• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Pertemanan Di Kalangan Mahasiswa UNIKOM (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Pertemanan Di Kalangan Mahasiswa UNIKOM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Pertemanan Di Kalangan Mahasiswa UNIKOM (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Pertemanan Di Kalangan Mahasiswa UNIKOM)"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

iii

DI KALANGAN MAHASISWA UNIKOM

(Studi Deskriptif tentang Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Pertemanan Di Kalangan Mahasiswa Unikom)

Oleh: Dewi Rosita Sari

NIM. 41811080

Skripsi ini dibawah bimbingan: Rismawaty, S.Sos., M.Si.

Penelitian ini bermaksud untuk menguraikan secara mendalam tentang Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Di Kalangan Mahasiswa Unikom Untuk menjabarkan fokus penelitian, maka peneliti membagi ke dalam beberapa sub-sub masalah mikro yaitu interaksi, tindakan, dan hubungan pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi pertemanan di kalangan mahasiswa Unikom.

Metode Penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan studi deskriptif Subjek dalam penelitian ini berjumlah 6 (enam) orang, yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, Observasi, Dokumentasi, Internet Searching dan Studi Pustaka. Teknik uji keabsahan data dengan cara diskusi dengan teman sejawat, triangulasi, dan meningkatkan ketekunan..

Hasil Penelitian melihat bahwa, Interaksi pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi pertemanan di kalangan mahasiswa yaitu terdiri dari beberapa komponen yaitu chatting, bercanda untuk mencairkan suasana obrolan, menggunakan emoticon, dan menggunakan bahasa yang santai atau informal. Tindakan yang dilakukan pengguna media sosial Tinder yaitu mengganti foto profil, isi identitas profil (bio), dan upload foto ke konten media, di Tinder. Hubungan pengguna media sosial Tinder memiliki hubungan pertemanan dengan lawan bicaranya di media sosial Tinder.

Simpulan dari penelitian ini yaitu bahwa pengguna media sosial Tinder yang dalam hal ini mahasiswa Unikom melakukan interaksi, tindakan, dan hubungan sebagai bagian dari perilaku komunikasi mereka dalam media sosial Tinder. Interaksi yang di lakukan yaitu chatting, bercanda, menggunakan emoticon dan bahasa yang santai. Tindakan yang dilakukan mengganti foto profil, mengisi identitas dan upload foto ke konten media sosial serta hubungan yang dimiliki yaitu hubungan pertemanan.

Saran dari penelitian ini adalah pengguna media sosial Tinder khususnya mahasiswa diharapkan untuk bisa seimbang dalam mencari dan menjalin relasi pertemanan dari dunia maya atau pun dari lingkungan sosial masing-masing. Teman itu mudah didapatkan dan bisa didapat dari mana saja, jadi jangan takut mencari teman melalu berbagai macam cara dan jangan menutup diri terhadap orang yang ingin berteman dengan anda.

(2)

iii

COMMUNICATION BEHAVIOUR TINDER USER IN MAKE A GOOD RELATIONSHIP IN

UNIKOM STUDENTS

(Descriptive Study About Communication Behaviour Tinder User In Make A Good Relationship In Unikom Students) Communication Behavior Using Tinder as a Social Media. The researcher will start by dividing the problem into several micro problems, which are interaction, action and relationship between the students of Unikom and their respective communication partner in tinder

This research will be using a qualitative method with a descriptive study supported by the definition of Communication Behavior. This research will employ the help of 6 (six) subjects which was selected with the use of purposive sampling technique, data gathering by doing an in-depth interview, observation, documentation, internet searching and bibliography, data validity testing by triangulation and persistent observation..

The result of this research shows that interaction between the user of Tinder can be divided into several components, which are selecting photos before starting to chat, asking about the origin and identity of their chat partner, the use of jokes as ice breakers, use of emoticons, usage of slangs, and the existence of age difference between the user and their partners. The action that Tinder users do are changing their profile pictures, filling in their bios, and uploading photos to Tinder as a content of their profiles. For the 6(six) informants to establish a relationship with their respective chat partner usually takes 2 weeks up to a month.

The conclusion of this research is when a Tinder user interact with his/her chat partner, one or more action was made which then leads to a relationship. From this process a communication behavior emerges which have some form of action and a relationship.

The researcher hopes that writing this research will help users of Tinder, especially college students can find a balanced relationship in the digital world as well as in their social environments. Friends can be found anywhere, so welcome a person who wants to get to know you.

(3)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Penemuan dalam bidang teknologi komunikasi seperti adanya handphone dan

internet, membuat manusia semakin meningkatkan cara komunikasinya. Berbagai

macam media untuk berkomunikasi pun hadir untuk memudahkan manusia

berinteraksi. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi internet sudah menjadi

kebutuhan bagi masyarakat, hal inilah yang melahirkan media sosial. Media sosial

merupakan media online, yaitu media yang hanya ada dengan menggunakan internet dimana para penggunanya bisa menuangkan ide, mengekspresikan diri, dan

menggunakan sesuai dengan kebutuhannya. Kehadiran media sosial memberikan

kemudahan bagi manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi.

Media sosial dapat membantu kita untuk bisa memberikan pendapat,

berkomentar terhadap suatu hal, dan bebas menuangkan ide karena kita memiliki media

sosial sendiri. Media sosial juga dapat membantu seseorang dalam mencari teman atau

bahkan pasangan, dan dari berbagai macam media sosial yang ada, media sosial Tinder

bisa membantu seseorang untuk mencari teman dan pasangan tersebut.

Tinder merupakan sebuah media sosial yang mampu menghubungkan

seseorang dengan orang lainya yang sama sekali tidak memiliki hubungan apapun

(4)

berinteraksi bahkan mempertemukan pasangan hidup bagi seseorang. Maka dari itu

Tinder juga sering di sebut sebagai media sosial pencari teman kencan.

Semenjak kemunculannya pada Oktober 2012, Tinder diminati oleh masyarakat

luas terutama para remaja. Hal tersebut dapat di buktikan bila menggunakan media

sosial Tinder, berbagai macam usia remaja dari mulai 16 hingga 25 tahun cukup banyak. Tinder merupakan media sosial yang cukup aman karena terkoneksi dengan

jejaring sosial facebook saat pertama kali di buka. Hal ini di lakukan untuk menghindari

adanya unsur penipuan gender atau pun penggunaan nama palsu. Tinder di buat oleh entrepreneur muda Sean Rad. dengan tagline nya yaitu “kami hanya memberitahu siapa

yang ada di sekitarmu, yang mungkin bisa dijadikan teman kencan dan anda hanya

bilang iya atau tidak”, Tinder ingin membantu para penggunanya untuk mencari relasi

pertemanan dan membina relasi dimulai dari orang yang masih terlibat satu pergaulan.

Tinder di desain dengan tampilan yang cukup sederhana, namun Tinder memiliki keunikan yang membuat media sosial ini diminati masyarakat terutama para remaja.

Keunikan media sosial Tinder terletak pada notifikasinya. Notifikasi pada Tinder tidak di sediakan akun lain yang meminta permintaan pertemanan seperti hal media sosial Facebook atau pun Twitter. Notifikasi akan muncul apabila pengguna nya

dengan calon matches pilihannya sama-sama menekan tanda love pada halaman foto profil akun masing-masing. Jika keduanya tidak saling menekan tombol love atau

menggeser foto ke arah kanan maka notifikasi tidak akan muncul dan tidak akan bisa

(5)

Media Sosial Tinder dapat diunduh gratis. Media sosial ini bekerja dengan mengandalkan sistem satelit navigasi yang dapat mengatur jarak dan lokasi tertentu.

Tinder termasuk aplikasi yang cukup populer di Application Store dan Google Store. Berdasarkan data yang di miliki peneliti, media sosial Tinder sempat masuk ke dalam

konten trending yang tersedia di Google Store dan juga Application Store.Di kedua platform distribusi aplikasi,media sosial Tinder termasuk dalam 10 besar daftar media sosial favorit untuk kategori gaya hidup berdasarkan situs technoasia.com. Sean Rad

mengungkapkan aplikasi ini dibuat berdasarkan pengamatannya terhadap gaya hidup

masyarakat modern yang super sibuk sehingga tidak sempat untuk bertemu dengan

teman kencan. Namun Sean Rad mengungkapkan bahwa media sosial ini tidak hanya

bertujuan untuk mendapatkan teman kencan, melainkan kepada memperluas

pergaulan, jaringan dan menjalin relasi sehingga seseorang bisa menambah teman dan

beriteraksi dengan siapapun.

Percobaan pertama media sosial Tinder di lakukan Sean Rad selaku CEO

Tinder di sebuah Universitas di California. Saat itu Sean Rad melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana respon media sosial ini di masyarakat. Setelah satu

minggu melakukan percobaan, media sosial Tinder mendapat respon positif. Ada ratusan pasangan yang match atau cocok dalam media sosial tersebut sehingga bisa berinteraksi di chat room. Setelah 2 bulan penelitian Sean Rad mengungkapkan bahwa

ada 500 pasangan yang match dan berinteraksi di Tinder. Sehingga Sean Rad mengambil kesimpulan bahwa selama 2 bulan melakukan penelitian, Sean Rad

(6)

Tinder berfokus pada orang-orang yang ada di sekitar penggunanya yang ingin memperluas jaringan, pergaulan, dan menjalin relasi pertemanan.

Tinder akan mencari akun terdekat dari lokasi pengguna dan menampilkanya terus menerus. Setelah berhasil melakukan pencarian, pengguna bisa memilih teman

yang memiliki hobi dan ketertarikan yang sama dengan pengguna selama masih ada di

wilayah pencarian. Pengguna juga bisa mengatur jarak seberapa jauh atau dekat lokasi

seseorang yang di inginkan, selain itu ada range umur yang bisa di pilih pengguna

sehingga pengguna bisa mencari teman dan berinteraksi dengan seseorang yang di

inginkan.

Berdasarkan data yang di dapat dari situs resmi media sosial Tinder, pada awal

kemunculannya pengguna Tinder hanya mencapai 50.000 saja di seluruh dunia, namun

seiring dengan minat masyarakat terutama remaja, jumlahnya pun terus bertambah dan

di Indonesia sendiri media sosial ini cukup populer, walapun belum ada jumlah pasti

berapa pengguna Tinder di Indonesia, namun sebagian masyarakat terutama remaja

mengenal Tinder dengan baik bahkan banyak yang menggunakannya. Hal ini dapat dilihat saat peneliti melakukan pra riset dan bertanya kepada mahasiswa – mahasiswa

Kota Bandung mengenai media sosial Tinder apakah mereka pernah menggunakannya

atau tidak dan sebagian besar dari mereka mengetahui media sosial Tinder dan ada pula

yang menggunakannya. Kebanyakan pengguna media sosial Tinder adalah mahasiswa

atau anak muda dari kisaran uasia 18 – 25 tahun. Mahasiswa Unikom juga sebagian

besar mengetahui media sosial tersebut. Cara menggunakan media sosial Tinder cukup

(7)

foto yang bisa di pilih. Jika pengguna tertarik dengan seseorang yang ada di foto

tersebut, tekan tanda love atau menggeser foto ke arah kanan, namun jika pengguna

tidak tertarik dengan seseorang yang ada pada foto tersebut, maka tekan tanda silang

atau menggeser foto ke arah kiri. Setelah ada notifikasi yang bertuliskan match, maka

pengguna bisa mulai berinteraksi di chat room yang di sediakan. Namun jika sekiranya

pengguna merasa bahwa tidak ada kecocokan terhadap seseorang yang sudah dipilih

maka terdapat fitur unmatched yang secara otomatis akan menghapus profil dan chat

room dari akun Tinder.

Menurut Sean Rad, Selama 3 tahun kemunculannya, Tinder berkembang cukup

pesat dan rencananya Sean Rad, akan meluncurkan fitur terbaru yaitu layanan premium. Jadi pengguna Tinder dapat mendapatkan keuntungan lebih. Rencananya layanan premium ini akan menghilangkan batasan lokasi dan memperluas cakupan

jarak Tinder. Melalui adanya layanan premium ini, di harapkan Tinder dapat lebih fokus ke dalam pengembangannya sehingga bisa membantu memperluas pasar.

Layanan premium ini akan di luncurkan pada Bulan November 2015 mendatang.

Untuk menjaga keeleganan dan keeksklusifannya, untuk saat ini Tinder hanya bisa di unduh dengan perangkat smartphone dan tablet dengan sistem operasi Ios dan Android.

Sebelum media sosial Tinder muncul, ada berbagai macam media sosial sejenis

yaitu di antaranya MiRc, Yahoo Messenger, BeeTalk, Wechat, Kakako talk, MySpace,

Friendster, dan juga Facebook. Setelah itu Tinder muncul dengan tampilan yang sederhana dan lebih private. Itulah salah satu keunggulan media sosial Tinder di

(8)

mengirim pesan tanpa harus berteman dahulu dengan orang tersebut, namun dalam

media sosial Tinder, kita bisa mengirim pesan jika hanya kita sudah matched dengan

orang yang di inginkan untuk di ajak berinteraksi. Jadi media sosial Tinder ini

menghindari spam sehingga tidak mengganggu kenyamanan para penggunanya.

Keunggulan lain yang dimiliki media sosial Tinder yaitu dari cara pemilihan teman. Kita bisa memilih teman chat yang di inginkan atau pun sesuai dengan kriteria kita. Keunikan tersebut berbeda dengan media sosial lainnya. Jadi kita hanya akan match

dan chat dengan orang-orang yang memang sesuai dengan kriteria atau keinginan kita

berdasarkan simbol hati atau pun silang. Lewat simbol tersebut menambah keunikan

tersendiri dari media sosial ini. Kedua simbol tersebut merupakan sesuatu yang penting

karena kita bisa memilih iya atau tidak hanya dengan menekan simbol tersebut. Kedua

simbol tersebut merupakan kunci utama apakah kita bisa berkomunikasi dengan orang

yang kita pilih atau tidak karena semuanya bergantung pada penggunaan simbol

tersebut. Selain itu kita bisa memilih jarak lawan bicara yang di inginkan, artinya kita

bisa mengatur berapa jarak yang kita inginkan untuk mencari lawan bicara kita. Bisa

dimulai dari radius 1 km hingga puluhan kilometer, sesuai dengan keinginan kita.

Itulah yang menjadikan media sosial Tinder menarik.

Namun di sisi lain media sosial Tinder ini memiliki keterbatasan. Media sosial

Tinder tidak memiliki emoticon atau yang lebih dikenal dengan sticker. Mungkin hal

ini juga bisa jadi kendala para penggunanya untuk berinteraksi dengan lawan

bicaranya, namun berdasarkan website technoasia.com Sean Rad mengtatakan bahwa

(9)

untuk chatting. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa media sosial Tinder dengan

layanan premium akan menambah fitur sticker.

Media sosial Tinder merupakan sarana komunikasi interpersonal yang yang menarik bagi siapapun yang menggunakannya. Selain untuk mencari pasangan media

sosial Tinder juga dapat di gunakan untuk memperluas jaringan dan pergaulan serta

membina relasi. Tinder terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia dengan begitu

banyak perbedaan suku, bahasa, ras dan agama. Hal itu pula bisa di manfaatkan oleh

pengguna Tinder untuk menjalin pertemanan dan menambah wawasan dengan berhubungan dengan orang-orang tersebut. Media sosial Tinder merupakan media

sosial baru yang cukup menarik. Konten dan cara seseorang untuk berkenalan juga

berbeda dengan media sosial lainnya. Hal ini merupakan kelebihan tersendiri yang

dimiliki oleh media sosial Tinder, cara-cara yang di lakukan seseorang untuk mencari

dan menjalin relasi pertemanan dapat di lakukan disini dengan cara yang unik.

Berbagai macam aplikasi media sosial yang diciptakan oleh para

perusahaan-perusahaan besar yang kreatif di dunia salah satunya media sosial Tinder membuat masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa Unikom memiliki perubahan perilaku

komunikasi dalam bermasyarakat. Hal ini memberikan suatu dampak bagaimana

seseorang khususnya mahasiswa memiliki perilaku komunikasi tertentu yang di

akibatkan oleh penggunaan media sosial Tinder ini, apalagi mengingat media sosial

Tinder merupakan media sosial untuk menjalin relasi pertemanan bahkan untuk

(10)

Perilaku merupakan bagaimana seseorang bertindak setelah terbentuknya sikap.

Jika mengikuti model-modeltransaksional maka perilaku komunikasi berarti tindakan

seseorang sebagai pelaku komunikasi diartikan sebagai saling berbagi pengalaman atau

the sharing of experience (Tubbs, 1983:342). Hal ini sejalan dengan Rogers yang

menyatakan bahwa perilaku komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari individu atau

kelompok di dalam menerima atau menyampaikan pesan yang di indikasikan dengan

adanya partisipasi, hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan, hubungan dengan

agen baru, keterdedahan dengan media massa, keaktifan mencari informasi mengenai

hal-hal baru.

Penggunaan Tinder menekankan kepada proses komunikasi yang di dalamnya

terdapat interaksi. Cara kerja Tinder sendiri juga lebih menekankan kepada interaksi sesama penggunanya.

Menurut C. P Chaplin mengatakan bahwa :

Interaksi adalah “Suatu pertalian sosial antara individu sedemikian rupa sehingga individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu sama lain”.

(Supriatna, 1984:254)

Media sosial Tinder yang di gunakan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa Unikom, memperlihatkan tindakan-tindakan tertentu. Tindakan yang seperti apa yang

di lakukan mahasiswa Unikom dalam menjalin relasi pertemanan lewat media sosial

(11)

Menurut Karl Max mengatakan bahwa :

Tindakan adalah “Sebagai aktivitas manusia yang berusaha menghasilkan

barang atau mencoba sesuatu yang unik untuk mengejar tujuan tertentu”. (Tim Guru Sosiologi, 2004:37)

Penggunaan Media sosial Tinder oleh mahasiswa Unikom akan menimbulkan

hubungan-hubungan tertentu, hubungan apa dan seperti apa yang di cari oleh

mahasiswa Unikom yang menggunakan media sosial Tinder.

Menurut Soejono Sukanto mengatakan bahwa :

Hubungan adalah “Kesatuan yang terbuka dan ketergantungan antara satu dengan lainnya. (definisi.org di akses pada tanggal 14 Mei 2015 pukul 08.00)

Kehadiran media sosial khususnya media sosial Tinder, memudahkan para

penggunanya dalam berkomunikasi, terutama dalam mencari relasi pertemanan di

kalangan mahasiswa Unikom. Setelah peneliti melakukan pra riset mengenai Tinder di

Unikom kepada beberapa mahasiswa di 6 fakultas yang berbeda, mereka sepakat

bahwa Tinder merupakan media sosial yang tepat untuk mencari relasi pertemanan dan

berkomunikasi. Salah satunya di sebutkan oleh Anissa, mahasiswa dari Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik yang mengatakan bahwa :

“Adanya media sosial Tinder ngebuat saya ga harus cari kesana kemari untuk

kenal dan berkomunikasi dengan orang baru”.

Komunikasi berpengaruh terhadap banyak hal, khususnya dalam mengubah

tingkah laku, hal ini sesuai dengan yang di katakan oleh Everett M. Rogers dalam buku

(12)

“Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu

atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” (Deddy Mulyana, 2007:69)

Relasi merupakan suatu hubungan yang dapat dibangun apabila memiliki

kesamaan dan dalam hal ini Tinder dapat membantu individu dalam membina relasi bila individu tersebut memiliki kesamaan dan kecocokan pada saat mereka melakukan

interaksi. Jadi dapat di ketahui apakah relasi tersebut dapat terbangun ataupun tidak

terbangun. Komunikasi merupakan suatu sarana penting dalam menjalin interaksi

dengan orang lain. Melalui adanya komunikasi yang terjalin maka manusia dapat

melakukan berbagai aktivitas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pentingnya

komunikasi dalam kehidupan manusia yang sesuai dengan perkembangan teknologi

dalam bidang komunikasi. Maka manusia menciptakan berbagai alat penunjang

komunikasi yang lebih canggih dan praktis.

Universitas Komputer Indonesia merupakan Universitas berbasis komputer, di

mana setiap fakultasnya mendapat pembelajaran dan materi mengenai komputer dan

sistemnya. Berangkat dari hal tersebut, peneliti merasa bahwa Unikom merupakan

universitas yang tepat untuk melakukan penelitian karena sesuai dengan penelitian

peneliti yaitu mengenai media sosial dan mengingat media sosial yang identik dengan

jaringan dan teknologi sesuai dengan Unikom yang berbasis komputer, jaringan, dan

teknologi dalam memberikan materinya. Selain itu peneliti memilih mahasiswa

Unikom karena mahasiswa Unikom mengetahui media sosial Tinder bahkan beberapa

(13)

peneliti lakukan beberapa waktu lalu. Peneliti melakukan wawancara kecil mengenai

media sosial Tinder kepada beberapa mahasiswa dari 6 fakultas berbeda dan dari

beberapa jurusan yang berbeda pula. Walaupun Unikkom memiliki 6 Fakultas S1 dan

1 Fakultas Pasca Sarjana, namun peneliti memfokuskan penelitian kepada beberapa

mahasiswa di 6 fakultas S1 saja agar penelitiannya lebih terfokus.

Jika berbicara mengenai manfaat, media sosial memiliki begitu banyak manfaat

yang di rasakan oleh mahasiswa. Selain sebagai sarana komunikasi, media sosial juga

bisa di gunakan untuk mencari dan menjalin relasi pertemanan. Media sosial Tinder merupakan salah satunya dan inilah yang membuat peneliti merasa tertarik untuk

meneliti perilaku komunikasi para pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi

pertemanan di kalangan mahasiswa Unikom karena media sosial ini merupakan media

sosial baru yang unik dan memungkinkan seseorang untuk menjalin relas pertemanani

tanpa harus berkenalan secara langsung selain itu beberapa mahasiswa Unikom juga

menggunakan media sosial Tinder.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti memilih penggunaan media

sosial Tinder sebagai penelitian karena peneliti ingin mengetahui perilaku komunikasi

pengguna media sosial Tinder di kalangan mahasiswa Unikom Bandung. Bertitik tolak

dari latar belakang masalah yang di kemukakan maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut ”Bagaimana perilaku komunikasi pengguna media sosial Tinder

(14)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan

yang akan menjadi rumusah masalah yang akan di teliti yaitu sebagai berikut :

1.2.1 Rumusan Masalah Makro

Bagaimana Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan ?

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro

1. Bagaimana Interaksi Pengguna Media Sosial Tinder dalam menjalin relasi

pertemanan ?

2. Bagaimana Tindakan Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi

Pertemanan ?

3. Bagaimana Hubungan Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku

komunikasi pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi yang dalam hal

(15)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah yang di teliti maka tujuan di lakukannya

penelitian ini yaitu untuk :

1. Mengetahui Interaksi Pengguna Media Sosial Tinder

2. Mengetahui Tindakan pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi

3. Mengetahui Hubungan pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi

1.4Kegunaan Penelitian

Secara teoritis peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan hasil

yang bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian di atas. Hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat mengembangkan kajian studi ilmu

komunikasi secara umum dan perilaku komunikasi para pengguna media sosial

Tinder dalam menjalin relasi di kalangan mahasiswa Unikom. Selain itu pula dapat menjadi praktis dan dapat memperdalam pengetahuan dan teori mengenai

(16)

1.4.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.2.1Kegunaan Bagi Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat memberi kontribusi dalam menambah

wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk meneliti lebih lanjut dari

masalah penelitian yang sama dari sisi psikologi manusia.

1.4.2.2Kegunaan Bagi Universitas

Untuk universitas khususnya untuk program studi Ilmu Komunikasi

konsentrasi Humas di harpkan berguna untuk literatur atau bahan referensi

berikutnya yang akan mengadakan penelitian yang sama.

1.4.2.3Kegunaan Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna bagi masyarakat yang

ingin mendapat informasi mengenai media sosial khususnya media sosial

Tinder. Selain itu juga untuk mengetahui perilaku komunikasi yang muncul

(17)

14 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti mengambil skripsi yang berjudul “Perilaku Komunikasi Para

Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan

Mahasiswa Unikom”.

(Studi Deskriptif mengenai Perilaku Komunikasi Para Pengguna Media

Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan Mahasiswa Unikom). Sebelumnya penelitian yang membahas mengenai perilaku komunikasi

sudah banyak di lakukan, namun objeknya berbeda setiap penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti melihat tinjauan sebelumnya yang mirip

dengan penelitian yang di teliti mengenai pembahasan perilaku komunikasi.

Peneliti mencari penelitian terdahulu melalui internet searching dan pergi ke perpustakaan. Berikut ini merupakan judul penelitian yang menjadi bahan tinjauan

terdahulu oleh peneliti, yaitu sebagai berikut :

1. Bayu Nugraha

Judul Skripsi : Perilaku Komunikasi Pengguna Aktif Instagram

(Universitas Padjadjaran)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

(18)

instagram dan mengetahui perilaku komunikasi antara sesama

pengguna aktif instagram. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan

wawancara berulang kepada 8 orang informan, observasi, serta studi

kepustakaan dan analisis dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang

faktor yang melatarbelakangi yaitu fasilitas pendukung, keinginan

untuk menghasilkan karya yang lebih baik, frekuensi serta dorongan

kerabat. Perilaku komunikasinya yaitu antar sesama pengguna aktif

yang mengunggah foto dan melakukan following serta unfollow dan memberikan like atau komentar pada foto.

2. Nama : Lidya Pratiwi Anggrenie.

Judul : Perilaku Pengguna Blackberry di kalangan siswa sekolah dasar

di Jakarta. (Universitas Padjadjaran).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas

penggunaan Blackberry, banyaknya konten atau isi juga kesediaan

mengungkapkan diri di kalangan siswa sekolah dasar di Jakarta. Objek

dari penelitian ini adalah siswa sekolah dasar di Jakarta. Metode yang

di gunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

Teori yang di gunakan untuk mendasari penelitian ini yaitu teori CMC

atau Computer Mediated Communication. Populasi penelitian ini

(19)

Blackberry di Jakarta. Teknik penarikan sampel di lakukan dengan teknik klaster banyak tahap. Penelitian dilakukan dengan melakukan

penyebaran kuisioner kepada 50 orang responden.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah intensitas penggunaan

Blackberry berada di kategori tinggi dengan aspek yang menonjolnya yaitu frekuensi penggunaan. Sedangkan berdasarkan content atau isi Blackberry keduanya berada pada kategori sedang. Pihak sekolah di

sarankan agar sebaiknya tidak melarang siswa membawa Blackberry ke sekolah karena banyaknya manfaat dari penggunaan Blackberry.

Tapi ada baiknya pihak sekolah melakukan penyitaan Blackberry untuk

menghindari penyalahgunaan yang mungkin ditimbulkan saat jam

pelajaran. Perilaku yang muncul yaitu siswa dan guru sd menggunakan

Blackberry untuk berinteraksi khususnya pada saat pembagian tugas. 3. Nama : Dea Anggraeni Utomo

Judul : Motif Pengguna Jejaring Sosial Google+ di Indonesia. (Universitas Kristen Petra Surabaya)

Tujuan dibuatnya jurnal ini untuk mengetahui apa motif yang muncul

dalam benak pengguna untuk menggunakan jejaring sosial Google+. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa pengguna Google+ lebih dapat

melihat perkembangan terbaru atau informasi terbaru apa yang bisa di

(20)

untuk membuat status, membuat pencitraan. Seseorang bisa

menunujukan eksistensinya dari status yang di buatnya.

(21)
(22)

eksistensinya dari status yang di

buatnya.

(Sumber :Peneliti 2015)

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi

Manusia sebagai makhluk yang bermasyarakat artinya makhluk yang

tidak hidup tanpa ada bantuan orang lain di sekelilingnya. Oleh karena itu ia

akan selalu membutuhkan orang lain di dalam kehidupannya, sampai akhir

hayatnya, dan untuk memenuhi semua kebutuhannya itu manusia harus selalu

berinteraksi dengan yang lainnya dan dalam interaksinya itu akan terjadi saling

mempengaruhi. Semakin lama manusia itu hidup dan tumbuhan, maka semakin

banyak ia akan berinteraksi dan semakin luas ruang lingkup interaksinya, baik

itu interaksi dalam kehidupan kelompok ataupun dengan masyarakat di

(23)

luput dari alat yang digunakan untuk berinteraksi yaitu “komunikasi” karena

tanpa komunikasi interaksi tidak akan bisa terjadi.

“Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication menurut asal katanya berasal dari bahasa latin Communicate, dalam perkataan ini bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan

tertentu”. (Effendy, 2002:9)

Sedangkan menurut Gerald Amiler yang dikutip oleh Onong Uchjana

Effendy menjelaskan bahwa:

“In the main communication has as its central interest those behavioral situations in which source transmit in message to a receiver (s) with conscious inten to a fact the latte’s behavior”. (Pada pokoknya, komunikasi mengandung situasi keperilakuan sebagai minat sentral, dimana sesseorang sebagai sumber menyampaikan sesuatu kesan kepada seseorang atau sejumlah penerima yang secara sadar bertujuan mempengaruhi perilakunya). (Effendy, 2009:31-3).

Dari definisi di atas kita dapat memperoleh gambaran yang dimaksud

komunikasi, walaupun masing-masing definisi memiliki pengertian yang luas

dan beragam satu sama lainnya. Dari definisi di atas ditekankan bahwa kegiatan

komunikasi yang mempunyai tujuan yakni mengubah dan juga membentuk

perilaku orang lainnya yang menjadi sasaran komunikasi.

2.1.2.2 Fungsi Komunikasi

Menurut Effendy (2003 : 55) terdapat empat fungsi komunikasi, yaitu:

(24)

Dengan komunikasi, komunikator dapat menyampaikan informasi kepada

komunikan. Serta terjadi pertukaran informasi antara komunikator dan

komunikan.

2. Mendidik ( to educate )

Komunikasi sebagai sarana untuk mendidik, dalam arti bagaimana komunikasi

secara formal maupun informal bekerja untuk memberikan atau bertukar

pengetahuan. Dan kebutuhan akan pengetahuan dapat terpenuhi. Fungsi

mendidik ini dapat juga ditunjukan dalam bentuk berita dengan gambar maupun

artikel.

3. Menghibur ( to entertain )

Komunikasi menciptakan interaksi antara komunikator dan komunikan.

Interaksi tersebut menimbulkan reaksi interaktif yang dapat menghibur baik

terjadi pada komunikator maupun komunikan.

4. Mempengaruhi ( to influence )

Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi, terdapat upaya untuk

mempengaruhi komunikan melalui isi pesan yang dikirim oleh komunikator.

Upaya tersebut dapat berupa pesan persuasif (mengajak) yang dapat

mempengaruhi komunikan. Komunikator dapat membawa pengaruh positif

atau negatif, dan komunikan dapat menerima ataupun menolak pesan tersebut

tanpa ada paksaan.

Keempat tujuan komunikasi di atas, turut mengambil peranan dalam

(25)

pendapat dan pandangan seseorang, merubah perilaku, serta merubah

kehidupan sosial penggunanya.

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Antar Pribadi

2.1.3.1 Definisi Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi menuntut seseorang berkomunikasi dengan

orang lain. Komunikasi antar pribadi dibagi menjadi komunikasi diadik,

komunikasi publik, dan komunikasi kelompok kecil. Komunikasi Antar Pribadi

juga berlaku secara kontekstual bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga

konteks psikologikal.

Komunikasi antarpribadi yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy

berdasarkan definisi Joseph A Devito adalah :

“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan

beberapa umpan balik seketika “. ( the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback ). ( Effendy, 2002 : 158)

Berdasarkan definisi Devito diatas, dapat di ketahui bahwa

komunikasi antar pribadi di lakukan oleh dua orang yang memang sedang

berdua dan mendapatkan efek yang langsung seperti saat guru privat dan

muridnya saat mendiskusikan pelajaran, sepasang kekasih yang sedang

(26)

Komunikasi antarpribadi yang dimaksud adalah proses komunikasi

yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang

dinyatakan R. Wayne Pace. Fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha

meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan mengatasi

konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu serta berbagai

pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Komunikasi antarpribadi

dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang

berkomunikasi. Melalui komunikasi antar pribadi juga kita dapat berusaha

membina hubungan yang baik, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya

konflik-konflik yang ada dan bermunculan.

2.1.3.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi

Tujuan komunikasi antarpribadi menurut Joseph A Devito terdiri atas 4

makna yakni :

1. Menyangkut penemuan diri (personal discovery). Dimana dengan

berkomunikasi kita mampu lebih baik dalam memahami diri sendiri dan orang

lain yang kita ajak berbicara.

2. Tujuan kita berkomunikasi adalah berhubungan dengan orang lain, membina

dan memelihara hubungan dengan orang lain.

3. Dalam perjumpaan antar pribadi sehari-hari kita berusaha mengubah sikap dan

(27)

4. Kita menggunakan banyak komunikasi untuk bermain dan menghibur diri.

(Devito, 1997 : 29-32 )

2.1.4 Tinjauan Tentang Perilaku Komunikasi

Dari segi biologis, perilaku adalah sebuah kegiatan atau aktivitas

organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Skiner dalam Notoadmodjo

(2007), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Definisi perilaku yang cukup tua

dikemukakan oleh Mc Donald (1960:167) yakni sebagai respon atau aksi yang

di lakukan oleh seseorang atau segala sesuatu yang dilakukannya.

Dalam sudut pandang ritual komunikasi ditandai oleh konsep-konsep seperti

berbagi, partisipasi dan pertemanan. Sudut pandang ritual memanfaatkan akar

timbal balik dari istilah keawaman, persekutuan, komunitas, dan komunikasi.

Hal ini dekat dengan komunikasi phatic (komunikasi yang digunakan untuk

mengekspresikan atau menciptakan suasana perasaan bersama, keinginan baik,

atau sosialisasi ketimbang menyampaikan informasi) yang memiliki asal usul

dalam karya Roman Jacobson dan Bronislaw Malinowski. Phatic berfungsi dalam mempertahankan kontrak antara komunikator tanpa selalu bertukar

informasi yang berarti.

Hal ini sejalan dengan Rogers menyatakan bahwa perilaku komunikasi

merupakan suatu kebiasaan dari individu atau kelompok di dalam menerima

(28)

hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan, hubungan dengan agen

pembaharu, keterdedahan dengan media massa, keaktifan mencari informasi,

pengetahuan mengenai hal-hal baru.

2.1.5 Tinjauan Tentang New Media

Media sosial seperti Facebook, Twitter dan Tinder merupakan jenis-jenis

media baru yang termasuk dalam kategori online media. Jenis-jenis media baru ini

memungkinkan orang bisa berbicara, berpartisipasi, berbagi dan menciptakan

jejaring secara online.Tindak komunikasi melalui media secara intensif dapat

dilakukan diantara penggunanya, di samping tindak komunikasi yang berlangsung

secara intensif pengguna juga cenderung berkomunikasi secara ekspresif.

Orang-orang bisa merasa lebih nyaman dan terbuka dalam menyampaikan

pesan-pesan yang ingin disampaikan dengan orang lain. Melalui media sosial,

aktivitas-aktivitas pengungkapan diri dapat dilakukan hampir tanpa hambatan

psikologis, bahkan mungkin proses penetrasi sosial seperti layaknya dalam

jalinanan komunikasi antarpribadi, dari tahapan orientation menuju stabel exchange bisa berjalan dengan intensif. Meskipun dampak negatif dari pemakaian

media sosial juga tidak bisa dihindari.

Dalam catatan McQuail (2010:141), ada perubahan-perubahan penting

yang berhubungan dengan munculnya media baru, yaitu :

1. Digitalisasi dan konvergengsi semua aspek dari media.

(29)

3. Mobilitas dan delokasi pengiriman dan penerimaan (pesan).

4. Adaptasi publikasi dan peran-peran khalayak

5. Munculnya beragam bentuk baru dari media “gateway”, yaitu pintu masuk untuk mengakses informasi pada Web atau untuk mengakses Wen itu sendiri.

2.1.6 Tinjauan Tentang Internet

Istilah internet pada mulanya diciptakan oleh para pengembangnya

karena mereka memerlukan kata yang dapat menggambarkan jaringan dari

jaringan-jaringan yang saling terkoneksi yang tengah mereka buat waktu itu.

Internet merupakan kumpulan orang dan komputer di dunia yang seluruhnya

terhubung oleh bermil-mil kabel dan saluran telepon.

“Internet (International Networking) atau Net adalah kumpulan luas dari jaringan komputer yang saling terhubung di seluruh dunia, mulai dari komputer kecil (personal computer atau PC) di rumah-rumah sampai komputer besar diperusahaan-perusahaan”. (Deni Darmawan, 2012:97)

Fasilitas internet yang paling terkenal, yaitu World Wide Web (WWW),

adalah bagian internet yang relati baru, sedangkan fungsi seperti mengirim dan

menerima Elektronik Mail (E-Mail) sudah dimanfaatkan orang selama lebih

dari 30 tahun.

2.1.7 Tinjauan Tentang Media Sosial

Media sosial merupakan sebuah media online, dengan para penggunanya

bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,

(30)

digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Sementara jejaring sosial merupakan

situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung

dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial

terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional

menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan

internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi

dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta

membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Situs media sosial mempunyai banyak bentuk seperti blog, microblog

(Twitter), jejaring sosial (Facebook dan Linkedln), situs media-sharing (Youtube,

Flikr, Slideshare), situs social bookmark dan voting (digg, reddit), situs review (Yelp), forum dan dunia virtual (Second Life). Tentunya setiap bentuk situs media

sosial memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing, misalnya Twitter

menonjolkan percakapan interaktif dalam pesan text yang disebut tweet, Facebook

menonjolkan jaringan relasi pertemanan, youtube menonjolkan database dan sharing video serta Second Life menonjolkan dunia virtual 3D dimana setiap orang

dapat melakukan aktivitas harian layaknya di kehidupan nyata.

Dalam jurnalnya yang berjudul Journal of systems and technology, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai

berikut :

“Sosial media adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang

(31)

Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial

pun ikut tumbuh dengan pesat. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media

sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak

hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia dikarenakan kecepatannya

media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional

dalam menyebarkan berita-berita.

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang

seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti

televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang

banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Seorang pengguna media sosial

bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang

aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan

sendiri tanpa karyawan.

2.1.8 Tinjauan Tentang Tinder

Tinder pertama kali diluncurkan pada Agustus 2012 oleh Sean Rad, Justen

Mateen, dan Jonathan Badeen. Saat di luncurkan ketiga pendiri Tinder ini

menyebutkan bahwa media Sosial Tinder merupakan inovasi terbaru dalam

mencari relasi terutama teman kencan. Ketiga pendiri Tinder ini juga menjelaskan

bahwa berdasarkan pengamatan yang mereka amati selama berkecimpung dalam

(32)

tingkat penolakan yang cukup besar. Hal ini dikarenakan media sosial dan situs

online dating hanya berfokus pada foto profil dan informasi yang dapat di buat

sendiri, tidak tersinkronisasi dengan media sosial lainnya sehingga memungkinkan

banyaknya aksi pemalsuan identitas dan penolakan dari sesama teman online

dating. Siapa saja dapat langsung berkomunikasi hanya dengan melihat foto

profilnya saja. Berbeda dengan Tinder yang dimana penggunanya hanya dapat

berkomunikasi jika satu sama lain memiliki “matches” atau menekan tombol

“love” bersamaan. Jadi probabilitas penolakan oleh teman online dating lebih

kecil. Itulah yang membuat Tinder berbeda dibandingkan dengan media sosial

online dating lainnya. Tinder dibuat dalam naungan IAC (Inter Active Corp), sebuah perusahaan media digital terbesar di Amerika dari berbagai situs dan

aplikasi kencan seperti Match, OKcupid dan How About We. Tinder menawarkan

sebuah aplikasi yang bisa mempertemukan seseorang dengan teman yang memiliki

hobi yang sama atau bahkan dapat menemukan pasangan idaman. Tidak hanya itu,

Tinder juga memberikan suatu ruang untuk mengabadikan momen kemudian di simpan di album yang tersedia dalam Tinder. Tinder juga sering di sebut sebagai

aplikasi pencari teman kencan. Pada awalnya Tinder terlebih dahulu diperkenalkan

kepada para mahasiswa di University Of Southern California. Salah satu pendiri Tinder Sean Rad, melakukan suatu riset dan pengamatan yaitu mengukur seberapa

besar respon masyarakat terutama mahasiswa terhadap adanya media sosial Tinder

ini, dan hasilnya memuaskan, menurut technosia.com Sean Rad mengungkapkan

(33)

Setelah itu Sean Rad pun mendatangi Universitas yang kedua untuk melakukan

percobaan yang sama, dan hasilnya juga mendapat respon yang postif. Kemudian

Sean Rad berpikir bahwa Tinder cocok dengan kondisi dan kehidupan mahasiswa

pada saat ini. Karena media sosial ini telah memberikan pendekatan yang lebih

halus dan lebih “intim” dalam mencari relasi ataupun mencari pasangan. Sehingga

media sosial ini terus di kembangkan secara intensif di IAC selama beberapa bulan

hingga akhirnya resmi di luncurkan pada Oktober 2012.

Media Sosial Tinder dapat diunduh gratis. Aplikasi ini bekerja dengan mengandalkan system satelit navigasi yang dapat mengatur jarak dan lokasi

tertentu. Tinder termasuk aplikasi yang cukup populer di Apple Store dan Google

Store. Di kedua platform diastribusi aplikasi, Tinder termasuk dalam 10 besar daftar aplikasi favorit untuk kategori gaya hidup. Sean Rad mengungkapkan

aplikasi ini dibuat berdasarkan pengamatannya terhadap gaya hidup masyarakat

modern yang super sibuk sehingga tidak sempat untuk bertemu dengan teman

kencan. Maka dari itu Sean Rad memutuskan untuk membuat aplikasi Tinder untuk memudahkan seseorang yang super sibuk dalam mencari jodoh. Dalam

konferensi pers nya Sean Rad juga mengatakan bahwa dalam dunia nyata biasanya

seseorang mengirimkan sinyal secara tidak sadar kepada orang-orang apakah

menunjukan ketertarikan atau tidak, dan dirinya menginginkan hal tersebut

menjadi suatu norma.

Tinder menggunakan profil facebook untuk mengumpulkan informasi

(34)

pengguna Tinder itu sendiri, karena informasi mengenai profil seseorang di Facebook dapat di percaya. CEO Tinder mengatakan bahwa Tinder

mengutamakan keamanan dari para konsumennya, dan seiring dengan berjalannya

waktu Tinder akan terus mengoptimalkan sistem keamanan dan perlindungan

informasi para penggunanya. Tinder juga tidak akan memposting apapun di

facebook atau pun di wall penggunanya. Cara mengunakan media sosial Tinder tidaklah rumit. Media sosial ini di buat tanpa ada formulir atau persyaratan lainnya

yang cukup rumit, secara otomatis data diri atau identtas pengguna dari facebook

sudah terdata secara otomatis di Tinder, jadi para pengguna bisa langsung

menggunakan Tinder. Pada Juni 2014 Tinder menambahkan fitur baru yaitu

“Moments”.sebuah fitur penyimpanan foto. Tinder juga menambahkan fitur

lainnya seperti kemampuan mengedit foto, menambahkan gambar, atau

menyediakan filter yang dapat dipilih oleh pengguna untuk memberikan efek pada

foto.

Namun selama 2 tahun kemunculannya di dunia maya, Tinder juga sempat

memuncukan kontroversi. Karena Tinder membutuhkan informasi dari akun

facebook, maka terdapat beberapa akun tinder palsu. Hal ini memunculkan

kekhawatiran karena ada kemungkinan Tinder dapat di salah gunakan. Selain itu

badan pengawas keamanan online Amerika Serikat Symantec menginformasikan

kepada Tinder bahwa ada spam dari profil-profil palsu Tinder tadi, sehingga Tinder diminta untuk lebih memperketat sistem keamanan. Kasus lainnya pada

(35)

Tinder,location pada Tinder tidak berfungsi. Sehingga para penggunanya tidak

dapat mengetahui berapa jarak para matches nya. Kemudian juru bicara Tinder

mengatakan bahwa kerusakan system tersebut dapat di atasi dalam kurun waktu

kurang dari 48 jam. Juru bicara Tinder juga mengungkapkan privasi dan sekuritas

pelanggan tetap menjadi prioritas utama.

2.1.9 Tinjauan Tentang Relasi

Relasi merupakan hubungan antar manusia yang dimana relasi tersebut

menentukan struktur masyarakat. Relasi juga bisa dikatakan sebagai jalinan

interaksi yang terjadi antar perorangan atas dasar status atau peranan sosial.

(Carrie, 2009 : 48) Relasi merupakan hal yang sangat penting untuk dibangun.

Banyak hal yang di bicarakan berkaitan dengan relasi. Dalam kehidupan

sehari-hari kita mengenal istilah relasi bisnis, relasi pertemanan, relasi antar dosen dan

mahasiswa dan berbagai macam relasi lainnya. Relasi sangat membantu kita untuk

bersosialisasi terlebih mengingat manusia sebagai makhluk sosial. Relasi dapat

membuat hidup seseorang bahagia, selain itu relasi juga berperan dalam kehidupan

kita untuk menggapai kesuksesan. Tidak sulit untuk mendapatkan relasi, relasi bisa

di dapatkan jika kita mau bersosialisasi dan menerima seseorang untuk menjadi

teman dengan tangan terbuka. Setelah itu relasi pertemanan bisa terjalin.

(36)

Unikom secara resmi berdiri pada tanggal 8 Agustus 2000 dengan

membuka 11 program studi yaitu di antaranya Teknik Komputer, Manajemen

Informatika, Teknik Industri, Teknik Arsitektur, Perencanaan Wilayah dan Kota,

Ilmu Hukum, Ilmu Komunikasi, Ilmu Pemerintahan, Desain Interior, dan Desain

Komunikasi Visual. Berdasarkan website Unikom, setiap tahunnya Unikom menerima 2000 mahasiswa dan masuk ke dalam berbagai macam jurusan.

Mahasiswa paling banyak jumlahnya yaitu mahasiswa dari Fakultas Teknik dan

Komputer dengan jumlah mahasiswa 9463 berdasarkan data dari website ftik.unikom.ac.id. Pada tahun 2015 ini Unikom menerima mahasiswa baru dengan

jumlah mahasiswa baru sebesar 15.000 yang berasal dari berbagai macam pelosok

tanah air. Berdasarkan website resmi Unikom yaitu www.unikom.ac.id. Saat ini Unikom memiliki 6 Fakultas dengan 23 program studi.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Kerangka Teoritis

Kerangka Pemikiran merupakan narasi atau uraian tentang kerangka konsep

pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau di rumuskan. Dalam kerangka

pemikiran ini peneliti akan mencoba menjelaskan dan menjabarkan masalah penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba membahas Perilaku Komunikasi Para Pengguna

(37)

Pada kerangka teoritis ini peneliti mengacu pada definisi perilaku komunikasi

dari Prof. Dr. Engkus Suwarno yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi adalah

tindakan atau kegiatan seseorang, kelompok, atau khalayak ketika terlibat dalam proses

komunikasi. Selain itu peneliti juga mengambil definisi perilaku komunikasi dari

Joseph Devito yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi bersifat komunikasi, yaitu

dalam suatu interaksi perilaku demikian selalu mengkomunikasikan sesuatu sebagai

bahan acuan penelitian. Definisi perilaku komunikasi lainnya yang peneliti ambil

sebagai bahan acuan penelitian yaitu definisi perilaku komunikasi dari Rogers M

Everett yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari

individu atau kelompok di dalam menerima dan mencari informasi yang diindikasikan

dengan adanya partisipasi hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan hubungan

dengan agen perubahan, keterdedahan dengan media massa, keaktifan dalam mencari

informasi, dan pengetahuan mengenai hal-hal yang baru. Ketiga definisi perilaku

komunikasi tersebut menjadi bahan acuan peneliti dalam penelitian yang berjudul

Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi

Pertemanan di Kalangan Mahasiswa Unikom.

2.2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan di atas, maka tergambar beberapa

konsep yang akan dijadikan sebagai acuan peneliti dalam mengaplikasikan penelitian

ini. Kerangka pemikiran teoritis diatas akan diterapkan dalam kerangka konseptual

(38)

Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan Mahasiswa

Unikom”

Perilaku komunikasi menurut Prof. Dr. Engkus Kuswarno dalam Buku

Etnografi Komunikasi berasumsi bahwa perilaku komunikasi merupakan tindakan atau

kegiatan seseorang, kelompok, atau khalayak ketika terlibat dalam proses komunikasi.

Penggunaan media sosial Tinder oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Unikom akan

memunculkan perilaku komunikasi tertentu pada saat melakukan proses komunikasi di

media sosial Tinder. sementara perilaku komunikasi menurut Joseph Devito yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi bersifat komunikasi, yaitu dalam situasi

interaksi perilaku demikian selalu mengkomunikasikan sesuatu. Dari definisi tersebut

dapat di katakan bahwa segala macam perilaku yang di tunjukan pada saat berinteraksi

di media sosial Tinder, merupakan bagian dari komunikasi. Dilihat dari isi percakapan

di media sosial Tinder. definisi lainnya yaitu di kemukakan oleh Rogers M Everett yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari individu

atau kelompok di dalam menerima dan mencari informasi yang diindikasikam dengan

adanya partisipasi hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan hubungan dengan

agen perubahan, keterdedahan dengan media massa, keaktifan dalam mencari

informasi, dan pengetahuan mengenai hal-hal yang baru. Segala macam proses

komunikasi yang di lakukan dalam media sosial Tinder akan memunculkan perilaku

komunikasi tertentu tergantung dari masing-masing individu yang menggunakannya.

(39)

Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi di Kalangan

Mahasiswa Unikom yaitu di antaranya akan di jabarkan sebagai berikut.

1. Interaksi, cara informan sebagai pengguna media sosial Tinder dalam berkomunikasi

2. Tindakan, Hal- hal yang dilakukan oleh pengguna yang dalam hal ini

mahasiswa Unikom untuk menarik perhatian lawan bicaranya.

3. Hubungan, wujud kesinambungan interaksi antara pengguna dengan lawan

bicaranya.

Gambar 2.1

Gambar Bagan Penelitian (Sumber : Peneliti 2015) Mahasiswa UNIKOMM

Perilaku KomunikasiM

Interaksi

Hubungan

Perilaku Komunikasi Mahasiswa UNIKOM

Pengguna Tinder

(40)

Berdasarkan alur pemikiran di atas, peneliti mencoba mendeskripsikan langkah

dan tahapan yang muncul dalam pemikiran sehingga terbentuk rancangan yang tepat

untuk di analisis. Perilaku komunikasi pengguna media sosial Tinder merupakan landasan dari penelitian ini. Peneliti memilih media sosial Tinder karena media sosial

Tinder merupakan salah satu media sosial baru selain itu mengingat mahasiswa Unikom yang mayoritas mempunyai media sosial dan beberapa di antaranya

menggunakan Tinder, sehingga membuat peneliti tertarik untuk meneliti perilaku

(41)

37 3.1 Metode Penelitian

Dalam metode penelitian ini, peneliti memaparkan mengenai desain

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan dan teknik analisa

data berkenaan dengan penelitian yang di lakukan.

3.1.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan bagian dari perencanaan penelitian yang

menunjukan suatu usaha peneliti dalam melihat apakah penelitian yang

direncanakan telah memiliki validitas internal dan validitas eksternal yang

komprehensif. Peneliti memilih desain penelitian kualitatif, karena pokok

permasalahan yang peneliti ambil dalam penelitian ini bersifat alami sesuai

dengan fenomena yang ada pada saat ini. Selain itu peneliti bisa

mengembangkan masalah tersebut lebih mendalam sehingga dapat memahami

pokok permasalahan lebih mendalam dan spesifik.

Denzin dan Lincoln (1998:3) menyatakan bahwa :

“Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretif

(menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode dalam

menelaah masalah penelitian lainnya.”

Denzin dan Lincoln juga menjabarkan bahwa berbagai metode dalam

(42)

maksudkan agar peneliti memperoleh pemahaman yang komprehensif

(holistik) mengenai fenomena yang di teliti.

Sementara Bodgan dan Taylor (dalam Moleong, 2010:4) menyatakan

bahwa:

“Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati.”

Moleong (2010:13) dalam bukunya menjabarkan bahwa ada 11

karakteristik metode penelitian kualitatif yaitu manusia sebagai instrument

utama, menggunakan latar alamiah, menggunakan pengamatan wawancara

untuk menjaring data dan menganalisis data secara induktif, menyusun teori

dari bawah ke atas (seperti ground theory), menganalisis data secara efektif,

lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi masalah penelitian,

berdasarkan focus, menggunakan kriteria tersendiri (seperti triangulasi,

pengecakan sejawat uraian rinci dan sebagainya) untuk memvaliditasi data,

menggunakan desain sementara, dan hasil penelitian di rundingkan dan di

sepakati bersama oleh manusia dan di jadikan sebagai sumber data.

Studi penelitian ini secara Deskriptif menurut Issac dan Michael

(1981:46) menyatakan bahwa :

“Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa.

Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Beberapa penulis memperluas penelitian deskriptif kepada segala penelitian selain penelitian historis

dan eksperimental. Mereka menyebut metode yang “melulu” deskriptif

sebagai penelitian survey.”

Deskriptif di artikan melukiskan variabel-variabel satu demi satu.

(43)

dari inferensial. pada hakekatnya metode deskrtiptif mengumpulkan data

secara secara univariate. Karakteristik data di peroleh dengan ukuran-ukuran

kecenderungan pusat atau ukuran sebaran. Ciri dari metode deskriptif ialah titik

berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting). Peneliti

bertindak sebagai pengamat, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku

observasinya.

Penelitian deskriptif tidak jarang melahirkan apa yang di sebut Seltiz,

Wrightsman, dan Cook sebagai penelitian yang Insightstimulating yakni peneliti terjun ke lapangan tanpa di bebani atau di arahkan oleh teori.

Menurutnya, peneliti bebas mengamati objeknya, menjelajah, dan menemukan

wawasan-wawasan baru sepanjang jalan. Penelitiannya terus menerus

mengalami reformulasi dan redireksi ketika informasi-informasi baru di

temukan. Hipotesis tidak datang sebelum penelitian. Hipotesis-hipotesis baru

muncul dalam penelitian. Perspektif seperti ini memerlukan kualifikasi yang

memadai, pertama, peneliti harus memiliki sifat yang reseptif Ia harus selalu

mencari, bukan menguji. Kedua peneliti harus memiliki kekuatan integrative

yakni kekuatan untuk memadukan berbagai macam informasi yang di

terimanya menjadi satu kesatuan penafsiran.

Jadi, penelitian deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), tetapi juga

memadukan (sintetis). Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi.

Dari penelitian deskriptiflah di kembangkan berbagai penelitian korelasional

(44)

3.2 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian peneliti. Beberapa macam

teknik pengumpulan data yang di lakukan peneliti yaitu di antaranya sebagai

berikut.

3.2.1 Studi Pustaka

Untuk lebih memahami apa yang akan di teliti, maka perlu adanya

materi-materi dari studi pustaka untuk membuat penelitian mejadi lebih baik.

Menurut M. Nazir dalam bukunya berjudul “Metode Penelitian”

mengemukakan bahwa yang di maksud dengan studi pustaka yaitu :

“Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan, dan laporan yang ada hubunganya dengan masalah

yang di pecahkan.” ( Nazir, 1988 :111 ).

Peneliti menggunakan beberapa studi pustaka dalam penelitian ini yaitu :

a. Referensi buku yang menunjang peneltian

Sebelum peneliti memulai penelitian, peneliti mencari beberapa buku yang

di anggap menunjang untuk penelitian ini.

b. Laporan dan jurnal dari sumber-sumber yang terkait dengan penelitian.

Saat peneliti melakukan penelitian, peneliti melihat tinjauan terdahulu dari

skripsi-skripsi terdahulu dari berbagai macam kampus sebagai bahan

referensi peneliti .

(45)

Peneliti juga melihat referensi dari internet berupa jurnal elektronik dan

e-books untuk melihat keakuratan data dan mencari data yang tidak bisa di

dapatkan dari informan.

3.2.2 Studi Lapangan

Adapun studi lapangan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Wawancara Mendalam atau indepth interview

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambal bertatap muka antara pewawancara dengan

responden atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat

dalam kehidupan sosial yang relatif lama. (Sutopo, 2006:72).

Adapun pedoman wawacara sebagai berikut :

1. Recorder

Recorder di gunakan untuk merekam segala percakapan yang di lakukan

antara peneliti dan nforman terkait penelitian. Peneliti berhak merekam

perbincangan selama wawancara setelah informan setuju

perbincangannya di rekam.

2. Kamera

Kamera berfungsi untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan

(46)

maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih terjamin,

karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.

Wawancara di lakukan oleh peneliti kepada orang – orang yang di

kategorikan merupakan penguna media sosial Tinder. Yaitu kepada 6

mahasiswa Unikom yang menggunakan Tinder. Dimana pemilihan informan dilakukan berdasarkan hasil observasi yang di awali dengan

mewawancarai mahasiswa dari 6 fakultas (S1) berbeda di Unikom, dan

setelah melakukan pra riset, peneliti mendapatakan 6 informan yang di

ambil dari setiap fakultas berbeda di Unikom.

2. Observasi

Pengertian observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti

melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat

dari dekat kegiatan yang di lakukan.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi partisipan di mana

peneliti mengamati sekaligus terlibat dalam penelitian tersebut. Selain

peneliti mengamati mahasiswa pengguna media sosial Tinder peneliti juga

menggunakan Tinder untuk mengetahui keakuratan data dengan data yang di peroleh dari informan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah istilah bentukan dari kata dokumen. Dokumentasi yaitu

suatu kegiatan berupa pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan,

penemuan kembali dan penyebaran suatu dokumen. Dalam hal ini peneliti

(47)

3.2.3 Teknik Penentuan Informan

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki

informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai

informasi mengenai objek penelitian tersebut. Dalam hal ini, informan

merupakan sumber data penelitian yang utama yang memberikan informasi dan

gambaran mengenai pola perilaku dari kelompok masyarakat yang diteliti.

(Kuswarno, 2008 : 162).

Dalam menentukan, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan

dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono dalam

bukunya Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif, Kualitatif dan R & D

(2011) menyebutkan bahwa :

Purposive sampling adalah ”teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Petimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menejelajahi objek/situasi sosial yang diteliti”.

(Sugiyono, 2011:218- 219).

Pada penelitian ini, peneliti memilih 6 informan mahasiswa Unikom

yang menggunakan media sosial Tinder. Jumlah 6 orang didasarkan pada

jumlah fakultas Strata 1 (S1) yang berjumlah 6 fakultas. Ke 6 informan yang

akan diwawancara adalah benar-benar mahasiswa Unikom yang menggunakan

Tinder. Informan dipilih untuk dijadikan sebagai sumber informasi dan akan

dimintai keterangannya melalui wawancara mendalam.

Pada tabel di bawah ini terdapat 6 informan dari 6 fakultas yang berbeda

(48)

Imam dari Fakultas Desain, Rahmat dari Fakultas hukum, Nelida dari Fakultas.

Sastra, Rendi dari Fakultas Ekonomi. Peneliti memilih keenam informan

tersebut karena ketiganya sudah cukup lama menggunakan Tinder, yaitu lebih

dari 3 bulan selain itu ketiganya juga memiliki jumlah matches di atas 100

matches. Selain itu Noky yang merupakan salah satu informan juga pernah bertemu secara langsung dengan matchesnya. Berikut ini merupakan tabel penelitian informan.

Tabel 3.1

Data Informan

NO NAMA L/P FAKULTAS UMUR KETERANGAN

1. Noky Perempuan Teknik 22 6 Bulan

2 Nelida Perempuan Sastra 22 6 Bulan

3 Annisa Perempuan Fisip 22 8 Bulan

4 Rahmat Laki-Laki Hukum 21 7 Bulan

5 Imam Laki-Laki Desain 24 3 Bulan

6 Rendi Laki-Laki Ekonomi 20 4 Bulans

(Sumber : Peneliti 2015)

3.3 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian.

Peneliti menggunakan uji credibility (validitas internal) atau uji kepercayaan

terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid

atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1  Gambar Bagan Penelitian
Tabel 3.1 Data Informan

Referensi

Dokumen terkait

Pada pola terkait hal ini yang telah dijabarkan di atas, ketika komunikasi disampaikan oleh pengguna Path yang bertindak sebagai komunikator menyampaikan pesannya, yaitu

Tetapi dari interaksi yang sering mereka lakukan dapat membawa manfaat dan efek positif dari media sosial Path ini, para mahasiswa Raharja dapat berbagi dan mendapatkan informasi

Cara Mahasiswa Ilmu Komunikasi mengomunikasikan identitas sosial yaitu pengguna berusaha untuk menampilkan diri sebaik mungkin dengan menampilkan moment terbaik

Perkembangan teknologi komunikasi dan internet yang sangat menjanjikan di satu pihak, dan jumlah pengguna media sosial, khususnya dari kalangan generasi muda yang semakin

Berdasarkan permasalahan itu maka dilakukan telaah isi pelanggaran etika media sosial dalam penggunaan Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan

Penelitian ini berjudul Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram

Hasilnya adalah menjalin hubungan persahabatan dengan mahasiswa yang berbeda suku dalam komunikasi antarpribadi di program studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri