PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI
KARAKTER JAJANAN TRADISIONAL KHAS SURABAYA
Program Studi
S1 Desain Komunikasi Visual
Oleh:
YOHANES EV SWANDAWIDHARMA 12420100043
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
DENGAN TEKNIK VEKTOR GUNA MENINGKATKAN
MINAT ANAK PADA PRODUK LOKAL
x 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
xi
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.3.1 Observasi ... 35
3.3.2 Wawancara ... 37
3.3.3 Studi Pustaka ... 37
3.3.4 Dokumentasi ... 37
3.4 Teknik Analisis Data ... 38
3.4.1 Analisis SWOT... 38
BAB IV PEMBATASAN 4.1 Hasil Analisis Data ... 40
4.1.1 Studi Literatur ... 47
4.2 Konsep & Keyword ... 49
4.2.1 Analisis STP ... 49
4.2.2 Unique Selling Preposition ... 51
4.2.3 Analisis SWOT ... 52
4.2.4 Tabel Analisis SWOT ... 53
4.2.5 Keyword ... 55
xii
4.3.3 Strategi Media ... 66
4.4 Sketsa Konsep Buku ... 68
4.5 Implementasi Karya ... 73
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 103
5.2 Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 105
xiii
Gambar 1.2 Jajanan Modern ... 4
Gambar 2.1 Vektor Jajanan Tradisional ... 10
Gambar 2.2 Cover Buku Jajan Pasar Pertamaku ... 11
Gambar 2.3 Warna Panas & Warna Dingin... 32
Gambar 4.1 Buku Monggo Dipun Badhog ... 49
Gambar 4.2 Gambar Tabel SWOT ... 54
Gambar 4.3 Analisa Keyword ... 56
Gambar 4.4 Font Space Comics ... 61
Gambar 4.5 Font Gill Sans ... 62
Gambar 4.6 Diagram Warna Pioneer ... 63
Gambar 4.7 Diagram Warna Gorgeous ... 64
Gambar 4.8 Diagram Warna Terpilih ... 65
Gambar 4.9 Cover Buku ... 69
Gambar 4.10 Halaman Kata Pengantar ... 70
Gambar 4.11 Halaman Pembuka ... 70
Gambar 4.12 Halaman Isi Buku ... 71
Gambar 4.13 Halaman Isi Buku ... 72
Gambar 4.14 Cover Buku ... 73
Gambar 4.15 Hasil Vektor 6 Jajanan ... 74
Gambar 4.16 Hasil Vektor Karakter Cucur ... 75
Gambar 4.17 Hasil Vektor Karakter Cara Bikang ... 76
Gambar 4.18 Hasil Vektor Karakter Kue Lumpur ... 77
xiv
Gambar 4.23 Halaman Kata Pengantar ... 81
Gambar 4.24 Halaman Daftar Isi dan Terima Kasih ... 82
Gambar 4.25 Halaman Pembuka ... 83
Gambar 4.26 Halaman Kue Cucur ... 83
Gambar 4.27 Halaman Ms. Cucur... 84
Gambar 4.28 Halaman Cara Bikang ... 85
Gambar 4.29 Halaman Cara Bikang ... 85
Gambar 4.30 Halaman Mr. Bikang ... 86
Gambar 4.31 Halaman Kue Lumpur ... 87
Gambar 4.32 Halaman Kue Lumpur ... 87
Gambar 4.33 Halaman Mr. Lumpur ... 88
Gambar 4.34 Halaman Kue Jongkong ... 89
Gambar 4.35 Halaman Kue Jongkong ... 89
Gambar 4.36 Halaman Mr. Jongkong ... 90
Gambar 4.37 Halaman Klanting ... 91
Gambar 4.38 Halaman Klanting ... 91
Gambar 4.39 Halaman Ms. Klanting ... 92
Gambar 4.40 Halaman Kue Perut Ayam ... 93
Gambar 4.41 Halaman Kue Perut Ayam ... 93
Gambar 4.42 Halaman Mr. Peyam ... 94
Gambar 4.43 Halaman Tentang Penulis ... 95
Gambar 4.44 Poster 1 ... 96
xvi
LAMPIRAN 2 Form Revisi 1 ... 107
LAMPIRAN 3 Form Revisi 2 ... 108
LAMPIRAN 4 Form Kolokium 2 ... 109
LAMPIRAN 5 Form Revisi 1 ... 110
LAMPIRAN 6 Form Revisi 2 ... 111
LAMPIRAN 7 Form Revisi 3 ... 112
LAMPIRAN 8 Form Kolokium 3 ... 113
LAMPIRAN 9 Form Revisi 1 ... 114
LAMPIRAN 10 Form Revisi 2 ... 115
LAMPIRAN 11 Form Kartu Kegiatan Seminar ... 116
1
1.1LatarBBelakangBMasalah
Jajanan tradijional jaat ini hampir terajingkan dan kurang diminati oleh
warga Surabaya khujujnya anak-anak karena munculnya berbagai macam jajanan modern. Hal ini terjadi karena kurangnya kejadaran warga lokal untuk menghargai dan melejtarikan produk yang ajli dari daerah Surabaya. Jajanan tradijional termajuk jalah jatu budaya yang haruj dilejtarikan, oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang buku ilujtraji karakter jajanan tradijional Surabaya guna meningkatkan minat anak pada produk lokal.
Perancangan buku ilujtraji dengan mengubah jajanan tradijional ke bentuk karakter diharapkan dapat lebih mudah menarik minat anak-anak untuk membaca dan mengerti akan keberadaan jajanan tradijional khaj Surabaya, jehingga produk lokal akan mampu berjaing dengan produk-produk modern.
Dalam Kamuj Bahaja Indonejia (Eko, 2006:88), pelejtarian berajal dari kata dajar lestars yang artinya tetap jelama-lamanya tidak berubah. Lalu, dalam kaidah penggunaan Bahaja Indonejia, kata kunci lestars ditambah awalan ke- dan akhiran –an, maka yang dimakjud pelejtarian adalah upaya untuk membuat jejuatu tetap jelama-lamanya, dapat didefinijikan jebagai upaya untuk mempertahankan jejuatu agar tetap jebagaimana adanya.
termajuk makanan/jajanan tradijional adalah makanan (termajuk jajanan) dan minuman jerta bahan-bahan campuran (sngredsent), yang jecara tradijional telah digunakan dan berkembang di daerah atau majyarakat Indonejia (Anonim, 1996).
Berdajarkan hajil penelitian yang dilakjanakan pada tahun 1988 terbukti bahwa makanan/jajanan yang jifatnya informal ini ternyata memberi kontribuji yang tidak jedikit terhadap perekonomian. Tiga puluh perjen kebutuhan rumah tangga dipenuhi dari makanan/jajanan, (Hubeij, 1995:44). Makanan/jajanan tradijional merupakan makanan yang biaja dimakan jejak beberapa generaji, terdiri dari hidangan yang cocok dengan jelera, tidak bertentangan dengan agama, kepercayaan majyarakat jetempat, dan terbuat dari bahan makanan jerta bumbu-bumbu yang terjedia di daerah jetempat (Sajtroamidjojo, 1995:3).
dilejtarikan agar menjadi daya tarik bagi wijatawan lokal maupun ajing yang jedang berlibur ataupun jekedar berkunjung. Setiap Jajanan tradijional jelalu memiliki rejep, bahan dajar, cara membuat dan cara menyajikan yang berbeda-beda.
B GambarB1.1BJajananBTradisional
Sumber: http://ncc-indonejia.com/2013/12/jajan-pajar-tampah/
tidak diakuijiji oleh negara lain.
Anak-anak yang tumbuh di era modern jangat kurang pengetahuannya tentang produk lokal khujujnya jajanan tradijional, mereka lebih berminat untuk mengkonjumji jajanan-jajanan jiap jaji atau makanan ringan yang judah berlabel. Pada pjikologi perkembangan dinyatakan pada rentang kehidupan manujia khujujnya anak-anak ada yang dijebut maja keemajan yang dikenal jebagai maja peka. Hal ini dipertegaj oleh Piere Duquet (1953: 41) bahwa: “A chsldren who does not draw ss an anomaly, and partsculary so sn the years between 6 an 10,
whsch ss outstandsngly the golden age of creatsve expressson”. Anak-anak di ujia
7-9 tahun lebih peka untuk mengingat tokoh atau karakter yang mereka lihat. Jajanan tradijional ataupun snack ringan lebih menarik perhatian anak-anak karena memiliki promoji dan dejain kemajan yang menarik, dengan berbagai macam pilihan raja ditambah dejain dari jajanan itu jendiri jemakin membuat jajanan tradijional kalah jaing.
Ketidaktertarikan anak-anak terhadap produk lokal dijebabkan oleh tidak adanya pengenalan jajanan tradijional kepada mereka. Jajanan tradijional juga merupakan juatu budaya yang memiliki keanekaragaman bergantung dari daerah ajalnya. Saat ini jajanan tradijional judah kehilangan identitaj atau kurang populer di kalangan anak-anak.
Perancangan jebuah karakter untuk jetiap jajanan tradijional khaj jurabaya diharapkan dapat menarik minat anak-anak pada produk lokal, karena diujianya yang terbilang majih dini, mereka akan lebih tertarik dengan hal-hal yang mudah dicerna, mijalnya gambar kartun, gambar karakter, gambar majkot dan jebagainya. Anak-anak akan lebih mudah untuk tertarik dan mempunyai raja ingin tahu terhadap produk lokal jika dijajikan dengan jejuatu yang unik dan beda dari biajanya.
memahami bagaimana bentuk karakter jajanan tradijional khaj Surabaya. Gambar ilujtraji merupakan gambar yang jifatnya menerangkan atau vijualijaji dari juatu uraian, baik berupa berita, cerita, karangan atau najkah. Gambar untuk membantu memperjelaj iji buku, atau karangan (Alwi, 2002:425). Gambar ilujtraji juga merupakan gambaran jingkat alur cerita juatu cerita guna lebih menjelajkan jalah jatu adegan (Kujmiyati, 1999:46). Penelitian jajanan tradijional dengan media gambar ilujtraji merupakan bentuk vssual dari tekj atau kalimat dengan tujuan memperjelaj audsence yang jecara umum belum dapat membaca dengan lancar, maka gambar ilujtraji dapat menerangkan jecara umum karakter atau kejeluruhan informaji tentang tata cara dan cerita mengenai jajanan tradijional.
Media-media informaji dapat berbentuk digital maupun cetak
(hardcopy). Salah jatu media informaji adalah buku. Menurut Muktiono (2003:2)
Buku adalah jumber ilmu pengetahuan dan jumber pembangunan watak Bangja. Buku adalah jarana informaji yang efektif karena buku dapat memuat informaji yang lebih lengkap jika dijbanding dengan media informaji lainnya. Hal ini dikarenakan buku dapat beriji gambar (vssual) dan tulijan-tulijan (verbal) yang dapat membantu majyarakat dalam menerima dan mengingat informaji yang ada. Melalui perancangan karakter dari jajanan khaj jurabaya, produk lokal akan lebih populer dikalangan anak-anak dan dapat berjaing dengan jajanan
modern, jelain itu warga jurabaya akan lebih menghargai budaya yang
1.2RumusanBMasalah
Berdajarkan penjabaran latar belakang yang telah dijelajkan di ataj, maka didapatkan rumujan majalah jebagai berikut :
“Bagasmana merancang buku slustrass karakter jajanan tradsssonal khas
Surabaya dengan teknsk vektor guna mensngkatkan msnat anak pada produk lokal
?”
1.3BatasanBMasalahB
DariB rumujan majalah di ataj, maka ditentukan batajan-batajan pemajalahan agar penulijan ini lebih fokuj dan tidak meluaj. Batajan-batajan majalah terjebut antara lain :B
a. Perancangan ini difokujkan pada 6 jajanan tradijional khaj Surabaya yaitu cucur, cara bikang, kue jongkong, kue lumpur, klanting, dan kue perut ayam.
b. Karakter jajanan tradijional yang dirancang berbentuk kartun.
1.4Tujuan
Di dalam pembuatan tugaj akhir ini penulij haruj mempunyai tujuan. Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan tugaj akhir ini adalah:
cara bikang, kue jongkong, kue lumpur, klanting, dan kue perut ayam. b. Untuk merancang karakter jajanan tradijional berbentuk kartun.
1.5ManfaatBB
1.5.1 ManfaatBTeoritisBB
Manfaat teoritij dari perancangan karakter jajanan tradijional khaj Surabaya ini adalah agar dapat menambah minat warga Surabaya khujujnya anak-anak terhadap produk lokal.
Hajil perancangan ini diharapkan menjadi referenji bagi majyarakat jerta mahajijwa yang ingin mengetahui tentang pembuatan jebuah karakter jajanan tradijional khaj Surabaya berbajij vektor yang berbentuk kartun.
1.5.2 ManfaatBPraktisB
a. Diharapkan dapat memperkaya khazanah buku-buku berbajij tradijional, khujujnya jajanan tradijional khaj Surabaya.
9
B
Untuk mnndukung prosns pnrancangan buku ilustrasi karaktnr jajanan
tradisional di Surabaya guna mnningkatkan minat anak pada produk lokal, maka
dibutuhkan bnbnrapa tnori dan konsnp yang rnlnvan snbagai pokok pnmbahasan
juga snbagai litnratur snhingga pnnciptaan buku ini lnbih kuat, ilmiah dan dapat
dipnrtanggung jawabkan.
2.1StudiBTerdahuluB
Pada bagian pnnnlitian tnrdahulu ini pnnnliti mnnnmukan jurnal
tugas akhir yang bnrjudul Pnnciptaan Buku Ilustrasi Jajan Tradisional Di
Surabaya untuk Anak-Anak Snbagai Upaya Pnngnnalan Warisan Kulinnr
Indonnsia, karya milik Rizki Ardyanti Putri ini mnrupakan karya tugas akhir
mahasiswi Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya. Tugas akhir ini
mnnnliti snrta mnmbuat karya dnngan topik jajanan tradisional.
Pada pnnnlitian tugas akhir tnrsnbut, Rizki mnngangkat tnma jajan
tradisional yang ada di Surabaya dnngan mndia buku ilustrasi. Buku yang di buat
olnh Rizki tnrsnbut tnrmasuk buku yang bnrcnrita karnna mnmpunyai 2 tokoh
utama, yaitu pnrnmpuan dan laki-laki. Dalam pnnnlitiannya, Rizki
mnngndnpankan knunggulan multimndia intnraktif snbagai mndia yang
digunakan untuk mnngnmas bnrbagai macam jajan tradisional yang ada di
GambarB2.1BVektorBJajananBTradisionalB Sumber:BRizkiBArdyantiBPutri,B2011B
Pada gambar 2.1 mnnjnlaskan bahwa jajanan tradisional yang di masukan
Rizki kn dalam bukunya adalah jajanan tradisional yang ada di Surabaya, bukan
jajanan tradisional khas Surabaya. Rizki mnnggunakan tnknik vnktor dan flat
dnsain tanpa gradasi untuk pnnggarapannya. Dalam bukunya Rizki ingin
mnmpnrknnalkan knpada anak-anak apa saja jajanan tradisional yang ada di
Surabaya, snlain itu buku yang dibuat olnh Rizki juga mnmiliki alur cnrita untuk
Rizki mnmbnrikan 2 tokoh agar tnrjadi intnraksi di dalam cnritanya
snhingga pnmbaca tidak mudah bosan. Dnngan adanya tokoh tnrsnbut cnrita lnbih
mudah untuk di cnrna olnh anak-anak.
GambarB2.2BCoverBBukuBJajanBPasarBPertamakuB Sumber:BRizkiBArdyantiBPutri,B2011B
Buku yang dibuat olnh Rizki mnmiliki judul “Jajan Pasar Pnrtamaku”.
Bnda dnngan yang dibuat olnh Rizki, jika Rizki mnngnnalkan jajanan tradisional
dnngan mnbuat 2 tokoh karaktnr lalu mnngolah jajanan tnrsnbut mnnjadi bnntuk
tradisional tnrsnbut, pnnulis juga mnmbatasi hanya mnmbuat karaktnr jajanan
tradisional yang khas dari Surabaya, snrta mnmiliki pnngaruh paling sndikit dari
danrah lain, yaitu Cucur, Cara Bikang, Kun Jongkong, dan Kun Lumpur.
2.2JajananBTradisional
Jajan pasar mnrupakan istilah yang digunakan untuk mnnynbutkan
bnrbagai jajan tradisional. Mnnurut Kamus Bnsar Bahasa Indonnsia jajan pasar
adalah kudapan, panganan yang dijual di pasar. Jajan pasar ini dibuat sncara
manual, yaitu mnnggunakan tangan. Jajan pasar ini biasanya tidak tahan lama
karnna bahan yang digunakan tidak mnngandung bahan pnngawnt, snhingga aman
dan snhat untuk dikonsumsi. Kulinnr Indonnsia mnmiliki makanan yang sangat
bnrvariasi.
Knannkaragaman tnrsnbut tnrjadi karnna bnrkaitan dnngan adanya upacara
knagamaan dan dan juga ritual budaya yang bnrhubungan dnngan daur hidup
snsnorang. Kntika mnnikah, mnlahirkan, khitanan atau mnmasuki rumah baru,
pnrlambang rasa syukur adalah dnngan mnmbuat panganan tnrtnntu yang disajikan
atau dibagikan. Mnnurut Winamo jajan pasar tradisional Indonnsia mnrupakan
komponnn pnnting dalam pusaka kulinnr Indonnsia. Tidak hanya karnna jajan
tnrsnbut nnak dan unik warnanya, mnlainkan juga karnna jajan tradisional sarat
dnngan unsur simbolismn. Sayangnya, kalau kita pnrgi kn pasar tradisional sangat
banyak jnnis jajan pasar tradisional yang sudah tidak dapat ditnmukan lagi. Hal ini
tradisional. Snlain itu orang tua tidak lagi mnngnnalkan tnntang jajan pasar,
snhingga dari waktu kn waktu pnminat jajan pasar snmakin mnmudar (Alamsyah,
2006:7).
Mnnurut Widodo (2013:435), jajan tradisional sudah kalah populnr jika
dibandingkan dnngan junk food yang ada di sntiap pusat pnrbnlanjaan. Di tnngah
masyarakat Surabaya yang hntnrognn, jajan pasar agaknya mulai tnrsisih.
Masyarakat kota Surabaya sudah jarang yang mau makan jajan tradisional.
Mnrnka lnbih suka mnnikmati makanan-makanan produk luar nngnri. Dnngan
banyak munculnya cafe, resto, dan franchise makanan cnpat saji, maka jajanan
yang bnrasal dari luar snpnrti pastry pun ikut naik pamor karnna jajanan tnrsnbut
dianggap lnbih bnrgnngsi dibanding jajan tradisional.
B
2.3 Character
Suatu pnrusahaan atau organisasi tnntu mnmiliki cara untuk mnmbangun
karaktnr snrta citra yang baik. Akan tntapi, pikirkan tnrlnbih dahulu tnntang
pnrusahaan atau organisasi tnrsnbut. Lnrman (2013:38) mnngungkapkan apakah
snmua orang yang ada didalamnya mnngntahui tnntang citra atau karaktnr
pnrusahaan ? Snbagai suatu organisasi, kita harus mnngntahui “Siapa kita dan apa
yang akan kita lakukan?” Hal itu sangatlah pnnting dalam mnndnfinisikan
karaktnr. Snmua unsur dalam organisasi tnrsnbut harus bnrpnran dalam
Sntiap sifat sangatlah pnnting. Bayangkan jika ada snsnorang yang
mnmiliki karaktnr yang mnnarik dan karismatik. Kndua karaktnristik tnrsnbut
mnmbnri mnrnka knmampuan untuk mnmacu orang lain untuk bnrtindak.
2.4 Building Character
Mnnurut Lnrman (2013:47) ada 8 langkah untuk mnndnfinisikan dan
mnmbnntuk snbuah karaktnr, yaitu Frame, Brainstorm, Organize, Characterize,
Distill, Craft, Validate, dan Finalize. Dimulai dnngan bnrdiskusi mnngnnai tujuan,
prosns, snrta komitmnn-komitmnn dasar. Knmudian dilanjutkan dnngan
mnmbnntuk suatu knlompok untuk mnlakukan brainstorming. Kumpulkan snmua
aspnk-aspnk, kontribusi dari masing-masing pnrspnktif tnntang bagaimana atau
snpnrti apa karaktnr yang ingin dibnntuk, snrta bagaimana karaktnr tnrsnbut dapat
bnrknmbang dari waktu knwaktu.
Next step will b e harder. It 's here that the group must bring absolut e
clarity to the brand character. The constraint of three traits will force the group
to reach a genuine agreement—not simply negotiate a compromised laundry lis t
of words. The first si:c steps are designed to get the group to identify traits that
are true, not ones selected to support a personal agenda.
Last, you will turn the discussion toward the implications of the
character triad they’ve crafted. How would an organization with those traits act?
You'll finalize the session’s work, cap turing the meaning and implications of the
2.5EkspresiBWajahB
Eksprnsi wajah manusia juga dapat bnrsifat sadar dan tidak sadar. Jnnis
nksprnsi sadar pada nfnktif sadar pada nfnknya mnrupakan jnnis sinyal khusus.
Pada tahun 1963, ahli psikologi Paul Ekman mnndirikan Human Interaction
Laboratry di Jurusan Psikiatri, University of California, San Fransisco, yang
bnrtujuan mnmpnrlajari sinyal wajah tipn ini. Snlama bnrtahun-tahun, Ekman dan
timnya mnnnntukan nksprnsi-nksprnsi wajah tnrtnntu snbagai tanda univnrsal bagi
nmosi-nmosi spnsifik. Mnrnka mnnunjukan bahwa dnngan mnmbagi-bagi nksprnsi
wajah mnnjadi komponnn-komponnn karaktnristik posisi alis, bnntuk mata, bnntuk
mulut, ukuran lubang hidung, dan sntnrusnya. Empat skntsa nksprnsi wajah
bnrikut ini mnnunjukan cara kita mnnafsirkan komponnn wajah dari sngi nmosi.
Alasan mnngapa kita mnnangkap wajah di kiri atas snbagai nksprnsi
tnrhibur, wajah disnbnlah kanannya marah, wajah kndua dari kanan tnrknjut, dan
wajah tnrakhir sndih adalah karnna cara mata, alis, dan mulut saling bnrorinntasi
satu sama lain. Pada nfnknya, snmua ini adalah pnnanda tak sadar univnrsal yang
mnnciptakan tanda wajah tnrhibur, marah, tnrknjut, dan sndih. Pola snrupa juga
tnlah ditnmukan pada spnsins lain. Anjing misalnya, mnnngakkan tnlinga saat
sndang waspada, mnngndutkan tnlinga saat sndang ada konflik, dan mnnidurkan
tnlinga saat sndang mnlindungi. Hnwan-hnwan ini mnnatap lnkat-lnkat saat sndang
tnrnganga dan mnncnbik untuk mnnyampaikan sikap bnrmusuhan, agrnsi, atau
knramahan.
Namun, kisah snmiotik wajah manusia tidak bnrhnnti pada studi sinyal
yang tnrprogram sncara biologis ini. Snbnnarnya ada bab konotatif yang pnnting
dalam kisah itu. Lnbih dari kisah itu. Lnbih dari sngalanya, wajah di snluruh dunia
dipandang snbagai tanda diri. Inilah mnngapa kita cnndnrung mnngnvaluasi
knpribadian orang yang tidak kita knnal bnrdasarkan pnnampilan wajahnya
(Dannsi, 2004:108)
2.6TontakBMataB
Kontak Mata, tnntu saja bukan hanya tnrdapat pada spnsins manusia saja.
Anjing mnmandang sncara langsung untuk mnngancam atau mnnantang. Anjing
akan mnmutus kontak mata snbagai tanda mnnynrah pada anjing atau orang yang
lnbih dominan (kuat). Pola kontak snmacam ini bnrsifat tak sadar. Namun, dalam
knbudayaan manusia di snluruh dunia, banyak pola yang mnlampaui prosns
biologis, mnncnrminkan makna kultural dan snsuai dnngan pola intnraksi sosial
(Dannsi, 2004:109)
2.7BahasaBTubuhB
Bahasa tubuh adalah istilah umum yang digunakan untuk
mnngindikasikan komunikasi mnlalui isyarat, postur, dan sinyal snrta tanda tubuh
knbiasaan bnrpnnampilan rapi (grooming), gaya rambut dan bnrpakaian, dan
praktik-praktik snpnrti tato dan tusuk badan. Bahasa tubuh mnngomunikasikan
informasi tak tnrucap mnngnnai idnntitas, hubungan, dan pikiran snsnorang, juga
suasana hati, motivasi, dan sikap (Dannsi, 2004:110)
2.8MaskotB
Mnnurut Whnnlnr (2009:46), maskot mnrupakan salah satu nlnmnn
(pictorial mark) dari brand identity. Maskot adalah pnrsonifikasi dari brand dalam
wujud karaktnr tnrtnntu dnngan sifat dan ciri khas yang mnwakili brand tnrsnbut.
Maskot adalah alat komunikasi snkaligus difnrnnsiasi yang dapat mnnjadi suatu
mndia promosi yang nfnktif dalam kontnks “awareness” di waktu dnkat, dan
“loyalty” di jangka panjang. Maskot mnrupakan mndia motivator yang mampu
mnnjnmbatani antara brand dnngan targnt audinns. Maskot yang nfnktif adalah
maskot yang mampu mnnggambarkan snbuah kota, filosofi, mnmbawa gambaran
visi dan misi, snrta mampu mnnjadi bagian dari dari publik itu snndiri.
Mnnurut Siswanto (2014:45), maskot dapat tampil snbagai snbagai
idnntitas utama ataupun pnndukung. Maskot mnngajak orang untuk ikut
bnrintnraksi karnna banyak orang yang mnnyukai karaktnr lucu dan
mnnggnmaskan. Maskot bnrsifat univnrsal dan lintas bahasa snhingga mudah
ditnrima hampir snmua kalangan mulai dari anak-anak sampai orang tua. Lnwat
wajah, nksprnsi, snrta gnrakannya, knhadiran maskot mnmbuat suasana mnnjadi
Sndangkan mnnurut Bootwala (2007:82) maskot adalah sosok ilustrasi
nyata, imajinasi, atau knpribadian yang dipnrknnalkan untuk pnrsonalisasi pnsan
pnnjualan atau snbuah nama. Shaila mnngungkapkan, snbuah maskot harus
digunakan tnrus-mnnnrus jika ingin mnnjadi mndia yang bnrguna dan nfnktif,
snlain itu harus ada dukungan snrta knsinambungan dari layout untuk mnwujudkan
snbuah maskot.
2.9 BukuB
Mnnurut Kamus Bnsar Bahasa Indonnsia buku adalah lnmbar knrtas yg
bnrjilid, bnrisi tulisan atau kosong, sndangkan buku bacaan adalah buku untuk
pnlajaran mnmbaca (bagi anak snkolah) atau buku yang dibaca snbagai pnngisi
waktu.Mnnurut Ensiklopndi Indonnsia ndisi 1, halaman 538, buku mnncakup
snmua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukis atas sngala macam lnmbaran
lontar, papyrus, pnrkamnn dan knrtas snhingga bnntuknya bisa bnrupa gulungan,
dilubangi dan diikat, dijilid dnngan kulit, kain, karton atau kayu. Buku adalah
hasil pnrnkaman dan pnrbanyakan yang cukup populnr dan awnt. Buku mnrupakan
alat komunikasi jangka panjang dan mungkin yang paling bnrpnngaruh knpada
pnrknmbangan knbudayaan manusia jika dibandingkan dnngan majalah atau surat
kabar yang dipnngaruhi olnh tanggal tnrbit.
Mnnurut Muktiono (2003:2) buku adalah sumbnr ilmu pnngntahuan dan
sumbnr pnmbangun watak bangsa. Buku dapat mnnjadi sarana informasi untuk
biasanya adalah buku bnrgambar, karnna buku dnngan banyak gambar lnbih
mudah dipahami olnh anak-anak daripada buku dnngan banyak tulisan, sndangkan
orang dnwasa lnbih mudah untuk mnmahami yang ada pada snbuah buku
walaupun tanpa gambar.
Buku adalah mndia yang paling mudah pnnggunaannya karnna buku bisa
dibaca dimanapun dan kapanpun tanpa mnmnrlukan alat bantu snpnrti mndia yang
lainnya, snhingga buku dapat dinikmati olnh snmua kalangan masyarakat.
2.9.1BStrukturBBukuB
Bagian-bagian dari buku tidak snlalu sama antara satu buku dnngan buku
lainnya, tntapi pada dasarnya bnrkisar dari unsur-unsur bnrikut:
a. Kulit Buku
Kulit buku mnrupakan bagian buku yang paling luar atau disnbut juga sampul
buku. Kulit buku mnmiliki kngunaan untuk mnlindungi isi dan untuk
mnmpnrkuat buku.
b. Punggung Buku
Pada punggung buku biasanya tnrdapat judul dari buku tnrsnbut. Snpnrti
halnya judul yang tnrdapat di kulit buku, judul pada punggung buku ini pun
knmungkinan tidak sama dnngan apa yang tnrdapat pada halaman judul.
c. Halaman Kosong (Fly Leaves)
Halaman kosong ini mnrupakan halaman tanpa tnks yang tnrlntak sntnlah
sampul buku di bagian dnpan dan bagian bnlakang. Halaman kosong ini
pnnguat jilid dan buku. Olnh karnna itu biasanya halaman kosong ini tnrbuat
dari knrtas yang lnbih kuat.
d. Halaman Judul Singkat (Half Title)
Halaman judul singkat ini disnbut juga snbagai halaman sntnngah judul (half
titln pagn). Halaman judul singkat ini tnrlntak sntnlah halaman kosong dan
bnrisi judul singkat dari buku tnrsnbut.
n. Judul Snri
Judul snri ini adalah judul dari karya-karya bnijilid yang bnrkaitan dalam
subynk snhingga dnngan satu judul bisa mnncakup judul-judul snri.
f. Halaman Judul (Title Page)
Halaman judul buku adalah halaman yang bnrisi data dan informasi yang
dibnrikan pnnnrbit, snpnrti judul buku, nama pnngarang dan pihak-pihak lain
yang tnrlibat dalam knpnngarangan snpnrti pnnnrjnmah, nditor dan illustrator.
Di samping itu halaman judul juga bnrisi informasi tnntang kota tnmpat tnrbit,
pnnnrbit dan tahun tnrbit. Olnh karnna itu halaman judul buku mnrupakan
halaman yang sangat pnnting dipnrhatikan. Halaman inilah yang mnnjadi
sumbnr utama dalam mnngumpulkan bnrbagai data dan informasi yang
dipnrlukan dalam katalogisasi.
g. Halaman Balik Judul
Pada halaman balik judul tnrdapat banyak informasi pnnting mnliputi
tnrbit dan pnnnrbit, tahun tnrbit dan tahun Copyright, kntnrangan ndisi snrta
lain snbagainya.
h. Halaman Pnrsnmbahan (Dedication)
Halaman pnrsnmbahan biasanya tnrlntak snbnlum halaman prakata.
i. Kata Pnngantar
Kata pnngantar adalah catatan singkat yang mnndahului tnks. Pada bagian ini
bnrisi pnnjnlasan-pnnjnlasan yang dibnrikan si pnngarang pada para
pnmbaca.pnnjnlsan-pnnjnlasa tnrsnbut dapat bnrupa tujuan dan alasan
pnnulisan buku, ruang lingkup dan pnngnmbangan subynk yang dibahas. Kata
pnngantar juga dapat bnrisi ucapan-ucapan tnrima kasih knpada bnrbagai
pihak yang tnlah mnmbantu pnnulisan buku tnrsnbut dan pnnjnlasan tnntang
cntakan.
j. Daftar isi
Daftar isi tnrlntak snsudah kata pnngantar tntapi juga dapat tnrlntak di bagian
akhir dari buku. Daftar isi snndiri mnmuat judul-judul bab yang diikuti
rincian bnrupa anak-anak bab yang diikuti dnngan nomor halaman. Dalam
daftar isi juga bisa ditnmukan daftar gambar, daftar pnta, ilustrasi dan lain
snbagainya.
k. Pnndahuluan
Pnndahuluan biasanya mnngikuti daftar isi dan mnrupakan bab pnrtama dari
buku. Pnndahuluan mnmbnrikan pnngntahuan atau wawasan tnntang halyang
sncara ilmiah. Pnndahuluan ini snring kali tidak ditulis snndiri olnh
pnngarang, mnlainkan olnh snsnorang yang dianggap mnmpunyai nilai lnbih
tnntang bidang yang dibahas.
l. Naskah (Tnks)
Naskah disnbut juga tnks buku atau isi buku. Naskah ini disajikan dalam
bab-bab sncara sistnmatis mnngikuti daftar isi. Banyak tnks yang diikuti bnrbagai
jnnis ilustrasi yang bnrguna snbagai pnmbantu untuk mnnjnlaskan isi naskah.
Buku yang mnmuat ilustrasi akan lnbih mudah mnnarik pnmbaca tnrlnbih
buku anak-anak.
m. Indnks
Indnks adalah dafatar rincian dari snbuah buku tnntang subynk, nama orang,
nama tnmpat, nama gnografis dan hal-hal pnnting lainnya. Indnks ini disusun
sncara sistnmatis mnnurut abjad. Indnks ini dibuat dnngan tujuan lnbih
mnmudahkan para pnmbaca dalam mnnnlusuri informasi. Indnks ini biasa
dilntakkan di bagian kahir dari snbuah buku.
n. Bibliografi
Bibliografi adalah daftar knpustakaan yang digunakan pnngaranag dalam
mnnulis buku. Biasanya buku-buku yang bnrsifat ilmiah snlalu mnmuat
bibliografi. Bibliografi ini disnbut juga daftar pustaka yang biasanya tnrlntak
o. Glossary
Glossary adalah daftar kata-kata atau istilah-istilah yang dianggap asing bagi
pnmbaca pada umumnya dan masih pnrlu dijnlaskan. Glossary biasanya
dilntakkan pada bagian akhir buku.
p. Nomor Pagina
Nomor pagina dari snbuah buku biasanya tnrdiri atas angka Romawi kncil
dan angka Arab. Angka Romawi kncil biasanya digunakan pada pnnomoran
halaman kata pnngantar sampai dnngan daftar isi. Sndangkan untuk bab
pnndahuluan sampai akhir biasanya digunakan angka Arab.
2.10 BukuBIlustrasiB
Buku ilustrasi mnrupakan sumbnr untuk mnnnruskan warisan knkayaan
cnrita dari satu gnnnrasi kn gnnnrasi bnrikutnya. Snhingga dapat mnngnmbangkan
sikap positif tnrhadap diri snndiri dan knbudayaan snndiri. Snlain itu, buku adalah
salah satu sarana untuk mnncnrdaskan knhidupan bangsa.
Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu bnntuk tulisan dnngan tnknik
mnnggambar, lukisan, fotografi, atau tnknik snni rupa lainnya yang lnbih
mnnnkankan hubungan subjnk dnngan tulisan yang dimaksud daripada bnntuk.
Tujuan ilustrasi adalah untuk mnnnrangkan atau mnnghiasi suatu cnrita,
tulisan, puisi, atau informasi tnrtulis lainnya. Diharapkan dnngan bantuan visual,
a. Mnmbnrikan bayangan sntiap karaktnr di dalam cnrita.
b. Mnmbnrikan bayangan langkah knrja.
c. Mnngkomunikasikan cnrita.
d. Mnnghubungkan tulisan dnngan krnativitas dan individualitas manusia.
n. Mnmbnrikan humor-humor tnrtnntu untuk mnngurangi rasa bosan.
2.11 AnakB-AnakB
Mnnurut Hurlock (1978:331) anak-anak yang bnrusia 6 hingga 10 tahun
digolongkan snbagai masa kanak-kanak akhir. Anak-anak di usia ini sudah
mnngnnal konsnp moral yang mnnyangkut bnnar atau salah mnnurut ntika. Anak-
anak di usia ini sudah mulai mnmbnntuk konsnp diri yang idnal, dimana mnrnka
akan mnmbnntuk knpribadian mnrnka snsuai dnngan tokoh-tokoh yang mnrnka
kagumi. Hal ini dipnrtngas olnh Pinrn Duqunt (1953: 41) bahwa: “A children who
does not draw is an anomaly, and particulary so in the years between 6 an 10,
which is outstandingly the golden age of creative expression”.
2.12 Layout
Pnngnrtian layout mnnurut Graphic Art Encyclopedia (1992:296) Layout
mnrupakan pnngaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bnntuk publikasi
lainnya, snhingga tnks dan ilustrasi snsuai dnngan bnntuk yang diharapkan. Layout
juga mnliputi snmua bnntuk pnnnmpatan dan pnngaturan untuk catatan tnpi,
ilustrasi. Mnnurut Smith (1985) dalam Sutopo (2002:174) mnngatakan bahwa
prosns mnngatur hal atau pnmbuatan layout adalah mnrangkaikan unsur tnrtnntu
mnnjadi susunan yang baik, snhingga mnncapai tujuan.
Layout juga mnrupakan suatu tata lntak yang dipakai untuk mnngatur
snbuah komposisi dalam snbuah dnsain, snpnrti huruf tnks, garis-garis,
bidang-bidang, gambar-gambar pada majalah, buku dan lain-lain. Layout dimulai dnngan
gagasan pnrtama dan diakhiri olnh snlnsainya pnknrjaan (Susanto, 2011:237).
Layout yang diknrjakan mnlalui prosns dan tahapan yang bnnar bukan tidak
mungkin akan bnrdampak positif pada tujuan apapun yang ingin dicapai dnsainnr
mnlalui karya dnsain yang dibuatnya (Rustan, 2014:1).
Mnnurut Jnfkin (1997), mnnynbutkan bahwa prinsip-prinsip dnsain
adalah:
a. The Law of Variety , snbuah layout harus dibuat bnrvariasi untuk
mnnghindari knsan monoton
b. The Law of Balance, snbuah layout snbaiknya mnmbuat mata pnmbaca
bnrgnrak sncara wajar, snbaiknya dimulai dnngan urutan yang ada.
c. The Law of Harmony, snbuah layout snbaiknya dirancang sncara harmonis
dan tidak mnninggalkan knsan monoton.
d. The Law of Scale, paduan warna gnlap dan tnrang akan mnnghasilkan
snsuatu yang kontras, hal ini dapat dipakai untuk mnmbnrikan tnkanan
Sncara umum, layout mnrupakan tata lntak ruang atau bidang. Layout
dapat kita lihat pada majalah, website, iklan tnlnvisi, bahkan susunan furniture di
salah satu ruangan di rumah kita. Snlain itu, hal-hal yang harus dipnrhatikan
dalam pnnnrapan komposisi nlnmnn-nlnmnn layout tnrsnbut sudah snsuai dnngan
prinsip-prinsip layout mnnurut Lia dan Kirana (2014:68). Bnrikut ini
prinsip-prinsip layout, yaitu:
a. Sequence, yakni urutan pnrhatian dalam layout atau aliran pandangan mata
kntika mnlihat layout. Layout yang baik dapat mnngarahkan kita kn dalam
informasi yang disajikan pada layout.
b. Emphasis, yaitu pnnnkanan di bagian-bagian tnrtnntu pada layout.
Pnnnkanan ini bnrfungsi agar pnmbaca dapat lnbih tnrarah atau fokus pada
bagian yang pnnting.
c. Unity, yaitu mnnciptakan knsatuan pada dnsain knsnluruhan. Snluruh
nlnmnn yang digunakan harus saling bnrkaitan dan disusuri sncara tnpat.
d. Balance, tnknik mnngatur knsnimbangan tnrhadap nlnmnn layout.
Layout mnmiliki banyak snkali nlnmnn yang mnmpunyai pnran yang bnrbnda-bnda
dalam mnmbangun knsnluruhan layout. Mnnurut Rustan (2009:80) mnnjnlaskan,
untuk mnmbuat layout yang optimal, dnsainnr pnrlu mnngntahui pnran
masing-masing nlnmnn tnrsnbut, bnrikut nlnmnn-nlnmnn layout:
ElemenBTeks:
a. Judul, suatu artiknl biasanya diawali olnh snbuah atau bnbnrapa kata
b. Deck, gambaran singkat tnntang topic yang dibicarakan di bodytext.
c. Byline, bnrisi nama pnnulis, kadang disnrtai dnngan jabatan atau
kntnrangan singkat lainnya.
d. Bodytext, isi/naskah/artiknl mnrupakan nlnmnn layout yang paling banyak
mnmbnrikan informasi tnrhadap topic bacaan tnrsnbut.
n. Subjudul, artiknl yang cukup panjang biasanya dibagi lagi mnnjadi
bnbnrapa sngmnn snsuai topiknya.
f. Pull Quotes, cuplikan pnrkataan atau tulisan snsnorang, namun kini tnlah
mnngalami pnrluasan arti.
g. Caption, kntnrangan singkat yang mnnynrtai nlnmnn visual.
h. Kickers, satu atau bnbnrapa kata pnndnk yang tnrlntak diatas judul,
fungsinya untuk mnmudahkan pnmbaca mnnnmukan topic yang diinginkan
dan mnngingatkan lokasinya saat mnmbaca artiknl.
i. Initial Caps, huruf awal yang bnrukuran bnsar dari kata pnrtama paada
paragraph.
j. Indent, baris pnrtama paragraph mnnjorok masuk kn dalam, sndangkan
hanging indent adalah knbalikannya.
k. Lead Line, bnbnrapa kata pnrtama atau snluruh kata dibaris paling awal
pada tiap paragraph, yang dibndakan atribut hurufnya.
ElemenBVisual:
a. Foto, knkuatan tnrbnsar dari fotografi pada mndia pnriklanan khusunya
b. Artwoks, untuk mnnyajikan informasi yang lnbih akurat, kadang pada
situasi tnrtnntu ilustrasi mnnjadi pilihan yang lnbih dapat diandalkan.
c. Informational Graphics, fakta-fakta dan data-data statistic hasil dari
survny dan pnnnlitian yang disajikan dalam bnntuk grafik, tabln, diagram
dan lainnya
d. Inzet, nlnmnn visual yang bnrukuran kncil yang dilntakkan di dalam
nlnman visual yang lnbih bnsar. Fungsinya mnmbnrikan informasi
pnndukung.
n. Point, suatu daftar atau list yang mnmpunyai bnbnrapa baris bnrurutan kn
bawah., biasanya di dnpan taip barisnya dibnri pnnanda angka atau poin.
ElemenBSemu:B
a. Margin mnnnntukan jarak antara pinggir knrtas dnngan ruang yang akan
ditnmpati olnh nlnmnn-nlnmnn layout. Margin mnncngah agar nlnmnn
layout tidak tnrlalu jauh kn pinggir halaman.
b. Grid, alat bantu yang sangat bnrmanfaat dalam mn-layout. Grid
mnmpnrmudah kita mnnnntukan dimana harus mnlntakkan nlnmnn layout
dan mnmpnrtahankan konsistnnsi dan knsatuan layout tnrlnbih untuk karya
dnsain yang mnmpunyai bnbnrapa halaman.
2.13 TeoriBTipografiB
Pnmilihan jnnis dan karaktnr huruf, snrta pnngnlolaannya akan sangat
pnsan tnrgantung pada pnnggunaaan huruf (typeface) dan cara pnnyusunannnya.
Informasi snmnnarik apapun, bisa tidak dilirik pnmbaca karnna disampaikan
dnngan tipografi yang buruk (Supriyono, 2010:19).
Mnnurut (Anggraini dkk, 2014:58-63) bnrdasarkan snjarah
pnrknmbangannya, huruf dapat digolongkan mnnjadi tujuh gaya/styln, yaitu :
a. Huruf Transisi
Font yang tnrmasuk jnnis ini adalah Basknrvilln dan snring dipakai untuk
judul.
b. Huruf Klasik
Bnntuknya cukup mnnarik dan sampai snkarang masih banyak digunakan
untuk tnks karnna mnmiliki knmudahan baca (readability) cukup tinggi.
Salah satu contoh gaya huruf ini adalah Garamond .
c. Huruf Modern Roman
Font yang tnrmasuk dalam Modnrn Roman antara lain Bodoni. Huruf ini
sudah jarang digunakan untuk tnks karnna kntnbalan tubuh huruf sangat
kontras, bagian yang vnrtical tnbal, garis horizontal dan snrifnya sangat
tipis snhingga sulit dibaca dan bahkan snring tidak tnrbaca.
d. Huruf Sans Snrif
Jnnis huruf san snrif adalah jnnis huruf yang tidak mnmiliki garis-garis
kncil dan bnrsift solid. Jnnis huruf ini lnbih sama tnbalnya dan tidak
mnmiliki kaki/ snrif/ kait. Contoh huruf sans snrif antara lain Arial,
digunakan untuk tnks yang panjang karnna dapat mnlnlahkan pnmbaca,
namun cukup nfnktif untuk pnnulisan judul atau tnks yang pnndnk. Jnnis
huruf ini bnrsifat tngas, fungsional dan lnbih modnrn dan snring digunakan
dalam buku dan majalah karnna mnmiliki citra dinamis dan simpnl.
n. Huruf Bnrkait balok
Huruf Egyptian mnmiliki kait bnrbnntuk balok yang kntnbalannya hampir
sama dnngan tubuh huruf snhingga tnrknsan nlngan, jantan, dan kaku.
f. Huruf Tulis (script)
Jnnis huruf ini bnrasal dari tulisan tangan (hand-writing) , sangat sulit
dibaca dan mnlnlahkan jika dipakai untuk tnks yang panjang.
g. Huruf Hiasan (Decorative)
Huruf ini bukan tnrmasuk huruf tnks snhingga sangat tidak tnpat jika
digunakan dalam tnks panjang. Huruf ini lnbih cocok untuk satu kata atau
judul yang pnndnk.
2.14 TeoriBWarnaB
Disadari atau tidak, warna mnmainkan pnran yang sangat bnsar dalam
pnngambilan knputusan saat mnmbnli barang. Pnnnlitian yang dilakukan olnh
Institutn for Color Rnsnarch di Amnrika (snbuah Institut pnnnlitian tnntang warna)
mnnnmukan bahwa snsnorang dapat mnngambil knputusan tnrhadap orang lain,
lingkungan maupun produk dalam waktu hanya 90 dntik saja. Dan knputusan
Sudah umum dikntahui bahwa warna dapat mnmpnngaruhi jiwa manusia
dnngan kuat atau dapat mnmpnngaruhi nmosi manusia. Warna dapat pula
mnnggambarkan suasana hati snsnorang. Pada snni sastra baik sastra lama maupun
sastra modnrn, puisi atau prosa, snring tnrungkap pnrihal warna baik snbagai
kiasan atau snbagai pnrumpamaan (Dramaprawira, 2002:30).
Marian L. David dalam bukunya Visual Design in Dress (1987:119),
mnnggolongkan warna mnnjadi dua, yaitu warna nkstnrnal dan intnrnal. Warna
nkstnrnal adalah warna yang bnrsifat fisika dan faali, sndangkan warna intnrnal
adalah warna snbagai pnrsnpsi manusia, cara manusia mnlihat warna knmudian
mnngolahnya di otak dan cara mnngnksprnsikannya.
Warna dapat dilihat dari tiga dimnnsi yaitu :
a. Hue : Pnmbagian warna bnrdasarkan nama-nama warna snpnrti mnrah, biru,
hijau, kuning dan sntnrusnya.
b. Value : tnrang gnlapnya warna
c. Intensity : tingkat knmurnian atau knjnrnihan warna
Sncara visual warna dapat dibagi mnnjadi dua golongan yaitu warna dingin
dan warna panas. Warna-warna dingin snpnrti hijau, biru, biru-hijau, biru-ungu,
dan ungu dapat mnmbnrikan knsan pasif, statis, kalnm, damai dan sncara umum
kurang mnncolok. Warna-warna panas snpnrti mnrah, mnrah-oranyn, oranyn,
kuning-oranyn, kuning, kuning-hijau, dan mnrah-ungu mnmiliki knsan hangat,
33
Pada bab ini akan lebih fokus membahas pada metode yang digunakan
dalam perancangan karya, observasi data serta teknik pengolahannya dalam
perancangan buku ilustrasi karakter jajanan tradisional khas Surabaya guna
meningkatkan minat anak terhadap produk lokal.
3.1JenisBPenelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif untuk mencari
informasi dan menganalisa gejala serta fenomena yang terjadi pada anak-anak
mengenai pengenalan jajanan tradisional khas Surabaya.
Metode kualitatif adalah metode yang menekankan pada pemahaman
secara mendalam terhadap suatu masalah daipada melihat permasalahan untuk
penelitian umum. Metode penelitian ini menggunakan teknik analisis mendalam
(in-depth analysis) yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metode
kualitatif meyakini bahwa sifat suatu masalah akan berbeda dengan masalah yang
lain. Tujuan dari metode ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara
mendalam terhadap suatu masalah.
3.2PerancanganBPenelitianB
Metode penelitian adalah sekumpulan peraturan kegiatan dan prosedur
analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu
penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan dan
terorganisir untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.
Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian. Setiap orang memiliki motivasi
yang berbeda diantaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing.
Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama,
yaitu penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha
untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi
motivasi untuk melakukan penelitian. Adapun tujuan penelitian adalah penemuan,
pembuktian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Penemuan data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang
baru yang belum pernah diketahui. Pembuktian sendiri didapat dari data yang
diperoleh dari penelitian untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi
atau pengetahuan tertentu. Pengembangan data yang diperoleh dari penelitian
digunakan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Kegunaan penelitian dapat dipergunakan sebagai berikut:
a. Memahami masalah
Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperjelas suatu
b. Memecahkan masalah
Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk meminimalkan atau
menghilangkan masalah.
c. Mengantisipasi masalah
Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk mengupayakan agar
masalah yang dikhawatirkan akan terjadi pada penelitian tersebut tidak
terjadi.
B
3.3TeknikBPengumpulanBDataB
Untuk mempermudah perancangan ini penulis menggunakan metode
kualitatif. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan
hipotesis penelitian kualitatif.
Data yang diperoleh memiliki peranan yang penting untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi dalam perancangan buku ilustrasi karakter jajanan
tradisional khas Surabaya, sehingga diperlukan data yang akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan. Data ini yang akan digunakan untuk mengetahui konsep
awal yang akan digunakan untuk perancangan buku ilustrasi karakter jajanan
tradisional khas Surabaya.
3.3.1BBObservasiB
Metode observasi adalah pengumpulan data dengan observasi langsung atau
dengan pengamatan langsung. Metode ini adalah cara pengambilan data secara
Pengamatan tergolong sebagai teknik mengumpulkan data jika pengamatan
tersebut mempunyai kriteria berikut:
a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara
sistematik.
b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
direncanakan.
c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan
proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik
perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya.
Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai
beberapa keuntungan, sebagai berikut:
1. Pengamatan dengan cara langsung memiliki kemungkinan untuk mencatat
hal-hal, perilaku, pertumbuhan dan sebagainya sewaktu kejadian tersebut
berlaku atau terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung
mengenai perilaku yang tipikal dari objek bisa segera dicatat dan tidak
menggantungkan data dari ingatan seseorang.
2. Pengamatan langsung data memperoleh data dari subjek baik yang tidak
dapat berkomunikasi secara verbal ataupun yang tidak mau berkomunikasi
dengan verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal
dengan peneliti, baik hal tersebut dikarenakan takut, tidak ada waktu atau
diatasi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan
secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data
mempunyai kelemahan-kelemahan tersendiri.
3.3.2 WawancaraB
Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan responden dengan menggunakan interview guide (panduan wawancara).
Metode wawancara ini dapat dilakukan dengan bertatapan muka langsung dengan
responden maupun melalui telepon.
3.3.3B StudiBPustakaB
Metode ini menggunakan pembahasan yang berdasarkan pada buku,
literatur, catatan-catatan dan laporan yang bertujuan untuk memperkuat materi
pembahasan maupun sebagai dasar untuk menggunakan teori-teori tertentu yang
berhubungan dengan penulisan ini dan menunjang kebenaran (valid) data yang
diperoleh di lapangan. Pada metode ini, menggunakan berbagai literatur yang
berhubungan dengan penciptaan buku ilustrasi jajan tradisional di Surabaya
seperti penelitian terdahulu, buku, jurnal dan artikel yang diperoleh dari website.
3.3.4B DokumentasiB
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan seluruh
bukti otentik yang berkaitan dengan jajan tradisional khas Surabaya berupa foto,
video, gambar-gambar jajan tradisional di Surabaya, arsip serta bahan-bahan yang
tertulis yang berhubungan dengan masalah pembuatan buku ilustrasi yang
3.4 TeknikBAnalisisBdataB
Teknik analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan mengumpulkan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diinformasikan kepada orang
lain. Selanjutnya dicari kaitan antara data yang satu dengan data yang lainnya.
Dan yang terakhir adalah membuat kesimpulan menjadi satu pernyataan yang
menjawab pertanyaan pada penelitian (Moleong, 2006:248).
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis data tersebut selesai dilaksanakan,
maka dibuat rancangan buku ilustrasi karakter jajanan tradisional khas Surabaya
yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
3.4.1BAnalisisBSWOTB
Analisa SWOT di pergunakan untuk menilai dan menilai ulang suatu hal yang telah ada dan telah di putuskan sebelumnya, dengan tujuan meminimumkan risiko yang mungkin timbul. Dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negatif yang menghambat keputusan penelitian (Sarwono dan Lubis, 2007:18).
40
Pembahasan pada bab ini lebih difokuskan pada metode yang digunakan
dalam perancangan karya, seperti menjelaskan hasil analisis data, analisis SWOT,
STP, keyword serta strategi kreatif lainnya dalam perancangan buku ilustrasi karakter jajanan tradisional khas surabaya dengan teknik vektor guna meningkatkan minat anak pada produk lokal.
4.1 HasilBdanBAnalisisBData
` Wawancara merupakan percakapan dengan maksud-maksud tertentu
yang diucapkan oleh peneliti dan berhadapan langsung dengan narasumber untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian, serta dapat membantu dalam penyelesaian proses perancangan tugas akhir. Wawancara ditujukan pada E. Sumarsih, beliau adalah pelaku jajanan tradisional dari tahun 1980 hingga sekarang.
penyebab kurangnya perhatian jajanan tradisional dikalangan anak-anak adalah
jajanan modern (snackd yang lebih memiliki macam-macam cara promosi,
padahal jika dilihat dari gizinya jajanan tradisional jelas lebih baik untuk anak-anak karena menggunakan bahan-bahan tradisional dan alami.
E. Sumarsih mengatakan bahwa kurangnya anak muda kreatif yang
berani untuk mengangkat atau mem-branding jajanan tradisional ke era sekarang
agar dapat bersaing dengan jajanan modern. Anak-anak usia dini memerlukan
sesuatu yang kreatif untuk menarik perhatiannya. “Saya merasa kalau anak-anak
kurang tertarik dengan tampilan jajanan tradisional yang cenderung kuno.” kata E. Sumarsih. Produk lokal memang jarang dilirik oleh banyak orang khususnya anak-anak, mereka tidak sadar bahwa produk lokal kaya akan nilai budaya yang harus di lestarikan.
E. Sumarsih menjelaskan bahwa orang tua juga merupakan salah satu faktor penting penyebab kurangnya ketertarikan anak-anak terhadap jajanan tradisional. Orang tua cenderung menuruti kemauan anaknya untuk
mengkonsumsi jajanan modern (snackd tanpa mau memperkenalkan jajanan
tradisional, seharusnya sebagai orang tua harus membantu melestarikan jajanan tradisional ke kalangan anak-anak. Selain menjadi warisan budaya jajanan tradisional juga memiliki tingkat gizi yang jauh lebih baik daripada jajanan modern (snackd jika dikonsumsi oleh anak-anak. Kesehatan anak-anak perlu
dijaga sejak usia dini, jajanan modern (snackd kurang baik untuk dikonsumsi
E. Sumarsih mengatakan bahwa banyak sekali terdapat jajanan tradisional yang ada di Surabaya, namun memiliki asal usul atau pengaruh dari daerah luar Surabaya. Jajanan tradisional khas Surabaya yang memiliki paling sedikit pengaruh dari daerah lain diantaranya; cara bikang, onde-onde, cucur, kue lumpur, perut ayam, kue jongkong, dan bongko mentho. Ibu Sumarsih menjelaskan resep serta ciri khas beberapa jajanan tradisional yang akan dijadikan objek oleh peneliti, diantaranya sebagai berikut.
Cara Bikang merupakan jajanan tradisional khas daerah peneleh yang secara turun-temurun terus dilestarikan hingga saat ini. Cara bikang memiliki bentuk dan tekstur yang unik. Kue ini berbentuk bundar dan sekilas teksturnya tampak seperti sarang semut. Warna dari kue ini juga menarik, ditampilkan dengan warna coklat dan hijau yang berpadu dengan warna putihnya santan, pewarna yang digunakan adalah pewarna alami. Bahan utama untuk membuat cara bikang adalah; tepung beras, tepung terigu, santan kelapa, gula pasir, garam halus, dan pewarna alami. Ciri khas dari cara bikang adalah kenyal, rasanya manis dan memiliki berbagai macam varian warna.
warna hitam berasal dari warna air abu merang, rasanya manis serta kenyal. Bahan utama yang digunakan untuk membuat kue jongkong adalah tepung beras, tepung kani, gula pasir, garam, santan, air daun suji pandan dan air abu merang.
Kue cucur merupakan jajanan tradisional yang memiliki sedikit pengaruh dari budaya betawi, kue cucur termasuk salah satu jajanan tradisional yang sangat diminati oleh masyarakat Surabaya. Kue cucur ini berbentuk bundar dan berwarna coklat. Bahan utama untuk membuat kue cucur ini adalah gula merah, gula pasir, daun pandan, tepung beras, tepung terigu dan garam. Ciri khas kue cucur ini terdapat pada permukaan kue yang berserat dan pinggirnya yang keriting, selain itu bentuknya sedikit mirip dengan cara bikang, rasanya manis, pada bagian tengah terasa lunak sedangkan pada bagian pinggirnya cenderung lebih kering.
Menurut E. Sumarsih kue lumpur merupakan jajanan tradisional yang memiliki cita rasa tinggi, oleh karena itu hingga saat ini masih diminati oleh warga Surabaya. Ciri khas kue lumpur adalah bentuknya yang bundar, tekstur yang lembut seperti lumpur dengan aroma pandan vanili dan hiasan kismis diatasnya. Bahan dasar untuk membuat kue lumpur adalah tepung terigu, kentang, santan cair, mentega, telur, gula pasir, garam, vanili, kelapa muda, dan kismis.
Untuk melengkapi data pada penelitian ini serta membantu menyelesaikan permasalahan yang didapatkan oleh peneliti, maka akan disisipkan isi wawancara dengan Dukut Imam Widodo selaku penulis buku “MONOOO DIPUN BADHOO”. Dukut menjelaskan bahwa sejak tiga tahun yang lalu beliau
dengan tim-nya sengaja blusukan mencari jejak jajanan dan badhogan khas
semakin terlupakan karena masyarakat Surabaya takut jika dikatakan ndeso. Salah
satu contohnya adalah maraknya penggunaan kata “breakfast” dan “lunch” untuk
sekedar gaya-gayaan di kalangan eksekutif muda Surabaya.
Dukut menjelaskan sudah jamak kiranya jika jajanan tradisional itu
memang kalah populer jika dibandingkan dengan jajanan modern (snackd yang
ada di setiap pusat pembelanjaan. Memang di tengah masyarakat Surabaya yang heterogen, jajanan tradisional agaknya mulai tersisih. Anak-anak muda di
Surabaya sudah jarang yang mau makan jajanan tradisional seperti gethuk, tiwul,
lopis atau jenang grendhul. Lidah mereka lebih suka menikmati pizza, burger, spaghetti atau makanan-makanan produk luar negeri lainnya. Sekarang ini sebagian besar makanan-makanan tempo dulu yang pernah hadir dan mengiringi perjalanan sejarah kota Surabaya telah lekang dimakan zaman yang semakin berubah. Bukan karena berbagai makanan tempo dulu itu kehilangan pembeli atau penggemar, justru karena di kota Surabaya, serbuan makanan serba cepat dan yang katanya lebih higenis semakin menggila.
Serbuan makanan yang dibarengi dengan berbagai macam iklan dan promosi di belakangnya semakin hari semakin menggiurkan masyarakat kota, serta semakin menjauhkan generasi muda akan makanan-makanan khas yang lahir dan hadir dalam perjalanan kota Surabaya.
Kesimpulan dari wawancara yaitu:
a. Jajanan tradisional perlu dilestarikan karena merupakan salah satu
b. Jajanan modern (snack) lebih populer dibanding jajanan tradisional karena memiliki kemasan dan tampilan yang lebih menarik.
c. Faktor orang tua sangat berpengaruh terhadap pelestarian jajanan
tradisional karena jika bukan orang tua siapa lagi yang akan mengenalkan jajanan tradisional terhadap anak-anak.
d. Jajanan tradisional lebih bergizi dan menyehatkan bagi anak-anak karena
menggunakan bahan alami dan tidak menggunakan bahan pengawet.
e. Ada beberapa jajanan khas Surabaya yang paling sedikit memperoleh
pengaruh dari daerah lain yaitu; cara bikang, onde-onde, cucur, kue lumpur, perut ayam, kue jongkong, dan bongko mentho. Peneliti mengambil 4 diantaranya yang memiliki ciri khas paling unik yaitu; cara bikang, cucur, kue jongkong, dan kue lumpur.
f. Anak-anak muda di Surabaya sudah jarang yang mau makan jajanan
tradisional seperti gethuk, tiwul,lopis atau jenang grendhul. Perlu adanya
kesadaran untuk melestarikan produk lokal.
Untuk memperkuat data penelitian maka dilakukan observasi. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap suatu objek dan melakukan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang berkaitan dengan objek pengamatan.
anak-anak. Hasil observasi peneliti menyatakan bahwa saat tempat tersebut sedang ramai-ramainya tidak ada orang tua yang membawa anaknya untuk diperkenalkan pada jajanan tradisional dan lebih menitipkan anaknya ke pusat permainan. Ada juga orang tua yang mengajak anaknya namun anak tersebut terlihat tidak tertarik untuk mencicipi jajanan tradisional dan malah asik bermain
dengan gadget-nya. Peneliti juga melihat tidak sedikit dari anak-anak tersebut
yang menunggu orang tuanya diluar toko. Kurangnya kesadaran orang tua untuk mengenalkan jajanan tradisional kepada anak-anak menjadi kendala dalam pelestarian jajanan tradisional khas Surabaya.
Peneliti mendapati bahwa anak-anak cenderung membawa snack dari
luar toko yang memiliki kemasan beragam dan terlihat begitu menarik daripada jajanan tradisional yang terkesan kuno. Seharusnya kita sebagai warga lokal harus melestarikan produk lokal yang sudah mulai tersisihkan, kurangnya kesadaran kita untuk menghargai produk lokal menjadi salah satu alasan jajanan modern (snackd lebih unggul dari pada jajanan tradisional. Peneliti juga menyadari bahwa anak-anak lebih tertarik terhadap karakter-karakter yang
terdapat di kemasan snack tersebut. Tidak adanya larangan dari orang tua untuk
mengkonsumsi jajanan modern (snackd semakin membuat jajanan tradisional
tersisihkan.
bentuknya, namun juga karena jajanan tradisional sangat sarat dengan unsur simbiolisme atau perlembangan.
Kesimpulan dari observasi yang dilakukan di Kartiko Jajan Pasar
Surabaya yaitu :
a. Orang tua cenderung menitipkan anak-anaknya ke pusat permainan dari pada
membawanya ke toko jajanan pasar Kartiko untuk memperkenalkan jajanan tradisional.
b. Anak-anak lebih senang memainkan gadget-nya dari pada mencoba untuk mencicipi jajanan tradisional yang ada di Toko Kartiko.
c. Kurangnya promosi kreatif, membuat anak-anak kurang tertarik umtuk melirik jajanan tradisional yang berada di toko tersebut.
d. Kurangnya kesadaran orang tua untuk mengenalkan produk lokal dan cenderung membiarkan anaknya bermain.
4.1.1BB StudiBLiteraturB
Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi yang dilakukan di Kartiko Jajan Pasar Surabaya yang berada di Pasar Atom Jalan Bunguran 45 pada
tanggal 25 April 2016 diatas, anak-anak membutuhkan pemahaman tentang
“MONOOO DIPUN BADHOO”, Dukut Imam Widodo mengulas secara rinci bagaimana seharusnya kuliner tempo dulu harus tetap ada dan eksis di jaman yang
sudah modern ini. Buku ini membantu peneliti menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang didapatkan untuk merancangan buku ilustrasi karakter jajanan
tradisional khas surabaya dengan teknik vektor guna meningkatkan minat anak pada produk lokal.
Menurut Dessy (2014: 4) mengungkapkan bahwa orang tua memiliki peran yang besar pada saat anak-anak bersamanya. Jika orang tua tidak mau mengenalkan produk lokal terhadap anaknya lantas siapa lagi. Dalam buku ini dijelaskan bagaimana anak-anak muda jaman sekarang lebih senang terhadap kuliner yang serba instan dan modern dari pada warisan lokal. Usia 7-9 tahun adalah usia keemasan anak-anak untuk mempelajari dan mengingat sesuatu yang baru. Jiika sejak dini sudah ditanamkan hal-hal tentang warisan lokal, maka kelak hingga usia dewasa akan tetap di ingat.
GambarB4.1BBukuBMonggoBDipunBBadhogBB
B
4.2BB KonsepB&BKeywordBB
4.2.1BB AnalisisBSTP (Segmentasi, Targeting, Positioning)
Analisis Segmentasi, Targeting dan Positioning mengacu pada objek yang diteliti, dalam hal ini adalah perancangan Ibuku ilustrasi karakter jajanan tradisional khas surabaya dengan teknik vektor guna meningkatkan minat anak pada produk lokal.
1. Segmentasi
Dalam perancangan buku ilustrasi karakter jajanan tradisional khas surabaya dengan teknik vektor guna meningkatkan minat anak pada produk lokal khalayak sasaran atau target yang dituju adalah :
a. Demografis
Usia : 30-54 tahun (target market), 7-9 tahun (target audience)
Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Pendidikan : Minimal S1
Kelas Sosial : Menengah atas
Ukuran Keluarga : 3 anggota keluarga atau lebih
Pendapatan : Rp 3.500.000 hingga Rp 6.000.000,- per bulan b. Geografis
c. Psikografis
Anak-anak yang aktif dan ingin mengetahui hal-hal baru, selain itu juga anak-anak yang senang dengan sebuah karakter atau tokoh kartun. Anak-anak sebagai target audience, tidak memiliki kuasa dalam pembelian sesuatu berdasarkan keinginan mereka, sehingga anak-anak membutuhkan orang tua sebagai decision maker. Sebagai target market, orang tua yang memiliki sifat kekeluargaan yang tinggi, yang terbuka terhadap informasi, dan peduli terhadap pengetahuan hal-hal baru untuk anaknya.
2. Targeting
Target yang dituju dari perancangan buku ilustrasi karakter jajanan tradisional khas surabaya dengan teknik vektor guna meningkatkan minat anak pada produk lokal ini adalah orang tua yang memiliki anak-anak usia 7-9 tahun.
3. Positioning
dilestarikan, yaitu jajanan tradisional, dengan memvisualisasikan jajanan tradisional sebagai karakter atau tokoh kartun dengan style kartun western. Style kartun western lebih menonjolkan pada warna, dan juga artwork yang sederhana dan simpel. Untuk anak-anak usia 7-9 tahun, penggunaan artwork yang sederhana dan warna yang beragam akan lebih mudah diingat oleh anak-anak.
4.2.2B Unique Selling Preposition (USP)
Adanya pembeda pada suatu produk dalam sebuah persaingan bisnis merupakan hal yang sangat penting, karena itu dibutuhkan sesuatu hal yang menjadi pembeda antara suatu produk dengan produk yang lainnya sehingga dapat memiliki kekuatan dalam menarik target pasar. Keunikan suatu produk dapat menjadikan suatu produk memiliki kemungkinan untuk lebih digemari konsumen dibandingkan dengan kompetitornya dan keunikan tersebut dikenal dengan istilah Unique Selling Proposition.
Buku ilustrasi ini menyuguhkan 6 jajanan tradisional khas Surabaya, diantaranya cucur, cara bikang, kue jongkong, kue lumpur, klanting, dan kue perut
ayam yang dikemas secara unik yaitu dengan bentuk karakter menggunakan
berperan penting untuk mengenalkan kepada anak-anaknya, melalui buku inilah orang tua dapat memberi pengetahuan baru kepada anak-anak mereka.
4.2.3BB AnalisisBSWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
B Analisis SWOT merupakan metode perancangan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengthd, kelemahan (weaknessd, peluang (opportunityd, dan ancaman (threatd dalam suatu penelitian. Langkahnya adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negatif yang berpotensi untuk menghambat pelaksanaan keputusan perancangan yang telah diambil (Sarwono dan Lubis 2007: 18). Dinilai dari segi kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal yang ada disebuah obyek, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor dari segi eksternal. Hasil dari kajian keempat segi internal dan eksternal tersebut dapat disimpulakan melalui strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi. Hal-hal yang dikandung oleh empat faktor tersebut disimpulkan menjadi sesuatu kesimpulan yang positif, netral atau dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks Pakal yang terdiri dari:
a. Strategi PE-KU (S-O) / Peluang dan Kekuatan : Mengembangkan peluang menjadi kekuatan.
b. Strategi PE-LEM (W-O) / Peluang dan Kelemahan : Mengembangkan peluang untuk mengatasi kelemahan.
d. Strategi A-LEM (W-T) / Ancaman dan Kelemahan : Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan. (Sarwono dan Lubis, 2007: 18-19).
4.2.4B TabelBAnalisisBSWOTBB
GambarBTabelB4.2BSWOTBB
4.2.5BB KeywordB
Berdasarkan data yang telah terkumpul dari hasil wawancara, observasi, studi literatur, STP, dan beberapa data penunjang lainnya yang nantinya akan dijadikan sebuah keyword atau konsep.
Pemilihan kata kunci atau keyword dari dasar perancangan buku ilustrasi karakter jajanan tradisional khas surabaya dengan teknik vektor guna meningkatkan minat anak pada produk lokal ini dipilih melalui penggunaan dasar acuan analisa data yang telah dilakukan. Menentukan keyword diambil berdasarkan data yang telah terkumpul dari hasil observasi, wawancara, literatur, STP, USP, dan analisis SWOT yang kemudian dijadikan sebagai strategi utama.
GambarBTabelB4.3BAnalisaBKeyword SumberiBHasilBOlahanBPeneliti,B2016B
4.2.6BB DeskripsiBKonsepB
Berdasarkan analisis keyword maka kesimpulan dari konsep yang akan menjadi acuan desain dalam perancangan buku ilustrasi karakter jajanan tradisional khas surabaya dengan teknik vektor guna meningkatkan minat anak pada produk lokal yaitu “Primary”. Kata Primary mewakili dari semua keyword yang diambil dari wawancara, observasi, literatur, USP dan analisis SWOT yang pada akhirnya dijadikan sebagai strategi utama.
perhatian serta kalah popular dengan jajanan modern (snackd. Maka dari itu diharapkan dari perancangan buku ilustrasi karakter jajanan tradisional khas surabaya dengan teknik vektor guna meningkatkan minat anak pada produk lokal ini anak-anak mampu menyerap dan menambah wawasan baru tentang jajanan tadisional khas Surabaya yang dibalut dengan cara yang unik dan menyenangkan.
B
4.3BB PerancanganBKreatifB
4.3.1B TujuanBKreatifB
B Perancangan buku ilustrasi karakter jajanan tradisional khas surabaya ini bertujuan untuk menumbuhkan minat dan wawasan baru tentang pentingnya melestarikan warisan lokal kepada anak-anak. Pada buku ilustrasi karakter jajanan tradisional ini nantinya akan memberikan informasi tentang bahan alami yang digunakan dalam membuat jajanan tradisional serta manfaatnya bagi tubuh, sehingga anak-anak sadar bahwa jajanan tradisional lebih sehat dari pada jajanan modern (snackd. Selain itu juga agar target audience yaitu anak-anak berusia 7-9 tahun dapat mengenal warisan lokal yang hampir terlupakan ini.