• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Model Bisnis Produk Minuman Rosella dengan Lidah Buaya (Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Model Bisnis Produk Minuman Rosella dengan Lidah Buaya (Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor)."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN MODEL BISNIS PRODUK

MINUMAN ROSELLA DENGAN LIDAH BUAYA

(Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor)

AHMAD NASHIH ABDURRAHMAN

F34090134

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perancangan Model Bisnis Produk Minuman Rosella dengan Lidah Buaya (Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

Ahmad Nashih Abdurrahman

(4)
(5)

ABSTRAK

AHMAD NASHIH ABDURRAHMAN. Perancangan Model Bisnis Produk Minuman Rosella dengan Lidah Buaya (Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor). Dibimbing oleh LIEN HERLINA.

Unit usaha B&G Group Bogor merupakan unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang baru berdiri pada awal tahun 2015. Unit usaha B&G Group Bogor memproduksi minuman rosella dengan lidah buaya sebagai alternatif kebutuhan vitamin dan serat bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model bisnis terbaik dalam pengembangan produk minuman rosella dengan lidah buaya. Bussines Model Canvas (BMC) adalah metode penelitian yang tepat dalam upaya mendapatkan pasar dari produk minuman rosella dengan lidah buaya. Pengembangan pasar ini terdiri dari serangkaian tahapan, yakni pengujian masalah, pengujian solusi, dan verifikasi. Pengujian masalah menunjukkan bahwa sebanyak 58 % responden mengaku tidak melakukan olahraga yang teratur dan merasa membutuhkan asupan tambahan vitamin dan serat sebanyak 78 % responden. Kehadiran produk minuman rosella dengan lidah buaya ini dinilai oleh responden dapat memenuhi kebutuhan konsumsi vitamin dan serat. Segmentasi produk minuman rosella dengan lidah buaya ini adalah pria dan wanita usia produktif (15 - 64 tahun), kalangan menengah ke atas. Produk diinginkan oleh calon konsumen yang menginginkan tambahan asupan vitamin sebagai antioksidan dari rosella serta serat dari lidah buaya yang terdapat pada produk. Responden utamanya menginginkan produk ini tersedia melalui toko/warung, kemudian tersedia pula di minimarket/supermarket berdasarkan kemudahan akses responden mendapatkan produk ini.

Kata kunci: rosella, lidah buaya, antioksidan, serat, bisnis model kanvas

ABSTRACT

AHMAD NASHIH ABDURRAHMAN. Business Model Design of Rosella Beverage Product with Aloe vera (Case Study of UMKM B&G Group Bogor). Supervised by LIEN HERLINA.

(6)

and fibers. The aim of this research is to obtain the best business model in developing rosella beverage product with Aloe vera. Business Model Canvas is a suitable method in order to gain market share from the product. There are several steps to develop the market, starting with hypotheses development, problem testing, solution testing and verification. The problem testing showed that 58 % of respondents admitted to not do regular exercise and 78 % of respondents thought they needed more vitamins and fibers. The presence of rosella beverage product with

Aloe vera was considered good to meet the needs of vitamin and fiber consumption. This Aloe vera with rosella beverages segmentation was men and women at productive age (15 – 64 years old), from middle to upper class society. This product was desired by people who wanted additional vitamins as antioxidant from rosella and fiber from Aloe vera which contained in the product. Primary respondents aspired the product to be available in small stores and minimarket or supermarket

based on respondents’ ease of access to get the product.

(7)

PERANCANGAN MODEL BISNIS PRODUK

MINUMAN ROSELLA DENGAN LIDAH BUAYA

(Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor)

AHMAD NASHIH ABDURRAHMAN F34090134

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Perancangan Model Bisnis Produk Minuman Rosella dengan Lidah Buaya (Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor)

Nama : Ahmad Nashih Abdurrahman NIM : F34090134

Disetujui oleh

Ir Lien Herlina, MSc

Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti

Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2015 ini adalah Perancangan Model Bisnis Produk Minuman Rosella dengan Lidah Buaya (Studi Kasus UMKM B&G Group Bogor). Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan teristimewa kepada Ibu Ir. Lien Herlina, M.Sc selaku Dosen Pembimbing atas bimbingannya selama penelitian dan penyelesaian skripsi. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu, adik, dan seluruh keluarga, serta teman-teman atas segala motivasi, dukungan, doa dan kasih sayangnya.

Bogor, Agustus 2015

(11)

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Ruang Lingkup Penelitian 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

Rosella 2

Lidah Buaya 3

Bussines Model Canvas (BMC) 4

METODOLOGI PENELITIAN 7

Pengumpulan Data 7

Analisis Data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Kanvas Model Bisnis Awal 9

Pengujian Masalah 13

Verifikasi Kanvas Model Bisnis Tahap 1 16

Pengujian Solusi 16

Verifikasi Kanvas Model Bisnis Tahap 2 18 Ukuran Pasar (Market Size) 19

SIMPULAN DAN SARAN 20

Simpulan 20

Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 21

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Identifikasi masalah dan solusi yang ditawarkan 17

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Proses customer development (Blank dan Dorf 2012) 2 Gambar 2 9 Elemen business model canvas (Blank dan Dorf 2012) 6 Gambar 3 Tahapan penelitan 7 Gambar 4 Identitas responden, jenis kelamin 14 Gambar 5 Identitas responden, usia 14 Gambar 6 Identitas responden, pendapatan 14 Gambar 7 Hasil identifikasi masalah, aktifitas fisik responden 15

Gambar 8 Hasil identifikasi masalah, kesadaran responden akan 15 pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi

Gambar 9 Hasil identifikasi masalah, ketertarikan responden terhadap produk 16 yang mengandung vitamin dan serat tambahan yang praktis

Gambar 10 Foto produk minuman rosella dengan lidah buaya 18 Gambar 11 Foto alternatif desain produk minuman rosella dengan lidah buaya 18 Gambar 12 Foto desain produk minuman rosella dengan lidah buaya pilihan 19

responden

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Bisnis model kanvas awal 22 Lampiran 2 Panduan wawancara pengujian masalah (test the problem) 23 Lampiran 3 Bisnis model kanvas 1 25 Lampiran 4 Panduan wawancara pengujian solusi (test the solution problem) 26 Lampiran 5 Bisnis model kanvas 2 28

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Unit usaha B&G Group Bogor merupakan unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang baru berdiri pada awal tahun 2015. Unit usaha B&G Group Bogor memproduksi minuman rosella dengan lidah buaya sebagai alternatif kebutuhan vitamin dan serat bagi masyarakat. B&G memasok bahan bakunya dari petani lidah buaya di Parung, Bogor sedangkan bahan baku rosella diperoleh dari petani di Kediri, Jawa Timur.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis tingkat kebutuhan dan keinginan konsumen turut berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini berdampak besar terhadap dunia pemasaran, dimana para pemasar berusaha untuk selalu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk dapat menjangkau pasar sasarannya, setiap unit usaha akan berusaha menyusun strategi pemasaran yang selektif dan efisien. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan proses customer development

(pengembangan konsumen) untuk menemukan kebutuhan atau keinginan konsumen terhadap produk dan jasa yang akan dipasarkan.

Menurut Blank dan Dorf (2012), customer development adalah kegiatan mendapatkan model bisnis dengan cara pencarian model (search) dan eksekusi model (execution). Penelitian ini memokuskan pada bagian pencarian model bisnis (search) khususnya aktivitas customer discovery. Kegiatan tersebut dilaksanakan guna mendapatkan model bisnis yang tepat terhadap produk serta mendapatkan produk yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model bisnis terbaik dalam pengembangan produk minuman rosella dengan lidah buaya. Model bisnis yang dihasilkan diharapkan dapat membantu perkembangan bisnis minuman rosella dengan lidah buaya produksi UMKM B&G Group Bogor.

Ruang Lingkup Penelitian

Blank dan Dorf (2012) menjelaskan bahwa dalam customer development

terdapat empat langkah yang mendukung semua unsur dalam penyusunan startup business. Keempat langkah tersebut adalah customer discovery, customer validation, customer creation, dan customer building. Langkah pertama dan kedua dalam

(14)

2

Search Execute

Gambar 1 Proses customer development (Blank dan Dorf 2012)

Pada penelitian ini, langkah customer discovery dalam tahap pencarian merupakan fokus penelitian. Tahapan tersebut meliputi penyusunan model bisnis awal, pengujian permasalahan (test the problem), pengujian solusi (test the solution) dan verifikasi model bisnis. Perancangan model bisnis dilakukan sebagai pelengkap untuk menciptakan sebuah startup business yang layak (feasible) untuk dijalankan.

TINJAUAN PUSTAKA

Rosella

Rosella mempunyai nama ilmiah Hibiscus sadbariffa Linn, merupakan anggota family Malvaceae. Rosella dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai habitat asli di daerah yang terbentang dari India hingga Malaysia. Namun, sekarang tanaman ini telah tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Hal itu menyebabkan jika tanaman ini mempunyai nama umum yang berbeda-beda di berbagai Negara (Maryani dan Kristiana 2005).

Dari segi kesehatan, ternyata rosela mempunyai manfaat untuk pencegahan penyakit. Menurut DepKes RI No SPP 1065/35.15/05, setiap 100 gram kelopak bunga rosela mempunyai kandungan gizi sebagai berikut: protein 1.145 g, lemak 2.61 g, serat 12 g, kalsium 1.263 g, fosfor 273.2 mg, zat besi 8.98 mg, malic acid 3.31 %, fruktosa 0.82 %, sukrosa 0.24 %, Karoten 0.029 %, tiamin 0.117 mg, niasin 3.765 mg, dan vitamin C 244.4 mg. Kandungan vitamin dalam bunga rosella cukup lengkap, yaitu vitamin A, C, D, B1, dan B2. Kandungan vitamin C-nya (asam askorbat) diketahui 7 kali dari buah belimbing (35 mg), 3 kali dari jambu biji (86 mg), dan 3 kali dari jeruk (87 mg) (Depkes, 1972). Vitamin C merupakan salah satu antioksidan penting. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kandungan antioksidan pada teh rosella sebanyak 1.7 mmol/prolox (Widyanto dan Nelistya 2008).

Menurut Rahmawati (2012), kelopak bunga Rosella mempunyai efek anti-hipertensi, kram otot dan anti infeksi-bakteri. Dalam eksperimen ditemukan juga bahwa ekstrak kelopak bunga Rosella mengurangi efek alkohol pada tubuh kita, mencegah pembentukan batu ginjal, dan memperlambat pertumbuhan

(15)

jamur/bakteri/parasit penyebab demam tinggi. Kelopak bunga Rosella juga diketahui membantu melancarkan peredaran darah dengan mengurangi derajat kekentalan darah. Ini terjadi karena asam organik, poly-sakarida dan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak kelopak bunga Rosella sebagai farmakologi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah kelopak bunga Rosella mengandung vitamin C dalam kadar tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia terhadap serangan penyakit.

Secara tradisional, ekstrak kelopak Rosella berkhasiat sebagai antibiotik, aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang air kecil), pelarut, sedative (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau-Jong Wang dalam Rahmawati (2012), konsumsi Rosella digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi resiko penyakit jantung. Tanaman ini secara klinis mampu mengurangi jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu, Rosella juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam tubuh. Hal ini juga menunjukan bahwa Rosella bermanfaat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet bagi penderita kegemukan (obesitas), melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum, melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk membantu melancarkan buang air besar.

Lidah buaya (Aloe vera)

Lidah buaya tergolong tanaman hortikultura yang berasal dari kepulauan Canary di sebelah barat Afrika Utara. Tanaman ini merupakan tanarnan dengan batang yang pendek, dengan tinggi sekitar 50 cm. Batang ini dikelilingi oleh daun-daun tebal berbentuk pedang dengan ujung-ujung runcing yang mengarah ke atas. Meskipun penampakannya seperti kaktus, tanaman ini tergolong tanaman sukulen, yaitu tanaman yang berdaun dan bergetah dari suku Liliaceae. (Wahjono dan Koesnandar 2002).

(16)

4

baik pada manusia maupun hewan. Tanaman ini dapat dijadikan sebagai obat sakit kepala, pusing, sembelit (constipation), kejang pada anak, kurang gizi (malnutrition), batuk rejan (pertussis), muntah darah, kencing manis, wasir, meluruhkan haid, obat pencahar yang baik dan membantu fungsi usus besar. Selain itu lidah buaya dapat dijadikan sebagai obat alamiah untuk penderita HIV/AIDS karena kandungan

polisakarida dan acelated mannose (Jatnika, 2009).

Bussines Model Canvas (BMC)

Model bisnis kanvas merupakan salah satu model bisnis yang populer digunakan saat ini. Model bisnis kanvas digambarkan melalui sembilan blok bangunan dasar yang menunjukkan logika bagaimana sebuah perusahaan bermaksud untuk menghasilkan uang. Sembilan blok ini mencakup empat bidang utama bisnis yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan kelayakan keuangan. Dalam buku

berjudul “The Startup Owner Manual” yang ditulis oleh Steve Blank dan Bob Dorf

(2012) dijelaskan kesembilan elemen dalam model bisnis kanvas (customer segment, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partners, dan cost structure) sebagai berikut:

Customer Segments

Dalam menjalankan roda bisnisnya, pertama-tama organisasi harus menetapkan siapa yang harus dilayani. Organisasi dapat menetapkan untuk melayani satu atau lebih segmen. Penetapan segmen ini akan menentukan komponen-komponen lain dalam model bisnis. Blok/elemen customer segment ini menjelaskan siapa saja yang akan menjadi target pasar dari produk atau jasa yang kita tawarkan. Dalam menentukan target konsumen bisa dilakukan melalui pemahaman lima komponen dasar yaitu: customer problem or need for passion, customer types, customer archetypes, a day in the life of customer, organizational map and customer influence map.

Blank dan Dorf (2012) membagi pasar yang akan menjadi target dari produk perusahaan kedalam empat tipe, yaitu pasar tebuka (existing market), pasar segmentasi (resegmented market/niche market), pasar baru (new market), dan pasar tiruan (clone market).

Value propositions

Value Proposition adalah manfaat atau nilai yang ditawarkan perusahaan kepada segmen pasar yang dilayani. Penawaran nilai ini juga yang menjadi alasan kenapa pelanggan harus membeli produk/jasa yang ditawarkan. Perwujudan dari

(17)

Channels

Channels merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan Value Proposition kepada Customer Segment yang dilayani. Channels adalah saluran untuk berhubungan dengan para pelanggan. Komunikasi, distribusi, dan jaringan penjual atau sales merupakan salah satu usaha perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Channels memainkan peranan yang penting dalam pengalaman pelanggan.

Blank dan Dorf (2012) membagi channels menjadi dua macam yaitu

Physical channels dan Web/mobile channels. Beberapa alternatif yang termasuk dalam physical channels adalah direct sales, independent sales-rep firms, system integrators/value-added resellers (VARs), distributors/resellers, dealers, mass merchandisers, dan original equipment manufacture. Sedangkan alternatif distribusi yang termasuk kedalam web/mobile channels antara lain dedicates e-commerce, two-step e-distributions, aggregators, mobile-app e-commerce, social commerce, dan flash sales.

Customer relationships

Customer relationships adalah cara bagaimana perusahaan menjalin hubungan baik dengan pelanggannya. Ada tiga prinsip penting dalam customer relationship ini yaitu Get, Keep, dan Grow. Get yang dimaksudkan disini adalah

Getting customers, yaitu upaya mengarahkan konsumen pada chanel penjualan produk perusahaan. Tahapan berikutnya adalah Keep (Keeping customers), upaya menjaga pelanggan yang sudah didapatkan untuk terus percaya dan berlangganan kepada produk/jasa yang kita tawarkan. Kemudian yang ketiga yaitu Grow

(Growing customers), adalah upaya memperbanyak pelanggan untuk meningkatkan penjualan. Upaya pengembangan customer relationships ini bisa dilaksanakan melalui physical channels dan web/mobile channels.

Revenue streams

Revenue Streams adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masing-masing segmen pasar atau dengan kata lain revenue streams adalah pemasukan yang biasanya diukur dalam bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya. Jika kepuasan pelanggan adalah jantung dari sebuah model bisnis, maka revenue streams adalah pembuluh arterinya.

Key resources

Key resources merupakan sumber daya utama yang harus dimiliki perusahaan untuk menjalankan bisnis. Umumnya sumber daya yang dibutuhkan berupa sumber daya manusia, teknologi, finansial dan sumber daya fisik (bahan baku dan

(18)

6

Key activities

Key activities adalah aktifitas utama yang harus dikuasai perusahaan untuk menjalankan bisnis. Dalam industri manufaktur (manufacture industries) komponen aktifitas terbagi menjadi tiga bagian yaitu pengadaan bahan baku, proses, dan pemasaran.

Key partner

Key Partners merupakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan tersebut. Pemanfaatan Key Partners oleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, joint venture, joint operation, atau aliansi strategis.

Cost structure

Cost Structure adalah komposisi biaya untuk mengoperasikan bisnis dalam mewujudkan proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien, menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Cost Structure menjelaskan mengenai struktur-struktur biaya yang terlibat dalam bisnis, baik itu fixed and variable cost, maintenance cost, operational cost, dan lain sebagainya.

(19)

METODOLOGI PENELITIAN

Diagram tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Tahapan penelitan

Pengumpulan Data

(20)

8

masalah adalah pertanyaan terbuka sedangkan untuk tahap pengujian solusi adalah pertanyaan kombinasi.

Tahap pengumpulan data pertama adalah tahapan pengujian permasalahan. Tahapan ini bertujuan untuk menguji kebenaran dari bisnis model kanvas awal yang dibuat mengenai permasalahan yang terjadi terhadap produk. Tahapan ini juga berguna untuk menangkap pengetahuan pelanggan terhadap produk seperti mengapa orang membeli produk yang ditawarkan, bagaimana mereka menanggapi produk atau persepsi terhadap produk. Responden yang diwawancarai sejumlah 50 orang yang akan dikategorisasikan menjadi pelanggan potensial dan tidak potensial.

Tahapan kedua adalah pengujian solusi. Pengujian solusi bertujuan untuk menguji solusi yang diberikan kepada responden potensial terhadap permasalahan yang dialami selama mengkonsumsi produk. Jumlah responden yang diwawancarai adalah 50 responden. Responden tersebut merupakan pelanggan potensial pada pengujian tahap pertama yang ditambah sampai 50 responden yang memiliki karakteristik sama. Menurut Blank dan Dorf (2012), setidaknya 50 responden merupakan jumlah yang sudah memadai.

Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik reduksi dan kategorisasi. Menurut Miles dan Huberman (1992), teknik reduksi data adalah pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Teknik ini mempermudah dalam menentukan masalah apa yang benar-benar dialami oleh masyarakat kemudian solusi seperti apa yang mereka inginkan. Teknik kategorisasi digunakan untuk menggolongkan jawaban dan pernyataan dari responden yang merupakan calon konsumen dari produk yang dikembangkan.

(21)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kanvas Model Bisnis Awal

Osterwalder dan Pigneur (2012) membuat suatu kerangka model bisnis yang berbentuk kanvas dan terdiri dari sembilan kotak yang berisikan elemen-elemen yang saling berikatan. Osterwalder dan Pigneur menambahkan bahwa kanvas model bisnis merupakan sebuah model bisnis yang menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan menciptakan, menyerahkan dan menangkap nilai.

Kanvas model bisnis digambarkan melalui sembilan kotak bangunan dasar yang menunjukkan logika bagaimana sebuah perusahaan bermaksud untuk menghasilkan uang. Terdapat sembilan kotak dalam model bisnis kanvas yaitu

customer segment, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partners, dan cost structure. Pada tahap awal dalam sebuah bisnis model adalah menentukan bisnis model kanvas awal. Kanvas model bisnis awal dapat dilihat pada Lampiran 1.

1. Customer segments

Elemen customer segments (segmen pelanggan) menjelaskan siapa saja yang akan menjadi target pasar dari produk atau jasa yang ditawarkan. Pelanggan merupakan inti dari semua model bisnis, tanpa pelanggan tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu lama. Untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mengelompokkan mereka dalam segmen-segmen berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, perilaku, atau atribut lain. Berdasarkan jenis pasar menurut Blank dan Dorf (2012), pengembangan model bisnis produk minuman lidah buaya tergolong pasar terbuka (existing market). Hal tersebut dikarenakan produk minuman lidah buaya sebelumnya sudah terkenal tetapi diperlukan keunggulan atau kelebihan produk yang lebih baik agar dapat bersaing di pasaran.

(22)

10

berkalori tinggi, kebiasaan istirahat yang tidak teratur dan kebiasaan merokok dapat mempengaruhi kesehatan.

2. Value propositions

Elemen value propositions (nilai tambah) adalah manfaat atau nilai yang ditawarkan perusahaan kepada segmen pasar yang dilayani. Osterwalder dan Pigneur (2012) menegaskan bahwa value propositions merupakan nilai tambah suatu produk maupun jasa yang menjadi alasan pelanggan untuk mau menggunakannya. Value proposition mungkin saja sama dengan penawaran pasar yang sudah ada, tetapi dengan fitur dan atribut tambahan. Ada beberapa atribut yang berkontribusi pada penciptaan nilai pelanggan, yaitu: kebaruan, kinerja, penyesuaian, desain, merek, harga, pengurangan biaya, pengurangan risiko, dan kenyamanan.

Minuman rosella dengan lidah buaya dalam pengembangan bisnisnya dapat didasarkan atas penambahan nilai produk. Penambahan nilai produk tersebut dapat menjadi daya tarik baru terhadap konsumen sekaligus menjawab permasalahan konsumen. Value propositions dalam model bisnis kanvas awal dari model bisnis minuman rosella dengan lidah buaya adalah sebagai berikut :

- Sehat, produk yang ditawarkan mengandung tinggi serat dan antioksidan. Serat baik untuk memelihara pencernaan tubuh. Hal ini diharapkan dapat membantu kesimbangan kebutuhan vitamin dan serat masyarakat dengan gaya hidup modern yang cenderung kurang memperhatikan pola makan yang sehat, terutama konsumsi serat harian. Antioksidan dari rosella didalam produk bermanfaat untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga mencegah tubuh dari infeksi virus dan bakteri.

- Praktis, pengembangan produk minuman rosella dengan lidah buaya didisain untuk memberikan kepraktisan kepada konsumen sehingga menjawab permasalahan yang terjadi. Pesaing produk minuman lidah buaya lainnya memiliki kendala kepraktisan dalam mengkonsumsi produk tersebut. Kemasan didisain berupa botol pulpy dengan potongan lidah buaya yang disesuaikan sehingga praktis untuk dikonsumsi.

- Kemasan yang menarik merupakan salah satu value propositions awal yang diunggulkan. Hal ini dapat menjadi daya tarik konsumen karena dengan penampilan yang menarik, minat konsumen terhadap produk juga meningkat serta dapat meninggalkan produk sejenis sebelumnya.

(23)

3. Channels

Elemen channels (saluran) merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan value proposition kepada customer segment yang dilayani. Channels

adalah saluran untuk berhubungan dengan para pelanggan. Komunikasi, distribusi, dan jaringan penjual atau sales merupakan salah satu usaha perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Pada model bisnis kanvas awal yang dibuat,

channels yang diperlukan antara lain berupa penjualan langsung (direct selling),

supermarket, minimarket, distributor makanan/minuman, dan hotel. Pemilihan

channels ini didasarkan pada kebiasaan tempat membeli produk-produk sejenis oleh konsumen pada segmen pasar yang ditargetkan.

4. Customer relationships

Elemen customer relationships (Hubungan pelanggan) menjelaskan langkah-langkah perusahaan menjalin hubungan baik dengan pelanggannya. Ada tiga prinsip penting dalam customer relationships menurut Blank dan Dorf (2012) yaitu Get, Keep, dan Grow. Get yang dimaksudkan adalah getting customers, yaitu upaya mengarahkan konsumen pada saluran penjualan produk perusahaan. Tahapan berikutnya adalah Keep (keeping customers), upaya menjaga pelanggan yang sudah didapatkan untuk terus percaya dan berlangganan kepada produk/jasa yang kita tawarkan. Kemudian yang ketiga yaitu Grow (growing customers), adalah upaya memperbanyak pelanggan untuk meningkatkan penjualan.

Get

Perusahaan harus melakukan berbagai macam kegiatan untuk mendapatkan konsumen, yakni kegiatan promosi. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai media, baik itu media sosial ataupun kegiatan pameran bazar di beberapa lokasi strategis. Penyediaan stand di kegiatan bazar, perusahaan dapat memberikan contoh produk secara gratis sebagai salah satu cara mempromosikan produk.

Keep

Perusahaan selanjutnya diharuskan untuk mempertahankan konsumen agar setia terhadap produk yang ditawarkan. Beberapa cara untuk mempertahankan konsumen ialah dengan mempertahankan kualitas dan cita rasa dari produk karena produk minuman ciri khas rasa merupakan kekuatan produk itu sendiri.

Grow

Upaya perusahaan dalam memperbesar jumlah pelanggan dapat dilakukan dengan cara melakukan inovasi dalam mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen serta menjadi sponsor dalam berbagai kegiatan. Hubungan antara penyebaran promosi, memberikan loyalitas terhadap konsumen, serta melakukan inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dapat memperbesar jumlah konsumen karena dapat menarik konsumen pasar lain.

(24)

12

pembuatan produk dan memberikan pelayanan dengan baik. Cara lain yang dilakukan minuman rosella dengan lidah buaya untuk menjaga agar pelanggan tetap loyal dan setia adalah dengan memberikan perhatian seperti mengingat tanggal ulang tahun pelanggannya, mendengarkan kritik dan saran dari pelanggan, serta terus melakukan perbaikan.

5. Revenue streams

Elemen revenue streams (aliran pendapatan) adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masing-masing segmen pasar. Revenue streams biasanya diukur dalam bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya. Dalam bisnis model kanvas awal yang dibuat, revenue streams perusahaan diperoleh dari penjualan produk yang bersifat langsung (direct selling). Penentuan harga jual produk didasarkan pada harga-harga minuman di minimarket dan supermarket

karena fitur produk yang ingin dibuat yaitu berbentuk minuman ready to drink. Kapasitas produksi produk minuman rosella dengan lidah buaya UMKM B&G Group saat ini ialah 11.000 botol perbulan, dengan harga jual yang ditawarkan adalah Rp 6 000 per kemasan botol 250 ml.

6. Key resources

Elemen key resources (sumber daya kunci) yang diperlukan mencakup empat kategori sumber yaitu bahan baku produksi, teknologi, sumber daya modal, dan sumber daya manusia. Sumber daya bahan baku meliputi lidah buaya, bunga rosella, gula, air, dan bahan tambahan makanan lainnya. Sumber daya teknologi adalah ilmu pembuatan produk dan peralatan yang digunakan. Sumber daya modal adalah sumber-sumber pendanaan yang memungkinkan untuk menjalankan aktivitas industri. Sumber daya modal diperoleh dari modal pribadi dan investor dengan sistem pembagian saham. Sumber daya manusia yang dibutuhkan meliputi bagian produksi, bagian research and development dan bagian pemasaran.

7. Key activities

Elemen key activities (aktivitas kunci) adalah aktivitas utama yang harus dikuasai perusahaan untuk menjalankan bisnis. Seperti halnya sumber daya utama, aktivitas kunci diperlukan untuk menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan, dan memperoleh pendapatan. Aktivitas-aktivitas kunci dapat dikategorikan sebagai berikut: proses produksi, pemecahan masalah, dan jaringan atau platform.

Kegiatan utama yang dilakukan sama seperti industri lain pada umumnya, yaitu proses produksi, penelitian dan pengembangan produk, dan kegiatan promosi, sosialisasi, dan edukasi untuk calon konsumen tentang manfaat dari lidah buaya dan bunga rosella supaya calon konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan.

(25)

Elemen key partners (kemitraan) merupakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan tersebut. Partner yang dimaksudkan dalam bisnis model adalah sosok perantara yang bukan miliki perusahaan namun berperan dalam mengubah produk/nilai menjadi uang. Menurut Blank dan Dorf (2012), secara umum ada empat jenis hubungan kerjasama dalam bisnis yang harus dimiliki perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pada kondisi tertentu yaitu strategic alliance, joint new business development effort, coopetition, key supplier relationships.

Partner dari bisnis ini antara lain:

a. Supplier lidah buaya. Lidah buaya diperoleh dari supplier yang berada di Parung, Bogor.

b. Supplier bunga rosella. Bunga rosella diperoleh dari supplier yang berada di Kediri, Jawa Timur.

c. Supplier bahan tambahan makanan. Bahan tambahan makanan diperoleh dari Jakarta yang memiliki sertifikasi halal.

d. Supplier kemasan. Kemasan diperoleh dari supplier yang berada di Kota Bogor.

e. Kerjasama dengan pemilik usaha retail. Kerjasama dengan supermarket, minimarket, hotel, dan distributor minuman.

9. Cost structure

Elemen cost structure (struktur biaya) adalah bagian dalam elemen kanvas model bisnis yang menjelaskan biaya yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Pada penelitian ini, analisis biaya menggunakan metode full-costing

untuk menghitung seluruh komponen biaya yang ada dalam pengoperasian bisnis. Dalam metode ini terdapat dua komponen utama yaitu biaya produksi (production cost) dan biaya non produksi (non production cost). Biaya yang dikeluarkan untuk model bisnis ini terdiri atas biaya bahan baku langsung (lidah buaya, rosella, gula, bahan tambahan makanan dan kemasan), biaya alat-alat produksi, distribusi dan transportasi, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.

Pengujian Masalah

(26)

14

1. Identitas responden

a. Jenis kelamin

Gambar 4 Identitas responden, jenis kelamin

Dari hasil wawancara 50 responden pada Gambar 4, didapat bahwa presentase perempuan lebih dominan yakni 28 orang (56 %), sedangkan presentase laki-laki yakni 22 orang (44 %).

b. Usia

Gambar 5 Identitas responden, usia

Dari hasil wawancara 50 responden pada Gambar 5, didapat bahwa jumlah usia remaja akhir (17-25 tahun) lebih dominan yakni 37 orang, sedangkan jumlah usia dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 9 orang, jumlah usia dewasa awal (36-45 tahun) sebanyak 2 orang dan jumlah usia lansia awal (46-55 tahun) sebanyak 2 orang.

c. Pendapatan

Gambar 6 Identitas responden, pendapatan

(27)

Dari hasil wawancara 50 responden pada Gambar 6, didapat bahwa jumlah responden dengan pendapatan Rp 2,5 juta - Rp 5 juta lebih dominan yakni 24 orang, sedangkan jumlah responden dengan pendapatan kurang dari Rp 2,5 juta sebanyak 18 orang, responden dengan pendapatan Rp 5 juta - Rp 10 juta sebanyak 7 orang dan responden dengan pendapatan lebih dari Rp 10 juta sebanyak 1 orang.

2. Identifikasi permasalahan

a. Responden pada umumnya jarang melakukan aktivitas fisik seperti olahraga

Gambar 7 Hasil identifikasi masalah, aktifitas fisik responden

Dari hasil wawancara 50 responden pada Gambar 7, didapat bahwa presentase responden yang tidak berolahraga secara teratur lebih dominan yakni 29 orang (58 %), sedangkan presentase responden yang berolahraga secara teratur sebanyak 21 orang (42 %).

b. Responden sebagian besar menyadari pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi bagi tubuh

Gambar 8 Hasil identifikasi masalah, kesadaran responden akan pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi

Dari hasil wawancara 50 responden pada Gambar 8, didapat bahwa mayoritas responden menyadari akan pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi yakni sebanyak 45 orang (90 %).

21

29

Olahraga teratur

Tidak olahraga teratur

45 5

Ya

(28)

16

c. Responden sebagian besar tertarik bila ada produk yang mengandung vitamin dan serat tambahan yang praktis

Gambar 9 Hasil identifikasi masalah, ketertarikan responden terhadap produk yang mengandung vitamin dan serat tambahan yang praktis

Dari hasil wawancara 50 responden pada Gambar 9, didapat bahwa mayoritas responden tertarik akan produk sebagai tambahan vitamin dan serat yang praktis yakni sebanyak 39 orang (78 %).

Dari pengujian yang dilakukan langsung melalui proses wawancara kepada responden, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

a. Responden pada umumnya jarang melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. b. Responden sebagian besar menyadari pentingnya mengkonsumsi makanan dan

minuman yang bergizi bagi tubuh.

c. Responden sebagian besar tertarik bila ada produk yang mengandung vitamin dan serat tambahan yang praktis

Verifikasi Kanvas Model Bisnis Tahap 1

Pengujian permasalahan ini menghendaki adanya perubahan model bisnis pada elemen customer segment dari yang semula semua memposisikan produk ke segmen pria dan wanita usia 17 - 25 tahun menjadi segmen pria dan wanita usia produktif (15 - 64 tahun). Segmentasi tetap pada kalangan menengah ke atas karena produk memiliki selling point atau nilai jual pada manfaat produk yang sehat dimana golongan tersebut merupakan sumber calon konsumen potensial. Perubahan kanvas model bisnis pertama selengkapnya disajikan dalam Lampiran 3.

Pengujian Solusi

Pengujian solusi dilakukan dengan menggunakan responden sebelumnya pada pengujian masalah. Pada uji solusi ini peneliti mengembangkan produk minuman rosella dengan lidah buaya. Produk ini dipilih sebagai solusi karena unik, berkhasiat dan diharapkan dapat menarik perhatian konsumen.

78% 22%

Ya, saya tertarik

(29)

Tabel 1. Identifikasi masalah dan solusi yang ditawarkan

Masalah Konsumen Solusi yang Ditawarkan

- Kurang aktivitas fisik, jarang

olahraga

- Produk minuman rosella

lidah buaya - Menginginkan tambahan

vitamin dan serat

- Sehat (tinggi vitamin dan

serat)

- Praktis

- Kemasan menarik - Higienis

Hasil pengujian nilai tambah produk menunjukkan hasil yang positif, yaitu segmen pasar yang di targetkan memang tertarik bila ada produk asupan vitamin dan serat tambahan yang praktis dalam bentuk kemasan siap minum. Pada pengujian solusi juga diketahui bahwa responden lebih memilih toko/warung sebagai saluran pembelian utama dimana mereka bisa mengakses produk minuman rosella dengan lidah buaya ini, lalu disusul minimarket/supermarket. Sementara untuk hotel kurang diminati. Sedangkan pada channels, jalur penjualan hotel, direct selling dihapuskan karena memakan biaya dan tenaga sementara tidak terdapat pelanggan potensial. Perubahan kanvas model bisnis kedua selengkapnya disajikan dalam Lampiran 5.

Selanjutnya produk minuman rosella dengan lidah buaya ini diujikan kepada responden sehingga dapat dilakukan verifikasi ulang terhadap hasil wawancara. Hasil wawancara adalah sebagai berikut:

a. Konsumen menyukai rosella karena khasiat yang terkandung didalamnya, serta rasa asam khas rosella menambah kesegaran

b. Konsumen menyukai fitur serat dari lidah buaya yang ditambahkan pada produk, tektur kerasnya pas menurut konsumen

b. Konsumen menyukai bahwa produk minuman rosella dengan lidah buaya higienis dalam proses produksinya, sudah memiliki izin P-IRT

c. Desain kemasan kurang menarik terutama desain label yang digunakan

(30)

18

Gambar 10 Foto produk minuman rosella dengan lidah buaya

Verifikasi Kanvas Model Bisnis Tahap 2

Hasil verifikasi tahap dua menyatakan kesembilan elemen model bisnis sudah sesuai dan layak untuk dijadikan sebagai model bisnis. Berdasarkan data wawancara yang dilakukan, sebagian besar konsumen ingin membeli produk minuman rosella dengan lidah buaya ini sebanyak 1 kali dalam seminggu untuk pemenuhan serat harian mereka. Harga yang diharapkan per kemasan botol 250 ml adalah Rp 6 000. Pengujian desain kemasan produk minuman rosella lidah buaya dilakuan dengan memberikan tiga alternatif desain baru (Gambar 11). Dari 50 responden yang diwawancarai, 40 responden (80 %) menyukai desain nomor dua. Mayoritas responden menyukai desain tersebut karena menarik, cocok dengan warna produk serta cerah. Kelengkapan desain pilihan responden terdapat pada Gambar 12.

1 2 3

(31)

Gambar 12 Foto desain produk minuman rosella dengan lidah buaya pilihan responden

Ukuran Pasar (Market Size)

Ukuran pasar (market size) merupakan sebuah gambaran pasar dari sebuah usaha yang dimana mengukur seberapa besar kemampuan produk atau jasa dalam menguasai pasar. Dalam langkah awal membentuk bisnis diperlukan hipotesis ukuran pasar. Menurut Blank dan Dorf (2012), Hipotesis ukuran pasar dapat membantu produsen dalam mengukur peluang pasar yang tersedia. Hipotesis pasar pada penelitian ini tanpa memperhitungkan kondisi pasar yang ada serta produk pesaing lainnya.

1. Total addressable market (TAM)

Total addressable market merupakan keseluruhan potensi pasar yang berpeluang untuk menjadi konsumen dari produk/jasa sejenis yang ditawarkan. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), pada tahun 2015 proyeksi jumlah penduduk Indonesia sebanyak 255 461 700 jiwa, dan usia produktif yakni usia 15 - 64 tahun adalah sebanyak 171 925 700 jiwa. Sementara menurut Wakil Menteri Perdagangan yang dikutip dari www.tempo.co.id masyarakat kalangan atas di Indonesia adalah sebanyak 20 % dari jumlah penduduk. Dengan demikian jumlah potensi pasar bisa diperkirakan sebesar 34 385 140 jiwa. Data wawancara penelitian menunjukkan bahwa konsumen ingin membeli produk sebanyak 1 kali dalam seminggu. Dengan demikian total addressable market dapat diasumsikan sebesar 4 912 162 kemasan botol per hari.

2. Served available market (SAM)

Served available market merupakan bagian potensi pasar yang memiliki

(32)

20

mengkonsumsi produk rosella siap minum. Sementara 91 % dari responden tersebut ingin mengkonsumsi dengan tambahan serat dari lidah buaya. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pangsa pasar yang benar-benar menginginkan value

dari produk adalah sebesar 78 %. Sehingga served available market diperkirakan sebesar 3 831 486 botol per hari.

3. Target market (TM)

Target market merupakan bagian dari pangsa pasar yang benar-benar menjadi pengguna dari produk/jasa perusahaan. Target market diasumsikan sebesar 1 % dari keseluruhan SAM yaitu sebesar 38 314 botol produk per hari.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Bussines Model Canvas (BMC) adalah metode penelitian yang tepat dalam upaya mendapatkan pasar dari produk minuman rosella dengan lidah buaya. Pengembangan pasar ini terdiri dari serangkaian tahapan, yakni pengujian masalah, pengujian solusi, dan verifikasi. Pengujian masalah menunjukkan bahwa sebanyak 58% responden mengaku tidak melakukan olahraga yang teratur dan merasa membutuhkan asupan tambahan vitamin dan serat sebanyak 84 % responden. Kehadiran produk minuman rosella dengan lidah buaya ini dinilai oleh responden dapat memenuhi kebutuhan konsumsi vitamin dan serat.

Segmentasi produk minuman rosella dengan lidah buaya ini adalah pria dan wanita usia produktif (15 - 64 tahun), kalangan menengah ke atas. Produk ini diinginkan oleh calon konsumen yang menginginkan tambahan asupan gizi dari vitamin sebagai antioksidan dari rosella serta serat dari lidah buaya yang terdapat pada produk. Responden utamanya menginginkan produk ini tersedia melalui toko/warung, kemudian tersedia pula diminimarket/supermarket bersadarkan kemudahan akses responden mendapatkan produk ini.

Saran

Tahapan customer validation pada dasarnya terdapat empat sub tahapan yaitu persiapan penjualan, penjualan, product posisioning, dan validasi model bisnis. Namun pada penelitian ini tahapan customer validation hanya dilakukan dua sub tahapan saja yaitu persiapan penjualan (roadmap sales distribution) dan product positioning. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika tahapan customer validation

ini dilakukan secara menyeluruh supaya model bisnis yang dihasilkan menjadi lebih tervalidasi secara maksimal.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 – 2013.

Blank, Steve dan Dorf, Bob. 2012. The Startup Owner’s Manual: The Step-by Step Guide for Building a Great Company. United State of America: K&S Ranch, Inc. Publisher

Jatnika, Ajat. 2009. Manfaat Lidah Buaya. http://www.bbpplembang.deptan.go.id. (diakses 26 Maret 2015).

Maryani Herti dan Lusi Kristiana. 2005. Khasiat dan Manfaat Rosella. Surabaya: PT AgroMedia Pustaka

Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis data Kualitatif. Jakarta: UI Press

Osterwalder A, Pigneur Y. 2012. Membangun Model Bisnis. Srihandrini NR, penerjemah. Jakarta (ID): PT. Elex Media Komputindo. Terjemahan dari: Business Model Generation.

Rahmawati, Reni. 2012. Budidaya Rosella. Yogyakarta, pustaka baru press Santoso S, Ranti, dan Lies A. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta Wahid, P. 2000. Peluang Pengembangan Lidah Buaya (Aloe vera). Badan Penelitian

dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan. Puslitbang Tanaman Perkebunan. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri

Wahjono, E. dan Koesnandar. 2002. Mengebunkan Lidah Buaya Secara Intensif. Jakarta: PT Agromedia Pustaka

(34)
(35)

- Penjualan produk kepada konsumen - Supplier lidah buaya

- Supplier bunga rosella

- Supplier bahan tambahan

(36)
(37)

Lampiran 2. Panduan wawancara pengujian masalah (test the problem)

A. Identitas Responden

Nama :

Jenis kelamin :

Usia : tahun Profesi :

Penghasilan rata-rata/bulan : Rp

B. Pertanyaan Umum

1. Mengetahui aktivitas/kesibukan terhadap kepedulian menjaga kesehatan. Apakah Anda berolahraga setidaknya 30 menit 3x seminggu?

... ... 2. Mengetahui pandangan konsumen terhadap makanan/minuman kesehatan.

Apakah Anda sadar bahwa makanan dan minuman yang Anda konsumsi berpengaruh untuk kesehatan?

... ... 3. Mengetahui pandangan konsumen terhadap vitamin dan serat.

Apakah Anda sadar bahwa vitamin dan serat merupakan asupan gizi yang penting bagi tubuh?

... ... 4. Mengetahui kesadaran responden terhadap konsumsi makanan/minuman

yang sehat mengandung vitamin dan serat.

Apakah Anda mengkonsumsi buah dan sayur sehari-hari?

...

(38)

24

5. Mengetahui minat responden terhadap konsumsi makanan/minuman kesehatan yang mengandung tinggi vitamin dan serat.

Apakah Anda tertarik konsumsi vitamin dan serat tambahan dalam bentuk yang praktis ?

... ...

(39)

- Supplier lidah buaya

- Supplier bunga rosella

- Supplier bahan tambahan

- Biaya bahan baku produksi - Biaya alat-alat produksi

(40)

26

Lampiran 4. Panduan wawancara pengujian solusi (test the solution)

A. Identitas Responden

Nama :

Jenis kelamin :

Usia : tahun Profesi :

Penghasilan rata-rata/bulan : Rp

B. Pertanyaan Umum

1. Apakah Anda mengetahui mengenai teh Rosella?

... ... 2. Apakah Anda pernah mengkonsumsi teh Rosella? (Jika jawabannya “ya”,

lanjut ke pertanyaan berikutnya, bila “tidak” berikan alasannya dan berhenti dipertanyaan ini)

... ... 3. Apakah yang pertama kali Anda rasakan saat mengkonsumsi teh Rosella?

... ... 4. Apakah sampai sekarang Anda masih mengkonsumsi teh Rosella?

... ... 5. Berapa kali Anda mengkonsumsi teh Rosella dalam seminggu?

... ... 6. Dimana atau dari mana Anda membeli atau mendapatkan teh Rosella

tersebut?

(41)

C. Pertanyaan Khusus

7. Bagaimana pendapat Anda mengenai produk minuman Rosella yang kami tawarkan saat ini, yakni kemasan ready to drink atau siap minum?

... ... 8. Bagaimana pendapat Anda mengenai produk minuman Rosella yang kami

tawarkan saat ini, yakni mengandung serat tambahan dari lidah buaya? ... ... 9. Bagaimana pendapat Anda mengenai produk minuman Rosella yang kami

tawarkan saat ini? Yakni higienis dalam proses produksinya, sudah mendapatkan sertifikat P.IRT (Pangan Industri Rumah Tangga) dari Dinas Kesehatan.

... ... 10. Dari ketiga desain kemasan yang kami tawarkan, manakah diantara ketiganya

yang paling menarik bagi Anda? Mengapa?

... ...

11. Berapa harga yang pantas bagi Anda dari produk minuman Rosella yang kami tawarkan, yakni kemasan siap minum ukuran 250ml?

(42)
(43)

- Supplier lidah buaya

- Supplier bunga rosella

- Supplier bahan tambahan

- Biaya bahan baku produksi - Biaya alat-alat produksi - Biaya distribusi

- Biaya transportasi - Biaya tenaga kerja - Biaya overhead

- Penjualan produk kepada konsumen

(44)
(45)

Lampiran 6. Identitas Responden

No Nama Jenis kelamin Usia Profesi 1 Jamiludin Laki-laki 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 2 Dodik Laki-laki 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 3 Nuzulul Perempuan 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 4 Anastasya Perempuan 17 - 25 tahun Karyawan swasta 5 Fajar Laki-laki 17 - 25 tahun Karyawan swasta 6 Ardissa Perempuan 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 7 Kokom Perempuan 26 - 35 tahun Karyawan swasta 8 Fauji Laki-laki 26 - 35 tahun freelancer

9 Lina Perempuan 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 10 Umi Perempuan 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 11 Fahmi Laki-laki 17 - 25 tahun Wiraswasta 12 Abdul Laki-laki 17 - 25 tahun Wiraswasta 13 Juhrotul Perempuan 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 14 Annafi Perempuan 17 - 25 tahun Wiraswasta 15 Rizal Laki-laki 17 - 25 tahun Karyawan swasta 16 Aldyanza Laki-laki 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 17 Rei Laki-laki 26 - 35 tahun Pelajar/mahasiswa 18 Arnis Perempuan 17 - 25 tahun Karyawan swasta 19 Fadila Perempuan 17 - 25 tahun Wiraswasta 20 Duwi Laki-laki 17 - 25 tahun Wiraswasta 21 Hasbi Laki-laki 26 - 35 tahun Pelajar/mahasiswa 22 Rosita Perempuan 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 23 Hafizah Perempuan 17 - 25 tahun Karyawan swasta 24 Satria Laki-laki 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 25 Lianitha Perempuan 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 26 Rubitiyo Laki-laki 26 - 35 tahun Karyawan swasta 27 Titi Perempuan 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 28 Agatha Perempuan 17 - 25 tahun Karyawan swasta 29 Teguh Laki-laki 46 - 55 tahun bumn

30 Rahmi Perempuan 17 - 25 tahun Karyawan swasta 31 Ardhi Laki-laki 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 32 Athin Perempuan 17 - 25 tahun Karyawan swasta 33 Rini Perempuan 46 - 55 tahun Karyawan swasta 34 Luthfa Perempuan 17 - 25 tahun PNS

(46)

30

37 Niwayan Perempuan 17 - 25 tahun Karyawan swasta 38 Novi Perempuan 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 39 Fuad Laki-laki 17 - 25 tahun Karyawan swasta 40 Ramiza Perempuan 17 - 25 tahun Pelajar/mahasiswa 41 Syarifah Perempuan 17 - 25 tahun Karyawan swasta 42 Alfian Laki-laki 17 - 25 tahun Karyawan swasta 43 Setyo Laki-laki 26 - 35 tahun Karyawan swasta 44 Rahmat Laki-laki 36 - 45 tahun Dosen swasta 45 Putra Laki-laki 17 - 25 tahun mahasiswa dan guru 46 Vela Perempuan 26 - 35 tahun Dosen non-pns 47 Muhammad Laki-laki 36 - 45 tahun PNS

(47)

Lampiran 7. Analisis Keuangan Minuman Rosella dengan Lidah Buaya

b. Biaya gas 191.730.000

c. Biaya pemeliharaan bangunan 25.000.000

c. Biaya penyusutan bangunan 25.000.000

d. Biaya transportasi Rp/Dus 37.824 5.000 189.120.000

e. Biaya pemeliharaan mesin 21.308.750

f. Biaya penyusutan alat 42.617.500

g. Biaya komunikasi 15.000.000

h. Biaya kebersihan 50.000.000

i. Biaya kesehatan Rp/org 52 300.000 15.600.000

j. Biaya konsumsi Rp/org 52 440.000 22.880.000

k. Biaya training dan kesejahteraan Rp/org 52 300.000 15.600.000

3.295.457.562

B. Harga pokok produksi

Biaya pokok produksi 3.295.457.562

(48)

32

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta, pada tanggal 5 Juli 1991 dari pasangan Ganis Lusiawan dan Endah Wuryani. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Adik laki-laki bernama Ikrimah Abdurrozaq dan Hussaini Alfarouq, adik

perempuan bernama Istiqomah Nurul Syahidah. Penulis memiliki ibu kedua bernama Ani Satriani dan ibu ketiga bernama Retno Harjanti serta saudara tiri bernama Claudia Khairunnisa dan Aldian Muhammad. Penulis memulai pendidikan (1997-2003) di sekolah SDIT Al-Khairaat, SMP Azhari (2003-2006), dan SMA Islam PB Soedirman (2006-2009). Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) IPB melalui jalur SNMPTN.

Gambar

Gambar 1 Proses customer development (Blank dan Dorf 2012)
Gambar 2 Sembilan Elemen business model canvas (Blank dan Dorf 2012)
Gambar 3 Tahapan penelitan
Gambar 4 Identitas responden, jenis kelamin
+2

Referensi

Dokumen terkait