iii
DI KALANGAN MAHASISWA UNIKOM
(Studi Deskriptif tentang Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Pertemanan Di Kalangan Mahasiswa Unikom)
Oleh: Dewi Rosita Sari
NIM. 41811080
Skripsi ini dibawah bimbingan: Rismawaty, S.Sos., M.Si.
Penelitian ini bermaksud untuk menguraikan secara mendalam tentang Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Di Kalangan Mahasiswa Unikom Untuk menjabarkan fokus penelitian, maka peneliti membagi ke dalam beberapa sub-sub masalah mikro yaitu interaksi, tindakan, dan hubungan pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi pertemanan di kalangan mahasiswa Unikom.
Metode Penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan studi deskriptif Subjek dalam penelitian ini berjumlah 6 (enam) orang, yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, Observasi, Dokumentasi, Internet Searching dan Studi Pustaka. Teknik uji keabsahan data dengan cara diskusi dengan teman sejawat, triangulasi, dan meningkatkan ketekunan..
Hasil Penelitian melihat bahwa, Interaksi pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi pertemanan di kalangan mahasiswa yaitu terdiri dari beberapa komponen yaitu chatting, bercanda untuk mencairkan suasana obrolan, menggunakan emoticon, dan menggunakan bahasa yang santai atau informal. Tindakan yang dilakukan pengguna media sosial Tinder yaitu mengganti foto profil, isi identitas profil (bio), dan upload foto ke konten media, di Tinder. Hubungan pengguna media sosial Tinder memiliki hubungan pertemanan dengan lawan bicaranya di media sosial Tinder.
Simpulan dari penelitian ini yaitu bahwa pengguna media sosial Tinder yang dalam hal ini mahasiswa Unikom melakukan interaksi, tindakan, dan hubungan sebagai bagian dari perilaku komunikasi mereka dalam media sosial Tinder. Interaksi yang di lakukan yaitu chatting, bercanda, menggunakan emoticon dan bahasa yang santai. Tindakan yang dilakukan mengganti foto profil, mengisi identitas dan upload foto ke konten media sosial serta hubungan yang dimiliki yaitu hubungan pertemanan.
Saran dari penelitian ini adalah pengguna media sosial Tinder khususnya mahasiswa diharapkan untuk bisa seimbang dalam mencari dan menjalin relasi pertemanan dari dunia maya atau pun dari lingkungan sosial masing-masing. Teman itu mudah didapatkan dan bisa didapat dari mana saja, jadi jangan takut mencari teman melalu berbagai macam cara dan jangan menutup diri terhadap orang yang ingin berteman dengan anda.
iii
COMMUNICATION BEHAVIOUR TINDER USER IN MAKE A GOOD RELATIONSHIP IN
UNIKOM STUDENTS
(Descriptive Study About Communication Behaviour Tinder User In Make A Good Relationship In Unikom Students) Communication Behavior Using Tinder as a Social Media. The researcher will start by dividing the problem into several micro problems, which are interaction, action and relationship between the students of Unikom and their respective communication partner in tinder
This research will be using a qualitative method with a descriptive study supported by the definition of Communication Behavior. This research will employ the help of 6 (six) subjects which was selected with the use of purposive sampling technique, data gathering by doing an in-depth interview, observation, documentation, internet searching and bibliography, data validity testing by triangulation and persistent observation..
The result of this research shows that interaction between the user of Tinder can be divided into several components, which are selecting photos before starting to chat, asking about the origin and identity of their chat partner, the use of jokes as ice breakers, use of emoticons, usage of slangs, and the existence of age difference between the user and their partners. The action that Tinder users do are changing their profile pictures, filling in their bios, and uploading photos to Tinder as a content of their profiles. For the 6(six) informants to establish a relationship with their respective chat partner usually takes 2 weeks up to a month.
The conclusion of this research is when a Tinder user interact with his/her chat partner, one or more action was made which then leads to a relationship. From this process a communication behavior emerges which have some form of action and a relationship.
The researcher hopes that writing this research will help users of Tinder, especially college students can find a balanced relationship in the digital world as well as in their social environments. Friends can be found anywhere, so welcome a person who wants to get to know you.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Penemuan dalam bidang teknologi komunikasi seperti adanya handphone dan
internet, membuat manusia semakin meningkatkan cara komunikasinya. Berbagai
macam media untuk berkomunikasi pun hadir untuk memudahkan manusia
berinteraksi. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi internet sudah menjadi
kebutuhan bagi masyarakat, hal inilah yang melahirkan media sosial. Media sosial
merupakan media online, yaitu media yang hanya ada dengan menggunakan internet dimana para penggunanya bisa menuangkan ide, mengekspresikan diri, dan
menggunakan sesuai dengan kebutuhannya. Kehadiran media sosial memberikan
kemudahan bagi manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi.
Media sosial dapat membantu kita untuk bisa memberikan pendapat,
berkomentar terhadap suatu hal, dan bebas menuangkan ide karena kita memiliki media
sosial sendiri. Media sosial juga dapat membantu seseorang dalam mencari teman atau
bahkan pasangan, dan dari berbagai macam media sosial yang ada, media sosial Tinder
bisa membantu seseorang untuk mencari teman dan pasangan tersebut.
Tinder merupakan sebuah media sosial yang mampu menghubungkan
seseorang dengan orang lainya yang sama sekali tidak memiliki hubungan apapun
berinteraksi bahkan mempertemukan pasangan hidup bagi seseorang. Maka dari itu
Tinder juga sering di sebut sebagai media sosial pencari teman kencan.
Semenjak kemunculannya pada Oktober 2012, Tinder diminati oleh masyarakat
luas terutama para remaja. Hal tersebut dapat di buktikan bila menggunakan media
sosial Tinder, berbagai macam usia remaja dari mulai 16 hingga 25 tahun cukup banyak. Tinder merupakan media sosial yang cukup aman karena terkoneksi dengan
jejaring sosial facebook saat pertama kali di buka. Hal ini di lakukan untuk menghindari
adanya unsur penipuan gender atau pun penggunaan nama palsu. Tinder di buat oleh entrepreneur muda Sean Rad. dengan tagline nya yaitu “kami hanya memberitahu siapa
yang ada di sekitarmu, yang mungkin bisa dijadikan teman kencan dan anda hanya
bilang iya atau tidak”, Tinder ingin membantu para penggunanya untuk mencari relasi
pertemanan dan membina relasi dimulai dari orang yang masih terlibat satu pergaulan.
Tinder di desain dengan tampilan yang cukup sederhana, namun Tinder memiliki keunikan yang membuat media sosial ini diminati masyarakat terutama para remaja.
Keunikan media sosial Tinder terletak pada notifikasinya. Notifikasi pada Tinder tidak di sediakan akun lain yang meminta permintaan pertemanan seperti hal media sosial Facebook atau pun Twitter. Notifikasi akan muncul apabila pengguna nya
dengan calon matches pilihannya sama-sama menekan tanda love pada halaman foto profil akun masing-masing. Jika keduanya tidak saling menekan tombol love atau
menggeser foto ke arah kanan maka notifikasi tidak akan muncul dan tidak akan bisa
Media Sosial Tinder dapat diunduh gratis. Media sosial ini bekerja dengan mengandalkan sistem satelit navigasi yang dapat mengatur jarak dan lokasi tertentu.
Tinder termasuk aplikasi yang cukup populer di Application Store dan Google Store. Berdasarkan data yang di miliki peneliti, media sosial Tinder sempat masuk ke dalam
konten trending yang tersedia di Google Store dan juga Application Store.Di kedua platform distribusi aplikasi,media sosial Tinder termasuk dalam 10 besar daftar media sosial favorit untuk kategori gaya hidup berdasarkan situs technoasia.com. Sean Rad
mengungkapkan aplikasi ini dibuat berdasarkan pengamatannya terhadap gaya hidup
masyarakat modern yang super sibuk sehingga tidak sempat untuk bertemu dengan
teman kencan. Namun Sean Rad mengungkapkan bahwa media sosial ini tidak hanya
bertujuan untuk mendapatkan teman kencan, melainkan kepada memperluas
pergaulan, jaringan dan menjalin relasi sehingga seseorang bisa menambah teman dan
beriteraksi dengan siapapun.
Percobaan pertama media sosial Tinder di lakukan Sean Rad selaku CEO
Tinder di sebuah Universitas di California. Saat itu Sean Rad melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana respon media sosial ini di masyarakat. Setelah satu
minggu melakukan percobaan, media sosial Tinder mendapat respon positif. Ada ratusan pasangan yang match atau cocok dalam media sosial tersebut sehingga bisa berinteraksi di chat room. Setelah 2 bulan penelitian Sean Rad mengungkapkan bahwa
ada 500 pasangan yang match dan berinteraksi di Tinder. Sehingga Sean Rad mengambil kesimpulan bahwa selama 2 bulan melakukan penelitian, Sean Rad
Tinder berfokus pada orang-orang yang ada di sekitar penggunanya yang ingin memperluas jaringan, pergaulan, dan menjalin relasi pertemanan.
Tinder akan mencari akun terdekat dari lokasi pengguna dan menampilkanya terus menerus. Setelah berhasil melakukan pencarian, pengguna bisa memilih teman
yang memiliki hobi dan ketertarikan yang sama dengan pengguna selama masih ada di
wilayah pencarian. Pengguna juga bisa mengatur jarak seberapa jauh atau dekat lokasi
seseorang yang di inginkan, selain itu ada range umur yang bisa di pilih pengguna
sehingga pengguna bisa mencari teman dan berinteraksi dengan seseorang yang di
inginkan.
Berdasarkan data yang di dapat dari situs resmi media sosial Tinder, pada awal
kemunculannya pengguna Tinder hanya mencapai 50.000 saja di seluruh dunia, namun
seiring dengan minat masyarakat terutama remaja, jumlahnya pun terus bertambah dan
di Indonesia sendiri media sosial ini cukup populer, walapun belum ada jumlah pasti
berapa pengguna Tinder di Indonesia, namun sebagian masyarakat terutama remaja
mengenal Tinder dengan baik bahkan banyak yang menggunakannya. Hal ini dapat dilihat saat peneliti melakukan pra riset dan bertanya kepada mahasiswa – mahasiswa
Kota Bandung mengenai media sosial Tinder apakah mereka pernah menggunakannya
atau tidak dan sebagian besar dari mereka mengetahui media sosial Tinder dan ada pula
yang menggunakannya. Kebanyakan pengguna media sosial Tinder adalah mahasiswa
atau anak muda dari kisaran uasia 18 – 25 tahun. Mahasiswa Unikom juga sebagian
besar mengetahui media sosial tersebut. Cara menggunakan media sosial Tinder cukup
foto yang bisa di pilih. Jika pengguna tertarik dengan seseorang yang ada di foto
tersebut, tekan tanda love atau menggeser foto ke arah kanan, namun jika pengguna
tidak tertarik dengan seseorang yang ada pada foto tersebut, maka tekan tanda silang
atau menggeser foto ke arah kiri. Setelah ada notifikasi yang bertuliskan match, maka
pengguna bisa mulai berinteraksi di chat room yang di sediakan. Namun jika sekiranya
pengguna merasa bahwa tidak ada kecocokan terhadap seseorang yang sudah dipilih
maka terdapat fitur unmatched yang secara otomatis akan menghapus profil dan chat
room dari akun Tinder.
Menurut Sean Rad, Selama 3 tahun kemunculannya, Tinder berkembang cukup
pesat dan rencananya Sean Rad, akan meluncurkan fitur terbaru yaitu layanan premium. Jadi pengguna Tinder dapat mendapatkan keuntungan lebih. Rencananya layanan premium ini akan menghilangkan batasan lokasi dan memperluas cakupan
jarak Tinder. Melalui adanya layanan premium ini, di harapkan Tinder dapat lebih fokus ke dalam pengembangannya sehingga bisa membantu memperluas pasar.
Layanan premium ini akan di luncurkan pada Bulan November 2015 mendatang.
Untuk menjaga keeleganan dan keeksklusifannya, untuk saat ini Tinder hanya bisa di unduh dengan perangkat smartphone dan tablet dengan sistem operasi Ios dan Android.
Sebelum media sosial Tinder muncul, ada berbagai macam media sosial sejenis
yaitu di antaranya MiRc, Yahoo Messenger, BeeTalk, Wechat, Kakako talk, MySpace,
Friendster, dan juga Facebook. Setelah itu Tinder muncul dengan tampilan yang sederhana dan lebih private. Itulah salah satu keunggulan media sosial Tinder di
mengirim pesan tanpa harus berteman dahulu dengan orang tersebut, namun dalam
media sosial Tinder, kita bisa mengirim pesan jika hanya kita sudah matched dengan
orang yang di inginkan untuk di ajak berinteraksi. Jadi media sosial Tinder ini
menghindari spam sehingga tidak mengganggu kenyamanan para penggunanya.
Keunggulan lain yang dimiliki media sosial Tinder yaitu dari cara pemilihan teman. Kita bisa memilih teman chat yang di inginkan atau pun sesuai dengan kriteria kita. Keunikan tersebut berbeda dengan media sosial lainnya. Jadi kita hanya akan match
dan chat dengan orang-orang yang memang sesuai dengan kriteria atau keinginan kita
berdasarkan simbol hati atau pun silang. Lewat simbol tersebut menambah keunikan
tersendiri dari media sosial ini. Kedua simbol tersebut merupakan sesuatu yang penting
karena kita bisa memilih iya atau tidak hanya dengan menekan simbol tersebut. Kedua
simbol tersebut merupakan kunci utama apakah kita bisa berkomunikasi dengan orang
yang kita pilih atau tidak karena semuanya bergantung pada penggunaan simbol
tersebut. Selain itu kita bisa memilih jarak lawan bicara yang di inginkan, artinya kita
bisa mengatur berapa jarak yang kita inginkan untuk mencari lawan bicara kita. Bisa
dimulai dari radius 1 km hingga puluhan kilometer, sesuai dengan keinginan kita.
Itulah yang menjadikan media sosial Tinder menarik.
Namun di sisi lain media sosial Tinder ini memiliki keterbatasan. Media sosial
Tinder tidak memiliki emoticon atau yang lebih dikenal dengan sticker. Mungkin hal
ini juga bisa jadi kendala para penggunanya untuk berinteraksi dengan lawan
bicaranya, namun berdasarkan website technoasia.com Sean Rad mengtatakan bahwa
untuk chatting. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa media sosial Tinder dengan
layanan premium akan menambah fitur sticker.
Media sosial Tinder merupakan sarana komunikasi interpersonal yang yang menarik bagi siapapun yang menggunakannya. Selain untuk mencari pasangan media
sosial Tinder juga dapat di gunakan untuk memperluas jaringan dan pergaulan serta
membina relasi. Tinder terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia dengan begitu
banyak perbedaan suku, bahasa, ras dan agama. Hal itu pula bisa di manfaatkan oleh
pengguna Tinder untuk menjalin pertemanan dan menambah wawasan dengan berhubungan dengan orang-orang tersebut. Media sosial Tinder merupakan media
sosial baru yang cukup menarik. Konten dan cara seseorang untuk berkenalan juga
berbeda dengan media sosial lainnya. Hal ini merupakan kelebihan tersendiri yang
dimiliki oleh media sosial Tinder, cara-cara yang di lakukan seseorang untuk mencari
dan menjalin relasi pertemanan dapat di lakukan disini dengan cara yang unik.
Berbagai macam aplikasi media sosial yang diciptakan oleh para
perusahaan-perusahaan besar yang kreatif di dunia salah satunya media sosial Tinder membuat masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa Unikom memiliki perubahan perilaku
komunikasi dalam bermasyarakat. Hal ini memberikan suatu dampak bagaimana
seseorang khususnya mahasiswa memiliki perilaku komunikasi tertentu yang di
akibatkan oleh penggunaan media sosial Tinder ini, apalagi mengingat media sosial
Tinder merupakan media sosial untuk menjalin relasi pertemanan bahkan untuk
Perilaku merupakan bagaimana seseorang bertindak setelah terbentuknya sikap.
Jika mengikuti model-modeltransaksional maka perilaku komunikasi berarti tindakan
seseorang sebagai pelaku komunikasi diartikan sebagai saling berbagi pengalaman atau
the sharing of experience (Tubbs, 1983:342). Hal ini sejalan dengan Rogers yang
menyatakan bahwa perilaku komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari individu atau
kelompok di dalam menerima atau menyampaikan pesan yang di indikasikan dengan
adanya partisipasi, hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan, hubungan dengan
agen baru, keterdedahan dengan media massa, keaktifan mencari informasi mengenai
hal-hal baru.
Penggunaan Tinder menekankan kepada proses komunikasi yang di dalamnya
terdapat interaksi. Cara kerja Tinder sendiri juga lebih menekankan kepada interaksi sesama penggunanya.
Menurut C. P Chaplin mengatakan bahwa :
Interaksi adalah “Suatu pertalian sosial antara individu sedemikian rupa sehingga individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu sama lain”.
(Supriatna, 1984:254)
Media sosial Tinder yang di gunakan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa Unikom, memperlihatkan tindakan-tindakan tertentu. Tindakan yang seperti apa yang
di lakukan mahasiswa Unikom dalam menjalin relasi pertemanan lewat media sosial
Menurut Karl Max mengatakan bahwa :
Tindakan adalah “Sebagai aktivitas manusia yang berusaha menghasilkan
barang atau mencoba sesuatu yang unik untuk mengejar tujuan tertentu”. (Tim Guru Sosiologi, 2004:37)
Penggunaan Media sosial Tinder oleh mahasiswa Unikom akan menimbulkan
hubungan-hubungan tertentu, hubungan apa dan seperti apa yang di cari oleh
mahasiswa Unikom yang menggunakan media sosial Tinder.
Menurut Soejono Sukanto mengatakan bahwa :
Hubungan adalah “Kesatuan yang terbuka dan ketergantungan antara satu dengan lainnya. (definisi.org di akses pada tanggal 14 Mei 2015 pukul 08.00)
Kehadiran media sosial khususnya media sosial Tinder, memudahkan para
penggunanya dalam berkomunikasi, terutama dalam mencari relasi pertemanan di
kalangan mahasiswa Unikom. Setelah peneliti melakukan pra riset mengenai Tinder di
Unikom kepada beberapa mahasiswa di 6 fakultas yang berbeda, mereka sepakat
bahwa Tinder merupakan media sosial yang tepat untuk mencari relasi pertemanan dan
berkomunikasi. Salah satunya di sebutkan oleh Anissa, mahasiswa dari Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik yang mengatakan bahwa :
“Adanya media sosial Tinder ngebuat saya ga harus cari kesana kemari untuk
kenal dan berkomunikasi dengan orang baru”.
Komunikasi berpengaruh terhadap banyak hal, khususnya dalam mengubah
tingkah laku, hal ini sesuai dengan yang di katakan oleh Everett M. Rogers dalam buku
“Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu
atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” (Deddy Mulyana, 2007:69)
Relasi merupakan suatu hubungan yang dapat dibangun apabila memiliki
kesamaan dan dalam hal ini Tinder dapat membantu individu dalam membina relasi bila individu tersebut memiliki kesamaan dan kecocokan pada saat mereka melakukan
interaksi. Jadi dapat di ketahui apakah relasi tersebut dapat terbangun ataupun tidak
terbangun. Komunikasi merupakan suatu sarana penting dalam menjalin interaksi
dengan orang lain. Melalui adanya komunikasi yang terjalin maka manusia dapat
melakukan berbagai aktivitas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pentingnya
komunikasi dalam kehidupan manusia yang sesuai dengan perkembangan teknologi
dalam bidang komunikasi. Maka manusia menciptakan berbagai alat penunjang
komunikasi yang lebih canggih dan praktis.
Universitas Komputer Indonesia merupakan Universitas berbasis komputer, di
mana setiap fakultasnya mendapat pembelajaran dan materi mengenai komputer dan
sistemnya. Berangkat dari hal tersebut, peneliti merasa bahwa Unikom merupakan
universitas yang tepat untuk melakukan penelitian karena sesuai dengan penelitian
peneliti yaitu mengenai media sosial dan mengingat media sosial yang identik dengan
jaringan dan teknologi sesuai dengan Unikom yang berbasis komputer, jaringan, dan
teknologi dalam memberikan materinya. Selain itu peneliti memilih mahasiswa
Unikom karena mahasiswa Unikom mengetahui media sosial Tinder bahkan beberapa
peneliti lakukan beberapa waktu lalu. Peneliti melakukan wawancara kecil mengenai
media sosial Tinder kepada beberapa mahasiswa dari 6 fakultas berbeda dan dari
beberapa jurusan yang berbeda pula. Walaupun Unikkom memiliki 6 Fakultas S1 dan
1 Fakultas Pasca Sarjana, namun peneliti memfokuskan penelitian kepada beberapa
mahasiswa di 6 fakultas S1 saja agar penelitiannya lebih terfokus.
Jika berbicara mengenai manfaat, media sosial memiliki begitu banyak manfaat
yang di rasakan oleh mahasiswa. Selain sebagai sarana komunikasi, media sosial juga
bisa di gunakan untuk mencari dan menjalin relasi pertemanan. Media sosial Tinder merupakan salah satunya dan inilah yang membuat peneliti merasa tertarik untuk
meneliti perilaku komunikasi para pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi
pertemanan di kalangan mahasiswa Unikom karena media sosial ini merupakan media
sosial baru yang unik dan memungkinkan seseorang untuk menjalin relas pertemanani
tanpa harus berkenalan secara langsung selain itu beberapa mahasiswa Unikom juga
menggunakan media sosial Tinder.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti memilih penggunaan media
sosial Tinder sebagai penelitian karena peneliti ingin mengetahui perilaku komunikasi
pengguna media sosial Tinder di kalangan mahasiswa Unikom Bandung. Bertitik tolak
dari latar belakang masalah yang di kemukakan maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut ”Bagaimana perilaku komunikasi pengguna media sosial Tinder
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan
yang akan menjadi rumusah masalah yang akan di teliti yaitu sebagai berikut :
1.2.1 Rumusan Masalah Makro
Bagaimana Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan ?
1.2.2 Rumusan Masalah Mikro
1. Bagaimana Interaksi Pengguna Media Sosial Tinder dalam menjalin relasi
pertemanan ?
2. Bagaimana Tindakan Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi
Pertemanan ?
3. Bagaimana Hubungan Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku
komunikasi pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi yang dalam hal
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah yang di teliti maka tujuan di lakukannya
penelitian ini yaitu untuk :
1. Mengetahui Interaksi Pengguna Media Sosial Tinder
2. Mengetahui Tindakan pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi
3. Mengetahui Hubungan pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi
1.4Kegunaan Penelitian
Secara teoritis peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan hasil
yang bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian di atas. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat mengembangkan kajian studi ilmu
komunikasi secara umum dan perilaku komunikasi para pengguna media sosial
Tinder dalam menjalin relasi di kalangan mahasiswa Unikom. Selain itu pula dapat menjadi praktis dan dapat memperdalam pengetahuan dan teori mengenai
1.4.2 Kegunaan Praktis
Secara praktis kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.2.1Kegunaan Bagi Peneliti
Penelitian ini di harapkan dapat memberi kontribusi dalam menambah
wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk meneliti lebih lanjut dari
masalah penelitian yang sama dari sisi psikologi manusia.
1.4.2.2Kegunaan Bagi Universitas
Untuk universitas khususnya untuk program studi Ilmu Komunikasi
konsentrasi Humas di harpkan berguna untuk literatur atau bahan referensi
berikutnya yang akan mengadakan penelitian yang sama.
1.4.2.3Kegunaan Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna bagi masyarakat yang
ingin mendapat informasi mengenai media sosial khususnya media sosial
Tinder. Selain itu juga untuk mengetahui perilaku komunikasi yang muncul
14 2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti mengambil skripsi yang berjudul “Perilaku Komunikasi Para
Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan
Mahasiswa Unikom”.
(Studi Deskriptif mengenai Perilaku Komunikasi Para Pengguna Media
Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan Mahasiswa Unikom). Sebelumnya penelitian yang membahas mengenai perilaku komunikasi
sudah banyak di lakukan, namun objeknya berbeda setiap penelitian.
Pada penelitian ini, peneliti melihat tinjauan sebelumnya yang mirip
dengan penelitian yang di teliti mengenai pembahasan perilaku komunikasi.
Peneliti mencari penelitian terdahulu melalui internet searching dan pergi ke perpustakaan. Berikut ini merupakan judul penelitian yang menjadi bahan tinjauan
terdahulu oleh peneliti, yaitu sebagai berikut :
1. Bayu Nugraha
Judul Skripsi : Perilaku Komunikasi Pengguna Aktif Instagram
(Universitas Padjadjaran)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
instagram dan mengetahui perilaku komunikasi antara sesama
pengguna aktif instagram. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara berulang kepada 8 orang informan, observasi, serta studi
kepustakaan dan analisis dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang
faktor yang melatarbelakangi yaitu fasilitas pendukung, keinginan
untuk menghasilkan karya yang lebih baik, frekuensi serta dorongan
kerabat. Perilaku komunikasinya yaitu antar sesama pengguna aktif
yang mengunggah foto dan melakukan following serta unfollow dan memberikan like atau komentar pada foto.
2. Nama : Lidya Pratiwi Anggrenie.
Judul : Perilaku Pengguna Blackberry di kalangan siswa sekolah dasar
di Jakarta. (Universitas Padjadjaran).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas
penggunaan Blackberry, banyaknya konten atau isi juga kesediaan
mengungkapkan diri di kalangan siswa sekolah dasar di Jakarta. Objek
dari penelitian ini adalah siswa sekolah dasar di Jakarta. Metode yang
di gunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
Teori yang di gunakan untuk mendasari penelitian ini yaitu teori CMC
atau Computer Mediated Communication. Populasi penelitian ini
Blackberry di Jakarta. Teknik penarikan sampel di lakukan dengan teknik klaster banyak tahap. Penelitian dilakukan dengan melakukan
penyebaran kuisioner kepada 50 orang responden.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah intensitas penggunaan
Blackberry berada di kategori tinggi dengan aspek yang menonjolnya yaitu frekuensi penggunaan. Sedangkan berdasarkan content atau isi Blackberry keduanya berada pada kategori sedang. Pihak sekolah di
sarankan agar sebaiknya tidak melarang siswa membawa Blackberry ke sekolah karena banyaknya manfaat dari penggunaan Blackberry.
Tapi ada baiknya pihak sekolah melakukan penyitaan Blackberry untuk
menghindari penyalahgunaan yang mungkin ditimbulkan saat jam
pelajaran. Perilaku yang muncul yaitu siswa dan guru sd menggunakan
Blackberry untuk berinteraksi khususnya pada saat pembagian tugas. 3. Nama : Dea Anggraeni Utomo
Judul : Motif Pengguna Jejaring Sosial Google+ di Indonesia. (Universitas Kristen Petra Surabaya)
Tujuan dibuatnya jurnal ini untuk mengetahui apa motif yang muncul
dalam benak pengguna untuk menggunakan jejaring sosial Google+. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa pengguna Google+ lebih dapat
melihat perkembangan terbaru atau informasi terbaru apa yang bisa di
untuk membuat status, membuat pencitraan. Seseorang bisa
menunujukan eksistensinya dari status yang di buatnya.
eksistensinya dari status yang di
buatnya.
(Sumber :Peneliti 2015)
2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi
2.1.2.1 Pengertian Komunikasi
Manusia sebagai makhluk yang bermasyarakat artinya makhluk yang
tidak hidup tanpa ada bantuan orang lain di sekelilingnya. Oleh karena itu ia
akan selalu membutuhkan orang lain di dalam kehidupannya, sampai akhir
hayatnya, dan untuk memenuhi semua kebutuhannya itu manusia harus selalu
berinteraksi dengan yang lainnya dan dalam interaksinya itu akan terjadi saling
mempengaruhi. Semakin lama manusia itu hidup dan tumbuhan, maka semakin
banyak ia akan berinteraksi dan semakin luas ruang lingkup interaksinya, baik
itu interaksi dalam kehidupan kelompok ataupun dengan masyarakat di
luput dari alat yang digunakan untuk berinteraksi yaitu “komunikasi” karena
tanpa komunikasi interaksi tidak akan bisa terjadi.
“Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication menurut asal katanya berasal dari bahasa latin Communicate, dalam perkataan ini bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan
tertentu”. (Effendy, 2002:9)
Sedangkan menurut Gerald Amiler yang dikutip oleh Onong Uchjana
Effendy menjelaskan bahwa:
“In the main communication has as its central interest those behavioral situations in which source transmit in message to a receiver (s) with conscious inten to a fact the latte’s behavior”. (Pada pokoknya, komunikasi mengandung situasi keperilakuan sebagai minat sentral, dimana sesseorang sebagai sumber menyampaikan sesuatu kesan kepada seseorang atau sejumlah penerima yang secara sadar bertujuan mempengaruhi perilakunya). (Effendy, 2009:31-3).
Dari definisi di atas kita dapat memperoleh gambaran yang dimaksud
komunikasi, walaupun masing-masing definisi memiliki pengertian yang luas
dan beragam satu sama lainnya. Dari definisi di atas ditekankan bahwa kegiatan
komunikasi yang mempunyai tujuan yakni mengubah dan juga membentuk
perilaku orang lainnya yang menjadi sasaran komunikasi.
2.1.2.2 Fungsi Komunikasi
Menurut Effendy (2003 : 55) terdapat empat fungsi komunikasi, yaitu:
Dengan komunikasi, komunikator dapat menyampaikan informasi kepada
komunikan. Serta terjadi pertukaran informasi antara komunikator dan
komunikan.
2. Mendidik ( to educate )
Komunikasi sebagai sarana untuk mendidik, dalam arti bagaimana komunikasi
secara formal maupun informal bekerja untuk memberikan atau bertukar
pengetahuan. Dan kebutuhan akan pengetahuan dapat terpenuhi. Fungsi
mendidik ini dapat juga ditunjukan dalam bentuk berita dengan gambar maupun
artikel.
3. Menghibur ( to entertain )
Komunikasi menciptakan interaksi antara komunikator dan komunikan.
Interaksi tersebut menimbulkan reaksi interaktif yang dapat menghibur baik
terjadi pada komunikator maupun komunikan.
4. Mempengaruhi ( to influence )
Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi, terdapat upaya untuk
mempengaruhi komunikan melalui isi pesan yang dikirim oleh komunikator.
Upaya tersebut dapat berupa pesan persuasif (mengajak) yang dapat
mempengaruhi komunikan. Komunikator dapat membawa pengaruh positif
atau negatif, dan komunikan dapat menerima ataupun menolak pesan tersebut
tanpa ada paksaan.
Keempat tujuan komunikasi di atas, turut mengambil peranan dalam
pendapat dan pandangan seseorang, merubah perilaku, serta merubah
kehidupan sosial penggunanya.
2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Antar Pribadi
2.1.3.1 Definisi Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi menuntut seseorang berkomunikasi dengan
orang lain. Komunikasi antar pribadi dibagi menjadi komunikasi diadik,
komunikasi publik, dan komunikasi kelompok kecil. Komunikasi Antar Pribadi
juga berlaku secara kontekstual bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga
konteks psikologikal.
Komunikasi antarpribadi yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy
berdasarkan definisi Joseph A Devito adalah :
“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan
beberapa umpan balik seketika “. ( the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback ). ( Effendy, 2002 : 158)
Berdasarkan definisi Devito diatas, dapat di ketahui bahwa
komunikasi antar pribadi di lakukan oleh dua orang yang memang sedang
berdua dan mendapatkan efek yang langsung seperti saat guru privat dan
muridnya saat mendiskusikan pelajaran, sepasang kekasih yang sedang
Komunikasi antarpribadi yang dimaksud adalah proses komunikasi
yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang
dinyatakan R. Wayne Pace. Fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha
meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan mengatasi
konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu serta berbagai
pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Komunikasi antarpribadi
dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang
berkomunikasi. Melalui komunikasi antar pribadi juga kita dapat berusaha
membina hubungan yang baik, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya
konflik-konflik yang ada dan bermunculan.
2.1.3.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
Tujuan komunikasi antarpribadi menurut Joseph A Devito terdiri atas 4
makna yakni :
1. Menyangkut penemuan diri (personal discovery). Dimana dengan
berkomunikasi kita mampu lebih baik dalam memahami diri sendiri dan orang
lain yang kita ajak berbicara.
2. Tujuan kita berkomunikasi adalah berhubungan dengan orang lain, membina
dan memelihara hubungan dengan orang lain.
3. Dalam perjumpaan antar pribadi sehari-hari kita berusaha mengubah sikap dan
4. Kita menggunakan banyak komunikasi untuk bermain dan menghibur diri.
(Devito, 1997 : 29-32 )
2.1.4 Tinjauan Tentang Perilaku Komunikasi
Dari segi biologis, perilaku adalah sebuah kegiatan atau aktivitas
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Skiner dalam Notoadmodjo
(2007), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Definisi perilaku yang cukup tua
dikemukakan oleh Mc Donald (1960:167) yakni sebagai respon atau aksi yang
di lakukan oleh seseorang atau segala sesuatu yang dilakukannya.
Dalam sudut pandang ritual komunikasi ditandai oleh konsep-konsep seperti
berbagi, partisipasi dan pertemanan. Sudut pandang ritual memanfaatkan akar
timbal balik dari istilah keawaman, persekutuan, komunitas, dan komunikasi.
Hal ini dekat dengan komunikasi phatic (komunikasi yang digunakan untuk
mengekspresikan atau menciptakan suasana perasaan bersama, keinginan baik,
atau sosialisasi ketimbang menyampaikan informasi) yang memiliki asal usul
dalam karya Roman Jacobson dan Bronislaw Malinowski. Phatic berfungsi dalam mempertahankan kontrak antara komunikator tanpa selalu bertukar
informasi yang berarti.
Hal ini sejalan dengan Rogers menyatakan bahwa perilaku komunikasi
merupakan suatu kebiasaan dari individu atau kelompok di dalam menerima
hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan, hubungan dengan agen
pembaharu, keterdedahan dengan media massa, keaktifan mencari informasi,
pengetahuan mengenai hal-hal baru.
2.1.5 Tinjauan Tentang New Media
Media sosial seperti Facebook, Twitter dan Tinder merupakan jenis-jenis
media baru yang termasuk dalam kategori online media. Jenis-jenis media baru ini
memungkinkan orang bisa berbicara, berpartisipasi, berbagi dan menciptakan
jejaring secara online.Tindak komunikasi melalui media secara intensif dapat
dilakukan diantara penggunanya, di samping tindak komunikasi yang berlangsung
secara intensif pengguna juga cenderung berkomunikasi secara ekspresif.
Orang-orang bisa merasa lebih nyaman dan terbuka dalam menyampaikan
pesan-pesan yang ingin disampaikan dengan orang lain. Melalui media sosial,
aktivitas-aktivitas pengungkapan diri dapat dilakukan hampir tanpa hambatan
psikologis, bahkan mungkin proses penetrasi sosial seperti layaknya dalam
jalinanan komunikasi antarpribadi, dari tahapan orientation menuju stabel exchange bisa berjalan dengan intensif. Meskipun dampak negatif dari pemakaian
media sosial juga tidak bisa dihindari.
Dalam catatan McQuail (2010:141), ada perubahan-perubahan penting
yang berhubungan dengan munculnya media baru, yaitu :
1. Digitalisasi dan konvergengsi semua aspek dari media.
3. Mobilitas dan delokasi pengiriman dan penerimaan (pesan).
4. Adaptasi publikasi dan peran-peran khalayak
5. Munculnya beragam bentuk baru dari media “gateway”, yaitu pintu masuk untuk mengakses informasi pada Web atau untuk mengakses Wen itu sendiri.
2.1.6 Tinjauan Tentang Internet
Istilah internet pada mulanya diciptakan oleh para pengembangnya
karena mereka memerlukan kata yang dapat menggambarkan jaringan dari
jaringan-jaringan yang saling terkoneksi yang tengah mereka buat waktu itu.
Internet merupakan kumpulan orang dan komputer di dunia yang seluruhnya
terhubung oleh bermil-mil kabel dan saluran telepon.
“Internet (International Networking) atau Net adalah kumpulan luas dari jaringan komputer yang saling terhubung di seluruh dunia, mulai dari komputer kecil (personal computer atau PC) di rumah-rumah sampai komputer besar diperusahaan-perusahaan”. (Deni Darmawan, 2012:97)
Fasilitas internet yang paling terkenal, yaitu World Wide Web (WWW),
adalah bagian internet yang relati baru, sedangkan fungsi seperti mengirim dan
menerima Elektronik Mail (E-Mail) sudah dimanfaatkan orang selama lebih
dari 30 tahun.
2.1.7 Tinjauan Tentang Media Sosial
Media sosial merupakan sebuah media online, dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Sementara jejaring sosial merupakan
situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung
dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial
terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional
menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan
internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi
dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta
membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Situs media sosial mempunyai banyak bentuk seperti blog, microblog
(Twitter), jejaring sosial (Facebook dan Linkedln), situs media-sharing (Youtube,
Flikr, Slideshare), situs social bookmark dan voting (digg, reddit), situs review (Yelp), forum dan dunia virtual (Second Life). Tentunya setiap bentuk situs media
sosial memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing, misalnya Twitter
menonjolkan percakapan interaktif dalam pesan text yang disebut tweet, Facebook
menonjolkan jaringan relasi pertemanan, youtube menonjolkan database dan sharing video serta Second Life menonjolkan dunia virtual 3D dimana setiap orang
dapat melakukan aktivitas harian layaknya di kehidupan nyata.
Dalam jurnalnya yang berjudul Journal of systems and technology, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai
berikut :
“Sosial media adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial
pun ikut tumbuh dengan pesat. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media
sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak
hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia dikarenakan kecepatannya
media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional
dalam menyebarkan berita-berita.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang
seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti
televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang
banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Seorang pengguna media sosial
bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang
aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan
sendiri tanpa karyawan.
2.1.8 Tinjauan Tentang Tinder
Tinder pertama kali diluncurkan pada Agustus 2012 oleh Sean Rad, Justen
Mateen, dan Jonathan Badeen. Saat di luncurkan ketiga pendiri Tinder ini
menyebutkan bahwa media Sosial Tinder merupakan inovasi terbaru dalam
mencari relasi terutama teman kencan. Ketiga pendiri Tinder ini juga menjelaskan
bahwa berdasarkan pengamatan yang mereka amati selama berkecimpung dalam
tingkat penolakan yang cukup besar. Hal ini dikarenakan media sosial dan situs
online dating hanya berfokus pada foto profil dan informasi yang dapat di buat
sendiri, tidak tersinkronisasi dengan media sosial lainnya sehingga memungkinkan
banyaknya aksi pemalsuan identitas dan penolakan dari sesama teman online
dating. Siapa saja dapat langsung berkomunikasi hanya dengan melihat foto
profilnya saja. Berbeda dengan Tinder yang dimana penggunanya hanya dapat
berkomunikasi jika satu sama lain memiliki “matches” atau menekan tombol
“love” bersamaan. Jadi probabilitas penolakan oleh teman online dating lebih
kecil. Itulah yang membuat Tinder berbeda dibandingkan dengan media sosial
online dating lainnya. Tinder dibuat dalam naungan IAC (Inter Active Corp), sebuah perusahaan media digital terbesar di Amerika dari berbagai situs dan
aplikasi kencan seperti Match, OKcupid dan How About We. Tinder menawarkan
sebuah aplikasi yang bisa mempertemukan seseorang dengan teman yang memiliki
hobi yang sama atau bahkan dapat menemukan pasangan idaman. Tidak hanya itu,
Tinder juga memberikan suatu ruang untuk mengabadikan momen kemudian di simpan di album yang tersedia dalam Tinder. Tinder juga sering di sebut sebagai
aplikasi pencari teman kencan. Pada awalnya Tinder terlebih dahulu diperkenalkan
kepada para mahasiswa di University Of Southern California. Salah satu pendiri Tinder Sean Rad, melakukan suatu riset dan pengamatan yaitu mengukur seberapa
besar respon masyarakat terutama mahasiswa terhadap adanya media sosial Tinder
ini, dan hasilnya memuaskan, menurut technosia.com Sean Rad mengungkapkan
Setelah itu Sean Rad pun mendatangi Universitas yang kedua untuk melakukan
percobaan yang sama, dan hasilnya juga mendapat respon yang postif. Kemudian
Sean Rad berpikir bahwa Tinder cocok dengan kondisi dan kehidupan mahasiswa
pada saat ini. Karena media sosial ini telah memberikan pendekatan yang lebih
halus dan lebih “intim” dalam mencari relasi ataupun mencari pasangan. Sehingga
media sosial ini terus di kembangkan secara intensif di IAC selama beberapa bulan
hingga akhirnya resmi di luncurkan pada Oktober 2012.
Media Sosial Tinder dapat diunduh gratis. Aplikasi ini bekerja dengan mengandalkan system satelit navigasi yang dapat mengatur jarak dan lokasi
tertentu. Tinder termasuk aplikasi yang cukup populer di Apple Store dan Google
Store. Di kedua platform diastribusi aplikasi, Tinder termasuk dalam 10 besar daftar aplikasi favorit untuk kategori gaya hidup. Sean Rad mengungkapkan
aplikasi ini dibuat berdasarkan pengamatannya terhadap gaya hidup masyarakat
modern yang super sibuk sehingga tidak sempat untuk bertemu dengan teman
kencan. Maka dari itu Sean Rad memutuskan untuk membuat aplikasi Tinder untuk memudahkan seseorang yang super sibuk dalam mencari jodoh. Dalam
konferensi pers nya Sean Rad juga mengatakan bahwa dalam dunia nyata biasanya
seseorang mengirimkan sinyal secara tidak sadar kepada orang-orang apakah
menunjukan ketertarikan atau tidak, dan dirinya menginginkan hal tersebut
menjadi suatu norma.
Tinder menggunakan profil facebook untuk mengumpulkan informasi
pengguna Tinder itu sendiri, karena informasi mengenai profil seseorang di Facebook dapat di percaya. CEO Tinder mengatakan bahwa Tinder
mengutamakan keamanan dari para konsumennya, dan seiring dengan berjalannya
waktu Tinder akan terus mengoptimalkan sistem keamanan dan perlindungan
informasi para penggunanya. Tinder juga tidak akan memposting apapun di
facebook atau pun di wall penggunanya. Cara mengunakan media sosial Tinder tidaklah rumit. Media sosial ini di buat tanpa ada formulir atau persyaratan lainnya
yang cukup rumit, secara otomatis data diri atau identtas pengguna dari facebook
sudah terdata secara otomatis di Tinder, jadi para pengguna bisa langsung
menggunakan Tinder. Pada Juni 2014 Tinder menambahkan fitur baru yaitu
“Moments”.sebuah fitur penyimpanan foto. Tinder juga menambahkan fitur
lainnya seperti kemampuan mengedit foto, menambahkan gambar, atau
menyediakan filter yang dapat dipilih oleh pengguna untuk memberikan efek pada
foto.
Namun selama 2 tahun kemunculannya di dunia maya, Tinder juga sempat
memuncukan kontroversi. Karena Tinder membutuhkan informasi dari akun
facebook, maka terdapat beberapa akun tinder palsu. Hal ini memunculkan
kekhawatiran karena ada kemungkinan Tinder dapat di salah gunakan. Selain itu
badan pengawas keamanan online Amerika Serikat Symantec menginformasikan
kepada Tinder bahwa ada spam dari profil-profil palsu Tinder tadi, sehingga Tinder diminta untuk lebih memperketat sistem keamanan. Kasus lainnya pada
Tinder,location pada Tinder tidak berfungsi. Sehingga para penggunanya tidak
dapat mengetahui berapa jarak para matches nya. Kemudian juru bicara Tinder
mengatakan bahwa kerusakan system tersebut dapat di atasi dalam kurun waktu
kurang dari 48 jam. Juru bicara Tinder juga mengungkapkan privasi dan sekuritas
pelanggan tetap menjadi prioritas utama.
2.1.9 Tinjauan Tentang Relasi
Relasi merupakan hubungan antar manusia yang dimana relasi tersebut
menentukan struktur masyarakat. Relasi juga bisa dikatakan sebagai jalinan
interaksi yang terjadi antar perorangan atas dasar status atau peranan sosial.
(Carrie, 2009 : 48) Relasi merupakan hal yang sangat penting untuk dibangun.
Banyak hal yang di bicarakan berkaitan dengan relasi. Dalam kehidupan
sehari-hari kita mengenal istilah relasi bisnis, relasi pertemanan, relasi antar dosen dan
mahasiswa dan berbagai macam relasi lainnya. Relasi sangat membantu kita untuk
bersosialisasi terlebih mengingat manusia sebagai makhluk sosial. Relasi dapat
membuat hidup seseorang bahagia, selain itu relasi juga berperan dalam kehidupan
kita untuk menggapai kesuksesan. Tidak sulit untuk mendapatkan relasi, relasi bisa
di dapatkan jika kita mau bersosialisasi dan menerima seseorang untuk menjadi
teman dengan tangan terbuka. Setelah itu relasi pertemanan bisa terjalin.
Unikom secara resmi berdiri pada tanggal 8 Agustus 2000 dengan
membuka 11 program studi yaitu di antaranya Teknik Komputer, Manajemen
Informatika, Teknik Industri, Teknik Arsitektur, Perencanaan Wilayah dan Kota,
Ilmu Hukum, Ilmu Komunikasi, Ilmu Pemerintahan, Desain Interior, dan Desain
Komunikasi Visual. Berdasarkan website Unikom, setiap tahunnya Unikom menerima 2000 mahasiswa dan masuk ke dalam berbagai macam jurusan.
Mahasiswa paling banyak jumlahnya yaitu mahasiswa dari Fakultas Teknik dan
Komputer dengan jumlah mahasiswa 9463 berdasarkan data dari website ftik.unikom.ac.id. Pada tahun 2015 ini Unikom menerima mahasiswa baru dengan
jumlah mahasiswa baru sebesar 15.000 yang berasal dari berbagai macam pelosok
tanah air. Berdasarkan website resmi Unikom yaitu www.unikom.ac.id. Saat ini Unikom memiliki 6 Fakultas dengan 23 program studi.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Kerangka Teoritis
Kerangka Pemikiran merupakan narasi atau uraian tentang kerangka konsep
pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau di rumuskan. Dalam kerangka
pemikiran ini peneliti akan mencoba menjelaskan dan menjabarkan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti mencoba membahas Perilaku Komunikasi Para Pengguna
Pada kerangka teoritis ini peneliti mengacu pada definisi perilaku komunikasi
dari Prof. Dr. Engkus Suwarno yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi adalah
tindakan atau kegiatan seseorang, kelompok, atau khalayak ketika terlibat dalam proses
komunikasi. Selain itu peneliti juga mengambil definisi perilaku komunikasi dari
Joseph Devito yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi bersifat komunikasi, yaitu
dalam suatu interaksi perilaku demikian selalu mengkomunikasikan sesuatu sebagai
bahan acuan penelitian. Definisi perilaku komunikasi lainnya yang peneliti ambil
sebagai bahan acuan penelitian yaitu definisi perilaku komunikasi dari Rogers M
Everett yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari
individu atau kelompok di dalam menerima dan mencari informasi yang diindikasikan
dengan adanya partisipasi hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan hubungan
dengan agen perubahan, keterdedahan dengan media massa, keaktifan dalam mencari
informasi, dan pengetahuan mengenai hal-hal yang baru. Ketiga definisi perilaku
komunikasi tersebut menjadi bahan acuan peneliti dalam penelitian yang berjudul
Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi
Pertemanan di Kalangan Mahasiswa Unikom.
2.2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual
Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan di atas, maka tergambar beberapa
konsep yang akan dijadikan sebagai acuan peneliti dalam mengaplikasikan penelitian
ini. Kerangka pemikiran teoritis diatas akan diterapkan dalam kerangka konseptual
Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan Mahasiswa
Unikom”
Perilaku komunikasi menurut Prof. Dr. Engkus Kuswarno dalam Buku
Etnografi Komunikasi berasumsi bahwa perilaku komunikasi merupakan tindakan atau
kegiatan seseorang, kelompok, atau khalayak ketika terlibat dalam proses komunikasi.
Penggunaan media sosial Tinder oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Unikom akan
memunculkan perilaku komunikasi tertentu pada saat melakukan proses komunikasi di
media sosial Tinder. sementara perilaku komunikasi menurut Joseph Devito yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi bersifat komunikasi, yaitu dalam situasi
interaksi perilaku demikian selalu mengkomunikasikan sesuatu. Dari definisi tersebut
dapat di katakan bahwa segala macam perilaku yang di tunjukan pada saat berinteraksi
di media sosial Tinder, merupakan bagian dari komunikasi. Dilihat dari isi percakapan
di media sosial Tinder. definisi lainnya yaitu di kemukakan oleh Rogers M Everett yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari individu
atau kelompok di dalam menerima dan mencari informasi yang diindikasikam dengan
adanya partisipasi hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan hubungan dengan
agen perubahan, keterdedahan dengan media massa, keaktifan dalam mencari
informasi, dan pengetahuan mengenai hal-hal yang baru. Segala macam proses
komunikasi yang di lakukan dalam media sosial Tinder akan memunculkan perilaku
komunikasi tertentu tergantung dari masing-masing individu yang menggunakannya.
Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi di Kalangan
Mahasiswa Unikom yaitu di antaranya akan di jabarkan sebagai berikut.
1. Interaksi, cara informan sebagai pengguna media sosial Tinder dalam berkomunikasi
2. Tindakan, Hal- hal yang dilakukan oleh pengguna yang dalam hal ini
mahasiswa Unikom untuk menarik perhatian lawan bicaranya.
3. Hubungan, wujud kesinambungan interaksi antara pengguna dengan lawan
bicaranya.
Gambar 2.1
Gambar Bagan Penelitian (Sumber : Peneliti 2015) Mahasiswa UNIKOMM
Perilaku KomunikasiM
Interaksi
Hubungan
Perilaku Komunikasi Mahasiswa UNIKOM
Pengguna Tinder
Berdasarkan alur pemikiran di atas, peneliti mencoba mendeskripsikan langkah
dan tahapan yang muncul dalam pemikiran sehingga terbentuk rancangan yang tepat
untuk di analisis. Perilaku komunikasi pengguna media sosial Tinder merupakan landasan dari penelitian ini. Peneliti memilih media sosial Tinder karena media sosial
Tinder merupakan salah satu media sosial baru selain itu mengingat mahasiswa Unikom yang mayoritas mempunyai media sosial dan beberapa di antaranya
menggunakan Tinder, sehingga membuat peneliti tertarik untuk meneliti perilaku
37 3.1 Metode Penelitian
Dalam metode penelitian ini, peneliti memaparkan mengenai desain
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan dan teknik analisa
data berkenaan dengan penelitian yang di lakukan.
3.1.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bagian dari perencanaan penelitian yang
menunjukan suatu usaha peneliti dalam melihat apakah penelitian yang
direncanakan telah memiliki validitas internal dan validitas eksternal yang
komprehensif. Peneliti memilih desain penelitian kualitatif, karena pokok
permasalahan yang peneliti ambil dalam penelitian ini bersifat alami sesuai
dengan fenomena yang ada pada saat ini. Selain itu peneliti bisa
mengembangkan masalah tersebut lebih mendalam sehingga dapat memahami
pokok permasalahan lebih mendalam dan spesifik.
Denzin dan Lincoln (1998:3) menyatakan bahwa :
“Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretif
(menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode dalam
menelaah masalah penelitian lainnya.”
Denzin dan Lincoln juga menjabarkan bahwa berbagai metode dalam
maksudkan agar peneliti memperoleh pemahaman yang komprehensif
(holistik) mengenai fenomena yang di teliti.
Sementara Bodgan dan Taylor (dalam Moleong, 2010:4) menyatakan
bahwa:
“Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.”
Moleong (2010:13) dalam bukunya menjabarkan bahwa ada 11
karakteristik metode penelitian kualitatif yaitu manusia sebagai instrument
utama, menggunakan latar alamiah, menggunakan pengamatan wawancara
untuk menjaring data dan menganalisis data secara induktif, menyusun teori
dari bawah ke atas (seperti ground theory), menganalisis data secara efektif,
lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi masalah penelitian,
berdasarkan focus, menggunakan kriteria tersendiri (seperti triangulasi,
pengecakan sejawat uraian rinci dan sebagainya) untuk memvaliditasi data,
menggunakan desain sementara, dan hasil penelitian di rundingkan dan di
sepakati bersama oleh manusia dan di jadikan sebagai sumber data.
Studi penelitian ini secara Deskriptif menurut Issac dan Michael
(1981:46) menyatakan bahwa :
“Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa.
Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Beberapa penulis memperluas penelitian deskriptif kepada segala penelitian selain penelitian historis
dan eksperimental. Mereka menyebut metode yang “melulu” deskriptif
sebagai penelitian survey.”
Deskriptif di artikan melukiskan variabel-variabel satu demi satu.
dari inferensial. pada hakekatnya metode deskrtiptif mengumpulkan data
secara secara univariate. Karakteristik data di peroleh dengan ukuran-ukuran
kecenderungan pusat atau ukuran sebaran. Ciri dari metode deskriptif ialah titik
berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting). Peneliti
bertindak sebagai pengamat, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku
observasinya.
Penelitian deskriptif tidak jarang melahirkan apa yang di sebut Seltiz,
Wrightsman, dan Cook sebagai penelitian yang Insightstimulating yakni peneliti terjun ke lapangan tanpa di bebani atau di arahkan oleh teori.
Menurutnya, peneliti bebas mengamati objeknya, menjelajah, dan menemukan
wawasan-wawasan baru sepanjang jalan. Penelitiannya terus menerus
mengalami reformulasi dan redireksi ketika informasi-informasi baru di
temukan. Hipotesis tidak datang sebelum penelitian. Hipotesis-hipotesis baru
muncul dalam penelitian. Perspektif seperti ini memerlukan kualifikasi yang
memadai, pertama, peneliti harus memiliki sifat yang reseptif Ia harus selalu
mencari, bukan menguji. Kedua peneliti harus memiliki kekuatan integrative
yakni kekuatan untuk memadukan berbagai macam informasi yang di
terimanya menjadi satu kesatuan penafsiran.
Jadi, penelitian deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), tetapi juga
memadukan (sintetis). Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi.
Dari penelitian deskriptiflah di kembangkan berbagai penelitian korelasional
3.2 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian peneliti. Beberapa macam
teknik pengumpulan data yang di lakukan peneliti yaitu di antaranya sebagai
berikut.
3.2.1 Studi Pustaka
Untuk lebih memahami apa yang akan di teliti, maka perlu adanya
materi-materi dari studi pustaka untuk membuat penelitian mejadi lebih baik.
Menurut M. Nazir dalam bukunya berjudul “Metode Penelitian”
mengemukakan bahwa yang di maksud dengan studi pustaka yaitu :
“Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan, dan laporan yang ada hubunganya dengan masalah
yang di pecahkan.” ( Nazir, 1988 :111 ).
Peneliti menggunakan beberapa studi pustaka dalam penelitian ini yaitu :
a. Referensi buku yang menunjang peneltian
Sebelum peneliti memulai penelitian, peneliti mencari beberapa buku yang
di anggap menunjang untuk penelitian ini.
b. Laporan dan jurnal dari sumber-sumber yang terkait dengan penelitian.
Saat peneliti melakukan penelitian, peneliti melihat tinjauan terdahulu dari
skripsi-skripsi terdahulu dari berbagai macam kampus sebagai bahan
referensi peneliti .
Peneliti juga melihat referensi dari internet berupa jurnal elektronik dan
e-books untuk melihat keakuratan data dan mencari data yang tidak bisa di
dapatkan dari informan.
3.2.2 Studi Lapangan
Adapun studi lapangan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu :
1. Wawancara Mendalam atau indepth interview
Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambal bertatap muka antara pewawancara dengan
responden atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat
dalam kehidupan sosial yang relatif lama. (Sutopo, 2006:72).
Adapun pedoman wawacara sebagai berikut :
1. Recorder
Recorder di gunakan untuk merekam segala percakapan yang di lakukan
antara peneliti dan nforman terkait penelitian. Peneliti berhak merekam
perbincangan selama wawancara setelah informan setuju
perbincangannya di rekam.
2. Kamera
Kamera berfungsi untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan
maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih terjamin,
karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.
Wawancara di lakukan oleh peneliti kepada orang – orang yang di
kategorikan merupakan penguna media sosial Tinder. Yaitu kepada 6
mahasiswa Unikom yang menggunakan Tinder. Dimana pemilihan informan dilakukan berdasarkan hasil observasi yang di awali dengan
mewawancarai mahasiswa dari 6 fakultas (S1) berbeda di Unikom, dan
setelah melakukan pra riset, peneliti mendapatakan 6 informan yang di
ambil dari setiap fakultas berbeda di Unikom.
2. Observasi
Pengertian observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat
dari dekat kegiatan yang di lakukan.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi partisipan di mana
peneliti mengamati sekaligus terlibat dalam penelitian tersebut. Selain
peneliti mengamati mahasiswa pengguna media sosial Tinder peneliti juga
menggunakan Tinder untuk mengetahui keakuratan data dengan data yang di peroleh dari informan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah istilah bentukan dari kata dokumen. Dokumentasi yaitu
suatu kegiatan berupa pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan,
penemuan kembali dan penyebaran suatu dokumen. Dalam hal ini peneliti
3.2.3 Teknik Penentuan Informan
Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki
informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai
informasi mengenai objek penelitian tersebut. Dalam hal ini, informan
merupakan sumber data penelitian yang utama yang memberikan informasi dan
gambaran mengenai pola perilaku dari kelompok masyarakat yang diteliti.
(Kuswarno, 2008 : 162).
Dalam menentukan, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono dalam
bukunya Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif, Kualitatif dan R & D
(2011) menyebutkan bahwa :
Purposive sampling adalah ”teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Petimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menejelajahi objek/situasi sosial yang diteliti”.
(Sugiyono, 2011:218- 219).
Pada penelitian ini, peneliti memilih 6 informan mahasiswa Unikom
yang menggunakan media sosial Tinder. Jumlah 6 orang didasarkan pada
jumlah fakultas Strata 1 (S1) yang berjumlah 6 fakultas. Ke 6 informan yang
akan diwawancara adalah benar-benar mahasiswa Unikom yang menggunakan
Tinder. Informan dipilih untuk dijadikan sebagai sumber informasi dan akan
dimintai keterangannya melalui wawancara mendalam.
Pada tabel di bawah ini terdapat 6 informan dari 6 fakultas yang berbeda
Imam dari Fakultas Desain, Rahmat dari Fakultas hukum, Nelida dari Fakultas.
Sastra, Rendi dari Fakultas Ekonomi. Peneliti memilih keenam informan
tersebut karena ketiganya sudah cukup lama menggunakan Tinder, yaitu lebih
dari 3 bulan selain itu ketiganya juga memiliki jumlah matches di atas 100
matches. Selain itu Noky yang merupakan salah satu informan juga pernah bertemu secara langsung dengan matchesnya. Berikut ini merupakan tabel penelitian informan.
Tabel 3.1
Data Informan
NO NAMA L/P FAKULTAS UMUR KETERANGAN
1. Noky Perempuan Teknik 22 6 Bulan
2 Nelida Perempuan Sastra 22 6 Bulan
3 Annisa Perempuan Fisip 22 8 Bulan
4 Rahmat Laki-Laki Hukum 21 7 Bulan
5 Imam Laki-Laki Desain 24 3 Bulan
6 Rendi Laki-Laki Ekonomi 20 4 Bulans
(Sumber : Peneliti 2015)
3.3 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian.
Peneliti menggunakan uji credibility (validitas internal) atau uji kepercayaan
terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid
atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang