SKRIPSI
PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
ISTIQOMAH LUBIS 130521069
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio aktivitas yang terdiri dari Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Leverage yang terdiri dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap dividen (Dividend Payout Ratio) baik secara simultan maupun secara parsial pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi yang bersumber dari didasarkan pada kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah assosiatif kausal yaitu untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan menunjukkan bahwa variabel Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio) di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa variabel Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio), Fixed Assets Turnover (FATO) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio), variabel Debt Ratio berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio), dan variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio) pada Perusahaan anufaktur di Bursa Efek Indonesia. Nilai R Square pada model regresi adalah 0,187, yang berarti bahwa Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) mempengaruhi Dividend Payout Ratio sebesar 18,7%, dan sisanya 81,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini.
ABSTRACT
THE EFFECT OF ACTIVITIES RATIO, AND LEVERAGE ON DIVIDEND IN MANUFACTURING COMPANIES
IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
The aim of study was to analyze the effect of activities ratio consists of Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Leverage consists of Debt Ratio and Debt to Equity Ratio (DER) on Dividend (Dividend Payout Ratio) in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. This study used the secondary data from accordance with the objectives of the study. This study used casual associative design to determine the casual relationship between a variable to another variable. The analytical method used was Multiple Linier Regression. The results showed that Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Leverage consists of Debt Ratio and Debt to Equity Ratio (DER) simultaneously have a significant effect on Dividend Payout Ratio in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. The partial test (t-test) showed that Total Assets Turnover (TATO) has unsignificantly positive effect on Dividend Payout Ratio, Fixed Assets Turnover (FATO) has unsignificantly negative effect on Dividend Payout Ratio, Debt Ratio has unsignificantly negative effect Dividend Payout Ratio, and Debt to Equity Ratio (DER) has significantly positive effect on Dividend Payout Ratio in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. The R Square value of this regression model was 0,187, which means that Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Debt Ratio and Debt to Equity Ratio (DER) affect the Dividend Payout Ratio as much 18,7%, and the remaining 81,3% is explained by other factors not included in this study.
KATA PENGANTAR
Terima kasih diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia-Nya berupa pengetahuan, pengalaman, hidayah serta
rahmat-Nya, karena atas anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul” Pengaruh Rasio Aktivitas dan Leverage Terhadap Dividen pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Sumatera Utara.
Dengan segenap kerendahan hati disampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada Ayahanda tercinta Sofyan Lubis dan Ibunda tersayang Sri
Widarti, yang senantiasa ikhlas dalam memberikan cintanya, mencurahkan kasih sayangnya, kesabaranya dalam mendidik dan membimbing dengan baik, serta
mengorbankan seluruh jiwa raga dan pikirannya baik dalam doa maupun
perbuatan dan juga untuk abang tersayang Rony Armi Lubis serta kakak
tersayang Rany Apryanti Lubis, Lily Anggrainy Lubis yang selalu memberikan
dukungan dan doanya.
Dalam penulisan proposal ini banyak memperoleh bimbingan, bantuan dan
dukungan yang berharga dari berbagai pihak baik secara materil, moril maupun
spiritual. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, M.E., Ketuan Jurusan Departemen S1 Manajemen
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., Sekretaris Departemen S1 Manajemen
Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si, Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si, selaku dosen pembimbing, secara khusus
penulis sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya atas waktu, tenaga, bimbingan, petunjuk, serta sarana dari awal
penulisan skripsi ini hingga penulis dapat menyelesaikannya sebagaimana
mestinya.
6. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Pembaca Penilai yang telah
menyedikan waktu dan tenaga dalam penyempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara
Khusunya Departemen S1 Manajemen Ekstensi yang telah memberikan
bimbingan dan ilmu selama masa perkuliahan.
8. Seluruh rekan mahasiswa angkatan 2013 grub A yang selalu membantu,
menemani dalam penyelesaian skripsi, Khususnya Eva Maria BR
Perangin-angin, Kathrina MO Bakara, Titis Audiary Mufliha, Dewi
Isfahani Lubis dan Dina Anggraini.
9. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan memotivasi dalam
penyelesaian proposal skripsi ini yaitu Kurnia Syahputra, Kiki Aprilla,
Dalam penulisan skripsi ini disadari bahwa skripsi ini masi jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun tata bahasanya. Hal ini disebabkan keterbatasan
ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati diharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan hasil akhir dari skripsi ini di masa yang akan datang. Akhir kata,
harapannya adalah semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
pihak-pihak yang memerlukanya.
Medan, Desember 2015
Penulis
ISTIQOMAH LUBIS
DAFTAR ISI
2.1.1 Pengertian Rasio Aktivitas ... 11
2.1.1.1 Jenis-jenis Rasio Aktivitas ... 11
2.1.2 Pengertian Leverage ... 14
2.1.2.1 Jenis-jenis Rasio Leverage ... 15
2.1.3 Pengertian Dividen ... 16
2.1.3.1 Dividend Payout Ratio (DPR) ... 17
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen ... 18
2.1.3.3 Teori-terori Dividen ... 19
2.1.3.4 Bentuk-bentuk Kebijakan Dividen ... 20
2.2 Penelitian Terdahulu ... 21
3.3 Batasan Operasional Variabel ... 35
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 36
3.5 Populasi dan Sampel ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... .. 51
4.1 Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 96
5.2 Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ………. 98
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
1.1 Total DPR, TATO, FATO, Debt Ratio,dan DER pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2014.. ... 7
2.1 Penelitian Terdahulu ... 26
3.1 Operasionalisasi Variabel... 38
3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel ... 40
3.3 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel ... 40
3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Durbin Watson... 45
4.1 Dividend Payout Ratio (DPR) Tahun 2010-2014 ... 63
4.2 Total Assets Turover Tahun 2010-2014 ... 65
4.3 Fixed Asset Turnover Tahun 2010-2014 ... 67
4.4 Debt Ratio Tahun 2010-2014 ... 69
4.5 Debt to Equity Ratio (DER) Tahun 2010-2014 ... 71
4.6 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 75
4.7 Uji Uji Park ... 77
4.8 Uji Run Test ... 78
4.9 Uji Durbin-Watson (DW) ... 79
4.10 Hasil Uji Multikolonieritas ... 80
4.11 Hasil Regresi Linier Berganda ... 81
4.12 Hasil Uji Simultan (Uji-F) ... 84
4.13 Hasil Uji Parsial (Uji-t) ... 86
4.14 Hubungan Antar Variabel ... 88
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 33
4.1 Histogram ... 73
4.2 Grafik Normal Probability P.Plot ... 74
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Populasi dan Proses Seleksi Sampel ... 101 2 Data Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 .... 104 3 Data Total Assets Turnover (TATO) Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 .... 105 4 Data Fixed Asset Turnover (FATO) Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 .... 106 5 Data Debt Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 ... 107 6 Data Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Manufaktur
ABSTRAK
PENGARUH RASIO AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio aktivitas yang terdiri dari Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Leverage yang terdiri dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap dividen (Dividend Payout Ratio) baik secara simultan maupun secara parsial pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi yang bersumber dari didasarkan pada kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah assosiatif kausal yaitu untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan menunjukkan bahwa variabel Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio) di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa variabel Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio), Fixed Assets Turnover (FATO) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio), variabel Debt Ratio berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio), dan variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen (Dividend Payout Ratio) pada Perusahaan anufaktur di Bursa Efek Indonesia. Nilai R Square pada model regresi adalah 0,187, yang berarti bahwa Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) mempengaruhi Dividend Payout Ratio sebesar 18,7%, dan sisanya 81,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini.
ABSTRACT
THE EFFECT OF ACTIVITIES RATIO, AND LEVERAGE ON DIVIDEND IN MANUFACTURING COMPANIES
IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
The aim of study was to analyze the effect of activities ratio consists of Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Leverage consists of Debt Ratio and Debt to Equity Ratio (DER) on Dividend (Dividend Payout Ratio) in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. This study used the secondary data from accordance with the objectives of the study. This study used casual associative design to determine the casual relationship between a variable to another variable. The analytical method used was Multiple Linier Regression. The results showed that Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Leverage consists of Debt Ratio and Debt to Equity Ratio (DER) simultaneously have a significant effect on Dividend Payout Ratio in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. The partial test (t-test) showed that Total Assets Turnover (TATO) has unsignificantly positive effect on Dividend Payout Ratio, Fixed Assets Turnover (FATO) has unsignificantly negative effect on Dividend Payout Ratio, Debt Ratio has unsignificantly negative effect Dividend Payout Ratio, and Debt to Equity Ratio (DER) has significantly positive effect on Dividend Payout Ratio in manufacturing companies in Indonesia stock exchange. The R Square value of this regression model was 0,187, which means that Total Assets Turnover (TATO), Fixed Assets Turnover (FATO), Debt Ratio and Debt to Equity Ratio (DER) affect the Dividend Payout Ratio as much 18,7%, and the remaining 81,3% is explained by other factors not included in this study.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar
untuk membiayai kegiatan operasionalnya agar dapat tumbuh dan berkembang.
Selain dana yang berasal dari dalam perusahaan, ada juga sumber pembiayaan
yang berasal dari luar, yakni dalam bentuk pinjaman atau hutang dari pihak lain.
Selain dari pinjaman, untuk memperoleh tambahan dana untuk kegiatan
operasionalnya, beberapa perusahaan yang sudah go public dapat memperolehnya
melalui penjualan saham pada investor.
Media yang digunakan perusahaan dalam menjual sahamnya kepada
publik adalah pasar modal. Dalam hal ini, pasar modal berfungsi sebagai perantara
untuk mempertemukan pemilik modal (investor) dengan pihak-pihak yang
membutuhkan dana (emiten). Pasar modal diharapkan dapat memfasilitasi
penyaluran dana dari pihak investor sebagai pemilik dana kepada pihak yang
membutuhkan dana (emiten).
Pasar modal dapat dijadikan alternatif pendanaan bagi semua sektor perusahaan di Indonesia. Salah satu alternatif pendanaan adalah melalui penerbitan
dan penjualan saham. Dengan menerbitkan dan menjual saham di pasar modal,
perusahaan memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan operasionalnya dan di
sisi lain investor yang membeli saham perusahaan tersebut mendapat sejumlah
Salah satu cara agar para investor tertarik untuk melakukan investasi pada
suatu perusahaan adalah dengan meyakinkan para investor bahwa kondisi
perusahaan dalam keadaan baik, salah satunya melalui laporan keuangan.
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan dapat mengurangi
ketidakpastian yang akan terjadi dalam melakukan investasi dan dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.
Investor yang melakukan investasi berharap memperoleh sejumlah
keuntungan atas investasinya dalam bentuk dividen. Dividen merupakan bagian
dari keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan yang didistribusikan kepada
para pemegang sahamnya. Dividen sudah pasti akan menambah pendapatan bagi
pemegang saham. Tingkat dividen yang semakin tinggi dibayarkan, berarti semakin
sedikit laba yang ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat
pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang ingin menahan sebagian besar dari
pendapatannya tetap didalam perusahaan, berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen akan semakin kecil. Dividen dapat dihitung dengan dividend
payout ratio. Menurut Syahyunan (2004:86) Dividend Payout Ratio (DPR) menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen. Semakin tingginya dividend payout ratio (DPR) yang ditetapkan
oleh perusahaan, semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali
didalam perusahaan yang akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto,
2001:266).
Penentuan kebijakan yang diambil perusahaan untuk menahan laba
ataupun membagikan laba dalam bentuk dividen tunai kepada para pemegang
mengambil kebijakan untuk menahan laba yang diperoleh dalam jumlah yang
relatif besar, maka akan berdampak pada berkurangnya jumlah dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham sehingga kepercayaan pemegang saham
terhadap perusahaan akan menurun dan diikuti dengan menurunnya nilai
perusahaan. Namun jika perusahaan mengambil kebijakan untuk membagikan
dividen kepada pemegang saham dalam jumlah yang relatif besar, maka akan
berdampak pada berkurangnya laba ditahan yang dimiliki oleh perusahaan
sehingga akan melemahkan posisi finansial perusahaan dan mengurangi
kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan peluang investasi dan pertumbuhan
di masa mendatang (Brigham dan Houston,2001:66).
Menurut Marlina dan Danica (2009) kebijakan dividen perusahaan
tergambar pada dividend payout ratio nya yaitu persentase laba yang dibagikan
dalam bentuk dividen tunai artinya besar kecilnya dividend payout ratio akan
mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan di sisi lain
berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan.
Terdapat masalah-masalah yang berkaitan dan mempengaruhi kebijakan
dividen perusahaan antara lain rasio aktivitas yang terdiri dari Total Assets
Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO) dan Leverage yang terdiri dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER).
Menurut Syahyunan (2013:92), rasio aktivitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan
Indikator rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Total
Assets Turnover (TATO) dan Fixed Asset Turnover (FATO). Total Assets Turnover (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan
penjualan (Syahyunan,2013:94).
Semakin besar TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva
perusahaan dalam menunjang kegiatan penjualan. Nilai TATO yang semakin
besar menandakan bahwa nilai penjualan perusahaan meningkat serta semakin
besar pula harapan untuk mendapatkan laba yang semakin besar
(Sartono,2001:78). Dengan laba yang tinggi, maka pembagian dividen juga tinggi.
Dengan demikian dapat dikatakan, jika TATO naik maka besarnya dividen yang
dibagikan kepada para pemegang saham juga akan naik. Sebaliknya, jika TATO
turun maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga
akan turun.
Sedangkan Fixed Asset Turnover (FATO) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada
aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan
(Syahyunan,2013:94). Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan jika
terjadi penurunan pada rasio ini. Namun, jika rasio ini tinggi, maka rasio ini
semakin baik. Artinya aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi
(Kasmir,2012:185). Dengan tingginya FATO, maka akan menghasilkan laba yang
tinggi pula. Laba yang tinggi seharusnya diikuti pembagian dividen yang tinggi.
dibagikan kepada para pemegang saham bisa naik. Sebaliknya, jika FATO turun
maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga bisa
turun.
Selain Rasio Aktivitas, faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
adalah tingkat hutang atau Leverage. Rasio Leverage biasanya digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau
dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana
perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang
atau ekuitas (Syahyunan,2013:92).
Apabila perusahaan memiliki rasio utang yang relatif tinggi, maka akan
berdampak pada pengembalian yang lebih tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan
rasio utang yang rendah akan mempunyai risiko yang lebih kecil, tetapi mereka
juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengembalian atas ekuitas. Oleh
karena itu, keputusan penggunaan utang mengharuskan perusahaan untuk
menyeimbangkan pengembalian yang lebih tinggi terhadap kenaikan risiko
(Brigham dan Houston,2001:86). Dengan demikian, semakin tinggi tingkat
leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi, serta semakin besar tingkat return atau penghasilan bagi para pemegang saham (Syahyunan,2004:110). Hal ini akan berpengaruh terhadap pembagian dividen bagi pemegang saham.
Indikator leverage yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Debt Ratio
dan Debt to Equity Ratio (DER). Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang
(DER) adalah perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya (Syahyunan,2013:93).
Dalam penelitian ini, mengambil sampel Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasannya adalah sektor industri manufaktur
diminati oleh para investor karena prospek industri manufaktur di Indonesia pada
masa yang akan datang masih cukup baik. Perusahaan Manufaktur terdiri dari tiga
sektor, yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri serta sektor
industri barang konsumsi yang sebagian besar dimiliki oleh swasta yang telah go
public. Alasan lain yang mendasari pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu untuk membandingkan besarnya dividen yang diperoleh dari masing-masing
sektor tersebut.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, terdapat variabel yang dapat
mempengaruhi dividen yaitu rasio aktivitas (Total Assets Turnover (TATO) dan
Tabel 1.1
Total DPR, TATO, FATO, Debt Ratio, dan DER Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
No Nama Perusahaan Periode
DPR
1 Indocement Tunggal
Prakasa Tbk (INTP)
2 Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
Dari Tabel 1.1 terlihat pada Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP)
yang termasuk dalam sektor dasar & kimia pada tahun 2010 sampai tahun 2014,
ketika TATO mengalami penurunan dari 0,72% menjadi 0,69%, berbanding
terbalik dengan DPR pada tahun yang sama mengalami kenaikan dari 30,02%
menjadi 94,29%. Berdasarkan fenomena tersebut, tidak sesuai dengan teori
Sartono (2001:78). Nilai TATO yang semakin besar menandakan bahwa nilai
penjualan perusahaan meningkat serta semakin besar pula harapan untuk
mendapatkan laba yang semakin besar. Dengan demikian dapat dikatakan, jika
TATO naik maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham
juga naik.
Dari Tabel 1.1 terlihat pada Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang
termasuk dalam sektor industri barang konsumsi pada tahun 2010 sampai tahun
2014, ketika FATO mengalami kenaikan dari 3,97% menjadi 4,34%, berbanding
terbalik dengan DPR pada tahun yang sama mengalami penurunan dari 100,02%
menjadi 44,67%. Berdasarkan fenomena tersebut, tidak sesuai dengan teori
Kasmir (2012:185). Dimana kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan
jika terjadi penurunan pada FATO. Jika FATO turun maka besarnya dividen yang
dibagikan kepada para pemegang saham juga bisa turun.
Dari Tabel 1.1 terlihat pada Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
yang termasuk dalam sektor industri barang konsumsi pada tahun 2010 sampai
tahun 2014, ketika Debt Ratio mengalami kenaikan dari 0,29% menjadi 0,40%,
sejalan dengan itu, DPR pada tahun yang sama mengalami kenaikan dari 29,06%
menjadi 49,71%. Berdasarkan fenomena tersebut, tidak sesuai dengan teori
Syahyunan (2004:110). Semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi
risiko yang dihadapi, serta semakin besar tingkat return atau penghasilan bagi
para pemegang saham. Hal ini akan berpengaruh terhadap pembagian dividen bagi
pemegang saham.
Selanjutnya dari Tabel 1.1 terlihat pada Astra Otoparts Tbk (AUTO) yang
termasuk dalam sektor aneka industri pada tahun 2010 sampai tahun 2014, ketika
DER mengalami penurunan dari 0,38% menjadi 0,42%, sejalan dengan itu, DPR
pada tahun yang sama mengalami penurunan dari 60,00% menjadi 53,08%.
Berdasarkan fenomena tersebut, tidak sesuai dengan teori Syahyunan (2004:110).
semakin besar tingkat return atau penghasilan bagi para pemegang saham. Hal ini
akan berpengaruh terhadap pembagian dividen bagi pemegang saham.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Aktivitas dan Leverage Terhadap
Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Periode waktu yang di teliti adalah mulai tahun 2010 sampai 2014.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Total Assets Turnover (TATO),
Fixed Asset Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh dari Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover
(FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividen pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
1.4Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan
Penelitian ini bermanfaat untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
2. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan kontribusi investor
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi sehubungan dengan
tingkat pengembaliannya.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan dan pola pikir tentang pengaruh rasio aktivitas dan
leverage terhadap dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Rasio Aktivitas
Menurut Syahyunan (2013:92), rasio aktivitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan
menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
Jika perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan
menjadi terlalu tinggi, dan akibatnya laba akan menurun. Di sisi lain, jika aktiva
terlalu tinggi, maka penjumlahan yang menguntungkan akan hilang (Brigham dan
Houston,2001:81).
2.1.1.1 Jenis-jenis Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil
keputusan terdiri dari beberapa jenis. Penggunaan rasio yang diinginkan sangat
tergantung dari keinginan manajemen perusahaan. Artinya lengkap tidaknya rasio
aktivitas yang akan digunakan tergantung dari kebutuhan dan tujuan yang ingin
dicapai pihak manajemen perusahaan tersebut (Kasmir,2012:175).
Secara umum apabila rasio aktivitas yang ada digunakan, akan mampu
memperlihatkan efektivitas perusahaan secara maksimal, jika dibandingkan
dengan penggunaan hanya sebagian saja. Rasio aktivitas yang digunakan dalam
1. Total Assets Turnover (TATO)
Total Assets Turnover (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva
dalam menghasilkan penjualan (Syahyunan,2013:94). Sedangkan menurut
Syamsuddin (2007:62), Total Assets Turnover (TATO) adalah rasio yang
digunakan untuk menilai, seberapa jauh kontribusi sejumlah aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan di dalam menghasilkan penjualan. Karena total
aktiva merupakan gabungan dari aktiva lancar dan aktiva tetap, maka rasio
perputaran total aktiva ini sangat dipengaruhi oleh tingkat perputaran setiap
elemen aktiva itu sendiri.
Semakin besar TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva
perusahaan dalam menunjang kegiatan penjualan. Nilai TATO yang semakin
besar menandakan bahwa nilai penjualan perusahaan meningkat serta
semakin besar pula harapan untuk mendapatkan laba yang semakin besar
(Sartono,2001:78). Dengan laba yang tinggi, maka pembagian dividen juga
tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan, jika TATO naik maka besarnya
dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga naik. Sebaliknya,
jika TATO turun maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para
pemegang saham juga akan turun.
Proksi untuk menghitung Total Assets Turnover (Syahyunan,2013:94)
adalah :
Total Assest Turnover =
Asset Total
2. Fixed Asset Turnover (FATO)
Fixed Asset Turnover (FATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap
seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan
(Syahyunan,2013:94). Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001:83),
Fixed Asset Turnover (FATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya dalam
mendapatkan penghasilan.
Menurut Kasmir (2012:185), Kondisi perusahaan sangat tidak
menggembirakan jika terjadi penurunan pada rasio ini. Namun, jika rasio ini
tinggi, maka rasio ini semakin baik. Artinya aktiva tetap menciptakan
penjualan tinggi (Kasmir,2012:185). Dengan tingginya FATO, maka akan
menghasilkan laba yang tinggi pula. Laba yang tinggi seharusnya diikuti
pembagian dividen yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan, jika
FATO naik maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang
saham bisa naik. Sebaliknya, jika FATO turun maka besarnya dividen yang
dibagikan kepada para pemegang saham juga bisa turun.
Proksi untuk menghitung fixed asset turnover (Syahyunan,2013:94)
adalah:
Fixed Asset Turnover =
Assets Fixed Net
Sales
2.1.2 Pengertian Leverage
Rasio Leverage biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini
dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai
kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas
(Syahyunan,2013:92).
Menurut Brigham dan Houston (2001:84), pembiayaan dengan utang,
memiliki tiga implikasi penting: (1) memperoleh dana melalui utang membuat
pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan
investasi yang terbatas, (2) kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor
pemilik, untuk memberikan marjin pengaman, sehingga jika pemegang saham
hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan
sebagian besar ada pada kreditur, (3) jika perusahaan memperoleh pengembalian
yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding
pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar.
Perusahaan yang menggunakan utang, akan meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan kepada pemegang saham, dengan dua alasan: (1)
karena bunga dapat dikurangkan, maka penggunaan utang mengakibatkan tagihan
bunga yang lebih rendah dan menyisakan lebih banyak laba operasi yang tersedia
bagi investor, (2) jika tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva melebihi
suku bunga utang, maka perusahaan pada umumnya dapat menggunakan utang
untuk membeli aktiva, membayar bunga utang, dan kemudian sisanya akan
relatif tinggi memiliki pengembalian yang lebih tinggi dalam situasi
perekonomian normal, tetapi mereka menghadapi risiko kerugian ketika
perekonomian berada dalam masa resesi. Sebaliknya perusahaan dengan rasio
utang yang rendah akan mempunyai risiko yang lebih kecil, tetapi mereka juga
memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengembalian atas ekuitas. Prospek
pengembalian yang tinggi sangat diinginkan oleh investor, tetapi mereka enggan
menghadapi risiko. Oleh karena itu, keputusan penggunaan utang mengharuskan
perusahaan untuk menyeimbangkan pengembalian yang lebih tinggi terhadap
kenaikan risiko (Brigham dan Houston,2001:86). Dengan demikian, semakin
tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi, serta semakin
besar tingkat return atau penghasilan bagi para pemegang saham
(Syahyunan,2004:110). Hal ini akan berpengaruh terhadap pembagian dividen
bagi pemegang saham.
2.1.2.1 Jenis-jenis Rasio Leverage
Rasio ini bertujuan untuk menganalisa pembelajaran yang dilakukan
berupa komposisi hutang dan modal serta kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga dan beban tetap lainnya. Rasio Leverage yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER).
1. Debt Ratio
Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur
Proksi untuk menghitung Debt Ratio (Syahyunan,2013:93) adalah :
Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Syahyunan,2013:93).
Proksi untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) (Syahyunan,2013:93)
adalah:
Debt to Equity Ratio =
Equity
Riyanto (2001:265) menyatakan bahwa dividen merupakan aliran kas yang
dibayarkan kepada para pemegang saham. Menurut Hanafi (2004:361), dividen
merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital
gain. Dividen diberikan atas rekomendasi direksi perusahaan untuk mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
Dividen yang dapat dibayarkan kepada para pemegang saham memiliki
beberapa jenis, tergantung pada posisi dan kemampuan perusahaan bersangkutan.
Berikut ini adalah jenis-jenis dividen menurut Warsono (2003:272) :
1. Dividen Tunai (Cash Dividend)
Dividen tunai merupakan jenis dividen yang umum digunakan oleh banyak
atau terkadang para pemegang saham menginvestasikan kembali dividen
yang diperoleh ke dalam saham biasa perusahaan.
2. Dividen Saham (Stock Dividend)
Dividen saham merupakan dividen yang dibagikan oleh perusahaan dalam
bentuk lembar saham tambahan dan tidak berbentuk uang tunai.
3. Dividen Kekayaan (Property Dividend)
Property Dividend adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk asset fisik, asset tersebut biasanya berupa produk yang
dihasilkan perusahaan.
Dari berbagai jenis dividen diatas, cash dividend merupakan jenis dividen
yang paling umum dan banyak digunakan oleh perusahaan.
Menurut Husnan (2001:316), perusahaan hanya dapat membagikan
dividen semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin
besar, jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak bisa
membagikan dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan
membagikan modal sendiri.
2.1.3.1Dividend Payout Ratio (DPR)
Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan proksi untuk menghitung dividen. Menurut Syahyunan (2004:86) Dividend Payout Ratio (DPR)
menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen. Semakin tingginya dividend payout ratio (DPR) yang ditetapkan
didalam perusahaan yang akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto,
2001:265).
Adapun proksi untuk menghitung dividend payout ratio (DPR)
(Syahyunan,2004:86) ini adalah :
Dividend Payout Ratio =
share per Earning
share per Dividend
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen
Menurut Sudana (2011:170), ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan manajemen dalam menentukan dividend payout, antara lain:
1. Likuiditas
Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai atau dividen saham.
Perusahaan hanya mampu membayar dividen tunai jika tingkat likuiditas
yang dimiliki perusahaan mencukupi. Semakin tinggi tingkat likuiditas
perusahaan, semakin besar dividen tunai yang mampu dibayar perusahaan
kepada pemegang saham, dan sebaliknya.
2. Kemampuan perusahaan untuk meminjam
Salah satu sumber dana perusahaan adalah berasal dari pinjaman.
Perusahaan dimungkinkan untuk membayar dividen yang besar, karena
perusahaan masih memiliki peluang atau kemampuan untuk memperoleh
dana dari pinjaman guna memenuhi kebutuhan dan yang diperlukan
perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena leverage keuangan perusahaan
masih rendah, dan perusahaan masih dipercaya oleh para kreditur. Dengan
demikian, semakin besar kemampuan perusahaan untuk meminjam semakin
3. Pengendalian perusahaan.
Jika perusahaan membayar dividen yang besar, kemungkinan perusahaan
memperoleh dana dengan menjual saham baru untuk membiayai peluang
investasi yang dinilai menguntungkan. Dalam kondisi demikian kendali
pemegang saham lama atas perusahaan kemungkinan akan berkurang. Jika
pemegang saham lama tidak berjanji untuk membeli tambahan saham baru
yang diterbitkan perusahaan. Pemegang saham mungkin lebih suka
membayar dividen yang rendah dan membiayai kebutuhan dan untuk
investasi dengan laba ditahan, sehingga tidak menurunkan kendali
pemegang saham atas perusahaan.
2.1.3.3 Teori-teori Dividen
Terdapat teori dividen menurut Brigham dan Houston (2001:66) antara
lain :
1. Ketidakrelevenan Dividen
Kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga sahamnya
atau nilai perusahaan tersebut di mata investor. Nilai perusahaan dikatakan
hanya dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan tersebut untuk
menghasilkan pendapatan dan risiko bisnisnya, tidak ada kaitannya dengan
bagian dari pendapatan tersebut yang dibagi pada pemegang saham
(dividen) maupun yang ditahan untuk pertumbuhan perusahaan.
2. Teori Bird In The Hand
Teori ini dikemukakan oleh Myron J. Gordon dan John Lintner. Gordon dan
investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gain)
yang diperoleh dari hasil laba yang ditahan dibandingkan apabila mereka
menerima keuntungan dalam bentuk pembagian dividen. Para investor lebih
menghargai pendapatan yang diperoleh dari pembagian dividen karena
memiliki risiko yang lebih kecil.
3. Teori Perbedaan Pajak
Para investor lebih menyukai untuk menerima pembagian dividen yang
rendah dibandingkan dividen dividen yang tinggi. Teori ini berdasarkan
adanya perbedaan pajak antara dividend an capital gain, oleh karena itu para
pemegang saham atau investor lebih menyukai capital gain dari pada
dividen, karena capital gain dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena
itu para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar
laba perusahaan.
2.1.3.4 Bentuk-bentuk Kebijakan Dividen
Menurut Sudana (2011:171), beberapa bentuk kebijakan dividen antara
lain :
1. Kebijakan Dividen Stabil
Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke waktu
kemungkinan dinilai lebih baik daripada perusahaan yang membayar dividen
secara berfluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang membayar dividen
secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut juga
stabil dan sebaliknya, perusahaan dengan dividen tidak stabil mencerminkan
2. Kebijakan Dividen Meningkat/Flexible
Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan dividen kepada
pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan
pertumbuhan yang stabil.
3. Kebijakan Dividen dengan Rasio yang Konstan
Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba
yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin
besar dividen yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya. Dasar yang
digunakan sering disebut Dividend Payout Ratio (DPR).
4. Kebijakan Pemberian Dividen Reguler yang Rendah ditambah Ekstra
Kebijakan pemberian dividen dengan cara ini, perusahaan menentukan
jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian
ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah
tertentu.
2.2Penelitian Terdahulu
1. Sugiarto (2015) melakukan penelitian dengan judul Cash Ratio, Return on
Assets, Debt to Equity Ratio and Dividend Payout Ratio of 25 Companies Listed in BEI Period 2005-2014 Test Data Using Pane. Variabel dependen yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio, sedangkan variabel
independen terdiri dari Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets.
Hasil dari penelitian tersebut adalah Ada hubungan positif antara rasio kas,
pengembalian aset, rasio hutang terhadap ekuitas dan rasio pembayaran
positif antara rasio kas, pengembalian aset, rasio hutang terhadap ekuitas
dan rasio pembayaran dividen dengan menggunakan model data panel uji
MET.
2. Bakara (2014) melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang
mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Industri Perbankan di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2012. Variabel dependen yang digunakan
adalah Dividend Payout Ratio, sedangkan variabel independen terdiri dari
Leverage, Free Cash Flow, Firm Size, Profitability, Growth. Hasil dari penelitian tersebut adalah Leverage (DER) dan Profitability (ROA) secara
parsial berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Dan
variabel Firm Size dan Growth secara parsial memiliki pengaruh yang
negative signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
3. Mardiyati dan Nusrati (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Free Cash Flow, Return On Assets, Total Assets Turnover dan Sales Growth Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012).
Variabel dependen yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio,
sedangkan variabel independen yang digunakan terdri dari Free Cash Flow,
Return On Assets, Total Assets Turnover, dan Sales Growth. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Free Cash Flow memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio dengan arah hubungan negatif.
terhadap Dividend Payout Ratio. Sales Growth negatif namun tidak signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio.
4. Nurraiman (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas, Leverage terhadap Dividend Payout Ratio Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel
dependen yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio, sedangkan
variabel dependen terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Return on Assets
(ROA), Current Ratio (CR), Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity
Ratio (DER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. ROA berpengaruh positif signifikan
terhadap DPR. Current Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap DPR.
Debt to Assets Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.
5. Siswantini (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Analisis
Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada
Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Variabel dependen yang digunakan adalah Dividend Payout
Ratio, sedangkan variabel independen terdiri dari Return on Investment, Debt to Total Asset, Earning Per Share, dan Total Assets Turnover. Hasil penelitian menunjukan bahwa Return on Investment berpengaruh positif
terhadap Dividend Payout Ratio. Debt to Total Asset berpengaruh negatif
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Earning Per Share mempunyai
Assets Turnover tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
6. Marietta dan Sampurno (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisi
Pengaruh Cash Ratio, Return on Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity
Ratio terhadap Dividend Payout Ratio (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011). Variabel
dependen yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio, sedangkan
variabel independen terdiri dari Cash Ratio, Return On Assets, Growth,
Firm Size, Debt to Equity Ratio. Hasil dari penelitian ini adalah variabel Return On Assets, Firm Size, Debt to Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel Cash Ratio memiliki hasil
positif tidak signifikan dan variabel Growth berpengaruh negatif dan tidak
signifikan.
7. Marlina dan Danica (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis
Pengaruh Cash Positioning, Debt to Equity Ratio dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio. Variabel dependen yang digunakan adalah
kebijakan dividen (DPR), sedangkan variabel independen terdiri dari Cash
Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Asset. Hasil penelitian tersebut adalah Cash Position berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan
dividen. Return on Asset berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan
dividen. Debt to Equity Ratio berpengaruh tidak signifikan erhadap
8. Andriyani (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh
Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Investment Opportunity Set (IOS), dan Profitability terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada perusahaan Automotive di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2004-2006). Variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan
dividen, sedangkan variabel independen terdiri dari Cash Ratio, DER,
Kepemilikan saham manajemen, IOS, ROA. Hasil penelitian tersebut adalah
secara parsial variabel Cash ratio berpengaruh signifikan terhadap variabel
DPR. Secara parsial variabel DER berpengaruh signifikan negatif terhadap
variabel DPR. Secara parsial variabel Insider Ownership tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel DPR. Secara parsial variabel IOS berpengaruh
signifikan positif terhadap variabel DPR. Secara parsial variabel ROA
Secara ringkas, hasil penelitian dari peneliti-peniliti terdahulu dapat
disajikan dalam Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Alat
Analisis positif antara rasio kas, pengembalian aset, rasio hutang terhadap ekuitas dan rasio pembayaran positif antara rasio kas, pengembalian aset, rasio hutang terhadap ekuitas dan rasio pembayaran
dividen dengan
menggunakan model data panel uji MET.
No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Alat
2. Return on Assets
berpengaruh
No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Alat
No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Alat
2.3Kerangka Konseptual
Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu
perusahaan yang didistribusikan kepada para pemegang sahamnya.. Brigham dan
Houston (2001:66) menyatakan bahwa kebijakan dividen dikatakan sudah optimal
apabila kebijakan yang diambil oleh perusahaan dapat menciptakan keseimbangan
di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang yang akan
memaksimalkan harga saham perusahaan. Akan tetapi hal yang juga sangat
penting dalam kebijakan dividen adalah terdapat masalah-masalah lainnya yang
berkaitan dan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan antara lain rasio
aktivitas yang terdiri dari Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover
(FATO) dan Leverage yang terdiri dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio
(DER).
Indikator rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Total
Assets Turnover (TATO) dan Fixed Asset Turnover (FATO). Total Assets Turnover (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan
penjualan (Syahyunan,2013:94). Sedangkan menurut Syamsuddin (2007:62),
Total Assets Turnover (TATO) adalah rasio yang digunakan untuk menilai, seberapa jauh kontribusi sejumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan di dalam
menghasilkan penjualan.
Semakin besar TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva
perusahaan dalam menunjang kegiatan penjualan. Nilai TATO yang semakin
besar pula harapan untuk mendapatkan laba yang semakin besar
(Sartono,2001:78). Dengan laba yang tinggi, maka pembagian dividen juga tinggi.
Dengan demikian dapat dikatakan, jika TATO naik maka besarnya dividen yang
dibagikan kepada para pemegang saham juga naik. Sebaliknya, jika TATO turun
maka besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga akan
turun.
Sedangkan Fixed Asset Turnover (FATO) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada
aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan
(Syahyunan,2013:94). Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001:83),
fixed asset turnover (FATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya dalam mendapatkan
penghasilan. Menurut Kasmir (2012:185), kondisi perusahaan sangat tidak
menggembirakan jika terjadi penurunan pada rasio ini. Namun, jika rasio ini
tinggi, maka rasio ini semakin baik. Artinya aktiva tetap menciptakan penjualan
tinggi. Dengan tingginya FATO, maka akan menghasilkan laba yang tinggi pula.
Laba yang tinggi seharusnya diikuti pembagian dividen yang tinggi. Dengan
demikian dapat dikatakan, jika FATO naik maka besarnya dividen yang dibagikan
kepada para pemegang saham bisa naik. Sebaliknya, jika FATO turun maka
besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga bisa turun.
Rasio Leverage biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini
kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas
(Syahyunan,2013:92).
Perusahaan yang menggunakan utang, akan meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan kepada pemegang saham, dengan dua alasan: (1)
karena bunga dapat dikurangkan, maka penggunaan utang mengakibatkan tagihan
bunga yang lebih rendah dan menyisakan lebih banyak laba operasi yang tersedia
bagi investor, (2) jika tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva melebihi
suku bunga utang, maka perusahaan pada umumnya dapat menggunakan utang
untuk membeli aktiva, membayar bunga utang, dan kemudian sisanya akan
menjadi bonus bagi pemegang saham. Jadi, perusahaan dengan rasio utang yang
relatif tinggi memiliki pengembalian yang lebih tinggi dalam situasi
perekonomian normal, tetapi mereka menghadapi risiko kerugian ketika
perekonomian berada dalam masa resesi. Sebaliknya perusahaan dengan rasio
utang yang rendah akan mempunyai risiko yang lebih kecil, tetapi mereka juga
memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengembalian atas ekuitas. Prospek
pengembalian yang tinggi sangat diinginkan oleh investor, tetapi mereka enggan
menghadapi risiko. Oleh karena itu, keputusan penggunaan utang mengharuskan
perusahaan untuk menyeimbangkan pengembalian yang lebih tinggi terhadap
kenaikan risiko (Brigham dan Houston,2001:86). Dengan demikian, semakin
tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi, serta semakin
besar tingkat return atau penghasilan bagi para pemegang saham
(Syahyunan,2004:110). Hal ini akan berpengaruh terhadap pembagian dividen
Indikator Leverage yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Debt Ratio
dan Debt to Equity Ratio (DER). Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang
berasal dari kreditur (Syahyunan,2013:93). Sedangkan Debt to Equity Ratio
(DER) adalah perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya (Syahyunan,2013:93).
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian
terdahulu, maka dapat dibuat kerangka konseptual yang akan menjadi landasan
dan arahan dalam melakukan pengumpulan data serta analisisnya sebagai berikut:
Gambar 2.1 Ker angka Konseptual Sumber : Syahyunan (2013).
Dividend Payout Ratio (Y)
Total Assets Turnover (TATO)
(X1)
Debt Ratio (X3)
Debt to Equity Ratio (DER)
(X4)
Fixed Asset Turnover (FATO)
2.4Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah : Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset
Turnover (FATO), Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong kedalam penelitian
Assosiatif kausal, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis pada judul
penelitian “Pengaruh Rasio Aktivitas dan Leverage terhadap Dividen Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan September 2015 sampai dengan
bulan November 2015.
3.3 Batasan Operasional Variabel
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua bagian, yaitu :
a. Variabel Dependen
yaitu Dividend Payout Ratio (DPR) (Y)
b. Variabel Independen
terdiri dari : Total Assets Turnover (TATO) (X1), Fixed Asset Turnover
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang terdapat di IDX
Fact Book tahun 2010 sampai tahun 2014. 3.4Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Variabel Dependen (Variabel Y) 3.4.1.1. Dividend Payout Ratio (DPR) (Y)
Menurut Syahyunan (2004:86) Dividend Payout Ratio (DPR)
menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data tahun 2010
sampai 2014, yang diambil dari data yang dipublikasikan melalui website
(Syahyunan,2004:86) ini adalah :
Dividend Payout Ratio =
share per Earning
share per Dividend
3.4.2 Vriabel Independen (Variabel X) 3.4.2.1. Total Assets Turnover (TATO) (X1)
Total Assets Turnover (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam
menghasilkan penjualan (Syahyunan,2013:94). Dalam penelitian ini data yang
digunakan adalah data tahun 2010 sampai 2014, yang diambil dari data yang
dipublikasikan melalui website
Total Assets Turnover (FATO) (Syahyunan,2013:94) adalah
Total Assest Turnover =
Asset Total
Sales
Fixed Asset Turnover (FATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap seperti
pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan. (Syahyunan,2013:94).
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data tahun 2010 sampai 2014,
yang diambil dari data yang dipublikasikan melalui website
Adapun proksi untuk menghitung Fixed Asset Turnover (FATO) (Syahyunan,2013:94) adalah:
Debt Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur
(Syahyunan,2013:93). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data tahun
2010 sampai 2014, yang diambil dari data yang dipublikasikan melalui website
Adapun proksi untuk menghitung Debt Ratio
(Syahyunan,2013:93) adalah :
Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan
untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Syahyunan,2013:93). Dalam penelitian
data yang dipublikasikan melalui website
menghitung Debt to Equity Ratio (DER) (Syahyunan,2013:93) adalah:
Debt to Equity Ratio =
Equity
Sumber : Syahyunan (2013).
3.5 Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mmepelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2012:80). Populasi Nama Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala
Total Assets tertanam pada aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan,
dalam menghasilkan oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur.
dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2010 sampai 2014, yaitu sebanyak 132 perusahaan.
2. Sampel
Sampel penelitian ini diperoleh dengan metode Purposive Sampling.
Metode Purposive Sampling, dimana peneliti memilih sampel berdasarkan
penilaian terhadap beberapa karakteristik. Adapun kriteria-kriteria untuk memilih
sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010
sampai dengan tahun 2014.
2. Perusahaan Manufaktur yang memiliki laporan keuangan secara lengkap
sesuai dengan informasi yang diperlukan dan telah mempublikasikan laporan
keuangan yang berakhir 31 Desember 2010 sampai 31 Desember 2014.
3. Perusahaan Manufaktur yang membayar dividen secara berturut-turut dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Tabel 3.2
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel
No Karakteristik Perusahaan Jumlah
1 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
132
2 Perusahaan Manufaktur yang tidak memiliki laporan keuangan secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan dan tidak mempublikasikan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2010 sampai 31 Desember 2014.
(0)
3 Perusahaan Manufaktur yang tidak membayar
dividen secara berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
(114)
Jumlah sampel 18
Berdasarkan karakteristik penarikan kriteria sampel (n) selama periode
penelitian sebanyak 18 sampel. Peneliti menetapkan pengambilan data mulai
tahun 2010 sampai tahun 2014. Penelitian sebanyak 18 Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia yang diambil dari beberapa sektor, yaitu sektor industri
dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor barang konsumsi.
Terdapat 18 Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang
menjadi sampel penelitian yaitu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel
No. Nama Perusahaan Kode
1 Astra Internasional Tbk ASII
2 Astra Otoparts Tbk AUTO
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
4 Ekadharma International Tbk EKAD
5 Gudang Garam Tbk GGRM
6 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP
7 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP
8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
meliputi data rata-rata Total Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover
(DPR) yang didapat dari publikasi Bursa Efek Indonesia melalui situs
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai literatur pustaka berupa literatur, jurnal,
penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk medapat
gambaran masalah yang akan diteliti serta melalui data sekunder berupa
laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dan analisis statistik.
3.8.1 Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang
dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif
sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
3.8.2 Analisis statistik
Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel independen (Total
Assets Turnover (TATO), Fixed Asset Turnover (FATO), Debt Ratio, Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda (Multiple Regression
Analysis Model) dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square) dengan model dasar sebagai berikut:
Keterangan :
Y = Dividend Payout Ratio (DPR)
a = Konstanta
b1b2b3b4 = Koefisien regresi berganda
X1 = Total Assets Turnover (TATO)
X2 = Fixed Asset Turnover (FATO)
X3 = Debt Ratio
X4 = Debt to Equity Ratio (DER)
t = standard error
3.8.3 Pengujian Asumsi Klasik
Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda
sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke
kanan. Untuk melihat normalitas data ini digunakan pendekatan histogram, yaitu
kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif (jika kurva juling
ke kanan) dan atau bertanda negatif (jika kurva juling ke kiri) dan menggunakan
pendekatan, yaitu pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang
Uji kenormalan data juga dapat dilakukan beberapa pendekatan, antara
lain:
a. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov
Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis
diagonal berdistribusi normal. Hipotesisnya sebagai berikut:
H0 = data residual berdistribusi normal
Ha = data rasidual tidak berdistribusi normal
Dengan menggunakan tingkat signifikan (�) 5%. Jika nilai Asymp.Sig (2 tailed) > taraf nyata (α), maka H0 diterima artinya data residual berdistribusi
normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2 tailed) < taraf nyata (α), maka Ha
diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal.
b. Pendekatan Histogram
Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal. Kurva
normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu diantaranya adalah
mean, modus, dan median pada tempat yang sama. Ukuran kemiringan puncak
kurva ke kiri atau ke kanan dikenal dengan nama “kemiringan kurva” atau
“kemencengan kurva” (skewness). Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat
bertanda positif (arah kanan) dan bertanda negatif (arah kiri).
c. Pendekatan Grafik
Membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai-nilai
yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot dari keduanya berbentuk linier
(didekati garis lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar