HUBUNGAN STATUS KEANGGOTAAN KUD MANDIRI
MINA FAJAR SIDIK DENGAN KARAKTERISTIK NELAYAN
DI SEKITAR PPI BLANAKAN SUBANG
FERI KURNIAWAN
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HUBUNGAN STATUS KEANGGOTAAN KUD MANDIRI
MINA FAJAR SIDIK DENGAN KARAKTERISTIK NELAYAN
DI SEKITAR PPI BLANAKAN SUBANG
FERI KURNIAWAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Status
Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di
sekitar PPI Blanakan Subang” adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan tercantum dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, 31 Agustus 2009
ABSTRAK
FERI KURNIAWAN, C44052552, Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang. Dibimbing oleh Dinarwan.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Blanakan Subang dikelola sepenuhnya oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik. KUD Mandiri Mina Fajar Sidik diharapkan dapat berperan dalam memenuhi keperluan nelayan melalui unit-unit usaha KUD, penentuan harga jual ikan di TPI dan meningkatkan pendapatan nelayan. Pemanfaatan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik oleh nelayan tentunya mensyaratkan agar nelayan harus menjadi anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terlebih dahulu. Oleh karenanya, apakah KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dapat memberikan manfaat terhadap keseluruhan komunitas nelayan di sekitar PPI Blanakan yang tentunya memiliki beragam karakteristik ? Sehubungan dengan
kondisi yang demikian, maka dilakukan penelitian ini.Tujuan dari penelitian yang
dilakukan ini yaitu untuk mengetahui cakupan kerja KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang terkait dengan kegiatan usaha penangkapan ikan oleh nelayan, menganalisis hubungan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan karakteristik nelayan, dan menganalisis tingkat pendapatan nelayan. Pendekatan analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa unit-unit usaha KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sangat dirasakan peranannya untuk menunjang kebutuhan nelayan. Terdapat hubungan yang signifikan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan karakteristik nelayan. Tingkat pendapatan per trip nelayan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mayoritas tergolong dalam kategori sedang dan tingkat pendapatan per trip nelayan bukan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mayoritas tergolong dalam kategori rendah.
Judul Skripsi : Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI
Blanakan Subang
Nama : Feri Kurniawan
NRP : C44052552
Mayor : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui:
Pembimbing
Ir. Dinarwan, MS. NIP: 19630823 198803 1 002
Diketahui:
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof.Dr.Ir. Indrajaya, M.Sc. NIP: 19610410 198601 1 002
KATA PENGANTAR
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana
pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan pada bulan April 2009 ini adalah “Hubungan Status Keanggotaan
KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI
Blanakan Subang.”
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ir. Dinarwan, MS selaku dosen pembimbing yang selama ini membantu
penulis dalam proses penulisan skripsi;
2. H. Muhammad Ali selaku Ketua KUD, Ibu Euis, Bapak Yanto, Bapak
Tarsono dan semua karyawan KUD tempat penulis melakukan penelitian;
3. Ayahanda dan Ibunda tercinta (H. Nana Suhana dan Hj. Neng Ucu Cuhyati)
atas semua doa dan dukungan yang tidak pernah putus diberikan bagi penulis,
serta kakak tercinta Asep Hidayat;
4. Raissa Wina Wisudawan yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang dan
bantuannya;
5. Beni, Aep, Matul, dan semua teman-teman di PSP yang namanya tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu;
6. Sahabat serta saudara di Subang yaitu Fristy, Ricky, Robby, Milda dan Angga;
7. Segenap pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bogor, 31 Agustus 2009
DAFTAR ISI
2.9 Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan ... 10
2.10 Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan ... 10
2.11 Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan ... 12
2.12 Karakteristik Pendekatan Sosiografis Nelayan ... 2.13 Stastistik Nonparametrik ... 13
2.14 Uji Chi-Kuadrat ... 13
4. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Subang ... 18
4.2 Keadaan Umum Kecamatan Blanakan... 19
4.2.1 Kependudukan Desa Blanakan ... 19
4.3 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di sekitar PPI Blanakan ... 21
4.3.1 Prasarana dan sarana PPI Blanakan ... 21
4.3.2 Unit penangkapan ikan di PPI Blanakan... 21
4.3.2.1 Nelayan... 21
4.3.2.2 Alat tangkap ... 22
4.3.2.3 Kapal ... 22
4.4 Keadaan Umum KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 24
5.2 Analisis Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Beberapa Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang... 42
5.2.1 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan ... 43
5.2.2 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan... 45
5.2.3 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada ... 46
5.2.4 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap jenis alat tangkap... 47
5.2.5 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendapatan ... 49
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Data mengenai jumlah penduduk Desa Blanakan Berdasarkan
tingkat pendidikan tahun 2008 ... 20
2. Data mengenai mata pencaharian penduduk Desa Blanakan tahun 2008... 20
3. Data jumlah alat tangkap di PPI Blanakan tahun 2008... 22
4. Data jumlah kapal berdasarkan ukurannya di PPI Blanakan tahun 2008... 23
5. Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap ... 24
6. Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 31
7. Pendapatan hasil usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 33
8. Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 36
9. Pendapatan hasil usaha Wartel Mandiri Inti Fajar Sidik... 37
10.Ongkos lelang berdasarkan PERDA No.5 Tahun 2005 ... 40
11.Ongkos lelang berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ... 40
12.Pendapatan unit usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 41
13.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan... 44
14.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan ... 45
15.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada... 46
16.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap alat tangkap... 48
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Unit usaha simpan pinjam KUD Mandiri Mina fajar
Sidik ... 30
2. Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 31
3. Unit usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 33
4. Penjualan solar KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 34
5. Unit usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 35
6. Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 36
7. Unit usaha Wartel KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 37
8. Pendapatan hasil usaha Wartel KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 38
9. Unit usaha penyediaan sarana binaan perumahan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 39
10 Unit usaha penyediaan prasarana pertokoan dan Pujasera KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 39
11 Pendapatan hasil usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 41
12 Unit usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 42
HUBUNGAN STATUS KEANGGOTAAN KUD MANDIRI
MINA FAJAR SIDIK DENGAN KARAKTERISTIK NELAYAN
DI SEKITAR PPI BLANAKAN SUBANG
FERI KURNIAWAN
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HUBUNGAN STATUS KEANGGOTAAN KUD MANDIRI
MINA FAJAR SIDIK DENGAN KARAKTERISTIK NELAYAN
DI SEKITAR PPI BLANAKAN SUBANG
FERI KURNIAWAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Status
Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di
sekitar PPI Blanakan Subang” adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan tercantum dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, 31 Agustus 2009
ABSTRAK
FERI KURNIAWAN, C44052552, Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang. Dibimbing oleh Dinarwan.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Blanakan Subang dikelola sepenuhnya oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik. KUD Mandiri Mina Fajar Sidik diharapkan dapat berperan dalam memenuhi keperluan nelayan melalui unit-unit usaha KUD, penentuan harga jual ikan di TPI dan meningkatkan pendapatan nelayan. Pemanfaatan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik oleh nelayan tentunya mensyaratkan agar nelayan harus menjadi anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terlebih dahulu. Oleh karenanya, apakah KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dapat memberikan manfaat terhadap keseluruhan komunitas nelayan di sekitar PPI Blanakan yang tentunya memiliki beragam karakteristik ? Sehubungan dengan
kondisi yang demikian, maka dilakukan penelitian ini.Tujuan dari penelitian yang
dilakukan ini yaitu untuk mengetahui cakupan kerja KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang terkait dengan kegiatan usaha penangkapan ikan oleh nelayan, menganalisis hubungan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan karakteristik nelayan, dan menganalisis tingkat pendapatan nelayan. Pendekatan analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa unit-unit usaha KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sangat dirasakan peranannya untuk menunjang kebutuhan nelayan. Terdapat hubungan yang signifikan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan karakteristik nelayan. Tingkat pendapatan per trip nelayan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mayoritas tergolong dalam kategori sedang dan tingkat pendapatan per trip nelayan bukan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mayoritas tergolong dalam kategori rendah.
