DAFTAR RIWAYAT HIDUP MAHASISWA
B I O D A T A
NIM : 1.05.08.477
Nama : Rezkarani Murvita Putri Budilestari
Tempat/tanggal lahir : Kalimantan Barat, Ketapang, 21 Januari 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sukagalih No.98
Tlp. / HP : 085722389091
E-mail : [email protected]
R I W A Y A T P E N D I D I K A N
1996 – 2001 : Sekolah Dasar 05 Ketapang – Kalimantan Barat
2002 – 2004 : Sekolah Menengah Pertama 03 Ketapang – Kalimantan Barat 2005 – 2007 : Sekolah Menengah Kejuruan 01 Ketapang – Kalimantan Barat 2008 – 2013 : Universitas Komputer Indonesia Jurusan Sistem Informasi
Bandung, Maret 2013
Penulis,
PENGUKURAN KINERJA
SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET ONLINE
DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIRARCHY PROSES
PADA CITI TRANS
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata 1) Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Rezkarani Murvita Putri Budilestari
1.05.08.477
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
v Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT atas segala berkat, rahmat, karunia, dan ridho-Nya yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian di CITI TRANS BANDUNG serta
dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini. Pembuatan Laporan Skripsi ini merupakan
salah satu syarat persyaratan kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia dengan judul:
“PENGUKURAN KINERJA SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET
ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA CITI TRANS BANDUNG”.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan laporan skripsi ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun akan senantiasa penulis terima sebagai masukan yang berarti,
sehingga dalam penyusunan karya tulis lainnya penulis dapat menyusun dengan lebih
vi
terselesaikan dengan tepat waktu. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
balasan atas kebaikkan dan budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Dalam
kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie., Ir., M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
3. Syahrul, S.Kom. M, Kom, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
4. Diana Effendi, ST.,MT selaku Dosen Wali kelas SI-10 angkatan 2008 serta
Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu guna
membimbing, mengarahkan, dan memberi petunjuk yang sangat berharga
demi menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
5. Seluruh Dosen serta Staff Universitas Komputer Indonesia yang telah berjasa
dalam menunaikan tugasnya.
6. Daniel Edward Victor selaku pembimbing lapangan serta Manager Promosi
dari pihak Citi Trans, serta seluruh karyawan perusahaan yang telah
vii
8. Untuk keluarga besar tercinta yang tidak henti-hentinya saya ucapkan terima
kasih terutama kepada kedua orang tua saya yang selalu mendukung serta
memberikan semangat dan doa nya. Untuk kalian semua yang telah
memberikan motifasi di rumah dan dukungan doa serta membantu saya untuk
selalu semangat.
Penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat yang
besar khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata penulis
ucapkan semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan
Skripsi ini akan mendapat balasan yang lebih besar dari Allah SWT, Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, February 2013.
viii DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………. i
PERNYATAAN KEASLIAN ………. ii
ABSTRAK ………. iii
ABSTRACT ……… iv
KATA PENGANTAR ………. v
DAFTAR ISI ……… viii
DAFTAR GAMBAR ………. xii
DAFTAR TABEL ………. xiii
BAB I. PENDAHULUAN ……… 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifkasi dan Rumusan Masalah ... 3
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Kegunaan Penelitian ... 4
1.5. Batasan Masalah ... 5
1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ………. 6
2.1. Kajian Pustaka ... 6
2.1.1.Pengertian Kinerja ... 6
2.1.2.Pengertian Sistem ... 7
ix
2.1.4.Kinerja Sistem Informsi ... 9
2.1.5.Pengertian Pemesanan ……….. 11
2.1.6.Online Booking Sistem Citi Trans ……… 12
2.1.7.Kinerja Website ……….. 13
2.1.8.Kualitas Perangkat Lunak ……… 15
2.1.9.Analytical Hirarchy Proses ……….. 16
2.1.10. Keterkaitan Antar Variabel ……… 18
2.2. Bagan Kerangka Pemikiran ... 20
2.3. Hipotesis ………. 24
BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN ………. 26
3.1. Objek Penelitian ... 26
3.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan... 26
3.1.2.Visi dan Misi Perusahaan ... 27
3.1.3.Struktur Organisasi ... 28
3.1.4.Diskripsi Tugas ... 28
3.2. Metode Penelitan ... 30
1. Langkah – langkah AHP ………. 32
2. Prinsip AHP ………... 33
3. Menentukan Prioritas ……… 35
4. Eigen value dan Eigen Vector ……… 38
5. Uji Konsistensi Indeks dan Rasio ……… 44
x
3.2.2.Oprasional Variabel ... 46
3.2.3.Sumber dan Tehnik Penentuan Data ... 50
3.2.3.1.Sumber Data ... 50
3.2.3.2.Tehnik Penentuan Data ... 51
3.2.4.Tehnik Pengumpulan Data ... 52
3.2.5.Tehnik Pengujian Data ……… 53
3.2.6.Rancangan Analisis ... 54
3.2.6.1.Analisis Diskriptif ……… 54
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 55
4.1.1.Karakteristik Koresponden ... 55
4.1.2.Kriteria Narasumber ……… 56
4.2. Hasil Perhitungan AHP ……… 56
4.2.1.Perhitungan Faktor Pembobotan Hirarki untuk semua Kriteria ………. 56
4.2.2.Matrik Faktor Evaluasi untuk kriteria Throught ………. 60
4.2.3.Matrik Faktor Evaluasi untuk kriteria Relative Throught .. 64
4.2.4.Matrik Faktor Evaluasi untuk kriteria Kapabilitas ……… 68
4.2.5.Matrik Faktor Evaluasi untuk kriteria Turnaround time … 72 4.2.6.Matrik Faktor Evaluasi untuk kriteria Reponse Time ….. 76
4.2.7.Matrik Faktor Evaluasi untuk kriteria Avabilitas ……… 80
xi
4.3.1.Faktor Evaluasi Total ………. 84
4.3.2.Total Rangking ………. 84
4.4. Analisis SI Pemesanan tiket online yang berjalan ……….. 92
4.4.1.Tampilan SI pemesanan tiket yang berjalan ………. 93
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 98
5.1. Kesimpulan ... 98
5.2. Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
2.1. Gambar Paradigma ………. 20
2.2. Gambar Bagan Kerangka Pemikiran ……… 21
2.3. Gambar Sturktur Hirarki Complete ……… 23
2.4. Gambar Struktur Hirarki InComplete ……… 23
3.1. Gambar Struktur Organisasi ……….. 28
3.2. Gambar Sturktur Hirarki Complete ………. 34
3.3. Gambar Struktur Hirarki InComplete ………. 34
4.1. Gambar Halaman Utama Online Booking Sistem ……… 93
4.2. Gambar Tampilan Persyaratan yang Harus disetujui untuk melakukan Pemesanan Tiket Online ………. 93
4.3. Gambar Tampilan Pemilihan Jam Keberangkatan ke Bandara Soekarno – Hatta ……… 94
4.4. Gambar Tampilan Pemilihan Tempat Duduk ……… 94
4.5. Gambar Tampilan Pemilihan Jam Keberangkatan ke tempat tujuan selain ke Bandara Soekarno – Hatta ……… 95
4.6. Gambar Tampilan Pemesanan Tiket Online ………. 95
4.7. Gambar Tampilan Pemesanan Tiket Online telah Lengkap ………. 96
xiii
DAFTAR TABEL
1.1. Tabel Jadwal Penelitian ……….. 5
3.1. Tabel Matrik Berpasangan ……….. 36
3.2. Tabel Skala Banding Secara Berpasangan ………. 36
3.3. Tabel Nilai Random Indeks ……… 45
3.4. Tabel Oprasional Variabel ………. 48
4.1. Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria ……... 56
4.2. Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang disederhanakan ……….. 56
4.3. Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang dinormalkan ………. 57
4.4. Tabel Bobot Prioritas ……… 58
4.5. Tabel Perbandingan Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………... 58
4.6. Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis ………. 58
4.7. Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria ……… 60
4.8. Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang disederhanakan ……… 60
4.9. Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang dinormalkan ……… 61
4.10.Tabel Bobot Prioritas ……… 62
xiv
4.12.Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………. 63 4.13.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria……… 64 4.14.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang
disederhanakan ……… 64 4.15.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang
dinormalkan ……… 65 4.16.Tabel Bobot Prioritas ……… 66 4.17.Tabel Perbandingan Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis ………... 66 4.18.Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………. 66 4.19.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria……… 68 4.20.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang
disederhanakan ……… 69 4.21.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang
dinormalkan ……… 69 4.22.Tabel Bobot Prioritas ……… 70 4.23.Tabel Perbandingan Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis ………... 70 4.24.Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………. 70 4.25.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria……… 72 4.26.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang
disederhanakan ……… 73 4.27.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang
xv
4.29.Tabel Perbandingan Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis ………... 74
4.30.Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………. 74
4.31.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria……… 76
4.32.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang disederhanakan ……… 77
4.33.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang dinormalkan ……… 77
4.34.Tabel Bobot Prioritas ……… 78
4.35.Tabel Perbandingan Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis ………... 78
4.36.Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………. 78
4.37.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria……… 80
4.38.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang disederhanakan ……… 81
4.39.Tabel Matrik Faktor Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria yang dinormalkan ……… 81
4.40.Tabel Bobot Prioritas ……… 82
4.41.Tabel Perbandingan Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis ………... 82
4.42.Tabel Hasil Pembagian Bobot Prioritas dan Bobot Sintesis …………. 82
4.43.Tabel Matrik Hubungan Kriteria dengan Alternatif ………... 84
4.44.Tabel Total Rangking untuk Fungsionality ……… 85
4.45.Tabel Total Rangking untuk Reability ……….. 85
4.46.Tabel Total Rangking untuk Usability ………. 85
xvi
4.48.Tabel Total Rangking untuk Portability ………. 86
4.49.Tabel Total Rangking untuk Performance ……… 86
4.50.Tabel Total Rangking untuk Security ……… 87
4.51.Tabel Total Rangking untuk Maintability ………. 87
4.52.Tabel Nilai Absolute Maturity Model ………... 89
4.53.Tabel Skala Pembulatan Indeks Maturity Model ……….. 89
4.54.Tabel Nilai Rangking Masing – Masing Kriteria ……….. 90
Hirarki Analitik Untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks.IPPM dan PT.Pustaka Binama Pressindo.Jakarta Pusat.
Prof.Dr.Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.CV.ALFABETA.Bandung.
Prof.Dr.Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.CV.ALFABETA.Bandung.
Andi Prastowo.Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.AR-RUZZ MEDIA.2012.
II. Sumber Internet
http://sqaindonesia.wordpress.com/2010/03/04/faktor-faktor-standart-perangkat-lunak-menurut-iso-9126/ 7 Januari 2013
http://www.amn.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=24: kualitas-software-&catid=6:events&Itemid=23 / 28 Desember 2013
http://berita-terhangat.blogspot.com/2012/08/defenisi-dan-pengertian-sistem-menurut.html / 3 Januari 2013
III. Sumber Jurnal
Arief Jananto dan Edy Supriyanto. 2006. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Volume XI, No. 2.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Dunia Transportasi saat ini sudah banyak mengalami kemajuan dan
perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung
hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin
berkembang.Pemanfaatan teknologi computer dan internet dalam dunia
transportasi membantu kegiatan bisnis dari transportasi mulai dari alat navigasi
modern yang menggunakan satelit dan sistem computer hingga pada pemesanan
tiket yang sudah dapat dilakukan secara online.
Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Untuk
transportsi darat sendiri sudah banyak jasa pelayanan yang menyediakannya mulai
dari Kereta, Bus, dan jasa layanan travel untuk memudahkan orang – orang berpindah dari satu kota ke kota yang lainnya.
Travel merupakan salah satu penyedia layanan jasa transportasi darat. Saat ini
teknologi bagi suatu layanan jasa transportasi darat (travel) merupakan hal yang
tidak bisa diabaikan. Salah satu nya adalah pemesanan tiket yang dilakukan secara
online. Bagi perusahaan travel pemesanan tiket berbasis online ini merupakan
salah satu pemanfaatan media internet dalam melakukan penjualan tiket. Cukup
dengan membuka halaman web dari agen travel tersebut, maka calon penumpang
dapat melakukan transaksi pembelian tiket yang biasanya pemesanan atau
Citi Trans adalah salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang
transportasi darat yaitu travel yang melayani transportasi darat Jakarta – Bandung ataupun sebaliknya serta transportasi dari Bandung ke Bandara, dapat melihat
kesempatan ini dalam meningkatkan penjualan nya. Dengan melihat kesempatan
ini, Citi Trans telah menerapkan suatu sistem informasi pemesanan tiket online
atau yang lebih dikenal dengan online booking.
Online Booking sendiri merupakan suatu software yang dapat membantu
mempermudah pekerjaan dan membantu para kosumen nya dalam mendapatkan
tiket perjalanan, hanya dengan mengakses www.cititrans.co.id konsumen sudah dapat melakukan pemesanan tiket online.
Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi pemesanan tiket online ini
sudah berjalan dengan baik, maka diperlukan pengukuran kinerja dari sistem
informasi pemesanan tiket online. Dengan mengukur kinerja sistem informasi
pemesanan tiket online dapat diketahui kualitas dari Online Booking System yang
telah diterapkan oleh Citi Trans.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja dari Online Booking System terdiri dari faktor eksternal dan internal. Faktor Internal yaitu bagaimana
kemampuan sistem melayani pengguna. Sedangkan untuk faktor eksternal banyak
yang mempengaruhi nya seperti sudah mampukah sistem memenuhi keinginan
pengguananya.
Dengan kompleksnya suatu kriteria dalam mengukur kinerja sistem tersebut
ini bertujuan untuk membantu dalam pembobotan suatu variabel – variabel yang berhubungan dengan pengukuran sistem ini.
Maka diputuskan untuk menggunakan metode AHP (Analytical Hirarchy
Proses) dalam membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan
menstrukturkan suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil, dan
dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau
prioritas. Dengan AHP ini memungkinkan kita untuk menstrukturkan suatu sistem
serta lingkungan dalam bagian – bagian yang saling berinteraksi, lalu mensintesis bagian – bagian ini dengan mengukur dan membuat peringkat pengaruh bagian – bagian ini terhadap keseluruhan sistem.
Berdasarkan latar belakang ini lah penulis memutuskan untuk mengukur
kinerja sistem informasi pemesanan tiket online dengan judul “PENGUKURAN KINERJA SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA CITI TRANS BANDUNG” pada Citi Trans Bandung.
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah a) Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat di identifikasi bahwa
Sistem Informasi Pemesanan Online di Citi Trans atau yang lebih
dikenal dengan Online Booking System merupakan salah satu faktor
sistem informasi pemesanan tiket akan mempengaruhi kualitas
pelayanaan dari penjualan tiket Citi Trans.
b) Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut bagaimana kinerja dari sistem informasi pemesanan
tiket online di citi trans atau yang lebih dikenal dengan online
booking.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini bermaksud mengukur Kinerja dari Sistem Informasi Pemesanan
Tiket online di Citi Trans yang bertujuan memberikan informasi kepada Citi
Trans tentang Kinerja dari Sistem Informasi Pemesanan Tiket Online ini.
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Praktis
Dapat memberikan masukan positif kepada Citi Trans tentang
kualitas kinerja dari perusahaan nya. Serta dapat memberikan informasi
yang dapat membantu kegiatan bisnis yang dilakukan oleh Citi Trans.
1.4.2. Akademis
Menambah wawasan tentang penggunaan metode AHP (Analytical
1.5. Batasan Masalah
Pengukuran Kinerja dari Sistem Informasi Pemesanan tiket atau Online
Booking System ini dilihat dari sisi pengelola sistem yang mengetahui bagimana
sistem ini berjalan.
1.6. Lokasi & Waktu Penelitian 1. Lokasi
Nama Perusahaan : Citi Trans
Alamat Perusahaan : Jl. Dipati Ukur 53 Bandung 40132, Indonesia
No. Tlp / fax : +6222 251 40 90 / +6222 25 33 788
2. Waktu Penelitian
No Kegiatan
Bulan Ke- 1 2 3 4 5
1. Penyusunan Proposal
2. Diskusi Proposal
3. Memasuki lapangan
4. Menentukan fokus
5. Analisis Keputusan
6. Menentukan Tema, Analisis Tema
7. Uji Keabsahan data
8. Membuat draft laporan
9. Diskusi Draft laporan
10. Penyempurnaan Laporan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai definisi dan teori-teori yang berkaitan
dengan permasalahan yang ada. Berikut adalah teori-teori yang mendasari dari
Pengukuran Kinerja Sistem Informasi pemesanan tiket online di Citi Trans Bandung
dengan menggunakan AHP.
2.1.Kajian Pustaka
Adapun kajian pustaka pada penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut :
2.1.1. Pengertian Kinerja
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) Kinerja (
prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Banyak hal yang mempengaruhi suatu kinerja salah satu nya adalah
kualitas. Menurut Dale (2003:12-20), menyimpulkan beberapa hasil survey
yang terfokus pada persepsi arti pentingnya kualitas produk dan jasa,
diantaranya: persepsi publik atas kualitas produk dan jasa yang semakin luas,
meningkatnya pandangan dan peran manajemen puncak, kualitas tidak dapat
dinegosiasikan (quality is not negotiable), kualitas meliputi semua hal (quality
is all-pervasive), kualitas meningkatkan produktivitas, kualitas mempengaruhi
bisnis, Biaya non kualitas yang tinggi, konsumen adalah raja, kualitas adalah
pandangan hidup (way of life).
Menurut EVANS & LINDSAY dalam salah satu situs menjelaskan
Kualitas merupakan kunci keunggulan bersaing (competitive advantage),
yaitu kemampuan sebuah perusahaan untuk mencapai keunggulan pasar.
Dalam jangka panjang, keunggulan bersaing yang terjaga akan menghasilkan
kinerja di atas rata-rata.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan bagian dari
kualitas, yang artinya kualitas suatu produk/jasa akan sangat mempengaruhi
suatu kinerja, maka dijelaksan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah kualitas.
2.1.2. Pengertian Sistem
Defenisi umun sistem [2] adalah kumpulan elemen-lemen yang saling
berkaitan dan bertanggung jawab memproses masukan (Input) sehingga
menghasilkan keluaran (Output).
Adapun pegertian sistem menurut Jogiyanto (2005:683) adalah : Suatu sistem dapat didefenisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua
atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu
Dari pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu
sistem merupakan elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi
dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.3. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah proses yang menjalankan fungsi
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan
informasi untuk kepentingan tertentu.
Sistem informasi di definisikan Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis yang diterjemahkan oleh Jogiyanto H.M, (2005:11) menyatakan bahwa sistem informasi adalah :
“Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan”.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa Sistem Informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh
manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk
2.1.4. Kinerja Sistem Informasi
Dalam Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol. III no.2 – tahun
2005 hal.24 – 25 tentang Pengaruh Perilaku Pemakai terhadap kenerja sistem
Informasi : Partisipasi dan Kepuasaan pemakai seabgai variabel
indenpenden menjelaskan “Kinerja sistem informasi menurut Soegiarto
(2001), merupakan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan dibandingkan
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja sistem berarti
penilaian tehadap pelaksanaan sistem tersebut, apakah sudah sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan atau belum. Penilaian tehadap kinerja sistem
merupakan kepuasan kerja yang didapat pemakai sistem dalam pengoperasian
sistem, manfaat yang dirasakan oleh pemakai kaitannya dengan sistem yang
digunakan serta frekwensi tingkat pemakaian dalam penggunaan sistem”.
Komponen suatu sistem akan mempengaruhi kinerja sistem secara
keseluruhan melalui interkasi yang mutual antar masing komponen. Sehingga
kinerja bisa didiskusikan dalam posisi yang berbeda :
1. Effectiveness dari sistem ketika menangani aplikasi tertentu. Hal inilah
yang terlihat oleh pengguna sistem. Untuk tujuan ini digunakan
pengukuran dengan pendekatan stimulus (Stimulus approach ). Pada
pendekatan ini sistem dianggap suatu kotak hitam (black box) yang
memiliki fungsi tertentu yang diketahui. Pengukuran dilakukan dengan
Metoda ini memang cepat tapi kurang detail memberi gambaran akan
kinerja sistem.
2. Internal Efficiency , yaitu melakukan pengamatan terhadap mekanisme
sistem mengatur sumber daya yang dimilikinya untuk menangani beban
kerja. Untuk tujuan ini dilakukan pengukuran dengan pendekatan analitis
(Analytic approach ). Pengukuran ini berusaha mengukur perilaku internal
dari sistem. Dengan tujuan untuk menguji apakah sistem bekerja dengan
benar, mengisolasi kemungkinan kesalahan, serta memahami sistem dan
lingkungan kerjanya.
Pada dasarnya pada kedua pendekatan di atas memiliki paramater
yang berbeda untuk menjabarkan kinerja sistem. Pengukuran yang dilakukan
oleh Mindcraft pada dasarnya adalah pengujian “Effectivitas” sistem, maka
berikut ini akan dijabarkan Parameter yang biasanya digunakan pada suatu
pengukuran sistem dengan pendekatan tersebut (Wiryana, 1998) :
1. Throughput. Jumlah kerja yang diselesaikan untuk satu satuan waktu pada beban kerja yang diberikan.
2. Relative throughput . Waktu yang dibutuhkan untuk memproses beban kerja pada sistem 1 relatif ke waktu yang dibutuhkan pada sistem 2 untuk
beban yang sama.
4. Turnaround time . Waktu antara suatu pekerjaan diberikan pada suatu sistem dan hasil yang diterima .
5. Response time . Waktu untuk suatu transaksi pada sistem interaktif atau sistem sesungguhnya.
6. Availibilitas , prosentase sistem dapat tersedia dan bekerja melayani pengguna.
2.1.5. Pengertian Pemesanan
Pemesanan dalam bahasa Inggris adalah Reservation yang berasal dari
kata “to reserve” yaitu menyediakan atau mempersiapkan tempat sebelumnya.
Sedangkan reservation yaitu pemesanan suatu tempat fasilitas. Pemesanan
sama artinya dengan Istilah booking/reservation.
Menurut Edwin dan Chris (1999 : 1) : Pemesanan dalam arti umum
adalah perjanjian pemesanan tempat antara 2 (dua) pihak atau lebih,
perjanjian pemesanan tempat tersebut dapat berupa perjanjian atas pemesanan
suatu ruangan, kamar, tempat duduk dan lainnya, pada waktu tertentu dan
disertai dengan produk jasanya. Produk jasa yang dimaksud adalah jasa yang
ditawarkan pada perjanjian pemesanan tempat tersebut, seperti pada
perusahaan penerbangan atau perusahaan pelayaran adalah perpindahan
Jadi secara umum reservation yaitu pemesanan fasilitas yang
diantaranya akomodasi, meal, seat pada pertunjukan, pesawat terbang, kereta
api, bus, hiburan, night club, discoutegue dan sebagainya ( Suartana, 1987 :
14 ) Kata reservation atau pemesanan dalam dunia pariwisata disebut juga
booking.
Kadangkala wisatawan tidak dapat membedakan arti dari kedua kata
tersebut. Oleh karena itu perlu ditegaskan bahwa kedua kata tersebut tidak
memiliki perbedaaan arti (Yoeti,1997:45) Dalam dunia kepariwisataan
reservation merupakan suatu lembaga atau cara yang sangat penting dan
merupakan salah satu pemegang kendali bagi kelangsungan aktivitas suatu
biro perjalanan wisata.
2.1.6. Online Booking System Citi Trans
Online Booking System Citi Trans adalah sistem informasi pemesanan
tiket online di CitiTrans untuk membantu konsumen nya dalam pemesanan
tiket. Pemesanan tiket online pada Citi Trans dapat diakses di
www.cititrans.co.id. Pemesanan tersebut terdiri dari pemilihan tanggal keberangkatan, asal dan tujuan keberangkatan serta pemilihan tempat duduk.
Meskipun booking dan reservation mempunyai pengertian yang sama,
namun terdapat beberapa perbedaan yang mendasar yaitu booking biasanya
suatu confirmation. Tetapi kalau kita melakukan reservasi berarti juga telah
melakukan booking namun belum ada suatu konfirmasi tentang pemesanan
tiket yang diinginkan (Oka A Yoeti, 1995 : 90).
2.1.7. Kinerja Website
Website merupakan salah satu media pemasaran bagi usaha jasa
transportasi travel sebagai alat komunikasi untuk menyediakan informasi
bagi pasar sasarannya dan sebagai media transaksi untuk memfasilitasi
aktivitas transaksi secara online. Sebagai media pemasaran, website
diharapkan memiliki kinerja yang baik. Kinerja suatu website dilihat dari
output yang dihasilkan oleh website tersebut (Eagleton and Dobler, 2007:
164). Output website beberapa diantaranya adalah online booking dan online
revenue. (Scharl, Wober and Bauer, 2004).
Di dalam bukunya, Peterson (2005, p. 3) mengatakan bahwa
pengukuran kinerja web (web measurement) adalah seni untuk
mengumpulkan data dan menganalisa data agar dapat digunakan dan
mudah dibaca oleh manusia. Salah satu teknik mengukur dan menguji suatu
kinerja web adalah dengan mengukur pengalaman seseorang atau user
experience pengunjung situs yang berinteraksi dengan halaman-halaman
Kinerja suatu web atau web performance sangat dipengaruhi oleh
beberapa komponen-komponen dasar yang dibagi menjadi dua bagian
penting, yaitu (1) dilihat dari gambaran transaksi web atau perspective
transaction dan (2) gambaran komponen aplikasi atau application
component perspective (Keynote System, Inc 2010). Transaksi web atau
web transaction lebih menitikberatkan pada sisi pengalaman pengguna atau
user experience sedangkan komponen aplikasi lebih menitikberatkan pada
komponen jaringan komputer atau computer network.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja suatu website sangat
dipengaruhi oleh beberapa komponen – komponen dasar, agar dapat
digunakan dan mudah dibaca oleh pengguna nya, dimana kinerja dari suatu
website dapat dilihat dari output yang dihasilkan oleh website. Dari
beberapa pengertian diatas yang berhubungan dengan kinerja, Kinerja tidak
terlepas dari hasil yang akan dicapai dan bagaimana kualitas dari suatu
produk. Sehingga Kualitas Website akan mempengaruhi kinerja website,
menurut Gabriel Morgan (2007), faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas website sebagai berikut:
1. Security (Keamanan)
Tingkat keamanan dalam menjaga suatu data.
Dinilai dengan mempertimbangkan faktor manusia, keseluruhan
estetika, konsistensi dan dokumentasi.
3. Reability (Kehandalan)
Dievaluasi melalui pengukuran frekuensi dan besarnya kegagalan,
kemampuan untuk pulih dari kegagalan, dan prediktabilitas program.
4. Fungsionality
Dinilai melalui evaluasi bentuk himpunan dan kemampuan program,
generalisasi fungsi-fungsi yang disampaikan.
5. Performance (Kemampuan pelayanan)
Diukur melalui kecepatan pemrosesan, waktu respon.
2.1.8. Kualitas Perangkat Lunak
Dalam bukunya Rekayasa Perangkat Lunak, Al- Bahra Bin
Ladjamudin (2006 : 91) menyatakan definisi tentang kualitas perangkat
lunak sebagai: “konformansi terhadap kebutuhan fungsional dan kinerja
yang dinyatakan secara eksplisit, standar pengembangan yang
didokumentasikan secara eksplisit, dan karakteristik implisit yang
diharapkan bagi semua perangkat lunak yang dikembangkan secara
professional”.
Salah satu tolak ukur kualitas perangkat lunak adalah ISO 9126,
International Electrotechnical Commission (IEC). ISO 9126
mendefinisikan kualitas produk perangkat lunak, model, karakteristik
mutu, dan metrik terkait digunakan untuk mengevaluasi dan menetapkan
kualitas sebuah produk software.
Dalam ISO 9126 menetapkan 6 karakteristik kualitas yaitu :
1. Functionality: Kemampuan menutupi fungsi produk perangkat lunak
yang menyediakan kepuasan kebutuhan user.
2. Reliability: Kemampuan perangkat lunak untuk perawatan dengan
level performansi.
3. Usability: Kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan
perangkat lunak.
4. Efficiency: Kemampuan yang berhubungan dengan sumber daya fisik
yang digunakan ketika perangkat lunak dijalankan.
5. Maintainability: Kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat
perubahan perangkat lunak.
6. Portability: Kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan
perangkat lunak yang dikirim ke lingkungan berbeda.
2.1.9. Analytical Hierarchy Proces
Analytical Hierarchy Process (AHP), pertama kali dikembangkan
Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Analytical Hierarchy Process (AHP)
merupakan metode pengambilan keputusan dengan efektif atas persoalan
yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses
pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam
bagian – bagian nya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan
hirarki, member nilai numeric pada pertimbangan subjektif tentang
pentingnya tiap variable dan mensintesis berbangai pertimbangan ini
untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling
tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks
dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan,
hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan
bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan
dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu
mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang
cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang
2.1.10.Keterkaitan Antar Variabel
2.1.10.1. Hubungan Kualitas Perangkat Lunak terhadap Kualitas Web
Ranganathan and Ganapathy (2002) mengungkapkan bahwa
website yang efektif harus menyediakan banyak sumber informasi.
Kinerja suatu website dilihat dari output yang dihasilkan oleh
website tersebut (Eagleton and Dobler, 2007: 164). Output website
beberapa diantaranya adalah online booking dan online revenue. (Scharl,
Wober and Bauer, 2004).
Menurut Robert L Glass (Glass, 2002), kualitas software
adalah mengenai sekumpulan atribut yang seharusnya dimiliki oleh suatu
produk software.
Maka berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa kualitas software berhubungan dengan kualitas dari kinerja suatu
website. Karena content – content yang terdapat didalam suatu website
akan berhubungan terhadap kualitas dari software.
2.1.10.2. Pengaruh Kinerja Sistem terhadap Kualitas Perangkat Lunak
ISO 9126 mendefinisikan kualitas produk perangkat lunak,
model, karakteristik mutu, dan metrik terkait digunakan untuk
Sedangkan sistem menurut ROBERT ALLEN & MARK VICTOR HANSEN Sistem adalah prosedur yang terorganisir dan mapan yang membuahkan hasil.
Sistem Software merupakan sistem perangkat lunak computer
yang dirancang untuk mengoperasikan perangkat keras komputer
dan untuk menyediakan platform untuk menjalankan aplikasi perangkat
lunak. Sehingga kinerja suatu sistem dapat mepangaruhi kualitas dari
perangkat lunak tersebut.
2.1.10.3. Pengaruh Kinerja Sistem terhadap Kualitas Website
Content website disebutkan sebagai dasar dari kinerja website
yang efektif (Strauss and Hogan, 2001 : 15), Rachman and Buchanan
(1999) menyatakan bahwa content merupakan faktor kunci kesuksesan
website. Ranganathan and Ganapathy (2002) mengungkapkan bahwa
website yang efektif harus menyediakan banyak sumber informasi.
GORDON B. DAVIS Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa
sasaran atau maksud.
Sehingga kinerja sistem akan mempengaruhi kualitas website.
Karena kemampuan sistem dalam menyelesaikan suatu pekerjaan akan
menyelesaikan suatu transaksi online juga akan mempengaruhi kualitas
layanan transaksi online dari suatu website.
2.2. Bagan Kerangka Pemikiran
Paradigma penelitian menurut Jogiyanto (2012:42) diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang
sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan
jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Maka bentuk
paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paradigma
Ganda dengan dua Varibel Dependen seperti pada gambar 2.1 berikut ini :
Paradigma Ganda dengan satu variabel independen dan dua variabel
dependen. Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1, dan X dengan Y2
digunakan teknik korelasi sederhana (Sugiyono 2012:45). X
Y1
Y2
Berdasarkan uraian diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya
dalam bentuk bagan kerangka pemikiran pada gambar 2.2 sebagai berikut :
Parameter Pengukuran Kinerja sistem (Variabel X):
1. Throughput
2. Relative throughput 3. Kapabilitas (Kapasitas) 4. Turnaround time 5. Response time 6. Availibilitas
Wiryana, 1998 dalam Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK
Kualitas Website (Variabel Y2)
Sedangkan Menurut Thomas L. Saaty (1991 : 3) Analitical Hieararchy
Process (AHP) memberikan kerangka yang memungkinkan kita untuk mengambil
keputusan yang efektif atas persoalan yang kompleks dengan jalan
menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan yang kita
alami.
Menurut Thomas L. Saaty (1991 : 5) AHP ini memungkinkan kita untuk
mestruktur suatu sistem serta lingkungan nya dalam bagian – bagian yang saling
berinteraksi, lalu mensintesis bagian – bagian ini dengan mengukur dan membuat
peringkat pengaruh bagian – bagian ini terhadap keseluruhan sistem.
Menurut Thomas L. Saaty (1991 : 3) dengan keharusan memberi nilai
numerik pada setiap variabel masalah membantu para pengambilan keputusan
untuk mempertahankan pola – pola pikiran yang kohesif dan mencapai suatu
kesimpulan. Selain itu adanya konsensus dalam pengambilan keputusan
kelompok memperbaiki konsistensi pertimbangan dan meningkatkan kehandalan
AHP sebagai alat pengambilan keputusan.
Adapun struktur hirarki complete dan incomplete seperti ditampilkan pada
gambar 2.3. dan gambar 2.4. . Bentuk struktur dekomposition yakni sebagai
berikut :
Tingkat pertama : Sasaran keputusan ( Goal)
Tingkat kedua : Kriteria-kriteria
Gambar 2.3 Struktur Hirarki Complete
Gambar 2.4 Struktur Hirarki InComplete
Berdasarkan uraian diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya
dalam bentuk bagan kerangka pemikiran. Kerangka Pemikiran Pengukuran
Kinerja Sistem Informasi Pemesanan tiket One line di Citi Trans Bandung
dengan menggunakan AHP adalah sebagai berikut:
1. Parameter Pengukuran Sistem (Wiryana, 1998) berdasarkan
throughput, Kapabilitas (Kapasitas), Turnaround time, Response time,
Availibilitas.
2. Kualitas Perangkat lunak yang dibuat oleh International Organization
for Standardization (ISO) dan International Electrotechnical Commission (IEC)
terdiri dari : Functionality, Reliability, Usability, Efficiency, Maintainanility,
Portability.
3. Faktor – Faktor Dimensi yang mempengaruhi kualitas website
Menurut Gabriel Morgan (2007) antara lain adalah sebagai berikut : Security (Keamanan), Usability (Kegunaan), Reability (Kehandalan), Fungsionality,
Performance (Kemampuan pelayanan).
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut dapat diketahui kriteria – kriteria
yang mempengaruhi dari kinerja sistem informasi pemesanan tiket online.
2.3. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka, dibutuhkan suatu pengujian
hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel X, Y2
terhadap variabel Y2.
Menurut Bambang S. Soedibyo (2005:29) hipotesis adalah pernyataan yang
diturunkan secara langsung dari skema teoritis.
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.
Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik, dan antara
hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha) selalu dipasangkan. Dengan
dipasangkan itu maka, dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang diterima
dan mana yang ditolak.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diungkapkan diatas, maka
disimpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara yang jawabannya
belum final karena harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka penulis memberikan hipotesis
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1.Objek Penelitian
Objek penelitian dalam tugas akhir ini adalah “Pengukuran Kinerja Sistem
Informasi Pemesanan Tiket Online dengan menggunakan Metode AHP pada Citi
Trans Bandung”.
3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Citi Trans Merupakan jasa transportasi Bandung – Jakarta (dan
sebaliknya) dengan harga tiket yang terjangkau. Citi Trans menyediakan
layanan personal seats, Rent A car dan Delivery Service.
Personal Seat yaitu tempat duduk yang disediakan di dalam
kendaraan yang nyaman tanpa berdesakan dengan penumpang lain
didalam travel, Sedangkan Rent A car yaitu layanan penyewaan armada
Citi Trans untuk keperluan peribadi maupun bisnis dan Delvery Service
yaitu penyedia jasa pengiriman dokumen dan paket.
Citi Trans di resmikan pada tanggal 11 september 2005 dengan
berkantor pusat di Jalan Dipatiukur No.53 Bandung. Citi trans memiliki 3
lokasi keberangkatan dari Bandung dan 6 titik keberangkatan dari jakarta
Seluruh armada Citi Trans dilengkapi dengan GPS (Global
Position Sytem) yang berfungsi untuk memantau posisi dan kecepatan
mobil karna Citi Trans berkomitmen untuk menomorsatukan keselamatan
Saat ini Citi trans sudah memiliki kurang lebih 500 karyawan dan
120 mobil dengan jam keberangkatan dimulai dari jam 4 subuh sampai
jam 11 malam. Untuk memberikan fasilitas yang lebih kepada Pelanggan
nya, saat ini Citi trans berencana melengkapi fasilitasnya dengan
memberikan kartu member yang diberi nama Frenship Card. Pelanggan
berhak mendapatkan kartu member setiap 10 kali transaksi.
3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi
Setiap perusahaan tentunya memiliki visi tersendiri bagi
perusahaannya adapun visi dari Citi Trans “Best in Service &
Eklusive”. 2. Misi
Selain memiliki visi perusahaan tentunya perusahaan memiliki misi
tersendiri bagi perusahaannya maka dari itu Citi Trans mempunyai
misi “Mengembangkan potensi yang ada antara Bandung –
3.1.3. Struktur Organsiasi
KOMISARIS
DIREKTUR OPRASIONAL
DIREKTUR KEUANGAN
MANAJER OPRASIONAL
MANAJER PEMASARAN
MANAJER PROMOSI
MANAJER KEUANGAN
STAFF STAFF
STAFF STAFF
3.1.4. Deskripsi Tugas
CITI TRANS mempunyai uraian mengenai tugas dan fungsi-fungsi
dari masing – masing pimpinan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Dewan Komisaris
Dewan tertinggi yang berfungsi sebagai dewan tertinggi dan dewan
yang membantu segala bentuk kelancaran di CITI TRANS
BANDUNG.
2. Direktur Operasional
Direktur Operasional adalah direktur utama CITI TRANS BANDUNG
yang bertugas dan berfungsi sebagai atasan yang memiliki segala
wewenang terhadap CITI TRANS BANDUNG.
3. Manajer Oprasional
Manajer Operasional berada dibawah direktur Operasional yang
membantu direktur operasional dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.
4. Manajer Pemasaran
Manajer Pemasaran memilki kewenangan dan tugas untuk membuat
kerjasama dengan instansi lain seperti perusahaan ISUZU dan membuat
iklan CITI TRANS BANDUNG.
5. Manajer Promosi
Manajer Promosi memiliki kewengan dan tugas memberikan promosi
yang berkaitan dengan promosi perusahaan.
6. Direktur Keuangan
Direktur Keuangan berfungsi sebagai direktur utama yang berwenang
dan mengurusi segala bentuk keuangan CITI TRANS mulai dari tiket
sampai kebutuhan operasional.
7. Manajer Keuangan
Manajer Keuangan berada dibawah direktur Keuangan yang membantu
3.2.Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian adalah “cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara ilmiah berarti
kegiatan tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu : rasional, empiris
dan sistematis.
Selanjutnya Umi Narimawati (2008:127) menyatakan metode penelitian
merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk
mencapai tujuan tertentu. Dengan menggunakan metode penelitian akan
diketahui pengaruh antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan
kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan Metode Penelitian AHP
(Analytical Hirarchy Proses) dengan pendekatan kualitatif. Menurut Andi
Prastowo (2012 : 24) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah metode
(jalan) penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau
meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manupulasi didalamnya dan
tanpa da pengujian hipotesis, dengan metode – metode yang alamiah ketika
hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran –
ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dari fenomena yang diamati.
Menurut Bourgeois (2005) AHP umumnya digunakan dengan tujuan
untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif/pilihan yang ada dan
pilihan – pilihan tersebut bersifat kompleks atau multi kriteria. Secara umum
dengan menggunakan AHP, prioritas yang dihasilkan akan bersifat konsisten
Analytical Hierarchy Proses (AHP) dikembangkan oleh Prof. Thomas
Lorie Saaty dari Wharton Business Scholl diawal tahun 1970, yang
digunakan untuk mencari rangking atau urutan prioritas. Menurut Saaty
(1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah
permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level
pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria dan
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki,
suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan menjadi suatu bentuk hirarki
sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
Analytic Hierarchy Proses (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang
terdiri dari :
1. Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks
perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan.
Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B adalah
1/k kali lebih penting dari A.
2. Homogentiy, yaitu mengandung arti kesamaan dalam melakukan
perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk
dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika
membandingkan dalam hal berat.
3. Dependence, yaitu berarti setiap level mempunyai kaitan (complete
hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempuna
4. Expectation, yang berarti menonjolkan penilaian yang bersifat
ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat
merupakan data kuantitatif dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat
merupakan data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif.
1. Langkah – Langkah AHP
Secara umum pengambilan keputusan dengan metode AHP didasarkan
pada langkah – langkah berikut :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan
dengan kriteria – kriteria dan alternatif – alternatif pilihan yang ingin
dirangking
3. Membentuk matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing – masing
tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan
berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan
menilai tingkat kepentigan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di
dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom
5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak
konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen
vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang
diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual
7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan.
Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk
mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen – elemen pada
tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan
8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0,100 ;
maka penilaian harus diulang kembali. Rasio Konsistensi (CR)
merupakan batas ketidakonsistenan (inconsistency) yang ditetapkan
Saaty.
2. Prinsip – Prinsip dasar AHP
Prinsip-prinsip dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP yang harus
dipahami yaitu decomposition, comparative judgement, synthesis of prioirity,
dan logical consistency.
1. Decomposition, yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur–
unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana
setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Jika ingin mendapatkan
hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsur
sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehinggga
didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak
dipecahkan. Suatu hirarki keputusan tersebut dapat dikategorikan
sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut
complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan
terhadap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara
yakni tidak semua unsur pada masing – masing jenjang mempunyai
hubungan. Adapun struktur hirarki complete dan incomplete seperti
ditampilkan pada gambar 3.1. dan gambar 3.2. . Bentuk struktur
dekomposition yakni sebagai berikut :
Tingkat pertama : Sasaran keputusan ( Goal)
Tingkat kedua : Kriteria-kriteria
Tingkat ketiga : alternatif-alternatif
Gambar 3.2. Struktur Hirarki Complete
2. Comparative judgement, yaitu membuat penilaian tentang
kepentingan relatif dua elemen pada tingkat tertentu yang berkaitan
dengan tingkat di atasnya. Prinsip ini berarti membuat penilaian
tentang kepentingan relative dua elemen pada suatu tingkat tertentu
yang dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini
merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap
prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih
muda bila disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks
pairwise comparison yaitu matriks perbandingan memuat preferensi
beberapa alternative untuk tiap kriteria.
3. Sintesis Prioritas (Synthesis of prioirity) dilakukan dengan
menggunakan eigen vektor method untuk mendapatkan bobot relatif
bagi unsur – unsur pengambilan keputusan.
4. Logical consistency, yaitu penilaian yang konsisten terhadap objek
atau elemen.
3. Menentukan Prioritas
Menentukan susunan prioritas elemen adalah dengan menyusun perbandingan
berpasangan yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh elemen
untuk setiap sub hirarki. Perbandingan tersebut ditransformasikan dalam bentuk
matriks. Contoh terdapat n objek yang dinotasikan dengan (A1, A2,...An) yang
akan dinilai berdasarkan pada nilai tingkat kepentingannya antara lain Ai dan Aj
A1 A2 … An
A1 a11 a12 … a1n
A2 a21 a22 … a2n
… ... … …
An an1 an2 … ann
Tabel 3.1. Matrik Perbadingan berpasangan
Nilai a11 adalah perbandingan elemen A1 (baris)
terhadap A1 (kolom) yang menyatakan hubungan
1. Seberapa jauh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap keriteria
C dibandingankan dengan A1 (kolom) atau
2. Seberapa jauh dominasi Ai (baris) terhadap Ai (kolom) atau
3. Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada A1 (baris)
dibandingkan dengan A1 (kolom)
Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari
skala perbadingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty, seperti pada tabel
3.2 berikut ini :
Intensitas
Pentingnya
Definisi Penjelasan
1
Kedua elemen sama
pentingnya
Dua elemen menyumbangnya
sama besar pada sifat itu
3
lebih penting ketimbang
yang satu atas yang lainnya
mempunyai nilai
kebalikannya bila
dibandingkan dengan i
Tabel 3.2 . Skala Banding Secara Berpasangan, Sumber Thomas L.Saaty (1991 :
85)
4. Eigen Value dan Eigen Vector
Apabila decision maker sudah memasukkan persepsinya atau penilaian untuk
setiap perbandingan antara kriteria – kriteria yang berada dalam satu level
(tingkatan) atau yang dapat diperbandingkan maka untuk mengetahui kriteria
mana yang paling disukai atau paling penting, disusun sebuah matriks
perbandingan di setiap level(tingkatan).
Untuk melengkapi pembahasan tentang eigen value dan eigen vector maka
akan diberikan definisi – definisi mengenai matriks dan vektor.
1) Matriks
Matriks adalah sekumpulan himpunan objek (bilangan riil atau kompleks,
variabel–variabel) yang disusun secara persegi panjang (yang terdiri dari
baris dan kolom) yang biasanya dibatasi dengan kurung siku atau biasa.
Jika sebuah matriks memiliki m baris dan n kolom maka matriks tersebut
berukuran (ordo) . Matriks dikatakan bujur sangkar (square matrix)
jika m = n. Dan skalar–skalarnya berada di baris ke-i dan kolom ke-j yang
� [
2) Vector dari n dimensi
Suatu vektor dengan n dimensi merupakan suatu susunan elemen – elemen
yang teratur berupa angka–angka sebanyak n buah, yang disusun baik
menurut baris, dari kiri ke kanan (disebut vektor baris atau Row Vector
dengan ordo ) maupun menurut kolom, dari atas ke bawah (disebut
vektor kolom atau Colomn Vector dengan ordo ). Himpunan semua
vektor dengan n komponen dengan entri riil dinotasikan dengan � .
Untuk vector ⃗ dirumuskan sebagai berikut:
� ∈ Rn
3) Eigen value dan Eigen vector
Defenisi: jika A adalah matriks n x n maka vektor tak nol x di dalam Rn dinamakan eigen vector dari A jika Ax kelipatan skalar x, yakni:
�� ��
Skalar λ dinamakan eigen value dari A dan x dikatakan eigen vector yang
bersesuaian dengan λ. Untuk mencapai eigen value dari matriks A yang
berukuran n x n, maka dapat ditulis pada persamaan berikut :
Atau secara ekivalen
�� − � �
Agar λ menjadi eigen value, maka harus ada pemecahan tak nol dari
persamaan ini. Akan tetapi, persamaan di atas akan mempunyai
pemecahan nol jika dan hanya jika :
�� − � �
Ini dinamakan persamaan karakteristik A, scalar yang memenuhi
persamaan ini adalah eigen value dari A. Bila diketahui bahwa nilai
perbandingan elemen Aiterhadap elemen Ajadalah ɑij, maka secara teoritis
matrik tersebut berciri positif berkebalikan, yakni � �⁄ . Bobot yang
dicari dinyatakan dalam vector � � , � , � , … , � . Nilai �
menyatakan bobot kriteria An terhadap keseluruhan set kriteria pada sub
sistem tersebut.
Jika � mewakili derajat kepentingan i terhadap faktor j dan �
menyatakan kepentingan dari faktor j terhadap k, maka agar keputusan
menjadi konsisten, kepetingan i terhadap faktor k harus sama dengan
� � atau jika � � � untuk semua i,j,k maka matriks tersebut
konsisten.
Untuk satu matrik konsisten dengan vector �, maka elemen � dapat
ditulis menjadi :
Jadi matriks konsisten adalah :
� � �� �� �� � (2)
Seperti yang diuraikan di atas, maka pair-wise comparison matrix
diuraikan seperti berikut ini :
� �� � �
⁄ � (3)
Dari persamaan tersebut di atas dapat dilihat bahwaa :
� �� ; ∀ , , , , … , (4)
Dengan demikian untuk pair-wise comparison matrix yang konsisten
menjadi :
∑= � � � ; ∀ , , , , … , (5)
∑= � � � ; ∀ , , , , … , (6)
Persamaan di atas ekivalen dengan bentuk persamaan matriks di bawah ini
:
� � � (7)
Dalam teori matriks, formulasi ini diekspresikan bahwa � adalah eigen
vector dari matriks A dengan eigen value n. Perlu diketahui bahwa n
merupakan dimensi matriks itu sendiri. Dalam bentuk persamaan matriks
[
Pada prakteknya, tidak dapat dijamin bahwa :
� �� (9)
Salah satu faktor penyebabnya yaitu karena unsur manusia (decision
maker) tidak selalu dapat konsisten mutlak (absolute consistent) dalam
mengekspresikan preferensinya terhadap elemen-elemen yang
dibandingkan. Dengan kata lain, bahwa judgement yang diberikan untuk
setiap elemen persoalan pada suatu level hierarchy dapat saja inconsistent.
Jika :
Misalkan jika suatu pair-wise comparison matrix bersifat ataupun
memenuhi kadiah konsistensi seperti pada persamaan (2), maka
perkalian elemen matriks sama dengan 1.
Eigen value dari matrik A,
�� − ��
� − �� � (13)
|� − ��|
Jika diuraikan lebih jauh untuk persamaan (13), hasilnya adalah :
|� − � �� � − �| (14)
Dari persamaan (14) jika diuraikan untuk mencari harga eigen
value maximum � − �� yaitu :
(1 –�)2 = 0
− � + �
� − � +
� − � −
� ,
� ; �
Dengan demikian matriks pada persamaan (12) merupakan matriks
yang konsisten, dimana nilai � − �� sama dengan harga dimensi
matriksnya.
Jadi untuk n > 2, maka semua harga eigen value-nya sama dengan
nol dan hanya ada satu eigen value yang sama dengan n (konstanta
dalam kondisi matriks konsisten).
b) Bila ada perubahan kecil dari elemen matriks � maka eigen
Dengan menggabungkan kedua sifat matriks (aljabar linier), jika :
I. Elemen diagonal matriks A
(� ) ∀ , , , … ,
II. Dan jika matriks A yang konsisten, makak variasi kecil dari
� ∀ , , , … , akan membuat harga eigen value yang
lain mendekati nol.
5. Uji Konsistensi Indeks dan Rasio
Salah satu utama model AHP yang membedakannya dengan model – model
pengambilan keputusan yang lainnya adalah tidak adanya syarat konsistensi
mutlak.Pengumpulan pendapat antara satu faktor dengan yang lain adalah
bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidakkonsistenan
jawaban yang diberikan responden. Namun, terlalu banyak ketidakkonsistenan
juga tidak diinginkan. Pengulangan wawancara pada sejumlah responden yang
sama kadang diperlukan apabila derajat tidak konsistensinya besar.
Saaty telah membuktikan bahwa Indeks Konsistensi dari matriks berordo n
dapat diperoleh dengan rumus:
�� �max − �
− (15)
CI = Rasio penyimpanan (deviasi) konsistensi (consistency index)
λmax = Nilai eigen terbesar dari matriks berordo n
n = Orde matriks
Apabila CI bernilai nol, maka pair wise comparison matrix tersebut konsisten.
Batas ketidakkonsistenan (inconsistency) yang telah ditetapkan oleh Thomas
perbandingan indeks konsistensi dengan nilai random indeks (RI) yang
didapatkan dari suatu eksperimen oleh Oak Ridge National Laboratory
kemudian dikembangkan oleh Wharton School dan diperlihatkan seperti tabel
3.3. Nilai ini bergantung pada ordo matriks n. Dengan demikian, Rasio
Konsistensi dapat dirumuskan sebagai berikut :
�� ���� (16)
CR = rasio konsistensi
RI = indeks random
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9
RI 0,000 0,000 0,580 0,900 1,120 1,240 1,320 1,410 1,450
n 10 11 12 13 14 15
RI 1,490 1,510 1,480 1,560 1,570 1,590
Tabel 3.3. Nilai Random Indeks (RI)
Bila matriks pair–wise comparison dengan nilai CR lebih kecil dari 0,100
maka ketidakkonsistenan pendapat dari decision maker masih dapat diterima
3.2.1. Disain Penelitian
Dalam penelitian kali ini penelitian termasuk kedalam penelitian
kualitatif. Sehingga desain penelitian berciri – ciri umum, fleksible,
berkembang dan muncul dalam proses penelitian.
Menurut Nasution (1992 : 12) dalam buku Metode Penelitian
Kualitatif dalam prespektif rancangan penelitian, oleh Andi Prastowo
(2012 : 41), berpendapat bahwa dalam metode penelitian kualitatif, pada
awalnya desain penelitian belum dapat direncanakan secara terperinci,
lengkap dan pasti, yang menjadi pegangan selanjutnya selama penelitian.
Masalah yang diteliti tidak dapat dirumuskan dengan jelas dan
tegas. Desain penelitian Kualitatif bersifat emergent, evolving dan
developing.
3.2.2. Operasional Variabel
Secara teoritis variabel didefenisikan sebagai “something that may
vary or differ” (Brown, 1998:7) yang dikutip oleh Jonathan Sarwono (2012:33). Defenisi lain yang lebih detail mengatakan bahwa variabel “is simply symbol or a concept that can assume any one of a set values”
(Davis,1998:23).
Defenisi pertama menyatakan bahwa variabel ialah sesuatu yang
berbeda atau bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas dalam defenisi
kedua yaitu simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat