• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelas 10 SMK Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kelas 10 SMK Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam 2"

Copied!
228
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Bambang Wijanarko, S.Pd, MT
  • Pengajar:
    • Drs. Sony Mulaksono, MT
  • Sekolah: Pusat Pengembangan & Pemberdayaan Pendidik & Tenaga Kependidikan
  • Mata Pelajaran: Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam
  • Topik: Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam
  • Tipe: Buku Teks
  • Tahun: 2013
  • Kota: Malang

I. PENDAHULUAN

Buku teks ini disusun untuk mendukung pembelajaran siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam bidang Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam. Dengan mengacu pada kurikulum 2013, buku ini berfokus pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mendorong keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Penyajian materi dirancang untuk mengembangkan keterampilan proses sains, sehingga siswa dapat melakukan eksplorasi dan penemuan pengetahuan secara mandiri.

II. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek penting dalam dunia industri, termasuk dalam pengerjaan non logam. Materi ini membahas pengertian K3, norma-norma yang harus dipatuhi, serta pentingnya alat pelindung diri. Dengan pemahaman yang baik tentang K3, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi bahaya dan mencegah kecelakaan kerja, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.

2.1 Pengertian K3

K3 adalah kondisi kerja yang bebas dari ancaman bahaya yang dapat mengganggu aktivitas dan mengakibatkan cedera atau kerusakan. Penerapan K3 melibatkan perencanaan dan pengendalian situasi berbahaya serta perlindungan bagi pekerja, sesuai dengan Undang-Undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970.

2.2 Norma-norma K3

Norma-norma K3 bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan menciptakan keseimbangan antara perusahaan dan pekerja. Pemahaman tentang norma ini penting untuk mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dasar hukum K3 diatur dalam berbagai undang-undang yang mendukung perlindungan keselamatan kerja.

2.3 Rambu-rambu K3

Rambu-rambu keselamatan berfungsi untuk memberikan informasi dan peringatan terkait potensi bahaya di tempat kerja. Pengelompokan rambu dibagi menjadi perintah, waspada, dan informasi, yang semuanya memiliki tujuan untuk menjaga keselamatan pekerja.

2.4 Penyebab Kecelakaan Kerja

Penyebab kecelakaan kerja dapat berasal dari kondisi tidak aman (unsafe condition) dan tindakan tidak aman (unsafe action). Faktor-faktor ini sering kali merupakan gejala dari kurangnya penerapan K3 dan komitmen manajemen terhadap keselamatan kerja. Pemahaman tentang penyebab ini penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

2.5 Identifikasi Pengontrolan Bahaya

Identifikasi pengontrolan bahaya melibatkan penilaian risiko dan penerapan langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan. Siswa diajarkan untuk mengenali bahaya di tempat kerja dan melakukan tindakan preventif yang sesuai.

2.6 Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja adalah kondisi kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja yang tidak aman. Siswa perlu memahami jenis-jenis penyakit ini dan cara pencegahannya melalui penerapan K3 yang baik.

2.7 Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Penggunaan APD yang tepat sangat penting untuk memastikan keselamatan selama proses pengerjaan non logam.

III. FUNGSI DAN PENGGUNAAN PERALATAN KERJA KAYU

Materi ini membahas berbagai peralatan tangan yang digunakan dalam pengerjaan kayu, termasuk fungsi, penggunaan, dan perawatan peralatan tersebut. Siswa diharapkan dapat memahami cara menggunakan peralatan dengan aman dan efisien, serta melakukan perawatan yang diperlukan agar peralatan tetap dalam kondisi baik.

3.1 Fungsi Peralatan Tangan

Setiap alat tangan memiliki fungsi spesifik dalam pengerjaan kayu, seperti memotong, mengukir, dan menghaluskan. Siswa harus memahami fungsi masing-masing alat untuk dapat menggunakannya secara efektif dalam proyek pengerjaan.

3.2 Penggunaan Peralatan Tangan

Penggunaan peralatan tangan harus mengikuti prosedur yang aman untuk mencegah kecelakaan. Siswa diajarkan untuk mengenali risiko yang terkait dengan penggunaan alat dan cara menghindarinya.

3.3 Pengelompokan Peralatan Tangan

Peralatan tangan dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, seperti alat pemotong, alat pengukir, dan alat penghalus. Pengelompokan ini membantu siswa untuk lebih mudah memahami dan memilih alat yang tepat untuk tugas tertentu.

3.4 Perawatan dan Pemeliharaan Peralatan

Perawatan alat tangan sangat penting untuk menjaga kinerjanya. Siswa diajarkan cara membersihkan, menyimpan, dan melakukan perawatan rutin pada alat agar dapat digunakan dalam jangka panjang.

3.5 Pengerjaan Kayu

Materi ini mencakup teknik dasar pengerjaan kayu, mulai dari pemilihan bahan hingga proses akhir. Siswa diharapkan dapat menerapkan teknik yang benar dan aman dalam proyek pengerjaan kayu.

IV. FUNGSI DAN PENGGUNAAN CETAKAN FIBER

Dalam bab ini, siswa akan mempelajari tentang cetakan fiberglass, termasuk fungsi, bahan, dan proses perakitan. Pemahaman yang baik tentang cetakan fiberglass penting untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

4.1 Peralatan Cetak Kerja Fiber

Peralatan cetak kerja fiber terdiri dari berbagai alat dan bahan yang digunakan untuk membuat cetakan fiberglass. Siswa harus memahami cara kerja masing-masing alat dan bahan yang terlibat.

4.2 Bahan Pekerjaan Fiber

Bahan yang digunakan dalam pembuatan fiberglass meliputi resin, katalis, dan serat. Siswa diajarkan tentang sifat dan fungsi masing-masing bahan dalam proses pembuatan fiberglass.

4.3 Perakitan Fiberglass

Proses perakitan fiberglass melibatkan langkah-langkah yang harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan hasil yang optimal. Siswa diajarkan teknik-teknik yang tepat dalam merakit cetakan fiberglass.

Gambar

Gambar 1.2. 
Gambar 1.4.
Gambar 1.5. Kondisi tidak aman
Gambar 1.6. Tindakan tidak 
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di semua masyarakat, spesies ikan tertentu sangat digemari dan karenanya memiliki tingkat permintaan lebih tinggi serta harga yang lebih mahal dari spesies

Penghitung baik sinkron maupun asinkron bisa didisain sebagai pengitung dari 1 sampai dengan 15 (contoh penghitung sampai dengan 10,8, 6 dsb.) dengan cara

9 Rangkaian basis bersama didisain dengan maksud untuk mendapatkan tahanan masukan yang kecil, maka dari itu variasi sinyal masukan ditempatkan pada kaki emitor dan

Hal demikian berlaku seperti halnya peralatan di industri yang digunakan sesuai dengan kebutuhan termasuk untuk kepentingan sertifikasi dalam mempertahankan atau menjaga

Zat itu disebut indikator dan menunjukkan akhir titrasi, karena menyebabkan perubahan warna titrat atau menimbulkan perubahan kekeruhan dalam titrat (larutan jernih

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan model pembelajaran Quantum Teaching guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada