Standar Pelayanan Medis SPM dan Standar
Operasional Prosedur SOP ,
OBGIN
M A R E T 2 1 , 2 0 1 1 B Y A I S
SPM dan SOP OBGIN, suatu pedoman bagi klinisi untuk melakukan pelayanan dan melakukan tindakan di bidang kebidanan dan kandungan , biasanya kita pilih 10 kasus terbanyak yang ditangani, di UGD, rawat jalan, rawat , menurut standar akreditasi RS ada format khusus seperti berikut.
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan anak kurang dari 1000 gram.
Abortus komplit:
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
Abortus inkomplit:
Adalah sebagian konsepsi telah keluar dari vakum uteri, sebagian lagi masih tertinggal.
Abortus insipiens:
Adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih di dalam kavum uteri.
Abortus imminens:
Adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi pendarahan per vaginam ostium masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
Missed Abortion :
Adalah abortus dimana embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 0 minggu, akan hasil konsep seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 8 minggu atau lebih.
Abortus habitualis:
Adalah keadaan dimana terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.
Abortus Infeksiosus:
Abortus yang mengalami infeksi
Kriteria Diagnosa :
Ada terlambat haid atau amenorea kurang dari 20 minggu . Pendarahan per vaginam, mungkin disertai jaringan hasil konsepsi. Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis.
Diagnosa Banding :
Kehaliman ektopik Hipermenore
Abortus mola hidatidosa Mioma uteri bertangkai
Pemeriksaan penunjang :
b. Pemeriksaan darah
Standar tenaga : Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Perawatan RS :
Rawat inap
Umumnya setelah tindakan kuretage pasien abortus dapat segera pulang ke rumah. Kecuali bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak, yang menyebabkan anemia berat atau infeksi.
Terapi
I. Abortus imminens
a. Istilah baring, tidur baring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanis.
b. Penobarbital 3 x 30 mg sehari dapat diberikan untuk menenangkan penderita.
c. Tokolitik
d. Preparat progesterone 2-3x 1 tab setiap 8-12 jam
e. Antiprostaglandin 3x500mg
II. Abortus insipiens :
Bila kehamilan >12 minggu kuret atau drip oksitosin
Methylergometrin maleat 3×1 5 hari
Amoxycicillin 4×500 5 hr
III. Abortus inkompletus
1. Perbaiki KU
2. Kosongkan uterus
3. Methylergometrin maleat 3×1 5 hari
4. Amoxycicillin 4×500 5 hr
IV. Abortus kompletus
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya menderita anemis perlu diberikan sulfas ferrosus dan dianjurkan supaya makanannya banyak mengandung protein, vitamin dan mineral.
V. Missed abortion
Mengeluarkan jaringan nekrosis
v Pemeriksaan faal hemostasis
Kadar fibrinogen normal, jaringan konsepsi dapat segera dikeluarkan.
Sebaiknya bila kadar fibrinogen rendah, perbaiki dulu dengan cara memberikan fibrinogen kering atau darah segar.
Kehamilan < 12 minggu langsung kuretase
Kehamilan > 12 minggu misoprostol 1 tab/ intra vaginal/tiap 6 jam/ 1hari dilanjutkan dengan drip oxytosin dan kuretase
Disarankan monitoring fibrinogen serum
Penyulit
Biasanya anemia post hemorragia. Pengobatannya adalah pemberian darah atau komponen darah.
b. Infeksi
Kasus abortus yang datang dalam keadaan infeksi harus mendapat payung antibiotik dulu, sebelum dilakukan evakuasi. Sedangkan tindakan evakuasi sendiri dapat menimbulkan infeksi. Untuk itu perlu diberikan antibiotika profilaksia.
c. Perforasi
Merupakan komplikasi tindakan kuretase
Untuk mencegah perforasi :
Pemberian uterotonik
Kuretase secara sistematis dan lege artis. Informed Consent Perlu, sebelum dilakukan kuretase
Konsultasi Tidak ada
Lama Perawatan Pasca kuretase pasien tidak perlu dirawat, kecuali ada komplikasi
Masa Pemulihan Pasien abortus dapat diberikan cuti sakit paling lama 2 minggu
Output Sembuh
PA Jaringan konsepsi dapat dikirim ke lab, Patologi anatomi bila fasilitas memungkinkan
Otopsi -
Referensi
1. Cuningham F.G.MD, Mac Donald P.C.MD, Garet N.F.MD, Abortion, William Obstetric 18ed, Applenton & Large Connecticut p.489-509
2. Jones, G.C. Jones H.W. Infertility recurret dan spontaneous abortion, In: Novak‘s Textbook of Gynaecology, tenth edition, p.659-730 William & Wilkins,
Baltimore/London 1961
3. Pritchard Abortion, In: William Obstetrics (ed by Prichard and Mac Donald 16th ed.537-618, Apleton Century Crofs, New York 1980
Wiknjosastro H. Sumapraja S, Prawirohardjo S. Kelainan dalam lamanya kehamilan In: Ilmu Kebidanan, Edisi II, hal 258-277, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta 1981
4. lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSUdr Soetomo Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi III 2008
KEHAMILAN EKTOPIK
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplikasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.
Yang termasuk kehamilan ektopik adalah:
a. kehamilan abdominasi
c. kehamilan ismus tuba
d. kehamilan intersial tuba
e. kehamilan ovarialal
f. kehamilan intra ligamen
g. kehamilan komu
h. kehamilan serviks
Kriteria Diagnosa :
Anamnesis
a. Amenorea atau terlambat haid
b. Timbul sinkop dan gejala abdomen akut. Keadaan ini disebabkan pendarahan intra peritoneal yang mendadak serta terjadinya hipovolemia pada sirkulasi.
c. Nyeri perut, terutama nyeri unilateral. Gejala ini spesifik untuk kehamilan tuba, tetapi nyeri bisa juga bilateral, dibawah perut pada 20-25% penderita ada juga yang mengeluh nyeri bahu. Keadaan ini timbul jika pendarahan peritoneum sudah mengiritasi diafragma.
d. Pendarahan vagina atau sepoting. Gejala pendarahan dan atau pendarahan bercak ini timbul hampir pada 75% kasus yang timbul 1 atau 2 minggu setelah keterlambatan haid. Sekalipun demikian riwayat keterlambatan haid 6 – 8 minggu sebelum gejala sakit perut atau pendarahan vagina.
e. Gejala tidak spesifik lainnya
Perasaan enek, muntah dan rasa tegang pada mammae serta kadang-kadang gangguan defekasi.
Pemeriksaan fisik:
a. Tanda-tanda syok
Hipotensi
Takikardi
Pucat, ekstremiktas dingin b. Abdomen akuta
Perut tegang pada bagian bawah
Nyeri tekan, nyeri ketok dan nyeri lepas dari dinding perut
Pemeriksaan Ginekologi:
Serviks teraba lunak, nyeri tekan dan nyeri goyang.
Korpus uteri normal atau sedikit membesar, kadang-kadang sulit diketahui karena nyeri abdomen yang hebat.
Kavum douglasi menonjol oleh karena terisi darah.
Diagnosa Banding :
Methorhagia sebab kelainan ginekologik atau organik lainnya.
Radang panggul
Korpus luteum hemoragis
Appendisitis
Abortus iminens
Pemeriksaan penunjang :
a. Pemeriksaan Laboratorium
Kadar hemoglobin, leukosit
Tes kehamilan bila baru terganggu
Ditalasi
Kuretase.
b. Pemeriksaan USG
Terlihat kantong gestasi di luar kavum uteri dan atau deteksi genangan cairan di kavum douglasi pada KE yang telah terganggu.
c. Pemeriksaan Kuldosentesis
Untuk mengetahui dalam kavum douglasi ada darah.
d. Pemeriksaan Laparoskopi
Pemeriksaan laporoskopi kelalinan KET, infeksi pelvik, kisto ovarium segera dapat dibedakan dengan jelas.
Standar tenaga : Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Perawatan RS : Segera dirawat
Terapi
Prinsip umum penatalaksanaan: a. Segera dibawa ke rumah sakit
b. Transfusi darah dan pemberian cairan untuk mengkoreksi anemia dan hipovolemia
c. Operasi segera dilakukan setelah diagnosis dapat dipastikan:
Kehamilan di Tuba dilakukan salpingektomi
Kehamilan di Kornu dilakukan ovorektomi atau salpingo ovorektomia
Kehamilan di kornu dilakukan:
- Historestomi bila telah berumur > 35 tahun.
- Fundektomi bila masih muda untuk kemungkinan masih bisa dapat haid
- Eksisi bila kerusakan pada kornu kecil dan kornu dapat direparasi.
Kehamilan Abdominal:
- Bila mudah kantung dan plasenta diangkat
- Bila besar atau susah (kehamilan abdominal lanjut), anak dilahirkan dan tali pusat dipotong dekat plasenta, plasenta ditinggalkan dan dinding perut ditutup.
Penyulit Syok yang irreversible, perlekatan, obstruksi usus, infertilitas
Informed Consent Perlu
Konsultasi Bagian bedah
Lama Perawatan Tanpa penyulit umumnya pasien pulang hari ke 6
Masa Pemulihan Optimal 6 minggu
Output
Otopsi
Referensi
Lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSU dr Soetomo Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi III 2008
Cunningham MD MacDonal PC Gamt NF Hypertensiv disorder in pregnancy. William obstetric 20th Ed 718-723, 1997
Friedman E.A. Gynecology Decision making, The C.V. Mosby Company-Saint Louis-Toronto-London, 1983, p. 166-167.
Russell J.B. The ethiology of ectopic pregnancy. Clin. Obstet & Gynec. 30, No. 1, 191-190: March 1987.
Seppala M., Purthonen M. The Use of HCG and other pregnan4 proteins in the diagnosis
of ectopic pregnancy. Clin. Obstet & gynec. 30, No. 1, ‘148-154 : March 1987. Wectein L.N. Clinical diagnosa of ectopic pregnancy. Clin Obstet & Gynec., 30, No. 1, 236-244, March 1987
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Adalah keadaan dimana penderita muntah-muntah yang berlebihan lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan penderita
Kriteria Diagnosa :
Muntah-muntah yang sering sekali
Perasaan tenggorokan kering dan halus
Kulit dapat menjadi kering ( tanda dehidrasi)
Berat badan turun dengan cepat
Pada keadaan yang berat timbul ikterus dan gangguan saraf. Diagnosa Banding : Hepatitis dalam kehamilan
Pemeriksaan penunjang :
Urine
Liver fungsi
Standar tenaga : Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Perawatan RS : Segera
Terapi
Segera penderita dirawat, berikan cairan per infus ( glucose 5 – 10 % dan NaCL fisiologik)
Obat anti emetik, intra muskuler atau per infus. Penderita dipuaskan sampai muntah telah berkurang, diukur jumlah muntah ( cairan yang dimuntahkan) dan cairan yang diberikan dan diuresis dalam 24 jam. Ukur balans cairan setiap hari.
Penyulit
Bila tidak berat tidak ada
Bila berat: dehidrasi, gangguan fungsi hepat dan febris.
Informed Consent Perlu
Konsultasi
Penyakit Dalam
Penyakit Jiwa
Spesialis Saraf
Lama Perawatan
Ringan : 7 hari
Berat : Tergantung dengan penyulit yang telah didapat.
Masa Pemulihan Sampai usia kehamilan tinggal 4 minggu
Output Baik pada umumnya kecuali yang sudah berat betul
PA Tidak ada
Otopsi -
Referensi
lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSU dr Soetomo Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi III 2008
Cunningham MD MacDonal PC Gamt NF Hypertensiv disorder in pregnancy. William obstetric 20th Ed 718-723, 1997
1 Nama Penyakit : ABORTUS
diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan anak kurang dari 500 gram.
Abortus komplit:
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
Abortus inkomplit:
Adalah sebagian konsepsi telah keluar dari vakum uteri, sebagian lagi masih tertinggal.
Abortus insipiens:
Adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih di dalam kavum uteri.
Abortus imminens:
Adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi pendarahan per vaginam ostium masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
Missed Abortion :
Adalah abortus dimana embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 0 minggu, akan hasil konsep seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 8 minggu atau lebih.
Abortus habitualis:
Adalah keadaan dimana terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.
3 Kriteria Diagnosa :
Ada terlambat haid atau amenorea kurang dari 20 minggu . Pendarahan per vaginam, mungkin disertai jaringan hasil konsepsi. Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis. Diagnosis abortus imminems ditentukan karena pada wanita hamil.
4 Diagnosa Banding :
Abortus komplit
Abortus inkomplit
Abortus insipiens
Abortus imminens
Abortus missed abortion
Kehaliman ektopik terganggu.
5 Pemeriksaan Penunjang :
Diperlukan pada abortus imminens, abortus habitualis dan missed abortion c. pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup, menentukan prognosis
d. Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion.
6 Standar Tenaga : Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
7 Perawatan RS :
Rawat inap
Umumnya setelah tindakan kuretage pasien abortus dapat segera pulang ke rumah. Kecuali bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak, yang menyebabkan anemia berat atau infeksi.
8 Terapi :
I. Abortus imminens
f. Istilah baring, tidur baring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanis.
II. Abortus insipiens :
Dengan kehamilan < 12 minggu yang biasanya disertai dengan pendarahan. Penanganan terdiri atas pengosongan uterus dengan segera. Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum disusulkan dengan kerokan.
III. Abortus inkompletus
Disertai syok karena pendarahan, segera diberikan infus intra vena NaCl fisiologi atau cairan Ringer yang selakas mungkin dan disusul dengan darah. Setelah syok diatasi, dilakukan kerokan pasca tindakan disuntikkan intramuskuler ergometrin untuk mempertahankan kontraksi otot uterus..
IV. Abortus kompletus
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya menderita anemis perlu diberikan sulfas ferrosus dan dianjurkan supaya makanannya banyak mengandung protein, vitamin dan mineral.
V. Missed abortion
Kadar fibrinogen normal, jaringan konsepsi dapat segera dikeluarkan.
Sebaiknya bila kadar fibrinogen rendah, perbaiki dulu dengan cara memberikan fibrinogen kering atau darah segar.
Setelah perbaikan lakukan kuretase.
Tindakan kuretase pada missed abortion tidak jarang menghadapi kesulitan karena plasenta melekat erat dengan dinding uterus. Untuk itu perlu ekstra hati-hati.
9 Penyulit :
Ada 3 penyulit: d. Anemia
Biasanya anemia post hemorragia. Pengobatannya adalah pemberian darah atau komponen darah.
e. Infeksi
Kasus abortus yang datang dalam keadaan infeksi harus mendapat payung antibiotik dulu, sebelum dilakukan evakuasi. Sedangkan tindakan evakuasi sendiri dapat menimbulkan infeksi. Untuk itu perlu diberikan antibiotika profilaksia.
f. Perforasi
Merupakan komplikasi tindakan kuretase
Untuk mencegah perforasi :
Pemberian uterotonik
Kuretase secara sistematis dan lege artis. 10 Informed Concent : Perlu, sebelum dilakukan kuretase
11 Konsultasi : Tidak ada
12 Lama Perawatan : Pasca kuretase pasien tidak perlu dirawat, kecuali ada komplikasi
13 Masa pemulihan : Pasien abortus dapat diberikan cuti sakit paling lama 2 minggu
14 Output : baik
memungkinkan
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Umur kehamilan lebih dari 20 minggu
Keluar cairan jernih dari Vagina
Pada pemeriksaan fisik : suhu normal bila tidak infeksi
Pada pemeriksaan obstetrik bunyi jantung janin biasanya normal.
Pemeriksaan inspekulo:
Terlihat cairan keluar dari ostium uteri eksternum.
b. Kertas Nitrazin merah akan jadi biru.
Kriteria Diagnosa :
Fistula vesiko vaginal dengan kehamilan
Stress inkontinensia
Diagnosa Banding :
Pemeriksaan leukosit darah, bila > 15.000/mm³ mungkin ada infeksi.
USG : membantu menentukan usia kehamilan, letak janin, berat janin, letak plasenta, gradasi plasenta serta jumlah air ketuban.
Nilai bunyi jantung janin dengan stetoskop Lacnee atau dengan fetal phone atau dengan CTG. Bila ada infeksi intra uteri atau peningkatan suhu bunyi jantung janin akan meningkat
Pemeriksaan penunjang : Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Standar tenaga : Dokter umum atau dokter spesialis kebidanan dan kandungan
Perawatan RS :
Harus dirawat di rumah sakit sampai air ketuban berhenti atau setelah perawatan dari tindakan terminasi kehamilan selesai
A. Konservatif :
Rawat di RS
Antibiotika kalau ketuban pecah < 6 jam (ampisilin atau eritromicin bila tidak tahan ampisilin).
Umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
Bila sudah 32-34 minggu masih keluar, maka pada usia kehamilan 35 minggu pertimbangan untuk terminasi kehamilan sangat tergantung pada kemampuan
perawatan. Pada usia kehamilan 34 minggu berikan steroid selama 7 hari, untuk memacu kematangan paru janin dan kalau mungkin diperiksakan kadar lesitin dan spingomeilin tiap minggu.
B.Aktif:
Kehamilan : 36 minggu, bila 6 jam belum terjadi persalinan induksi dengan oksitosin,
bila gagal à seksio sesarea.
Pada keadaan CPD, letak lintang seksio sesarea
Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri. a. Bila pelvik skor < 5, diakhiri persalinan dengan seksio sesarea.
Bila pelvik skor >5, induksi persalinan, partus per vaginam.
Terapi
Infeksi
Informed Consent
Konsultasi
Konservatif : Sangat tergantung pada usia kehamilan, lamanya air ketuban keluar, keadaan umum pasien.
Aktif : partus per vaginam 3- 4 hari, Seksio sesarca :7/ hari.
Lama Perawatan 3-5 hari
Masa Pemulihan 2 minggu
Output Sembuh total
PA -
Otopsi -
Referensi
Standar Pelayanan Medik, PB IDI, 2002
Cunninghan, Mac Donald, Cant. William Obstetrics. Eighteenth Ed. P 750-752 Appleton & Lange, 1989.
Friedman, Acker, Sachs. Obstetrical Decision Making. Second Ed. P 170 Manly, Graphig Asian Edition, 1988.
Kebijakan Pelayanan Obstetri & Ginekologi Lab/UPF Kebidanan & kandungan FK Unair / RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 1982.
PERSALINAN PRETERM
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Persalinan neonatus pada usia kehamilan antara 22 dan 37 minggu lengkap, atau antara 140 dan 259 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Mayor :
- Kehamilan multiple
- Hidramnion
- Anomaly uterus
- Serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu
- Serviks mendatar kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu.
- Riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali
- Riwayat persalinan preterm sebelumnya
- Operasi abdominal pada kehamilan preterm
- Riwayat operasi konisasi
- Iritabilitas uterus
Minor :
- perdarahan per vaginam setelah kehamilan 12 minggu
- riwayat pielonefritis
- merokok lebih dari 10 batang/hari
- riwayat abortus trisemester II
- riwayat abortus trisemester I lebih dari 1 kali.
- Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai: 1 atau lebih faktor resiko mayor; atau 2 atau lebih faktor risiko minor; atau keduanya.
Kriteria Diagnosa :
- usia kehamilan antara 22 dan 37 minggu lengkap, atau antara 140 dan 259 hari. - Kontraksi uterus (his) teratur, sedikitnya setiap 7-8 menit sekali
- Pemeriksaan serviks berkala menunjukkan bahwa serviks telah mendatar 50-80%, atau terbuka sedikitnya 2 cm.
- Selaput ketuban seringkali telah pecah
- Merasakan gejala seperti : rasa kaku di perut menyerupai kaku menstruasi;rasa tekanan intrapelvis, nyeri bagian belakang
- Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah
Diagnosa Banding :
- Kontraksi pada kehamilan preterm
- Persalinan pada pertumbuhan janin terhambat.
Pemeriksaan penunjang :
- USG : Usia kehamilan, besar janin, aktifitas biofisik, cacat bawaan, letak dan maturasi plasenta, volume cairan amnion, kalainan uterus
- Kardiotokografi : kesejahteraan janin, frekuensi dan kekuatan kontraksi
- Pemeriksaan berkala dilatasi/pemendekan serviks
- Pemeriksaan surfaktan (amniosentesis)
- Pemeriksaan diagnosis bakterial vaginosis (pH vagina, pewarnaan Gram, KOH)
- Pemeriksaan kultur urin
- Pemeriksaan gas dan pH darah janin
Standar tenaga : Dokter Umum, Dokter Kebidanan dan Kandungan
Perawatan RS : Semua persalinan preterm harus dirawat
Terapi
- istirahat baring
- Deteksi dan penanganan terhadap factor resiko persalinan preterm
- Pemberian obat tokolitik :
Golongan beta-mimatik :
Per oral : 4 mg, 2-4 kali/hari (untuk rumatan)
1.
Terbutalin (Bricasma)
Per infus : 10-25 ug/menit (maksimal 80 ug/menit)
Subkutan : 250ug setiap 6 jam
Per oral : 5-7,5 mg setiap 8 jam (rumatan)
Efek samping : Hiperglikemia, hipokalemia, hipotensi, takikardia, iskemia miokardial, edema paru.
Magnesium sulfat
Parenteral : 4-6 g/iv : pemberian bolus selama 20-30 menit infuse 2-4 g/jam (rumatan)
Efek samping : edema paru, letargia, nyeri dada, depresi pernapasan (pada ibu dan bayi)
- Kontraindikasi penundaan persalinan
1.
Mutlak : gawat janin, korioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak
Relatif : gestosis, diabetes melitus, pertumbuhan janin terhambat, pembukaan serviks lebih dari 4 cm.
- Pemeriksaan kesejahteraan janin : USG, KTG
Cara Persalinan : janin presentasi kepala : per vaginam, dengan episiotomi lebar dan perlindungan forseps terutama pada bayi < 35 minggu.
Indikasi seksio sesaria :
- Janin sungsang
- Taksiran berat janin kurang dari 1500 garm
- Gawat janin, bila syarat per vaginam tidak terpenuhi
- Infeksi intrapartum bila syarat per vaginam tidak terpenuhi
Kontra indikasi partus per vaginam lainnya (letak lintang, plasenta previa, dll). Lindungi bayi dengan handuk hangat, usahakan suhu 36-37Cه
Penyulit
Pada bayi :
- sindroma gawat napas
- perdarahan intracranial
- trauma persalinan
- paten duktus arteriosus
- sepsis
Informed Consent Perlu, tertulis
Konsultasi
- Dokter Spesialis Anak
- Dokter Spesialis kebidanan, khususnya perinatologi
- Dokter spesialis Anestesi
Lama Perawatan Sangat bergantung pada keadaan pasien /usia kehamilan
Masa Pemulihan
Untuk Ibu :
Partus spontan à 3-4 hari
Seksio sesarea à 6-7 hari
Untuk Anak : sangat bergantung pada berat / keadaan janin
Output -
PA -
Otopsi -
Referensi
1. lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSU dr Soetomo Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi III 2008
2. Cunningham MD MacDonal PC Gamt NF Hypertensiv disorder in pregnancy. William obstetric 20th Ed 718-723, 1997
PERDARAHAN ANTE PARTUM
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi : Pendarahan per vaginam pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih.
Kriteria Diagnosa :
Anamnesis
a. Pendarahan per vaginam pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih
b. Timbulnya pendarahan per vaginam secara spontan tanpa melakukan aktivitas akibat trauma pada abdomen.
c. Disertai nyeri atau tanpa nyeri akibat kontraksi uterus.
d. Beberapa faktor predisposisi:
Riwayat solusio plasenta
Perokok
Hipertensi
Multi paritas Pemeriksaan:
Keadaan tensi, nadi, pernafasan.
Obstetrik :
Periksa luar :
- Ada kelainan letak atau tidak ?
Inspekulo : pendarahan berasal dari ostium uteri atau dari kelainan serviks dan vagina?
Pendarahan fornises : hanya dikerjakan pada presentasi kepala.
PMDO : Bila akan mengakhiri kehamilan persalinan.
USG
Diagnosa Banding :
Solusio plasenta
Batasan : terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada fundus uteri/corpus uteri sebelum janin lahir.
a. Ringan:
Pendarahan kurang dari 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda renjatan. Janin hidup, pelepasan plasenta kurang dari 1/8 bagian permukaan, kadar fibrinogen ≥ 250 mg%
b. Sedang:
Pendarahan lebih dari 200 cc, uterus tegang, terdpt tanda pra renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta ¼ – 2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen 120-150 mg%
c. Berat:
Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda rejatan, biasanya janin telah mati, pelepasan plasenta bisa terjadi lebih dari 2 x 3 bagian permukaan atau keseluruhan bagian permukaan.
Plasenta Previa:
Batasan :
Plasenta yang letaknya tidak normal sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
Vasa Previa :
Batasan:
Tali pusat berinsersi pada selaput ketuban dimana pembuluh darahnya diantara lapisan amnion dan korion melalui pembukaan serviks.
Pemeriksaan penunjang :
a. Laboratorium
Hemogoblin, hematorik, rombosit, waktu pembekuan darah, waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, elektrolit plasma.
b. Kardiotokografi
Laenec, doppler, untuk menilai status janin.
c. USG
Standar tenaga : Dokter umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan kandungan.
Perawatan RS : Pasien perlu segera dirawat
Terapi
Medik dan Bedah
Tidak terdapat rejatan : usia gestasi kurang dari 10 minggu TBF < 2500 gram
I. Solusi Plasenta
A. Ringan :
Ekspektatif
- tunggu persalinan spontan, bila ada perbaikan, pendarahan berhenti, kontraksi uterus tidak ada, janin hidup
- Tirah baring
- Atasi anemia
- USG dan KTG serial kalau memungkinkan
Aktif
- Mengakhiri kehamilan, bila ada perburukan, perdarahan berlangsung terus, kontraksi uterus terus berlangsung, dapat mengancam janin/ibu
- Partus per vaginam (amniotomi/oksitosin infus)
- Bila pendarahan dan pelvik score < 5 atau persalinan masih lama> 6 jam seksio sesarea.
B. Sedang/ Berat:
Resusitasi cairan
Atasi anemia ( transfusi darah)
PDMO:
a. Plasenta previa : partus per abdominal
b. Bukan Plasenta previa : partus per vagina ( ammoniotomi pitosin infus)\
II. Vasa Previa:
Test Apt positif ( terdapat darah janin)
Dapat diraba pembuluh darah janin melalui spekulum amniokopi
Janin mati : partus per vaginam
Janin hidup : pertimbangan partus per abdominal III. Plasenta Previa
A. Bila perdarahan sedikit : dirawat sampai usia kehamilan > 36 minggu, mobilisasi bertahap. Bila ada kontraksi, lihat penanganan persalinan preterm
B. Bila perdarahan banyak
- resusitasi cairan
- PDMO
Plasenta previa totaslis à partus per abdominalà sekseio sesarea
Bukan plasenta previa totalis à partus per vaginam
1. Tidak terdapat renjatan dengan usia gestasi 37 minggu atau lebih / TBF 2500 gram atau lebih
A. Solusio Plasentae
Ringan / sedang/ berat:
Partus per abdominal bila persalinan per vaginam diperkirakan berlangsung lama
B. Plasenta Previa
- Plasenta previa totaslis à partus per abdominalà sekseio sesarea
- Bukan plasenta previa totalis à partus per vaginam
C. Vasa Previa
- Janin mati : partus per vaginam
- Janin hidup : pertimbangan partus per abdominal
2. Terdapat Renjatan
Solusio plasenta
- Atasi renjatan, resusitasi cairan dan transfusi darah.
- Bila renjatan tidak teratasi, upayakan tindakan penyelamat yang optimal. Bila renjatan dapat diatasi pertimbangkan untuk partus per abdominal bila janin masih hidup atau bila persalinan per vaginam diperkirakan berlangsung lama
Plasenta previa
- Atasi renjatan, resusitasi cairan dan transfusi darah.
- Bila tidak teratasi upayakan penyelamat optimal, bila teratasi partus per abdominal.
Penyulit
A. Karena penyakit: Pada ibu:
Renjatan
Gagal ginjal akut/akut tubular nekrosis
DIC ( Disseminated Intra vascular Coagulation)
Plasenta acreta
Atonia uteri Uterus coubelaire
Pendarahan pada implantasi uterus di segmen bawah. Pada Janin:
Asfiksia
BLLR
B. Karena Tindakan/terapi
Pada Ibu :
Reaksi tranfusi
Kelebihan cairan
Renjatan
Infeksi Pada Janin :
Asfiksia
Infeksi
Informed Consent Diperlukan secara tertulis saat pasien masuk
Konsultasi Spesialis Anak, Spesialis Anestesi, Spesialis Penyakit Dalam.
Lama Perawatan 7 hari (tanpa komplikasi)
Masa Pemulihan 6 Minggu setelah tindakan / melahirkan
Output
Komplikasi : diharapkan minimal/tidak ada
Kesembuhan : diharapkan sempurna.
PA -
Otopsi -
Referensi
1. Cunninghan, Mac Donald, Cant. William. Obstetrics. Eigteenth Ed. Appleton & lange, 1989.
2. Friedman, Acker, Sachs, Obstetrical Decision Making. Second Ed. Manly, Graphic Asian Edition, 1988.
3. Jeanty, Romeo, Obstetical Ultrasound. Mcgraw-Hill Inc., 1984.
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Robeknya dinding uterus, pada saat kehamilan atau dalam persalinan dengan atau tanpa robeknya peritoneum visceral.
Kriteria Diagnosa :
- Sakit perut mendadak - Perdarahan pervaginam
- Renjatan yang cenderung tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar karena adanya perdarahan intraabdominal
- Adanya lokus minoris pada rahim, trauma, partus
Diagnosa Banding :
- Mola destruens
- Kehamilan ektopik lanjut terganggu
Pemeriksaan penunjang : Hemoglobin dan hematokrit darah, PO2, PCO2 dan ph darah, elektrolit darah
Standar tenaga : Dokter Kebidanan dan Kandungan
Perawatan RS : Perawatan rutin pasca bedah (7-10 hari)
Terapi
- Segera, laparotomi, bila ditemukan rupture uteri lakukan histerektomi akan tetapi pada kasus-kasus tertentu seperti robekan yang kecil dan tidak compang-camping dan masih segar dapat dilakukan histerografi terutama pada mereka yang masih muda atau belum mempunyai anak hidup
- Sumber perdarahan dihentikan
Penyulit
- Sepsis
- Renjatan Irreversibel
Informed Consent Perlu
Konsultasi -
Lama Perawatan 1 minggu
Masa Pemulihan 3 bulan
Output
- sembuh total - sembuh parsial
- Fistula vesiko-vagina.
PA Jaringan uterus yang diangkat
Otopsi -
Referensi
.1. Cunninghan, Mac Donald, Cant. William. Obstetrics. Eigteenth Ed. Appleton & lange, 1989.
2. Friedman, Acker, Sachs, Obstetrical Decision Making. Second Ed. Manly, Graphic Asian Edition, 1988.
ABSES TUBO OVARIAL
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Abses Tubo-ovarial (ATO) adalah radang bernanah yang terjadi pada ovarium dan atau tuba fallopii pada satu sisi atau kedua sisi adneksa.
Kriteria Diagnosa :
- Berdasarkan gejala klinis dan anamnesis pernah infeksi daerah panggul dengan umur antara 30-40 tahun, dimana 25-50% nya adalah nulipara.
- Pemeriksaan lab, x foto, usg, pungsi douglas
Diagnosa Banding :
ATO utuh dan belum memberi keluhan : - kistoma ovarii, tumor ovarium.
- kehamilan ektopik yang utuh.
- abses peri-apendikuler.
- mioma uteri.
- hidrosalping.
ATO utuh dengan keluhan :
- perforasi divertikel/abses divertikel.
- perforasi ulkus peptikum.
- kelainan sitemik yang memberi distres akut abdominal.
- kistoma ovarii terinfeksi atau terpuntir.
Pemeriksaan penunjang :
- Pemeriksaan laboratorium; lekositosis ( 60-80% dari kasus ), peningkatan LED. - X foto abdomen dilakukan bila ada tanda-tanda ileus, dan atau curiga adanya masa di adneksa.
- Ultrasonografi; bisa dipakai pada kecurigaan adanya ATO atau adanya masa di adneksa, melihat ada tidaknya pembentukan kantung-kantung pus, dapat untuk evaluasi kemajuan terapi.
- Punksi Douglas dilakukan bila pada VT : cabum Douglas teraba menonjoL Pada ATO yang utuh, mungkin didapatkan cairan akibat reaksi jaringan. Pada ATO yang pecah atau pada abses yang mengisi cavum Douglas, didapat pus pada lebih 70% kasus.
Standar tenaga : Dokter Kebidanan dan Kandungan
Perawatan RS : 7 hari atau lebih tergantung komplikasi
Terapi
Curiga ATO utuh tanpa gej ala :
- Antibiotika, dengan masih dipertimbangkan pemakaian golongan :
Doksisiklin 2 x 100 mg/hari selama 1 minggu, atau
Ampisilin 4 x 500 mg/hari selama 1 minggu.
- Pengawasan lanjut, bila masa tak mengecil dalam 14 hari ata.u makin membesar adalah indikasi untuk penanganan lebih lanjut, dengan kemungkinan untuk laparatomi.
ATO utuh dengan gejala :
- Masuk Rumah Sakit, tirah baring posisi ‖semi Fowler‖, observasi ketat tanda vital dan produksi urine, periksa lingkar abdomen, k/p pasang infus PZ.
- Antibiotik masif ( bila,mungkin gol. Beta lactan) , minimal 48-72 jam.
Gol. Ampisilin 4 x 1-2 gr/hari, iv selama 5-7 hari dan
Gentamin 55 mg/kg BB/hari, iv/im. Terbagi dalam 2x/hari selama 5-7 hari dan Metronida7ole I gr rek.sup 2 xihari atau,
Kloramfenikol 50 mg/kg BB/hari, iv selama 5 hari
Metronidazol atau sefalosporin generasi III 2-3 x I gr/sehari dan Metronidazol 2 x 1 gr selama 5-7 hari.
- Pengawasan ketat mengenai keberhasilan terapi.
interna.
ATO yang pecah, merupakan kasus darurat : dilakukan laparatomi, pasang drain, kultur nanah.
- setelah dilakukan laparatomi, diberikan Sefalosporin generasi III dan Metronidazol 2 x 1 gr selama 7 hari ( 1 minggu ).
Penyulit
ATO yang utuh :
- pecah sampai sepsis, terinfeksi dikemudian hari, ileus, infertilitas, kehamilan ektopik.
ATO yang pecah :
- syok sepsis, abses intra abdominal, abses subkronik, abses paru / otak.
Informed Consent Perlu sebelum dilakukan tindakan
Konsultasi Penyakit dalam, bedah, anastesi
Lama Perawatan 7 hari atau lebih
Masa Pemulihan 2 minggu
Output Sembuh, berulang, menetap
PA Perlu
Otopsi -
Referensi
1. Hutabarat H; Radang dan beberapa penyakit lain in pada alat genitalia wanita, dalam Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, 1982. Edisi pertama, hal. 233. 2. Jones III, HW : Tubolarian Abscess, in Novak‘s Textbook of Gynecbtogy, William A,
Cynningham F.C.: Pelvic infection, ini Current Obstetrics & Gynaecdlogic Diagnosis
& Treatment, Lange Medical Publication, California, 3rd.ed, 314, 1980.
3. Nasabitt Robert EL : Pelvic infections, in Rypine Medical Licensus Examination. JB Lippincott Coy, Philadelphia, 14th.ed, 857-8, 1985.
PARTUS KASEP
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Partus kasep adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu maupun anak
Kriteria Diagnosa :
. Tanda-tanda kelelahan dan dehidrasi : 1. Dehidrasi : nadi cepat dan lemah.
2. Meteorismus.
3. Febris.
4. His hilang atau melemah.
II. Tanda-tanda infeksi intra uterin
mekonium.
2. Suhu rektal > 37,6° C
III. Tanda-tanda rahim robek ( ruptura uteri )
1. Perdarahan melalui ostium uteri eksternum.
2. His hilang.
3. Bagian anak mudah diraba dari luar.
4. Periksa dalam : bagian terendah janin mudah
didorong ke atas.
5. Robekan dapat meluas sampai serviks dan
vagina.
IV. Tanda-tanda gawat janin.
1. Air ketuban bercampur mekonium.
2. Denyut jantung janin takikardi / bradikardi /
ireguler.
3. Gerak anak berkurang atau hiperaktif ( gerakan
yang konvulsive).
Keadaan umum Ibu :
1. Dehidrasi
2. Panas
3. Meteorismus
4. Syok
5. Anemia
6. Oliguria.
II. Palpasi
1. His lemah atau hilang
2. gerak janin tidak ada
III. Auskultasi
Denyut jantung janin :
- Takikardi / bradikardi
- Ireguler
- Negatif ( bila anak sudah mati )
IV. Pemeriksaan dalam
1. Keluar air ketuban yang keruh dan berbau bercampur mekonium.
2. Bagian terendah anak sukar digerakkan bila rahim belum robek, tetapi mudah didorong bila rahim sudah robek, disertai keluarnya darah.
3. Suhu rektal > 37,6° C.
Diagnosa Banding :
Kehamilan / persalinan dengan infeksi ekstra genital : - Selisih rektal dan aksiler tidak lebih dari 0,5° C.
- Ketuban biasanya masih utuh.
Pemeriksaan penunjang : Laboratorik, USG
Standar tenaga : Dokter umum dan spesialis kandungan
Perawatan RS :
Perawatan Bertujuan :
I. Memperbaiki keadaan umum ibu
1. Koreksi cairan ( Rehidrasi ).
2. Koreksi keseimbangan asam basa.
3. Koreksi keseimbangan elektrolit.
4. Pemberian kalori.
5. Pemberantasan infeksi.
6. Penurunan panas. ‗
II. Mengakhiri persalinan tergantung
l. Sebab kemacetan.
2. Anak hidup / mati.
Sebaiknya perbaiki dulu keadaan ibu dengan cepat ( dalam waktu 2-3 jam ), kemudian dilanjutkan tindakan mengakhiri persalinan.
Terapi
1. Perbaikan keadaan umum ibu.
kateter urine ( ditampung ).
2. Beri cairan dan kalori serta elektrolit
- Normal saline : 500 cc
- Dextrose 5 – 10 % : 500 cc
Dalam 1- 2 jam pertama selanjutnya tergantung :
a. Urine produksi
b. BJ Plasma (bila perlu )
Cairan dapat diberikan menurut kebutuhan.
3. Koreksi asam basa dengan dengan pengukuran C02 darah dan pH ( bila perlu ).
4. Pemberian antibiotik spektxum luas secara parenteral. Derivat :
- Ampicillin 3 x I gr/hari selama 2 hari, dilanjutkan 4 x 500 mg/hari per.os selama 3 hari dan
Gentamisin 60-80 mg, 2-3 x sehari selama 5 hari, atau Sefalosporin generasi III 1 gr, 2-3 x sehari selama 5-7 hari.
Kombinasi dengan :
- Metronidazole 2 x 1 gr rektal supositoria per hari, selama 5-7 hari. 5. Penurunan panas :
- Antipiretika parenternal xyllomidon 2cc i.m.
- Kompres basah.
Pengakiran persalinan
Tergantung kondisi saat itu
Bila : Pembukaan lengkap
Syarat-syarat persalinan pervaginam terpenuhi maka persalinan dilakukan pervaginam dengan mempercepat kala II (Vaccum/Forcep atau perforasi kranioklasi ).
Bila : Pembukaan belum lengkap
Syarat pervaginam tidak terpenuhi ——> seksio sesar.
Penyulit
Ibu .
1. Infeksi sampai sepsis.
2. Asidosis, dan gangguan elektrolit.
4. Robekan jalan lahir.
5. Robek pada buli-buli vagina, rahim dan rektum.
II. Anak
1. Gawat janin dalam rahim sampai meninggal.
2. Lahir dalam asfiksia berat sehingga dapat
menimbulkan cacat otak menetap.
3. Trauma persalinan :
Patah tulang dada, lengan, kaki, kepala karena pertolongan persalinan dengan tindakan.
Informed Consent Perlbelum tindakan
Konsultasi Penyakit dalam , Anak
Lama Perawatan 3-7 hari
Masa Pemulihan 2 minggu
Output baik
PA -
Otopsi -
Referensi
1. Benson. Current -Obs & Gin Diagnostic & Therapy. 5th Edition, 1985, p. 925-945. Hange & Maruzeni. .
2. Danforth & Scott. Obstetrics & Gynecology. 5th Edition, 1986, p. 690-721. 3. William Obstetrics. XVII Edition, 1985, p : 641-732.
LETAK SUNGSANG
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Disebut letak sungsang apabila janin terlihat membujur dalam rahim dengan bokong pada bagian bawah.
- Tergantung dari bagian janin mana yang terendah, dapat dibedakan :
a. letak bokong
b. letak bokong kaki
c. letak kaki
Kriteria Diagnosa :
Pemeriksaan fisik. 1. Palpasi
Leopold I : kepala /‖ballotement‖ di fundus.
dan IV: bokong teraba dibagian bawah rahim.
2. Ultrasonografi
Dipertahankan untuk :
- konfirmasi letak janin apabila pemeriksaan fisik tidak jelas. – menentukan letak plasenta.
- menentukan kemungkinan adanya cacat bawaan.
3. X-foto ( bila perlu )
- menentukan posisi tungkai bawah /Frank Breech
- konfirmasi letak janin.
- menentukan habitus kepala janin.
- menentukan kemungkinan adanya kelainan bawaan anak ( Hidrosefalus, Anensefalus ).
Diagnosa Banding : Letak kepala
Pemeriksaan penunjang : USG, X FOTO
Standar tenaga : Dokter umum/ spesialis kebidanan dan kandungan
Perawatan RS : Inpartu
Terapi
. Antenatal
- Kewaspadaan terhadap kasus letak sungsang sudah dimulai sejak kehamilan 24 minggu.
- Bila pada kehamilan 28-30 minggu masih didapatkan letak sungsang, maka dilakukan ultrasonografi untuk mencari kemungkinan adanya kelainan letak plasenta ( plasenta previa ), cacat bawaan atau kelainan bentuk rahim.
- Apabila pada pemeriksaan USG tidak ditemukan kelainan, maka dicoba / dilakukan versi luar ke letak kepala ( tanpa paksaan ).
Dengan catatan : bahwa tidak didapatkan suatu kontra indikasi untuk tindakan versi luar ( VL ).
- Penderita diminta kontrol seminggu kemudian.
- Apabila versi luar gagal, penderita diminta kontrol seminggu kemudian dan dicoba versi luar ( VL ) sekali lagi, bila gagal maka VL tidak dilakukan lagi.
2. Persalinan
2.1. Pada kasus dimana versi luar berhasil, maka penatalaksanaan persalinan seperti pada letak kepala. ,
2.2. Pada kasus dimana versi luar gagai / janin tetap letak, sungsang, maka penetalaksanaan persalinan lebih waspada.
2.3. Persalinan diakhiri dengan seksio sesar apabila :
Zatuchni Andros kurang dari 3).
b. Tali pusat menumbang pada :
- primigravida
- multigravida ( Kala I )
c. Didapatkan suatu kemacetan persalinan / distosia.
Yang dimaksud distosia dalam hal ini adalah :
- fase laten lebih dari 14 jam
- ‖protracted active phase‖
- ‖secondary arrest of dilalation‖
- ‖prolonged second stage‖ (= 1 jam mengejan bokong tidak lahir )
d. Kehamilan prematur ( EFW 2000 gr atau lebih )
3. Pada dasarnya oksitosin drip pada letak sungsang tidak dianjurkan oleh karena deteksi kemungkinan adanya CPD / FPD sulit
Skor Zachtuchni Andros :
0 1 2
Paritas Primi Multi - Pernah su Tidak 1 x > 2 x
EFW > 3630 3629-3176 > 3176
Usia Kehamilan > 39 mg 38 mg < 37 mg
Stasion < -3 – 2 4
Dilatasi 2 3 4
Syarat : Z.A. skor hanya berlaku untuk kehamilan aterm atau EFW diatas 2500 gram. Skor kurang dari 3 : persalinan perabdominan.
Skor 4 : perlu evahtasi lebih cermat.
Skor lebih dari 5 : persalinan pervaginam
Penyulit After caming head, FPD
Informed Consent Perlu
Konsultasi -
Lama Perawatan 3-7 hari
Output Baik
PA -
Otopsi -
Referensi
Brenner, WE Management at breech presentation, in advance in clinical obstetrics and gynecology. Edited by H.J. Osofeley. p. 95, Williams & Vilkins, Baltimqre, 1982. 2. Cunninghan, Mac Donald, Cant. A. William Obstetric, Eighteenth EA. Appleton & Lange, 1989.
3. Friedman, Acker, Sachs. Obstetrical Decision Making. Second ed. Manly Graphic Asian Edition 19.88. .
4. Pritchard, J.A. Mc. Donald, PC, Gant, NF,. William Obstetrics 17 th ed Appleton -Century, Crafts, Norwalk, 1985, pp 651-659.
POST DATE
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Kehamilan Post Date ialah : Kehamilan yang lamanya melebihi 42 minggu ( 294 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir atau 14 hari setelah perkiraan tanggal persalinan yang dihitung menurut rumus NAEGELE, dengan asumsi siklus haidnya 28 hari.
Kriteria Diagnosa :
Untuk membuat diagnosis kehamilan post date diperlukan kecermatan dalam menentukan usia kehamilan yang tepat. .
2. Apabila tidak dilakukan pencatatan pada usia kehamilan muda maka Akan terlambat untuk mengatakan suatu kehamilan menjadi post date.
3. Menentukan usia kehamilan secara tepat memang tidak mudah terutama bila Hari Pertama Menstruasi terakhir tidak jelas.
4. Data lain yang mungkin dapat membantu dalam menentukan umur kehamilan ialah riwayat penggunaan obat-obat induksi ovulasi, pemakaian hormonal kontrasepsi dan saat mulai dirasakannya gerakan janin oleh si ibu (‖Quikening‖).
Pengukuran fundus uteri setinggi umbilikus pada kehamilan 20 minggu dapat dipakai sebagai indikator dalam menentukan umur kehamilan.
5. Pemeriksaan USG menjadi ―gold standard‖ untuk mengkonfirmasi anamnesa dan pemeriksaan fisik. , Cont
Diagnosa Banding :
Persalinan aterm
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Penilaian Kesejahteraan janin ( Mulai dikerjakan pada usia kehamilan 41 minggu )
- USG : Pengukuran biometrik janin / letak plasenta.
index‖ ( AFI ).
- Pemantauan detik jantung janin :
‖Non Strees Test‖ ( NST ) / ‖Stress Test‖.
- Penentuan maturasi janin dengan pemeriksaan cairan ketuban ( ‖shake test‖ atau L/S rasio ) harus dikerjakan bila pemeriksaan USG menunjukkan usia kehamilan 35 minggu.
Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan Skor pelvik ( PS ) menurut cara Bush op.
- Amnioskopi untuk menentukan warna air ketuban ( bila mana perlu dilakukan amniotomi ).
Standar tenaga : Dokter umum dan spesialis kebidanan dan kandungan
Perawatan RS : Perawatan untuk termainasi
Terapi
Pada dasarnya penatalaksanaan post date adalah : Merencanakan pengakhiran kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan : berdasarkan hasil penilaian kesejahteraan janin.
1. Penilaian Kesejahteraan Janin jelek :
a. Bila Skor pelvik : matang (> 5)
Amniotomi : jernih ————–> Drip oksitosin
keruh ————–> Seksio Sesar
b. Bila Skor Pelvik belum matang ( < 5 ) –> SC
2. Penilaian Kesejahteraan Janin ragu-ragu :
a. Biala Skor Pelvik : matang ( PS > 5)
Amniotomi : jernih ————–> Drip oksitosin
keruh ————–> Seksio Sesar
b. Bila Skor Pelvik belum matang (< 5)
Tirah baring 1 hari kemudian penilaian kesejahteraan janin di ulang hari berikutnya.
Bila hasilnya jelek ——–> Seksio Sesar
ragu-ragu ——–> Seksio Sesar
baik ——-> Penilaian kesejahteraan secara ini –> sampai induksi persalinan memungkinkan.( PS > 5 )
3. Penilaian Kesejahteraan Janin baik
amniotomi.
Bila Skor pelvik belum matang ( PS < 5).
Tunggu dengan melakukan penilaian janin secara seri, dilakukan NST sekurang-kurangnya 1 x seminggu s/d PS > 5 untuk dilakukan drip oksitosin.
Bila hasil penilaian kesejahteraan janin secara seri ragu-ragu atau jelek lihat bagan penilaian kesejahteraan janin ragu-ragu atau jelek.
CATATAN:
1. Bila drip oksitosin dinyatakan gagal pada kasus-kasus dengan amniotomi dilakukan seksio sesar, pada kasus-kasus tanpa amniotomi keesokan harinya dilakukan penilaian kesejahteraan janin ulang kemudian dilihat hasil penilaian kesejahteraan janin dan diikuti bagan skema penilaian kesejahteraan janin seperti diatas.
2. Yang dimaksud dengan hasil penilaian kesejahteraan janin ialah has il NST, dan jumlah cairan ketuban.
3. NST belum tersedia di RSUIT
Penyulit Janin distress, asfiksia. Iufd
Informed Consent Sebelum tindakan
Konsultasi Pediatric
Lama Perawatan 3-5 hari
Masa Pemulihan 2 minggu
Output Baik
PA -
Otopsi -
Referensi
1. Lagrew D.C, Freeman R.K. Management of postdate pregnancy Am J Obstet Gynecol. 1986; 154: 8-13.
2. Phelan J.P. The Post dat Pregnancy : An overview Clinical Obstetrics and Gynecology. Editors : Pitkin R.M. Scott J.R. 1989 ; 32 : 221-7.
3. AHM M.O., Phelan J.P. Epidemiologic Aspect of the Postdate Pregnancy Clinical Obstetri and Gynecology. Editors : pitkin R.M., Scott J.R. 1989 ; 32: 228-34.
4. Sims M.E., Wlather F.JK. Neonatal morbidity and mortality and Long-term out-come of postdate infants. Clinical Obstetrics and Gynecology. Editor :Pitkin R.M. Scott J.R. 1989 ; 32 : 285-93.
VAGINOSIS BAKTERIAL
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Infeksi vagin yang disebabkan oleh berkembangbiaknya flora normal akibat hilangnya kuman laktobasilus yang memproduksi hidrogen peroksida.
Kriteria Diagnosa :
Gx Keputihan berbau terutama post co, kumat kumatan . keputihan bau amis, putih abu-abu, menempel dinding vagina, ph vagina> 4.5. ditemukan clue cel, pemberian KOH pada fluor akan memberi bau amis seperti ikan
Vulvovaginal kandidiasis
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan mikrobiologi, KOH, pH
Standar tenaga : Dokter umum dan spesialis kandungan
Perawatan RS : MRS bila ada penyulit
Terapi
Metronidazole : d o c 500mg tiap 12 jam/po selama 7 hari Metronidazole : 2 gr/ dosis tunggal
Clindamycine 300 mg tiap 12 jam /po 7 hari
Metronidazole : pervaginam 1 gr tiap 12 jam selama 5 hari
Penyulit
1. Pada kehamilan resiko abortus, partus prematurus, khorioamnionitis 2. Endometritis
3. Adnexitis
Informed Consent -
Konsultasi -
Lama Perawatan 3-5 hari
Masa Pemulihan Seminggu
Output Baik
PA -
Otopsi -
Referensi
Soper David E Novaks Gynecologi edisi XIIp 429-445
Carter James E, Pelvic Inflamatory disease , pelvic pain diagnosis and management. Lippincot William 8c Wilkin. Edisi tahun 2000 bab IX
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Infeksi vagina yang disebabkan oleh parasit trichomonas vaginalis, merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan sex (STD)
Kriteria Diagnosa :
Sebagian besar asimtomatis, fluor berlebihan , purulen, bau, pruritus, parah dinding vagina kemerahan dengan bercak putih , cerviks seperti strawberi (colpitis macularis), ph>5 ditemukan trikomonas dapat pula clue cel
Diagnosa Banding :
Vaginosis bacterial Vulvovaginal kandidiasis
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan parasit, pH
Standar tenaga : Dokter umum dan dokter spesialis kandungan
Perawatan RS : Bila ditemukan penyulit
Terapi
Metronidazole : d o c 500mg tiap 12 jam/po selama 7 hari Metronidazole : 2 gr po / dosis tunggal 3-5 hari
Pengobatan pasangan dengan obat yang sama
Penyulit Pada kehamilan resiko abortus, partus prematurus, khorioamnionitis
Informed Consent -
Konsultasi -
Lama Perawatan -
Masa Pemulihan 1 minggu
Output Baik
PA -
Otopsi -
Referensi
1. Soper David E Novaks Gynecologi edisi XIIp 429-445
2. Carter James E, Pelvic Inflamatory disease , pelvic pain diagnosis and management. Lippincot William 8c Wilkin. Edisi tahun 2000 bab IX
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Infeksi vagina yang disebabkan oleh candida albicans atau specialis C glabrata, C tropicalis
Kriteria Diagnosa : Keputihan seperti susu, gatal, pruritus,di daerah vulva, nyeri dansaat koitus
Diagnosa Banding :
Vaginosis trikomoniasis Vaginosis bakterial
Pemeriksaan penunjang : KOH
Standar tenaga : Dokter umum dan dokter spesialis kandungan
Perawatan RS : Bila ada penyulit
Terapi
1. Ringan –Fluconazole 150 mg/oral dosis tunggal, bila tidak membaik 3 hr diberi penambahan.
2. Berat :
- Clotrimazole 100mg / intravaginal/ dosis tunggal selama 7 hari
Clotrimazole 100mg / intravaginal/ tiap 12 jam selama 3 hari
Clotrimazole 500 mg / intravaginal/ dosis tunggal
1. Krim hidrokortison 1% menghilangkan gatal dan perih 2. Kasus kronis
- ketoconazole 400mg atau fluokonazole 200mg/ dosis tunggal/hari sampai keluhan hilang, dilanjutkan ketoconazole 400mg atau fluokonazole 150mg/minggu selama 6 bulan
Penyulit Pada kehamilan resiko abortus, partus prematurus, khorioamnionitis
Informed Consent -
Konsultasi -
Lama Perawatan 3-7 hari
Masa Pemulihan 2 minggu
Output Baik
PA -
Referensi
Soper David E Novaks Gynecologi edisi XIIp 429-445
Carter James E, Pelvic Inflamatory disease , pelvic pain diagnosis and management. Lippincot William 8c Wilkin. Edisi tahun 2000 bab IX
PROLAP UTERI
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Turun atau keluarnya sebagian atau seluruh uterus dari tempat asalnya melalui vagina sampai mencapai atau melewati introitus vagina
Derajat I : berdiri atau mengejan posisi cx distal 1 cm diatas ring hymen Derajat II : berdiri atau mengejan posisi cx 1 cm diatas atau di bawah ring himen Derajat III : berdiri atau mengejan posisi cx distal lebih 1 cm ring hymen tetapi penojolannya tidak lebih panjang vagina dikurangi 2 cm
Seluruh uterus diluar vagina
Kriteria Diagnosa :
- Pem Klinis dan ginekologis ,
- Klinis perasaan berat perut bawah , benjolan introitus vagina saat duduk dan berdiri, hilang posisi tidur
- Gangguan berkemih, uretra terlipat didepan
- Kontipasi
Diagnosa Banding :
Elongasi cer viks Cystocele
Enterokele
Rektokele
Kelemahan dinding vagina lateral
Pemeriksaan penunjang : -
Standar tenaga : Dokter umum dan dokter spesialis kandungan
Perawatan RS : Bila operatif
Terapi
- tanpa keluhan tidak perlu pengobatan - gr I/II latihan kegel
- gr III/IV operatif, bila menolak pesarium
- pasca menopause ; pesarium dengan estrogen :
- estrogen
- pessarium harus dikontrol tiap bulan
laparatomi/pervaginal dengan kolporafi anterior
Penyulit ISK
Informed Consent Sebelum tindakan
Konsultasi -
Lama Perawatan Histerektomi 5-7 hari
Masa Pemulihan 2 minggu
Output Baik
PA -
Otopsi -
Referensi
Wall l lewis. Incontinence, prolapse and disorder of the pelvic floor.Novaks gynecologi. Edisi 12 bab 12
Cardoso L Urogynecology. Edisi I tahun 1997 bab 21 p321-350
INFERTILITAS
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Ketidakmampuan pasangan suami istri mewujudkan konsepsi, hamil, melahirkan, meskipun senggama teratur (2-3 kali seminggu) selama minimal 12 bulan tanpa proteksi
Kriteria Diagnosa :
Belum punya putra 12 bulan Abortus berulang
Diagnosa Banding : -
Pemeriksaan penunjang :
Analisis sperma Laparaskopi-histeroskopi
Uji pasca senggama
Histerosalfingogrfi (HSG)
Pemeriksaan panas badan basal/ body basal temperatur
Biopsi endometrium
.
Standar tenaga : Dokter spesialis kebidanan dan kandungan
Perawatan RS : Bila akan dilakukan tindakan
Terapi
Sesuai dengan kelainannya dari factor suami atau istri seperti induksi ovulasi, konservatif, koreksi bedah rekonstruksi, IUI, IVF-ET
Penyulit -
Informed Consent Perlu sebelum dilakukan tindakan
Konsultasi Penyakit dalam, andrologi, bedah
Lama Perawatan 5-7 bila dilakukan tindakan bedah
Output Baik bila dapat dikoreksi
PA -
Otopsi -
Referensi
Samsulhadi.Alur pemeriksaan pasangan infertile. Protap Lab/SMF Obstetri dan Ginekologi RSU dr Sutomo Surabaya, 2002
Saifudin AB Djajaditaga, Affandi B, Bimo Pengorganisasian dan pengelolaan pelayanan infertilitas, NRC POGI-YBPSP, 1996
Seibef Machelle M Diagnostic evaluation of an infertie couple, Infertility a comprehensive text, 2nd ed Appleton & Lange 3-27, 1997
DISTOSIA
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Persalinan abnormal yang ditandai oleh kelambatan atau tidaknya kemajuan proses persalinan dalam ukuran satusan waktu tertentu
Kriteria Diagnosa :
Distosia terjadi dalam kala I dan II
Fase persalinan : dalam kala I dan II sehubungan dengan proses membukanya serviks ialah :
- Kala Laten : mulai pembukaan 0-diameter 3 cm
- Fase akselerasi : pembukaan 3 menjadi 4 cm
- Fase dilatasi maksimal : pembukaan 4 menjadi 9 cm
- Fase deselerasi : pembukaan lengkap sampai bayi lahir
Ukuran satuan waktu :
Fase laten : 8 jam
Fase akselerasi : 2 jam
Fase dilatasi maksimal : 2 jam
Fase deselerasi : 2 jam
Kala II : primigravida 1 ,5 jam
Multigravida 1 jam
Parameter untuk menilai proses kemajuan persalinan :
- Pembukaan serviks dihubungkan dengan fase persalinan
- Ukuran satuan waktu setiap fase persalinan
- Turunnya presentasi janin ( bidang hodge atau station )
- Perubahan presentasi janin
- Molase dan dan kaput suksedaneum
- Persalinan normal adalah proses yang progresif yang berlangsung dalam batas waktu tertentu. Apabila batas waktu tersebut dilampui tanpa diikuti oleh kemajuan proses persalinan maka dianggap telah berlangsung persalinan abnormal dan distosia.
Diagnosa banding :
Apabila telah dilakukan analisa proses kemujuan persalinan dan dijumpai distosia , maka harus dicari penyebab distosia yang mungkin berasal dari salah satu faktor ataupun gabungan dari beberapa faktor berikut :
Kelainan tenaga
Kelainan janin
Kelainan jalan lahir
Pemeriksaan penunjang :
USG
Standar tenaga : Dokter umum dan spesialis kebidanan dan kandungan
Perawatan RS :
Rawat inap
Bila direncanakan sc atau tindakan yang ada kemungkinannya untuk prosedur anastesi maupun sc harus dilakukan di RS
Terapi
Disesuaikan dengan sebab distosia, misalnya : Akselerasi persalinan
Ekstraksi
Sc
Penyulit
Ibu : partus lama, infeksi intrapartum, ruptura uteri, fistula, perlukaan jalan lahir Janin / bayi : asfiksia, cidera, kematian
Informed Consent Tertulis, perlu saat penderita MRS
Konsultasi -
Lama Perawatan
4-5 hari untuk persalinan pervaginam 6-7 hari sc
Masa Pemulihan
42 hari untuk persalinan pervaginam 3 bulan untuk sc
Output Ibu bayi sehat tanpa komplikasi
PA -
Otopsi -
Referensi
1. . Benson. Current -Obs & Gin Diagnostic & Therapy. 5th Edition, 1985, p. 925-945. Hange & Maruzeni. .
2. Danforth & Scott. Obstetrics & Gynecology. 5th Edition, 1986, p. 690-721. 3. William Obstetrics. XVII Edition, 1985, p : 641-732.
KANKER SERVIKS
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi : Keganasan pada mulut rahim atau serviks
Kriteria Diagnosa :
Gejala klinis perdarahan sesudah senggama yang kemudian berubah menjadi metrorragi, fluor yang berbau, nyeri, odema, gx penjalaran organ
Pemeriksaan fisik, ginekologik, penunjang
Diagnosa Banding :
Ca endometrium Ca ovarium
Pemeriksaan penunjang :
Pap smear Kolposkopi
Biopsi
Dilatasi dan kuretaseboratorium
Konisasi
Labortorium
Radologi
Usg
Endoskopi
Standar tenaga : Dokter spesialis kandungan
Perawatan RS :
Perlu dilakukan bila akan dilakukan tindakan diagnostik atau terapetik, atau ada komplikasi
Terapi
Tergantung stadium
Stadium I sampai IIa Histerektomi Radikal dan getah bening pelvis ( operasi radikal Wetheim), kadang perlu tambahan ajuvan sitostatika atau radiasi tergantung temuan saat operasi atau PA
Stadium IIb sampai III pengobatan/ penyinaran / radioterapi dan atau sitostatika
Stadium akhir pengobatan paliatif
Penyulit
Metastasis , kegagalan organ Efek samping terapi
Informed Consent Perlu tertulis sebelum tindakan atau terapi
Konsultasi Penyakit dalam, bedah
7-15 hari perawatan post op
Masa Pemulihan Istahat 1 bulan setelah operasi untu ca cerviks tanpa komplikasi
Output Respon komplit, tidak komplit, tidak berubah atau progesif
PA Seluruh jaringan hasil op
Otopsi -
Referensi
Abdullah MN Soedoko R. peran sitologi pada pemeriksaan pap test dalam deteksi dini 1990
Aziz MF, Kampono N Syamsudin S Djakaria M manual prekanker dan ca servis uteri 1985
Bag/ SMF ilmu kebidanan dan penyakit kandungan. RSU dr Sutomo Surabaya. Pedoman diagnosis dan terapi . Ed III. 2008
MIOMA UTERI
STANDAR PELAYANAN MEDIS
No.Dokumen
………. Revisi 0
Halaman
1 dari 2 Tanggal Terbit :
……… Ditetapkan,Direktur
Definisi :
Tumor jinak lapisan miometrium rahim dengan sifat konsistensi padat kenyal, berbatas jelas dan memiliki pseudokapsul bisa soliter atau multiple dengan ukuran mulai mikroskopis samapi > 50kg
Letak tumor bisa :
Submukus, intramural, subserus,intraligamenter, servik, bertangkai (pedunculated), parasitic (wandering)
Kriteria Diagnosa :
v Gejala klinis : bisa tanpa gejala
rasa penuh atau berat di perut bagian bawah atau benjolan yang padat dan kenyal. gangguan haid atau perdarahan abnormal uterus (30%) : menoragi, metroragi, dismenore gangguan akibat penekanan tumor : disuria/polakisuri, retensio urine, overflow
incontinence,konstipasi, varices, edema tungkai
v Palpasi abdomen : tumor daerah atas pubis atau abdomen bagian bawah padat kenyal, berdungkul, tidak nyeri, berbatas jelas mobil bila tidak ada perlekatan
v Pemeriksaan bimanual bisa menyatu atau berhubungan dengan rahim
Diagnosa Banding :
Kehamilan
Neoplasma ovarium
Endometriosis
Kanker Uterus
Kelainan bawaan rahim
Pemeriksaan penunjang :
v USG pada kasuis terpilih
v D/K bertingkat pada penderita disertai dengan pendarahan untuk menyingkirkan patologi lain pada endometrium ( hiperplasia endometrium atau adenokarsinoma endometrium)
v Tes kehamilan
Standar tenaga : Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Perawatan RS :
Dirawat bila disertai pendarahan hebat anemia graantvis atau bila direncanakan pembedahan
Terapi
Tergantung : ukuran tumor, keluhan atau komplikasi , umur dan paritas ukuran myoma kurang dari 12 minggu :
1. tanpa keluhan : observasi 3-6 bulan, bila membesar atau komplikasi pertimbangkan operasi
2. dengan keluhan perdarahan ;
- koreksi anemi dengan tranfusi bila Hb< 8 gr%
- kuret bila Hb> 8gr% kecuali perdarahan profus
- tujuan kuret : menghentikan perdarahan, pemeriksaan PA menyingkirkan kemungkinan keganasan atau penyakit lain, bila tidak ganas tergantung umur dan paritas
- umur< 35th, ingin anak terapi konservatif, bila gagal operasi
- umur >35th , anak>2 dilakukan operasi
ukuran myoma lebih 12 minggu - operatif
- bila perdarahan kuret PA dulu setelah aneminya dikoreksi
- Antibiotika bila ada infeksi
konservatif
- bila anemi beri tablet zat besi tiap 8 jam /hari
- pemberian kombinasi vit sehari sekali
- diit TKTP
- pengawasan besar tumor dan keluhannya 3-6 bulan
- Dipertimbangkan obat untuk mengurangi kadar estrogen dan progesteron dalam darah misal GnRH
operatif
- Bila masih ingin anak : miomektomi
- Usia 35-45 th histerektomi dan unilateral salfingooophorektomi
- Usia >45 th histerektomi dan bilateral salfingooophorektomi