• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Keluarga Terhadap Pencegahan Serangan Ulang Stroke Pada Penderita Stroke Di RSUP H Adam Malik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Keluarga Terhadap Pencegahan Serangan Ulang Stroke Pada Penderita Stroke Di RSUP H Adam Malik"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TERHADAP

PENCEGAHAN SERANGAN ULANG STROKE PADA

PENDERITA STROKE DI RSUP H ADAM MALIK

Oleh:

WEN PAU MIN

070100127

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TERHADAP

PENCEGAHAN SERANGAN ULANG STROKE PADA

PENDERITA STROKE DI RSUP H ADAM MALIK

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

WEN PAU MIN

070100127

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN SERANGAN ULANG STROKE PADA PENDERITA

STROKE DI RSUP H ADAM MALIK

Nama : WEN PAU MIN NIM : 070100127

Pembimbing Penguji I

(dr. Cut Aria Arina, Sp. S) (dr. Soekimin, Sp.PA ) NIP: 19771020 200212 2 001 NIP: 19480801 198003 1 002

Penguji II

(dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D) NIP: 19550807 198503 2 001

Medan, 30 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Stroke merupakan gangguan saraf yang disebabkan gangguan aliran darah otak yang timbul mendadak, progresif dan cepat. Stroke bersama hipertensi dan penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Orang yang telah mengalami serangan stroke lebih mudah terkena serangan ulang stroke dan dampaknya lebih parah dari serangan pertama dimana angka kematian dan kecacatan lebih tinggi. Karena itu, akan lebih mudah jika serangan ulang stroke dicegah. Keluarga sebagai sumber bantuan yang terpenting memiliki kemampuan untuk mengubah gaya hidup individu memegang peranan penting tidak hanya dalam fase rehabilitasi melainkan juga dalam fase pencegahan terutama jika dilengkapi dengan pengetahuan yang tepat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga terhadap pencegahan serangan ulang stroke. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 17 Agustus 2010-17 Oktober 2010 di bagian neurologi instalasi rawat inap RSHAM Medan. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional study dengan jumlah responden sebanyak 37 orang yang diambil dengan cara total sampling. Metode penelitian menggunakan kuesioner dan metode wawancara terpimpin. Pengolahan dan analisa data menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS.

Hasil penelitian dari 37 responden keluarga pasien stroke yang dirawat inap di RSHAM Medan menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga memiliki pengetahuan baik tentang pencegahan serangan ulang stroke(54,1%).

(5)

ABSTRACT

Stroke is a neurological disorder caused by cerebral blood flow disturbances that arise suddenly, progressive, and rapid. Stroke together with hypertension and heart disease is the leading cause of death in Indonesia. People who have experienced stroke are more susceptible to secondary stroke and its impact is more severe than the first attacks. Therefore, it would be easier to prevent secondary stroke. Family as an important source of help has the ability to change individual lifestyles play important roles not only in the rehabilitation phase but also in the prevention phase, especially if equipped with proper knowledge.

This study aims is to know the general review of family knowledge about secondary stroke prevention. The study was conducted from 17 August 2010 - 17 October 2010 neurology department RSHAM Medan. This is a descriptive study using cross sectional method. Number of respondents used in this study is 37 people collected with total sampling. Data obtained by questioner and guided interview. Processing and analysis of data using descriptive statistics with SPSS.

The results from 37 respondents of stroke patient’s family hospitalized in RSHAM Medan shows that most respondent have good knowledge about secondary stroke prevention(54,1%).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Yesus Kristus atas anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul Gambaran Pengetahuan Keluarga terhadap Serangan Ulang Stroke pada Penderita Stroke di RSUP H Adam Malik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Proses penelitian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak, dalam kehormatan ini ucapan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Gontar A. Siregar, Sp. PD-KGEH, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Cut Aria Arina, Sp.S selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang selalu memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran kepada penulis selama mengikuti pendidikan.

4. Seluruh staf bagian Litbang dan Tata Usaha di RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data penelitian. 5. Seluruh staf dan perawat yang berada pada bagian neurologi Saraf RSUP

H. Adam Malik Medan pada saat penelitian ini dilakukan karena telah membantu dalam pengambilan data penelitian.

6. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Sumatera Utara angkatan 2007.

7. Keluarga yang tercinta, orangtua penulis serta saudara/i yang telah memberikan dukugan doa, semangat dan materil selama penulis menjalani

pendidikan.

(7)

9. Teman- teman penulis, terutama kepada Krisnarta yang telah banyak memberikan saran dan kepada Todung yang turut serta membantu dalam pengambilan data di bagian neurologi RSUP H Adam Malik

10.Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih atas semua dan apapun yang telah diberikan kepada penulis. Semoga Tuhan selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Medan, 30 November 2010 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN…...……… i

ABSTRAK……….. ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL……….. viii

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR LAMPIRAN………. x

BAB 1 PENDAHULUAN…….………... ... 1

2.2. Klasifikasi Stroke………... 5

2.3. Faktor risiko terjadinya stroke………... 5

2.4. Outcome...………... 6

2.5. Pemeriksaan yang dilakukan pada saat terjadi stroke.… ... 6

2.6. Pencegahan stroke... ... 9

2.7. Pengetahuan... 11

2.8. Peranan keluarga...………... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. 15 3.1. Kerangka Konsep Penelitian……….. 15

(9)

BAB 4 METODE PENELITIAN……….. 17

4.1. Rancangan Penelitian………. 17

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian………. 17

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian………. 17

4.4. Metode Pengumpulan Data………... 17

4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas... 18

4.5. Metode Analisis Data……… 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 19

5.1. Hasil Penelitian……….. 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……… 19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel……….. 19

5.1.3.Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Jenis Kelamin………... 21

5.1.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Umur………... 22

5.1.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Tingkat Pendidikan... 22

5.1.6. Karakteristik Pasien Stroke...……….. 23

5.2. Pembahasan……… 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 28

6.1. Kesimpulan……… 28

6.2. Saran……….. 28

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. National Institute of Health stroke scale... 7

2.2.

4.1. 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5.

Pemeriksaan Penunjang dalam Penanganan Awal Stroke Iskemi... Uji validitas dan reliabilitas... Karakteristik responden penelitian……… Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin…... Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan umur……… Karakteristik pasien stroke……… Faktor risiko yang dimiliki pasien stroke………..

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3.1

Gambar 5.1

Kerangka konsep gambaran pengetahuan keluarga akan pencegahan serangan ulang stroke………... Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan...

14

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Subjek Penelitian

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 Data Induk Penelitian

(13)

ABSTRAK

Stroke merupakan gangguan saraf yang disebabkan gangguan aliran darah otak yang timbul mendadak, progresif dan cepat. Stroke bersama hipertensi dan penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Orang yang telah mengalami serangan stroke lebih mudah terkena serangan ulang stroke dan dampaknya lebih parah dari serangan pertama dimana angka kematian dan kecacatan lebih tinggi. Karena itu, akan lebih mudah jika serangan ulang stroke dicegah. Keluarga sebagai sumber bantuan yang terpenting memiliki kemampuan untuk mengubah gaya hidup individu memegang peranan penting tidak hanya dalam fase rehabilitasi melainkan juga dalam fase pencegahan terutama jika dilengkapi dengan pengetahuan yang tepat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga terhadap pencegahan serangan ulang stroke. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 17 Agustus 2010-17 Oktober 2010 di bagian neurologi instalasi rawat inap RSHAM Medan. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional study dengan jumlah responden sebanyak 37 orang yang diambil dengan cara total sampling. Metode penelitian menggunakan kuesioner dan metode wawancara terpimpin. Pengolahan dan analisa data menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS.

Hasil penelitian dari 37 responden keluarga pasien stroke yang dirawat inap di RSHAM Medan menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga memiliki pengetahuan baik tentang pencegahan serangan ulang stroke(54,1%).

(14)

ABSTRACT

Stroke is a neurological disorder caused by cerebral blood flow disturbances that arise suddenly, progressive, and rapid. Stroke together with hypertension and heart disease is the leading cause of death in Indonesia. People who have experienced stroke are more susceptible to secondary stroke and its impact is more severe than the first attacks. Therefore, it would be easier to prevent secondary stroke. Family as an important source of help has the ability to change individual lifestyles play important roles not only in the rehabilitation phase but also in the prevention phase, especially if equipped with proper knowledge.

This study aims is to know the general review of family knowledge about secondary stroke prevention. The study was conducted from 17 August 2010 - 17 October 2010 neurology department RSHAM Medan. This is a descriptive study using cross sectional method. Number of respondents used in this study is 37 people collected with total sampling. Data obtained by questioner and guided interview. Processing and analysis of data using descriptive statistics with SPSS.

The results from 37 respondents of stroke patient’s family hospitalized in RSHAM Medan shows that most respondent have good knowledge about secondary stroke prevention(54,1%).

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stroke menempati urutan kedua sebagai penyebab kecacatan di negara maju dan penyebab kematian di dunia setelah penyakit jantung iskemik (Lipska et al., 2007; van der Worp et al., 2007). Dan lebih dari dua pertiga penderita stroke di dunia berasal dari negara berkembang, di mana usia rata-rata penderitanya 15 tahun lebih muda daripada penderita di negara maju (Lipska et al., 2007). Sedangkan di negara-negara barat sendiri, stroke merupakan penyebab kematian tersering ketiga setelah penyakit jantung dan kanker dan mungkin penyebab utama kecacatan (Davenport et al.,1999). Menurut WHO, 15 juta orang di dunia

(16)

merupakan penyakit tidak menular utama penyebab kematian di Indonesia (Departemen Kesehatan R.I, 2009).

Secara umum, stroke dapat dibagi menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik. Di Negara barat, dari seluruh penderita stroke yang terdata, 80% merupakan jenis stroke iskemik sementara sisanya merupakan jenis stroke hemoragik (Davenport et al.,1999; van der Worp et al., 2007). Ada banyak faktor risiko dari stroke, diantaranya hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, diabetes mellitus, merokok, kelainan jantung dan konsumsi alkohol (Arboix et al., 2001; Lipska et al., 2007; Yamamoto et al., 1988).

Dampak dari serangan stroke sangat bergantung pada lokasi dan luasnya kerusakan, dan juga usia serta status kesehatan sebelum stroke. Stroke hemoragik memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dari iskemik. Sekitar 20% dari penderita stroke akan bergantung pada orang lain untuk melakukan kegiatan

sehari-hari (seperti mencuci, berpakaian, dan berjalan) pada 12 bulan pertama. Dan sekitar 10-16% penderita stroke memiliki risiko untuk mengalami serangan ulang, dan risiko kematian akibat stroke menjadi dua kali lebih tinggi dibandingkan populasi umum (davenport et al., 1999). Dampaknya tidak hanya terhadap penderita tetapi juga terhadap keluarga dimana rasa cemas, stres, sedih, dan perubahan psikologis tidak dapat dihindari. Bila dibiarkan, ini akan berlanjut pada depresi(Sutrisno,2007).

(17)

individu mendapat bantuan yang lebih banyak dari keluarga mereka (Setyowati,2007)

Keluarga juga merupakan sistem pendukung utama memberi pelayanan langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit) anggota keluarga. Oleh karena itu, asupan pelayanan/perawatan yang berfokus pada keluarga bukan hanya memulihkan keadaan pasien, tetapi juga bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga tersebut (Effendy, 1998)

Setelah menjalani perawatan di rumah sakit dan di rumah, banyak pasien yang beranggapan telah sembuh dan tidak bakal terkena stroke lagi sehingga mereka berpikiran bisa berbuat apa saja, mulai dari konsumsi makanan hingga pola hidup. Pada studi Profesor Alexandre Croquelois dan Julien Bogousslavsky di Centre Hospitalier Universataitre Vaudois, Lausanne, Swiss, didapati 66 persen

dari 286 pasien stroke mengidap hipertensi, 24 persen perokok berat, 16 persen mempunyai riwayat diabetes, dan 62 persen berkolesterol tinggi. Akan tetapi, 65 persen dari 286 pasien tersebut tidak menyadari mereka mempunyai penyakit-penyakit tersebut(Sutrisno,2007).

Tingkat kesadaran yang rendah inilah dikhawatirkan bisa memicu terulangnya kembali stroke. Bila itu terjadi lagi, serangan stroke akan lebih ganas dan berat. Beberapa riset menunjukkan 20 persen pasien stroke akan meninggal dalam sebulan setelah serangan pertama bila terkena stroke berulang. Karena itu, pasien dan keluarga harus memerhatikan faktor risiko pasien terutama hipertensi, kolesterol dan diabetes(Sutrisno,2007).

Dalam kehidupan pasien sehari-hari di lingkungan keluarga, anggota keluarga seharusnya memperhatikan bagaimana perilaku pasien terhadap pencegahan stroke, sehingga tidak menimbulkan kerugian yaitu dengan pengobatan teratur, minum obat, olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum alkohol, diet garam atau lemak dan memeriksakan anggota keluarga yang sakit (Notoatmodjo,2003).

(18)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan suatu penelitian deskriptif mengenai tingkat pengetahuan keluarga terhadap pencegahan terjadinya serangan ulang stroke untuk menjawab pertanyaan penelitian gambaran pengetahuan keluarga terhadap pencegahan serangan ulang stroke.

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga terhadap pencegahan stroke Tujuan Khusus

1. Mengetahui faktor risiko stroke yang dimiliki pasien, 2. Mengetahui karakteristik keluarga pasien stroke.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:

1. Memberikan informasi berupa gambaran pengetahuan keluarga terhadap pencegahan serangan ulang stroke.

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Stroke

WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan kerusakan pembuluh darah di otak, yang berlangsung selama 24 jam atau lebih(Sutrisno,2007).

2.2. Klasifikasi Stroke

Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria. Menurut Sutrisno klasifikasi tersebut antara lain:

1. Stroke iskemik 3. Transient Ischemic Attack (TIA)

Secara keseluruhan, stroke iskemik terjadi tiga sampai empat kali lebih banyak daripada stroke hemoragik dan mencakup sekitar 70-80% dari seluruh penderita stroke.

2.3. Faktor Risiko Terjadinya Stroke

Faktor risiko terjadinya stroke dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

a. Usia

b. Jenis kelamin c. Ras

(20)

e. Riwayat stroke/ TIA

2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi a. Hipertensi

(Heart & Stroke Foundation).

2.4. Outcome

Sekitar 8-20% penderita stroke iskemik memiliki risiko kematian yang tinggi pada 30 hari pertama setelah serangan stroke. Kematiannya lebih disebabkan komplikasi kardiopulmonal daripada disebabkan kerusakan jaringan otaknya.

Selain menyebabkan kematian, risiko lain yang sering menimbulkan masalah adalah terjadinya recurrent stroke (stroke berulang). Dan kemungkinan terjadinya stroke berulang pada 30 hari pertama stroke sekitar 3-10%. Kejadian stroke berulang banyak menimbulkan kerugian, seperti : peningkatan risiko kematian, rawat inap yang lebih lama, dan risiko menimbulkan kecacatan yang lebih buruk (Houston&Rowland, 2000).

2.5. Pemeriksaan yang Dilakukan pada Saat Terjadi Stroke

(21)
(22)

Tabel 2.1. National Institute of Health Stroke Scale (Adams, dkk., 2007)

(23)

2.6. Pencegahan Stroke

Stroke memang mematikan, tetapi bukan berarti tidak bisa dicegah. Menurut beberapa peneliti, 85% kemungkinan terjadinya stroke dapat dicegah. Untuk melakukan pencegahan, penting untuk mengetahui faktor risiko apa yang dimiliki. Faktor risiko yang penting diketahui adalah tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes mellitus. Faktor tersebut harus dilakukan kontrol karena merupakan faktor risiko utama, selain itu kita juga dapat mendeteksi dini terjadinya stroke jika dilakukan kontrol dan pemeriksaan secara teratur yang bisa menghasilkan terapi dan hasil yang lebih baik(Sutrisno,2007).

Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan menjaga kebiasaan hidup sehat. Kebiasaan hidup sehat itu disebut juga paradigma hidup sehat, yang berisi anjuran:

1.Hentikan merokok,

2.Hentikan kebiasaan minum alkohol, 3.Periksa kadar kolesterol,

4.Periksa dan kontrol penyakit diabetes, 5.Berolahraga secara teratur,

6.Kontrol konsumsi garam, 7.Hindari stres dan depresi, 8.Hindari obesitas.

(Sutrisno, 2007)

Walaupun pasien telah mengalami stroke, kita tetap melakukan pencegahan terjadinya stroke agar tidak berulang. Dan fokus untuk pencegahannya bukan hanya anjuran hidup sehat melainkan juga kontrol atau pengobatan terhadap faktor risiko yang dimiliki, seperti:

(24)

Kontrol terhadap penyakit vaskular, seperti : 1. Hipertensi

Hipertensi harus diatasi untuk mencegah terjadinya serangan ulang stroke. Menurut Canadian Hypertension Education Program (CHEP), target tekanan darah untuk pencegahan stroke adalah <140/90mmHg (135/85mmHg untuk pengukuran di rumah).

2. Diabetes

Pada penderita diabetes, tekanan darah tetap kita kontrol dan nilainya <130/80mmHg. Selain itu, kontrol yang paling penting adalah kontrol terhadap kadar glukosa dan dianjurkan mencapai nilai hampir normal untuk mengurangi komplikasi vaskular. Menurut Canadian Diabetes Association, target untuk kadar gula darah adalah 4.0-7.0mmol/L saat puasa dan 5.0-10.0mmol/L 2 jam setelah makan.

3. Kolesterol

Pasien dengan kadar Low Density Lipoproteins-Cholesterol (LDL-C) >2.0 mmol/L harus dilakukan modifikasi gaya hidup, diet, dan pengobatan dengan statin. Hal ini dilakukan sampai didapati kadar LDL-C <2.0 mmol/L.

Kontrol terhadap perilaku yang bisa diubah : 1. Merokok

Semua penderita stroke yang merokok harus dianjurkan berhenti merokok. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan terapi tambahan berupa terapi pengganti nikotin dan terapi perilaku.

2. Alkohol

(25)

3. Obesitas

Penurunan berat badan merupakan hal yang dianjurkan sampai dicapai

BMI 18.5-24.9kg/m2 dan lingkar pinggang <88 cm untuk wanita dan <102 cm untuk pria. Konsumsi makanan rendah lemak dan natrium, dan banyak konsumsi buah dan sayur dianjurkan.

4. Aktivitas fisik

Bagi penderita stroke yang mampu melakukan aktivitas fisik, latihan fisik 30-60 menit seperti berjalan, jogging, bersepeda selama 4-7 hari dalam seminggu dapat mengurangi faktor risiko dan faktor lain yang dapat

meningkatkan kejadian stroke. (APSS,2007 dan AHA,2006).

2.7. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia terhadap objek melalui indera yang dimilikinya seperti mata, hidung, telinga dan alat indera lainnya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2005b).

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang dicakup di dalam kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know)

(26)

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan dan dapat menginterpretasikan secara benar tentang suatu objek/materi yang diketahui. Orang yang telah paham terhadap objek/materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dsb.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur orgnisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu kemampuan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi/objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan menggunakan kriteria yang telah ada.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b) Umur

(27)

perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu, daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut, kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

c) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat memperluas wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

d) Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.

e) Sumber Informasi

Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah, tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik maka pengetahuan seseorang akan meningkat. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya radio, televisi, majalah, koran dan buku.

f) Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.

g) Sosial Budaya

(28)

2.8. Peranan keluarga

Keluarga adalah pasangan suami istri dengan anggota keluarga lainnya yaitu setiap orang yang tinggal serumah baik yang mempunyai hubungan darah maupun tidak. Keluarga sebagai tempat berkumpulnya indivdu memiliki kemampuan untuk mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup anggotanya (Setyowati,2007). Sehingga peranan keluarga cukup penting jika dapat mempengaruhi atau mengubah gaya hidup anggotanya menjadi gaya hidup sehat.

Menurut Sutrisno, dari hasil survey di sejumlah negara di Asia didapati sebagian besar pasien di Indonesia terlambat di bawah ke rumah sakit antara enam jam sampai seminggu. Keterlambatan itu sebagian karena mereka berusaha mencoba pengobatan alternatif. Cara yang benar adalah segera membawa pasien ke rumah sakit. Penanganannya harus ektra cepat sebab window therapy stroke hanya 3-6 jam. Artinya, dalam tenggat waktu tersebut, pasien harus segera

ditangani atau dibawa ke rumah sakit. Bila itu dilakukan, penyembuhan akan lebih mudah dan kemungkinan bisa kembali normal lebih besar.

Penanganan medis perlu dilakukan sejak fase akut, yakni mulai pertama kali terserang stroke hingga tujuh hari. Tujuannya adalah antara lain mencegah terjadinya serangan ulang, meminimalkan cedera otak, dan menghindari komplikasi.

Karena itu,beberapa gejala dan faktor risiko perlu diketahui pasien dan keluarga. Tujuannya, agar pasien dan keluarga tidak melakukan tindakan yang salah. Pasien juga harus mengonsumsi makanan dengan gizi berimbang serta rajin berolahraga. Keluarga juga harus menyadarkan pasien agar pasien rutin memeriksakan darahnya secara berkala.

(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASONAL

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, kerangka konsep tentang gambaran pengetahuan keluarga akan pencegahan serangan ulang stroke dapat dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Kerangka konsep gambaran pengetahuan keluarga akan pencegahan serangan ulang stroke

3.2 Definisi Operasional

Pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala hal yang diketahui oleh keluarga mengenai pencegahan serangan stroke terutama berkaitan dengan faktor risiko stroke.

Cara ukur : wawancara terpimpin Alat ukur : kuesioner

Jawaban yang benar diberi skor 1 Jawaban yang salah diberi skor 0.

Keluarga pasien stroke -Jenis Kelamin

-Pendidikan -Umur

Pengetahuan keluarga akan pencegahan serangan ulang

(30)

Hasil ukur :

a. Baik, apabila responden mengetahui sebagian besar atau seluruhnya tentang pencegahan serangan ulang stroke (skor jawaban responden > 75% dari nilai tertinggi).

b. Sedang, apabila responden mengetahui sebagian tentang pencegahan serangan ulang stroke (skor jawaban responden 40 – 75% dari nilai tertinggi).

c. Kurang, apabila responden mengetahui sebagian kecil tentang pencegahan serangan ulang stroke (skor jawaban responden < 40% dari nilai tertinggi). (Pratomo, 1990)

(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi cross sectional secara deskriptif untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga mengenai secondary stroke prevention.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/RSUP H Adam Malik Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan 17 Agustus 2010 – 17 Oktober 2010.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah keluarga dari pasien stroke yang dirawat inap di RSUP H Adam Malik Medan. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling, dimana setiap keluarga dari pasien yang dirawat inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan dan memenuhi kriteria pemilihan, dimasukkan dalam penelitian.

Kriteria pemilihan sampel yang dimasukkan dalam penelitian adalah berupa keluarga dari pasien stroke yang dirawat inap di RSUP H Adam Malik dan berusia di atas 17 tahun.

4.4. Tehnik Pengumpulan Data

(32)

memperoleh data. Instrumen (kuesioner) disusun oleh penulis yang telah diuji validitasnya sebelum penelitian dilakukan. Uji validitas dilakukan dengan memakai bantuan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) for windo ws.

4.4.1. Uji validitas dan Reliabilitas

Pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan bantuan program SPSS. Validitas dilakukan pada 15 orang responden dengan karakteristik yang tidak jauh berbeda dari keadaan sampel. Reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan yang valid saja. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Uji validitas dan reliabilitas

Variabel No. Total Pearson

correlation Status

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Setelah data kuesioner terkumpul dilakukan editing dan skoring berdasarkan skor yang telah ditetapkan. Nilai-nilai yang didapat kemudian diolah

(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, kelurahan Kemenangan Tani, kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990. Dengan predikat rumah sakit kelas A, RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau

sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki instalasi rawat inap untuk bagian neurologi, yaitu Rawat Inap Terpadu (Rindu) A-4. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga meiliki ruang rawat khusus penderita stroke, yaitu Stroke Corner. Kedua ruangan tersebut merupakan lokasi pengambilan data pada penelitian ini.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

(34)

Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang diterima responden, dibagi atas yang tidak bersekolah, SD, SMP, SMA, serta Perguruan Tinggi. Dengan responden terbanyak mendapat pendidikan terakhir sampai tingkat SMP sebanyak 14 orang (37,8%), diikuti sampai tingkat SMA atau setingkatnya sebanyak 11 orang (29,7%) dan tingkat SD sebanyak 7 orang (18,9%).

Berdasarkan tingkat pengetahuan responden dapat dibagi atas 3 kategori, yaitu baik, sedang dan kurang(Pratomo,1990). Dikatakan baik bila mempunyai skor 7-9, sedang bila mempunyai skor 4-6, dan kurang bila mempunyai skor 0-3. Sebanyak 20 responden mempunyai pengetahuan yang baik, diikuti 15 responden mempunyai pengetahuan sedang, dan 2 orang responden mempunyai pengetahuan yang kurang. Selanjutnya, dapat dilihat pada tabel 5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1 Karakteristik responden penelitian

No Karakteristik responden N %

1 Jenis Kelamin

Laki-laki 18 48,6

Perempuan 19 51,4

Jumlah 37 100

2 Tingkat Pendidikan

Tidak bersekolah 2 5,4

SD 7 18,9

SMP/SLTP 14 37,9

SMA/SLG/SLTA/STM/SMK 11 29,7

Perguruan Tinggi 3 8,1

(35)

3 Umur

18-40 tahun 10 27

40-60 tahun 25 67,6

>60 tahun 2 5,4

Jumlah 37 100

4 Tingkat Pengetahuan

Kurang 2 5,4

Sedang 15 40,5

Baik 20 54,1

Jumlah 37 100

5.1.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelaminnya, terdapat 18 responden pria dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang, sedang sebanyak 6 orang dan baik sebanyak 11 orang. Dengan 19 responden lainnya adalah perempuan dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang, sedang sebanyak 9 orang, dan baik sebanyak 9 orang juga. Dapat dilihat dari tabel 5.2.

Tabel 5.2 Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin

Tingkat

Pengetahuan Jenis Kelamin

Jumlah

5.1.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Umur

Berdasarkan umurnya, dibagi atas 3 kelompok yaitu dewasa muda (18-40 tahun), dewasa lanjut (40-60 tahun), dan lansia (>60 tahun). Dengan responden terbanyak berada pada kelompok umur 40-60 tahun sebanyak 25 orang. Pada tabel

(36)

kelompok umur 40-60 tahun dan 1 lagi pada kelompok umur >60 tahun. Limabelas orang responden dengan tingkat pengetahuan sedang, pada kelompok umur 18-40 tahun sebanyak 3 orang, kelompok umur 40-60 tahun sebanyak 11 orang, dan 1 orang pada kelompok umur >60 tahun. Responden dengan tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 7 orang pada kelompok umur 18-40 tahun dan sebanyak 13 orang pada kelompok umur 40-60 tahun.

Tabel 5.3 Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan umur Tingkat

Pengetahuan

Umur Jumlah

18-40 tahun 40-60 tahun >60 tahun

N % N % N % N %

Kurang 0 0 1 4 1 50 2 5,4

Sedang 3 30 11 44 1 50 15 40,5

Baik 7 70 13 52 0 0 20 54,1

Jumlah 10 100 25 100 2 100 37 100

5.1.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada gambar 5.1, dapat dilihat bahwa kedua responden dengan tingkat pengetahuan kurang hanya dimiliki responden yang tidak bersekolah. Kemudian dari 15 responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang, 6 diantaranya

dengan tingkat pendidikan terakhir SD, 4 responden SMP, 4 responden SMA, dan 1 responde PT. Selanjutnya, 10 responden dengan tingkat pendidikan terakhir SMP, 7 responden SMA, 2 responden PT, dan 1 responden SD memiliki tingkat pengetahuan yang baik.

Gambar 5.1 Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan.

(37)

5.1.6 Karakteristik Pasien Stroke

Dari 37 pasien stroke yang merupakan keluarga dari responden, 25 orang (67,6%) diantaranya laki-laki dan 12 orang (32,4%) adalah perempuan. Dengan 22 laki-laki menderita stroke iskemik dan 3 lainnya menderita stroke hemoragik. Dan dari 12 orang perempuan, 9 orang menderita iskemik dan 3 orang menderita stroke hemoragik.

Berdasarkan umur, dibagi atas 2 kelompok ≤ 60 tahun dan >60 tahun. Sebanyak 19 orang ≤60 tahun dengan 15 orang menderita stroke iskemik dan 4 orang menderita stroke hemoragik. Sebanyak 18 orang berusia diatas 60 tahun dengan 16 orang menderita stroke iskemik dan 2 orang menderita stroke hemoragik. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Karakteristik pasien stroke No Karakteristik

Pasien

Kelompok Jumlah

Stroke Iskemik Stroke Hemoragik

(38)

Tabel 5.5 Faktor risiko yang dimiliki pasien stroke

No Faktor

Risiko Kelompok Jumlah

Stroke Iskemik Stroke Hemoragik

(39)

5.2. Pembahasan

Pada penelitian ini, diperoleh 2 responden dengan tingkat pengetahuan kurang, 15 responden dengan pengetahuan sedang dan 20 responden dengan tingkat pengetahuan baik. Pengetahuan keluarga pasien stroke cenderung ke tingkat pengetahuan cukup bahkan baik dikarenakan pertanyaan pada kuesioner berada pada tingkat tahu(know) berdasarkan pembagian pengetahuan menurut notoatmodjo(2003) . Dimana pada tingkat ini tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk didalamnya, responden mengingat kembali pesan/nasihat yang pernah disampaikan oleh dokter. Tingkat tahu merupakan tingkat terendah dalam tingkatan pengetahuan karena pengetahuan hanya diperoleh dengan mengingat dan tidak dipahami sehingga responden tidak mampu menginterpretasikan kembali materi yang diketahuinya.

Pada penelitian ini juga diperoleh 19 responden perempuan dan 18 responden laki-laki. Dimana 11 dari 20 responden berpengetahuan baik adalah laki-laki dan 9 dari 15 responden berpengetahuan sedang adalah perempuan dengan tidak ada perbedaan laki-laki dan perempuan pada responden berpengetahuan kurang (masing-masing 1 responden). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini tingkat pengetahuan responden laki-laki lebih baik daripada responden perempuan.

Menurut Notoatmodjo(2003), umur merupakan salah satu faktor yang

(40)

sedang dan 7 responden(70%) berpengetahuan baik. Dan pada kelompok umur >60 tahun, masing-masing mempunyai 1 responden berpengetahuan kurang dan sedang. Dapat dikatakan bahwa, responden dengan pengetahuan sedang dan baik banyak terdapat pada kelompok umur 18-40 tahun diikuti kelompok 40-60 tahun.

Berdasarkan pendidikan yang dijalaninya, responden dengan pengetahuan kurang tidak pernah mengikuti pendidikan yang resmi. Responden dengan tingkat pendidikan SD,SMP,SMA, dan PT memiliki pengetahuan sedang. Dengan responden terbanyak dengan tingkat pendidikan SD. Tingkat pengetahuan yang baik lebih banyak pada responden dengan tingkat pendidikan SMP(71,4%),SMA(63,6%), dan PT(66,7%). Notoatmodjo(2003) juga menyatakan bahwa pendidikan juga berpengaruh dalam pengetahuan seseorang. Pendidikan dapat memperluas wawasan dan pemahaman seseorang. Walaupun tidak semua pengetahuan didapatkan dari pendidikan, orang yang berpendidikan umumnya

memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik karena tingkat pemahamannya lebih baik daripada orang yang tidak mendapat pendidikan. Dan dalam penelitian ini didapatkan responden yang pernah menjalani pendidikan yang resmi banyak yang berpengetahuan baik.

(41)
(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian, didapatkan

1. mayoritas pengetahuan keluarga pasien stroke berada pada tingkatan baik(54,1%),

2. tingkatan pengetahuan baik responden laki-laki(61,1%) dan responden perempuan(47,4%),

3. tingkatan pengetahuan baik dijumpai pada kelompok umur 18-40 tahun(70%) dan kelompok umur 18-40-60 tahun(52%),

4. mayoritas responden dengan tingkat pendidikan SMP atau lebih tinggi memiliki tingkatan pengetahuan yang baik ( SMP(71,4%),

SMA(63,6%), PT(66,7%) ),

5. faktor risiko yang paling banyak dimiliki oleh pasien stroke adalah hipertensi(94,6%), penyakit jantung(48,6%), dan DM(27%).

6.2. Saran

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, H.P., et al., 2007. Guidelines for Early Management of Adults with Ischemic stroke. Circulation, 115: e478-e534.

Alberta Provincial Stroke Strategy. 2000. Secondary Stroke Prevention. Alberta Provincial Stroke Strategy.

Davenport, R. & Dennis, M., 2000. Neurological Emergencies: Acute Stroke. J Neurol Neurosurg Psychiatry, 68: 277-288.

Fischer, U., et. al., 2005. NIHSS Score and Arteriographic Findings in Acute Ischemic Stroke. Stroke, 36: 2121-2125.

Hasnawati, Sugito, Purwanto, H., dan Brahim, R., 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Heart & Stroke Foundation. Heart & Stroke :Taking Control, Lower Your Risk of heart disease and stroke. Heart & Stroke Foundation.

Kamal, A.K, et al., 2009. The Burden of Stroke and Transient Ischemic Attack in Pakistan: a Community-based Prevalence Study. BMC Neurology, 9: 58.

Lipska, K., et al., 2007. Risk Factors for Acute Ischaemic Stroke in Young Adults in South India. J Neurol Neurosurg Psychiatry, 78: 959-963.

Pratomo, H., 1990. Pedoman Usulan Penelitian Badan Kesehatan Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Sacco, R.L., et al., 2006. Guidelines for Prevention of Stroke in Patients with Ischemic Stroke or Transient Ischemic Attack From the Stroke Council of the AHA. Stroke, 37:577-617.

Sastroasmoro, S. & Ismael, S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga. Jakarta: Sagung Seto.

Sutrisno, A., 2007. Stroke???: You must know before you get it!. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(44)

World Health Organization. The Atlas of Heart Disease and Stroke. World

Health Organization. Available

from:

[accessed at 2 April 2010].

Yamamoto, H. & Bogousslavsky, J., 1998. Mechanism of Secondary and Further Strokes. J Neurol Neurosurg Psychiatry, 64: 771-776.

(45)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wen Pau Min

Tempar / Tanggal Lahir : Pematangsiantar / 30 Mei 1989

Agama : Protestan

Alamat : Jl. Thamrin dalam No.75

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Negeri 45 Pematangsiantar ,

Sumatera Utara (1996 - 2000)

2. Sekolah Dasar Perguruan Buddhis Manjusri

Pematangsiantar. Sumatera Utara (2000-2001)

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Perguruan

Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar, Sumatera

Utara (2001-2004)

3. Sekolah Menengah Atas Perguruan Kristen Kalam

Kudus Pematangsiantar, Sumatera Utara (

2004-2007)

(46)

Lampiran 2

Penelitian tentang Pengetahuan Keluarga Terhadap

Pencegahan Serangan Ulang Stroke

Daftar pertanyaan ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pengetahuan keluarga terhadap serangan ulang stroke pada penderita stroke di RSUP H Adam Malik. Hasil dari penelitian ini akan memberikan informasi berupa gambaran pengetahuan keluarga pasien terhadap pencegahan serangan stroke. Hasil yang diperoleh juga akan dipergunakan untuk menjadi bahan pertimbangan perlu tidaknya dilakukan penyuluhan.

Nama responden :

Umur :

Pekerjaan :

Agama :

Alamat :

Status Pendidikan :

Jenis Kelamin : L/P (coret yang bukan) Hubungan dengan pasien :

Penyakit dan kebiasaan buruk yang dimiliki pasien :

Hipertensi

Diabetes/kencing manis

Perokok

Konsumsi alkohol

Kadar kolesterol yang tinggi

(47)

1. Apakah stroke dapat dicegah?

a. tidak dapat dicegah(lanjut ke pertanyaan 3)

b. dapat dicegah

c. tidak tahu

2. Jika stroke dapat dicegah, apakah yang harus dilakukan dalam mencegahnya...

a. tidak perlu melakukan apa-apa karena dapat membaik dengan sendirinya

b. perlu dilakukan kontrol terhadap faktor risiko yang dimiliki

c. tidak tahu

3. Yang tidak dapat dikendalikan di bawah ini adalah...

a. kebiasaan merokok

b. adanya riwayat stroke

c. hipertensi(darah tinggi), penyakit jantung

d. tidak tahu

4. Konsumsi garam pada orang yang hipertensi/darah tinggi sebaiknya...

a. diperbanyak

b. dikurangi

c. sesuka hati, karena garam tidak berpengaruh

d. tidak tahu

5. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memonitor apakah tekanan darah sudah normal atau tidak dapat dilakukan dengan cara...

a. dapat dengan melihat emosi seseorang(mudah marah)

b. harus dengan pemeriksaan tekanan darah

(48)

6. Pada orang dengan kadar kolesterol yang tinggi, seharusnya ada tindakan untuk menurunkan kadar kolesterol. Yang dapat dilakukan adalah...

a. cukup dengan menghindari semua makanan yang mengandung lemak

b. mengurangi makanan berlemak, dan rutin makan obat

c. tidak tahu

7. Kejadian stroke juga sering terjadi pada orang yang obesitas/kegemukan. Karena itu, sebaiknya dilakukan penurunan berat badan...

a. harus dilakukan tindakan operasi, karena orang gemuk banyak yang karena turunan

b. cukup dengan kontrol diet dan olahraga

c. harus dengan diet ketat agar berat badannya dapat lebih cepat turun

d. tidak tahu

8. Konsumsi buah pada orang yang menderita Diabetes Melitus(DM)/kencing manis sebaiknya...

a. memperbanyak konsumsi buah(apel,pir,dll) agar cepat sembuh

b. mengurangi konsumsi buah yang manis/ banyak kandungan gulanya

c. tidak tahu

9. Seseorang yang memiliki penyakit jantung sebaiknya...

a. banyak beristirahat, tidak melakukan aktivitas

b. berolahraga/melakukan aktivitas semampunya

(49)

Skor untuk jawaban setiap pertanyaan

Pertanyaan

Skor

a b c d

1. 0 1 0 0

2. 0 1 0 0

3. 0 1 0 0

4. 0 1 0 0

5. 0 1 0 0

6. 0 1 0 0

7. 0 1 0 0

8. 0 1 0 0

(50)

Lampiran 3

Lembar Persetujuan Subjek Penelitian

Saudara/i yth,

Saya yang bernama Wen Pau Min/NIM 070100127 adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Keluarga Terhadap Pencegahan Serangan Ulang Stroke pada Penderita Stroke di RSUP H Adam Malik”.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga terhadap pencegahan stroke. Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan Saudara untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika Saudara bersedia, silakan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Saudara.

Identitas pribadi sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Saudara berhak untuk

ikut atau tidak ikut berpartisipasi tanpa ada sanksi atau konsekuensi buruk di kemudian hari. Jika ada hal yang kurang dipahami Saudara dapat bertanya langsung kepada peneliti. Atas perhatian dan kesediaan Saudara menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Medan,___________2010

Partisipan Peneliti

(51)
(52)

Master data faktor risiko pasien

jantung Hipertensi Rokok Kolesterol

(53)
(54)

Lampiran 6

Tingkat pengetahuan * jenis kelamin Crosstabulation

Count

jekel

Total laki-laki perempuan

tp kurang 1 1 2

cukup 6 9 15

baik 11 9 20

Total 18 19 37

Tingkat pengetahuan * kelompok umur Crosstabulation

Count

klum

Total

18-40 40-60 >60

tp kurang 0 1 1 2

cukup 3 11 1 15

baik 7 13 0 20

(55)

Tingkat pengetahuan * tingkat pendidikan Crosstabulation

Count

tpen

Total

pt sd sma smp tidak sekolah

tp kurang 0 0 0 0 2 2

cukup 1 6 4 4 0 15

baik 2 1 7 10 0 20

Total 3 7 11 14 2 37

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(56)

Gambar

Tabel 2.1. National Institute of Health Stroke Scale (Adams, dkk., 2007)
Gambar 3.1. Kerangka konsep gambaran pengetahuan keluarga akan
Tabel 4.1 Uji validitas dan reliabilitas
Tabel 5.1 Karakteristik responden penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 17 ayat (2) huruf g angka 2) huruf a) Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan

Metode ini dilakukan dengan mengikuti prosedur tertentu dengan dilakukan dengan mengikuti prosedur tertentu dengan maksud untuk memahami pengaruh suatu kondisi yang maksud

Karya tiga dimensi yang telah dibuat nantinya akan digunakan sebagai bahan pembuatan maket lingkungan tempat tinggal.. Oleh karena itu, pertimbangkanlah benda yang

Aspek kebaruan meliputi kemampuan (1) menggunakan strategi yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa untuk menyelesaikan masalah; atau (2) memberikan contoh atau

Agar membawa dokumen asli penawaran dan kualifikasi yang di-upload serta berkas kualifikasi asli atau dokumen yang sudah dilegalisir oleh yang berwenang dan

Secara garis besar menurut Healy (1985) menyatakan bahwa penggunaan transaksi discretionary accruals, manajemen dapat mempengaruhi laba dengan mengendalikan jumlah

Ayo belajar (tepuk tangan 3 kali) Bila kau ingin cerdas.. Bila kau ingin pintar Ayo

Oleh sebab itu di samping model pembelajaran yang cocok dan proses pembelajaran yang benar perlu ada sistem penilaian yang baik dan terencana (Surapranata, 2005: 1)...