tata Usaha dibantu oleh tiga orang Kepala Urusan yang

bertugas sesuai penunjukan dinasnya.

3. Kepala Seksi Informasi Sarana Keimigrasian (INFOKIM)

Memimpin seksi yang sesuai fungsinya adalah sebagai penyimpanan dan

pengolahan arsip permohonan paspor dan ijin tinggal, dalam menjalankan

tugas dibantu oleh dua orang Kepala Sub Seksi (Kasubsi).

4. Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian (LANTASKIM)

Memimpin seksi yang berfungsi untuk mengatur arus lalu lintas Warga

Negara Indonesia yang akan keluar dan masuk dari wilayah Indonesia,

dalam menjalankan tugas dibantu oleh dua orang Kepala Sub Seksi

(Kasubsi).

5. Kepala Seksi Status Keimigrasian (STATUSKIM)

Mendata, mengawasi dan memberikan Ijin Tinggal bagi warga negara

asing yang berada di wilayah Republik Indonesia dan memberikan Status

Kewarganegaraan bagi warga negara asing yang mengajukan untuk

menjadi Warga Negara Indonesia, dalam menjalankan tugas dibantu oleh

(37)

6. Kepala Seksi Pengawas Penindak Keimigrasian (WASDAKIM)

Melakukan pengawasan ketat bagi warga negara asing yang dinilai rawan

pelanggaran undang-undang keimigrasian dan memegang daftar Cekal

(cegah-tangkal), dalam menjalankan tugas dibantu oleh dua orang Kepala

Sub Seksi ( Kasubsi).

3.3. Gambaran Umum Pelayanan Pembuatan Paspor RI di Kantor Imigrasi

Kelas I Bandung

3.3.1 Aspek Pelayanan

Pada dasarnya Kantor Imigrasi Kelas 1 Bandung bertugas dan

berkewajiban untuk melayani masyarakat di lingkungan tugasnya. Akan tetapi,

semenjak pelayanan pada Kantor Imigrasi di seluruh Indonesia memperbaharui

sistem pelayanannya dan menggunakan sistem pelayanan online yang berbasis internet, maka seluruh warga negara Indonesia dapat mengajukan permohonan

paspor dimanapun dia berada walaupun tidak memiliki KTP (Kartu Tanda

Penduduk) yang dikeluarkan oleh tempat dia berdomisili. Akan tetapi, yang

bersangkutan tersebut tetap diwajibkan untuk memiliki dan melampirkan

persyaratan wajib berupa KTP, KK (Kartu Keluarga), Akte Kelahiran.

Pengajuan permohonan yang telah dilakukan pada satu Kantor Imigrasi di

seluruh wilayah Indonesia maka data orang tersebut secara otomatis akan ada di

setiap Kantor Imigrasi, Bandar Udara, Pelabuhan, dan tiap-tiap perbatasan negara

(38)

Pelayanan pemberian Dokumen pada Kantor Imigrasi Kls I Bandung terbagi

dalam beberapa jenis, pemberian Dokumen Perjalanan bagi Warga Negara

Indonesia terbagi dalam 3 (tiga) jenis yaitu

1. SPRI 48 (Surat Perjalanan Republik Indonesia 48 Halaman)

Dokumen ini diberikan dan diperuntukkan bagi Warga Negara Indonesia

yang akan bepergian ke luar negeri dengan maksud dan tujuan untuk

melakukan perjalanan wisata, ibadah seperti umroh atau menunaikan

ibadah haji, belajar dan untuk menetap di negara lain.

2. SPRI 24 (Surat Perjalanan Republik Indonesia 24 Halaman)

Dokumen ini di berikan dan diperuntukan bagi Warga Negara Indonesia

yang akan bepergian ke luar negeri dengan maksud dan tujuan untuk

bekerja dengan catatan si pemohon paspor telah terdaftar pada perusahaan

Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dan telah mengatur penempatan

Tenaga Kerja Indonesia tersebut di negara tujuannya.

3. SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor)

Dokumen ini diberikan dan diperuntukkan bagi Warga Negara Indonesia

yang akan bepergian ke luar negeri dan tidak memiliki waktu atau tidak

memiliki cukup waktu untuk mengajukan permohonan pembuatan Paspor

dikarenakan keadaan darurat, dan pada saat Warga Negara Indonesia ini

telah sampai di negara tujuan baru kemudian di berikan Paspor yang

diterbitkan oleh KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) yang berada

(39)

3.3.2 Prosedur Pelayanan Pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I

Bandung.

