• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang. Dibimbing oleh Dinarwan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang. Dibimbing oleh Dinarwan."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STATUS KEANGGOTAAN KUD MANDIRI

MINA FAJAR SIDIK DENGAN KARAKTERISTIK NELAYAN

DI SEKITAR PPI BLANAKAN SUBANG

FERI KURNIAWAN

MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

HUBUNGAN STATUS KEANGGOTAAN KUD MANDIRI

MINA FAJAR SIDIK DENGAN KARAKTERISTIK NELAYAN

DI SEKITAR PPI BLANAKAN SUBANG

FERI KURNIAWAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Status

Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di

sekitar PPI Blanakan Subang” adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan tercantum dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, 31 Agustus 2009

(4)

ABSTRAK

FERI KURNIAWAN, C44052552, Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang. Dibimbing oleh Dinarwan.

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Blanakan Subang dikelola sepenuhnya oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik. KUD Mandiri Mina Fajar Sidik diharapkan dapat berperan dalam memenuhi keperluan nelayan melalui unit-unit usaha KUD, penentuan harga jual ikan di TPI dan meningkatkan pendapatan nelayan. Pemanfaatan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik oleh nelayan tentunya mensyaratkan agar nelayan harus menjadi anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terlebih dahulu. Oleh karenanya, apakah KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dapat memberikan manfaat terhadap keseluruhan komunitas nelayan di sekitar PPI Blanakan yang tentunya memiliki beragam karakteristik ? Sehubungan dengan

kondisi yang demikian, maka dilakukan penelitian ini.Tujuan dari penelitian yang

dilakukan ini yaitu untuk mengetahui cakupan kerja KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang terkait dengan kegiatan usaha penangkapan ikan oleh nelayan, menganalisis hubungan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan karakteristik nelayan, dan menganalisis tingkat pendapatan nelayan. Pendekatan analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa unit-unit usaha KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sangat dirasakan peranannya untuk menunjang kebutuhan nelayan. Terdapat hubungan yang signifikan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan karakteristik nelayan. Tingkat pendapatan per trip nelayan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mayoritas tergolong dalam kategori sedang dan tingkat pendapatan per trip nelayan bukan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mayoritas tergolong dalam kategori rendah.

(5)

Judul Skripsi : Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI

Blanakan Subang

Nama : Feri Kurniawan

NRP : C44052552

Mayor : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui:

Pembimbing

Ir. Dinarwan, MS. NIP: 19630823 198803 1 002

Diketahui:

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof.Dr.Ir. Indrajaya, M.Sc. NIP: 19610410 198601 1 002

(6)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana

pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam penelitian yang

dilaksanakan pada bulan April 2009 ini adalah “Hubungan Status Keanggotaan

KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI

Blanakan Subang.”

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Ir. Dinarwan, MS selaku dosen pembimbing yang selama ini membantu

penulis dalam proses penulisan skripsi;

2. H. Muhammad Ali selaku Ketua KUD, Ibu Euis, Bapak Yanto, Bapak

Tarsono dan semua karyawan KUD tempat penulis melakukan penelitian;

3. Ayahanda dan Ibunda tercinta (H. Nana Suhana dan Hj. Neng Ucu Cuhyati)

atas semua doa dan dukungan yang tidak pernah putus diberikan bagi penulis,

serta kakak tercinta Asep Hidayat;

4. Raissa Wina Wisudawan yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang dan

bantuannya;

5. Beni, Aep, Matul, dan semua teman-teman di PSP yang namanya tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu;

6. Sahabat serta saudara di Subang yaitu Fristy, Ricky, Robby, Milda dan Angga;

7. Segenap pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, 31 Agustus 2009

(7)

DAFTAR ISI

2.9 Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan ... 10

2.10 Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan ... 10

2.11 Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan ... 12

2.12 Karakteristik Pendekatan Sosiografis Nelayan ... 2.13 Stastistik Nonparametrik ... 13

2.14 Uji Chi-Kuadrat ... 13

4. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Subang ... 18

4.2 Keadaan Umum Kecamatan Blanakan... 19

4.2.1 Kependudukan Desa Blanakan ... 19

4.3 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di sekitar PPI Blanakan ... 21

4.3.1 Prasarana dan sarana PPI Blanakan ... 21

4.3.2 Unit penangkapan ikan di PPI Blanakan... 21

4.3.2.1 Nelayan... 21

4.3.2.2 Alat tangkap ... 22

4.3.2.3 Kapal ... 22

(8)

4.4 Keadaan Umum KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 24

5.2 Analisis Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Beberapa Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang... 42

5.2.1 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan ... 43

5.2.2 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan... 45

5.2.3 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada ... 46

5.2.4 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap jenis alat tangkap... 47

5.2.5 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendapatan ... 49

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Data mengenai jumlah penduduk Desa Blanakan Berdasarkan

tingkat pendidikan tahun 2008 ... 20

2. Data mengenai mata pencaharian penduduk Desa Blanakan tahun 2008... 20

3. Data jumlah alat tangkap di PPI Blanakan tahun 2008... 22

4. Data jumlah kapal berdasarkan ukurannya di PPI Blanakan tahun 2008... 23

5. Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap ... 24

6. Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 31

7. Pendapatan hasil usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 33

8. Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 36

9. Pendapatan hasil usaha Wartel Mandiri Inti Fajar Sidik... 37

10.Ongkos lelang berdasarkan PERDA No.5 Tahun 2005 ... 40

11.Ongkos lelang berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ... 40

12.Pendapatan unit usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 41

13.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan... 44

14.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan ... 45

15.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada... 46

16.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap alat tangkap... 48

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Unit usaha simpan pinjam KUD Mandiri Mina fajar

Sidik ... 30

2. Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 31

3. Unit usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 33

4. Penjualan solar KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 34

5. Unit usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 35

6. Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 36

7. Unit usaha Wartel KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 37

8. Pendapatan hasil usaha Wartel KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 38

9. Unit usaha penyediaan sarana binaan perumahan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 39

10 Unit usaha penyediaan prasarana pertokoan dan Pujasera KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 39

11 Pendapatan hasil usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 41

12 Unit usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 42

(11)

HUBUNGAN STATUS KEANGGOTAAN KUD MANDIRI

MINA FAJAR SIDIK DENGAN KARAKTERISTIK NELAYAN

DI SEKITAR PPI BLANAKAN SUBANG

FERI KURNIAWAN

MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

HUBUNGAN STATUS KEANGGOTAAN KUD MANDIRI

MINA FAJAR SIDIK DENGAN KARAKTERISTIK NELAYAN

DI SEKITAR PPI BLANAKAN SUBANG

FERI KURNIAWAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(13)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Status

Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di

sekitar PPI Blanakan Subang” adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan tercantum dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, 31 Agustus 2009

(14)

ABSTRAK

FERI KURNIAWAN, C44052552, Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang. Dibimbing oleh Dinarwan.

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Blanakan Subang dikelola sepenuhnya oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik. KUD Mandiri Mina Fajar Sidik diharapkan dapat berperan dalam memenuhi keperluan nelayan melalui unit-unit usaha KUD, penentuan harga jual ikan di TPI dan meningkatkan pendapatan nelayan. Pemanfaatan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik oleh nelayan tentunya mensyaratkan agar nelayan harus menjadi anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terlebih dahulu. Oleh karenanya, apakah KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dapat memberikan manfaat terhadap keseluruhan komunitas nelayan di sekitar PPI Blanakan yang tentunya memiliki beragam karakteristik ? Sehubungan dengan

kondisi yang demikian, maka dilakukan penelitian ini.Tujuan dari penelitian yang

dilakukan ini yaitu untuk mengetahui cakupan kerja KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang terkait dengan kegiatan usaha penangkapan ikan oleh nelayan, menganalisis hubungan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan karakteristik nelayan, dan menganalisis tingkat pendapatan nelayan. Pendekatan analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa unit-unit usaha KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sangat dirasakan peranannya untuk menunjang kebutuhan nelayan. Terdapat hubungan yang signifikan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan karakteristik nelayan. Tingkat pendapatan per trip nelayan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mayoritas tergolong dalam kategori sedang dan tingkat pendapatan per trip nelayan bukan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mayoritas tergolong dalam kategori rendah.

(15)

Judul Skripsi : Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI

Blanakan Subang

Nama : Feri Kurniawan

NRP : C44052552

Mayor : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui:

Pembimbing

Ir. Dinarwan, MS. NIP: 19630823 198803 1 002

Diketahui:

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof.Dr.Ir. Indrajaya, M.Sc. NIP: 19610410 198601 1 002

(16)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana

pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam penelitian yang

dilaksanakan pada bulan April 2009 ini adalah “Hubungan Status Keanggotaan

KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI

Blanakan Subang.”

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Ir. Dinarwan, MS selaku dosen pembimbing yang selama ini membantu

penulis dalam proses penulisan skripsi;

2. H. Muhammad Ali selaku Ketua KUD, Ibu Euis, Bapak Yanto, Bapak

Tarsono dan semua karyawan KUD tempat penulis melakukan penelitian;

3. Ayahanda dan Ibunda tercinta (H. Nana Suhana dan Hj. Neng Ucu Cuhyati)

atas semua doa dan dukungan yang tidak pernah putus diberikan bagi penulis,

serta kakak tercinta Asep Hidayat;

4. Raissa Wina Wisudawan yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang dan

bantuannya;

5. Beni, Aep, Matul, dan semua teman-teman di PSP yang namanya tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu;

6. Sahabat serta saudara di Subang yaitu Fristy, Ricky, Robby, Milda dan Angga;

7. Segenap pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, 31 Agustus 2009

(17)

DAFTAR ISI

2.9 Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan ... 10

2.10 Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan ... 10

2.11 Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan ... 12

2.12 Karakteristik Pendekatan Sosiografis Nelayan ... 2.13 Stastistik Nonparametrik ... 13

2.14 Uji Chi-Kuadrat ... 13

4. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Subang ... 18

4.2 Keadaan Umum Kecamatan Blanakan... 19

4.2.1 Kependudukan Desa Blanakan ... 19

4.3 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di sekitar PPI Blanakan ... 21

4.3.1 Prasarana dan sarana PPI Blanakan ... 21

4.3.2 Unit penangkapan ikan di PPI Blanakan... 21

4.3.2.1 Nelayan... 21

4.3.2.2 Alat tangkap ... 22

4.3.2.3 Kapal ... 22

(18)

4.4 Keadaan Umum KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 24

5.2 Analisis Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Beberapa Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang... 42

5.2.1 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan ... 43

5.2.2 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan... 45

5.2.3 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada ... 46

5.2.4 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap jenis alat tangkap... 47

5.2.5 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendapatan ... 49

(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Data mengenai jumlah penduduk Desa Blanakan Berdasarkan

tingkat pendidikan tahun 2008 ... 20

2. Data mengenai mata pencaharian penduduk Desa Blanakan tahun 2008... 20

3. Data jumlah alat tangkap di PPI Blanakan tahun 2008... 22

4. Data jumlah kapal berdasarkan ukurannya di PPI Blanakan tahun 2008... 23

5. Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap ... 24

6. Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 31

7. Pendapatan hasil usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 33

8. Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 36

9. Pendapatan hasil usaha Wartel Mandiri Inti Fajar Sidik... 37

10.Ongkos lelang berdasarkan PERDA No.5 Tahun 2005 ... 40

11.Ongkos lelang berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ... 40

12.Pendapatan unit usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 41

13.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan... 44

14.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan ... 45

15.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada... 46

16.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap alat tangkap... 48

(20)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Unit usaha simpan pinjam KUD Mandiri Mina fajar

Sidik ... 30

2. Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 31

3. Unit usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 33

4. Penjualan solar KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 34

5. Unit usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 35

6. Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 36

7. Unit usaha Wartel KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 37

8. Pendapatan hasil usaha Wartel KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 38

9. Unit usaha penyediaan sarana binaan perumahan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 39

10 Unit usaha penyediaan prasarana pertokoan dan Pujasera KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 39

11 Pendapatan hasil usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 41

12 Unit usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 42

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta lokasi penelitian PPI Blanakan Subang... 57

2. Sample penelititan ... 58

3. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri

Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan... 59

4. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri

Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan ... 60

5. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri

Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada ... 61

6. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri

Mina Fajar Sidik terhadap alat tangkap ... 62

7. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri

Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendapatan nelayan ... 63

8. Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan

Nelayan Cantrang (Seine net)... 64

9. Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan

Nelayan Mini Purse Siene... 66

10.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan

Nelayan Arad (Seine net) ... 68

11.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan

Nelayan Bondet (Beach seine net) ... 70

12.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan

Nelayan Pancing Rawai (Hook and lines) ... 72

13.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan

Nelayan Jaring Sontong ... 74

14.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan

Nelayan Jaring Tegur ( Perangkap)... 76

15.Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh KUD Mandiri

Mina Fajar Sidik... 78

16.Aktivitas-aktivitas disekitar KUD Mandiri Mina

(22)

17.Aktivitas-aktivitas sosial KUD Mandiri Mina

Fajar Sidik Blanakan Subang ... 81

(23)

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Subang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat yaitu pada

posisi 107031-107054 BT dan 6011-6049 LS. Secara topografi wilayah Kabupaten

Subang terdiri dari 3 (tiga) wilayah yaitu sebelah selatan merupakan daerah

pegunungan, bagian tengah merupakan daerah dataran dan sebelah utara

merupakan daerah pantai Laut Jawa yang merupakan daerah pengembangan

perikanan baik perikanan budidaya maupun perikanan laut. Salah satu wilayah di

utara Subang tersebut adalah Blanakan yang sebagian besar penduduknya bermata

pencaharian sebagai nelayan. Nelayan di Kecamatan Blanakan Kabupaten

Subang, Jawa Barat, mempunyai komoditas unggulan yaitu udang jerbung

(Penaeus merguensis).

Usaha perikanan tangkap di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang

umumnya merupakan perikanan tradisional yang sebagian besar hasil

tangkapannya dijual ke bakul dengan harga yang dikuasai oleh pihak bakul.

Keharusan tersebut sebagai akibat keterikatan nelayan pada saat meminjam uang

sebagai modal usaha atau meminjam uang guna memenuhi kebutuhan keluarga

mereka. Nelayan menyadari bahwa komoditas hasil tangkapan mereka merupakan

komoditas hasil tangkapan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, tetapi

nilai ekonomis tinggi ini hanya dirasakan oleh pihak bakul bukan pada nelayan.

Disisi lain pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Subang

menyediakan prasarana dan sarana perikanan yang ditujukan untuk memperlancar

kegiatan usaha nelayan.

Prasarana dan sarana yang diadakan tersebut adalah Pangkalan Pendaratan

Ikan Blanakan (PPI Blanakan). PPI Blanakan memiliki fasilitas terlengkap

dibandingkan PPI lain di Kabupaten Subang. Secara umum fasilitas yang dimiliki

PPI Blanakan dapat digolongkan menjadi tiga fasilitas, yaitu fasilitas pokok,

fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang.

Fasilitas pokok yang dimiliki PPI Blanakan adalah dermaga, kolam

pelabuhan dan alat navigasi. Fasilitas fungsional yang dimiliki PPI Blanakan

(24)

Sedangkan fasilitas penunjang yang dimiliki PPI Blanakan adalah MCK, kantin,

mushola, rumah nelayan, kantor pengelola pelabuhan dan kantor syahbandar.

Sebagai salah satu fasilitas fungsional, TPI Blanakan langsung berinteraksi

dengan nelayan. TPI tersebut dalam pengelolaannya diserahkan pada KUD

Mandiri Mina Fajar Sidik. KUD Mandiri Mina Fajar Sidik didalam pengelolaan

TPI Blanakan mengharapkan agar tingkat pendapatan nelayan di Kecamatan

Blanakan dapat ditingkatkan. KUD Mandiri Mina Fajar Sidik tentunya berperan

dalam pencapaian tujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan dalam

penentuan harga jual ikan, sehingga keberadaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik

tersebut dapat dirasakan manfaatnya bagi nelayan. Pemanfaatan KUD Mandiri

Mina Fajar Sidik oleh nelayan tentunya mensyaratkan agar nelayan harus menjadi

anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terlebih dahulu. Oleh karenanya, apakah

KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dapat memberikan manfaat terhadap keseluruhan

komunitas nelayan yang ada di wilayah Kecamatan Blanakan yang tentunya

memiliki beragam karakteristik, seperti : pendidikan, kepemilikan armada, usia

dengan pendapatan yang berbeda-beda? Sehubungan dengan permasalahan yang

demikian, maka dilakukan penelitian ini.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui cakupan kerja KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang terkait

dengan kegiatan usaha penangkapan ikan oleh nelayan.

2. Menganalisis hubungan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar

Sidik dengan parameter-parameter karakteristik nelayan.

(25)

1.3 Manfaat Penelitan

Manfaat dari penelitian Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina

Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang ini

antara lain :

1. Bagi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sebagai masukan gambaran persepsi

masyarakat terhadap peran KUD Mandiri Mina Fajar Sidik.

2. Bagi Dinas Perikanan dan instansi lainnya sebagai sumber data didalam

mengadakan program-program kerja yang melibatkan KUD Mandiri Mina

(26)

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Umum Koperasi

Menurut International Cooperative Alliance (1995) yang dikutip dalam

(Baga, 2009), koperasi adalah perkumpulan yang otonom dari orang-orang yang

bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi,

sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan

diawasi secara demokratis.

Definisi undang-undang nomor 25 tahun 1992 yang dikutip dalam (Baga,

2009), menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan atas asas kekeluargaan.

2.2 Prinsip-prinsip Koperasi

Dalam koperasi terdapat prinsip-prinsip yang dipegang teguh dalam

pelaksanaan kegiatan koperasi. Prinsip koperasi merupakan satu kesatuan dan

tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Menurut Munkner (1995)

yang diacu dalam (Baga, 2009), ada tujuh prinsip koperasi yang disepakati di

Manchaster tahun 1995 (pada 100 tahun gerakan koperasi internasional), dimana

tiga prinsip pertama secara esensial dikaitkan pada dinamika internal dan empat

prinsip terakhir menyangkut operasi internal maupun eksternal oleh koperasi.

Adapun prinsip-prinsip koperasi yang disepakati yaitu :

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;

2. Pengawasan dilakukan secara demokrasi oleh anggota;

3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi;

4. Otonomi dan kemandirian;

5. Pendidikan, pelatihan dan penerangan;

6. Kerjasama antar koperasi;

(27)

2.3 Nilai-nilai Koperasi

Koperasi melandaskan nilai-nilai menolong diri sendiri, bertanggungjawab

kepada diri sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan solidaritas.Nilai koperasi

mengandung gagasan umum yang akan dilaksanakan dalam prakteknya dengan

prinsip-prinsip koperasi sebagai pedomannya. Gagasan umum dan prinsip-prinsip

koperasi adalah sebagai berikut :

• Meningkatkan kesejahteraan sebagai

pemilik dan pelanggan

2. Demokrasi • Manajemen dan pengawasan secara

demokrasi

3. Tidak menekankan kekuatan

modal (modal dalam posisi netral)

• Kerjasama perorangan (organisasi

berdasarkan orang)

• Modal sosial yang tidak dapat dibagi

4. Ekonomi • Efisiensi ekonomi dari koperasi

(penggunaan sumberdaya terbatas secara ekonomi, ketidaktergantungan

secara ekonomi dengan

mengandalkan sumberdaya sendiri)

5. Kebebasan • Perkumpulan secara sukarela

• Otonomi dalam menentukan tujuan

dan pengambilan keputusan

6. Keadilan • Pembagian hasil usaha secara adil

dan jujur

7. Kemajuan sosial melalui

pendidikan

• Pendidikan keanggotaan

Sumber: Diklat Perkuliahan Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis, 2009

2.4 Koridor Koperasi

Pemberian koridor dalam pengembangan koperasi ini diharapkan mampu

menghindarkan koperasi dari krisis kepemimpinan, krisis identitas dan identitas

idiologi. Dalam rangka mencegah terjadinya tiga krisis diatas, maka

dirumuskanlah koridor-koridor koperasi sebagai berikut (Baga, 2009):

1. Promosi anggota-anggota yang berhasil

Promosi anggota adalah keharusan bagi semua organisasi, termasuk koperasi.

(28)

anggota agar lebih aktif lagi terlibat dengan koperasi, khususnya dalam upaya

memenangkan persaingan dengan lembaga-lembaga non-koperasi (Ropke,

2000).

2. Pembatasan bisnis dengan bukan anggota

Harus dilihat sebagai bisnis dengan pihak luar, dapat diterima jika bersifat

usaha sampingan. Sebagai cara untuk promosi anggota atau menarik anggota

baru. Transaksi tidak boleh lebih dari 40% omset. Monitoring berkala kuota

pelanggan bukan anggota.

3. Keseimbangan stuktur modal

Koperasi harus mampu menanggung modal sendiri yang seimbang antara

modal yang bersumber dari anggota dan modal yang berasal dari non-anggota.

Keterlibatan anggota dalam membangun permodalan harus ditingkatkan

sehingga tingkat ketergantungan koperasi terhadap modal luar dapat

dikurangi.

4. Kepemimpinan koperasi

Para pemimpin koperasi baik pengurus maupun manajer koperasi harus

memahami secara mendalam falsafah-falsafah koperasi agar pengelolaan

koperasi tidak sekedar mewakili rasionalitas manajemen yang mengabaikan

promosi anggota tetapi juga mampu membawa kesejahteraan seluruh anggota.

5. Partisipasi anggota

Partisipasi memainkan peranan yang penting dalam pengembangan koperasi.

Tolak ukur partisipasi anggota adalah besarnya kontribusi anggota dalam

volume usaha koperasi dan dalam pertemuan anggota.

6. Rapat delegasi dan penghindaran desintegrasi

Penetapan rapat delegasi harus didahului penilaian akan kelayakan terapannya

sehingga disintegrasi dapat dicegah. Sebelum rapat delegasi harus diadakan

rapat bagian kelompok agar dapat menampung aspirasi seluruh anggota.

7. Komite pengawas kompeten

Komite pengawas harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Laporan

pengurus harus dususun sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh

(29)

pengurus. Honorer dimungkinkan untuk meningkatkan efektivitas

pengawasan.

8. Merjer

Merjer koperasi berprimer bertujuan memperkuat promosi anggota dengan

memanfaatkan keunggulan skala ekonomi besar dan tidak sekedar berorientasi

efisiensi bisnis semata, tetapi juga memperhitungkan dampak terhadap

promosi anggota.

9. Sistem terpadu

Pada dasarnya sistem koperasi terpadu menggunakan pendekatan terpadu dan

berorientasi pada produksi terpadu. Koperasi yang melakukan bisnis dengan

pihak luar dari 10% dianggap telah meninggalkan koridor koperasi.

10. Federasi

Federasi berfungsi di bidang audit, advokasi, informasi dan respresentasi

kepentingan bagi koperasi. Federasi koperasi bertugas meluncurkan ide-ide

inovatif bagi pengembangan koperasi, baik untuk koperasi yang ada maupun

untuk membentuk koperasi yang baru. Federasi memungkinkan koperasi

tampil secara menarik dengan cabang bisnis modern dan inovatif.

2.5 Manfaat Koperasi

Menurut Baga (2007) kelembagaan koperasi memiliki keunggulan dan

manfaat yang dapat memacu proses pengkaitan kegiatan agroindustri dari hulu

sampai hilir yang akan menghasilkan dampak berganda yang sangat luas seperti :

1. Peningkatan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja;

2. Memperluas basis kepemilikan faktor produksi;

3. Memacu peningkatan nilai tambah;

4. Merasionalkan redistribusi nilai tambah yang dihasilkan;

5. Merasionalkan pembagian resiko yang lebih adil antara pihak-pihak yang

terkait.

2.6 Koperasi Unit Desa

Koperasi Unit Desa (KUD) adalah salah satu sokoguru perekonomian

(30)

sehingga mampu memberikan manfaat bagi anggota khususnya dan masyarakat

pada umumnya. Dalam menjalankan usaha koperasi diarahkan pada usaha yang

berkaitan langsung dengan kepentingan anggota, baik untuk menunjang usaha

maupun kesejahteraannya (Komenaung, 2009).

KUD menjadi tumpuan harapan nelayan di daerah kerjanya serta

merupakan salah satu kelembagaan agribisnis dalam mendukung pengembangan

sistem agribisnis. KUD dapat melakukan peranannya dengan baik, maka KUD

harus dikelola secara produktif, efektif dan efisien untuk mewujudkan pelayanan

usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat sebesar-besarnya bagi

anggotanya, sehingga mampu bersaing dengan badan usaha yang lainnya.

Pengelolaan yang dimaksud adalah seluruh komponen yang ada dalam perusahaan

seperti pemasaran, produksi, keuangan, personil, pembelian, sistem informasi

manajemen dan organisasi.

Kinerja KUD merupakan ukuran yang dipakai menilai kondisi KUD,

dipengaruhi oleh faktor internal terdiri dari manajemen, keuangan dan sumber

daya manusia serta faktor eksternal. Faktor-faktor ini harus dikelola secara baik,

sehingga dapat mencapai kinerja KUD yang optimal. Dipandang dari pemikiran

strategi bahwa kinerja KUD dapat ditentukan oleh faktor internal terdiri dari peran

serta anggota, manajemen, keuangan dan sumberdaya manusia serta faktor

eksternal.

2.7 KUD Mina

Koperasi perikanan atau KUD Mina berfungsi sebagai pusat pelayanan

berbagai perekonomian nelayan di desa-desa pantai. Usaha yang dilakukan

didasarkan kepada sarana-sarana, jasa-jasa, dan kemudian yang diperlukan untuk

usaha perikanan para nelayan anggotanya (Gunawan, 2003).

Berdasarkan UU No. 25 pasal 3 tentang pokok-pokok perkoperasian

menyatakan bahwa tujuan KUD Mina sebagaimana tujuan dari koperasi

umumnya, yaitu : memajukan kesejahteraan anggota, memajukan kesejahteraan

masyarakat dan turut serta dalam pembangunan tatanan perekonomian nasional.

KUD juga berfungsi sebagai sarana informasi yang dapat menunjang keputusan

(31)

Koperasi perikanan mempunyai tiga manfaat utama bagi anggotanya antara

lain manfaat ekonomi, sosial dan teknologi. Manfaat ekonomi akan dirasakan oleh

para anggota bila terjadi perbaikan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan

pendapatan anggota dibandingkan dengan bila tidak menjadi anggota koperasi.

Adanya pemenuhan kebutuhan anggota akan sarana produksi murah, kepastian

menjual hasil produksi dan kepuasan memperoleh harga jual dan harga beli

produk serta pinjaman modal untuk menunjang kegiatan produksi. Manfaat sosial

yang dirasakan anggota apabila terjalin kerjasama antara anggota dan masyarakat

dalam menjalankan kegiatan usahanya, serta terbuka peluang dan kesempatan

kerja bagi anggota dan masyarakat dalam koperasi. Manfaat teknologi dapat

dirasakan anggota melalui informasi teknologi, kegiatan pengenalan dan

pengembangan teknologi baru yang diselenggarakan oleh koperasi yang

bersangkutan.

2.8 Pengertian Pelabuhan Perikanan

Menurut Lubis (2002) pelabuhan perikanan sebagai pelabuhan khusus

adalah suatu wilayah perpaduan antara daratan dan lautan yang dipergunakan

sebagai pangkalan kegiatan penangkapan ikan dan dilengkapi dengan berbagai

fasilitas sejak ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan.

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1994a) yang dikutip oleh

Simanjuntak (2005) menyebutkan bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat

pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan, dan

pemasaran, baik berskala lokal, nasional maupun internasional. Aspek-aspek

tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Produksi : bahwa pelabuhan perikanan sebagai tempat para nelayan untuk

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan

perbekalan untuk menangkap ikan di laut sampai membongkar hasil

tangkapannya;

2. Pengolahan : bahwa pelabuhan perikanan menyediakan sarana-sarana yang

dibutuhkan untuk mengolah hasil tangkapannya;

3. Pemasaran : bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat pengumpulan dan

(32)

Hal ini berarti pelabuhan perikanan ada sebagai tempat pemusatan armada

perikanan yang berfungsi membantu nelayan untuk mendaratkan hasil

tangkapannya, memberikan pelayanan tambat labuh yang aman dan menjamin

kelancaran bongkar muat hasil tangkapan serta sebagai tempat penyediaan

keperluan logistik yang cepat. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebagai

pelabuhan perikanan bertipe D juga memiliki fungsi dan peranan yang tidak jauh

berbeda dengan pelabuhan perikanan tipe lainnya dalam menunjang kegiatan

perikanan tangkap.

2.9 Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1994b) yang dikutip oleh

Simanjuntak (2005) mengelompokkan pangkalan pendaratan ikan (PPI) sebagai

pelabuhan perikanan tipe D dengan kriteria sebagai berikut :

1. Tersedianya lahan seluas 10 Ha;

2. Diperuntukan bagi kapal-kapal perikanan < 30 GT;

3. Melayani kapal-kapal perikanan 15 unit/hari;

4. Jumlah ikan yang didaratkan > 10 ton/hari;

5. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan kawasan industri

perikanan;

6. Dekat dengan pemukiman nelayan.

Berdasarkan kriteria diatas dapat dilihat bahwa pada dasarnya Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI) tidak berbeda dengan pelabuahan perikanan, hanya

jangkauan pelayanannya lebih terbatas pada kegiatan perikanan tradisional.

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat para nelayan mendaratkan hasil

tangkapannya atau merupakan pelabuhan perikanan dalam skala usaha yang lebih

kecil.

2.10 Fungsi dan Peranan Pelabuhan Perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1991b) yang dikutip oleh

Simanjuntak (2005) fungsi pelabuhan perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan

(33)

1.Pusat pengembangan masyarakat nelayan, tempat pertumbuhan ekonomi,

tempat pertumbuhan agribisnis dan agroindustri;

2.Pusat pelayanan tambat labuh kapal perikanan;

3.Pusat pendaratan hasil tangkapan dan budidaya;

4.Pusat pelayanan kegiatan operasional kapal-kapal perikanan;

5.Pusat pelaksanaan pembinaan dan penanganan mutu hasil tangkapan;

6.Pusat pemasaran dan distribusi perikanan;

7.Tempat pengembangan industri perikanan dan pelayanan ekspor hasil

perikanan;

8.Tempat pelaksanaan pengawasan, penyuluhan dan pengumpulan data

perikanan.

Direktorat Bina Prasarana Perikanan (1982) yang dikutip oleh Simanjuntak

(2005) mengelompokkan peranan pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan

ikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

1.Pusat aktivitas produksi, yaitu:

a. Tempat mendaratkan ikan hasil tangkapan;

b.Tempat untuk mempersiapkan operasi penangkapan ikan (mempersiapkan

alat tangkap, bahan bakar, air, perbaikan kapal, dan istirahat untuk anak buah

kapal).

2.Pusat distribusi, yaitu:

a. Tempat transaksi jual beli ikan;

b.Terminal untuk mendistribusikan ikan;

c. Pusat pengolahan hasil laut.

3.Pusat kegiatan masyarakat nelayan,yaitu:

a. Pusat kehidupan masyarakat nelayan;

b.Pusat pembangunan ekonomi nelayan;

c. Pusat lalu lintas dan jaringan informasi antar nelayan maupun antar nelayan

(34)

2.11 Fasilitas Pelabuhan Perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan

Menurut Direktorat Jendral Perikanan (1996) yang dikutip oleh Simanjuntak

(2005) dalam menjalankan fungsi dan peranannya, pelabuhan perikanan atau

pangkalan pendaratan ikan harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas, antara lain:

1. Fasilitas pokok

Berfungsi untuk melindungi kegiatan umum di pelabuhan perikanan dari

gangguan alam, seperti gelombang, arus angin, pengendapan lumpur/pasir,

dan sebagainya. Fasilitas pokok dapat berbentuk kolam pelabuhan, pemecah

gelombang (breakwater), dermaga dan alat bantu navigasi.

2. Fasilitas fungsional

Merupakan pelengkap fasilitas pokok guna memperlancar pekerjaan atau

memberikan pelayanan jasa di pelabuhan perikanan serta meningkatkan nilai

guna fasilitas pokok. Fasilitas fungsional antara lain terdiri atas TPI, tangki

BBM, tangki air, radio komunikasi, instalasi listik, pabrik es, cold storage, dok kapal dan bengkel.

3. Fasilitas penunjang

Berfungsi secara tidak langsung menunjang kelancaran pelabuhan perikanan

seperti kantor, untuk administrasi pelabuhan, syahbandar, bea cukai, aparat

keamanan, jalan di dalam komplek, perumahan, toko, MCK umum dan tempat

ibadah.

2.12 Karakteristik Pendekatan Sosiografis Nelayan

Karakteristik pendekatan sosiografis adalah cara mengenali khalayak dengan

mempertimbangkan latar belakang seseorang, antara lain seperti usia, pendidikan,

pendapatan dan posisi seseorang dalam kehidupan sosial. Dalam kaitannya dalam

kelompok usaha, posisi seseorang dapat diukur dengan berdasarkan statusnya

dalam struktur kelompok seperti anggota dan pengurus. Pendekatan ini digunakan

untuk mengenali faktor-faktor yang mempengarui pembentukan kepribadian

seseorang, yang pada akhirnya akan membentuk kecenderungan-

kecenderungannya. Kecenderungan inilah yang dapat diramalkan, ragam

informasi yang memenuhi kebutuhan dan bagaimana seyogyanya informasi dapat

(35)

2.13 Statistik Nonparametrik

Metode statistik nonparametrik atau bebas-sebaran merupakan prosedur

pengujian yang tidak mengasumsikan pengetahuan apapun mengenai sebaran

populasi yang mendasarinya. Uji nonparametrik telah mendapat perhatian di

tahun-tahun terakhir ini karena beberapa asalan. Pertama, perhitungan yang

diperlukan sederhana dan dapat dikerjakan dengan cepat. Kedua, datanya tidak

harus merupakan pengukuran kuantitatif, tetapi dapat berupa respon yang

kualitatif, seperti produk “cacat” lawan “tidak cacat”. Ketiga, penggunaan uji

nonparametrik adalah bahwa uji-ujinya disertai dengan asumsi-asumsi yang jauh

tidak mengikat dibandingkan dengan uji parametrik (Walpole, 1997).

Uji nonparametrik atau bebas-sebaran digunakan bila :

1. Bentuk distribusi populasinya, darimana sample diambil, tidak diketahui

menyebar secara normal.

2. Variabel dinyatakan dalam bentuk nominal (diklasifikasikan dalam bentuk

kategori dan dihitung frekuensinya)

3. Variabel dinyatakan dalam bentuk ordinal (disusun dalam urutan, dinyatakan

dalam jenjang)

2.14 Uji Chi-Kuadrat

Uji Chi-Kuadrat (χ2),digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya

hubungan antara variabel nominal dengan variabel nominal (Hasan, 2004).

Menurut Wibisono (2005) Uji Chi-Kuadrat banyak digunakan di berbagai bidang

yang menyangkut keselarasan (goodness of fit) maupun uji kebebasan tentang

distribusi empiris dan teoritis. Uji ini didasarkan pada seberapa baik keselarasan

antara frekuensi pengamatan (observasi) dan frekuensi yang diharapkan dari

distribusi teoritis yang dihipotesiskan pengujian tentang kebebasan antara dua

peubah/lebih, kehomogenitas proporsi, bahkan sebagai alternatif dalam pengujian

beberapa nilai lokasi sekaligus yang analog dengan uji keragaman juga menjadi

fokus dari uji chi-kuadrat. Adapun, uji statistik yang menggunakan rumus Chi

Kuadrat adalah berikut :

(36)

Keterangan :

O = Nilai-nilai observasi

E = Nilai-nilai frekuensi harapan

Kriteria pengujian

- HO diterima (H1 ditolak) apabila χ02 <= χ2 (α)(db) - HO ditolak (H1 diterima) apabila χ02 > χ2 (α)(db)

Apabila diketemukan nilai χ02 yang signifikan belum tentu menunjukan

adanya hubungan sebab akibat (seperti halnya korelasi). nilai χ02 yang signifikan

(37)

3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian lapangan dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan April

tahun 2009. Penelitian bertempat di area sekitar PPI Blanakan Subang, Propinsi

Jawa Barat.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Alat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera dan berbagai alat lainnya

yang digunakan untuk mengolah data penelitian.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui

pengamatan/observasi secara langsung, wawancara, serta studi pustaka.

Pengumpulan data ditujukan terhadap data-data primer dan sekunder. Data primer

dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung terhadap objek-objek

penelitian dan juga menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel atau responden

dilakukan dengan teknik Stratified Random Sampling dengan mengambil sampel

sebanyak 10% dari populasi secara acak dari setiap jumlah sub populasi jenis alat

tangkap yang ada di Blanakan. Dengan metode ini diharapkan stratifikasi dari alat

tangkap yang ada dapat terwakili.

Data sekunder diperoleh dari Laporan Tahunan Statistik KUD Mandiri Mina

Fajar Sidik selama periode 2004-2008 yang meliputi data produksi hasil

tangkapan, jenis-jenis hasil tangkapan, jumlah kapal penangkapan ikan, jenis alat

tangkap dan jumlah nelayan. Sedangkan data sekunder mengenai keadaan

geografi dan topografi, jumlah penduduk, mata pencaharian, pendidikan,

prasarana-sarana daerah penelitian dan keadaan umum perikanan tangkap di

(38)

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dapat merupakan data kualitatif dan data kuantitatif.

Terhadap data-data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif

dilakukan terhadap parameter-parameter antara lain : cakupan kerja KUD Mandiri

Mina Fajar Sidik, keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dari keterwakilan

masing-masing komunitas nelayan. Hasil analisis deskriptif tersebut dapat

ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik dan gambar. Terhadap data-data kuantitatif

dianalisis dengan menggunakan alat analisis kuantitatif yakni matematika

sederhana dan statistik nonparametrik. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap

parameter-parameter : tingkat pendapatan dan pengujian pengaruh hubungan

antara variabel-variabel yang diteliti.

Parameter pendapatan nelayan dianalisis dengan menggunakan perhitungan

matematika sederhana sebagai berikut :

Ŷ = TR – TC

y = Kuantitas hasil tangkapan

Hy = Harga jual ikan hasil tangkapan

FC = Fixed Cost

VC = Variabel Cost

Untuk menganalisis pengaruh hubungan antar variabel yang diteliti, seperti

pengaruh hubungan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik

dengan tingkat pendidikan nelayan digunakan alat analisis statistik non parametrik

yakni uji Chi Kuadrat (χ2). Chi Kuadrat (χ2) digunakan untuk menguji signifikansi

(39)

berbagai item lainya yang melekat pada nelayan, yaitu : tingkat pendidikan, usia

nelayan, status kepemilikan armada dan jenis armada. Adapun, rumus pengujian

Chi Kuadrat adalah sebagai berikut :

X2= ∑∑∑∑∑∑∑∑ (O-E)2/E

Keterangan :

O = Nilai-nilai observasi

E = Nilai-nilai frekuensi harapan

Prosedur uji statistik adalah sebagai berikut:

a. Formulasi hipotesis

HO = Tidak ada hubungan antara X dan Y

H1 = Ada hubungan antara X dan Y

b. Taraf nyata (α) dan nilai χ2 (α)(db)

- Nilai taraf nyata biasanya dipilih 5% (0.05) atau 1% ( 0.01)

- χ2 (α)(db) = Chi kuadrat tabel pada taraf nyata (α) dan db = (b-1)(k-1) c. Kriteria pengujian

- HO diterima (H1 ditolak) apabila χ o2 <= χ2 (α)(db) - HO ditolak (H1 diterima) apabila χ o2 > χ2 (α)(db) d. Uji statistik :

χ2= ∑∑ (O-E)2/E

(40)

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum Kabupaten Subang

Kabupaten Subang terdiri dari 22 kecamatan. Berdasarkan Yana (2006),

secara geografis Kabupaten Subang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat

yaitu 107°31’ - 107°54’ BT dan 6°11’ - 6°49’ LS, dengan batas–batas wilayahnya

adalah sebagai berikut:

Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.

Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Purwakarta.

Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Indramayu dan Sumedang.

Luas wilayah administratif 205.176,95 Ha. Secara topografi wilayah Subang

terbagi ke dalam 3 (tiga) wilayah yaitu sebelah selatan merupakan daerah

pegunungan, bagian tengah daerah daratan dan sebelah utara merupakan daerah

pantai. Bentang alam Kabupaten Subang cukup bervariasi meliputi pegunungan,

daratan dan daerah pantai.

Tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Subang terdiri dari:

1. Kemiringan lereng 0−2% seluas 61,18%.

2. Kemiringan lereng 2−15% sekitar 18,70%.

3. Kemiringan lereng 15−40% sekitar 11,02%.

4. Kemiringan lereng lebih dari 40% adalah seluas 9,10%.

Berdasarkan bentang alamnya, Kabupaten Subang memiliki tiga wilayah

daerah dengan ketinggian antara 0−1.500 m diatas permukaan laut (dpl), yaitu:

1. Daerah pegunungan dengan ketinggian antara 500−1500 m dpl, merupakan

daerah resapan air. Lokasi: Kecamatan Jalancagak, Sagalaherang, Cisalak dan

Tanjungsiang.

2. Daerah bergelombang/berbukit dengan ketinggian antara 50−500 m dpl

merupakan penyangga. Lokasi: Kecamatan Subang, Cibogo, Cijambe,

Cipunagara, Pagaden, Kalijati dan Cipeundeuy.

3. Daerah dataran sampai pantai Laut Jawa dengan ketinggian 0−50 m dpl

merupakan daerah pengembangan/budidaya. Lokasi: Kecamatan Binong,

(41)

Patokbeusi, Perwakilan Kecamatan Legon Kulon dan Cikaum (Pemkab

Subang, 2005).

4.2 Keadaan umum Kecamatan Blanakan

Berdasarkan Yana (2006), luas wilayah Kecamatan Blanakan mencapai

85,81 km2, kecamatan ini kemudian terbagi menjadi 7 desa. Diantara desa-desa

yang berada dibawah naungan Kecamatan Blanakan, terdapat 7 desa yang

merupakan desa pesisir yaitu Desa Cilamaya Hilir, Rawameneng, Jayamukti,

Blanakan, Langensari, Muara dan Tanjung Tiga.

Desa Blanakan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Blanakan

yang berada dibawah naungan Kabupaten Subang. Secara geografis, Desa

Blanakan terletak di 6°10’ – 6°22’ LS dan 107°30’ - 107°53’ BT.

Secara umum Blanakan beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata per

tahun sekitar 2.300 mm dan rata-rata jumlah bulan hujan adalah 4 bulan, dengan

suhu rata-rata harian sebesar 29° C. Sebagai daerah pesisir, bentang wilayah untuk

Desa Blanakan digolongkan ke dalam Zona 3 (tiga) dengan ketinggian 2,5 m dpl.

Jarak dari Desa Blanakan ke Kecamatan Blanakan adalah 1 km, jarak dari

Desa Blanakan ke kabupaten Subang adalah 46,3 km dan jarak 112 km dari ibu

kota propinsi (Bandung). Adapun, alat transportasi darat yang biasa digunakan

selain mobil yaitu ojek dan becak.

Letak Blanakan yang berada pada posisi strategis, memberikan keuntungan

tersendiri terhadap kehidupan ekonomi di Desa Blanakan. Lengkapnya prasarana

dan sarana transportasi dan komunikasi akan memudahkan pelaku-pelaku

ekonomi untuk melakukan aktivitas ekonomi, seperti produksi dan pemasaran.

4.2.1 Kependudukan Desa Blanakan

Penduduk Desa Blanakan berdasarkan pendataan tahun 2008 berjumlah

10.879 orang, dimana penduduk laki-laki berjumlah 5.443 orang dan perempuan

berjumlah 5.436 orang. Menurut pendataan penduduk tahun 2008, mayoritas

penduduk Desa Blanakan tidak mengenyam pendidikan formal. Tingkat

pendidikan penduduk Blanakan tergolong sangat rendah, hal ini tentunya

(42)

masyarakat setempat. Data mengenai jumlah penduduk Desa Blanakan

berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Data jumlah penduduk Desa Blanakan berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2008

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

Belum sekolah 282 2,59

Seperti daerah pesisir lainnya, kehidupan Desa Blanakan sebagai desa

pesisir cukup heterogen. Heterogenitas penduduk Desa Blanakan tergambar dalam

mencari mata pencarian. Kebanyakan penduduk Desa Blanakan berprofesi sebagai

petani, buruh tani dan nelayan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Data mata pencaharian penduduk Desa Blanakan tahun 2008

Sumber : Data Desa Blanakan (2008)

Penduduk yang berprofesi sebagai nelayan sekitar 210 orang atau hanya

5.70% dari jumlah total 3.685 orang. Sama halnya seperti buruh tani, warga Desa

Blanakan yang beroperasi sebagai nelayan pada waktu tertentu kemungkinan

beralih ke profesi lain. Penduduk yang berprofesi sebagai nelayan kemudian Mata pencaharian Jumlah (orang) Persentase (%)

Petani 1.463 39,70

Buruh Tani 1.829 49,63

Karyawan Perusahan Swasta 89 2,42

(43)

terbagi lagi menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh, ulasan mengenai profesi

nelayan dibahas pada bagian tersendiri.

4.3 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di sekitar PPI Blanakan Subang 4.3.1 Prasarana dan sarana PPI Blanakan

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang ada di Kabupaten Subang sampai

saat ini ada tujuh buah dan terdapat di tiga kecamatan yaitu Blanakan, Legonkulon

dan Pusaka Nagara. Kecamatan Blanakan memiliki tiga PPI yaitu PPI Blanakan di

Desa Blanakan, PPI Cilamaya Girang di Desa Cilamaya Girang dan PPI Muara

Ciasem di Desa Muara Ciasem.

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan merupakan salah satu PPI yang

memiliki fasilitas terlengkap dibandingkan PPI lainnya di Kecamatan Blanakan,

bahkan di Kabupaten Subang. Secara umum fasilitas pelabuhan di PPI Blanakan

dapat digolongkan menjadi:

a. Fasilitas pokok, terdiri dari dermaga, kolam pelabuhan dan alat navigasi;

b. Fasilitas fungsional, terdiri dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pabrik es,

fasilitas komunikasi (Wartel), bengkel, tempat pemasaran dan lainnya;

c. Fasilitas penunjang, terdiri dari MCK, kantin, tempat ibadah (mushola), rumah

nelayan, kantor pengelola pelabuhan dan kantor syahbandar.

Fasilitas-fasilitas di PPI tersebut dikatagorikan dalam kondisi baik kecuali

bengkel yang pengoperasiaanya kurang baik.

4.3.2 Unit penangkapan ikan di PPI Blanakan 4.3.2.1 Nelayan

Nelayan merupakan salah satu bagian penting dari unit penangkapan ikan,

dalam aktivitas penangkapan ikan mereka terjun langsung untuk melakukan

penangkapan ikan. Berdasarkan kepemilikan unit penangkapan ikan, nelayan di

PPI Blanakan terbagi menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh. Pada tahun

2008 jumlah warga Desa Blanakan yang berprofesi sebagai nelayan tercatat

sebanyak 1.435 orang, dari jumlah tersebut terbagi lagi menjadi nelayan pemilik

sebanyak 230 orang dan nelayan buruh sebanyak 1.205 orang (KUD Mandiri

(44)

4.3.2.2 Alat tangkap

Alat tangkap yang berbasis di PPI Blanakan memiliki jumlah sebanyak 230

unit. Alat tangkap yang digunakan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik di PPI

Blanakan, ada tujuh alat tangkap yaitu Jaring Mini Purse Seine, Cantrang, Jaring

Kantong, Bondet, Jaring tegur, Pancing dan Jaring Sontong. Data mengenai

jumlah alat tangkap di PPI Blanakan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Data jumlah alat tangkap di PPI Blanakan tahun 2008

No Jenis alat Tangkap Tahun 2008

Jumlah Abk (Number of Crews) 1205

Sumber : KUD Mandiri Mina Fajar Sidik periode tahun 2008

Pada tahun 2008 alat tangkap yang paling banyak digunakan di PPI

Blanakan adalah jaring kantong dengan jumlah 97 unit. Sedangkan, jaring tegur

dan jaring sontong merupakan alat tangkap yang cukup sedikit digunakan dengan

jumlah 8 unit. Alat tangkap digunakan di PPI Blanakan merupakan alat tangkap

tradisional yang berskala kecil.

4.3.2.3 Kapal

Kapal yang berbasis di PPI Blanakan memiliki jumlah sebanyak 230 unit

dan hampir semua kapal tersebut merupakan kapal kayu. Berdasarkan ukuran,

kapal tersebut dapat dikelompokan menjadi kapal dengan ukuran <10 GT, 10-20

GT, dan 20-30 GT. Besar kecilnya ukuran kapal tentunya akan berpengaruh

terhadap penentuan daerah penangkapan ikan (DPI). Kapal dengan grosstonase

yang besar, kemungkinanan akan memiliki daya jelajah yang lebih luas

dibandingkan dengan kapal yang ukurannya lebih kecil. Data mengenai jumlah

(45)

Tabel 4 Data jumlah kapal berdasarkan ukurannya di PPI Blanakan tahun 2008

No Ukuran GT Tahun 2008

1 <10 GT 32

2 10-20 GT 171

3 20-30 GT 26

Jumlah 230

Sumber : KUD Mandiri Mina Fajar Sidik periode tahun 2008

Kapal dengan ukuran <10 GT yang dominan digunakan merupakan unit dari

penangkapan jaring tegur, jaring bondet dan jaring sontong. Unit penangkapan

jaring cantrang, jaring kantong dan pancing rawai dominan menggunakan kapal

dengan ukuran 10-20 GT, Sedangkan kapal kayu dengan grosstonase antara 20-30

digunakan sebagai armada penangkapan ikan yang memiliki dimensi kerja besar

seperti mini purse seine.

4.3.3 Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap

Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap pada tahun 2008 ikan

tigawaja merupakan jenis ikan yang paling banyak didaratkan. Jumlah hasil

tangkapan ikan tigawaja yang berhasil didaratkan mencapai 2.337.961 kg atau

sekitar 12,96 % dari total ikan yang didaratkan, dengan nilai produksi Rp

14.027.766,00. Nilai produksi tertinggi diperoleh ikan tongkol (Auxis sp.) dengan

nilai Rp 17.947.504,00 atau sekitar 12,48% dari nilai produksi total. Jumlah nilai

produksi tersebut diperoleh dari produksi ikan tongkol sebanyak 2.243.438 kg.

(46)

Tabel 5 Produksi dan nilai produksi di TPI Blanakan tahun 2008

No Produksi Produksi Persentase (%) Nilai Produksi Persentase (%) 1 Layang 454.683 2,52 3.182.781,00 2,21 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang tahun 2008

4.4 Keadaan Umum KUD Mandiri Mina Fajar Sidik

Sejarah singkat kronologis berdirinya KUD Mandiri Mina Fajar Sidik

hingga mendapat predikat KUD Mandiri dapat digambarkan sebagai berikut:

KUD Mandiri Mina Fajar Sidik didirikan oleh H. Dirman Abdurachman pada

tahun 1958, dimana beliau juga merupakan perintis dan pemrakarsa gerakan

Koperasi di Desa Blanakan. Pada tahun 1966 H. Dirman Abdurachman beserta

tokoh terkemuka di Kecamatan Blanakan dan pemerintah setempat memanfaatkan

mengalirnya Sungai Blanakan.

Tepatnya tanggal 23 Mei 1966 berdirilah Koperasi Perikanan Laut Misaya

Laksana. KPL Misaya Laksana mendapat Badan Hukum pada tanggal 14

(47)

3928 A. Nama Fajar Sidik diambil dari nama almarhum H. Fajar Sidik sebagai

penghargaan selama menjabat sebagai Ketua. Pada tahun 1978 dibawah Instruksi

Presiden RI nomor 2/1978, Badan Hukum nomor 3928 B.

Pada tahun 1989 KUD Mina Fajar Sidik menyusun kembali Anggaran

Dasarnya dengan penyesuaian terhadap perundang-undangan dengan badan

hukum nomor 3928 C/BH/KWK.10/11, tanggal 24 April 1989. Berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Koperasi RI nomor: 334/KPTS/M/III/1990, tanggal 26 Maret

1990 KUD Mina Fajar Sidik menjadi KUD Mandiri. Berdasarkan Surat Kanwil

Depkop dan PPK Prop. Jawa Barat tanggal 24 Desember 1994 ditetapkan sebagai

KUD Mandiri. Berdasarkan Surat Kakanwil Depkop dan PPK Propinsi Jawa

Barat tanggal 30 Juli 1997 dan Badan hukum nomor :

3928/BH/PAD/KWK.10/VII-1997, koperasi tersebut berganti nama menjadi KUD

Mandiri Mina Fajar Sidik (Selayang Pandang KUD Mandiri Mina Fajar Sidik,

2007).

4.4.1 Organisasi dan manajemen

Berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2005 yang dikutip dari

selayang pandang KUD Mandiri Mina Fajar Sidik (2007), organisasi dan

manajemen KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dalam susunan kepengurusan periode

2005−2009 dikelola sepenuhnya oleh :

Ketua : H. Mochamad Ali

Sekretaris : Fandi Affandi

Bendahara : Euis Suhartini, Amd.

Manager : Abdul Rozak S., SE.

Karyawan : 50 orang

Pengawas :

Susunan pengawas periode 2005-2009, antara lain:

Ketua : Takim

Anggota : 1. Supardi

(48)

Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik :

Mandiri Mina Fajar Sidik tersebut diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan

produktivitas setiap unit usaha yang diprioritaskan dengan sasaran agar secara

bertahap mampu berperan sebagai tulang punggung perekonomian rakyat,

sehingga di masa mendatang KUD mampu bersaing dengan pelaku dunia usaha

lainnya (Selayang Pandang KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, 2007).

4.4.3 Aktivitas KUD Mandiri Mina Fajar Sidik

Berdasarkan misi dan visi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, KUD Mandiri

Mina Fajar Sidik mempunyai tiga manfaat utama bagi anggota khususnya dan

masyarakat pada umumnya antara lain dari aktivitas ekonomi, sosial dan

pembangunan. Adapun, aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh KUD Mandiri

Mina Fajar Sidik adalah :

1. TPI (Tempat Pelelangan Ikan).

2. Pabrik es, dibangun di atas areal 5,3 hektar, Unit I berkapasitas produksi 20

ton per hari, dan Unit II Berkapasitas produksi 70 ton per hari.

3. Simpan pinjam.

4. Jasa komunikasi (wartel).

5. Bahan Alat Perikanan (BAP).

6. Penyediaan Perumahan 150 Unit Type 36/120, di atas area lahan 53.500 m2.

7. Pertokoan dan Pusat Jajan Serba Ada (Pujasera).

(49)

Aktivitas sosial yang dilakukan oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik adalah :

1. Penyediaan tanah untuk Sekolah Dasar (SD).

2. Penyediaan tanah untuk pembangunan masjid.

3. Pembinaan aktivitas keagamaan.

4. Pemeliharaan dan penyelenggaraan tradisi budaya setempat, contoh : Ruatan

Laut.

5. Pemberian program Keluarga Berencana (KB), PKK dan Donor Darah.

6. Santunan kepada para jompo dan anak yatim serta khitanan massal.

7. Pembinaan kelompok nelayan dan kelompok wanita nelayan.

8. Memperkenalkan dan membudayakan kesadaran hukum.

9. Penyaluran bahan pangan di musim paceklik untuk para nelayan.

10. Pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN).

11. Pemberian beasiswa putra-putri nelayan berprestasi bekerjasama dengan BP

Migas Indonesia.

12. Penyediaan lahan Posyandu.

Aktivitas pembangunan yang dilakukan oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik

adalah :

1. Pada tahun 1969 telah dibangun kantor dan sumur Artesis.

2. Pada tahun 1970 telah dibangun Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

3. Pada tahun 1971 telah dibangun kios pasar.

4. Pada tahun 1972 telah dibangun gorong-gorong di dusun pelelangan.

5. Pada tahun 1973 telah dibangun gedung sekolah dan pos penelitian ikan.

6. Pada tahun 1974 telah dibangun sungai.

7. Pada tahun 1975 telah dibangun lantai TPI, saluran air dan pagar halaman

KUD.

8. Pada tahun 1977 telah dibangun terminal kapal.

9. Pada tahun 1979 telah dibangun pagar halaman KUD secara permanen.

10.Pada tahun 1980 telah dibangun pabrik es.

11.Pada tahun 1982 telah dibangun enam buah sumur bor di pemukiman nelayan.

12.Pada tahun 1984 telah dibangun Masjid Al-Amaanah.

(50)

14.Pada tahun 1986 telah dibangun pemugaran TPI, kios depot es dan

pengepakan ikan.

15.Pada tahun 1987 telah dibangun tempat parkir kendaraan.

16.Pada tahun 1988 telah dibangun pemukiman nelayan sebanyak 150 unit rumah

dengan fasilitas KPR-BUKOPIN.

17.Pada tahun 1989 telah dibangun mess KUD, pembuatan lapangan olahraga

dan pengadaan air bersih di pemukiman KPR BUKOPIN.

18.Pada tahun 1990 pengaspalan jalan menuju TPI sepanjang 1 km.

19.Pada tahun 1991 telah dibangun dermaga PPI sepanjang 277,25 m.

20.Pada tahun 1992 telah dibangun pembuatan pompa sumur dalam.

21.Pada tahun 1993 telah dibangun taman bacaan, gapura, pembangunan

pertokoan dan pujasera.

22.Pada tahun 1994 telah dibangun Peron Mandiri Swadaya KUD.

23.Pada tahun 1995 telah dibangun pabrik es unit II kapasitas produksi 70 ton per

hari.

24.Pada tahun 1997 telah dibangun Kantor TPI KUD dan aula berlantai dua.

25.Pada tahun 2002 telah dibangun masjid Jamie Al-Amaanah.

26.Pada tahun 2003 telah dibangun SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan).

27.Pada tahun 2004 telah dibangun renovasi aula Graha Abdurahman dan

merenovasi kantor administrasi TPI.

28.Pada tahun 2005 telah dibangun renovasi bangunan TPI lama.

29.Pada tahun 2006 telah dibangun sarana pengepakan ikan dan tempat parkir.

4.4.4 Prestasi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik

KUD Mandiri Mina Fajar Sidik memiliki manajemen yang mampu

meningkatkan posisi tawar nelayan dan mampu meningkatkan kesejahteraan

nelayan, hal ini dapat dilihat dari prestasi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang

telah diperoleh yaitu :

1. Pada tahun 1982 juara terbaik II KUD Mina se-Jawa Barat dari Dekopinda.

2. Pada tahun 1983 berprestasi baik dalam pengembangan kelompok nelayan di

(51)

3. Pada tahun 1986 H. Dirman Abdurahman terpilih sebagai manajer terbaik

perkoperasian se-Jawa Barat.

4. Pada tahun 1987 KUD terbaik III se-Jawa Barat, KUD teladan se-Kabupaten

Subang.

5. Pada tahun 1988 KUD teladan se-Kabupaten Subang.

6. Pada tahun 1989 juara umum pengembangan kredit motorisasi.

7. Pada tahun 1990 juara terbaik I KUD Mina se-Kabupaten Subang.

8. Pada tahun 1991 juara terbaik I KUD Mina se-Kabupaten Subang.

9. Pada tahun 1992 KUD teladan partisipasi kesehatan se-Kabupaten Subang,

juara pawai pembangunan dan posyandu tingkat Kecamatan Blanakan.

10.Pada tahun 1993 juara harapan tingkat nasional, KUD terbaik III tingkat Jawa

Barat, H. Dirman Abdurahman terpilih sebagai nelayan teladan dalam

meningkatkan produksi perikanan laut tahun 1992/1993 tingkat Jawa Barat.

11.Pada tahun 1994 juara II lomba penyelenggaraan TPI tingkat Jawa Barat

kategori A.

12.Pada tahun 1995 juara I lomba penyelenggaraan TPI tingkat Jawa Barat

kategori A.

13.Pada tahun 1996 H. Dirman Abdurahman menerima penghargaan Bhakti

Koperasi dari Menteri Koperasi dan PKK RI.

14.Pada tahun 1996 juara I lomba kelompok usaha penangkapan tingkat nasional.

15.Pada tahun 1996 juara I lomba usaha penangkapan ikan tingkat Propinsi Jawa

Barat.

16.Pada tahun 1996 Euis Suhartini sebagai KTNA wanita teladan se-Jawa Barat

dan tingkat nasional.

17.Pada tahun 1996 KUD mandiri teladan se-Jawa Barat.

18.Pada tahun 1997 KUD sektor perikanan terbaik II tingkat nasional.

19.Pada tahun 1997 juara I lomba kelompok usaha penangkapan tingkat nasional.

20.Pada tahun 1997 KUD mandiri teladan se-Jawa Barat.

21.Pada tahun 1997 kelompok wanita nelayan Fajar Mustika sebagai juara I

Gambar

Tabel 1   Data jumlah penduduk Desa Blanakan berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2008
Tabel 3  Data jumlah alat tangkap di PPI Blanakan tahun 2008
Tabel 4 Data jumlah kapal berdasarkan ukurannya di PPI Blanakan tahun 2008
Gambar  1 Unit usaha simpan pinjam KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
+7

Referensi

Dokumen terkait