Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN I
Pengantar
Mata kuliah ini merupakan pendukung dari kelas “studio”. Pengetahuan bahan interior
merupakan mata kuliah yang mempelajari karakteristik, spesifikasi dan pengolahan bahan
interior yang dikaitkan dengan aplikasi konsep perancangan interior fasilitas ruang.
Tujuan :
- Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat membuat keputusan
dalam menentukan material apa yang tepat untuk digunakan dalam merencana suatu
fasilitas interior termasuk furnitur di dalamnya dengan disertai pemahaman yang
baik mengenai karakteristik setiap material yang dipilih dalam pengaplikasiannya.
Memperlihatkan film dokumenter tentang “Material”
Literatur Pendukung :
Pile, John f. 1995. Interior Design 2nd edition.New York : Harry N. Abrams.Inc Lucky, S. 1988. Diktat Teknologi Bahan. Bandung : Penerbit ITB
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN II
Elemen Interior
Sebuah ruang, terbentuk dari beberapa elemen pendukung.
Untuk menunjang estetis, pemakaian material sangat berpengaruh terhadap kesan yang
akan disampaikan desainer terhadap karyanya. Misalnya:
- Jika desainer menginginkan suasana elegan, maka material yang dipilih adalah
material yang sesuai dengan tampilan elegan (granit dan marmer).
- Jika desainer menginginkan tampilan country, maka material yang dipilih biasanya berasal dari material kayu.
Elemen arsitektur dan interior secara sifatnya dibagi atas dua :
a. Elemen Struktural
b. Elemen Non-struktural
Elemen struktural adalah elemen-elemen atau komponen utama pembentuk sebuah ruang.
Diantaranya : lantai, kolom, ceiling. Dinding
Lantai
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 2 Sedangkan elemen non-struktural adalah elemen tambahan (yang tidak mesti ada).
Misalnya pintu, jendela, furniture, dinding, dan lain-lain.
Material ‘ditempelkan’ pada elemen struktural maupun nonstruktural dengan pemilihan
yang sesuai dengan kebutuhan ruang.
Tipe- tipe material :
1. Natural Materials
Merupakan tipe material yang bisa digunakan langsung tanpa ada pengolahan
terlebih dahulu. Misalnya kayu dan batu. Untuk jenis kayu, serat kayu natural
dipertahankan sebagai bagian yang ditonjolkan estetisnya.
2. Processed Materials
Merupakan material yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dipakai. Pengolahan
bisa dengan cara memakai jenis material yang sama atau dengan
mengkombinasikan dua material yang berbeda. Dalam pengolahan material, tidak
jarang memakai bahan kimia sebagai campurannya.
3. Synthetic Materials
Merupakan tipe material yang secara ‘pure’ buatan manusia dan mesin. Misalnya
plastik.
Dalam mengolah material, desainer juga harus memperhatikan efeknya terhadap
lingkungan. Akhir-akhir ini muncul wacana ‘material ramah lingkungan’. Maksud dari
material ramah lingkungan ini adalah :
- Proses mendapatkan material tidak merusak lingkungan’
- Tidak memakai bahan beracun
- Durability tinggi
- Limbah pengolahannya bisa digunakan kembali.
- Dan lain-lain
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN III KAYU
a. Kulit Luar : bagian ini kering dan bersifat sebagai pelindung
b. Kulit dalam : bagian lunak, basah. Fungsi untuk mengangkut makanan dari daun ke
bagian lain dari tumbuhan.
c. Kambium : berada di bagian kulit dalam. Bagian yang membuat sel-sel kulit dan
sel-sel kayu
d. Kayu gubal ; mengangkut air dan zat makanan dari tanah ke daun
e. Kayu teras ; bagian yang dimanfaatkan untuk bangunan. Merupakan perubahan
perlahan-lahan dari gubal. Tahan serangga, bubuk kayu dan jamur.
f. Hati : lingkaran kecil di tengah
g. Jari teras : penyimpanan dan peralihan bahan.
Kepadatan kayu
= berhubungan dengan berat jenis kayu dan kekuatannya. Semakin ringan kayu,
semakin kurang kepadatannya, semakin kurang pula kekuatannya. a
b
c
d e
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 2 a. Berat Jenis, merupakan perbandingan berat dan volume kayu dalam keadaan kering
udara dengan kadar air sekitar 15 % (tergantung iklim setempat). Indonesia sekitar
12-20%.
b. Kekuatan Kayu, kekuatan, kekerasan dan sifat teknis lain pada kayu berbanding
lurus dengan berat jenisnya. Tetapai ada faktor lain yang mempengaruhi kekuatan
kayu tersebut, yaitu susunan dari kayu tersebut.
Kelas Kuat Berat Jenis Kekuatan
Lengkung(kg/cm2)
Kekuatan Tekan(kg/cm2)
I >= 0.90 >= 1100 >= 650
II 0.90 – 0.60 1100 - 725 650 – 425
III 0.60 – 0.40 725 – 500 425 – 300
IV 0.40 – 0.30 500 – 360 300 – 215
V =<0.30 =<360 =<215
Mata Kayu
Kayu bermata seringkali tidak dijadikan pilihan dengan alasan keberadaan mata kayu
membuat serat kayu berubah sehingga kekuatan kayu berkurang. Namun terkadang
keberadaan mata kayu dapat menambah nilai estetis pada rancangannya.
Pada pemakaian balok atau tiang kayu ber’mata’ yang bersifat konstruksional, maka perlu diperhatikan letak dan besarnya mata kayu, sehingga masih dapat ditoleransi untuk
memikul tugas tersebut :
a. Besar mata kayu tidak boleh melebihi ¼ lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari
5cm
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 3
Corak Kayu
Corak yang terjadi pada kayu siap pakai, ditentukan oleh teknis pemotongannya. Secara
umum ada dua tipe penggergajian, yaitu :
a. Penggergajian rata
Metode ini menghasilkan potongan kayu yang maksimum dan ekonomis. Tetapi
orientasi serat yang dihasilkan berbeda-beda.
b. Penggergajian Perempat
Penggergajian ini menghasilkan potongan kayu yang coraknya lebih rapat dan
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN IV
Pengenalan Jenis Kayu
Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara
memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan memeriksa
sepotong kecil kayu. Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada umumnya dengan cara
memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti penampakan kulit, warna kayu
teras, arah serat, ada tidaknya getah dan sebagainya.
Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian, moulding, dan
sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya memperhatikan sifat-sifat kasar yang
mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu jati (Tectona grandis) memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu tersebut diamati dalam bentuk barang jadi
dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka
satu-satunya cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara
memeriksa sifat anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia,
dimana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai dalam
penentuan je-nis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur).
Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk mengenal
kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan
suatu jenis kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih
baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan
mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 2 menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain
adalah :
a. warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
b. tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
c. arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
d. gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
e. berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
f. kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
g. lingkaran tumbuh,
h. bau, dan sebagainya.
Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10 kali. Sifat struktur yang diamati adalah :
a. Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai
lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar. Pori dapat dibedakan
berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi).
b. Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang,
parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih cerah
dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan
atas hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori).
c. Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-garis yang sejajar dengan
warna yang lebih cerah dibanding warna sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 3 d. Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada
setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu, misalnya beberapa
jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran
interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar
jari-jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya
saluran interseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara
sel-sel kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil.
e. Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya
terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.)
f. Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai
pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti kempas
(Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus).
g. Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam
tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu yang sering
memiliki gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati (Tectona grandis) dan api-api (Avicennia spp).
Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur kayu daun lebar dan sifat struktur
kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak mempunyai pori-pori kayu seperti halnya
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN 5
Dari sifatnya, kayu memiliki keawatan yang beragam, Badan Penelitian Dan
Pengembangan Teknologi Hasil Hutan membagi keawetan kayu Indonesia dalam lima
kelas awet sebagi berikut :
Keawetan kayu
No Kondisi I II III IV V
1 Selalu
berhubungan
dengan tanah
lembab
8 thn 5 thn 3 thn Sangat
pendek
Sangat
pendek
2 Hanya dipengaruhi
cuaca
20 thn 15 thn 10 thn Bbrp thn Sangat
pendek
3 Di bawah atap,
tidak berhubungan
dengan tanah
lembab Tak terbatas Tak terbatas Sangat lama
Bbrp thn Pendek
4 = 3, tapi dipelihara
dengan baik, dan di
cat secara teratur
Tak terbatas Tak terbatas Tak terbatas
20 thn 20thn
5 Serangan rayap
tanah
Tidak Jarang Agak
cepat
Sangat
cepat
Sangat
cepat
6 Serangan bubuk
kayu kering
Tidak Tidak Hampir
tidak
Tidak
berarti
Sangat
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 2
Pemanfaatan kayu olahan :
Veneer : irisan batang kayu berupa bidang atau lembaran tipis untuk keperluan konstruksi
dan dekorasi. Tebal irisan sekitar 2mm.
Tiga lapis veneer digabungkan menjadi tripleks, dengan arah urat kayu diselang-seling
berbeda 900. Bila veneer lebih dari tiga lapis (jumlah ganjil), hasilnya adalah multipleks.
a. Kayu lamina
Potongan-potongan kayu yang direkat dan di laminasi satu sama lain sehingga
didapat ukuran, bentuk dan mutu sesuai tujuan.
b. Kayu Komposit Struktural
Kayu olahan ini dibuat dari lapisan kayu tipis, yang semua seratnya diorientasikan
dalam arah memanjang dari potongan kayu tersebut untuk mencapai kekuatan lentur
yang maksimum, salah satu produknya : LVL ( Laminated Veneer Lumber) c. Panil Kayu struktural
Dibagi menjadi :
- Plywood/ panil kayu lapis, terbuat dari vinir kayu lapis yang direkat jadi satu.
Serat vinir pada bagian muka dan belakang berarah sama, sedang lapisan
dalamnya dibuat berselang seling dengan serat saling tegak lurus antara lapis
satu dengan yang lapis yang lain.
- Panil komposit, jenis ini menggunakan vinir kayu untuk bagian muka dan
belakang, namun dibagian tengahnya terbuat dari serat kayu pakai ulang.
- Panil tak bervinir.
Ruang antara dua lapis veneer dapat diisi dengan komponen kayu yang lain :
- Blockboard : potongan-potongan kayu kecil (blocks)
- Chipboard : bubur kayu
- Particle board : serpihan kayu
- Softboard atau hardboard : bubur kayu dicetak menjadi lembaran tanpa
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 3 - MDF : Medium Density Fiber , kayu yang dibubuk, dicetak, dipres dengan
densitas tertentu.
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN 6
Memperlihatkan contoh-contoh material kayu secara langsung/nyata.
Contoh ; kayu jati, bangkirai, pinus, sonokeling, dan lain-lain, lengkap dengan
penjelasan masing-masing identitas kayu.
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN 7
MATERIAL LANTAI
Pemilihan material lantai harus disesuaikan dengan beban yang akan dipakai.
Kayu - (sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya)
Keramik
- Motif, warna dan bentuknya beraneka ragam
- Perawatan mudah
- Terbuat dari tanah liat
- Tahan lama
- Tekstur beragam (ada yang matte dan glossy)
- Tahan air
- Harga beragam
- Untuk eksterior gunakan keramik yang bertekstur kasar.
- Bisa memuai.
- Cenderung memberikan kesan dingin
- Termasuk material ‘keras’ (kurang nyaman untuk dipijak) - Mudah pecah
- Nat antar keramik cepat kotor dan susah dibersihkan
- Ukuran/ dimensi ; 15x15 cm, 20x20, 30x30, 40x40, 50x50, 60x60 dengan tebal 1
cm.
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 2
Mozaik
- Merupakan potongan dari keramik, dimensi lebih kecil
- Tahan air
- Mudah dibentuk sesuai ukuran
- Memiliki tampilan yang hidup dan atraktif
- Memiliki ragam warna dan bentuk serta tekstur
- Tidak terlalu kuat menahan beban
- Pemakaian berlebihan bisa menciptakan kesan ‘ramai’. - Ukuran di pasaran biasanya 2x2 atau 5x5 cm.
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN 8
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN 9
MATERIAL LANTAI
Tegel (batu ubin)
- Terbuat dari tanah liat
- Termasuk material klasik
- Terasa sejuk saat diinjak
- Pemasangan mudah
- Sangat sesuai untuk ruangan bertema rustic
- Susah dipotong karena mempunyai dimensi yang tebal
- Tidak tahan terhadap air (jika tidak dilapisi dengan glasir)
---memperlihatkan contoh
Marmer
- Biasanya untuk ruang-ruang tertentu, seperti foyer, lobby
- Pola tidak ada yang sama
- Tahan lama
- Tampilan elegan
- Harga cenderung mahal
- Pemasangan cenderung susah, harus teliti
- Terkesan dingin dan kaku
- Mudah terkena noda
- Tidak tahan air (kecuali dilapisi pelindung)
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN 10
MATERIAL LANTAI
Terakota
- Terbuat dari tanah liat yang dibakar pada temperature rendah
- Terakota lebih berpori dibandingkan tegel
- Tidak keras dan nyaman dipijak
- Tahan lama
- Tahan air
- Cocok untuk daerah dapur, koridor, dan ruang makan
- Memerlukan perawatan rutin untuk mempertahankan sifat tahan airnya.
Granit
- Tampilan : semburat kilau seperti Kristal
- Sensitive terhadap noda karena permukaan yang berpori
- Perawatan lebih mudah dibandingkan marmer
- Warna masih terbatas
- Finishing flame texturing dan glossy
- Pemakaian granit bertahun-tahun lama kelamaan akan menjadi licin
- Tebal beraneka ragam
- Corak tidak ada yang sama
- Memberikan tampilan yang mewah
- Harga mahal
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 2
Batu kapur (lime stone)
- Biasa dipakai untuk interior bertemakan minimalis
- Finishing glossy dan matte
- Tahan lama
- Perwatannya mudah
- Memiliki tampilan yang netral
- Permukaan keras
- Mahal
- Bobot berat, sebaiknya tidak digunakan untuk lantai 2 dan seterusnya
- Pemasangan sulit.
Teraso
- Menyerupai batu alam
- Pemasangan bisa di cor langsung pada permukaan lantai dan ada juga yang dicetak
- Keuntungan dicor di tempat : dimensi tak terbatas
- Jika teraso cetak, harus diratakan lagi dengan mesin
- Tahan lama
- Perawatan mudah
- Tahan air karena tidak berpori
- Bisa dipakai untuk semua ruangan
- Agak mahal
- Tampilan keras
- Sulit dibongkar
Beton
- Dulu dianggap jelek dan kotor
- Sesuai untuk konsep modern tropis
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 3 - Lantai beton dapat diperoleh dengan cara ‘precast’ (lantai beton siap pakai),
pengecoran di tempat, concrete tile.
- Bersifat fleksibel (bisa diolah dengan beragam cara)
- Semakin tua usia lantai beton, semakin keras dan kuat kualitasnya
- Harga terjangkau
- Sangat fleksibel
- Perlu pengecekan rutin (1,5-3 tahun)
- Perawatan harus dibersihkan total dan dilapisi pelindung
- Kesan : dingin dan sejuk
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN 11
MATERIAL LANTAI Karpet
- Terbuat dari wol, nylon, dan wol nylon
- Mempunyai kesan lembut dan hangat
- Mempunyai aneka warna, motif, dan tekstur
- Harga beraga,
- Bersifat sebagai isolator bunti
- Menyimpan debu
- Tidak tahan air
- Perawatan cukup sulit.
- Terdiri dari dua jenis :
Cut pile (contoh)
Loop pile (contoh)
Serat alam
- Suistanable source (bisa didaur ulang) - Murah
- Tersedia dalam beragam kualitas
- Mempunyai variasi warna
- Sulit dibersihkan
- Hanya ruang-ruang tertentu yang bisa memakai material ini
- Contoh : eceng gondok, mendong, sea grass, bamboo, rotan, dan lain-lain
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN 12
MATERIAL DINDING
Kayu - (sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya), tambahan untuk dinding : Plywood, biasa dipakai untuk material dinding, pintu, jendela dan partisi.
- Ringan
- Data digunakan sebagai lembaran yang luas tanpa sambungan
- Bagian sisi tebal cukup kuat menahan beban
- Peka terhadap kelembaban, perlu perawatan intensif
Softboard
- Daya serap suara yang baik (biasanya digunakan untuk dinding ruangan studio
musik)
- Diproduksi dengan permukaan putih polos, berlubang atau bertekstur
- Tebal, 6,8,10,12,dan 50mm
- Rentan terhadap kelembaban
- Bahan lunak
- Pengerjaan mudah
- Tidak bisa dipakai untuk mebel
MDF
- Papan serat yang banyak dipakai untuk dinding partisi dan mebel
- Ringan
- Murah
- Kekuatan hampir sama dengan kayu lapis
- Peka terhadap kelembaban
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 2
Kaca
- Menghadirkan efek yang bernilai artistic
- Tahan lama
- Tahan air
- Bisa memantulkan cahaya
- Harga agak mahal
- Memiliki kesan dingin dan kaku
- Cocok untuk ruangan yang menampilkan kesan modern
- Licin
- Secara umum terdiri dari dua jeni, yaitu : tempered glass dan frosted glass.
- Sifat transparent dan translucent
- Tebal : 3mm, 5,6,8,9,12,15,20mm.
Batu Alam
- Batu candi
- Batu kali
- Batu palimanan
- Batu andesit
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN 13
MATERIAL CEILING (Langit-langit)
- Gypsum :
Material alam, Hydrated Calcium Sulfat
Berupa lembaran, dan bisa dicetak sesuai permintaan
Harga cukup murah
Tidak tahan air
Untuk dinding atau partisi biasanya mempunyai ketebalan 10-20mm,
sedangkan untuk ceiling 2-12 mm.
Bisa dipakai sebagai elemen estetis (untuk profil)
- Wallcover
Terdiri dari dua jenis : wall vynil (bahan plastic), dan wall paper 9bahan
kertas).
Cocok untuk elemen dekoratif
Tahan air untuk wall vynil
Tersedia dalam berbagai corak
- Material baja ringan
- Kayu
- Plastik (Fiber)
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 2
MATERIAL FURNITUR
- Acrylic
- Resin
- Plastik
- Stainless steel
- Alumunium
- Bamboo
- Rotan
LIGHT N BRIGHT
AMERIKA : ALUMINUM
INGGRIS : ALUMUNIUM
DAYA RENGGANG 90-140 N/MM2 (FURNITURE)
KONSTRUKSI : 500 N/MM2
CASTING : ZINC, IRON
TDK BERKARAT
EXTRUSION PROCESS
WELDABILITY (PROSES LAS MUDAH DISATUIN)
MACHINABILITY : MILLING/PENGGILINGAN
GLUEING
LOW TEMPERATURE PERFORMANCE
BUCKLING/LENGKUNG MENIPIS
EFFECT OF TEMPERATURE
FATIGUE 9CENDEREUNG GAGAL DALAM PROSES PENGERJAAN
THERMAL EXPANSION
ELECTROLITYC CORROSION
LARGE RIVETS /PAKU
Welding
EXTRUDED SECTIONS
ADHESIVE BONDING
MILLING
TEBAL MINIMAL 1.2 MM, PANJANG 10M, LEBAR
PLATE , KETEBALAN <= 6MM
SHEET O.5 , 0.6, 0.8, 1.0, 1.2, 1.5, 2.5, 3.0, 3.5, 4.0,
5.0, 6,0
TUBE
CLAD SHEET ; LEBIH TAHAN
TREDPLATE : ANTI LICIN
PROFILED SHEET
EMBOSSED SHEET
ISOLASI
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1
PERTEMUAN 15
Miscellaneous
Plastik
Penggunaan plastik sebagai bahan mebel relatif baru dibandingkan dengan penggunaan
bahan kayu dan besi.
Plastik adalah bahan sintesis yang dapat diformulasikan melalui komposisi kimia dengan
jumlah variasi yang tidak terhitung banyaknya. Dalam mebel, bahan plastik dapat
dikerjakan dengan banyak cara, tetapi yang paling lazim adalah dengan proses cetak atau
cor (casting molding).
Jenis bahan plastik terdiri dari dua kelompok besar, yaitu :
- Termoplastik
Jika dipanaskan menjadi empuk atau meleleh dan membeku bila didinginkan (sama
seperti lilin)
Termasuk dalam kelompok ini : acrylic, nylon, vynil, polyethylene, PVC.
- Plastik termoset
Jika dipanaskan mengeras. Termasuk dalam kelompok ini antara lain : resin,
fiberglass, epoxy, laminates, melamine, polyester, dan polyurethane (karet busa)
---memperlihatkan contoh material
Dina Fatimah – Universitas Komputer Indonesia Page 1