• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Audit Sistem Informasi Ditinjau dari Perspektif Keuangan Menggunakan Standar Cobit 4.1 Pada Direktorat Keuangan Pelabuhan Indonesia III.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Audit Sistem Informasi Ditinjau dari Perspektif Keuangan Menggunakan Standar Cobit 4.1 Pada Direktorat Keuangan Pelabuhan Indonesia III."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT KEUANGAN PELABUHAN INDONESIA III

TUGAS AKHIR

Nama

: Dian Arisanti

NIM

: 09.41010.0233

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan

: Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

ix

KATA PENGANTAR ...

vii

DAFTAR ISI ...

ix

DAFTAR TABEL ...

xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...

xv

BAB I PENDAHULUAN ...

1

1.1 Latar Belakang ...

1

1.2 Perumusan Masalah ...

4

1.3 Batasan Masalah ...

4

1.4 Tujuan ...

5

1.5 Sistematika Penulisan ...

5

BAB II LANDASAN TEORI ...

8

2.1 Sistem Informasi ...

8

2.2 Audit Sistem Informasi ...

9

2.3 Tujuan Bisnis ...

9

2.4 Balanced Scorecard ...

11

2.5 Control Objectives for Information and Related Technologies 4.1

14

2.6 Keselarasan Tujuan Pengukuran Tujuan Bisnis dan Tujuan

Teknologi Informasi ...

20

2.7 Maturity Level ...

24

2.8 Jaring Laba-laba ...

28

2.9 Control Objectives ...

28

(3)

x

3.2 Cara Pengambilan Data ...

34

3.3 Teknik Pelaksanaan Audit Sistem Informasi ...

35

3.3.1 Penentuan Ruang Lingkup Audit Sistem Informasi ...

35

3.3.2 Pengumpulan Bukti ...

36

3.3.3 Pelaksanaan Uji Kepatutan ...

43

3.3.4 Perhitungan Nilai Maturity Level ...

43

3.3.5 Penyusunan Temuan ...

46

3.3.6 Penyusunan Rekomendasi ...

46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...

48

4.1 Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi ...

48

4.2 Penyusunan Temuan dan Rekomendasi ...

77

BAB V PENUTUP ...

89

5.1 Kesimpulan ...

92

5.2 Saran ...

93

DAFTAR PUSTAKA ...

94

LAMPIRAN 1 RACI Chart ...

96

LAMPIRAN 2 Daftar Pertanyaan Pendukung Audit Sistem Informasi

pada Direktorat Keuangan PT. Pelindo III ...

99

(4)

1

1.1

Latar Belakang

Sistem Informasi merupakan kumpulan elemen-elemen/sumberdaya dan

jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu

hubungan hirarkis tertentu (Gondodiyoto, 2007: 106-109). Audit adalah proses

pengumpulan dan penilaian bahan bukti tentang informasi untuk menentukan dan

melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan

dan dilakukan oleh orang berkompeten dan independent (Gondodiyoto, 2007:

442-447). Aktivitas audit dilakukan untuk memastikan pengelolaan sistem

informasi sehingga terarah dalam kerangka perbaikan berkelanjutan (Sarno, 2009:

173-174).

(5)

Fungsi keuangan yang telah dilakukan oleh Direktorat Keuangan PT.

Pelindo III yaitu berupa perencanaan pengembangan Teknologi Informasi (TI)

yang terintegrasi dengan cara memasukkan layanan dan sistem informasi

keuangan sehingga mampu mengorganisir informasi yang diciptakan secara lokal

dan akses informasi yang tersebar secara global. Kondisi saat ini, TI yang telah

diimplementasikan pada Direktorat Keuangan belum pernah terukur dan diaudit.

Oleh karena itu diperlukan standar pengukuran dan audit sistem informasi yang

dapat mengukur keselarasan antara proses bisnis, aplikasi, dan strategi bisnis

perusahaan. Mengingat bahwa audit diperlukan sebuah standar, maka standar

tepat adalah menggunakan COBIT 4.1 dengan mengacu pada Balanced Scorecard.

Standar COBIT dipilih karena dapat memberikan gambaran paling detail

mengenai strategi dan kontrol dalam pengaturan proses TI yang mendukung

strategi bisnis, dimana kerangka kerjanya terdiri dari 4

domain (Sarno, 2009).

Selain itu, dalam COBIT terdapat perhitungan

maturity level yang

merepresentasikan tingkat kematangan suatu perusahaan.

(6)

survei

Information Technology Governance Institute (ITGI). Oleh karena itu

dipilih perspektif keuangan untuk melakukan audit sistem informasi.

Direktorat Keuangan PT. Pelindo III dalam menggunakan aplikasi sistem

informasi dalam kegiatan operasionalnya, tetapi masih terdapat kekeliruan dalam

implementasinya dan belum ada pemecahan untuk menangani permasalahan

tersebut, sehingga perlu dilakukan audit sistem informasi. Tidak adanya

pengukuran keselarasan pada Direktorat Keuangan berakibat antara lain, sering

terjadi kesalahan pemrosesan data, perubahan proses bisnis yang tidak sesuai

standar, tingkat human error yang tinggi dan pemrosesan data memerlukan waktu

yang lama, sehingga belum bisa diukur telah sesuai ketentuan atau tidak. Standar

pengukuran yang sesuai kebutuhan Direktorat Keuangan adalah

Balanced

Scorecard yang ditinjau dari perspektif keuangan. Hal ini sesuai dengan tujuan

keuangan perusahaan yang menjadi fokus bagi tujuan-tujuan strategis perusahaan.

Selain itu, menurut Kaplan dan Norton (1996), keempat perspektif dalam

Balanced Scorecard saling berkaitan satu sama lain. Pendapat tersebut sama

halnya dengan manajemen Direktorat Keuangan agar aplikasi TI berkaitan dengan

pencapaian visi, misi maupun tujuan strategis sistem informasi. Salah satu tujuan

strategi sistem informasi adalah mendukung TI sehingga menentukan kinerja

keuangan yang berpengaruh pada penerimaan negara.

(7)

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, didapatkan perumusan

permasalahan sebagai berikut :

1.

Bagaimana membuat perencanaan dan melaksanakan audit sistem informasi

pada Direktorat Keuangan PT. Pelindo III berdasarkan pada perspektif

keuangan menggunakan standar COBIT 4.1.

2.

Bagaimana melaksanakan audit sistem informasi berdasarkan analisis

proses-proses TI terhadap tingkat keselarasan tujuan TI dan tujuan bisnis

sesuai dengan melakukan wawancara, pembagian kuesioner, analisis tingkat

kebutuhan pengelolaan TI dan identifikasi terhadap risiko-risiko,

perhitungan

maturity level yang digambarkan dengan jaring laba-laba,

dokumentasi temuan audit sistem informasi.

3.

Bagaimana menganalisis temuan hasil audit sistem informasi berupa

rekomendasi pada Direktorat Keuangan PT. Pelindo III.

1.3

Batasan Masalah

Agar lebih fokus dalam pembahasan maka penelitian ini akan dibatasi

pada beberapa hal sebagai berikut :

1.

Audit sistem informasi ini dibatasi oleh kegiatan sistem informasi keuangan

pada Direktorat Keuangan Kantor Pusat PT. Pelindo III, dan tidak

membahas tentang sistem informasi yang berkaitan dengan cabang

perusahaan.

(8)

3.

Tugas akhir ini hanya menggunakan standar COBIT 4.1 tanpa melakukan

perbandingan dengan standar audit sistem informasi lainnya

1.4

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah :

1.

Membuat perencanaan dan melaksanakan audit sistem informasi pada

Direktorat Keuangan PT. Pelindo III berdasarkan pada perspektif keuangan

menggunakan standar COBIT 4.1

2.

Melaksanakan audit sistem informasi berdasarkan analisis proses-proses TI

terhadap tingkat keselarasan tujuan TI dan tujuan bisnis sesuai dengan hasil

wawancara, kuesioner yang dibuat, analisis tingkat kebutuhan pengelolaan

TI dan identifikasi terhadap risiko-risiko, penilaian hasil perhitungan

maturity level yang digambarkan dengana jaring laba-laba dan dokumentasi

temuan audit sistem informasi serta menyusun laporan hasil audit sistem

informasi sebagai masukan Direktorat Keuangan.

3.

Menganalisis temuan hasil audit sistem informasi untuk menghasilkan

rekomendasi proses-proses sistem informasi pada Direktorat Keuangan PT.

Pelindo III.

1.5

Sistematika Penulisan

(9)

BAB I

: PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas tentang latar belakang, penjelasan

permasalahan, perumusan masalah, batasan masalah, dan tujuan

dari pembuatan tugas akhir serta sistematika penulisan buku ini.

BAB II

: LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas mengenai penjelasan tentang Sistem

Informasi, Audit Sistem Informasi, Tujuan Bisnis,

Balanced

Scorecard,

Control Objectives for Information and Related

Technologies 4.1, Keselarasan Tujuan Pengukuran Bisnis dan

Tujuan Teknologi Informasi,

Maturity Level,

Jaring Laba-laba,

Control Objectives, Penyusunan Hasil Audit dan Rekomendasi.

BAB III

: METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi uraian mengenai gambaran perusahaan,

menentukan tujuan utama dari audit sistem informasi, ruang

lingkup, dan metode yang akan digunakan.

BAB IV

: HASIL DAN PEMBAHASAN

(10)

BAB V

: PENUTUP

(11)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Sistem Informasi

Sistem informasi adalah kumpulan sumber daya dan jaringan prosedur

yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis

tertentu dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi (Gondodiyoto,

2007: 112-115). Sedangkan menurut Indrajit (2000: 29-30), sistem informasi

merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahaan atau

organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi

yang mendukung dalam organisasi atau perusahaan. Sistem informasi dapat

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial, dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan

yang diperlukan (Davis, G.B dalam Jogiyanto, 1989: 11).

Maniah dan Surendro (2005: 1) juga menyatakan bahwa sistem informasi

merupakan aset bagi suatu perusahaan yang bila diterapkan dengan baik akan

memberikan

kelebihan

untuk

berkompetensi

sekaligus

meningkatkan

kemungkinan bagi kesuksesan suatu usaha. Dalam mengimplementasikan sistem

informasi tersebut harus adanya suatu tolok ukur untuk mencegah terjadinya

hal-hal di luar rencana organisasi, dan pengoperasian sistem informasi yang dilakukan

secara efektif dan efisien.

Menurut Kristanto (2003: 15-16) berdasarkan definisi sistem informasi

tersebut, peranan sistem informasi dalam bisnis, antara lain:

(12)

1.

Mendukung operasi bisnis

2.

Mendukung dalam pengambilan keputusan manajerial

3.

Meraih keuntungan strategik

2.2 Audit Sistem Informasi

Menurut Gondodiyoto (2007: 442-447), audit sistem informasi adalah

pemeriksaan terhadap aspek-aspek Teknologi Informasi (TI) pada sistem

informasi. Audit dilakukan sesuai dengan ketentuan standar profesional bahwa

auditor

harus memahami sistem dan

internal controls

serta melakukan tes

substantive

.

Audit Sistem Informasi digunakan untuk menilai proses penyampaian dan dukungan dalam pelayanan informasi (Djatmiko dalam Mukaromah, 2007: 4).

Selanjutnya Gondodiyoto (2007: 56-60) juga menyatakan bahwa audit sistem

informasi dilakukan untuk memeriksa tingkat kematangan atau kesiapan suatu

organisasi dalam melakukan pengelolaan TI, tingkat kepedulian (

awareness

)

seluruh

stakeholder

(semua pihak terkait) tentang posisi sekarang dan arah yang

diinginkan dimasa depan bidang TI pada suatu organisasi atau perusahaan.

2.3

Tujuan Bisnis

(13)

kejadian-kejadian yang tidak diinginkan akan dapat dicegah, dideteksi atau

dikoreksi (Sarno, 2009: 2).

Menurut Indrajit (2000: 31) menyatakan bahwa strategi bisnis merupakan

dokumen yang harus dijadikan landasan berpijak utama dalam pembuatan TI

Strategy

karena dalam dokumen tersebut disebutkan visi dan misi perusahaan

beserta target kinerja masing-masing fungsi pada struktur organisasi. Di dalam

dokumen ini pula ditegaskan peranan TI yang sesuai dengan strategi perusahaan

dan perlu diingat bahwa untuk setiap perusahaan sejenis, posisi TI dapat berbeda,

sehingga filosofi yang digunakan dalam pengembangan TI

Strategy

harus sesuai

dengannya. Tujuan bisnis berdasarkan standar COBIT (ITGI, 2007), yaitu:

1.

Penyediaan pengembalian investasi yang baik dari bisnis yang dibangkitkan

sistem informasi

2.

Pengelolaan risiko bisnis yang terkait dengan sistem informasi

3.

Peningkatan transparansi dan tata kelola perusahaan

4.

Peningkatan layanan dan orientasi terhadap pelanggan

5.

Penawaran produk dan jasa yang kompetitif

6.

Penentuan ketersediaan dan kelancaran layanan

7.

Penciptaan ketangkasan untuk menjawab permintaan bisnis yang berubah

8.

Pencapaian optimasi biaya dari penyampaian layanan

9.

Perolehan informasi yang bermanfaat dan handal untuk membuat keputusan

strategis

10.

Peningkatan dan pemeliharaan fungsionalitas proses bisnis

11.

Penurunan biaya proses

(14)

13.

Penyediaan kepatutan terhadap kebijakan internal

14.

Pengelolaan perubahan bisnis

15.

Peningkatan dan pengelolaan produktivitas operasional dan staf

16.

Pengelolaan inovasi produk dan bisnis

17.

Perolehan dan pemeliharaan karyawan yang cakap dan termotivasi

2.4

Balanced Scorecard

Balanced Scorecard

merupakan suatu konsep manajemen yang membantu

menerjemahkan strategi ke dalam tindakan sehingga dapat diukur untuk

melaksanakan proses-proses manajemen kritis (Kaplan dan Norton dalam

Gaspersz, 2005: 9). Perspektif

Balanced Scorecard

dalam suatu aktivitas

perusahaan dapat dievaluasi oleh manajemen sebagai berikut: perspektif finansial

(keuangan), perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan (Tanuwijaya dan Sarno, 2010: 81). Pemetaan

tujuan bisnis dari empat perspektif

Balanced Scorecard

berdasarkan standar

Control Objectives for Information and Related Technologie

(COBIT) (ITGI,

2007), dijelaskan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pemetaan Tujuan Bisnis dari Empat Perspektif

Balanced Scorecard

Berdasarkan Standar COBIT

Perspektif Kinerja

No.

Tujuan Bisnis

Perspektif Keuangan 1.

Penyediaan pengembalian investasi yang baik dari

bisnis yang dibangkitkan sistem informasi.

2.

Pengeolaan risiko bisnis yang terkait dengan sistem

informasi

3.

Peningkatan transparansi dan tata kelola perusahaan

Perspektif

Pelanggan

4.

Peningkatan layanan dan orientasi terhadap

pelanggan

(15)

Perspektif Kinerja

No.

Tujuan Bisnis

6.

Penentuan ketersediaan dan kelancaran layanan

7.

Penciptaan ketangkasan untuk menjaawab

permintaan bisnis yang berubah

8.

Pencapaian optimasi biaya dari penyampaian

layanan

9.

Perolehan informasi yang bermanfaat dan handal

untuk membuat keputusan strategis

10. Peningkatan dan pemeliharaan fungsionalitas

proses bisnis

Perspektif Proses

Bisnis Internal

11. Penuruan biaya proses

12. Penyediaan kepatutan terhadap hokum eksternal,

regulasi dan kontrak

13. Penyediaan kepatutan terhadap kebijakan internal

14. Pengelolaan perubahan bisnis

15. Peningkatan dan pengelolaan produktivitas

operasional dan staf

Perspektif

Pembelajaran dan

Pertumbuhan

16. Pengelolaan inovasi produk dan bisnis

17. Perolehan dan pemeliharaan karyawan yang cakap

dan termotivasi

Sumber:

Information Technology Governance Institute

, 2007

Kerangka keseluruhan manajemen suatu perusahaan perlu diketahui posisi

bisnis dari bisnis yang direpresentasikan kinerjanya oleh

Balanced Scorecard

dengan kerangka COBIT. Hubungan keterkaitan tersebut secara garis besar yaitu:

a.

Balanced Scorecard

sebagai alat ukur kinerja bisnisnya

b.

COBIT sebagai alat ukur proses bisnis perusahaan, sesuai dengan pemetaan

keselarasan antara proses TI dan tujuan bisnis dalam perspektif

Balanced

Scorecard.

(16)

Dengan perspektif keuangan, perusahaan dapat memastikan bahwa dalam

pencapaian hasil dan melakukan prosesnya dengan cara yang efisien. (Niven,

2007: 96-98). Pemahaman mengenai perspektif keuangan dalam manajemen

Balanced Scorecard

adalah sangat penting karena keberlangsungan suatu unit

bisnis sangat tergantung pada posisi dan kekuatan finansial (Gaspersz, 2005:

38-40). Perspektif keuangan

Balanced Scorecard

mempunyai tujuan agar

keuangan terus mencapai posisi yang tinggi berdasarkan analisis hasil dengan cara

memberikan bukti, sehingga ukuran keuangan menjadi standar defakto dari

pengukuran kesuksesan bisnis perusahaan (Niven, 2007: 3).

Menurut Sarno (2009: 1-4) penting bagi pengaudit TI untuk mengetahui

bagaimana proses TI dikelola sebelum melaksanakan kegiatan audit itu sendiri.

Pengelolaan proses TI tidak hanya mencakup bagaimana agar proses yang

berjalan efisien dan standar, namun juga mampu memenuhi harapan bisnis akan

penyediaan informasi yang dibutuhkan melalui keberadaan TI.

(17)

2.5

Control Objectives for Information and Related Technologies 4.1

Information

System

Audit

and

Control

Association

(ISACA)

memperkenalkan sebuah kerangka untuk mengelola IT

Governance

di sebuah

perusahaan yang dikenal dengan nama COBIT (Indrajit, 2004). Menurut

Tanuwijaya dan Sarno (2010: 81), menyatakan bahwa COBIT digunakan untuk

mengukur tingkat kematangan suatu proses TI dan mengukur keselarasan antara

bisnis dan tujuan TI.

COBIT dapat menyediakan seperangkat praktek yang dapat diterima pada

umumnya karena dapat membantu para direktur, eksekutif dan manajer

meningkatkan nilai TI dan mengecilkan risiko. COBIT mencakup bimbingan bagi

para direktur dan semua level manajemen dan terdiri atas empat seksi (ITGI,

2007):

1.

Gambaran luas mengenai eksekutif

2.

Kerangka kerja

3.

Isi utama (tujuan pengendalian, petunjuk manajemen dan model kedewasaan)

4.

Appendiks (pemetaan, ajuan silang dan daftar kata-kata)

Isi utama dibagi menurut 34 (tiga puluh empat) proses TI dan memberikan

gambaran yang sempurna mengenai cara mengendalikan, mengelola dan

mengukur masing-masing proses, selain itu standar COBIT juga:

1.

Menganalisa bagaimana tujuan pengendalian dapat dipetakan ke dalam lima

wilayah penentuan TI agar dapat mengidentifikasi gap potensial.

2.

Menyesuaikan dan memetakan COBIT ke standar yang lain (

Information

(18)

of Knowledge

(PMBOK),

Standard of Good Practise

(ISF) and

International

Organization for Standardization

(ISO) 17799)

3.

Mengklarifikasikan indikator tujuan utama dan indikator hubungan kinerja

utama, dengan mengenal bagaimana indikator tujuan utama dapat bergerak

mencapai hubungan kinerja utama.

4.

Menghubungkan tujuan bisnis, TI dan proses TI (penelitian mendalam di 8

(delapan) industri dengan pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana

proses COBIT mendukung tercapainya tujuan TI spesifik dan dengan

perluasan tujuan bisnis).

Gambaran kerangka COBIT secara keseluruhan dapat dilihat pada

Gambar 2.1.

(19)

Terdapat 4 (empat)

domain

utama pada COBIT (ITGI, 2007) yaitu:

A.

Plan and Organize

Domain Plan and Organize

(PO) membahas mengenai strategi, taktik, dan

pengidentifikasian TI dalam mendukung tercapainya tujuan bisnis. Di

dalamnya terdapat 10 (sepuluh) hal, yaitu:

1. PO1: Mendefinisikan rencana strategis sistem informasi

2. PO2: Mendefinisikan arsitektur informasi

3. PO3: Menenukan arahan teknologi

4. PO4: Mendefinisikan proses sistem informasi, organisasi dan

keterhubungannya

5. PO5: Mengelola investasi sistem informasi

6. PO6: Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen

7. PO7: Mengeelola sumber daya sistem informasi

8. PO8: Mengelola kualitas

9. PO9: Menaksir dan mengelola risiko sistem informasi

10. PO10: Mengelola proyek

B.

Acquire and Implement

Pada

domain Acquire and Implement

(AI) sebuah solusi TI perlu

diidentifikasikan, dikembangkan, diimplementasikan, dan diintegrasikan ke

dalam proses bisnis. Di dalamnya terdapat 7 (tujuh) hal yaitu:

1. AI1: Mengidentifikasi solusi otomatis

(20)

5. AI5: Memenuhi sumber daya sistem informasi

6. AI6: Mengelola perubahan

7. AI7: Instalasi dan akreditasi solusi beserta perubahannya

C.

Deliver and Support

(DS)

Domain

Deliver and Support

(DS) mempunyai fokus pada aspek

penyampaian TI kepada dukungan dan layanan TI mencakup dukungan dan

layanan TI pada bisnis, mulai dari penanganan keamanan dan kesinambungan,

dukungan bagi pengguna serta manajemen data.

Pada

domain Deliver and Support

terdapat 13 (tiga belas) hal yaitu:

1. DS1: Mendefinisikan dan mengelola tingkat layanan

2. DS2: Mengelola layanan pihak ketiga

3. DS3: Mengelola kinerja dan kapasitas

4. DS4: Memastikan layanan yang berkelanjutan

5. DS5: Memastikan keamanan sistem

6. DS6: Mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya

7. DS7: Mendidik dan melatih pengguna

8. DS8: Mengelola

service desk

dan insiden

9. DS9: Mengelola konfigurasi

10. DS10: Mengelola permasalahan

11. DS11: Mengelola data

12. DS12: Mengelola lingkungan fisik

(21)

D.

Monitor and Evaluate

Pada

domain Monitor and Evaluate

(ME) ditekankan kepada pentingnya

semua proses TI perlu diakses secara berkala untuk menjaga kualitas dan

kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan. Pada

domain

ME terdapat 4

(empat) hal yang menjadi fokus, yaitu:

1. ME1: Mengawasi dan mengevaluasi kinerja sistem informasi

2. ME2: Mengawasi dan mengevaluasi kontrol internal

3. ME3: Memastikan pemenuhan terhadap kebutuhan eksternal

4. ME4: Menyediakan tata kelola sistem informasi

Menurut Sarno (2009: 147-163), pengukuran informasi dilaksanakaan

dalam audit sistem informasi yang mengacu pada contoh yang baik (

best practice

)

dengan kerangka COBIT, sebagai berikut:

1.

Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan Audit TI

Ruang lingkup yang dimaksud adalah area yang akan diaudit mencakup

sistem secara spesifik, fungsi atau unit organisasi yang menjadi tujuan (fokus)

dari proses audit untuk meminimalkan risiko bisnis.

2.

Pengumpulan Bukti

(22)

3.

Pelaksanaan Uji Kepatutan

Uji kepatutan (

compliance test

) dilakukan dengan menguji kepatutan proses

TI dengan melihat kepatutan proses yang berlangsung terhadap standar dan

regulasi yang berlaku. Kepatutan proses dapat diketahui berdasarkan hasil

pengumpulan bukti. Langkah-langkah dalam uji kepatutan, yaitu:

a.

Tahapan pengidentifikasian objek yang diaudit, bertujuan agar pengaudit

mengenal lebih jauh terkait dengan hal-hal yang harus dipenuhi dalam

objektif kontrol, identifikasi perihal pengelolaan yang didukung TI,

identifikasi terhadap individu yang bertanggung jawab, implementasi

terhadap proses, lokasi dan prosedur yang mengontrol proses terkait.

b.

Tahapan evaluasi audit, bertujuan untuk mendapatan prosedur tertulis

dan memperkirakan jika prosedur yang ada telah menghasilkan struktur

kontrol yang efektif dan prosedur telah sesuai dengan kerangka kerja

pengelolaan proses TI.

4.

Penentuan Tingkat Kedewasaan

(23)

2.6

Keselarasan Tujuan Pengukuran Tujuan Bisnis dan Tujuan Teknologi

Informasi

Tujuan pengukuran terhadap sistem informasi adalah untuk meyakinkan

manajemen bahwa kinerja sistem informasi yang ada pada organisasinya sesuai

dengan perencanaan dan tujuan usaha yang dimilikinya (Maniah dan Surendro,

2005: 1). Selanjutnya menurut Sarno (2009: 56-61), agar kontribusi yang

diberikan TI dapat terarah dan selaras dengan tujuan bisnis diperlukan analisis

kinerja dari penggunaan sistem informasi yang menggambarkan penilaian

kemampuan kerja sehingga dapat diketahui pemenuhan terhadap pencapaian yang

diharapkan.

Keselarasan tujuan pengukuran tujuan bisnis dan tujuan TI pada Direktorat

Keuangan PT. Pelindo III, dimulai dengan COBIT. COBIT menyediakan

pemetaan keselarasan dalam perspektif masing-masing (ITGI, 2007). Pemetaan

ini sangat penting karena menjadi acuan bagi perusahaan untuk menerjemahkan

kebutuhan bisnis terhadap TI yang ada (Sarno dalam Tanuwijaya dan Sarno 2010:

82). Tabel 2.2 menunjukkan jumlah hubungan tujuan bisnis yaitu 3 (tiga) dan 8

(delapan) tujuan TI dalam perspektif keuangan.

Tabel 2.2. Hubungan Tujuan Bisnis dan Tujuan TI dalam Perspektif

Keuangan

Perspektif

Kinerja

No.

Tujuan Bisnis

Tujuan TI

Perspektif

Keuangan

1.

Penyediaan

pengembalian investasi

yang baik dari bisnis

yang dibangkitkan TI

24

2.

Pengelolaan resiko

bisnis yang terkait

dengan TI

(24)

Perspektif

Kinerja

No.

Tujuan Bisnis

Tujuan TI

3.

Peningkatan

transparansi dan tata

kelola perusahaan

2

18

Sumber:

Information Technology Governance Institute

, 2007

Setelah

mendefinisikan

tujuan

TI,

langkah

selanjutnya

adalah

menggambarkan proses TI yang terkait. Setiap tujuan memiliki satu atau lebih

proses TI. Pada suatu proses TI, satu proses bisa memiliki beberapa tujuan

(Tanuwijaya dan Sarno, 2010: 82). Direktorat Keuangan PT. Pelindo III, apabila

ditinjau dari perspektif keuangan memiliki tujuan bisnis nomor 19 berhubungan

dengan tujuan TI nomor 21 yang terdiri memastikan bahwa informasi yang kritis

dan rahasia disembunyikan dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Tujuan

nomor 19 dipilih karena data Direktorat Keuangan sangat penting dan rahasia

yang memiliki tingkat resiko yang tinggi, dan harus dilindungi. Hal ini sesuai

dengan Sarno dalam Tanuwijaya dan Sarno (2010: 82) yang menyatakan bahwa,

proses penentuan tujuan TI pada perusahaan tergantung pada pentingnya proses

bisnis, yang didasarkan pada tingkat resiko perusahaan. Deskripsi Tujuan TI

Dijelaskan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Deskripsi Tujuan Teknologi Informasi

Tujuan TI

2

Respon terhadap kebutuhan tata kelola yang sesuai dengan arahan direksi

14

Kemampuan memberikan penjelasan dan perlindungan terhadap aset-aset

TI

(25)

18

Penentuan kejelasan mengenai risiko dari dampak bisnis terhadap sasaran

dan sumber daya TI

19

Jaminan bahwa informasi yang kritis dan rahasia disembunyikan dari

pihak-pihak yang tidak berkepentingan

21

Jaminan bahwa layanan dan infrastruktur TI dapat sepatutnya mengatasi

dan memulihkan kegagalan karena

error

, serangan yang disengaja

maupun bencana alam

22

Kepastian akan minimnya dampak bisnis dalam kejadian gangguan

layanan atau perubahan TI

24

Peningkatan terhadap efisiensi biaya TI dan kontribusinya terhadap

keuntungan bisnis

Sumber:

Information Technology Governance Institute

, 2007

Keterkaitan proses sistem informasi dalam pemetaan dalam perspektif

keuangan, diuraikan pada Tabel 2.4. Deskripsi Proses TI didefinisikan pada

Tabel 2.5 di halaman 23.

Tabel 2.4 Keterkaitan Tujuan Teknologi Iinformsi dan Proses Teknologi

Informasi

Tujuan TI

Proses TI

2

Respon terhadap

kebutuhan tata kelola

yang sesuai dengan

arahan direksi

PO1

PO4

PO1

0

ME1 ME3

14

Kemampuan

memberikan

penjelasan dan

perlindungan terhadap

aset-aset TI

PO9

DS5

DS9

DS1

2

ME2

17

Perlindungan terhadap

pencapaian sasaran TI

PO9

DS1

0

ME2

18

Penentuan kejelasan

mengenai risiko dari

dampak bisnis

terhadap sasaran dan

sumber daya TI

PO9

19

Jaminan bahwa

informasi yang kritis

dan rahasia

PO6

DS5

DS1

1

(26)

Tujuan TI

Proses TI

disembunyikan dari

pihak-pihak yang

tidak berkepentingan

21

Jaminan bahwa

layanan dan

infrastruktur TI dapat

sepatutnya mengatasi

dan memulihkan

kegagalan karena

error

, serangan yang

disengaja maupun

bencana alam

PO6

AI7

DS4

DS5

DS1

2

DS1

3

ME2

22

Kepastian akan

minimnya dampak

bisnis dalam kejadian

gangguan layanan

atau perubahan TI

PO6

AI6

DS4

DS1

2

24

Peningkatan terhadap

efisiensi biaya TI dan

kontribusinya

terhadap keuntungan

bisnis

PO5

AI5

DS6

Sumber:

Information Technology Governance Institute

, 2007

Tabel 2.5 Deskripsi Proses Teknologi Informasi

Proses TI

Deskripsi Proses TI

PO1

Mendefinisikan rencana strategis sistem informasi

PO4

Mendefinisikan

proses

sistem

informasi,

organisasi

dan

keterhubungannya

PO5

Mengelola investasi sistem informasi

PO6

Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen

PO9

Menaksir dan mengelola risiko sistem informasi

PO10

Mengelola proyek

AI5

Memenuhi sumber daya sistem informasi

AI6

Mengelola perubahan

AI7

Instalasi dan akreditasi solusi beserta perubahannya

DS4

Memastikan layanan yang berkelanjutan

DS5

Memastikan keamanan sistem

DS6

Mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya

DS9

Mengelola konfigurasi

(27)

Proses TI

Deskripsi Proses TI

DS12

Mengelola lingkungan fisik

DS13

Mengelola operasi

ME1

Mengawasi dan mengevaluasi kinerja sistem informasi

ME2

Mengawasi dan mengevaluasi kontrol internal

ME3

Memastikan pemenuhan terhadap kebutuhan eksternal

Sumber:

Information Technology Governance Institute

, 2007

2.7

Maturity Level

Penentuan tingkat kedewasaan (

maturity level

) merupakan bagian dari

pengujian kepatutan terhadap aktivitas yang seharusnya ada/dilakukan di tiap

proses TI berdasarkan kerangka kerja COBIT sesuai tingkatan levelnya. Sebuah

pengembangan TI harus terukur dengan baik, agar mekanisme tata kelola TI dapat

berjalan secara baik dan efektif maka harus melalui tahap kematangan tertentu

(Indrajit, 2004). Dengan menggunakan

maturity model

sebuah perusahaan dapat

mengukur poisisi kematangannya dalam pengembangan TI.

Maturity model

ditunjukkan pada Gambar 2.2.

(28)

Teknik pengukuran

Maturity Level

menggunakan beberapa

statement

(pernyataan) dimana setiap pernyataan dapat dinilai tingkat kepatutannya dengan

menggunakan standar nilai, seperti pada Tabel. 2.6.

Tabel 2.6 Standar Penilaian

Maturity Level

Complience Level Numeric Values

Agreement With

Statement

Complience Value

Not at all

0

A Little

0,33

Quite a lot

0,66

Completely

1

Sumber: Pederiva, 2003:2

Adapun penentuan tingkat kedewasaan akan dilakukan pada tiap proses

TI dan dilakukan terhadap semua level, mulai dari level nol (0) hingga level lima

(5). Pembobotan (kuantitatif) terhadap tiap pernyataan sesuai dengan kondisi

perusahaan. Skala

maturity level

sebuah perusahaan terkait dengan keberadaan

dan kinerja proses

Information Technology

(IT)

Governance

terdiri dari 6 level

(ITGI, 2007), dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Skala Pengukuran

Maturity Level

Level

Kriteria Kedewasaan

0

Non

Existent

(29)

Level

Kriteria Kedewasaan

1

Initial/Ad

Hoc

Perusahaan menyadari pentingnya suatu isu. Tetapi belum ada

prosedur standar yang ditetapkan melainkan hanya pendekatan tim

(

ad hoc

) yang dilaksanakan secara terpisah dan kasuistis.

Pendekatan dilakukan manajemen secara tidak terorganisasi.

Proses dan prosedur yang ada belum terintegrasi.

2

Repeatabl

e but

Intuitif

Proses telah dikembangkan pada suatu tingkat dimana prosedur

yang sama dilakukan oleh orang yang berbeda dalam melakukan

aktivitas yang sama. Tidak terdapat pelatihan formal atau

komunikasi mengenai prosedur standar dan tanggung jawab masih

bersifat individual. Ketergantungan pada pengetahuan orang per

orang sangat tinggi dan sering terjadi kesalahan.

3

Defined

Prosedur telah distandarisasi dan didokumentasikan, dan

dikomunikasikan melalui pelatihan yang memadai. Namun tidak

ada kewajiban untuk mengikuti standard dan penyimpangan

seringkali tidak diperhatikan. Prosedur tidak terlalu berkualitas

namun hanya sekedar formalisasi dari kegiatan sehari-hari.

4

Managed

And

Measurabl

e

Proses monitoring dan pengukuran ketaatan atas prosedur standar

telah dilakukan dan ada tindakan bilamana proses dilakukan tidak

efektif. Proses dilakukan dalam kerangka peningkatan kinerja

berkelanjutan (improvement) dan dilakukan dengan cara yang

baik. Perangkat otomasi telah digunakan secara terbatas dan

terpisah-pisah.

5

Optimised

Proses telah dikembangkan sedemikian rupa pada level yang

terbaik (best practice), berdasarkan hasil dari perbaikan yang terus

menerus dan membandingkan

maturity modeling

dengan

organisasi lain. TI telah digunakan secara terintegrasi untuk

melakukan otomatisasi proses kerja (

workflow

), menyediakan alat

untuk melakukan peningkatan kualitas dan efektivitas, sehingga

memungkinkan perusahaan mengadaptasi secara cepat.

Sumber:

Information Technology Governance Institute,

2007

Penentuan level kedewasaan dimulai dari level 0, seperti ditunjukkan

Gambar 2.3 di halaman 27. Bentuk

Form

Level kedewasaan 0 sampai dengan 5

adalah sama, sedangkan isi menyesuaikan sesuai level kedewasaan.

(30)

level

COBIT, kemudian dilakukan pembobotan berdasarkan tingkat kepentingan

yang dikonversikan pada skor antara 0.0-1.0. Setelah

auditor

mengisi setiap

pertanyaan dengan skor, langkah berikutnya adalah menghitung skor dari

masing-masing

maturity level

proses TI. Contoh hasil perhitungan untuk

maturity

level

PO6 ditampilkan pada Tabel 2.8.

Maturity level

proses TI dari empat proses

TI (Tujuan TI 19) dapat dilihat pada Tabel 2.9 di halaman 28.

Apakah sepakat? Nama Proses Memastikan Keamanan Sistem

T id ak S am a S ek al i S e d ik it D al a m ti n g k at an te rt en tu S el u ru h n y a N IL A I

Nomor Proses

DS5

Level Kedewasaan

0

No. Pernyataan Bobot 0.00 0.33 0.66 1.00 1 Terdapat kesadaran akan kebutuhan

keamanan TI

2 Terdapat penugasan tanggung jawab untuk memastikan keamanan 3 Terdapat penugasan akuntabilitas

untuk memastikan keamanan 4 Terdapat tindakan yang mendukung

pengelolaan keamanan TI 5 Terdapat respon dari laporan

keamanan TI

6 Terdapat proses keamanan administrasi sistem yang memadai

Total Bobot = Tingkat Kepatutan

Total Nilai

Gambar 2.3 Contoh Penentuan Level Kedewasaan Level 0 pada Proses

[image:30.612.99.515.269.501.2]

Teknologi Informasi DS 5

Tabel 2.8. Contoh Hasil

Maturity Level

dari Proses Teknologi Informasi PO6

Maturity Level

Tingkat Kepatutan

(

compliance score

)

Kontribusi Tiap Level

Nilai

(

level score

)

0

1.00

0.0

0.0

1

0.55

0.3

0.2

2

0.50

0.7

0.4

3

0.48

1.0

0.5

4

0.28

1.3

0.4

5

0.72

1.7

1.2

(31)
[image:31.612.100.513.289.522.2]

Tabel 2.9. Contoh

Maturity Level

dari Tujuan Teknologi Informasi 19

Proses TI

Deskripsi

Maturity Level

PO6

Mengkomunikasikan Tujuan dan Arahan

Manajemen

2.6

DS5

Memastikan keamanan sistem

3.4

DS11

Mengelola data

0.9

DS12

Mengelola lingkungan fisik

0.8

Rata-rata

7.7

Sumber: Tanuwijaya dan Sarno (2010: 84)

2.8

Jaring Laba-laba

Penyusunan hasil audit dengan jaring laba-laba, berdasarkan hasil

maturity

level

dan target yang telah ditetapkan pada tujuan bisnis dan tujuan TI. Jaring

laba-laba ditunjukkan pada Gambar 2.4. Jaring Laba-laba yang menggambarkan

nilai

Maturity Level

.

1 2 3 4 5

PO6

DS12

DS11

DS5

Gambar 2.4. Jaring Laba-laba yang Menggambarkan Nilai

Maturity Level

Sumber: Sarno, 2009

2.9

Control Objectives

(32)

Penilaian dengan

control objectives

sebagai ukuran dalam mencapai tujuan

perusahaan

control objectives

dilakukan dalam rangka mengelola TI yang terkait

dengan risiko bisnis, dilakukan dengan cara, antara lain: 1. Mulai dengan tujuan

bisnis yang ingin dicapai, 2. Memilih proses dan kontrol TI yang sesuai untuk

perusahaan

dari

control objectives,

3. Operasikan rencana bisnis, 4. Menilai

prosedur dan hasil dengan pedoman audit (Effendi, 2008: 17).

2.10 Penyusunan Hasil Audit dan Rekomendasi

Setelah audit dilaksanakan maka sebelum hasil audit dikomunikasikan,

pengaudit TI perlu berdiskusi untuk mendapatkan kesepahaman terhadap hasil

temuan dan mengembangkan rekomendasi untuk memperbaiki hasil audit tersebut

(Sarno, 2009: 165-174). Adapun langkah-langkah untuk menyusun rekomendasi,

yaitu:

1)

Penentuan hasil audit TI

(33)

2)

Penyusunan laporan hasil audit TI

Laporan audit merupakan hasil akhir dari pekerjaan audit TI yang berisikan

temuan dan rekomendasi kepada manajemen. Format dari laporan tersebut

akan bervariasi di setiap organisasi sehingga tidak ada format baku dalam

penyusunannya. Laporan yang dibuat seharusnya seimbang yang

mendeskripsikan tidak hanya isu negatif namun juga pernyataan konstruktif

yang positif berkaitan dengan peningkatan proses dan kontrol yang

dijalankan telah efektif.

3)

Audit untuk perbaikan berkelanjutan (rekomendasi)

Audit untuk perbaikan berkelanjutan diperlukan untuk penyediaan

rekomendasi panduan praktek bagi manajemen sebagai inisiatif penataan TI

yang diimplementasikan. Area perbaikan harus bisa menggambarkan area

perbaikan yang perlu dilakukan perusahaan berdasarkan uji kepatutan dan

tingkat kedewasaan saat pelaksanaan audit. Contoh penyusunan laporan

hasil Audit berupa penyusunan temuan dan rekomendasi laporan hasil audit

ditunjukkan pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10. Contoh Laporan Hasil Audit Daftar Temuan dan Rekomendasi Audit

Sistem Informasi

Proses TI

Temuan

Rekomendasi

PO6

Mengkomunikasika

n Arah dan Tujuan

Manajemen

Komunikasi dari arah

dan tujuan TI masih

bersifat informal

Membentuk komunikasi arah

dan tujuan TI terhadap setiap

proses dan mulai

(34)

31

Langkah pelaksanaan audit sistem informasi berdasarkan

best practice

(Sarno, 2009: 147-163), yaitu: Penentuan Ruang Lingkup Audit Sistem Informasi,

Pengumpulan Bukti, Pelaksanaan Uji Kepatutan, Perhitungan Nilai Maturity Level,

[image:34.612.101.514.290.496.2]

Penyusunan Temuan dan Penyusunan Rekomendasi.

Gambar 3.1 Skema Langkah Pelaksanaan Audit Sistem Informasi

Pada Gambar 3.1 merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk

melaksanakan audit. Dari langkah-langkah tersebut akan dibahas meliputi:

Penentuan Ruang Lingkup Audit Sistem Informasi, Pengumpulan Bukti,

(35)

3.1

Block Diagram

Model Pengembangan

Input: Observasi, W awancara, Bukti Pengum pulan D ata

M elihat Pem etaan Berdasarkan Balanced

Scorecard

M eninjau Pem etaan Perspektif Keuangan Berdasarkan Balanced

Scorecaard Melihat Em pat Perspektif

Balanced Scorecard

M enentukan Pem etaan Tujuan Bisnis dan Tujuan TI Berdasarkan Balanced

Scorecard

M em buat Pernyataan sesuai dengan Control O bjectives M em perhatikan 24 C ontrol

Objective dalam Perspektif Keuangan dan Tujuan TI

pada CO BIT

M elakukan Pengisian Kertas Kerja Audit oleh Auditor Mencatat Hasil P engisian

Kertas Kerja Audit

M enggam barkan Jaring Laba-laba

O utput Menghasilkan: M aturity M odel, Jaring Laba -laba, Laporan

Hasil Audit, Tem uan dan Rekom endasi Menghitung Nilai M aturity

Level M enentukan R uang

Lingkup D irektorat Keuangan

M enentukan Control Objectives yang sesuai dengan Ruang Lingkup

Direktorat Keuangan Melihat Tujuan Bisnis dan

Tujuan TI Terpenting Berdasarkan C OBIT Proses

M enentukan tugas dalam R ACI chart sesuai dengan tugas dan w ewenang dalam

Struktur Organisasi

M enggam barkan M aturity M odel

(36)

Keterangan:

1.

Observasi, wawancara dan bukti pengumpulan data sebagai analisis kondisi

eksisting (Sarno, 2009:33), yaitu dilakukan untuk mengetahui kondisi hal-hal

yang berhubungan dengan pengelolaan sistem informasi pada Direktorat

Keuangan.

2.

Melihat Pemetaan Berdasarkan

Balanced Scorecard sebagai suatu konsep

manajemen yang membantu menerjemahkan strategi ke dalam tindakan

sehingga dapat diukur untuk melaksanakan proses-proses manajemen kritis

(Kaplan dan Norton dalam Gaspersz, 2005: 9).

3.

Meninjau Pemetaan Perspektif Keuangan Berdasarkan

Balanced Scorecard

sebagai pemahaman mengenai perspektif keuangan dalam manajemen karena

keberlangsungan suatu unit bisnis sangat tergantung pada posisi dan kekuatan

keuangan, agar tujuan keuangan terus mencapai posisi yang tinggi, sehingga

ukuran keuangan menjadi standar defakto dari pengukuran kesuksesan bisnis

perusahaan (Niven, 2007: 3; Gaspersz, 2005: 38-40). Pemilihan perspektif

keuangan karena untuk membangun suatu

Balanced Scorecard unit-unit

bisnis harus dikaitkan dengan tujuan keuangan yang berkaitan dengan strategi

perusahaan. Selain itu,

Balanced Scorecard termasuk dalam sepuluh tujuan

bisnis dan tujuan TI terpenting berdasarkan survei ITGI.

4.

Menentukan Pemetaan Tujuan Bisnis dan Tujuan TI berdasarkan

Balanced

Scorecard sebagai alat ukur kinerja bisnisnya dalam kerangka keseluruhan

manajemen suatu perusahaan agar diketahui posisi bisnis dari bisnis yang

(37)

5.

Membuat Pernyataan sesuai dengan

control objectives yaitu

pernyataan-pernyataan yang dikemukakan sesuai dengan control objectives.

6.

Menentukan Control Objectives yang sesuai dengan ruang lingkup Direktorat

Keuangan, yaitu pernyataan-pernyataan yang dikemukakan sesuai dengan

ruang lingkup pada Direktorat Keuangan

7.

Melakukan Pengisian Kertas Kerja Audit oleh

Auditor yaitu menyiapkan

pertanyaan sesuai dengan pernyataan yang sesuai

control objectives dan

ruang lingkup pada Direktorat Keuangan, berdasarkan hasil observasi,

wawancara dan pengumpulan bukti. Pertanyaan pada kertas kerja untuk

mengetahui pengelolaan TI pada Direktorat Keuangan PT. Pelindo III.

8.

Mencatat Hasil Pengisian Kertas Kerja Audit dilakukan setelah

Auditor

mengisi kertas kerja audit.

9.

Menghitung nilai maturity level sesuai hasil penilaian pada kertas kerja.

10.

Menggambarkan jaring laba-laba berdasarkan nilai maturity level.

11.

Menggambar

maturity model agar perusahaan dapat mengukur poisisi

kematangannya dalam pengembangan TI

12.

Penyusunan laporan hasil audit, termasuk berisi temuan-temuan. Penyusunan

rekomendasi berdasarkan kertas kerja sebagai langkah akhir dalam

pelaksanaan audit sistem informasi.

3.2. Cara Pengambilan Data

Dalam pencarian dan pengumpulan data yang relevan, teknik pengumpulan

(38)

a.

Wawancara, dilakukan untuk mengetahui proses bisnis yang ada di

perusahaan.

b.

Survei menggunakan daftar pertanyaan, dilakukan untuk mendapatkan

informasi lanjutan yang sekiranya berpotensi untuk memberikan kontribusi

pada tahap analisis

c.

Peninjauan terhadap dokumen, dilakukan untuk mengumpulkan informasi

tentang situasi sistem yang ada sebagai peninjauan terhadap aktivitas

perusahaan.

d.

Observasi, bertujuan untuk pemrosesan dan pengkonfirmasian hasil-hasil dari

wawancara, identifikasi dokumen-dokumen yang perlu untuk analisis lebih

lanjut.

e.

Informal Brainstorming Group Session, untuk mendefinisikan ruang lingkup

dari audit yang akan dillakukan oleh pengaudit TI

3.3 Teknik Pelaksanaan Audit Sistem Informasi

Terdapat teknik analisa pada pelaksanaan audit sistem informasi (Sarno,

2009). Teknik analisa tersebut sebagai berikut:

3.3.1 Penentuan Ruang Lingkup Audit Sistem Informasi

Ruang lingkup pada Direktorat Keuangan, berdasarkan kerangka kerja

COBIT, terdapat 34 (tiga puluh empat) proses TI. Berdasarkan perspektif

keuangan pada kerangka kerja COBIT yang mengacu pada Tujuan Bisnis yang

pertama yaitu: penyediaan pengembalian investasi yang baik dari bisnis yang

dibangkitkan TI (Tujuan TI 24), yang meliputi proses TI: PO5, A15, dan DS6.

(39)

dengan TI (Tujuan TI 2, 14, 17, 18, 19, 21 dan 22). Adapun tujuan TI 24 meliputi

proses: PO1, PO4, PO10, ME1, ME3. Tujuan TI 14 meliputi: PO9, DS5, DS9,

DS12, ME2; Tujuan TI 17 meliputi proses: PO9, DS10, ME2; Tujuan TI 18

meliputi proses : PO9; Tujuan TI 19, meliputi proses: PO6, DS5, DS11, DS12;

Tujuan TI 21 meliputi proses: PO6, A17, DS4, DS5, DS12, DS13, ME2; Tujuan

TI 22 meliputi proses: PO6, AI6, DS4, DS12; Tujuan TI 24 meliputi proses: PO5,

AI5, DS6. Pada Tujuan Bisnis yang ketiga yaitu: peningkatan transparansi dan

tata kelola perusahaan (Tujuan TI 2 dan 18). Sehingga keseluruhan kebutuhan

Proses TI sebagai berikut: PO1, PO4, PO5, PO6, PO9, PO10, AI5, AI6, AI7, DS4,

DS5, DS6, DS9, DS10, DS11, DS12, DS13, ME1, ME2, ME3, dijelaskan pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Ruang Lingkup Audit Sistem Informasi

Perspektif

Kinerja No. Tujuan Bisnis

24

PO5, AI5, DS6

2 14 17 18 19 21 22

PO1, PO4, PO10, ME1, ME3 PO9, DS5, DS9, DS12, PO9, DS10, ME2

PO9 PO6, DS5, DS11, DS12

PO6, AI7, DS4, DS5, DS12, DS13, ME2 PO6, AI6, DS4, DS12 2 18 PO1, PO4, PO10, ME1, ME3 PO9

Tujuan TI dan Proses TI

Penyediaan pengembalian investasi yang baik dari bisnis yang dibangkitkan TI 1.

Pengelolaan resiko bisnis yang terkait dengan TI 2.

Perspektif Keuangan

3. Peningkatan transparansi dan tata kelola perusahaan

Sumber: Information Technology Governance Institute, 2007

3.3.2 Pengumpulan Bukti

a. Gambaran Umum Perusahaan

Sebuah perusahaan harus mempunyai visi dan misi untuk menentukan arah

(40)

dicanangkan oleh pendiri perusahaan. Namun yang harus diperhatikan, visi

bukanlah mimpi, namun sesuatu yang mungkin terwujud, sedangkan misi

ditetapkan sebagai jawaban terhadap visi yang telah ditetapkan sebelumnya. Misi

masih merupakan sesuatu yang memiliki arti global dan cenderung generik. Oleh

karena itu, ditentukan beberapa objektif yang ingin dicapai dalam berbagai hal

sehubungan dengan misi yang dicanangkan tersebut.

PT. Pelindo III telah berkomitmen dalam visinya yaitu untuk menjadi

pelaku penyediaan jasa kepelabuhanan yang prima, berkomitmen memacu

integrasi logistik nasional. Adapun misi yang diemban oleh PT. Pelindo III, yaitu:

1.

Menjamin penyediaan jasa pelayanan prima melampaui standar yang berlaku

secara konsisten

2.

Memacu kesinambungan daya saing industri nasional melalui biaya logistik

yang kompetitif

3.

Memenuhi harapan semua

Stake Holders melalui prinsip kesetaraan dan tata

kelola perusahaan yang baik

4.

Menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, berkinerja handal

dan berbudi pekerti luhur

5.

Mendukung perolehan devisa negara dengan memperlancar arus perdagangan

b. Struktur Organisasi PT. Pelindo III

Struktur organisasi PT. Pelindo III, ditunjukkan pada Gambar 3.3 halaman

38. Berisi fungsi, wewenang dan tanggung jawab organisasi. Struktur organisasi

digunakan untuk menentukan pihak yang bertanggung jawab atas kesuksesan

(41)
[image:41.792.87.721.97.504.2]
(42)

sebuah aktivitas (accountable), pihak yang mengerti aktivitas (consulted), dan

pihak yang senantiasa diinformasikan perihal perkembangan aktivitas (informed)

(Sarno, 2009: 150). Penentuan RACI dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 96.

c.

Direktorat Keuangan

Dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan, diperlukan suatu bagian

yang mengurus tentang keuangan. Fungsi keuangan yang telah dilakukan oleh

Direktorat Keuangan PT. Pelindo III yaitu berupa perencanaan pengembangan

Teknologi Informasi (TI) yang terintegrasi dengan cara memasukkan layanan dan

sistem informasi keuangan sehingga mampu mengorganisir informasi yang

diciptakan secara lokal dan akses informasi yang tersebar secara global.

Kondisi saat ini Direktorat Keuangan menggunakan aplikasi Sistem

Informasi antara lain: Aplikasi Anggaran, Aplikasi Keuangan

General Ledger

(GL)), Aplikasi Perbendaharaan, Aplikasi Aktiva Tetap (fixed asset), Aplikasi

Executive Information System (EIS) dan Konsolidasi, Aplikasi

Payroll, Aplikasi

Perpajakan, Aplikasi Piutang. Gambar 3.4 menggambarkan sistem informasi

keuangan pada Direktorat Keuangan PT. Pelindo III.

(43)

Aplikasi Anggaran merupakan aplikasi yang digunakan untuk mencatat

anggaran investasi perusahaan secara keseluruhan. Misalnya penyusunan rencana

kerja anggaran perusahaan. Aplikasi Anggaran ini juga sebagai kontrol terhadap

penggunaan (realisasi) anggaran di lingkungan PT. Pelindo III.

Aplikasi Keuangan

General Ledger (GL) merupakan aplikasi keuangan

yang digunakan untuk mencatat kegiatan transaksi keuangan secara keseluruhan

baik itu berupa aktiva maupun pasiva. Transaksi tersebut kemudian menghasilkan

sebuah laporan keuangan.

Aplikasi Perbendaharaan merupakan aplikasi keuangan yang memiliki

fungsi untuk mencatat keluar masuk uang di lingkungan kantor pusat PT. Pelindo

III. Dalam hal ini bisa memiliki fungsi yang menyerupai kasir.

Aplikasi Aktiva Tetap (fixed asset) merupakan aplikasi yang mencatat

pergerakan aktiva tetap secara keselurahan. Mulai dari pencatatan penambahan

aktiva baru, penyusutan, maupun penghapusan aktiva. Sehingga pada aplikasi ini

menghasilkan laporan secara periodik, maupun sesuai kebutuhan.

Aplikasi Eksekutif Information System (EIS) dan Konsolidasi merupakan

sistem informasi yang terintegrasi dari berbagai database yang dibutuhkan untuk

menganalisa keuangan. Aplikasi EIS kemudian menghasilkan laporan pendapatan,

biaya dan laba rugi dari keseluruhan jasa yang dilakukan pada PT Pelindo III.

Pelayanan jasa tersebut meliputi: pelayanan kapal barang, pelayanan bongkar

muat, pelayanan properti, pelayanan aneka usaha, pelayanan usaha peti kemas.

Aplikasi Payroll merupakan aplikasi yang digunakan untuk mencatat proses

penggajian setiap bulannya. Selain itu aplikasi

payroll juga mencatat proses

(44)

Aplikasi Perpajakan merupakan aplikasi yang digunakan untuk memproses

pajak, yang kemudian menghasilkan laporan yang diserahkan pada Direktorat

pajak. Termasuk pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai (misalnya: pajak

setiap usaha dan berbagai jenis pelayanan jasa yang dihasilkan), pajak penyusutan

aktiva tetap.

Aplikasi Piutang merupakan aplikasi yang digunakan untuk mencatat

pergerakan piutang pelanggan pelayanan jasa.

d.

Proses Bisnis Perusahaan

Proses Bisnis perusahaan digunakan untuk mengetahui aktivitas operasional

perusahaan. Entity dalam proses bisnis tersebut merupakan pihak-pihak atau

bagian yang terkait dalam sistem pada Direktorat Keuangan.

e.

Jadwal Pelaksanaan Audit

Pelaksanaan audit sistem informasi yang dilakukan pada Direktorat

Keuangan dilaksanakan secara bertahap. Tabel 3.2 menunjukkan jadwal tahapan

pelaksanaan audit. Tabel 3.3 di halaman 42 menjelaskan deskripsi Tugas Utama

Tim Audit.

Tabel 3.2 Jadwal Tahapan Pelaksanaan Audit

NO KEGIATA

N

2010 2011

September Oktober Nopember Desember Januari

Pe-brua

ri

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1 Persiapan

dan Perencana-an

v v v v

2 Studi

Pustaka

(45)

NO KEGIATA N

2010 2011

September Oktober Nopember Desember Januari

Pe-brua

ri

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

3 Observasi

prosedur kerja, Mempela-jari dokumen, Wawancara

v v v v

4

Mengajuk-an daftar pertanyaan

v v v v

5

Pelaksana-an Audit

v v v v

6 Penentuan

tingkat kedewasaan

v v v v v v

7 Penyusunan

hasil audit

v v v v v v v v v v v v

8 Penyusunan

rekomenda-si

[image:45.612.106.509.76.703.2]

v v v v v v v v v v v v

Tabel 3.3 Tim Audit Consultant

Penugasan

Deskripsi Tugas Utama

Nama

Lead

Auditor

Memimpin audit dalam segala aspek, antara

lain

konsolidasi

dan

persiapan

audit,

pelaksanaan audit, sampai pada analisa dan

laporan audit final.

Lead Auditor

akan

berhubungan

secara

langsung

dengan

perusahaan

serta

melakukan

pemecahan

masalah yang bersifat strategis yang mungkin

muncul serta memastikan bahwa tujuan audit

tercapai dan selesai pada waktu yang telah

ditentukan.

Dian Arisanti

Auditor

Auditor akan melaksanakan dan memastikan

proses dan prosedur audit yang akan dilakukan

dan dipenuhi sesuai dengan standar audit yang

ditentukan.

Auditor akan

mempersiapkan

materi

audit,

serta

melaksanakan

dan

mengalokasikan

sumber

daya

dan

arah

pelaksanaan audit.

Dian Arisanti

Consultant Consultant memberikan masukan

kepada

Auditor

berupa standar yan tepat untuk audit

sistem informasi setelah melihat latar belakang

(46)

masalah,

perumusan

masalah,

tujuan,

perhitungan nilai

maturity level, temuan dan

rekomendasi.

Data

Gathering

&

Documenta

tion

Bertanggung jawab terhadap pengumpulan data

dan melakukan dokumentasi dan memastikan

kelengkapan dan validitas dokumen audit yang

diperlukan. Membantu

consultant dan

auditor

dalam melakukan konsolidasi hasil audit dan

analisa audit.

Dian Arisanti

3.3.3 Pelaksanaan Uji Kepatutan

Kepatutan proses dapat diketahui dari hasil pengumpulan bukti. Peneliti

melakukan pengujian kepatutan proses TI dengan melihat proses yang

berlangsung terhadap standar yang berlaku. Berdasarkan desain dan struktur

organisasi maka dapat diidentifikasi Object yang diaudit. Hal ini didukung dengan

kebijakan dan prosedur perusahaan.

3.3.4 Perhitungan Nilai Maturity Level

Peneliti melakukan penelitian untuk meningkatkan kesadaran akan

kepentingan peningkatan pengelolaan proses TI di perusahaan. Hal ini dinyatakan

dengan perhitungan nilai

maturity level. Adapun penentuan tingkat kedewasaan

pada COBIT dilakukan pada tiap Proses TI dan dilakukan pada semua level, mulai

dari level 0 (nol) hingga level 5 (lima). Penentuan tingkat kedewasaan ini,

dilakukan dari hasil wawancara perihal pelaksanaan Proses TI dengan pihak yang

berhubungan dengan pengelolaan proses tersebut. Sebelum wawancara dilakukan,

auditor melakukan pembobotan pernyataan dengan skor antara skala 1-10 (dalam

skala antara 1-10) (Sethuraman, 2007: 5). Selanjutnya skala pembobotan

(47)

kepentingan kondisi perusahaan Pengendalian praktek atas informasi, TI dan

risiko terkait pada COBIT dapat diterima secara internasional seperti yang telah

dikeluarkan oleh ITGI. Risiko yang dimaksud terkait dengan manajemen yang

diaktualisasi dalam sistem informasi (Sasongko, 2009: B-109).

Menurut Niekerk dan Labuschagne (2006: 7), tingkat pembobotan dalam

manajemen, secara kualitatif dibagi, yaitu: sangat penting, cukup penting dan

kurang penting. Dimana tingkat pembobotan manajemen diaktualisasikan ke

dalam pengendalian praktek manajemen terkait TI (Sasongko, 2009: B109), maka

tingkat pembobotan manajemen secara kuantitatif dalam skala 1-10, dibagi

sepuluh diperoleh skala 0-1. Contoh penyesuaian skala 1-10 ke skala 0-1, dapat

dilihat pada Tabel 3.4. Kemudian Tingkat kepentingan dalam pembobotan

pernyataan dapat dijelaskan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.4. Contoh Penyesuaian Skala 1-10 ke Skala 0-1

No.

Skala 1-10

Skala 0-1

1

1

0,1

[image:47.612.101.510.288.511.2]

2

10

1

Tabel 3.5 Tingkat Kepentingan dalam Pembobotan Pernyataan

No.

Nilai Kualitatif

Skala

Keterangan

1

Sangat Penting

0,70 – 9,00

Pernyataan tersebut mempunyai

peranan yang sangat penting

dalam proses sistem informasi

2

Cukup Penting

0,40 – 0,69

Pernyataan tersebut cukup

mempunyai peran dalam proses

sistem informasi

3

Kurang Penting

0,00 – 0,39

Pernyataan tersebut dalam

melengkapi peran dalam sistem

informasi

(48)

Setelah dilakukan pembobotan pernyataan pada tiap proses TI, maka

dilakukan audit untuk menguji tingkat kepatutan. Gambar 3.5 menunjukkan

contoh penentuan tingkat kedewasaan.

Apakah sepakat?

Nama Proses

Mendefinisikan Rencana Strategis Sistem Informasi T id ak S am a S e k al i S ed ik it D al am t in g k at an te rt e n tu S e lu ru h n y a N IL A I Nomor

Proses

PO1

Level Kedewasaan

0

No. Pernyataan Bobot 0.00 0.33 0.66 1.00

1 Terdapat perencanaan strategis TI yang

telah dilakukan 1,00 1,00

2 Terdapat kesadaran manajemen bahwa

perencanaan strategis TI diperlukan untuk mendukung tujuan bisnis

1,00 1,00

Total Bobot = 2,00 Tingkat Kepatutan 1,00 Total

[image:48.612.104.528.227.460.2]

Nilai 2,00

Gambar 3.5 Contoh Tingkat Kedewasaan Level 0 dari Proses TI PO1

Setelah dilakukan perhitungan nilai

maturity level pada tiap

maturity

level,

dibuat jaring laba-laba untuk menggambarkan nilai

maturity level

pada

setiap tujuan TI dan Tujuan Bisnis, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6.

[image:48.612.255.384.552.671.2]
(49)

Hasil akhir penilaian rata-rata

maturity level digambarkan dengan

maturity model, agar perusahaan mampu mengevaluasi kondisi saat ini dengan

tujuan untuk kemudahan dalam pemahanan secara ringkas bagi pihak manajemen.

Selain itu, dengan

maturity model perusahaan dapat mengukur poisisi

[image:49.612.105.513.286.486.2]

kematangannya dalam pengembangan TI, digambarkan seperti pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Contoh Maturity Model

Sumber: Information Technology Governance Institute, 2007

3.3.5 Penyusunan Temuan

Penyusunan temuan berdasarkan hasil pengisian kertas kerja dan

pertanyaan-pertanyaan wawancara oleh

auditor yang digunakan untuk

mengumpulkan fakta tiap proses yang ada di sistem informasi keuangan saat ini.

Pertanyaan yang diajukan dalam kertas kerja maupun wawancara dibuat

berdasarkan COBIT yang dikembangkan sesuai dengan yang akan diaudit.

(50)

3.3.6

Penyusunan Rekomendasi

Penyusunan rekomendasi dari hasil pengumpulan bukti

dokumen-dokumen, prosedur dan kebijakan dari organisasi yang diaudit dikatakan layak

jika ada tanda tangan dari bagian yang bertanggung jawab terhadap suatu aktifitas

tersebut. Sedangkan hasil dari audit nantinya akan diukur dengan menggunakan

maturity model yaitu alat untuk mengukur seberapa baik proses-proses sistem

informasi berkembang. Dengan

model maturity manajemen dapat mengukur

posisi proses sistem informasi yang sekarang dan menilai hal yang diperlukan

untuk meningkatkannya. Alat yang digunakan untuk memetakan posisi proses

sistem informasi adalah dengan menggunakan kertas kerja. Kertas kerja dibuat

dengan menggunakan teknik wawancara. Selanjutnya hasil pemetaan maturity di

review dengan melakukan wawancara ke pihak terkait apakah tingkat

maturity

pengelolaan control process yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya sudah

sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyusunan rekomendasi dijelaskan pada Bab

(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi

Pada bab ini membahas tentang evaluasi hasil pelaksanaan audit sistem

informasi berdasarkan Penentuan Ruang Lingkup Audit Sistem Informasi,

Pengumpulan Bukti, Pelaksanaan Uji Kepatutan dan Perhitungan Nilai

Maturity

Level

. Hasil audit disusun sehingga menghasilkan Penyusunan Temuan, sampai

dengan Penyusunan Rekomendasi audit sistem informasi.

4.1.1.

Penentuan Ruang Lingkup Audit Sistem Informasi

Penentuan Ruang Lingkup pada audit sistem informasi ini berdasarkan

perspektif keuangan

Balanced Scorecard

. Perspektif keuangan dapat digunakan

sebagai tolok ukur keuangan dalam organisasi, sehingga menjadi perhatian utama

karena mengikhtisarkan konsekouensi ekonomis yang terjadi disebabkan oleh

keputusan dan tindakan yang diambil (Supriatna, 2002). Berdasarkan pemetaan

yang diperoleh dari tahap-tahap audit pada Bab III, perspektif keuangan dipetakan

dalam 3 (tiga) tujuan bisnis dan 8 (delapan) tujuan TI. Rincian keseluruhan

kebutuhan proses TI dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Keseluruhan Kebutuhan Proses TI pada Perspektif Keuangan

No.

Tujuan Bisnis

Tujuan TI

Proses TI

1

Penyediaan

pengembalian

investasi

yang

baik dari bisnis

yang

dibangkitkan TI

24 Peningkatan

terhadap

efisiensi

biaya

TI

dan

kontribusinya

terhadap

keuntungan bisnis

PO5

Mengelola

investasi

sistem

informasi

AI5

Memenuhi sumber

daya

sistem

informasi

(52)

No.

Tujuan Bisnis

Gambar

Tabel 2.8. Contoh Hasil Maturity Level dari Proses Teknologi Informasi PO6
Tabel 2.9. Contoh Maturity Level dari Tujuan Teknologi Informasi 19
Gambar 3.1 Skema Langkah Pelaksanaan Audit Sistem Informasi
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. Pelindo III
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses audit sistem informasi yang dilakukan di Bagian Akademik STIKOMP Surabaya didapatkan bahwa kebanyakan aktivitas TI yang dilakukan sudah mempunyai

Laporan penelitian yang berjudul Analisis Proses Bisnis Dan Audit Sistem Informasi Menggunakan Cobit 4.1, memiliki pokok dan tujuan pembahasan yaitu untuk

23 Jaring laba – laba Maturity Level pada tujuan TI 8 Berdasarkan nilai rata – rata maturity level pada tujuan TI 8 dapat dianalisa dari hasil audit sistem informasi instalasi

5 meliputi empat Proses TI didalamnya, seperti pada Tabel 4.18 Tabel 4.18 Nilai Maturity Level Tujuan TI No.5 Kerangka Kerja CobiT Proses Keterangan TI PO2 Mendefinisikan

Hasil pengumpulan bukti atau evidence yang dihasilkan dari wawancara dan observasi pada instalasi rawat inap perlu dilakukan audit sistem informasi untuk mengukur kinerja

Berdasarkan hasil audit sistem informasi yang telah dilakukan pada perspektif keuangan dan perspektif pelanggan, perusahaan telah melakukan kegiatan TI yang sesuai

• Dalam melaksanakan audit sistem informasi, auditor sistem informasi harus memperoleh bukti-bukti audit yang cukup, dapat diandalkan dan bermanfaat untuk mencapai tujuan audit

Hasil pengumpulan bukti atau evidence yang dihasilkan dari wawancara dan observasi pada instalasi rawat inap perlu dilakukan audit sistem informasi untuk mengukur kinerja