• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendali On/Off Dan Intensitas Lampu Menggunakan Frekuensi Radio

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kendali On/Off Dan Intensitas Lampu Menggunakan Frekuensi Radio"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

v

On technological formative epoch it in particular at automatization area, dominating effort to form a wisdom alternative in formative technological one gets to water down, to efficient and hastening all man activity. To water down that man activity is needful a medium that props, which is software and hardware.

Control system that is designed as software utilizing Visual Basic 6.0 to restrain apparatus hardware, where each knobbed emphasis on form Visual Basic 6.0 will send data that variably distance goes away to pass through MAX232 series and RF YS-1100U transmitter. Accepted data by RF YS-1100U receiver will be processed by basic stamp BS2P40 and executed by module on/off and glow lamp intensity to manage on/off and it’s intensity manually and also automatic, the last one is send lamp state goes to user. With be designed this system, writer can restrain on/off and lamp intensity utilize Visual Basic 6.0 distance go away to efficient arrangements and maximizes resource that is used.

(2)

iv

ABSTRAK

Pada zaman perkembangan teknologi ini khususnya dibidang otomatisasi, mendominasi upaya untuk membentuk suatu alternatif kebijaksanaan dalam perkembangan teknologi yang dapat mempermudah, mengefisienkan dan mempercepat segala aktifitas manusia. Untuk mempermudah aktifitas manusia tersebut diperlukan suatu sarana yang menunjang, yaitu software dan hardware.

Sistem kendali yang dirancang berupa software menggunakan visual basic 6.0 untuk mengendalikan piranti hardware, dimana setiap penekanan tombol pada form visual basic 6.0 akan mengirimkan data yang berbeda secara jarak jauh melalui rangkaian MAX232 dan RF YS-1100U transmitter. Data yang diterima oleh RF YS-1100U receiver akan diproses oleh basic stamp BS2P40 dan dieksekusi oleh modul on/off dan intensitas lampu pijar untuk mengatur on/off dan intensitasnya secara manual maupun otomatis, yang terakhir adalah mengirimkan status lampu ke user. Dengan dirancangnya sistem ini, penulis dapat mengendalikan on/off dan intensitas lampu menggunakan visual basic 6.0 secara jarak jauh untuk mengefisienkan pengaturan dan memaksimalkan sumber daya yang dipakai.

(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada zaman perkembangan teknologi ini khususnya dibidang otomatisasi, mendominasi upaya untuk membentuk suatu alternatif kebijaksanaan dalam perkembangan teknologi yang dapat mempermudah, mengefisienkan dan mempercepat segala aktifitas manusia. Untuk mempermudah aktifitas manusia tersebut diperlukan suatu sarana yang menunjang, yaitu software dan hardware. Pada saat ini sistem otomatisasi telah banyak menggunakan komputer sebagai sarana kontrol. Sistem on/off lampu yang telah ada biasanya masih menggunakan sistem saklar manual dan tidak adanya pengaturan intensitas penerangan untuk mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak diperlukan. Hal tersebut akan terasa efisien jika diterapkan pada sistem kecil seperti ruangan rumah, namun pada sistem yang besar akan membutuhkan waktu yang lama serta tenaga yang besar sehingga tidak akan efektif untuk menghidupkan atau mematikan semua lampu dan akan memboroskan penggunaan sumber daya listrik, misalnya pada sebuah gedung. Sistem otomatisasi dengan menggunakan komputer sebagai sarana kontrol on/off dan pengaturan intensitas penerangan lampu serta menggunakan frekuensi radio sebagai media transmisi atau penghubung saklar akan membuat sistem saklar lebih efisien, efektif penggunaan sumber dayanya dan sebagai pengembangan dari tugas akhir sebelumnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud pembuatan dari tugas akhir ini adalah :

(4)

2

Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah :

1. Membuat suatu sistem pengaturan lampu dengan tidak hanya mengatur keadaan lampu yang diskrit yaitu hidup dan mati tetapi dapat mengatur intensitasnya secara jarak jauh untuk memaksimalkan, mengefisienkan sumber daya serta memaksimalkan masa pakai lampu.

2. Memahami sistem pengaturan pewaktuan, kendali dan pengiriman data menggunakan komunikasi radio.

1.3 Batasan Masalah

1. Memfokuskan pengendalian penerangan lampu menggunakan perangkat lunak dan diimplementasikan pada sebuah ruangan hotel.

2. Jarak tempuh komunikasi radio ±500m.

3. Sistem penerangan lampu dianalogikan pada miniatur ruangan sederhana.

1.4 Metodologi Penelitian

Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian :

1. Metode Studi Literatur

Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara membaca atau mempelajari buku–buku yang berhubungan dengan tugas akhir ini.

2. Metode Perancangan

Suatu metode yang dilakukan dengan cara menerapkan teori dan hasil bimbingan untuk merancang suatu sistem perangkat keras dan perangkat lunak.

3. Metode Penelitian

Melakukan penelitian dan analisis percobaan yang berhubungan dengan topik tugas akhir.

4. Metode Studi Pustaka

(5)

3

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pembuatan tugas akhir ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan tugas akhir yang terdiri dari teori perangkat keras dan perangkat lunak.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini menjelaskan perancangan perangkat lunak sebagai kontrol, rangkaian perangkat keras dan diagram alir dari keseluruhan sistem.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Pada bab ini memaparkan hasil pengujian berupa data dan analisis program yang telah dibuat serta membandingkannya dengan teori yang didapat.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menjelaskan pembahasan keseluruhan dari tugas akhir dan saran sebagai pengembangan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi referensi yang digunakan dalam pembuatan laporan tugas akhir.

LAMPIRAN

(6)

4

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan teori-teori pengaturan lampu baik kendali intensitas maupun kendali on/off nya, mulai dari perangkat lunak sampai perangkat keras serta media pengiriman datanya.

2.1. Intensitas Cahaya dan Kuat Penerangan

Intensitas cahaya (I) dengan satuan candela (cd) adalah arus cahaya dalam lumen yang diemisikan setiap sudut ruang (pada arah tertentu) oleh sebuah sumber cahaya. Kata candela berasal dari candle (lilin) merupakan satuan tertua pada teknik penerangan dan diukur berdasarkan intensitas cahaya standar.

Kuat penerangan (E) adalah pernyataan kuantitatif untuk intensitas cahaya (I) yang menimpa atau sampai pada permukaan bidang. Kuat penerangan disebut pula tingkat penerangan atau intensitas penerangan.

Dengan menganggap sumber penerangan sebagai titk yang jaraknya (h) dari bidang penerangan, maka kuat penerangan (E) dalam lux (lx) pada suatu titik pada bidang penerangan adalah :

….………. (2.1)

2.2. Sistem Komunikasi Data

(7)

5

Gambar 2.1 Komunikasi Data

Dari gambar diatas terdapat beberapa komponen yaitu :

1. Sumber : komponen yang bertugas mengirimkan informasi dan sebagai pembangkit data.

2. Penghantar (Transmitter) : mengubah informasi yang akan dikirim menjadi bentuk yang sesuai dengan media transmisi yang akan digunakan misalnya gelombang elektromagnetik.

