• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cadangan Karbon Pada Hutan Rakyat Mitra PT. BUMN Hijau Lestari Unit Arjasari Kabupaten Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Cadangan Karbon Pada Hutan Rakyat Mitra PT. BUMN Hijau Lestari Unit Arjasari Kabupaten Bandung"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

CADANGAN KARBON

PADA HUTAN RAKYAT MITRA PT. BUMN HIJAU LESTARI

UNIT ARJASARI KABUPATEN BANDUNG

AGIL ABDUL HAKIM

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Cadangan Karbon Pada Hutan Rakyt Mitra PT. BUMN Hijau Lestari Unit Arjasari Kabupaten Bandung adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

AGIL ABDUL HAKIM. Cadangan Karbon Pada Hutan Rakyat Mitra PT. BUMN Hijau Lestari Unit Arjasari Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh MUHDIN.

PT. BUMN Hijau Lestari sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang ekobisnis berbasis lingkungan secara lestari perlu mengetahui besarnya cadangan karbon di hutan rakyat unit Arjasari agar dapat mengukur sejauh mana kontribusi perusahaan dan masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. Pengambilan data pohon contoh dilakukan menggunakan metode purpossive sampling pada lahan masing-masing kepala keluarga yang ada di 15 KMK unit Arjasari untuk lima jenis pohon yaitu alpukat, durian, jabon, nangka, dan petai. Penelitian ini bertujuan menduga nilai biomassa, cadangan karbon, serta serapan CO2 dengan

menggunakan metode perhitungan atas dasar per pohon dan atas dasar nilai diameter tengah. Hasil penelitian menunjukan nilai dugaan biomassa, cadangan karbon, dan serapan CO2 hutan rakyat mitra PT. BUMN Hijau Lestari dengan

menggunakan metode perhitungan atas dasar per pohon beturut-turut adalah sebesar 335.90 ton, 154.12 ton, dan 565.60 ton. Pendugaan biomassa, cadangan karbon, serta serapan CO2 hutan rakyat mitra PT. BUMN Hijau lestari tidak dapat

menggunakan metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah, karena memiliki perbedaan nilai yang signifikan terhadap metode perhitungan atas dasar per pohon.

Kata kunci: biomassa, cadangan karbon, hutan rakyat, metode perhitungan, serapan CO2

ABSTRACT

AGIL ABDUL HAKIM. Carbon stock in private forest partner of PT. BUMN Hijau Lestari , Unit Arjasari Regency Bandung. Supervised by MUHDIN.

KMK Arjasari units for five tree species such as avocado, durian, jabon, jackfruit, and petai. The purpose of this study is to find out the carbon stok estimation using per tree method and midpoint diameter calculation method. The result shows that the biomass, carbon stock, and CO2 sequestration, value, consecutively are 335.90

ton, 154.12 ton, and 565.60 ton. The diameter midpoint calculation method can not be applied for estimation of biomass, carbon stock, and CO2 sequestration in

private forest partner of PT. BUMN Hijau Lestari, because it has significant different against value within calculation result using per tree method.

Keywords: biomass, carbon stock, private forest, calculation method, CO2

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

CADANGAN KARBON

PADA HUTAN RAKYAT MITRA PT. BUMN HIJAU LESTARI

UNIT ARJASARI KABUPATEN BANDUNG

AGIL ABDUL HAKIM

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi : Cadangan Karbon Pada Hutan Rakyat Mitra PT. BUMN Hijau Lestari Unit Arjasari Kabupaten Bandung

Nama : Agil Abdul Hakim

NIM : E14090075

Disetujui oleh

Dr. Ir. Muhdin, M.Sc. F.Trop. Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Ahmad Budiaman, M.Sc.F.Trop Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Cadangan Karbon Pada Hutan Rakyat Mitra PT. BUMN Hijau Lestari Unit Arjasari Kabupaten Bandung disusun berdasarkan penelitian dari Juni sampai Juli 2013 di hutan rakyat unit Arjasari Kabupaten Bandung.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Muhdin, M.Sc. F.Trop. selaku dosen pembimbing atas ilmu, saran, dan nasihat dalam membimbing penulis menyelesaikan karya ilmiah ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada karyawan PT BUMN Hijau Lestari yang telah membantu selama pengumpulan data di lapangan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta seluruh teman seperjuangan Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB angkatan 46 atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2014

(10)

DAFTAR ISI

Pengolahan dan Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Penentuan Pemilihan Pohon Contoh 11

Penyusunan Model Persamaan Regresi 13

Validasi Model Regresi 16

Hasil Pendugaan Volume, Biomassa, Cadangan Karbon, dan Serapan CO2 16

SIMPULAN DAN SARAN 21

1. Nilai diameter tengah per kelas diameter 5

2. Kerapatan kayu lima jenis pohon Unit Arjasari 6

3. Sebaran jumlah pohon per kelas diameter 11

4. Sebaran jumlah pohon contoh untuk penyusunan model (PM) dan validasi (V) 11 5. Model regresi pohon alpukat di hutan Unit Arjasari PT. BHL 14 6. Model regresi pohon durian di hutan Unit Arjasari PT. BHL 14 7. Model regresi pohon jabon di hutan Unit Arjasari PT. BHL 14 8. Model regresi pohon nangka di hutan rakyat Unit Arjasari PT. BHL 14 9. Model regresi pohon petai di hutan rakyat Unit Arjasari PT. BHL 15

10.Patokan nilai-nilai koefisien korelasi 15

11.Hasil uji Chi-square 16

(11)

13.Nilai dugaan volume, biomassa, cadangan karbon, dan serapan CO2 pohon contoh dengan perhitungan nilai diameter tengah (M1) dan perhitungan atas

dasar per pohon (M2) 17

14.Nilai dugaan volume, biomassa, cadangan karbon, dan serapan CO2 pohon

contoh dengan perhitungan atas dasar per pohon 17

15.Selisih hasil biomassa pohon contoh pada masing-masing KMK (rentang

diameter 5 cm) 19

16.Analisis signifikansi perbedaan hasil dugaan biomassa antara metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah (M1) (rentang diameter 5 cm) terhadap metode perhitungan atas dasar per pohon (M2) 20 17.Selisih hasil biomassa pohon contoh pada masing-masing KMK (rentang

diameter 2.5 cm) 20

18.Analisis signifikansi perbedaan hasil dugaan biomassa antara metode

perhitungan atas dasar nilai diameter tengah (M1) (rentang diameter 2.5 cm) terhadap metode perhitungan atas dasar per pohon (M2) 20

DAFTAR GAMBAR

1.Diagram pencar hubungan diameter (x) dengan tinggi (y) pada pohon alpukat 12 2.Diagram pencar hubungan diameter (x) dengan tinggi (y) pada pohon durian 12 3.Diagram pencar hubungan diameter (x) dengan tinggi (y) pada pohon jabon 12 4.Diagram pencar hubungan diameter (x) dengan tinggi (y) pada pohon nangka 13 5.Diagram pencar hubungan diameter (x) dengan tinggi (y) pada pohon petai 13

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

1 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perubahan iklim karena pemanasan global merupakan salah satu isu yang banyak dibicarakan beberapa tahun terakhir ini. Pemanasan global erat kaitannya dengan efek rumah kaca yang meningkat. Frick dan Suskiyatno (2007) menyebutkan bahwa efek rumah kaca di atmosfer meningkat akibat adanya peningkatan kadar gas-gas rumah kaca antara lain karbon dioksida, metana, dan ozon.

Akumulasi gas rumah kaca akibat perubahan tutupan lahan dan hutan diperkirakan sebesar 20% dari total emisi global yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Cukup besarnya presentase perubahan tutupan lahan dan hutan terhadap pemanasan global tersebut menegaskan bahwa upaya mitigasi perubahan iklim perlu melibatkan sektor perubahan tutupan lahan dan kehutanan. Mengingat hutan berperan sangat penting tidak hanya sebagai penyimpan karbon, tetapi secara alami juga berfungsi sebagai penyerap karbon yang paling efisien di bumi sekaligus menjadi sumber emisi gas rumah kaca pada saat tidak dikelola dengan baik (Manuri et al. 2011).

Penanaman pohon selain dimaksudkan untuk memperoleh kayu, dapat juga dijadikan suatu bentuk kegiatan yang memiliki misi pelestarian lingkungan, termasuk di dalamnya adalah kegiatan penanaman yang dilakukan di hutan rakyat, di antaranya adalah hutan rakyat mitra PT. BUMN Hijau Lestari yang berada di Unit Arjasari. Kegiatan penanaman di Unit Arjasari merupakan kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh masyarakat dan PT. BUMN Hijau Lestari dalam rangka melestarikan lingkungan yang selama ini sudah semakin kritis khususnya di bagian hulu DAS Citarum. Salah satu cara untuk mengetahui sejauh mana kontribusi hutan rakyat mitra PT. BUMN Hijau Lestari Unit Arjasari dalam kegiatan pelestarian lingkungan adalah dengan menghitung potensi cadangan karbon dan serapan CO2 yang ada di wilayah tersebut, sehingga melalui penelitian

ini diharapkan bisa didapatkan suatu bentuk terukur dari hasil upaya pelestarian lingkungan terkait upaya pengurangan emisi yaitu berupa nilai dugaan cadangan karbon dan potensi serapan CO2 tegakan yang ada di hutan rakyat mitra PT.

BUMN Hijau Lestari Unit Arjasari.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran tentang akurasi metode pendugaan biomassa dengan pendekatan sebaran diameter.

2. Memperoleh dugaan potensi biomassa, cadangan karbon dan serapan CO2

(13)

2 2 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai potensi biomassa, karbon, dan serapan CO2 yang tersimpan dalam pohon-pohon hasil

tanaman penghijauan di wilayah hutan rakyat mitra PT. BUMN Hijau Lestari Unit Arjasari, Kabupaten Bandung.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di hutan rakyat mitra PT. BUMN Hijau Lestari Unit Arjasari. Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Unit Arjasari merupakan satuan wilayah kemitraan untuk 15 KMK yang ada di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Ciparay, Kecamatan Cicalengka, dan Kecamatan Arjasari. Ketinggian tempat bervariasi antara 835 mdpl – 900 mdpl. Kondisi topografi sebagian besar merupakan lereng atau punggung bukit dan sebagian kecil adalah dataran. Data ketinggian dan kondisi topografi setiap KMK secara lebih spesifik disajikan pada Lampiran 1. Hutan rakyat mitra PT. BUMN Hijau Lestari Unit Arjasari memiliki tujuh tanaman utama yaitu alpukat, durian, jabon, nangka, petai, kopi, dan aren yang ditanam pada tahun 2010, sehingga rata-rata umur tegakan sampai saat survey tahun 2013 adalah tiga tahun. Adapun gambaran populasi dan komposisi jenis tanaman pada setiap KMK secara lebih spesifik dapat dilihat pada Lampiran 2. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2013 sampai Juli 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tegakan hutan tanaman rakyat (pohon alpukat, durian, jabon, nangka, dan petai). Alat-alat yang dipergunakan untuk mengambil data adalah Tally sheet, walking stick, pita ukur, caliper, label (penanda), alat tulis, buku lapang. Alat yang digunakan untuk pengolahan data adalah Software Curve Expert 1.4, Microsoft Excel, Microsoft Word, dan Kalkulator.

Metode Pengambilan Data

Penyusunan Kurva Tinggi

(14)

3 3 a. Pohon contoh masing-masing jenis diambil pada lahan hutan rakyat per

kepala keluarga.

b. Apabila jumlah masing-masing pohon pada masing-masing lahan kepala keluarga berjumlah ≥ 30 pohon, maka pohon contoh masing-masing jenis diambil sebanyak 30 pohon dengan rincian 1 pohon tertinggi ditambah 14 pohon di sekitar pohon tertinggi, dan 1 pohon terpendek ditambah 14 pohon disekitar pohon terpendek di lokasi tersebut. Apabila jumlah yang ada ≤ 30 pohon maka seluruh pohon pada masing-masing jenis yang ada di lahan tersebut diambil sebagai data contoh.

Pada penyusunan kurva tinggi, dimensi pohon yang diukur adalah diameter dan tinggi pohon, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pohon dengan tinggi ≥ 1.5 m diukur diameternya pada ketinggian 1.3 meter di atas tanah.

b. Pohon dengan tinggi kurang dari 1.5 m diukur diameternya 20 cm dari atas tanah.

c. Pengukuran tinggi menggunakan walking stick atau pita ukur

Adapun pembagian jumlah pohon antara data yang digunakan untuk penyusunan model dan validasinya adalah 2 berbanding 1 dari keseluruhan data contoh yang dibagi proposional untuk setiap kelas diameter.

Pendugaan Potensi Biomassa, Cadangan Karbon, dan Serapan CO2

Metode Pengambilan data pohon contoh untuk pendugaan potensi biomassa, cadangan karbon, dan serapan CO2 dilakukan secara purposive sampling atas

dasar jumlah pohon pada masing-masing jenis (alpukat, durian, jabon, nangka, dan petai) yang menyebar pada lahan masing-masing kepala keluraga (KK) di seluruh KMK (15 KMK) Unit Arjasari. Parameter-parameter dalam pengambilan pohon contoh adalah sebagai berikut:

a. Pohon contoh masing-masing jenis diambil pada lahan hutan rakyat per kepala keluarga.

b. Apabila jumlah masing-masing pohon pada masing-masing lahan kepala keluarga berjumlah ≥ 30 Pohon, maka pohon contoh masing-masing jenis diambil sebanyak 30 pohon dengan rincian 1 pohon tertinggi ditambah 14 pohon di sekitar pohon tertinggi, dan 1 pohon terpendek ditambah 14 pohon di sekitar pohon terpendek di lokasi tersebut. Apabila jumlah yang ada ≤ 30 pohon maka seluruh pohon pada masing-masing jenis yang ada di lahan tersebut diambil sebagai data contoh.

Pada pendugaan potensi biomassa, cadangan karbon, dan serapan CO2 dimensi

yang diukur hanya diameter pohon menggunakan pita ukur atau caliper, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pohon dengan tinggi ≥ 1.5 m diukur diameternya pada ketinggian 1.3 meter di atas tanah.

(15)

4 4 Pengolahan dan Analisis Data

Hubungan Diameter dan Tinggi Pohon

Pembentukan grafik hubungan antara diameter dan tinggi pohon dilakukan dengan bantuan softwareCurve Expert 1.4. sehingga dapat diketahui sebaran data pohon yang ada membentuk pola seperti apa. Selanjutnya dilakukan pencarian model yang sesuai dengan pola sebaran data tersebut dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:

a. Nilai koefisien korelasi yang menjadi acuan pertama untuk menilai seberapa erat hubungan antara dua peubah

b. Nilai simpangan baku

c. Tingkat kerumitan bentuk dari model yang ada.

Perhitungan koefisien korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan

Keterangan: r = Koefisien korelasi x1 = Diameter pohon

x2 = Tinggi pohon

n = Jumah pohon contoh

Syarat koefisien korelasi: Apabila nilai r mendekati -1 atau 1 maka hubungan anatara dua peubah bisa dikatakan kuat.

Validasi Model Penduga Tinggi

Validasi model dilakukan dengan melakukan uji Chi-square. Adapun persamaan untuk mendapatkan Chi-square hitung adalah sebagai berikut

Keterangan: k = banyaknya kategori/sel, 1,2 ... k Tti = Tinggi dugaan oleh model (m)

Tai = Tinggi aktual di lapangan (m)

Derajat bebas (db) = k – 1

Hipotesa yang diuji: H0 = Tt tidak berbeda nyata dengan Ta

H1 = Tt berbeda nyata dengan Ta

Kaidah Keputusan: χ2hitung < χ2tabel, terima H0

χ2hitung > χ2

tabel, tolak H0

Pendugaan Volume Tegakan

(16)

5 5 perhitungan atas dasar nilai diameter tengah. Pendugaan dengan metode perhitungan per pohon dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menghitung tinggi pohon berdasarkan kurva tinggi yang telah dibuat pada masing-masing pohon

b. Menghitung nilai volume pohon contoh melalui persamaan sebagai berikut: V = (LBDS)(T)(f)

Keterangan: V = Volume pohon dugaan (m3) T = Tinggi pohon (m)

f = Angka bentuk = 0.6 (Krisnawati dan Harbagung 1996 dalam Krisnawati 2010) LBDS = ¼ π D2 (m2)

c. Menghitung nilai volume total pohon contoh dengan menjumlahkan seluruh nilai volume setiap pohon contoh seperti tertera pada persamaan berikut:

VS = ∑V

Keterangan: VS = Total volume pohon contoh (m3)

d. Menghitung nilai dugaan volume total populasi dengan persamaan sebagai berikut:

VP=(VS)(N/n)

Keterangan: VP = Total dugaan volume pohon pupulasi (m3)

N = Jumlah pohon populasi n = Jumlah pohon contoh

Pendugaan volume tegakan dengan metode kedua menggunakan perhitungan atas dasar nilai diameter tengah. Pendugaan volume kayu dengan metode atas dasar nilai diameter tengah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menentukan diameter tengah per kelas diameter pada masing-masing jenis pohon. Contoh penentuan diameter tengah dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 1 Nilai diameter tengah per kelas diameter

Kelas Diameter Rentang Diameter (cm) Nilai Tengah Diameter (cm)

1 0-4.9 2.5

b. Menghitung tinggi pohon berdasarkan kurva tinggi yang telah dibuat pada masing-masing pohon

(17)

6 6 Vi = (LBDSi)(T)(f)

Keterangan: Vi = Volume pohon dugaan atas dasar nilai diameter

tengah (m3)

LBDSi = Luas bidang dasar pohon atas dasar nilai diameter

tengah = ¼ π Di2 (m2)

Menghitung nilai volume total pohon contoh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian antara volume pohon contoh dengan jumlah pohon contoh pada masing-masing kelas diameter, melalui persamaan sebagai berikut:

VSi = ∑ (Vi)(ni)

Keterangan: VSi = Total volume pohon contoh atas dasar nilai diameter

tengah (m3)

Vi = Volume pohon contoh dugaan atas dasar nilai

diameter tengah (m3)

ni = Jumlah pohon contoh pada masing-masing kelas

diameter

d. Menghitung nilai dugaan volume total populasi dengan persamaan sebagai berikut:

VPi=(VSi)(N/n)

Keterangan: VPi= Total dugaan volume pohon pupulasi atas dasar

nilai diameter tengah (m3) Pendugaan Biomassa Tegakan

Pendugaan biomassa tegakan dapat diduga tanpa metode destruktif, yaitu dengan cara mengalikan volume hasil inventarisasi dengan nilai rata-rata kerapatan kayu dan BEF (Biomass Expansion Factor). Nilai BEF yang digunakan mengacu pada IPCC (2003) dengan nilai default yang digunakan yaitu 1.3. Kerapatan kayu yang digunakan mengacu pada databaseThe World Agroforestry Centre (ICRAF), yang disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Kerapatan kayu lima jenis pohon Unit Arjasari

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Kerpatan Kayu

(Kg/m3)

1 Alpukat Persea americana 480

2 Durian Durio zhibetinus 540

3 Jabon Anthocephalus cadamba 420

4 Nangka Artocarpus integra 700

5 Petai Parkia speciosa 450

Sumber: http://www.worldagroforestry.org/sea/Products/AFDbases/wd/

Adapun metode yang digunakan dalam perhitungan tetap sama, yaitu dengan metode perhitungan satu per satu dan metode perhitungan dengan bilangan tengah diameter. Tahapan yang dilakukan untuk pendugaan biomassa dengan hitungan per pohon adalah sebagai berikut:

(18)

7 7

b. Menghitung nilai dugaan biomassa pohon contoh dengan cara sebagai berikut:

WS=∑W

Keterangan: WS = Biomassa total dugaan pohon contoh

c. Menghitung nilai dugaan biomassa total populasi dengan persamaan sebagai berikut:

WP=(WS)(N/n)

Keterangan: WP = Total dugaan biomassa pohon pada populasi (m3)

Pendugaan biomassa tegakan dengan metode kedua adalah menggunakan perhitungan atas dasar nilai diameter tengah. Pendugaan biomassa pohon menggunakan perhitungan atas dasar nilai diameter tengah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menghitung nilai biomassa pohon atas dasar nilai diameter tengah melalui persamaan sebagai berikut:

b. Menghitung nilai biomassa total pohon contoh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian antara biomassa pohon contoh dengan jumlah pohon contoh pada masing-masing kelas diameter, melalui persamaan sebagai berikut:

WSi = ∑ (Wi)(ni)

Keterangan: WSi = Total biomassa pohon contoh (kg)

ni = Jumlah pohon contoh pada masing-masing kelas

diameter

c. Menghitung nilai dugaan biomassa total populasi dengan persamaan sebagai berikut:

WPi=(WSi)(N/n)

Keterangan: WPi= Total dugaan biomassa pohon pada populasi atas

(19)

8 8 Pendugaan Cadangan Karbon

Pendugaan potensi cadangan karbon pohon pada penelitian ini dilakukan dengan dua metode, yaitu metode perhitungan per pohon dan metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah. Pendugaan dengan metode perhitungan per pohon dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menghitung dugaan nilai cadangan karbon pohon contoh melalui persamaan sebagai berikut:

c. Menghitung dugaan nilai cadangan karbon populasi melalui persamaan sebagai berikut:

CP=(CS)(N/n)

Keterangan: Cp= Total nilai dugaan karbon pohon pada populasi (kg)

N = Jumlah populasi pohon n = Jumlah contoh pohon

Pendugaan cadangan karbon pohon dengan metode kedua adalah menggunakan perhitungan atas dasar nilai diameter tengah. Pendugaan cadangan karbon pohon atas dasar nilai diameter tengah dilakukan dengan tahapan sebagi berikut:

a. Menghitung dugaan nilai cadangan karbon pohon contoh atas dasar nilai diameter tengah melalui persamaan sebagai berikut:

Ci=(Wi)(FKC)

Keterangan: Ci= Nilai dugaan karbon pohon contoh atas dasar nilai

diameter tengah (kg)

Wi = Biomassa pohon atas dasar nilai diameter tengah

(kg)

b. Menghitung nilai dugaan karbon pohon contoh dengan cara sebagai berikut: CSi=∑(Ci)(ni)

Keterangan: CSi = Total nilai dugaan karbon pohon contoh atas dasar

(20)

9 9 c. Menghitung dugaan nilai cadangan karbon populasi melalui persamaan

sebagai berikut:

CPi=(CSi)(N/n)

Keterangan: Cpi = Total nilai dugaan karbon pohon pada populasi

atas dasar nilai diameter tengah (kg) Pendugaan Serapan CO2

Pendugaan serapan CO2 pohon pada penelitian ini dilakukan dengan dua

metode, yaitu metode perhitungan per pohon dan metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah. Pendugaan dengan metode perhitungan per pohon dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menghitung dugaan nilai cadangan karbon dioksida pohon contoh melalui persamaan sebagai berikut:

CO2 = (C)(FKCO2)

Keterangan: CO2 = Nilai dugaan CO2 pohon contoh (kg)

C = Nilai dugaan karbon pohon contoh (kg) FKCO2 = Faktor konversi karbon ke karbon dioksida

= 3.67 (Mirbach 2000)

b. Menghitung nilai dugaan CO2 pohon contoh dengan cara sebagai berikut:

CS=∑C

Keterangan: CS = Nilai dugaan karbon total pohon contoh (kg)

c. Menghitung dugaan nilai karbon dioksida populasi melalui persamaan sebagai berikut:

CO2P=(CO2)(N/n)

Keterangan: CO2p = Total nilai dugaan CO2 pohon pada populasi (kg)

Pendugaan cadangan karbon pohon dengan metode kedua adalah dengan menggunakan perhitungan atas dasar nilai diameter tengah. Pendugaan cadangan karbon pohon atas dasar nilai diameter tengah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menghitung dugaan nilai cadangan karbon pohon contoh atas dasar nilai diameter tengah melalui persamaan sebagai berikut:

CO2i=(Ci)(FKC)

Keterangan: CO2i = Nilai dugaan CO2 pohon atas dasar nilai diameter

tengah (kg)

Ci = Nilai dugaan karbon pohon contoh atas dasar nilai

(21)

10 10 FKC = Faktor konversi biomassa ke karbon = 0.47 (IPCC

2006)

b. Menghitung nilai dugaan karbon pohon contoh dengan cara sebagai berikut: CO2Si=∑(CO2i)(ni)

Keterangan: CO2Si = Total nilai dugaan CO2 pohon contoh atas dasar

nilai diameter tengah (kg)

c. Menghitung dugaan nilai cadangan karbon populasi melalui persamaan sebagai berikut:

CO2Pi=(CO2Si)(N/n)

Keterangan: CO2pi = Total nilai dugaan CO2 pohon populasi atas dasar

nilai diameter tengah (kg) Uji Komparatif Hasil Pendugaan

Uji komparatif hasil pendugaan menggunakan uji-t dilakukan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara metode perhitungan atas dasar per pohon dan metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah, dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel yang ada.

Adapun persamaan untuk mendapatkan t-hitungadalah sebagai berikut: a. Penduga nilai rata-rata

̅ ∑

b. Ragam rata-rata

̅

[ ∑ ]

c. Menghitung nilai t

̅ ̅ √

Keterangan: ̅ = nilai rata-rata` ̅ = nilai simpangan baku n = Jumlah contoh

Hipotesa yang diuji: H0 : Tidak ada perbedaan signifikan antara hasi

perhitungan atas dasar nilai diameter tengah dengan hasil perhitungan atas dasar per pohon H1 : Ada perbedaan signifikan antara hasil

(22)

11 11 Kaidah Keputusan: thitung ≤ ttabel, terima H0

thitung > ttabel, tolak H0

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Pemilihan Pohon Contoh

Penyusunan kurva tinggi tanaman hutan rakyat mitra PT. BHL Unit Arjasari ditujukan untuk lima jenis pohon dominan yang ada di lokasi tersebut, yaitu pohon jabon, petai, nangka, durian, dan alpukat. Pengambilan pohon contoh dilakukan secara purposive sampling yang menyebar pada lahan masing-masing kepala keluarga di unit Arjasari. Pohon contoh yang digunakan dalam penyusunan kurva tinggi dibagi berdasarkan kelas diameter yang sudah ditentukan. Jumlah dan penyebaran pohon contoh berdasarkan kelas diameter di hutan mitra PT. BHL Unit Arjasari dapat dilihat pada Tabel 3. Adapun pembagian jumlah antara data yang digunakan untuk penyusunan model dan validasinya adalah 2 berbanding 1 dari keseluruhan data contoh dan tersebar proposional untuk setiap kelas diameter disajikan pada Tabel 4.

Tabel 3 Sebaran jumlah pohon per kelas diameter Kelas diameter (cm) Jumlah pohon total

alpukat durian jabon nangka petai

(23)

12 12 Grafik Hubungan Diameter dan Tinggi Pohon

Diagram pencar hubungan antara diameter dan tinggi pohon dengan bantuan software Curve Expert 1.4. dilakukan agar dapat diketahui bagaimana sebaran data yang ada, sehingga terlihat apakah membentuk pola linier atau pola non-linier. Diagram pencar data antara tinggi pohon dan diameter pohon disajikan pada Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5.

Gambar 1 Diagram pencar hubungan diameter (x) dengan tinggi (y) pada pohon alpukat

Gambar 2 Diagram pencar hubungan diameter (x) dengan tinggi (y) pada pohon durian

(24)

13 13

Gambar 4 Diagram pencar hubungan diameter (x) dengan tinggi (y) pada pohon nangka

Gambar 5 Diagram pencar hubungan diameter (x) dengan tinggi (y) pada pohon petai

Penyusunan Model Persamaan Regresi

(25)

14 14 Tabel 5 Model regresi pohon alpukat di hutan Unit Arjasari PT. BHL

Model Penduga Persamaan a b c d r r2 (%) S

Tabel 6 Model regresi pohon durian di hutan Unit Arjasari PT. BHL

Model Penduga Persamaan a b c d r r2 (%) S

Tabel 7 Model regresi pohon jabon di hutan Unit Arjasari PT. BHL

Model Penduga Persamaan a b c d r r2 (%) S

Tabel 8 Model regresi pohon nangka di hutan rakyat Unit Arjasari PT. BHL

(26)

15 15 Tabel 9 Model regresi pohon petai di hutan rakyat Unit Arjasari PT. BHL

Model Penduga Persamaan a b c d r r2 (%) S

Pada penyusunan kurva tinggi diperlukan adanya hubungan yang erat antara diameter dan tinggi pohon. Hubungan tersebut dapat dilihat dari tingkat korelasi kedua peubah, yang didasarkan dari nilai koefisien korelasi (r) dari model masing-masing pohon. Berdasarkan Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi pada masing-masing jenis pohon berbeda. Sehingga tingkat keterkaitan antar peubah bebas (diameter) dan peubah terikat (tinggi) pada masing-masing pohon kemungkinan juga berbeda. Menurut Hasan (2003) terdapat beberapa rentang nilai koefisien korelasi yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk melihat tinggi atau rendahnya keterkaitan antara peubah bebas dan peubah terikatnya. Patokan nilai-nilai koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Patokan nilai-nilai koefisien korelasi No Rentang nilai koefisien korelasi (KK) Keterangan

1 KK = 0 Tidak ada korelasi

2 0<KK<0.2 Korelasi rendah

3 0.2≤KK<0.4 Korelasi rendah, tapi pasti

4 0.4≤KK<0.7 Korelasi cukup berarti

5 0.7≤KK<0.9 Korelasi tinggi, dan kuat

6 0.9≤KK<1 Korelasi tinggi, dan kuat sekali

7 KK = 1 Korelasi sempurna

Sumber: Hasan (2003)

Pada Tabel 6, Tabel 8, dan Tabel 9 dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasinya berturut-turut adalah 0.879, 0.783, dan 0.738 sehingga keterkaitan antara peubah bebas (diameter) dan peubah terikat (tinggi) pohon durian, nangka, dan petai masuk dalam kategori kelima yaitu korelasi tinggi dan kuat. Pada Tabel 5 dan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai korelasinya adalah 0.917 dan 0.900 sehingga keterkaitan antara peubah bebas (diameter) dan peubah terikat (tinggi) pada pohon alpukat serta pohon jabon masuk dalam kategori keenam yaitu korelasi tinggi dan kuat sekali.

(27)

16 16 Validasi Model Regresi

Validasi model dilakukan sebagai suatu upaya untuk memperoleh keterangan apakah data yang diambil sebetulnya sahih atau tidak. Selain itu validasi suatu model juga diperlukan untuk menentukan apakah model yang dirancang layak atau tidak apabila penggunaannya akan digeneralisir ke tingkat populasi. Validasi model dapat dilakukan dengan melakukan uji beda nyata atau biasa disebut uji Chi-square. Hasil uji Chi-square dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Hasil uji Chi-square

Jenis Pohon Model Penduga

Alpukat T = 1.08(D)0.763 8.042 67.50 76.15

Durian T = 0.7(D)0.942 15.57 79.081 88.37

Jabon T = 1.197(D)0.69 789.78 1567.52 1606.37

Nangka T = 1.192(D)0.609 26.68 175.19 188.66

Petai T = 1.021(D)0.6127 48.56 280.36 297.20

Tabel 11 memberi informasi bahwa setiap model dari masing-masing pohon memiliki nilai χ2hitung < χ2tabel (0.05) < χ2tabel (0.01). Maka karena itu terima H0, yaitu

data tinggi dugaan yang dihitung menggunakan model tidak memiliki perbedaan nyata terhadap tinggi aktual di lapangan pada taraf nyata 5% dan 1%. Berdasarkan argumentasi tersebut maka model (kurva tinggi) pada lima jenis pohon yang ada dapat dikatakan valid dan penggunaannya dapat digeneralisir ke tingkat populasi.

Hasil Pendugaan Volume, Biomassa, Cadangan Karbon, dan Serapan CO2 Pendugaan volume, biomassa, cadangan karbon, dan serapan CO2 pada

penelitian ini didasarkan pada lima jenis pohon yaitu alpukat, durian, jabon, nangka, dan petai yang ada di 15 KMK hutan rakyat mitra PT. BHL Unit Arjasari. Jumlah pohon contoh disajikan pada Tabel 12. Hasil pendugaan volume, biomassa, cadangan karbon, dan serapan CO2 pohon contoh melalui metode

(28)

17 17 Tabel 12 Jumlah masing-masing pohon contoh pada 15 KMK Unit Arjasari

No. KMK Jumlah pohon

Tabel 13 Nilai dugaan volume, biomassa, cadangan karbon, dan serapan CO2 pohon contoh dengan perhitungan nilai diameter tengah (M1) dan perhitungan atas dasar per pohon (M2)

No. KMK Volume (m3) Biomassa (ton)

Tabel 14 Nilai dugaan volume, biomassa, cadangan karbon, dan serapan CO2 pohon contoh dengan perhitungan atas dasar per pohon

No. Metode perhitungan Volume (m3)

(29)

18 18 adalah 286.17 m3. Sedangkan pada tingkat populasi, volume pohon atas dasar hitungan per pohon dan atas dasar nilai diameter tengah berturut-turut adalah 596.58 m3 dan 640.44 m3, terdapat selisih nilai sebesar 43.75 m3.

Pada penelitian ini, diketahuinya nilai volume pohon sangat diperlukan untuk menduga berapa nilai dari biomassa pohon tersebut. Menurut Brown (1997) biomassa adalah jumlah total bahan organik hidup di atas tanah pada pohon termasuk ranting, daun, cabang, batang utama, dan kulit. Nilai biomassa awal diduga berdasarkan volume pohon pada batang utama, sehingga agar nilai biomassa yang diperoleh nantinya relatif dapat representatif terhadap nilai biomassa pohon secara keseluruhan, maka nilai biomassa awal dikalikan dengan BEF (Biomass Expansion Factor) yaitu rasio antara biomassa total sebuah pohon dengan biomassa batang, ditetapkan sebesar 1.3 berdasarkan nilai default yang dikeluarkan IPCC (2003). Pada Tabel 13 dan Tabel 14 dapat dilihat bahwa jumlah biomassa pohon contoh melalui perhitungan atas dasar per pohon adalah 147.02 ton, dan jumlah biomassa pohon melalui perhitungan atas dasar nilai diameter tengah adalah 158.15 ton. Pada tingkat populasi biomassa pohon atas dasar hitungan per pohon dan atas dasar nilai diameter tengah berturut-turut adalah 335.90 ton dan 361.30 ton, sehingga terdapat selisih sebesar 25.4 ton antara dua metode perhitungan yang digunakan.

Perhitungan biomassa merupakan salah satu faktor konversi untuk menghitung cadangan karbon pada suatu pohon. Menurut Vogt et al. (1997) dalam Bahruni (2010) Terdapat beberapa konsep umum untuk mengukur cadangan karbon pada tegakan. Pada penelitian ini konsep yang dipakai untuk mengukur cadangan karbon yang ada pada tegakan adalah konsep Produksi Primer Bruto (Gross Primary Production), yaitu proses penyerapan karbon dari atmosfer melalui proses fotosintesis dengan bantuan energi matahari dan klorofil pada vegetasi. Berdasarkan Tabel 13 dan Tabel 14 diketahui bahwa nilai jumlah cadangan karbon pohon contoh melalui perhitungan atas dasar per pohon adalah 69.10 ton, dan nilai jumlah cadangan karbon pohon melalui perhitungan atas dasar nilai diameter tengah adalah 74.3 ton. Pada tingkat populasi cadangan karbon pohon atas dasar hitungan per pohon dan atas dasar nilai diameter tengah berturut-turut adalah 154.12 ton dan 166.33 ton, sehingga terdapat selisih sebesar 12.21 ton antara dua metode perhitungan yang digunakan.

Hasil pendugan nilai karbon pada pohon dapat dikonversi kedalam bentuk CO2, untuk mengetahui berapa besar gas CO2 yang diserap oleh pohon tersebut.

Untuk menduga nilai serapan CO2 berdasarkan dugaan nilai karbon suatu pohon,

dilakukan dengan mengalikan hasil perhitungan dugaan nilai karbon dengan faktor konversi sebesar 3.67 (Mirbach 2000). Faktor konversi sebesar 3.67 tersebut didapatkan melalui perbandingan antara massa molekul relatif CO2 (44

mol/g) dengan massa atom relatif C (12 mol/g). Berdasarkan Tabel 15 dan Tabel 16 diketahui bahwa nilai jumlah serapan CO2 pohon contoh melalui perhitungan

atas dasar per pohon adalah 253.6 ton, dan jumlah serapan CO2 pohon contoh

melalui perhitungan atas dasar nilai diameter tengah adalah 272.79 ton. Pada tingkat populasi, serapan CO2 pohon atas dasar hitungan per pohon dan atas dasar

nilai diameter tengah berturut-turut adalah 565.6 ton dan 610.43 ton, sehingga terdapat selisih sebesar 44.83 ton antara dua metode perhitungan yang digunakan.

(30)

19 19 metode perhitungan atas dasar per pohon dengan metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah. Hasil dugaan yang didapatkan dengan menggunakan metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah cenderung overestimate terhadap hasil dugaan dengan menggunakan metode perhitungan atas dasar per pohon, dengan selisih nilai yang bervariasi pada masing-masing KMK. Oleh karena adanya perbedaan hasil dugaan antara metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah dengan metode perhitungan atas dasar per pohon, maka dilakukan analisis untuk menentukan apakah hasil dugaan dengan metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah memiliki perbedaan signifikan terhadap hasil yang diperoleh melalui metode perhitungan atas dasar per pohon.

Analisis penentuan ada atau tidaknya perbedaan signifikan antara hasil pendugaan melalui metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah dengan hasil pendugaan malalui perhitungan atas dasar per pohon, dilakukan berdasarkan selisih hasil pendugaan antara dua metode tersebut. Pada penelitian ini selisih hasil yang digunakan adalah selisih hasil dari pendugaan biomassa pada 15 KMK yang ada di unit Arjasari. Selisih hasil pendugaan biomassa antara metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah dengan hasil pendugaan melalui metode atas dasar per pohon disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15 Selisih hasil biomassa pohon contoh pada masing-masing KMK (rentang diameter 5 cm)

8 Jamsostek Barokah 0.1060

(31)

20 20 Tabel 16 Analisis signifikansi perbedaan hasil dugaan biomassa antara metode

perhitungan atas dasar nilai diameter tengah (M1) (rentang diameter 5 cm) terhadap metode perhitungan atas dasar per pohon (M2)

Banyak

Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa nilai Thitung > Ttabel, dengan demikian

H0 ditolak. Oleh karena itu, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil pendugaan melalui metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah terhadap hasil pendugaan melalui metode perhitungan atas dasar per pohon.

Adanya perbedaaan signifikan antara dua metode yang digunakan mengarah pada indikasi terlalu besarnya rentang diameter yang digunakan pada metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah yaitu 5 cm. Oleh karena itu, untuk membuktikan indikasi tersebut maka dilakukan perhitungan atas dasar nilai diameter tengah dengan rentang diameter tengah 2.5 cm. Selisih hasil pendugaan biomassa antara metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah pada rentang diameter 2.5 cm dengan hasil pendugaan malalui metode perhitungan atas dasar per pohon disajikan pada Tabel 17, dan analisis signifikansi perbedaan hasilnya disajikan pada Tabel 18.

Tabel 17 Selisih hasil biomassa pohon contoh pada masing-masing KMK (rentang diameter 2.5 cm)

8 Jamsostek Barokah 0.0264

9 Simpang Sari 0.2816

Tabel 18 Analisis signifikansi perbedaan hasil dugaan biomassa antara metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah (M1) (rentang diameter 2.5 cm) terhadap metode perhitungan atas dasar per pohon (M2)

(32)

21 21 Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa dengan menggunakan rentang diameter tengah 2.5 cm, terdapat penurunan nilai selisih antara metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah dengan metode perhitungan atas dasar per pohon dibandingkan dengan menggunakan rentang diameter tengah 5 cm. Meskipun demikian, pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa penurunan selisih hasil dugaan antara kedua metode tersebut tidak lantas mengubah kaidah keputusan yang diambil. Hal ini dikarenakan pada rentang diameter 2.5 cm pun nilai Thitung > Ttabel. Oleh Karena itu, kaidah keputusan yang diambil tetap ada

perbedaan yang signifikan antara hasil pendugaan melalui metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah terhadap metode perhitungan atas dasar per pohon.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pendugaan biomassa, cadangan karbon dan serapan CO2 tegakan

menggunakan metode perhitungan atas dasar per pohon dibandingkan metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah memiliki perbedaan. Metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah cenderung overestimate dibandingkan dengan perhitungan atas dasar per pohon. Berdasarkan analisis signifikansi perbedaan hasil yang dilakukan, diketahui bahwa antara hasil yang diperoleh melalui metode perhitungan atas dasar nilai diameter tengah dengan hasil yang diperoleh melalui metode perhitungan atas dasar per pohon secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui nilai dugaan biomassa, cadangan karbon, dan serapan CO2

hutan rakyat mitra PT. BUMN Hijau Lestari Unit Arjasari dengan menggunakan metode perhitungan atas dasar per pohon berturut-turut adalah 335.90 ton, 154.12 ton, dan 565.60 ton.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pendugaan biomassa, cadangan karbon, serta serapan CO2 tegakan melalui metode destruktif, sehingga

biomassa, cadangan karbon, serta serapan CO2 tegakan dapat diduga lebih akurat.

(33)

22 22

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung. 2009. Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2009. Bandung: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung.

Bahruni. 2010. Di dalam: Prosiding Seminar Dampak Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan dalam Revisi RTRWP Terahadap Neraca Karbon dalam Kawasan Hutan; 2 Juni 2010; Jakarta, Indonesia. Bogor: Direktorat Jendral Planologi Kehutanan – Kementrian Kehutanan. Hlm 26-27.

Brown S.1997. Estimating biomass and biomass change of tropical forest: A primer. FAO Forestry Paper. -134

Frick H, Suskiyatno Fx B. 2007. Dasar-dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta (ID): KANISIUS (Anggota IKAPI)

Hasan MI. 2003. Pokok-pokok Materi Statistik I Edisi Ke-2. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

[IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2003. Good Practice Guidance for Land Use, Land-Use Change and Forestry. Penman J, Gytarsky M, Hiraishi T, Krug T, Kruger D, Pipatti R, Buendia L, Miwa K, Ngara T, Tanabe K,Wagner F, editor. Hayama (JP): The Institute for Global Environmental Strategies (IGES).

[IPPC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2006. 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories, Agriculture, Forestry and Other Land Use.Simon E, Leandro B, Kyoto M, Todd N, Kiyoto T, editor.Volume 4. Hayama (JP): The Institute for Global Environmental Strategies (IGES). Krisnawati H, Adinugroho WC, Imanuddin R. 2012. Monograf Model-Model

Alometrik untuk Pendugaan Biomassa Pohon pada Berbagai Tipe Ekosistem Hutan di Indonesi. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan rehabilitasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan - Kementrian Kehutanan.

Manuri S, Putra CAS, Saputra AD. 2011.Teknik Pendugaan Cadangan Karbon Hutan. Palembang: Merang REDD Pilot Project, German International Cooperation - GIZ.

Mirbach VM. 2000. Carbon Budget Accounting at the Forest Management Unit Level : an Overview of Issues and Method. Ottawa (ON): Canada’s Model Forest Programme.

(34)

23 23 Lampiran 1 Ketinggian dan kondisi topografi 15 KMK Unit Arjasari

No. Wilayah Kerjasama Ketinggian

(mdpl) Kondisi Topografi

Kecamatan Desa KMK

1 Arjasari Patrolsari Cijatihurip I 835 Lereng/punggung bukit 2 Arjasari Patrolsari Harapan Baru 835 Lereng/punggung bukit 3 Arjasari Patrolsari Simpang Sari 835 Lereng/punggung bukit 4 Arjasari Patrolsari Sumber Rejeki I 835 Lereng/punggung bukit 5 Arjasari Patrolsari Sumber Rejeki II 835 Lereng/punggung bukit 6 Arjasari Patrolsari Tunas Mekar 835 Lereng/punggung bukit 7 Arjasari Pinggirsari ICMI 900 Lereng/punggung bukit 8 Arjasari Pinggirsari Gn. Pipisan 900 Lereng/punggung bukit 9 Arjasari Pinggirsari Hijau Lestari 900 Lereng/punggung bukit 10 Arjasari Pinggirsari Tunas Harapan I 900 Lereng/punggung bukit 11 Arjasari Pinggirsari Tunas Harapan II 900 Lereng/punggung bukit 12 Cicalengka Tanjungwangi Gili Letari 850 Lereng/punggung bukit 13 Cicalengka Tanjungwangi Wanajaya 850 Lereng/punggung bukit 14 Ciparay Mekarlaksana Adhi Karya Barokah 700 Dataran

15 Ciparay Mekarlaksana Jamsostek Barokah 700 Dataran

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung (2009)

(35)

24 24 RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 12 Juni 1991. Penulis adalah putra pertama dari tiga bersaudara dari Bapak Abdul Hakim dan Ibu Firdaus. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Cikaret 1, SMPN 7 Bogor, SMAN 3 Bogor, kemudian diterima sebagai mahasiswa strata 1 di Fakultas Kehutanan IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan tahun 2010.

Gambar

Grafik Hubungan Diameter dan Tinggi Pohon
grafik pada Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5 dapat
Tabel 5  Model regresi pohon alpukat di hutan Unit Arjasari PT. BHL
Tabel 9  Model regresi pohon petai di hutan rakyat Unit Arjasari PT. BHL
+4

Referensi

Dokumen terkait