• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Tanaman Rami (Boehmeria nivea L. Gaud) dengan Aspek Khusus Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendeman Serat Rami di Perkebunan PT. Agrina Prima Wonosobo, Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Tanaman Rami (Boehmeria nivea L. Gaud) dengan Aspek Khusus Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendeman Serat Rami di Perkebunan PT. Agrina Prima Wonosobo, Jawa Tengah"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN SERAT

RAMI DI PERKEBUNAN PT. AGRINA PRIMA WONOSOBO,

JAWA TENGAH

Oleh: Sudarman A01499059

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

SUDARMAN. Pengelolaan Tanaman Rami (Boehmeria nivea L. Gaud) dengan Aspek Khusus Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendemen Serat Rami di Perkebunan PT. Agrina Prima Wonosobo, Jawa Tengah (Dibimbing oleh M. A. CHOZIN dan DWI GUNTORO)

Kegiatan magang bertujuan untuk mempelajari pengelolaan tanaman rami (Boehmeria nivea L. Gaud) terutama pada aspek identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen serat di perkebunan PT. Agrina Prima Wonosobo, Jawa Tengah. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai bulan Februari hingga Juni 2003.

PT. Agrina Prima merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha budidaya dan pengolahan tanaman rami. PT. Agrina Prima berkantor pusat di Jakarta, sedangkan perkebunannya ada di Wonosobo, Jawa Tengah. Perkebunan rami PT. Agrina Prima dipimpim oleh seorang kepala Wilayah Usaha Budidaya (Wilud) dibantu olah tiga kepala bagian yaitu : Bagian Diversifikasi, Bagian Budidaya dan Bagian Dekortikasi.

Perkebunan rami PT. Agrina Prima terdiri dari kebun inti dan plasma. Lahan yang digunakan sebagai kebun inti merupakan lahan sewa dengan jangka waktu 8 tahun. Sedangkan lahan plasma merupakan lahan milik petani penanam rami. Luas lahan inti pada tahun 2003 adalah 12.97 ha sedangkan luas lahan plasma adalah 39.53 ha. Rata- rata produksi china grass yang dicapai perkebunan rami PT. Agrina Prima selama tahun 2001 sampai 2003 adalah 1 092.42 kg/bulan.

Kegiatan yang diselenggarakan di perkebunan rami PT. Agrina Prima dibagi kedalam tiga bagian yaitu diversifikasi, budidaya dan

dekortikasi. Masing- masing bagian saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap bagian dipimpin oleh satu orang kepala bagian.

(3)

pengolahan. Setiap faktor diulang 3 kali. Pengamatan dilakukan terhadap batang hasil panen yang diperoleh dari kebun inti maupun kebun plasma. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan sidik ragam.

(4)

PENGELOLAAN TANAMAN RAMI (

Boehmeria nivea

L. Gaud)

DENGAN ASPEK KHUSUS IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN SERAT

RAMI DI PERKEBUNAN PT. AGRINA PRIMA WONOSOBO,

JAWA TENGAH

Laporan Magang

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh: Sudarman A01499059

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul : PENGELOLAAN TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea

L. Gaud) D E N G A N A S P E K KHUSUS IDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN SERAT RAMI DI PERKEBUNAN PT. AGRINA PRIMA W O N O S O B O , J A W A T E N G A H Nama : SUDARMAN

NRP : A01499059 Program Studi : AGRONOMI

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. M. A. Chozin, MAgr. Dwi Guntoro, SP. MSi NIP: 130 536 690 NIP: 132 176 851

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Supiandi Sabiham, MAgr. NIP: 130 422 698

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Juli 1979 di Ciamis, Jawa Barat sebagai putra pertama dari 3 bersaudara, dari keluarga Bapak Sahri dan Ibu Marpu'ah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar Negeri IV Sindanghayu, Banjarsari, Ciamis masuk tahun 1987 dan lulus pada tahun 1993. Pada tahun 1996 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Banjarsari, Ciamis. Pada tahun 1996 penulis berkesempatan belajar di Sekolah Menengah Umum Plus Cisarua, Bandung yang dibiayai oleh Pemerintah Propinsi Jawa Barat dan pada tahun 1999 lulus dari sekolah tersebut.

(7)

Segala Puji hanya bagi Allah atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi-Nya yang mulia shalallahu'alaihi wassalam, juga kepada keluarganya, para sahabatnya serta kepada siapa saja yang mengikuti kebaikan mereka sampai hari kiamat.

Skripsi yang berjudul “Pengelolaan Tanaman Rami (Boehmeria nivea L. Gaud) dengan Aspek Khusus Identifikasi Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Rendemen Serat Rami di Perkebunan PT. Agrina Prima Wonosobo, Jawa Tengah” merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. M. A. Chozin, MAgr. selaku dosen Pembimbing I yang telah bersedia membimbing penulis disela-sela kesibukan beliau sebagai Wakil Rektor I. 2. Dwi Guntoro, SP, MSi. sebagai dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, pengarahan dan semangat kepada penulis.

3. Seluruh keluarga tercinta terutama Bapak dan Ibu atas do'a restu dan dorongannya kepada penulis.

4. Kepada istri tercinta yang telah sekuat tenaga mendorong penulis untuk menyelesaika skripsi ini.

5. Direktur PT. Agrina Prima yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan Magang ini.

6. Bapak Arif Budiono selaku kepala Wilud Wonosobo yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan kegiatan Magang ini.

7. Kepala Bagian Diversifikasi, Budidaya dan Dekortikasi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam kegiatan di lapangan, dan 8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(8)

DAFTAR ISI

Pabrik Pengolahan dan Produksi ... 9

Diversifikasi ... 11

Organisasi PT. Agrina Prima ... 12

Struktur Organisasi dan Personalia ... 12

Fasilitas dan Sistem Pengupahan ... 13

Pengelolaan Pelaksanaan Kegiatan dan Tenaga Kerja ... 14

Pembibitan ... 14

Pengambilan Rhizom ... 15

Pencucian, Pemotongan dan Penyemaian ... 15

Pemeliharaan ... 16

Teknik Budidaya ... 17

Pengolahan Tanah ... 17

Penanaman ... 18

Penyulaman ... 19

Pemangkasan Kosmetik ... 19

Pemupukan ... 19

Pewiwilan ... 20

Penyiangan dan Pendangiran ... 21

Pengairan ... 21

Drainase ... 22

Panen ... 23

Pengendalian Hama ... 24

(9)

Penerimaan ... 32

Pemeliharaan Tanaman ... 41

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Perkembangan Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia (TPT) ... 1

2. Impor Rami dalam Bentuk Serat dan Benang Tahun 2000 – 2004 ... 2

3. Luas Areal Produksi Perkebunan Rami PT. Agrina Prima ... 8

4. Status, Jumlah Petani dan Luas Areal Tanam Milik Petani ... 8

5. Produksi China Grass PT. Agrina Prima ... 11

6. Jumlah dan Komposisi Tenaga Kerja Perkebunan PT. Agrina Prima ... 13

7. Rekapitulasi Biaya Operasional Usahatani Rami ... 32

8. Prediksi Penerimaan Usahatani Rami ... 33

9. Rendemen Serat pada Dua Kelompok Rami ... 34

10. Rendemen Serat pada Perbedaan Ukuran Panjang Batang ... 34

11. Rendemen Serat pada Tanaman dengan Pemupukan dan Tanpa Pemupukan ... 34

12. Rendemen Serat pada Beberapa Umur Panen ... 35

13. Rendemen Serat pada Beberapa Ketinggian Tempat ... 35

14. Rendemen Serat pada Beberapa Tenggang Waktu Pengolahan ... 35

15. Perbedaan Karakteristik Batang Rami Kelompok A1 dan A2 ... 46

Lampiran 1. Hasil Uji-T Rendemen Serat pada Dua Kelompok Rami ... 56

2. Hasil Analisis Ragam Rendemen Serat pada Perbedaan Ukuran Panjang Batang ... 56

3. Hasil Analisis Ra gam Rendemen Serat pada Tanaman dengan Pemupukan dan Tanpa Pemupukan ... 56

4. Hasil Analisis Ragam Rendemen Serat pada Beberapa Umur Panen ... 56

5. Hasil Analisis Ragam Rendemen Serat pada Beberapa Ketinggian Tempat... 56

6. Hasil Analisis Ragam Rendemen Serat pada Beberapa Tenggang Waktu Pengolahan ... 56

7. Asumsi Usahatani Rami Pola Usaha I ... 57

8. Biaya Investasi Pola Usaha I ... 57

9. Komponen Biaya Variabel per Hektar Pola Usaha I ... 57

(11)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN SERAT

RAMI DI PERKEBUNAN PT. AGRINA PRIMA WONOSOBO,

JAWA TENGAH

Oleh: Sudarman A01499059

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

SUDARMAN. Pengelolaan Tanaman Rami (Boehmeria nivea L. Gaud) dengan Aspek Khusus Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendemen Serat Rami di Perkebunan PT. Agrina Prima Wonosobo, Jawa Tengah (Dibimbing oleh M. A. CHOZIN dan DWI GUNTORO)

Kegiatan magang bertujuan untuk mempelajari pengelolaan tanaman rami (Boehmeria nivea L. Gaud) terutama pada aspek identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen serat di perkebunan PT. Agrina Prima Wonosobo, Jawa Tengah. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai bulan Februari hingga Juni 2003.

PT. Agrina Prima merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha budidaya dan pengolahan tanaman rami. PT. Agrina Prima berkantor pusat di Jakarta, sedangkan perkebunannya ada di Wonosobo, Jawa Tengah. Perkebunan rami PT. Agrina Prima dipimpim oleh seorang kepala Wilayah Usaha Budidaya (Wilud) dibantu olah tiga kepala bagian yaitu : Bagian Diversifikasi, Bagian Budidaya dan Bagian Dekortikasi.