3. Media penghantar (Transmision media) : jalur transmisi tunggal atau jaringan transmisi kompleks yang menghubungkan sistem sumber dengan sistem tujuan.

4. Penerima (Receiver) : sebagai penerima sinyal dari sistem transmisi dan mengubahnya menjadi sinyal digital yang dapat ditangkap oleh tujuan. 5. Tujuan (Destination) : merupakan sistem yang sama dengan sistem sumber

tetapi berfungsi untuk menerima sinyal dari sistem transmisi dan menggabungkannya ke dalam bentuk tertentu yang dapat ditangkap oleh sistem tujuan.

2.2.1. Model Komunikasi Data

a. Komunikasi data simplex : satu arah

(8)

6

b. Komunikasi data half duflex : dua arah bergantian

Gambar 2.3 Komunikasi Data Half Duflex

c. Komunikasi data full duflex : dua arah bisa bersamaan

Gambar 2.4 Komunikasi Data Full Duflex

2.2.2. Tipe Sinyal pada Transmisi Data

a. Sinyal Analog

Adalah sinyal data dalam bentuk gelombang sinus yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter atau karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi.

Gambar 2.5 Sinyal Analog

b. Sinyal Digital

(9)

7

besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1.

Gambar 2.6 Sinyal Digital

2.2.3. Permasalahan Transmisi

Pada suatu sistem komunikasi manapun, sinyal yang diterima akan selalu berbeda dari sinyal yang dikirim. Pada sinyal analog, hal ini berarti dihasilkan variasi modifikasi random yang menurunkan kualitas sinyal. Pada sinyal digital, yaitu terjadinya bit error artinya binary '1' akan menjadi binary '0' dan sebaliknya.

Permasalahan yang paling signifikan yaitu :

a. Attenuation dan attenuation distorsi (pelemahan dan distorsi oleh pelemahan).

b. Delay distorsi (distorsi oleh delay). c. Noise.

2.2.4. Teknik Komunikasi Digital

a. Transmisi Asinkron

(10)

8 b. Transmisi Sinkron

Pada transmisi sinkron ada level lain dari sinkronisasi yang diperlukan agar pesawat penerima dapat menentukan awal dan akhir suatu blok data.

c. Transmisi Paralel

Bit-bit yang berbentuk karakter dikirim secara bersamaan melewati sejumlah penghantar yang terpisah.

d. Transmisi Serial

Pengiriman data jarak jauh menjadi lebih efektif dibandingkan dengan transmisi paralel. Transmisi serial mengirimkan setiap karakter per elemen sehingga hanya diperlukan satu atau dua penghantar, yaitu kirim data (TDX) dan terima data (RDX).

2.3. Perangkat Keras

2.3.1. Mikrokontroler Basic Stamp BS2P40

Basic stamp adalah mikrokontroler yang dikembangkan oleh Parallax Inc yang diprogram menggunakan format bahasa pemrograman basic. Mikrokontroler basic stamp membutuhkan power supply saat mendownload pemrograman dan tidak kehilangan program yang sudah di download saat baterai atau power supply dicabut.

(11)

9

Gambar 2.7 Mikrokontroler Basic Stamp BS2P40

Basic stamp ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

a. Mikrokontroler basic stamp BS2P40 Interpreter Chip (PBASIC48W/P40).

b. 8 x 2Kbyte EEPROM yang mampu menampung hingga 4000 instruksi.

c. Kecepatan prosesor 20MHz Turbo dengan kecepatan eksekusi program hingga 12000 instruksi per detik.

d. RAM sebesar 38byte (12 I/O, 26 variabel) dengan Scratch Pad sebesar 128 byte.

e. Jalur input / output sebanyak 32 pin.

f. Tersedia jalur komunikasi serial UART RS-232 dengan konektor DB9.

g. Tegangan input 9–12 VDC dengan tegangan output 5 VDC.

Basic stamp BS2P40 memiliki 40 pin, yang terdiri dari :

(12)

10

2.3.2. Modul Frekuensi Radio YS-1100U

Untuk pengirman data atau sebagai media transmisi menggunakan frekuensi radio yaitu modul YS-1100U.

Gambar 2.9 Modul YS-1100U

Modul radio frekuensi ini mempunyai 6 pin dan jarak tempuh maksimal 500 meter. Dibawah ini deskripsi dari pin-pin YS-1100U :

Tabel 2.1 Pin-Pin YS-1100U

No

2.3.3. Modul On/Off dan Intensitas Lampu

Pada modul ini terdapat beberapa komponen yang berperan penting dalam pengaturan on/off dan intensitas lampu yaitu :

a. Motor Servo Mini : sebagai penggerak potensiometer.

(13)

11 c. Potensiometer : sebagai pentriger TRIAC.

d. TRIAC Q4004LT : pengatur arus dan tegangan AC. e. DIAC : penghantar arus.

f. Sensor LDR (Light Dependent Resistor) : pemberi status keadaan lampu. g. Lampu Pijar : sebagai penerangan.

2.3.3.1. Motor Servo Mini

Untuk menggerakan potensiometer secara otomatis sebagai pentriger TRIAC, maka digunakan motor servo dengan spesifikasi maksimal beban 1,4 Kg, putaran 90° dan 120°. Banyaknya lampu pada tugas akhir ini adalah lima buah, sehingga motor servo yang digunakan lima buah pula karena masing-masing modul on/off dan intensitas lampu menggunakan satu motor servo. Berikut adalah motor servo mini yang dipakai :

Gambar 2.10 Motor Servo Mini

Motor servo dapat mengendalikan posisi, dapat membelokkan dan menjaga suatu posisi berdasar penerimaan pulsa dari mikrokontroler.

(14)

12

Berikut bagian-bagian dari motor servo mini :

1) Konektor yang digunakan untuk menghubungkan motor servo dengan Vcc, Ground dan signal input yang dihubungkan ke basic stamp.

2) Kabel menghubungkan Vcc, Ground dan signal input dari konektor ke motor servo.

3) Tuas menjadi bagian dari motor servo yang kelihatan seperti suatu bintang four-pointed. Ketika motor servo berputar, tuas motor servo akan bergerak ke bagian yang dikendalikan sesuai dengan program.

4) Cassing berisi bagian untuk mengendalikan kerja motor servo yang pada dasarnya berupa motor DC dan gear. Bagian ini bekerja untuk menerima instruksi dari basic stamp dan mengkonversi ke dalam sebuah pulsa untuk menentukan arah / posisi servo.

2.3.3.2. TRIAC

TRIAC dapat melewatkan arus bolak-balik dengan memicu kaki gatenya. Simbol TRIAC sebagai berikut :

Gambar 2.12 Simbol TRIAC

2.3.4. Modul IC MAX232

(15)

13

radio pada level TTL, sehingga perlu diselaraskan menggunakan modul IC MAX232 seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 2.13 Modul IC MAX232

2.3.5. Catu Daya

Catu daya sangat berperan penting dalam menyuplai input tegangan keseluruhan rangkaian, tetapi dalam hal ini yang diperlukan adalah tegangan DC. Dioda pada rangkaian catu daya berfungsi sebagai penyearah supaya sinyal AC dari trafo tidak muncul tetapi pada kenyataannya tetap ada dan belum searah, untuk itu digunakan filter kapasitor supaya sinyal AC atau ripple berkurang. Dan sebagai penstabil tegangan keluaran digunakan IC regulator, seperti IC regulator 7805.

Gambar 2.14 Catu Daya

2.4. Perangkat Lunak

2.4.1. Pengenalan Visual Basic 6.0

Visual Basic adalah salah satu developement tools untuk membangun aplikasi dalam Windows. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic menggunakan pendekatan visual untuk merancang user interface dalam bentuk

(16)

14

form, sedangkan untuk pengkodeannya menggunakan bahasa basic yang cenderung mudah dipelajari. Visual Basic telah menjadi tools yang terkenal bagi para pemula maupun para developer.

Dalam lingkungan Windows, user interface sangat memegang peranan penting, karena dalam pemakaian aplikasi yang dibuat, pemakai senantiasa berinteraksi tanpa menyadari bahwa dibelakangnya berjalan instruksi-instruksi program yang mendukung tampilan dan proses yang dieksekusi.

Pada pemrograman visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukan user interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang digunakan dalam user interface, dan baru dilakukan penulisan kode program untuk menangani kejadian-kejadian (event). Tahap pengembangan aplikasi demikian dikenal dengan istilah pengembangan aplikasi dengan pendekatan Bottom Up.

Adapun langkah-langkah untuk membuka pemrograman VB (Visual Basic) : a. IDE Visual Basic

Langkah awal dari belajar Visual Basic adalah mengenal IDE (Integrated Developement Environment) Visual Basic yang merupakan Lingkungan

Pengembangan Terpadu bagi programmer dalam mengembangkan aplikasinya. Dengan menggunakan IDE programmer dapat membuat user interface, melakukan pengkodean, melakukan testing dan debuging serta mengkompilasi program menjadi executable. Penguasaan yang baik akan IDE sangat membantu programmer dalam mengefektifkan tugas-tugasnya sehingga dapat bekerja dengan efisien.

b. Mengaktifkan IDE

(17)

15

Gambar 2.15 Mengaktifkan IDE Visual Basic 6.0 c. Memilih Jenis Project

Setelah IDE Visual Basic aktif , maka akan muncul pilihan jenis project yang ingin dibuat sebagaimana yang ditunjukan oleh Gambar 2.15 untuk memilih project yang dipakai.

Gambar 2.16 Dialog Box New

d. Jendela IDE

IDE Visual Basic 6 menggunakan model MDI (Multiple Document Interface). Sebagaimana dengan proses belajar, penulis memfokuskan pada beberapa jendela yang penting terlebih dahulu sehingga konsentrasi tidak terpecah, dan menjadi bingung. Adapun jendela-jendela yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

a) Menu Bar, digunakan untuk memilih tugas-tugas tertentu seperti menyimpan project, membuka project, dll.

b) Main Toolbar, digunakan untuk melakukan tugas-tugas tertentu dengan cepat.

(18)

16

berdasarkan nama. Untuk menampilkan jendela project dapat menggunakan Ctrl+R, ataupun menggunakan icon project explorer. d) Jendela Form Designer, jendela ini merupakan tempat untuk

merancang user interface dari aplikasi yang dibuat. Jendela form designer menyerupai kanvas bagi seorang pelukis.

e) Jendela Toolbox, jendela ini berisi komponen-komponen yang dapat digunakan untuk mengembangkan user interface.

f) Jendela Code, merupakan tempat untuk menulis pengkodean dan dapat menampilkannya dengan menggunakan kombinasi Shift-F7.

g) Jendela Properties, merupakan daftar properti-properti object yang sedang terpilih. Sebagai contohnya mengubah warna tulisan (foreground) dan warna latarbelakang (background).

h) Jendela Color Palette, adalah fasilitas cepat untuk mengubah warna suatu object.

i) Jendela Form Layout, akan menunjukan bagaimana form bersangkutan ditampilkan ketika runtime.

Jika jendela-jendela tersebut tidak ada, dapat dimunculkan dengan menu view dan pilih :

a) Project Explorer (Ctrl+R) b) Properties Windows (F4) c) Form Layout Windows d) Property Pages (Shift+F4) e) Toolbox

f) Color Pallete g) Toolbars

2.4.2. Basic Stamp Editor v2.4

(19)

17

(20)

18

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Pada pembahasan perancangan sistem ini akan menjelaskan cara kerja dari keseluruhan sistem kendali on/off dan intensitas lampu menggunakan frekuensi radio. Pengiriman data menggunakan Visual Basic 6.0 sebagai user interface untuk mengirimkan sejumlah data melewati IC MAX232 sebagai converter ke level TTL menggunakan konektor DB-9, modul frekuensi radio sebagai media transmisi dan pemodulasi data, mikrokontroler BS2P40 untuk memanipulasi data yang telah dikirim yang selanjutnya di eksekusi oleh modul on/off dan intensitas lampu pijar pada miniatur ruangan sederhana. Pada modul on/off dan intensitas lampu pijar terdapat sensor LDR (Light Dependent Resistor) sebagai pemberi status keadaan lampu kepada user, misalnya keadaan hidup atau mati. Pengiriman dan penerimaan data dilakukan secara half duflex atau dua arah secara bergantian. Dibawah ini merupakan diagram blok cara kerja sistem keseluruhan :

PC (VISUAL BASIC 6.0)

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Keseluruhan

3.1. Perancangan Perangkat Keras

(21)

19

otomatis dengan pewaktuan ataupun manual. Berikut diagram blok pengirim dan penerima dari perancangan perangkat keras :

1. Pengirim

PC MAX232 RADIO PENGIRIM

Gambar 3.2 Diagram Blok Pengirim 2. Penerima

RADIO

PENERIMA BS2P40

MODUL ON/ OFF DAN INTENSITAS

Gambar 3.3 Diagram Blok Penerima

Pada sub bab selanjutnya akan dijelaskan komponen-komponen yang membangun media pengirim dan penerima mulai dari PC sebagai kontrol data sampai modul on/off sebagai pengeksekusi data.

3.1.1. Konektor DB-9 dan Converter ICMAX232

(22)

20

Gambar 3.4 Konfigurasi Pin Konektor DB-9

Level tegangan yang keluar dari port serial melalui konektor DB-9 adalah level RS-232 sehingga perlu di convert ke level TTL oleh IC MAX232. Dengan IC MAX232 data yang diperlukan oleh modul frekuensi radio akan sesuai yakni pada level TTL. IC MAX232 memiliki 16 pin dan sebagai komponen tambahan, pada IC MAX232 ini harus ditambahkan 4 buah kapasitor dengan nilai 10uF untuk menyuplai muatan ke bagian pengubah tegangan seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.5 Rangkaian IC MAX232

Rangkaian IC MAX232 memerlukan tegangan sebesar 5 Volt sebagai supply tegangan inputnya. Di bawah ini merupakan skema rangkaian IC

(23)

21

Gambar 3.6 Skema Rangkaian IC MAX232

3.1.2. Modul Frekuensi Radio YS-1100U (Transmitter dan Receiver)

Media transmisi yang digunakan adalah frekuensi radio YS-1100U yang banyak tersedia dipasaran dan bersifat user friendly jika digunakan. Data yang dikirimkan pada radio harus pada level TTL, maka sebelumnya harus memakai converter MAX232. Radio YS-1100U bekerja pada band Ultra High Frekuensi (UHF) pada rentang 300-3000 MHz yaitu pada frekuensi 433 MHz.

(24)

22

Gambar 3.7 Radio Pengirim

Pada bagian penerima, sinyal informasi yang dititipkan pada sinyal pembawa dipisahkan dari sinyal pembawa dan proses ini disebut demodulasi. Di bawah ini merupakan gambar dari radio penerima :

Gambar 3.8 Radio Penerima

Informasi akan terus melewati kedua proses ini dalam pengiriman dan penerimaannya. Berikut diagram blok dari proses modulasi dan demodulasi :

Modulator RF Power Amp INFO

RF Amp Demodulator INFO

(25)

23

Pada perancangan rangkaian, pin modul radio pengirim dan penerima yang dipakai adalah pin 1 sampai pin 5. Pin 1 dan pin 5 dihubungkan ke ground, pin 2 ke vcc, pin 3 (radio pengirim) ke pin 11 IC MAX232 (T1IN), pin 4 (radio pengirim) ke pin 12 IC MAX232 (R1OUT) dan pin 3 (radio penerima) ke pin 0 BS2P40 seperti pada gambar di bawah ini :

a. Skema rangkaian radio pengirim

Gambar 3.10 Skema Rangkaian Radio Pengirim b. Skema rangkaian radio penerima

(26)

24

3.1.3. Mikrokontroler Basic Stamp BS2P40

Untuk mengolah data yang dikirim dari PC (Personal Komputer) digunakan mikrokontroler basic stamp BS2P40. Data yang diterima dari radio penerima akan langsung diproses oleh mikrokontroler yang berupa karakter,

misalnya karakter ‘a’ diinisialisasikan untuk mematikan lampu dan karakter ‘b’

untuk mengatur intensitas lampu 20%. Data yang masuk melalui radio penerima yang dihubungkan ke pin 0 akan terus diproses secara looping dan menunggu apakah data yang akan diproses dari user secara otomatis atau manual. Setelah data diproses, sejumlah data akan dikirimkan ke modul on/off dan intensitas lampu untuk selanjutnya dieksekusi sesuai perintah user dan yang terakhir mengirimkan status keadaan lampu ke user melalui pin 0 (AUXIO), lalu ke radio penerima yang bertindak sebagai radio pengirim (dua arah). Di bawah ini adalah konfigurasi pin-pin basic stamp BS2P40 yang dipakai dalam perancangan :

Tabel 3.1 Konfigurasi Pin-Pin BS2P40

No Pin BS2P40 Keterangan

(27)

25

Gambar 3.12 Basic Stamp BS2P40

3.1.4. Modul On/Off dan Intensitas Lampu Pijar

Modul on/off dan intensitas lampu terdiri dari tiga bagian, yaitu motor servo mini sebagai penggerak gear box, gear box sebagai penghubung antara motor servo mini dengan potensiometer pada rangkaian pemicu TRIAC dan rangkaian elektronika pengatur on/off dan intensitas lampu sebagai pemicu TRIAC. Berikut ini merupakan diagram blok dari bagian-bagian modul on/off dan intensitas lampu :

MOTOR SERVO MINI GEAR BOX RANGKAIAN ELEKTRONIKA

Gambar 3.13 Diagram Blok Modul On/Off dan Intensitas Lampu

Penjelasan dari diagram blok modul on/off dan intensitas lampu adalah sebagai berikut :

a. Motor Servo Mini

(28)

26

Gambar 3.14 Sudut Putaran Motor Servo Mini

b. Gear Box

Tujuan menggunakan gear box sebagai penghubung antara motor servo dan potensiometer adalah untuk menyeimbangkan sudut putaran potensiometer dengan sudut putaran motor servo mini. Motor servo mini yang digunakan memiliki sudut putaran maksimal 90° dan 120°, sedangkan potensiometer memiliki sudut putaran 280° jika tidak menggunakan gear box sudut putaran potensiometer tidak akan tercapai dengan selisih 190° dan 160°. Di bawah ini merupakan gambar dari gear box yang digunakan :

Gambar 3.15 Gear Box

(29)

27

D = 1,8 cm D = 0,6 cm

Gear Potensiometer

Gear Motor Servo Mini

Gambar 3.16 Perbandingan Besar Gear

c. Rangkaian Elektronika

Rangkaian elektronika pada perancangan ini merupakan pengatur on/off dan intensitas lampu pijar atau bisa disebut sebagai rangkaian dimmer lamp serta rangkaian sensor LDR (Light Dependent Resistor). Komponen utama pada rangkaian dimmer lamp adalah potensiometer, DIAC, TRIAC dan lampu pijar. Berikut ini merupakan skema rangkaian elektronik dimmer lamp :

Gambar 3.17 Skema Rangkain Dimmer Lamp

(30)

28

kecilnya tegangan yang melalui lampu diatur oleh potensiometer karena TRIAC bersifat menahan tegangan AC (tidak dilewatkan).

TRIAC yang digunakan adalah TRIAC Q4004LT. Prinsip kerja dari TRIAC adalah memberikan tahanan pada arus yang melewati lampu pijar. Semakin besar tahanan yang diberikan maka semakin kecil arus yang mengalir pada lampu pijar, begitupun sebaliknya semakin kecil tahanan yang diberikan maka semakin besar arus yang mengalir. Untuk mengatur tahanan beban TRIAC dilakukan dengan memicu kaki gate pada TRIAC tersebut. Di bawah ini merupakan konfigurasi kaki TRIAC Q4004LT :

Gambar 3.18 Konfigurasi Kaki TRIAC Q4004LT

Selain potensiometer dan TRIAC, komponen lain yang membangun rangkaian ini adalah DIAC, resistor, kapasitor, lampu pijar dan LDR ( Light Dependent Resistor ) sebagai pemberi status. DIAC dapat menghantarkan arus secara bolak-balik dari anoda menuju katoda begitupun sebaliknya dan menghantarkan arus tersebut pada tegangan breakdown tertentu, sedangkan resistor dan kapasitor berfungsi untuk menggeser sudut pemicu tegangan AC. Sebagai indikator dari pengaturan tegangan AC dan kuat penerangan digunakan lampu pijar 25 Watt seperti pada gambar berikut :

(31)

29

Dan yang terakhir adalah memberi status dari keadaan lampu yang menyala atau mati menggunakan LDR. LDR bekerja seperti saklar untuk menghidupkan dan mematikan sesuatu, dengan menggunakan tegangan outputnya (Vout). Berikut skema rangkaian LDR :

