• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran kinerja sistem informasi pemesanan tiket online dengan menggunakan metode analytical hirarchy proses pada Citi Trans

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengukuran kinerja sistem informasi pemesanan tiket online dengan menggunakan metode analytical hirarchy proses pada Citi Trans"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP MAHASISWA

B I O D A T A

NIM : 1.05.08.477

Nama : Rezkarani Murvita Putri Budilestari

Tempat/tanggal lahir : Kalimantan Barat, Ketapang, 21 Januari 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sukagalih No.98

Tlp. / HP : 085722389091

E-mail : [email protected]

R I W A Y A T P E N D I D I K A N

1996 – 2001 : Sekolah Dasar 05 Ketapang – Kalimantan Barat

2002 – 2004 : Sekolah Menengah Pertama 03 Ketapang – Kalimantan Barat 2005 – 2007 : Sekolah Menengah Kejuruan 01 Ketapang – Kalimantan Barat 2008 – 2013 : Universitas Komputer Indonesia Jurusan Sistem Informasi

Bandung, Maret 2013

Penulis,

(5)

PENGUKURAN KINERJA

SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET ONLINE

DENGAN MENGGUNAKAN

METODE ANALYTICAL HIRARCHY PROSES

PADA CITI TRANS

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata 1) Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Rezkarani Murvita Putri Budilestari

1.05.08.477

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(6)

v Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT atas segala berkat, rahmat, karunia, dan ridho-Nya yang telah diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian di CITI TRANS BANDUNG serta

dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini. Pembuatan Laporan Skripsi ini merupakan

salah satu syarat persyaratan kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas

Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia dengan judul:

“PENGUKURAN KINERJA SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET

ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA CITI TRANS BANDUNG”.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan laporan skripsi ini

masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran

yang membangun akan senantiasa penulis terima sebagai masukan yang berarti,

sehingga dalam penyusunan karya tulis lainnya penulis dapat menyusun dengan lebih

(7)

vi

terselesaikan dengan tepat waktu. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan

balasan atas kebaikkan dan budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Dalam

kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie., Ir., M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan

Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

3. Syahrul, S.Kom. M, Kom, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.

4. Diana Effendi, ST.,MT selaku Dosen Wali kelas SI-10 angkatan 2008 serta

Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu guna

membimbing, mengarahkan, dan memberi petunjuk yang sangat berharga

demi menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

5. Seluruh Dosen serta Staff Universitas Komputer Indonesia yang telah berjasa

dalam menunaikan tugasnya.

6. Daniel Edward Victor selaku pembimbing lapangan serta Manager Promosi

dari pihak Citi Trans, serta seluruh karyawan perusahaan yang telah

(8)

vii

8. Untuk keluarga besar tercinta yang tidak henti-hentinya saya ucapkan terima

kasih terutama kepada kedua orang tua saya yang selalu mendukung serta

memberikan semangat dan doa nya. Untuk kalian semua yang telah

memberikan motifasi di rumah dan dukungan doa serta membantu saya untuk

selalu semangat.

Penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat yang

besar khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata penulis

ucapkan semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan

Skripsi ini akan mendapat balasan yang lebih besar dari Allah SWT, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, February 2013.

(9)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………. i

PERNYATAAN KEASLIAN ………. ii

ABSTRAK ………. iii

ABSTRACT ……… iv

KATA PENGANTAR ………. v

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR GAMBAR ………. xii

DAFTAR TABEL ………. xiii

BAB I. PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifkasi dan Rumusan Masalah ... 3

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Kegunaan Penelitian ... 4

1.5. Batasan Masalah ... 5

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ………. 6

2.1. Kajian Pustaka ... 6

2.1.1.Pengertian Kinerja ... 6

2.1.2.Pengertian Sistem ... 7

(10)

ix

2.1.4.Kinerja Sistem Informsi ... 9

2.1.5.Pengertian Pemesanan ……….. 11

2.1.6.Online Booking Sistem Citi Trans ……… 12

2.1.7.Kinerja Website ……….. 13

2.1.8.Kualitas Perangkat Lunak ……… 15

2.1.9.Analytical Hirarchy Proses ……….. 16

2.1.10. Keterkaitan Antar Variabel ……… 18

2.2. Bagan Kerangka Pemikiran ... 20

2.3. Hipotesis ………. 24

BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN ………. 26

3.1. Objek Penelitian ... 26

3.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan... 26

3.1.2.Visi dan Misi Perusahaan ... 27

3.1.3.Struktur Organisasi ... 28

3.1.4.Diskripsi Tugas ... 28

3.2. Metode Penelitan ... 30

1. Langkah – langkah AHP ………. 32

2. Prinsip AHP ………... 33

3. Menentukan Prioritas ……… 35

4. Eigen value dan Eigen Vector ……… 38

5. Uji Konsistensi Indeks dan Rasio ……… 44

(11)

x

3.2.2.Oprasional Variabel ... 46

3.2.3.Sumber dan Tehnik Penentuan Data ... 50

3.2.3.1.Sumber Data ... 50

3.2.3.2.Tehnik Penentuan Data ... 51

3.2.4.Tehnik Pengumpulan Data ... 52

3.2.5.Tehnik Pengujian Data ……… 53

3.2.6.Rancangan Analisis ... 54

3.2.6.1.Analisis Diskriptif ……… 54

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 55

4.1.1.Karakteristik Koresponden ... 55

4.1.2.Kriteria Narasumber ……… 56

4.2. Hasil Perhitungan AHP ……… 56

4.2.1.Perhitungan Faktor Pembobotan Hirarki untuk semua Kriteria ………. 56

4.2.2.Matrik Faktor Evaluasi untuk kriteria Throught ………. 60

4.2.3.Matrik Faktor Evaluasi untuk kriteria Relative Throught .. 64

4.2.4.Matrik Faktor Evaluasi untuk kriteria Kapabilitas ……… 68

4.2.5.Matrik Faktor Evaluasi untuk kriteria Turnaround time … 72 4.2.6.Matrik Faktor Evaluasi untuk kriteria Reponse Time ….. 76

4.2.7.Matrik Faktor Evaluasi untuk kriteria Avabilitas ……… 80

(12)

xi

4.3.1.Faktor Evaluasi Total ………. 84

4.3.2.Total Rangking ………. 84

4.4. Analisis SI Pemesanan tiket online yang berjalan ……….. 92

4.4.1.Tampilan SI pemesanan tiket yang berjalan ………. 93

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 98

5.1. Kesimpulan ... 98

5.2. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

2.1. Gambar Paradigma ………. 20

2.2. Gambar Bagan Kerangka Pemikiran ……… 21

2.3. Gambar Sturktur Hirarki Complete ……… 23

2.4. Gambar Struktur Hirarki InComplete ……… 23

3.1. Gambar Struktur Organisasi ……….. 28

3.2. Gambar Sturktur Hirarki Complete ………. 34

3.3. Gambar Struktur Hirarki InComplete ………. 34

4.1. Gambar Halaman Utama Online Booking Sistem ……… 93

4.2. Gambar Tampilan Persyaratan yang Harus disetujui untuk melakukan Pemesanan Tiket Online ………. 93

4.3. Gambar Tampilan Pemilihan Jam Keberangkatan ke Bandara Soekarno – Hatta ……… 94

4.4. Gambar Tampilan Pemilihan Tempat Duduk ……… 94

4.5. Gambar Tampilan Pemilihan Jam Keberangkatan ke tempat tujuan selain ke Bandara Soekarno – Hatta ……… 95

4.6. Gambar Tampilan Pemesanan Tiket Online ………. 95

4.7. Gambar Tampilan Pemesanan Tiket Online telah Lengkap ………. 96

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

1.1. Tabel Jadwal Penelitian ……….. 5

3.1. Tabel Matrik Berpasangan ……….. 36

3.2. Tabel Skala Banding Secara Berpasangan ………. 36

3.3. Tabel Nilai Random Indeks ……… 45

3.4. Tabel Oprasional Variabel ………. 48

4.1. Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria ……... 56

4.2. Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang disederhanakan ……….. 56

4.3. Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang dinormalkan ………. 57

4.4. Tabel Bobot Prioritas ……… 58

4.5. Tabel Perbandingan Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………... 58

4.6. Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis ………. 58

4.7. Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria ……… 60

4.8. Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang disederhanakan ……… 60

4.9. Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang dinormalkan ……… 61

4.10.Tabel Bobot Prioritas ……… 62

(15)

xiv

4.12.Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………. 63 4.13.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria……… 64 4.14.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang

disederhanakan ……… 64 4.15.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang

dinormalkan ……… 65 4.16.Tabel Bobot Prioritas ……… 66 4.17.Tabel Perbandingan Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis ………... 66 4.18.Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………. 66 4.19.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria……… 68 4.20.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang

disederhanakan ……… 69 4.21.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang

dinormalkan ……… 69 4.22.Tabel Bobot Prioritas ……… 70 4.23.Tabel Perbandingan Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis ………... 70 4.24.Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………. 70 4.25.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria……… 72 4.26.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang

disederhanakan ……… 73 4.27.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang

(16)

xv

4.29.Tabel Perbandingan Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis ………... 74

4.30.Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………. 74

4.31.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria……… 76

4.32.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang disederhanakan ……… 77

4.33.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang dinormalkan ……… 77

4.34.Tabel Bobot Prioritas ……… 78

4.35.Tabel Perbandingan Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis ………... 78

4.36.Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………. 78

4.37.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria……… 80

4.38.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang disederhanakan ……… 81

4.39.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang dinormalkan ……… 81

4.40.Tabel Bobot Prioritas ……… 82

4.41.Tabel Perbandingan Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis ………... 82

4.42.Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………. 82

4.43.Tabel Matrik Hubungan Kriteria dengan Alternatif ………... 84

4.44.Tabel Total Rangking untuk Fungsionality ……… 85

4.45.Tabel Total Rangking untuk Reability ……….. 85

4.46.Tabel Total Rangking untuk Usability ………. 85

(17)

xvi

4.48.Tabel Total Rangking untuk Portability ………. 86

4.49.Tabel Total Rangking untuk Performance ……… 86

4.50.Tabel Total Rangking untuk Security ……… 87

4.51.Tabel Total Rangking untuk Maintability ………. 87

4.52.Tabel Nilai Absolute Maturity Model ………... 89

4.53.Tabel Skala Pembulatan Indeks Maturity Model ……….. 89

4.54.Tabel Nilai Rangking Masing – Masing Kriteria ……….. 90

(18)

Hirarki Analitik Untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks.IPPM dan PT.Pustaka Binama Pressindo.Jakarta Pusat.

Prof.Dr.Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.CV.ALFABETA.Bandung.

Prof.Dr.Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.CV.ALFABETA.Bandung.

Andi Prastowo.Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.AR-RUZZ MEDIA.2012.

II. Sumber Internet

http://sqaindonesia.wordpress.com/2010/03/04/faktor-faktor-standart-perangkat-lunak-menurut-iso-9126/ 7 Januari 2013

http://www.amn.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=24: kualitas-software-&catid=6:events&Itemid=23 / 28 Desember 2013

http://berita-terhangat.blogspot.com/2012/08/defenisi-dan-pengertian-sistem-menurut.html / 3 Januari 2013

III. Sumber Jurnal

Arief Jananto dan Edy Supriyanto. 2006. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Volume XI, No. 2.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Dunia Transportasi saat ini sudah banyak mengalami kemajuan dan

perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung

hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin

berkembang.Pemanfaatan teknologi computer dan internet dalam dunia

transportasi membantu kegiatan bisnis dari transportasi mulai dari alat navigasi

modern yang menggunakan satelit dan sistem computer hingga pada pemesanan

tiket yang sudah dapat dilakukan secara online.

Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Untuk

transportsi darat sendiri sudah banyak jasa pelayanan yang menyediakannya mulai

dari Kereta, Bus, dan jasa layanan travel untuk memudahkan orang – orang berpindah dari satu kota ke kota yang lainnya.

Travel merupakan salah satu penyedia layanan jasa transportasi darat. Saat ini

teknologi bagi suatu layanan jasa transportasi darat (travel) merupakan hal yang

tidak bisa diabaikan. Salah satu nya adalah pemesanan tiket yang dilakukan secara

online. Bagi perusahaan travel pemesanan tiket berbasis online ini merupakan

salah satu pemanfaatan media internet dalam melakukan penjualan tiket. Cukup

dengan membuka halaman web dari agen travel tersebut, maka calon penumpang

dapat melakukan transaksi pembelian tiket yang biasanya pemesanan atau

(20)

Citi Trans adalah salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang

transportasi darat yaitu travel yang melayani transportasi darat Jakarta – Bandung ataupun sebaliknya serta transportasi dari Bandung ke Bandara, dapat melihat

kesempatan ini dalam meningkatkan penjualan nya. Dengan melihat kesempatan

ini, Citi Trans telah menerapkan suatu sistem informasi pemesanan tiket online

atau yang lebih dikenal dengan online booking.

Online Booking sendiri merupakan suatu software yang dapat membantu

mempermudah pekerjaan dan membantu para kosumen nya dalam mendapatkan

tiket perjalanan, hanya dengan mengakses www.cititrans.co.id konsumen sudah dapat melakukan pemesanan tiket online.

Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi pemesanan tiket online ini

sudah berjalan dengan baik, maka diperlukan pengukuran kinerja dari sistem

informasi pemesanan tiket online. Dengan mengukur kinerja sistem informasi

pemesanan tiket online dapat diketahui kualitas dari Online Booking System yang

telah diterapkan oleh Citi Trans.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja dari Online Booking System terdiri dari faktor eksternal dan internal. Faktor Internal yaitu bagaimana

kemampuan sistem melayani pengguna. Sedangkan untuk faktor eksternal banyak

yang mempengaruhi nya seperti sudah mampukah sistem memenuhi keinginan

pengguananya.

Dengan kompleksnya suatu kriteria dalam mengukur kinerja sistem tersebut

(21)

ini bertujuan untuk membantu dalam pembobotan suatu variabel – variabel yang berhubungan dengan pengukuran sistem ini.

Maka diputuskan untuk menggunakan metode AHP (Analytical Hirarchy

Proses) dalam membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan

menstrukturkan suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil, dan

dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau

prioritas. Dengan AHP ini memungkinkan kita untuk menstrukturkan suatu sistem

serta lingkungan dalam bagian – bagian yang saling berinteraksi, lalu mensintesis bagian – bagian ini dengan mengukur dan membuat peringkat pengaruh bagian – bagian ini terhadap keseluruhan sistem.

Berdasarkan latar belakang ini lah penulis memutuskan untuk mengukur

kinerja sistem informasi pemesanan tiket online dengan judul “PENGUKURAN KINERJA SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA CITI TRANS BANDUNG” pada Citi Trans Bandung.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah a) Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat di identifikasi bahwa

Sistem Informasi Pemesanan Online di Citi Trans atau yang lebih

dikenal dengan Online Booking System merupakan salah satu faktor

(22)

sistem informasi pemesanan tiket akan mempengaruhi kualitas

pelayanaan dari penjualan tiket Citi Trans.

b) Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut bagaimana kinerja dari sistem informasi pemesanan

tiket online di citi trans atau yang lebih dikenal dengan online

booking.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini bermaksud mengukur Kinerja dari Sistem Informasi Pemesanan

Tiket online di Citi Trans yang bertujuan memberikan informasi kepada Citi

Trans tentang Kinerja dari Sistem Informasi Pemesanan Tiket Online ini.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Praktis

Dapat memberikan masukan positif kepada Citi Trans tentang

kualitas kinerja dari perusahaan nya. Serta dapat memberikan informasi

yang dapat membantu kegiatan bisnis yang dilakukan oleh Citi Trans.

1.4.2. Akademis

Menambah wawasan tentang penggunaan metode AHP (Analytical

(23)

1.5. Batasan Masalah

Pengukuran Kinerja dari Sistem Informasi Pemesanan tiket atau Online

Booking System ini dilihat dari sisi pengelola sistem yang mengetahui bagimana

sistem ini berjalan.

1.6. Lokasi & Waktu Penelitian 1. Lokasi

Nama Perusahaan : Citi Trans

Alamat Perusahaan : Jl. Dipati Ukur 53 Bandung 40132, Indonesia

No. Tlp / fax : +6222 251 40 90 / +6222 25 33 788

2. Waktu Penelitian

No Kegiatan

Bulan Ke- 1 2 3 4 5

1. Penyusunan Proposal

2. Diskusi Proposal

3. Memasuki lapangan

4. Menentukan fokus

5. Analisis Keputusan

6. Menentukan Tema, Analisis Tema

7. Uji Keabsahan data

8. Membuat draft laporan

9. Diskusi Draft laporan

10. Penyempurnaan Laporan

(24)
(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai definisi dan teori-teori yang berkaitan

dengan permasalahan yang ada. Berikut adalah teori-teori yang mendasari dari

Pengukuran Kinerja Sistem Informasi pemesanan tiket online di Citi Trans Bandung

dengan menggunakan AHP.

2.1.Kajian Pustaka

Adapun kajian pustaka pada penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut :

2.1.1. Pengertian Kinerja

Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) Kinerja (

prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Banyak hal yang mempengaruhi suatu kinerja salah satu nya adalah

kualitas. Menurut Dale (2003:12-20), menyimpulkan beberapa hasil survey

yang terfokus pada persepsi arti pentingnya kualitas produk dan jasa,

diantaranya: persepsi publik atas kualitas produk dan jasa yang semakin luas,

meningkatnya pandangan dan peran manajemen puncak, kualitas tidak dapat

dinegosiasikan (quality is not negotiable), kualitas meliputi semua hal (quality

is all-pervasive), kualitas meningkatkan produktivitas, kualitas mempengaruhi

(26)

bisnis, Biaya non kualitas yang tinggi, konsumen adalah raja, kualitas adalah

pandangan hidup (way of life).

Menurut EVANS & LINDSAY dalam salah satu situs menjelaskan

Kualitas merupakan kunci keunggulan bersaing (competitive advantage),

yaitu kemampuan sebuah perusahaan untuk mencapai keunggulan pasar.

Dalam jangka panjang, keunggulan bersaing yang terjaga akan menghasilkan

kinerja di atas rata-rata.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan bagian dari

kualitas, yang artinya kualitas suatu produk/jasa akan sangat mempengaruhi

suatu kinerja, maka dijelaksan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja

adalah kualitas.

2.1.2. Pengertian Sistem

Defenisi umun sistem [2] adalah kumpulan elemen-lemen yang saling

berkaitan dan bertanggung jawab memproses masukan (Input) sehingga

menghasilkan keluaran (Output).

Adapun pegertian sistem menurut Jogiyanto (2005:683) adalah : Suatu sistem dapat didefenisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua

atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu

(27)

Dari pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu

sistem merupakan elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi

dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.3. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah proses yang menjalankan fungsi

mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan

informasi untuk kepentingan tertentu.

Sistem informasi di definisikan Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis yang diterjemahkan oleh Jogiyanto H.M, (2005:11) menyatakan bahwa sistem informasi adalah :

“Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan

menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan”.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa Sistem Informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh

manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk

(28)

2.1.4. Kinerja Sistem Informasi

Dalam Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol. III no.2 – tahun

2005 hal.24 – 25 tentang Pengaruh Perilaku Pemakai terhadap kenerja sistem

Informasi : Partisipasi dan Kepuasaan pemakai seabgai variabel

indenpenden menjelaskan “Kinerja sistem informasi menurut Soegiarto

(2001), merupakan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan dibandingkan

dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja sistem berarti

penilaian tehadap pelaksanaan sistem tersebut, apakah sudah sesuai dengan

tujuan yang ditetapkan atau belum. Penilaian tehadap kinerja sistem

merupakan kepuasan kerja yang didapat pemakai sistem dalam pengoperasian

sistem, manfaat yang dirasakan oleh pemakai kaitannya dengan sistem yang

digunakan serta frekwensi tingkat pemakaian dalam penggunaan sistem”.

Komponen suatu sistem akan mempengaruhi kinerja sistem secara

keseluruhan melalui interkasi yang mutual antar masing komponen. Sehingga

kinerja bisa didiskusikan dalam posisi yang berbeda :

1. Effectiveness dari sistem ketika menangani aplikasi tertentu. Hal inilah

yang terlihat oleh pengguna sistem. Untuk tujuan ini digunakan

pengukuran dengan pendekatan stimulus (Stimulus approach ). Pada

pendekatan ini sistem dianggap suatu kotak hitam (black box) yang

memiliki fungsi tertentu yang diketahui. Pengukuran dilakukan dengan

(29)

Metoda ini memang cepat tapi kurang detail memberi gambaran akan

kinerja sistem.

2. Internal Efficiency , yaitu melakukan pengamatan terhadap mekanisme

sistem mengatur sumber daya yang dimilikinya untuk menangani beban

kerja. Untuk tujuan ini dilakukan pengukuran dengan pendekatan analitis

(Analytic approach ). Pengukuran ini berusaha mengukur perilaku internal

dari sistem. Dengan tujuan untuk menguji apakah sistem bekerja dengan

benar, mengisolasi kemungkinan kesalahan, serta memahami sistem dan

lingkungan kerjanya.

Pada dasarnya pada kedua pendekatan di atas memiliki paramater

yang berbeda untuk menjabarkan kinerja sistem. Pengukuran yang dilakukan

oleh Mindcraft pada dasarnya adalah pengujian “Effectivitas” sistem, maka

berikut ini akan dijabarkan Parameter yang biasanya digunakan pada suatu

pengukuran sistem dengan pendekatan tersebut (Wiryana, 1998) :

1. Throughput. Jumlah kerja yang diselesaikan untuk satu satuan waktu pada beban kerja yang diberikan.

2. Relative throughput . Waktu yang dibutuhkan untuk memproses beban kerja pada sistem 1 relatif ke waktu yang dibutuhkan pada sistem 2 untuk

beban yang sama.

(30)

4. Turnaround time . Waktu antara suatu pekerjaan diberikan pada suatu sistem dan hasil yang diterima .

5. Response time . Waktu untuk suatu transaksi pada sistem interaktif atau sistem sesungguhnya.

6. Availibilitas , prosentase sistem dapat tersedia dan bekerja melayani pengguna.

2.1.5. Pengertian Pemesanan

Pemesanan dalam bahasa Inggris adalah Reservation yang berasal dari

kata “to reserve” yaitu menyediakan atau mempersiapkan tempat sebelumnya.

Sedangkan reservation yaitu pemesanan suatu tempat fasilitas. Pemesanan

sama artinya dengan Istilah booking/reservation.

Menurut Edwin dan Chris (1999 : 1) : Pemesanan dalam arti umum

adalah perjanjian pemesanan tempat antara 2 (dua) pihak atau lebih,

perjanjian pemesanan tempat tersebut dapat berupa perjanjian atas pemesanan

suatu ruangan, kamar, tempat duduk dan lainnya, pada waktu tertentu dan

disertai dengan produk jasanya. Produk jasa yang dimaksud adalah jasa yang

ditawarkan pada perjanjian pemesanan tempat tersebut, seperti pada

perusahaan penerbangan atau perusahaan pelayaran adalah perpindahan

(31)

Jadi secara umum reservation yaitu pemesanan fasilitas yang

diantaranya akomodasi, meal, seat pada pertunjukan, pesawat terbang, kereta

api, bus, hiburan, night club, discoutegue dan sebagainya ( Suartana, 1987 :

14 ) Kata reservation atau pemesanan dalam dunia pariwisata disebut juga

booking.

Kadangkala wisatawan tidak dapat membedakan arti dari kedua kata

tersebut. Oleh karena itu perlu ditegaskan bahwa kedua kata tersebut tidak

memiliki perbedaaan arti (Yoeti,1997:45) Dalam dunia kepariwisataan

reservation merupakan suatu lembaga atau cara yang sangat penting dan

merupakan salah satu pemegang kendali bagi kelangsungan aktivitas suatu

biro perjalanan wisata.

2.1.6. Online Booking System Citi Trans

Online Booking System Citi Trans adalah sistem informasi pemesanan

tiket online di CitiTrans untuk membantu konsumen nya dalam pemesanan

tiket. Pemesanan tiket online pada Citi Trans dapat diakses di

www.cititrans.co.id. Pemesanan tersebut terdiri dari pemilihan tanggal keberangkatan, asal dan tujuan keberangkatan serta pemilihan tempat duduk.

Meskipun booking dan reservation mempunyai pengertian yang sama,

namun terdapat beberapa perbedaan yang mendasar yaitu booking biasanya

(32)

suatu confirmation. Tetapi kalau kita melakukan reservasi berarti juga telah

melakukan booking namun belum ada suatu konfirmasi tentang pemesanan

tiket yang diinginkan (Oka A Yoeti, 1995 : 90).

2.1.7. Kinerja Website

Website merupakan salah satu media pemasaran bagi usaha jasa

transportasi travel sebagai alat komunikasi untuk menyediakan informasi

bagi pasar sasarannya dan sebagai media transaksi untuk memfasilitasi

aktivitas transaksi secara online. Sebagai media pemasaran, website

diharapkan memiliki kinerja yang baik. Kinerja suatu website dilihat dari

output yang dihasilkan oleh website tersebut (Eagleton and Dobler, 2007:

164). Output website beberapa diantaranya adalah online booking dan online

revenue. (Scharl, Wober and Bauer, 2004).

Di dalam bukunya, Peterson (2005, p. 3) mengatakan bahwa

pengukuran kinerja web (web measurement) adalah seni untuk

mengumpulkan data dan menganalisa data agar dapat digunakan dan

mudah dibaca oleh manusia. Salah satu teknik mengukur dan menguji suatu

kinerja web adalah dengan mengukur pengalaman seseorang atau user

experience pengunjung situs yang berinteraksi dengan halaman-halaman

(33)

Kinerja suatu web atau web performance sangat dipengaruhi oleh

beberapa komponen-komponen dasar yang dibagi menjadi dua bagian

penting, yaitu (1) dilihat dari gambaran transaksi web atau perspective

transaction dan (2) gambaran komponen aplikasi atau application

component perspective (Keynote System, Inc 2010). Transaksi web atau

web transaction lebih menitikberatkan pada sisi pengalaman pengguna atau

user experience sedangkan komponen aplikasi lebih menitikberatkan pada

komponen jaringan komputer atau computer network.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja suatu website sangat

dipengaruhi oleh beberapa komponen – komponen dasar, agar dapat

digunakan dan mudah dibaca oleh pengguna nya, dimana kinerja dari suatu

website dapat dilihat dari output yang dihasilkan oleh website. Dari

beberapa pengertian diatas yang berhubungan dengan kinerja, Kinerja tidak

terlepas dari hasil yang akan dicapai dan bagaimana kualitas dari suatu

produk. Sehingga Kualitas Website akan mempengaruhi kinerja website,

menurut Gabriel Morgan (2007), faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas website sebagai berikut:

1. Security (Keamanan)

Tingkat keamanan dalam menjaga suatu data.

(34)

Dinilai dengan mempertimbangkan faktor manusia, keseluruhan

estetika, konsistensi dan dokumentasi.

3. Reability (Kehandalan)

Dievaluasi melalui pengukuran frekuensi dan besarnya kegagalan,

kemampuan untuk pulih dari kegagalan, dan prediktabilitas program.

4. Fungsionality

Dinilai melalui evaluasi bentuk himpunan dan kemampuan program,

generalisasi fungsi-fungsi yang disampaikan.

5. Performance (Kemampuan pelayanan)

Diukur melalui kecepatan pemrosesan, waktu respon.

2.1.8. Kualitas Perangkat Lunak

Dalam bukunya Rekayasa Perangkat Lunak, Al- Bahra Bin

Ladjamudin (2006 : 91) menyatakan definisi tentang kualitas perangkat

lunak sebagai: “konformansi terhadap kebutuhan fungsional dan kinerja

yang dinyatakan secara eksplisit, standar pengembangan yang

didokumentasikan secara eksplisit, dan karakteristik implisit yang

diharapkan bagi semua perangkat lunak yang dikembangkan secara

professional”.

Salah satu tolak ukur kualitas perangkat lunak adalah ISO 9126,

(35)

International Electrotechnical Commission (IEC). ISO 9126

mendefinisikan kualitas produk perangkat lunak, model, karakteristik

mutu, dan metrik terkait digunakan untuk mengevaluasi dan menetapkan

kualitas sebuah produk software.

Dalam ISO 9126 menetapkan 6 karakteristik kualitas yaitu :

1. Functionality: Kemampuan menutupi fungsi produk perangkat lunak

yang menyediakan kepuasan kebutuhan user.

2. Reliability: Kemampuan perangkat lunak untuk perawatan dengan

level performansi.

3. Usability: Kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan

perangkat lunak.

4. Efficiency: Kemampuan yang berhubungan dengan sumber daya fisik

yang digunakan ketika perangkat lunak dijalankan.

5. Maintainability: Kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat

perubahan perangkat lunak.

6. Portability: Kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan

perangkat lunak yang dikirim ke lingkungan berbeda.

2.1.9. Analytical Hierarchy Proces

Analytical Hierarchy Process (AHP), pertama kali dikembangkan

(36)

Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Analytical Hierarchy Process (AHP)

merupakan metode pengambilan keputusan dengan efektif atas persoalan

yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses

pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam

bagian – bagian nya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan

hirarki, member nilai numeric pada pertimbangan subjektif tentang

pentingnya tiap variable dan mensintesis berbangai pertimbangan ini

untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling

tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks

dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan,

hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan

bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan

dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu

mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang

cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang

(37)

2.1.10.Keterkaitan Antar Variabel

2.1.10.1. Hubungan Kualitas Perangkat Lunak terhadap Kualitas Web

Ranganathan and Ganapathy (2002) mengungkapkan bahwa

website yang efektif harus menyediakan banyak sumber informasi.

Kinerja suatu website dilihat dari output yang dihasilkan oleh

website tersebut (Eagleton and Dobler, 2007: 164). Output website

beberapa diantaranya adalah online booking dan online revenue. (Scharl,

Wober and Bauer, 2004).

Menurut Robert L Glass (Glass, 2002), kualitas software

adalah mengenai sekumpulan atribut yang seharusnya dimiliki oleh suatu

produk software.

Maka berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa kualitas software berhubungan dengan kualitas dari kinerja suatu

website. Karena content – content yang terdapat didalam suatu website

akan berhubungan terhadap kualitas dari software.

2.1.10.2. Pengaruh Kinerja Sistem terhadap Kualitas Perangkat Lunak

ISO 9126 mendefinisikan kualitas produk perangkat lunak,

model, karakteristik mutu, dan metrik terkait digunakan untuk

(38)

Sedangkan sistem menurut ROBERT ALLEN & MARK VICTOR HANSEN Sistem adalah prosedur yang terorganisir dan mapan yang membuahkan hasil.

Sistem Software merupakan sistem perangkat lunak computer

yang dirancang untuk mengoperasikan perangkat keras komputer

dan untuk menyediakan platform untuk menjalankan aplikasi perangkat

lunak. Sehingga kinerja suatu sistem dapat mepangaruhi kualitas dari

perangkat lunak tersebut.

2.1.10.3. Pengaruh Kinerja Sistem terhadap Kualitas Website

Content website disebutkan sebagai dasar dari kinerja website

yang efektif (Strauss and Hogan, 2001 : 15), Rachman and Buchanan

(1999) menyatakan bahwa content merupakan faktor kunci kesuksesan

website. Ranganathan and Ganapathy (2002) mengungkapkan bahwa

website yang efektif harus menyediakan banyak sumber informasi.

GORDON B. DAVIS Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa

sasaran atau maksud.

Sehingga kinerja sistem akan mempengaruhi kualitas website.

Karena kemampuan sistem dalam menyelesaikan suatu pekerjaan akan

(39)

menyelesaikan suatu transaksi online juga akan mempengaruhi kualitas

layanan transaksi online dari suatu website.

2.2. Bagan Kerangka Pemikiran

Paradigma penelitian menurut Jogiyanto (2012:42) diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang

sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab

melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan

jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Maka bentuk

paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paradigma

Ganda dengan dua Varibel Dependen seperti pada gambar 2.1 berikut ini :

Paradigma Ganda dengan satu variabel independen dan dua variabel

dependen. Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1, dan X dengan Y2

digunakan teknik korelasi sederhana (Sugiyono 2012:45). X

Y1

Y2

(40)

Berdasarkan uraian diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya

dalam bentuk bagan kerangka pemikiran pada gambar 2.2 sebagai berikut :

Parameter Pengukuran Kinerja sistem (Variabel X):

1. Throughput

2. Relative throughput 3. Kapabilitas (Kapasitas) 4. Turnaround time 5. Response time 6. Availibilitas

Wiryana, 1998 dalam Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK

Kualitas Website (Variabel Y2)

(41)

Sedangkan Menurut Thomas L. Saaty (1991 : 3) Analitical Hieararchy

Process (AHP) memberikan kerangka yang memungkinkan kita untuk mengambil

keputusan yang efektif atas persoalan yang kompleks dengan jalan

menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan yang kita

alami.

Menurut Thomas L. Saaty (1991 : 5) AHP ini memungkinkan kita untuk

mestruktur suatu sistem serta lingkungan nya dalam bagian – bagian yang saling

berinteraksi, lalu mensintesis bagian – bagian ini dengan mengukur dan membuat

peringkat pengaruh bagian – bagian ini terhadap keseluruhan sistem.

Menurut Thomas L. Saaty (1991 : 3) dengan keharusan memberi nilai

numerik pada setiap variabel masalah membantu para pengambilan keputusan

untuk mempertahankan pola – pola pikiran yang kohesif dan mencapai suatu

kesimpulan. Selain itu adanya konsensus dalam pengambilan keputusan

kelompok memperbaiki konsistensi pertimbangan dan meningkatkan kehandalan

AHP sebagai alat pengambilan keputusan.

Adapun struktur hirarki complete dan incomplete seperti ditampilkan pada

gambar 2.3. dan gambar 2.4. . Bentuk struktur dekomposition yakni sebagai

berikut :

Tingkat pertama : Sasaran keputusan ( Goal)

Tingkat kedua : Kriteria-kriteria

(42)

Gambar 2.3 Struktur Hirarki Complete

Gambar 2.4 Struktur Hirarki InComplete

Berdasarkan uraian diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya

dalam bentuk bagan kerangka pemikiran. Kerangka Pemikiran Pengukuran

Kinerja Sistem Informasi Pemesanan tiket One line di Citi Trans Bandung

dengan menggunakan AHP adalah sebagai berikut:

1. Parameter Pengukuran Sistem (Wiryana, 1998) berdasarkan

(43)

throughput, Kapabilitas (Kapasitas), Turnaround time, Response time,

Availibilitas.

2. Kualitas Perangkat lunak yang dibuat oleh International Organization

for Standardization (ISO) dan International Electrotechnical Commission (IEC)

terdiri dari : Functionality, Reliability, Usability, Efficiency, Maintainanility,

Portability.

3. Faktor – Faktor Dimensi yang mempengaruhi kualitas website

Menurut Gabriel Morgan (2007) antara lain adalah sebagai berikut : Security (Keamanan), Usability (Kegunaan), Reability (Kehandalan), Fungsionality,

Performance (Kemampuan pelayanan).

Berdasarkan beberapa kriteria tersebut dapat diketahui kriteria – kriteria

yang mempengaruhi dari kinerja sistem informasi pemesanan tiket online.

2.3. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka, dibutuhkan suatu pengujian

hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel X, Y2

terhadap variabel Y2.

Menurut Bambang S. Soedibyo (2005:29) hipotesis adalah pernyataan yang

diturunkan secara langsung dari skema teoritis.

(44)

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.

Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik, dan antara

hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha) selalu dipasangkan. Dengan

dipasangkan itu maka, dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang diterima

dan mana yang ditolak.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diungkapkan diatas, maka

disimpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara yang jawabannya

belum final karena harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.

Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka penulis memberikan hipotesis

(45)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1.Objek Penelitian

Objek penelitian dalam tugas akhir ini adalah “Pengukuran Kinerja Sistem

Informasi Pemesanan Tiket Online dengan menggunakan Metode AHP pada Citi

Trans Bandung”.

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Citi Trans Merupakan jasa transportasi Bandung – Jakarta (dan

sebaliknya) dengan harga tiket yang terjangkau. Citi Trans menyediakan

layanan personal seats, Rent A car dan Delivery Service.

Personal Seat yaitu tempat duduk yang disediakan di dalam

kendaraan yang nyaman tanpa berdesakan dengan penumpang lain

didalam travel, Sedangkan Rent A car yaitu layanan penyewaan armada

Citi Trans untuk keperluan peribadi maupun bisnis dan Delvery Service

yaitu penyedia jasa pengiriman dokumen dan paket.

Citi Trans di resmikan pada tanggal 11 september 2005 dengan

berkantor pusat di Jalan Dipatiukur No.53 Bandung. Citi trans memiliki 3

lokasi keberangkatan dari Bandung dan 6 titik keberangkatan dari jakarta

Seluruh armada Citi Trans dilengkapi dengan GPS (Global

Position Sytem) yang berfungsi untuk memantau posisi dan kecepatan

mobil karna Citi Trans berkomitmen untuk menomorsatukan keselamatan

(46)

Saat ini Citi trans sudah memiliki kurang lebih 500 karyawan dan

120 mobil dengan jam keberangkatan dimulai dari jam 4 subuh sampai

jam 11 malam. Untuk memberikan fasilitas yang lebih kepada Pelanggan

nya, saat ini Citi trans berencana melengkapi fasilitasnya dengan

memberikan kartu member yang diberi nama Frenship Card. Pelanggan

berhak mendapatkan kartu member setiap 10 kali transaksi.

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi

Setiap perusahaan tentunya memiliki visi tersendiri bagi

perusahaannya adapun visi dari Citi Trans “Best in Service &

Eklusive”. 2. Misi

Selain memiliki visi perusahaan tentunya perusahaan memiliki misi

tersendiri bagi perusahaannya maka dari itu Citi Trans mempunyai

misi “Mengembangkan potensi yang ada antara Bandung –

(47)

3.1.3. Struktur Organsiasi

KOMISARIS

DIREKTUR OPRASIONAL

DIREKTUR KEUANGAN

MANAJER OPRASIONAL

MANAJER PEMASARAN

MANAJER PROMOSI

MANAJER KEUANGAN

STAFF STAFF

STAFF STAFF

3.1.4. Deskripsi Tugas

CITI TRANS mempunyai uraian mengenai tugas dan fungsi-fungsi

dari masing – masing pimpinan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris

Dewan tertinggi yang berfungsi sebagai dewan tertinggi dan dewan

yang membantu segala bentuk kelancaran di CITI TRANS

BANDUNG.

(48)

2. Direktur Operasional

Direktur Operasional adalah direktur utama CITI TRANS BANDUNG

yang bertugas dan berfungsi sebagai atasan yang memiliki segala

wewenang terhadap CITI TRANS BANDUNG.

3. Manajer Oprasional

Manajer Operasional berada dibawah direktur Operasional yang

membantu direktur operasional dalam menjalankan tugas dan

fungsinya.

4. Manajer Pemasaran

Manajer Pemasaran memilki kewenangan dan tugas untuk membuat

kerjasama dengan instansi lain seperti perusahaan ISUZU dan membuat

iklan CITI TRANS BANDUNG.

5. Manajer Promosi

Manajer Promosi memiliki kewengan dan tugas memberikan promosi

yang berkaitan dengan promosi perusahaan.

6. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan berfungsi sebagai direktur utama yang berwenang

dan mengurusi segala bentuk keuangan CITI TRANS mulai dari tiket

sampai kebutuhan operasional.

7. Manajer Keuangan

Manajer Keuangan berada dibawah direktur Keuangan yang membantu

(49)

3.2.Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian adalah “cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara ilmiah berarti

kegiatan tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu : rasional, empiris

dan sistematis.

Selanjutnya Umi Narimawati (2008:127) menyatakan metode penelitian

merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk

mencapai tujuan tertentu. Dengan menggunakan metode penelitian akan

diketahui pengaruh antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan

kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan Metode Penelitian AHP

(Analytical Hirarchy Proses) dengan pendekatan kualitatif. Menurut Andi

Prastowo (2012 : 24) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah metode

(jalan) penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau

meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manupulasi didalamnya dan

tanpa da pengujian hipotesis, dengan metode – metode yang alamiah ketika

hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran –

ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dari fenomena yang diamati.

Menurut Bourgeois (2005) AHP umumnya digunakan dengan tujuan

untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif/pilihan yang ada dan

pilihan – pilihan tersebut bersifat kompleks atau multi kriteria. Secara umum

dengan menggunakan AHP, prioritas yang dihasilkan akan bersifat konsisten

(50)

Analytical Hierarchy Proses (AHP) dikembangkan oleh Prof. Thomas

Lorie Saaty dari Wharton Business Scholl diawal tahun 1970, yang

digunakan untuk mencari rangking atau urutan prioritas. Menurut Saaty

(1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah

permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level

pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria dan

seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki,

suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan menjadi suatu bentuk hirarki

sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

Analytic Hierarchy Proses (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang

terdiri dari :

1. Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks

perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan.

Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B adalah

1/k kali lebih penting dari A.

2. Homogentiy, yaitu mengandung arti kesamaan dalam melakukan

perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk

dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika

membandingkan dalam hal berat.

3. Dependence, yaitu berarti setiap level mempunyai kaitan (complete

hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempuna

(51)

4. Expectation, yang berarti menonjolkan penilaian yang bersifat

ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat

merupakan data kuantitatif dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat

merupakan data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif.

1. Langkah – Langkah AHP

Secara umum pengambilan keputusan dengan metode AHP didasarkan

pada langkah – langkah berikut :

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

dengan kriteria – kriteria dan alternatif – alternatif pilihan yang ingin

dirangking

3. Membentuk matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing – masing

tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan

berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan

menilai tingkat kepentigan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di

dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom

5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak

konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen

vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang

diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual

(52)

7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan.

Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk

mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen – elemen pada

tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan

8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0,100 ;

maka penilaian harus diulang kembali. Rasio Konsistensi (CR)

merupakan batas ketidakonsistenan (inconsistency) yang ditetapkan

Saaty.

2. Prinsip – Prinsip dasar AHP

Prinsip-prinsip dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP yang harus

dipahami yaitu decomposition, comparative judgement, synthesis of prioirity,

dan logical consistency.

1. Decomposition, yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur–

unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana

setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Jika ingin mendapatkan

hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsur

sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehinggga

didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak

dipecahkan. Suatu hirarki keputusan tersebut dapat dikategorikan

sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut

complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan

terhadap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara

(53)

yakni tidak semua unsur pada masing – masing jenjang mempunyai

hubungan. Adapun struktur hirarki complete dan incomplete seperti

ditampilkan pada gambar 3.1. dan gambar 3.2. . Bentuk struktur

dekomposition yakni sebagai berikut :

Tingkat pertama : Sasaran keputusan ( Goal)

Tingkat kedua : Kriteria-kriteria

Tingkat ketiga : alternatif-alternatif

Gambar 3.2. Struktur Hirarki Complete

(54)

2. Comparative judgement, yaitu membuat penilaian tentang

kepentingan relatif dua elemen pada tingkat tertentu yang berkaitan

dengan tingkat di atasnya. Prinsip ini berarti membuat penilaian

tentang kepentingan relative dua elemen pada suatu tingkat tertentu

yang dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini

merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap

prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih

muda bila disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks

pairwise comparison yaitu matriks perbandingan memuat preferensi

beberapa alternative untuk tiap kriteria.

3. Sintesis Prioritas (Synthesis of prioirity) dilakukan dengan

menggunakan eigen vektor method untuk mendapatkan bobot relatif

bagi unsur – unsur pengambilan keputusan.

4. Logical consistency, yaitu penilaian yang konsisten terhadap objek

atau elemen.

3. Menentukan Prioritas

Menentukan susunan prioritas elemen adalah dengan menyusun perbandingan

berpasangan yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh elemen

untuk setiap sub hirarki. Perbandingan tersebut ditransformasikan dalam bentuk

matriks. Contoh terdapat n objek yang dinotasikan dengan (A1, A2,...An) yang

akan dinilai berdasarkan pada nilai tingkat kepentingannya antara lain Ai dan Aj

(55)

A1 A2 … An

A1 a11 a12 … a1n

A2 a21 a22 … a2n

… ... … …

An an1 an2 … ann

Tabel 3.1. Matrik Perbadingan berpasangan

Nilai a11 adalah perbandingan elemen A1 (baris)

terhadap A1 (kolom) yang menyatakan hubungan

1. Seberapa jauh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap keriteria

C dibandingankan dengan A1 (kolom) atau

2. Seberapa jauh dominasi Ai (baris) terhadap Ai (kolom) atau

3. Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada A1 (baris)

dibandingkan dengan A1 (kolom)

Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari

skala perbadingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty, seperti pada tabel

3.2 berikut ini :

Intensitas

Pentingnya

Definisi Penjelasan

1

Kedua elemen sama

pentingnya

Dua elemen menyumbangnya

sama besar pada sifat itu

3

(56)

lebih penting ketimbang

yang satu atas yang lainnya

(57)

mempunyai nilai

kebalikannya bila

dibandingkan dengan i

Tabel 3.2 . Skala Banding Secara Berpasangan, Sumber Thomas L.Saaty (1991 :

85)

4. Eigen Value dan Eigen Vector

Apabila decision maker sudah memasukkan persepsinya atau penilaian untuk

setiap perbandingan antara kriteria – kriteria yang berada dalam satu level

(tingkatan) atau yang dapat diperbandingkan maka untuk mengetahui kriteria

mana yang paling disukai atau paling penting, disusun sebuah matriks

perbandingan di setiap level(tingkatan).

Untuk melengkapi pembahasan tentang eigen value dan eigen vector maka

akan diberikan definisi – definisi mengenai matriks dan vektor.

1) Matriks

Matriks adalah sekumpulan himpunan objek (bilangan riil atau kompleks,

variabel–variabel) yang disusun secara persegi panjang (yang terdiri dari

baris dan kolom) yang biasanya dibatasi dengan kurung siku atau biasa.

Jika sebuah matriks memiliki m baris dan n kolom maka matriks tersebut

berukuran (ordo) . Matriks dikatakan bujur sangkar (square matrix)

jika m = n. Dan skalar–skalarnya berada di baris ke-i dan kolom ke-j yang

(58)

� [

2) Vector dari n dimensi

Suatu vektor dengan n dimensi merupakan suatu susunan elemen – elemen

yang teratur berupa angka–angka sebanyak n buah, yang disusun baik

menurut baris, dari kiri ke kanan (disebut vektor baris atau Row Vector

dengan ordo ) maupun menurut kolom, dari atas ke bawah (disebut

vektor kolom atau Colomn Vector dengan ordo ). Himpunan semua

vektor dengan n komponen dengan entri riil dinotasikan dengan � .

Untuk vector ⃗ dirumuskan sebagai berikut:

� ∈ Rn

3) Eigen value dan Eigen vector

Defenisi: jika A adalah matriks n x n maka vektor tak nol x di dalam Rn dinamakan eigen vector dari A jika Ax kelipatan skalar x, yakni:

�� ��

Skalar λ dinamakan eigen value dari A dan x dikatakan eigen vector yang

bersesuaian dengan λ. Untuk mencapai eigen value dari matriks A yang

berukuran n x n, maka dapat ditulis pada persamaan berikut :

(59)

Atau secara ekivalen

�� − � �

Agar λ menjadi eigen value, maka harus ada pemecahan tak nol dari

persamaan ini. Akan tetapi, persamaan di atas akan mempunyai

pemecahan nol jika dan hanya jika :

�� − � �

Ini dinamakan persamaan karakteristik A, scalar yang memenuhi

persamaan ini adalah eigen value dari A. Bila diketahui bahwa nilai

perbandingan elemen Aiterhadap elemen Ajadalah ɑij, maka secara teoritis

matrik tersebut berciri positif berkebalikan, yakni � �⁄ . Bobot yang

dicari dinyatakan dalam vector � � , � , � , … , � . Nilai �

menyatakan bobot kriteria An terhadap keseluruhan set kriteria pada sub

sistem tersebut.

Jika � mewakili derajat kepentingan i terhadap faktor j dan �

menyatakan kepentingan dari faktor j terhadap k, maka agar keputusan

menjadi konsisten, kepetingan i terhadap faktor k harus sama dengan

� � atau jika � � � untuk semua i,j,k maka matriks tersebut

konsisten.

Untuk satu matrik konsisten dengan vector �, maka elemen � dapat

ditulis menjadi :

(60)

Jadi matriks konsisten adalah :

� � � � (2)

Seperti yang diuraikan di atas, maka pair-wise comparison matrix

diuraikan seperti berikut ini :

� � �

⁄ � (3)

Dari persamaan tersebut di atas dapat dilihat bahwaa :

� ; ∀ , , , , … , (4)

Dengan demikian untuk pair-wise comparison matrix yang konsisten

menjadi :

= � � ; ∀ , , , , … , (5)

= � � � ; ∀ , , , , … , (6)

Persamaan di atas ekivalen dengan bentuk persamaan matriks di bawah ini

:

� � � (7)

Dalam teori matriks, formulasi ini diekspresikan bahwa � adalah eigen

vector dari matriks A dengan eigen value n. Perlu diketahui bahwa n

merupakan dimensi matriks itu sendiri. Dalam bentuk persamaan matriks

(61)

[

Pada prakteknya, tidak dapat dijamin bahwa :

� � (9)

Salah satu faktor penyebabnya yaitu karena unsur manusia (decision

maker) tidak selalu dapat konsisten mutlak (absolute consistent) dalam

mengekspresikan preferensinya terhadap elemen-elemen yang

dibandingkan. Dengan kata lain, bahwa judgement yang diberikan untuk

setiap elemen persoalan pada suatu level hierarchy dapat saja inconsistent.

Jika :

Misalkan jika suatu pair-wise comparison matrix bersifat ataupun

memenuhi kadiah konsistensi seperti pada persamaan (2), maka

perkalian elemen matriks sama dengan 1.

(62)

Eigen value dari matrik A,

�� − ��

� − �� � (13)

|� − ��|

Jika diuraikan lebih jauh untuk persamaan (13), hasilnya adalah :

|� − � �� � − �| (14)

Dari persamaan (14) jika diuraikan untuk mencari harga eigen

value maximum � − �� yaitu :

(1 –�)2 = 0

− � + �

� − � +

� − � −

� ,

� ; �

Dengan demikian matriks pada persamaan (12) merupakan matriks

yang konsisten, dimana nilai � − �� sama dengan harga dimensi

matriksnya.

Jadi untuk n > 2, maka semua harga eigen value-nya sama dengan

nol dan hanya ada satu eigen value yang sama dengan n (konstanta

dalam kondisi matriks konsisten).

b) Bila ada perubahan kecil dari elemen matriks � maka eigen

(63)

Dengan menggabungkan kedua sifat matriks (aljabar linier), jika :

I. Elemen diagonal matriks A

(� ) ∀ , , , … ,

II. Dan jika matriks A yang konsisten, makak variasi kecil dari

� ∀ , , , … , akan membuat harga eigen value yang

lain mendekati nol.

5. Uji Konsistensi Indeks dan Rasio

Salah satu utama model AHP yang membedakannya dengan model – model

pengambilan keputusan yang lainnya adalah tidak adanya syarat konsistensi

mutlak.Pengumpulan pendapat antara satu faktor dengan yang lain adalah

bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidakkonsistenan

jawaban yang diberikan responden. Namun, terlalu banyak ketidakkonsistenan

juga tidak diinginkan. Pengulangan wawancara pada sejumlah responden yang

sama kadang diperlukan apabila derajat tidak konsistensinya besar.

Saaty telah membuktikan bahwa Indeks Konsistensi dari matriks berordo n

dapat diperoleh dengan rumus:

�� �max − �

− (15)

CI = Rasio penyimpanan (deviasi) konsistensi (consistency index)

λmax = Nilai eigen terbesar dari matriks berordo n

n = Orde matriks

Apabila CI bernilai nol, maka pair wise comparison matrix tersebut konsisten.

Batas ketidakkonsistenan (inconsistency) yang telah ditetapkan oleh Thomas

(64)

perbandingan indeks konsistensi dengan nilai random indeks (RI) yang

didapatkan dari suatu eksperimen oleh Oak Ridge National Laboratory

kemudian dikembangkan oleh Wharton School dan diperlihatkan seperti tabel

3.3. Nilai ini bergantung pada ordo matriks n. Dengan demikian, Rasio

Konsistensi dapat dirumuskan sebagai berikut :

�� ���� (16)

CR = rasio konsistensi

RI = indeks random

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9

RI 0,000 0,000 0,580 0,900 1,120 1,240 1,320 1,410 1,450

n 10 11 12 13 14 15

RI 1,490 1,510 1,480 1,560 1,570 1,590

Tabel 3.3. Nilai Random Indeks (RI)

Bila matriks pair–wise comparison dengan nilai CR lebih kecil dari 0,100

maka ketidakkonsistenan pendapat dari decision maker masih dapat diterima

(65)

3.2.1. Disain Penelitian

Dalam penelitian kali ini penelitian termasuk kedalam penelitian

kualitatif. Sehingga desain penelitian berciri – ciri umum, fleksible,

berkembang dan muncul dalam proses penelitian.

Menurut Nasution (1992 : 12) dalam buku Metode Penelitian

Kualitatif dalam prespektif rancangan penelitian, oleh Andi Prastowo

(2012 : 41), berpendapat bahwa dalam metode penelitian kualitatif, pada

awalnya desain penelitian belum dapat direncanakan secara terperinci,

lengkap dan pasti, yang menjadi pegangan selanjutnya selama penelitian.

Masalah yang diteliti tidak dapat dirumuskan dengan jelas dan

tegas. Desain penelitian Kualitatif bersifat emergent, evolving dan

developing.

3.2.2. Operasional Variabel

Secara teoritis variabel didefenisikan sebagai “something that may

vary or differ” (Brown, 1998:7) yang dikutip oleh Jonathan Sarwono (2012:33). Defenisi lain yang lebih detail mengatakan bahwa variabel “is simply symbol or a concept that can assume any one of a set values

(Davis,1998:23).

Defenisi pertama menyatakan bahwa variabel ialah sesuatu yang

berbeda atau bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas dalam defenisi

kedua yaitu simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat

Gambar

Gambar 2.2 Gambaran Bagan kerangka Pemikiran
Gambar 3.1. : Struktur Organisasi Sumber : Citi Trans Bandung
Gambar 3.3. Struktur Hirarki InComplete
Tabel 3.4. Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait