• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Ajar-1 Teknik Audio Engineering

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan Ajar-1 Teknik Audio Engineering"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

I.

MIXER & PROSESOR

Balanced atau Unbalanced ?

Ada dua macam koneksi dalam sistem audio : BALANCED dan UNBALANCED. Koneksi BAL adalah koneksi dengan tiga jalur konduktor/kabel yaitu : positif – negatif - ground. Adapun koneksi UNBAL adalah koneksi dengan hanya 2 jalur kabel : positif dan negatif (bila ada jalur ketiga, maka biasanya jalur ketiga digabungkan dengan jalur negatif).

Koneksi UNBAL memiliki resiko noise karena rentan terhadap gangguan/interferensi dari perlengkapan listrik (seperti lighting, dsb.) atau stasiun pemancar. Noise ini terjadi karena gelombang interferensi alat listrik lain tersebut menembus kabel kita dan ikut terbawa ke perlengkapan sound kita. Resiko interferensi ini menjadi semakin besar seiring dengan semakin panjangnya kabel.

Untuk mengatasi hal ini, maka sebaiknya kita menggunakan koneksi BAL. Dalam koneksi BAL, sinyal dikirim melalui 2 buah jalur kabel. Salah satu jalur kabel akan membalik sinyal yang berangkat sehingga sinyal tersebut Out-Phase / Cancelling dengan sinyal di jalur kabel yang satunya lagi. Karena dilindungi dengan kulit kabel, maka pembalikan ini tidak akan membawa efek Cancellation. Di ujung lainnya, sinyal terbalik tadi akan kembali dibalik sehingga kita kembali mendapatkan sinyal In-Phase seperti sediakala.

Keuntungan dari pembalikan ini adalah : semua sinyal interferensi yang masuk sepanjang kabel akan saling meniadakan (Cancellation / Out-Phase) pada saat tiba di ujung akhir kabel. Sungguh sebuah cara yang cerdik untuk menghindari interferensi sinyal audio - JS.

Teknik Setting EQ

Memang sulit men-setting EQ karena sangat tergantung selera, akustik ruangan, dan faktor-faktor lainnya. Untuk mendapatkan hasil yang baik, mulai dengan menetralkan semua EQ di posisi 0 atau flat, lalu besarkan seluruh volume 50%. Pastikan bahwa anda sudah puas dengan posisi speaker dan gain subwoofer.

Setelah itu, putar CD yang anda hafal soundnya, dan sesuaikan tiap-tiap frekuensi band EQ satu-persatu. Jangan sekaligus beberapa band frekuensi ! Satu band saja dan dengarkan lagi.

Selesaikan satu band tersebut sampai soundnya bisa diterima. Lalu lanjutkan ke band frekuensi lainnya.

(2)

Aturan Emas EQ dari Bobby Owsinsky

- Bila bersuara ‘becek / berlumpur’ (muddy), potong (cut) di area 250Hz - Bila berbunyi ‘kaleng’ (honky), potong di area 500Hz.

- Potong (cut) bila anda menginginkan suara yang lebih baik. - Tambah (boost) bila anda ingin membuat bunyi unik / berbeda.

- Kita tidak dapat mem’boost’ bila memang frekuensi itu tidak ada di sumber bunyi. Gunakan bandwidth Q sempit sewaktu ‘cut’, gunakan Q lebar waktu ‘boost’. Bila anda

menginginkan suatu suara menonjol, kurangi bagian bottom/low. Bila anda menginginkan suara itu bercampur dengan suara lainnya, kurangi bagian top-high nya - www.ps139.com

Nada VS Frekuensi VS Panjang Gelombang

Berikut adalah tabel Mik Fielding untuk mengetahui frekuensi dari nada beserta panjang gelombangnya.Tabel ini sangat berguna untuk membantu agar mixing kita lebih detil lagi.

Dengan melihat tabel ini, kita mengerti mengapa kita tidak dapat mendengar nada D-1 dari jarak 2 meter di depan subwoofer. Karena nada D-1 membutuhkan 10 meter lebih untuk dapat

terbentuk sempurna dan menjadi bunyi.

NADA PIANO FREKUENSI (Hz) PANJANG GELOMBANG

A - 0 27,5 13,481 meter

D - 1 36,7081 10,100 meter

A - 1 55,0000 6,741 meter

D - 2 73,4162 5,050 meter

A - 2 110,000 3,37 meter

(3)

A - 3 220,000 1,685 meter

D - 4 293,665 126,2 cm

A - 4 440,000 84,26 cm

D - 5 587,330 63,12 cm

A - 5 880,000 42,13 cm

D - 6 1174,66 31,6 cm

A - 6 1760,00 21,1 cm

D - 7 2349,32 15,8 cm

A - 7 3520,00 10,5 cm

D - 8 4698,64 7,9 cm

A - 8 7040,00 5,3 cm

D - 9 9397,27 3,9 cm

A - 9 14080,0 2,6 cm

(4)

Setting GATE

Salah satu perangkat yang sering digunakan dalam sound system adalah Gate. Terutama setting sound drum,dimana komponen seperti snare, hihat, tom, kick dll letaknya berdekatan dan rawan kebocoran bunyi.

Secara singkat Gate adalah : alat yang tidak akan meneruskan sinyal (dalam satuan dB) apabila nilai level signal-nya di bawah nilai threshold yang ditentukan. Lalu kontrol apa yang biasanya menjadi standar dalam perangkat Gate? Yang utama adalah :

- Threshold : kontrol ini yang akan menentukan di level berapa signal diperbolehkan masuk gate. Apabila di bawah nilai ini, maka signal akan ditutup dan tidak diteruskan. Semakin besar dB yang kita set, semakin besar signal yang dibutuhkan untuk membuka gate.

- Attack : mengontrol kecepatan gate bereaksi apabila signal sudah memasuki ambang threshold.

- Release : menentukan seberapa cepat gate kembali menutup setelah sebuah signal dibiarkan melewati gate.

Setiap produsen menambahkan fitur-fitur lain sebagai pelengkap. Bacalah manual alat tersebut. Atau luangkan waktu untuk mencoba berbagai fitur tersebut.

Gate biasanya disisipkan di insert mixer. Mengapa demikian? Dengan melewati insert mixer, berarti signal sudah melalui proses treatment gain melalui gain / trim. Hal ini akan

mempermudah kita apabila ada permasalahan yang timbul di tengah pertunjukan.

Setting Gate : dapatkan struktur gain dengan meminta pemain drum untuk mencoba dulu satu persatu. Mulai kick, snar, hihat, tom. Setelah itu lakukan sedikit equalisasi sampai sound dari masing-masing channel dianggap memuaskan. Baru setelah itu kita tentukan setting threshold Gate. Tentukan nilai attack terbaik agar gate bereaksi secepat mungkin dan natural . Kalo sudah dengarkan hasilnya. Apabila ada bunyi sustain mengganggu maka putuskan berapa nilai release terbaik.

Lakukan proses ini satu persatu, mulai kick, snar, hihat, dan seterusnya sampai semua yang perlu di gate telah masuk. Ingat bahwa drummer adalah manusia yang staminanya bisa menurun. Karena itu tentukan nilai threshold dengan bijak. Jangan terlalu ekstrim menentukan threshold karena nantinya mengakibatkan hasil sound tidak natural.

Artikel ini tidak serta merta membuat kita jadi piawai dalam men-setting gate, tentunya tetap dibutuhkan praktek dan latihan untuk mengasahnya. Selamat mencoba – Uki Tridaya

Panduan cepat Mr. Mik Fielding meng - EQ instruments Kick Drum : 60-80 Hz Bottom depth; 2.5kHz Slap attack Snare Drum : 240 Hz Fatness; 2-3kHz Crispness

(5)

Rack Toms : 240 Hz Fullness; 2-4kHz Attack; 8kHz Overtones Floor Tom : 120 Hz Fullness; 2-4kHz Attack; 8kHz Overtones

Bass Guitar : 60-80 Hz Bottom; 700-1kHz Attack or Pluck; 2.5 kHz String Noise or Pop Acoustic Guitar : 80-120 Hz Bottom; 240Hz Body; 2.5-5kHz Clarity;

Electric Guitar : 100-250Hz Body; 2.5-3KHz Clarity; 6-8kHz Presence. Electric Organ : 80-120 Hz Bottom; 240Hz Body; 2.5kHz Clarity

Piano : Bottom at 80-120Hz; Clarity at 2.5-5kHz; "Honky Tonk" sound with high "Q" at 2.5kHz Horns : Fullness at 120-240Hz; Shrill at 5-8kHz

Strings : Fullness at 240Hz; Scratchiness at 7-10kHz

Conga/Bongo : Resonance at 200-260Hz; Presence/Slap at 2-4kHz

Vocal : Fullness at 120Hz; Boominess at 200-280Hz; Presence at 5kHz; Sibilance at 6-7kHz Setting EQ Pidato

Secara garis besar, frekuensi pidato dapat dibagi atas 3 area utama : fundamental, huruf hidup (vowel : a, i, u, e, o) dan huruf mati (konsonan).

Fundamental pidato ada di frekuensi 125-250 Hz. Disini kualitas suara terdapat. Kita dapat mengenali suara si pembicara di frekuensi ini.

Huruf hidup muncul di frekuensi 350 Hz – 2 kHz. Huruf mati muncul di 1,5 – 4 kHz.

60 % energi suara muncul di frekuensi 63 - 500 Hz dengan hanya 5 % tingkat kejelasan suara. Sementara itu area 500 Hz – 1 kHz menampilkan 35 % kejelasan suara. Dan akhirnya area 1 – 8 kHz menghasilkan 60 % kejelasan suara.