Perkebunan rami PT. Agrina Prima terdiri dari kebun inti dan plasma. Lahan yang digunakan sebagai kebun inti merupakan lahan sewa dengan jangka waktu 8 tahun. Sedangkan lahan plasma merupakan lahan milik petani penanam rami. Luas lahan inti pada tahun 2003 adalah 12.97 ha sedangkan luas lahan plasma adalah 39.53 ha. Rata- rata produksi china grass yang dicapai perkebunan rami PT. Agrina Prima selama tahun 2001 sampai 2003 adalah 1 092.42 kg/bulan.

Kegiatan yang diselenggarakan di perkebunan rami PT. Agrina Prima dibagi kedalam tiga bagian yaitu diversifikasi, budidaya dan

dekortikasi. Masing- masing bagian saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap bagian dipimpin oleh satu orang kepala bagian.

(13)

pengolahan. Setiap faktor diulang 3 kali. Pengamatan dilakukan terhadap batang hasil panen yang diperoleh dari kebun inti maupun kebun plasma. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan sidik ragam.

(14)

PENGELOLAAN TANAMAN RAMI (

Boehmeria nivea

L. Gaud)

DENGAN ASPEK KHUSUS IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN SERAT

RAMI DI PERKEBUNAN PT. AGRINA PRIMA WONOSOBO,

JAWA TENGAH

Laporan Magang

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh: Sudarman A01499059

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

Judul : PENGELOLAAN TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea

L. Gaud) D E N G A N A S P E K KHUSUS IDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN SERAT RAMI DI PERKEBUNAN PT. AGRINA PRIMA W O N O S O B O , J A W A T E N G A H Nama : SUDARMAN

NRP : A01499059 Program Studi : AGRONOMI

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. M. A. Chozin, MAgr. Dwi Guntoro, SP. MSi NIP: 130 536 690 NIP: 132 176 851

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Supiandi Sabiham, MAgr. NIP: 130 422 698

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Juli 1979 di Ciamis, Jawa Barat sebagai putra pertama dari 3 bersaudara, dari keluarga Bapak Sahri dan Ibu Marpu'ah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar Negeri IV Sindanghayu, Banjarsari, Ciamis masuk tahun 1987 dan lulus pada tahun 1993. Pada tahun 1996 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Banjarsari, Ciamis. Pada tahun 1996 penulis berkesempatan belajar di Sekolah Menengah Umum Plus Cisarua, Bandung yang dibiayai oleh Pemerintah Propinsi Jawa Barat dan pada tahun 1999 lulus dari sekolah tersebut.

(17)

Segala Puji hanya bagi Allah atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi-Nya yang mulia shalallahu'alaihi wassalam, juga kepada keluarganya, para sahabatnya serta kepada siapa saja yang mengikuti kebaikan mereka sampai hari kiamat.

Skripsi yang berjudul “Pengelolaan Tanaman Rami (Boehmeria nivea L. Gaud) dengan Aspek Khusus Identifikasi Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Rendemen Serat Rami di Perkebunan PT. Agrina Prima Wonosobo, Jawa Tengah” merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. M. A. Chozin, MAgr. selaku dosen Pembimbing I yang telah bersedia membimbing penulis disela-sela kesibukan beliau sebagai Wakil Rektor I. 2. Dwi Guntoro, SP, MSi. sebagai dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, pengarahan dan semangat kepada penulis.

3. Seluruh keluarga tercinta terutama Bapak dan Ibu atas do'a restu dan dorongannya kepada penulis.

4. Kepada istri tercinta yang telah sekuat tenaga mendorong penulis untuk menyelesaika skripsi ini.

5. Direktur PT. Agrina Prima yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan Magang ini.

6. Bapak Arif Budiono selaku kepala Wilud Wonosobo yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan kegiatan Magang ini.

7. Kepala Bagian Diversifikasi, Budidaya dan Dekortikasi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam kegiatan di lapangan, dan 8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(18)

DAFTAR ISI

Pabrik Pengolahan dan Produksi ... 9

Diversifikasi ... 11

Organisasi PT. Agrina Prima ... 12

Struktur Organisasi dan Personalia ... 12

Fasilitas dan Sistem Pengupahan ... 13

Pengelolaan Pelaksanaan Kegiatan dan Tenaga Kerja ... 14

Pembibitan ... 14

Pengambilan Rhizom ... 15

Pencucian, Pemotongan dan Penyemaian ... 15

Pemeliharaan ... 16

Teknik Budidaya ... 17

Pengolahan Tanah ... 17

Penanaman ... 18

Penyulaman ... 19

Pemangkasan Kosmetik ... 19

Pemupukan ... 19

Pewiwilan ... 20

Penyiangan dan Pendangiran ... 21

Pengairan ... 21

Drainase ... 22

Panen ... 23

Pengendalian Hama ... 24

(19)

Penerimaan ... 32

Pemeliharaan Tanaman ... 41

(20)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Perkembangan Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia (TPT) ... 1

2. Impor Rami dalam Bentuk Serat dan Benang Tahun 2000 – 2004 ... 2

3. Luas Areal Produksi Perkebunan Rami PT. Agrina Prima ... 8

4. Status, Jumlah Petani dan Luas Areal Tanam Milik Petani ... 8

5. Produksi China Grass PT. Agrina Prima ... 11

6. Jumlah dan Komposisi Tenaga Kerja Perkebunan PT. Agrina Prima ... 13

7. Rekapitulasi Biaya Operasional Usahatani Rami ... 32

8. Prediksi Penerimaan Usahatani Rami ... 33

9. Rendemen Serat pada Dua Kelompok Rami ... 34

10. Rendemen Serat pada Perbedaan Ukuran Panjang Batang ... 34

11. Rendemen Serat pada Tanaman dengan Pemupukan dan Tanpa Pemupukan ... 34

12. Rendemen Serat pada Beberapa Umur Panen ... 35

13. Rendemen Serat pada Beberapa Ketinggian Tempat ... 35

14. Rendemen Serat pada Beberapa Tenggang Waktu Pengolahan ... 35

15. Perbedaan Karakteristik Batang Rami Kelompok A1 dan A2 ... 46

Lampiran 1. Hasil Uji-T Rendemen Serat pada Dua Kelompok Rami ... 56

2. Hasil Analisis Ragam Rendemen Serat pada Perbedaan Ukuran Panjang Batang ... 56

3. Hasil Analisis Ra gam Rendemen Serat pada Tanaman dengan Pemupukan dan Tanpa Pemupukan ... 56

4. Hasil Analisis Ragam Rendemen Serat pada Beberapa Umur Panen ... 56

5. Hasil Analisis Ragam Rendemen Serat pada Beberapa Ketinggian Tempat... 56

6. Hasil Analisis Ragam Rendemen Serat pada Beberapa Tenggang Waktu Pengolahan ... 56

7. Asumsi Usahatani Rami Pola Usaha I ... 57

8. Biaya Investasi Pola Usaha I ... 57

9. Komponen Biaya Variabel per Hektar Pola Usaha I ... 57

(21)

13. Hasil Analisis Finansial Pola Usaha I ... 60

14. Asumsi Usahatani Rami Pola Usaha II ... 61

15. Biaya Investasi Pola Usaha II ... 61

16. Biaya Penyusutan Pola Usaha II ... 61

17. Komponen Biaya Variabel per Hektar Pola Usaha II ... 62

18. Biaya Operasional Usahatani Rami Pola Usaha II ... 63

19. Proyeksi Penerimaan Usahatani Rami Pola Usaha II ... 64

20. Proyeksi Arus Kas Usahatani Rami Pola Usaha II ... 65

21. Hasil Analisis Finansial Pola Usaha II ... 65

22. Jurnal Kegiatan Magang ... 66

23. Data Curah Hujan dan Hari Hujan Kabupaten Wonosobo Tahun 1999 – 2001 ... 71

24. Deskripsi Beberapa Klon Tanaman Rami ... 72

25. Blangko Absensi dan Upah Tenaga Kerja ... 73

26. Blangko Jadwal Panen ... 74

(22)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Pabrik Pengolahan ... 10 2. Pengambilan Rhizom ... 15 3. Pemotongan Rhizom ... 16 4. Pemupukan Dasar ... 18 5. Pemupukan ... 20 6. Keadaan Tanaman Akibat Kekurangan Air ... 22 7. Pemanenan ... 24 8. Pengendalian Hama ... 25 9. Dekortikasi ... 26 10. Perendaman ... 26 11. Pemerasan ... 27 12. Brushing ... 28 13. Penjemuran ... 28 14. Pengepakan ... 29 15. Mesin Openner Milik KOPSERINDO ... 30 16. Perbedaan Keadaan Serat Akibat Perbedaan Waktu Pengolahan ... 36

Lampiran

(23)

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara pengekspor tekstil dan produk tesktil utama dunia, pada saat ini masih mengalami ketergantungan impor bahan baku serat alam maupun benang dalam jumlah yang sangat besar. Impor bahan baku hampir 99% dari total kebutuhan sebesar 1 900 000 ton. Padahal nilai ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia menempati nilai tertinggi pada sektor non- migas dan menyumbangkan devisa sebanyak 15% dari total devisa yang diterima melalui sektor non- migas. Data nilai ekspor tekstil dan produk tesktil Indonesia tahun 2001 – 2003 disajikan pada Tabel 1 (KOPSERINDO, 2005).

Tabel 1. Perkembangan Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia (TPT)

Deskripsi Thn. 2001 Thn. 2002 Thn. 2003

Jumlah Perusahaan (unit) 2 665 2 646 2 654

Kapasitas Produksi (ton) 6 037 448 6 079 874 5 789 834 Produksi : Nilai (milyar rupiah)

Vulume (ton) Sumber : Asosiasi Pertekstilan Indonesia dalam KOPSERINDO (2005)

Ketergantungan Indonesia terhadap impor bakan baku serat alam memberikan peluang bagi pengembangan serat rami sebagai salah satu bahan serat tekstil. Rami memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di Indonesia, mengingat pengembangan kapas memerlukan kesesuaian lahan yang khusus dan pengendalian hama yang intensif (Moerdoko, 1993).

Rami merupakan tanaman yang menghasilkan serat dari kulit batangnya. Secara visual, serat rami yang telah diproses (setelah

(24)

2

Kebutuhan serat rami di dunia masih sangat besar. Menurut hasil riset Lembaga Serat Rami Dunia dan Switzerland pada tahun 1985 – 2000, kebutuhan serat rami dunia diperkirakan 400 000 ton – 500 000 ton per tahun. Namun sejauh ini pasokan dari China, Brazil dan Filipina baru sebesar 120 000 ton – 150 000 ton per tahun. Dengan demikian masih ada kekurangan sebanyak 350 000 ton per tahun. Dengan asumsi 6 kali panen setahun, Indonesia bisa memasok kekurangan itu dengan areal 58 333 hektar. Ini merupakan potensi yang besar untuk menggerakkan ekonomi rakyat melalui koperasi (NAF ED, 2002).

Menurut KOPSERINDO (2005), kebutuhan serat rami di Indonesia sendiri belum dapat tercukupi dari produksi dalam negeri, namun sampai saat ini masih sulit untuk memperoleh data kebutuhan serat rami untuk kebutuhan industri TPT dalam negeri. Indone sia masih mengimpor rami dalam bentuk serat dan benang. Impor rami dalam bentuk serat dan benang tahun 2000 – 2004 disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Impor Rami dalam Bentuk Serat dan Benang Tahun 2000 – 2004

Deskripsi

Sumber : Statistik Impor BPS dalam KOPSERINDO (2005)

Saat ini pengembangan rami telah dilakukan di beberapa daerah seperti Sumatra Utara, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Luas lahan rami yang telah dikembangkan sampai dengan tahun 2005 adalah 550 ha. Semuanya merupakan daerah pengembangan rami yang berada dibawah pembinaan KOPSERINDO.

(25)

dalam pelaksanaannya mengalami banyak kendala. Pada bidang budidaya kendala yang dihadapi diantaranya adalah jenis tanaman yang belum seragam, ketinggian tempat yang bervariasi, waktu pengolahan yang terlambat serta teknik budidaya yang kurang baik di tingkat petani. Keadaan seperti ini dapat mempengaruhi rendemen serat yang dihasilkan.

Produktivitas serat selain ditentukan oleh produksi batang basah juga ditentukan oleh rendemen serat yang dimiliki. Dengan melihat keadaan tersebut maka perlu dilakukan studi untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor- faktor tersebut terhadap rendemen serat rami yang dihasilkan.

Tujuan

1. Mempelajari teknik budidaya rami mulai dari persiapan bahan tanaman sampai panen

2. Mempelajari proses pengolahan rami hingga dihasilkan serat kasar (china grass)

3. Mengetahui sistem pengelolaan budidaya rami yang meliput i tenaga kerja serta proses alur kerja dari setiap kegiatan di perkebunan PT. Agrina Prima

4. Mendapatkan pengetahuan praktis, pengalaman dan keterampilan kerja di bidang perkebunan

(26)

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Kegiatan Magang dilaksanakan selama 4 bulan, mulai 18 Februari sampai 18 Juni 2003. Adapun lokasi magang bertempat di perkebunan rami PT. Agrina Prima, tepatnya di Desa Cengang, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah.

Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegitan magang di perkebunan PT. Agrina Prima meliputi mengumpulan data dan informasi, baik dengan cara langsung maupun tidak langsung. Data langsung diperoleh melalui percobaan, pengamatan dan ikut serta dalam kegitan di lapangan. Selama magang penulis bekerja sebagai karyawan harian lepas dan pendamping Kepala Bagian dari setiap kegiatan yang dilakukan karyawan harian lepas. Pekerjaan yang dilakukan meliputi seluruh kegiatan yang ada di perkebuanan PT. Agrina Prima yaitu pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen dan proses pengolahan rami sampai dihasilkan china grass.

Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang diduga mempengaruni rendemen serat rami dilakukan dengan mengambil contoh batang dari faktor- faktor yang diamati. Faktor- faktor yang diamati antara lain : kelompok rami, panjang batang, pemupukan, umur panen, ketinggian tempat dan tenggang waktu pengolahan. Adapun langkah- langkah kerja yang dilakukan sebagai berikut :

1. Kelompok Rami

(27)

2. Panjang Batang

Panjang batang yang dijadikan contoh adalah 100 cm, 150 cm dan 200 cm. Data rendemen diperoleh dengan mengambil contoh batang yang masuk ke bagian dekortikasi. Masing- masing contoh diulang 3 kali dengan bobot masing- masing 3 kg.

3. Pemupukan

Rendemen diperoleh dengan mengambil contoh batang yang masuk ke bagian dekortikasi. Contoh tanaman yang dipupuk berasal dari kebun inti (Kalikajar IV) dengan dosis 7 g (Urea : KCl = 4:3)/rumpun sedangkan rendeman pada tanaman tanpa pemupukan diperoleh dari lahan petani (Bojasari). Masing- masing contoh diulang 3 kali dengan bobot masing-masing 3 kg.

4. Umur Panen

Rendemen diperoleh dengan mengambil contoh batang dari kapling C43 yang dipanen secara bertahap yaitu pada umur 60 hari, 65 hari, 70 hari dan 75 hari. Masing- masing contoh diulang 3 kali dengan bobot masing-masing 3 kg.

5. Ketinggian Tempat

Contoh batang diambil dari kebun petani yang terletak di Desa Kalimendong (Leksono) dengan ketinggian 450 m dpl, Desa Bojasari (Kretek) dengan ketinggian 800 m dpl, dan Desa Sigedang (Kejajar) dengan ketinggian 1 500 m dpl. Masing- masing ketinggian dibuat 3 ulangan dengan bobot 3 kg.

6. Tenggang Waktu Pengolahan

Data diperoleh dengan menyimpan batang panen yang masuk ke bagian

dekortikasi selama 0 hari (langsung diolah), 1 hari (disimpan 1 hari), 2 hari (disimpan 2 hari) dan 3 hari (disimpan 3 hari). Masing- masing contoh diulang 3 kali dengan bobot masing- masing 3 kg.

(28)

HASIL MAGANG

Keadaan Umum Perkebunan Sejarah Perkebunan

PT. Agrina Prima didirikan pada tanggal 11 Juni 1999 di Jakarta. Perusahaan mengkhususkan usahanya di bidang budidaya tanaman rami serta proses produksinya. Sebagai langkah awal PT. Agrina Prima membuka lahan rami di Desa Cengan Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Pengembangan budidaya tanaman rami oleh PT. Agrina Prima dimaksudkan untuk :

a. Pemanfaatan lahan tidur untuk usaha budidaya tanaman rami seluas 500 hektar,

b. Membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat,

c. Meningkatkan kesejahteraan dan kekuatan perekonomian rakyat daerah berdasarkan agroindustri, dan

d. Menjaga keutuhan lingkungan alam.

Dari maksud di atas, maka tujuan atau sasaran pokok dari PT. Agrina Prima antara lain :

a. Bekerja sama dengan pihak lain seperti Pemerintah Daerah (Pemda), petani dan pihak lain dengan pola kerjasama yang saling menguntungkan,

b. Secara bertahap mengembangkan luasan areal budidaya rami seluas 500 ha hingga tahun 2004,

c. Menggunakan bibit unggul dari kebun rami di Wonosobo serta teknik budidaya yang telah dikuasai oleh PT. Agrina Prima, dan menghasilkan keuntungan finansial yang layak bersama - sama khususnya dengan para mitra kerjasama.

(29)

PT. Agrina Prima mulai melakukan penjualan dalam bentuk serat kasar (china grass) pada tahun 2001 dan mendapat tanggapan yang positif dari pihak pembeli. Mereka membutuhkan serat rami setiap bulan minimal 12.5 ton atau setara dengan 50 - 60 ha kebun rami.

Letak Geografis

Perkebunan Rami PT. Agrina Prima berlokasi di Kabupaten Wonosobo. Perkebunan tersebut terbagi menjadi kebun inti dan kebun plasma. Kebun inti berlokasi di Desa Cengang, Siguk dan Sedayu yang berada di Kecamatan Sapuran, dan Desa Kalikajar yang berada di Kecamatan Kalikajar, sedangkan lahan plasma berlokasi di Kecamatan Sapuran, Leksono, Kalikajar, Kretek, Wonosobo, Kejajar, dan Kepil. Pabrik pengolahan rami terletak di Desa Cengang Kecamatan Sapuran yang berjarak ± 13 km dari Kota Wonosobo ke a rah Purworejo.

Elevasi dan Topografi

Elevasi dan topografi perkebunan rami pada lahan inti hampir seragam yaitu memiliki kemiringan ± 3% dan topografi berupa pegunungan. Lahan inti berada pada ketinggian ± 800 m dpl, sedangkan elevasi dan topografi pada lahan plasma lebih beragam. Pada lahan plasma elevasi berkisar antara ± 3% sampai 15% dengan topografi berupa dataran dan pegunungan, serta berada pada ketinggian antara ± 450 sampai 1 500 m dpl.

Areal Konsesi dan Tataguna Lahan

Lahan inti yang dimiliki PT. Agrina Prima merupakan lahan sewa dari petani dengan jangka waktu 8 tahun. Luas areal yang telah disewa adalah 27 ha, namun kemudian mengalami penurunan sehingga tahun 2003 luas yang dimiliki tinggal ± 12.79 ha. Data luas areal dan tataguna lahan sampai bulan Mei 2003 disajikan pada Tabel 3.

(30)

8

Tabel 3. Luas Areal Produksi Perkebunan Rami PT. Agrina Prima

No. Unit Luas Areal Produksi (ha) Luas Nilai Kontrak (ha)

1 Sapuran 2.25 3.5

Sumber: Kantor Wilayah Urusan Budidaya (Wilud) Wonosobo, PT. Agrina Prima 2003

PT. Agrina Prima juga bekerja sama dengan petani sebagai plasma, mengembangkan budidaya rami dengan bantuan modal dari PT. Pertamina dan PT. Jasa Marga. Perkebunan rami di Wonosobo juga bertambah luas dengan adanya Proyek Kawasan Industri dan Perkebunan (KINBUN) yang merupakan proyek dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Wonosobo yang diantaranya berupa pengembangan budidaya rami. Data luas areal tanam milik petani disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Status, Jumlah Petani dan Luas Areal Tanam Milik Petani

Status Jumlah Petani (orang) Luas Lahan (ha)

Sumber: Kantor Wilud Wonosobo, PT. Agrina Prima 2003.

Luas areal milik petani mengalami penurunan. Luas areal milik petani pada bulan Agustus 2002 yang aktif mencapai 80 ha, namun pada bula n Mei 2003 luas areal milik petani yang aktif tinggal ± 39.59 ha, berarti telah mengalami penurunan sebanyak 50.51%.

Jenis Tanah dan Iklim

(31)

Sedangkan untuk Kecamatan Kretek jenis tanahnya sebagian Andosol dan sebagian Regosol (BPS Kab. Wonosobo, 2001). Derajat kemasaman (pH) lahan perkebunan milik PT. Agrina Prima berada antara 6.3 – 6.7.

Wilayah Wonosobo memiliki tipe iklim B menurut Oldeman dengan curah hujan berkisar antara 2 270 sampai 4 835 mm/tahun dan hari hujan 188 hari hujan/tahun. Suhu udara berkisar antara 14.3 sampai 26.5 °C. Data curah hujan dan hari hujan Kabupaten Wonosobo 10 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel Lampiran 23.

Keadaan Pertanaman

Tanaman rami di kebun PT. Agrina Prima dibagi dalam dua kelompok yaitu A1 dan A2. Rami yang dimasukkan dalam kelompok A1 adalah klon Pujon 10, Indocina dan Jawa Timur, sedangkan yang dimasukkan dalam kelompok A2 adalah klon Florida dan Pujon 501.

Rami kelompok A1 memiliki ciri- ciri yaitu rendemen yang tinggi, kulit batang tebal, menghasilkan rhizom sedikit dan batang berongga. Sedangkan rami kelompok A2 memiliki ciri- ciri yaitu rendemen lebih rendah, kulit batang tipis, menghasilkan rhizom banyak, dan batang padat (tidak berongga).

Rami kelompok A1 merupakan jenis rami yang paling disukai. Kelompok A1 memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelompok A2, namun untuk perbanyakan tanaman dalam jumlah yang banyak akan mengalami kesulitan karena rhizom yang dihasilkan sedikit. Sebagian besar tanaman rami yang ditanam di perkebunan PT. Agrina Prima adalah kelompok A1, terutama banyak ditanam di kebun Kalikajar, sedangkan di kebun Sapuran sebagian besar ditanami kelompok A2. Pada kegiatan peremajaan, lahan- lahan yang sebelumnya ditanami rami kelompok A2 mulai diganti dengan rami kelompok A1.

Pabrik Pengolahan dan Produksi

(32)

10

berbagai percobaan mulai dari perenda man batang basah (secara tradisional), penggunaan bakteri (bakterisasi) hingga akhirnya menggunakan mesin serat (dekortikator). Pengolahan menggunakan mesin dekortikator mulai dilakukan pada tahun 2001. Proses produksi yang telah dilakukan yaitu sampai dihasilkan serat kasar (china grass).

Peralatan produksi yang dimiliki PT. Agrina Prima untuk menghasilkan serat kasar (china grass) terdiri dari enam unit mesin

dekortikator, enam bak perendaman (untuk merendam serat hasil dekortikasi), satu unit mesin peras, satu unit mesin brusher, dan satu unit rumah jemur. Mesin- mesin tersebut diproduksi sendiri di Jakarta.

Gambar 1. Pabrik Pengolahan

(33)

Tabel 5. Produksi China Grass PT. Agrina Prima

Sumber : Kantor Wilud PT. Agrina Rima, Wonosobo 2003

Produksi china grass yang dicapai PT. Agrina Prima selama 2001 – 2003 terlihat mengalami fluktuasi. Produksi terendah terjadi pada bulan Oktober 2002. Rata-rata produksi china grass yang dihasilkan PT. Agrina Prima mulai Agustus 2001 sampai Februari 2003 adalah 1 092.42 kg/bulan.

Diversifikasi

PT. Agrina Prima selain memiliki unit pengolahan serat juga memiliki unit diversifikasi. Unit ini bertugas menangani kegiatan pembibitan dan melakukan berbagai percobaan guna mendapatkan berbagai macam produk turunan dengan bahan baku yang berasal dari tanaman rami. Unit ini dibangun sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.

(34)

12

Organisasi PT. Agrina Prima

Struktur Organisasi dan Personalia

Struktur organisasi merupakan salah satu komponen yang sangat penting pada suatu perusahaan. Dari struktur organisasi dapat diketahui dengan jelas kedudukan (pemisahan tanggung jawab) dan hubungan antara bagian satu dan bagian lainnya, serta diharapkan dapat terjalin kerjasama yang baik dalam menjalankan visi dan misi perusahaan.

Perkebunan rami Wonosobo dipimpin oleh seorang kepala Wilud yang bertugas mengelola dan melaksanakan tugas dengan arahan dari direksi dan sekaligus memiliki wewenang tertinggi di tingkat kebun. Kepala Wilud dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas dari membina, membimbing dan mengkoordinasikan bawahan. Ia bersama - sama bawahannya melaksanakan program kerja dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat serta pemerintah setempat. PT. Agrina Prima mendirikan kantor perwakilan di Wonosobo untuk membantu kelancaran kerja serta sebagai representasi perusahaan di daerah Wonosobo.

Kepala Wilud dibantu oleh beberapa staf diantaranya Kepala Bagian Administrasi dan Umum, Kepala Bagian Diversifikasi, Kepala Bagian Budidaya dan Kepala Bagian Dekortikasi. Kepala Bagian Administrasi dan Umum bertugas melaksanakan kegiatan administrasi di tingkat kantor dan di tingkat kebun, serta membantu tugas- tugas Kepala Wilud Wonosobo. Kepala Bagian Diversifikasi bertugas menyelenggarakan kegiatan usaha- usaha diversifikasi dari tanaman rami yang meliputi kegiatan pembibitan, pemanfaatan daun kering, pembuatan benang dan lain- lain. Kelapa Bagian Budidaya bertugas memberikan pembinaan, pengawasan dan pengarahan kepada bawahan sehingga kegiatan budidaya dapat terselenggara sesuai dengan yang direncanakan. Kepala Bagian Budidaya dibantu oleh satu orang Supervisor Lahan Inti dan dua orang Supervisor Lahan Plasma yang bertugas melaksanakan kegiatan pengawasan dan pembinaan di tingkat lapangan sehingga kegiatan budidaya dapat terselenggara sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kepala Bagian

(35)

Berdasarkan sifat hubungan kerjanya, tenaga kerja di perkebunan PT. Agrina Prima terdiri atas karyawan tetap dan karyawan harian lepas atau borongan. Karyawan tetap terdiri dari Kepala Wilud, Kepala Bagian Diversifikasi, Kepala Bagian Budidaya, Kepala Bagian Dekortikasi dan Supervisor sedangkan selainnya adalah karyawan harian lepas atau borongan yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan ketersediaan pekerjaan yang harus diselesaikan. Jumlah tenaga kerja di perkebunan PT. Agrina Prima tercantum pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah dan Komposisi Tenaga Kerja Perkebunan PT. Agrina Prima

Karyawan Jumlah

Staf

Kepala Wilud 1

Kabag Administratur dan Umum 1

Kabag Diversifikasi 1

Kabag Budidaya 1

Kabag Dekortiksi 1

Supervisor Lahan Inti 1

Supervisor Lahan Plasma I 1

Supervisor Lahan Plasma II 1

Karyawan Harian Lepas Sesuai dengan kebutuhan

Sumber: Kantor Wilud PT. Agrina Prima, Wonosobo 2003

Fasilitas dan Sistem Pengupahan

Perusahaan selalu berusaha mensejahterakan para karyawannya dengan memberikan berbagai fasilitas menurut kemampuan yang dimiliki perusahaan. Fasilitas yang diberikan perusahaan diantaranya kendaraan dinas, pendidikan, tunjangan hari raya dan hak- hak lainnya yang diatur dalam peraturan perusahaan. PT. Agrina Prima dalam rangka menunjang pengembangan perusahaan dan sumberdaya manusia, memerlukan tenaga-tenaga terampil dan berpengalaman luas yang dapat menguasai tugas di bidang masing- masing. Oleh karena itu, perusahaan juga menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepada para karyawannya.

(36)

14

rekening masing- masing, sedangkan untuk tingkat pelaksana dan harian diberikan langsung kapada karyawan melalui masing- masing kepala bagian.

Pengelolaan Pelaksanaan Kegiatan dan Tenaga Kerja

Perencanaan kegiatan di bagian budidaya setiap hari dilakukan oleh kepala bagian kemudian diinstruksikan kepada supervisor. Supervisor menginstruksikan langsung kepada para pekerja secara lisan. Supervisor lahan inti mengatur pekerja sesuai dengan tempat, jenis kegiatan, jumlah alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan setiap hari. Supervisor mengawasi kinerja para tenaga kerja. Hasil kerjanya kemudian dievaluasi dan dilaporkan kepada kepala bagian. Sedangkan Supervisor lahan plasma tugasnya membuat prediksi panen, menyusun jadwal panen, dan memberikan penyuluhan kepada petani.

Kegiatan di PT. Agrina Prima sebagian besar dilakukan secara harian kecuali kegiatan panen yang dilakukan secara borongan. Borongan panen merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkesinambungan terdiri dari pemanenan, pengendalian gulma (manual) dan pemupukan. Pengadaan tenaga kerja untuk setiap kegiatan berasal dari lokasi di sekitar perkebunan.

Pembibitan

Pembibitan adalah suatu kegiatan perbanyakan bahan tanam baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk memenuhi pesanan dari luar. Tanaman rami dapat diperbanyak dengan biji, stek batang dan rhizoma. Pada pengembangan secara luas umumnya digunakan stek rhizoma sebagai bahan perbanyakan. Penggunaan stek rhizoma selain mudah juga memiliki kestabilan sifat. Pembibitan yang dilakukan di kebun rami PT. Agrina Prima diambil dari stek rhizoma.

Rhizoma yang digunakan berasal dari lahan produksi yang ada di kebun inti maupun kebun plasma. Pengadaan bibit yang berasal dari petani diperoleh dengan dua cara yaitu perusahaan mengambil sendiri rhizoma di lahan petani atau perusahaan menerima rhizoma dari petani sudah dalam

bentuk potongan. Tahapan kegiatan pembibitan yang dilakukan di PT. Agrina Prima terdiri dari pengambilan rhizoma, pencucian, pemotongan,

(37)

Pengambilan Rhizoma

Pengambilan rhizoma dilakukan pada saat panen atau beberapa hari setelah panen. PT. Agrina Prima tidak memiliki kebun pembibitan khusus. Permintaan bibit yang ada selama ini dipenuhi dari kebun produksi, baik dari kebun inti maupun plasma.

Pengambilan rhizom diambil dengan cara memotong rhizoma yang menjulur di luar rumpun utama atau jika rumpun utamanya sudah besar, maka sebagian diambil untuk perbanyakan. Pengambilan rhizoma pada rumpun yang sudah besar dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman tersebut. Tenaga kerja yang digunakan dalam pengambilan rhizoma berkisar 10 sampai 20 orang tergantung luasan lahan dan potensi rhizoma yang bisa diambil. Prestasi kerja karyawan pada kegiatan pengambilan rhizoma adalah 0.0173 ha/HOK, sedangkan prestasi kerja penulis adalah 0.0130 ha/HOK.

Gambar 2. Pengambilan Rhizom.

Rhizoma yang diambil adalah yang sudah cukup tua yang ditandai dengan rhizoma berwarna coklat, cukup keras dan berasal dari batang yang sudah pernah dipanen. Tanaman yang diambil rhizoma nya sebaiknya te lah berumur lebih dari dua tahun, namun pelaksanaan di lapangan pada umur lebih dari satu tahun sudah diambil rhizoma nya.

Pencucian, Pemotongan dan Penyemaian

(38)

16

yang digunakan harus tajam sehingga hasil potongan rhizoma tidak pecah. Panjang potongan yang digunakan di perkebunan PT. Agrina Prima adalah ± 5 cm (10 sampai 15 mata tunas). Menurut Setyobudi et al. (2000) panjang rhizoma yang baik adalah 4 sampai 8 cm. Semakin panjang rhizoma semakin sedikit sulaman yang dibutuhkan, namun hal itu akan kesulitan jika bibit yang tersedia dalam jumlah terbatas.

Rhizoma yang telah dipotong- potong kemudian disemai dalam kotak pesemaian dengan mata tunas menghadap ke atas. Kotak persemaian terbuat dari papan, dengan ukuran 32 cm x 40 cm x 25 cm. Media yang digunakan untuk penyemaian adalah serbuk gergaji.

Gambar 3. Pemotongan Rhizom

Tujuan penyemaian menggunakan kotak semai adalah agar memudahkan dalam proses pengiriman dan mengurangi tingkat kerusakan. Jumlah tenaga pemotong yang dibutuhkan sekitar 2 - 15 orang tergantung volume rhizoma yang akan dipotong. Prestasi kerja karyawan pada kegiatan pemotongan adalah 3 267 stek/HOK, sedangkan prestasi kerja penulis adalah 2 897 stek/HOK.

Pemeliharaan

(39)

Kelembaban yang terjaga memungkinkan pertumbuhan tunas dan dalam waktu ± 5 hari sudah mulai muncul tunas baru. Namun bila kelembaban tidak terjaga, maka dalam waktu 1 - 2 hari, stek dapat menunjukkan kelayuan.

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan sprayer. Pupuk yang digunakan dengan nama dagang Petrovita tersedia dalam bentuk cair. Petrovita merupakan pupuk cair lengkap yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Konsentrasi pupuk yang digunakan adalah 10 ml/tangki.

Selain pupuk daun juga ditambah fungisida untuk mengendalikan jamur yang menyerang persemaian. Fungisida yang digunakan dengan nama dagang Agrifos 400 AS dengan bahan aktif asam fosfit 400 g/l. Konsentrasi fungisida yang digunakan adalah 10 ml/tank.

Teknik Budidaya

Pengolahan Tanah

Tanaman rami membutuhkan tanah yang gembur, kaya akan unsur hara dan tidak menghendaki air yang menggenang. Lahan yang digunakan untuk pertanaman rami dapat berupa tegalan atau lahan sawah. Pada lahan sawah setelah dibajak perlu dibuat bedengan- bedengan dan drainase agar tidak ada air yang menggenangi tanaman. Sedangkan pada lahan tegalan setelah dibajak/dicangkul perlu dibuat saluran irigasi dan drainase untuk mengatur ketersediaan air bagi tanaman. Pada lahan tegalan tidak perlu dibuat bedengan (Sjafei, 1988). Penanaman dengan pola bedengan masih digunakan di kebun inti, namun secara bertahap pola tersebut diganti tanpa bedengan. Pengolahan tanah yang diterapkan di kebun PT. Agrina Prima adalah secara borongan.

(40)

18

Gambar 4. Pemupuk an Dasar

Penanaman

Penanaman rhizom dilakukan pada lubang tanam yang dibuat dengan menggunakan pencong kemudian stek ditanam miring 45º dan sepertiga bagiannya berada di atas permukaan tanah. Rhizom yang ditanam sebaiknya yang telah memiliki tunas serta memiliki perakaran yang baik.

Jarak tanam yang digunakan di kebun inti adalah 75 cm x 25 cm, 70 cm x 30 cm, 80 cm x 30 cm, 60 cm x 50 cm dan 90 cm x 30 cm. Sedangkan jarak tanam yang direkomendasikan kepada petani dan sekarang mulai digunakan di kebun inti adalah 70 cm x 30 cm.

Penanaman dilakukan minimal satu minggu setelah pemberian pupuk dasar. Waktu penanaman yang baik adalah pada awal musim hujan untuk mengurangi kegagalan akibat kekurangan air. Apabila pada saat penanaman tidak turun hujan, maka perlu dilakukan pernyiraman.

Kegiatan penanaman selama kegiatan magang dilakukan pada kapling yang telah dibongkar. Bibit yang digunakan adalah bibit A1 yang diambil dari rumpun yang sengaja dibongkar sebagian dan ditambah bibit yang berasal dari persemaian.

(41)

Penyulaman

Penyulaman bertujuan untuk menggantikan tanaman yang mati, tidak tumbuh atau pertumbuhannya tidak normal. Penyulaman menggunakan bibit yang berasal dari rhizom yang telah disemai. Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 10 sampai 14 hari setelah penanaman.

Penyulaman pada tanaman yang telah dewasa biasanya tidak dilakukan karena biasabya kurang berhasil. Sulaman sering kali tercabut pada saat panen karena tidak diberi tanda. Petanirami di Wonosobo umumnya tidak melakukan penyulaman.

Pemangkasan Kosmetik

Selama tiga sampai lima bulan setelah penanaman, tanaman dibiarkan tidak dipangkas untuk memberikan kesempatan supaya perakaran tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pertumbuhan tanaman pertama seringkali tidak serempak, sehingga tinggi tanaman tidak seragam. Pemangkasan kosmetik biasanya dilakukan pada saat tanaman telah berumur tiga sampai lima bulan, agar pertumbuhan tanaman menjadi seragam.

Pemangkasan kosmetik dilakukan dengan memangkas batang tepat pada permukaan tanah. Dengan cara ini diharapkan tunas yang tumbuh nantinya memiliki pertumbuhan yang serempak dan merata. Batang rami hasil pangkas kosmetik tidak dapat diambil seratnya karena kandungan serat yang dimiliki masih rendah. Batang tersebut kemudian dikembalikan ke lahan untuk dijadikan kompos.

Pemupukan

Tanaman rami merupakan tanaman yang rakus akan unsur hara. Tanaman ini memiliki pertumbuhan yang cepat dan dapat dipanen setiap dua bulan (Rukmana, 2003). Dalam setahun rami dapat dipanen sampai enam kali dengan syarat ketersediaan air selalu dijaga.

(42)

20

Prima adalah ± 7 g/rumpun, campuran urea dan KCl (4:3 ), atau kurang lebih 145 kg urea/ha dan 100 kg KCl/ha.

Menurut Rukmana (2003) dosis pemupukan rami setiap kali panen adalah 100 kg – 150 kg urea/ha, 25 kg – 50 kg TSP/ha dan 50 kg – 100 kg KCl/ha. Selain itu tanah juga memerlukan penambahan unsur hara mikro Cu (CuSO4) sebanyak 10 kg/ha, untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan hasil serat kering.

Gambar 5. Pemupukan

Pemupukan fospat tidak dilakukan di kebun PT. Agrina Prima. Pupuk fospat dinilai lebih bermanfaat untuk pembentukan buah, sedangkan rami yang dimanfaatkan adalah batangnya. Namun demikian pemupukan fospat sebaiknya tetap dilakukan. Pupuk fospat dibutuhkan tanaman untuk membentuk ATP sebagai sumber energi bagi metabolisme tanaman.

Selain pupuk anorganik juga diberikan pupuk kandang dengan dosis 350 g/lubang tanam/tahun atau sekitar ± 14 ton/ha/tahun. Menurut

Sastrosupadi et al. (1991) pemberian pupuk kandang dengan dosis 10 ton/ha/tahun ditambah pupuk anorganik (100 kg Urea + 25 kg TSP + 50 kg KCl) /ha/panen pada tanah Latosol telah menunjukkan produksi yang baik yaitu menghasilkan china grass 941.33 kg/ha/th.

Pewiwilan

(43)

kompetisi antar tanaman dalam memperoleh sinar matahari, air dan unsur hara, sehingga produktivitas tanaman menjadi rendah. Pewiwilan juga dilakukan untuk membuang tanaman yang pertumbuhannya tidak normal dan tunas yang tumbuh tidak pada pangkal batang, akibat pemangkasan yang tidak rata dengan permukaan tanah.

Penambahan jumlah batang dalam setiap rumpun terus terjadi selama pertumbuhan tanaman. Pada awal pertumbuhan biasanya jumlah batang dalam setiap rumpun ± 3 batang. Sedangkan jumlah batang per rumpun yang dipelihara pada tanaman yang telah berumur dua sampai tiga tahun rata-rata 8 batang per rumpun. Oleh karena itu pewiwilan dilakukan agar dihasilkan produksi bobot batang rami yang tinggi. Pada pertanaman baru yang belum dilakukan pangkas kosmetik tidak dilakukan pewiwilan.

Waktu pewiwilan biasanya dilakukan setelah tanaman berumur dua sampai tiga minggu setelah panen. Tanaman yang kurang baik dibuang dengan cara dicabut dengan tangan atau pencong. Pemotongan harus hati- hati supaya tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman yang ditinggalkan.

Penyiangan dan Pendangiran

Penyiangan bertujuan untuk mengendalikan gulma agar tidak merugikan tanaman, sedangkan pendangiran bertujuan untuk menggemburkan tanah, sehingga menyediakan struktur tanah yang baik bagi tanaman. Penyiangan gulma biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemanenan, sedangkan pendangiran dilakukan setelah tanaman dipanen atau tergantung kondisi di lapangan.

Penyiangan gulma dilakukan dengan cara membersihkan gulma yang ada disekitar tanaman, sedangkan pendangiran dilakukan dengan cara menggali tanah yang berada di antara barisan tanaman dan membuang rhizom yang tumbuh di antara barisan tanaman. Gulma yang tumbuh juga dibersihkan kemudian ditimbun di antara barisan tanaman sebagai kompos.

Pengairan

(44)

22

selalu tersedia rami dapat dipanen 5 – 6 kali/tahun, namun jika air tidak tersedia sepanjang tahun, frekuensi panennya bisa turun hingga 3 – 4 kali/tahun. Menurut Disbun (1993) tanaman rami pada musim kemarau masih dapat hidup meskipun pertumbuhannya mengalami stagnasi sehingga produksi yang diha silkan menjadi rendah bahkan tidak dapat dipanen.

Gambar 6. Keadaan Tanaman Akibat Kekurangan Air

Pengairan di kebun PT. Agrina Prima hanya mengandalkan air hujan dan saluran irigasi tradisional. Keadaan ini mengakibatkan tanaman rami mengalami kekurangan air pada saat musim kemarau.

Kekurangan air mengakibatkan produktivitas tanaman dan frekuensi panen menurun. Penurunan produksi terjadi seperti pada musim kemarau tahun 2002 yang menyebabkan hampir semua lahan rami milik PT. Agrina Prima tidak dapat dipanen.

Untuk mengatasi kekurangan air sebaiknya dibuat embung/kolam penampungan air. Embung tersebut selain dapat digunakan untuk pengairan pada saat musim kemarau dan berfungsi menyediakan air untuk kegiatan dekortikasi, sehingga kegiatan produksi tidak terganggu.

Drainase

(45)

tergenang dalam waktu yang relatif lama akan menyebabkan pertumbuhan terganggu (Dirjenbun, 1986).

Drainase diperlukan untuk membuang kelebihan air yang ada di sekitar pertanaman. Drainase di kebun PT. Agrina Prima sudah dibuat dengan baik sehingga tidak terjadi genangan pada saat terjadi hujan lebat. Selain itu lahan perkebunan rami memiliki tanah yang gembur dan mudah merembeskan air, sehingga air tidak mudah menggenangi pertanaman.

Panen

Panen pertama dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari setelah pemangkasan kosmetik. Panen berikutnya biasanya dilakukan setiap 60 sampai 65 hari setelah panen (HSP). Pada kondis i tertentu kadang- kadang dilakukan pada umur 70 – 75 HSP. Rotasi panen disesuaikan dengan kapasitas mesin dekortikator.

Panen harus dilakukan pada saat yang tepat, yaitu saat tanaman dalam keadaan yang optimum. Waktu panen yang tepat dapat diketahui dengan memperhatikan ciri- ciri sebagai berikut:

1. Batang telah mencapai tinggi yang optimum, ditandai dengan munculnya bunga,

2. Sepertiga batang bagian bawah telah berwarna coklat,

3. Batang bagian tengah mudah dipatahkan dan mengandung serat sampai ke pucuk , ditandai dengan bagian ujung dipatahkan (± 20 cm dari pucuk) batang tidak putus,

4. Tunas- tunas baru mulai muncul dari pangkal batang.

Apabila panen dilakukan pada saat tanaman masih terlalu muda, maka rendemen dan produksi serat rendah, sebaliknya apabila panen terla lu tua, maka akan menyulitkan proses dekortikasi.

Menurut Dirjenbun (1986) pemangkasan dilakukan ± 5 cm di atas permukaan tanah agar bonggol tanaman tidak tercabut. Namun cara ini membutuhkan dua kali kerja karena harus memangkas bonggol yang tertinggal sehingga rata dengan permukaan tanah.

(46)

24

daun, pencabutan batang yang tumbuh diantara barisan tanaman, pemangkasan dan pengangkutan.

Gambar 7. Pemanenan

Kegiatan perontokan daun bertujuan untuk membersihkan batang dari daun, sehingga akan memudahkan dalam pemangkasan, pengangkutan hasil dan dekortikasi. Perontokan dilakukan dengan menggunakan tangan, yaitu tangan menggenggam batang rami pada bagian bawah daun kemudian ditarik ke atas sehingga daun ikut tercabut . Pada saat perontokan batang harus bersih dari daun, bunga, gulma dan kotoran lainnya, setelah itu dilakukan pemangkasan. Semua batang dipangkas, kecuali tunas yang baru muncul. Pemangkasan sebaiknya rata dengan permukaan tanah untuk menghindari tumbuhnya tunas- tunas lateral di atas permukaan tanah.

Pemanenan di kebun PT. Agrina Prima dilakukan secara borongan. Satu orang tenaga borongan panen menangani 1 kapling dengan luasan ± 450 m2. Tenaga borongan panen selain memanen juga bertanggung jawab membersihkan gulma dan melakukan pemupukan. Upah tenaga borongan panen diberikan berdasarkan bobot batang basah yang diperoleh. Tiap kilogram batang basah mendapatkan upah Rp 50.-.

Pengendalian Hama

(47)

Hingga saat ini hama tanaman rami di kebun PT. Agrina Prima belum dianggap sebagai masalah yang serius.

Gambar 8. Pengendalian Hama

Pengendalian hama dilakukan dengan cara kimia menggunakan insektisida dengan nama dagang Sumialpha 25 EC , bersifat racun kontak dan perut dengan bahan aktif erfenvalerat. Konsentrasi yang digunakan adalah ± 10 ml/tangki. Pengendalian dilakukan pada saat tanaman berumur dua sampai tiga minggu. Jika serangan terjadi pada tanaman yang telah berumur 1 bulan atau setelah muncul bunga, maka tidak dilakukan pengendalian. Hal ini untuk mengurangi biaya, karena pada saat itu pertumbuhan tanaman sudah maksimum. Sedangkan jika serangan terjadi pada tanaman yang sudah hampir panen, maka serangan tersebut tidak begitu berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Prestasi kerja karyawan pada kegiatan pengendalian hama adalah 7 500 m2, sedangkan penulis adalah 7 082.5 m2/HOK.

Pengolahan Rami

Proses pengolahan batang rami yang ada di pabrik perkebunan PT. Agrina Prima sampai dihasilkan serat kasar dilakukan melalui beberapa tahapan :

Dekortikasi

Dekortikasi merupakan proses awal pemisahan serat dari batang dengan menggunakan mesin yang disebut dekortikator. Prinsip kerja mesin

(48)

26

berupa batangan besi yang disusun membentuk silinder. Putaran silinder pemukul yang tinggi menyebabkan batang hancur, sekaligus memisahkan serat dari kulit dan batangnya.

Gambar 9. Dekortikasi

Tenaga kerja yang dibutuhkan pada kegiatan dekortikasi sebanyak empat sampai delapan orang tergantung volume batang yang harus diolah. Prestasi kerja karyawan pada kegiatan ini adalah ± 800 kg/HOK. Penulis pada kegitan ini tidak melakukan dekortikasi.

Perendaman

Perendaman bertujuan untuk mengurangi kandungan getah (gum) yang masih melekat pada serat hasil dekortikasi. Perendaman dilakukan pada bak perendaman yang berukuran panjang 200 cm, lebar 60 cm dan tinggi 70 cm. Serat direndam selama 1 – 2 hari dengan menggunakan air biasa.

(49)

Pemerasan

Pemerasan dilakukan dengan menggunakan mesin peras dengan cara melewatkan serat diantara 2 silinder yang digerakkan dengan motor. Pemerasan bertujuan untuk membuang air serta gum yang terbawa bersama serat, sekaligus membantu menguraikan serat sebelum masuk ke mesin brusher. Pemerasan dilakukan sebanyak 5 – 7 kali.

Tenaga kerja yang biasa digunakan di bagian pemerasan ada dua orang dengan prestasi kerja 5 288 kg batang basah/HOK sedangkan prestasi kerja penulis pada kegiatan ini adalah 4 655 kg batang basah/HOK.

Gambar 11. Pemerasan

Brushing

Prinsip kerja mesin ini adalah melewatkan serat di atas putaran silinder sebanyak 3 kali atau lebih, dimana permukaan silinder diberi tonjolan dari plat segi tiga yang diletakkan tegak lurus dengan arah putaran silinder. Dengan cara ini diharapkan serat-serat yang tadinya masih menempel akan terurai sehingga akan memudahkan dalam proses penjemuran.

(50)

28

Gambar 12. Brushing

Penjemuran

Penjemuran dilakukan di rumah jemur menggunakan para- para yang terbuat dari bambu selama 2 – 3 hari atau tergantung keadaan cuaca. Jika penyinaran matahari cukup terik, penjemuran dapat dilakukan dalam waktu 1 hari. Penjemuran biasanya dilakukan oleh 2 - 3 orang dengan prestasi kerja 4 202 kg batang basah/HOK dan prestasi kerja penulis sebesar 3 079 kg batang basah/HOK.

Gambar 13 . Penjemuran

Packing

(51)

Gambar 14. Pengepakan

Tahap selanjutnya dari proses pengolahan rami dilakukan di pabrik - pabrik pengolahan rami yang lebih besar yang terdiri dari beberapa tahapan, sebagai berikut :

Deguming

Deguming bertujuan untuk membersihkan serat dari getah (gum),

pektin, lignin dan lainnya melalui proses kimiawi, sekaligus menguraikan serat secara individu hingga menjadi lunak, kuat dan tetap utuh.

Deguming dilakukan dengan merebus serat 1 – 2 kali dalam larutan alkalin (NaOH), dengan konsentrasi tertentu selama 45 menit setelah mencapai suhu 70 ºC, atau lebih kurang 2 – 3 jam, kemudian dicuci bersih dan dikeringkan. Serat hasil proses ini disebut Deguming Fibers.

Shoftening

(52)

30

Cutting dan Opening

Setelah melalui proses shoftening serat kemudian dipotong- potong menggunakan mesin cutter sehingga menghasilkan serat yang lebih pendek. Hal ini untuk menyesuaikan dengan mesin opener yang digunakan. Mesin openner yang ada umumnya bukan mesin opener

khusus rami namun hasil modifikasi dari mesin opener jenis serat kapas. Mesin opener menguraikan serat menjadi serat individual serta membuang sisa- sisa kotoran yang masih melekat yang tidak terbuang pada saat pencucian. Serat hasil proses opening disebut Staple Fibers, sudah menyerupai kapas.

Stretching and Combing

Stretching and Combing yaitu suatu proses mekanis dan kimiawi untuk membuka serat agar menjadi serat individual, terlepas satu sama lain kemudian menyisirnya agar searah. Selanjutnya serat dihaluskan menggunakan minyak agar nampak bersinar. Hasil proses ini adalah Long Fiber Ramie Top.

Carding, Drawing and Spinning

Carding, Drawing and Spinning yaitu proses mekanis untuk menjadikan serat terurai, searah dan sejajar hingga mudah dipintal. Tahap selanjutnya adalah proses pemintalan untuk merubah serat menjadi benang.

(53)

Analisis Kelayakan Usahatani Rami

Penentuan jenis usaha tertentu yang akan dilakukan harus didasarkan atas keuntungan yang akan diperoleh, tanpa mengabaikan manfaat yang tidak dapat diukur sebagai dampak dari adanya kegiatan usaha tersebut. Karena itu, perlu dilakukan perencanaan usaha dalam bentuk analisis kelayakan sebelum usaha tersebut dijalankan. Analisis yang biasa digunakan dalam menilai kelayakan suatu usaha adalah analisis finansial.

Mugnisjah (2002) menyatakan bahwa suatu usaha dikategorikan layak atau tidak didasarkan kepada kriteria - kriteria kelayakan yaitu : NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), BCR (Benefit

Cost Ratio) dan PBP (Payback Period). Nilai NPV menunjukkan

keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi. Suatu usaha akan dikatakan layak jika NPV positif. IRR menunjukkan persentase keuntungan yang akan diperoleh tiap tahun atau menunjukkan kemampuan suatu usaha dalam mengembalikan bunga bank apabila usaha tersebut memperoleh kredit dari bank. Suatu usaha dikatakan layak jika IRR lebih besar dari suku bunga yang berlaku. BCR menunjukkan berapa kali lipat keuntungan yang akan diperoleh dari besarnya investasi yang dikeluarkan. Suatu usaha akan dikatakan layak jika memiliki nilai BCR lebih besar dari satu. PBP adalah jangka waktu kembalinya investasi yang dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik usaha tersebut.

Dalam menyusun analisis fina nsia l usahatani rami digunakan dua pola usahatani. Pola Usaha I yaitu budidaya rami untuk menghasilkan batang basah saja dan Pola Usaha II adalah budidaya rami untuk menghasilkan china grass. Luas lahan yang digunakan dalam menyusun analisis usahatani adalah 3 hektar, disesuaikan dengan kapasitas 1 unit mesin dekortikator.

Biaya Investasi

(54)

32

yaitu tempat dekortikasi dan rumah penjemuran. Tempat dekortikasi

terbuat dari bambu dan atap terbuat dari seng dengan luas 10 m2. Rumah penjemuran terbuat dari bambu dan atap terbuat dari plastik dengan luas 20 m2. Mesin yang diperlukan meliputi mesin dekortikator dan pompa air dengan daya 300 watt. Sedangkan alat- alat yang diperlukan diantaranya:

spreyer dengan kapasitas 14 Liter, parang dan pencong.

Biaya investasi yang diperlukan untuk Pola Usaha I adalah sebesar Rp 15 000 000.- , sedangkan untuk Pola Usaha II adalah Rp 78 535 000.-. Uraian biaya investasi untuk kedua pola usaha tersebut disajikan pada Tabel Lampitan 8 dan 15.

Biaya Operasional

Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan agar suatu usaha yang telah dibangun dapat berjalan sebagaimana mestinya. Biaya tersebut meliputi : pupuk, pestisida, tenaga gerja dan bahan baker. Rata- rata biaya operasional yang diperlukan untuk Pola Usaha I adalah Rp 18 349 125.- sedangkan untuk Pola Usaha II adalah Rp 40 668 114.-. Rekapitulasi Biaya Operasional Usahatani Rami disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Rekapitulasi Biaya Operasional Usaha tani Rami

Tahun Biaya Operasional

(55)

Dengan asumsi tersebut maka rata- rata penerimaan yang diperoleh dari Pola Usaha I adalah sebesar Rp 33 637 500.-, sedangkan dari Pola Usaha II adalah Rp 159 126 750.-. Rekapitulasi Penerimaan Usahatani Rami disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rekapitulasi Penerimaan Usaha tani Rami

Tahun Penerimaan

Setelah semua biaya investasi, biaya opesioal dan penerimaan dihitung, maka dapat disusun proyeksi aliran kas usahatani rami yang dapat dilihat pada Tabel Lampiran 12 dan 20. Dari proyeksi aliran kas tersebut dapat diketahui NPV, IRR, BCR dan PBP dari usaha yang akan dijalankan.

Dengan asumsi suku bungan 18%, maka diperoleh nilai NPV untuk Pola Usaha I sebesar Rp 38 973 566.41, IRR sebesar 33%, PBP selama 3.70 tahun dan BCR sebesar 1.66. Sedangkan nilai NPV untuk Pola Usaha II sebesar Rp 628 919 764.80, IRR sebesar 63.96%, PBP selama 2.87 tahun dan BCR sebesar 2.64.

Aspek Khusus Kelompok Rami

(56)

34

kelompok rami berpengaruh nyata terhadap rendemen serat. Kelompok A1 memiliki rendemen yang lebih tinggi dibandingkan kelompok A2 (Tabel 9).

Tabel 9. Rendemen Serat pada Dua Kelompok Rami

Kelompok Rami Rendemen (%)

A1 3.6 ± 0.4a

A2 2.6 ± 0.1b

Panjang Batang

Batang rami hasil panen di perkebunan PT. Agrina Prima panjangnya tidak seragam. Panjang batang minimum yang diharapkan adalah 100 cm. Namun demikian, hasil analisis menunjukkan bahwa panjang batang tidak berpengaruh terhadap rendemen serat. Rendemen serat berkisar antara 3.8 samp ai 3.9% (Tabel 10).

Tabel 10. Rendemen Serat pada Perbedaan Ukuran Panjang Batang

Panjang Batang Rendemen (%)

100 3.8 ± 0.7

150 3.8 ± 0.3

200 3.9 ± 0.0

Pemupukan

Kurangnya pengetahuan petani tentang teknik budidaya rami yang baik menyebabkan tanaman rami tidak tumbuh optimum. Petani umumnya tidak melakukan pemupukan dalam membudidayakan tanaman rami. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemupukan tidak berpengaruh terhadap rendmen serat. Rendemen serat berkisar antara 3.4 – 3.9%. Terdapat kecenderungan bahwa pemupukan meningkatkan rendemen serat (Tabel 11).

Tabel 11. Rendemen Serat pada Tanaman dengan Pemupukan dan Tanpa Pemupukan

Perlakuan Rendeman (%)

7 g NK (1:1) 3.9 ±0.3

(57)

Umur Panen

Pemanenan di perkebunan PT. Agrina Prima biasanya dilakukan pada umur 60 – 65 hari, namun kadang- kadang lebih dari 65 hari, tergantung kondisi di lapangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa umur panen tidak berpengaruh terhadap rendemen serat. Rendemen serat berkisar antara 2.3 – 2.8% (Tabel 12).

Tabel 12. Rendemen Serat pada Beberapa Umur Panen

Umur Panen Rendemen (%)

Perkebunan rami PT. Agrina Prima tersebar mulai dari ketinggian 450 m dpl sampai 1 500 m dpl. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketinggian tempat berpengaruh nyata terhadap rendemen serat. Ketinggian 450 m dan 800 m dpl menunjukkan hasil rendemen yang lebih tinggi dibandingkan ketinggian 1 500 m dpl. Pada ketinggian 450 dan 800 m dpl rendemen serat berada pada kisaran 3%, sedangkan pada ketinggian 1 500 m dpl rendemen serat menunjukkan penurunan menjadi 2.1% (Tabel 13).

Tabel 13. Rendemen Serat pada Beberapa Ketinggian Tempat

Ketinggian Tempat (m dpl) Rendemen (%)

450 3.3 ± 0.3a

800 3.4 ± 0.3a

1 500 2.1 ± 0.1b

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji-Tukey’s 5 %

Tenggang Waktu Pengolahan

(58)

36

tenggang waktu pengolahan tidak berpengaruh terhadap rendemen serat. Rendemen serat berkisar antara 3.8 – 4.5% (Tabel 14). Namun demikian, secara visual menunjukkan penurunan kualitas serat. Serat yang dihasilkan banyak mengandung serpihan kayu dan kulit. Selain itu warna serat juga menjadi berwarna kecoklatan dan kusam (Gambar 16).

Tabel 14. Rendemen Serat pada Beberapa Tenggang Waktu Pengolahan

Tenggang Waktu Pengolahan (HSP) Rendemen (%)

0 3.8 ± 0.3

1 3.8 ± 0.2

2 4.1 ± 0.4

3 4.5 ± 0.2

Keterangan : HSP : Hari Setelah Panen

Gambar 16. Perbedaan Keadaan Serat Akibat Perbedaan Waktu Pengolahan

H1

H2

H3

(59)

Aspek Manajerial

Perkebunan rami Wonosobo merupakan unit produksi PT. Agrina Prima yang berkantor Pusat di Jakarta. PT. Agrina Prima merupakan perkebunan swasta yang didirikan dengan modal dasar Rp 2 milyar.

Disiplin Kerja dan Jam Kerja

Setiap perusahaan dalam menjalankan bidang usahanya tidak terlepas dari visi dan misi perusahaan. Supaya visi dan misi dapat tercapai, maka diperlukan disiplin kerja di seluruh bagian. Penerapan disiplin kerja di perkebunan PT. Agrina Prima ditandai dengan diberlakukannya jam kerja. Jam kerja dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 15.30 WIB, dengan istirahat pukul 09.00 – 09.30 WIB dan 12.00 – 13.00 WIB, kecuali hari Jum’at, istirahat ke- 2 pukul 11.30 – 13.00 WIB, dan dalam seminggu terdapat 6 hari kerja.

Tenaga kerja di bagian pembibitan dan budidaya, pada pagi hari sebelum mulai bekerja berkumpul terlebih dahulu (± 15 menit) untuk menerima pengarahan dari kepala bagian atau supervisor. Instruksi juga kadang- kadang diberikan sehari sebelum pelaksanaan kegiatan, sedangkan untuk tenaga kerja di bagian pabrik/pengolahan dapat langsung bekerja sesuai bagiannya masing- masing.

Pengelolaan Tugas di Perkebunan

Perencanaan kegiatan yang dilakukan sehari- hari merupakan hasil kesepakatan antara kepala Wilud dan masing- masing kepala bagian, dimana perincian pelaksanaan kegiatan diserahkan kepada kepala bagian. Hasil kegiatan tersebut kemudian dilaporkan secara berkala kepada kepala Wilud. Untuk mengevaluasi kinerja masing- masing bagian, maka setiap bulan diadakan rapat untuk membahas permasalahan- permasalahan yang dihadapi.

(60)

38

Pengadaan Tenaga Kerja

Terlaksananya kegiatan di lapang salah satunya ditentukan oleh adanya tenaga kerja. Pengadaan tenaga kerja berada di bawah tanggung jawab kepala bagian. Buruh yang bekerja umumnya adalah masyarakat di sekitar perkebunan. Cara kepala bagian mendapatkan tenaga kerja yaitu dengan menghubungi salah seorang tenaga kerja yang secara informal diangkat sebagai ketua. Ketua inilah yang kemudian memilih siapa saja yang mendapat giliran bekerja. Sistem ini memudahkan bagi kepala bagian dalam melakukan tugasnya.

Kendala di Lapangan

Kendala yang dihadapi pekebunan rami PT. Agrina Prima adalah terjadinya penyusutan luas lahan baik di lahan inti maupun plasma. Luas lahan inti telah mengalami penyusutan sebanyak 52.63% atau 14.21 ha. Penyusutan la han terjadi akibat kurang kuatnya perjanjian antara PT. Agrina Prima sebagai penyewa dengan petani sebagai pemilik lahan. Perjanjian sewa- menyewa dilakukan dengan melibatkan makelar tanah, sehingga antara kedua belah pihak tidak terjadi kesepakatan secara langsung. Keadaan ini mengakibatkan sebagian petani mengambil kembali sebagian lahan yang disewakan ke perusahaan padahal menurut perjanjian yang ada saat itu belum waktunya untuk menga mb il lahan tersebut.

Penyusutan luas lahan plasma terjadi sebanyak 50.51% atau 40.41 ha. Hal itu disebabkan oleh beberapa permasalahan yang timbul pada tingkat petani seperti:

1. Modal merupakan pinjaman dari PT. Pertamina atau PT. Jasa Marga dengan jangka waktu pengembalian 3.5 tahun,

2. Luas lahan yang diusahakan petani tidak sesuai dengan luas lahan yang diajukan dalam proposal pengajuan p injaman dan tidak diketahui secara tepat luasan lahan yang diusahakan petani,

3. Petani plasma tidak menerapkan teknik budidaya yang direkomendasikan PT. Agrina Prima ,

(61)

5. Lokasi yang jauh serta terpencar- pencar menyebabkan sulit diadakan penyuluhan,

6. Harga jual batang basah sebesar Rp 125.- /kg dinilai oleh petani masih rendah karena belum menutupi biaya operasional (pemeliharaan) , sehingga mereka menyatakan mengalami kerugian.

Aspek Teknis

Produktivitas

Produktivitas yang telah dicapai PT. Agrina Prima setiap bulannya rata-rata 1 092.42 kg. Pada tahun 2002 terjadi penurunan produksi dimulai pada bulan Agustus sampai Oktober 2002. Penurunan tersebut disebabkan pada saat itu terjadi kemarau panjang yang mengakibatkan tanaman rami tidak dapat dipanen. Pada bulan berikutnya, produksi kembali menunjukkan kenaikan. Menurut Disbun (1993) pada musim kemarau meskipun tanaman rami masih dapat hidup namun pertumbuhannya dapat mengalami stagnasi sehingga produksi yang dihasilkan menjadi rendah bahkan tidak dapat dipanen.

Pembibitan

Kegiatan pembibitan di perkebunan rami PT. Agrina Prima didasarkan pada permintaan atau adanya kebutuhan. Jika tidak ada permintaan atau kebutuhan, kegiatan pembibitan tidak dilaksanakan. Pengadaan bibit sampai bibit siap ditanam berada di bawah tanggung jawab Bagian Diversifikasi. Jika pengadaan bibit tersebut hanya untuk keperluan sendiri terkadang ditangani langsung oleh Bagian Budidaya

Rhizoma untuk pembibitan diambil dari lahan produksi baik dari lahan inti maupun plasma. Panjang stek rhizoma yang digunakan adalah 5 cm. Ukuran tersebut dinilai telah mencukupi bagi pertumbuhan optimum tanaman rami dan dinilai ekonomis dari segi biaya.

Gambar

Tabel 5. Produksi China Grass PT. Agrina Prima
Gambar  4. Pemupukan Dasar
Gambar  6. Keadaan Tanaman Akibat Kekurangan Air
Gambar  7. Pemanenan
+7

Referensi

Dokumen terkait