• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kepuasan Nelayan Terhadap Pelayanan Fasilitas dan Penyediaan Kebutuhan Melaut di PPN Palabuhanratu, Sukabumi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Kepuasan Nelayan Terhadap Pelayanan Fasilitas dan Penyediaan Kebutuhan Melaut di PPN Palabuhanratu, Sukabumi"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

FASILITAS DAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT

DI PPN PALABUHANRATU, SUKABUMI

M. IQBAL HIDAYAT

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Tingkat Kepuasan Nelayan Terhadap Pelayanan Fasilitas dan Penyediaan Kebutuhan Melaut di PPN Palabuhanratu, Sukabumi” adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2013

(3)

Muhammad Iqbal Hidayat, Tingkat Kepuasan Nelayan Terhadap Pelayanan Fasilitas dan Penyediaan Kebutuhan Melaut di PPN Palabuhanratu, Sukabumi. Dibawah Bimbingan IIN SOLIHIN dan RETNO MUNINGAR.

Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat kepuasan nelayan di PPN Palabuhanratu serta tindakan yang harus dilakukan guna meningkatkannya. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, lagging factor dan leading factor PPN Palabuhanratu dapat diketahui. Metode deskriptif kuantitatif dipergunakan dalam penelitian ini. Stratified purposive sampling dilakukan kepada nelayan selaku sumber data utama. Kuesioner kemudian disebar untuk mengumpulkan data, hasilnya kemudian dijadikan sumber data primer. Data dianalisis dengan menggunakan Customer Satisfaction Index,

Important Performance Analysisdan Gap Analysis. Tingkat penyediaan fasilitas adalah 83,33% dan tingkat pemenuhan kapasitas produksi adalah 66,33%. Rata-rata tingkat kepuasan nelayan berdasarkan CSI adalah 69% dikarenakan nilai tersebut terletak pada selang 66% sampai dengan 80%, kepuasan nelayan terhadap pelayanan dikategorikan “puas”. Fokus perbaikan PPN Palabuhanratu adalah ketersediaan seragam dan tanda pengenal petugas, peningkatan kapasitas fasilitas, ketersediaan suplai kebutuhan melaut, kecepatan proses pembayaran uang lelang, dan

maintenance/perawatan terhadap fasilitas yang tersedia serta perbaikan terhadap fasilitas yang rusak.

Kata kunci: kepuasan, Customer Satisfaction Index, Important Performance Analysis, PPN Palabuhanratu

ABSTRACT

Muhammad Iqbal Hidayat, Fisherman Satisfaction Level of Facility Availability and Fishing Supplies in PPN Palabuhanratu, Sukabumi. Supervised by IIN SOLIHIN and RETNO MUNINGAR.

This research was aimed to know the quality of services in PPN Palabuhanratu, and what have to do to increase it. Based on the research a lagging factor and a leading factor of PPN Palabuhanratu could be obtained. Descriptif quantitative method was used in this research. A stratified purposive sampling applied to the fishermen in Palabuhanratu as a main source data. Questionnairesare distributed to collecting data, the result then used as the professional respondents. Data were analyzed by using Customer Satisfaction Index, Important Performance Analysis and Gap Analysis. Facilities availability level was 83,33% and the fulfillment level of capacity production was 66,33%. Average level of satisfaction index was 69%, since this value ranged from 66-80%, it can be categorized as “satisfied”. The factor that need to be improvedwere uniform and ID card availability, facility capacity increase, the consistency of fishing supplies, swiftness payment of fish auction, maintenance of facilty and repairment of broken facility.

(4)

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN

FASILITAS DAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PPN

PALABUHANRATU, SUKABUMI

M. IQBAL HIDAYAT

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(5)

dan Penyediaan Kebutuhan Melaut di PPN Palabuhanratu, Sukabumi

Nama : M.Iqbal Hidayat NRP : C44080059

Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui : ,

Dr. Iin Solihin S.Pi M.Si Retno Muninggar S.Pi ME

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui :

Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc. Ketua Departemen

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penyusunan skrpisi yang berjudul “Tingkat Kepuasan Nelayan Terhadap Pelayanan Fasilitas dan Penyediaan Kebutuhan Melaut di PPN Palabuhanratu, Sukabumi” dapat diselesaikan. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama kepada 1 Dr. Iin Solihin S.Pi,M.Si dan Retno Muninggar S.Pi ME selakudosen

pembimbingyang telahmemberikanbimbingan,sarandannasehatyang bermanfaatbagipenulis untuk menyelesaikanskripsi ini;

2 Almarhum Dr.Ir Dinarwan MS dan Thomas Nugroho S.Pi M.Si selaku dosen pembimbing terdahulu.

3 Ir. Wawan Oktariza, atas kesediaanya selaku dosen penguji tamu, atas saran dan kritik yang membangun dan memperbaiki skripsi ini.

4 Vita Rumanti Kurniawati, S.Pi. M.T. selaku Wakil Ketua Komisi Pendidikan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan atas saran dan arahannya.

5 Ayah, Ibudan keluargaataskasihsayang,teladan, doa, saran,bantuan,pengertian serta dukungannya;

6 Seluruh teman-teman atas bantuan dan dukungannya

7 Kepada semua guru serta dosen yang telah membuka jalan ilmu pengetahuan kepadaku selama ini. Terima kasih bapak dan ibu, karena sudah menjadi guru terbaik bagiku, bagi universitas kehidupanku.

8 Pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa depan. Demikianlah skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.

Bogor, 1 Juni 2013

(7)

PENDAHULUAN ... 1 

Latar Belakang ... 1 

Tujuan Penelitian ... 2 

Manfaat Penelitian ... 2 

METODOLOGI PENELITIAN ... 2 

Waktu dan Tempat Penelitian ... 2 

Metode Penelitian ... 2 

Pengumpulan Data ... 2 

Analisis Data ... 4 

Analisis Aktivitas dan Fasilitas PPN Palabuhanratu ... 4 

Analisis Tingkat Kepuasan Nelayan ... 4 

Analisis faktor-faktor kepuasan PPN Palabuhanartu ... 6 

Batasan Penelitian ... 9 

HASIL DAN PEMBAHASAN... 9 

Deskripsi Kondisi PPN Palabuhanratu ... 9 

Tingkat Kepuasan Nelayan Terhadap Fasilitas PPN Palabuhanratu ... 15 

Customer Satisfaction Index (CSI) ... 15 

Faktor-Faktor Penentu Kepuasan Nelayan PPN Palabuhanratu ... 21 

Importance Performance Analysis ... 21 

Gap Analisis ... 28 

Bahasan terangkum ... 32 

KESIMPULAN DAN SARAN... 35 

Kesimpulan ... 35 

Saran ... 36 

DAFTAR PUSTAKA ... 36 

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Dimensi kualitas jasa dan atribut yang dianalisis ... 3

Tabel 2 Scoresheet kepentingan dan kinerja ... 4

Tabel 3 Perhitungan Weighting Factor (WF) ... 5 

Tabel 4 Perhitungan Weighted Score (WS) ... 5

Tabel 5 Penentuan tingkat kepentingan dan kinerja atribut pelayanan ... 6 

Tabel 6 Penilaian responden terhadap atribut tingkat kinerja ... 7 

Tabel 7 Penilaian Responden terhadap Atribut Tingkat Kepentingan ... 7

Tabel 8 Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) tambat labuh ... 15 

Tabel 9 Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) TPI ... 16 

Tabel 10 Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) docking ... 17 

Tabel 11 Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada BBM ... 19

Tabel 12 Sebaran gap kinerja dan frekuensi jasa tambat labuh ... 28 

Tabel 13 Tingkat kesenjangan jasa tambat labuh PPN Palabuhanratu ... 29 

Tabel 14 Sebaran gap kinerja dan frekuensi jasa TPI ... 29 

Tabel 15 Tingkat kesenjangan pelayanan jasa TPI PPN Palabuhanratu ... 29 

Tabel 16 Sebaran gap kinerja dan frekuensi jasa docking ... 29 

Tabel 17 Tingkat kesenjangan pelayanan jasa docking PPN Palabuhanratu ... 30 

Tabel 18 Sebaran gap kinerja dan frekuensi jasa penyediaan BBM ... 30

(8)

Tabel 20 Sebaran gap kinerja dan frekuensi jasa air bersih ... 31 

Tabel 21 Tingkat kesenjangan penyediaan air bersih PPN Palabuhanratu ... 31 

Tabel 22 Sebaran gap kinerja dan frekuensi jasa Es ... 31 

Tabel 23 Tingkat kesenjangan pelayanan jasa Es PPN Palabuhanratu ... 31 

DAFTARGAMBAR

Gambar 1 Diagram Importance-Performance Matriks. ... 8 

Gambar 2 Importance Performance Analysis jasa tambat labuh ... 22 

Gambar 3 Importance Performance Analysis jasa pelayanan TPI ... 23 

Gambar 4 Importance Performance Analysis jasa pelayanan docking ... 24 

Gambar 5 Importance Performance Analysis Jasa Penyediaan BBM ... 25 

Gambar 6 Importance Performance Analysis Jasa Penyediaan Air Bersih ... 26 

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kepuasan merupakan fungsi dari kualitas pelayanan dikurangi dengan persepsi pelanggan Lamb, Hair dan Daniels (2006). Pengukuran kepuasan adalah pengukuran terhadap tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapannya. Sebagai hasil pengukuran tersebut akan diperoleh indikator kinerja yang lagging (yang memberikan gambaran hasil kinerja masa lalu) dan

leading (yang memberikan indikasi prioritas kinerja masa depan) sehingga mempermudah pengelolaan dan penentuan prioritas kegiatan. Selanjutnya pelabuhan perikanan merupakan sebuah instansi yang melakukan pelayanan kepentingan publik masyarakat perikanan, terutama nelayan. Terhitung sejak diresmikan pada 18 Februari 1993, keberadaan PPN Palabuhanratu telah memberikan banyak manfaat pada pengguna jasa dan masyarakat sekitar, terutama dalam pengembangan sosial dan ekonomi. PPN Palabuhanratu dengan kegiatan operasional perikanannya menjadi penunjang pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup dominan di Kabupaten Sukabumi. Terletak berhadapan langsung dengan Samudra Hindia menjadikanya sebagai basis perikanan tangkap yang strategis di selatan Jawa. Berdasarkan data tahun 2006 sampai dengan 2011, tingkat produksi PPN Palabuhanratu terus berfluktuasi dengan volume produksi rata-rata sebesar 11.362,41ton per tahunnya.

Pada tahun-tahun mendatang PPN Palabuhanratu merencanakan untuk berkembang menjadi Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS). Guna mencapai tujuan tersebut, pihak PPN Palabuhanratu perlu mengembangkan luas pelabuhan, panjang dermaga, kapasitas kolam pelabuhan dan ketersediaan fasilitas. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya, pihak PPN Palabuhanratu juga perlu meningkatkan kualitas/mutu dari pelayanan yang disediakan. Berdasarkan data statistik perikanan PPN Palabuhanratu diketahui pada tahun 2011 tercatat terjadi kenaikan volume produksi sebesar 36,11% dari tahun sebelumnya. Pada tahun ini juga tercatat pertambahan jumlah kapal sebesar 30,23%. Adapun penurunan yang terjadi pada tahun ini yaitu tingkat pendaratan di PPN sebesar 3,04% dan nilai produksi sebesar 16,84%. Jumlah kapal di tahun 2011 ditemukan meningkat sebesar 30,23% tapi hal ini disertai penurunan jumlah kapal yang keluar sebesar 10,01% dan penurunankapal yang masuk sebesar 11,02%. Pada tahun yang sama juga ditemukan kenaikan jumlah nelayan sebesar 2,12% akan tetapi alat tangkap yang beroperasi turun sebesar 15,27%. Artinya ditemukan banyak alat tangkap maupun kapal yang masuk ke PPN Palabuhanratu namun tidak beroperasi.

PPN Palabuhanratu selaku instansi publik yang bertujuan memberikan pelayanan terbaik dalam pemenuhan kepentingan masyarakat perikanan. Terutama nelayan sebagai salah satu elemen yang memiliki peran dominan dalam menggerakan kegiatan perikanan. Secara khusus PPN Palabuhanratu juga berperan menampung kegiatan masyarakat perikanan, terutama pada aspek produksi, pengolahan dan pemasaran serta pembinaan masyarakat nelayan (PPN Palabuhanratu 2008). Perlu digarisbawahi sebelumnya, pada penelitian ini terdapat 6 (enam) fasilitas PPN Palabuhanratu yang diteliti, tidak semua kewenangan pengelolaannya terletak dibawah manajemen PPN Palabuhanratu. Terdapat beberapa fasilitas yang pengelolaannya ditangani oleh pihak swasta, KUD maupun pengelolaan bersama.

(10)

kepuasan konsumen merupakan salah satu metode evaluasi yang dapat dilakukan dalam penilaian kinerja.Nelayan selaku pihak yang menerima jasa, baik berasal dari pekerjaan seseorang atau organisasi, merupakan objek yang tepat dalam menentukan kualitas jasa yang diterima. Indikator kinerja laggingdan leadingyang diperoleh dari penelitian ini, nantinya dalam dipergunakan untuk mempermudah pengelolaan dan penentuan prioritas kegiatan bagi pihak penyedia jasa.Hasil analisa tersebut dapat dipergunakan sebagai feedback bagi pihak penyedia jasa dalam menyusun rencana kerja dan menyempurnakan kualitas pelayanan dimasa akan datang

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan kondisi aktual fasilitas dan aktivitas PPN Palabuhanratu

2. Menentukan tingkat kepuasan nelayan terhadap fasilitas pelabuhan di PPN Palabuhanratu

3. Menentukan faktor-faktor yang berperan dalam menentukan tingkat kepuasan nelayan terhadap pelayanan yang diberikan PPN Palabuhanratu

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi feedback yang bermanfaat bagi pihak manajemen PPN Palabuhanratu, dalam melakukan pengambilan keputusan manajerial. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pelayanan pelabuhan, terutama dalam bidang pemanfaatan dan penyediaan fasilitas.

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian lapangan dan pengambilan data dimulai pada tanggal 23 sampai dengan 30 bulan November tahun 2012. Penelitian bertempat di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus mengenai tingkat kepuasan nelayan terhadap pelayanan jasa yang diberikan oleh pihak PPN Palabuhanratu. Fasilitas yang diteliti merupakan fasilitas yang menunjang kegiatan perikanan tangkap dan dimanfaatkan langsung oleh para nelayan.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi lapang, dan studi pustaka. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive stratified sampling. Jumlah sampel yang diambil adalah 30 orang dengan rincian 10 orang nelayan bagan, 7 orang nelayan pancing rumpon, 3 orang nelayan longline, 5 orang nelayan gillnet

(11)

Selanjutnya metode ini juga menjamin agar terdapat keterwakilan dari setiap jenis alat tangkap, sehingga sampel tidak terkonsentrasi pada suatu jenis alat tangkap tertentu. Metode ini juga membagi besaran sampel dari setiap alat tangkap dengan proposial, sehingga keterwakilan populasi dari sampel data yang diambil dapat lebih akurat. Terdapat dua jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu, data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara terhadap narasumber. Data sekunder diperoleh dari laporan tahunan serta data statistik pihak manajemen PPN Palabuhanratu. Kuesioner yang disebarkan memuat pertanyaaan mengenai dimensi kualitas jasa, yang diimplementasikan dalam atribut-atribut sebagaimana tercantum dalam Tabel1.

Tabel 1 Dimensi kualitas jasa dan atribut yang dianalisis

Dimensi Atribut Keterangan

Reliability 1. Konsistensi ketersediaan

produk/pelayanan

Pelayanan berlangsung dengan konsisten

2. Keandalan yang konsisten

dalam melakukan pelayanan

Kualitas pelayanan konsisten dalam selang waktu tertentu

3. Kualitas barang/jasa yang disediakan

Barang/jasa yang tersedia bermutu baik

4. Keakuratan antara order barang dengan jumlah barang yang dikirimkan

Kecocokan antara order dan barang

Assurance 5. Pengetahuan petugas

terkait pelayanan yang diberikan

Petugas memiliki kapasitas dan kompetensi yang mumpuni

6. Keramahan dan kesopanan pekerja

Attitude yang ditampilkan pegawai selama pelayanan

7. Rasa aman pelanggan dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.

Perasaan pelanggan pada saat penggunaan jasa/barang

8. Administrasi pembayaran Ketersediaan arsip/sistem pembayaran yang rapi

9. Kelancaran proses

pengiriman dan distribusi

Proses pengiriman dan distribusi barang berjalan dengan baik

10. Pengecekan dan

pengawasan produk yang dikirimkan

Perusahaan melakukan kontrol akan pelayanan di lapangan

11. Ketersedian bukti transaksi Bukti fisik transaksi yang dipegang kedua belah pihak

Tangibles 12. Kondisi fasilitas produksi Kondisi fisik bangunan atau fasilitas penyedia jasa

13. Kapisitas/daya tampung fasilitas produksi

Daya tampung fasilitas

14. Harga produk/jasa yang ditawarkan

Jumlah uang yang harus dibayarakan

customer

15. Keberadaan agen di lokasi Kehadiran agen di lokasi penyedia jasa 16. Ketersedian seragam dan

tanda pengenal agen

Kemudahan customer mengenali

penyedia jasa

Emphathy 17. Kemudahan akses terhadap

fasilitas

Kemudahan menjangkau fasilitas

18. Kemudahan pembayaran, pemesanan dan prosudural

Kemudahan transaksi dan prosedural

19. Kesedian pegawai untuk membantu

Ketika mengalami masalah petugas di lapangan bersedia membantu

20. Kesediaan perusahaan

untuk mendengar keluhan.

Perusahaan menyediakan sarana penerima keluhan

(12)

mengenali pelayanan yang disediakan

22. Kemudahan pelanggan

menghubungi penyedia jasa

Derajat kemudahan provider dihubungi

Responsiveness 23. Kecepatan proses

pelayanan

Kecepatan selama proses pelayanan

24. Lama waktu menunggu Waktu menunggu pelanggan sebelum menerima layanan

25. Ketepatan waktu dalam melakukan jam pelayanan

Lama waktu pelayanan sesuai dengan janji perusahaan

26. Kecepatan proses distribusi barang

Kecepatan barang sampai dari waktu dipesan

27. Perbaikan fasilitas yang rusak

Jika ada fasilitas yang rusak perusahaan cepat tangap dan melakukan perbaikan

28. Maintenance / perawatan terhadap fasilitas yang tersedia

Itikad perusahaan dalam merawat fasilitas yang ada

Analisis Data

Selanjutnya pada pengukuran kepuasan nelayan dipergunakan kuisioner berbasis skala Likert dengan 5 skala. Terdapat 2 tipe pertanyaan yang diajukan kepada responden yaitu mengenai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut tersebut.

Tabel 2 Scoresheet kepentingan dan kinerja

Skor Nilai kepentingan Nilai Kinerja

1 Sangat penting Sangat Memuaskan

2 Penting Memuaskan

3 Standar Cukup

4 Tidak penting Tidak memuaskan

5 Sangat tidak penting Sangat tidak memuaskan

Sumber: Hamidi 2008 (Tabel dimodifikasi kembali)

Analisis Aktivitas dan Fasilitas PPN Palabuhanratu

Analisis dilakukan secara deskriptif dengan tujuan mengetahui kondisi aktual dan aktivitas PPN Palabuhanratu. Objek analisis yaitu 6 fasilitas di PPN Palabuhanratu (selanjutnya dijelaskan di batasan penelitian). Adapun parameter yang dianalisis adalah ketersediaan fasilitas dan kapasitas produksi/daya tampung fasilitas tersebut

Analisis Tingkat Kepuasan Nelayan

Metode yang akan dipergunakan dalam analisis ini adalah Customer Satisfaction Index (CSI). Analisis Tahapan analisis CSI berdasarkan Martilla dan James 1977, diacu dalam Hamidi (2008) meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

(13)

Tabel 3 PerhitunganWeighting Factor (WF) Atribut Rata-rata skor kepentingan

(RSP)

Weighting Factor % 1

2 … I

Sumber: Hamidi 2008 (Tabel dimodifikasi kembali)

2 Menghitung Weighted Scored (WS), yaitu nilai perkalian antar nilai rata-rata tingkat kinerja ( kepuasan) masing masing atribut dengan WF masing- masing atribut

Tabel 4 Perhitungan Weighted Score (WS)

Atribut Rata-rata skor kinerja (RSK) Weighting Factor (WF)

Weighted Scored (WS)

1 2 … I

Sumber: Hamidi 2008 (Tabel dimodifikasi kembali)

3 Menghitung Weighted Total (WT), yaitu menjumlahkan WS dari semua artibut 4 Menghitung Satisfaction Indeks (SI), yaitu WT dibagi (L) length, kemudian dikali

100%

SI= 100% Keterangan

WT : Weighted Total (hasil penjumlahan dari seluruh weighted score) L : Length (skala maksimal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 5)

Sebagai hasil akhir analisis ini menghasilkan sebuah index kepuasan yang terbagi kepada 5 kategori, Aritonang (2005) menyatakan klasikfikasi selang kepuasan CSI sebagai berikut:

1 Pada selang 0% sampai dengan 34% kepuasan nelayan terhadap pelayanan dikategorikan sangat tidak baik atau sangat tidak memuaskan

2 Pada selang 35% sampai dengan 50% kepuasan nelayan terhadap pelayanan dikategorikan tidak baik atau tidak memuaskan

3 Pada selang 51% sampai dengan 65% kepuasan nelayan terhadap pelayanan dikategorikan standar atau cukup

4 Pada selang 66% sampai dengan 80% kepuasan nelayan terhadap pelayanan dikategorikan puas

(14)

Analisis faktor-faktor kepuasan PPN Palabuhanartu

Metode yang akan dipergunakan dalam analisis ini adalah Importance Performance Analisis dan analisis gap. Pada analisis IPA dilakukan pengukuran perbandingan skor tingkat kinerja dengan skor tingkat kepentingan nelayan terhadap pelayanan produk atau jasa yang diberikan pihak pelabuhan. Tingkat perbandingan inilah yang akan menentukan urutan prioritas faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan nelayan. Pada penelitian ini terdapat dua peubah yaitu peubah X yang merupakan persepsi tingkat kinerja pelabuhan dan Peubah Y yang merupakan persepsi tingkat kepentingan nelayan terhadap atribut pelayanan yang diberikan pihak pelabuhan. Penilaian dari nelayan terhadap variabel X dan Y didasarkan pada jawaban nelayan terhadap kuisioner terkait atribut pelayanan PPN Palabuhanratu yang dipergunakan oleh peneliti selama wawancara.

Untuk menjabarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut-atribut pada mutu pelayanan, maka digunakan diagram kartesius. Diagram kartesius merupakan suatu grafik gabungan yang terbagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X , Y). Adapun tahap- tahap yang dilakukan adalah :

1) Penentuan nilai kepentingan dan kinerja atribut pelayanan

Tabel 5 Penentuan tingkat kepentingan dan kinerja atribut pelayanan

No Atribut Nilai Tingkat Kinerja (X) Nilai Tingkat Kepentingan (Y) 1

2 … I

Sumber: Hamidi 2008 (Tabel dimodifikasi kembali)

2) Mengisi sumbu X (mendatar) pada diagram kartesius dengan skor tingkat pelaksanaan atau kinerja dan sumbu Y ( tegak ) diisi dengan skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, setiap faktor akan mempengaruhi kepuasan nelayan dengan rumus :

, ∑

(15)

Tabel 6 Penilaian responden terhadap atribut tingkat kinerja

Responden Atribut tingkat kinerja (X) Total

1 2 3 4 5 … i ∑

1 2 3

..

N

n n n n n … n

Sumber: Hamidi 2008 (Tabel dimodifikasi kembali)

Tabel 7 Penilaian Responden terhadap Atribut Tingkat Kepentingan

Responden Atribut tingkat kepentingan Total

1 2 3 4 5 … i ∑

1 2 3 … N

n n n n n … n

Sumber: Hamidi 2008 (Tabel dimodifikasi kembali)

3) Menghitung letak batas dua garis berpotongan tegak lurus pada , dengan rumus sebagai berikut :

(16)

Sumber: Aritonang (2006)

Gambar 1 Diagram Importance-Performance Matriks.

Keterangan :

A. Concentrate Here (konsentrasi di sini).

Atribut yang terletak dalam kuadran ini merupakan atribut yang penting dan diharapkan oleh konsumen, tetapi persepsi dan kinerja aktual yang ada pada saat ini belum memuaskan. Pihak manajemen berkewajiban mengalokasikan sumberdaya yang memadai untuk meningkatkan kinerja atribut tersebut. Atribut yang terletak pada kuadran ini juga merupakan prioritas untuk ditingkatkan.

B. Keep up with the good work (pertahankan prestasi).

Atribut yang terletak pada kuadran ini merupakan atribut yang penting dan diharapkan dan kinerjanya sudah memuaskan. Pihak manajemen berkewajiban memastikan bahwa kinerja institusi dapat terus mempertahankan prestasi yang telah dicapai.

C. Low Priority (prioritas rendah)

Atribut yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat kinerja aktual yang rendah, sekaligus dianggap tidak terlalu penting oleh konsumen sehingga manajemen tidak perlu memprioritaskan atau terlalu memberikan perhatian pada faktor-faktor tersebut. D. Possibly Overkill (terlalu berlebih).

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sudah memuaskan kinerjanya akan tetapi tidak terlalu penting. Pihak manajemen perlu mengalokasikan sumberdaya yang terkait dengan atribut tersebut kepada atribut lain yang mempunyai prioritas lebih tinggi dan membutuhkan peningkatan misalnya di kuadran B.

(17)

kinerja produk atau jasanya. Semakin besar gap suatu atribut maka tingkat kepuasan konsumen akan semakin tinggi. Sebaliknya, jika harapan lebih besar dari nilai kerjanya maka dikatakan konsumen kecewa atau tidak puas terhada atribut tersebut.

Untuk menggambarkan kriteria kepuasan, dibuat selang frekuensi kelas untuk selisih nilai kinerja dan kepentingan. Menurut Walpole (1992)untuk membuat selang frekuensi/ kelas bagi segugusan data yang besar dapat dilakukan dengan mengikuti langkah- langkah sebagai berikut:

1 Tentukan banyaknya selang frekuensi/ kelas yang diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan 5 selang frekuensi

2 Tentukan besar wilayah data tersebut dengan mengurangi data terbesar dengan data terkecil.

3 Tentukan lebar lebar kelas dengan membagi wilayah tersebut dengan banyaknya kelas

4 Tentukan limit bawah kelas bagi selang pertama dan kemudian batas bawah kelasnya. Tambahkan lebar kelas pada batas bawah untuk mendapatkan batas atas kelasnya.

5 Daftarkan semua limit kelas dan batas kelas dengan cara menambahkan lebar kelas pada limit dan batas selang sebelumnya

6 Tentukan frekuensi bagi masing-masing kelas

7 Jumlahkan kolom frekuensi dan perikasa apakah hasilnya sama dengan banyaknya total sampel penelitian.

Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini adalah: Penelitian yang akan dilakukan hanya terbatas pada fasilitas yang sering dan secara rutin dipergunakan nelayan dalam operasi penangkapan ikan. Meliputi 6 (enam) fasilitas, yaitu: tambat labuh, TPI, docking, BBM, air bersih dan es.

HASILDAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi PPN Palabuhanratu

Fasilitas Tambat Labuh

Terdapat dua unit dermaga di PPN Palabuhanratu, yaitu dermaga I dan dermaga II. Dermaga tersebut terbagi menjadi dermaga tambat, muat dan labuh. Dermaga I memiliki panjang 500 m dipergunakan sebagai dermaga pendaratan I 81 m, muat 315 m dan perbaikan (docking) 66 m.Kriteria kapal yang boleh bertambat di dermaga ini memiliki ukuran kurang dari 30 GT.Dermaga II memiliki panjang 400 m terdiri dari dermaga pendaratan 165 m, muat 235 m dengan kriteria kapal yang boleh bertambat di dermaga ini memiliki ukuran 30 GT atau lebih (PPN Palabuhanratu, 2010).

(18)

optimal.Kondisi ini jelas menyulitkan kapal saat hendak tambat labuh maupun melakukan pengisian bahan kebutuhan melaut.

Disatu sisi pihak manajemen PPN Palabuhanratu juga harus lebih tegas dalam mengatur kapal yang melakukan tambat labuh di dermaga, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa ditemukan kapal yang bertambat di dermaga pendaratan. Akibatnya luas kolam pelabuhan tidak termanfaatkan dengan maksimal dan menghalangi proses alur gerak aktifitas kapal (bongkar muat-sandar-melaut). Seharusnya nelayan di PPN Palabuhanratu melakukan aktifitas pendaratan hasil tangkapannya di dermaga pendaratan, kemudian nelayan tersebut melabuhkan kapalnya di kolam pelabuhan untuk menunggu waktu memuat bahan kebutuhan melaut di dermaga muat.Penjemuran dan perbaikan alat tangkap di sepanjang dermaga sandar juga masih banyak ditemukan.Kegiatan ini juga menjadi salah satu penyebab nelayan enggan melabuhkan kapalnya di area sandar sesuai ketentuan.Pengelola PPN Palabuhanratu menyatakan bahwa luas kolam I keseluruhannya adalah 3.000 m² dengan kedalaman kolam 1,5 m sampai 3,5 m sedangkan kolam pelabuhan II memiliki luas 2.000 m² dengan kedalaman kolam 3 m sampai 4 m. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor: PER8/MEN/2012, salah satu syarat PPN adalah “Dermaga mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT kapal perikanan sekaligus”. Dalam pasal/ayat selanjutnya juga disebutkan bahwa kolam pelabuhan PPN harus memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 10 ha. Kedua syarat ini sebenarnya telah mampu dipenuhi oleh PPN Palabuhanratu, akan tetapi traffic kapal yang cukup padat terkadang menjadikan kolam pelabuhan kelebihan kapasitas dan tidak sanggup lagi menampung kapal baru. Kondisi ini dapat diatasi dengan pembangunan dermaga dan kolam pelabuhan baru di PPN Palabuhanratu.

Kewenangan pengelolaan kolam dan dermaga terdapat pada PPN Palabuhanratu. Pihak PPN Palabuhanratu juga berwenang untuk menetapkan serta menarik tarif kepada kapal-kapal yang melakukan aktifitas tambat dan labuh di PPN Palabuhanratu.Tarif tambat labuh yang ditetapkan cukup terjangkau, keluhan yang datang justru dari pihak manajemen yang mengatakan bahwa masih banyak nelayan yang tidak membayar biaya tambat labuh.Yasa (2012) menyatakan bahwa terdapat sekitar 60% kapal yang tidak membayar biaya tambat labuh kepada pihak Palabuhanratu.Kondisi ini seharusnya dapat ditangani oleh pihak PPN Palabuhanratu dengan menetapkan regulasi dan kontrol yang lebih ketat dalam penarikan biaya.Pihak PPN Palabuhanratu juga harus lebih ketat dalam menjaga kebersihan kolam pelabuhan, saat ini kondisi kolam pelabuhan dipenuhi dengan kotoran, limbah serta bangkai kapal.

Fasilitas TPI

(19)

tercantumdalam Bab II pasal 4 ayat 2 yang berbunyi: „Kepala daerah menunjuk KUD sebagai penyelenggara pelelangan ikan setelah memenuhi syarat’, serta didukung oleh Perda Jabar No.5 tahun 2005 tentang penyelenggaraan pelelangan ikan. Berdasarkan SKB tersebut pihak pengelola PPN Palabuhanratu beralih peran menjadi hanya pemilik fasilitas berupa lahan dan bangunan TPI, sedangkan pengelolaan TPI dijalankan oleh Koperasi Unit Desa Mina Sinar Laut.

Kondisi pelelangan saat ini belum berjalan dengan maksimal.Sebagian besar hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu tidak dijual melalui TPI.Pada hasil tangkapan dengan nilai ekonomis tinggi untuk ekspor seperti ikan tuna, nelayan dapat langsung menjualnya ke perusahaan penanganan dan pendistribusian tuna di PPN Palabuhanratu.Hasil tangkapan ekonomis tinggi non ekspor seperti baby tuna, cakalang dan ikan layaran langsung dijual kepada pedagang di pasar ikan yang berada di belakang TPI.Hasil tangkapan dengan nilai ekonomis sedang dan rendahlah yang kemudian masuk dan dijual ke TPI.

Hasil tangkapan yang tidak dilelang tetap dibayarkan retribusinya oleh bakul dan pihak eksportir. Kondisi ini sekilas terlihat ideal, akan tetapi kondisi ini mengakibatkan penurunan nilai Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sukabumi. Lubis et al. (2010) memperkirakan bahwa selisih penerimaan PAD di Kabupaten Sukabumi mencapai Rp.945.990.679,00/tahun. Selisih penerimaan tertinggi ditemukan pada tahun 2008 dengan nominal sebesar Rp. 1.858..824.550,00 sedangkan selisih terendah terjadi di tahun 2000 dengan nominal sebesar Rp. 122.223.095,00.

Putri (2011) menyatakan bahwa berdasarkan kondisi tersebut, pihak PPN Palabuhanratu tetap melakukan pencatatan hasil tangkapan secara rutin dengan pembagian jenis hasil tangkapan sebagaimana berikut: 1. Komoditas ekspor yang tercatat di PPN Palabuhanratu (fish based on landing) dan 2. Komoditas non ekspor yang tercatat di TPI ( fish based on retribution).

Belum optimalnya performa TPI juga menjadi celah bagi bakul dalam melakukan monopoli dan menekan nelayan dalam proses penentuan harga beli hasil tangkapan. Pelelangan di TPI sebenarnya adalah solusi, lelang menjadikan nelayan memiliki posisi tawardalam proses menetukan harga, sehingga nelayan tidak bermain pasif sebagai penerima harga. Melalui lelang nelayan memiliki kekuatandan berperan sebagai penentu harga.

Kondisi sanitasi di TPI juga menjadi sorotan, berdasarkan fakta di lapangan ditemukan bahwa ketersediaan air tawar bersih di TPI masih belum mencukupi.Terdapat kecendrungan nelayan melakukan penanganan hasil tangkapan dengan menggunakan air laut di kolam pelabuhan.Padahal air tersebut terkontaminasi oleh limbah, sampah dan minyak serta oli bekas.Ketika dipergunakan dalam melakukan penanganan hasil tangkapan terjadi penurunan mutu hasil tangkapan dan permasalahan dari sisi higienitas. Berdasarkan wawancara, nelayan beralasan bahwa, air laut banyak tersedia dan lebih mudah diperoleh sedangkan air tawar ketersediaannya masih belum memadai. Sebenarnya pihak PPN Palabuhanratu telah menyediaakan solusi bagi masalah ini. Pada tahun 2004 pihak PPN melakukan pengadaan barang berupa pompa air laut, akan tetapi saat ini kondisinya tidak berfungsi dan tidak terawat. Kondisi ini dikarenakan sebagian besar badan dan pipa pompa terkena korosi air laut.

Fasilitas Docking

(20)

fasilitas dock pada PPN Palabuhanratu berada di dua pihak, yang pertama pihak PPN Palabuhanratu dan PT Citra Karya Utama (PT CKU) selaku pihak swasta. PPN Palabuhanratu memiliki panjang lahan 33 m yang terletak di arah dermaga I, sedangkan PT Citra Karya Utama mengelola lahan sepanjang 33 m yang bersebarangan dengan dermaga II. Kedua pengelola fasilitas docking (PPN Palabuhanratu dan PT CKU) menetapkan tarif biaya sewa harian lahan docking yang sama yaitu Rp 350,00 per m². Dock adalah fasilitas peabuhan yang berfungsi sebagai tempat bagi nelayan untuk melakukan perbaikan kapal serta perawatan dan terkadang pembuatan kapal. Pelayanan pada fasilitas docking PPN Palabuharatu berupa penyediaan lahan yang dapat digunakan sebagai tempat pembuatan atau perbaikan kapal yang didukung dengan fasilitas listrik. Luas lahan yang tersedia bagi fasilitas

docking PPN Palabuharatu memilki panjang 66 m dan lebar 40 m. Pada fasilitas

docking tersebut disediakan slipway, semacam rel yang dipergunakan untuk menarik kapal dari laut ke darat. Pada operasionalnya, slipway dilengkapi dengan semacam dudukan yang dilengkapi dengan roda.Kapal kemudian diletakan diatas dudukan tersebut lalu ditarik ke darat.

Fasilitas Penyediaan BBM

Pengelolaan fasilitas penyediaan BBM di PPN Palabuhananratu, terdapat 3 perusahaan swasta yang memilki hak kelola atasnya. yaitu KUD Mina Sinar Laut, PT Paridi Asyudewi dan PT Mekartunas Rayasejati. Pada fasilitas BBM sebenarnya kapasitas pihak penyedia jasa sudah mencukupi akan tetapi masih ditemukan nelayan yang melakukan pembelian BBM ke SPBU di luar kawasan pelabuhan. Nelayan lebih memilih membeli pada SPBU diluar kawasan PPN karena mempertimbangkan biaya angkut dan jarak pengangkutan dari lokasi pembelian ke kapal. Hasil penelitian mengenai pihak-pihak yang terkait dengan penyediaan kebutuhan BBM di PPN Palabuhanratu,kami tampilkan sebagaimana berikut:

1 Pensuplaian BBM oleh KUD Mina Sinar Laut

Pada kegiatan penyaluran BBM, Koperasi Unit Desa Mina Sinar Laut bekerja sama dengan pihak swasta dan Koperasi Mina Nusantara yang merupakan koperasi karyawan PPN Palabuhanratu. Kuota suplai BBM yang dimilikiKUD Mina Sinar Lautadalah sebesar 136 kl per bulan.BBM yang dijual oleh Koperasi Unit Desa Mina Sinar Laut berasal dari PT Pertamina dengan sistem pembelian dengan pembayaran langsung.Koperasi Unit Desa Mina Sinar Laut hanya melayani pembelian BBM dari kapal perikanan di bawah 30 GT.Pembagian keuntungan diantara ketiga pihak tersebut adalah 20% Koperasi Unit Desa Mina Sinar Laut, 60% pemilik modal swasta dan 20% Koperasi Karyawan Mina Nusantara PPN Palabuhanratu. Sistem kerjasama berupa penyewaan lahan yang terletak di dermaga I, beserta prasarana milik PPN Palabuhanratu berupa, kantor, tangki dan Stasiun Pengisian dan Dealer Nelayan (SPDN). Harga beli BBM dari PT Pertamina adalah Rp 4.500,00 per liter dengan margin (potongan) dari Pertamina sebesar Rp 100,00 sampai dengan Rp 150,00 per liternya.Selanjutnya saat pihak KUD Mina Sinar Lautmenjualkepada nelayan, harga BBM tersebut tetap sebesar Rp 4.500,00 per liter.Potongan tersebutlah yang menjadi dasar keuntungan bagi pihak KUD Mina Sinar Laut.

2 Pensuplaian BBM oleh PT Paridi Asyudewi

(21)

pengisian bahan bakar (SPBB).Kuota suplai BBM yang dimiliki oleh PT Paridi Asyudewi untuk didistribusikan adalah sebesar 400 kl/bulan.Kuota ini berasal dari PT Pertamina, dengan sistem pembayaran dimuka.Dalam kegiatan penjualan BBM oleh PT Paridi Asyudewi, pengelola PPN Palabuhanratu tetap melakukan pengawasan terhadap kuota penjualan BBM oleh PT Paridi Asyudewi, dimana perusahaan ini hanya boleh menjual BBM kesemua kapal sesuai kuota perkapal yaitu 75 kl/bulan.

Berdasarkan kontrak kerjasama antara PT Paridi Asyudewi dengan pihak pengelola PPN Palabuhanratu pada tahun 2005, PT Paridi Asyudewi diperbolehkan menambatkan kapal tankernya di dermaga II dan membangun kantor di areal PPN Palabuhanratu. Sesuai dengan kesepakatan pada kontrak tersebut maka PT Paridi Asyudewi diwajibkan membayar biaya tambat labuh sebesar Rp 236.520.000,00 untuk jangka waktu 15 tahun dan biaya kebersihan kolam pelabuhan sebesar Rp 2.102.400,00 per tahun. Selain biaya di atas tidak terdapat pembagian keuntungan antara PT Paridi Asyudewi dengan pengelola PPN Palabuhanratu.yang BBM selanjutnya diangkut menuju kapal tanker milik PT Paridi Asyudewi menggunakan mobil tangki milik PT Paridi Asyudewi. Paridi Asyudewi hanya melayani kapal perikanan di atas 30 GT.

3 Pensuplaian BBM milik PT Mekartunas Rayasejati

Perusahaan Mekartunas Rayasejati merupakan perusahaan perseorangan yang melakukan kegiatan penyediaan kebutuhan BBM bagi kapal di bawah 30 GT di PPN Palabuhanratu.Perusahaan Mekartunas Rayasejatimemiliki kuota 600 kl per bulan dengan PT Pertaminasebagai sumbernya. Pada saat pendistribusian BBM, PT Mekartunas Rayasejati juga dikenakan biaya Rp 100.000,00 oleh PT Pertamina, sebagai biaya sewa mobil tangki untuk pendistribusian BBM.

Bentuk kerjasama antara PPN Palabuhanratu dan PT Mekartunas Rayasejati adalah penyewaan lahan dengan luas 500 m². Lahan tersebut dipergunakan untuk mendirikan kantor administratif dan tempat penyaluran BBM. PT Mekartunas Rayasejati juga menyewa tangki BBM dengan kapasitas 208 m³. Atas penggunaan lahan tersebut PT Mekar Tunas Rayasejati dikenakan biaya pengembangan sebesar Rp 7.500.000,00 untuk jangka waktu 15 tahun, biaya pemeliharaan prasarana sebesar Rp 350.000,00 per tahun dan biaya sewa tangki BBM sebesar Rp 3.000,00 per tonnya. Selain biaya di atas tidak terdapat pembagian keuntungan antara PT Mekartunas Rayasejati dengan pengelola PPN Palabuhanratu.

Fasilitas Penyediaan Air.

Pengelolaan fasilitas air bersih PPN Palabuhanratu sistem pengelolaannya berbasis pada kerja sama antara pihak manajemen PPN Palabuhanratu dengan CV Eko Mulyo. Pada kontrak kerjasama tersebut pihak pengelola PPN Palabuhanratu memgizinkan penggunaan instalasi air bersih berupa tangki air dengan kapasitas 200 m³ beserta berbagai instalasi pendukungnya yang tersedia pada area PPN Palabuhanratu. Berdasarkan kontrak kerjasama tersebut, pihak PPN Palabuhanratu berhak menenerima pembagian keuntungan dari CV Eko Mulyo, berupa kompensasi uang sejumlah Rp 1000,00 per 1 ton air yang terjual. Adapun sumber air yang digunakan oleh CV Eko Mulyo di PPN Palabuhanratu berasal dari PDAM. Selanjutnya air PDAM tersebut ditampung di dalam tangki untuk kemudian dialirkan melalui saluran bawah tanah menuju titik-titik pengisian air yang terdapat di sepanjang dermaga I dan dermaga II.

(22)

tangki ini memiliki kapasitas sebesar 5.000 liter air. Fungsi dari mobil tangki air adalah untuk membawa air bersih ke kapal perikanan yang bertambat di demaga jika instalasi pengisian air bersih di dermaga tidak dapat menjangkau kapal yang dituju. Berdasarkan hasil wawancara diketahui nelayan dapat langsung melakukan pembelian air bersih kepada CV Eko Mulyo. Pemesanannya dapat dilakukan melalui telepon, sedangkan pembelian dilakukan dengan pembayaran dimuka. Harga yang dikeluarkan oleh nelayan di PPN Palabuhanratu untuk mendapatkan air bersih dalah Rp 15.000,00 per blong atau Rp 3.000,00 per jerigen air bersih belum termasuk upah angkut.

Fasilitas Penyediaan Es

Fasilitas pabrik es sampai saat ini di PPN Palabuhanratu masih belum tersedia, selama ini pemenuhan kebutuhan perbekalan es balok di PPN Palabuhanratu dilakukan oleh perusahaan swata yang berasal dari luar PPN Palabuhanratu yaitu pabrik es Sumber Makmur Tirta Jaya dan pabrik es Sari Petojo. Kapasitas produksi masing-masing pabrik adalah 1.000 balok es per hari. Pihak pelabuhan hanya memungut biaya retribusi kendaraan pengantar es balok yang masuk ke lahan PPN Palabuhanratu dan tidak melakukan sistem kerjasama ataupun sewa lahan dengan pihak swasta. Akibatnya pabrik es bukanlah fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola pelabuhan.Terkait dengan penyediaan es, satu-satunya pelayanan yang diberikan oleh pengelola PPN Palabuhanratu adalah izin penyaluran es.

1. Pabrik Es PT Sumber Makmur Tirta Jaya

Pabrik es PT Sumber Makmur Tirta Jaya merupakan perusahaan swasta yang memproduksi es balok dan mendistribusikan es yang diproduksinya ke PPN Palabuhanratu.Pabrik es tersebut berada di luar PPN Palabuhanratu, tetapi masih berada di dalam Kecamatan Palabuhanratu. Sumber air yang digunakan oleh PT Sumber Makmur Tirta Jaya dalam memproduksi es balok berasal dari sungai Cimandiri dengan tahapan produksi sebagai berikut: air sungai Cimandiri dialirkan ke dalam pabrik, lalu air ditampung di dalam bak untuk disaring dan diberi obat agar air jernih (kaporit), air lalu diolah dengan dialirkan ke dalam cetakan baja untuk dibekukan menjadi es balok. Setiap 1 cetakan baja dapat membuat 20 balok es dalam sekali proses, terakhir es balok dimasukkan ke dalam coldstorage untuk disimpan menunggu pesanan.

Es balok yang diproduksi dijual kepada kapal perikanan dan depot es masyarakat dengan harga pabrik Rp 15.000,00 per balok di pabrik es Sumber Makmur Tirta Jaya. Harga es yang dibayarkan oleh nelayan di PPN Palabuhanratu adalah Rp 17.000,00 per balok, hal ini dikarenakan Rp 2.000,00 merupakan upah angkut, upah kuli dan keuntungan agen penyalur es. Terdapat kerjasama antara PT Sumber Makmur Tirta Jaya dan KUD MMSL dalam pendistribusian es balok. KUD MMSL menerima fee Rp 200,00 untuk setiap es balok yang terjual oleh PT Sumber Makmur Tirta Jaya di PPN Palabuhanratu. Dalam kegiatan penyediaan es PT Tirta Jaya menyediakan 3 unit mobil truck dengan kapasitas masing-masing sebesar 175 balok es yang disusun kedalam 35 deret balok es.

2. Pabrik Es Sari Petojo

(23)

mekanisme pemesanan es balok dari nelayan kepada pabrik es Sari Petojo dilakukan melalui telepon.Harga es balok yang dibayarkan oleh nelayan PPN Palabuhanratu adalah Rp 17.000,00 per balok. Es balok yang sudah dipesan langsung dikirim pada hari yang sama menggunakan mobil truck yang bagian atas esnya dilindungi dengan menggunakan terpal untuk melindungi dari cahaya dan panas matahari.

Tingkat Kepuasan Nelayan Terhadap Fasilitas PPN Palabuhanratu

Pada kegiatan operasionalnya, PPN Palabuhanratu menyediakan berbagai jenis pelayanan jasa, pada penelitian ini pengamatan dilakukan terhadap pelayanan jasa tambat labuh, jasa bongkar muat, jasa perbaikan kapal, jasa pelelangan ikan dan jasa penyediaan pelayanan kebutuhan melaut yaitu air bersih, es dan solar. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan setempat diperoleh nilai skor kepuasan nelayan terhadap masing-masing pelayanan jasa tersebut. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan mempergunakan tiga metode pengukuran kuantitatif yaitu Customer Satisfaction Index (CSI), Important Performance Analysis dan analisis gap.

Customer Satisfaction Index (CSI)

Analisis CSI bertujuan menentukan tingkat kepuasan nelayan di PPN Palabuhanratu, analisis ini dilakukan terhadap 6 fasilitas yang terdapat di PPN Palabuhanratu yaitu 1) tambat labuh, (2) TPI ,(3) docking, (4) BBM, (5) air bersih, (6) es. Sebagai hasil akhir dari analisis CSI ini akan dihasilkan sebuah index yang menunjukan kadar kepuasan nelayan terhadap jasa pelayanan fasilitas tertentu.

1. Customer Satisfaction Index tambat labuh

Berdasarkan data pada Tabel dapat diketahui bahwa jasa pelayanan tambat labuh di PPN Palabuhanratu memiliki nilai Weighted Total sebesar 3,81 dan Satisfaction Index sebesar 76% sedangkan nilai Importance Weighting Factor (WF) tertinggi adalah 5,81% yang diperoleh oleh atribut kenyamanan dalam melakukan tambat labuh (1) yang menunjukan bahwa faktor ini merupakan faktor yang dirasa paling penting peranananya oleh nelayan, dalam jasa tambat labuh yang disediakan oleh pihak pengelola PPN Palabuhanratu.

Nilai Customer Satisfaction Indexsebesar 76%, terletak diantara selang 66% sampai dengan 80% menunjukan bahwa kepuasan nelayan terhadap pelayanan jasa tambat labuh di PPN Palabuhanratu berada dikategori puas. Hal ini berarti secara umum nelayan telah merasa puas terhadap pelayanan jasa tambat labuh di PPN Palabuhanratu, keseluruhan perhitungan dapat dilihat pada Tabel 8.

(24)

9 3,86 5,10 3,86 19,68

Weighted Total 380,53

Customer Satisfaction Index 76%

(notes: keterangan atribut pada Tabel 1)

2. Customer Satisfaction Index TPI

Berdasarkan pengukuran tingkat kepuasan nelayan dengan metode CSI dihasilkan nilai Customer Satisfaction Index TPI PPN sebesar 59%. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 9. Nilai ini terletak pada selang 51% sampai dengan 65%. Nilai tersebut menunjukan bahwa secara keseluruhan tingkat kepuasan nelayan berada di kisaran standar, dimana nelayan tidak merasa puas atau pun tidak puas. Nelayan berangapan bahwa tingkat pelayanan yang dirasakan adalah sudah merupakan hak nelayan. Diketahui IWF terbesar diperoleh oleh atribut pembersihan rutin terhadap TPI, baik sebelum dan setelah lelang (19) dengan nilai 5,13.

(25)

19 4,21 5,13 2,79 14,30

21 3,29 4,00 3,54 14,15

22 4,50 5,48 2,50 13,70

Total 82,11 100,00 61,68

Weighted Total 292,94

Customer Satisfaction Index 59%

(notes: keterangan atribut pada Tabel 1)

3. Customer Satisfaction Indexdocking.

Berdasarkan pengukuran tingkat kepuasan nelayan dengan metode CSI dihasilkan nilai Customer Satisfaction Index docking sebesar 62 serta weighted total sebesar 312,42. Dari penilaian yang dilakukan oleh nelayan, kriteria kepuasan jasa pelayanan docking pada PPN Palabuhanratu dikategorikan “cukup”. Hal ini didasarkan pada nilai CSI, mengacu pada tinjauan pustaka, nilai tersebut berada di kisaran selang selang 51% sampai dengan 65%. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10. Nilai IWF terbesar ditemukan pada atribut kecepatan proses pelayanan perbaikan kapal (18), dengan nilai 4,86.

Tabel 10 Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) docking

No

Weighted Total 312,42

Customer Satisfaction Index 62%

(26)
(27)

4. Customer Satisfaction Indexpenyedian BBM

Berdasarkan pengukuran tingkat kepuasan nelayan dengan metode CSI dihasilkan nilai Customer Satisfaction Index penyediaan BBM sebesar 75%. Mengacu pada tinjuan pustaka nilai ini terletak pada selang 66% sampai dengan 80%, dimana kepuasan nelayan terhadap pelayanan dikategorikan “puas”.Nilai Weighting Factor

bervariasi diantara kisaran 3% sampai dengan 4%. Nilai tersebut menunjukan bobot pengaruh atribut tersebut terhadap kualitas pelayanan penyediaan kebutuhan BBM di PPN Palabuhanratu. Besaran nilai ini tidak terlalu besar variasinya, dapat dikatakan bahwa dalam pelayanan penyediaan BBM pada PPN Palabuhanratu tidak terdapat atribut yang terlalu dominan, meski demikian nilai Weighting Factor tertinggi diperoleh oleh atribut ketersedian seragam dan tanda pengenal agen (16) dengan nilai 3,79%. Keseluruhan perhitungan CSI pada penyediaan BBM di PPN Palabuhanratu dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada BBM No

Weighted Total 372,60

Customer Satisfaction Index 75%

(notes: keterangan atribut pada Tabel 1)

5. Customer Satisfaction Index Penyediaan Air Bersih

(28)

Palabuhanratu disajikan dalam Tabel 12. Mengacu pada tinjauan pustaka nilai Customer Satisfaction Index terletak pada selang 66% sampai dengan 80% dengan demikian dapat dinyatakan kepuasan nelayan terhadap pelayanan dikategorikan sebagai “puas”.

Tabel 12 Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada Air Bersih No

Weighted Total 357,01

Customer Satisfaction Index 72%

(notes: keterangan atribut pada Tabel 1)

6. Customer Satisfaction Index Penyediaan Es

(29)

Tabel 13 Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada Es

Weighted Total 361,93

Customer Satisfaction Index 73%

(notes: keterangan atribut pada Tabel 1)

Faktor-FaktorPenentu Kepuasan Nelayan PPN Palabuhanratu

Pada analisis ini akan dipergunakan dua alat analisis yaitu: Importance-Performance Analysis (IPA) dan analysis gap.Analisis Importance Performance

secara spesifik menganalisis tingkat kinerja dan kepentingan tiap-tiap atribut dimensi kualitas jasa di PPN Palabuhanratu. Rata-rata kinerja tiap atribut dinyatakan sebagai sumbu x sedangkan rata-rata kepentingan dinyatakan sebagai sumbu y, kemudian nilai rataan secara keseluruhan dari tingkat kinerja dan tingkat kepentingan dihitung, hasilnya kemudian dipetakan ke dalam diagram kartesius. Masing masing atribut akan menempati salah satu dari empat kuadran yang terdapat dalam diagram tersebut, berdasarkan rata-rata skor kinerja (RSK) dan rata-rata skor kepentingannya (RSP) yang dimilikinya. Penjelasan tiap kuadran dapat dilihat pada Gambar 1 (halaman 8). Importance Performance Analysis

1. Importance Performance Analysis Tambat Labuh

(30)

Gambar 2Importance Performance Analysis jasa tambat labuh

Pada kuadran (A) Concentrate Here, atribut yang masuk ke dalam kuadran ini diantaranya adalah atribut: keteraturan kapal ketika sandar(2), ketersedian seragam dan tanda pengenal petugas pelabuhan(10), perbaikan fasilitas dermaga dan kolam pelabuhan(18), ketersedian bukti transaksi (5)dan kesediaan perusahaan untuk mendengar keluhan (14). Pada kuadran (B) Keep Up The Good Workterdapat 6 faktor jasa pelayanan tambat labuh yaitu: kemudahan pembayaran, pemesanan dan prosedural(12), tarif pembayaran tambat labuh (4), kondisi fasilitas dermaga(6), rasa aman nelayan ketika tambat labuh atau bongkar muat(3), kenyamanan dalam bongkar muat(1) dan kapisitas/daya tampung dermaga (7).Pada kuadran (C) Low Priorityatribut yang termasuk ke dalam kuadran ini diantaranya adalah maintenance / perawatan terhadap fasilitas yang tersedia(19), kesedian pegawai untuk membantu(13), ketepatan waktu dalam jam pelayanan bongkar muat (16), kondisi fasilitas kolam pelabuhan (8). Pada kuadran terakhir yaitu kuadran (D) Possibly Overkillterdapat 4 atribut yaitu: daya tampung kolam pelabuhan (9), kemudahan akses terhadap fasilitas (11), kemudahan nelayan menghubungi pihak penyedia jasa (15) dan lama waktu antrian kapal ketika akan melakukan tambat labuh (17)

2. Importance Performance Analysis TPI

Berdasarkan analisis Importance Performance yang telah dilakukan terhadap jasa TPI di PPN Palabuhanratu, diperoleh grafik kuadran Importance Performance Analysis

(31)

Gambar 3Importance Performance Analysis jasa pelayanan TPI

(32)

3. Importance Performance Analysis Docking

Berdasarkan analisis Importance Performance yang telah dilakukan terhadap jasa docking di PPN Palabuhanratu, diperoleh grafik kuadran Importance Performance Analysis sebagaimana berikut:

Gambar 4Importance Performance Analysis jasa pelayanan docking

Pada Kuadran (A) Concentrate Here, atribut yang termasuk ke dalam kuadran ini diantaranya adalah kualitas kapal yang diperbaiki (3), kapisitas/daya tampung fasilitas dok kapal (10) dan kecepatan proses pelayanan perbaikan kapal (18). Pada Kuadran (B) Keep Up The Good Work, atribut yang ditemukan didalamnya adalah atribut keandalan petugas dalam melakukan pelayanan perbaikan kapal (2), pengetahuan petugas yang memadai terhadap perbaikan kapal (4), harga jasa perbaikan kapal yang ditawarkan terjangkau (11), kemudahan nelayan menghubungi pengelola fasilitas doking (17) dan ketepatan waktu dalam lama pelayanan perbaikan kapal (20).Sedangkan pada kuadran (C) Low Priority atribut yang termasuk ke dalam kuadran ini diantaranya adalah kondisi fasilitas perbaikan kapal (8),

maintenance/perawatan terhadap fasilitas yang tersedia (22), kesediaan perusahaan untuk mendengar keluhan (16), ketersedian seragam dan tanda pengenal petugas

(33)

fasilitas yang rusak (21) dan ketersediaan pelayanan perbaikan kapal sepanjang tahun (1)

4. Importance Performance Analysis penyediaan BBM

Berdasarkan analisis Importance Performance yang telah dilakukan terhadap jasa penyediaan BBMdi PPN Palabuhanratu diperoleh grafik kuadran Importance Performance Analysis sebagaimana berikut:

Gambar 5Importance Performance Analysis Jasa Penyediaan BBM

(34)

pengetahuan petugas terkait pelayanan yang diberikan(5), kesedian pegawai untuk membantu(19) dan kemudahan pelanggan menghubungi penyedia jasa (22).

5. Importance Performance Analysis penyediaan Air Bersih

Berdasarkan analisis Importance Performance Analysis yang telah dilakukan terhadap jasa penyediaan air bersihdi PPN Palabuhanratu diperoleh grafik kuadran

Importance Performance Analysis sebagaimana berikut:

Gambar 6Importance Performance Analysis Jasa Penyediaan Air Bersih

(35)

pembelian air (23), lama waktu menunggu pembelian air (24), ketepatan waktu dalam jam pelayanan pembelian air(25) dan kecepatan proses distribusi air (26). Pada kuadran (D) Possibly Overkill, atribut-atribut yang terdapat pada kuadran D pada jasa pelayanan tambat labuh PPN Palabuhanratu adalah atribut administrasi pembayaran jasa penyediaan air (8).

6. Importance Performance Analysis penyediaan Es

Berdasarkan analisis Important-Performance yang telah dilakukan terhadap jasa penyediaan esdi PPN Palabuhanratu diperoleh grafik kuadran Importance Performance Analysis sebagaimana berikut:

Gambar 7Importance Performance Analysis Jasa Penyediaan Es

(36)

terdapat pada kuadran D adalah atribut keakuratan jumlah antara pemesanan es dengan jumlah es yang diterima (4), ketersedian bukti transaksi pembelian es(11), harga es yang ditawarkan (14), keberadaan petugas di lokasi pengisian es(15), kemudahan pembayaran, pemesanan dan prosudural pembelian es (18), lama waktu menunggu pembelian es(24), kecepatan proses distribusi es(26).

Selanjutnya guna mempertajam dan mencermati selisih antara kinerja dan kepentingan suatu atribut maka analisis gap dilakukan. Analisis ini didasarkan pada selang kelas yang tercipta dari selisih antara nilai rata-rata kinerja dan persepsi atribut tersebut. Selang ini kemudian dapat digunakan dalam menentukan tingkat kepuasan nelayan terhadap tingkat pelayanan fasilitas tertentu di PPN Palabuhanratu. Semakin kecil nilai selisih antara kinerja dan kepentingan, berarti perbedaan harapan nelayan terhadap kinerja pelayanan semakin dekat jaraknya. Meski ada beberapa nilai yang dinyatakan dalam nilai minus bukan berarti tingkat kepuasan nelayan berada di tingkatan yang buruk. Hal ini dikarenakan nilai selang yang dipergunakan dalam analisis gap diperoleh dari pengurangan antara nilai rata-rata skor kinerja dan kepentingan.

Dengan demikian jika nilai rata-rata kinerja suatu atribut berada diatas nilai rata-rata persepsinya, maka selisih yang dihasilkan akan bernilai positif. Sebaliknya jika rata-rata kinerja suatu atribut berada dibawah nilai rata-rata persepsinya, maka selisih yang dihasilkan akan bernilai negatif. Perlu digarisbawahi bahwa selang selisih kinerja ini tidak mutlak sifatnya, melainkan berbeda-beda antar satu fasilitas dengan fasilitas lainnya. Hal ini terjadi karena seperti yang telah ditekankan sebelumnya, selang kelas tersebut dihasilkan dari selisih nilai rata-rata skor kinerja dengan kepentingan dari atribut fasilitas tertentu. Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis berpendapat bahwa penilaian terhadap gap yang terdapat pada masing-masing atribut pelayanan perlu dilakukan, oleh karenanya penulis melakukan analisis gap dengan rincian sebagaimana berikut:

Gap Analysis

1 Gap Analysis Tambat Labuh

Berdasarkan analisis gap yang dilakukan terhadap nilai kinerja dan kepentingan atribut kepuasan tambat labuh PPN Palabuhanratu diperoleh sebaran distribusi kelas serta jumlah atribut yang terdapat didalamnya.

Tabel 12 Sebaran gap kinerja dan frekuensi jasa tambat labuh

Kriteria Selang Kelas Frekuensi Persentase

Sangat tidak puas -0,89 sampai dengan -0,61 2 10,53

Tidak puas -0,60 sampai dengan -0,33 3 15,79

Cukup puas -0,32 sampai dengan -0,04 9 47,37

Puas -0,03 sampai dengan 0,24 4 21,05

Sangat puas 0,25 sampai dengan 0,54 1 5,26

Total 19 100,00

(37)

Tabel 13 Tingkat kesenjangan jasa tambat labuh PPN Palabuhanratu

3 A (10) Ketersedian seragam dan tanda

pengenal petugas pelabuhan 3.75 4.00 -0.25 cukup puas

4 A (14) Kesediaan perusahaan untuk

mendengar keluhan 3.07 3.96 -0.89

sangat tidak puas

5 A (18) Perbaikan fasilitas dermaga

dan kolam pelabuhan 3.32 4.04 -0.71

sangat tidak puas

2 Gap Analysis TPI

Berdasarkan analisis gap yang dilakukan terhadap nilai kinerja dan kepentingan atribut kepuasan terhadap TPI PPN Palabuhanratu diperoleh sebaran distribusi kelas serta jumlah atribut yang terdapat didalamnya.

Tabel 14 Sebaran gap kinerja dan frekuensi jasa TPI

Kriteria Selang kelas Frekuensi Persentase

Sangat tidak puas -2,00 Sampai dengan -1,56 1 4,76

Keseluruhan gap kinerja dan kepentingan atribut TPIpada kuadran A dari important performance analysisPPN Palabuhanratu ditampilkan pada Tabel15:

Tabel 15 Tingkat kesenjangan pelayanan jasa TPI PPN Palabuhanratu No Posisi

A 10 (biaya yang dibayarkan saat

lelang terjangkau)

2.54 4.04 -1.50 tidak puas

3 A 6 (ketersedian bukti transaksi lelang) 2.43 3.96 -1.54 tidak puas

4 A 19 (pembersihan rutin terhadap TPI) 2.79 4.21 -1.43 tidak puas

5

A 21 (kecepatan proses pembayaran

uang lelang).

2.50 4.50 -2.00 sangat tidak

puas

3 Gap Analysis docking

Berdasarkan analisis gap yang dilakukan terhadap nilai kinerja dan kepentingan atribut kepuasan terhadap docking PPN Palabuhanratu diperoleh sebaran distribusi kelas serta jumlah atribut yang terdapat di dalamnya.

Tabel 16 Sebaran gap kinerja dan frekuensi jasa docking

Keterangan Selang kelas Frekuensi Persentase

(38)

Keseluruhan gap kinerja dan kepentingan atributdockingpada kuadran A dari

important performance analysisPPN Palabuhanratu ditampilkan pada Tabel17:

Tabel 17 Tingkat kesenjangan pelayanan jasa docking PPN Palabuhanratu No Posisi

Kuadran Atribut RSK RSP GAP

Penilaian nelayan 1 A Kualitas kapal yang diperbaiki baik 3.11 4.04 -0.92 tidak puas

2 A Kapisitas/daya tampung fasilitas dok

kapal 2.48 3.82 -1.34

sangat tidak puas

3 A Ketersedian seragam dan tanda

pengenal petugas doking 2.44 3.32 -0.88 tidak puas

4 Gap Analysis penyediaan BBM

Berdasarkan analisis gap yang dilakukan terhadap nilai kinerja dan kepentingan atribut kepuasan terhadap penyediaan BBM PPN Palabuhanratu diperoleh sebaran distribusi kelas serta jumlah atribut yang terdapat di dalamnya.

Tabel18 Sebaran gap kinerja dan frekuensi jasa penyediaan BBM

Kriteria Selang kelas Frequensi Persentase

Sangat tidak puas -1,53 Sampai dengan -1,15 2 7,14

Tidak puas -1,14 Sampai dengan -0,76 8 28,57

Cukup puas -0,75 Sampai dengan -0,37 7 25,00

Puas -0,36 Sampai dengan 0,02 8 28,57

Sangat puas 0,03 Sampai dengan 0,42 3 10,71

Total 28 100,00

Keseluruhan gap kinerja dan kepentingan atribut BBM pada kuadran A dari important performance analysis PPN Palabuhanratu ditampilkan pada Tabel berikut

Tabel19 Tingkat kesenjangan penyediaan BBM PPN Palabuhanratu No Posisi

2 A 16 (ketersedian seragam dan

tanda pengenal agen) 2.97 4.50 -1.53

sangat tidak puas

3 A 23 (kecepatan proses pelayanan

pembeliaan BBM) 3.55 4.25 -0.70 cukup puas

4 A (27) Perbaikan fasilitas yang

rusak 3.59 4.32 -0.74 cukup puas

5. Gap Analysis penyediaan air bersih

(39)

Tabel 20Sebaran gap kinerja dan frekuensi jasa air bersih

Kriteria Selang kelas Frequensi Persentase

Sangat tidak puas -0,34 sampai dengan -0,19 4 14,28

Keseluruhan gap yang terdapat pada kinerja dan kepentingan atribut air bersih PPN Palabuhanratu ditampilkan pada Tabel berikut:

Tabel 21 Tingkat kesenjangan penyediaan air bersih PPN Palabuhanratu No Posisi

2 A Maintenance / perawatan terhadap

fasilitas yang tersedia 3.34 3.66 -0.31

sangat tidak puas

6. Gap Analysis penyediaan es

Berdasarkan analisis gap yang dilakukan terhadap penyediaan es PPN Palabuhanratu diperoleh sebaran distribusi kelas serta jumlah atribut yang terdapat didalamnya

Tabel 22 Sebaran gap kinerja dan frekuensi jasa Es

Kriteria Selang kelas Frequensi Persentase

Sangat tidak puas -0.79 sampai dengan -0.54 2 7.14

Keseluruhan gap kinerja dan kepentingan atribut Es pada kuadran A dari important performance analysis PPN Palabuhanratu ditampilkan pada Tabel 25

Tabel 23 Tingkat kesenjangan pelayanan jasa Es PPN Palabuhanratu No Posisi

(19) Kesedian pegawai untuk

membantu 3.24 3.62 -0.38 tidak puas

3 A

(25) Ketepatan waktu dalam jam

pelayanan pembelian air 3.21 3.97 -0.76

sangat tidak puas

4 A

(27) Perbaikan fasilitas yang

rusak 3.48 3.66 -0.17 cukup puas

5 A

(28)Maintenance / perawatan

(40)

Bahasan terangkum

Kepuasan merupakan sesuatu yang abstrak dan subjektif. Dalam pengukurannya, tingkat kepuasan dinyatakan dalam sebuah fungsi (kinerja dikurangi dengan persepsi). Tingkat kepuasan PPN Palabuhanratu merupakan gabungan dari

customer satisfasction index dari fasilitas-fasilitas di PPN Palabuhanratu, dinyatakan dalam Tabel 24:

Tabel 24Customer Satisfasction IndexPPN Palabuhanratu

Fasilitas Skor CSI Kategori

Tambat Labuh 76% Puas

Kategori Kepuasan (%) Cukup 33,33%

Puas 66,67%

Berdasarkan Tabel 24 diketahui bahwa secara keseluruhan kinerja PPN Palabuhanratu terletak pada kategori puas dengan nilai 69%, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara keseluruhan nelayan puas dengan kinerja dari pihak penyedia jasa PPN Palabuhanratu. Semakin baik kualitas jasa yang diberikan maka akan dihasilkan tingkat penilian yang lebih baik juga.

Selain kualitas, pihak penyedia jasa pelayanan juga berkewajiban memenuhi kebutuhan nelayan dari segi kuantitas. Baik dalam penyesuaian daya tampung fasilitas tambat labuh, docking, TPI dan pemenuhan kebutuhan melaut nelayan, dari segi ketersediaan es, air dan BBM. Pada aspek pemenuhan kapasitas/produksi diketahui bahwa 4 fasilitas dari 6 fasilitas yang diteliti telah mampu mencukupi kebutuhan nelayan atau 66,33% dari keseluruhan kapasitas yang diteliti. Adapun ke empat fasilitas tersebut adalah tambat labuh, TPI, docking, fasilitas penyediaan air. Pada fasilitas BBM kuota yang terdapat di para pihak penyedia jasa sebenarnya sudah mencukupi, akan tetapi fakta dilapangan menunjukkan masih terdapat nelayan yang melakukan pembelian BBM di luar PPN. Nelayan lebih memilih membeli pada SPBU diluar kawasan PPN karena mempertimbangkan biaya angkut dan jarak pengangkutan dari lokasi pembelian ke kapal.Pada 6 fasilitas yang telah diteliti ditemukan bahwa 5 diantaranya telah tersedia di PPN Palabuhanratu yaitu: tambat labuh, TPI, docking, fasilitas penyediaan air dan penyediaan BBM atau sebesar 83,33% dari keseluruhan kapasitas yang diteliti.

(41)

transaksidan kesediaan perusahaan untuk mendengar keluhan. Nilai kesenjangan terbesar diperoleh dari atribut bernomor 18 (perbaikan fasilitas dermaga dan kolam pelabuhan) serta 14 (kesediaan perusahaan untuk mendengar keluhan). Hal ini berkaitan dengan keluhan nelayan yang masih belum ditanggapi akan minimnya kebersihan kolam pelabuhan. Masih banyak bangkai kapal dan sampah yang dibiarkan bertebaran di kolam pelabuhan. Nelayan mengkhawatirkan hal tersebut dapat menggangu operasional tambat labuh kapal di kemudian hari. Nelayan mengharapkan dapat dilakukan pengerukan kolam pelabuhan, berdasarkan wawancara dengan nelayan diketahui bahwa pengerukan terakhir dilakukan 2 tahun yang lalu.

Selain itu, kondisi bolard dan fender di dermaga yang sudah tidak prima, meski masih dapat dipergunakan. Adapun atribut yang tingkat kepuasannya paling tinggi adalah atribut bernomor kemudahan pelanggan menghubungi penyedia jasa (15), kemudian disusul oleh atribut bernomor antrian kapal menunggu bongkar mua (17).

Pada fasilitas TPI dari analisis CSI diketahui jasa pelayanan TPI di PPN Palabuhanratu memiliki nilai SatisfactionIndex sebesar 59%. Kepuasan nelayan berada di kategori “cukup”. Fokus perbaikan yang harus dilakukan adalah ketersedian bukti transaksi lelang, keterjangkuan biaya lelang, jumlah pelelangan per hari, pembersihan rutin terhadap TPI dan kecepatan proses pembayaran uang lelang. Peralihan hak pengelolaan menjadi permasalahan yang membuat nelayan enggan menjual hasil tangkapannya di TPI. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan diketahui bahwa uang pembayaran diterima oleh nelayan, pada sore hari, keesokan harinya atau bahkan mencapai dua hari kemudian. Padahal nelayan mengharapkan uang hasil penjualan dapat langsung dinikmati ketika lelang usai. Hal ini membuat nelayan lebih memilih menjual kepada pengumpul,meski dengan harga yang lebih rendah. Pelelangan ikan sebenarnya bertujuan membentuk pola pemasaran hasil tangkapan yang stabil dan transparan. Pada dasarnya, pelelangan berusaha meningkatkan kesejahteraan nelayan dengan meningkatkan pendapatannya melalui penjualan hasil tangkapan kepada penawar tertinggi. Pola ini juga menciptakan persaingan harga sehingga mencegah salah satu pihak memonopoli pasar.Kondisi berikutnya yaitu, sistem patron client yang telah menjadi tradisi diantara juragan pemilik kapal/bakul/penjual ikan dengan nelayanmeski tidak sepenuhnya buruk, sistem ini membiarkan pembeli mendominasi penentuan harga, sehingga melemahkan

bargain nelayan. Keuntungan sistem ini, dari pihak nelayan adalah mereka bisa dengan mudah menguangkan ikan hasil tangkapannya dan tidak perlu khawatir akan ketersediaan pembeli.

Sebenarnya, TPI memberikan solusi dari permasalahan tersebut dengan kegiatan pelelangan ikan yang dapat meningkatkan harga jual hasil tangkapan dimana hasil tangkapan dijual kepada penawar tertinggi. Akan tetapi, sampai saat ini pelelangan di TPI PPN Palabuhanratu masih belum berjalan dengan optimal. Lemahnya kontrol dan dukungan instansi terkait serta kurangnya kesadaran nelayan membuat kondisi ini berlanjut terus menerus sehingga menjadi tradisi yang sulit dihapuskan dikemudian hari.Perbaikan perlu dilakukan dari pihak manajerial PPN Palabuhanratu adalah penyediaan dana segar, baik dari perseorangan maupun dari pihak perbankan untuk talangan uang hasil lelang. Pihak manajemen pelabuhan juga perlu melakukan sosialisi ke nelayan serta menetapkan peraturan yang lebih tegas terkait pelaksanaan lelang di TPI.

(42)

kualitas kapal yang diperbaiki menjadi atribut yang perlu ditingkatkan, atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi berdasarkan persepsi nelayan, akan tetapi pelayanan yang diterima dirasa belum memuaskan. Daya tampung fasilitas docking

juga menurut nelayan perlu ditingkatkan, terkadang pada saat musim barat, dimana kapal-kapal mengalami kerusakan yang berat atau pun perlu melakukan perawatan di

dock lahan docking yang tersedia sudah penuh dan tidak sanggup lagi menampung kapal baru yang akan memasuki lahan tersebut. Pada analisis IPA docking ditemukan bahwa kapasitas dan daya tampung dock perlu ditingkatkan. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara responden nelayan. Pada bulan terntentu menjelang musim puncak, kapasitas docking kapal baik yang disediakan oleh PPN Palabuhanratu maupun dari PT CKU terisi penuh. Kondisi ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak penyedia jasa untuk merencanakan pelebaran lahan docking di kemudian hari.Terkait dengan antrian kapal saat akan docking, nelayan menyatakan bahwa kinerja atribut ini sudah memenuhi harapan dan mampu memuaskan nelayan .Kecepatan perbaikan menjadi fokus perbaikan yang selanjutnya harus diperbaiki, pada sistem kerja harian nelayan menyatakan bahwa terkadang buruh yang mengerjakan perbaikan kapal bekerja lebih lambat dibandingkan dengan ketika melakukan perbaikan dengan sistem borongan. Nelayan menilai bahwa petugas yang melakukan proses perbaikan maupun pembuatan kapal telah memiliki pengetahuan yang memadai serta handal dalam melakukan pekerjaannya. Faktor harga perbaikan yang ditawarkan juga dirasa terjangkau dan tidak memberatkan nelayan. Dalam menghubungi penyedia jasa pelelangan, baik pada pihak PPN Palabuhanratu atau PT CKU dapat nelayan lakukan dengan mudah, ketersediaan bukti transaksi serta administrasi yang tersedia dirasakan telah baik dan memuaskan nelayan. Perbaikan masih perlu dilakukan pada maintenance fasilitas serta kondisi fasilitas dan alat-alat yang dipergunakan dalam melakukan perbaikan kapal. Atribut berikutnya yang harus diperbaiki adalah ketersediaan seragam dan tanda pengenal petugas.

Pada fasilitas penyediaan BBM, dari analisis CSI diketahui jasa penyediaan BBM di PPN Palabuhanratu memiliki nilai SatisfactionIndex sebesar 75%. Kepuasan nelayan terhadap pelayanan dikategorikan “puas”. Fokus perbaikan yang harus diperhatikan adalah ketersedian seragam dan tanda pengenal petugas, kecepatan proses pelayanan pembelian BBM, kondisi fasilitas BBM dan perbaikan fasilitas yang rusak. Pada kondisi di lapangan masih ditemukan nelayan yang melakukan pembeliaan BBM di SPBU di sebelah pelabuhan, dengan alasan stok BBM yang tidak mencukupi dari penyalur di PPN. Mengenai kapasitas stok perusahaan penyalur, berdasarkan analisis IPA diketahui bahwa atribut ini, terdapat di kuadran C. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja pihak penyalur BBM pada atribut ini belum memuaskan, tetapi atribut ini sendiri tidak terlalu penting di mata nelayan. Hal ini dikarenakan terdapat pihak lain yang dapat menjadi susbtitusi penyedia BBM yang mampu menyediakan kebutuhan BBM nelayan. Dalam hal ini yaitu, SPBU yang terdapat di luar pelabuhan

Gambar

Tabel 1 Dimensi kualitas jasa dan atribut yang dianalisis
Tabel 2 Scoresheet kepentingan dan kinerja
Tabel 6 Penilaian responden terhadap atribut tingkat kinerja
Gambar 1 Diagram Importance-Performance Matriks.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan : 1) Mengetahui profil rumah tangga miskin petani jagung di Kecamatan Randangan 2) Mengetahui sumber pendapatan rumah tangga miskin petani jagung di

Pada tanggal 20 Desember 2012, Perusahaan mengakuisisi secara tidak langsung seluruh saham MCA melalui PT Lippo Malls Indonesia (d/h PT Counsulting &

Ada beberapa resiko dalam pengusahaan panas bumi, yaitu resiko yang berkaitan dengan sumberdaya, resiko yang berkaitang dengan kemungkinan penurunan laju produksi

Ketika sebuah peristiwa dikonstruksi media menjadi tayangan bermuatan dakwah dan diakses publik yang meliputi umat Islam selaku mad’u, tentu konstruksi media atas

Kedua mitra menjadi lebih mudah dalam memaksimalkan layanan promosi dan pemasaran produk dengan menggunakan jejaring media sosial, terlebih lagi media sosial tidak berbayar

Teaching reading comprehension through number heads together with teachers scaffolding Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. related to

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) luas perubahan lahan milik masyarakat paling besar berada di Kelurahan Kedungpane mencapai 60%, sedangkan yang paling sedikit berada

Kawasan permukiman harus dilengkapi dengan sistem utilitas lingkungan, antara lain, alat dan sistem alarm kebakaran, alat pemadam kebakaran, jaringan –jaringan air bersih,