IMPLEMENTASI SEQUENTIAL ALGORITHM
UNTUK PENCARIAN KATA DALAM APLIKASI PEMBELAJARAN JAPANESE GRAMMAR
Oleh
Dyan Shandy Utama
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SARJANA KOMPUTER
Pada
Program Studi Ilmu Komputer
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF SEQUENTIAL ALGORITHM FOR FINDING TEXT ON APPLICATION OF EDUCATION OF
JAPANESE GRAMMAR
By
DYAN SHANDY UTAMA
According to a research conducted by language-learning-advisor.com, Japanese is the ninth most beautiful spoken language after Russian and Finnish and the fourth most beautiful writing language after Arabic, Chinese, and French. According to Masaki Tani, the Public Relation of Japan Embassy for Indonesia in 2010, Indonesia is the third country in the world that learns Japanese after China and South Korea. Learning Japanese, or the other foreign languages, can be done in the formal institutions, such as lectures and or courses, and also can be done at home using book or internet.
Generally, Japanese is devided into two categories, formal and informal language. Formal language is widely applicable, includes the usage to close people and foreigners. Informal language only used to close people, including family.
In this research, we made an application for Japanese learning based on web using PHP of Macromedia Dreamweaver. We hope that this application can be used easily for people who don’t know Japanese. Sequential Algorithm is used in this application to find sub-string.
ABSTRAK
IMPLEMENTASI SEQUENTIAL ALGORITHM
UNTUK PERCARIAN KATA DALAM APLIKASI PEMBELAJARAN JAPANESE GRAMMAR
Oleh
DYAN SHANDY UTAMA
Menurut penelitian yang dilakukan oleh language-learning-advisor.com Bahasa Jepang adalah bahasa ke-9 untuk bahasa dengan pengucapan terindah di bawah Rusia dan Finisia dan menempati urutan ke-4 untuk bahasa dengan aksara terindah setelah Arab, Cina, dan Perancis. Sedangkan menurut Masaki Tani, Humas Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia tahun 2010, Indonesia sendiri merupakan negara ketiga terbanyak di dunia yang mempelajari Bahasa Jepang setelah Cina dan Korea Selatan. Mempelajari Bahasa Jepang, maupun bahasa lain, dapat dilakukan di lembaga formal seperti perkuliahan dan kursus, maupun dapat dipelajari sendiri di rumah melalui media buku dan internet.
Secara umum, Bahasa Jepang dibagi menjadi dua, bahasa formal dan informal. Penggunaan Bahasa Jepang formal lebih luas dibandingkan Bahasa Jepang informal, meliputi penggunaan terhadap orang yang sudah akrab maupun tidak. Sedangkan Bahasa Jepang informal hanya digunakan terhadap orang yang sudah akrab, termasuk keluarga.
Pada penelitian ini akan dibuat sebuah aplikasi pembelajaran Bahasa Jepang berbasis web dengan bahasa pemrograman PHP dari Macromedia Dreamweaver yang diharapkan dapat memudahkan pengguna awam dalam mempelajari Bahasa Jepang. Dalam pembuatan aplikasi pembelajaran Japanese grammar ini, diterapkan pula sequential algorithm yang dapat melakukan pencarian substring. Kata Kunci: Algoritma Sequensial, Bahasa Jepang, Grammar, Macomedia
x
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK
HALAMAN JUDUL……….. i
LEMBAR PERSETUJUAN……….. ii
LEMBAR PENGESAHAN………... iii
LEMBAR PERNYATAAN……….. iv
RIWAYAT HIDUP………... v
PERSEMBAHAN………. vi
MOTTO………. vii
SANWACANA……….. viii
DAFTAR ISI……….. x
DAFTAR TABLE………... xiii
DAFTAR GAMBAR..………... xiv
I. PENDAHULUAN……… 1
1.1. Latar Belakang……… 1
1.2. Rumusan Masalah……….. 3
1.3. Batasan Masalah……… 3
1.4. Tujuan……… 3
xi
II. TINJAUAN PUSTAKA………. 5
2.1. Aplikasi Pembelajaran Berbasis Komputer……….. 5
2.2. Grammar……….. 5
2.3. PHP……… 6
2.4. Sequential Algorithm………... 7
2.5. Bahasa Jepang……….. 9
III. METODE PENELITIAN………. 79
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian……….. 79
3.2. Perangkat Pendukung Penelitian………. 79
3.3. Tahapan Penelitian……….. 80
3.4. Pseudo Code Sequential Algorithm ……… 82
3.5. Flowchart Sequential Algorithm ……… 83
3.6. Flowchart Aplikasi Pembelajaran Japanese Grammar……. 84
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……… 85
4.1. Analisis Kebutuhan……… 85
4.1.1. Kebutuhan Fungsional……… 85
4.1.2. Kebutuhan Nonfungsional………. 86
4.1.3. Deskripsi Sistem……… 87
4.2. Perancangan Sistem……….. 88
4.2.1. Use Case Diagram……… 88
4.2.2. Flowchart……….. 89
4.2.3. Perancangan Desain Sistem……….. 90
4.3. Penulisan Kode Program (Coding).……….. 91
xii
4.3.2. Pencarian Kata………... 92
4.4. Implementasi Sistem………. 93
4.4.1. Halaman Utama………. 93
4.4.2. Kana……….. 94
4.4.3. Pola Kalimat………. 103
4.4.4. Kata Kerja………. 105
4.4.5. Kata Sifat……….. 109
4.4.6. Partikel……….. 112
4.4.7. Pengetahuan+………... 115
4.4.8. Petunjuk……… 118
4.4.9. Tentang………. 119
4.4.10. Pencarian Kata……….. 121
4.5. Pengujian Sistem……….. 123
4.5.1. Tahapan Pengujian……… 124
4.5.2. Analisis Hasil Pengujian………... 129
4.6. Pemeliharaan……….……… 130
4.7. Insersi Aksara Jepang………... 130
V. KESIMPULAN DAN SARAN……… 136
5.1. Kesimpulan……..………. 136
5.2. Saran………..………...…… 136 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pada abad ke-21 ini, penguasaan bahasa asing tidak hanya terbatas pada bahasa internasional yaitu Bahasa Inggris. Masyarakat mulai tertarik untuk mempelajari berbagai bahasa seperti Jepang, Perancis, Jerman, dan lain-lain. Ketertarikan mereka mempelajari bahasa-bahasa tersebut bukan karena tidak memiliki ketertarikan terhadap Bahasa Inggris, melainkan terdapat keunikan tersendiri pada bahasa asing selain Bahasa Inggris.
Keunikan bahasa dan budaya menjadi daya tarik tersendiri bagi para peminat bahasa asing atau Bahasa Jepang pada khususnya. Akan tetapi, terdapat beberapa kendala dalam mempelajari bahasa Jepang, misalnya penyusunan pola kalimat dan pemahaman terhadap vocabulary yang bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia memiliki banyak arti. Hal ini karena terdapat perbedaan pada penyusunan kalimat pada bahasa Jepang dan Indonesia.
2 Jepang sehingga memudahkan mereka untuk mempelajarinya dan menerapkannya dalam berkomunikasi.
Aplikasi ini ditujukan pada setiap orang yang memerlukan dengan segera belajar berkomunikasi dalam Bahasa Jepang pada situasi yang bagaimanapun seperti di tempat kerja, di rumah, di lingkungan pendidikan dan di masyarakat setempat. Meskipun ini adalah aplikasi untuk pemula, isinya sedapat mungkin dibuat dengan situasi keadaan, berbagai macam kehidupan sehari-hari masyarakat di Jepang. Aplikasi ini dimaksudkan umumnya untuk orang-orang yang sudah selesai dalam pendidikan resmi dan juga untuk orang-orang yang belajar untuk masuk universitas dan belajar intensif di sekolah-sekolah dan kejuruan dan universitas.
3 1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat aplikasi Japanese Grammar dengan menerapkan Sequential Algorithm pada larik tidak terurut.
2. Bagaimana membuat aplikasi Japanese Grammar yang menarik dan mudah digunakan.
3. Bagaimana membuat aplikasi Japanese Grammar berbasis web.
1.3Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai input yang digunakan adalah file text.
2. Materi pembelajaran yang dipakai hanya pola kalimat bahasa hormat yang mengacu pada buku Minna no Nihongo I.
1.4Tujuan Penelitian
4 1.5Manfaat
Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara kerja algoritma Sequential dalam menemukan karakter. 2. Menciptakan media pembelajaran bahasa Jepang yang baru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aplikasi Pembelajaran Berbasis Komputer
Metode pembelajaran berbasis komputer merupakan cara menyampaikan materi dengan sumber-sumber yang berbasis micro-processor, dimana informasi atau materi yang disampaikan disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan. Berbagai jenis aplikasi pendidikan umumnya dikenal dengan istilah Komputer Asissted instruction (CAI) atau Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) (Lili dan Mariono, 2010).
2.2 Grammar
Banyak ahli grammar di dunia yang mendeskripsikan makna grammar dan berikut ini adalah beberapa keterangan mengenai definisi, makna, ataupun pengertian grammar yang diungkapkan oleh beberapa pakar grammar dunia :
6 Grammar suatu bahasa adalah satu kumpulan aturan yang menata bagian susunannya. Grammar menentukan bagaimana kata-kata disusun dalam membentuk unit-unit bahasa yang bermakna (Coghill dan Magendanz, 2003).
Menurut Swan (2005) grammar adalah aturan yang menerangkan bagaimana kata digabungkan, disusun, atau diubah untuk menunjukkan beberapa jenis makna.
Makna grammar adalah referensi mekanisme menurut fungsi bahasa ketika digunakan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Grammar adalah aturan untuk menggabungkan kata, ataupun aturan penggabungan bunyi suatu makna (Leech, 1985).
2.3 PHP
PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Prepocessor. PHP digunakan sebagai bahasa script dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML. PHP mempermudah maintenance web karena penggunaan PHP memungkinkan web dibuat dinamis. PHP bersifat open source, disebarkan secara luas, dan dilisensikan secara gratis serta dapat diunduh secara bebas di situs resminya.
7 halaman web yang lebih dinamis, bahkan lebih baik dari pada yang dapat dilakukan CGI.
PHP dapat dijalankan pada semua sisterm operasi, antara lain Linux, Unix dan variannya, Microsoft Windows, Mac OS, dan RISC OS. Selain itu, PHP juga mendukung banyak web server, seperti Apache, Netscape and iPlanet servers, Microsoft Internet Information Servers (MIIS), dan lainnya. Bahkan PHP juga dapat menjadi sebuah CGI processor.
Kelebihan lain yang dimiliki PHP adalah PHP dapat dipakai dengan menggunakan banyak database, antara lain Adabas D, dBase, Empress, IBM DB2, MySQL, Oracle, dan lainnya (Peranginangin, 2006).
Dalam pengerjaan aplikasi ini, digunakan Adobe Dreamweaver CS4 dan Notepad++ untuk melakukan coding program.
2.4 Sequential Algorithm
8 Kelebihan dari algoritma ini adalah jika data yang dicari terdapat pada elemen array bagian awal karena lebih cepat mencarinya. Sedangkan jika data yang dicari berada pada elemen array bagian akhir, akan menjadi sebuah kekurangan karena memerlukan waktu yang lama dalam proses pencariannya, terutama pada data yang banyak.
Algoritma sequensial ini dibagi menjadi dua:
1. Pencarian beruntun pada larik tidak terurut.
Pencarian dilakukan dengan memeriksa setiap elemen dari mulai elemen pertama sampai dengan elemen yang dicari ditemukan atau sampai seluruh elemen diperiksa. Contoh pada baris angka berikut:
Misalkan nilai yang dicari adalah x=19, maka elemen yang akan diperikasa adalah: 6, 4, 75, 19 (data ditemukan). Sedangkan jika nilai yang dicari adalah x=20, maka elemen yang akan deperiksa adalah: 6, 4, 75, 19, 41, 63 (data tidak ditemukan).
2. Pencarian beruntun pada larik berurut.
Jika elemen sudah berurutan (1..n+1 atau n..n-1), maka proses pencarian akan lebih singkat dibandingkan pada pencarian data yang tidak berurutan. Berikut ini adalah contoh perbandingan pencarian pada larik terurut dan tidak terurut:
9 Larik tidak terurut:
Untuk mencari x=63 dibutuhkan perbandingan sebanyak 6 kali.
Larik terurut:
Sedangkan dalam larik terurut, untuk mencari x=63 hanya dibutuhkan perbandingan sebanyak 5 kali.
Apikasi ini menggunakan tipe data string, sehingga algoritma sekuensial yang cocok digunakan adalah algoritma sekuensial pada larik tidak terurut (Nurhayati, 2012).
2.5 Bahasa Jepang
Bahasa Jepang adalah bahasa yang diturunkan dari bahasa-bahasa Asia Tenggara dan Polinesia, sedangkan penulisannya berasal dari Cina yang saat itu sedang menyebarkan agama Budha di Jepang.
2.5.1 Sistem Penulisan Bahasa Jepang
Pada Bahasa Jepang tertulis modern, digunakan 5 jenis simbol, yaitu : a. Hiragana, yang setiap simbolnya melambangkan suku kata.
b. Katakana, melambangkan suku kata yang sama seperti Hiragana (Hiragana dan Katakana secara kolektif disebut kana).
6 4 75 19 41 63
10 c. Kanji, logogram yang berasal dari Cina.
d. Alfabet Latin (a-z. A-Z). e. Bilangan Arab (0-9). (Anonimus, 2011).
Huruf Latin hanya digunakan untuk kasus-kasus tertentu, misalnya pada singkatan seperti “CD” dan “DVD”, serta yang biasa tertera pada papan reklame. Bilangan
Arab digunakan seperti penggunaannya di Indonesia maupun dunia barat. Hiragana, Katakana, dan Kanji adalah simbol yang paling banyak muncul pada Bahasa Jepang tertulis dan akan dibahas lebih kanjut.
2.5.1.1Hiragana
Hiragana merupakan karakter fonetis yang tiap simbolnya melambangkan suku kata (Seeley, 1991).
Contohnya adalah yang melambangkan suku kata hi. Ini bisa dikontraskan dengan alfabet Latin pada bahasa Indonesia, yang merupakan gabungan dari huruf “h” dan “i” untuk melambangkan bunyi yang sama.
a. Simbol-Simbol Hiragana
11 Tabel 2.1 Hiragana Dasar
あ a い i う u え e o
ka ki ku ke ko
sa shi su se so
ta chi tsu te to
na ni nu ne no
ha hi fu he ho
ma mi mu me mo
ya yu yo
ra ri ru re ro
wa wi* we* wo
n
* (wi) dan (we) adalah Hiragana kuno yang saai ini hampir tidak digunakan lagi.
Contoh kata yang dapat ditulis dengan menggunakan Hiragana :
(Watashi. Saya)
う (Kinou. Kemarin)
Beberapa baris pada tabel di atas dapat diberi tanda Dakuten (“) untuk mengubah bunyi. Baris huruf tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Hiragana Dengan Dakuten Bunyi
asli
Bunyi baru
12
s za ji zu ze zo
t da ji* zu* de do
h ba bi bu be bo
*Untuk menuliskan ji pada umumnya digunakan “ ” dan bukan “ ”. Untuk menuliskan bunyi zu umumnya menggunakan “ ” dan bukan “ “. Contoh, penulisan mizu (air) menggunakan Hiragana bukan ,
sedangkan dan hanya digunakan saat terjadi dalam perubahan bunyi dalam penggabungan kata. Sebagai contoh penulisan kanzume (makanan kaleng) berasal dari kata kan ( , kaleng) dan tsume ( , pengisian). Karena zume dalam kata kanzume berasal dari tsume yang berubah bunyi, maka penulisan kanzume adalah .
Contoh kata yang dapat ditulis dengan Hiragana yang memiliki Dakuten adalah :
い (Daigaku. Universitas)
う (Boushi. Topi)
Terdapat pula tanda HanDakuten ( ) yang mengubah bunyi “h” menjadi “p”.
Tabel 2.3 Hiragana Dengan HanDakuten
13 Contoh kata yang dapat ditulis dengan Hiragana dengan HanDakuten adalah :
い (Senpai. Senior)
え (Enpitsu. Pensil)
Suku kata baru bisa dibentuk dengan menyisipkan bunyi “y” ke dalam
struktur konsonan + vocal. Suku kata yang dapat disisipi bunyi “y” hanya
suku kata pada baris “i”. Contoh bunyi kya. Bunyi seperti demikian desibut Youon. Dengan huruf Hiragana, kya dapat ditulis dengan menggabungkan suku kata (ki) dan Hiragana (ya) kecil setelahnya menjadi (kya). Bunyi kya yang ditulis dengan kecil berbeda dengan yang ditulis menggunakan besar (normal), (kiya).
Hiragana yang ditulis kecil dan mengubah bunyi ada tiga suku kata, (ya), (yu), (yo) seperti berikut :
Tabel 2.4 Hiragana Dengan Youon
Ya Yu Yo
Ki Kya Kyu Kyo
Shi Sha Shu Sho
Chi Cha Chu Cho
Ni Nya Nyu Nyo
Hi Hya Hyu Hyo
14
Ri Rya Ryu Ryo
Gi Gya Gyu Gyo
Ji Jya Jyu Jyo
Bi Bya Byu Byo
Pi Pya Pyu Pyo
Contoh kata yang dapat ditulis dengan Hiragana dengan Youon adalah :
う (Senshuu. Minggu lalu)
う (Kyou. Hari ini)
Selain Youon ada pula yang disebut sokuon. Sokuon adalah tsu kecil yang digunakan untuk menggandakan konsonan setelahnya. Misal kata dibaca kite, sedangkan dibaca kitte. Sokuon tidak dapat diletakkan sebelum huruf vocal “a”, “i”, “u”, “e”, maupun “o”.
Contoh kata yang dapat ditulis dengan Sokuon adalah :
(Kitte. Perangko)
(Zasshi. Majalah)
(Rachmatullah, 2007).
Dalam Bahasa Jepang terdapat 2 macam pelafalan vokal, yaitu pelafalan vokal pendek dan pelafalan vokal panjang. Cara melafalkan kata bervokal pendek dalam Bahasa Jepang sama seperti pelafalan kata dalam bahasa Indonesia. Bunyi pelafalannya pun perlu disesuaikan dengan bunyi suku katanya. Contoh :
15
(Hana. Bunga/hidung)
あ い (Akarui. Terang)
Sedangkan kata yang memiliki vokal panjang dilafalkan dengan memanjangkan bagian vokalnya. Panjang dan pendeknya vokal dapat mempengaruhi arti sebuah kata. Karenanya, pelafalan yang tepat panjang dan pendeknya vokal sangat penting dilakukan dalam percakapan. Contoh kata dengan bunyi vokal panjang :
あ (Okaasan. Ibu)
う (Touka. Tanggal 10)
Contoh kata yang mungkin terjadi kesalahan arti jika terjadi kesalahan dalam pelafalan vokal adalah :
い (Ojiisan. Kakek) dengan (Ojisan. Paman)
(Sugiyanto dan Djamaludin, 2010)
Penulisan vokal panjang dalam Hiragana ada 5 macam : a. Bunyi vokal panjang dalam kolom あ (a)
あditambahkan ke kana dalam kolom あ. Contoh : あ
(Okaasan. Ibu).
b. Bunyi vokal panjang dalam kolom い (i)
いditambahkan ke kana dalam kolom い. Contoh : いい (Iimasu.
Mengatakan).
16
う ditambahkan ke kana dalam kolom う. Contoh : う
(Senshuu. Minggu lalu).
d. Bunyi vokal panjang dalam kolom え (e)
い ditambahkan ke kana dalam kolom え. Contoh : えい (Eiga.
Film).
(Pengecualian : ええ (Ee. Ya), え (Oneesan. Kakak perempuan)).
e. Bunyi vokal panjang dalam kolom (o)
う ditambahkan ke kana dalam kolom . Contoh : う (Kyou. Hari
ini).
(Pengecualian : い (Ookii. Besar), い (Ooi. Banyak),
い (Tooi. Jauh),dan lainnya).
(Anonimus, 2000a).
2.5.1.2 Penggunaan Hiragana
Secara khusus penggunaan Hiragana mencakup :
a) Kata yang tidak memiliki Kanji, termasuk partikel seperti (Ga),
(Ni), dan lainnya.
b) Kata yang Kanjinya tidak diketahui penulisnya.
c) Kata yang memiliki Kanji namun dalam Bahasa Jepang modern hampir selalu ditulis dengan menggunakan Hiragana. Misal kata
17 d) Pembeda bacaan pada Kanji yang memiliki lebih dari satu cara
membaca. Sebagai contoh ― dan - . Diawali dengan Kanji angka yang sama, namun yang pertama dibaca ichi (satu) Karena tidak diikuti Hiragana apapun, sedangkan yang kedua dibaca hitotsu (satu buah) karena diakhiri Hiragana tsu. Dalam hal ini, Hiragana tersebut disebut sebagai okurigana.
e) Akhiran infleksional dari verba dan adjektiva. Sebagai contoh, iku (pergi), jika ditulis dengan Kanji menjadi 行 . (Ku) diakhir kata tidak berubah dengan alasan dapat berubah menjadi bentuk
lain, seperti 行 い (Ikanai. Tidak pergi) bentuk negatif. Hiragana ini juga disebut okurigana.
f) Sebagai Furigana, yaitu penulisan Hiragana kecil di atas huruf Kanji sebagai bantuan membaca.
(Aditama dan Yuli, 2001).
2.5.2 Katakana
Katakana melambangkan suku kata sama seperti Hiragana (Seeley, 1991).
18 2.5.2.1 Simbol-Simbol Katakana
Secara visual, guratan pada Katakana lurus dan pendek seperti (Na) dan terdapat sudut lancip seperti (Ka). Seperti halnya Hiragana, Katakana juga melambangkan vokal (misal A), konsonan + vokal (misal Sa), atau N ( ). Berikut ini adalah simbol-simbol Katakana dasar.:
Tabel 2.5 Katakana Dasar
A I U E O
Ka Ki Ku Ke Ko
Sa Shi Su Se So
Ta Chi Tsu Te To
Na Ni Nu . Ne No
Ha Hi Fu He Ho
Ma Mi Mu Me Mo
Ya Yu Yo
Ra Ri Ru Re Ro
Wa Wi* We* Wo
N
* (wi) dan (we) adalah Katakana kuno yang saat ini sudah hampir tidak digunakan lagi.
2.6 Katakana Dengan Dakuten Bunyi asli Bunyi baru
19
s za ji zu ze zo
t da ji* zu* de do
h ba bi bu be bo
2.7 Katakana Dengan HanDakuten
Pa Pi Pu Pe Po
2.8 Katakana Dengan Youon
Ya Yu Yo
Ki Kya Kyu Kyo
Shi Sha Shu Sho
Chi Cha Chu Cho
Ni Nya Nyu Nyo
Hi Hya Hyu Hyo
Mi Mya Myu Myo
Ri Rya Ryu Ryo
Gi Gya Gyu Gyo
Ji Jya Jyu Jyo
Bi Bya Byu Byo
Pi Pya Pyu Pyo
(Rachmatullah, 2007).
20 Tabel 2.9 Katakana Bahasa Asing
Wi We Wo
She Che
Tsa Che Tso
Ti ウ Tu
Fa Fi Fe Fo
Je Di ウ Du
Dyu
Contoh kata yang dapat ditulis menggunakan Katakana di atas adalah :
(Firumu. Film)
(Suraweshi. Selawesi)
Cara pengucapan vokal panjang dalam Katakana berbeda dengan Hiragana. Bunyi panjang Katakana semuanya ditulis dengan menambahkan tanda “―” (Chouon) setelah vokal. Contoh : ー (Biiru.
Bir), ー (Fooku. Garpu), dan lainnya (Anonimus, 2000a).
2.5.2.2 Penggunaan Katakana
Berikut ini adalah penggunaan Katakana :
21 adalah “takushii”) dan ditulis menggunakan Katakana ー.
Contoh lainnya :
(Arubaito. Kerja paruh waktu (dari bahasa
Jerman, arbeit))
(Akushon. Aksi (dari bahasa Inggris, action))
b) Nama luar negeri, misalnya nama orang dan nama tempat, ditulis dengan menggunakan Katakana. Contoh :
ー (Miraa. Miller)
(Kanada. Kanada)
c) Onomatopia, yaitu kata yang melambangkan suatu bunyi, ditulis menggunakan Katakana. Contoh :
(Nya nya. Meong meong)
(Ping pong. Ding dong)
d) Istilah teknis seperti nama spesies pada umumnya ditulis dengan Katakana. Contoh :
(Sumire. Suatu spesies bunga Violet)
(Hane. Nama suatu gerakan pada permainan papan
igo)
e) Katakana dapat juga digunakan untuk memberi tekanan pada kata-kata yang biasanya ditulis dengan Hiragana atau Kanji. Ini sebagai penggunaan huruf besar pada bahasa Indonesia, misal “DISKON”.
22 Sama halnya dengan Hiragana, dalam Katakana juga terdapat penggandaan konsonan menggunakan (tsu) kecil. Fungsinya sama
seperti (tsu) kecil dalam Hiragana. Contoh :
(Chiketto. Tiket)
(Yunitto. Unit)
2.5.3 Kanji
Kanji merupakan logogram yang berasal dari Cina (Seeley, 1991).
Tiap simbol Kanji menyatakan benda atau ide tertentu. Misalkan 日 (Hi. Matahari), 木 (Ki. Pohon). Terdapat puluhan ribu Kanji, namun kebanyakan Kanji kuno dan sudah tidak digunakan lagi. Pada Bahasa Jepang modern, Kanji yang umum digunakan sampai saat ini berjumlah sekitar 2000 Kanji.
Beberapa kata dapat ditulis hanya dengan Kanji tanpa diikuti Hiragana. Sebagai contoh Kanji haha yang berarti “ibu”. Jika ingin menuliskannya dalam Kanji, maka cukup menuliskan Kanji ibu yaitu 母. Terdapat juga Kanji yang penulisannya diikuti oleh Hiragana. Contoh Kanji “ー” yang berarti “satu”. Kanji tersebut memiliki banyak arti, sehingga penulisannya diikuti hiragan tergantung dari makna yang akan dimaksudkan. Contohnya - (hitotsu. Satu buah), 一番
23 Selain itu, penyertaan Hiragana dibelakang sebuah Kanji memberitahu bentuk katanya, apakan sebuah kata berbentuk positif, negatif, lampau, dan lainnya. Perbedaan kata-kata tersebut dapat dilihat pada akhir kata. Misalnya kata minum yang dalam Bahasa Jepang ditulis dengan Kanji adalah 飲 (Nomu) dapat berubah menjadi 飲 (Nonde. Sedang minum), 飲 い(Nomanai. Tidak minum), dan lainnya (Rachmatullah, 2007).
Sebagian besar Kanji memiliki lebih dari satu cara membaca. Sebagai contoh Kanji 年 (tahun). Kanji tersebut akan dibaca toshi jika berdiri sendiri atau diikuti Kanji lain. Namun, akan dibaca nen jika mengikuti Kanji lain. Contoh :
年 (Toshi. Tahun)
年上 (Toshiue. Lebih tua)
去年 (Kyonen. Tahun lalu)
Selain itu, beberapa Kanji dengan bacaan yang sama ada yang memiliki lebih dari satu bentuk Kanji. Contoh Kanji あ い (Atsui. Panas) memiliki dua bentuk Kanji, yaitu 暑い dan 熱い.
2.5.3.1 Bacaan Onyomi
24 Table 2.10 Bacaan Onyomi
Kanji Arti Onyomi
行 Pergi Kou, gyou
言 mengatakan Gen, gon
目 Mata Moku
2.5.3.2 Bacaan Kunyomi
Bacaan Kunyomi adalah bacaan yang berdasarkan kata Bahasa Jepang asli. Seperti halnya bacaan Onyomi, Kanji tertentu ada yang memiliki lebih dari satu bacaan Kunyomi bahkan ada juga yang tidak memiliki bacaan Kunyomi.
Berikut ini adalah contoh beberapa Kanji dengan bacaan Kunyomi. Tabel 2.11 Bacaan Kunyomi
Kanji Arti Kunyomi
百 Seratus
-休 Istirahat Yasu-mu
多 Banyak Oo-i
[image:33.595.112.424.435.542.2]25 Selain itu ada juga gabungan Kanji yang dibaca menggunakan bacaan Kunyomi. Contohnya 手紙 (Tegami. Surat). 手 (Te) merupakan Kunyomi yang diikuti oleh Kanji lain 紙 (kami yang berubah bunyi menjadi gami).
Di pihak lain, beberapa Kanji dibaca menggunakan Onyomi walaupun berdiri sendiri karena tidak memiliki bacaan Kunyomi. Sebagai contoh Kanji 愛 (Ai. Cinta).
Selain itu, terdapat juga bacaan gikun, yaitu bacaan dari gabungan Kanji yang tidak berhubungan dengan bacaan Onyomi maupun Kunyomi. Contoh 明日 (Ashita. Besok). Kata ashita tidak diambil dari Onyomi maupun kunyoni dar kedua Kanji tersebut (Rachmatullah, 2007).
2.6 Transliterasi Bahasa Jepang Menggunakan Huruf Latin
Transliterasi Bahasa Jepang menggunakan huruf Latin disebut Romaji ( ー ) (Seeley, 1991).
26 2.7 Modifikasi Kata Dasar pada Bahasa Jepang
Perubahan bentuk kata dalam Bahasa Jepang lebih kompleks dibandingkan dengan perubahan kata dalam Bahasa Indonesia. Dalam Bahasa Jepang, bentuk dasar sebuah kata dapat berubah menjadi berbagai bentuk.
[image:35.595.113.468.304.504.2]Contoh kata yang mengalami perubahan bentuk dari kata taberu yang berarti “makan”:
Tabel 2.12 Pemaknaan Perubahan Bentuk Kata
Bentuk Bahasa Jepang Bahasa Indonesia
Dasar Taberu Makan
Negatif Tabenai Tidak makan
Lampau Tabeta Telah makan
Sedang/perintah Tabete Sedang makan
Keinginan Tabetai Ingin makan
Ajakan Tabemashou Ayo makan
Sopan Tabemasu Makan
Penulisan dalam Kanji, bentuk dasarnya akan tetap sama yaitu 食 (dibaca ta), yang berbeda hanya bagian belakangnya, apakah 食 い (ta+benai), 食
(ta+beta), atau lainnya.
27 Table 2.13 Perubahan Bentuk Sedang
Bentuk verba Contoh Bentuk sedang
Dasar Taberu (makan) Tabete
Baris –su Hanasu (berbicara) Hanashite Baris –ku Aruku (berjalan) Aruite Baris –gu Oyogu (berenang) Oyoide Baris –mu, -bu, -nu Yobu (memanggil) Yonde Baris –ru, -u, -tsu Iu (mengatakan) Itte
Baris –ku
pengecualian
Iku (pergi) Itte
Suru Suru (melakukan) Shite
Kuru Kuru (datang) Kita
Untuk membentuk kalimat negatif lampau, digunakan kalimat negatif biasa bentuk い (Nai) dengan mengganti い (I) menjadi (Katta). Contoh kata
lampau negatif dari kata い (Nomanai. Tidak minum) adalah
(Nomanakatta. Tidak minum).
[image:36.595.109.553.630.742.2]Dalam Bahasa Jepang, kata kerja dibagi dalam 3 kelompok. Berikut ini adalah perubahan dari beberapa kata kerja dalam Bahasa Jepang (Rachmatullah, 2007):
Table 2.14 Perubahan Kata Kerja kelompok 1 Kata Kerja
(Sopan)
Kata Kerja Kamus
Kata Kerja -(sedang)
Kata Kerja -(lampau)
Kata Kerja
-い
(ingkar)
28 あ (Asobimasu) あ (Asobu) あ (Asonde) あ (Asonda) あ い (Asobanai) あ (Asobanakatta) Bermain い (Isogimasu) い (Isogu) い い (isoide) い い (Isoida) い い (Isoganai) い (Isoganakatta) Terburu-buru え (Kaerimasu) え (Kaeru) え (kaette) え (Kaetta) え い (Kaeranai) え (Kaeranakatta) Pulang
(Kachimasu) (Katsu) (Katte) (Katta)
い
(Katanai) (Katanakatta)
Menang
(Nomimasu) (Nomu) (Nonde) (Nonda)
い
(Nomanai) (Nomanakatta)
Minum
Kata kerja kelompok satu adalah kata kerja dengan suku kata sebelum
[image:37.595.113.551.82.333.2](Masu) berakhir dengan bunyi pada kolom い (I).
Table 2.15 Perubahan Kata Kerja kelompok 2 Kata Kerja
(sopan)
Kata Kerja Kamus
Kata Kerja -(sedang)
Kata Kerja -(lampau)
Kata Kerja
-い
(ingkar)
Kata Kerja -(ingkar lampau) Arti あ (Akemasu) あ (Akeru) あ (Akete) あ (Aketa) あ い (Akenai) あ (Akenakatta) Membuka い (Imasu) い (Iru) い (Ite) い (Ita) い い (Inai) い (Inakatta) Ada え (Oshiemasu) え (Oshieru) え (Oshiete) え (Oshieta) え い (Oshienai) え (Oshienakatta) Mengajar
(Tabemasu) (Taberu) (Tabete) (Tabete)
い
(Tabenai) (Tabenakatta)
Makan
29 (Dekimasu) (Dekiru) (Dekite) (Dekita) (Dekinai) (Dekinakatta)
(Tomemasu) (Tomeru) (Tomete) (Tometa)
い
(Tomenai) (Tomenakatta)
Berhenti
Kata kerja kelompok dua adalah kata kerja dengan suku kata sebelum (Masu) berakhir dengan bunyi pada kolom え (E), namun ada juga sebagian yang
[image:38.595.111.564.85.150.2]berakhir dengan bunyi pada kolom い (I).
Table 2.16 Perubahan Kata Kerja kelompok 3 Kata Kerja (sopan) Kata Kerja Kamus Kata Kerja -(sedang) Kata Kerja -(lampau) Kata Kerja
-い (ingkar) Kata Kerja -(ingkar lampau) Arti う (Unten-shimasu) う (Unt en-suru) う (Unten-shite) う (Unten-shita) う い (Unten-shinai) う (Unten-shinakatta) Menyetir
(Kimasu) (Kuru) (Kite) (Kita)
い (Konai) (Konakatta) Datang (Kekkon-shimasu) (Kek
kon-suru) (Kekkon-shite) (Kek kon-shita) い (Kekkon-shinai) (Kekkon-shinakatta) Menikah
(Shimasu) (Suru) (Shite) (Shita)
い (Shinai) (Shinakatta) Melakukan (Sentaku-shimau) (Sentaku-suru) (Sentaku-shite) (Sentaku-shita) い
(Sentaku-shinai) (Sentaku-shinakatta)
30 う (Benkyou-shimasu) う (Benkyou-suru) う (Benkyou-shite) う (Benkyou-shita) う い (Benkyou-shinai) う (Benkyou-shinakatta) Belajar
Kelompok kata kerja ke3 adalah kata kerja dengan suku kata akhir
-(-shimasu) dan kata benda yang menunjukkan kegiatan + (Shimasu).
Juga (Kimasu. Datang) sebagai pengecualian.
Dalam bahasa formal, Kata Kerja - い (-nai) yang terletak diakhir kalimat
menjadi – (-masen). Sedangkan kata kerja Kerja - (-nakatta) menjadi – (-masendeshita) (Anonimus, 2000a).
Kata benda dalam Bahasa Jepang dapat diubah menjadi kata kerja dengan pola berikut :
Kata benda + (Wo) + (Shimasu)
Contoh :
- ー (Sakkaa. Sepak bola) = ー (Sakkaa wo shimasu. Bermain sepak bola)
- う (Benkyou. Pelajaran) = う (Benkyou wo shimasu. Mempelajari)
31 Perubahan bentuk lainnya adalah dengan menambahkan awalan (o-) atau
(go-) sebagai penunjuk kesopanan. Contoh (Kane. Uang) menjadi
(Okane) dan (Kazoku. Keluarga) menjadi (Gokazoku) (Rachmatullah, 2007).
2.8 Perubahan Kata sifat
Kata sifat dalam Bahasa Jepang ada 2 macam, yaitu kata sifat い (I) dan kata sifat
(Na).
a. Kata sifat い (い - う . I keyoushi)
Kata sifat ini pada umumnya berakhiran -い (-i), seperti い (Kawai.
Lucu), あ い (Atarashii. Baru), い (Warui. Buruk), dan lainnya.
Bukan hanya kata kerja yang dapat diubah ke dalam bentuk lampau, kata sifat pun dapat diubah ke dalam bentuk lampau, yaitu dengan mengganti akhiran -い (-i) menjadi - (-katta). Contoh :
- あ い(Atarashii. Baru)menjadi あ
(Atarashikatta. Baru)
- い (Warui. Buruk) menjadi (Warukatta. Baru)
Untuk mengubah kata sifat い ke dalam bentuk ingkar, yaitu dengan
32 pada kata sifat いい (Ii. Baik) berubah menjadi い (Yokunai. Tidak baik). Contoh :
- い (Kawai. Lucu) menjadi い (Kawakunai. Tidak
lucu)
- あ い (Atarashii. Baru) menjadi あ い
(Atarashikunai. Tidak baru)
Untuk mengubah ke dalam bentuk lampau ingkar dengan mengganti akhiran -い (-i) pada - い (-kunai) menjadi - (-kunakatta). Contoh :
- い (Kawakunai. Tidak lucu) menjadi (Kawakunakatta. Tidak lucu)
- い (Warukunai. Tidak buruk) menjadi (Warukunakatta. Tidak buruk)
b. Kata Sifat ( - う . Na keyoushi)
- う adalah bentuk kata sifat yang sebagian besar tidak memiliki
akhiran -い (-i), seperti う (Jouzu. Pintar), (Shizuka.
Tenang), (Hima. Santai), dan lainnya. Namun ada beberapa kata sifat yang memiliki akhiran -い (-i), seperti い (Kirei. Cantik),
(Genki. Sehat), dan lainnya.
33 Lampau = kata sifat + (deshita)
Ingkar = kata sifat + あ / あ (dewa arimasen/jya
arimasen)
Ingkar lampau = kata sifat +
あ / あ (dewa arimasen deshita/jya
arimasen deshita)
(Anonimus, 2010).
2.9 Partikel dan Gobi
Partikel digunakan untuk menandai fungsi kata yang mendahuluinya. Sebagai contoh pada kalimat berikut :
ー (Watashi wa Amerika no Miraa desu. Saya
Miller dari Amerika) (Chandra, 2009).
Desu menjadikan sebuah kalimat terasa hormat dan benar. Pada umumnya kata Desu diucapkan Des, namun ada juga yang mengucapkan Desu. Demikian juga akhiran (Su) lain pada sebuah kata. Pengucapan yang umum adalah dengan menghilangkan bunyi U. Contohnya adalah tabemasu (Tabemas), hatarakimasu (Hatarakimas), dan lain sebagainya. Lain halnya jika (Su) terdapat di awal atau
tengah kata. (Su) tetap diucapkan sebagaimana bunyi aslinya yaitu Su (Maeda).
34 kalimat yang dalam hal ini adalah (Watashi. Saya) dan partikel (No) yang menunjukkan kepemilikan, dalam hal ini dimaksudkan bahwa Miller orang Amerika.
Selain 2 partikel tersebut masih terdapat partikel lain dengan fungsinya masing-masing.
a. Partikel (Ga) yang menyatakan subjek dari verba intransitif, menunjukkan keberadaan sesuatu, menunjukkan kata ganti tanya berfungsi sebagai subjek, memberi penegasan pada subjek, menunjukkan benda yang menjadi objek dari kata-kata mempunyai, memerlukan, bisa, mengerti, ingin, suka, tidak suka, dan lain-lain. Contoh :
- あ (Ame ga furimasu. Hujan turun)
- い あい う (Kanojo wa kirei
desu ga, fuaisou desu. Dia cantik, tetapi tidak ramah)
b. Partikel (Wo saat menjadi pertikel berubah bunyi menjadi o) yang menyatakan objek dari suatu perbuatan, menunjukkan isi dari perbuatan dalam bentuk “… ” (… wo suru), menunjukkan
tempat dilalui/dilewati dari verba intransitif, menunjukkan tempat titik tolak dari verba intransitif, “… ” (… wo suru) menunjukkan bekerja atau menjabat suatu jabatan khusus, “… ” (… wo suru)
35
- あ い え
(Anata wa itsu Indoneshia wo tatte, Nihon he karimasuka. Kapan anda meninggalkan Indonesia, pulang ke Jepang?)
- う (Nihongo no benkyou wo
shimasu. Belajar Bahasa Jepang)
c. Partikel (Mo) menunjukkan hal yang sama seperti yang lain, bentuk “… … ” (… mo … mo) menunjukkan beberapa hal semuanya
sama, digunakan dalam bentuk ingkar … + bentuk negatif, mengikuti derajat atau jumlah yang besar atau banyak, menunjukkan sesuatu derajat atau tingkatannya rendah, dan dalam bentuk kata kerja – + menunjukkan arti meskipun. Contoh :
- あ (Kono hako no naka ni
nani mo arimasen. Di dalam kotak ini tidak apa apa pun)
- い い (Ikura takakute mo kaimasu.
Meskipun harganya mahal saya akan membelinya.)
Dalam berkomunikasi, Bahasa Jepang sering tidak menyebutkan subjek dan biasanya lawan bicara sudah mengerti apa yang dimaksudkan oleh pembicara.
36 lawan dalam melakukan sesuatu, menunjukkan objek berbandingan. Contoh :
- い (Maria san
wa Santosu san to kekkon shite imasu. Maria telah menikah dengan Santos)
- う あ (Kyou to ashita
wa kokumin no shokujitsu desu. Hari ini dan besok adalah hari raya nasional).
e. Partikel (He berubah bunyi menjadi e jika menjadi partikel) memiliki fungsi menunjukkan arah. Contoh :
- い い (Itsu Bari he ikimasuka. Kapan anda akan pergi ke Bali?)
f. Partikel (Ni) berfungsi untuk menunjukkan letak atau keberadaan sesuatu, menunjukkan waktu, menuju ke suatu tempat, dan menunjukkan objek yang dituju. Contoh :
- え うえ あ (Tsukue no ue ni hon ga
arimasu. Di atas meja ada buku)
- い (Shibai wa hachi ji
37
- い (Baketsu ni mizu wo iremasu.
Memasukkan air ke dalam ember)
- い い (Nihon no
seikatsu ni tsuite tomodachi ni kikimashita. Saya telah bertanya kepada teman tentang kehidupan di Jepang)
g. Partikel (De) adalah pertikel yang digunakan untuk menunjukkan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu, tempat terjadinya sesuatu, karena, dan lainnya. Contoh :
- (Watashi wa hashi de gohan
wo tabemasu. Saya makan menggunakan sumpit)
- え え いい う (Dono eki de
norikaetara ii deshouka. Di stasiun mana sebaiknya saya ganti kereta?)
h. Partikel (Ya) digunakan untuk menyebutkan sebagian dari benda yang digunakan sebagai contoh dengan arti “dan”. Biasanya partikel diikuti oleh (Nado) sebagai pengganti benda-benda yang tidak disebutkan. Contoh :
- い (Fuku ya kutsu ya kaban
nado o kaimashita. Saya telah membeli pakaian, sepatu, tas, dan lain-lain)
38 Gobi adalah akhiran kalimat yang memberikan suasana tertentu pada kalimatnya (Rachmatullah, 2012).
Gobi yang sering terdengar dalam percakapan maupun tertera dalam tulisan adalah gobi (Ne) dan gobi (Yo). Gobi berfungsi menghadirkan suasana meminta persetujuan lawan bicara atas pernyataan yang baru saja diajukan (Rachmatullah, 2007).
Sedangkan gobi dipakai untuk memberitahukan kepada lawan bicara yang belum mengetahui, menekankan penilaian atau pendapat pembicara kepada lawan bicara untuk mempertegas. Contoh penggunaan gobi dan gobi:
- いい (Ii otenki desu ne. Cuacanya bagus, ya.)
- い (Muri na daietto wa
karada ni yokunai desu yo. Diet yang berlebihan tidak baik untuk tubuh, lho)
(Anonimus, 2000a).
2.10 Kata Ganti dan Kata Bantu
Kata ganti dan kata bantú dalam penggunaan Bahasa Jepang yaitu :
39 bicara). Penggunaan kata ganti kelompok ini dapat langsung digunakan tanpa menyebutkan kata bendanya. Contoh:
- (Kore wa hon desu. Ini adalah buku).
b. (Kono. Ini), ((Sore. Itu), menunjukkan letak benda yang dekat dengan lawan bicara dan jauh dari pembicara), あ ((Are. Itu), menunjukkan letak benda yang jauh dari pembicara maupun lawan bicara). Penggunaannya harus diikuti oleh benda yang ditunjuk. Contoh :
- (Sore kaban wa watashi no desu.
Tas itu milik saya).
c. (Koko. Di sini), ((Soko. Di sana), menunjukkan tempat yang dekat dengan lawan bicara), あ ((Asoko. Di sana), menunjukkan tempat yang jauh dari pembicara maupun lawan bicara). Contoh dalam kalimat :
- (Koko wa Jyakaruta desu. Di sini adalah Jakarta).
d. (Kochira. Di sebelah sini), ((Sochira. Di sebelah
40
あ juga dipakai menggantikan , , あ sebagai
tempat yang dapat dilihat. Dalam hal ini, kata ganti , ,
あ dirasa lebih sopan.
e. (Doko. Dimana) adalah kata tanya untuk menanyakan tempat,
(Dochira. Di sebelah mana) adalah kata tanya untuk
menanyakan arah. juga dapat digunakan untuk menanyakan
tempat dan sifatnya lebih sopan daripada . Contoh :
- あ い (Otearai wa dochira desuka. Kamar kecil dimana?)
- ー ー (Erebeetaa wa dochira
desuka. Di sebelah manakah lift?) (Anonimus, 2000a).
Rumus untuk menggunakan kata tanya dan adalah sebagai berikut :
Kata benda + + / + (Desuka) (Anonimus, 2010)
Penambahan - (-ka) di akhir kalimat dapat disamakan dengan menambahkan tanda tanya di akhir kalimat dan menjadi sebuah kalimat tanya (Maeda).
41
- 一 い い (1 ji kan gurai ofuro ni
hairimashita. Kira-kira sudah 1 jam lamanya saya berendam di dalam bak)
Sedangkan untuk menyatakan jangka waktu yang berarti “kira-kira berapa lama” digunakan kata bantú い (Dono gurai). Contoh :
- あ い う (Anata
wa dono gurai Nihongo o benkyoushimashitaka. Kira-kira sudah berapa lama anda belajar Bahasa Jepang?)
(Anonimus, 2010).
g. (Dake. Hanya), adalah kata bantú yang penggunaannya diletakkan setelah kata benda atau kata bilangan. Kata bantú ini digunakan untuk kalimat dengan makna positif. Contoh :
- ー ー (Kare dake koohii o nomimasu. Hanya dia yang minum kopi).
Sedangkan untuk pemaknaan negatif, digunakan kata (Shika. Hanya… saja). Contoh :
- い 一 あ (Kono heya ni wa isu
ga hitotsu shika arimasen. Di dalam ruangan ini hanya ada satu buah kursi saja).
42 h. (Yori. Lebih… daripada) adalah kata bantú yang menunjukkan
perbandingan. Rumus yang digunakan :
Kata 1 + + kata 2 + + kata sifat +
Contoh :
- う あ い (Hachimitsu wa satou yori
amai desu. Madu lebih manis daripada gula). (Chandra, 2009).
i. い (Ichiban. Paling). Kata bantú ini merupakan kata bantú perbandingan. Rumus kalimat yang digunakan adalah :
Subjek + + keterangan tempat + + い + kata sifat + Keterangan kempat + + subjek + + い + kata sifat +
Contoh :
- う い う (Suzuki san
wa kyoushitsu de ichiban jouzu desu. Suzuki adalah orang paling pintar di kelasnya)
- ー ー い い い (Suupaa de kono
yasai ga ichiban takai desu. Di supermarket ini sayuran inilah yang paling mahal)
43 Sedangkan pola kalimat yang dipakai untuk memilih salah satu dari suatu kelompok yang menyatakan tingkatan paling menggunakan pola kalimat berikut :
Untuk pertanyaan :
Kata benda + [ no naka] + い/ / /い / + + い + kata sifat +
Untuk menjawab digunakan pola berikut :
Kata benda 2 + + い + kata sifat +
* (No naka. Di antara) dapat dipakai dapat pula tidak.
Contoh kalimat :
- う [ ] い (Nihon
ryouri (no naka) de nani ga ichiban suki desuka. Di antara masakan Jepang apa yang paling anda suka?).
- い (Tenpura ga ichiban suki desu.
Tempura yang paling saya suka). (Anonimus, 2000a).
44 Kata kerja – +
Dalam penggunaannya, kata kerja - hanya dipakai kata bagian
depannya saja. Misal kata (Kikimasu. Mendengar/bertanya)
hanya dipakai kata saja. Contoh :
- う (Ongaku o kiki
nagara benkyoushimasu. Saya belajar sambil mendengarkan musik)
(Anonimus, 2010).
k. あ (Atode. Sesudah). Kata bantú ini menunjukkan suatu pekerjaan akan dilakukan setelah pekerjaan lain dikerjakan. Rumus kalimat yang berlaku adalah :
Kata kerja bentuk - + あ
Contoh kalimat :
- い あ (Mai ban terebi wo mita
atode nemasu. Setiap malam setelah nonton TV saya tidur) (Thian, 2008).
2.11 Pola Kalimat 1) Penawaran
Penggunaan pola kalimat ini mempunyai arti “maukah”. Rumus
45 Kata kerja + (masenka)
Contoh kalimatnya adalah :
- い えい (Isshoni eiga wo mimasenka.
Maukah menonton film bersama)
- あ い (Ashita isshoni gohan
wo tabemasenka. Besok maukah makan bersama?)
い (Isshoni) dipakai saat mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu dengan arti “bersama-sama”.
Penggunaan kata kerja + adalah penawaran dengan nada sopan. Dalam menawarkan sesuatu kepada seseorang dengan arti “maukah…
bersama” tidak diperbolehkan menggunakan kata kerja + い (-tai
desu). Walaupun dalam pemaknaan sama, tetapi tidak sopan dan tidak dipergunakan di Jepang.
Sedangkan untuk menawarkan bantuan kepada lawan bicara digunakan pola kalimat berikut:
Kata kerja (– ) + う (mashouka)
Ungkapan tersebut menunjukkan arti “bagaimana kalau…” dengan
46
- う (Kasa wo kashimashouka. Bagaimana
kalau saya pinjamkan payung?).
- う (Nimotsu wo mochimashouka.
Bagaimana kalau saya bantú membawakan barang bawaan anda?).
Untuk menerima dan menolak tawaran dengan sopan dapat menggunakan ungkapan berikut :
- い (Sumimasen. onegaishimasu.
Terima kasih. Tolong pinjamkan) = jawaban menerima.
- いいえ う (Iie, kekkou desu. Tidak, terima kasih) = jawaban menolak.
2) Ajakan
Untuk mengajak seseorang melakukan sesuatu digunakan rumus kalimat berikut :
Kata kerja + う (mashou)
Rumus di atas mempunyai arti “mari kita”. Contoh :
- う (Tabemasho. Mari kita makan)
3) Karena
47 Makna dari rumus di atas adalah “karena kalimat 1, maka kalimat 2”. Selain itu, dapat juga tidak diikuti oleh kalimat 2. Biasanya untuk menjawab pertanyaan dari seseorang. Contoh :
- う う
(Kinou no ban wa benkyoushimasen deshita kara shiken no toki ni dekimasen deshita. Karena kemarin malam tidak belajar maka saat ujian tidak bisa).
(Anonimus, 2010).
Selain menggunakan kata , kalimat untuk menyakatan “karena” dapat juga menggunakan kata kerja – dengan pola berikut :
Kata kerja – + kalimat
Contoh :
- い (Saifu wo nakushite
komarimashita. Karena kehilangan dompet saya kesulitan) (Thian, 2008).
4) Ada
Untuk menunjukkan keberadaan suatu benda, digunakan kata あ
(Arimasu) dan い (Imasu). あ digunakan untuk menunjukkan
48 keberadaan benda hidup. Rumus yang digunakan dalam penyusunan kalimat yang menyatakan keberadaan adalah sebagai berikut:
Kata benda + + あ /い
Keterangan tempat + + kata benda + + あ /い Subjek + + keterangan tempat + + あ /い Kata benda 1 + + kata benda 2 + + あ /い Kata benda 1 + + kata benda 2 + objek + + あ /い
Contoh penggunaan kata あ dan い adalah sebagai berikut : - う う い (Satou san wa uchi ni imasu. Satou
ada di rumah).
- あ (Hako no naka ni tamago ga
arimasu. Di dalam kotak ada telur). (Anonimus, 2010).
5) Tujuan
Dalam penyusunan kalimat dengan arti “datang untuk… /pergi untuk…
/pulang untuk…” digunakan rumus berikut :
Kata benda (tempat) + + kerja /kata benda + + い
(Ikimasu. Pergi)/ (Kimasu. Datang)/ え (Kaerimasu. Pulang)
49 Pergi/Kimasu. Datang/Kaerimasu. Pulang). Kata benda yang di depannya terdapat partikel menunjukkan gerakan. Contoh :
- う い (Kobe he Indo ryouri
wo tabe ni ikimasu. Saya pergi ke Kobe untuk makan masakan India).
- い い (Jyakaruta he kaimono ni
ikimasu. Saya pergi ke Jakarta untuk berbelanja).
Selain itu dapat pula menggunakan 1 kata kerja tanpa menyebutkan tujuan. Cotoh :
- う い (Kyouto he ikimasu. Saya pergi ke Kyoto)
- う え (Uchi he kaerimasu. Saya pulang ke rumah)
6) Titik permulaan dan titik akhir waktu/tempat
Untuk menunjukkan waktu/tempat awal dan kapan/dimana berakhir digunakan kata (Kara. Dari) dan (Made. Sampai) dengan pola kalimat berikut :
Kata benda (waktu/tempat) + + Kata benda (waktu/tempat) + Contoh :
- 9 (9 ji kara 5 ji made
50 tidak selalu harus diikuti , dan begitu juga dengan yang
tidak selalu harus diikuti . Contoh :
- 9 (9 ji kara hatarakimasu. Saya bekerja dari pukul 9)
7) Kalimat Negatif Mutlak
Apabila kata tanya langsung disusul oleh (Mo) yang kemudian diikuti oleh bentuk negatif, maka kalimat tersebut bukan kalimat tanya melainkan menunjukkan kalimat negatif mutlak. Pola kalimat yang digunakan adalah :
Kata tanya + + kata kerja bentuk negatif Contoh :
- [ ] い (Doko he mo ikimasen. Tidak pergi kemana pun).
- (Nani mo tabemasen deshita. Tidak
makan apa pun)
Partikel (E) dapat diletakkan setelah kata tanya (Doko) jika kalimatnya berarti “kemana pun” dan dapat pula tidak menggunakan
partikel tersebut. Namun jika kalimatnya berarti “dimana pun”, partikel yang digunakan adalah (Ni). Contoh :
- い (Doko mo ikimasen. Tidak pergi kemana pun)
51 8) Penggunaan kata う (Mou)
う memiliki arti “sudah”. Dalam hal ini, kata kerja yang digunakan
adalah kata kerja bentuk lampau (- ) dan ini berarti keadaan atau gerakan tersebut telah selesai atau sudah terjadi. Pola kalimat pertanyaan :
… う + objek + + kata kerja -Contoh kalimat :
- う (Mou nimotsu wo okurimashitaka.
Sudahkah mengirim barang?)
Jawaban untuk pertanyaan dengan pola kalimat tersebut adalah - [ う] (Mou okurimashita. Sudah mengirim) untuk
jawaban positif.
- いいえ (Iie, mada desu. Belum) untuk jawaban
negatif.
9) Menyatakan Frekuensi
Pola kalimat ini digunakan untuk menyatakan frekuensi sebuah kegiatan berlangsung. Pola kalimat yang dipakai adalah :
Keterangan bilangan (periode) + + … い (Kai) + objek + + kata kerja
Contoh :
- いえい (Ikkagetsu ni 2 kai eiga wo
52 10) Perbandingan Antara Dua Pihak
Pertanyaan pada kalimat yang menyatakan perbandingan antara 2 pihak, kata (Dochira. Yang mana) selalu dipakai. Pola kalimat tanya adalah :
Kata benda 1 + + kata benda 2 + + + + kata sifat +
Sedangkan untuk menjawab pertanyaan tersebut digunakan pola sebagai berikut :
Kata benda + + う (Hou) + + kata sifat +
Contoh :
- ー う い (Sakka to
yakyuu to dochira ga omoshiroi desuka. Mana yang lebih menarik sepak bola atau baseball?)
- ー う い (Sakka no hou ga omoshiroi
desu. Sepak bola yang lebih menarik). (Anonimus, 2000a).
11) Menyatakan benda keinginan
Pola kalimat yang menunjukkan bahwa seseorang ingin memiliki suatu benda dan juga dapat digunakan untuk menanyakan benda keinginan lawan bicara digunakan rumus kalimat berikut :
53 Contoh kalimat :
- い い い (Ima nano ga ichiban hoshii
desuka. Apa yang paling anda inginkan sekarang?)
- い (Kuruma ga hoshii desu. Saya ingin punya mobil)
12) Keinginan
Untuk menunjukkan suatu keinginan pembicara atau menanyakan keinginan lawan bicara dipakai pola kalimat berikut :
… + kata kerja (bentuk ) + い (-tai desu)
Akhiran - di akhir kata kerja dihilangkan sebelum ditambahkan
い . Contoh :
- ー い い (Watashi wa
Shingapooru he ikitai desu. Saya ingin pergi ke Singapur)
- ( ) い い (Okinawa de nani wo/ga
kaitai desuka. Anda ingin membeli apa di Okinawa?)
- ( ) い い ( Kutsu wo/ga kaitai desu. Saya ingin membeli sepatu)
54 Kata kerja (bentuk ) + い (-tai desu) maupun う い
(hoshii desu) tidak dapat digunakan untuk menawarkan sesuatu atau mengajak melakukan sesuatu kepada lawan bicara.
Pada contoh kalimat pertama menggunakan kata kerja い い (ikitai.
Ingin pergi) merupakan perubahan dari kata kerja い (Ikimasu. Pergi) yang dihilangkan akhiran sebelum ditambahkan い. Begitu
pula dengan contoh kedua dan ketiga. Kata kerja い い (Kaitai. Ingin
membeli) adalah perubahan dari kata kerja い (Ikimasu. Membeli).
13) Menunjukkan Tempat Tujuan
Untuk menyatakan menunjukkan tempat tujuan dipakai partikel (Ni), sedangkan untuk menyatakan tempat asal atau keberangkatan dipakai partikel . Karena menyatakan tempat tujuan, partikel dipakai bersama
dengan kata kerja い (Hairimasu. Masuk), (Norimasu.
Naik), dan lainnya. Sedangkan partikel (Wo) dipakai bersama dengan
kata kerja (Demasu. Keluar), (Orimasu. Turun), dan lainnya. Pola kalimat yang dipakai :
Kata benda + / + kata kerja Contoh :
- あ い う (Ano kissaten ni
55 - う (7 ji ni uchi wo demasu. Saya keluar rumah
pada pukul 7)
14) Meminta Pertolongan
Pola kalimat ini dipakai pada waktu memohon, maupun memerintahkan, atau mempersilakan lawan bicara untuk melakukan sesuatu. Ketika memerintahkan, pola ini tidak dipakai kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya atau lebih tua daripada pembicara.
Kata kerja bentuk – + い (Kudasai)
Contoh kalimat dengan pola ini adalah:
- え い
(Sumimasen, kono Kanji no yomikata wo oshiete kudasai. Permisi, tolong ajarkan cara membaca kanji ini).
- う え い い (Koko ni
shuusho to namae wo kaite kudasai. Tolong tuliskan alamat dan nama anda di sini).
56 15) Kegiatan yang Sedang berlangsung
Pola kalimat ini digunakan untuk menyatakan kegiatan yang sedang berlangsung atau disebut continuous dalam tata bahasa bahasa Inggris. Kalimat bentuk ini juga dapat berarti “dalam keadaan”.
Kata kerja bentuk - + い (Imasu)
Contoh :
- い い (Tono san wa ima
denwa wo kakete imasu. Sekarang Tono sedang menelepon)
- い あ い (Ima ame ga futte imasu. Sekarang sedang tidak turun hujan)
(Anonimus, 2000a).
16) Sudah di…
Kalimat dengan pola ini digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu benda dikenai pekerjaan dengan makna pasif.
… + Kata kerja bentuk - + あ (Arimasu)
Contoh :
- え うえ ー い あ (Tsukue no ue ni
57 17) Boleh
Ungkapan yang dimaksud adalah ungkapan pemberian atau meminta izin dengan pola kalimat :
Kata kerja bentuk - + + いい (Ii desu)
Contoh :
- い いい (Tabako wo suite mo ii desuka. Apakah boleh merokok?)
Jawaban positif dan negatif yang digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
- い いい う (Hai, ii desu. Douzo. Ya, boleh. Silakan)
- (Sumimasen. Chotto. Maaf. Tidak boleh)
18) Tidak Boleh
Ungkapan ini digunakan untuk menolak pemberian izin secara kuat dan juga digunakan untuk menjawab pertanyaan dari kalimat bentuk - + +
いい . Pola kalimatnya adalah:
58 Contoh kalimat :
- あ い (Koko de asonde wa ikemasen.
Tidak boleh bermain di sini) (Anonimus, 2000a).
19) Tidak begitu
Ungkapan ini digunakan untuk menyatakan bahwa suatu keadaan tidak begitu baik, menyenangkan, dan lainnya. Dalam hal ini, untuk menyatakan “tidak begitu” digunakan kata あ (Amari) diikuti bentuk negatif
dengan pola berikut :
… + あ + kata sifat bentuk negatif
Contoh kalimat :
- う あ い (Kyou wa amari samukunai
desu. Hari ini tidak begitu dingin)
20) Dengan tidak
Pola kalimat yang berlaku dalam penyusunan kalimat ini adalah : Kata kerja – い + + kalimat
Contoh :
- う い (Kinou wa gohan wo
59 21) Larangan
Ungkapan ini digunakan untuk melarang seseorang melakukan sesuatu. Kata kerja – い + + い (Kudasai)
Contoh :
- ー い い (Watashi no
aisukuriimu wo tabenai de kudasai. Jangan makan es krim saya)
22) Sesudah
Ungkapan ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu pekerjaan dilakukan setelah melakukan pekerjaan lain.
Kata kerja – + (Kara)
Contoh :
- あ い (Asa gohan wo
tabete kara gakko he ikimasu. Setelah sarapan saya berangkat sekolah)
Selain menggunakan kata kerja – + , dapat juga digunakan pola kalimat berikut :
60 Contoh :
- い あ (Mai ban terebi wo mita
atode nemasu. Setiap malam setelah menontoh TV saya tidur)
23) Sambil
Kalimat ini digunakan untuk menyatakan bahwa beberapa pekerjaan dilakukan secara bersamaan.
Kata kerja - + (Nagara)
Akhiran - dihilangkan sebelum ditambahkan . Contoh :
- う い (Kare wa
ongaku wo kiki nagara benkyoushite imasu. Dia belajar sambil mendengarkan musik)
24) Sebelum
Ungkapan yang menyatakan bahwa suatu pekerjaan dilakukan sebelum pekerjaan lain dilakukan.
Kata kerja kamus + え (Mae) + (Ni) Contoh :
- え (Neru maeni ha wo migakimasu.
61 25) Menjadi
“Menjadi” dalam pola kalimat ini menunjukkan perubahan keadaan
dengan menggunakan kata (Narimasu).
Kata sifat い = mengganti akhiran い dengan + Kata sifat = menambahkan +
Kata benda = menambahkan +
Contoh kalimat :
- い (Samui. Dingin) = (Samuku narimasu. Menjadi dingin)
- (Genki. Sehat) = (Genki ni narimasu. Menjadi sehat)
- い (25 sai. Umur 25) = い (25 sai ni narimasu. Menjadi berumur 25 tahun)
(Anonimus, 2000a).
26) Dan
Pola kalimat ini menyatakan penyetaraan.
Kata sifat い = mengganti akhiran い dengan + kata sifat + Kata sifat + + kata sifat +
62 Contoh kalimat :
- あ あ い い い い い
(Ani ni atarashii keitai denwa wa chiisakute karui desu. HP baru kakak saya kecil dan ringan)
- うえ い (Kono kouen wa
totemo shizuka de kirei desu. Taman ini sangat tenang dan indah)
- い い (Watashi wa ima
21 sai de mada dokushin desu. Sekarang saya berumur 21 tahun dan masih bujangan)
- い う い (Kutsu wo nuide uchi hi
hairimasu. Saya melepas sepatu dan masuk ke dalam rumah)
27) Perbuatan yang Berlangsung Berturut-turut
Apabila dua atau lebih perbuatan perlangsung berturut-turut, maka perbuatan itu dijajarkan menurut urutannya terjadi. Sedangkan untuk bentuk waktunya ditunjukkan oleh bentuk kata kerja pada akhir kalimat.
Kata kerja – , kata jerja - …
Contoh kalimat :
- あ ー あ い い
63
- う い えい (K
inou Kobe he itte, eiga wo mite, ocha wo nomimashita. Kemarin saya pergi ke Kobe, menonton film, kemudian minum teh).
28) Menyebutkan Beberapa dari Banyak Kegiatan
Pola kalimat ini digunakan untuk menyebutkan beberapa dari banyak kegiatan yang dilakukan. Bentuk waktunya ditunjukkan pada kata kerja di akhir kalimat. Pola kalimat ini tidak mempermasalahkan urutan kegiatan dan tidak sewajarnya digunakan pada kegiatan yang setiap hari dilakukan, seperti bangun pagi, makan, tidur, dan lainnya.
Kata kerja – + (-tari) + kata kerja - + (-tari) + (Shimasu)
Akhiran – sebelum dihilangkan. Contoh :
- う えい
(Nichiyoubi wa tenisu wo shitari, eiga wo mitari shimasu. Pada hari minggu, saya bermain tenis dan menonton film).
- う えい
(Nichiyoubi wa tenisu wo shitari, eiga wo mitari shimashita. Pada hari minggu lalu, saya bermain tenis dan menonton film).
29) Harap Jangan
64 Kata kerja – い (-nai de) + い (Kudasai)
Contoh kalimat :
- い い (Koko de shashin wo
toranai de kudasai. Harap jangan mengambil foto di sini)
30) Harus
Pola kalimat ini dipakai untuk menunjukkan sesuatu kewajiban yang harus dilakukan tanpa memandang keinginan orang yang melakukan.
Kata kerja – い + (Kereba narimasen)
Kata kerja bentuk – い (-nai to) + い (Ikemasen)
Sebelum menambahkan , akhiran い pada kata kerja –
い dihilangkan. Contoh :
- (Kusuri wo nomanakereba
narimasen. Harus minum obat)
- う え い い (Mou kaeranai to ikemaen. Saya sudah harus pulang)
65 31) Tidak Perlu…
Pola kalimat ini dipakai untuk menunjukkan bahwa tidak perlu melakukan apa yang disebutkan pada kata kerjanya.
Kata kerja bentuk – い + いい (Kute mo ii desu)
Sebelum menambahkan いい , akhiran い pada kata kerja –
い dihilangkan. Contoh :
- あ いい (Ashita konakute mo ii desu. Besok tidak perlu datang)
32) Menunjukkan Batas Waktu
Pola kalimat ini digunakan untuk menunjukkan batas waktu dimana perbuatan harus selesai dan perbuatan itu harus dilakukan sebelum batas waktu tersebut.
Kata benda (waktu) + (Made ni) + kata kerja
Contoh :
- い (Kaigi wa 5 ji made ni
owarimasu. Rapat akan berakhir paling lambat pukul 5)
33) Bisa
66 Kata benda + +
Kata kerja kamus + (Koto) + +
Penggunaan untuk kata benda yaitu kata benda yang bersifat gerakan, seperti mengemudi, berbelanja, ski, dansa, dan lainnya. Dapat pula menggunakan kata benda yang dihubungkan dengan kata kerja aktif seperti (Hanasu. Berbicara) dan (Hiku. Bermain alat musik). Contoh kalimat :
- ー (Miraa san wa Nihongo ga
dekimasu. Miller bisa berbahasa Jepang)
- ー う (Kaado de harau koto ga
dekimasuka. Apakah bisa membayar dengan kartu ini?)
34) Kegemaran Saya Adalah…
Apabila dengan kata benda saja kalimat itu sudah cukup bisa difahami, maka kita bisa menyatakan secara lebih konkret dengan menyebutkannya dengan frasa kata benda atau kata kerja bentuk kamus.
(Watashi no shumi wa) + kata benda + + kata kerja kamus + +
Contoh :
- (Watashi no shumi wa ongaku
67
- (Watashi no shumi
wa ongaku wo hiku koto desu. Kegemaran saya adalah mendengarkan musik)
35) Pernah
Kalimat ini dipakai untuk menyatakan suatu perbuatan yang pernah dilakukan di waktu lampau sebagai pengalaman pada saat ini.
Kata kerja – + (Koto) + (Ga) + あ (Arimasu)
Untuk menyusun kalimat menggunakan kata kerja – dengan arti “pernah” berbeda penggunaannya dengan yang menyatakan sesuatu
perbuatan yang telah dilakukan pada waktu lampau. Contoh:
- う あ (Uma ni notta koto ga arimasu. Saya pernah naik kuda)
Berbeda dengan kalimat berikut :
- い う う (Kyounen
Hokkaidou de uma wo ni narimashita. Tahun lalu saya naik kuda di Hokaido)
36)Saya rasa…
68 Bentuk waktunya ditunjukkan pada bentuk