vi
Information System Through the e-passport in May 2009 Month - April 2010)
The use of the information system was meant so that the service could become faster, but not all the communities knew the existence of the information system e-passport this. The community that was or will make the passport could use the information system e-passport.
The aim of this research was to know the information system e-passport, the public's service as well as the influence of the information system e-passport towards the public's service about immigration in the Bandung City.
The method that was used in this research was the descriptive method by using the quantitative approach. The researcher took the population in this research totalling 312 people. After using the formula slovin for the determination of the sample then the researcher got the sample totalling 76 respondents that is the user's community of the information system epassport in May 2009 Month -April 2010 in the Bandung city.
The use of the Information System e-passport of 2964 could be it was said good, meaning that the use of the Information System e-passport could help the community in the production pre the passport request. The Public service about Immigration in the Bandung City of 6247, including in the category not all that, meaning that the public's service about immigration in the Bandung City was more unsatisfactory to the community.
Results of the validity test from 76 item the statement that among them item the statement about the Use of the Information system e-passport (the X Variable) and the Public Service about immigration in the Bandung City with the value r kritis 0,22 and all item the statement > 0,22 got valid results.
Was based on results of the calculation of statistics was received by the value of the correlation coefficient rank spearman of 0,528 meaning that Information System relations e-passport with the public's service about immigration including in the category was. According to the calculation of the distribution t then the significant level =0.05 (5%) and dk=76-2=74. Then ttabel =
1,995, so thitung 5,39 > ttabel 1,995. meaning that is gotten by the influence of the
v
tentang Keimigrasian di Kota Bandung.
(Studi Kasus: Pembuatan Paspor Melalui Sistem Informasie-paspor
Pada Bulan Mei 2009 – April 2010)
Penggunaan sistem informasi dimaksudkan agar pelayanan bisa menjadi lebih cepat, akan tetapi tidak semua masyarakat mengetahui adanya sistem informasi e-paspor tersebut. Masyarakat yang sedang ataupun akan membuat paspor, dapat menggunakan sistem informasi e-paspor tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem informasi e-paspor, pelayanan publik serta pengaruh sistem informasi e-paspor terhadap pelayanan publik tentang keimigrasian di Kota Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Peneliti mengambil populasi dalam penelitian ini sebanyak 312 orang. Setelah menggunakan rumus slovin untuk penentuan sampel maka peneliti mendapatkan sampel sebanyak 76 orang responden yaitu masyarakat pengguna sistem informasie-paspor pada Bulan Mei 2009 – April 2010 di Kota Bandung.
Penggunaan Sistem Informasie-pasporsebesar 2964 dapat dikatakan baik, artinya penggunaan Sistem Informasi e-paspor dapat membantu masyarakat dalam pembuatan pra permohonan paspor. Pelayanan Publik tentang Keimigrasian di Kota Bandung sebesar 6247, termasuk pada kategori kurang, artinya pelayanan publik tentang keimigrasian di Kota Bandung kurang memuaskan kepada masyarakat.
Hasil uji validitas dari 76 item pernyataan yang diantaranya item pernyataan tentang Penggunaan sistem Informasi e-paspor (Variabel X) dan Pelayanan Publik tentang keimigrasian di Kota Bandung dengan nilai r kritis 0.22 dan semua item pernyataan > 0.22 mendapatkan hasil yang valid.
141
Kepada Yth,
Para pengguna Sistem Informasie-paspor
Dengan Hormat,
Berkenaan dengan penelitian yang saya lakukan untuk penyusunan skripsi sebagai Ujian Sarjana Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Komputer Indonesia, maka saya memohon kesediaan bapak/ibu/saudara/saudari untuk mengisi angket yang saya ajukan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana Pengaruh Sistem Informasi e-paspor terhadap Pelayanan Publik tentang Keimigrasiaan di Kota Bandung.
Jawaban yang anda berikan akan sangat berarti dan merupakan bantuan yang sangat berharga bagi saya, serta apapun jawaban yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi kredibilitas anda sebagai masyarakat pengguna sistem informasie-paspor.
Atas perhatian dan bantuan anda, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya,
ANGKET
1. PETUNJUK PENGISIAN
a. Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik dan seksama, kemudian berilah tanda check list (√) pada kolom jawaban yang tersedia bagi setiap pertanyaan yang menurut bapak / ibu rasa paling tepat.
b. Altenatif jawaban yang tersedia terdiri dari :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
2. Profil Responden
Usia : ....s.d 30 31 s.d 35
36 s.d 40 41 s.d 45
46 s.d 50 50 s.d...tahun
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Status : Blm. Menikah Menikah
Pendidikan Terakhir : SLTA
Akademi / sarjana Muda
No Pernyataan Jawaban
Variabel X X1:Hardware SS S KS TS STS
S/istem informasi
e-paspor
1. Penyediaan fasilitas komputer bagi
masyarakat untuk mengakses sistem
informasie-paspor
2. Kantor imigrasi menyediakan printer untuk pengguna sistem informasie-paspor.
X2:Software
1. Program e-paspor ditujukan untuk membuat permohonan pembuatan paspor.
2. Kesederhanaan tampilan sistem informasi e-paspor.
X3: Prosedur
1. Tersedianya aturan-aturan dalam
menggunakan sitem informasie-paspor.
2. Putunjuk untuk mengakses sistem informasi
e-paspormemudahkan pengecekan. X4: Pengguna
1. Pembuat sistem informasi e-paspor adalah orang yang ahli dibidangnya.
2. Pemprosesan data pembuatan pra permohonan melaui sistem informasi e-paspordilakukan secara akurat.
X5: Data Base
1. Pemasukan data para pembuatan paspor kedalam sistem informasie-paspor.
2. Penggunaan username pada tampilan sistem informasi..
Variabel Y Y1: Sistem Pelayanan
Pelayanan Publik tentang
Keimigrasian
1. Memberikan pelayanan yang maksimal
sesuai kewajiban yang berlaku 2. Standarisasi sistem pelayanan
3. Pemberian ganti rugi apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai
4. Jaminan yang diberikan apabila masyarakat tidak mendapatkan pelayanan yang baik. 5. Pemberian pelayanan yang baik kepada
masyarakat
6. Penindak lanjutan keluhan dari masyarakat
7. Pengawasan kegiatan pelayanan oleh
pejabat pemerintah yang berwenang.
8. Kebebasan masysarakat dalam memilih sistem pelayanan.
9. Pemilihan pegawai untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat
10. Penyediaan sarana informasi bagi
msyarakat
11. Para pegawai bersaing memberikan
pelayanan
12. Tolak ukur pemberi pelayanan dalam menyelenggarakan pelayanan umum.
13. Kerjasama antara Kantor Imigrasi Kelas I bandung dengan pihak swasta
14. Sistem penggajian berdasarkan prestasi dalam pelayanan.
15. Diadakannya sitem kerja kontrak bagi pegawai
16. Perhatian pegawai kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan
Y2:Kultur Pelayanan
1. Professionalisme pegawai dalam
memberikan pelayanan
2. Kerjasama para pegawai dalam memberikan pelayanan
3. Kesejahteraan pegawai kantor Imigrasi 4. Keseimbangan antara pemberi pelayanan
dan masyarakat
Y3:Sumber Daya Manusia
1. Mempekerjakan pegawai yang ahli dibidang pelayanan.
2. Penseleksian atau pemilihan pegawai sesuai dengan keahlian di bidangnya.
3. Mengadakan pelatihan kepada para pegawai dalam hal pelayanan publik
28 2.1. Sistem Informasi
2.1.1. Definisi Sistem
Sistem dalam suatu institusi pemerintahan sangatlah penting, karena
sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau instansi pemerintah,
baik yang berskala kecil maupun besar. Suatu sistem dapat berjalan dengan baik
diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.
Terdapat berbagai pendapat yang mendefinisikan definisi sistem ,seperti dibawah
ini : Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan , berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.(Jogiyanto,2005,1).
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa sistem bekerja dalam suatu jaringan
kerja dari suatu prosedur nyang saling berhubungan satu sama lain untuk
menyelesainkan tujuan dan sasaran yang dimaksud. Definisi sistem juga dapat
dijelaskan oleh Jogiyanto dalam bukunya Analisia dan Desain sistem informasi, menerangkan:“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.(Jogiyanto, 2005,2).
Sistem juga dapat dikatakan sebagai sekumpulan elemen yang berinteraksi
satu sama lain,untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga dapat didefinisikan
oleh para ahli dalam berbagai cara yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi
karena perbedaan cara pandang dan lingkup sistem yang dituju. Secara umum
“Sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan denagn cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. (Sutana, 2003:4)
Sistem juga diartikan sebagai sekumpulan elemen yang bekerja sama
dalam suatu kesatuan untuk melaksankan suatu fungsi yang berguna. Dalam
bukunya Jogiyanto sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan
pendekatan komponen. Definisi sistem menurut Abdul Kadir adalah: ”sekelompok
elemen-elemen yang saling terintegrasi dengan maksud dan tujuan yang sama
untuk melaksanakan sasaran yang telah ditentukan”. (Kadir: 1997:13)
Penjelasan sistem informsasi menurut definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa suatu sistem merupkan sekelompok elemen yang saling berhubungan
dengan suatu maksud dan tujuan yang telah ditentukan. Adapun model umum
suatu sistem adalah terdiri dari masukan (input), proses (process) dan keluaran (output), sebagaimana ditujukan oleh gambar dibawah ini:
Gambar 2.1
Model umum suatu sistem
(Sutanta, 2003:7)
Model umum sebuah sistem ini sudah merupakan sebuah sistem yang
sederhana, sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan
menghasilkan keluaran yang dilakukan dalam suatu proses. Suatu sistem terdiri
dari subsistem-subsistem yang meliputi subsistem-subsistem lainnya. Suatu sistem
dalam buku Sistem informasi Manajemen terdapat beberapa jenis-jenis sistem, sebagai berikut:
1. Sistem abstrak dan sistem fisik; Sistem abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan yang satu sama lain berada dalam ketergantungan. Sedangkan sistem fisik merupakan suatu perangkat yang secara bersama-sama beroperasi untuk mencapai tujuan.
2. Sistem deterministic dan sistem probabilistic; sistem deterministik adalah sistem yang dalam operasinya dapat menentukan hasilnya secara pasti sedangkan probabilistic adalah sistem yang dalam operasinya tak dapat diduga hasilnya secara pasti.
3. Sistem tertutup dan sistem terbuka; sistem tertutup merupakan suatu sistem dimana tidak terjadi pertukaranbahan, informasi dengan
lingkungan, sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang
memungkinkan terjadinya pertukaran informasi dengan lingkungan. (dalam Effendy, 1996:58).
Penjelasan di atas dapat diartikan dalam bahwa terdapat berbagai macam
jenis sistem sesuai dengan tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Seperti
dalam sebuah organisasi dan dalm proses informasi terdapat sistem-sistem yang
secara relatif terisolasikan dari lingkungan. Sebuah sistem dalam suatu organisasi
dapat berjalan secara baik apabila suatu masukan dapat diproses menjadi keluaran
yang berguna bagi yang membutuhkan.
2.1.2. Definisi Informasi
Informasi merupakan data yang telah diproses sehingga mempunyai arti
tertentu bagi penerimanya. Sumber dari informasi adalah data, sedangkan Data itu
sendiri adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian, sedangkan
kejadian itu merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu .dalam
hal ini informasi dan data saling berkaitan. Pengertian informasi dalam bukunya
“Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saaat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.” (Sutana, 2003:10)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa informasi diperoleh
didapatkan dengan adanya data yang akan diolah dan unit pengolahan data
tersebut. Informasi yang telah melalui dalam pengolahan data mempunyai
kegunaan yang dapat dirasakan dalam suatu kegiatan pada masa akan datang atau
sekarang. Definisi informasi menurut Jogiyanto dalam buku dapat diartikan
sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
yang menerimanya. (Jogiyanto,2005; 8).
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan
sekumpulan data yang telah diolah menjadi suatu informasi yang dapat berguna
dan bermanfaat bagi yang menerimanya. Menurut McFadden dalam bukunya
Abdul Kadir menjelaskan informasi adalah data yang telah diproses sedemikian
rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data
tersebut” (dalam Kadir, 2003:31)
Penjelasan dapat disimpukan bahwa informasi sebuah data yang diterima
oleh seseorang ataupun kelompok yang berguna bagi masa sekarang atau masa
yang akan datang. Informasi merupakan suatu data yang masih bahan mentah
apabila tidak diolah atau diproses. Data akan menjadi berguna dan menghasilkan
suatu informasi apabila melalui suatu model. Model yang digunakan untuk
pengolahan data agar menjadi suatu informasi bisa disebut siklus pengolahan data
Gambar 2.2 Siklus Informasi
(Sutanta,2008:10)
Gambar di atas dapat dijelaskan bahwa data yang merupakan suatu
kejadian yang menggambarkan kenyataan yang terjadi dimasukakan melalui
elemen input kemudian data tersebut akan diolah dan diproses menjadi suatu
output (keluaran) dan output tersebut adalah informasi yang dibutuhkan.
Informasi tersebut akan diterima oleh pemakai atau penerima, kemudian penerima
akan memberikan umpan balik yang berupa evaluasi terjadi informasi tersebut dan
hasil umpan balik tersebut akan menjadi data yang akan dimasukan menjadi input
kembali.
2.1.3. Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Perkembangan sistem informasi telah menyebabkan terjadinya perubahan
yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen baik pada tingkat operasional. Perkembangan ini juga telah
Input Proses Output
Output Umpan Balik
menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan
keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling
akurat dan terkini.
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah
membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih
akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan
internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya
secara elektronis.
Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu
sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi
tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah,
mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan
sistem informasi atau peralatan sistem lainnya. Definisi sistem informasi dalam
bukunya Abdul Kadir yang berjudul Pengenalan Sistem Informasi,yaitu: “sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia,
komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan”. (Kadir, 2003:11)
Penjelasan di atas menerangkan bahwa sistem informasi dapat
mempermudah perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah ditargetkan
dengan mengkoordinasikan manusia dan komputer sebagai sumber daya untuk
mengubah masukan menjadi pengeluaran yang diinginkan. Sistem informasi juga
Penggunaan sistem informasi ataupun teknologi informasi dalah suatu
institusi pemerintahan ditujukan agar suatu institusi pemerintahan dapat berjalan
efektif dan efisien. Aplikasi sistem informasi dapat memberikan kemudahan
kepada kepada masyaraka dan aparatur itu sendiri. Kriterian dari sistem informasi
antara lain fleksibel, efektif, dan efisien.
Pernyataan di atas dapat disimpulkann bahwa suatu sistem informasi
merupakan suatu perangkat kerja yang dapat bekerja untuk memproses suatu
masukan ataupun data, kemudian data yang telah diproses tersebut akan diproses
dan menjadi suatu keluaran yang berguna utuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Adapun pendapat mengenai sistem informasi, dalam bukunya Al-Bahra Bin
Ladjamudin sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.
b. Sekumpulan prosedur yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/ atau untuk mengendalikan organisasi.
c. Suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi,mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi di suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
(Ladjamudin, 2005:13-14)
Pernyataan tersebut disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu
sistem, sekumpulan prosedur yang dibuat oleh manusia dalam suatu organisasi
untuk mencapai suatu tujuan yang bersifat informasi. Definisi sistem informasi
juga dapat dijelaskan sebagai berikut:
Penjelasan di atas menyebutkan bahwa Sistem informasi adalah aplikasi
untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan,
perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi adalah kunci dari bidang yang
menekankan finansial dan personal manajemen. Sistem informasi yang
mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk
menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna
mendukung pengambilan keputusan.
2.1.4 Komponen sistem informasi
Sistem informasi dalam mendukung beberapa komponen yang fungsinya
sangat vital di dalam sistem informasi. Komponen-komponen sistem informasi
tersebut adalah Hardware, software, prosedur, pengguna dan data base. Secara rinci komponen- komponen sistem informasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perangkat keras (Hardware), mencakup peranti-peranti fisik seperti monitor dan printer.
b. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data
c. Prosedur: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembamasyarakatn keluaran yang dikendaki. d. Pengguna: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan
sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
e. Data Base: merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan dengan data lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untukl memanipulsinya, diantaranya; data, user dan sistem.
(Kadir, 2003:70)
Sistem informasi akan berjalan baik jika sistem informasi itu telah
printer. Dalam suatu komputer terdapat unit-unit yang bertujuan untuk memproses
sesuatu ataupun data yang maysarakat inginkan.
Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam suatu sinstem
informasi, apabila salah satu komponen tidak ada maka sistem informasi tidak
akan berjalan. Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi atau sektor
pemerintahan dapat meningkatkan kinerja dalam pelayanan publik agar suatu
pelayanan dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam prakteknya, tidak semua
sistem informasi mencakup semua komponen yang telah disebutkan si atas.
2.1.5 Jenis-Jenis Sistem Informasi
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda,
tergantung pada kebutuhan bisnis. Terdapat beberapa cara untuk mengelompokan
sistem sistem informasi. Klasifikasi yang umum dipakai antara lain didasarkan
pada:
a. Level organisasi b. Area fungsional
c. Dukungan yang diberikan, dan d. Arsitektur sistem informasi. (Kadir, 2003:94)
Berdasarkan ketiga pengklasifikasian tersebut sistem informasi dibagi lagi
menjadi beberapa bagian, ini dimaksudkan agar jenis sistem informasi lebih jelas.
Menurut level organisasi sistem informasi dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu,
sistem informsi departemen, sistem informasi perusahaan dan sistem informasi
antarorganisasi. Sistem informasi organisasi adalah sistem informasi yang hanya
digunakan pada level organisasi saja, misalnya salah satu aplikasi digunakan
Jenis sistem informasi yang kedua adalah sistem informasi area
fungsional, adalah sistem informasi yang ditujukan untuk memberikan
informasinbagi kelompok orang yang berada pada bagian tertentu dalam
perusahaan. Sedangkan sistem informasi berdasarkan dukungan yaitu berdasarkan
dukungan yang diberikan kepada pemakai, sistem informasi yang digunakan pada
semua areal fungsional.
Sistem informasi terkadang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas pada
level manajemen. Berdasarkan hal ini terdapat pengelompokan sebagai berikut:
sistem informasi pengetahuan, sistem informasi operasional, sistem informasi
manajerial dan sistem informs strategis. (dalam Kadir, 2003:131)
2.2 Pelayanan Publik
2.2.1 Definisi Pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi
dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin
secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Terdapat beberapa definisi
tentangPelayanan, diantaranya :
“Pelayanan merupakan serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan juga merupakan suatu proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat (Moenir, 2000; 17).”
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa pelayanan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang atau lebih yang merupakan suatu proses yang diberikan
kepada masayarakat untuk menghasilkan suatu keluaran atau tujuan yang
bermanfaat. Menurut Poerwadarminto, pelayanan secara epistimologi dapat di
“ Berasal dari kata “layan” yang berarti membantu menyiapkan atau mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang , kemudian pelayanan dapat diartikan sebagai , perihal atau cara melayani service atau jasa , sehubungan dengan jual – beli barang atau jasa”(Poerwadarminto, 1995:571).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan pelayanan
adalah perihal atau cara melayani servis atau jasa , sehubungan dengan jual – beli
barang atau jasa. Pengertian pelayanan menurut Kotler dalam Sampara Lukman
bahwa pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu
kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak
terikat pada suatu produk secara fisik (Kotler dalam Lukman, 2000:8)
Penjelasan mengenai pengertian pelayanan diatas merupakan suatu atau
setiap kegiatan dalam suatu organisasi ataupun sekelompok orang yang diberikan
kepasa kesatuan dalam artian masyarakat untuk memberikan kepuasan terhadap
sesuatu yang diberikan.
2.2.2 Definisi Publik
Berbicara tentang publik maka setidaknya akan diperhadapkan dengan
istilah ruang dan waktu karena terdapat aktivitas manusia. Terdapat beberapa
macam definisi mengenai publik diantaranya:
“Publik adalah sejumlah orang yang bersatu dalam satu ikatan dan mempunyai pendirian sama terhadap suatu permasalahan sosial ada juga yang menyebutkan bahwa Publik adalah sekelompok orang yang dihadapkan pada suatu permasalahan,berbagi pendapat mengenai cara pemecahan persoalan tersebut, terlibat dalam diskusi mengenai persoalan itu. (http://infosekitar.wordpress.com/2008/12/02/definisi-publik/)”
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa publik adalah
sekelompok individu dalam jumlah besar ataupun kecil yang mempunyai
publik menurut Sinambela bahwa istilah publik berasal dari Bahasa Inggris yaitu
publicyang berarti umum, masyarakat, negara (Sinambela, 2006:5). Istilah publik jelas dikatakan oleh Sinambela bahwa publik berarti umum, dapat dikatakan juga
masyarakat dan Negara. Penjelasan tersebut juga dapat diakatakan bahwa publik
dapat disebut juga sebagai masayarakat yang mempunyai kebutuhan dan saling
ketergantungan satu sama lain.
2.2.3 Definisi Pelayanan Publik
Pelayanan pada dasarnya ditunjukan untuk memenuhi mutu dan kualitas
dalam hal pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan dalam bidang pelayanan
publik. Pemerintah dalam bidang layanan publik mempunyai peran yang sangat
berpengaruh sekali untuk seluruh masyarakat. Pelayanan yang diberikan
pemerintah semakin terasa dengan adanya kesadaran antara masyarakat dan
pemerintah itu sendiri. Sadu Wasistiono mendefinisikan pelayanan publik sebagai
berikut:
“Pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah atau pun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pelayanan guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat”. (Wasistiono, 2001:51-52).
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah
pemberian jasa oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun
pihak swata kepada masyarakat. Pemerintahan pada hakekatnya adalah pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah dalam hal pelayanan tidaklah untuk
melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan
kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama. Pendapat lain
mengenai definisi pelayanan publik dikemukakan oleh Moenir:
“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materil melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya”. (Moenir, 1995:26).
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa pelayanan publik adalah kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan landasan faktor materil
melalui sistem, prosedur tertentu untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat sesuai dengan haknya. Menurut Istianto dalam bukunya Manajemen Pemerintahan dalam Persfektif pelayanan publik,mengungkapkan bahwa :
“Secara umum penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik mencakup lingkungan pelaksanaan yang luas dan kompleks, rumit serta dalam prosesnya mengandung kegiatan yang saling berkaitan dengan kegiatan atau tugas dan fungsi antara unit atau instansi yang satu dengan yang lainnya (Istianto, 2009:128)”.
Berdasarkan penjelasan di atas, kegiatan pelayanan publik dilakukan
secara luas dan kompleks. Suau pelayanan dikerjakan di dalm suatu proses yang
saling berkaitan dengan tugan dan fungsinya antara satu sama lain.
Penyelenggaraan fungsi pelayanan publik yang lebih demokratis dan transparan
tersebut adalah perwujudan penyelenggaraan yang berorientasi kepada kepuasan
pelanggan. Berdasarkan penjelasan di atas pelayanan publik dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
Pelayanan publik menurut penjelasan di atas dibagi dua, yaitu pelayanan
publik yang dilakukan oleh organisasi publik yang berkaitan dengan penyediaan
barang atau jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pelayanan publik
yang diselenggarakan oleh organissasi privat yang diselenggarakan oleh pihak
swasta. Sejalan pendapat tersebut Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur
Negara No. 63 Tahun 2003 mendefinisikan:
“Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi di pusat , di daerah dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD) dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka, pelaksanaan peraturan perundang-undangan.”
Pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa pelayanan publik adalah
pemberian layanan dari organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam
upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam rangka pelaksanaan peraturan
perundang-undangan. Menurut Pasolong dalam bukunya Kepemimpinan
Birokrasi, mendefinisikan pelayanan sebagai aktivitas seseorang, kelompok dan atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan
(Pasolong, 2008:198). Menurut Widodo Joko, pelayanan publik adalah:
“pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan
tatacara yang telah ditetapkan” (Widodo, 2001:269).
Penjelasan di atas menyebutkan bahwa suatu pelayanan adalah pemberian
layanan ataupun melayani masyarakat yang mempunyai keinginan atau
kepentingan dalam suatu hal untuk memenuhi tujuan dengan aturan-aturan yang
Ratminto berpendapat bahwa pelayanan yang baik akan dapat diwujudkan
apabila:
“Penguatan posisi tawar pengguna jasa pelayanana (masyarakat) mendapat prioritas utama. Dengan demikian , pengguna jasa diletakkan dipusat yang mendapat dukungan dari :
a. Kultur pelayanan pelayanan yang menguitamakan kepentingan masyarakat, khusussnya pengguna jasa,
b. Sistem pelayanan dalam organisasai penyelenggara pelayanan c. Sumber daya manusia yang berorientasi pada pengguna jasa (Ratminto, 2006:52-53).
Berdasarkan penjelasan di atas, suatu pelayanan yang baik dan berkualitas
dapat diwujudkan jika suatu kultur pelayanan, sistem pelayanan dan sumber daya
manusia yang terdapat di institusi tersebut dapat berjalan dengan selaras.
2.2.4 Jenis Pelayanan Publik
Pelayanan dapat dikatakan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui
aktivitas orang lain secara langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual
dalam berbagai aspek kelembagaan (Moenir, 2008:17). Pelayanan publik sesuai
dengan Kepmenpan N0. 63 Tahun 2004 mengelompokan tiga jenis pelayanan dari
instansi pemerintahan baik BUMN maupun BUMD. Pengelompokan pelayanan
tersebut didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan dan produk pelayanan yang
dihasilkan, yaitu: pelayanan administratif, pelayanan barang dan pelayanan jasa.
1. Pelayanan Administratif
Adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh jenis unit pelayanan berupa
pencatanan, penelitian, pengambilan keputusan dan kegiatan tata usaha
lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa
dokumen, misalnya; sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi, keterangan dan
bangunan (IMB), pelayanan administrasi kependudukan (KTP, akta
kelahiran, dan akta kematian).
2. Pelayanan Barang
Adalah pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan
penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk distribusi
dan penyampaian kepada konsumen langsung (sebagai unit atau
individual) dalam suau sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut
menghasilkan prodak akhir yaitu benda (berwujud fisik) atau yang
dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi
penggunannya. Misalnya, jenis pelayanan listrik, pelayanan air bersih dan
jenis pelayanan telephon.
3. Pelayanan Jasa
Adalah jenis pelayanan yang diberikan unit pelayanan berupa sarana dan
prasarana dan penunjangnya. Pengoperasiannya berdasarkan suatu sistem
pengoperasian tertentu dan pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis pakai
dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, pelayanan angkutan darat, laut dan
udara, pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, pelayanan pos, dan
pelayanan pemadam kebakaran.
Ketiga jenis pelayanan pelayanan yang dilakukan pemerintah melalui
Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara tentang pelayanan publik tersebut
orientasinya adalah publik (masyarakat) yang mendapatkan pelayanan. hal
tersebut dapat ditegaskan, bahwa pemerintah yang memberi pelayanan kepada
2.2.5 Karakteristik Pelayanan Publik
Pelayanan mempunyai karakteristik yang diutarakan oleh Normann,
diantaranya :
1. Pelayanan merupakan suatu produksi yang mempunyai sifat yang tidak dapat diraba, berbeda dengan barang produksi lain (barang jadi/barang industri yang berwujud).
2. Pelayanan itu kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang sifatnya nyata adalah tindak social.
3. Produksi dan konsumsi pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umunya kejadian bersamaan dan terjadi di tempat yang sama. ( Normann dalam Wiryatmi,1996:6)
Pelayanan merupakan suatu bidang yang tidak dapat diraba dan tidak
berbentuk. Ketiga karakteristik pelayanan publik di atas menggambarkan
pelayanan merupakan tindakan yang nyata yang diberikan oleh seseorang untuk
memenuhi kebutuhan yang diinginkan pada setiap orang yang berbeda-beda.
2.3 Keimigrasian
2.3.1 Definisi Imigrasi
Keimigrasian menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang
Keimigrasian (selanjutnya disebut UU No. 9/1992) adalah hal-ihwal lalu lintas
orang yang masuk dan keluar wilayah Indonesia dan pengawasan orang asing di
wilayah Indonesia. Berikut ini adalah penjelasan mengenai imigrasi: imgrasi
adalah perpindahan orang dari suatu tempat atau negara menuju ke tempat atau
negara lain (dalam Mulyanto, 1997:6).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa imigrasi adalah
perpindahan seseorang dari dalam suatau tempat atau negeri ke negeri lain.
imigran. Sedangkan imigran iru sendiri adalah orang yang melakukan imigrasi
atau orang yang melakukan perpindahan dalam satu negara ke negara lain.
2.3.2 Definisi Paspor
Paspor pada dasarnya digunakan oleh seseorang dalam melakukan
perjalanan keluar negeri atau bisa juga disebut katru identitas. Definisi paspor
dapat dijelaskan dalam bukunya Mulyanto yang berjudul Pabean Imigrasi dan Karantinaadalah:
“Paspor adalah sebuah dokumen resi yang dikeluarkan oleh suatu badan pemerintah yang berwenang untuk bangsanya atau untuk penduduk asing, yang berfungsi sebagai surat perjalanan yang dgunakan untuk meninggalkan dan memasuki kembali Negara yang bersangkutan dan memasuki serta meninggalkan Negara lain yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Negara yang mengeluarkan paspor tersebut”. (Mulyanto, 1997:39)
Berdasarkan definisi di atas paspor merupakan suatu dokumen yang
dikeluarkan oleh pemerintah setempat bagi penduduk asli ataupun penduduk asing
yang berfungsi untuk malakukan perjalanan keluar negeri dalam hal
meninggalkan Negara yang bersangkutan. Undang-Undang Republik Indonesia
No. 9 Tahun 1992 menjelaskan Tentang Keimigrasian Paspor adalah dokumen
resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang
memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar
negara.
Paspor berisi biodata pemegangnya, yang meliputi antara lain, foto
pemegang, tanda tangan, tempat dan tanggal kelahiran, informasi kebangsaan dan
terkadang juga beberapa informasi lain mengenai identifikasi individual. Ada
dimasuki oleh si pemegang paspor itu. Sebagai contoh, dahulu pemegang paspor
Indonesia sempat dilarang berkunjung ke negara Israel dan Taiwan.
Paspor biasanya diperlukan untuk perjalanan internasional karena harus
ditunjukkan ketika memasuki perbatasan suatu negara, walaupun di negara
tertentu ada beberapa perjanjian dimana warga suatu negara tertentu dapat
memasuki negara lain dengan dokumen selain paspor. Paspor akan diberi cap
(stempel) atau disegel dengan visa yang dilakukan oleh petugas negara tempat
kedatangan.
Beberapa pemerintahan berusaha mengontrol pergerakan warganya dan
warga asing di negara mereka dengan menerbitkan "paspor internal". Misalnya di
bekas negara Uni Soviet, untuk setiap warganegaranya diterbitkan sebuah
"propiska" untuk mengontrol pergerakan mereka di seluruh wilayah negara
tersebut. Sistem ini sebagiannya masih diterapkan di Rusia. Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa paspor adalah dokumen perjalan resmi yang
dikeluarkan oleh suatu Negara untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
2.3.3. Jenis – jenis Paspor
Paspor digunakan untuk melakukan perjalanan keluar negeri. Berikut ini
ada beberapa jenis paspor, yaitu:
1. Paspor Biasa
Biasanya suatu negara menerbitkan untuk warga negaranya sebuah
2. Paspor Diplomatik
Untuk sebagian orang diterbitkan paspor diplomatik guna
mengidentifikasi mereka sebagai perwakilan diplomatik dari negara
asalnya. Karena itu, pemegang paspor ini menikmati beberapa
kemudahan perlakuan dan kekebalan di negara tempat mereka bertugas.
3. Paspor Dinas atau Resmi
Paspor ini diterbitkan untuk kalangan teknikal dan petugas administrasi
dari suatu misi diplomatik seperti kedutaan dan konsulat ataupun bagi
pegawai negeri atau pemerintah yang sedang melaksanakan tugas ke
luar negeri. Pemegang paspor jenis ini mendapatkan beberapa
kemudahan yang tidak dimiliki oleh pemegang paspor biasa.
4. Paspor Orang Asing
Paspor orang asing adalah paspor yang diberikan kepada seseorang
yang bukan warga negaranya. Syarat dan ketentuan untuk memiliki
paspor jenis ini diatur oleh masing - masing.
5. Paspor Kelompok
Paspor kelompok akan diberikan untuk, misalnya, kelompok perjalanan
anak liburan sekolah. Semua anak dalam perjalanan tersebut cukup
memiliki sebuah paspor kelompok selama perjalanan liburan mereka
berlangsung.
Berdasarkan penjelasan di atas tentang jenis-jenis paspor, maka paspor
memiliki 5 (lima) jenis paspor yang berbeda-beda. Jenis-jenis paspor dibedakan
48 3.1 Kondisi Umum Kota Bandung
Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan karena
terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu
membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung
mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang
terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung
yang digunakan oleh Bupati Bandung Kota Bandung merupakan sebuah kota dan
sekaligus menjadi ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Bandung
merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta, dan Surabaya.
Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, dan dahulunya
disebut juga dengan Parijs van Java. Selain itu Kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, denganmall danfactory outlet yang banyak tersebar di kota ini. Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten
Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah
Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar
pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung
Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681.
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi
3.1.1 Jumlah Penduduk Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, dimana
penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan
penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya. Pertambahan
penduduk Kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi
Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini
dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia)[11]. Kemudian setelah peristiwa
yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak
644.475 jiwa. Penduduk Kota Bandung menurut Registrasi Penduduk sampai
dengan bulan Maret 2004 berjumlah : 2.510.982 jiwa dengan luas wilayah
16.729,50 Ha. (167,67 Km 2 ), sehingga kepadatan penduduknya per hektar
sebesar 155 jiwa.
Komposisi penduduk warga negara asing yang berdomisili di Kota
Bandung adalah sebesar 4.301 jiwa. Jumlah warga negara asing menurut catatan
Kantor Imigrasi Bandung yang berdiam tetap di Kota Bandung setiap bulannya
rata-rata sebesar 2.511 orang, sedangkan jumlah warga negara asing yang berdiam
sementara di Kota Bandung setiap bulannya rata-rata sebesar 5.849 jiwa. Berikut
ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dari tahun
Tabel 3.1
Rekapitulasi jumlah penduduk berdasarkan jumlah kelamin pada tahun 2000 – 2010 (/ribu)
Kota Bandung
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
jenis kelamin
laki-laki 2 169,74 2 228,95 2 289,53 2 351,30 2 414,03 2 169,74 2 228,95 2 289,53 2 351,30 2 414,03
perempuan 2 043,37 2 096,17 2 150,25 2 205,29 2 317,12 2 376,36 2 439,5 2 502,81 2 561,96 2 615,49 Sumber: BPS.jabar.go.id
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah
penduduk tahun 2010 yang terbanyak adalah perempuan. Apabila jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan diakumulasikan maka jemlah keseluruhannya
adalah 5029,52 jiwa (dalam /ribu).
3.1.3 Mata Pencaharian Penduduk Kota Bandung
Pertanian sebagai mata pencaharian utama dalam kehidupan manusia di
beberapa bagian dunia telah mengalami proses perkembangan yang cukup panjang
dalam sejarah kebudayaan manusia. Hal itu sejalan dengan tahap perkembangan
pengetahuan manusia tentang jenis-jenis tanaman pangan dan cara penanamannya.
Proses perubahan sistem mata pencaharian berburu dan meramu menjadi sistem mata
pencaharian bercocok tanam itu merupakan suatu peristiwa besar dalam proses
perkembangan kebudayaan manusia.
Para ahli menyebut peristiwa itu sebagai suatu “revolusi” dalam peradaban
manusia. Mata pencaharian penduduk Kota Bandung berbeda-beda mulai dari
pegawai Negeri, pegawai swasta, petani, pedagang, TNI dan lain-lain. Berdasrkan
data yang telah diterima bahwa mata pencaharian penduduk Kota Bandung untuk
pegawai swasta sebesar 4,002,000 pada jenis kelami perempuan dan jenis
3.2. Gambaran Umum Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
3.2.1 Sejarah Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
Arus globalisasi dunia sejak dahulu telah membawa dampak pada
peningkatan lalu lintas orang dan barang antar negara, sehingga batas-batas negara
semakin mudah ditembus demi berbagai kepentingan manusia seperti
perdagangan, industri pariwisata serta lain sebagainya. Fenomena ini sudah
menjadi hal atau perhatian negara-negara di dunia sejak dahulu sebab setiap
negara mempunyai kedaulatan untuk mengatur lalu lintas orang yang akan masuk
dan keluar wilayah negaranya dan bahkan untuk berkunjung maupun untuk
berdiam sementara. Untuk mengatur hal tersebut, di Indonesia telah terdapat
peraturan perundang-undangan yang mengaturnya yaitu, Undang-undang Nomor
9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian. Undang-undang tersebut merupakan
peraturan yang mengatur hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar
wilayah Negara Republik Indonesia dan pengawasan terhadap orang asing di
wilayah Negara Republik Indonesia.
Keimigrasian di Indonesia sudah ada sejak jaman kolonial Belanda namun
secara historis pada tanggal 26 Januari 1950 untuk pertama kalinya diatur
langsung oleh pemerintah Republik Indonesia dan diangkat Mr. Yusuf Adiwinata
sebagai Kepala Jawatan Imigrasi berdasarkan Surat Penetapan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia Serikat No. JZ/30/16 tanggal 28 Januari 1950
Momentum tersebut hingga saat itu diperingati sebagai Hari Ulang Tahun
Imigrasi oleh setiap jajaran Imigrasi Indonesia. Organisasi Imigrasi sebagai
lembaga dalam struktur kenegaraan merupakan organisasi vital sesuai dengan
sasanti Bhumi Pura Purna Wibawa yang berarti penjada pintu gerbang negara
yang berwibawa. Sejak ditetapkannya Penetapan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia, maka sejak saat itu tugas dan fungsi keimigrasian di Indonesia
dijalankan oleh Jawatan Imigrasi atau sekarang Kantor Jenderal Imigrasi dan
berada langsung di bawah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
Direktorat Jjendral Imigrasi semula hanya memiliki 4 (empat) buah Kantor
yaitu Kantor Lalu Lintas Keimigrasian, Kantor Ijin Tinggal dan Status
Kewarganegaraan Orang Asing, Kantor Pengawasan dan Penindakan
Keimigrasian, Kantor Informasi Keimigrasian. Seiring dengan perkembangan
jaman dan pengaruh globalisasi saat ini dengan berbagai kepentingan kerjasama
internasional antar negara maka saat ini serta berbagai kepentingan pelaksanaan
tugas-tugas keimigrasian, maka dibentuklah Kantor yang bernama Kantor
Kerjasama Luar Negeri Keimigrasian untuk menunjang tugas-tugas keimigrasian
dalam bekerjasama dengan negara lain. Sehingga saat ini Kantor Jenderal Imigrasi
terdiri dari: Sekretariat Kantor Jenderal, Kantor Lalu Lintas Keimigrasian, Kantor
Ijin Tinggal Orang Asing dan Status Kewarganegaraan, Kantor Pengawasan dan
Penindakan Keimigrasian, Kantor Informasi Keimigrasian dan Kantor Kerjasama
Hal ini tidak berhenti sampai disitu saja bahkan dengan semakin
meningkatnya kejahatan internasional atau yang dikenal dengan isitilah
transnational organization crime (TOC) akhir-akhir ini seperti terorisme,
penyelundupan manusia (people smuggling), perdagangan manusia (human trading), dan lain sebagainya, Kantor Jenderal Imigrasi memandang perlu untuk membentuk Kantor yang ruang lingkup tugas dan fungsinya untuk mengantisipasi
terjadinya kegiatan-kegiatan kejahatan tersebut. Sedianya telah direncanakan
Kantor baru tersebut dengan nama Kantor Intelijen Keimigrasian, dimana Kantor
ini dirasakan cukup penting dalam menunjang tugas - tugas keimigrasian dan
sekaligus mengantisipasi segala bentuk kejahatan internasional tersebut, akan
tetapi hal ini masih dalam proses perencanaan pada Kantor Jenderal Imigrasi.
Kantor Imigrasi saat ini secara jelas telah menentukan kerangka tugasnya
yang tercermin dalan tri fungsi Imigrasi yaitu sebagai aparatur pelayanan
masyarakat, pengamanan negara dan penegakan hukum keimigrasian, serta
sebagai fasilitator ekonomi nasional. Kantor Jenderal Imigrasi menyadari
sepenuhnya bahwa untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut sangat
membutuhkan dukungan dari setiap personil yang ada didalamnya, oleh karena itu
Kantor Jenderal Imigrasi senantiasa berupaya untuk menjaga dan meningkatkan
profesionalisme, kualitas dan kehandalan sumber daya manusia secara
berkelanjutan.Setiap personil Kantor Jenderal Imigrasi harus tetap berpegang pada
nilai-nilai yang terdapat dalam Panca Bhakti Insan Imigrasi yakni: Taqwa,
Menjunjung Tinggi Kehormatan, Cendekia, Integritas Pribadi dan Inovatif. Hal ini
berarti setiap insan Imigrasi menyadari bahwa kualitas pribadi akan mendukung
3.2.2 Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
Visi dari Imigrasi itu sendiri adalah: Menjadikan Insan Imigrasi yang
profesional, berwibawa dan berwawasan global, sehingga terwujud pelayanan
prima dibidang keimigrasian bagi masyarakat di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
dan Misi dari imigrasi sebagai berikut:
1. Melaksanakan Pelayanan yang cepat
2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
3. Memberikan kemudahan yang berkualitas dalam pelayanan terhadap
masyarakat
4. Mengembangkan Sistem Informasi Keimigrasian
5. Melaksanakan pengawasan dan pemantauan orang asing dalam kerangka
mengamankan serta menunjang pembangunan nasional
3.2.3 Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
Kantor Imigrasi Kelas I Bandung termasuk kriteria sebuah organisasi yang
merupakan suatu kerangka yang memiliki pola tetap dalam hubungan-hubungan
di antara bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan dan
tanggung jawab serta wewenang masing-masing. Berikut ini adalah struktur
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
sumber: Kantor Imigrasi kelas I Bandung, 2010
Struktur organisasi ini mempunyai pengaruh yang penting sebab suatu
garisan wewenang dan tanggung jawab yang nyata akan menghasilkan suatu garis
kerja yang efisien dan efektif untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Struktur
organisasi suatu organisasi disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan
instansi, sehingga tujuan akhir yang di harapkan akan dapat tercapai.
Gambar di atas merupakan struktur organisasi dari Kantor Imigrasi Kelas I
Bandung, dan berikut uraian jabatan yang terdapat di Kantor Imigrasi Kelas I
1. Kepala Kantor
Memimpin dan mengawasi kinerja petugas dan berwewenang untuk
memberi persetujuan penerbitan Paspor.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha (KASUBSI TU)
Membantu Kepala kantor dalam memimpin kantor untuk hal-hal yang
bersifat Fungsional atau Intern kantor, dalam menjalankan tugas
sehari-hari Kasuban Tata Usaha dibantu oleh tiga orang Kepala Urusan yang
bertugas sesuai penunjukan dinasnya.
3. Kepala Seksi Informasi Sarana Keimigrasian (INFOKIM)
Memimpin seksi yang sesuai fungsinya adalah sebagai penyimpanan dan
pengolahan arsip permohonan paspor dan ijin tinggal, dalam menjalankan
tugas dibantu oleh dua orang Kepala Sub Seksi (Kasubsi).
4. Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian (LANTASKIM)
Memimpin seksi yang berfungsi untuk mengatur arus lalu lintas Warga
Negara Indonesia yang akan keluar dan masuk dari wilayah Indonesia,
dalam menjalankan tugas dibantu oleh dua orang Kepala Sub Seksi
(Kasubsi).
5. Kepala Seksi Status Keimigrasian (STATUSKIM)
Mendata, mengawasi dan memberikan Ijin Tinggal bagi warga negara
asing yang berada di wilayah Republik Indonesia dan memberikan Status
Kewarganegaraan bagi warga negara asing yang mengajukan untuk
menjadi Warga Negara Indonesia, dalam menjalankan tugas dibantu oleh
6. Kepala Seksi Pengawas Penindak Keimigrasian (WASDAKIM)
Melakukan pengawasan ketat bagi warga negara asing yang dinilai rawan
pelanggaran undang-undang keimigrasian dan memegang daftar Cekal
(cegah-tangkal), dalam menjalankan tugas dibantu oleh dua orang Kepala
Sub Seksi ( Kasubsi).
3.3. Gambaran Umum Pelayanan Pembuatan Paspor RI di Kantor Imigrasi
Kelas I Bandung
3.3.1 Aspek Pelayanan
Pada dasarnya Kantor Imigrasi Kelas 1 Bandung bertugas dan
berkewajiban untuk melayani masyarakat di lingkungan tugasnya. Akan tetapi,
semenjak pelayanan pada Kantor Imigrasi di seluruh Indonesia memperbaharui
sistem pelayanannya dan menggunakan sistem pelayanan online yang berbasis internet, maka seluruh warga negara Indonesia dapat mengajukan permohonan
paspor dimanapun dia berada walaupun tidak memiliki KTP (Kartu Tanda
Penduduk) yang dikeluarkan oleh tempat dia berdomisili. Akan tetapi, yang
bersangkutan tersebut tetap diwajibkan untuk memiliki dan melampirkan
persyaratan wajib berupa KTP, KK (Kartu Keluarga), Akte Kelahiran.
Pengajuan permohonan yang telah dilakukan pada satu Kantor Imigrasi di
seluruh wilayah Indonesia maka data orang tersebut secara otomatis akan ada di
setiap Kantor Imigrasi, Bandar Udara, Pelabuhan, dan tiap-tiap perbatasan negara
Pelayanan pemberian Dokumen pada Kantor Imigrasi Kls I Bandung terbagi
dalam beberapa jenis, pemberian Dokumen Perjalanan bagi Warga Negara
Indonesia terbagi dalam 3 (tiga) jenis yaitu
1. SPRI 48 (Surat Perjalanan Republik Indonesia 48 Halaman)
Dokumen ini diberikan dan diperuntukkan bagi Warga Negara Indonesia
yang akan bepergian ke luar negeri dengan maksud dan tujuan untuk
melakukan perjalanan wisata, ibadah seperti umroh atau menunaikan
ibadah haji, belajar dan untuk menetap di negara lain.
2. SPRI 24 (Surat Perjalanan Republik Indonesia 24 Halaman)
Dokumen ini di berikan dan diperuntukan bagi Warga Negara Indonesia
yang akan bepergian ke luar negeri dengan maksud dan tujuan untuk
bekerja dengan catatan si pemohon paspor telah terdaftar pada perusahaan
Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dan telah mengatur penempatan
Tenaga Kerja Indonesia tersebut di negara tujuannya.
3. SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor)
Dokumen ini diberikan dan diperuntukkan bagi Warga Negara Indonesia
yang akan bepergian ke luar negeri dan tidak memiliki waktu atau tidak
memiliki cukup waktu untuk mengajukan permohonan pembuatan Paspor
dikarenakan keadaan darurat, dan pada saat Warga Negara Indonesia ini
telah sampai di negara tujuan baru kemudian di berikan Paspor yang
diterbitkan oleh KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) yang berada
3.3.2 Prosedur Pelayanan Pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I
Bandung.
Prosedur pembuatan paspor dimulai dari petugas loket, pemohon yang
akan membuat paspor meminta formulir permohonan kepada petugas loket setelah
formulir diterima oleh pemohon.
Setelah itu pemohon mengisi nomer antrian sesuai tahapan mulai dari
penyerahan formulir pembayaran, foto, sidik jari, dan wawancara hingga
pengambilan paspor. Setelah nomor antrian dipanggil pemohon datang langsung
kepetugas loket untuk :
1. Penerimaan dan pemeriksaan berkas.
2. Pemindaian dokumen
3. Pengecekan daftar cegah tangkal
4. Cetak tanda terima permohonan.
Ada pula data permohonan lewat webseit untuk penerimaan dan
pemeriksaan berkas dengan cara :
1. Pengecekan daftar cegah tangkal
2. Cetak tanda terima permohonan
Setelah persyaratan dari petugas loket selesai maka pemohon diharapkan
kebagian pembayaran, pembayaran disini pembayaran menyangkut pembayaran
keimigrasian, mamasukan nomer perforasi SPRI (Surat Perjalanan RI) dan
pencetakan tanda terima pembayaran dari petugas pembayaran, pemohon
langsung ketempat data biometik untuk pengambilan foto wajah, pengambilan
Semua data permohonan dan formulir permohonan selesai maka berkas
disimpan di PUSDAKIM dan data yang telah disimpan akan dilanjutkan ke cetak
paspor tapi apabila ada paspor rusak akan ditanda tangani oleh petugas Seksi Lalu
Lintas Keimigrasian (LANTASKIM) dan dilanjutkan ke Seksi Pengawasan
Penindak Keimigrasian (WASDAKIM) untuk pembuatan BAP (Berita Acara
Pemeriksaan dan Persetujuan) oleh kepala seksi atau bidang, setelah pembuatan
BAP dan disetujui oleh Kepala Seksi atau Kepala Bidang maka akan diserahkan
kepada Kepala Divisi Keimigrasiaan untuk persetujuan permohonan. Setelah
permohonan disetujui oleh Kepala Divisi Keimigrasian lalu diserahkan ke Seksi
Lalu Lintas Keimigrasian (LANTASKIM) untuk diserahkan ke bagian catak
paspor .
Bagian cetak paspor menyangkut cetakan halaman paspor dan uji kualitas
paspor yang sudah jadi akan diserahkan kepada kepala kepala kantor untuk
penandatangan SPRI. Setelah paspor ditanda tangani oleh kepala kantor maka
pemohon kembali lagi kepetgas loket untuk penyerahan SPRI dan tanda terima
SPRI setelah semua prosedur telahdilaksanakan maka paspor akan diserahkan ke
Seksi Informasi Sarana Keimigrasian (INFOKIM) untuk berkas SPRI. Prosedur
Gambar 3.2
Prosedur Pelayanan Pembuatan Paspor RI
Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Bandung
Dalam hal ini permohonan pengajuan pembuatan paspor RI diajukan pada
Seksi Lalu Lintas Keimigrasian (LANTASKIM), demi kelancaran pelayanan
petugas menghimbau pada setiap masyarakat agar mengajukan permohonan
tersebut langsung pada loket pelayanan yang telah tersedia dan tidak melalui calo
yang banyak berkeliaran di kantor-kantor Imigrasi di seluruh Indonesia. cukup
dengan melampirkan Kartu Tanda Pengenal (KTP), Kartu Keluarga, Akte
Kelahiran, Surat Nikah (bagi yang sudah menikah) dan Rekomendasi dari atasan
(bagi pegawai swasta atau Pegawai Negeri Sipil) permohonan pengajuan paspor
Petugas menemukan kendala yang cukup mengganggu kelancaran
pelayanan pada Kantor Imigrasi Kelas I Bandung dalam hal pengajuan
permohonan. yaitu dengan begitu banyaknya permohonan yang masuk setiap
harinya maka petugas loket tersebut terpaksa membatasi waktu penerimaan
permohonan sampai dengan pukul 2 siang.
Hal tersebut cukup menyebabkan masyarakat yang telah datang dari lokasi
yang cukup jauh menjadi kecewa dan marah, karena pada saat dia datang di atas
pukul 2 siang, petugas loket tidak dapat menerima berkas permohonan yang telah
dia persiapkan.
3.4 Gambaran Umun Sistem informasie-paspor
Sistem informasi e-paspor dibuat untuk memberikan pelayanan dan informasi tentang paspor kepada masyarakat. Dokumen ini berisi informasi yang
berhubungan dengan fasilitas permohonan SPRI (Surat Perjalanan Republik
Indonesia) melalui internet atau website pada Sistem Penerbitan SPRI yang
baru. Adapun fasilitas permohonan SPRI melalui internet/website dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian sebagai berikut:
a. Fasilitas input data permohonan SPRI.
b. Fasilitas cek status permohonan SPRI.
Gambar 3.3
Gambaran umum fasilitas pra permohonan
Sumber: www.imigrasi.go.id
Sistem informasi e-paspor terdapat 2 (dua) jenis pilihan yang dapat masayarakat gunakan, antara lain pra permohonan dan status permohonan. Pra
permohonan dimaksudkan untuk masyarakat yang ingin atau akan membuat
paspor melalui sistem informasi e-paspor untuk melakukan permohonan melalui on-line dan melakukan tahap selanjutnya. Sedangkan status permohonan
dimaksudkan agar masyarakat dapat mengetahui sejauh mana paspor yang telah
dibuat dan dapat mengetahui kapan masyarakat harus kembali ke Kantor Imigrasi
kelas I bandung untuk tahap selanjutnya. Berikut adalah tampilan sistem informasi
e-paspor:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengisian data pemohon
melalui internet atau sistem informasie-pasporadalah sebagai berikut:
a. Lakukan pengisian data pemohon yang sesuai dan valid. Perhatikan tanda
‘*” berarti harus dilakukan pengisian data tersebut
b. Pilih Kanim tujuan yang diinginkan
c. Lakukan proses upload untuk document scanning yang diperlukan seperti
Copy KTP WNI, Copy Kartu Keluarga, Copy Akte Kelahiran/Surat
Penjelasan mengenai panduan pengisian data pemohon pada sistem informasi e-pasporadalah sebagai berikut:.
Gambar 3.4
Link untuk input data pada pra permohonan di sistem informasie-paspor
Sumber: www.imigrasi.go.id
Tekan link ”Pra Permohonan” pada halaman utama fasilitas pra permohonan
SPRI pada tampilan sistem informasi e-pasportersebut. Setelah mengklik link pra permohonan maka akan muncul tampilan seperti berikut ini:
Gambar 3.5
Tampilan form untuk pengisian data
Setelah tampilan form pengisian data bagi pemohon yang melakukan
permohonan pembuatan paspor menggunakan sistem informasie-paspor. Maka petunjuk selanjutnya untuk pengisian data adalah sebagai berikut:
a. Pilih Kanim sesuai dengan tempat pemohon akan melakukan pembuatan
Paspor
b. Pilih jenis permohonan yang di inginkan
c. Lakukan pengisian nomor paspor lama jika jenis permohonan adalah
perpanjangan atau pergantian paspor atau perubahan
d. Perhatikan tanda “*” dimana permohonan melakukan pengisian data
tersebut.
e. Untuk tempat dikeluarkan, tanggal dikeluarkan, dan berlaku s/d
berhubungan dengan data KTP
Form pra permohonan yang telah diisi maka selanjutnya tekan tombol lanjut dan
akan keluar tampilan sebagai berikut:
Gambar 3.6
Form input data pemohon 1
Sumber: www.imigrasi.go.id
Setelah keluar form input data pemormohonan dan telah mengisinya, tekan lanjut
Gambar 3.7
Form input data pemohon 2
Sumber: www.imigrasi.go.id
Pemasukan data yang telah dilakukan pada form alamat maka ketik lanjut,
untuk tahap selanjutnya masyarakat harus menscan dokumen-dokumen yang
dibutuhkan dengan format .jpg, setelah tekan lanjut akan muncul tampilan seperti
Gambar 3.8
Form input data pemohon 3
Sumber: www.imigrasi.go.id
Tampilan tersebut, dapat dipilih jenis dokumen yang akan diupload ke
internet atau sistem informasie-pasportersebut. Setelah dipilih jenis dokumen apa yang akan di gunakan lalu tekan browse untuk memilih file yang akan diupload
Gambar 3.9
Form input data pemohon 4
Dokumen yang minimal harus diupload adalah Copy KTP WNI, Copy
Kartu Keluarga, Copy Akte Kelahiran/Surat Nikah/Ijazah Jika
dokumen-dokumen tersebut tidak lengkap, maka pemohon tidak dapat melanjutkan proses
selanjutnya. Setelah itu, maka tekan tombol Lanjut masukan Kode Verifikas yang
terdapat panda sistem informasi tersebut. Seperti tampilan dibawah ini :
Gambar 3.10
Form penginputan kode verifikasi
Sumber: www.imigrasi.go.id
Tampialn ini berisikan kode verifikasi yamg harus diacntumkan untuk
melalukan proses atau tahap selanjutnya. Setelah memasukan kode verifikasi yang
tercantuk maka selanjutnya tekan tombol OK Aplikasi akan menampilkan pesan
seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.11 Tampilan proses berhasil
Tekan tombol ‘OK’, maka aplikasi akan menampilkan Tanda Terima Pra
Permohonan yang harus dicetak oleh pemohon ke printer.
Gambar 3.12
Tanda terima pra permohonan
Sumber: www.imigrasi.go.id
Gambar di atas merupakan tanda bukti bahwa masyarakat telah melakukan
permohonan. Setelah itu masyarakat hanya tinggal mendatangi Kantor Imigrasi
yang dituju. Apabila telah sampai di Kantor Imigrasi maka perlihatkanlah tanda
terima tersebut dan membawa dokumen-dokumen persyaratan.
Sistem informasi e-paspor tidak hanya dapat melalukan pra permohonan lewat informasi e-pasportersebut, akan tetapi masyarakat dapat mengetahu status permohonan paspor yang sedang petugas keimigrasian kerjaan. Hal tersebut
dimaksudkan agar masyarakat dapat mengetahui kapan masyarakat kembali lagi
ke kantor imigrasi untuk melakukan tahap selanjutnya. Hal penting yang perlu
Gambar 3.13 Proses alur kerja SPRI
Sumber: www.imigrasi.go.id
Alur kerja dari sebuah permohonan dapat berbeda antara alur kerja yang
sebenarnya di kanim tersebut dan alur kerja pada database Pusdakim. Hal ini
disebabkan proses upload data dari Kanim ke Pusdakim baru berlangsung pada
saat-saat berikut.
a) Setelah alur kerja Pembayaran
b) Setelah alur kerja Wawancara
c) Setelah alur kerja Uji Kualitas Paspor
d) Setelah alur kerja Scan Tandatangan
e) Setelah alur kerja Selesai
f) Setelah alur kerja Ditolak pada alur kerja Verifikasi Data
g) Setelah alur kerja Ditolak pada alur kerja Wawancara
h) Setelah alur kerja Ditolak pada alur kerja
Gambar 3.14 Link status permohonan
Sumber: www.imigrasi.go.id
Gambar di atas merupakan link tampilan status permohonan. Setelah
keluar link seperti itu makan klik status permohonan untuk tahap selanjutnya.
Maka akan keluar tampilan sebagai berikut:
Gambar 3.15
Parameter input untuk cek status permohonan SPRI
Sumber: www.imigrasi.go.id
Tampilan berikut ini masyarakat harus memasukan parameter yang
dibutuhkan yaitu: nomor permohonan dan kombinasi nama lengkap dan tanggal
lahir. Setelah semua data ter isi maka tekan lanjut, dan akan muncul tampilan
Gambar 3.16
Form pemasukan kode verifikasi
Sumber: www.imigrasi.go.id
Masukan kode verivikasi yang tercantum lalu tekan “OK”, maka aplikasi
akan menampilkan status alur kerja dari permohonan tersebut.berikut ini adalah
tampilannya:
Gambar 3.17
Hasil cek status permohonan
Sumber: www.imigrasi.go.id
Tampilan diatas merupakan tampilan dari hasil cek status permohonan,
dimana masyarakat dapat mengetahui status permohonan paspor yang masyarakat
buat sudah sampai mana. Tampilan tersebut terlihat bahwa status permohonan
adalah serahkan paspor, maksudnya adalah masyarakat dapat datang kembali ke
74
Peneliti dalam penelitian ini mengumpulkan data primer dengan melalui
penyebaran angket untuk mengetahui tanggapan masyarakat mengenai pengaruh
Sistem Informasi e-paspor terhadap pelayanan publik tentang keimigrasian di Kota Bandung. Penyebaran angket disebarkan kepada 76 orang responden yang
menjadi sampel dianggap dapat mewakili masyarakat yang membuat pra
permohonan paspor melalui Sistem Informasi e-paspor. Berikut ini tabel data pribadi responden:
Tabel 4.1
Data responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin Jumlah Persentase
Pria 45 59.21%
Wanita 31 40.79%
Total 76 100%
Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)
Berdasarkan gambar di atas maka jumlah responden yang sebanyak 76
orang responden, diantaranya 45 orang responden sebesar 59.21% adalah
laki-laki, hal ini diakibatkan karena laki-laki mendominasi untuk melakukan
permohonan melalui sistem informasi e-paspor. Sedangkan 31 responden adalah perempuan dari jumlah keseluruhan 76 orang responden, sebesar 40.79%. Hal ini
menunjukan bahwa pria lebih banyak menggunakan sistem informasi e-paspor
untuk melakukan pembuatan permohonan paspor yang bertujuan untuk
Pengklasifikasian data responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan
pendidikan responden. Pengklasifikasian tersebut dilakukan agar peneliti dapat
mengetahui masyarakat yang mengetahui Sistem Informasi e-paspor tersebut. Berikut ini pengklasifikasian responden berdasarkan usia dan pendidikan
responden.
Tabel 4.2
Data responden berdasarkan usia
Usia Jumlah Persentase
< 30 19 25%
31 – 35 12 15.79%
36 – 40 9 11.85%
41 – 45 18 23.68%
46- 50 11 14.47%
>50 7 9.21%
Total 76 100%
Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui usia terbanyak yang
menjadi responden peneliti adalah sekitar 20 – 29 tahun sebesar 35% dari jumlah
keseluruhan responden sebanyak 76 orang responden. Hal ini menunjukkan
bahwa pada usia tersebut merupakan usia yang produktif bekerja, yang melakukan
Gambar 4.3
Data responden berdasarkan pendidikan responden
Sumber: Hasil penelitian tahun 2010 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui data pribadi responden
yang peneliti ambil. Responden terbanyak pada penelitian ini adalah pada
pendidikan D1 sebanyak 25 orang responden dari keseluruhan responden
sebanyak 76 orang responden. Hal ini dikarenakan bahwa jenjang tamatan pada
pendidikan D1 lebih banyak yang melakukan perjalanan keluar negeri untuk
bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia.
4.1 Penggunaan Sistem Informasie-paspordi Kantor Imigrasi Bandung Sistem Informasi e-paspor merupakan salah satu media elektronik yang diberikan Kantor Imigrasi Kelas I Bandung kepada masyarakat untuk pembuatan
pra permohonan dan pengecekan status permohonan paspor secaraonline. Sistem Informasie-paspor ini bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan suatu pelayanan agar masyarakat merasa puas.
Penilaian terhadap hasil tanggapan responden dilakukan dengan cara
pengklasifikasian terhadap jumlah skor responden. Berdasarkan jumlah skor
jawaban responden yang diperoleh kemudian disusun kriteria penilaian untuk