Prosedur pembuatan paspor dimulai dari petugas loket, pemohon yang

akan membuat paspor meminta formulir permohonan kepada petugas loket setelah

formulir diterima oleh pemohon.

Setelah itu pemohon mengisi nomer antrian sesuai tahapan mulai dari

penyerahan formulir pembayaran, foto, sidik jari, dan wawancara hingga

pengambilan paspor. Setelah nomor antrian dipanggil pemohon datang langsung

kepetugas loket untuk :

1. Penerimaan dan pemeriksaan berkas.

2. Pemindaian dokumen

3. Pengecekan daftar cegah tangkal

4. Cetak tanda terima permohonan.

Ada pula data permohonan lewat webseit untuk penerimaan dan

pemeriksaan berkas dengan cara :

1. Pengecekan daftar cegah tangkal

2. Cetak tanda terima permohonan

Setelah persyaratan dari petugas loket selesai maka pemohon diharapkan

kebagian pembayaran, pembayaran disini pembayaran menyangkut pembayaran

keimigrasian, mamasukan nomer perforasi SPRI (Surat Perjalanan RI) dan

pencetakan tanda terima pembayaran dari petugas pembayaran, pemohon

langsung ketempat data biometik untuk pengambilan foto wajah, pengambilan

(40)

Semua data permohonan dan formulir permohonan selesai maka berkas

disimpan di PUSDAKIM dan data yang telah disimpan akan dilanjutkan ke cetak

paspor tapi apabila ada paspor rusak akan ditanda tangani oleh petugas Seksi Lalu

Lintas Keimigrasian (LANTASKIM) dan dilanjutkan ke Seksi Pengawasan

Penindak Keimigrasian (WASDAKIM) untuk pembuatan BAP (Berita Acara

Pemeriksaan dan Persetujuan) oleh kepala seksi atau bidang, setelah pembuatan

BAP dan disetujui oleh Kepala Seksi atau Kepala Bidang maka akan diserahkan

kepada Kepala Divisi Keimigrasiaan untuk persetujuan permohonan. Setelah

permohonan disetujui oleh Kepala Divisi Keimigrasian lalu diserahkan ke Seksi

Lalu Lintas Keimigrasian (LANTASKIM) untuk diserahkan ke bagian catak

paspor .

Bagian cetak paspor menyangkut cetakan halaman paspor dan uji kualitas

paspor yang sudah jadi akan diserahkan kepada kepala kepala kantor untuk

penandatangan SPRI. Setelah paspor ditanda tangani oleh kepala kantor maka

pemohon kembali lagi kepetgas loket untuk penyerahan SPRI dan tanda terima

SPRI setelah semua prosedur telahdilaksanakan maka paspor akan diserahkan ke

Seksi Informasi Sarana Keimigrasian (INFOKIM) untuk berkas SPRI. Prosedur

(41)

Gambar 3.2

Prosedur Pelayanan Pembuatan Paspor RI

Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Bandung

Dalam hal ini permohonan pengajuan pembuatan paspor RI diajukan pada

Seksi Lalu Lintas Keimigrasian (LANTASKIM), demi kelancaran pelayanan

petugas menghimbau pada setiap masyarakat agar mengajukan permohonan

tersebut langsung pada loket pelayanan yang telah tersedia dan tidak melalui calo

yang banyak berkeliaran di kantor-kantor Imigrasi di seluruh Indonesia. cukup

dengan melampirkan Kartu Tanda Pengenal (KTP), Kartu Keluarga, Akte

Kelahiran, Surat Nikah (bagi yang sudah menikah) dan Rekomendasi dari atasan

(bagi pegawai swasta atau Pegawai Negeri Sipil) permohonan pengajuan paspor

(42)

Petugas menemukan kendala yang cukup mengganggu kelancaran

pelayanan pada Kantor Imigrasi Kelas I Bandung dalam hal pengajuan

permohonan. yaitu dengan begitu banyaknya permohonan yang masuk setiap

harinya maka petugas loket tersebut terpaksa membatasi waktu penerimaan

permohonan sampai dengan pukul 2 siang.

Hal tersebut cukup menyebabkan masyarakat yang telah datang dari lokasi

yang cukup jauh menjadi kecewa dan marah, karena pada saat dia datang di atas

pukul 2 siang, petugas loket tidak dapat menerima berkas permohonan yang telah

dia persiapkan.

3.4 Gambaran Umun Sistem informasie-paspor

Sistem informasi e-paspor dibuat untuk memberikan pelayanan dan informasi tentang paspor kepada masyarakat. Dokumen ini berisi informasi yang

berhubungan dengan fasilitas permohonan SPRI (Surat Perjalanan Republik

Indonesia) melalui internet atau website pada Sistem Penerbitan SPRI yang

baru. Adapun fasilitas permohonan SPRI melalui internet/website dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian sebagai berikut:

a. Fasilitas input data permohonan SPRI.

b. Fasilitas cek status permohonan SPRI.

(43)

Gambar 3.3

Gambaran umum fasilitas pra permohonan

Sumber: www.imigrasi.go.id

Sistem informasi e-paspor terdapat 2 (dua) jenis pilihan yang dapat masayarakat gunakan, antara lain pra permohonan dan status permohonan. Pra

permohonan dimaksudkan untuk masyarakat yang ingin atau akan membuat

paspor melalui sistem informasi e-paspor untuk melakukan permohonan melalui on-line dan melakukan tahap selanjutnya. Sedangkan status permohonan

dimaksudkan agar masyarakat dapat mengetahui sejauh mana paspor yang telah

dibuat dan dapat mengetahui kapan masyarakat harus kembali ke Kantor Imigrasi

kelas I bandung untuk tahap selanjutnya. Berikut adalah tampilan sistem informasi

e-paspor:

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengisian data pemohon

melalui internet atau sistem informasie-pasporadalah sebagai berikut:

a. Lakukan pengisian data pemohon yang sesuai dan valid. Perhatikan tanda

‘*” berarti harus dilakukan pengisian data tersebut

b. Pilih Kanim tujuan yang diinginkan

c. Lakukan proses upload untuk document scanning yang diperlukan seperti

Copy KTP WNI, Copy Kartu Keluarga, Copy Akte Kelahiran/Surat

(44)

Penjelasan mengenai panduan pengisian data pemohon pada sistem informasi e-pasporadalah sebagai berikut:.

Gambar 3.4

Link untuk input data pada pra permohonan di sistem informasie-paspor

Sumber: www.imigrasi.go.id

Tekan link ”Pra Permohonan” pada halaman utama fasilitas pra permohonan

SPRI pada tampilan sistem informasi e-pasportersebut. Setelah mengklik link pra permohonan maka akan muncul tampilan seperti berikut ini:

Gambar 3.5

Tampilan form untuk pengisian data

(45)

Setelah tampilan form pengisian data bagi pemohon yang melakukan

permohonan pembuatan paspor menggunakan sistem informasie-paspor. Maka petunjuk selanjutnya untuk pengisian data adalah sebagai berikut:

a. Pilih Kanim sesuai dengan tempat pemohon akan melakukan pembuatan

Paspor

b. Pilih jenis permohonan yang di inginkan

c. Lakukan pengisian nomor paspor lama jika jenis permohonan adalah

perpanjangan atau pergantian paspor atau perubahan

d. Perhatikan tanda “*” dimana permohonan melakukan pengisian data

tersebut.

e. Untuk tempat dikeluarkan, tanggal dikeluarkan, dan berlaku s/d

berhubungan dengan data KTP

Form pra permohonan yang telah diisi maka selanjutnya tekan tombol lanjut dan

akan keluar tampilan sebagai berikut:

Gambar 3.6

Form input data pemohon 1

Sumber: www.imigrasi.go.id

Setelah keluar form input data pemormohonan dan telah mengisinya, tekan lanjut

(46)

Gambar 3.7

Form input data pemohon 2

Sumber: www.imigrasi.go.id

Pemasukan data yang telah dilakukan pada form alamat maka ketik lanjut,

untuk tahap selanjutnya masyarakat harus menscan dokumen-dokumen yang

dibutuhkan dengan format .jpg, setelah tekan lanjut akan muncul tampilan seperti

(47)

Gambar 3.8

Form input data pemohon 3

Sumber: www.imigrasi.go.id

Tampilan tersebut, dapat dipilih jenis dokumen yang akan diupload ke

internet atau sistem informasie-pasportersebut. Setelah dipilih jenis dokumen apa yang akan di gunakan lalu tekan browse untuk memilih file yang akan diupload

(48)

Gambar 3.9

Form input data pemohon 4

(49)

Dokumen yang minimal harus diupload adalah Copy KTP WNI, Copy

Kartu Keluarga, Copy Akte Kelahiran/Surat Nikah/Ijazah Jika

dokumen-dokumen tersebut tidak lengkap, maka pemohon tidak dapat melanjutkan proses

selanjutnya. Setelah itu, maka tekan tombol Lanjut masukan Kode Verifikas yang

terdapat panda sistem informasi tersebut. Seperti tampilan dibawah ini :

Gambar 3.10

Form penginputan kode verifikasi

Sumber: www.imigrasi.go.id

Tampialn ini berisikan kode verifikasi yamg harus diacntumkan untuk

melalukan proses atau tahap selanjutnya. Setelah memasukan kode verifikasi yang

tercantuk maka selanjutnya tekan tombol OK Aplikasi akan menampilkan pesan

seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.11 Tampilan proses berhasil

(50)

Tekan tombol ‘OK’, maka aplikasi akan menampilkan Tanda Terima Pra

Permohonan yang harus dicetak oleh pemohon ke printer.

Gambar 3.12

Tanda terima pra permohonan

Sumber: www.imigrasi.go.id

Gambar di atas merupakan tanda bukti bahwa masyarakat telah melakukan

permohonan. Setelah itu masyarakat hanya tinggal mendatangi Kantor Imigrasi

yang dituju. Apabila telah sampai di Kantor Imigrasi maka perlihatkanlah tanda

terima tersebut dan membawa dokumen-dokumen persyaratan.

Sistem informasi e-paspor tidak hanya dapat melalukan pra permohonan lewat informasi e-pasportersebut, akan tetapi masyarakat dapat mengetahu status permohonan paspor yang sedang petugas keimigrasian kerjaan. Hal tersebut

dimaksudkan agar masyarakat dapat mengetahui kapan masyarakat kembali lagi

ke kantor imigrasi untuk melakukan tahap selanjutnya. Hal penting yang perlu

(51)

Gambar 3.13 Proses alur kerja SPRI

Sumber: www.imigrasi.go.id

Alur kerja dari sebuah permohonan dapat berbeda antara alur kerja yang

sebenarnya di kanim tersebut dan alur kerja pada database Pusdakim. Hal ini

disebabkan proses upload data dari Kanim ke Pusdakim baru berlangsung pada

saat-saat berikut.

a) Setelah alur kerja Pembayaran

b) Setelah alur kerja Wawancara

c) Setelah alur kerja Uji Kualitas Paspor

d) Setelah alur kerja Scan Tandatangan

e) Setelah alur kerja Selesai

f) Setelah alur kerja Ditolak pada alur kerja Verifikasi Data

g) Setelah alur kerja Ditolak pada alur kerja Wawancara

h) Setelah alur kerja Ditolak pada alur kerja

(52)

Gambar 3.14 Link status permohonan

Sumber: www.imigrasi.go.id

Gambar di atas merupakan link tampilan status permohonan. Setelah

keluar link seperti itu makan klik status permohonan untuk tahap selanjutnya.

Maka akan keluar tampilan sebagai berikut:

Gambar 3.15

Parameter input untuk cek status permohonan SPRI

Sumber: www.imigrasi.go.id

Tampilan berikut ini masyarakat harus memasukan parameter yang

dibutuhkan yaitu: nomor permohonan dan kombinasi nama lengkap dan tanggal

lahir. Setelah semua data ter isi maka tekan lanjut, dan akan muncul tampilan

(53)

Gambar 3.16

Form pemasukan kode verifikasi

Sumber: www.imigrasi.go.id

Masukan kode verivikasi yang tercantum lalu tekan “OK”, maka aplikasi

akan menampilkan status alur kerja dari permohonan tersebut.berikut ini adalah

tampilannya:

Gambar 3.17

Hasil cek status permohonan

Sumber: www.imigrasi.go.id

Tampilan diatas merupakan tampilan dari hasil cek status permohonan,

dimana masyarakat dapat mengetahui status permohonan paspor yang masyarakat

buat sudah sampai mana. Tampilan tersebut terlihat bahwa status permohonan

adalah serahkan paspor, maksudnya adalah masyarakat dapat datang kembali ke

(54)

74

Peneliti dalam penelitian ini mengumpulkan data primer dengan melalui

penyebaran angket untuk mengetahui tanggapan masyarakat mengenai pengaruh

Sistem Informasi e-paspor terhadap pelayanan publik tentang keimigrasian di Kota Bandung. Penyebaran angket disebarkan kepada 76 orang responden yang

menjadi sampel dianggap dapat mewakili masyarakat yang membuat pra

permohonan paspor melalui Sistem Informasi e-paspor. Berikut ini tabel data pribadi responden:

Tabel 4.1

Data responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis

Kelamin Jumlah Persentase

Pria 45 59.21%

Wanita 31 40.79%

Total 76 100%

Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)

Berdasarkan gambar di atas maka jumlah responden yang sebanyak 76

orang responden, diantaranya 45 orang responden sebesar 59.21% adalah

laki-laki, hal ini diakibatkan karena laki-laki mendominasi untuk melakukan

permohonan melalui sistem informasi e-paspor. Sedangkan 31 responden adalah perempuan dari jumlah keseluruhan 76 orang responden, sebesar 40.79%. Hal ini

menunjukan bahwa pria lebih banyak menggunakan sistem informasi e-paspor

untuk melakukan pembuatan permohonan paspor yang bertujuan untuk

(55)

Pengklasifikasian data responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan

pendidikan responden. Pengklasifikasian tersebut dilakukan agar peneliti dapat

mengetahui masyarakat yang mengetahui Sistem Informasi e-paspor tersebut. Berikut ini pengklasifikasian responden berdasarkan usia dan pendidikan

responden.

Tabel 4.2

Data responden berdasarkan usia

Usia Jumlah Persentase

< 30 19 25%

31 – 35 12 15.79%

36 – 40 9 11.85%

41 – 45 18 23.68%

46- 50 11 14.47%

>50 7 9.21%

Total 76 100%

Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui usia terbanyak yang

menjadi responden peneliti adalah sekitar 20 – 29 tahun sebesar 35% dari jumlah

keseluruhan responden sebanyak 76 orang responden. Hal ini menunjukkan

bahwa pada usia tersebut merupakan usia yang produktif bekerja, yang melakukan

(56)

Gambar 4.3

Data responden berdasarkan pendidikan responden

Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui data pribadi responden

yang peneliti ambil. Responden terbanyak pada penelitian ini adalah pada

pendidikan D1 sebanyak 25 orang responden dari keseluruhan responden

sebanyak 76 orang responden. Hal ini dikarenakan bahwa jenjang tamatan pada

pendidikan D1 lebih banyak yang melakukan perjalanan keluar negeri untuk

bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia.

4.1 Penggunaan Sistem Informasie-paspordi Kantor Imigrasi Bandung Sistem Informasi e-paspor merupakan salah satu media elektronik yang diberikan Kantor Imigrasi Kelas I Bandung kepada masyarakat untuk pembuatan

pra permohonan dan pengecekan status permohonan paspor secaraonline. Sistem Informasie-paspor ini bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan suatu pelayanan agar masyarakat merasa puas.

Penilaian terhadap hasil tanggapan responden dilakukan dengan cara

pengklasifikasian terhadap jumlah skor responden. Berdasarkan jumlah skor

jawaban responden yang diperoleh kemudian disusun kriteria penilaian untuk

Gambar

Gambar 3.1
Gambar 3.2Prosedur Pelayanan Pembuatan Paspor RI
Gambar 3.3Gambaran umum fasilitas pra permohonan
Gambar 3.4Link untuk input data pada pra permohonan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Falikhatun (2003) melakukan penelitian tentang Pengaruh Budaya Organisasi, Locus of Control, dan Penerapan Sistem Informasi terhadap Kinerja Aparat Unit-Unit Pelayanan

Pengguna (user) perangkat lunak sistem informasi pelayanan publik ini adalah pegawai kelurahan yang ditugaskan, yang memiliki pengetahuan tentang komputer dan jaringan,

Selain itu untuk mengetahui pengaruh reformasi pelayanan publik E-Government terhadap revitalisasi penyelenggaraan birokrasi di kantor imigrasi kota bogor yaitu dengan

tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sistem informasi pelayanan publik secara online pada Kantor Urusan Agama Kabupaten Enrekang

1) melakukan perancangan serta membangun suatu program aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik dengan Metode Scoring,

Salah satu activity diagram dari pembuatan Sistem Informasi Pelayanan Publik Berbasis Web di BBP2TP yaitu, melacak dokumen kepegawaian melalui NIP terdaftar dapat dilihat

Penggunaan Metode Extreme Programming Pada Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Publik Noer Azni Septiani*, Fauzan Yusuf Habibie Fakultas Teknik daan Informatika,Prodi Sistem

3 HASIL DAN PEMBAHASAN Dibawah ini adalah hasil dari penelitian yang telah dilakukan penulis di kantor Kelurahan Sriwidari tentang sistem informasi publik e-lapor pengaduan