• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN BERBASIS MADRASAH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA BIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN BERBASIS MADRASAH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA BIMA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN P

BERBASIS MA

N

Untuk Memenuhi S Progr

PROG

UNIVERSITA

PENINGKATAN MUTU PENDID

ADRASAH DI MADRASAH ALI

NEGERI 2 KOTA BIMA

TESIS

i Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjan gram Studi Magister Ilmu Agama Islam

OLEH:

A N T O N

NIM: 201020290211024

OGRAM PASCASARJANA

AS MUHAMMADIYAH MAL

2012

IDIKAN

LIYAH

jana S-2

(2)

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

BERBASIS MADRASAH DI MADRASAH ALIYAH

NEGERI 2 KOTA BIMA

Yang diajukan oleh:

ANTON

NIM: 201020290211024

Telah disetujui Tanggal, 31 Juni 2012

Pembimbing Utama

Prof. Dr. Ishomuddin, M. Si

Pembimbing Pendamping

Drs. M. Nurul Humaidi, M. Ag

Direktur

Program Pascasarjana

Dr. Latipun, M. Kes

Ketua Program Studi Magister Ilmu Agama Islam

(3)

TESIS

Dipersiapkan dan disusun oleh:

ANTON

Nim: 201020290211024

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal, 31 Juli 2012

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua : Prof. Dr. Ishomuddin, M. Si ………

Sekretaris : Drs. M. Nurul Humaidi, M. Ag ………

Penguji I : Prof. Dr. Tobroni, M. Si ………

(4)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya

Nama : Anton

NIM : 201020290211024

Program Studi : Magister Ilmu Pendidikan Agama Islam

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Tesis dengan judul “Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Madrasah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bima” adalah hasil karya penulis dan dalam naskah tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, bagi sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia tesis ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh dibatalkan, serta sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang berupa hak bebas loyalty eksklusif.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 31 Juli 2012

Yang menyatakan,

(5)

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah

melimpahkan segala nikmat, rahmat, dan inayah-Nya, sehingga penulisan tesis

ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam penulis sampaikan kepada

Nabiyullah Muhammad SAW, khayr al-an m wa al-mursal n, dan

sahabat-sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti risalahnya.

Tesis ini berjudul, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis

Madrasah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bima. Penulisan tesis ini

bertujuan untuk memberikan sumbangan keilmuan kepada para pelaksana

pendidikan, lebih khususnya terhadap lembaga pendidikan yang berciri khas

Islam, lebih-lebih pada sekolah/madrasah yang telah mengimplementasikan

manajemen berbasis madrasah. Selain tujuan tersebut, juga bertujuan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata dua (S-2) Magister

Ilmu Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam proses

penulisan sampai tahap penyelesaiannya, penulis banyak mendapat bantuan

moril dan materil dari segenap pihak. Sebagai tanda syukur dan balas budi

penulis kepada mereka, diucapkan banyak terima kasih khususnya kepada:

1. Kepada kedua orangtua yang tercinta; H.Abidin dan Landa yang selalu

mendidik dan membimbingku ke jalan yang diridhoi Allah SWT. Ayah dan

ibuku yang selalu mengirimkan doa, mengarahkan, dan motivasi penulis

sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan di Pascasarjana Universitas

(6)

2. Dr. Muhajir Effendi, M.Ap selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr.Latipun,M.Kes, selaku Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Prof. Dr. Tobroni, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang, yang banyak memberikan ilmunya yang bermanfaat bagi masa depan penulis.

5. Prof. Dr. Ishomuddin, M.Si, selaku dosen pembimbing utama yang senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk serta pengarahan dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

6. Drs. M. Nurul Humaidi, M.Ag. selaku dosen pembimbing pendamping yang banyak memberikan bimbingan dan mentrasnferkan ilmu pengetahuan lebih khusus pengetahuan teknik penulisan tesis serta banyak memberikan saran, kritik yang bersifat membangun dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

7. Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. selaku dosen penguji yang banyak memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun kepada penulis.

8. Kepada seluruh dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang yang senantiasa memberikan bimbingan dan ikhlas dalam mentransferkan ilmu pengetahuannya yang sangat bermanfaat kepada penulis selama proses perkuliahan.

9. Seluruh karyawan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang yang

telah membantu dan melayani dengan ikhlas serta penuh kesabaran kepada

penulis selama proses perkuliahan.

10.Bapak Syahruddin, M.Pd selaku kepala madrasah berserta wakamad, guru

dan seluruh staf adminstrasi/karyawannya serta keluarga besar MAN 2

(7)

data, petunjuk dan lain sebagainya kepada penulis sehingga penulisan tesis

ini dapat diselesaikan.

11.Kepada kakak-kakakku yang tercinta; Taufik, Turaya, Aisyah, Ahmad, Nur

Wahidah dan Amirudin yang telah memberikan semangat, motivasi dan

bantuan baik moril maupun materil kepada penulis.

12.Ucapan terima kasih kepada teman-teman seangkatan 2011-2012 lebih

khusus Program Studi Magister Ilmu Agama Islam Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Malang, terutama kepada bapak H. Ramin,

Mat. Rojik, Mujahiddin, Sukma Jaya, Ngadiono, Agus Supriadin,

Kaharudin, Syamsudin dan Masita yang banyak memberikan dorongan dan

motivasi kepada penulis.

Semoga Allah SWT. memberikan balasan pahala yang setimpal kepada

mereka. Penulis berdoa, agar mereka senantiasa mendapatkan naungan,

rahmat, taufik, dan hidayah dari Allah SWT. Akhirnya, kepada-Nya jua-lah

penulis mempersembahkan rasa syukur yang tidak terhingga, dan semoga tesis

ini dapat memberi manfaat kepada penulis dan kepada segenap pembacanya.

Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 31 Juni 2012

(8)

DAFTAR ISI

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17

A.Manajemen ... 17

1. Perencanaan (Planning) ... 18

2. Pengorganisasian (Organizing) ... 19

3. Pemimpinan (Leading) ... 21

4. Pengawasan (Controlling) ... 22

B.Manajemen Mutu Pendidikan... 24

1. Pengertian Mutu Pendidikan ... 24

(9)

3. Manajemen Mutu Strategis ... 33

4. Manajemen Mutu Terpadu ... 34

C.Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Madrasah ... 41

1. Konsep Dasar Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah ... 41

2. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah ... 43

3. Karakteristik Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah ... 45

4. Tujuan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah ... 55

5. Prinsip-Prinsip Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah ... 58

6. Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah ... 60

a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran ... 61

b. Manajemen Tenaga Kependidikan ... 63

c. Manajemen Kesiswaan ... 63

d. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan ... 64

e. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 65

f. Manajemen Hubungan Madrasah dan Masyarakat ... 66

g. Manajemen Layanan Khusus ... 68

D.Penyusunan Sasaran Mutu Pendidikan Berbasis Madrasah ... 69

BAB III METODE PENELITIAN ... 73

A.Jenis Penelitian ... 73

B.Sumber Data ... 74

C.Lokas Penelitian... 75

D.Teknik Pengumpulan Data ... 75

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 78

F. Analisis Data ... 80

BAB IV PEMAPARAN HASIL PENELITIAN ... 84

(10)

B.Pemaparan Hasil Penelitian ... 86

1. Penyusunan Sasaran Mutu Pendidikan di MAN 2 Kota Bima ... 86

2. Implementasi Manajemen Berbasis Madrasah pada Proses Belajar Mengajar ... 100

a) Meningkatkan Mutu Belajar Siswa ... 101

b) Menyusun Kurikulum Terpadu dan Muatan Lokal ... 107

c) Pengajaran yang Efektif ... 110

d) Menyediakan Program Pengembangan Pribadi/Karakter Siswa ... 110

3. Pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu di MAN 2 Kota Bima ... 115

a) Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran serta Sumber Daya Manusia ... 116

b) Manajemen Administasi dan Keuangan ... 123

c) Manajemen Kesiswaan ... 126

d) Manajemen Sarana dan Prasarana ... 130

e) Manajemen Hubungan Madrasah dengan Masyarakat ... 132

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 136

A.Penyusunan Sasaran Mutu Pendidikan di MAN 2 Kota Bima ... 136

B.Implementasi Manajemen Berbasis Madrasah pada Proses Belajar Mengajar di MAN 2 Kota Bima. ... 142

1. Meningkatkan Mutu Belajar Siswa ... 143

2. Menyusun Kurikulum Terpadu dan Muatan Lokal ... 145

3. Menawarkan Pengajaran yang Efektif ... 148

4. Menyediahkan Program Pengembangan Diri/Karakter Siswa ... 150

C.Pelaksanaan Manajemen Mutu Pendidikan di MAN 2 Kota Bima ... 152

1. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran ... 153

2. Manajemen Sumber Daya Manusia/Ketenagaan ... 158

3. Manajemen Kesiswaan ... 161

(11)

5. Manajemen Keuangan ... 166

6. Manajemen Hubungan Madrasah dengan Masyarakat ... 169

BAB VI PENUTUP ... 172

A.Kesimpulan ... 172

B.Saran-saran ... 174

DAFTAR PUSTAKA ... 176

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Izin Penelitian ... 180

Surat Persetujuan Izin Penelitian ... 181

Pedoman Wawancara ... 182

Struktur Organisisasi MAN 2 Kota Bima ... 184

Keadaan Guru dan Staf Ketenagaan MAN 2 Kota Bima... 185

Data Siswa MAN 2 Kota Bima ... 187

Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler ... 188

Kegiatan Pengembangan Nilai-Nilai Karakter ... 189

Daftar Prestasi MAN 2 Kota Bima ... 191

Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional ... 193

Foto-Foto ... 204

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. Dkk. (1998). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pusataka Setia.

Arcaro, Jeromi S (2006). Pendidikan Berbasis Mutu, Prinsip-prinsip Perumusan

dan Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktis,

Revesi Ke-VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Bafadhal, Ibrahim (2006). Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah; dari

Sentralisasi ke Desentralisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Barizi (2009). Menjadi Guru Unggul; Bagimana Menciptakan Pembelajaran

yang Produktif dan Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

B.Uno, Hamzah (2007). Profesi Kependidikan; Problem, Solusi dan Reformasi

Pendidikan, Cet. I. Jakarta: Bumi Aksara.

Danim, Sudarwan (2003) Agenda Pembaharuan System Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belaja.

(2008). Visi Baru Manajemen Sekolah; dari Unit Birokrasi ke Lembaga

Akademik. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Agama (2005). Pedoman Integrasi Life Skills Dalam Pembelajaran

di Madrasah Aliya. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam.

Depdiknas RI. (2001). Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.

Jakarta:Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Djamas, Nurhayati (2005). Manajemen Madrasah Mandiri. Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

E. Mulyasa (2003). Menjadi Kepala Sekolah Professional dalam Konteks Menyukseskan Manajenemen dan Kurikulum Berbasis Kompetensi.

(14)

(2009). Implementasi Kurikulum KTSP Kemandirian Guru dan Kepala

Sekolah. Jakarta: Numi Aksara.

(2010). Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Aktif

dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(2011). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Cet. 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Fattah, Nanang (2000). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(2003). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah.

Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

(2004). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fajar, A.Malik (2005). Holistika Pemikiran Pendidikan, Ed. Ahmad Barizi,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Faisal, Sanapiah (1989). Penelitian Kualitatif; Dasar-Dasar dan Aplikasi.

Malang: YA 3 Malang.

Gulö. W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Hardiyanti (2004). Mencari Sosok Desentralisasi manajemen pendidikan di

Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamidin (2010). Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press.

Hamalik, Oemar (1991). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Maju Mundur.

Hasbullah (2006). Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan

Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Raja

Grafindo.

Koontz, Harold (1989). Intisari Manajemen 2 (Essentials Of Management) Alih

Bahasa A. Hasim Ali, Jakarta: Bina Aksara.

Malayu, Hasibuan S.P. (1990). Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah.

Jakarta: CV. Haji Mas Agung.

Mulyono (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Muhaimin (2008). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam; di

Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Raja Grafindo

(15)

(2009). Rekontruksi Pendidikan Islam; dari Paradigma Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nawawi, Hadari dan Martini Hadari (2004). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung.

Nasution, M.N. (2000). Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management.

Jakarta:Ghalia Indonesia.

Nurkolis (2003). Manajemen Berbasis Sekolah; Teori Model dan Aplikasi.

Jakarta: Raja Grafindo.

Prabowo, Listyo Sugeng (2008). Manajemen Pemgembangan Mutu

Sekolah/Madrasah, Cet. I. Malang: UIN Press.

Raharjo, Mudjia (2011). Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif. Materi Kuliah Metodologi Penelitian, Dipublikasikan Friday, 10 June 2011 dari http//www, Prof. Dr.Mudjia Raharjo, M.Si.

Rival, Veithzal dan Sylviana Murni (2010). Education Management, Analisis

Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Press.

Rochaety, Eti, dkk. (2006). Sistem informasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Rohiat (2008). Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika Aditama)

Sagala, Syaiful (2004). Manajemen Berbasis Sekolah dan masyarakat; Strategi

Menangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multinas.

(2007). Konsep dan Makna Pembelajaran; Untuk Memecahkan

Problematika Belajar Mengajar. Bandung: Cv. Alfabeta.

Sallis, Edward (2008). Total Quality Management In Education, cet VII, diterjemahkan oleh ahli bahasa, Ahmad Ali Riyadi & Fahrozzi. Jogyakarta: IRCiSoD.

Salim, Peter dan Yenny Salim (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.

Soetopo, Hendyat (2007). Manajemen Berbasis Sekolah; Bunga Rampai Pokok

Pikiran Pembahasan Pendidikan Indonesia. Malang: Universitas Negeri

Malang.

(16)

Slamet (2012). Manajemen Berbasis Sekolah Jurnal Depertemen Pendidikan

Nasional Republik Indonesia. Di akses 29 Februati 2012 (online),

http://www.manajemen-berbasis-sekolah.html.

Syamsuri, Istamar (2003). Peningkatan Kompetensi Guru untuk Meningkatkan

Minat Siswa Pada Bidang Mipa. Jurnal pendidikan (online), di Akses 08

Juni 2012, http://kappa.binus.ac.id/~wikariag0225.doc.

Talabudin, Guntur (2009). Efektifitas Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

Madrasah Ibtidayah Negeri 1 Malang. Tesis S-2 Manajemen Pendidikan

Islam tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Malang.

Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang (2002).

Manajemen Pendidikan, Analisis Subtantif dan Aplikasi Dalam Institusi

Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Tobroni, (2011). Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bahan Kuliah Magister Ilmu Agama Islam Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

(2011). Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, A Paper Presentasi. Perkuliahan Perdana Magister Ilmu Pendidikan Islam, Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

Tjiptono, Fandy dan Diana (2009). Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.

Terry, George R. (2006). Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Umiarso dan Imam Gojali (2010). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi

Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSOD.

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

di hampir semua aspek kehidupan manusia. Berbagai permasalahan hanya dapat

dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan

tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang

semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, bangsa Indonesia

perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan

yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam

proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani

persaingan global tersebut. Dalam kaitannya dengan pendidikan, Tilaar,

sebagaimana yang dikutip oleh Mulyasa, mengemukakan bahwa:

...sedikitnya ada enam masalah pokok sistem pendidikan nasional: menurunnya akhlak dan moral peserta didik, pemerataan kesempatan belajar, masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan, status kelembagaan, manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional, dan sumber daya yang belum profesional (Mulyasa, 2010: 6).

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan prasyarat

mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk

meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah pendidikan, sehingga kualitas

pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Sebagai faktor penentu keberhasilan

(18)

2 program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan

kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

(iptek) dan dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan (imtak) (Mulyasa, 2011: 3-4).

Pendidikan merupakan bagian integral dalam kehidupan bangsa dan negara.

Salah satu faktor yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa

Indonesia adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kualitas pendidikan sangat menentukan kualitas kehidupan

suatu bangsa. Karena itulah, perlu dilakukan penataan terhadap sistem pendidikan

secara menyeluruh (kâffah), terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta

relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja (Mulyasa, 2010: 6).

Upaya peningkatan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara

konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah

diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk meningkatkan mutu

pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Pemerintah dalam hal ini

Menteri Pendidikan Nasional mencanangkan “gerakan peningkatan mutu“ pada

tanggal 2 Mei 2002. Setelah itu, diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Hamzah,

2007: 84). Namun demikian, upaya tersebut bukanlah sesuatu yang mudah untuk

diwujudkan. Dalam kaitan itu, Istamar Syamsuri menyatakan:

Hingga saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah jika

dibandingkan dengan negara lain di dunia. Survey dari The Political

Economic Risk Consultant (PERC) melaporkan bahwa siswa SLTP di

Indonesia menempati urutan ke-32 untuk ilmu alam dan urutan ke-34 untuk matematika dari 38 negara yang di survey di Asia, Australia dan Afrika.

(19)

3 (UNDP) tahun 2004: posisi dari 177 negara, Singapura (25), Brunai (33), Malaysia (58), Thailand (76), Filiphina (83), Indonesia (111), Vietnam (112), Kamboja (130), Myanmar (132), dan Laos (135) (Istamar Syamsuri, 2003: 2).

Hasil survey The Political Economic Risk Consultant (PERC) dan laporan

United Nations Development Programs (UNDP) tersebut, perlu direspon dengan

serius. Ini menunjukkan bahwa berbagai indikator mutu pendidikan belum

mengalami suatu peningkatan yang berarti. Sebagian madrasah, terutama di

kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan,

namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan. Hal itu membuktikan

bahwa upaya peningkatan mutu pendidikan selama ini belum mampu

memecahkan masalah pendidikan di Indonesia.

Tidak meratanya peningkatan mutu pendidikan tersebut dipengaruhi oleh

banyak faktor. Veithzal dan Sylviana Murni, mengemukakan sedikitnya tiga

faktor penyebab tidak meratanya mutu pendidikan.

Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan

pendekatan educational production function atau input-output analisis yang

tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang jika dipilih masukan

(input) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini

akan menghasilkan luaran (output) yang dikehendaki. Dalam kenyataan, mutu

pendidikan yang diharapkan tidak terjadi, karena selama ini dalam

menerapkan pendekatan education production function lebih memusatkan

pada input pendidikan dan kurang memperhatikan pada proses pendidikan.

Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan. Kedua,

penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik, sehingga madrasah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi, yang kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi madrasah. Dengan demikian madrasah kehilangan kemandirian, motivasi, dan inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan

pendidikan nasional. Ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua

(20)

4 pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu pihak utama yang berkepentingan dengan pendidikan (Veithzal dan Sylviana, 2010: 139-140).

Menyadari hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain melalui berbagai pelatihan

dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku, dan media pembelajaran,

perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu manajemen sekolah

serta penyempurnaan sistem pendidikan. Upaya tersebut diperkuatkan dengan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah/otonomi

daerah, yang secara langsung berpengaruh terhadap perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pendidikan. Bila sebelumnya pengelolaan pendidikan merupakan

wewenang pemerintahan pusat, maka dengan berlakunya undang-undang tersebut

kewenangan berada pada pemerintah daerah (Kota/Kabupaten).

Upaya peningkatan mutu pendidikan bukan merupakan upaya semata tetapi

harus menjadi komitmen semua pihak yang terlibat di dalamnya. Hal ini dapat

dilaksanakan jika madrasah sebagai unit pelaksana pendidikan formal yang

terdepan dengan berbagai keragaman kondisi lingkungan yang berbeda satu

dengan yang lainnya, harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya

yaitu mengupayakan peningkatan mutu pendidikan. Madrasah diberikan

kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi

lingkungan dan kebutuhan peserta didiknya. Walaupun demikian, agar mutu

pendidikan tetap terjaga dan proses peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus

ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional untuk dijadikan indikator

evaluasi keberhasilan peningkatan mutu tersebut. Pemikiran ini telah mendorong

(21)

5 dalam kegiatan pendidikan. Pendekatan ini kemudian dikenal dengan manajemen

peningkatan mutu berbasis madrasah.

Secara umum, manajemen peningkatan mutu berbasis madrasah dapat

diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar

kepada madrasah dan mendorong pengambilan keputusan secara partisipatif yang

melibatkan secara langsung warga madrasah (kepala madrasah, guru, karyawan,

komite, staf administrasi, karyawana, siswa dan sebagainya) untuk meningkatkan

mutu madrasah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. Dengan pendekatan

ini, madrasah memiliki kewenangan dalam mengembangkan program-program

yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimilikinya. Dengan fleksibilitas

madrasah akan lebih aktif dalam mengelola sumber daya madrasah secara lebih

optimal.

Manajemen peningkatan mutu berbasis madrasah pada dasarnya bertujuan

untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian dan

inisiatif madrasah dalam mengelola serta memberdayakan sumber daya yang

tersedia; meningkatkan kepedulian warga madrasah dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;

meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, pemerintah

tentang mutu sekolahnya; serta meningkatkan kompetisi yang sehat antarsekolah

tentang mutu pendidikan yang akan dicapai (Umiarso dan Gojali, 2010: 81).

Maka, perlu ada reformasi pendidikan yang dilakukan oleh semua lembaga

pendidikan termasuk madrasah. Sebagai lembaga pendidikan yang sudah lama

berkembang di Indonesia, sudah seharusnya madrasah melakukan reformasi,

(22)

6 menyiapkan peserta didiknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi dan memasuki kehidupan di lingkungan masyarakat

yang lebih luas. Apalagi, performa madrasah secara dominan sampai saat ini

masih sangat rendah dan di bawah standar lembaga pendidikan lainnya. Hanya

sebagian kecil saja jumlah lembaga pendidikan Islam yang mampu bersaing

dengan lembaga pendidikan lainnya.

Dalam sistem pendidikan nasional, kedudukan madrasah setara dengan

sekolah-sekolah pada umumnya dan mempunyai peran yang sangat penting untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar peran madrasah dalam sistem

pendidikan nasional tetap eksis dan semakin besar dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia Indonesia maka diadakan reformasi pendidikan, yakni salah

satunya dengan manajemen peningkatan mutu berbasis madrasah. Dengan

pendekatan manajemen peningkatan mutu berbasis madrasah diharapkan menjadi

modal yang bisa mengurangi campur tangan pemerintah dalam manajemen

pendidikan yang dianggap telah mengurangi hak madrasah dalam proses

peningkatan mutu pendidikan dan kemandirian madrasah dalam mengelola

madrasahnya. Dengan ini diharapkan madrasah lebih mandiri dalam melakukan

kebijakan-kebijakan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

Berbagai hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh para

pemerhati pendidikan, lebih khususnya lembaga pendidikan Islam, telah terbukti

bahwa pertumbuhan madrasah di Indonesia saat ini lebih dari 90% jumlah

madrasah yang ada di Indonesia adalah berstatus swasta dan sisanya negeri. Hal

(23)

7 Hingga saat ini 91,4% jumlah madrasah (MI, MTs dan MA) yang ada di Indonesia adalah berstatus swasta, sedangkan sisanya (8,6%) adalah berstatus negeri. Data statistik madrasah di Jawa timur tahun 2006 misalnya menunjukan bahwa dari 6.667 madrasah ibtidayah (MI) hanya ada 2,16% (143) yang berstatus negeri, sisanya 97,84% (6.474) berstatus swasta. Dari jumlah MI tersebut dapat menampung peserta didik sebanyak 868.065 peserta didik, dengan rincian 27.862 peserta didik madrasah ibtidayah negeri (MIN) dan 840.203 peserta didik madrasah ibtidayah swasta (MIS). Untuk MTs dari 2.678 unit, hanya 6.72% (180) yang berstatus negeri, sedangkan sisanya 93,27% (2.498) berstatus swasta. Dari sejumlah MTs tersebut dapat menampung peserta didik sebanyak 429.159 peserta didik dengan rincian 96.138 peserta didik madrasah tsanawiah negeri (MTsN) dan 333.021 peserta didik madrasah tsanawiyah swasta (MTsS). Sedangkan untuk MA dari 1.037 unit, hanya 8,1% (84) berstatus negeri sedangkan sisanya 953 (91,9%) berstatus swasta. Dari sejumlah MA tersebut dapat menampung peserta didik sebanyak 165.916 peserta didik, dengan rincian 50.863 peserta didik madrasah aliyah negeri (MAN), dan 115.053 peserta didik madrasah aliyah swasta (MAS) (Muhaimin, 2009: 21-22).

Data tersebut dapat membuktikan bahwa betapa tingginya semangat

kemandirian masyarakat dalam menyelenggarankan pendidikan Islam di

madrasah, hanya saja semangat keagamaan dan dakwah tersebut pada umumnya

belum banyak disertai dengan profesionalitas dalam manajemen madrasah, serta

dukungan sumberdaya internal baik dalam pengembangan program pendidikan

(kurikulum), sistem pembelajaran, sumber daya manusia, sumber dana maupun

sarana dan prasarana yang memadai, sehingga sebagian besar proses dan hasil

pendidikannya belum menunjukan kualitas mutu yang diharapkan. Hal ini senada

dengan pernyataan Tobroni bahwa:

(24)

8 madrasah yang berhasil mengembangkan lembaganya bahkan lebih unggul dan sederajat dengan sekolah-sekolah unggul lainnya (Tobroni, 2011).

Senada dengan pendapat Tobroni, banyak di antara madrasah yang berhasil

mengembangkan lembaganya bahkan lebih unggul dan sederajat dengan

sekolah-sekolah unggul lainnya, misalnya salah satu Madrasah Aliyah (MA) yang unggul

melebihi sekolah/madrasah lainnya adalah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bima.

Madrasah tersebut adalah salah satu madrasah yang dikenal oleh masyarakat luas

(masyarakat Bima). Sebagai gambaran bahwa animo masyarakat Bima sangat

besar terhadap madrasah aliyah tersebut, dapat dibuktikan pada tahun ajaran baru

dengan banyaknya siswa yang datang dari berbagai pelosok mendaftarkan dirinya.

Siswa-siswa tersebut sangat berharap dapat diterima sebagai calon siswa-siswa di

madrasah aliyah tersebut.

Ditinjau dari jenis pekerjaannya, orangtua siswa dapat dikategorikan

menjadi pegawai negeri 12,6%, TNI/Polri 2,6%, pedagang 4,8%, petani 70%,

serta lain-lainnya 10% (dokumentasi MAN 2 Kota Bima, tgl 03 April 2012) Jika

ditinjau dari angkat presentasi tersebut, dapat dipastikan bahwa status

masyarakat/orangtua siswa berada pada tingkat perekonomian menengah ke

bawah (Wawancara dengan Lukman Jayadiningrat selaku wakil ketua bagian

humas, tgl 4 April 2012, di ruang kerja). Hal ini yang membuat penulis bertanya,

mengapa madrasah tersebut unggul dan berprestasi dari sekian banyak madrasah

dan sekolah umum lainnya (di Bima).

Syahruddin mengatakan bahwa,

(25)

9

(otonom) dalam mengelola lembaganya. Warga madrasah dapat

meningkatkan kemandirian, kreatif, inovatif dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia; meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat serta meningkatkan kompetisi yang sehat antarsekolah/madrasah di sekitarnya. Dengan model pendekatan manajemen peningkatan mutu berbasis madrasah, warga madrasah memiliki keluasan untuk menjamin hubungan/kerjasama kemitraan dengan warga masyarakat dalam rangka meningkatan mutu pendidikan di madrasah. Kerjasama kemitraan tersebut di antaranya; komite madrasah (representasi/perwakilan dari unsur terpenting dalam masyarakat), pemerintah (Departemen Agama, Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten Bima, Departemen Agama Wilayah dan Pusat). Dengan bentuk kerjasama tersebut, masyarakat merasa memiliki madrasah. Hal ini dapat dibuktikan dengan keterlibatan masyarakat secara langsung dalam proses penyelenggaraan pendidikan diantaranya; komite madrasah yang berperang penting dan berfungsi menyediakan sarana dan prasarana serta membantu kesejahteraan para pegawai Non-pegawai negeri sipil, guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap (non-PNS,GTT dan PTT) di lingkungan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bima (Wawancara dengan kepala madrasah, tgl 04 April 2012, di ruang kerja).

Untuk membantu pencapaian pendidikan yang bermutu, warga madrasah

(kepala madrasah, guru, komite, staf administrasi dan karyawan)

bersungguh-sungguh dan berdisiplin dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Contohnya,

guru dan kepala madrasah hadir pada awal waktu untuk memberikan ucapan

selamat datang dan pagi kepada siswa-siswanya yang datang. Selain hal tersebut,

terlihat lingkungan yang bersih dan sehat merupakan cermin sikap tanggungjawab

warga madrasah. Pelayanan yang optimal tetap diberikan sesuai dengan aspirasi

masyarakat dan menerapkan manajemen yang terbuka (Observasi, tgl 5 April

2012).

Upaya dan kerja keras yang diwujudkan bersama antara warga madrasah

dan masyarakat dalam mengelola lembaganya dengan baik, efektif, efesien,

inovatif dan kreatif, dapat mengantarkan madrasah (MAN 2 Kota Bima) bisa

meraih banyak prestasi dan keunggulan, baik pada tingkat lokal, nasional maupun

(26)

10 B.Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagimana bentuk penyusunan sasaran mutu pendidikan di MAN 2 Kota Bima?

2. Bagimana implementasi manajemen berbasis madrasah pada proses belajar

mengajar di MAN 2 Kota Bima?

3. Bagimana pelaksanaan manajemen mutu pendidikan di MAN 2 Kota Bima?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan bentuk penyusunan sasaran mutu pendidikan di MAN 2

Kota Bima.

2. Untuk menjelaskan implementasi manajemen berbasis madrasah pada proses

belajar mengajar di MAN 2 Kota Bima.

3. Untuk menjelaskan pelaksanaan manajemen mutu pendidikan di MAN 2 Kota

Bima.

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka hasil penelitian ini harapkan

dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

keilmuan dan dapat membantu mengembangkan teori-teori yang berkaitan

dengan manajemen peningkatan mutu berbasis madrasah/sekolah yang dapat

(27)

11

2. Secara praktis, dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya maupun para

pengajar khususnya agar menyadari betapa pentingnya upaya peningkatan

mutu madrasah dalam menghasilkan siswa yang berprestasi dalam bidang ilmu

pengetahuan dan tehnologi, iman dan takwa di era globalisasi sekarang ini.

3. Secara kelembagaan, dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran atau

sebagai bahan masukan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan

dengan manajemen peningkatan mutu berbasis madrasah dan juga sebagai

dasar untuk mengambil keputusan di masa yang akan datang.

E.Penegasan Istilah

1. Manajemen

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan atau pengendalian dari sumberdaya organisasi untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Fattah, 2004: 1). Manajemen yang

penulis maksud dalam penelitian ini adalah suatu ilmu atau seni yang dimiliki

oleh seorang atau sekolompok orang yang berkecimpun sebagai warga madrasah

dan masyarakat (kepala madrasah, guru, staf administrasi, komite, karyawan,

siswa, orangtua siswa, masyarakat, pemerhati pendidikan dan sebagainya) dalam

upaya memanfaatkan sumber-sumber daya yang terdapat dalam madrasah dengan

melalui kegiatan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan

serta dilakukan dengan melibatkan partisipasi seluruh komponen menurut

fungsinya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi (madrasah)

(28)

12

2. Mutu

Mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, keadaan, taraf atau derajat

(pengetahuan, kepandaian, kecerdasan dan sebagainya) (Peter Salim dan Yenny

Salim, 1999: 1016). Sedangkan mutu dalam konteks pendidikan mengacu pada

input, proses, output dan dampaknya. Jadi, mutu pendidikan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah derajat keunggulan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota

Bima, dalam mengelola lembaganya secara efektif dan efesien, untuk melahirkan

keunggulan akademis dan non-akademis (ekstrakurikuler) pada peserta didik yang

dinyatakan lulus dalam satuan jenjang pendidikan atau menyelesaikan program

pembelajaran tertentu.

3. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah

Dalam penelitian ini, peneliti mengubah istilah manajemen peningkatan

mutu berbasis sekolah menjadi manajemen peningkatan mutu berbasis madrasah

untuk menyesuaikan dengan objek penelitian. Manajemen peningkatan mutu

berbasis madrasah yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah model

manajemen yang memberikan otonomi yang lebih besar kepada madrasah dan

mendorong pengambilan keputusan partisipasif yang melibatkan secara langsung

semua warga madrasah (kepala madrasah, guru, karyawan, siswa, orang tua siswa,

masyarakat atau kelompok yang memiliki perhatian terhadap pendidikan) untuk

meningkatkan mutu pendidikan serta memiliki otonom yang lebih besar dan

kewenangan dalam mengelola lembaganya. Dengan kemandirian, madrasah dapat

(29)

13 yang dimilikinya, sehingga dapat mewujudkan tujuan pendidikan madrasah pada

khususnya dalam kerangka pendidikan nasional.

Berdasarkan penegasan istilah tersebut, maka batasan masalah dalam

penelitian ini adalah bagimana manajemen di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota

Bima dalam mengelola (memenej) lembaganya secara profesional, efektif, efesien

dan inovatif terhadap sumber daya/komponen-komponen yang ada, sehingga

dapat meningkatkan mutu pendidikan, yang pada akhirnya dapat menghasilkan

peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi, beriman dan

bertakwa (iptek dan imtaq) dan berprestasi, baik secara akademik maupun

non-akademik.

F. Penelitian Terdahulu

Dari beberapa hasil karya penelitian yang penulis telusuri, ditemukan bahwa

sudah ada yang melakukan penelitian sejenis, sebagian di antaranya ada yang

hampir memiliki persamaan dengan pembahasan yang penulis lakukan. Beberapa

hasil penelitian tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Hasil penelitian Samali, yang judul “Implementasi Manejemen Berbasis

Sekolah untuk Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar Tunas harapan

Kota Malang, pada tahun 2011”, berkesimpulan bahwa implementasi

manajemen berbasis sekolah untuk meningkatan mutu dan prestasi siswa

lebih banyak disebabkan oleh manejerial kepala sekolah dan kinerja tenaga

pendidik.

2. Hasil penelitian Abdurrohim, yang judul “Aplikasi Manajemen Berbasis

(30)

14 Aliyah Negeri 3 Malang, pada tahun 2008”, berkesimpulan bahwa penerapan

manajemen berbasis sekolah (MBS) di MAN 3 Malang dapat ditinjau dari

kemampuan Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang dalam menerapkan esensi dan

karakteristik MBS yang meliputi; a) otonomi kewenangan, b) pemberdayaan

team work, c) patisipasi lingkungan, d) keterbukaan dan kuntabilitas program

dan kemampuan pengembangan diri. Dengan penerapan manajemen berbasis

sekolah (MBS) di MAN 3 Malang telah mengantarkan MAN 3 Malang

memenuhi ciri-ciri sekolah yang efektif, di antara cirinya adalah

kepemimpinan kepala sekolah yang kuat dan efektif, lingkungan yang aman

dan tertib serta pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif.

3. Hasil penelitian Darojat, yang judul “Pola Implementasi Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) di Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang, pada tahun 2010”,

Berkesimpulan bahwa penerapan manajemen berbasis sekolah di MAN 3

Malang di mulai setelah kesadaran partisipasi seluruh warga relatif telah

terbina. Pola penerapannya meliputi; 1) pendistribusian kewenangan dan

tanggungjawab dalam mengelola lembaga. 2) penetapan sejumlah guru yang

punya kualifikasi utamanya guru master sebagai pelatihan atau guru bina

dalam konteks manajemen berbasis sekolah. 3) bersama seluruh stakeholders,

dirumuskan visi dan misi madrasah sebagai tujuan jangka panjang.

4. Hasil penelitian Yunita Trisnawati, yang judul “Analisis Implementasi

Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas

Pendidikan di Sekolah Menegah Pertama Muhammadiyah 2 Kota Malang,

pada tahun 2011”, berkesimpulan bahwa manajemen di sekolah menegah

(31)

15

hal ini dapat ditinjau dari; pelaksanaan manajemen sekolahnya secara rill

sudah cukup efektif dan prinsip-prinsip kepemimpinan kepala sekolah yang

sudah partisipasi dan demokratis. Penyusunan rencana sekolah dan

perumusan kebijakan sudah cukup transparan dan akuntabel serta mampu

mengelola operasional sekolah dengan baik, dan adanya jaminan komunikasi

yang efektif antara sekolah dan masyarakat terkait (school community).

Hasil dari keempat penelitian tersebut sangat membantu penulis dalam

memberikan petunjuk dan gambaran pada penelitian yang selanjutnya dilakukan.

Tentunya, tidak hanya dari keempat penelitian tersebut, tetapi masih banyak

penelitian sejenis yang belum penulis lacak dan telusuri satu persatu, dan tidak

mungkin penulis sebutkan satu persatu dalam tulisan ini. Penulis perlu

menegaskan bahwa hasil dari keempat penelitian tersebut, tidak memiliki

kesamaan tema dan judul dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.

Keempat hasil penelitian tersebut lebih memfokuskan penelitiannya pada

faktor-faktor apa yang memberikan dukungan dan hambatan terhadap ke-efektif-an dan

ke-efesiensi-nya penerapan manajemen berbasis sekolah. Sedangkan dalam

penelitian yang penulis ketengahkan lebih menfokuskan penelitiannya pada

kemandirian Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bima dalam mengelola lembaga

pendidikannya secara profesional, efektik, efesien dan inovasi dengan

menggunakan model pendekatan manajemen peningkatan mutu pendidikan (input,

proses dan output) berbasis madrasah, sehingga dapat menghasilkan peserta didik

yang unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi, beriman dan bertakwa serta

berprestasi baik secara akademis maupun non-akademis, yang pada awalnya

(32)

16 setelah melalui proses di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bima. Secara tidak

langsung, kondisi demikian dapat memberikan jaminan dan kepuasan terhadap

pelanggan baik secara internalcostumer (kepala sekolah, guru, komite, karyawan,

siswa, orang tua siswa, masyarakat) dan externalcostumer (pemerintah, pemerhati

pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, dan lain sebagainya)

sebagai sasaran utama dalam peningkatan mutu pendidikan indonesia.

G.Sistematika Penulisan

Susunan pembahasan dalam penulisan tesis ini merupakan rangkaian dalam

laporan penelitian yang saling berhubungan permasalahan satu dengan yang lain

merupakan satu-kesatuan yang utuh. Adapun susunan pembahasan dalam

penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab dan sub pokok pembahasan, sebagai berikut:

Bab I pendahuluan memuat; latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan, manfaat penelitian, penegasan istilah dan batasan masalah. Bab II

tinnjauan pustaka yang mencakup; teori-teori yang berkaitan dengan fokus kajian

dalam penelitian yaitu manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis

madrasah. Bab III metode penelitian; memuat tentang; pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data,

teknik pemeriksaan keabsahan data. Bab IV pemaparan hasil penelitian dan

analisis. Bab V pembahasan hasil penelitian. Bab VI penutup; memuat mengenai

kesimpulan dari temuan hasil penelitian dan saran-saran yang ditunjukan kepada

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Dwi Warna Panjang pada kelas VII E dan VII A semester ganjil pada tahun

Tak ada gunanya memberikan mainan yang diperuntukkan anak lebih besar, karena anak usia ini juga tidak akan tahu apa yang harus dilakukan dengan mainan

Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LC PKS), Janjang Kosong, Kompos dan Abu Janjang mampu berperan sebagai pengganti pupuk konvensional (pupuk anorganik) yang murah dan

1) Secara ilmiah dapat mengetahui pengaruh pemberian dosis solid pada berbagai media tanam galian C terhadap pertumbuhan kelapa sawit varietas tenera di pre nursery. 2)

Jalan R.E Martadinata sebagai bagian dari kawasaan militer yang merupakan salah satu kawasan cagar budaya di Bandung saat ini telah berubah menjadi kawasan komersial tetapi

Pcnclitian ini bertujuan untuk mcngctahui: (-) Apa.kah terclapat hubungan antara kecepatan dengan keurantltuan rnenggiring bola dalam pennailran scpakbclla, (-)

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris, yaitu penelitian hukum yang berfokus pada perilaku masyarakat hukum. Penelitian

Dataran tinggi di Asia terdapat didaerah, antara lain: Dataran Tinggi Iran, Dataran tinggi Tibet dibagian Barat Daya Cina, Dataran Tinggi Dekkan di India, Dataran Tinggi Anatolli