Judul Skripsi : Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI
Blanakan Subang
Nama : Feri Kurniawan
NRP : C44052552
Mayor : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui:
Pembimbing
Ir. Dinarwan, MS. NIP: 19630823 198803 1 002
Diketahui:
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof.Dr.Ir. Indrajaya, M.Sc. NIP: 19610410 198601 1 002
KATA PENGANTAR
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana
pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan pada bulan April 2009 ini adalah “Hubungan Status Keanggotaan
KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI
Blanakan Subang.”
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ir. Dinarwan, MS selaku dosen pembimbing yang selama ini membantu
penulis dalam proses penulisan skripsi;
2. H. Muhammad Ali selaku Ketua KUD, Ibu Euis, Bapak Yanto, Bapak
Tarsono dan semua karyawan KUD tempat penulis melakukan penelitian;
3. Ayahanda dan Ibunda tercinta (H. Nana Suhana dan Hj. Neng Ucu Cuhyati)
atas semua doa dan dukungan yang tidak pernah putus diberikan bagi penulis,
serta kakak tercinta Asep Hidayat;
4. Raissa Wina Wisudawan yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang dan
bantuannya;
5. Beni, Aep, Matul, dan semua teman-teman di PSP yang namanya tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu;
6. Sahabat serta saudara di Subang yaitu Fristy, Ricky, Robby, Milda dan Angga;
7. Segenap pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bogor, 31 Agustus 2009
DAFTAR ISI
2.9 Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan ... 10
2.10 Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan ... 10
2.11 Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan ... 12
2.12 Karakteristik Pendekatan Sosiografis Nelayan ... 2.13 Stastistik Nonparametrik ... 13
2.14 Uji Chi-Kuadrat ... 13
4. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Subang ... 18
4.2 Keadaan Umum Kecamatan Blanakan... 19
4.2.1 Kependudukan Desa Blanakan ... 19
4.3 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di sekitar PPI Blanakan ... 21
4.3.1 Prasarana dan sarana PPI Blanakan ... 21
4.3.2 Unit penangkapan ikan di PPI Blanakan... 21
4.3.2.1 Nelayan... 21
4.3.2.2 Alat tangkap ... 22
4.3.2.3 Kapal ... 22
4.4 Keadaan Umum KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 24
5.2 Analisis Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Beberapa Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang... 42
5.2.1 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan ... 43
5.2.2 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan... 45
5.2.3 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada ... 46
5.2.4 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap jenis alat tangkap... 47
5.2.5 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendapatan ... 49
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Data mengenai jumlah penduduk Desa Blanakan Berdasarkan
tingkat pendidikan tahun 2008 ... 20
2. Data mengenai mata pencaharian penduduk Desa Blanakan tahun 2008... 20
3. Data jumlah alat tangkap di PPI Blanakan tahun 2008... 22
4. Data jumlah kapal berdasarkan ukurannya di PPI Blanakan tahun 2008... 23
5. Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap ... 24
6. Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 31
7. Pendapatan hasil usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 33
8. Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 36
9. Pendapatan hasil usaha Wartel Mandiri Inti Fajar Sidik... 37
10.Ongkos lelang berdasarkan PERDA No.5 Tahun 2005 ... 40
11.Ongkos lelang berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ... 40
12.Pendapatan unit usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 41
13.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan... 44
14.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan ... 45
15.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada... 46
16.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap alat tangkap... 48
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Unit usaha simpan pinjam KUD Mandiri Mina fajar
Sidik ... 30
2. Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 31
3. Unit usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 33
4. Penjualan solar KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 34
5. Unit usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 35
6. Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 36
7. Unit usaha Wartel KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 37
8. Pendapatan hasil usaha Wartel KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 38
9. Unit usaha penyediaan sarana binaan perumahan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 39
10 Unit usaha penyediaan prasarana pertokoan dan Pujasera KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 39
11 Pendapatan hasil usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 41
12 Unit usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 42
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta lokasi penelitian PPI Blanakan Subang... 57
2. Sample penelititan ... 58
3. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan... 59
4. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan ... 60
5. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada ... 61
6. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik terhadap alat tangkap ... 62
7. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendapatan nelayan ... 63
8. Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Cantrang (Seine net)... 64
9. Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Mini Purse Siene... 66
10.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Arad (Seine net) ... 68
11.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Bondet (Beach seine net) ... 70
12.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Pancing Rawai (Hook and lines) ... 72
13.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Jaring Sontong ... 74
14.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Jaring Tegur ( Perangkap)... 76
15.Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik... 78
16.Aktivitas-aktivitas disekitar KUD Mandiri Mina
17.Aktivitas-aktivitas sosial KUD Mandiri Mina
Fajar Sidik Blanakan Subang ... 81
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Subang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat yaitu pada
posisi 107031-107054 BT dan 6011-6049 LS. Secara topografi wilayah Kabupaten
Subang terdiri dari 3 (tiga) wilayah yaitu sebelah selatan merupakan daerah
pegunungan, bagian tengah merupakan daerah dataran dan sebelah utara
merupakan daerah pantai Laut Jawa yang merupakan daerah pengembangan
perikanan baik perikanan budidaya maupun perikanan laut. Salah satu wilayah di
utara Subang tersebut adalah Blanakan yang sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai nelayan. Nelayan di Kecamatan Blanakan Kabupaten
Subang, Jawa Barat, mempunyai komoditas unggulan yaitu udang jerbung
(Penaeus merguensis).
Usaha perikanan tangkap di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang
umumnya merupakan perikanan tradisional yang sebagian besar hasil
tangkapannya dijual ke bakul dengan harga yang dikuasai oleh pihak bakul.
Keharusan tersebut sebagai akibat keterikatan nelayan pada saat meminjam uang
sebagai modal usaha atau meminjam uang guna memenuhi kebutuhan keluarga
mereka. Nelayan menyadari bahwa komoditas hasil tangkapan mereka merupakan
komoditas hasil tangkapan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, tetapi
nilai ekonomis tinggi ini hanya dirasakan oleh pihak bakul bukan pada nelayan.
Disisi lain pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Subang
menyediakan prasarana dan sarana perikanan yang ditujukan untuk memperlancar
kegiatan usaha nelayan.
Prasarana dan sarana yang diadakan tersebut adalah Pangkalan Pendaratan
Ikan Blanakan (PPI Blanakan). PPI Blanakan memiliki fasilitas terlengkap
dibandingkan PPI lain di Kabupaten Subang. Secara umum fasilitas yang dimiliki
PPI Blanakan dapat digolongkan menjadi tiga fasilitas, yaitu fasilitas pokok,
fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang.
Fasilitas pokok yang dimiliki PPI Blanakan adalah dermaga, kolam
pelabuhan dan alat navigasi. Fasilitas fungsional yang dimiliki PPI Blanakan
Sedangkan fasilitas penunjang yang dimiliki PPI Blanakan adalah MCK, kantin,
mushola, rumah nelayan, kantor pengelola pelabuhan dan kantor syahbandar.
Sebagai salah satu fasilitas fungsional, TPI Blanakan langsung berinteraksi
dengan nelayan. TPI tersebut dalam pengelolaannya diserahkan pada KUD
Mandiri Mina Fajar Sidik. KUD Mandiri Mina Fajar Sidik didalam pengelolaan
TPI Blanakan mengharapkan agar tingkat pendapatan nelayan di Kecamatan
Blanakan dapat ditingkatkan. KUD Mandiri Mina Fajar Sidik tentunya berperan
dalam pencapaian tujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan dalam
penentuan harga jual ikan, sehingga keberadaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
tersebut dapat dirasakan manfaatnya bagi nelayan. Pemanfaatan KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik oleh nelayan tentunya mensyaratkan agar nelayan harus menjadi
anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terlebih dahulu. Oleh karenanya, apakah
KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dapat memberikan manfaat terhadap keseluruhan
komunitas nelayan yang ada di wilayah Kecamatan Blanakan yang tentunya
memiliki beragam karakteristik, seperti : pendidikan, kepemilikan armada, usia
dengan pendapatan yang berbeda-beda? Sehubungan dengan permasalahan yang
demikian, maka dilakukan penelitian ini.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui cakupan kerja KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang terkait
dengan kegiatan usaha penangkapan ikan oleh nelayan.
2. Menganalisis hubungan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar
Sidik dengan parameter-parameter karakteristik nelayan.
1.3 Manfaat Penelitan
Manfaat dari penelitian Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina
Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang ini
antara lain :
1. Bagi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sebagai masukan gambaran persepsi
masyarakat terhadap peran KUD Mandiri Mina Fajar Sidik.
2. Bagi Dinas Perikanan dan instansi lainnya sebagai sumber data didalam
mengadakan program-program kerja yang melibatkan KUD Mandiri Mina
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Umum Koperasi
Menurut International Cooperative Alliance (1995) yang dikutip dalam
(Baga, 2009), koperasi adalah perkumpulan yang otonom dari orang-orang yang
bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi,
sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan
diawasi secara demokratis.
Definisi undang-undang nomor 25 tahun 1992 yang dikutip dalam (Baga,
2009), menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
2.2 Prinsip-prinsip Koperasi
Dalam koperasi terdapat prinsip-prinsip yang dipegang teguh dalam
pelaksanaan kegiatan koperasi. Prinsip koperasi merupakan satu kesatuan dan
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Menurut Munkner (1995)
yang diacu dalam (Baga, 2009), ada tujuh prinsip koperasi yang disepakati di
Manchaster tahun 1995 (pada 100 tahun gerakan koperasi internasional), dimana
tiga prinsip pertama secara esensial dikaitkan pada dinamika internal dan empat
prinsip terakhir menyangkut operasi internal maupun eksternal oleh koperasi.
Adapun prinsip-prinsip koperasi yang disepakati yaitu :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
2. Pengawasan dilakukan secara demokrasi oleh anggota;
3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi;
4. Otonomi dan kemandirian;
5. Pendidikan, pelatihan dan penerangan;
6. Kerjasama antar koperasi;
2.3 Nilai-nilai Koperasi
Koperasi melandaskan nilai-nilai menolong diri sendiri, bertanggungjawab
kepada diri sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan solidaritas.Nilai koperasi
mengandung gagasan umum yang akan dilaksanakan dalam prakteknya dengan
prinsip-prinsip koperasi sebagai pedomannya. Gagasan umum dan prinsip-prinsip
koperasi adalah sebagai berikut :
• Meningkatkan kesejahteraan sebagai
pemilik dan pelanggan
2. Demokrasi • Manajemen dan pengawasan secara
demokrasi
3. Tidak menekankan kekuatan
modal (modal dalam posisi netral)
• Kerjasama perorangan (organisasi
berdasarkan orang)
• Modal sosial yang tidak dapat dibagi
4. Ekonomi • Efisiensi ekonomi dari koperasi
(penggunaan sumberdaya terbatas secara ekonomi, ketidaktergantungan
secara ekonomi dengan
mengandalkan sumberdaya sendiri)
5. Kebebasan • Perkumpulan secara sukarela
• Otonomi dalam menentukan tujuan
dan pengambilan keputusan
6. Keadilan • Pembagian hasil usaha secara adil
dan jujur
7. Kemajuan sosial melalui
pendidikan
• Pendidikan keanggotaan
Sumber: Diklat Perkuliahan Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis, 2009
2.4 Koridor Koperasi
Pemberian koridor dalam pengembangan koperasi ini diharapkan mampu
menghindarkan koperasi dari krisis kepemimpinan, krisis identitas dan identitas
idiologi. Dalam rangka mencegah terjadinya tiga krisis diatas, maka
dirumuskanlah koridor-koridor koperasi sebagai berikut (Baga, 2009):
1. Promosi anggota-anggota yang berhasil
Promosi anggota adalah keharusan bagi semua organisasi, termasuk koperasi.
anggota agar lebih aktif lagi terlibat dengan koperasi, khususnya dalam upaya
memenangkan persaingan dengan lembaga-lembaga non-koperasi (Ropke,
2000).
2. Pembatasan bisnis dengan bukan anggota
Harus dilihat sebagai bisnis dengan pihak luar, dapat diterima jika bersifat
usaha sampingan. Sebagai cara untuk promosi anggota atau menarik anggota
baru. Transaksi tidak boleh lebih dari 40% omset. Monitoring berkala kuota
pelanggan bukan anggota.
3. Keseimbangan stuktur modal
Koperasi harus mampu menanggung modal sendiri yang seimbang antara
modal yang bersumber dari anggota dan modal yang berasal dari non-anggota.
Keterlibatan anggota dalam membangun permodalan harus ditingkatkan
sehingga tingkat ketergantungan koperasi terhadap modal luar dapat
dikurangi.
4. Kepemimpinan koperasi
Para pemimpin koperasi baik pengurus maupun manajer koperasi harus
memahami secara mendalam falsafah-falsafah koperasi agar pengelolaan
koperasi tidak sekedar mewakili rasionalitas manajemen yang mengabaikan
promosi anggota tetapi juga mampu membawa kesejahteraan seluruh anggota.
5. Partisipasi anggota
Partisipasi memainkan peranan yang penting dalam pengembangan koperasi.
Tolak ukur partisipasi anggota adalah besarnya kontribusi anggota dalam
volume usaha koperasi dan dalam pertemuan anggota.
6. Rapat delegasi dan penghindaran desintegrasi
Penetapan rapat delegasi harus didahului penilaian akan kelayakan terapannya
sehingga disintegrasi dapat dicegah. Sebelum rapat delegasi harus diadakan
rapat bagian kelompok agar dapat menampung aspirasi seluruh anggota.
7. Komite pengawas kompeten
Komite pengawas harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Laporan
pengurus harus dususun sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh
pengurus. Honorer dimungkinkan untuk meningkatkan efektivitas
pengawasan.
8. Merjer
Merjer koperasi berprimer bertujuan memperkuat promosi anggota dengan
memanfaatkan keunggulan skala ekonomi besar dan tidak sekedar berorientasi
efisiensi bisnis semata, tetapi juga memperhitungkan dampak terhadap
promosi anggota.
9. Sistem terpadu
Pada dasarnya sistem koperasi terpadu menggunakan pendekatan terpadu dan
berorientasi pada produksi terpadu. Koperasi yang melakukan bisnis dengan
pihak luar dari 10% dianggap telah meninggalkan koridor koperasi.
10. Federasi
Federasi berfungsi di bidang audit, advokasi, informasi dan respresentasi
kepentingan bagi koperasi. Federasi koperasi bertugas meluncurkan ide-ide
inovatif bagi pengembangan koperasi, baik untuk koperasi yang ada maupun
untuk membentuk koperasi yang baru. Federasi memungkinkan koperasi
tampil secara menarik dengan cabang bisnis modern dan inovatif.
2.5 Manfaat Koperasi
Menurut Baga (2007) kelembagaan koperasi memiliki keunggulan dan
manfaat yang dapat memacu proses pengkaitan kegiatan agroindustri dari hulu
sampai hilir yang akan menghasilkan dampak berganda yang sangat luas seperti :
1. Peningkatan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja;
2. Memperluas basis kepemilikan faktor produksi;
3. Memacu peningkatan nilai tambah;
4. Merasionalkan redistribusi nilai tambah yang dihasilkan;
5. Merasionalkan pembagian resiko yang lebih adil antara pihak-pihak yang
terkait.
2.6 Koperasi Unit Desa
Koperasi Unit Desa (KUD) adalah salah satu sokoguru perekonomian
sehingga mampu memberikan manfaat bagi anggota khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Dalam menjalankan usaha koperasi diarahkan pada usaha yang
berkaitan langsung dengan kepentingan anggota, baik untuk menunjang usaha
maupun kesejahteraannya (Komenaung, 2009).
KUD menjadi tumpuan harapan nelayan di daerah kerjanya serta
merupakan salah satu kelembagaan agribisnis dalam mendukung pengembangan
sistem agribisnis. KUD dapat melakukan peranannya dengan baik, maka KUD
harus dikelola secara produktif, efektif dan efisien untuk mewujudkan pelayanan
usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat sebesar-besarnya bagi
anggotanya, sehingga mampu bersaing dengan badan usaha yang lainnya.
Pengelolaan yang dimaksud adalah seluruh komponen yang ada dalam perusahaan
seperti pemasaran, produksi, keuangan, personil, pembelian, sistem informasi
manajemen dan organisasi.
Kinerja KUD merupakan ukuran yang dipakai menilai kondisi KUD,
dipengaruhi oleh faktor internal terdiri dari manajemen, keuangan dan sumber
daya manusia serta faktor eksternal. Faktor-faktor ini harus dikelola secara baik,
sehingga dapat mencapai kinerja KUD yang optimal. Dipandang dari pemikiran
strategi bahwa kinerja KUD dapat ditentukan oleh faktor internal terdiri dari peran
serta anggota, manajemen, keuangan dan sumberdaya manusia serta faktor
eksternal.
2.7 KUD Mina
Koperasi perikanan atau KUD Mina berfungsi sebagai pusat pelayanan
berbagai perekonomian nelayan di desa-desa pantai. Usaha yang dilakukan
didasarkan kepada sarana-sarana, jasa-jasa, dan kemudian yang diperlukan untuk
usaha perikanan para nelayan anggotanya (Gunawan, 2003).
Berdasarkan UU No. 25 pasal 3 tentang pokok-pokok perkoperasian
menyatakan bahwa tujuan KUD Mina sebagaimana tujuan dari koperasi
umumnya, yaitu : memajukan kesejahteraan anggota, memajukan kesejahteraan
masyarakat dan turut serta dalam pembangunan tatanan perekonomian nasional.
KUD juga berfungsi sebagai sarana informasi yang dapat menunjang keputusan
Koperasi perikanan mempunyai tiga manfaat utama bagi anggotanya antara
lain manfaat ekonomi, sosial dan teknologi. Manfaat ekonomi akan dirasakan oleh
para anggota bila terjadi perbaikan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan
pendapatan anggota dibandingkan dengan bila tidak menjadi anggota koperasi.
Adanya pemenuhan kebutuhan anggota akan sarana produksi murah, kepastian
menjual hasil produksi dan kepuasan memperoleh harga jual dan harga beli
produk serta pinjaman modal untuk menunjang kegiatan produksi. Manfaat sosial
yang dirasakan anggota apabila terjalin kerjasama antara anggota dan masyarakat
dalam menjalankan kegiatan usahanya, serta terbuka peluang dan kesempatan
kerja bagi anggota dan masyarakat dalam koperasi. Manfaat teknologi dapat
dirasakan anggota melalui informasi teknologi, kegiatan pengenalan dan
pengembangan teknologi baru yang diselenggarakan oleh koperasi yang
bersangkutan.
2.8 Pengertian Pelabuhan Perikanan
Menurut Lubis (2002) pelabuhan perikanan sebagai pelabuhan khusus
adalah suatu wilayah perpaduan antara daratan dan lautan yang dipergunakan
sebagai pangkalan kegiatan penangkapan ikan dan dilengkapi dengan berbagai
fasilitas sejak ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan.
Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1994a) yang dikutip oleh
Simanjuntak (2005) menyebutkan bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat
pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan, dan
pemasaran, baik berskala lokal, nasional maupun internasional. Aspek-aspek
tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Produksi : bahwa pelabuhan perikanan sebagai tempat para nelayan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan
perbekalan untuk menangkap ikan di laut sampai membongkar hasil
tangkapannya;
2. Pengolahan : bahwa pelabuhan perikanan menyediakan sarana-sarana yang
dibutuhkan untuk mengolah hasil tangkapannya;
3. Pemasaran : bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat pengumpulan dan
Hal ini berarti pelabuhan perikanan ada sebagai tempat pemusatan armada
perikanan yang berfungsi membantu nelayan untuk mendaratkan hasil
tangkapannya, memberikan pelayanan tambat labuh yang aman dan menjamin
kelancaran bongkar muat hasil tangkapan serta sebagai tempat penyediaan
keperluan logistik yang cepat. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebagai
pelabuhan perikanan bertipe D juga memiliki fungsi dan peranan yang tidak jauh
berbeda dengan pelabuhan perikanan tipe lainnya dalam menunjang kegiatan
perikanan tangkap.
2.9 Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1994b) yang dikutip oleh
Simanjuntak (2005) mengelompokkan pangkalan pendaratan ikan (PPI) sebagai
pelabuhan perikanan tipe D dengan kriteria sebagai berikut :
1. Tersedianya lahan seluas 10 Ha;
2. Diperuntukan bagi kapal-kapal perikanan < 30 GT;
3. Melayani kapal-kapal perikanan 15 unit/hari;
4. Jumlah ikan yang didaratkan > 10 ton/hari;
5. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan kawasan industri
perikanan;
6. Dekat dengan pemukiman nelayan.
Berdasarkan kriteria diatas dapat dilihat bahwa pada dasarnya Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) tidak berbeda dengan pelabuahan perikanan, hanya
jangkauan pelayanannya lebih terbatas pada kegiatan perikanan tradisional.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat para nelayan mendaratkan hasil
tangkapannya atau merupakan pelabuhan perikanan dalam skala usaha yang lebih
kecil.
2.10 Fungsi dan Peranan Pelabuhan Perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan
Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1991b) yang dikutip oleh
Simanjuntak (2005) fungsi pelabuhan perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan
1.Pusat pengembangan masyarakat nelayan, tempat pertumbuhan ekonomi,
tempat pertumbuhan agribisnis dan agroindustri;
2.Pusat pelayanan tambat labuh kapal perikanan;
3.Pusat pendaratan hasil tangkapan dan budidaya;
4.Pusat pelayanan kegiatan operasional kapal-kapal perikanan;
5.Pusat pelaksanaan pembinaan dan penanganan mutu hasil tangkapan;
6.Pusat pemasaran dan distribusi perikanan;
7.Tempat pengembangan industri perikanan dan pelayanan ekspor hasil
perikanan;
8.Tempat pelaksanaan pengawasan, penyuluhan dan pengumpulan data
perikanan.
Direktorat Bina Prasarana Perikanan (1982) yang dikutip oleh Simanjuntak
(2005) mengelompokkan peranan pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan
ikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1.Pusat aktivitas produksi, yaitu:
a. Tempat mendaratkan ikan hasil tangkapan;
b.Tempat untuk mempersiapkan operasi penangkapan ikan (mempersiapkan
alat tangkap, bahan bakar, air, perbaikan kapal, dan istirahat untuk anak buah
kapal).
2.Pusat distribusi, yaitu:
a. Tempat transaksi jual beli ikan;
b.Terminal untuk mendistribusikan ikan;
c. Pusat pengolahan hasil laut.
3.Pusat kegiatan masyarakat nelayan,yaitu:
a. Pusat kehidupan masyarakat nelayan;
b.Pusat pembangunan ekonomi nelayan;
c. Pusat lalu lintas dan jaringan informasi antar nelayan maupun antar nelayan
2.11 Fasilitas Pelabuhan Perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan
Menurut Direktorat Jendral Perikanan (1996) yang dikutip oleh Simanjuntak
(2005) dalam menjalankan fungsi dan peranannya, pelabuhan perikanan atau
pangkalan pendaratan ikan harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas, antara lain:
1. Fasilitas pokok
Berfungsi untuk melindungi kegiatan umum di pelabuhan perikanan dari
gangguan alam, seperti gelombang, arus angin, pengendapan lumpur/pasir,
dan sebagainya. Fasilitas pokok dapat berbentuk kolam pelabuhan, pemecah
gelombang (breakwater), dermaga dan alat bantu navigasi.
2. Fasilitas fungsional
Merupakan pelengkap fasilitas pokok guna memperlancar pekerjaan atau
memberikan pelayanan jasa di pelabuhan perikanan serta meningkatkan nilai
guna fasilitas pokok. Fasilitas fungsional antara lain terdiri atas TPI, tangki
BBM, tangki air, radio komunikasi, instalasi listik, pabrik es, cold storage, dok kapal dan bengkel.
3. Fasilitas penunjang
Berfungsi secara tidak langsung menunjang kelancaran pelabuhan perikanan
seperti kantor, untuk administrasi pelabuhan, syahbandar, bea cukai, aparat
keamanan, jalan di dalam komplek, perumahan, toko, MCK umum dan tempat
ibadah.
2.12 Karakteristik Pendekatan Sosiografis Nelayan
Karakteristik pendekatan sosiografis adalah cara mengenali khalayak dengan
mempertimbangkan latar belakang seseorang, antara lain seperti usia, pendidikan,
pendapatan dan posisi seseorang dalam kehidupan sosial. Dalam kaitannya dalam
kelompok usaha, posisi seseorang dapat diukur dengan berdasarkan statusnya
dalam struktur kelompok seperti anggota dan pengurus. Pendekatan ini digunakan
untuk mengenali faktor-faktor yang mempengarui pembentukan kepribadian
seseorang, yang pada akhirnya akan membentuk kecenderungan-
kecenderungannya. Kecenderungan inilah yang dapat diramalkan, ragam
informasi yang memenuhi kebutuhan dan bagaimana seyogyanya informasi dapat
2.13 Statistik Nonparametrik
Metode statistik nonparametrik atau bebas-sebaran merupakan prosedur
pengujian yang tidak mengasumsikan pengetahuan apapun mengenai sebaran
populasi yang mendasarinya. Uji nonparametrik telah mendapat perhatian di
tahun-tahun terakhir ini karena beberapa asalan. Pertama, perhitungan yang
diperlukan sederhana dan dapat dikerjakan dengan cepat. Kedua, datanya tidak
harus merupakan pengukuran kuantitatif, tetapi dapat berupa respon yang
kualitatif, seperti produk “cacat” lawan “tidak cacat”. Ketiga, penggunaan uji
nonparametrik adalah bahwa uji-ujinya disertai dengan asumsi-asumsi yang jauh
tidak mengikat dibandingkan dengan uji parametrik (Walpole, 1997).
Uji nonparametrik atau bebas-sebaran digunakan bila :
1. Bentuk distribusi populasinya, darimana sample diambil, tidak diketahui
menyebar secara normal.
2. Variabel dinyatakan dalam bentuk nominal (diklasifikasikan dalam bentuk
kategori dan dihitung frekuensinya)
3. Variabel dinyatakan dalam bentuk ordinal (disusun dalam urutan, dinyatakan
dalam jenjang)
2.14 Uji Chi-Kuadrat
Uji Chi-Kuadrat (χ2),digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya
hubungan antara variabel nominal dengan variabel nominal (Hasan, 2004).
Menurut Wibisono (2005) Uji Chi-Kuadrat banyak digunakan di berbagai bidang
yang menyangkut keselarasan (goodness of fit) maupun uji kebebasan tentang
distribusi empiris dan teoritis. Uji ini didasarkan pada seberapa baik keselarasan
antara frekuensi pengamatan (observasi) dan frekuensi yang diharapkan dari
distribusi teoritis yang dihipotesiskan pengujian tentang kebebasan antara dua
peubah/lebih, kehomogenitas proporsi, bahkan sebagai alternatif dalam pengujian
beberapa nilai lokasi sekaligus yang analog dengan uji keragaman juga menjadi
fokus dari uji chi-kuadrat. Adapun, uji statistik yang menggunakan rumus Chi
Kuadrat adalah berikut :
Keterangan :
O = Nilai-nilai observasi
E = Nilai-nilai frekuensi harapan
Kriteria pengujian
- HO diterima (H1 ditolak) apabila χ02 <= χ2 (α)(db) - HO ditolak (H1 diterima) apabila χ02 > χ2 (α)(db)
Apabila diketemukan nilai χ02 yang signifikan belum tentu menunjukan
adanya hubungan sebab akibat (seperti halnya korelasi). nilai χ02 yang signifikan
3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian lapangan dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan April
tahun 2009. Penelitian bertempat di area sekitar PPI Blanakan Subang, Propinsi
Jawa Barat.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera dan berbagai alat lainnya
yang digunakan untuk mengolah data penelitian.
3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui
pengamatan/observasi secara langsung, wawancara, serta studi pustaka.
Pengumpulan data ditujukan terhadap data-data primer dan sekunder. Data primer
dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung terhadap objek-objek
penelitian dan juga menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel atau responden
dilakukan dengan teknik Stratified Random Sampling dengan mengambil sampel
sebanyak 10% dari populasi secara acak dari setiap jumlah sub populasi jenis alat
tangkap yang ada di Blanakan. Dengan metode ini diharapkan stratifikasi dari alat
tangkap yang ada dapat terwakili.
Data sekunder diperoleh dari Laporan Tahunan Statistik KUD Mandiri Mina
Fajar Sidik selama periode 2004-2008 yang meliputi data produksi hasil
tangkapan, jenis-jenis hasil tangkapan, jumlah kapal penangkapan ikan, jenis alat
tangkap dan jumlah nelayan. Sedangkan data sekunder mengenai keadaan
geografi dan topografi, jumlah penduduk, mata pencaharian, pendidikan,
prasarana-sarana daerah penelitian dan keadaan umum perikanan tangkap di
3.4 Analisis Data
Data yang diperoleh dapat merupakan data kualitatif dan data kuantitatif.
Terhadap data-data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif
dilakukan terhadap parameter-parameter antara lain : cakupan kerja KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik, keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dari keterwakilan
masing-masing komunitas nelayan. Hasil analisis deskriptif tersebut dapat
ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik dan gambar. Terhadap data-data kuantitatif
dianalisis dengan menggunakan alat analisis kuantitatif yakni matematika
sederhana dan statistik nonparametrik. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap
parameter-parameter : tingkat pendapatan dan pengujian pengaruh hubungan
antara variabel-variabel yang diteliti.
Parameter pendapatan nelayan dianalisis dengan menggunakan perhitungan
matematika sederhana sebagai berikut :
Ŷ = TR – TC
y = Kuantitas hasil tangkapan
Hy = Harga jual ikan hasil tangkapan
FC = Fixed Cost
VC = Variabel Cost
Untuk menganalisis pengaruh hubungan antar variabel yang diteliti, seperti
pengaruh hubungan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
dengan tingkat pendidikan nelayan digunakan alat analisis statistik non parametrik
yakni uji Chi Kuadrat (χ2). Chi Kuadrat (χ2) digunakan untuk menguji signifikansi
berbagai item lainya yang melekat pada nelayan, yaitu : tingkat pendidikan, usia
nelayan, status kepemilikan armada dan jenis armada. Adapun, rumus pengujian
Chi Kuadrat adalah sebagai berikut :
X2= ∑∑∑∑∑∑∑∑ (O-E)2/E
Keterangan :
O = Nilai-nilai observasi
E = Nilai-nilai frekuensi harapan
Prosedur uji statistik adalah sebagai berikut:
a. Formulasi hipotesis
HO = Tidak ada hubungan antara X dan Y
H1 = Ada hubungan antara X dan Y
b. Taraf nyata (α) dan nilai χ2 (α)(db)
- Nilai taraf nyata biasanya dipilih 5% (0.05) atau 1% ( 0.01)
- χ2 (α)(db) = Chi kuadrat tabel pada taraf nyata (α) dan db = (b-1)(k-1) c. Kriteria pengujian
- HO diterima (H1 ditolak) apabila χ o2 <= χ2 (α)(db) - HO ditolak (H1 diterima) apabila χ o2 > χ2 (α)(db) d. Uji statistik :
χ2= ∑∑ (O-E)2/E
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Keadaan Umum Kabupaten Subang
Kabupaten Subang terdiri dari 22 kecamatan. Berdasarkan Yana (2006),
secara geografis Kabupaten Subang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat
yaitu 107°31’ - 107°54’ BT dan 6°11’ - 6°49’ LS, dengan batas–batas wilayahnya
adalah sebagai berikut:
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Purwakarta.
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Indramayu dan Sumedang.
Luas wilayah administratif 205.176,95 Ha. Secara topografi wilayah Subang
terbagi ke dalam 3 (tiga) wilayah yaitu sebelah selatan merupakan daerah
pegunungan, bagian tengah daerah daratan dan sebelah utara merupakan daerah
pantai. Bentang alam Kabupaten Subang cukup bervariasi meliputi pegunungan,
daratan dan daerah pantai.
Tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Subang terdiri dari:
1. Kemiringan lereng 0−2% seluas 61,18%.
2. Kemiringan lereng 2−15% sekitar 18,70%.
3. Kemiringan lereng 15−40% sekitar 11,02%.
4. Kemiringan lereng lebih dari 40% adalah seluas 9,10%.
Berdasarkan bentang alamnya, Kabupaten Subang memiliki tiga wilayah
daerah dengan ketinggian antara 0−1.500 m diatas permukaan laut (dpl), yaitu:
1. Daerah pegunungan dengan ketinggian antara 500−1500 m dpl, merupakan
daerah resapan air. Lokasi: Kecamatan Jalancagak, Sagalaherang, Cisalak dan
Tanjungsiang.
2. Daerah bergelombang/berbukit dengan ketinggian antara 50−500 m dpl
merupakan penyangga. Lokasi: Kecamatan Subang, Cibogo, Cijambe,
Cipunagara, Pagaden, Kalijati dan Cipeundeuy.
3. Daerah dataran sampai pantai Laut Jawa dengan ketinggian 0−50 m dpl
merupakan daerah pengembangan/budidaya. Lokasi: Kecamatan Binong,
Patokbeusi, Perwakilan Kecamatan Legon Kulon dan Cikaum (Pemkab
Subang, 2005).
4.2 Keadaan umum Kecamatan Blanakan
Berdasarkan Yana (2006), luas wilayah Kecamatan Blanakan mencapai
85,81 km2, kecamatan ini kemudian terbagi menjadi 7 desa. Diantara desa-desa
yang berada dibawah naungan Kecamatan Blanakan, terdapat 7 desa yang
merupakan desa pesisir yaitu Desa Cilamaya Hilir, Rawameneng, Jayamukti,
Blanakan, Langensari, Muara dan Tanjung Tiga.
Desa Blanakan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Blanakan
yang berada dibawah naungan Kabupaten Subang. Secara geografis, Desa
Blanakan terletak di 6°10’ – 6°22’ LS dan 107°30’ - 107°53’ BT.
Secara umum Blanakan beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata per
tahun sekitar 2.300 mm dan rata-rata jumlah bulan hujan adalah 4 bulan, dengan
suhu rata-rata harian sebesar 29° C. Sebagai daerah pesisir, bentang wilayah untuk
Desa Blanakan digolongkan ke dalam Zona 3 (tiga) dengan ketinggian 2,5 m dpl.
Jarak dari Desa Blanakan ke Kecamatan Blanakan adalah 1 km, jarak dari
Desa Blanakan ke kabupaten Subang adalah 46,3 km dan jarak 112 km dari ibu
kota propinsi (Bandung). Adapun, alat transportasi darat yang biasa digunakan
selain mobil yaitu ojek dan becak.
Letak Blanakan yang berada pada posisi strategis, memberikan keuntungan
tersendiri terhadap kehidupan ekonomi di Desa Blanakan. Lengkapnya prasarana
dan sarana transportasi dan komunikasi akan memudahkan pelaku-pelaku
ekonomi untuk melakukan aktivitas ekonomi, seperti produksi dan pemasaran.
4.2.1 Kependudukan Desa Blanakan
Penduduk Desa Blanakan berdasarkan pendataan tahun 2008 berjumlah
10.879 orang, dimana penduduk laki-laki berjumlah 5.443 orang dan perempuan
berjumlah 5.436 orang. Menurut pendataan penduduk tahun 2008, mayoritas
penduduk Desa Blanakan tidak mengenyam pendidikan formal. Tingkat
pendidikan penduduk Blanakan tergolong sangat rendah, hal ini tentunya
masyarakat setempat. Data mengenai jumlah penduduk Desa Blanakan
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Data jumlah penduduk Desa Blanakan berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2008
Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
Belum sekolah 282 2,59
Seperti daerah pesisir lainnya, kehidupan Desa Blanakan sebagai desa
pesisir cukup heterogen. Heterogenitas penduduk Desa Blanakan tergambar dalam
mencari mata pencarian. Kebanyakan penduduk Desa Blanakan berprofesi sebagai
petani, buruh tani dan nelayan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Data mata pencaharian penduduk Desa Blanakan tahun 2008
Sumber : Data Desa Blanakan (2008)
Penduduk yang berprofesi sebagai nelayan sekitar 210 orang atau hanya
5.70% dari jumlah total 3.685 orang. Sama halnya seperti buruh tani, warga Desa
Blanakan yang beroperasi sebagai nelayan pada waktu tertentu kemungkinan
beralih ke profesi lain. Penduduk yang berprofesi sebagai nelayan kemudian Mata pencaharian Jumlah (orang) Persentase (%)
Petani 1.463 39,70
Buruh Tani 1.829 49,63
Karyawan Perusahan Swasta 89 2,42
terbagi lagi menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh, ulasan mengenai profesi
nelayan dibahas pada bagian tersendiri.
4.3 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di sekitar PPI Blanakan Subang 4.3.1 Prasarana dan sarana PPI Blanakan
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang ada di Kabupaten Subang sampai
saat ini ada tujuh buah dan terdapat di tiga kecamatan yaitu Blanakan, Legonkulon
dan Pusaka Nagara. Kecamatan Blanakan memiliki tiga PPI yaitu PPI Blanakan di
Desa Blanakan, PPI Cilamaya Girang di Desa Cilamaya Girang dan PPI Muara
Ciasem di Desa Muara Ciasem.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan merupakan salah satu PPI yang
memiliki fasilitas terlengkap dibandingkan PPI lainnya di Kecamatan Blanakan,
bahkan di Kabupaten Subang. Secara umum fasilitas pelabuhan di PPI Blanakan
dapat digolongkan menjadi:
a. Fasilitas pokok, terdiri dari dermaga, kolam pelabuhan dan alat navigasi;
b. Fasilitas fungsional, terdiri dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pabrik es,
fasilitas komunikasi (Wartel), bengkel, tempat pemasaran dan lainnya;
c. Fasilitas penunjang, terdiri dari MCK, kantin, tempat ibadah (mushola), rumah
nelayan, kantor pengelola pelabuhan dan kantor syahbandar.
Fasilitas-fasilitas di PPI tersebut dikatagorikan dalam kondisi baik kecuali
bengkel yang pengoperasiaanya kurang baik.
4.3.2 Unit penangkapan ikan di PPI Blanakan 4.3.2.1 Nelayan
Nelayan merupakan salah satu bagian penting dari unit penangkapan ikan,
dalam aktivitas penangkapan ikan mereka terjun langsung untuk melakukan
penangkapan ikan. Berdasarkan kepemilikan unit penangkapan ikan, nelayan di
PPI Blanakan terbagi menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh. Pada tahun
2008 jumlah warga Desa Blanakan yang berprofesi sebagai nelayan tercatat
sebanyak 1.435 orang, dari jumlah tersebut terbagi lagi menjadi nelayan pemilik
sebanyak 230 orang dan nelayan buruh sebanyak 1.205 orang (KUD Mandiri
4.3.2.2 Alat tangkap
Alat tangkap yang berbasis di PPI Blanakan memiliki jumlah sebanyak 230
unit. Alat tangkap yang digunakan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik di PPI
Blanakan, ada tujuh alat tangkap yaitu Jaring Mini Purse Seine, Cantrang, Jaring
Kantong, Bondet, Jaring tegur, Pancing dan Jaring Sontong. Data mengenai
jumlah alat tangkap di PPI Blanakan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Data jumlah alat tangkap di PPI Blanakan tahun 2008
No Jenis alat Tangkap Tahun 2008
Jumlah Abk (Number of Crews) 1205
Sumber : KUD Mandiri Mina Fajar Sidik periode tahun 2008
Pada tahun 2008 alat tangkap yang paling banyak digunakan di PPI
Blanakan adalah jaring kantong dengan jumlah 97 unit. Sedangkan, jaring tegur
dan jaring sontong merupakan alat tangkap yang cukup sedikit digunakan dengan
jumlah 8 unit. Alat tangkap digunakan di PPI Blanakan merupakan alat tangkap
tradisional yang berskala kecil.
4.3.2.3 Kapal
Kapal yang berbasis di PPI Blanakan memiliki jumlah sebanyak 230 unit
dan hampir semua kapal tersebut merupakan kapal kayu. Berdasarkan ukuran,
kapal tersebut dapat dikelompokan menjadi kapal dengan ukuran <10 GT, 10-20
GT, dan 20-30 GT. Besar kecilnya ukuran kapal tentunya akan berpengaruh
terhadap penentuan daerah penangkapan ikan (DPI). Kapal dengan grosstonase
yang besar, kemungkinanan akan memiliki daya jelajah yang lebih luas
dibandingkan dengan kapal yang ukurannya lebih kecil. Data mengenai jumlah
Tabel 4 Data jumlah kapal berdasarkan ukurannya di PPI Blanakan tahun 2008
No Ukuran GT Tahun 2008
1 <10 GT 32
2 10-20 GT 171
3 20-30 GT 26
Jumlah 230
Sumber : KUD Mandiri Mina Fajar Sidik periode tahun 2008
Kapal dengan ukuran <10 GT yang dominan digunakan merupakan unit dari
penangkapan jaring tegur, jaring bondet dan jaring sontong. Unit penangkapan
jaring cantrang, jaring kantong dan pancing rawai dominan menggunakan kapal
dengan ukuran 10-20 GT, Sedangkan kapal kayu dengan grosstonase antara 20-30
digunakan sebagai armada penangkapan ikan yang memiliki dimensi kerja besar
seperti mini purse seine.
4.3.3 Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap
Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap pada tahun 2008 ikan
tigawaja merupakan jenis ikan yang paling banyak didaratkan. Jumlah hasil
tangkapan ikan tigawaja yang berhasil didaratkan mencapai 2.337.961 kg atau
sekitar 12,96 % dari total ikan yang didaratkan, dengan nilai produksi Rp
14.027.766,00. Nilai produksi tertinggi diperoleh ikan tongkol (Auxis sp.) dengan
nilai Rp 17.947.504,00 atau sekitar 12,48% dari nilai produksi total. Jumlah nilai
produksi tersebut diperoleh dari produksi ikan tongkol sebanyak 2.243.438 kg.
Tabel 5 Produksi dan nilai produksi di TPI Blanakan tahun 2008
No Produksi Produksi Persentase (%) Nilai Produksi Persentase (%) 1 Layang 454.683 2,52 3.182.781,00 2,21 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang tahun 2008
4.4 Keadaan Umum KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
Sejarah singkat kronologis berdirinya KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
hingga mendapat predikat KUD Mandiri dapat digambarkan sebagai berikut:
KUD Mandiri Mina Fajar Sidik didirikan oleh H. Dirman Abdurachman pada
tahun 1958, dimana beliau juga merupakan perintis dan pemrakarsa gerakan
Koperasi di Desa Blanakan. Pada tahun 1966 H. Dirman Abdurachman beserta
tokoh terkemuka di Kecamatan Blanakan dan pemerintah setempat memanfaatkan
mengalirnya Sungai Blanakan.
Tepatnya tanggal 23 Mei 1966 berdirilah Koperasi Perikanan Laut Misaya
Laksana. KPL Misaya Laksana mendapat Badan Hukum pada tanggal 14
3928 A. Nama Fajar Sidik diambil dari nama almarhum H. Fajar Sidik sebagai
penghargaan selama menjabat sebagai Ketua. Pada tahun 1978 dibawah Instruksi
Presiden RI nomor 2/1978, Badan Hukum nomor 3928 B.
Pada tahun 1989 KUD Mina Fajar Sidik menyusun kembali Anggaran
Dasarnya dengan penyesuaian terhadap perundang-undangan dengan badan
hukum nomor 3928 C/BH/KWK.10/11, tanggal 24 April 1989. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Koperasi RI nomor: 334/KPTS/M/III/1990, tanggal 26 Maret
1990 KUD Mina Fajar Sidik menjadi KUD Mandiri. Berdasarkan Surat Kanwil
Depkop dan PPK Prop. Jawa Barat tanggal 24 Desember 1994 ditetapkan sebagai
KUD Mandiri. Berdasarkan Surat Kakanwil Depkop dan PPK Propinsi Jawa
Barat tanggal 30 Juli 1997 dan Badan hukum nomor :
3928/BH/PAD/KWK.10/VII-1997, koperasi tersebut berganti nama menjadi KUD
Mandiri Mina Fajar Sidik (Selayang Pandang KUD Mandiri Mina Fajar Sidik,
2007).
4.4.1 Organisasi dan manajemen
Berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2005 yang dikutip dari
selayang pandang KUD Mandiri Mina Fajar Sidik (2007), organisasi dan
manajemen KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dalam susunan kepengurusan periode
2005−2009 dikelola sepenuhnya oleh :
Ketua : H. Mochamad Ali
Sekretaris : Fandi Affandi
Bendahara : Euis Suhartini, Amd.
Manager : Abdul Rozak S., SE.
Karyawan : 50 orang
Pengawas :
Susunan pengawas periode 2005-2009, antara lain:
Ketua : Takim
Anggota : 1. Supardi
Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik :
Mandiri Mina Fajar Sidik tersebut diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas setiap unit usaha yang diprioritaskan dengan sasaran agar secara
bertahap mampu berperan sebagai tulang punggung perekonomian rakyat,
sehingga di masa mendatang KUD mampu bersaing dengan pelaku dunia usaha
lainnya (Selayang Pandang KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, 2007).
4.4.3 Aktivitas KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
Berdasarkan misi dan visi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik mempunyai tiga manfaat utama bagi anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya antara lain dari aktivitas ekonomi, sosial dan
pembangunan. Adapun, aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik adalah :
1. TPI (Tempat Pelelangan Ikan).
2. Pabrik es, dibangun di atas areal 5,3 hektar, Unit I berkapasitas produksi 20
ton per hari, dan Unit II Berkapasitas produksi 70 ton per hari.
3. Simpan pinjam.
4. Jasa komunikasi (wartel).
5. Bahan Alat Perikanan (BAP).
6. Penyediaan Perumahan 150 Unit Type 36/120, di atas area lahan 53.500 m2.
7. Pertokoan dan Pusat Jajan Serba Ada (Pujasera).
Aktivitas sosial yang dilakukan oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik adalah :
1. Penyediaan tanah untuk Sekolah Dasar (SD).
2. Penyediaan tanah untuk pembangunan masjid.
3. Pembinaan aktivitas keagamaan.
4. Pemeliharaan dan penyelenggaraan tradisi budaya setempat, contoh : Ruatan
Laut.
5. Pemberian program Keluarga Berencana (KB), PKK dan Donor Darah.
6. Santunan kepada para jompo dan anak yatim serta khitanan massal.
7. Pembinaan kelompok nelayan dan kelompok wanita nelayan.
8. Memperkenalkan dan membudayakan kesadaran hukum.
9. Penyaluran bahan pangan di musim paceklik untuk para nelayan.
10. Pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
11. Pemberian beasiswa putra-putri nelayan berprestasi bekerjasama dengan BP
Migas Indonesia.
12. Penyediaan lahan Posyandu.
Aktivitas pembangunan yang dilakukan oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
adalah :
1. Pada tahun 1969 telah dibangun kantor dan sumur Artesis.
2. Pada tahun 1970 telah dibangun Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
3. Pada tahun 1971 telah dibangun kios pasar.
4. Pada tahun 1972 telah dibangun gorong-gorong di dusun pelelangan.
5. Pada tahun 1973 telah dibangun gedung sekolah dan pos penelitian ikan.
6. Pada tahun 1974 telah dibangun sungai.
7. Pada tahun 1975 telah dibangun lantai TPI, saluran air dan pagar halaman
KUD.
8. Pada tahun 1977 telah dibangun terminal kapal.
9. Pada tahun 1979 telah dibangun pagar halaman KUD secara permanen.
10.Pada tahun 1980 telah dibangun pabrik es.
11.Pada tahun 1982 telah dibangun enam buah sumur bor di pemukiman nelayan.
12.Pada tahun 1984 telah dibangun Masjid Al-Amaanah.
14.Pada tahun 1986 telah dibangun pemugaran TPI, kios depot es dan
pengepakan ikan.
15.Pada tahun 1987 telah dibangun tempat parkir kendaraan.
16.Pada tahun 1988 telah dibangun pemukiman nelayan sebanyak 150 unit rumah
dengan fasilitas KPR-BUKOPIN.
17.Pada tahun 1989 telah dibangun mess KUD, pembuatan lapangan olahraga
dan pengadaan air bersih di pemukiman KPR BUKOPIN.
18.Pada tahun 1990 pengaspalan jalan menuju TPI sepanjang 1 km.
19.Pada tahun 1991 telah dibangun dermaga PPI sepanjang 277,25 m.
20.Pada tahun 1992 telah dibangun pembuatan pompa sumur dalam.
21.Pada tahun 1993 telah dibangun taman bacaan, gapura, pembangunan
pertokoan dan pujasera.
22.Pada tahun 1994 telah dibangun Peron Mandiri Swadaya KUD.
23.Pada tahun 1995 telah dibangun pabrik es unit II kapasitas produksi 70 ton per
hari.
24.Pada tahun 1997 telah dibangun Kantor TPI KUD dan aula berlantai dua.
25.Pada tahun 2002 telah dibangun masjid Jamie Al-Amaanah.
26.Pada tahun 2003 telah dibangun SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan).
27.Pada tahun 2004 telah dibangun renovasi aula Graha Abdurahman dan
merenovasi kantor administrasi TPI.
28.Pada tahun 2005 telah dibangun renovasi bangunan TPI lama.
29.Pada tahun 2006 telah dibangun sarana pengepakan ikan dan tempat parkir.
4.4.4 Prestasi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
KUD Mandiri Mina Fajar Sidik memiliki manajemen yang mampu
meningkatkan posisi tawar nelayan dan mampu meningkatkan kesejahteraan
nelayan, hal ini dapat dilihat dari prestasi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang
telah diperoleh yaitu :
1. Pada tahun 1982 juara terbaik II KUD Mina se-Jawa Barat dari Dekopinda.
2. Pada tahun 1983 berprestasi baik dalam pengembangan kelompok nelayan di
3. Pada tahun 1986 H. Dirman Abdurahman terpilih sebagai manajer terbaik
perkoperasian se-Jawa Barat.
4. Pada tahun 1987 KUD terbaik III se-Jawa Barat, KUD teladan se-Kabupaten
Subang.
5. Pada tahun 1988 KUD teladan se-Kabupaten Subang.
6. Pada tahun 1989 juara umum pengembangan kredit motorisasi.
7. Pada tahun 1990 juara terbaik I KUD Mina se-Kabupaten Subang.
8. Pada tahun 1991 juara terbaik I KUD Mina se-Kabupaten Subang.
9. Pada tahun 1992 KUD teladan partisipasi kesehatan se-Kabupaten Subang,
juara pawai pembangunan dan posyandu tingkat Kecamatan Blanakan.
10.Pada tahun 1993 juara harapan tingkat nasional, KUD terbaik III tingkat Jawa
Barat, H. Dirman Abdurahman terpilih sebagai nelayan teladan dalam
meningkatkan produksi perikanan laut tahun 1992/1993 tingkat Jawa Barat.
11.Pada tahun 1994 juara II lomba penyelenggaraan TPI tingkat Jawa Barat
kategori A.
12.Pada tahun 1995 juara I lomba penyelenggaraan TPI tingkat Jawa Barat
kategori A.
13.Pada tahun 1996 H. Dirman Abdurahman menerima penghargaan Bhakti
Koperasi dari Menteri Koperasi dan PKK RI.
14.Pada tahun 1996 juara I lomba kelompok usaha penangkapan tingkat nasional.
15.Pada tahun 1996 juara I lomba usaha penangkapan ikan tingkat Propinsi Jawa
Barat.
16.Pada tahun 1996 Euis Suhartini sebagai KTNA wanita teladan se-Jawa Barat
dan tingkat nasional.
17.Pada tahun 1996 KUD mandiri teladan se-Jawa Barat.
18.Pada tahun 1997 KUD sektor perikanan terbaik II tingkat nasional.
19.Pada tahun 1997 juara I lomba kelompok usaha penangkapan tingkat nasional.
20.Pada tahun 1997 KUD mandiri teladan se-Jawa Barat.
21.Pada tahun 1997 kelompok wanita nelayan Fajar Mustika sebagai juara I