Gambar 3.20 Skema Rangkaian LDR

3.1.5. IC Regulator

Pada rangkaian catu daya terdapat IC regulator LM 7805, LM 7809 dan LM 7812 yang berfungsi untuk penstabil dan merubah tegangan input dari trafo dengan tegangan output 5 Volt, 9 Volt dan 12 Volt yang selanjutnya digunakan untuk supply tegangan input seluruh modul perangkat keras. Tetapi tegangan input yang dipakai untuk masing-masing modul adalah tegangan 5 Volt dan 9 Volt. Yang memerlukan tegangan input 9 Volt adalah modul mikrokontroler basic stamp BS2P40 sedangkan yang lainnya 5 Volt. Berikut ini adalah rangkaian dari IC regulator :

Gambar 3.21 Rangkaian IC Regulator

VCC 5V

R1 10k

VCC

LDR

0

Vout

(32)

30

3.1.6. Miniatur Ruangan Sederhana

Miniatur ruangan yang dirancang merupakan implementasi dari sebuah ruangan pada hotel dengan bahan akrilik dan duplex, dengan ukuran miniatur panjang 36,5 cm dan lebar 57 cm, dengan 4 ruangan dan 1 koridor. Masing-masing ruangan memiliki panjang 18,25 cm dan lebar 23,5 cm, dan koridor dengan panjang 36,5 cm dan lebar 10 cm. 4 ruangan tersebut adalah aula, ruangan pelayanan, gudang dan dapur.

Gambar 3.22 Miniatur Ruangan

3.2. Perancangan Perangkat Lunak

Selain merancang perangkat keras, perancangan juga dilakukan pada perangkat lunak. Yang pertama merancang kontrol input sebagai user interface dan pengiriman data menggunakan Visual Basic 6.0, dan yang kedua adalah merancang algoritma pengolahan data yang dikirim dari Visual Basic 6.0 yang selanjutnya akan diterapkan kedalam mikrokontroler basic stamp BS2P40.

(33)

31

3.2.1. Program Antarmuka Visual Basic 6.0

Dalam membuat program antarmuka (interface) antara user dengan komponen perangkat keras digunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Pada perancangan perangkat lunak, penulis menitikberatkan pada pengiriman data secara otomatis dan manual. Pengiriman data secara otomatis mengirimkan sejumlah data sesuai dengan pewaktuan dan value yang telah ditentukan sedangkan pengiriman data secara manual user dapat mengirimkan data dengan pewaktuan dan value sesuai ketentuan user. Dalam program Visual Basic 6.0 terdapat banyak piranti atau komponen yang dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan sebagai kontrol dan pengiriman data. Program Visual Basic 6.0 memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :

a. User Friendly atau mudah digunakan.

b. Banyak terdapat piranti atau komponen yang digunakan untuk visualisasi.

c. Berbasiskan windows, sehingga program akan mudah dipahami. d. Pengiriman data dan penerimaan data.

(34)

32

DAN LAMPU 5 INTERVAL SCROLL MAX

SESUAI KETENTUAN ESI =

1. WAKTU OFF LAMPU 2. LAMPU 1 SCROLL VALUE 250 LUX 3. LAMPU 2 SCROLL VALUE 150 LUX 4. LAMPU 3 SCROLL VALUE 300 LUX 5. LAMPU 4 SCROLL VALUE 200 LUX 6. LAMPU 5 SCROLL VALUE 200 LUX

SET USER =

SEMUA SESUAI KETENTUAN ESI =

1. WAKTU OFF LAMPU 2. LAMPU 1 SCROLL VALUE 250 LUX 3. LAMPU 2 SCROLL VALUE 150 LUX 4. LAMPU 3 SCROLL VALUE 300 LUX 5. LAMPU 4 SCROLL VALUE 200 LUX 6. LAMPU 5 SCROLL VALUE 200 LUX

BIAYA PER BULAN

(35)

33

Adapun keterangan dari flowchart di atas adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Penjelasan Flowchart Antarmuka Visual Basic 6.0

No Keterangan

1 Memulai program

2 Inisialisasi variabel yang digunakan 3 Menunggu input dari pengguna

4 Sistem akan di kontrol secara otomatis atau manual ?

5 Pengaturan manual standar dan penerangan lampu maksimal 6 Pengaturan manual sesuai dengan ketentuan ESI (Equal Sphere

Illumination)

7 Pengaturan manual yang ditentukan oleh pengguna 8 Memberi status keadaan lampu

9 Pengaturan semua otomatis sesuai dengan ketentuan ESI (Equal Sphere Illumination)

10 Pengaturan semua on standar/off semua lampu 11 Memberi status keadaan lampu

12 Biaya pemakaian perbulan sesuai penerangan ketentuan ESI (Equal Sphere Illumination) dan ketentuan standar (On)

13 Interupsi pada program yang sedang dijalankan

14 Pengguna akan melakukan pengaturan lagi atau tidak ? 15 Program berakhir

(36)

34

Tabel 3.3 Nama-Nama Lampu Ruangan

No Nama Keterangan

1 Lampu 1 Aula

2 Lampu 2 Ruangan Pelayanan

3 Lampu 3 Gudang

4 Lampu 4 Dapur

5 Lampu 5 Koridor

Pada perancangan program Visual Basic 6.0 terdapat beberapa piranti yang digunakan seperti command button, frame, scrollbar, menu editor dll dengan tampilan menu utama sebagai berikut :

(37)

35

Berikut ini penjelasan dari menu utama yang merupakan inti dari sistem yang bekerja :

a. Set User

Program yang dijalankan sesuai dengan perintah user. User dapat merubah input data sesuai kebutuhan yaitu merubah pewaktuan dan value dari intensitas lampu. Selain itu user dapat merubah setting sistem menjadi set standar yang berarti semua lampu memiliki intensitas maksimal sesuai pewaktuan yang ditentukan.

b. Set ESI (Equal Sphere Illumination)

Merupakan setting sistem berdasarkan ketentuan yang ditetapkan ESI. Di bawah ini merupakan ketentuan intensitas penerangan beberapa ruangan yang ditentukan ESI :

Tabel 3.4 Standar Kuat Penerangan Pada Hotel No Jenis Ruangan Kuat Penerangan (Lux)

1 Aula 250

2 Ruang Pelayanan 150

3 Gudang 300

4 Dapur 200

5 Koridor 200

3.2.2. Algoritma Pada Basic Stamp Editor V2.4

(38)

36

(39)

37

Adapun keterangan dari flowchart di atas adalah sebagai berikut : Tabel 3.5 Penjelasan Flowchart Pada Basic Stamp Editor V2.4

No. Keterangan

1 Memulai program

2 Inisialisasi variabel yang digunakan 3 Menunggu input dari VB

4 Jika data yang diterima ‘a’ maka lampu akan mati semua dan jika tidak

mengecek inisialisasi data berikutnya 5 Semua lampu mati

6 Menanyakan status keadaan lampu 7 Status lampu on, data output ‘A’ 8 Cek data input selanjutnya 9 Cek data input selanjutnya

10 Jika data yang diterima ‘b’ maka intensitas penerangan 50 Lux dan jika

tidak mengecek inisialisasi data berikutnya 11 Intensitas penerangan 100 Lux

12 Menanyakan status keadaan lampu 13 Status lampu on, data output ‘A’ 14 Cek data input selanjutnya 15 Cek data input selanjutnya

16 Jika data yang diterima ‘c’ maka intensitas penerangan 100 Lux dan jika tidak mengecek inisialisasi data berikutnya

17 Intensitas penerangan 150 Lux 18 Menanyakan status keadaan lampu 19 Status lampu on, data output ‘A’ 20 Cek data input selanjutnya 21 Cek data input selanjutnya

22 Jika data yang diterima ‘d’ maka intensitas penerangan 150 Lux dan jika

(40)

38 23 Intensitas penerangan 200 Lux 24 Menanyakan status keadaan lampu 25 Status lampu on, data output ‘A’ 26 Cek data input selanjutnya 27 Cek data input selanjutnya

28 Jika data yang diterima ‘e’ maka intensitas penerangan 200 Lux dan jika

tidak mengecek inisialisasi data berikutnya 29 Intensitas penerangan 250 Lux

30 Menanyakan status keadaan lampu 31 Status lampu on, data output ‘A’ 32 Cek data input selanjutnya 33 Cek data input selanjutnya

34 Jika data yang diterima ‘f’ maka intensitas penerangan 250 Lux dan jika

tidak mengecek inisialisasi data berikutnya yaitu pada lampu 2 35 Intensitas penerangan 300 Lux

36 Menanyakan status keadaan lampu 37 Status lampu on, data output ‘A’ 38 Cek data input selanjutnya 39 Cek data input selanjutnya

40 Menuju ke pengecekan inisialisasi data lampu 2, lampu 3, lampu 4 dan lampu 5

(41)

39

Tabel 3.6 Inisialisasi Data

No Nama Data Kuat Penerangan Data Sensor

1 Lampu 1 a, b, c, d, e, f A

2 Lampu 2 g, h, i, j, k, l B

3 Lampu 3 m, n, o, p, q, r C

4 Lampu 4 s, t, u, v, w, x D

(42)

40

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

Pengujian dan analisa dari sistem yang dibuat sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perangkat keras maupun perangkat lunak, sehingga penulis dapat mengetahui apakah perangkat keras dan perangkat lunak dapat bekerja dengan baik atau tidak. Dan menganalisa nilai output dari nilai set point yang ditentukan apakah nilai set point sama dengan nilai output. Terdapat dua bagian pada pembahasan pengujian dan analisa, yaitu pada perangkat keras dan perangkat lunak.

4.1. Pengujian Perangkat Keras

Terdapat beberapa bagian blok modul atau rangkaian yang dilakukan pengujian dan analisa untuk mengetahui tingkat keberhasilan perangkat keras sesuai yang diinginkan, diantaranya :

1. MAX 232 dan RF YS-1100U 2. Modul On/Off dan Intensitas Lampu 3. Regulator Catu Daya

4.1.1. Pengujian MAX 232 dan Frekuensi Radio YS-1100U

(43)

41

Tabel 4.1 Pengujian Pengiriman Data No. Jarak

(Meter)

Data yang dikirim

Data yang

diterima Keterangan

1 ±100 ‘a’ ‘a’ Berhasil

2 ±200 ‘b’ ‘b’ Berhasil

3 ±300 ‘c’ ‘c’ Berhasil

4 ±400 - - Error

5 ±500 - - Error

Pada tabel pengujian pengiriman data di atas, setelah radio diberi jarak lebih dari 300 Meter data tidak berhasil dikirim dan tidak ada eksekusi data hal ini disebabkan oleh pelemahan sinyal. Dari pengujian tersebut MAX 232 dan Frekuensi Radio bekerja dengan baik, MAX 232 mampu merubah level data dan mengirimkannya melalui Frekuensi Radio YS-1100U tetapi dengan jarak yang tidak maksimal.

Selain menggunakan Visual Basic 6.0 pengujian pengiriman dan penerimaan data dilakukan dengan emulator yang terdapat pada Basic Stamp Editor V2.4. Berikut ini tampilan pengiriman data pada emulator sebagai pengaturan kuat penerangan lampu :

(44)

42

Pengiriman data pada emulator dilakukan dengan penekanan tombol pada keyboard sesuai inisialisasi data yang ditentukan sebelumnya, misalnya

data ‘a’, ‘b’ dan ‘c’. Untuk penerimaan data, pengujian masih menggunakan

emulator. Data dari sensor diterima dan ditampilkan pada emulator, seperti pada tampilan berikut :

Gambar 4.2 Penerimaan Data Pada Emulator

4.1.1. Pengujian Modul On/Off dan Intensitas Lampu

(45)

43

Tabel 4.2 Data Set Point Kuat Penerangan Lampu

No. Vout (VAC)

I (Ampere)

Daya (Watt)

Kuat Penerangan

(Lux)

1 0 0 0 0

2 71,4 0,1 7,14 100

3 107,1 0,1 10,71 150

4 142,8 0,1 14,28 200

5 178,5 0,1 17,85 250

6 214,2 0,1 21,42 300

Terdapat skema bidang penerangan dengan jarak cahaya lampu pijar 25 Watt ke bidang penerangan 1 Meter dan perhitungan data kuat penerangan berdasarkan data set point di atas, yaitu sebagai berikut :

LAMPU PIJAR 25 WATT

BIDANG PENERANGAN BERUPA LANTAI ATAU BENDA JARAK PENERANGAN YAITU 1 METER

(46)

44

Dan perhitungan dari data set point adalah : a. Kuat Penerangan 100 Lux

………...(4.1)

1 Intensitas Cahaya (Candela) = 1 Arus Cahaya (Lumen), sehingga 100 Candela = 100 Lumen. Lampu pijar memiliki 14 Lumen/Watt, sehingga arus cahaya 100 Lumen memiliki daya 7,14 Watt.

………...(4.2)

b. Kuat Penerangan 150 Lux

………...(4.3)

1 Intensitas Cahaya (Candela) = 1 Arus Cahaya (Lumen), sehingga 150 Candela = 150 Lumen. Lampu pijar memiliki 14 Lumen/Watt, sehingga arus cahaya 150 Lumen memiliki daya 10,71 Watt.

………...(4.4)

c. Kuat Penerangan 200 Lux

………...(4.5)

(47)

45

1 Intensitas Cahaya (Candela) = 1 Arus Cahaya (Lumen), sehingga 200 Candela = 200 Lumen. Lampu pijar memiliki 14 Lumen/Watt, sehingga arus cahaya 200 Lumen memiliki daya 14,28 Watt.

………...(4.6)

d. Kuat Penerangan 250 Lux

………...(4.7)

1 Intensitas Cahaya (Candela) = 1 Arus Cahaya (Lumen), sehingga 250 Candela = 250 Lumen. Lampu pijar memiliki 14 Lumen/Watt, sehingga arus cahaya 250 Lumen memiliki daya 17,85 Watt.

………...(4.8)

e. Kuat Penerangan 300 Lux

………...(4.9)

1 Intensitas Cahaya (Candela) = 1 Arus Cahaya (Lumen), sehingga 300 Candela = 300 Lumen. Lampu pijar memiliki 14 Lumen/Watt, sehingga arus cahaya 300 Lumen memiliki daya 21,42 Watt.

………...(4.10)

(48)

46

Pengujian data set point berdasarkan perhitungan memiliki perbedaan yang tidak signifikan dari data lapangan, karena penentuan tegangan output yang diinginkan dipengaruhi oleh putaran motor servo mini dan gear box untuk memutarkan potensiometer yang dapat mengatur tegangan output tersebut dan setiap motor servo mini memiliki putaran yang berbeda pada setiap modul rangkaian lampunya. Di bawah ini data perbandingan Vout hasil perhitungan dengan hasil percobaan lampu 1 sampai lampu 5 :

Tabel 4.3 Pengujian Vout Lampu 1

No. E Hasil Perhitungan Vout (VAC)

Hasil Percobaan Tingkat Keberhasilan

Tabel 4.4 Pengujian Vout Lampu 2

No. E Hasil Perhitungan Vout (VAC)

(49)

47

Tabel 4.5 Pengujian Vout Lampu 3

No. E Hasil Perhitungan Vout (VAC)

Hasil Percobaan Tingkat Keberhasilan

Tabel 4.6 Pengujian Vout Lampu 4

No. E Hasil Perhitungan Vout (VAC)

Hasil Percobaan Tingkat Keberhasilan

Tabel 4.7 Pengujian Vout Lampu 5

No. E Hasil Perhitungan Vout (VAC)

(50)

48

4 200 Lux 142,8 2195 165,1 84,4 15,6

5 250 Lux 178,5 2450 190,4 93,4 6,6

6 300 Lux 214,2 2600 202,2 94,4 5,6

Dari data-data Vout pengujian semua lampu hanya terdapat sedikit error dan yang paling besar yaitu 34 % pada lampu 4 dengan kuat penerangan 300 Lux.

4.1.3. Pengujian Regulator Catu Daya

Regulator catu daya berfungsi meregulasi tegangan output dari transformer dan memberikan supply daya pada berbagai blok rangkaian sesuai kebutuhan, pengujian dilakukan dengan cara menghitung tegangan output pada kaki LM 7805, LM 7809 dan LM 7812 menggunakan multimeter digital. Berikut data hasil pengukuran regulator catu daya :

Tabel 4.8 Pengujian Regulator Catu Daya

No. IC Input Output

1 LM 7812 13,82 V 11,32 V 2 LM 7809 13,82 V 9,02 V 3 LM 7805 9,02 V 4,94 V

4.2. Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian perangkat lunak pada program antarmuka Visual Basic 6.0 dilakukan dengan pengecekan setiap penekanan tombol dan pengiriman serta penerimaan karakter sebagai data.

4.2.1. Combo Box‘Set Standar’

Pada tampilan Visual Basic 6.0 di bawah ini jika user memilih ‘Set

Standar’ maka kuat penerangan lampu akan maksimal dan akan di set waktu off

(51)

49

Gambar 4.4 Tampilan Set Perbandingan Standar

4.2.2. Combo Box‘Set Ketentuan ESI’

Pada tampilan Visual Basic 6.0 di bawah ini jika user memilih ‘Set

Ketentuan ESI’ maka kuat penerangan lampu akan 250 Lux dan akan di set

waktu off pukul 00:00:00 WIB, untuk menjalankannya user harus menekan command button ‘Run’.

Gambar 4.5 Tampilan Set Perbandingan Ketentuan ESI

4.2.3. Combo Box‘Set Manual’

Pada tampilan Visual Basic 6.0 di bawah ini jika user memilih ‘Set

Manual’ maka kuat penerangan lampu dan set waktu off akan ditentukan sesuai

keinginan user, untuk menjalankannya user harus menekan command button

(52)

50

Gambar 4.6 Tampilan Set Perbandingan Manual

4.2.4. Hscroll Bar Value‘0’

Jika hscroll bar memiliki nilai atau interval ‘0’ maka pengaturan kuat penerangan adalah 0 Lux atau lampu off, seperti terlihat pada tampilan Visual Basic 6.0 di bawah ini :

Gambar 4.7 Tampilan Set Kuat Penerangan 0 Lux

4.2.5. Hscroll Bar Value‘1’

Jika hscroll bar memiliki nilai atau interval ‘1’ maka pengaturan kuat penerangan adalah 100 Lux, seperti terlihat pada tampilan Visual Basic 6.0 di bawah ini :

(53)

51

4.2.6. Hscroll Bar Value‘2’

Jika hscroll bar memiliki nilai atau interval ‘2’ maka pengaturan kuat penerangan adalah 150 Lux, seperti terlihat pada tampilan Visual Basic 6.0 di bawah ini :

Gambar 4.9 Tampilan Set Kuat Penerangan 150 Lux

4.2.7. Hscroll Bar Value‘3’

Jika hscroll bar memiliki nilai atau interval ‘3’ maka pengaturan kuat penerangan adalah 200 Lux, seperti terlihat pada tampilan Visual Basic 6.0 di bawah ini :

Gambar 4.10 Tampilan Set Kuat Penerangan 200 Lux

4.2.8. Hscroll Bar Value‘4’

Jika hscroll bar memiliki nilai atau interval ‘4’ maka pengaturan kuat penerangan adalah 250 Lux, seperti terlihat pada tampilan Visual Basic 6.0 di bawah ini :

Gambar 4.11 Tampilan Set Kuat Penerangan 250 Lux

4.2.9. Hscroll Bar Value‘5’

(54)

52

Gambar 4.12 Tampilan Set Kuat Penerangan 300 Lux

4.2.10.Pengiriman Data Command Button‘Run’

Program akan berjalan jika tombol ‘Run’ ditekan, dan akan

mengirimkan data sesuai hscroll bar value yang telah ditentukan. Berikut ini adalah data-data yang dikirimkan pada penekanan tombol ‘Run’ lampu 1 :

Tabel 4.9 Data Tombol ‘Run’ Berdasarakan Hscroll Bar Value No. Hscroll Bar Value Data

1 0 a

2 1 b

3 2 c

4 3 d

5 4 e

(55)

53

5.1. Simpulan

Setelah melakukan pengujian dan analisis terhadap data-data perangkat lunak dan perangkat keras pada perancangan tugas akhir Kendali On/Off dan Intensitas Lampu Menggunakan Frekuensi Radio terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, diantaranya :

1. Pengendalian on/off dan intensitas lampu menggunakan perangkat lunak Visual Basic 6.0 berjalan dengan baik dan sesuai dengan set point yang telah ditentukan.

2. Dapat mengatur intensitas lampu dan memaksimalkan serta mengefisienkan penggunaan sumber daya setiap lampu karena kuat penerangannya dapat diketahui berdasarkan data-data hasil pengujian dan diatur secara otomatis. 3. Pengiriman dan penerimaan data secara jarak jauh menggunakan frekuensi

radio dapat dilakukan, tetapi dengan jarak yang tidak maksimal yaitu hanya ±300 Meter, hal ini disebabkan oleh pelemahan sinyal dan noise.

5.2. Saran

Terdapat beberapa saran bagi rekan yang ingin mengembangkan tugas akhir ini supaya kinerjanya lebih maksimal, diantaranya :

1. Pemakaian mekanik untuk mengatur tegangan output lampu yang lebih akurat untuk meminimalkan tegangan output yang error dan pemakaian lampu yang daya maksimalnya lebih tinggi dari lampu pijar.

2. Menggunakan sensor untuk mendeteksi keadaan sekitar, jika keadaannya gelap atau pencahayaan dari luar ruangan kurang maka pengaturan on/off dan intensitas lampu akan berjalan otomatis.

(56)

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan pada

Program Studi Teknik Komputer Diploma Tiga di Jurusan Teknik Komputer

Oleh

Gingin Wahid Ginanjar

10807009

Pembimbing Agus Mulyana, M.T

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(57)

viii

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

LEMBAR PERNYATAAN ...iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR SIMBOL ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Masalah ...1

1.2. Maksud dan Tujuan ...1

1.3. Batasan Masalah ...2

1.4. Metodologi Penelitian ...2

1.5. Sistematika Penulisan ...3

BAB II LANDASAN TEORI ...4

2.1. Intensitas Cahaya dan Kuat Penerangan ...4

2.2. Sistem Komunikasi Data ...4

2.2.1. Model Komunikasi Data ...5

2.2.2. Tipe Sinyal pada Transmisi Data ...6

2.2.3. Permasalahan Transmisi ...7

2.2.4. Teknik Komunikasi Digital ...7

2.3. Perangkat Keras ...8

2.3.1. Mikrokontroler Basic Stamp BS2P40 ...8

2.3.2. Modul Frekuensi Radio YS-1100U ...10

2.3.3. Modul On/Off dan Intensitas Lampu ...10

2.3.3.1. Motor Servo Mini ...11

2.3.3.2. TRIAC ...12

2.3.4. Modul IC MAX232 ...12

(58)

ix

2.4.1. Pengenalan Visual Basic 6.0 ...13

2.4.2. Basic Stamp Editor v2.4 ...16

BAB III PERANCANGAN SISTEM ...18

3.1. Perancangan Perangkat Keras...18

3.1.1. Konektor DB-9 dan Converter IC MAX232 ...19

3.1.2. Modul Frekuensi Radio YS-1100U (Transmitter dan Receiver) ...21

3.1.3. Mikrokontroler Basic Stamp BS2P40 ...24

3.1.4. Modul On/Off dan Intensitas Lampu Pijar ...25

3.1.5. IC Regulator ...29

3.1.6. Miniatur Ruangan Sederhana ...30

3.2. Perancangan Perangkat Lunak ...30

3.2.1. Program Antarmuka Visual Basic 6.0 ...31

3.2.2. Algoritma Pada Basic Stamp Editor V2.4 ...35

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ...40

4.1. Pengujian Perangkat Keras ...40

4.1.1. Pengujian MAX 232 dan Frekuensi Radio YS 1100U ...40

4.1.2. Pengujian Modul On/Off dan Intensitas Lampu ...42

4.1.3. Pengujian Regulator Catu Daya ...48

4.2. Pengujian Perangkat Lunak ...48

4.2.1. Combo Box ‘Set Standar’ ...48

(59)

x

5.2. Saran ...53

(60)

54

1. Muhaimin, Teknologi Pencahayaan, Refika Aditama, Bandung, 2001.

2. P. Retna, E. W. Catur, Teori dan Praktek Interfacing Port Paralel dan Port Serial Komputer dengan Visual Basic 6.0, Andi, Yogyakarta, 2004.

3. http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20-%20Lighting%20(Bahasa%20Indonesia).pdf, diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.

4. http://repository.unikom.ac.id/repo/sector/perpus/view/jbptunikompp-gdl-taufiknugr-19861.html(intensitas1), diakses pada tanggal 10 Oktober 2010. 5. http://www.kosmodrom.com.ua/data/YS-1100U.pdf, diakses pada tanggal 9

September 2010.

6. http://www.datasheetcatalog.org/datasheets/134/360189_DS.pdf, diakses pada tanggal 9 September 2010.

(61)

vi

Bismillahirrohmaanirrohim. Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Rasa puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, karunia serta bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang

berjudul : “Kendali On/Off dan Intensitas Lampu menggunakan Frekuensi Radio ”. Adapun tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah dalam rangka untuk memenuhi dan melengkapi syarat dalam pencapaian gelar Diploma Tiga Jurusan Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

Penulis juga menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna yang dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca terhadap tugas akhir ini apabila terdapat kekurangan dalam tugas akhir ini. Penulis mengharapkan supaya tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah memberi petunjuk, bimbingan, dukungan, serta dorongan semangat dalam proses penyusunan tugas akhir ini sehingga penulis mampu menyelesaikannya.

Ucapan terimakasih yang ingin penulis sampaikan kepada :

1. Ibu Sri Nurhayati, M.T, selaku ketua Jurusan Teknik Komputer. 2. Bapak Hidayat, M.T, selaku Dosen Wali kelas 07 TK 04

3. Bapak Agus Mulyana, M.T selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu menyediakan waktu, tenaga serta pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sejak awal hingga akhir dari penyusunan tugas akhir ini.

4. Seluruh dosen beserta staf Jurusan Teknik Komputer.

(62)

vii 7. Rekan-rekan asisten Lab.Elektronika.

8. Rekan-rekan penulis yang telah banyak memberikan bantuan terbesar dalam doa, perhatian dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan Tugas Akhir ini.

Dengan sebesar-besarnya, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah mendukung dan membantu penulis. Semoga Allah SWT membalas amal budi dan kebaikan semua pihak lebih dari apa yang telah diberikan kepada penulis. Amiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, Februari 2011

Gambar

Gambar 3.19 Lampu Pijar
Gambar 3.20 Skema Rangkaian LDR
Gambar 3.22 Miniatur Ruangan
Gambar 3.23 Algoritma Antarmuka Visual Basic 6.0
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi sistem informasi jadwal perkuliahan ini menggunakan penyimpanan MySQL sebagai database server karena mampu menerima dan mengirimkan data dengan sangat

Verifikasi model peramalan dengan menggunakan Peta Kendali Moving Range pada model terbaik, diperoleh hasil plot data antara waktu dengan residual, tidak ada yang melewati

Sistem ini menggunakan solar cell dan modul Buck Converter sebagai sistem charging, kemudian keluarannya akan dikontrol oleh mikrokontroler menggunakan relay sebagai

Pada pengujian ini didapatkan hasil bahwa saat pemancar mengirimkan data dari sensor dengan jarak 100 hingga 700 meter, data yang diterima oleh rangkaian

Gambar 7 dan 8 menunjukkan perbandingan pemakaian dan penghematan energi menggunakan on/off digital dan kendali fuzzy jika dibandingan dengan sistem

Metode yang akan digunakan adalah modulasi dengan menggunakan sinyal Frequency Shift Keying (FSK).Mikrokontoler Raspberry PI 3 ini digunakan sebagai memonitoring suhu, kelembapan

Sistem smart home dirancang dengan Pengembangan sistem kontrol dalam implementasinya, menggunakan modul NodeMCU V3 sebagai penghubung ke internet via wifi, modul, relay

3.2 Pembahasan Setelah hasil hardware yang telah diperoleh dari sistem access control ini berupa penginputan data atau informasi sebagai user dengan menggunakan radio frequency