BODY OF KNOWLEDGE
SISTEM PENGOBATAN TRADISIONAL INDONESIA
KOMISI NASIONAL SAINTIFIKASI JAMU
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Jln. Percetakan Negara No.29
Jakarta 10560
Katalog Dalam Terbitan . Kementerian Kesehatan RI 615.321
Ind b
Indonesia . Kementerian Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Body of knowledge system pengobatan tradisional Indonesia .-- Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011
ISBN 978-602-235-105-4
TIM PENYUSUN
KOORDINATOR
Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto S.H., M.Si, SpF(K)
PENYUSUN
dr. Siswanto MHP . DTM
Dr. dr. Amarullah H Siregar,DIHom, DNMed, MSc, MA, PhD Prof. Dr. drs. Rusmin Tumanggor
Prof. Dr. drg. Melani Sadono Prof. Dr. Ir. Latifah K Darusman, MS
Prof Dr. Sumali, Apt dr. Soetedjo, SpS dr. Hadi Siswoyo M. Epid
dr. Aldrin Neilwan Sp.Ak.MARS. M.Biomed(Onk).M .Kes Dr. dr. Nury Nusdwinuringtyas SpKFR (K), M.Epid
dr. Maya Surdjaja, SpGK dr. Sri Budiarti, PhD dr. Tomi Hardjatno, SpAk, M.Si
dr. Agnes Loupati, MKes dr. Willie Japaries, MARS
dr. I G Wiadnyana
LAYOUT DAN DESIGN
Endang Sri Widyaningsih, SKM, M.Kes Ora. Siwi Wresniati, M.Si
Suci Widjilestari, S.Sn
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JL. PERCETAKAN NEGARA NO. 29 JAKARTA 10560
KATA SAMBUTAN
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, karena pada akhirnya Komisi Nasional Saintifikasi Jamu berhasil
menyusun Body of Know/edge Sistem Pengobatan Tradisionallndonesia (PTI).
Visi Kementerian Kesehatan sebagaimana termaktub dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014 adalah "MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN". Salah satu misi untuk mencapai Visi tersebut adalah melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan. Untuk mencapai misi ini telah ditetapkan sejumlah fokus kegiatan , di mana salah satunya adalah Saintifikasi jamu untuk peningkatan kesehatan masyarakat. Tujuan Saintifikasi Jamu pada dasarnya adalah untuk memberikan bukti ilmiah tentang mutu , keamanan dan kemanfaatan jamu baik dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (paliatif).
Agar integrasi jamu dalam pelayanan kesehatan formal dapat semakin mapan, maka diperlukan standar kompetensi bagi tenaga kesehatan yang praktik jamu .
Untuk mendapatkan standar kompetensi, maka diperlukan Body of Know/edge.
Dengan terbitnya Buku Body of Know/edge Sistem Pengobatan Tradisional
Indonesia ini diharapkan dapat mernberikan ja/an yang semakin je/as bagi
berkembangnya perhimpunan seminat Jamuology di kalangan tenaga kesehatan di Indonesia.
Namun kami menyadari, bahwa buku ini belum final, sehingga untuk penyempurnaan buku ini, kami kami mohon adanya saran dan masukkan dari pembaca. Melalui kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Komisi Nasional Saintifikasi Jamu yang telah berhasil
menyelesaikan Buku Body of Know/edge Sistem Pengobatan Tradisional
Indonesia.
Jakarta, 10 Desember 2011 Kepala Badan Litbangkes
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, karena telah terselesaikannya penyusunan buku Body of
Know/edge Pengobatan Tradisional Indonesia sebagai pohon ilmu yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai acuan dalam pengembangan Pengobatan Tradisional Indonesia di masa yang akan datang, khususnya dalam era globalisasi.
Sebagaimana dimaklumi bahwa integrasi dan sinergi pengobatan tradisional Indonesia, termasuk penggunaan jamu , dalam pelayanan kesehatan formal, merupakan salah satu program prioritas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Seiring dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan No. 003/MENKES/PER/I/2010 tentang Saintifikasi Jamu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan dimana Permenkes tersebut bertujuan untuk (i) memberikan bukti ilmiah penggunaan jamu melalui penelitian berbasis pelayanan , (ii) membentuk jejaring dokter/dokter gigi sebagai peneliti jamu dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif, dan (iii) meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata dan teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik pengobatan sendiri maupun di fasilitas pelayanan
kesehatan, maka diperlukan Body of Know/edge Pengobatan Tradisional
Indonesia sebagai dasar pengembangan keilmuan untuk mendapatkan standar kompetensi dalam memberikan pelayanan .
Melalui kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan, masukan,
dan kontribusinya dalam penyusunan Body of know/edge Pengobatan
Tradisionallndonesia ..
Jakarta, 10 Desember 2011 Ketua Komnas Saintifikasi Jamu
セセ@
III
DAFTAR lSI
Hal KATA SAMBUTAN .... ... ... ... .... ... ... .. .... .. ... .
KA T A PENGANT AR. .. ... ... ... ... .. ... , ... . II
DAFTAR lSI
DAFTAR GAMBAR ... , .... .. , ... ... ... ... .
... ... ... ... ... . iii
DAFTAR TABEl ... ... . ... ... .. ... ... ... . v
DAFTAR SINGKATAN ... .... ... ... ... .. ... . . vi
BAB . I. PENDAHUlUAN ... . .. ... ... ... .. ... ... .... . 1
A. latar Belakang ... ... .. ... . . 1
B. Tujuan ... .. ... ... ... ... . 1
B.1 Tujuan Umum .... ... .. ... .. .... ... ... .. .. ... . 2
8.2 Tujuan Khusus ... ... ... .. . 2
C. Sejarah ... ... .. ... ... ... . 2
D. Pengertian ... ... ... ... ... .. ... ... . . 4
E. Yuridis Formal. ... .. ... ... ... ... .. ... ... ... . 4
BAB. II. lANDASAN FllOSOFI. .. ... ... ... .. .. ... .. ... . 5
Pendekatan Kosmologi ... .... ... ... ... .. ... .. .. ... ... . 5
A. Pendekatan Holistik ... .. ... .. ... . 6
B. Pendekatan Kultural. ... ... ... .. ... ... . 6
C. Pendekatan Sibernatika ... ... ... ... .. ... . 6
BAB. III. KONSEP DASAR ... ... .... ... ... ... ... .. ... .. . 8
A. Konsep Sehat - Sakit. ... ... . 8
A.1. Konsep Sehat. ... .. ... . , ... ... ... ... . ... . 8
1. Sehat secara etik .... .. ... ... .... .. ... ... . 9
2. Sehat secara emik .. .. ... ... .. ... .. .... ... .. ... . 9
A.2. Konsep sakit. .. ... . ... . ... ... .. . . 9
1. Sakit secara emik ... .. ... ,... . 10
2. Sakit secara etik ... 10
B. Penentuan Penyakit.. .. ... ... ... .. ... ... ... ... . 11
C. Konsep Penanganan ... ... .... .. ... ... . 11
BAB. IV. KARAKTER KEPRIBADIAN MANUSIA. ... . 12
BAB. V. lAI\JDASAN KEllMUAN PENGOBAT AN TRADISIONAl INDONESiA... ... ... ... ... . . 15
BAB. VI. MODALITAS PENGOBATAN .... .. .... ... ... .. . 20
A. Konsep Ramuan ... ... .. ... ... ... ,. 20
DAFT AR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6
Gambar 7.
Gambar 8.
Karakter Kepribadian Manusia ... ... .. ... ... 14
Body of Knowledge Pengobatan Tradisionallndonesia (PTI} ... 15
BioPsikoSosioKulturoSpiritual .. ... ... ... ... 17
Mekanisme terjadinya penyakit degeneratif. .... .... ... .. . .. ... 18
Sistem Hipotalamik... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... .... ... ... 19
The Triad of Health. ... ... ... ... ... ... ... ... 27
Hubungan ketidakselarasan psikologi dengan penyakit .... ... .. 34
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakter Kepribadian manusia .. ... .. ... ... .... ... .... .. 12
DAFTAR SINGKATAN
ACTH
=
Adreno Corlico Tropic HormoneANS
=
Autonom Nervous SystemBoK
=
Body of KnowledgeBPSKS
=
Bio Psiko Sosio Kulturo SpiritualCRH
=
Corlicotropin Releasing HormoneHPA
=
Hipotalamik Pituitari AdrenalPNIE
=
Psiko Neuro Imuno EndokrinologiPTI
=
Pengobatan Tradisional IndonesiaBABI
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Sistem Pengobatan dengan konsep kembali ke alam "back to nature" dewasa
ini banyak mendapat perhatian di masyarakat global, karena sistem ini dalam kenyataan masih hidup dan berkembang, beriringan dengan sistem pengobatan modern.
Konsep back to nature yang didengungkan di negara maju menginspirasi para
pakar kesehatan untuk mengembangkan sistem pengobatan tradisional, karen a dapat menjadi pilihan atau pendamping dalam peningkatan kualitas kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit individu dan masyarakat.
Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu sudah memiliki pengobatan tradisional sendiri yang didukung oleh kekayaan sumber daya alam dan keragaman keahlian pengobatnya. Sistem ini masih terus berkembang, bahkan sebagian sudah menjadi suatu sistem yang cukup membudaya dalam masyarakat.
Konsep pengobat dan pengobatan dengan menggunakan bahan alami menjadi kecenderungan di dalam masyarakat seiring dengan keinginan masyarakat untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan bahan kimia dalam pengobatan .
Keinginan menjadikan Pengobatan Tradisional Indonesia terhormat di dalam
negeri dan internasional memerlukan dasar yang kokoh untuk memantapkan
dan mengembangkan Pengobatan Tradisional Indonesia berupa Body of
Knowledge.
B. Tujuan
B.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan Body of Knowledge adalah untuk memperoleh
B.2 Tujuan Khusus
1. Menjadi pedoman dasar dalam pengembangan sistem Pengobatan Tradisional Indonesia.
2. Menjadi pedoman pendidikan dan pencapaian kompetensi .
3. Menjadi dasar pelayanan kesehatan tradisional yang aman, efektif dan bermutu.
4. Menjadi dasar pengembangan pembentukan medikoetikolegal dalam Pengobatan Tradisional Indonesia.
c.
Sejarah1,2,3,4Setiap bangsa mempunyai sistem pengobatan sendiri yang termasuk dalam unsurkebudayaannya .
Sistem Pengobatan Tradisional Indonesia, selain berdasarkan kebudayaan tradisional nenek moyang juga dipengaruhi dan berinteraksi dengan beberapa agama dan kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia.
Sistem pengobatan tradisional yang sudah mengakar dari sejak jaman neolitikum berinteraksi dengan berbagai budaya sebagaimana terukir dalam prasasti di Candi Borobudur (800 - 900 Masehi) . Kemudian pada jaman kerajaan Majapahit mulai berinteraksi dengan masuknya agama Islam ke Indonesia mulai dari abad
XV.
Pada abad ke XVI selnng dengan masuknya kolonial Belanda , berinteraksi
dengan Kristen mulai terlihat sistem Pengobatan Tradisional Indonesia yang diikuti oleh pengaruh China seiring dengan masuknya para pedagang China.
D. Pengertian
1. Filosofi adalah kerangka pikiran yang terbentuk sedemikian rupa dalam diri kita dan berfungsi memberi ruang bagi semua tindakan yang mungkin kita lakukan .
3. Bahan alam adalah bahan tumbuhan , hewan dan mineral atau campuran dari ketiga bahan tersebut.
4. Bahan kimia adalah bahan sintetik atau isolat dari bahan alam .
5. Sinergi adalah kombinasi, unsur, atau bagian yang dapat menghasilkan keluaran lebih baik dan lebih besar.
6. Kebudayaan adalah sistem idea yang menjadi dasar melakukan aktivitas sosial, melahirkan materi kebudayaan di bidang agama , ilmu pengetahuan, teknologi , ekonomi, organisasi sosial , bahasa dan komunikasi serta kesenian . 7. Etik adalah istilah dalam antropologi kesehatan yang berarti pelabelan suatu keadaan kesehatan seseorang, yaitu suatu kebenaran berdasarkan
metodologi ilmiah kedokteran (disease/ objectivity) .
8. Emik adalah istilah dalam antropologi kesehatan yang berarti pelabelan
suatu keadaan kesehatan seseorang, yaitu suatu kebenaran yang
berdasarkan pandangan budaya setempat (illness & sickness) .
9. Illness adalah gambaran individu tentang penyakit yang dirasakannya
(subjectivity).
10. Sickness adalah pernyataan budaya terhadap penyakit yang dialami oleh seseorang atau konsep penyakit yang dilabelkan oleh orang lain
(intersubjectivity) .
E. Yuridis formal
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI NO.0584/MENKES/SKNII1995 tentang
Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI NO.1076/MENKES/SKNI1I2003 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI NO .381/MENKES/SKlIII/2007 tentang
Kebijakan Obat Tradisional Nasional
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI NO.512/MENKES/PER/2007 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI NO.1109/MENKES/PERIIXl2007 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer - Alternatif di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI NO.003/MENKES/PER/l/2010 tentang
Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI NO.1134/MENKES/SKlIXl2010 tentang
BAB II
LANDASAN FILOSOFI
Landasan filosofi Pengobatan Tradisional Indonesia meliputi pendekatan kosmologi , holistik (jasmani , rohani , dan spiritual), kultural (biopsikososiokultural) dan sibernetika .
A. Pendekatan Kosmologi 5,6,7
Sehat merupakan rangkaian hubungan harmonis antara individu dengan lingkungan . Individu sebagai suatu bentuk mikrokosmos adalah bagian yang tidak terpisahkan dari suatu tatanan kosmos yaitu alam yang merupakan suatu bent uk makrokosmos.
Sistem Pengobatan Tradisional Indonesia memiliki pandangan kosmologis tentang penyakit, memandang penyakit tidak saja pada apa yang menyebabkan sakit melainkan juga bagaimana dan mengapa orang menjad i sakit.
Individu dan alam adalah suatu keutuhan yang harmonis . Keadaan sakit adalah suatu ketidakselarasan antara diri manusia dan alam sekitarnya.
B. Pendekatan Holistik 8,9
Konsep penyakit adalah akibat ketidakseimbangan antara fisik, emosiona l, spiritual, sosial dan lingkungan; sehingga di dalam penatalaksanaannya diperlukan pendekatan secara holistik.
Pendekatan holistik adalah pendekatan yang spesifik bagi setiap individu yang mengarah pada sumber penyebab penyakit tidak hanya sekedar mengatasi gejala.
c.
Pendekatan Kultural (biopsikososiokultural) 10,11Kebutuhan biologis setiap individu sangat berkaitan erat dengan keadaan sosial
dan budayanya. Hal tersebut berpengaruh terhadap kepribadian, nilai ,
kepercayaan , perilaku, dan kemampuan individu sehingga akan diperoleh
kecerdasan dalam perilaku hidup sehat. Pendekatan ini disebut dengan
biopsikososiokultural .
D. Pendekatan Sibernetika 12
Hubungan sesama manusia pada hakekatnya merupakan sistem jejaring yang kompleks yang meliputi komunikasi, kendali proses biologis dan mekanistik.
Hubungan antara pasien/klien dan pengobat adalah untuk memenuhi hasrat
pencapaian tertinggi dari klien, terkait dengan keinginan klien untuk
BAB III
KONSEP DASAR
Dalam penatalaksanaan sistem Pengobatan Tradisional Indonesia perlu upaya kesehatan yang optimal, berupa 4 kriteria yaitu :9
,13,14
1. Keseluruhan dalam keutuhan (Holism: Holistic & Wholistic)
Perawatan pada klien harus dilihat secara utuh . Individu yang sedang
menderita selayaknya tidak hanya dipahami berdasarkan analisa
penyakitnya saja. Sete lah diperoleh data individu maka selanjutnya dilakukan upaya pengobatan secara menyeluruh meliputi jasmani , rohani , spiritual,
sosial, keseimbangan lingkungan (holistic action with wholistic care) .
2. Alami dan menjaga keseimbangan lingkungan (Nature & Nurture)
Manusia adalah bagian dari alam. Ketidakselarasan dalam kondisi kesehatan manusia adalah akibat ketidakharmonisan hubungan manusia dengan alam . Untuk mendapatkan tingkat kesehatan yang sempurna maka manusia harus menjaga keseimbangan lingkungan.
3. Penyakit dan ketidakselarasan (Disease & Dis-ease)
Penyakit muncul akibat ketidakselarasan antara sesama sistem di dalam tubuh manusia ataupun ketidakselarasan antara manusia dengan lingkungan sekelilingnya. Ketidakselarasan yang berlanjut akan menimbulkan gangguan pad a tubuh yang selanjutnya akan menimbulkan penyakit.
4. Kekuatan penyembuhan dari alam (Medicatrix Naturae)
Mempertahankan dan memperbaiki kesehatan individu memerlukan
A. Konsep Sehat - Sakit
Tubuh mempunyai kekuatan untuk melakukan dan mempertahankan sistem keseirnbangannya. Oi dalam sisi tubuh yang sakit, terdapat sisi yang sehat. Konsep penatalaksanaan adalah dengan upaya meningkatkan daya resiliensi (keluwesan - kelenturan) sistem energi dan sistem humor (cairan dalam tubuh) , sehingga sisi yang sehat akan mampu melakukan koreksi terhadap sisi yang sakit. 15,16
Alam tersusun oleh komponen energi . Komposisi energi meliputi tiga elemen yaitu individu, alam dan spiritualitas. Sehat atau sakitnya seseorang sangat tergantung terhadap kapasitas energi yang ada pada dirinya dan sekitarnya. Oengan melakukan revitalisasi energi maka sisi yang sakit akan segera mengalami pemulihan. Agar tetap sehat maka keberadaan energi tersebut harus tetap dipertahankan.17
A.1. Konsep Sehat
Konsep "Sehat" dapat diinterpretasikan orang secara berbeda-beda . Indonesia terdiri dari keanekaragaman budaya, maka secara kongkrit akan mewujudkan perbedaan pemahaman terhadap konsep sehat yang dilihat secara emik dan etik (antropologi kesehatan). Pengobatan Tradisional Indonesia mengambil konsep sehat-sakit berdasarkan antropologi kesehatan yaitu secara etik dan emik.18,19,20
1. Sehat secara etik
Sehat dilihat berdasarkan pendekatan etik adalah sebagai berikut:
• Konsep sehat dilihat dari segi jasmani yaitu dimensi sehat yang paling nyata karena perhatiannya pad a fungsi mekanistik tubuh
• Konsep sehat dilihat dari segi mental , yaitu kemampuan berpikir dengan jernih dan koheren . Istilah mental dibedakan dengan emosional dan sosial walaupun ada hubungan yang dekat diantara ketiganya;
• Konsep sehat dilihat dari segi sosial berarti kemampuan untuk membuat dan mempertahankan hubungan dengan orang lain;
• Konsep sehat dilihat dari aspek spiritual yaitu berkaitan dengan kepercayaan dan praktek keagamaan, berkaitan dengan perbuatan baik, secara pribadi, prinsip-prinsip tingkah laku, dan cara mencapai kedamaian dan merasa damai dalam kesendirian;
• Konsep sehat dilihat dari segi sosietal, yaitu berkaitan dengan kesehatan pada tingkat individual yang terjadi karena kondisi-kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya yang melingkupi individu tersebut. Adalah tidak mungkin menjadi sehat dalam masyarakat yang "sakit" yang tidak dapat menyediakan sumber-sumber untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan emosional.
2. Sehat secara emik
Sehat secara emik akan menyandang konsep kebudayaan yang berbeda, seperti seseorang secara pandangan etik dinyatakan tidak sehat, tetapi masih dapat melakukan aktivitasnya Ini berarti orang tersebut dapat menyatakan dirinya sehat. Jadi seseorang berdasarkan kebudayaannya dapat menentukan sehat secara berbeda seperti pad a kenyataan pendapat sebagai berikut:
Seseorang dapat menentukan kondisi kesehatannya baik (sehat) bilamana ia tidak merasakan terjadinya suatu kelainan fisik maupun psikis. Walaupun ia menyadari akan adanya kelainan tetapi tidak terlalu menimbulkan perasaan sakit, atau tidak dipersepsikan sebagai kelainan yang memerlukan perhatian medis secara khusus, atau kelainan ini tidak dianggap sebagai suatu penyakit. Dasar utama penentuan tersebut adalah bahwa ia tetap dapat menjalankan peranan-peranan sosialnya setiap hari seperti biasa.
A.2. Konsep Sakit
• Personalistik, munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa mahluk supra natural.
• Naturalistik, penyakit (illness) dijelaskan dengan istilah-istilah yang sistematik dan bukan pribadi. Naturalistik mengakui adanya suatu model keseimbangan, sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap dalam tubuh seperti panas, dingin, cairan tubuh berada dalam keadaan seimbang menurut usia dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan lingkungan sosialnya, apabila keseimbangan terganggu, maka hasilnya adalah penyakit.
2. Sakit secara etik
Sakit dilihat secara etik dimaknai sebagai berikut :
Secara ilmiah penyakit (disease) diartikan sebagai gangguan fungsi fisiologis
dari suatu organ tubuh sebagai akibat terjadi infeksi atau tekanan dari lingkungan, jadi penyakit itu bersifat obyektif.
Sebaliknya secara budaya, sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap
pengalaman menderita suatu penyakit, yang dipengaruhi oleh pengalaman, nilai, kepercayaan, dan budaya masyarakat setempat.
B. Penentuan penyakit
Diagnosis atau penentuan penyakit (illness) berdasarkan konsep emik
ditegakkan berdasarkan konsep Personalistik dan Naturalistik, melalui:
1. Penggunaan semaksimal mungkin proses pengamatan, pertanyaan, perabaan, pendengaran, dan pembauan.
2. Pertanyaan atau wawancara meliputi aspek dokter dan aspek pasien yang
dituangkan dalam informed choice.
Struktur diagnosis Pengobatan Tradisional Indonesia dibuat meliputi:
2. Diagnosis berdasarkan etik, yaitu diagnosis yang berdasarkan analisa
medis konvensionall obyektif (disease)
3. Diagnosis karakter individu, berdasarkan sifat dari setiap
individu/personalitas
4. Diagnosis PNIE, berdasarkan keseimbangan Psiko Neuro Imuno
Endokrinologi
5. Diagnosis kebugaran, berdasarkan WeI/ness Index (Indeks Kebugaran)
c.
Konsep PenangananManusia sebagai makhluk sosial mempunyai keterkaitan dengan berbagai hal dan merupakan suatu sistem yang sangat kompleks, sehingga dalam penanganannya juga harus memperhatikan beberapa aspek.
Pada tubuh yang sakit terdapat juga sisi yang sehat. Untuk mendapatkan hasil penanganan yang selain memperbaiki yang sakit tujuan penatalaksanaan, juga adalah untuk melakukan upaya peningkatan sisi sehat dari pasien yang sakit melalui beberapa cara, yaitu:
1. Pembersihan
Penyakitlgangguan kesehatan terjadi akibat ketidakmarnpuan tubuh untuk membersihkan racun, sisa metabolisme, kuman, sel/jaringan yang mati, dan lain-lain.
2. Pemanasan
Panas adalah suatu energi yang identik dengan vitalitas/energi positif. Sehat adalah suatu keadaan dimana kapasitas energi positif optimal. Sedangkan penyakit terjadi akibat penumpukan energi negatif.
3. Pendinginan
BAB IV
KARAKTER KEPRIBADIAN MANUSIA
Setiap individu mempunyai karakteristiknya masing masing. Oi dalam penatalaksaan kesehatan diperlukan pengenalan lebih dekat terhadap individu yang sakit. Oasar utama Pengobatan Tradisional Indonesia untuk penatalaksanaannya adalah "Iebih penting untuk mengetahui siapa yang sakit daripada penyakit apa yang dideritanya"
[image:29.595.24.537.348.599.2]Berdasarkan hal tersebut; menurut sistem Pengobatan Tradisional Indonesia, manusia dibagi menjadi 4 karakter kepribadian yang menggambarkan personalitas seseorang. 22,23,24,25,26,27
Tabel1
Karakter kepribadian manusia
KARAKTER DESKRIPSI SIFAT POSITIF SIFAT NEGATIF RISIKO PENYAKIT
PANAS (Kholeris)
Kepribadian ini pad a dasarnya sangat ambisius dan suka memimpin. Mereka mempunyai sifat agresif, energetik dan keinginan tinggi serta berusaha mempengaruhi orang lain. Selalu ingin terlibat dalam beberapa kegiatan. Kepribadian ini cenderung menguasai kepribadian yang lain; terutama yang
berkepribadian kalem. Berkemauan keras, Independen, Memiliki visi, Tegas, Praktis, Produktif, Suka memimpin.
Cepat puas diri, Ceroboh, Dominan,
Sulit mengampuni , Sarkastik, Pemarah, Kejam . Sindroma metabolik Hiperurisemia Gout Diabetes Hiperkolesterolemia Gangguan saluran cerna Gangguan fungsi hati Kepekatan darah Gangguan pernafasan Asma
Gangguan saluran kencing dan genital
Menorrhagia
Kepribadian hangat Bersahabat Tidak disiplin Anorexia,
HANGAT cenderung mudah marah Berbelas kasih Emosi labil Mudah cemas
(Sanguinis) dan suka mencari Responsif Tidak produktif Kolik pencernaan kesenangan, mudah Antusias Egosentris Konstipasi bersosialisasi dan emosional. Ramah Membesarkan Gangguan limpa Sangat menikmati Banyak bicara masalah Defisiensi vit & mineral, perkumpulan dan membina Anemia
teman baru tetapi cenderung Hypoglycemia heboh, suka bicara, tidak Dehidrasi
mudah malu dan suka pesta. Gangguan sirkulasi Kepribadian ini sangat kreatif Antibodi lemah dan banyak angan angan. Radang sendi
Mereka juga sangat sensitif, Gangguan neuromuscular mudah berbelas kasih dan Spasmophillia
ahli pikir tetapi cenderung Syncope - Vertigo mudah lupa dan selalu Tinnitus
terlambat dalam Depresi - Ansietas mengerjakan tugas serta Dystonia
cepat bosan.
Lebih bersifat tertutup dan Perfeksionis Pemurung Kurang nafsu makan,
DINGIN pemikir yang baik. Banyak Berbakat Pembalas kolik perut,
(Melankolis) pertimbangan, lambat Analitis Berpusat diri sendiri anemia, mengambil keputusan, dan Tekun Berpikir negatif rematik, terlalu khawatir Disiplin Kurang vertigo, Sangat kreatif dalam seni Rela berkorban bermasyarakat cemas terutama membuat puisi dan Perasa
selalu terinspirasi dengan hal Teoritis hal yang berbau tragedi
Bersifat perfeksionis, percaya diri dan independen serta cenderung tidak perduli kepada orang lain
KAlEM Mereka sangat relaks, Tenang Kikir Sinusitis
(Plegmatis) pendiam sampai cenderung Objektif Egois Retensi cairan
malas. Mudah menerima, Diplomatis Tidak punya motivasi Kongesti saluram limfe mudah terharu, pemalu dan Efisien Suka menunda Sirkulasi vena lemah susah menerima perubahan Teratur Tidak tegas Tonus lambung jelek Kepribadian i ni cenderung Tidak perduli Cari aman sendiri Pencernaan lambat santai, konsisten, kalem, Praktis Cepat kuatir Hipotiroid
rational, rasa penasaran Humoris Penakut Hipofungsi adrenal tinggi. Dapat diandalkan Kegemukan Sebagai administrator yang Sering flu
baik; bisa bersifat pasif Gangguan pernafasan sampai agresif Kaki bengkak
Gambar
1.
Karakter Kepribadian Manusia
SANGUINIS
o
Hangat, bersahabatBerbelas kasihan
Responsif Emosi labil
Tidak produktif Banyak bicara Egosentris Membesar-
0
besarkan masalahKHOLERIS
Berkemauan keras
o
Independen
Cepat puas diri Ceroboh Memiliki Visi Praktis Dominan Sulit mengarnpuni Sarkastis Pemarah Tegas
o
Kejam PemimpinPerfeksioni Pemurung
Pembalas
o o
Kikir Tenang,
Analitis
Berpusat diri sendiri Berpikir negatif
Kurang
Bermasyarakat
Tekun Perasa
o
DisiplinRela berkorban
MELANKOLIS
Egois kalem
Tidak punya motivasi Obyektif
Suka menunda-nunda Tidak tegas
Cari aman sendiri Efisien, teratur
Cepat kuatir
Penaku Cuek, tidak peduli
Praktis humoris
Dapat diandalkan
0
BABV
LANDASAN KEILMUAN PENGOBATAN TRADISIONAL INDONESIA
Pengobatan Tradisional Indonesia memerlukan suatu konsep teori dasar
menyangkut penjelasan dan aktivitas untuk meningkatakan profesioanlisme dan pengembangan ilmu para praktisi di bidang Pengobatan Tradisional Indonesia. Dalam rangka mewujudkan tersebut maka diperlukan landasan keilmuan Pengobatan TradisionaL Indonesia yang diuraikan dalam gambar berikut:
H
TRAD ISO NALBIOLOGI [ KULTURAL
II
セ
h
in@ do n e セ@
MODALITAS
KeterampiianDasar Menegakkan Diagnosis Index
PreThl SPIRIT
PSIKO-NEURO-IMUNO 0 ENDOKRINOLOGI
I
g e BIOKIMIA
eセ@
Pada Gambar 2 tampak bahwa ilmu dasar Body of Knowledge Pengobatan
Tradisional Indonesia adalah tidak jauh berbeda dengan kedokteran
"PsikoNeurolmunoEndokrinologi"), yang pada akhirnya menyebabkan penyakit
dalam tubuh (diseases).28
Dalam mewujudkan profesionalisme para praktisi Pengobatan Tradisional Indonesia diperlukan diagnostik yang holistik sesuai dengan landasan filosofi Pengobatan Tradisional Indonesia. Untuk tujuan tersebut diperlukan beberapa
ketrampilan dan dasar dasar keilmuan terkait yaitu
"BioPsikoSosioKulturoSpiritual" (BPSKS) yang merupakan faktor faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan "PsikoNeurolmunoEndokrinologi" (PNIE).
Kebutuhan biologis setiap individu sangat berkaitan erat dengan keadaan sosial dan budayanya, berpengaruh terhadap kepribadian, nilai, kepercayaan, perilaku, dan kemampuan individu sehingga akan diperoleh kecerdasan dalam perilaku
[image:33.595.55.493.386.677.2]hidup sehat, bisa berupa meniru, kebiasaan, dan kesadaran (coping skill) .
Gambar 3.
Ketidakmampuan inidvidu dalam mempertahankan homeostasis karena stress akibat ketidak seimbangan BPSKS dalam jangka penjang akan menyebabkan penyakit.
Gambar 4.
Mekanisme terjadinya penyakit degeneratif
KEBUTUHAN BIOLOGIS
SOSIAL
--'---,l
セイMMMMMMMMGM BU DAYA PERSONALITASNilai, Kepercayaan, Kebiasaan, Kemampuan
+
KOGI'JITIF
+
TINGKAH LAKU
+
STIMULUS
(Cortex & Limbic Sistem)
+
STRESSOR
+
HIPOTALAMUS
..
•
JANGKA PEI\JDEK JANGKA PAI\lJANG
+
+
Jalur Elektrik Jalur Kimiawi
+
+
BRAIN STEM PITUITARI
Medulla Nセiゥ ウ@ .. .. セイエ・ォ ウ@ Adrenal
Adrenalin Cortisol
+
+
Gangguan Mekanik & Kinetik Gangguan Fungsi Regenerasi MITOCHONDRIAL
CYTOPATHY TELOMERASE
1
Ketidakselarasan dari "BioPsikoSosioKulturoSpiritual" (BPSKS) akan menimbulkan dampak pada sistim saraf simpatis dan parasimpatis . Gangguan ini
akan menyebabkan stressor jangka pendek (electrical highway) dan jangka
panjang (chemical highway) (Iihat Gambar 5). Stress jangka pendek akan
merangsang sekresi adrenalin yang menyebabkan efek lebih lanjut baik mekanik maupun kinetik pada organ tubuh seperti, vasokonstriksi pembuluh darah perifer, peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, dan lain-lain. Sedangkan efek jangka panjang akan merangsang sekresi kortisol pad a kelenjar suprarenal. Pelepasan kortisol akan mengganggu kerja kelenjar pituitari di sumbu hipothalamik dan kelenjar adrenal (HPA) yang selanjutnya akan menyebabkan glukoneogenesis. Glukoneogenesis akan menimbulkan gangguan pada kelenjar thimus yang mengatur sistim imunitas. Glukoneogenesis yang kronis akan menyebabkan penurunan sensitifitas insulin. Akibat terjadinya resistensi insulin akan menimbulkan peningkatan kadar gula dalam darah sementara di dalam sel menurun, sehingga kebutuhan mitokondria untuk menghasilkan energi menurun (mitokondria sitopati) yang akan menyebabkan peningkatan aktivitas enzim telomerase sehingga terjadi pemendekan telomer
yang akan menganggu struktur DNA dalam inti sel. Penurunan sensitifitas
insulin akan meningkatkan apoptosis sel. Apoptosis yang tidak terkontrol akan menyebabkan penyakit degeneratif.
Untuk mengetahui lebih jelas terjadinya hubungan ketidakseimbangan
send neural message 10 hypothalamus
-'
セ@ d@
(cor cotropin raining hamone)
[image:36.595.73.469.157.647.2]Chemical highway Electrical highway (faster)
Gambar 5.
Sistem Hipotalamik
Gangguan Keseimbangan
Stimulus BloPsikoSosioKulturoSpiritual
, - - - I- - - : - -_ _ _
Key
ACTH (adrenocorthopic homone)
AOH (artic:luretlc homone)
CRH
(slowe) Hypothalanus (comand center)
(Hypothalanus releasus CRH and ADH)
Pituitary'"
( セM・ョ、イッーィゥョ@ )
Stimulates the adrenal cortex
sexsu a lity,
p ....oteln system
growth. and convers ion suppress ion
appablte to energy
Fat and Immune
Conlec and limbic syslem
1
( Hypothalanus releasus CRH
8
Stimulates the adrenal medulia
BABV
MODALITAS PENGOBATAN
Sistem Pengobatan Tradisional di Indonesia terbagi dalam 2 cara
penatalaksanaan yaitu: [1] Penggunaan Ramuan, dan [2] Terapi Keterampilan.
A. Konsep Ramuan
A.1. Penggunaan Ramuan atau Jamu.
Sistem pengobatan tradisional Indonesia dengan ramuan atau jamu diawali dengan pandangan empiris dari generasi ke generasi yang mengamati
kondisi setiap orang yang menggunakannya. Tanpa menggunakan
instrumentasi, para pengobat tradisional mampu membuat gambaran penyakit secara bermakna yang dikaitkan dengan keadaan fungsi tubuh baik dalam kondisi sehat maupun sakit.
Dalam penggunaan ramuan atau jamu, prinsip dasar terhadap "vital force" tubuh merupakan acuan yang disepakati secara mendasar. Secara filosofis terdapat 4 cara pendekatan yang dapat dilakukan dalam penggunaan ramuan atau jamu; yaitu:29
1. Magis atau Supranatural
Pendekatan cara ini banyak dilakukan masyarakat dalam penggunaan ramuan atau jamu. Para praktisi jamu dengan pendekatan ini mempunyai keahlian dari wangsit atau suatu kekuatan yang diberikan kepadanya sehingga mempunyai keahlian untuk meramu. Pendekatan ini terutama berhubungan dengan aspek spiritual.
2. Energetik
3. Fungsi dinamis
Pendekatan ini menganut konsep fisiomedik dengan doktrin yang sedikit berkaitan dengan aspek kontemporer dunia kedokteran konvensional. Pendekatan ini mengatakan bahwa tanaman mempunyai aksi fungsional yang tidak selalu berhubungan dengan komponen fisik tetapi lebih terkait dengan aspek fisiologis walaupun tidak secara nyata melibatkan konsep energi dalam prakteknya.
4. Kimiawi
Pendekatan ini lebih terlihat pad a praktisi ramuan atau jamu di era modern yang menjelaskan bahwa aksi kerja ramuan atau jamu adalah karena adanya kandungan kimiawi didalarnnya. Efektivitas ramuan atau jamu dapat terjadi karena efek sinergi dengan komponen kimiawi yang terdapat didalam tubuh seseorang. Para praktisi ini mengatakan bahwa pada kasus darurat, obat tetap menjadi pilihan tetapi untuk meningkatkan kemampuan tubuh agar penyakit tersebut tidak terulang kembali maka penggunaan ramuan atau jamu tetap yang paling baik, yang tidak dapat dilakukan oleh obat obatan. Dalam memberikan atau memilih ramuan atau bahan tanaman yang akan
diberikan kepada individu yang menderita sakit, maka ditentukan
berdasarkan konsep keseimbangan dan keselarasan antara individu dan tanaman yang akan diberi.
A.2. Prinsip Dasar Penggunaan Ramuan atau Jamu
8erbagai teori tentang konsep atau prinsip dasar penggunaan ramuan atau jamu yang didapat dari beberapa buku teori, diantaranya: 1. Prinsip Harmonisasi; 2. Prinsip Penggunaan dan 3. Prinsip Jamuologi.
1. Prinsip Harmonisasi
Konsep dasar penggunaan ramuan atau jamu adalah melakukan harmonisasi melalui proses keseimbangan antara pasien dengan lingkungan, keseimbangan antara kekuatan energi positif dan negatif, keseimbangan unsur panas dan dingin dalam tubuh seseorang.
"Bhuana Agung" - manusia sebagai makhluk makrokosmos yang secara total terkait dengan lingkungan sekitarnya; [3] "Bhuana Alit" - manusia sebagai makhluk mikrokosmos yang sebagai dirinya memerlukan kebutuhan,
30
pikiran dan perasaan. Sebagai makhluk mikrokosmos, manusia
memerlukan proses purifikasi melalui entitas spiritual, keseimbangan energi dan didukung oleh penggunaan ramuan atau jamu untuk mendapatkan harmonisasi pada kehidupannya.
2. Prinsip Penggunaan.1 ,31
Dalam penggunaannya ramuan jamu dikategorikan menjadi panas dan dingin. Setiap individu mempunyai karakter tersendiri, demikian juga tanaman. Maka untuk mencapai tingkat keseimbangan dilakukan persilangan dalam penatalaksanaannya. Individu yang mempunyai karakter panas akan diberikan jenis tanaman yang mempunyai sifat dingin atau sejuk. Demikian juga sebaliknya, individu yang mempunyai karakter dingin diberikan jenis tanaman yang bersifat panas atau hangat.
Kandungan ramuan dapat berupa daun, bunga, kulit batang, akar, biji atau bahkan seluruh unsur tanaman . Dalam penggunaannya jamu dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : kandungan utama, unsur pendukung dan penyedap rasa atau bau. Kombinasi ketiga kelompok tersebut harus dapat memberikan interaksi secara mutualistik dalam mengatasi gejala atau penyakit dari individu tersebut. Resep jamu harus dapat memenuhi dan merangkum 4 fungsi dasar, yaitu:
• Untuk mengatasi masalah atau penyakit yang terjadi pada seseorang seperti darah tinggi, kencing manis, asma sampai kanker.
• Untuk mempertahankan tingkat kesehatan dengan upaya
meningkatkan sirkulasi darah dan metabolism.
• Untuk menenangkan/mendinginkan sistem tubuh yang sedang bermasalah seperti radang, nyeri ataupun gangguan saluran cerna.
masalah pasien juga dapat diberikan campuran untuk meningkatkan vitalitas orang yang sakit. Dalam filosofi praktis sehari hari para peramu jamu menganut prinsip bahwa bila sesorang itu sakit, tidak berarti seluruh tubuhnya sakit. Didalam tubuh yang sakit juga terdapat sisi yang sehat, sehingga didalam pembuatan ramuan juga diramu resep untuk mengupayakan agar sisi tubuh yang sehat lebih diperkuat. Dengan dernikian tubuh yang kuat dapat melakukan revitalisasi pad a sisi yang sakit. Secara konseptual masyarakat, penggunaan jamu lebih banyak dirasakan manfaat secara emik daripada secara etik. Perasaan tubuh yang sudah merasa lebih enak, dimana gejala gejala penyakit sudah tidak muncul merupakan dampak utama yang dirasakan dari penggunaan jamu.
3. Prinsip Jamuologi
Didalam sistem Pengobatan Tradisional Indonesia penggunaan ramuan atau jamu dilakukan secara holistik, mulai dari aspek budaya sampai kepada aspek emosional, spiritual, sosial dan lingkungan . Secara praktek penggunaan ramuan atau jamu meliputi aspek sebagai nutrisi sampai pengaruh terhadap fungsi fisiologis dan metabolik.
Sesuai dengan pendekatan holistik tersebut diatas maka secara konseptual penggunaan ramuan atau jamu dalam prakteknya dapat berlandaskan atas:32 ,33
• Tubuh mempunyai mekanisme untuk melakukan penyembuhannya sendiri. Tujuan utama penggunaan jamu untuk mendukung mekanisme internal tubuh sekaligus mempertahankan fungsinya agar tubuh menjadi sehat.
• Sebagian besar penyakit bersumber dari ketidakberesan fungsi pencernaan dalam melakukan fungsi pengambilan sumber makanan bagi tubuh.
• Keberadaan suatu kekuatan quasi-material yang disebut humor akan
• Pernberian ramuan atau jamu dapat diberikan baik dari luar maupun dari dalam. Mengingat kepekaan sistem saluran cerna maka pemberian dari dalam dengan diminum harus secara hati hati. Tujuan utama memberikan ramuan atau jamu dari dalam adalah untuk melakukan evakuasi zat zat asing dari tubuh, mencegah keluarnya zat zat penting dar; tubuh, modifikas; sistem humor organ tubuh. Diperingatkan kepada setiap pengobat untuk tidak selalu melakukan perubahan ramuan pada saat terjadi perubahan minor dar; keluhan pasien .
Berbeda dengan konsep pengobatan pada umurnnya terutama bila dibandingkan dengan metode kedokteran konvensional yang lebih berorientasi pada landasan mekanistik maka penggunaan ramuan atau jamu lebih bertumpu pada landasan vitalistik. Landasan vitalistik menjadi konsep dasar dari prinsip Jamuologi.
Vitalistik 9,39,41
Filosofi dari vitalistik berdasarkan konsep bahwa makhluk hidup tersusun oleh komponen reaksi kimia dan fisik yang sangat terorganisir. Setiap reaksi kimia dan fisik yang terjadi bersifat kompleks sebagai tumpuan utama dalam kelangsungan hidup individu terutama untuk mendapatkan fungsi tubuh yang dan selaras dalam kemampuannya untuk tumbuh, berkembang, respon terhadap rangsangan, reproduksi dan kemampuan untuk melakukan perbaikan didalam tubuh. Kemampuan tersebut membutuhkan organisasi dan koordinasi yang prima sehingga akan diperoleh tingkat keseimbangan yang utuh sebagai suatu sistem yang disebut homeostasis. Agar organisasi dan koordinasi tersebut dapat dipertahankan maka dibutuhkan vitalitas yang baik dari setiap sistem dalam tubuh.