Terlalu banyak boost di antara 1 – 4 kHz dapat menyebabkan pendengar lelah. Tetapi vokal dapat dibuat menonjol dengan boost di 3 kHz. Terlalu banyak boost di area 5 -16 kHz dapat

menyebabkan sibilance (desis ‘ssss’) - Devin DeVore Feedback Eliminator / Destroyer

(6)

Alat ini adalah sebuah prosesor elektronik yang mencari dan menghancurkan feedback. Bila sebuah feedback muncul, maka secara otomatis alat ini akan mencari frekuensi feedback tersebut dan menakik nya (notches it out). Waktu feedback muncul lagi di frekuensi yang lain, maka alat tersebut akan mengirim filter kedua sebagai penyelamatnya - Lorne Atkins

Cut atau Boost EQ ?

Alasan mengapa EQ lebih baik di 'cut' (kurangi/potong) dibandingkan dengan di 'boost'

(dinaikkan) adalah karena dengan boosting, maka kita juga mem -boost noise di sinyal tersebut. Coba saja. Boost tiap frekuensi dan dengarkan hasilnya. Bila anda pikir sound nya bertambah enak, silahkan saja. Siapa tahu ? - Ian Waugh

Mixing

Hal pertama yang diperhatikan orang adalah penyanyi utama. Pastikan bahwa mereka terdengar baik dan cukup keras, baru kemudian kita mengolah gitar, keyboard, drum, dan sebagainya - Dave

Kabel speaker vs kabel instrumen

Kabel untuk speaker tidak baik digunakan sebagai kabel instrumen. Begitu pula sebaliknya. Karena kabel instrumen hanya mampu membawa sedikit tenaga (low power) dan ber-hambatan tinggi (high impedance / High Z). Sedangkan kabel speaker sebaliknya : high power dan hambatan rendah (low Z).

Bila anda menggunakan kabel instrumen sebagai kabel speaker, mungkin anda akan baik-baik saja di sinyal rendah. Pada sinyal tinggi, anda akan mengalami berbagai masalah dalam bentuk ampli mengalami panas berlebihan, speaker berbunyi distorsi (peak), atau kabel hangus.

Bila kita menggunakan kabel speaker untuk instrumen, maka bisa jadi anda akan mengalami noise karena induksi dari perlengkapan listrik di sekeliling (lighting, dan sebagainya). Mengapa demikian ? Karena kabel speaker hanya memiliki pelindung luar yang tipis, sedangkan isi kabel dalamnya besar dan tebal. Induksi mudah masuk dan terbawa oleh kabel hingga berbunyi di speaker kita – www.fender.com

Total Harmonic Distortion (THD)

Total Harmonic Distortion adalah sebuah indikator di amplifier atau pre-amp tentang seberapa jauh penurunan kualitas suara terjadi. THD diukur dengan cara membandingkan output dengan input.

Suara terdiri dari berbagai frekuensi. Kualitas suara input (frekuensi) dapat mengalami

(7)

Semakin kecil nilai THD, semakin bagus kualitas alat tersebut - www.stereos.about.com Tipe-tipe Reverb

Ada beberapa tipe program reverb. Mari kita lihat lebih detail :

Tipe ROOM : reverb tipe ini adalah simulasi suara yang berbentuk ruangan. Simulasi suara ini mencerminkan ruangan yang lebih kecil dibandingkan tipe HALL.

Tipe HALL : tipe ini menghasilkan sound yang lebar, hangat, dan besar. Mencerminkan ruangan aula yang besar.

Tipe PLATE : tipe ini sangat sesuai untuk vokal. Pada jaman dahulu pembuatan reverb Plate dilakukan dengan cara mengirim sound ke sebuah plat metal yang akan memantulkannya

kembali bolak balik. Suara vibrasi pantulan ini kemudian direkam kembali menjadi audio signal. Reverb ini bersifat cerah (bright) dan jernih (clean) sehingga cocok untuk vokal.

Tipe CHAMBER : dahulu kala, semua studio memiliki ruang pantul (echo chamber). Suara dikirimkan ke ruang pantul ini, kemudian direkam kembali. Suara pantulan inilah yang dinamakan reverb Chamber – www.emusictips.com

Pembicara Penting

Banyak pembicara terbiasa mendengar suara mereka lewat speaker dan menyesuaikan volume dan kualitas suara mereka sesuai apa yang mereka dengar. Mereka butuh speaker monitor yang baik agar percaya diri dengan suara mereka.

Suara monitor yang terlalu kecil akan menyebabkan pembicara mendekatkan diri ke mic atau berteriak. Bila monitor terlalu keras akan menyebabkan mereka menjauh dari mic dan berbicara lembut. Perhatikan bagaimana mereka memegang mic – bila terlalu jauh, kecilkan monitor. Bila terlalu dekat, keraskan monitor - Dr. Dale A. Robbins

Rasio Signal to Noise (S/N)

Rasio Signal to Noise (S/N) adalah jarak antara level sinyal dengan level dimana mulai terdengar noise. Besarnya S/N biasanya dinyatakan dalam dB (desibel).

Untuk mengetahuinya secara praktis (selain membaca manual alat) dapat kita gunakan cara berikut : Tanpa ada bunyi sinyal apapun, kita naikkan volume sampai kita mendengar adanya bunyi noise. Itulah nilai S/N dari alat yang kita operasikan.

Nilai S/N 30dB artinya ada 30dB sinyal dengan 0dB noise, dan juga berarti ada 31dB sinyal dengan 1dB noise, serta ada 50dB sinyal dengan 20dB noise, dst.

(8)

noise hingga 70dB, sedangkan alat kedua hanya mampu menghasilkan bunyi bebas noise 40dB saja.

Dengan mengetahui batas S/N, maka kita akan tahu sampai batas mana audio yang kita hasilkan bersih dari noise – Benjamin Soegiaman & JS

Setting compressor

Compressor adalah sebuah alat yang sangat berguna. Di live music, kompresor diguanakan untuk membatasi peak sinyal. Kompresor dapat meningkatkan dan membumbui suara, tetapi bila di set terlalu tinggi akan merusak suara. Ingat hal ini : Hanya gunakan kompresor bila dibutuhkan, jangan meng-kompres hanya karena kita memiliki kompresor yang bagus !

Berikut adalah beberapa tips tuntunan dalam menggunakan kompresor. Tidak setiap kasus cocok dengan tips ini, tetapi tips ini patut dicoba sebagai bahan dasar untuk melakukan perbaikan lebih jauh.

Kick Drum - ratio 8:1, attack di bawah 2ms, reduksi maksimum 10dB.

Snare Drum – ratio 3:1, auto attack release, threshold -10dB. Bila menginginkan suara yang dalam, gunakan ratio antara 4:1 - 6:1, attack 5-10ms, release sekitar 150ms, reduksi maksimum 10dB.

Elektrik Gitar – ada 3 ide yang patut dicoba : Ratio antara 3:1 – 5:1 dengan auto attack release dan reduksi 8-10dB. Ratio antara 4:1 - 10:1 dengan attack 10-50ms dan release 0,4 detik. Untuk menghasilkan sound yang kuat, coba ratio lebih tinggi dan release lebih cepat

Bass - ratio antara 4:1 - 8:1, attack 50ms, release time 0,4 seconds, reduksi 6-10dB. Vokal – ratio antara 4:1 - 8:1, attack yang cepat, release 0,5 detik, reduksi 4-6dB. Jangan terlalu gila-gilaan meng-kompres vokal ! - OldBarn Audio

Setting musik Hip-Hop

Seting compressor seperti apa yang dapat menghasilkan punch drum maksimum seperti yang dibutuhkan musik Hip-Hop dan House ?

Dalam banyak kasus Hip-Hop, ratio yang umum digunakan adalah 4:1 hingga 7:1. Ratio di atas 8:1 efektif untuk membatasi (limiting) bukan untuk kompresi. Para jagoan biasanya

menggunakan reduksi antara 10 – 15 dB pada kick, snare, bass dan gitar.

Untuk membentuk sound kick drum yang ideal, kami umumnya menggunakan ratio 5:1 dengan threshold -12,4 dB. Sekali anda telah menemukan ratio dan threshold yang cocok, anda telah siap untuk memanaskan panggung dengan men-seting attack dan release yang sesuai -

(9)

II.

SPEAKER POWER

RT60 untuk studio

Reverb Time (RT) didefinisikan secara umum sebagai “waktu yang dibutuhkan oleh suara untuk menghilang sepenuhnya”. Pengukuran yang biasa digunakan adalah RT60, yaitu waktu yang dibutuhkan hingga suara berkurang 60dB.

RT yang ideal bervariasi tergantung ukuran dan material ruangan. Tetapi umumnya adalah 0,3 detik. Di dalam studio, RT untuk pidato yang baik adalah berkisar 0,2-05 detik, sedangkan untuk musik klasik sebaiknya berkisar 0,6-0,8 detik..

Dalam desain studio, sebaiknya RT frekuensi mid sekitar 0,3 detik. Sedangkan untuk frekuensi low dan high boleh lebih panjang sedikit. – Paul White

Desain Box Speaker

Speaker box dengan dinding non-paralel (berhadapan tegak lurus) memiliki masalah yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang berbentuk persegi sempurna. Tetapi para pembuat box menyukai box paralel karena penanganan dan konstruksinya lebih mudah.

Bila harus membuat box dalam bentuk persegi sempurna, maka gunakan rasio perbandingan dimensi box 0,62 : 1 : 1,62. Rasio ini adalah “RASIO EMAS” sejak jaman purba. Rasio ini memastikan bahwa semua gelombang frekuensi suara akan beresonansi sempurna di dalam box. – KBapps.com

X-over

Speaker memproduksi beragam gelombang suara dengan bergerak 60 kali maju mundur per-detik untuk menghasilkan frekuensi rendah, hingga 20.000 kali maju mundur per-per-detik untuk menghasilkan frekuensi tinggi.

Ini adalah kerja keras yang luar biasa, tetapi speaker melakukannya setiap kali memainkan musik. Alat yang mengatur kerja speaker agar bergerak cepat dan bergerak lambat adalah driver. Itu sebabnya mengapa boks speaker dilengkapi driver spesialis treble untuk menggerakkan tweeter, dan driver spesialis bass untuk menggerakkan sub-woofer. Jadi pekerjaan utama cross-over (X-cross-over) adalah membagi-bagi frekuensi dan mengirimkannya ke driver yang sesuai. Tetapi X-over bekerja lebih lagi. Driver speaker membutuhkan banyak bantuan. Mereka sensitif terhadap beberapa frekuensi, sehingga proses ekualisasi (EQ) akan sangat bermanfaat bagi mereka. Tweeter juga lebih sensitif dari woofer dan butuh di-seimbangkan (balance) dengan woofer agar tidak terlalu keras. Karena itu, tugas kedua X-over adalah untuk memanipulasi sinyal yang dikirimnya ke driver sehingga :

(10)

-Driver-driver yang berdekatan berbagi tugas dengan sesuai (tweeter tidak mengambil jatah frekuensi woofer, woofer tidak mengambil jatah frekuensi sub-woofer, dst.)

-Output driver yang berbeda-beda diseimbangkan sehingga menghasilkan kekerasan sama. Masih ada lagi ! X-over mempengaruhi timing (waktu) bunyi driver sehingga sesuai dengan bunyi driver lainnya. Sungguh sebuah kerja keras ! - www.aperionaudio.com

Kerja Crossover (X-over)

Crossover membentuk sejumlah frekuensi untuk tiap driver speaker dengan tiga jenis filter : Kapasitor, Koil (Induktor) dan Resistor. Mari kita lihat apa kerja masing-masing filter ini. Resistor : Bila ampli mengirim 10 watt power ke 8 ohm tweeter, dan kita menempatkan 8 ohm resistor secara seri di antaranya, maka power yang tiba di tweeter hanyalah 2,5 watt. Karena dengan resistor seri @ 8 ohm, maka tegangan akan menurun jadi 5 watt. Kemudian power sebesar 2,5 watt akan digunakan oleh resistor, jadi tweeter hanya mendapatkan sisa tenaga 2,5 watt dari sumber 10 watt power ampli. Sudah jelas kekerasan akan berkurang 6 dB (Ingat rumus : bila daya berkurang separuh, maka terjadi penurunan 3 dB).

Kapasitor dan Induktor : Sebuah kapasitor yang ditempatkan secara seri dengan speaker, akan memblokir frekuensi rendah dan melewatkan frekuensi tinggi. Sebuah induktor berfungsi sebaliknya. Blokir frekuensi akan terjadi secara berangsur-angsur (roll-off) dalam bentuk penurunan 6dB/oktaf (1st order), 12dB/oktaf (2nd order), atau 3rd order (18 dB/oktaf), atau yang

curam 4th order (24 dB/oktaf). Karakter penurunan ini dibedakan atas jenis Bessel, Butterworth,

Linkwitz-Riley. Butterworth terkenal lembut, Linkwitz-Riley memotong tajam, sedangkan Bessel memiliki karakter phase-shift yang unik

Desain crossover bukanlah hal yang mudah. Sangat-sangat sulit. Tetapi ingat rahasia utama para desainer speaker “Bukan teori yang penting, tetapi bunyi speaker yang penting”. Desainer bermain-main dengan berbagai tombol crossover hingga menghasilkan bunyi yang diinginkan. Walaupun demikian, pengetahuan teori juga mempengaruhi kelihaian bermain-main ini. Tetapi proses utamanya adalah secara berulang-ulang “memainkan tombol - mendengarkan” hingga speaker kita mendapat acungan jempol - aperionaudio.com dan ASG EAW.com

RMS vs PMPO

RMS (Root Mean Square) dan PMPO (Peak Music Power Output) sama-sama menunjukkan power rating, namun keduanya tidak dapat diperbandingkan. Selain tidak ada standard pengukuran PMPO yang baku, metode pengukurannya juga berbeda-beda.

(11)

Pencantuman power rating tentu saja untuk menunjukkan sampai dimana kemampuan tingkat kebisingan yang bisa dihasilkan. Tentu ini hanyalah sebuah angka yang menunjukkan

kemampuan maksimum perangkat audio tersebut.

Jika dianalogikan dengan mobil, ini tidak beda dengan catatan spesifikasi kecepatan yang tertera dapat mencapai 220 km/jam. Namun apakah kecepatan maksimum demikian bisa tercapai, adalah hal yang lain. Tentu bisa tercapai dengan syarat kondisi-kondisi tertentu. Jalan aspal lebar dan mulus, tidak ada tanjakan, mesin masih baru, bahan bakar dengan oktan tinggi, oli yang tepat, grip serta tekanan ban ideal, suhu mesih ideal, berat mobil efisien, ringan dan ideal, lalu cuaca harus cerah, tidak ada angin apalagi hujan dan yang penting lagi pengemudinya harus punya nyali sekelas pembalap formula 1. Kalau tidak, mobil paling pol dapat dipacu mencapai 140 km/jam dan ini juga sebenarnya sudah mendebarkan.

Demikian juga dengan sistem audio, dengan volume yang sedang-sedang saja dengan alunan yang harmonis kiranya anda sudah cukup puas. Belum tentu anda tega meng-umbar volume audio anda sekencang-kencangnya sampai kaca-kaca jendela rumah anda pecah semua – disadur dari www.audiorakitan.com

Subwoofer elektrostatik pertama

Subwoofer elektrostatik dikembangkan pertama kali tahun 1960 an oleh Ken Kreisel, untuk mengatasi komplain pelanggan di toko high end “Miller Kreisel (MK)” yang dimilikinya bersama Jonas Miller di Los Angeles. Para pelanggan komplain karena mereka merasa kehilangan nada-nada rendah di speaker elektrostatik buatan MK.

Penggunaan subwoofer untuk rekaman pertama kali dilakukan tahun 1973 dalam mixing album Steely Dan “Pretzel Logic” dengan operator Roger Nichols. Subwoofer dipesan oleh Walter Becker dan Donald Fagen dari tim Steely Dan. Sejak saat itu Sattelite Subwoofer MK laris dipesan banyak studio rekaman dan digunakan sebagai sistem referensi utama studio. Beberapa pelanggan sistem audio MK sistem audio adalah rumah produksi audio film Dolby, DTS, dan THX.

Subwoofer biasanya menampilkan nada 20 – 200 Hz melalui cone speakernya. Pemisahan stereo sangat sulit didengarkan di subwoofer karena karakter nada low yang omni-directional. Itu sebabnya Audio System biasanya hanya menjual satu subwoofer + beberapa speaker mid high. Nada low hanya bisa terasa terpisah dalam bentuk earphone - MKsoundsystem. com dan cramster.com

Mana lebih nonjok : 1 buah Sub 21inch atau 2 buah Sub 18inch ?

(12)

Instalasi Speaker Double Voice Coil

Speaker Double Voice Coil (DVC) adalah speaker dengan 2 gulungan coil di atas former yang sama. Mereka diletakkan saling bertumpang-tindih dengan terminal yang berbeda.

Keuntungan utama speaker DVC adalah semata-mata di fleksibilitas pemasangan kabelnya. Speaker DVC memiliki alternatif instalasi seri, paralel, dan independen.

Speaker DVC lebih banyak digunakan di sistem Car/Home audio karena kebanyakan amplifier audio tipe ini tidak dapat monobridge. Jadi kekuatan ampli dapat disatukan di monobridge melalui instalasi speaker DVC.

Keuntungan lainnya adalah speaker dapat diubah-ubah hambatannya. Bila tadinya speaker SVC (Single Voice Coil) hambatannya 8 ohm, maka di speaker DVC (masing-masing Coil 4 ohm) dapat diubah jadi 2 ohm (bila sistem kabel paralel) atau menjadi 8 ohm (bila sistem kabel seri). Dengan dimungkinkannya fleksibilitas kabel dan hambatan ini, maka kini dimungkinkan untuk merangkai beberapa speaker menjadi satu dengan power yang sama, sehingga didapatkan performa speaker yang lebih baik – JL Audio Inc.

Surround Sound

Sistem Surround sudah ada lebih dari 60 tahun. Jaman tahun 1930an film selalu menggunakan 3 channel tabir suara (Left-Center-Right) hasil riset Bell Labs. Pada tahun 1941 Disney dalam film Fantasia nya menyajikan tambahan speaker di belakang. Jadi ada 4 speaker sekarang.

(13)

Dengan berkembangnya teknologi digital di tahun 1980an, jumlah surround channel ditambah jadi dua dan ditambah subwoofer LFE (Low Frequency Effect). Kini semuanya menjadi 6 channel dengan sistem Surround 5.1. Di akhir 1990an, Sony telah menciptakan sistem surround 7.1.

Dalam surround system, semua speaker di low-cut pada 80 Hz. Sedangkan LFE di high-cut pada 120 Hz dengan penambahan headroom 10 dB.

Keuntungan sistem surround dibandingkan sistem stereo 2 speaker adalah : tidak ada lagi yang dinamakan sweet-spot (titik dimana suara terdengar paling jelas dan enak). Seluruh ruangan menjadi sweet-spot sekarang.

Selain itu, penempatan speaker tidak lagi menjadi krusial. Di sistem stereo, pergeseran speaker sedikit saja akan membawa banyak perbedaan. Hal ini tidak terjadi di sistem surround – Bobby Owsinski “Mastering Handbook”

Perhitungan SPL berbahaya

Frekuensi yang berbahaya bagi telinga kita adalah 2 – 20 kHz. Bila kita mendengarkan frekuensi tersebut dengan level di atas 100 dB SPL terus menerus selama lebih dari 2 jam, maka kita dapat mengalami hearing loss (tuli).

Kita dapat menghindari hal ini dengan cara mengukur SPL speaker kita. Masalahnya adalah, angka dB SPL yang muncul di SPL meter kita biasanya adalah angka total jumlah dB dari seluruh frekuensi yang muncul.

Jadi kita harus mengetahui cara untuk mengetahui berapa total SPL yang dihasilkan oleh frekuensi berbahaya (2 kHz ke atas) tersebut, agar terhindar dari hearing loss.

Untuk menjawab hal ini, maka gunakan fasilitas WEIGHTING di SPL meter. Ada tiga macam weighting : C weighting (mencakup frekuensi 20 Hz – 20 kHz), A weighting (mencakup frekuensi 1 kHz ke atas), Z weighting atau Flat (mencakup seluruh frekuensi).

Jadi, jangan lupa mengukur SPL A weighting untuk mengetahui seberapa berbahaya nya sound yang kita hasilkan – disadur dari artikel YP Hadi Sumoro Kristianto

Speaker yang lebih baik

Mana berbunyi lebih baik ? Speaker A dengan tanggapan frekuensi (frequency response) 45 Hz – 18kHz atau speaker B 20 Hz – 25kHz ? Faktanya adalah, data di atas sama sekali tidak cukup untuk menggambarkan kualitas suara speaker. Mari kita lihat lebih detil.

Hal yang paling penting dari speaker bukannya lebar tanggapan frekuensi nya, tetapi

(14)

Angka tanggapan frekuensi akan berbicara lebih banyak bila juga menyertakan angka toleransi kekerasan (Amplitude tolerance) seperti contoh “40Hz–20kHz, +/- 3dB”. Angka ini

memperlihatkan bahwa penyimpangan suara yang terjadi antar frekuensi adalah 3 desibel dari angka rata-rata tengah. Artinya, bisa jadi frekuensi 100Hz berbunyi 10dB, frekuensi 1kHz berbunyi 12dB, frekuensi 1,3kHz 13dB, 6,3kHz 8dB dst. Penyimpangan yang terjadi tidak melebihi 3dB atau + 3dB.

Speaker dengan angka berikut “40Hz-20kHz, +/- 8dB” sudah jelas kalah flat dibandingkan speaker di atas – Paul Dicomo

Speaker vs Ampli

Banyak orang bertanya : “Dapatkah speaker saya menggunakan power ampli ini ?” atau “Apakah power ampli ini akan menjebol speaker saya ?”.

Faktanya adalah setiap speaker dapat dibunyikan oleh amplifier apa saja. Masalah akan timbul waktu sang pengguna menjadi terlalu bernafsu. Saat itulah si ampli dipaksa berbunyi sekeras-kerasnya hingga suara clipping (terdistorsi).

Kecuali kita mendengar speaker dari jauh, maka kita tidak akan dapat mendengar distorsi

clipping tersebut. Terutama sekali bila SPL kita diatas 90dB, maka telinga kita akan overload dan tidak dapat mendeteksi adanya distorsi clipping.

Perlu kita ingat bahwa 1 watt power mampu membunyikan speaker sebesar 88dB dalam jarak 1 meter (SPL = 88 dB). Bagaimana halnya dengan ampli 10 watt ? 50 watt ? atau 500 watt

sekaligus ? Tentu kita tidak dapat mendengar distorsi clipping dalam watt power sebesar itu. Agar mudah mendengar clipping, mainkan lagu kesayangan anda dan menjauh dari speaker. Bila perlu, matikan subwoofernya. Maka anda akan dapat mendengar bunyi clipping tersebut - Babin Perry

Berapa total SPL dari 2 buah Speaker @ 60dB ?

Berapa total SPL yang dihasilkan oleh 2 buah speaker @ 60dB ?

2 buah sumber suara koheren (serupa / identik) dengan SPL yang sama hanya akan menghasilkan peningkatan 3 dB. Jadi jawaban pertanyaan di atas adalah 63 dB untuk total SPL dua buah speaker tersebut.

Hal ini terjadi karena penambahan SPL tidak bersifat linear seperti 1+1 = 2, tetapi bersifat logaritmik. Rumus lengkapnya tercantum di artikel asli Bapak Hadi Sumoro.

(15)

Speaker dengan tutup belakang dan sistem Line Array

Tahukah anda, bahwa pada awalnya box speaker tidak mempunyai tutup di belakang nya ? Adalah DR. Harry Ferdinand Olson di akhir tahun 1930 an yang menganjurkan bahwa speaker harus mempunyai tutup di belakang kabinetnya agar suara yang out-phase dari belakang speaker tidak bercampur dengan suara dari depan speaker.

DR Olson juga adalah orang pertama yang mengemukakan tentang efek speaker Line Array yang dapat mengarahkan suara melalui perbanyakan frekuensi, dalam bukunya Acoustical Engineering di tahun 1957.

DR. Olson sejak dari kecil sudah menunjukkan bakatnya yang luar biasa di bidang engineering. Pada usia 27 tahun dia bergabung dengan RCA, dan kemudian tahun 1931 bersama Les Anderson menciptakan mic legendaris RCA 44 dan RCA 77 yang banyak digunakan stasiun radio dan televisi kemudian. DR Olson adalah juga tokoh penemu polar Cardioid dan ShotGun.

Beliau juga memegang lebih dari 100 hak paten penemuan di berbagai bidang di antaranya : tahun 1931 Paten Velocity Microphone, 1932 Paten Unidirectional Cardioid Microphone, 1935 Paten Double Voice Coil Loudspeaker, 1940 Paten Multiple Flare Horn, 1941 Paten Shotgun Microphone, 1942 Paten Multiple Loudspeakers, 1949 Paten Air Suspension Loudspeaker, 1950 Paten Synthetic Reverberation, 1950 Paten Functional Sound Absorbers, 1951 Paten Single Element Cardioid Microphone, 1953 Paten Noise Discriminator - Threshold Type, 1958 Paten Electronic Music Synthesizer (MARK II Sound Syntesizer), 1961Paten Speech Analyzer, 1961 Electronic Sound Absorber, 1961 Paten Music Composing Machine, 1963 Paten Stereophonic Loudspeaker, 1964 Paten Stereophonic Disk System, dan banyak lagi.

DR. Olson juga menulis lebih dari 130 artikel dan buku yang hingga sekarang tetap dijadikan dasar pegangan ahli-ahli akustik. Diantaranya bukunya adalah Elements of Acoustical

Engineering (1940), Dynamical Analogies (1942), Musical Engineering (1952), Acoustical Engineering (1957), dan Music, Physics and Engineering (1966).

Terima kasih DR. Olson atas jasamu di dunia audio engineering - Wikipedia dan TECnology Hall of Fame 2005.

Posisi speaker

Dalam praktek sehari-hari, biasanya speaker FOH (Front of House) ditempatkan di depan

(16)

Tetapi efek stereo bukanlah hal yang utama diinginkan dalam setting live musik. Alasannya adalah karena penonton kita tersebar dimana-mana (off center : tidak di tengah). Menjadikan FOH kita stereo berarti memperlakukan penonton di sebelah kiri dan sebelah kanan secara berbeda / tidak adil. Lain halnya dengan musik rekaman, maka sound stereo adalah hal yang wajib ditampilkan.

Mengapa FOH tidak kita tempatkan di samping kiri dan kanan penonton saja ? Atau di belakang penonton kiri dan kanan ? Untuk menjawab hal ini, maka kita harus pertama-tama mengingat bahwa telinga lebih mengarah ke samping dibandingkan ke depan. Lain halnya dengan mata, mata menghadap ke depan secara langsung.

Mengingat posisi telinga kita seperti ini, maka kita dapat mempertimbangkan untuk

menempatkan speaker FOH di samping kanan dan kiri penonton agak ke depan. Rasanya kualitas suaranya akan lebih baik daripada menempatkannya speaker FOH di depan penonton.

Biasanya feedback juga akan berkurang karena speaker jauh dari panggung. Coba saja – JS Sebaran suara Subwoofer

Bila kita menyelidiki dengan menggunakan software sound system atau perhitungan matematika, kita akan mendapati bahwa sebuah subwoofer akan menyebarkan bunyi secara omni (rata ke segala arah) dan bukan directional (terarah hanya ke arah tertentu).

Tetapi kenyataan di lapangan sangat berbeda. Banyak pakar audio mendapati bahwa telinga mereka menangkap radiasi bunyi secara omni tidak terjadi pada subwoofer. Bunyi di belakang subwoofer berbeda dengan bunyi di samping atau di depannya.

Mengapa hal ini terjadi ? Karena adanya frekuensi harmonik. Kita ingat bahwa selalu terjadi dua frekuensi dalam sebuah bunyi tunggal : frekuensi fundamental dan frekuensi harmonic. Misalnya bunyi frekuensi tunggal 90Hz. Suara 90Hz akan menghasilkan frekuensi fundamental 90Hz sekaligus bunyi frekuensi harmonik 180Hz, 270Hz, 360Hz dst (kelipatan 90). Jadi telinga kita akan mendengar beberapa frekuensi sekaligus bila nada tunggal 90Hz dibunyikan.

Frekuensi fundamental 90Hz tadi akan tersebar secara omni. Tetapi frekuensi harmonik akan tersebar tidak secara omni. Bisa berbentuk cardioid atau lainnya. Hasilnya kita akan mendengar bunyi yang berbeda di depan atau samping atau belakang subwoofer – Jeff Berryman

Frekuensi High yang menurun

(17)

Serapan frekuensi ini akan semakin meningkat bila suhu udara semakin panas atau kelembaban udara semakin berkurang. Serapan frekuensi high ini tidak terlalu terasa bila dalam ruangan (indoor) karena jarak tidak terlampau jauh. tetapi akan sangat terasa di outdoor. Penelitian kami memperlihatkan bahwa frekuensi 10kHz berkurang 14dB pada jarak 91,4 meter.

Pesan kami : jangan menaikkan volume frekuensi High bila hal ini terjadi. Menaikkan volume akan memaksa amplifier dan speaker bekerja lebih keras. Untuk mengatasi hal ini, gunakan speaker tambahan (speaker delay) di area yang kehilangan bunyi High ini – ElectroVoice

-III. MIC KONEKSI

Rahasia impedansi Mic dan Pre-Amp

Menyesuaikan impedansi (tahanan / resistor) mic dan pre-amplifier sering di salah-artikan. Mic dan pre-amp dengan impedansi sama belum tentu menghasilkan bunyi yang memuaskan. Mari kita pelajari lebih lanjut hal ini.

Setiap mic memiliki impedansi output tertentu. Begitu juga setiap pre-amplifier memiliki impedansi input tertentu. Simbol untuk impedansi ini adalah Z. Karena itu kata-kata Hi-Z dapat digunakan untuk impedansi mic dan impedansi pre-amp (Pemain gitar sangat familiar dengan Hi-Z ini).

Di lapangan, impedansi input pre-amp sangat mempengaruhi bunyi sound yang akan direkam. Ini sebenarnya adalah hasil dari interaksi output impedansi mic vs input impedansi pre-amp, yang kemudian menyebabkan perbedaan karakter bunyi seolah-olah seperti di-EQ. Interaksi ini berjalan dengan cara unik, terutama bila terjadi antara mic desain khusus seperti Neumann U87. Neumann U87 akan menghasilkan karakter bunyi unik bila dipertemukan dengan pre-amp Focusrite Red 7.

Beberapa pre-amp memiliki fasilitas untuk memilih impedansi nya seperti :

- Focusrite ISA 428 Pre Pack dengan 4 pilihan impedansi (600Ω, 1k4Ω, 2k4Ω, 6k8Ω) - Summit Audio 2 BA-221 dengan tombol pilihan impedansi dari 100Ω-10kΩ

Menyesuaikan impedansi mic dan pre-amp hingga bernilai sama kurang disukai karena akan mengurangi level dan rasio signal to noise (S/N) hingga 6 dB. Untuk mic dynamic dan

(18)

Condenser diagframa besar lebih baik ?

Orang-orang menyangka bahwa perbedaan ukuran diagframa mic condenser akan menghasilkan perbedaan karakter sound. Memang benar bahwa nada-nada low dan cakupan frekuensi

(frequency response) bisa menjadi lebih baik, tetapi sebenarnya keuntungan utamanya hanyalah berupa sound yang lebih keras.

Mic condensor berdiagframa besar menghasilkan bunyi lebih keras dibandingkan yang kecil. Sound lebih keras berarti tidak butuh banyak Gain di mic. Sedikit Gain juga berarti bahwa bocoran suara akan lebih sedikit, sekaligus noise dari pre-amp juga akan lebih kecil. – www.PCMus.com

5 tipe Microphone

Bunyi adalah hal ajaib. Berbagai bunyi yang kita dengar disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang berubah tiap detik. Yang menakjubkan adalah udara meneruskan perbedaan tekanan itu dengan sangat akurat, bahkan dalam jarak jauh.

Microphone pertama dibuat dengan cara menempelkan sebuah diagframa besi ke sebuah jarum, dan jarum ini menggoreskan sebentuk pola ke sepotong foil metal. Bila kita berbicara, maka tekanan udara yang dihasilkan akan menekan diagframa besi tersebut, yang kemudian

menggerakkan jarum, yang kemudian direkam di atas metal foil. Bila kita menempatkan jarum kembali di atas metal foil, maka goresan di atas metal foil tersebut akan menggerakkan jarum, dan kemudian menggerakan diagframa lagi, yang akhirnya menciptakan bunyi yang persis sama. Sebuah cara reproduksi suara yang sangat mekanis !

Microphone modern mencoba untuk melakukan hal yang sama, tetapi dengan cara elektris. Sebuah mic kini menangkap berbagai variasi tekanan udara dan mengkonversinya menjadi sinyal elektrik. Hingga saat ini, telah berkembang 5 macam teknologi konversi ini, yaitu :

Mic Carbon. Mic yang paling tua dan sederhana ini menggunakan debu karbon. Teknologi ini digunakan di telepon yang pertama dibuat hingga telepon modern saat ini. Tekanan udara terhadap diagframa akan mengubah-ubah aliran listrik di debu karbon, yang kemudian mengubah-ubah resistansi listrik, dan akhirnya mengubah-ubah aliran listrik yang mengalir. Mic Dynamic. Mic jenis ini memanfaatkan efek elektromagnet. Waktu sepotong magnet bergerak melintasi sebuah kawat (atau koil kawat), magnet tersebut akan mempengaruhi aliran listrik di kawat. Dalam mic dynamic, tekanan udara menggerakkan diagframa, yang kemudian menggerakan magnet atau koil dan menghasilkan listrik kecil.

(19)

Mic Condensor. Mic ini menggunakan kapasitor, dimana satu sisi plat kapasitor bergerak sesuai tekanan udara. Pergerakan ini akan mengubah kapasitansi kapasitor dan perubahan ini akan diperkuat untuk menghasilkan sinyal yang kuat. Mic condensor biasanya membutuhkan baterai untuk menghasilkan aliran listrik di kapasitor.

Mic Crystal. Mic ini memanfaatkan sifat kristal yang mengubah aliran listrik sewaktu sang kristal berubah bentuk. Dengan menempelkan diagframa di kristal, maka sang kristal akan mengubah aliran listrik waktu tekanan udara mengenai diagframa -

www.electronic.howstuffworks.com

Mengambil suara Orkestra / Paduan Suara

Dalam merekam orkestra secara live, adalah lebih baik dan mudah menggunakan sistem stereo mic (2 mic) daripada banyak mic. Banyak mic akan menimbulkan kesulitan mixing. Kecuali anda memiliki jam terbang yang tinggi dan terbiasa dengan bunyi orkestra, maka me-mix stereo mic akan jauh lebih mudah dibandingkan banyak mic.

Ruangan tempat orkestra bermain juga bervariasi dari kering hingga luber reverb, karena itu saya menyarankan tiga teknik micking stereo berikut :

- teknik ORTF untuk ruangan dengan reverb luber.

- teknik Decca-Tree untuk ruangan bersound indah dengan reverb pendek. - teknik XY untuk ruangan dengan reverb sedang.

Teknik ORTF : tempatkan mic ala ORTF dengan posisi 1,2–2 meter di belakang Dirigen / Conductor. Posisikan mic 2 meter di atas panggung dengan posisi miring ke bawah 5 derajat. Teknik ini akan mengurangi bunyi ambience ruangan.

Teknik DECCA-TREE : gunakan 3 mic omni dengan gain mic tengah -5dB dibandingkan 2 mic lainnya. Letakkan persis di belakang Dirigen.

(20)

Selama cek sound pastikan agar suara terkeras orkestra berada di -6 dB, karena biasanya waktu tampil, para pemusik akan main lebih keras dibandingkan waktu cek sound, sehingga anda terhindar dari peak - Georq Burdicek

Miking Stereo ORTF

Teknik ini pertama kali digunakan tahun 1960 an oleh Office de Radiodiffusion Télévision Française (ORTF) untuk menangkap suara stereo. Teknik ini menggunakan 2 buah mic cardioid yang ditempatkan dengan jarak 17 cm (jarak umum antara kedua telinga manusia) dengan sudut

110 derajat.

Teknik ini sangat baik digunakan untuk menangkap bunyi mini grup musik yang sudah terbalance dengan baik (cth : orkestra, paduan suara besar, dsb.) - dari wikipedia

Teknik Blumlein

Ingin mendapatkan suara stereo ruangan (ambience) dalam rekaman anda ? Coba teknik mic stereo Blumlein yang diciptakan Alan Dower Blumlein tahun 1931. Walaupun usianya sudah lanjut, tapi teknik ini masih sangat efektif dalam menangkap bunyi ambience ruangan.

Teknik ini menggunakan dua buah mic Figure 8 (bi-directional) dengan posisi mirip seperti teknik XY, yaitu bersilangan 90 derajat satu dengan yang lainnya.

Salah satu aplikasi teknik Blumlein ini adalah dengan meletakkannya di atas pemain drum, dengan moncong mic mengarah ke drumnya. Kita akan mendapatkan sound yang si pemain dengar melalui cara ini – EQ Magazine

Mic dynamic dalam rekaman ?

Rekaman vokal tidak harus selalu menggunakan mic condenser. Pertimbangan untuk menggunakan mic dynamic patut diperhitungkan bila kita menghadapi terlalu banyak bunyi plosive B,P, dan T dan bunyi sibilance S, dan J dari si artis.

Beberapa pembicara voice-over menyukai mic dynamic EV RE-20 and SM-7 dalam rekaman. Bahkan Bono – vokalis U2 sering menggunakan SM-58 untuk merekam seluruh vokalnya di studio. Kenapa ragu menggunakan mic dynamic ? – Hal Robertson

Penempatan Mic untuk Grand Piano

DPA microphone, salah satu produsen mic terbaik dunia, menyarankan beberapa teknik pengambilan suara grand piano untuk hasil yang baik.

(21)

Tempatkan mic di atas hammer piano lalu geser pelan-pelan ke arah pinggir kayunya. Pilih titik dimana bunyi piano terdengar paling baik. Disitulah titik balance terbaik dimana mic harus ditempatkan.

Kadang-kadang titik balance ini berada di luar piano. Gambar A memperlihatkan penangkapan titik balance di luar piano dengan sepasang mic omni.

Bila kita menggunakan mic cardioid, maka seting ORTF (Gambar B) dan seting XY (Gambar C) juga bisa dijadikan acuan untuk mendapatkan suara grand piano yang baik.

Pilihan teknik miking lainnya yang disukai adalah dengan 2 mic omni yang ditempatkan di atas tuts piano (Gambar D). Jaga agar diagframa (moncong) mic harus saling menghadap satu dengan lainnya. Cari ketinggian yang paling baik suaranya.

Selamat mencoba – disadur dari dpamicrophones.com Phantom Power (Tenaga Hantu) ?

Phantom Power adalah nama panggilan untuk arus listrik 48 volt yang diperlukan untuk

membuat mic Condenser / Capacitor bekerja. Kata "Phantom" yang artinya "hantu" sangat sesuai karena memang kita tidak bisa melihat Power Supply -nya. Power Supply nya bisa ada di dalam MIXER dan tidak membutuhkan tambahan kabel untuk menyalurkan nya ke microphone.

Kata "Phantom" sendiri sesuai karena tidak akan terjadi perbedaan voltase diantara 2 conductor sinyal mic - kecuali jika microphone yang digunakan memang dirancang untuk menerima 48 volt. Sebuah microphone yang tidak di desain untuk menerima Phantom Power tidak akan mengenali adanya arus 48 volt ini (sepanjang mic tersebut memiliki output transformer yang umum).

Pada awalnya, mic Capacitor / Condenser dibuat sekaligus dengan Power Supply nya. Jadi bila kita menggunakan 10 mic Capacitor, maka kita juga harus menginstalasi 10 buah Power Supply nya. Tapi sejak 1966, Norwegian State Television ingin mengubah kebiasaan ini dengan

(22)

Pabrik mic Neumann menanggapi kondisi ini dengan menciptakan Neumann K84, mic

Condenser pertama yang mendapatkan tenaga dari sistem listrik DC 48 volt dan bukannya dari Power Supply sendiri. Sejak itulah teknik Phantom Power digunakan. - RecordProducer.com Menangkap suara ikan Paus ?

Tahukah anda, bahwa ada mic yang dapat menangkap suara di bawah permukaan air ?

Mic DolphinEAR Hydrophone dapat ditanam di bawah air hingga kedalaman 100 meter selama jangka waktu yang panjang untuk memonitor suara bawah laut (paus, lumba-lumba, kapal selam, suara orang dari kapal, dsb)

Mic ini juga dapat juga ditanam di dalam es untuk menangkap suara lomba ice-skating. Mic ini juga dapat ditanam di dalam tanah untuk mendengar bunyi vibrasi gedung, atau bunyi hewan dalam tanah, atau bunyi kendaraan yang lewat.

Mic ini bukan mic Condensor, dengan pola penangkapan suara omni-directional dan dapat menangkap range frekuensi 15 Hz - 20kHz

Anda tertarik menempatkan lagu lumba-lumba sebagai sound-effect ? - dolphinEar.com TRS vs TS dan Stereo vs Mono

Konektor TRS (Tip Ring Sleeve) digunakan untuk koneksi balance. Di konektor ini sebenarnya sinyalnya hanya satu. Tip untuk sinyal + dan Ring untuk sinyal - (kebalikan fasa sinyal +), Jadi konseksi TRS sebenarnya adalah mono alias satu sinyal.

Pengertian stereo adalah "2 sinyal" dimana Tip untuk jalur kiri dan Ring untuk jalur kanan. Keduanya hanya sinyal positif tanpa sinyal negatif.

Konektor TS dipakai untuk koneksi unbalance, yaitu mono satu sinyal positif tanpa sinya negatif. Konektor TS sama mononya dengan balance TRS.

Kepada rekan-rekan soundman, kami menghimbau agar menghindari salah pengertian dengan menyebutkan : TRS sebagai balance dan TS unballance untuk sistem koneksi. Dan kita bedakan dengan nama konektor Mono dan Stereo untuk menyatakan sinyal mono dan sinyal kiri-kanan - Benjamin Soegiaman

Mic biola dan saxophone

Bruce Bartlett, pengarang “Practical Recording Techniques” menyarankan kita untuk mengambil suara biola dengan menempatkan sebuah mic condenser yang flat dengan jarak 30-70 cm di atas, Bila suara nya terlalu mid, maka geser mic agak ke samping.

(23)

Frekuensi wireless mic

Federal Communications Commision (FCC / Badan pengatur gelombang komunikasi Amerika) kini mulai memaksa stasiun televisi untuk berpindah ke jalur televisi digital.

Bila hal ini benar terjadi, maka efeknya akan sangat besar bagi pengguna mic wireless. Sampai saat ini, masih banyak wireless mic dengan frekuensi UHF yang jatuh di antara 746-806 MHz, dimana frekuensi ini juga digunakan oleh televisi.

Orang yang teliti biasanya mencoba memonitor frekuensi radio lokal dengan wireless mic mereka untuk mengetahui frekuensi apa saja yang bebas dari interferensi radio, tetapi di masa mendatang akan lebih sulit lagi dengan munculnya tv digital.

Efek interferensi ini juga akan meningkat bila baterai mic melemah. Telitilah dalam memilih wireless mic – Jeff Harrison

Mic cardioid bisa berubah menjadi mic omni !

Phase cancellation adalah kunci dari polar pattern mic. Mic bekerja dengan menggunakan diaphragma yang bergerak sesuai tekanan suara. Waktu suara menekan diphragma depan, maka diaphragma akan bervibrasi dan menghasilkan energi listrik yang kemudian menjadi sinyal audio.

Waktu suara menekan diaphragma bagian belakang mic, maka hal yang sama akan terjadi tetapi dalam gerakan yang terbalik dengan diaphragma depan. Maka terjadilah phase cancellation. Dengan mengontrol berapa banyak suara yang menekan diaphragma depan dan belakang, maka berbagai polar pattern mic dapat diciptakan.

Bila energi suara yang menekan diaphragma depan 100% sama dengan yang menekan diaphragma belakang, dan keduanya bergerak searah, maka terciptalah polar omni.

Bila sang penyanyi melingkari telapak tangan nya di sekeliling mulut mic cardioid, maka tangan tersebut akan menghalangi suara masuk ke diaphragma belakang. Jadi hanya diaphragma depan saja yang bergerak. Maka terciptalah polar omni dari mic cardioid tersebut. Kini mic cardioid kita yang tidak rawan feedback menjadi rawan terhadap feedback. Selamat bersenang-senang ! – Peter L. Janis

Putar Gain atau naikkan Fader ?

(24)

Kalau putar Gain, selain level channel ke Main Out LF (atau group) yang naik, maka level di monitor (aux) juga akan naik. Bila di monitor suaranya naik, maka pemain akan bingung lantaran suara di monitornya tiba-tiba berubah.

Kalau yang dinaikkan Fader, maka bunyi ke aux / monitor (yang pre-fader) tidak akan terpengaruh. Jadi pemain tidak akan bingung.

Tapi kalau fader sudah habis dan level masih kurang, maka pilihan berikutnya adalah naikin Gain, dengan resiko bunyi monitor berubah, yang harus diimbangi dengan menurunkan level aux channel tersebut - Benjamin Soegiaman

Wireless UHF atau VHF ?

Banyak orang berpandangan salah dengan menganggap bahwa teknologi wireless UHF (Ultra High Frequency = 300 – 3000 MHz) lebih baik daripada VHF (Very High Frequency = 30-300 MHz), padahal keduanya sama saja.

Memang frekuensi UHF lebih tinggi sehingga membutuhkan beberapa komponen yang khusus dan mahal, sehingga kemudian wireless UHF dianggap lebih canggih. Tetapi UHF sangat boros energi.

Dengan gelombangnya yang tinggi dan lebar, UHF menawarkan lebih banyak pilihan. Bila anda menggunakan banyak wireless di satu tempat, maka UHF adalah pilihan yang baik karena anda dapat memisahkan semua gelombang wireless yang ada. Selain itu UHF lebih baik menembus rintangan tembok dan sebagainya.

Tetapi bila anda tidak memerlukan banyak wireless di satu tempat, maka VHF adalah pilihan yang tepat karena lebih hemat baterai dan dapat menjangkau lebih jauh karena gelombangnya rendah. Wireless dan receiver VHF tidak perlu saling ‘terlihat’ satu sama lain.

Jadi, VHF lebih hemat harga dan tidak boros baterai, tetapi lebih sedikit pilihan gelombangnya dibandingkan UHF - dari berbagai sumber

Beda input Mic dan input Line

Konektor XLR atau Canon (input mic) di mixer dibuat khusus untuk menerima sinyal mic yang lemah. Misalnya kalau kita bicara pelan di mic dynamic, maka tegangan yang keluar dari mic kira-kira cuma 1/1000 Volt (0,001 V). Jadi di konektor tersebut dipasang MIC PRE-AMP untuk memperkuat sinyal, supaya tegangannya cukup untuk diolah selanjutnya di EQ, aux, dsb.

Sementara konektor TS/TRS atau AKAI (input Line) adalah untuk menerima sinyal yang kuat, contoh suara keyboard yang bisa mencapai lebih dari 1 Volt pada waktu keras.

(25)

Selain itu, bila menggunakan Phantom, maka listrik 48 Volt juga akan muncul di pin 2 XLR dan bisa korsleting dengan alat musik tersebut.

Yang benar adalah menggunakan Direct Inject (DI) Box untuk alat yang outputnya kuat (seperti keyboard, gitar, bas, dsb.) untuk dikoneksi ke input mic - Benjamin Soegiaman

IV. AKUSTIK RUANG

Pidato tidak jelas karena salah akustik

Pernahkah anda mendengar orang pidato, tetapi sulit atau tidak bisa menangkap apa yang dikatakannya ?

Tidak jelasnya ucapan terutama karena kita sulit membedakan suara pengucapan huruf mati, seperti membedakan "B" dengan "D", dan "P" atau bahkan dngan "T". Atau membedakan "M" dengan "N".

Penyebabnya bisa dari penyetelan equalizer yang terlalu dominan di mid-low (suara bindeng atau mendem), bisa juga dari terlalu banyak reverb, baik dari penyetelan efek ataupun reverb dari ruangan sendiri.

Ruangan dengan akustik yang salah akan sangat berbahaya untuk rekaman. Karena bukan hanya suara penyanyi tidak jelas, tetapi suara alat musik pun akan terpengaruh - benjamin soegiaman Cek ruangan dengan tepuk tangan

Ada ruangan dimana nada-nada low dominan. Ada pula ruangan dengan suara mid dominan. Lalu ada ruangan dengan suara kombinasi dominan. Bagaimana cara mengetahuinya ?

Beberapa orang menyarankan teknik tepuk tangan. Ini jelas pandangan yang salah. Mengapa ? Karena tepuk tangan hanya bunyi dari 500 Hz ke atas dengan puncak di 1-2 kHz. Tepuk tangan tidak menghasilkan nada low.

Bila tepuk tangan tidak menghasilkan nada low, bagaimana kita bisa tahu ruangan ini dominan low atau tidak ?

Tepuk tangan hanya berguna untuk menduga besarnya pantulan dalam ruangan tersebut. Besar pantulan ini bisa diukur dengan alat RT-60 untuk mendapatkan hasil yang presisi - JS

Menata akustik yang baik

(26)

Hal itu kebanyakan disebabkan karena karakter akustik masing-masing studio yang tidak sama. Beberapa studio dan gedung pertemuan yang akustiknya betul-betul tertata baik adalah yang benar-benar menghabiskan biaya mahal. Baik biaya konsultan, maupun bahan dan

pengerjaannya.

Jadi bagaimana caranya membuat akustik yang standar dan layak pakai ? Tentu saja dengan menata akustiknya dengan baik, sehingga hasil mixingnya bila didengar di tempat lain (termasuk juga didengar di studio bagus) tidak terlalu jauh berbeda.

Kita hanya bisa berusaha sekuatnya dengan budget terbatas. Tetapi jangan kecil hati. Dengan mengetahui masalah yang ada di ruangan, maka anda pasti bisa memecahkannya. Sayangnya pembahasan berbagai masalah akustik ini akan sangat panjang dan perlu contoh / studi kasus. Beruntung saya dengar sudah ada training "Akustik Ruangan". Semoga kelas ini bisa

meningkatkan kualitas home studio rekan-rekan. Amin - benjamin soegiaman V. TIPS / TEKNIS LAIN

Tes Polarity tanpa Phase-Checker

Penting sekali bagi kita memastikan bahwa sambungan + dan – dari kabel speaker kita tidak terbalik sehingga speaker-speaker kita In-Phase satu sama lain. Gejalanya Out-Phase adalah nada-nada low / bas menghilang. Tetapi bila anda tidak yakin dan tidak memiliki alat PHASE-CHECKER, maka tes sambungan kabel speaker anda dengan cara berikut :

1. Putar CD lagu yang banyak mengandung nada low/bass. Keraskan speaker low (subwoofer) dan dengarkan bunyi basnya baik-baik.

2. Setelah itu kecilkan volume dan balik kabel speaker di salah satu speaker (Yang tadinya + kini menjadi -, yang tadinya – menjadi +). Besarkan kembali CD tersebut.

Sambungan kabel + dan – yang benar adalah yang menghasilkan bunyi low paling besar. Selamat mencoba – Kbapps.com

Headphone

Headphone berguna untuk tugas mixing, tetapi ingat, suara ruangan kita (ambiance) berbeda sedikit dengan apa yang kita dengar di headphone. Untuk mendapatkan mixing yang baik harus dilakukan tanpa headphone, yaitu dengan mendengar apa yang penonton dengar. Ini adalah satu-satunya cara untuk mengatur suara dengan benar – Dr. Dale A. Robbins

SPL noise lingkungan kerja

(27)

- Obrolan manusia secara normal 40 - 60 dB

- Jalan raya yang sibuk dari jarak 10 meter 60 - 80 dB - Televisi di rumah dari jarak 1 meter + 60 dB

- Ketukan palu dari jarak 1 meter + 100 dB

Agar terdengar jelas, sound kita harus ber SPL lebihi dari noise lingkungan di atas - wikipedia Bunyi B, P dan T dalam rekaman

Dalam rekaman vokal, seringkali sang vokalis menimbulkan ledakan bunyi PLOSIVE tiap kali mengucapkan hurup B, P dan T. Hal ini juga kerap terjadi walaupun saya sudah menggunakan windscreen.

Untuk mengatasi ini, saya sering menggunakan sebatang pinsil dan meletakkannya di antara bibir vokalis dan mic waktu rekaman. Percaya atau tidak, cara ini sangat ampuh - AJ studio 15 Tuning ruangan

Salah satu hal penting dalam pembuatan studio musik adalah tuning ruangan agar berespons flat. Menggunakan EQ untuk tuning ruangan studio tidak disarankan, karena bunyi di tiap posisi dalam ruangan berbeda-beda.

Penggunaan absorber (penyerap) dan diffuser (pemecah pantulan) akan menolong lebih baik dalam tuning ruangan. Absorber dan diffuser juga dapat menolong mengurangi bunyi pantulan reverb.

Apapun bentuk ruangannya, maka tips berikut dapat digunakan :

Coba tepuk tangan 1 kali di berbagai posisi dalam ruangan, dengarkan apakah ada bunyi tertentu tetap tinggal setelah tepukan berhenti. Bila nada menonjol tersebut adalah nada high / mid, maka gunakan absorber tipis seperti foam atau fiberglass. Letakkan bahan tersebut di berbagai tempat agar bunyi high / mid tersebut berkurang Penggunaan diffuser berbentuk sirip atau petak-petak juga dapat mengurangi bunyi high-mid ini.

Selalu tempatkan bass-trap di sudut-sudut ruangan dan siku atap. Menggunakan karpet atau alas-telur tanpa bass-trap akan membuat ruangan anda menjadi mati (tanpa high-mid) tetapi sekaligus juga boomy – Ethan Winner

Musisi bandel

(28)

sound akan sulit sekali mendapatkan mix yang baik bila pemusik ini menaikkan volumenya sehingga menutupi yang lain. Meminta pemusik tersebut mengecilkan suaranya biasanya tidak ampuh. Suara akan mengecil sementara, lalu kemudian membesar lagi.

Untuk mengatasi hal ini, maka jelaskan pada musisi tersebut bahwa anda sangat ingin agar hadirin mendapat sound terbaik yang enak dan nyaman. Minta pemusik tersebut untuk

mempercayai anda. Sebagai langkah kedua, rekam penampilan mereka dengan sebuah mic atau handycam, lalu saksikan bersama pemusik tersebut. Rekaman ini akan menjadi bukti nyata bahwa pemusik tersebut terlalu keras ! – SoundAudioSystem

Membuat ruangan bersuara indah

Hanya ada satu hal yang membuat ruangan bersuara indah : REVERB. Reverb yang

memantulkan seluruh frekuensi secara merata dalam jumlah yang cukup akan dapat membuat ruangan bersuara indah. Bila reverb terlalu panjang, maka kejelasan suara akan berkurang. Mendesain ruangan dengan baik jauh lebih murah dibandingkan memperbaikinya kemudian. Dalam membuat ruangan yang baik soundnya, ada 3 hal yang harus diperhatikan :

1. Gelombang bas harus dapat terbentuk sempurna. (Frekuensi 20 Hz memerlukan jarak min. 17,5 meter baru terbentuk sempurna). Ruangan kecil sebaiknya memiliki atap yang tinggi, sehingga gelombang bas dapat berjalan lengkap dan terbentuk sempurna.

2. Dimensi ruangan tidak boleh kelipatan angka yang sama. Misalnya panjang 6 meter, lebar 12 meter, dengan tinggi 3 meter. Dimensi ini akan menimbulkan masalah serius dengan munculnya frekuensi tertentu yang dapat menyebabkan feedback.

3. Tidak ada (atau seminimal mungkin) dinding paralel atau atap paralel. Kemiringan 12 derajat akan sangat menolong menghilangkan terlalu banyak pantulan, sehingga feedback dapat

dihindari.

Setelah itu semua selesai dan ruangan masih memantulkan terlalu banyak echo, penggunaan panel ABSORPTION dan panel DIFFUSION akan sangat menolong. Bantuan ahli akustik diperlukan dalam hal ini – disadur dari Matt PCMus

Pertempuran di panggung

Di panggung live, kadang-kadang pemusik mengeluh : "sulit sekali memonitor suara instrumen saya di panggung ini".

(29)

1. Pertama-tama, pindahkan arah hadap masing-masing ampli / monitor. Contoh : Ampli gitar hadap kiri, ampli keyboard agak mendongak hadap kanan, dsb. Tentunya tetap menghadap ke pemain terkait.

2. Coba tonjolkan suara instrumen pemusik di monitor nya masing-masing. Misalnya di monitor pemain gitar, kecilkan bunyi instrumen lain yang di monitor tersebut sehingga suara gitarnya menjadi menonjol. Jadi pemain gitar mendengar suara gitar nya melalui 2 speaker : amplinya dan monitornya. Setelah itu, minta pemain gitar tersebut mengecilkan amplinya. Otomatis maka bunyi gitar di atas panggung akan menjadi kecil dan fokus hanya ke pemain gitar saja. Hal ini akan mengurangi 'hingar bingar' panggung.

3. Perhatikan cara bermain para pemusik di panggung. Jika kita mendengar bahwa suara gitar menutupi suara keyboard (atau sebaliknya), maka coba minta para pemusik untuk main di oktaf yang berbeda (gitar oktaf yang lebih tinggi, keyboard oktaf middle, bas oktaf rendah).

4. Bila kita merasa suara drum terlalu keras, coba perkecil suara di monitor drum. Biasanya karena monitor drum terlalu keras maka pemain drum main lebih keras. Hal yang sama juga berlaku di monitor instrumen lain.

5. Bila pertempuran antara alat musik masih tetap seru di panggung, coba bagi frekuensi suara semua amplifier di panggung. Gitar disetel agak high dengan mid dan low dikurangi. Bas mengurangi high dan mid nya. Keyboard mengurangi high dan low. Jadi masing-masing ampli memiliki jatah frekuensi masing-masing. Tentu sebelumnya dengan berdiskusi dengan para pemusik tersebut.

Insya Allah tidak terjadi pertempuran suara lagi - JS gims Mono is good !!

Jangan terlalu kreatif menciptakan mixing stereo dalam live-show. Anda mungkin menikmatinya dari belakang mixer, tetapi sedikit sekali penonton yang berada dalam posisi tepat untuk

menikmati stereo-image yang anda ciptakan. Faktanya adalah penonton di sisi kiri mengalami kesulitan mendengar suara yang di pan ke kanan. Begitu juga sebaliknya. Karena itu, tetap gunakan simpel mono-mix - Robin Stephenson

Ruangan dengan banyak pantulan

Ruangan dengan banyak reverb (pantulan suara) adalah kutukan. Sound intelligibility (kejelasan dan kejernihan suara) akan hilang dalam ruangan seperti ini.

Dalam menghadapi ruangan seperti ini, ingat Golden Rule “Kejelasan suara akan meningkat bila suara datang dari satu sumber saja”. Rule ini dikembangkan dari teori tentang Comb Filtering (phase cancellation dari pantulan-pantulan suara).

(30)

Peak

Kalau kita tidak memiliki Peak / Clipping Meter di sistem sound kita, coba tutup lubang telinga anda dengan jari, lalu dekatkan kepala anda sedekat mungkin dengan speaker. Ini akan menolong kita untuk mendengarkan bunyi peak / clipping yang tak terdengar. Saya mendapati horn saya peak / clipping dengan cara ini. - Brandon Arender

Berurusan dengan Klien

Bila kita harus menangani sound dari samping panggung, adalah ide bagus untuk bertanya pada seseorang di penonton tentang sound yang kita hasilkan. Pastikan orang yang anda tanya dapat anda percaya (contoh : jangan bertanya pada lansia yang pendengarannya sudah pasti

menurun !). Adalah lebih baik bila kita bertanya pada panitia penyelenggara. Lakukan perbaikan sesuai sarannya, tapi seperlunya saja jangan terlalu drastis juga. Bagaimana pun juga, bisnis mereka dipengaruhi oleh volume suara kita - Scott H dari PA System

Lindungi telinga Anda

Alat yang paling penting untuk Operator Sound adalah telinga. Bila telinga mengalami kerusakan, maka hasil kerja kita tidak akan optimal.

Pastikan agar melindungi telinga anda dengan mengawasi agar kita menghindari bunyi diatas 130 dB secara berlebihan.

Untuk mengetahui keadaan telinga kita, dapat dilakukan tes Audiometry. Laboratorium Klinik Umum seperti HiLab di beberapa kota dapat melakukan hal ini dengan biaya terjangkau. Dengan tes Audiometry, maka kita dapat mengetahui kepekaan telinga kita terhadap frekuensi suara yang berbeda-beda.

Secara umum, kita dapat mengetahui keberadaan telinga kita dengan tes WHO berikut : - Telinga baik = Mampu mendengar orang berbisik

- Telinga agak rusak = Hanya mampu mendengar dan mengulang kata-kata yang diucapkan secara normal dari jarak 1 meter

- Telinga agak butuh alat bantu dengar = Hanya mampu mendengar dan mengulang kata-kata yang diucapkan dengan suara dikeraskan dari jarak 1 meter.

- Telinga harus dibantu alat bantu dengar = Hanya mampu mendengar dan mengulang kata-kata yang diucapkan dengan suara berteriak dari jarak 1 meter - JS

Feedback dari Subwoofer

(31)

Caranya mudah : pasang CD yang ada suara vokalnya, lalu hidupkan hanya subwoofer tersebut. Set Crossover sub hingga tidak ada lagi bunyi vokal penyanyi di situ – Benjamin Soegiaman

(32)

Audio Mixer

Mixer adalah alat untuk mengatur sinyal elektrik dari microphone studio, tape recorder, dan sinyal prosesor. Operator menggerakan isarat ini dengan knob/tombol, kemudian mengarahkan kembali sinyal ke tape recorder, sinyal prosesor, dan monitor power amplifier. namun sekarang telah banyak keluar audio mixer yang tidak hanya berfungsi sebagai pencampursaja namun juga sebagai pemroses audio ini dinamakan consul atau juga banyak yang menyebut dengan mixer consul.

Menurut jenisnya, mixer dibagi menjadi dua yaitu mixer analog dan mixer digital. Dari segi fungsi, keduanya sama yaitu untuk meramu getaran suara yang dikirim oleh input atau bisa juga oleh microphone. Input di dalam mixer ada dua jenis yaitu jenis balance (600 ohm) dan input unbalance (1,2 K OHM – 47 K OHM).

Mixer Analog

Sebuah sinyal analog menggunakan sebuah gelombang penuh unut mengkodekan nilai data yang terus berkelanjutan. Ukuran nilai dari satu karakter gelombang adalah ekivalen dengan sebuah nilai data atau dapat dikonversikan pada sebuah nilai data dengan fungsi matematis yang sederhana. Sebagai contoh, asumsikan bahwa data yang akan dikodekan kedalam bentuk sinyal analog menggunakan frekuensi suara. Nilai numeric 100 dapat dikodekan dengan mengeset nialai 100 Hz. Angka 9999,9 dapat dikodekan dengan mengeset frekuensi sampai dengan 9999,9 Hz. Selama nilai data masih dalam range

frekuensi maka nilai data tersebut dapat dikodekan dan dideteksi menggunakan sinyal.

Sinyal analog pada dasarnya adalah berkelanjutan di alam. Mereka mewakili nilai data dalam

(33)

Mixer Digital

Sinyal digital dapat mengandung satu angka tertentu dari nilai yang mungkin. Istilah yang lebih tepat adalah sinyal diskrit, diamana diskrit berarti angka yang dapat dihitung dari semua nilai yang mungkin. Dari segi banyaknya nilai bit yang diwakilkan, maka pengkodean sinyal dapat dibedakan menjadi binary signal, trinary signal, dan seterusnya.

Sinyal digital dapat juga dihasilkan dari gelombang kotak sebagai gelombang pembawanya. Gelombang kotak memilki pergeseran amplitudo yang tidak begitu jelas diantara kedua nilai gelombang yang berlainan. Gelombang kotak dapat dihasikan melalui pertukaran dengan cepat atau pemulsaan, sebuah sumber energi elektrik atau optic. Transmisi data biner melalui gelombang kotak biasanya disebut pulse code modulation (PCM) atau on-off keying (OOK). Pengiriman dengan gelombang kotak merupakan metode favorit untuk mengirimkan data dalam jarak pendek, contoh, system bus komputer. Tetapi gelombang pendek kurang handal untuk pengiriman jarak jauh, seperti engiriman yang menempuh jarak lebih dari satu kilometer. Hilangnya energi, gangguan elektromagnetik, dan noise yang dihasilkan dalam kabel bersatu mengalahkan ketajaman pengiriman dengan menggunakan metode gelombang kotak. Pulsanya juga cendrung untuk menyebar ketika bertemu dengan medium transmisi. Tanpa perubahan tingka voltase, penerima tidak dapat menterjemahkan kode secara baik. Gelombang optis kotak memiliki permasalahan yang sama, walau tidak seburuk yang pertama. Data data ditranmisikan melelui jarak yang cukup jauh (beberapa uluh kilometer) dengan menggunakan serat optic yang bagus. Karakteristik gelombang seperti frekuensi dan amplitudo tidaklah dapat dihitung dengan mudah. Contoh, voltase listrik dapat mencapai 0; 0,1; 0,001; 5; 10; 100; dan banyak nilai lain. Untuk mengirim sinyal digital dengan voltase listrik, pengirim dan penerima memilih dua nilai yang berbeda, seperti 0 an 5, untuk merepresentasikan dua nilai bit yang berbeda. Tetapi voltase yang sampai ke penerima tidaklah selalu 0 atau 5. lalu bagaimana sang penerima menterjemahkan nilai 0 dan 1 sedang kirimannya sulit untuk dipastikan, contoh 3,2 dapat saja diinterpretasikan sebagai 0, 1, atau tidak?

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Jawaban yang paling tepat adalah Opsi B yaitu Saya akan berusaha menyemangati tim saya, belajar bersama dengan buku-buku yang ada dan memberi teladan baik.. Ketika kita

•• Bila Anda tidak berniat untuk menggunakan monitor dalam waktu yang lama, cabut kabel listrik dari monitor.. -- Debu yang menutupi dapat menyebabkan kebakaran atau melemahnya

Berdasarkan ketentuan tersebut terdapat tiga hal yang memiliki peranan penting dalam penetuan batas terluar kontinen lebih dari 200M yaitu garis pangkal, kaki lereng, dan

INDONESIA • Bila Anda tidak berniat untuk menggunakan monitor dalam waktu yang lama, cabut kabel listrik dari monitor.. - Debu yang menutupi dapat menyebabkan kebakaran atau

• Bila Anda tidak berniat untuk menggunakan monitor dalam waktu yang lama, cabut kabel listrik dari monitor.. - Debu yang menutupi dapat menyebabkan kebakaran atau melemahnya

•• Bila Anda tidak berniat untuk menggunakan monitor dalam waktu yang lama, cabut kabel listrik dari monitor.. -- Debu yang menutupi dapat menyebabkan kebakaran atau melemahnya

Dalam Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan ini yang dimaksud dengan:.. Seleksi Jabatan Fungsional Keahlian Widyaiswara adalah kegiatan 'untuk mengisi

Maka dari itu humas berkerjasama dengan bidan agar tujuan humas untuk memberikan pemahaman dapat tercipta melalui peran bidan dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat