• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGINTEGRASIAN REKOMENDASI KLHS DALAM DRAFT RPJMD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB IV PENGINTEGRASIAN REKOMENDASI KLHS DALAM DRAFT RPJMD"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGINTEGRASIAN REKOMENDASI KLHS

DALAM DRAFT RPJMD

Untuk memudahkan implementasi KLHS dalam perencanaan pembangunan, utamanya

integrasi kepentingan lingkungan hidup (LH) dalam rencana pembangunan, dilakukan dengan

mengajukan sejumlah pertanyaan kunci keberlanjutan (sustainability key questions).

Pertanyaan ini untuk memastikan apakah penyusunan rencana pembangunan sudah

mempertimbangkan kepentingan lingkungan. Dengan kata lain, pertanyaan-pertanyaan tersebut

merupakan representasi dari kepentingan LH yang seharusnya dipertimbangkan dalam proses penyusunan rencana pembangunan. Persepsi tentang makna ”kepentingan” Lingkungan Hidup ini penting untuk didiskusikan di antara pemangku kepentingan sehingga tidak timbul kerancuan

ketika menentukan apakah penyusunan suatu rencana pembangunan telah mempertimbangkan

kepentingan Lingkungan Hidup.

Ketidakjelasan yang seringkali terjadi ketika menilai apakah kepentingan Lingkungan

Hidup telah atau belum diintegrasikan dalam penyusunan suatu rencana pembangunan umumnya terkait dengan ketidakjelasan apa makna “kepentingan” Lingkungan Hidup dan bagaimana kepentingan Lingkungan Hidup tersebut “dipertimbangkan” atau diintegrasikan dalam penyusunan rencana pembangunan. Oleh karena itu, dalam metodologi ini dijelaskan makna ”kepentingan” Lingkungan Hidup dan bagaimana kepentingan tersebut seharusnya diintegrasikan ke dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah.

Makna kepentingan Lingkungan Hidup dalam hal ini, diusulkan, diwakili oleh tiga prinsip

Lingkungan Hidup yang merupakan kaidah-kaidah ekologi dan sosial-ekonomi, yaitu: (1)

keterkaitan/ketergantungan (interdependency), (2) keberlanjutan (sustainability), dan (3)

keadilan dalam pemanfaatan sumberdaya (environmental justice). Masing-masing kaidah ini

kemudian dijabarkan dalam kriteria dan beberapa indikator, terutama indikator-indikator input

dan proses (implementasi). Dalam hal rumusan indikator, diusahakan dalam bentuk indikator

(2)

sejauhmana tingkat partisipasi pemangku kepentingan (stakeholders) dalam proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan; Kesetaraan dalam proses pengambilan

keputusan antar pemangku kepentingan;.Kejelasan mekanisme, prosedur, dan kewenangan

dalam hubungan kerja antar sektor, antar lembaga (formal dan non-formal), dan antar wilayah;

Kejelasan digunakannya pendekatan ekosistem [a.l., Daerah Aliran Sungai (DAS), ekosistem

khas] dalam perencanaan pembangunan; Keterkaitan RPJMD Nasional, Provinsi, dan

Kabupaten/Kota, utamanya antar Kabupaten/Kota dalam satu ekosistem.

Prinsip II : Pertimbangan kaidah-kaidah keberlanjutan (sustainability). Menunjukkan sejauhmana faktor-faktor penunjang keberlanjutan, antara lain, daya dukung dan daya tampung

Lingkungan Hidup serta faktor kemampuan sumberdaya alam pulih kembali (atau alih fungsi

menjadi sumberdaya produktif lainnya) menjadi pertimbangan perencanaan pembangunan.

Prinsip III : Pertimbangan keadilan sosial dan ekonomi dalam pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) (environmental justice). Mencegah terjadinya pembangunan yang

berakibat pada marjinalisasi dan kemiskinan akibat ketidakadilan dalam akses, pemanfaatan,

penguasaan, dan pengendalian terhadap sumberdaya alam. Pertimbangan keadilan juga

termasuk keadilan dalam akses infrastruktur dasar dan informasi atas sumberdaya.

Untuk memudahkan integrasi prinsip dan kriteria kepentingan Lingkungan Hidup dalam

perencanaan pembangunan tersebut di atas, prinsip dan kriteria tersebut selanjutnya

diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan termasuk indikator-indikator yang akan

digunakan sebagai tolak ukur.

Kegiatan KLHS penyusunan RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2016 – 2021 diakhiri dengan kegiatan Penyampaian Hasil Rekomendasi KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun

2016 – 2021” yang diselenggarakan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan dengan dihadiri oleh pemangku kepentingan. Pada kegiatan ini, Tim Pokja Pengendalian

Lingkungan selaku penyusun KLHS, memaparkan hasil proses KLHS RPJMD Kabupaten

Grobogan Tahun 2016 – 2021 yang telah dilakukan kepada seluruh pemangku kepentingan. Dalam kegiatan tersebut, juga disepakati dan dapat diterima rekomendasi KLHS oleh tim

penyusun RPJMD yang juga sebagian anggotanya juga menjadi anggota Pokja PL untuk

diintegrasikan ke dalam rancangan RPJMD. Meskipun proses penyusunan telah selesai, Pokja Pengendalian Lingkungan masih memiliki kewajiban untuk “mengawal” proses pengintegrasian KLHS ke dalam Rancangan Akhir RPJMD dan dilakukannya KLHS Renstra SKPD. Berikut

penjelasan hasil kesepakatan pengintegrasian rekomendasi KLHS ke dalam rancangan akhir

(3)

1. Isu Strategis RPJMD Kabupaten Grobogan 2016 - 2021

Isu strategis KLHS RPJMD berupa isu Kemiskinan dan Pengangguran, Pelayanan

Dasar dan Infrasruktur, Kelembagaan dan Tata Kelola, Konflik dan Kesenjangan Sosial, serta

Kerentanan dan Pelestarian Sosial Budaya, sudah masuk dalam substansi yang disebutkan sebagai isu strategis RPJMD, namun Isu Penurunan dan Kerusakan Kualitas Lingkungan, dan

Alih Fungsi Lahan belum masuk dalam substansi yang disebutkan sebagai isu strategis RPJMD.

2. Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Grobogan 2016 - 2021

Berdasarkan kajian konsistensi Rumusan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan

Arah Kebijakan, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah RPJMD yang sedang

disusun terhadap Pembangunan Berkelanjutan yang meliputi Prinsip Keterkaitan,

Keseimbangan, dan Keadilan, maka diusulkan untuk menambahkan beberapa hal, yaitu : • Catatan perbaikan terhadap Visi :

Visi Kabupaten Grobogan yaitu “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Grobogan

yang Sejahtera Secara Utuh dan Menyeluruh” belum secara langsung maupun

dalam penjelasan visi menyebutkan secara spesifik mengenai aspek lingkungan

hidup. Catatan perbaikan, pada penjelasan dari SECARA UTUH dapat diartikan

sebagai juga sebagai keutuhan kelestarian lingkungan alam atau MENYELURUH

diartikan sebagai keseluruhan baik aspek sosial/budaluruhan baik aspek

sosial/budaya, ekonomi, dan lingkungan.

• Catatan perbaikan untuk Misi :

Misi sudah memperhatikan pembangunan berkelanjutan tetapi perlu dipertegas

berdasarkan prinsip keseimbangan dan keadilan khususnya pada aspek lingkungan

yang dapat berimplikasi pada tidak terjaminnya keadilan antarkelompok dan

antargenerasi. Penjabaran Misi ke-3 mengenai pelaksanaan Pengembangan

ekonomi kerakyatan bidang UMKM, industri, perdagangan, koperasi dan pariwisata

dapat dilakukan dengan berwawasan lingkungan. Penjabaran Misi ke-6 Penambahan

usaha dan tindakan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan dalam rangka

mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan peningatan penyerapan tenaga kerja

(4)

Berdasarkan kajian mengenai Prinsip Keterkaitan, Keseimbangan, dan Keadilan, Arah

Kebijakan Pembangunan pada misi 1 hingga 9 sudah memperhatikan prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan, namun ada beberapa catatan agar diperhatikan pada

program, yaitu :

Program Prioritas

( 9 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Pembangunan Infrastruktur dilakukan secara merata dan proporsional di seluruh wilayah

daerah atau difokuskan pada lokasi yang relatif tertinggal, dengan tetap memperhatikan aset

dan nilai-nilai budaya lokal, tetap memperhatikan kelestarian lingkungan denan

menggunakan bahan, material, dan alat/teknologi yang ramah lingkungan dan penyediaan

jalur hijau maupun ruang terbuka hijau lainnya, memaksimalkan lahan yang ada dengan

tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar

Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. dan menghindari

pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

3. Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan perekonomian baru di pedesaan tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan dengan menggunakan bahan, material, dan

alat/teknologi yang ramah lingkungan dan penyediaan ruang terbuka hijau lainnya,

memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar

Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi

sebaran vegetasi dan peneduh. dan menghindari pembangunan pada lahan produktif,

kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

Misi 1 “Membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan'-jembatan, perhubungan,

perumahan-pemukiman, dan sumberdaya air”

( 6 program – 4 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Peningkatan rehabilitasi / pemeliharaan jalan tetap memperhatikan kondisi pelengkap dan

perlengakapan jalan tertutama peningkatan dan penyediaan drainase, dan dapat menambah

kantung/celukan parkir, memaksimalkan lahan yang ada, serta meningkatkan fungsi sebaran

vegetasi dan peneduh, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan

(5)

2. Rehabilitasi/Pemeliharaan jalan dan jembatan dilakukan dilakukan secara merata diseluruh

wilayah dengan tetap memperhatikan kondisi pelengkap dan perlengakapan jalan tertutama

peningkatan dan penyediaan drainase, dan dapat menambah kantung/celukan parkir.

5. Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ dilakukan secara proporsional

diseluruh wilayah atau difokuskan pada lokasi yang memiliki pergerakan (LLAJ) yang tinggi.

6. Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan dilakukan secara proporsional atau

difokuskan pada lokasi yang memiliki akses terbatas, disertai monitoring terkait emisi gas

buang (uji emisi secara rutin) dan dapat dilakukan dengan pengembangan transportasi

masal. Memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar

Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi

sebaran vegetasi dan peneduh, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif,

kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

Misi 2 “Meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan”

( 5 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan dilakukan meningkatkan

pemberdayaan dan perlindungan petani serta penguatan kelembagan petani, tetap menjaga

dan mempertahankan nilai budaya dan kebiasaan dalam bertani berbasis kearifan lokal,

serta menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

2. Dalam peningkatan produksi pertanian/perkebunan, agar melibatkan seluruh stakeholders

serta melakakuan penguatan terhadap kelembagaan pertanian, tetap menjaga dan

mempertahankan nilai budaya dan kebiasaan dalam bertani berbasis kearifan lokal,

penguatan kelembagaan petani, dan menggunakan pupuk berimbang spesifik lokasi dan

penggunaan pestisida yang memperhatikan ambang pengendalian, meningkatkan pemakain

pupuk dan pestisida organik, dan diversivikasi komoditas yang ditanam.

Misi 3 “Pengembangan ekonomi kerakyatan bidang UMKM, industri, perdagangan,

koperasi dan pariwisata”

( 9 program – 4 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dilakukan secara merata dengan

pengikutsertaan masyarakat dalam penyusunan kebijakan serta pemberdayaan masyarakat

(6)

limbah yang baik, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB

(Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta

meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. Memperhatikan Daya Dukung dan

Daya Tampung Lingkungan dan Menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan

lindung, dan kawasan rawan bencana

2. Pengembangan sentra-sentra industri potensial dilakukan secara merata dengan

pengikutsertaan masyarakat dalam penyusunan kebijakan serta pemberdayaan masyarakat

di sekitar lokasi industri, pemanfaatan SDA agar dibatasi dan pentapan lokasi dengan kajian

yang dilandasi peraturan yang tegas serta menyediakan sistem pengolahan limbah yang

baik, memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dan memaksimalkan

lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal

dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan

peneduh. Menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan

rawan bencana

8. Pengembangan Destinasi Pariwisata dilakukan dengan langkah awal penyiapan

kelembagaan tata kelola yang baik, dengan Pelibatan pemangku kepentingan dan

pemberdayaan masyarakat di sekitar objek wisata dan Pelatihan dan edukasi kepada

masyarakat terkait keahlian bidang pariwisata maupun Pembentukan komunitas sadar

wisata dengan memberdayakan masyarakat lokal. Meningkatkan investasi masyarakat.

Menjaga kelestarian alam dan membentuk regulasi yang menjaga keasrian lingkungan dan

ekosistem di destinasi wisata yang baru. Memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung

Lingkungan dan Memaksimalkan lahan yang ada, serta meningkatkan fungsi sebaran

vegetasi dan peneduh. Mengembangkan destinasi pariwisata berbasis alam seperti

agrowisata dan lain sebagainya.

9. Pengembangan Pemasaran Pariwisata dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan

untuk berdiskusi dan ikut serta dalam penyusunan rencana pengelolan dan pemasaran

pariwisata serta menggunakan teknologi yang mendukung pemasaran, meningkatkan

kerjasama pemasaran dengan berbagai pihak pelaku pariwisata serta mengembangkan

(7)

Misi 4 ”Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan pemberdayaan masyarakat , keolahragaan kepemudaan, KB dan pelayanan sosial dasar lainnya”

( 17 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

5. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas

pembantu dan jaringannya dilakukan menggunakan material yang ramah lingkungan serta

menyediakan IPAL dan pengelolaan lingkungan dengan baik, memaksimalkan lahan yang

ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH

(Koefisien dasar Hijau) minimal, serta menyediakan ruang terbuka hijau di dalam maupun

disekitar lokasi Puskesmas, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan

lindung, dan kawasan rawan bencana.

6. Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit

paru-paru/rumah sakit mata dilakukan menggunakan material yang ramah lingkungan serta

menyediakan IPAL dan pengelolaan lingkungan dengan baik, memaksimalkan lahan yang

ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH

(Koefisien dasar Hijau) minimal, serta menyediakan ruang terbuka hijau di dalam maupun

disekitar lokasi Rumah Sakii, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan

lindung, dan kawasan rawan bencana.

Misi 5 “Mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan peningkatan penyerapan tenaga kerja”

(4 program – 3 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi dilakukan dengan melibatkan masyarakat

dalam merumuskan kesepakatan dan kebijakan dengan investor dan dilakukan berdasarkan

ketentuan dan peraturan yang berlaku

2. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dilakukan dengan melibatkan partisipasi

masyarakat dalam merumuskan kesepakatan dan kebijakan dengan investor dan dilakukan

berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku, pemilihan lokasi sesuai peruntukan

dengan memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan, serta meningkatkan

fungsi sebaran vegetasi dan peneduh, serta pembangunan dilakukan pada lokasi yang

dipersyaratkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang terbatas. Pendirian industri baru

yang memberikan dampak lingkungan signifikan perlu memperhatikan aspek rehabilitasi dan

reklamasi lingkungan. Penggantian lahan pertanian yang terpakai serta pembangunan jalur

evakuasi bencana harus dimasukkan dalam perencanaan investasi dengan

(8)

usaha.

Misi 6 “Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan kualitas pelayanan publik”

( 9 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur berupa kantor maupun bangunan dan

sejenisnya dilakukan dengan memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan

KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta

meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh serta menghindari pembangunan pada

lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

5. Perencanaan pembangunan daerah dilakukan secara merata dan memperhatikan dampak

terhadap kawasan sekitarnya serta mengikutsertakan masyarakat.

Misi 7 “Meningkatan kelestarian sumberdaya alam, lingkungan hidup dan kualitas penataan ruang”

( 9 program – 4 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam harus memperhatikan tindakan

antisipasi dampak perubahan iklim serta aspek adaptasi dan mitigasi terhadap bencana.

Program ini perlu memasukan teknologi tepat guna seperti pilot proyek panel surya untuk

perkantoran pemerintah, biogas dan sumur resapan, rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS)

dan lahan kritis.

2. Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

dilakukan secara merata dan menyeluruh disertai Menjaga dan mengawasi penggunaan

akses informasi lingkungan hidup yang baik.Program ini juga perlu dijalankan dengan

melaksanakan pemetaan potensi pencemaran yang akurat dan menyeluruh dengan

menggunakan teknologi berbasis Sistem Informasi Geografis

3. Perencanaan Tata Ruang dilakukan secara merata dan memperhatikan dampak terhadap

kawasan sekitarnya serta mengikutsertakan masyarakat dan kebijakan diambil dengan

metode Buttom-Up.

4. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dilakukan dengan

meningkatkan kapasitas laboratorium pengujian menjadi laboratorium lingkungan yang

(9)

Misi 9 “Meningkatkan pemerataan pendapatan, pembangunan antar wilayah, kesetaraan gender, perlindungan anak dan penanggulangan kemiskinan”

( 7 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh dilakukan sesuai dengan kerifan lokal

memperhatikan dampak terhadap kawasan sekitarnya serta mengikutsertakan masyarakat

dengan dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai budaya dan adat setempat dengan

tanpa menghilangkan aset budaya dan penyediaan ketentuan yang dapat menghindari

konflik budaya dalam bentuk CSR dan sebagainya.

2. Perencanaan pembangunan ekonomi dilakukan secara merata dan memperhatikan dampak

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan terhadap Niat Membeli Ulang Jasa melalui Kepuasan Konsumen pada

Penurunan kualitas (degradasi) dan dalam waktu bersamaan alih fungsi lahan pangan menjadi perkebunan kelapa sawit terus berlanjut dan berlangsung secara masif, tidak saja

Makalah ini akan menguraikan metode pembentukan elemen dan penomeran node ( titik simpul) yang merupakan masalah utama pada penyediaan data elemen. Metode ini di-dasarkan

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang ada di kelas 5, guru masih menggunakan metode konvensional ceramah dan penugasan, sehingga siswa terlihat pasif

1 Kepuasan pasien adalah suatu perasaan senang atau kecewa seseorang pasien BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah So’E yang muncul akibat kinerja pelayanan kefarmasian

Syukur Alhamdullillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Untuk anak – anak dan bayi yang normal termasuk baik yang alergi yang tidak boleh meminum susu sapi. Tidak mengandung isoflavone

Tabel.. Dikarenakan rhitung memilki nilai yang negatif maka hubungan antar 2 variabel tersebut merupakan hubungan yang negatif. Metode Penelitian Pendidikan :