TUGAS AKHIR
ANALISIS KINERJA MAC LAYER PADA WIRELESS PERSONAL
AREA NETWORK (WPAN)
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro
Oleh
WICLIF F. WAU
0 4 0 4 0 2 0 0 8
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Perkembangan teknologi komunikasi sudah menjadi sangat pesat dan menjadi salah satu aspek yang sangat penting pada saat ini. Kebutuhan akan teknologi komunikasi yang handal dan baik dalam penyajian kecepatan laju data maupun kualitas pelayanan semakin meningkat dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan aplikasi multimedia,maka koneksi nirkabel (tanpa kabel) merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk terus dikembangkan seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan kualitas komunikasi antar pengguna.
Wireless Personal Area Network (WPAN) merupakan salah satu jaringan
tanpa kabel (nirkabel) yang mampu menyediakan kemampuan seperti jaringan kabel pada umumnya tanpa ada batasan seperti jaringan berkabel. Dengan dirilisnya standar IEEE 802.15.4 (Low Rate WPAN) yang menspesifikasikan protokol MAC dan layer fisik telah memungkinkan pengembangan wireless sensor network (WSN). Standar ini secara unik dirancang untuk membentuk jaringan WPAN dengan karakteristik laju data rendah (low rate), konsumsi daya rendah (low power), dan biaya rendah (low cost).
Oleh karena itu, pada Tugas Akhir ini akan dilakukan perhitungan dan analisis kinerja jaringan WPAN dengan menggunakan parameter-parameter yang berbeda yaitu untuk pita frekuensi 915 MHz dan 2,4 GHz pada masing-masing
payload sebesar 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 Byte, dan address bits 16 bit dan 64 bit
dengan memakai acknowledgment (ACK) dan tanpa acknowledgment (NACK). Dari hasil analisis yang dilakukan akan diperoleh bahwa efisiensi yang diperoleh pada pita frekuensi 915 MHz akan lebih tinggi daripada pita frekuensi 2,4 GHz. Sedangkan
throughput akan berbanding terbalik dengan efisiensi dimana throughput pita
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis diberikan kemampuan dan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Tugas Akhir ini berjudul : Analisis Kinerja MAC Layer Pada Wireless
Personal Area Network (WPAN). Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Departemen Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyampaikan rasa hormat, dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Fanoma Wau dan Ibunda Henriette Dachi,
yang telah membesarkan, mendidik, dan terus membimbing serta mendoakan saya.
Juga rasa sayang kepada saudara saya Waldes Wau.
Dalam kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Arman Sani, MT, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, yang
dengan ikhlas dan sabar memberikan masukan, bimbingan dan motivasi dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. M. Zulfin, MT, selaku Dosen Wali selama saya mengikuti perkuliahan.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Baafai, selaku Pelaksana Tugas Ketua Departemen
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Rahmad Fauzi, ST, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro
5. Seluruh staf pengajar di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara, yang telah memberikan bekal ilmu kepada saya selama
mengikuti perkuliahan.
6. Seluruh karyawan di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro
Universitas Sumatera Utara.
7. Kepada teman-teman seperjuangan Angkatan 2004. Dedi, Alex, Fahmi,
Immanuelta, Augus P.P., Willy, Jefri, Juan Rio, Juan Khan, Dody, Eko, Joshua,
dan seluruh teman-teman yang belum disebutkan namanya.
8. Teman-teman mahasiswa dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis siap menerima saran
dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir
ini.
Akhir kata, penulis berharap agar Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca
dan penulis.
Medan, Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ...iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penulisan ... 2
1.4 Batasan Masalah ... 2
1.5 Metode Penulisan ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN) 2.1 Umum ... 5
2.2 Standar IEEE 802.15.4... 6
2.3 Komponen IEEE 802.15.4 ... 7
2.4 Topologi Jaringan IEEE 802.15.4 ... 8
2.4.1 Topologi Star ... 8
2.5 Arsitektur Protokol ... 10
2.5.1 Layer Fisik (Physical Layer) ... 11
2.5.2 Layer MAC ... 12
2.6 Jaringan Sensor Nirkabel Adhoc ... 12
BAB III LAYER MAC (MEDIUM ACCESS CONTROL) 3.1 Umum ... 14
3.2 Struktur Beacon dan Superframe ... 16
3.3 Model Transfer Data ... 17
3.3.1 Transmisi data langsung ... 18
3.3.1 Transmisi data tak-langsung ... 19
3.3.1 Guaranteed Time Slot (GTS) ... 20
3.4 Format Frame Data ... 21
3.5 Mekanisme CSMA/CA ... 22
3.5.1 Unslotted CSMA/CA ... 23
3.5.2 Slotted CSMA/CA... 23
3.6 Inter Frames Spaces (IFS) ... 24
3.7 Perhitungan Throughput dan Delay pada Layer MAC ... 25
3.7.1 Delay ... 25
BAB IV ANALISIS KINERJA LAYER MAC PADA WIRELESS
PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)
4.1 Umum ... 28
4.2 Parameter – Parameter Yang Digunakan Dalam Analisis ... 28
4.3 Perhitungan Analisis Kinerja Layer MAC Pada Wireless Personal Area
Network (WPAN) ... 29
4.3.1 Perhitungan Throughput, Delay, dan Bandwidth dengan
Frequency Bands 915 MHz ... 30
4.3.2 Perhitungan Throughput, Delay, dan Bandwidth dengan
Frequency Bands 2,4 GHz ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 50
5.2 Saran ... 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur kanal pada standar IEEE 802.15.4 ...6
Gambar 2.2 Jaringan Topologi Star ...9
Gambar 2.3 Jaringan Topologi Peer To Peer ...9
Gambar 2.4 Arsitektur Protokol WPAN ... 10
Gambar 2.5 Jaringan Sensor Nirkabel Adhoc ... 13
Gambar 3.1 Struktur Superframe IEEE 802.15.4 ... 16
Gambar 3.2 Transmisi data langsung pada jaringan ... 19
Gambar 3.3 Transmisi data tidak langsung pada jaringan ... 20
Gambar 3.4 Format frame data pada IEEE 802.15.4 ... 21
Gambar 3.5 Inter Frames Spaces (IFS) ... 25
Gambar 4.1 Perbandingan Throughput untuk address bits yang berbeda pada Frekuensi 915 MHz ... 39
Gambar 4.2 Perbandingan Bandwidth Efficiency untuk address bits yang berbeda pada Frekuensi 915 Mhz ... 39
Gambar 4.3 Perbandingan Throughput untuk address bits yang berbeda pada Frekuensi 2,4 GHz ... 49
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Pita Frekuensi WPAN ... 7
Tabel 4.1 Parameter – Parameter Analisis... 29
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk
16 bit + ACK Dengan Frekuensi 915 MHz ... 32
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk
16 bit NACK Dengan Frekuensi 915 MHz ... 34
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk
64 bit + ACK Dengan Frekuensi 915 MHz ... 36
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk
64 bit NACK Dengan Frekuensi 915 MHz ... 38
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk
16 bit + ACK Dengan Frekuensi 2,4 GHz ... 42
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk
16 bit NACK Dengan Frekuensi 2,4 GHz ... 44
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk
64 bit + ACK Dengan Frekuensi 2,4 GHz ... 46
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk
ABSTRAK
Perkembangan teknologi komunikasi sudah menjadi sangat pesat dan menjadi salah satu aspek yang sangat penting pada saat ini. Kebutuhan akan teknologi komunikasi yang handal dan baik dalam penyajian kecepatan laju data maupun kualitas pelayanan semakin meningkat dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan aplikasi multimedia,maka koneksi nirkabel (tanpa kabel) merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk terus dikembangkan seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan kualitas komunikasi antar pengguna.
Wireless Personal Area Network (WPAN) merupakan salah satu jaringan
tanpa kabel (nirkabel) yang mampu menyediakan kemampuan seperti jaringan kabel pada umumnya tanpa ada batasan seperti jaringan berkabel. Dengan dirilisnya standar IEEE 802.15.4 (Low Rate WPAN) yang menspesifikasikan protokol MAC dan layer fisik telah memungkinkan pengembangan wireless sensor network (WSN). Standar ini secara unik dirancang untuk membentuk jaringan WPAN dengan karakteristik laju data rendah (low rate), konsumsi daya rendah (low power), dan biaya rendah (low cost).
Oleh karena itu, pada Tugas Akhir ini akan dilakukan perhitungan dan analisis kinerja jaringan WPAN dengan menggunakan parameter-parameter yang berbeda yaitu untuk pita frekuensi 915 MHz dan 2,4 GHz pada masing-masing
payload sebesar 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 Byte, dan address bits 16 bit dan 64 bit
dengan memakai acknowledgment (ACK) dan tanpa acknowledgment (NACK). Dari hasil analisis yang dilakukan akan diperoleh bahwa efisiensi yang diperoleh pada pita frekuensi 915 MHz akan lebih tinggi daripada pita frekuensi 2,4 GHz. Sedangkan
throughput akan berbanding terbalik dengan efisiensi dimana throughput pita
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi sudah menjadi sangat pesat dan menjadi
salah satu aspek yang sangat penting pada saat ini. Kebutuhan akan teknologi
komunikasi yang handal dan baik dalam penyajian kecepatan laju data maupun
kualitas pelayanan semakin meningkat dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan
aplikasi multimedia,maka koneksi nirkabel (tanpa kabel) merupakan salah satu aspek
yang sangat penting untuk terus dikembangkan seiring dengan meningkatnya
kebutuhan akan kualitas komunikasi antar pengguna.
Wireless Personal Area Network (WPAN) merupakan salah satu jaringan
tanpa kabel (nirkabel) yang mampu menyediakan kemampuan seperti jaringan kabel
pada umumnya tanpa ada batasan seperti jaringan berkabel. Dengan dirilisnya
standar IEEE 802.15.4 (WPAN) yang menspesifikasikan protokol MAC (Medium
Access Control) dan layer fisik telah memungkinkan pengembangan wireless sensor network (WSN). Standar ini secara unik dirancang untuk membentuk jaringan
WPAN dengan karakteristik laju data rendah (low rate), konsumsi daya rendah (low
power), dan biaya rendah (low cost).
Secara umum, perkembangan jaringan nirkabel mengikuti trend peningkatan
layanan data melalui internet, email, maupun transfer file. Kapabilitas jaringan yang
dibutuhkan untuk melayani peningkatan transfer data tersebut dikarakterisasi dengan
akan dilakukan perhitungan dan analisis kinerja jaringan WPAN dengan
menggunakan parameter-parameter yang berbeda seperti frequency bands, dan
payload Bytes. Dari hasil analisis yang dilakukan akan diperoleh bahwa efisiensi
yang diperoleh akan berbeda pada setiap pita frekuensi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
antara lain:
1. Bagaimana prinsip kerja Wireless Personal Area Network (WPAN).
2. Bagaimana konsep dasar MAC Layer.
3. Bagaimana cara menganalisis kinerja MAC layer pada jaringan Wireless
Personal Area Network (WPAN).
4. Bagaimana hasil throughput dan bandwidth efficiency Wireless Personal
Area Network (WPAN) pada MAC layer.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk untuk menganalisis kinerja
MAC layer pada jaringan Wireless Personal Area Network (WPAN).
1.4 Batasan Masalah
Agar masalah yang ditulis dalam Tugas Akhir ini tidak terlalu luas dan
menyimpang dari topik yang ada, maka penulis perlu membatasi permasalahan
1. Hanya membahas Wireless Personal Area Network ( WPAN ) secara umum.
2. Hanya membahas kinerja WPAN pada lapis MAC.
3. Sistem yang dianalisis adalah Low Rate WPAN dan mekanisme akses kanal
yang digunakan dalam analisis adalah unslotted CSMA/CA.
4. Kinerja yang dianalisis mencakup throughput, delay, dan bandwidth
efficiency.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Studi literatur, berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku teks dan
artikel pendukung.
2. Perhitungan dan analisis dari rumus – rumus yang mendukung.
1.6 Sistematika Penulisan
Tugas Akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, metode penulisan,
BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)
Bab ini memberikan penjelasan secara umum tentang WPAN, dan
membahas tentang prinsip kerja, arsitektur serta kelebihan dan kelemahan
WPAN.
BAB III LAYER MAC (MEDIUM ACCESS CONTROL)
Bab ini membahas tentang sub layer Medium Access Control (MAC).
BAB IV ANALISIS KINERJA LAYER MAC PADA WIRELESS PERSONAL
AREA NETWORK (WPAN)
Bab ini menganalisis kinerja layer MAC pada Wireless Personal Area
Network (WPAN).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)
2.1 Umum
Dewasa ini kebutuhan untuk mengakses layanan telekomunikasi melalui
media nirkabel (wireless) menunjukkan peningkatan yang signifikan, sehingga
teknologi jaringannya pun berkembang dengan cepat. Beberapa kelebihan jaringan
nirkabel adalah dalam hal fleksibilitas dan mobilitas, sehingga pengembangan
jaringan menjadi lebih mudah dan murah dibandingan dengan jaringan kabel (fixed
network). Secara umum, perkembangan jaringan nirkabel mengikuti trend
peningkatan layanan data melalui internet, email, maupun transfer file. Salah satu
contoh aplikasi dari jaringan nirkabel adalah sensor [1].
Pengenalan sensor telah membuka babak baru jaringan adhoc berbasis sensor
yang terdiri atas beberapa peralatan yang memiliki keunggulan komparatif antara
lain lebih murah dan efisien, bentuk yang kompak, serta dapat diproduksi secara
massal [1].
Dengan dirilisnya standar IEEE 802.15.4 yang menspesifikasikan protokol
MAC dan layer fisik untuk LR-WPANs (low rate wireless personal access networks)
pada pertengahan tahun 2003 telah memungkinkan pengembangan WSN (wireless
sensor network) atau jaringan sensor nirkabel, selanjutnya disingkat JSN. Standar
baru ini secara unik dirancang untuk membangun jaringan WPAN dengan
karakteristik laju data rendah (low rate), konsumsi daya rendah (low power), dan
daya, dan tidak mahal untuk mendukung aplikasi yang luas mulai dari pengendalian
dalam industri, monitoring lingkungan, pengendalian peralatan rumah tangga,
keamanan, kesehatan, hingga untuk keperluan militer [1][2].
2.2 Standar IEEE 802.15.4
Standar IEEE 802.15.4 mendefinisikan protokol layer fisik dan MAC yang
mendukung perangkat sensor yang relatif sederhana dengan konsumsi daya yang
kecil dan beroperasi pada area pelayanan POS (Personal Operating Service) dengan
radius lebih kecil dari 10 meter. Memperluas jangkauan dapat saja dilakukan namun
akan meningkatkan konsumsi daya [1][2].
Link nirkabel pada standar 802.15.4 dapat beroperasi pada 3 pita frekuensi
ISM (Industrial Scientific Medical) sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1, yaitu pita
frekuensi 2450 MHz dengan laju data 250 kbps, pita frekuensi 915 MHz dengan laju
40 kbps, dan pada pita frekuensi 868 dengan laju data 20 kbps. Untuk ketiga pita
frekuensi tersebut, berturut-turut kapasitas masing-masing adalah 16, 10 dan 1 kanal
[1][4].
Pada Tabel 2.1 dapat dilihat perbandingan parameter modulasi antara pita
frekuensi dari Wireless Personal Area Network (WPAN).
Tabel 2.1 Perbandingan Pita Frekuensi WPAN
Frequency Band Symbol Rate
(baud/s)
Modulation Bit rate
(kbps)
868.0-868.6 MHz 20000 BPSK 20
902-928.0 MHZ 40000 BPSK 40
2.4-2.4835 GHz 62500 16-ary orth. 250
2.3 Komponen IEEE 802.15.4
Pada standar 802.15.4 terdapat dua kategori perangkat, yaitu full-function
device (FFD) dan reduced-function device (RFD). Perangkat FFD dapat
berkomunikasi dengan RFD dan FFD lainnya dan dapat beroperasi dalam 3 mode,
baik sebagai koordinator PAN (Personal Area Network), koordinator, maupun
sebagai perangkat. RFD adalah perangkat sederhana (seperti switch atau sensor) yang
biasanya dikendalikan oleh perangkat FFD. Pada jaringan JSN-AD, semua perangkat
adalah FFD sehingga dapat bertindak sebagai router yang memungkinkan
komunikasi peer-to-peer [3].
Sebuah perangkat pada jaringan dengan protokol 802.15.4 dapat
menggunakan alamat baik 64-bit maupun 16-bit yang ditentukan pada saat menjalani
prosedur asosiasi, dimana sebuah jaringan 802.15.4 dapat mengakomodasi sampai
perangkat dan umumnya dikenal sebagai alamat fisik (MAC). Sedangkan alamat
16-bit akan dialokasikan oleh koordinator PAN pada perangkat yang terhubung
dengannya [3].
2.4 Topologi Jaringan IEEE 802.15.4
Standar IEEE 802.15.4 dapat mengakomodir dua jenis topologi jaringan,
yaitu [3]:
1. Topologi Star
2. Topologi Peer to Peer
2.4.1 Topologi Star
Tipe struktur jaringan ini ditunjukkan seperti pada Gambar 2.2. Setelah FFD
diaktifkan untuk pertama kali , akan membangun jaringannya sendiri dan menjadi
koordinator PAN. Seluruh jaringan topologi star bekerja secara bebas satu sama lain.
Hal ini diperoleh dengan memilih PAN Identifier, yang tidak sedang digunakan oleh
jaringan yang lain dalam pengaruh jangkauan radio. Ketika PAN Identifier terpilih,
koordinator PAN dapat mengijinkan seluruh komponen yang lain dalam jaringan
untuk bergabung. Kedua FFD dan RFD dapat bergabung dalam jaringan. Gambar 2.2
Gambar 2.2 Jaringan Topologi Star
2.4.2 Topologi Peer To Peer
Tipe struktur jaringan ini ditunjukkan seperti pada Gambar 2.3. Semua
komponen dapat berkomunikasi dengan komponen yang lain dalam satu pengaruh
jangkauan radio. Satu komponen dapat bertindak sebagai koordinator PAN, secara
langsung dapat dengan menjadi komponen yang pertama yang memakai kanal.
Gambar 2.3 merupakan contoh jaringan topologi peer to peer [3].
2.5 Arsitektur Protokol
Arsitektur WPAN seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.4, terdiri atas
sejumlah blok untuk menyederhanakan standar yang dipakai, dimana arsitekturnya
berdasarkan pada model OSI (Open System Interconnection). Setiap blok dinamakan
dengan layer yang mempunyai fungsinya masing-masing untuk melayani layer di
atasnya [3][5].
Gambar 2.4 Arsitektur Protokol WPAN
Perangkat WPAN terdiri dari layer fisik (Physical Layer/PHY) yang
mengatur transceiver frekuensi radio dan mekanisme kontrol tingkat rendah, dan
layer MAC (Medium Access Control) yang menyediakan akses ke kanal fisik untuk
Upper layer atau layer yang berada di atas layer MAC terdiri dari layer
network dan layer aplikasi. IEEE 802.2 Logical Link Control (LLC) dapat
mengakses layer MAC melalui Service Specific Convergence Sublayer (SSCS) [3].
2.5.1 Layer Fisik (Physical Layer)
Layer Fisik merupakan komponen yang sangat penting dalam komunikasi
komputer, yang biasanya digunakan pada transmisi dan penerimaan data,
penginderaan kanal (channel sensing), penentuan kualitas link, dan setting state dari
node. Layer ini berinteraksi langsung dengan kanal nirkabel dan bertugas mensuplai
informasi dari dan ke layer di atasnya [1][3].
Sebelum sebuah node mereservasi kanal untuk melakukan komunikasi, maka
perlu diketahui bahwa kanal tersebut kosong atau terpakai. Secara khusus, protokol
fisik perlu melakukan scanning untuk energy detection (ED) dan clear channel
assessment (CCA) pada kanal untuk mendeteksi aktivitas yang sedang berlangsung
dan selanjutnya melaporkannya ke layer MAC. Sebuah kanal dianggap sibuk jika
level aktivitas yang dideteksi melampaui nilai threshold tertentu. Pengujian kanal
yang lainnya adalah link quality indication (LQI). RF Transceiver dapat beroperasi
pada salah satu dari 3 pita frekuensi bebas lisensi, yaitu [3][4]:
1. 868-868.6 MHz (Eropa)
2. 902-928 MHz (Amerika Utara)
2.5.2 Layer MAC
Sub-layer MAC menyediakan interface antara layer fisik (PHY) dengan layer
di atasnya. Fungsi yang dilakukan antara lain akses kanal, managemen link, validasi
frame, keamanan, dan sinkronisasi node [3].
2.6 Jaringan Sensor Nirkabel Adhoc
Sebagaimana ditegaskan sebelumnya bahwa standar IEEE 802.15.4
mendukung jaringan star sederhana dan jaringan multi-hop peer-to-peer. Dalam
kedua topologi jaringan tersebut, sebuah koordinator PAN mutlak diperlukan.
Koordinator PAN umumnya memiliki 2 fungsi yaitu bertanggung jawab dalam
menangani beberapa node yang terhubung atau tak-terhubung dengannya dan
mengalokasikan alamat pada jaringan beaconless-enabled. Fungsi kedua dapat
dilakukan oleh masing-masing perangkat yang memiliki alamat 64-bit secara default.
Sedangkan node FFD dapat menangani fungsi pertama dari koordinator PAN
tersebut di atas. Oleh sebab itu, jaringan JSN-AD diasumsikan memiliki perangkat
Gambar 2.5 Jaringan Sensor Nirkabel Adhoc
Pada jaringan JSN-AD, setiap node dapat mendeteksi default kanal dari
seluruh node untuk mencari node tetangganya. Ketika proses identifikasi node
tetangganya berhasil, maka komunikasi peer-to-peer dapat berlangsung. Oleh sebab
itu semua node selalu aktif selama terlibat dalam jaringan. Apabila sebuah node telah
menerima paket, maka node tersebut akan mengirimkan paket ACK. Contoh jaringan
JSN-AD diperlihatkan pada Gambar 2.5, dimana semua node adalah perangkat FFD
BAB III
LAYER MAC (MEDIUM ACCESS CONTROL)
3.1 Umum
Medium Access Control (MAC) merupakan layer yang mengatur dan
menjaga komunikasi diantara station – station. Layer ini juga berfungsi sebagai
pengatur akses protokol ke media fisik jaringan dan mengkoordinasi akses dalam
menggunakan kanal radio untuk merpemudah komunikasi melalui media wireless.
Sub-layer MAC menyediakan interface antara layer fisik (PHY) dengan layer di
atasnya. Fungsi yang dilakukan antara lain akses kanal, managemen link, validasi
frame, keamanan, dan sinkronisasi node [2][5].
Pada umumnya Wireless Personal Area Network (WPAN) MAC
menggunakan protokol CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access with Collision
Avoidance). CSMA/CA merupakan protokol terdistribusi sederhana dimana
node-node mengatur usaha transmisi paket berdasarkan pada persepsi keadaan, sibuk atau
idle, dari kanal radio [5].
Beberapa tanggung jawab dari Layer MAC antara lain [5][7]:
1. Membangkitkan beacon jaringan jika perangkat adalah coordinator. Sebuah
koordinator bekerja dalam mode beacon-enabled, di mana struktur
super-frame digunakan. Super-super-frame dibatasi oleh beacon jaringan dan dibagi ke
dalam aNumSuperframeSlots (nilai default=16) setara dengan ukuran slots.
2. Sinkronisasi dengan beacon. Sebuah perangkat yang terhubung dengan
koordinator dapat melacak beacon untuk sinkronisasi dengan koordinator.
Proses sinkronisasi diperlukan untuk data polling, penghematan energi, dan
deteksi orphaning.
3. Mendukung proses asosiasi dan disasosiasi dalam jaringan PAN. Untuk
mendukung konfigurasi otomatis, IEEE 802.15.4 menyertakan fungsi asosiasi
dan disasosiasi pada sub-layer MAC. Fungsi ini memungkinkan terbentuknya
konfigurasi star secara otomatis, juga konfigurasi jaringan peer-to-peer.
4. Menerapkan mekanisme CSMA/CA untuk akses kanal. Seperti kebanyakan
protokol jaringan nirkabel lainnya, protokol 802.15.4 menggunakan
mekanisme CSMA/CA.
5. Menangani dan memelihara mekanisme GTS (guaranteed time slot). Ketika
dalam mode beacon-enabled, sebuah koordinator akan mengalokasikan
sejumlah superframe aktif ke perangkat. Porsi ini dikenal dengan GTS yang
merupakan bagian dari CFP (contention free period) dari suatu superframe.
6. Menyediakan link handal antara dua peer entitas MAC. Sub-layer MAC
menerapkan berbagai mekanisme untuk memperluas reliabilitas link di antara
dua peer, antara lain dengan frame acknowledgment dan retransmisi,
verifikasi data dengan menggunakan 16-bit CRC, termasuk mekanisme
3.2 Struktur Beacon dan Superframe
Standar 802.15.4 memperkenankan penggunaan struktur superframe secara
opsional. Superframe dibatasi oleh beacon yang dikirimkan oleh koordinator. Dari
Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa superframe dapat dibagi atas bagian aktif dan bagian
tidak aktif yang bersifat opsional. Periode aktif dari sebuah superframe terdiri atas 3
bagian yaitu sebuah beacon, periode CAP (Contention Access Period), dan periode
CFP (Contention-Free Period). Sebuah beacon dapat ditransmisikan tanpa
menggunakan mekanisme CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access with Collision
avoidance) pada awal slot 0 yang kemudian diikuti oleh periode CAP. Sebuah
perangkat yang ingin berkomunikasi pada periode CAP di antara dua beacon harus
berkompetisi dengan perangkat lainnya menggunakan mekanisme slotted CSMA/CA.
Selanjutnya periode CFP secara opsional muncul setelah periode CAP hingga akhir
periode aktif. Periode CFP dapat mengakomodasi hingga 7 GTS (Guaranteed Time
Slot), dan sebuah GTS dapat menduduki lebih dari satu slot [3].
Struktur superframe dapat dijelaskan dengan BO (beacon order) dan SO
(Superframe Order). Panjang dari superframe, disebut juga BI (beacon interval) dan
panjang bagian aktif yang disebut SD (Superframe Duration) dapat didefinisikan
sebagai [7]:
BI = aBaseSuperframeDuration x 2BO
SD = aBaseSuperframeDuration x 2SO
dengan BO dan SO bernilai antara 0 dan 14. Sedangkan, aBaseSuperframeDuration
adalah jumlah simbol yang membentuk sebuah superframe pada saat SO=0, yaitu
sebesar 960 simbol. Perlu diingat bahwa, pada sebuah PAN nilai SO harus lebih kecil
atau sama dengan BO. Sebuah PAN yang tidak menggunakan struktur superframe
(atau disebut beaconless-enabled PAN) harus diset pada nilai BO=SO=15. Pada
kasus ini, sebuah koordinator tidak akan mengirimkan beacon dan tidak mengijinkan
transmisi GTS [7].
3.3 Model Transfer Data
Mekanisme untuk transfer data tergantung pada kondisi apakah jaringan
mendukung transmisi beacon atau tidak. Sebuah jaringan yang mendukung transmisi
beacon (beacon-enabled network) biasanya digunakan untuk mendukung perangkat low-latency, seperti peralatan PC. Sedangkan jaringan yang tidak mendukung
perangkat seperti itu dapat saja memilih untuk tidak menggunakan beacon dalam
Transfer data dapat terbagi dalam 3 cara, yaitu [3]:
1. Dari perangkat ke koordinator.
2. Dari koordinator ke perangkat.
3. Antar perangkat pada jaringan multi-hop peer to peer.
Mekanisme transfer data dapat terjadi dalam salah satu cara dari tiga cara
berikut ini, yaitu [2][3]:
1. Transmisi Data Langsung
2. Transmisi Data Tak Langsung
3. Guaranteed Time Slot (GTS)
3.3.1 Transmisi data langsung
Jenis ini adalah mekanisme transaksi data dari perangkat ke koordinator. Pada
jaringan beacon-enabled, pada saat sebuah perangkat ingin mengirim data ke
koordinator, maka ia harus mendengarkan sebuah beacon sebagaimana ditunjukkan
pada Gambar 3.2.a. Ketika beacon diperoleh, maka perangkat akan melakukan
sinkronisasi struktur superframe-nya, lalu mengirim frame data menggunakan slotted
CSMA/CA ke koordinator. Selanjutnya coordinator mengkonfirmasi penerimaan
data yang berhasil dengan mengirim frame ACK (acknowledgment). Sementara untuk
jaringan beaconless-enabled, ketika perangkat ingin mengirim data, ia dapat
melakukannya langsung ke koordinator dengan mekanisme unslotted CSMA/CA.
Selanjutnya koordinator akan mengirim ACK jika berhasil menerima data tersebut,
Gambar 3.2 Transmisi data langsung pada jaringan (a) beacon-enabled, (b)
beaconless-enabled.
3.3.2 Transmisi data tak-langsung
Mekanisme ini adalah transfer data dari koordinator ke perangkat. Pada jaringan
beacon-enabled, ketika koordinator ingin mengirim data ke perangkat, ia akan
mengindikasikan pada beacon jaringan terdapat data yang tertunda. Perangkat secara
periodik mendengarkan beacon jaringan dan jika ada data yang tertunda maka
perangkat akan mengirim perintah MAC untuk permintaan data menggunakan slotted
CSMA/CA. Kemudian koordinator akan mengirimkan ACK atas keberhasilan
menerima permintaan data, lalu mengirimkan data yang tertunda menggunakan
slotted CSMA/CA. Perangkat yang telah menerima akan mengirim ACK. Seketika
menerima ACK, maka data yang tertunda akan dibuang dari list data tertunda pada
beacon. Urutan langkah tersebut ditunjukkan pada Gambar 3.3.a. Sementara untuk
jaringan beaconless-enabled, ketika koordinator ingin mengirim data ke perangkat,
maka ia akan menyimpan data untuk masing - masing perangkat yang sesuai. Suatu
perangkat dapat membentuk hubungan dengan mengirimkan permintaan data
jelas terlihat pada Gambar 3.3.b. Lalu ACK dikirim oleh koordinator, kemudian
mengirimkan data yang tertunda. Namun jika tidak ada data yang tertunda, maka
koordinator akan mengirim frame data dengan panjang payload nol untuk
menunjukkan tidak ada data yang tertunda. Selanjutnya perangkat akan mengirim
ACK atas penerimaan data tersebut [3].
Gambar 3.3 Transmisi data tidak langsung pada jaringan (a) beacon-enable; (b)
beaconless-enabled
3.3.3 Guaranteed Time Slot (GTS)
Cara ini digunakan untuk mentransfer data dari koordinator ke perangkat maupun
sebaliknya tanpa memerlukan mekanisme CSMA/CA karena kanal tersedia
3.4 Format Frame Data
Standar 802.15.4 mendefinisikan empat tipe frame termasuk di dalamnya
beacon, perintah (command), ACK, dan frame data. Format frame data 802.15.4
ditunjukkan pada Gambar 3.4 [4].
Frame MAC, misalnya MPDU, terdiri atas MAC header (MHR), MAC Service Data Unit (MSDU), dan MAC footer (MFR). Field pertama dari MAC header adalah frame control field. Dia mengindikasikan jenis frame MAC yang
sedang ditransmisikan, menspesifikasikan format field alamat, dan kontrol ACK.
Secara ringkas, frame control field menspesifikasikan sisa frame dan isinya. Suatu
frame data dapat mengandung informasi sumber dan tujuan dengan ukuran alamat
antara 4 dan 20 Byte. Panjang field dari payload bersifat variabel. Namun,
maksimum payload data MAC (berarti ukuran maksimum MSDU),
aMaxMACFrameSize, bernilai sama dengan aMaxPHYPacketSize (127 Bytes) – aMaxFrameOverhead (25 Bytes) = 102 Bytes [4][7].
MPDU (MAC protocol data unit) akan dilewatkan ke layer fisik sebagai
payload data PHY atau PSDU (PHY service data unit). PSDU memilki prefiks SHR
(synchronization header) dan PHR (PHY header) yang secara bersama-sama
membentuk paket data PHY yang dikenal dengan PPDU (PHY protocol data unit)
[3].
3.5 Mekanisme CSMA/CA
CSMA merupakan protokol terdistribusi sederhana dimana node-node
mengatur usaha transmisi paket berdasarkan pada persepsi keadaan, sibuk atau idle,
dari kanal radio. Suatu stasiun melakukan transmisi jika mendapatkan kanal dalam
keadaan idle (tidak ada carrier) dan menunda transmisi jika mendapatkan kanal
dalam keadaan sibuk (carrier terdeteksi) [5].
Tabrakan paket terjadi pada CSMA karena setiap node hanya memiliki
persepsi yang tertunda dari aktivitas node-node lainnya. Tabrakan paket
mengakibatkan pemborosoan bandwidth kanal dan penurunan throughput jaringan.
Pada jaringan kabel, node-node dapat mendengarkan transmisi sehingga mampu
menghindarkan pemborosan bandwidth kanal. Node-node akan merencanakan
transmisi ulang dari paket-paket pada waktu yang akan datang secara acak, dengan
tujuan untuk menghindari tabrakan lainnya. Skema ini adalah CSMA with Collision
Detection (CSMA/CD) dan menjadi protokol MAC yang populer untuk wired LAN
[5].
Radio unit yang beroperasi pada frekuensi pembawa tunggal tidak dapat
dilakukan tetapi deteksi tabrakan tidak dapat dikerjakan dengan mudah selama
tabrakan terjadi pada penerima. Hal ini disebabkan pada pengirim dimana tabrakan
terdeteksi, sinyal interferensi secara signifikan seringkali lebih lemah daripada sinyal
transmisi. Rintangan tersebut menghalangi kegunaan protokol deteksi tabrakan
(collision detection) dalam lingkungan wireless. Akibatnya, banyak protokol MAC
menggunakan prosedur collision avoidance (CSMA/CA) [5].
Algoritma CSMA/CA harus digunakan sebelum transmisi data atau transmisi
frame perintah MAC pada periode CAP. Standar 802.15.4 menggunakan dua tipe
mekanisme akses kanal tergantung pada konfigurasi jaringan, yaitu [3][5]:
1. Unslotted CSMA/CA
2. Slotted CSMA/CA
3.5.1 Unslotted CSMA/CA
Mekanisme ini digunakan pada jaringan beaconless-enabled. Pada saat perangkat
ingin mengirim frame data atau perintah MAC, ia akan menunggu selama periode
random. Apabila ditemukan kondisi kanal kosong (idle) mengikut i backoff random,
maka perangkat dapat mengirim data. Jika kanal dalam keadaan sibuk mengikuti
backoff random, perangkat harus menunggu selama periode random yang lain
sebelum mencoba mengakses kanal lagi [5].
3.5.2 Slotted CSMA/CA
Mekanisme ini digunakan pada jaringan beacon-enabled, dimana slot backoff
data pada periode CAP, ia harus menentukan batas slot backoff berikutnya dan
kemudian menunggu selama sejumlah slot backoff random. Apabila kanal dalam
keadaan sibuk mengikuti backoff random, maka perangkat harus menunggu sejumlah
slot backoff random yang lain sebelum mencoba mengakses kanal kembali. Namun
jika kanal kosong, maka perangkat dapat mengirim pada slot backoff berikutnya yang
tersedia [5].
Pada kedua kasus di atas, algoritmanya menggunakan unit waktu yang
disebut periode backoff, dimana satu periode backoff bernilai konstan, misal
aUnitBackoffPeriod (20 simbol). Algoritma CSMA/CA mencoba nilai backoff
maksimum sebelum menyatakan akses kanal gagal, contohnya
macMaxCSMABackoffs dapat divariasi antara 0 dan 5 (dengan default 4). Perlu
diingat bahwa algoritma CSMA/CA tidak digunakan untuk transmisi frame beacon,
frame ACK atau frame data pada periode CFP [5][7].
3.6 Inter Frames Spaces ( IFS )
Inter Frames Spaces (IFS) merupakan periode komunikasi yang idle
(keadaan kanal kosong) yang diperlukan untuk mendukung layer MAC dalam
memproses data yang diterima oleh layer fisik. Untuk mendapatkan kondisi ini,
semua frame yang terkirim diikuti oleh sebuah periode IFS. Jika transmisi
memerlukan acknowledgment, IFS akan mengikuti frame acknowledgment tersebut.
Panjang dari periode IFS bergantung pada ukuran frame yang ditransmisikan,
sehingga pada standar IEEE 802.15.4, IFS dibagi menjadi 2 jenis seperti yang
1. Long Inter Frames Spaces (LIFS)
2. Short Inter Frames Spaces (SIFS)
Pemakaian nilai IFS berdasarkan parameter IEEE 802.15.4
aMaxSIFSFrameSize, yang mendefenisikan ukuran frame maksimum yang dapat
diterima. Algoritma CSMA/CA memasukkan nilai IFS ke dalam perhitungan untuk
transmisi pada CAP (Contention Acces Period) [7].
Gambar 3.5 Inter Frames Spaces (IFS)
3.7 Perhitungan Throughput dan Delay pada Layer MAC
Untuk menganalisis throughput dan delay layer MAC pada jaringan wireless
personal area network (WPAN), harus terlebih dahulu diketahui apa saja parameter
yang akan dihitung.
3.7.1 Delay
Delay dapat dihitung seperti pada Persamaan 3.1 [6].
) ( )
( )
(x T T x T T T x
Dimana :
x = Payload (Byte).
) (x
delay = Waktu tunda.
BO
T = Periode back off. )
(x
Tframe = Waktu transmisi untuk payload sebesar x Byte.
TA
T = Waktu turn around.
ACK
T = Waktu transmisi Acknowledment.
IFS
T = Waktu IFS.
Untuk waktu IFS, ada dua (2) jenis yaitu TSIFS dan TLIFS. TSIFS digunakan ketika MPDU (MAC Protocol Data Unit) lebih kecil atau sama dengan 18 Byte,
dimana MPDU diperoleh dari Persamaan 3.2 [6].
payload L
L
MPDU = MAC_HDR + MAC_FTR + ………(3.2)
Jika MPDU lebih kecil atau sama dengan 18 Byte, dipakai Persamaan 3.3
S SIFS T
T =12× ………..(3.3)
Jika MPDU lebih besar dari 18 Byte, dipakai Persamaan 3.4
S LIFS T
T =40× ……...………..(3.4)
Untuk periode back off TBOdiperoleh dari Persamaan 3.5 [6]
SymbolRate TS = 1
Untuk waktu transmisi Tframe(x) dapat diperoleh dari Persamaan 3.6 [6]
Untuk waktu acknowledgements diperoleh dari Persamaan 3.7 [6].
Dari persamaan – persamaan diatas maka dapat diperoleh nilai throughput.
)
Sehingga diperoleh bandwidth efficiency pada Persamaan 3.9 [6]
data R
TP
=
BAB IV
ANALISIS KINERJA LAYER MAC PADA WIRELESS
PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)
4.1 Umum
Pada Tugas Akhir ini, akan dianalisis kinerja layer MAC pada Wireless
Personal Area Network (WPAN) dengan mekanisme unslotted CSMA/CA. Model
sistem yang akan dianalisis diasumsikan bahwa kondisi kanal ideal. Throughput yang
akan dihitung terjadi antara satu pengirim dan hanya satu penerima yang saling
berdekatan sehingga tidak terjadi transmisi error, tidak ada paket yang hilang jika
terjadi tabrakan, dan tidak ada hidden node atau station lain yang tersembunyi [6].
Analisis dilakukan untuk 2 pita frekuensi yang berbeda yaitu 915 MHz dan 2,4 GHz,
untuk panjang bit address yang berbeda juga pada masing-masing pita frekuensi
yaitu 16 bit dan 64 bit dengan acknowledgments (ACK) dan tanpa acknowledgments
(NACK). Pada perhitungan tanpa acknowledgments (NACK), waktu turn around dan
waktu transmisi untuk sebuah ACK diabaikan.
4.2 Parameter – Parameter Yang Digunakan Dalam Analisis
Dalam proses analisis diperlukan beberapa parameter awal yang digunakan
sebagai dasar perhitungan. Parameter – parameter tersebut meliputi frequency bands,
address bits, payload, data rate, panjang masing-masing header dan footer.
Tabel 4.1 Parameter – Parameter Analisis.
Nama Parameter Nilai
Frequency bands 915 MHz dan 2,4 GHz
Data Rate 40 kbps dan 250 kbps
Symbol Rate 40000 dan 62500 (baud/s)
Address bits 16 bits dan 64 bits
Payload 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 (Bytes)
PHY
L 6 Bytes
HDR MAC
L _ 3 Bytes
FTR MAC
L _ 2 Bytes
slots
BO 3,5
4.3 Perhitungan Analisis Kinerja Layer MAC Pada Wireless Personal Area
Network (WPAN)
Pada perhitungan ini akan menganalisis throughput, delay, dan bandwidth
4.3.1 Perhitungan Throughput, delay, dan bandwidth dengan Frequency Bands
915 MHz.
Perhitungan yang akan digunakan dalam analisis ini dilakukan dengan
menggunakan persamaan – persamaan (3.1) hingga (3.9). Dengan menggunakan data
rate 40 kbps dan address bits 16 dan 64 bit. Maka akan diperoleh sebagai berikut :
1. 16 Bit + ACK
Waktu transmisi Acknowledment TACK diperoleh :
Untuk mencari waktu IFS, maka :
payload
Karena MPDU lebih kecil dari 18 Byte, maka akan digunakan TSIFS, sehingga
diperoleh :
Untuk mendapatkan periode back off, maka :
Sedangkan waktu turn around didapat :
S
Dengan menggunakan payload 10 Byte, maka akan diperoleh waktu tunda:
)
Sehingga throughput diperoleh :
)
11277,533 bps
Dan, efisiensi bandwidth adalah :
data
Dan dengan perhitungan yang sama menggunakan persamaan (3.1) sampai
persamaan (3.9) untuk payload (x) yang berbeda yaitu 20, 30, 40, 50, dan 60 Byte
akan didapat hasil perhitungan delay, throughput dan bandwidth efficiency seperti
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk 16
bit + ACK Dengan Frekuensi 915 MHz.
Payload
(Byte)
Delay (s) Throughput
(kbps)
Bandwidth Efficiency
(%)
Untuk mencari waktu IFS, maka :
payload
S
Untuk mendapatkan periode back off, maka :
S
Dengan menggunakan payload 10 Byte akan diperoleh waktu tunda :
)
Sehingga throughput diperoleh :
)
16473,61647 bps
Dan, efisiensi bandwidth adalah :
data
Dan dengan perhitungan yang sama menggunakan persamaan (3.1) sampai
persamaan (3.9) untuk payload (x) yang lain yaitu 20, 30, 40, 50, dan 60 Byte akan
didapat hasil perhitungan delay, throughput dan bandwidth efficiency seperti yang
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk 16
bit NACK Dengan Frekuensi 915 MHz.
Payload
(Byte)
Delay (s) Throughput
(kbps)
Bandwidth Efficiency
(%)
Waktu transmisi Acknowledment TACK diperoleh :
0176
Untuk mencari waktu IFS, maka :
Karena MPDU lebih kecil dari 18 Byte, maka akan digunakan TSIFS, sehingga
diperoleh :
S
Untuk mendapatkan periode back off, maka :
S
Sedangkan waktu turn around didapat :
S
Dengan menggunakan payload 10 Byte akan diperoleh waktu tunda :
)
Sehingga throughput diperoleh :
)
9465,817634 bps
Dan, efisiensi bandwidth adalah :
data
Dan dengan perhitungan yang sama menggunakan persamaan (3.1) sampai
didapat hasil perhitungan delay, throughput dan bandwidth efficiency seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk 64
bit + ACK Dengan Frekuensi 915 MHz.
Payload
(Byte)
Delay (s) Throughput
(kbps)
Bandwidth Efficiency
(%)
Untuk mencari waktu IFS, maka :
Karena MPDU lebih kecil dari 18 Byte, maka akan digunakan TSIFS, sehingga
Untuk mendapatkan periode back off, maka :
S
Dengan menggunakan payload 10 Byte akan diperoleh waktu tunda :
)
Sehingga throughput diperoleh :
)
13209,49432 bps
Dan, efisiensi bandwidth adalah :
data
Dan dengan perhitungan yang sama menggunakan persamaan (3.1) sampai
persamaan (3.9) untuk payload (x) yang lain yaitu 20, 30, 40, 50, dan 60 Byte akan
didapat hasil perhitungan delay, throughput dan bandwidth efficiency seperti yang
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk 64
bit NACK Dengan Frekuensi 915 MHz.
Payload
(Byte)
Delay (s) Throughput
(kbps)
Bandwidth Efficiency
(%)
10 0,04845 13,20949 33,02
20 0,06515 19,64696 49,11
30 0,08115 23,54383 58,85
40 0,09715 26,35100 65,87
50 0,11315 28,28104 70,70
60 0,12915 29,73286 74,33
Dari Tabel 4.2, 4.3, 4.4, dan 4.5 diperoleh grafik perbandingan throughput dan
bandwidth efficiency dari setiap address bits seperti yang ditunjukkan pada Gambar
4.1 dan Gambar 4.2.
Pada Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa throughput yang dihasilkan akan lebih
besar pada 16 bit dan 64 bit tanpa acknowledgment (NACK), sama halnya pada
gambar 4.2 dimana bandwidth efficiency pada 16 bit dan 64 bit tanpa
acknowledgment (NACK) akan lebih besar dibandingkan dengan address bits yang
memakai acknowledgmet (ACK), hal ini terjadi karena waktu transmisi akan lebih
pendek untuk bit address tanpa acknowledgment (NACK) dibandingkan dengan
0
16 bit NACK
64 bit + ACK
64 bit NACK
Gambar 4.1 Perbandingan Throughput untuk address bits yang berbeda pada
Frekuensi 915 MHz.
0
16 bit NACK
64 bit + ACK
64 bit NACK
Gambar 4.2 Perbandingan Bandwidth Efficiency untuk address bits yang berbeda
4.3.2 Perhitungan Throughput, delay, dan bandwidth dengan Frequency Bands
2,4 GHz.
Perhitungan yang akan digunakan dalam analisis ini dilakukan dengan
menggunakan persamaan – persamaan (3.1) hingga (3.9). Dengan menggunakan data
rate 250 kbps dan address bits 16 dan 64 bit. Maka akan diperoleh sebagai berikut :
1. 16 Bit + ACK
Waktu transmisi Acknowledment TACK diperoleh :
Untuk mencari waktu IFS, maka :
payload
Karena MPDU lebih kecil dari 18 Byte, maka akan digunakan TSIFS, sehingga
Untuk mendapatkan periode back off, maka :
Sedangkan waktu turn around didapat :
S
Dengan menggunakan payload 10 Byte akan diperoleh waktu tunda :
)
Sehingga throughput diperoleh :
)
62695,925 bps
Dan, efisiensi bandwidth adalah :
data
Dan dengan perhitungan yang sama menggunakan persamaan (3.1) sampai
persamaan (3.9) untuk payload (x) yang lain yaitu 20, 30, 40, 50, dan 60 Byte akan
didapat hasil perhitungan delay, throughput dan bandwidth efficiency seperti yang
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk 16
bit + ACK Dengan Frekuensi 2,4 GHz.
Payload
(Byte)
Delay (s) Throughput
(kbps)
Bandwidth Efficiency
(%)
Untuk mencari waktu IFS, maka :
payload
S
Untuk mendapatkan periode back off, maka :
S
Dengan menggunakan payload 10 Byte akan diperoleh waktu tunda :
)
Sehingga throughput diperoleh :
)
88888,889 bps
Dan, efisiensi bandwidth adalah :
data
Dan dengan perhitungan yang sama menggunakan persamaan (3.1) sampai
persamaan (3.9) untuk payload (x) yang lain yaitu 20, 30, 40, 50, dan 60 Byte akan
didapat hasil perhitungan delay, throughput dan bandwidth efficiency seperti yang
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk 16
bit NACK Dengan Frekuensi 2,4 GHz.
Payload
(Byte)
Delay (s) Throughput
(kbps)
Bandwidth Efficiency
(%)
Waktu transmisi Acknowledment TACK diperoleh :
002816
Untuk mencari waktu IFS, maka :
Karena MPDU lebih kecil dari 18 Byte, maka akan digunakan TSIFS, sehingga
diperoleh :
S
Untuk mendapatkan periode back off, maka :
S
Sedangkan waktu turn around didapat :
S
Dengan menggunakan payload 10 Byte akan diperoleh waktu tunda :
)
Sehingga throughput diperoleh :
)
54127,19 bps
Dan, efisiensi bandwidth adalah :
data
Dan dengan perhitungan yang sama menggunakan persamaan (3.1) sampai
didapat hasil perhitungan delay, throughput dan bandwidth efficiency seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk 64
bit + ACK Dengan Frekuensi 2,4 GHz.
Payload
(Byte)
Delay (s) Throughput
(kbps)
Bandwidth Efficiency
(%)
Untuk mencari waktu IFS, maka :
Karena MPDU lebih kecil dari 18 Byte, maka akan digunakan TSIFS, sehingga
diperoleh :
S
Untuk mendapatkan periode back off, maka :
S
Dengan menggunakan payload 10 Byte akan diperoleh waktu tunda :
)
Sehingga throughput diperoleh :
)
73260,07326 bps
Dan, efisiensi bandwidth adalah :
data
Dan dengan perhitungan yang sama menggunakan persamaan (3.1) sampai
persamaan (3.9) untuk payload (x) yang lain yaitu 20, 30, 40, 50, dan 60 Byte akan
didapat hasil perhitungan delay, throughput dan bandwidth efficiency seperti yang
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Delay, Throughput dan Bandwidth Efficiency untuk 64
bits NACK Dengan Frekuensi 2,4 GHz.
Payload
(Byte)
Delay (s) Throughput
(kbps)
Bandwidth Efficiency
(%)
10 0,008736 73,26007 29,30
20 0,011744 108,99182 43,95
30 0,014304 134,22818 53,69
40 0,016864 151,80265 60,72
50 0,019425 164,75564 65,89
60 0,021985 174,67258 69,86
Dari Tabel 4.6, 4.7, 4.8, dan 4.9 diperoleh grafik perbandingan throughput dan
bandwidth efficiency dari setiap address bits seperti yang ditunjukkan pada Gambar
4.3 dan Gambar 4.4.
Pada Gambar 4.3, dapat dilihat bahwa throughput yang dihasilkan akan lebih
besar pada 16 bit dan 64 bit tanpa acknowledgment (NACK), sama halnya pada
gambar 4.4 dimana bandwidth efficiency pada 16 bit dan 64 bit tanpa
acknowledgment (NACK) akan lebih besar dibandingkan dengan address bits yang
memakai acknowledgmet (ACK), hal ini terjadi karena waktu transmisi akan lebih
pendek untuk address bits tanpa acknowledgment (NACK) dibandingkan dengan
0 16 bit NACK 64 bit + ACK 64 bit NACK
Gambar 4.3 Perbandingan Throughput untuk address bits yang berbeda pada
Frekuensi 2,4 GHz.
0 16 bit NACK 64 bit + ACK 64 bit NACK
Gambar 4.4 Perbandingan Bandwidth Effeciency untuk address bits yang berbeda
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Throughput yang dihasilkan pada frekuensi 2,4 GHz lebih besar dari pada throughput yang dihasilkan pada frekuensi 915 MHz.
2. Frekuensi 915 MHz menghasilkan penggunaan bandwidth efficiency yang
lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi 2,4 GHz.
3. Throughput dan bandwidth efficiency akan lebih besar untuk panjang bit address yang tidak menggunakan Acknowledgments (NACK) dibandingkan
dengan bit address yang menggunakan Acknowledgments (ACK).
4. Dari hasil analisis juga diperoleh bahwa semakin besar payload maka akan semakin besar juga throughput dan bandwidth efficiency untuk setiap
frekuensi yang dipakai.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Analisis kinerja layer MAC pada Wireless Personal Area Network (WPAN)
dapat dibahas lebih mendalam dengan menggunakan metode simulasi dengan
menggunakan bahasa pemrograman yang ada.
2. Analisis kinerja layer MAC pada Wireless Personal Area Network (WPAN)
dapat dibahas lebih lanjut dengan menggunakan mekanisme akses kanal
DAFTAR PUSTAKA
1. Misic, Jelena, and Vojislav B Misic, Wireless Personal Area Networks
Perfomance, Interconnection, and Security with IEEE 802.15.4, Jhon Wiley and
Sons Ltd, England.
2. Gutierrez, Jose A, Edgar H Callaway Jr, and Raymond L Barrett Jr, Low-Rate
Wireless Personal Area Network, Standards Information Network IEEE Press.
3. IEEE 802.15.4 Standard, Wireless Medium Access Control (MAC) and Physical
Layer (PHY) Specifications for Low-Rate Wireless Personal Area Networks (LR-WPANs), IEEE New York, Oktober 2003.
4. Callaway, Ed, Paul Gorday, and Lance Hester, Home Networking with IEEE
802.15.4 : A Developing Standard for Low-Rate Wireless Personal Area Networks, IEEE Communications Magazine, 2002.
5. Garg, Vijay K, Wireless Communications and Networking, Morgan Kaufmann
Publisher, San Fransisco, 2007.
6. Latre, Benoit, Pieter De Mil, Ingrid Moerman, Bart Dhoedt, Piet Demeester, and
Niek Van Dierdonck,2006, Throughput and Delay Analysis of Unslotted IEEE
802.15.4, In Journal of Networks, Mei 2006, 20-28.
7. Severino, Ricardo AR da silva,2008, On The Use of IEEE 802.15.4/Zigbee for
Time-Sensitive Wireless Sensor Network Applications, Politecnico Do Porto,
Porto.
8. Prasad, Ramjee, and Luc Deneire, From WPANs to Personal Networks :