• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI DISCOVERY LEARNINGDENGAN MEDIAPOWER POINTTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI DISCOVERY LEARNINGDENGAN MEDIAPOWER POINTTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI DISCOVERY LEARNINGDENGAN MEDIAPOWER POINTTERHADAP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS

Oleh:

Ronaldyo A. Sirait NIM 4123331046

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI DISCOVERY LEARNINGDENGAN MEDIAPOWER POINTTERHADAP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS

Ronaldyo A. Sirait (NIM. 4123331046)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan Problem Based Learning terintegrasi Discovery Learning berbantuan media power point lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Problem Based Learning berbantuan media power point di SMA Swasta Masehi Berastagi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Masehi Berastagi. Sampel penelitian ini sebanyak 2 (dua) kelas X.5 sebagai kelas eksperimen dan X,1 kelas kontrol. Kelas eksperimen diajarkan dengan model Problem Based Learning terintegrasi Discovery Learning berbantuan media power point dan kelas kontrol diajarkan dengan model Problem Based Learning berbantuan media power point. Instrumen yang digunakan adalah test pilihan ganda materi reaksi redoks berjumlah 20 soal yang telah divalidkan dengan reliabel yang tinggi yaitu rhitung=0,83. Data hasil belajar siswa menunjukkan kedua kelompok sampel yang diuji homogen dan terdistribusi normal. Uji hipotesis menggunakan uji t pihak kanan. Dari uji hipotesis diperoleh thitung= 3,75pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk =80 dan harga ttabel= 1,66 yang berarti t hitung> t tabelyaitu 3,75 > 1,66. Dari hasil analisis data diperoleh rata-rata gain kelas eksperimen 0,69 dan rata-rata nilai gain kelas kontrol 0,61. Persen peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen sebesar 70,31 % dan pada kelas kontrol sebesar 61,57 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan problem based learning terintegrasi discovery learning berbantuan media power point lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan problem based learning berbantuan media power point pada kelas X SMA Swasta Masehi Berastagi.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penyusunan proposal penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning Terintegrasi Discovery Learning Dengan Media Power Point Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Redoks ”, disusun untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Kimia, FMIPA UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Bapak Drs.Bajoka Naiggolan,MS sebagai dosen pembimbing akademik, Agus Kembaren, S.Si, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis. Ucapan terima kasih kepada Ibu Prof.Dr.Retno Dwi Suyanti, M.Si, Dr.Ida Duma Riris, M.Si, dan Bapak Drs.Amser Simanjuntak,M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta staff pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda P. Sirait dan Ibunda R.Ambarita yang telah banyak mencucurkan keringat dan telah memanjakan doa demi selesainya studi penulis.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi proposal penelitian ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis

(5)

v

2.1.2.1. Pengertian Pembelajaran Discovery Learning 8 2.1.2.2. Karakteristik Discovery Learning 9 2.1.2.3. Langkah-Langkah Discovery Learning 10

2.1.2.4. Pelaksanaan 10

2.1.2.5. Keunggulan Discovery Learning 12 2.1.2.6. Kelemahan Discovery Learning 13 2.1.3. Pembelajaran Problem Based Learning 14 2.1.3.1. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah 14 2.1.3.2. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah 15

2.1.3.3. Langkah pelaksanaan 16

2.1.4. Media Power Point 20

2.1.5. Belajar Dan Hasil Belajar 22

2.2. Materi Reaksi Redoks 23

2.3. Kerangka Konseptual 28

2.4. Hipotesis Penelitian 31

BAB III. Metodologi Penelitian

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 32

3.2. Populasi dan Sampel 32

3.2.1. Populasi 32

(6)

3.3. Variabel Penelitian 33

3.3.1. Variabel Bebas 33

3.3.2. Variabel Terikat 33

3.3.3. Variabel Kontrol 33

3.4. Instrumen Penelitian 33

3.5. Rancangan Penelitian 36

3.6. Teknik Pengumpulan Data 38

3.6.1. Tahap Persiapan Penelitian 39

3.6.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian 39

3.6.3. Tahap Akhir Penelitian 40

3.7. Teknik Analisis Data 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian

4.1.1.1. Validitas Tes 44

4.1.1.2. Reabilitas Tes 44

4.1.1.3. Taraf Kesukaran Tes 44

4.1.1.4. Daya Beda Tes 44

4.1.2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa

4.1.2.1. Analisis Data Awal 47

4.1.2.1.1. Uji Normalitas 47

4.1.2.1.2. Uji Homogenitas 47

4.1.2.2. Analisis Data Akhir 48

4.1.2.2.1. Uji Normalitas Data Gain 48

4.1.2.2.2. Uji Homogenitas Data Gain 48

4.1.2.2.3. Uji Hipotesis 48

4.1.2.2.4. Peningkatan Hasil Belajar 49

4.2. Pembahasan 50

BAB V Kesimpulan Dan Saran

5.1. Kesimpulan 52

5.1. Saran 52

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 38

Gambar 4.1. Grafik Deskripsi Data Hasil Penelitian 46

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. TahapTahap Pembelajaran Problem Based Learning 19

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 36

Tabel 3.2. Tabel penolong uji normalitas 41

Tabel 4.1. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Test 45 Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretest dan postest 47 Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pretest dan postest 47

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Gain 48

Tabel 4.5. Uji Homogenitas Data Gain 48

Tabel 4.6. Uji Hipotesis Penelitian 49

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian 57

Lampiran 2 Silabus 58

Lampiran 3a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan I 59 Lampiran 3b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan II 67 Lampiran 3c Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan III 74 Lampiran 4a Lembar Analisis Masalah Pertemuan 1 81 Lampiran 4b Lembar Analisis Masalah Pertemuan II 86 Lampiran 4c Lembar Analisis Masalah Pertemuan III 91

Lampiran 4d Lembar kerja siswa Pertemuan I 96

Lampiran 4e Lembar kerja siswa Pertemuan II 101

Lampiran 4f Lembar kerja siswa Pertemuan III 104

Lampiran 5 Instrumen Tes Sebelum Divalidkan 106

Lampiran 6a Media Powerpoint Pertemuan I 114

Lampiran 6b Media Powerpoint Pertemuan II 116

Lampiran 6c Media Powerpoint Pertemuan III 119

Lampiran 7 Instrumen Tes Setelah Divalidkan 121

Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrumen Setelah divalidkan 124

Lampiran 9 Perhitungan Uji Validitas Tes 125

Lampiran 10 Tabel Uji Validitas Tes 128

Lampiran 11 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 129

Lampiran 12 Tabel Tingkat Kesukaran Tes 131

Lampiran 13 Perhitungan Daya Beda 132

Lampiran 14 Tabel Daya Beda 134

Lampiran 15 Perhitungan Uji Reabilitas Tes 135

Lampiran 16 Tabel Uji Reabilitas Tes 136

Lampiran 17 Tabulasi Data Nilai Siswa 137

Lampiran 18 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Varians

Nilai Pre-Test Dan Post-Test 138

Lampiran 19 data peningkatan hasil belajar (gain) kelas

Eksperimen dan kontrol 140

Lampiran 20 Perhitungan Uji Normalitas 143

Lampiran 21 Perhitungan Uji Homogenitas 149

Lampiran 22 Tabel Data Peningkatan (Gain) 152

Lampiran 23 Pengujian Hipotesis 153

Lampiran 24 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 155

Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian 156

Lampiran 26 Tabel Distribusi Nilai F 162

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran banyak komponen yang mempengaruhi hasil belajar antara lain: bahan atau materi yang dipelajari, strategi pembelajaran, metode pembelajaran yang dilakukan, siswa dan guru sebagai subyek belajar yang dikelompokkan kedalam faktor internal dan faktor eksternal siswa. Model

pembelajaran yang digunakan seharusnya sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan diarahkan pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat (Puspita, 2014). Pembelajaran student center learning memungkinkan mengoptimalkan selain kemampuan kognitif, juga kemampuan afektif dan psikomotorik.

Salah satu model alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam pembelajaran kimia adalah dengan menerapkan model discovery learning, pembelajaran Discovery Learning merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri, (Purwanto dkk 2012). Menurut Pratiwi, F (2014), pembelajaran yang menggunakan discovery learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa karena siswa dilatih untuk mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan melalui sintaksnya seperti pada tahap stimulation siswa diajak untuk mengamati dan menanya, tahap problem statement siswa diajak untuk menanya dan mengumpulkan informasi, tahap data collection siswa diajak untuk mencoba dan mengamati, tahap data processing siswa diajak untuk menalar dan menanya dan tahap terakhir verification siswa diajak untuk menalar dan mengkomunikasikan.

(11)

2

dan minat materi koloid SMA Negeri 1 Rasau Jaya, disimpulkan bahwa model Discovery Learning memberikan pengaruh sebesar 33,89% terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Selanjutnya penelitian Sari (2015), yang berjudul model Discovery Learning dalam meningkatkan keterampilan berpikir luwes pada materi laju reaksi, Hasil penelitian menunjukkan ratarata n-Gain keterampilan berpikir luwes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu 0,35 dan 0,47. Kurnianto, H (2016), yang berjudul pengaruh model pembelajaran Discovery Learning disertai lembar kegiatan siswa (LKS) terhadap prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis

garam kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015, diperoleh rata-rata nilai postes kelas eksperimen I adalah 76,3. Rata-rata kelas eksperimen II adalah 74,4. Widiadnyana (2014), yang berjudul Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP, terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA secara signifikan antara siswa yang belajar menggunakan model discovery learning dengan siswa yang belajar menggunakan model pengajaran langsung (F=7,774; p<0,05).

Selanjutnya model alternatif lainnya adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran PBL merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. PBL tidak mengharapkan siswa hanya sekadar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi, tetapi melalui PBL siswa aktif berpikir atau menginterpretasi masalah, mencari dan mengolah data, mempresentasikan solusinya dan akhirnya menyimpulkan (Nuryanto, 2015). Menurut Sudarman (2007), landasan PBL adalah proses kolaborative. Pembelajar akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang dimilikinya dan darii semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu pembelajaran berbasis masalah dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan prakis sebagai pijakan

(12)

untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran.

Beberapa penelitian dengan menggunakan model Problem basedlearning (PBL) telah dilakukan diantaranya: Hasil penelitian yang dilakukan oleh Trihatmo (2012), yang berjudul “penggunaan model Problem Based Learning pada materi

larutan penyangga dan hidrolisis” Diperoleh bahwa model PBL melalui

pendekatan TSTS berpengaruh terhadap hasil belajar pada materi pokok larutan

penyangga dan hidrolisis dengan kontribusi sebesar 33,69%. Sitorus Julius

(2011) menggunakan model Problem Based Learning berbasis web termodifikasi pada pokok bahasan hidrolisis garam diperoleh nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen adalah 33,50 sedangkan nilai post-testnya adalah 82,70. Putrina (2010) dalam penelitiannya pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah

terhadap hasil belajar siswa pada materi bunyi memperoleh nilai rata-rata post test

sebesar 7,06. Heri Susanto, dkk (2014) dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 79%. Sirait (2015), dalam penelitiannya pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning dengan media power point terhadap hasil belajar siswa SMA pada pokok bahasan konsep redoks diperoleh peningkatan hasil belajar sebesar 72,93%

Selain model pembelajaran aktif, penggunaan media juga sangat membantu siswa dalam menerima materi pelajaran. Salah satu media yang sering digunakan adalah media power point. Media Power Point adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft. Aplikasi ini sangat banyak digu-nakan apalagi oleh kalangan perkantoran, para pendidik, siswa, dan petugas kesehatan dan trainer (Musyahid, A., 2008). Power point merupakan suatu media yang sering digunakan guru dalam proses pembelajaran. Power point dapat digunakan untuk menunjukkan suatu objek yang kelihatan abstrak seolah-olah ada, sehingga dengan media ini siswa tidak akan kebingungan ketika mempelajari suatu materi yang sifatnya abstrak. Disamping itu power point juga memiliki daya

(13)

4

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif dan afektif. Untuk penilaian aspek kognitif, ketuntasan belajar siswa meningkat dari 37,14% menjadi 71,43%. Sedangkan untuk penilaian Aspek afektif menghasilkan capaian indikator yang meningkat dari 67,91% menjadi 72,83%.

Mata pelajaran kimia merupakan produk pengetahuan alam yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum dari proses kerja ilmiah. Dalam pelaksanaan pembelajaran kimia harus mencakup tiga aspek utama yaitu: produk, proses, dan sikap ilmiah. Siswa seringkali kesulitan memahami materi kimia karena bersifat

abstrak. Kesulitan tersebut dapat membawa dampak yang kurang baik bagi pemahaman siswa mengenai berbagai konsep kimia, karena pada dasarnya fakta-fakta yang bersifat abstrak merupakan penjelasan bagi fakta-fakta-fakta-fakta dan konsep konkret.(Wasonowati dkk. 2014). Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik dimana ketrampilan proses sains dilakukan melalui percobaan untuk membuktikan sebuah kebenaran sehingga berdasarkan pengalaman secara langsung membentuk konsep, prinsip, serta teori yang melandasinya (Magdalena, 2014).

Salah satu permasalahan pembelajaran kimia saat ini adalah kesulitan sebagian besar guru kimia dalam menerapkan model pembelajaran yang efektif dalam menyampaikan materi kimia. Selama ini, kegiatan pembelajaran masih dilakukan dengan mengharuskan siswa untuk menghafal konsep kimia. Padahal konsep tersebut bisa dikaitkan dengan kehidupan sehari hari siswa dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif sesuai dengan materi ajar. Namun, sebagian besar guru kimia masih sulit berkreativitas dalam menggunakan model pembelajaran yang relevan dengan materi ajar (Safitri, 2015 hal: 58).

Salah satu contohnya adalah reaksi reduksi dan oksidsi. Pokok bahasan reaksi reduksi oksidasi pada mata pelajaran kimia merupakan materi yang dianggap sulit bagi siswa. Materi ini bersifat abstrak, dimana siswa dituntut untuk memahami terjadinya reduksi dan oksidasi tanpa melihat adanya serah terima elektron

(14)

langsung, penentuan bilangan oksidasi menuntut penguasaan keterampilan berhitung. Materi reduksi oksidasi memiliki pokok bahasan yang cukup banyak dengan pemahaman bertingkat, dimana dalam mempelajari konsep ini siswa terlebih dahulu harus memahami tentang ion-ion dan cara penulisannya serta tata nama. Penyebab materi oksidasi-reduksi menjadi sulit dipahami karena siswa hanya mendengar ceramah guru, sehingga siswa cenderung pasif dalam proses

pembelajaran. Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun materi

kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi yang bersifat abstrak dan

kompleks, padahal siswa dituntut memahami konsep tersebut secara benar dan

mendalam. Salah satunya yaitu kurangnya pengetahuan siswa terhadap aplikasi

dari materi reaksi oksidasi-reduksi dalam kehidupan sehari-hari (Serfanda 2015).

Selanjutnya hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia di SMA Swasta Masehi Berastagi, guru masih menggunakan metode konvensional yang sifatnya monoton dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran yang menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan penggunaan model discovery learning mampu memaksimalkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan sesuatu secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuanya, dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Selain itu dengan model problem based learning siswa aktif berpikir atau menginterpretasi masalah dan juga membangun penalaran.

(15)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah mengoptimalisasi ataupun memaksimalkan pembelajaran kimia melalui penerapan model problem based learning terhadap hasil belajar siswa.

2. Bagaimanakah mengoptimalisasi ataupun memaksimalkan pembelajaran kimia melalui penerapan model discovery learning terhadap hasil belajar

siswa.

3. Apakah dengan penggunaan media power point dalam pembelajaran kimia dapat memaksimalkan hasil belajar siswa.

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini :

1. Penelitian dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning terintegrasi discovery learning.

2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media power point.

3. Penelitian dilakukan di SMA Swasta Masehi Berastagi. 4. Materi yang diajarkan yaitu reaksi reduksi dan oksidasi.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalm penelitian ini adalah:

Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan problem based learning terintegrasi discovery learning berbantuan media power point lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan problem based learning berbantuan media power point.

1.5. Tujuan Penelitian

(16)

terintegrasi discovery learning berbantuan media power point lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan problem based learning berbantuan media power point.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah:

1. Diharapkan dapat digunakan menjadi model pembelajaran untuk materi reaksi redoks.

2. Sebagai bahan acuan bagi peneliti yang lain dalam rangka meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran kimia materi reaksi redoks.

1.6. Defenisi Operasional

1. Discovery Learning adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri, (Purwanto, 2012).

2. Pembelajaran PBL adalah rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. PBL tidak mengharapkan siswa hanya sekadar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi, tetapi melalui PBL siswa aktif berpikir atau menginterpretasi masalah, mencari dan mengolah data, mempresentasikan solusinya dan akhirnya menyimpulkan (Nuryanto, 2015). 3. Media power point adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft. Aplikasi ini sangat banyak digunakan apalagi oleh kalangan perkantoran, para pendidik, siswa, dan petugas kesehatan dan trainer (Musyahid, 2008).

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan problem based learning terintegrasi discovery learning berbantuan media power point lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan problem based learning berbantuan media power point. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung > ttabel yaitu thitung = 3,74 > ttabel = 1,66. Peningkatan hasil belajar dengan model problem based learning terintegrasi discovery learning dengan media power point adalah sebesar 70,31 % dan peningkatan hasil belajar siswa dengan model problem based learning dengan media power point adalah sebesar 61,57 %.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat mencobakan model problem based learning terintegrasi discovery learning berbantuan media power point pada materi kimia pokok bahasan yang bersifat abstrak.

(18)

Daftar Pustaka

Arikunto,S., (2013), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Ariyanti, pritha, dkk., (2015), Penerapan Problem Based Learning (Pbl) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri Di SMA N 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 3.

Astuti ED, dkk., (2014), Pengaruh Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Materi Koloid SMA Negeri 1 Rasau Jaya, Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA Untan Pontianak

Brady, James. E.,(1987), Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid 1. Edisi 5, Binarupa Askara : Jakarta.

Dewi, ratna sari, dkk., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi Sosial Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid Di SMA N 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No 1.

Fakhriyah, (2014), Penerapan Problem Based Learningdalam Upaya Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia JPII 3 (1)

Ghufroni, M.Y., Haryono, dan Hastuti,B., (2013), Upaya Peningkatan Prestasi Belajar dan Interaksi Sosial Siswa Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Problem Posing Dilengkapi Media Power Point Pada Materi Pokok Stoikiometri Kelas X SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(3) : 114121..

Husnawita. (2009). Pengaruh penggunaan powerpoint terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit di kelas X SMAN 5 Padang. Skripsi UNP: Padang

Kurnianto, H., (2016), Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Disertai Lembar Kegiatan Siswa (Lks) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 Nomor. 1

(19)

54

Mellyzar, dkk., (2013), Efektivitas Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kreativitas Siswa Pada Pelajaran Kimia Di Sekolah Menengah Atas, FMIPA, UNIMED, Medan

Nurhayati. (2014). Penerapan Model Problem based learning Menggunakan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.

Nurseto, tejo., (2011), Membuat Media Pembelajaran Yang Menarik, jurnal ekonomi & pendidikan, volume 8 nomor 1.

Pratiwi, Fitri Apriani, dkk., (2014), Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning Dengan Pendekatan Saintifik Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA, Artikel Penelitian.

Pratiwi,Y.,Redjeki,T.,dan Masykuri,M., (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3 (3) : 4048.

Purwanto, candra eko, dkk., (2012), Penerapan Model Pembelajran Guide Discovery Pada Materi Pemantulan Cahaya Untuk Meningkatakan Berfikir Kritis,Unnes Physics Education Journal 1.

Puspita, L., Suciati, dan Mariadi. (2014). Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode Eksperimen Disertai Teknik Concept Map dan Mind Map terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri, Vol. 3. No. I: 85-95.

Rahmi, kardian F, dkk., (2014), Pengaruh Model Guided Discovery Learning Pada Larutan Penyangga (Buffer) Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Sma, Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan.

Rasmawan, rahmat.,(2014), Penerapan Model Discovery Learning Berbasis Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Kerja Ilmiah Siswa SMA, Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Volume 12 Nomor I.

Riyanto, Y., (2009), Paradigma Baru Pembelajran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

(20)

Rosmalinda, desy, dkk., (2013), Pengembangan Modul Praktikum Kimia SMA Berbasis PBL (Problem Based Learning), Edu-Sains Volume 2 No. 2 Juli 2013

Safitri, eka hesti., (2015), Studi Komparasi Hasil Belajar Kimia Pada Materi Koloid Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Siswa Kelas Xi Ipa Man 2 Mataram Tahun Ajaran 2013/2014, J. Pijar MIPA, Vol. X No.1.

Sahala, S. dan Samad, A. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasia Masalah dalam Pembiasan Cahaya pada Lensa terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 5 Ketapang. Jurnal Matematika dan IPA, Vol. 1. No. 2: 12-25.

Sanjaya, Wina., (2011), Standar Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.

Sari, N.F., (2015), Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep dalam Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X6 SMAN 2 Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2006-2007, JPE, 2(1) : 53-73.

Sastradewi, P., F., dkk., (2015), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Yang Menerapkan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa, e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan IPA Vol: 5

Serfanda, F (2015), Komparasi Hasil Belajar Dengan Model Problem Based Learning Dan Inquiry, chemistry in education 4 (2)

Silitonga, Pasar Maulim.,(2010), Statistika, Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Sirait, teresa., wesly hutabarat., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl ) Dengan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Sma Pada Pokok Bahasan Konsep Redoks, Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Medan.

Soebroto, T, dkk., (2009), PENGARUH media visual di ruang kelas terhadap minat dan hasil belajar kimia siswa

(21)

56

Sudarman., (2007). Problem Based Learniing: Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah, Jurnal Pendidikan Inovatif. 2 (2): 68-73.

Sudjana, Nana., (2012), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudjana., (2005), Metoda Statistika, PT. Tarsito Bandung, Bandung.

Suherman,dkk(2001),http://modelpembelajaranku.blogspot.co.id/2015/09/langkah -langkah pembelajaran-discovery.html, diakses tanggal 15 januari 2016

Sulistyaningsih F., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Berbantuan Power Point Dilengkapi Lks Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Isomer Dan Reaksi Senyawa Hidrokarbon Kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 2.

Svehla, G., (1990), Analisis Anorganik Kualitatif, PT Kaman Media Pustaka.

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Wasonowati, R., Redjeki, T., dan Ariani, S. (2014). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 3, No. 3: 66-75.

Gambar

Gambar 3.1. Skema Prosedur PenelitianGambar 4.1. Grafik Deskripsi Data Hasil Penelitian
Tabel 2.1. Tahap – Tahap Pembelajaran Problem Based LearningTabel 3.1. Rancangan Penelitian
Tabel Uji Validitas TesPerhitungan Uji Validitas TesLampiran 11 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembuatan Gliserol dari Alil Alkohol dan Hidrogen Peroksida termasuk dalam reaksi hidroksilasi atau oksidasi yang berlangsung dalam fase cair, pada suhu 70 o C,

Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu: Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat, mengidentifikasi tema wacana, memperoleh informasi umum,

Menceritakan seorang pelukis terkenal seantero negeri yang dibuat terkapar tidak berdaya alias trauma setelah ditinggal mati istrinya yang sangat dia cintai.Suatu ketika pelukis

selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah membimbing penulis dalam penulisan proposal dan telah memberi motivasi.. Suminah M.Si selaku Dosen Pembimbing 2 yang

Pembuatan GO dilakukan dengan metode Hummer yang dimodifikasi menggunakan bahan dasar grafit dari limbah baterai primer Zink-Karbonb. Analisis hasil sintesis dibandingkan dengan

Melihat latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Minat Membaca Buku Perpustakaan Dan Media Pembelajaran

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERAL:. GURU DAN

Rataan umum sesaran batas proporsional adalah 1,24 mm dan merupakan batas nilai disain lateral Z maksimal sambungan geser ganda batang kayu dengan paku berpelat sisi baja