• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghambatan Enzim Siklooksigenase-2 oleh campuran nanopartikel ekstrak Suruhan (Peperomia pellucida) dan Jahe Merah (Zingiber officinale)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penghambatan Enzim Siklooksigenase-2 oleh campuran nanopartikel ekstrak Suruhan (Peperomia pellucida) dan Jahe Merah (Zingiber officinale)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGHAMBATAN ENZIM SIKLOOKSIGENASE-2 OLEH

CAMPURAN NANOPARTIKEL EKSTRAK SURUHAN

(

Peperomia pellucida

) DAN JAHE MERAH

(

Zingiber officinale

)

UKDIAH TIARA ASTIATI

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penghambatan Enzim Siklooksigenase-2 oleh Campuran Nanopartikel Ekstrak Suruhan (Peperomia pellucida) dan Jahe Merah (Zingiber officinale) adalah bagian dari penelitian Program Kreativitas Mahasiswa dengan judul Nation (Nanopartikel Lotion): Lotion Antiinflamasi Kombinasi Ekstrak Suruhan (Peperomia pellucida) dan Jahe Merah (Zingiber officinale). Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

UKDIAH TIARA ASTIATI. Penghambatan Enzim Siklooksigenase-2 oleh Campuran Nanopartikel Ekstrak Suruhan (Peperomia pellucida) dan Jahe Merah (Zingiber officinale). Dibimbing oleh SULISTYANI dan EDY DJAUHARI.

Kemampuan suruhan maupun jahe merah dalam menghambat siklooksigenase-2 sudah dilaporkan, namun daya hambat campuran kedua ekstrak tersebut masih dianggap rendah. Penelitian ini bertujuan menguji ekstrak suruhan, jahe merah, dan campurannya dalam sediaan nanopartikel sebagai antiinflamasi dengan cara menghambat enzim siklooksigenase-2. Kelompok yang diuji daya hambatnya adalah kelompok normal, nanopartikel suruhan, nanopartikel jahe merah, campuran nanopartikel suruhan-jahe merah 1:1, 2:1, dan 1:2. Nanopartikel dibuat dengan metode homogenasi dan ultrasonikasi. Daya hambat nanopartikel ekstrak diuji dengan menggunakan prinsip Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA). Nanopartikel suruhan memiliki rata-rata ukuran 90.61 nm dan Indeks Polidispersitas (IP) 0.22, sedangkan nanopartikel jahe merah 173.46 nm dan IP 0.17. Campuran nanopartikel suruhan dan jahe merah 1:2 memiliki daya hambat maksimum 22.99%

pada konsentrasi 175 μg/mL. Daya hambat maksimum nanopartikel jahe merah

adalah 73.82 % pada konsentrasi 75 μg/mL. Nanopartikel suruhan tidak memiliki daya hambat terhadap siklooksigenase-2, namun campurannya dengan jahe merah (1:2) dapat menghambat aktivitas siklooksigenase-2.

Kata kunci: inflamasi, jahe merah, nanopartikel, siklooksigenase-2, suruhan

ABSTRACT

UKDIAH TIARA ASTIATI. Inhibition of Cyclooxygenase-2 by Mixture Nanoparticle Extract of Suruhan (Peperomia pellucida) and Red Ginger (Zingiber officinale). Under the direction of SULISTYANI and EDY DJAUHARI.

Both suruhan (Peperomia pellucida) and red ginger (Zingiber officinale) were known to inhibit cyclooxygenase-2 but, the mixture of these two has a low inhibition of cyclooxygenase-2. The aim of this research is to test the potency of suruhan, red ginger, and its mixture in nanoparticle as a cyclooxygenase-2 inhibitor. Groups were divided into suruhan nanoparticle, red ginger nanoparticle, and suruhan-red ginger nanoparticle 1:1, 2:1, and 1:2. Nanoparticle was made using homogenation and ultrasonication. The inhibitory effect was analyzed using Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) principle. The average size of suruhan nanopaticle was 90.61 nm and the Polidispersity Index was 0.22. Average size of red ginger nanoparticle was 173.46 nm and IP was 0.17. Maximum inhibition of cyclooxygenase-2 by nanoparticle of red ginger was 73.82% at 75

μg/mL, and 22.99 % by its mixture at 175.75 μg/mL. Nanoparticle of suruhan did not

have an inhibitory effect, however its mixture with nanoparticle of red ginger (1:2) can inhibit cylooxygenase-2.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Biokimia

PENGHAMBATAN ENZIM SIKLOOKSIGENASE-2 OLEH

CAMPURAN NANOPARTIKEL EKSTRAK SURUHAN

(

Peperomia pellucida

) DAN JAHE MERAH

(

Zingiber officinale

)

UKDIAH TIARA ASTIATI

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini adalah Penghambatan Enzim Siklooksigenase-2 oleh Campuran Nanopartikel Ekstrak Suruhan (Peperomia pellucida) dan Jahe Merah (Zingiber officinale). Penelitian ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) dengan judul Nation: Lotion Antiinflamasi Kombinasi Ekstrak Suruhan (Peperomia pellucida) dan Jahe Merah (Zingiber officinale) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) tahun 2014. Hal ini diperlukan untuk menentukan konsentrasi nanopartikel campuran yang memiliki daya hambat terbaik terhadap COX-2 untuk dibuat sediaan losion dan diuji daya antiinflamasinya secara in vivo.

Terima kasih penulis ucapkan kepada drh Sulistyani, MSc PhD dan Drs Edy Djauhari P, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan saran dalam pelaksanaan PKMP dan penyusunan skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, adik atas doa, dukungan, kesabaran, dan kasih sayangnya. Penghargaan penulis sampaikan kepada staff laboratorium Biokimia, Ibu Nunuk dan staff laboratorium Pusat Studi Biofarmaka (PSB) yang telah banyak membantu selama proses penelitian. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh keluarga, Natasha, Pradita, Nailatul, Kak Shelly, Biokimia 47, Esje dan teman-teman yang lain yang tidak dapat penulis sebut satu persatu atas segala doa, saran, dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

METODE 2

Bahan dan Alat 2

Metode 2

HASIL 4

Rendemen Suruhan dan Jahe Merah 4

Nanopartikel Ekstrak Suruhan dan Jahe Merah 5

Daya Hambat Nanopartikel Ekstrak terhadap Aktivitas Siklooksigenase-2

(COX-2) 5

PEMBAHASAN 7

Rendemen Suruhan dan Jahe Merah 7

Nanopartikel Ekstrak Suruhan Dan Jahe Merah 7

Daya Hambat Nanopartikel Ekstrak terhadap Aktivitas Siklooksigenase-2

(COX-2) 8

SIMPULAN DAN SARAN 11

DAFTAR PUSTAKA 11

LAMPIRAN 14

(10)

DAFTAR TABEL

1 Rendemen (%) ekstrak suruhan dan jahe merah 5

2 Hasil karakterisasi nanopartikel suruhan dan jahe merah 5

DAFTAR GAMBAR

1 Format plat yang digunakan 4

2 Prostaglandin (ng/mL) yang dihasilkan 6

3 Daya hambat nanopartikel ekstrak terhadap COX-2 6

DAFTAR LAMPIRAN

1 Nilai Rendemen Ekstrak Suruhan dan Jahe Merah 14 2 Preparasi larutan uji daya hambat siklooksigenase-2 14 3 Konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan (ng/mL) 16

4 Kurva standar prostaglandin 18

5 Daya hambat nanopartikel ekstrak terhadap COX-2 19

(11)

1

PENDAHULUAN

Salah satu enzim yang memiliki peranan penting dalam tubuh manusia, terutama dalam proses inflamasi atau peradangan adalah siklooksigenase (COX). Enzim ini mengkatalis reaksi biosintesis prostaglandin, yaitu oksidasi asam arakidonat menjadi prostaglandin. Prostaglandin yang terakumulasi pada tempat terjadinya inflamasi akan menyebabkan rasa sakit yang berlebihan (Kee et al 2012). Rasa sakit berlebihan saat inflamasi dapat dikurangi dengan cara menekan produksi prostaglandin. Pengurangan produksi prostaglandin dapat dilakukan dengan menghambat COX (Bill 2006).

Enzim COX disintesis di dalam ribosom retikulum endoplasma halus. Ada dua bentuk COX di dalam tubuh manusia, yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 mensintesis prostaglandin yang bekerja melindungi saluran pencernaan dan bersifat konstitutif, sedangkan COX-2 mensintesis prostaglandin yang berperan sebagai mediator inflamasi dan hanya aktif ketika ada induksi dari sitokina seperti interleukin (IL), dan tumor necrosis factor (TNF) (Nelson et al 2008, Dannhardt et al 2000). Penghambatan COX-2 kemudian dijadikan dasar pembuatan obat antiinflamasi. Obat antiinflamasi yang banyak beredar di masyarakat adalah obat antiinflamasi nonsteroid (AINS), seperti aspirin, ibuprofen, dan natrium diklofenak (Kindt et al 2007).

Penggunaan obat sintetis seperti AINS yang terlalu banyak dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, seperti kerusakan kardiovaskuler, kerusakan pada ginjal, dan gangguan pada saluran pencernaan (Kindt et al 2007). Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif untuk menghambat COX-2 dalam rangka mengatasi inflamasi tanpa menimbulkan efek samping, yaitu mencari bahan alam atau herbal, seperti suruhan (Peperomia pellucida) dan jahe merah (Zingiber officinale).

Hasil penelitian Rahmania (2013) menunjukkan bahwa ekstrak suruhan konsentrasi 100 μg/mL, jahe merah konsentrasi 300 μg/mL, dan campuran keduanya konsentrasi 175 μg/mL dapat menurunkan masing-masing 47.5, 44.4, dan 15.2 % aktivitas COX-2 secara in vitro. Daya hambat terhadap enzim COX-2 yang dihasilkan terutama oleh campuran ekstrak dianggap relatif kecil sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan daya hambatnya, salah satu caranya adalah membuatnya menjadi nanopartikel dan mengubah formula campuran ekstrak yang digunakan.

(12)

2

Penelitian ini bertujuan menguji daya hambat nanopartikel suruhan, jahe merah, campurannya sebagai antiinflamasi dengan cara menghambat COX-2 secara in vitro. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif baru obat antiinflamasi dari yang sudah beredar secara komersil. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat memperkaya informasi ilmiah mengenai daya hambat nanopartikel ekstrak suruhan, jahe merah dan campurannya terhadap COX-2 sehingga dapat dijadikan sebagai obat antiinflamasi.

METODE

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan baku adalah tanaman suruhan kering (Balittro Bogor) dan rimpang basah jahe merah (PSB IPB). Pengujian penghambatan COX-2 dilakukan dengan menggunakan COX inhibitor screening assay kit (Cayman Chemical katalog 560131). Bahan yang digunakan sebagai kontrol positif adalah natrium diklofenak® (Kimia Farma Dramaga). Bahan-bahan lain yang digunakan adalah etanol 70 %, akuades, poloxamer 188, asam palmitat, dan air bebas ion.

Peralatan yang digunakan meliputi oven, inkubator bergoyang, vakum evaporator, neraca digital, sonikator, ultraturax homogenizer (Dispergierstation TB.10 IKA), ultrasonikator, Particle Size Analyzer (VASCO), spektrofotometer (Epoch Biotek), termometer, dan alat gelas lainnya.

Metode

Desain Percobaan

Sampel yang diuji daya hambatnya dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu 1) normal (kontrol negatif) yang merupakan kelompok tanpa penambahan nanopartikel ekstrak, 2) nanopartikel ekstrak suruhan (Su) (konsentrasi 400 μg/mL, 200 μg/mL, 100 μg/mL, dan 50 μg/mL), 3) nanopartikel ekstrak jahe merah (JM) (konsentrasi 600 μg/mL, 300 μg/mL, 150 μg/mL, dan 75 μg/mL), 4) campuran nanopartikel ekstrak suruhan-jahe merah 1:1 (SJM1), 2:1 (SJM2), dan 1:2 (SJM3) masing-masing pada konsentrasi 700 μg/mL, 350 μg/mL, 175 μg/mL, dan 87.5 μg/mL, dan 5) kontrol positif natrium diklofenak® konsentrasi 2 μg/mL.

Ekstraksi Suruhan dan Jahe Merah (Mudrikah 2006)

(13)

3

Nanopartikel Ekstrak (Mujib 2011)

Pembuatan Nanopartikel Ekstrak Suruhan dan Jahe Merah. Nanopartikel ekstrak dibuat dengan mencampurkan fase lemak dan fase air. Fase air dibuat dengan melarutkan sebanyak 0.5 gram poloxamer 188 dan 100 mL air ke dalam gelas piala, kemudian ditutup dengan menggunakan plastik pembungkus lalu dipanaskan hingga 75 oC di atas pemanas dan diaduk dengan menggunakan pengaduk magnetik.

Fase lemak dibuat dengan menambahkan 1 gram ekstrak dan 1 gram asam palmitat ke dalam gelas piala, kemudian ditutup dengan plastik pembungkus, lalu dipanaskan hingga mencapai suhu 75 oC di dalam sonikator, selanjutnya campuran disonikasi selama lima menit. Fase air dan lemak ini lalu dicampurkan dan diaduk dengan menggunakan pengaduk magnetik selama lima menit pada suhu 75 oC, setelah itu dengan segera diletakkan di atas es batu. Pendinginan menggunakan es batu dilakukan agar suhu campuran segera turun hingga berada pada suhu ruangan, sehingga lemak padat dan ekstrak akan membentuk nanopartikel lemak padat (Weiss et al 2008).

Setelah mencapai suhu ruangan, campuran dihomogenasi dengan menggunakan ultraturax homogenizer pada kecepatan 13.500 rpm selama 5 menit. Kemudian sebanyak 25 mL dari 100 mL campuran yang terbentuk diultrasonikasi selama 1 jam dengan amplitudo 20 %. Proses ultrasonikasi diulang sebanyak 4 kali hingga seluruh campuran yang didapatkan sudah diultrasonikasi seluruhnya. Nanopartikel yang sudah terbentuk dianalisis ukurannya terlebih dahulu sebelum digunakan untuk uji selanjutnya.

Analisis Ukuran Nanopartikel Ekstrak (Pang et al 2009). Analisis ini dilakukan berdasarkan distribusi jumlah dengan menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Sebanyak 1 mL nanopartikel diambil kemudian dimasukkan ke dalam PSA. Prinsip kerja PSA adalah Dynamic Light Scattering (DLS) (Cordouan Technologies 2010). Dasar dari DLS adalah memanfaatkan gerak Brown dari nanopartikel yang ditentukan ukurannya. Nanopartikel yang ditentukan ukurannya disinari dengan cahaya, kemudian cahaya yang terhamburkan dideteksi dengan sangat cepat. Dari intensitas cahaya yang tersebar, mobilitas partikel dapat dihitung, kemudian ukuran partikel dari sampel dapat ditentukan.

Uji Daya Hambat Nanopartikel Ekstrak terhadap Aktivitas Siklooksigenase-2 (COX-Siklooksigenase-2) (Cayman Chemical katalog 560131)

Uji daya hambat terhadap COX-2 dimulai dari reaksi siklooksigenase, yaitu oksidasi asam arakidonat menjadi prostaglandin. Tahap ini dilakukan dengan memasukkan nanopartikel ekstrak sebanyak 10 μL sebagai inhibitor COX-2, 160 μL bufer reaksi, 10 μL larutan Heme, dan 10 μL COX-2 ke dalam tabung effendorf. Tabung ini diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37 oC, lalu ditambahkan 10 μL substrat (asam arakidonat). Tabung kemudian divorteks dan diinkubasi kembali pada suhu 37 oC selama tepat dua menit lalu ditambahkan 50 μL HCL 1 M dan 100 μL SnCl2. Prostaglandin yang dihasilkan dikuantifikasi dengan menggunakan prinsip Enzyme-Linked ImmunoasorbentAssay (ELISA).

(14)

4

50 μL larutan background (BC) ditambahkan ke dalam sumur BC. Sebanyak 50 μL larutan %A ditambahkan ke dalam sumur IA. Sebanyak 50 μL larutan sampel dimasukan ke dalam sumur E1-E2. Setelah itu ditambahkan 50 μL PG Tracer ke dalam semua sumur, kecuali sumur total activity (TA) dan blanko (Blk). Larutan PG antiserum ditambahkan sebanyak 50 μL ke semua sumur kecuali TA, NSB, dan Blk. Plat ditutup dengan menggunakan plastik film dan diinkubasi pada inkubator bergoyang selama 18 jam pada suhu ruang. Setelah itu, plat dicuci dengan menggunakan bufer pencuci sebanyak lima kali. Reagen Ellman ditambahkan sebanyak 200 μL pada semua sumur. Larutan PG Tracer sebanyak 5 μL ditambahkan ke dalam sumur TA. Plat kemudian ditutup dengan plastik film dan diinkubasi kembali di atas inkubator bergoyang pada suhu ruang selama 90 menit. Setelah itu, absorbansinya diukur pada panjang gelombang 412 nm.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A Blk S1 S1 BC1 BC2 E1 E1 E1 E9 E9 E9 E17

B Blk S2 S2 %A2 %A2 E2 E2 E2 E10 E10 E10 E17

C NSB S3 S3 %B2 %B2 E3 E3 E3 E11 E11 E11 E17

D NSB S4 S4 E21 E21 E4 E4 E4 E12 E12 E12 E18

E B0 S5 S5 E21 E19 E5 E5 E5 E13 E13 E13 E18

F B0 S6 S6 E19 E19 E6 E6 E6 E14 E14 E14 E18

G B0 S7 S7 E20 E20 E7 E7 E7 E15 E15 E15

H TA S8 S8 E20 E8 E8 E8 E16 E16 E16

Gambar 1 Format plat yang digunakan. Blk: Blanko, NSB: Non Spesific Binding, B0: Maximum Binding, TA: Total Activity, S1-S8: Standar prostaglandin, BC: Background, %A-B: 100% Initial Activity, E1-E21: Sampel.

Analisis Statistik (Mattjik 2002)

Analisis data konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan dilakukan dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) rancangan acak lengkap (RAL) pada tingkat kepercayaan 95 % dan taraf α 0.05. Data dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Statistical Programme for Social Science (SPSS).

HASIL

Rendemen Suruhan dan Jahe Merah

(15)

5

Tabel 1 Rendemen (%) ekstrak suruhan dan jahe merah

Sampel Bobot Simplisia

Nanopartikel Ekstrak Suruhan dan Jahe Merah

Nanopartikel yang dihasilkan merupakan emulsi. Parameter yang digunakan untuk melihat keberhasilan pembuatan nanopartikel adalah ukuran partikel. Nanopartikel suruhan yang dihasilkan memiliki ukuran rata-rata 90.61 nm dengan kisaran ukuran partikel antara 21.39–407.49 nm (Tabel 2). Nanopartikel jahe merah memiliki rata-rata ukuran sebesar 173.46 nm dan kisaran partikel antara 48.99-616.76 nm. Nanopartikel merupakan partikel dengan ukuran 50-1000 nm (Ekambaram et al 2011) dan memiliki nilai indeks polidispersitas (IP) < 0.3 (Yen et al 2008). Ukuran rata-rata nanopartikel dan IP yang dihasilkan menunjukkan bahwa nanopartikel suruhan dan jahe merah yang dihasilkan baik.

Tabel 2 Hasil karakterisasi nanopartikel suruhan dan jahe merah

Sampel Rata-rata ukuran (nm) Indeks polidispersitas (IP)

Suruhan 90.61 0.22

Jahe merah 173.46 0.17

Daya Hambat Nanopartikel Ekstrak terhadap Aktivitas Siklooksigenase-2 (COX-2)

Penentuan daya hambat terhadap COX-2 dilakukan dalam dua tahap yaitu, reaksi siklooksigenase dan reaksi ELISA (Cayman Chem Comp 2011). Terhambatnya COX-2 tercermin dari konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan pada reaksi siklooksigenase. Konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan bergantung pada kemampuan nanopartikel ekstrak menghambat kerja COX-2 dalam mengkatalis reaksi pembentukan prostaglandin. Prostaglandin yang dihasilkan adalah prostaglandin F2α (PGF2α), yang merupakan hasil reduksi dari PGH2 oleh SnCl2.

Gambar 2 merupakan konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan pada kelompok perlakuan. Prostaglandin yang dihasilkan pada kelompok normal (kontrol negatif) adalah 159.60 ng/mL, sedangkan pada na-diklofenak® 2 μg/mL (kontrol positif) adalah 30.41 ng/mL. Hal ini menunjukkan bahwa na-diklofenak mampu menekan aktivitas COX-2 hingga 80.95 %.

(16)

6 nanopartikel ekstrak lebih kecil dibanding na-diklofenak® (80.95 %).

Nanopartikel suruhan (Su) dan hampir seluruh nanopartikel campuran (SJM) memiliki konsentrasi prostaglandin yang lebih tinggi dibanding normal. Lebih tingginya konsentrasi prostaglandin menunjukkan bahwa nanopartikel tersebut tidak dapat menekan aktivitas COX-2, sehingga dapat dikatakan bahwa nanopartikel tersebut tidak memiliki daya hambat terhadap COX-2.

Gambar 2 Prostaglandin yang dihasilkan. Su: nanopartikel suruhan, JM: nanopartikel jahe merah. SJM 1: campuran nanopartikel suruhan-jahe merah (1:1), SJM 2: campuran nanopartikel suruhan-suruhan-jahe merah (2:1), SJM 3: campuran nanopartikel suruhan-jahe merah (1:2).

(17)

7

Analisis statistika dilakukan terhadap konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan pada masing-masing kelompok perlakuan. Konsentrasi beragam pada nanopartikel suruhan, campuran suruhan-jahe merah 1, dan 2 tidak berbeda signifikan. Konsentrasi beragam pada nanopartikel jahe merah, dan campuran nanopartikel suruhan-jahe merah 3 menunjukkan bahwa konsentrasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan.

PEMBAHASAN

Rendemen Suruhan dan Jahe Merah

Rendemen suruhan hasil ekstraksi secara maserasi adalah 16.25 %. Maserasi merupakan perendaman bahan tanaman tanpa pemanasan. Metode ini bekerja dengan prinsip memecah dinding sel tanaman yang digunakan akibat adanya perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel. Pecahnya dinding sel membuat senyawa metabolit sekunder yang berada di dalam sel keluar dan terlarut dalam pelarut. Nilai rendemen pada ekstraksi maserasi dipengaruhi oleh ketebalan dinding sel pada tanaman yang digunakan (Nurcholis 2008). Tebalnya dinding sel sendiri dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dari tanaman tersebut.

Jahe merah diekstraksi secara refluks. Refluks merupakan ekstraksi yang dilakukan berdasarkan titik didih dari pelarut yang digunakan. Penggunaan metode refluks dan akuades untuk ekstraksi jahe merah didasarkan oleh kebiasaan masyarakat (Mudrikah 2006). Masyarakat pada umumnya meminum air hasil rebusan jahe merah untuk mendapatkan khasiat dari jahe merah tersebut. Nilai rendemen jahe merah yang dihasilkan dari dua kali ekstraksi adalah 6.68 %.

Ekstraksi suruhan secara maserasi dan jahe merah secara refluks pernah dilakukan sebelumnya oleh Mudrikah (2006) dan Rahmania (2013). Rendemen suruhan yang dihasilkan pada penelitian tersebut adalah 27.20 % dan 24.03 %, nilai tersebut 167.25 % dan 147.87 % lebih besar dibanding rendemen yang dihasilkan pada penelitian ini. Rendemen jahe merah yang dihasilkan pada penelitian Mudrikah (2006) dan Rahmania (2013) berturut-turut adalah 46.23 % dan 21.39 %. Dibanding dengan rendemen yang dihasilkan pada penelitian ini, rendemen pada penelitian sebelumnya lebih besar 692.06 % dan 320.21 %. Perbedaan rendemen yang didapatkan dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Harborne (1984) menyatakan rendemen dapat dipengaruhi metode, kondisi, dan juga waktu ekstraksi. Selain itu, ukuran partikel sampel dan kondisi alamiah senyawa juga dapat mempengaruhi nilai rendemen ekstrak.

Nanopartikel Ekstrak Suruhan Dan Jahe Merah

(18)

8

kulit yang terkena inflamasi karena lemak padat tidak menyebabkan iritasi dan tidak toksik (Ekambaram et al 2012). Poloxamer 188 merupakan surfaktan yang banyak digunakan di dalam dunia farmasi (Liu 2008). Penambahan surfaktan digunakan untuk menstabilkan nanopartikel (Mukherjee et al 2009).

Pembuatan nanopartikel dilakukan dengan menggunakan ultraturax homogenizer dan ultrasonikator (Mujib 2011). Penggabungan kedua metode dilakukan untuk menghasilkan ukuran partikel yang lebih kecil dan seragam (Ekambaram et al 2011). Homogenasi pada kecepatan 13500 rpm dilakukan untuk menyatukan fase lemak dan fase berair, serta menyeragamkan ukuran partikel. Ultrasonikasi dilakukan selama 60 menit pada amplitudo 20 %. Gelombang ultrasonik yang dihasilkan akan membuat partikel bertubrukan satu sama lain sehingga partikel yang berukuran besar mengalami pengecilan ukuran.

Nanopartikel ekstrak yang didapatkan dikarakterisasi dengan mengukur nanopartikel yang dihasilkan. Ukuran nanopartikel dapat dipengaruhi oleh bahan-bahan dan metode yang digunakan dalam pembuatan nanopartikel. Rata-rata ukuran nanopartikel ekstrak suruhan adalah 90.61 nm, sedangkan nanopartikel jahe merah adalah 173.46 nm. Hasil ini menunjukkan bahwa nanopartikel ekstrak yang dihasilkan masih dapat dikatakan sebagai nanopartikel yang baik. Hal ini didukung oleh Ekambaram et al (2011) yang menunjukkan bahwa nanopartikel merupakan partikel dengan ukuran 50-1000 nm.

Indeks Polidispersitas (IP) merupakan ukuran lebarnya distribusi partikel. IP digunakan untuk mengetahui keseragaman ukuran nanopartikel yang dihasilkan. Nanopartikel suruhan dan jahe merah memiliki nilai IP di bawah 0.3. Hal ini menunjukkan bahwa nanopartikel yang dihasilkan baik. Nilai IP di bawah 0.3 menunjukkan bahwa nanopartikel tersebut memiliki distribusi ukuran yang sempit, sedangkan IP lebih dari 0.3 menunjukkan bahwa nanopartikel yang dihasilkan memiliki distribusi ukuran yang luas (Yen et al 2008).

Keberhasilan pembuatan nanopartikel dilihat dari ukuran dan distribusi ukurannya (Kamble et al 2010). Selain kedua faktor tersebut, keberhasilan nanopartikel bergantung pada kemampuan pelepasan muatan, stabilitasnya dalam ukuran nanometer, dan kemampuan melewati rintangan anatomis.

Efisiensi penjerapan dari nanopartikel yang digunakan pada penelitian ini tidak diketahui, sehingga menyulitkan untuk mengetahui kemampuannya untuk melepaskan zat aktif. Nanopartikel yang baik memiliki efisiensi penjerapan zat aktif yang baik (Tiyaboonchai et al 2003). Penjerapan zat aktif pada nanopartikel mempengaruhi kemampuan pelepasannya. Zat aktif akan mudah lepas jika menempel pada permukaan nanopartikel, sedangkan zat aktif yang terjebak di dalam nanopartikel ada kemungkinan tidak seluruhnya dapat keluar dari nanopartikel. Hardi et al (2013) menunjukkan ketoprofen tersalut nanopartikel kitosan termodifikasi natrium tripolifosfat (STPP) memiliki efisiensi penjerapan sebesar 89.663 % dan memiliki daya hambat terhadap COX-2 sebesar 90.86 %.

Daya Hambat Nanopartikel Ekstrak terhadap Aktivitas Siklooksigenase-2 (COX-2)

(19)

9

itu, PGG2 diubah menjadi PGH2, yang merupakan prekursor dari prostaglandin yang lain, yaitu prostaglandin E2 (PGE2), prostaglandin I2 (PGI2), tromboksan A2 (TxA2), dan prostaglandin F2α (PGF2α) pada sisi peroksidase. Penghambatan COX-2 akan menghambat pembentukan PGH2 dan juga prostaglandin lainnya. Penghambatan COX-2 oleh nanopartikel dapat terjadi pada reaksi siklooksigenase maupun peroksidase.

Perhitungan prostaglandin dilakukan dengan menggunakan prinsip ELISA, yaitu kompetisi antara prostaglandin yang dihasilkan pada reaksi siklooksigenase dengan prostaglandin yang telah terkonjugasi asetilkolinesterase (PG tracer) untuk berikatan pada antibodi (Pradelles et al 1985, Cayman Chem Comp 2011). Jumlah antibodi dan PG tracer terbatas. Ikatan antara antibodi dengan PG tracer akan menimbulkan warna kuning ketika ditambahkan dengan reagen Ellman yang merupakan substrat dari asetilkolinesterase, dan dapat dibaca dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 412 nm (Cayman Chem Comp 2011). Intensitas warna berbanding lurus dengan konsentrasi PG tracer namun, berbanding terbalik dengan konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan pada reaksi siklooksigenase.

Konsentrasi yang digunakan untuk menentukan daya hambat terhadap COX-2 pada penelitian ini merupakan nilai LC50, ½ LC50, ¼ LC50, dan 1/8 LC50 dari uji sitotoksisitas BSLT yang dilakukan oleh Rahmania (2013). Tujuan penggunaan konsentrasi yang sama ini adalah menentukan daya hambat yang dihasilkan oleh nanopartikel ekstrak pada konsentrasi yang sama dengan ekstrak kasarnya.

Besarnya daya hambat terhadap COX-2 diukur berdasarkan konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan pada reaksi siklooksigenase. Konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan pada kelompok normal (kontrol negatif) adalah 159.60 ng/mL. Konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan pada penelitian ini lebih rendah dibanding penelitian yang dilakukan oleh Yustinus (2010) dan Rahmania (2013), yaitu 607.70 dan 2445.08 ng/mL secara berturut-turut. Konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan pada keadaan ini digunakan untuk menentukan kemampuan nanopartikel ekstrak dalam menghambat COX-2. Nanopartikel ekstrak dapat menghambat COX-2 jika memiliki konsentrasi prostaglandin lebih rendah dari normal, dan tidak dapat menghambat COX-2 jika konsentrasi prostaglandin lebih tinggi dari normal.

Prostaglandin terendah dihasilkan oleh kontrol positif natrium diklofenak®, yaitu 30.41 ng/mL, dan memiliki daya hambat terhadap COX-2 sebesar 80.95 %. Penelitian yang dilakukan oleh Yustinus (2010) menunjukkan hasil yang serupa, yaitu diklofenak memiliki daya hambat terhadap COX-2 sebesar 95.43 %. Cara kerja obat ini dalam menghambat COX-2 adalah secara kompetitif dan reversibel. Menurut Walker et al (2001), obat AINS dapat menghambat COX-2 secara kompetitif, reversibel maupun ireversibel.

(20)

10

pada konsentrasi yang lebih rendah, nanopartikel jahe merah mampu menghambat COX-2, bahkan daya hambatnya lebih tinggi dibanding dengan ekstrak kasarnya.

Tingginya konsentrasi nanopartikel jahe merah tidak diiringi dengan tingginya daya hambat yang dihasilkan. Hal ini dapat disebabkan oleh ekstrak yang digunakan untuk pembuatan nanopartikel merupakan ekstrak kasar. Senyawa fitokimia dalam ekstrak memiliki respon yang berbeda terhadap COX-2. Flavon dan apigenin dapat menghambat COX, sedangkan rutin dapat meningkatkan kerja enzim tersebut (Kim et al 2004).

Konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan pada nanopartikel suruhan 400 μg/mL lebih tinggi, yaitu 230.29 ng/mL dibanding normal (159.60 ng/mL). Hal ini menunjukkan bahwa nanopartikel suruhan tidak memiliki daya hambat terhadap COX-2. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Rahmania (2013), yaitu ekstrak suruhan memiliki daya hambat terhadap COX-2 hingga mencapai 45 %. Ketidakselarasan hasil yang didapatkan dari kedua penelitian ini dapat disebabkan oleh kondisi nanopartikel suruhan kurang optimum, sehingga mempengaruhi pelepasan ekstrak dari bahan penjerapnya dalam sediaan nanopartikel. Di sisi lain, suruhan belum terbukti efek antiinflamasinya secara in vivo. Sahifah (2012) menunjukkan bahwa ekstrak suruhan pada dosis 100 mg/kg BB belum dapat dibuktikan efek antiinflamasinya. Namun pada kasus ini, tidak adanya efek antiinflamasi pada suruhan dapat disebabkan oleh metabolisme yang terdapat pada tubuh tikus (Ma et al 2002).

Campuran nanopartikel SJM 3 700 μg/mL memiliki konsentrasi prostaglandin 2461.99 ng/mL, lebih tinggi dibanding keadaan normal (159.60 ng/mL). Tingginya konsentrasi prostaglandin pada kelompok ini menunjukkan bahwa campuran nanopartikel SJM3 700 μg/mL tidak dapat menghambat COX-2, melainkan aktivator. Penelitian Rahmania (2013) menunjukkan konsentrasi prostaglandin campuran ekstrak suruhan-jahe merah pada konsentrasi yang sama adalah 2696.48 ng/mL, lebih tinggi dari kondisi normal, yaitu 2445.08 ng/mL. Hal tersebut menunjukkan bahwa campuran ekstrak kasar suruhan-jahe merah juga tidak dapat menghambat kerja COX-2.

(21)

11

Efek antiinflamasi yang dimiliki oleh nanopartikel jahe merah dan campurannya dengan nanopartikel suruhan dipengaruhi oleh kandungan senyawa fitokimia yang dimiliki oleh kedua ekstrak tersebut. Penelitian terhadap kandungan senyawa fitokimia dari esktrak suruhan dan jahe merah yang digunakan pada penelitian ini dilakukan oleh Arviana (2015). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kasar dari jahe merah dan suruhan yang digunakan dalam penelitian ini mengandung flavonoid, fenolik, terpenoid, tanin, dan alkaloid. Selain itu, ekstrak suruhan diketahui memiliki kandungan saponin.

Beberapa senyawa fitokimia yang terkandung dalam ekstrak suruhan dan jahe merah seperti flavonoid, alkaloid, dan tanin diduga dapat menghambat kerja COX-2. Flavonoid, alkaloid, dan tanin diketahui memiliki khasiat sebagai antiinflamasi (Khanbabaee et al 2001, Yang CW et al 2005). Kim et al (2004) menunjukkan bahwa flavonoid telah terbukti dapat menghambat beberapa enzim yang terlibat di dalam proses inflamasi seperti COX, lipoksigenase, dan fosfolipase A2. Beberapa senyawa golongan flavonoid seperti, flavon dan apigenin merupakan inhibitor dari COX, sedangkan rutin dilaporkan dapat meningkatkan aktivitas dari COX. Selain itu, efek antiinflamasi pada jahe merah dapat dipengaruhi oleh kandungan gingerol. Tjendraputra et al (2001) melaporkan bahwa gingerol pada jahe merah juga memiliki daya hambat terhadap COX-2.

SIMPULAN DAN SARAN

Nanopartikel suruhan dan jahe merah telah berhasil dibuat. Campuran nanopartikel suruhan-jahe merah 1:2 dapat menghambat COX-2 sebesar 22.99 %, namun lebih rendah dari nanopartikel jahe merah tunggal yang dapat menghambat COX-2 hingga 73.82 %.

Sebagai saran, penelitian lebih lanjut untuk menentukan formulasi suruhan-jahe merah perlu dilakukan agar didapatkan formulasi yang lebih baik. Penelitian lanjutan mengenai kondisi optimum nanopartikel suruhan, jahe merah, dan campurannya perlu dilakukan agar kondisi optimum dan mekanisme pelepasan zat aktif dapat diketahui secara pasti.

DAFTAR PUSTAKA

Afitriansyah E. 2013. Status antioksidan tikus jantan diinduksi CCl4 dengan perlakuan nanopartikel kurkuminoid temulawak lokal Ciemas [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Arviana N. 2015. Khasiat lotion antiinflamasi campuran nanopartikel jahe merah (Zingiber officinale) dan suruhan (Peperomia pellucida) pada edema kaki tikus [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Bill R. 2006. Pharmacology for Veterinary Technicians 3rd Ed. Missouri (US): Mosby.

Bruice PY. 2004. Organic Chemistry. California (US): Prentice Hall.

(22)

12

[Cordouan Technologies]. 2010. Particle Size Analyzer VASCO [internet]. www.cordouan-tech.com/en/product/physical-chemistry-analysis/particles-penetrating peptides with skin for transdermal drug delivery. Mol Membr Biol. 27(7): 247-259.

Ekambaram P, Abdul HS, Priyanka K. 2012. Solid lipid nanoparticles: a review. Sci. Revs. Chem. Commun 2(1):80-102.

Hamberg M, Sauelsson B. 1973. Detection and isolation of an enderoperoxide intermediate in prostaglandin biosynthesis. Proc. Natl. Acad. Sci 70: 899-903.

Harborne JB. 1984. Phytochemical Methods 2nd Ed. New York (US): Chapman and Hall.

Hardi J, Sugita P, Ambarsari L. 2013. Dissolution behaviour, stability, and anti-inflammatory activity of ketoprofen coated tripolyphosphare modified chitosan nanoparticles. Indo. J. Chem. 13 (2): 149-157.

Kamble VA, Deepali MJ, Vilasrao JK. 2010. Solid lipid nanoparticles as drug delivery system. Int J of Phar and Bio Sci 1(3):1-9

Kee JL, Evelyn R, Linda E. 2012. Pharmacology: A Nursing Process Approach 7th Ed. Philadelphia (US): Elsevier Saunders.

Khanbabaee K, Teunis R. 2001. Tannins: classification and definitions. Nat. Prod. Rep. 18: 641-649.

Kim HP, Kun HS, Hyeun WC, Sam SK. 2004. Anti-inflammatory plant flavonoids and cellular action mechanism. J Pharmacol Sci 96: 229-245. Kindt T, Richard AG, Barbara AO. 2007. Kuby Immunology. New York (US):

WH Freeman and Company.

Kusumawati R, Tazwir, Wawasto A. 2008. Pengaruh rendemen dalam asam klorida terhadap kualitas gelatin tulang kakap merah (Lutjanus sp.). Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 3(1): 63-68.

Liu R. 2008. Water-Insoluble Drug Formulation. New York (US): CRC Press. Ma MK, Woo MH, McLeod HC. 2002. Genetic basic of drug metabolism. Am J

Health Syst Pharm 59: 2061-2069.

Mattjik AA. 2002. Rancangan Percobaan. Bogor (ID): IPB Pr.

Maulia P. 2014. Aktivitas antiinflamasi sediaan nanopartikel ekstrak kurkuminoid temulawak tersalut asam palmitat secara in vivo [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Mohanraj VJ, Y Chen. 2006. Nanoparticles. Trop J of Pharmac Rsch 5(1): 561-573.

Mudrikah F. 2006. Potensi ekstrak jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) dan campurannya dengan herba suruhan (Peperomia pellucida [L]) sebagai antihiperurisemia pada tikus [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Mujib MA. 2011. Pencirian nanopartikel kurkuminoid tersalut lemak padat [tesis].

(23)

13

Mukherjee S, Ray S, Thakur RS. 2009. Solid lipid nanoparticles: a modern formulation approach in drug delivery system. Indian J. Pharm. Sci. 71(4): 349-358.

Nelson DL, Michael MC. 2008. Lehninger Principle of Biochemistry 5th Ed. New York (US): WH Freeman and Company.

Nurcholis W. 2008. Profil senyawa penciri bioaktivitas tanaman kunyit pada agrobiofisik berbeda [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pang X, Fude C, Jie T, Jiajun C, Jie Z, Weilie Z. 2009. Preparation and characterization of magnetic solid lipid nanoparticles loaded with ibuprofen. Asian J of Pharmac Sci 4(2): 132-137

Pradelles P, Jacques G, Jacques M. 1985. Enzyme immunoassays of eicosanoids using acetylcholine esterase as label: an alternative of radioimmunoassay. Anal. Chem. 57(7): 1170-1172.

Rahmania S. 2013. Daya hambat siklooksigenase-2 oleh campuran ekstrak suruhan (Pepermoia pellucida) dan jahe merah (Zingiber officinale) dalam inflamasi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sahifah E. 2012. Khasiat antiinflamasi ekstrak herba suruhan (Peperomia pellucida [L]) dan campurannya dengan jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) pada tikus [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Suleyman H, Berna D, Yalcin K. 2007. Anti-inflammatory and side effect of cyclooxygenase inhibitors. Pharmacological Reports 59: 247-258.

Tiyaboonchai W, Ritthidej GC. 2003. Development of indometachin sustained release microcapsule using chitosan-carboxymethyl cellulose complex coacervation. Songklanakarin J Sci Technol 25:245-254.

Tjendraputra E, Van HT, Liu-Brennan D, Basil DR, Colin CD. 2001. Effect on ginger constituents and synthetic analogues on cyclooxygenase-2 enzyme intact cells. Bioorg Chem 29: 156-163.

Walker MC, Kurumbail R, Kiefer J, Moreland K, Konoldt C, Isakson P, Seibert K, Gierse J. A three-step kinetic mechanism for selective inhibition of cyclooxygenase-2 by diarylheterocyclic inhibitors. Biochme J. 357: 709-718. Weiss J, Eric AD, Julian D. 2008. Solid Lipid Nanoparticle as Delivery System

for Bioactive Food Components. Food Biophysics 3: 146-154.

Yang CW, Chen WL, Wu PL, Tseng HY, Lee SJ. 2006. Antiinflammatory mechanism of phhenanthroindolizidine alkaloids. Mol. Pharmacol 69: 749-758.

Yen FL, Tzu HW, Liang TL, Thau MC, Chun CL. 2008. Nanoparticles formulation of Cuscuta chinensis prevents acetaminophen-induced hepatoxicity in rats. Food and Chemical Toxicology 46: 1771-1777.

(24)

14

Lampiran 1 Nilai Rendemen Ekstrak Suruhan dan Jahe Merah

Sampel Bobot Simplisia

Lampiran 2 Preparasi larutan uji daya hambat siklooksigenase-2 Preparasi Larutan untuk Reaksi Siklooksigenase

Bufer reaksi dibuat dengan cara melarutkan 5 mL larutan bufer stok dengan 45 mL air bebas ion di dalam labu 50 mL. Larutan HCl 0.1 M dibuat dengan mencampurkan 50 μL HCL 1M dengan 4.5 mL air bebas ion. Larutan Heme dibuat dengan cara mencampurkan sebanyak 40 μL larutan stok dengan 960 μL bufer reaksi. Larutan SnCl2 dibuat dengan mencampurkan stok SnCl2 dengan 5 mL HCl 0.1 M lalu divorteks. Asam arakidonat dibuat dengan mencampurkan 50 μL stok dengan 50 μL KOH kemudian divorteks dan ditambahkan 400 μL air bebas ion. Seluruh larutan ini disimpan pada suhu ruang.

Selain nanopartikel ekstrak, disiapkan juga tabung background (BC) dan 100 % Initial Activity (% A). Tabung BC diisi dengan 20 μL COX-2 yang telah diinaktifasi (pada suhu 100 oC selama 3 menit), 160 μL bufer reaksi, dan 10 μL heme. Tabung % A diisi dengan 160 μL larutan bufer reaksi, 10 μL heme, dan 10 μL COX-2. Tabung sampel diisi dengan 160 μL larutan bufer reaksi, 10 μL larutan heme, 10 μL COX-2, dan 10 μL sampel. Seluruh tabung ini kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37 oC. Setelah 10 menit, asam arakidonat ditambahkan sebanyak 10 μL ke masing-masing tabung kemudian divorteks dan diinkubasi pada suhu 37 oC selama dua menit tepat. Setelah itu setiap tabung ditambahkan HCl sebanyak 10 μL lalu dipindahkan ke suhu ruang, lalu ditambahkan larutan SnCl2sebanyak 20 μL kemudian divorteks.

Pembuatan Larutan untuk Reaksi EIA

(25)

15

Lampiran 2 (Lanjutan)

Preparasi Standar Prostaglandin

Larutan standar prostaglandin 10 ng/mL dibuat dengan mencampurkan larutan stok dengan 1 mL bufer EIA. Setelah itu disiapkan sebanyak 8 tabung dan diberi nomor dari S1 hingga S8. Larutan stok prostaglandin 10 ng/mL diambil sebanyak 200 μL dan dimasukan ke dalam tabung S1 lalu dilarutkan dengan bufer EIA sebanyak 800 μL hingga terbentuk larutan S1 dengan konsentrasi 2000 pg/mL. Setelah itu sebanyak 500 μL larutan S1 diambil dan dimasukkan ke dalam tabung S2 lalu ditambahkan 500 μL larutan bufer EIA hingga terbentuk larutan S2 dengan konsentrasi 1000 pg/mL. perlakuan diulang untuk tabung S3-S8 hingga terbentuk larutan S3-S8 dengan konsentrasi 500, 250, 125, 62.5, 31.3, dan 15.6 pg/mL.

Pengenceran Larutan dari Reaksi Siklooksigenase

(26)

16

Lampiran 3 Konsentrasi prostaglandin yang dihasilkan (ng/mL)

Sumur ABS Abs blanko

Abs

koreksi B/B0 (%) [PG] (pg/mL) [PG]XFP (pg/mL) [PG] koreksi [PG] (ng/mL)

BLK 0.1675±0.033

NSB 0.1685±0.020 0.001±0.020 0.001

Bo 0.4336±0.058 0.266±0.058 0.265±0.058 0.27

TA 1.691 1.5235 1.5225

S1 0.1855±0.007 0.018±0.007 0.017±0.007 6.41±2.93 2000

S2 0.206±0.008 0.038±0.008 0.037±0.008 14.14±3.20 1000

S3 0.231±0.005 0.063±0.005 0.063±0.005 23.57±2.13 500

S4 0.275±0.009 0.107±0.009 0.106±0.009 40.61±3.73 250

S5 0.325±0.006 0.158±0.006 0.157±0.006 59.20±2.40 125

S6 0.323±0.002 0.155±0.002 0.154±0.002 58.26±1.07 62.5

S7 0.400±0.007 0.232±0.007 0.231±0.007 87.29±2.67 31.3

S8 0.416±0.065 0.249±0.065 0.248±0.065 93.51±24.80 15.6

BC 0.325±0.037 0.158±0.037 0.157±0.037 59.20±14.12 112.18±77.19 11218.38±7719.00 11218.38±7719.00

Normal 0.333±0.011 0.165±0.011 0.164±0.011 62.03±4.26 85.41±19.22 170820.18±38433.31 159601.80±38433.31 159.60±38.43

diklofenak 0.413±0.039 0.246±0.039 0.245±0.039 92.45±14.07 20.81±17.48 41623.73±34963.08 30405.35±34963.08 30.41±34.96

Su400 0.322±0.033 0.155±0.033 0.154±0.033 58.01±12.47 120.76±78.69 241512.45±157180.51 230294.07±157180.51 230.29±157.18

Su200 0.288±0.032 0.121±0.032 0.120±0.032 45.31±12.26 233.38±131.80 466755.82±263608.95 455537.44±263608.95 455.54±263.61

Su100 0.314±0.008 0.146±0.008 0.146±0.008 54.99±3.207 123.77±20.13 247545.99±40266.40 236327.61±40266.40 236.33±40.27

Su50 0.290±0.036 0.122±0.036 0.121±0.036 45.81±12.64 234.91±151.77 469815.67±303534.97 458597.29±303534.97 458.60±303.53

JM600 0.373±0.023 0.205±0.023 0.204±0.023 76.99±8.65 40.56±15.89 81120.11±31775.07 69901.73±31775.07 69.90±31.78

JM300 0.345±0.027 0.177±0.027 0.176±0.027 66.43±10.33 73.97±41.81 147936.98±83623±66 136718.60±83623.66 136.72±83.62

JM150 0.373±0.021 0.205±0.021 0.204±0.021 77.24±8.06 39.70±14.58 79394±29165.80 68176.29±29165.80 68.18±29.17

JM75 0.391±0.006 0.223±0.006 0.222±0.006 83.90±2.47 26.50±3.53 53000.11±7056.60 41781.73±7056.60 41.78±7.06

(27)

17

Lampiran 3 (Lanjutan)

SJM1 700 0.287±0.011 0.120±0.011 0.119±0.011 44.93±4.17 212.82±47.83 425642.76±95655.70 414424.38±95655.70 414.42±95.66

SJM1 350 0.332±0.034 0.164±0.034 0.163±0.034 61.65±12.96 101.82±75.10 203631.84±150206.87 192413.46±150206.87 192.41±150.21

SJM1 175 0.247±0.034 0.079±0.034 0.078±0.034 29.60±12.84 554.81±387.81 1109620.6±775619.98 1098402.31±775619.98 1098.4±775.62

SJM1 87.5 0.284±0.039 0.116±0.039 0.115±0.039 43.43±14.92 284.64±244.43 569277.97±488858.28 558059.59±488858.28 558.06±488.86

SJM2 700 0.311±0.045 0.143±0.045 0.142±0.045 53.61±17.11 177.00±169.29 353990.67±338577.72 342772.29±338577.72 342.77±338.58

SJM2 350 0.286±0.014 0.118±0.014 0.117±0.014 44.31±5.28 222.17±61.78 444339.94±123557.11 433121.56±123557.11 433.12±123.56

SJM2 175 0.316±0.068 0.148±0.068 0.147±0.068 55.74±25.95 228.33±303.13 456657.63±606264.96 445439.25±606264.96 445.44±606.26

SJM2 87.5 0.318±0.036 0.151±0.036 0.149±0.037 56.60±13.91 132.89±81.10 265773.77±162206.80 254555.39±162206.80 254.56±162.21

SJM3 700

0.203±0.022 0.035±0.022 0.034±0.022 12.88±8.60 1236.6±582.79 2473207.79±1165585 2461989.41±1165585

2461.99±1165. 59

SJM3 250

0.241±0.027 0.074±0.027 0.073±0.027 27.59±10.21 578.39±292.12

1156776.06±584233.0

4 1145557.68±584233.04

1145.56±584.2 3

SJM3 175 0.355±0.039 0.187±0.039 0.186±0.039 70.32±14.81 67.06±53.94 134129.66±107878.23 122911.28±107878.23 122.91±107.88

SJM3 87.5 0.344±0.017 0.176±0.017 0.175±0.017 66.30±6.64 70.19±26.69 140386.43±53377.14 129168.05±53377.14 129.17±53.38

(28)

18

Lampiran 4 Kurva standar prostaglandin

Keterangan: % B/B0 : perbandingan antara prostaglandin tracer pada sampel dan total prostaglandin tracer yang dapat berikatan dengan antiserum

Kurva absorbansi dan konsentrasi prostaglandin

Contoh perhitungan konsentrasi prostaglandin untuk Su 400 :

Absorbansi blanko Su 400 = Absorbansi Su 400 – Absrobansi blanko = 0.354 – 0.1675 = 0.1865

Absorbansi terkoreksi = Absorbansi blanko Su 400 – Absorbansi NSB = 0.1865 – 0.001

= 0.1855

Keterangan: NSB: Non specific binding, senyawa yang dapat berikatan dengan antiserum selain dari prostaglandin dan prostaglandin tracer

(29)

19

Lampiran 4 (Lanjutan)

% B/B0 Su 400 = Abs terkoreksi x 100 % Abs terkoreksi B0

= 0.1855 x 100 % 0.2652

= 69.95 %

Persamaan garis: y = -18.8 ln (x) + 145.4 69.95 = -18.8 ln (x) + 145.4 X = 55.34

[PG] = 110647.50 pg/mL Keterangan: Y = % B/B0

X = [PG] (pg/mL)

[PG] terkoreksi Su 400 =([PG] Su 400 x FP) – ([PG]BC x FP) = (110674.50 x 2000) – (11218.38 x 100) = 99456.12 pg/mL

[PG] Su400 (ng/mL) = [PG] terkoreksi Su400 (pg/mL) x 1 pg 1000 ng = 99456.12 pg/mL x 1 pg

1000 ng = 99. 46 ng/mL

Faktor Pengenceran (FP): BC = 100 x

Normal = 2000 x Sampel = 2000 x

Lampiran 5 Daya hambat nanopartikel ekstrak terhadap COX-2

Sampel [Prostaglandin] (ng/mL) Daya hambat (%)

Na-diklofenak 30.41 80.95

JM 600 69.90 56.20

JM 300 136.72 14.34

JM 150 68.18 57.28

JM 75 41.78 73.82

SJM 3 175 122.91 22.99

SJM 3 87.5 129.17 19.07

Contoh perhitungan daya hambat untuk JM 600:

% Daya Hambat = [PG] terkoreksi normal – [PG] terkoreksi JM 600 x 100% [PG] terkoreksi normal

= 159.61 ng/mL - 69.90 ng/mL x 100 % 159.61 ng/mL

(30)

20

Lampiran 6 Analisis varian (ANOVA) pada α=0.05 Suruhan

Deskripsi statistik (variabel tergantung: [Prostagalandin])

Kelompok Rata-rata Standar Deviasi N

Su400 2.3029E2 157.18263 3

Su200 4.5554E2 263.60748 3

Su100 2.3633E2 40.26805 3

Su50 4.5860E2 303.53463 3

Total 3.4519E2 218.70950 12

Uji pengaruh antar subjek (Variabel tergantung: [Prostagalandin])

Sumber keragaman Jumlah kuadrat

tipe III

df Kuadrat tengah F Sig.

Model terkoreksi 150272.174a 3 50090.725 1.066 .416

Intersep 1429866.729 1 1429866.729 30.431 .001

Kelompok 150272.174 3 50090.725 1.066 .416

Kesalahan 375900.145 8 46987.518

Total 1956039.048 12

Total terkoreksi 526172.319 11

a R kuadrat = .286 (R kuadrat disesuaikan .018)

Sig Kel > 0.05 tidak berbeda nyata, konsentrasi berbeda memberikan respon sama Jahe Merah

Deskripsi statistik. Variabel tergantung: [Prostagalandin]

Kelompok Rata-rata Standar Deviasi N

JM600 69.9000 31.77584 3

JM300 1.3672E2 83.622237 3

JM150 68.1767 29.16815 3

JM75 41.7833 7.05799 3

Total 79.1442 54.40129 12

Uji pengaruh antar subjek (variabel tergantung: [Prostagalandin])

Sumber keragaman Jumlah kuadrat

tipe III

df Kuadrat tengah F Sig.

Model terkoreksi 14748.496a 3 4916.165 2.209 .165

Intersep 75165.589 1 75165.589 33.771 .000

Kelompok 14748.496 3 4916.165 2.209 .165

Kesalahan 17806.002 8 2225.750

Total 107720.088 12

Total terkoreksi 32554.498 11

a R kuadrat = .453 (R kuadrat disesuaikan .248)

(31)

21

Lampiran 6 (Lanjutan) Suruhan Jahe Merah 1

Deskripsi statistik (variabel tergantung: [Prostagalandin])

Kelompok Rata-rata Standar Deviasi N

SJM1700 4.1442E2 95.65353 3

SJM1350 1.9241E2 150.21101 3

SJM1175 1.0984E3 775.61768 3

SJM187.5 5.5806E2 488.85812 3

Total 5.6583E2 529.38489 12

Uji pengaruh antar subjek (variabel tergantung: [Prostagalandin])

Sumber keragaman Jumlah kuadrat

tipe III

df Kuadrat tengah F Sig.

Model terkoreksi 1.338E6 3 446058.662 2.045 .186

Intersep 3841906.484 1 3841906.484 17.618 .003

Kelompok 1338175.986 3 446058.662 2.045 .186

Kesalahan 1744555.988 8 218069.499

Total 6924638.459 12

Total terkoreksi 3082731 11

a R kuadrat = .434 (R kuadrat disesuaikan .222)

Sig Kel > 0.05 tidak berbeda nyata, konsentrasi berbeda memberikan respon sama Suruhan Jahe Merah 2

Deskripsi statistik (variabel tergantung: [Prostagalandin])

Kelompok Rata-rata Standar Deviasi N

SJM2700 3.4277E2 338.57998 3

SJM2350 4.3312E2 123.55877 3

SJM2175 4.4544E2 606.26061 3

SJM287.5 2.5456E2 162.20301 3

Total 3.6897E2 318.91147 12

Uji pengaruh antar subjek (variabel tergantung: [Prostagalandin])

Sumber keragaman Jumlah kuadrat tipe III df Kuadrat tengah F Sig.

Model terkoreksi 71219.962a 3 23739.987 .181 .908

Intersep 1633695.849 1 1633695.849 12.477 .008

Kelompok 71219.962 3 23739.987 .181 .908

Kesalahan 1047529.962 8 130941.230

Total 2752445.649 12

Total terkoreksi 1118749.801 11

a R kuadrat = .064 (R kuadrat disesuaikan -.287)

(32)

22

Lampiran 6 (Lanjutan) Suruhan Jahe Merah 3

Deskripsi statistik (variabel tergantung: [Prostagalandin])

Kelompok Rata-rata Standar Deviasi N

SJM3700 2.4620E3 1165.58871 3

SJM3350 1.1456E3 584.23218 3

SJM3175 1.2291E2 107.87907 3

SJM387.5 1.2917E2 53.37582 3

Total 9.6491E2 1147.04140 12

Uji pengaruh antar subjek (variabel tergantung: [Prostagalandin])

Sumber keragaman Jumlah kuadrat

tipe III

df Kuadrat tengah F Sig.

Model terkoreksi 1.1047E7a 3 3681307.092 8.589 .007

Intersep 1.117E7 1 1.117E7 26.067 .001

Kelompok 1.104E7 3 3681307.092 8.589 .007

Kesalahan 3428822.310 8 428602.789

Total 2.565E7 12

Total terkoreksi 1.447E7 11

a R kuadrat = .763 (R kuadrat disesuaikan .647)

(33)

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 18 November 1992 di Palembang dari Ayahanda Adang Iskandar dan Ibunda Napisah. Penulis terlahir sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 4 Bogor pada tahun 2010 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Gambar

Tabel 1 Rendemen  (%) ekstrak suruhan dan jahe merah
Gambar 2 Prostaglandin yang dihasilkan. Su: nanopartikel suruhan, JM:

Referensi

Dokumen terkait

41 10 YUNI LUTFIAN SARI SMP NURIS JEMBER JELBUK 64 SILVER : BEBAS UANG GEDUNG GEL.. 42 12 M.TIBI AZIZI MTs UNGGULAN NURIS BANJARSENGON 64 SILVER : BEBAS UANG

Untuk mengantisipasi kendala dalam berkomunikasi tersebut maka penulis yang terinspirasi dari aplikasi – aplikasi terjemahan yang sudah ada berusaha untuk mencari

Tujuan dari reaksi terhadap kejahatan adalah untuk pencegahan terhadap kejahatan, serta resosialisasi tindak pidana 1 Ketentuan kejahatan terhadap anak diartikan

Pada permainan tradisional inilah anak-anak menemukan wahana yang tepat untuk belajar nilai-nilai yang juga terkandung dalam sistem kepercayaan yang dianut oleh

Perbedaan penelitian peneitian ini adalah variabel bebas peran serta suami, variabel terikat tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, teknik

Hasil penelitian berupa (a) aktivitas yang dilakukan siswa ketika pembelajaran dilakukan, yaitu siswa memperhatikan dan menanggapi penjelasan pembimbing (tahap presentasi kelas

memahami. 2) Jika harga sig (2-tailed) &lt;0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan kata

Target utama fase inception adalah memahami cakupan dan tujuan proyek serta memperoleh cukup informasi yang bisa mengkonfirmasi bahwa kita harus jalan terus (atau