Vitalitas sistem tubuh yang utuh digambarkan sebagai suatu biological
intelegence sebagai suatu perpaduan antara energi, kecerdasan dan organisasi dalam se!. Penggunaan ramuan atau jamu menganut keselarasan terhadap
ketiga unsur tersebut sebagai segitiga sehat. Prinsip dasar utama dalam
melakukan aktifitas kerja secara baik, hal ini dikenal dengan konsep RESTORASI (Iihat Tabel 2). Prinsip dasar JAMUOLOGI untuk membangun vitalitas baik untuk melawan penyakit ataupun untuk mencapai tingkat kesehatan yang sempurna sang at berlandaskan kepada proses revitalisasi dan restorasi tersebut. Revitalisasi dan restorasi sangat diperlukan dalam upaya agar seseorang yang sakit dapat sembuh, tetapi yang lebih penting adalah setelah orang tersebut sembuh bagaimana agar penyakit tersebut tidak terulang atau kambuh lagi.
Mekanistik 42
Konsep mekanistik yang beranggapan bahwa makhluk hidup adalah suatu komponen materi yang tersusun oleh berbagai organ. Konsep ini lebih sering dianut oleh dunia kedokteran . Makhluk hidup tidak bisa diterjemahkan berdasarkan reaksi kimia dan fisik o Filosofi mekanistik melihat penyakit bedasarkan gejala dan tanda akibat ketidakberesan fungsi organ sehingga mengganggu reaksi kimia dan fisiko Gangguan tersebut akibat adanya aktifitas patogenik, seperti mikroba, autotoksin, genetis, racun lingkungan, trauma , sisa
metabolism dan lainnya. Konsep dasar aliran mekanistik adalah
REDUKTIONISM yang berusaha untuk mengurangi gejala yang diakibatkan atau lebih dikenal dengan pendekatan simptomatik (Iihat Tabel 2). Yang menjadi masalah utama pada pendekatan mekanistik ini adalah ketidakmampuan untuk mengatasi masalah-masalah kronis terutama untuk mencegah terjadinya kekambuhan dari penyakit tersebut. Selain itu , pendekatan mekanistik juga selalu mengabaikan kualitas hidup dari seseorang (QoL) .
Eksplorasi konsep vitalistik dan mekanistik tersebut diatas lebih diperjelas dengan aliran pengobatan saat ini yang dikenal dengan aliran Einsteinian dan Newtonian. Aliran Einsteinian lebih dikenal sebagai Kedokteran Vibrational yang dalam penatalaksanaannya lebih menumpukan optimalisasi kapasitas energi di dalam tubuh untuk mendapatkan kesempurnaan dalam kesehatan makhluk hidup.
didalam tubuh selain otak. Penyakit timbul akibat ketidakselarasan energi yang dipengaruhi oleh hubungan neuroendokrin yang terkait dengan hubungan dinamis antara jasmani rohani dan sukma seseorang (Keseimbangan Psiko-Neuro-Endokrino-Imunologi). Konsep ini menjadi landasan utama pad a prinsip dasar Jamuologi, dimana pemberian ramuan atau jamu dimaksudkan untuk menyelaraskan kapasitas energi didalam tubuh individu. Dalam sistem pengobatannya aliran Einsteinian lebih mengandalkan kepada menyeimbangkan kembali energi jasmani rohani dan sukma yang kompleks. Energi yang selaras harus meliputi keseimbangan biokimiawi, fisik atau struktur tubuh dan emosi, mental, spiritual yang dikenal sebagai "triad of health" (Iihat Gambar 6).
Tabel2.
Konsep Mekanistik dan Vitalistik
Model kedokteran konvensional (mekanistik)
Model kedokteran vibrasional (vitalistik)
Didasarkan pada fisika Newton (based on Newtonian Physics)
Didasarkan pada fisika Einstein dan kuantum (based on Einsteinian and Quantum Physics)
Memandang tubuh sebagai biomes in (view the body as a biomachine)
Memandang tubuh sebagai sistem energi dinamis (view the body as a
dynamic energy sistem)
Memandang otak sebagai biokomputer dengan kesadaran sebagai produk dari aktivitas listrik otak (sees the brain as a
biocomputer with consciousness by-product of the brain's electrical activity)
Otak dan ruh (spirit) adalah sumber sesungguhnya dari kesadaran (operator sesungguhnya yang
menjalankan otak / biokomputer) (mind and spirit are true sources of
consciousness (the actual operator who runs the brain / biocomputer))
Emosi dianggap mempengaruhi penyakit melalui koneksi neurohormonal antara otak dan tubuh (emotions thought to influence illness through neurohormonal connections between brain and body)
Emosi dan ruh (spirit) dapat mempengaruhi penyakit melalui koneksi energi dan neurohormonal antara tubuh, pikiran dan ruh (emotions and spirit can influence illness via energic and neurohormonal connection among body, mind and spirit)
Terapi dengan obat dan bedah bertujuan memfiksasi biomekanisme abnormal dalam tubuh fisik (treatments with drugs and surgery to "fix" abnormal biomechanisms in the physical body)
Terapi dengan berbagai bentuk frekuensi energi bertujuan
Newtonian 43
Aliran ini melihat tubuh sebagai suatu fungsi biomekanik seperti mesin ; dimana yang mengatur atau yang berfungsi sebagai biokomputernya hanya otak dengan
aktifitas listriknya. Emosi dianggap hanya mempengaruhi hubungan
neurohormon antara otak dan tubuh saja, sehingga sifat pengobatan yang dilakukan hanya untuk memperbaiki mana fungsi fisik tubuh yang bermasalah.
Gambar 6
The Triad of Health
ENERGY
Emotional / Mental / Spiritual
The Triad of Health
Konsep biomekanistik yang lebih banyak dianut oleh kedokteran konvensional ini
lebih menumpukan perbaikan mekanistik seperti halnya montir untuk
memperbaiki mesin atau tukang kayu untuk membetulkan perobatan yang rusak, sehingga bila hal hal yang sudah diobati mendapatkan benturan maka operasi adalah jalan terakhir yang akan ditempuh. Pad a kenyataannya tindakan tindakan tersebut tidak menjamin untuk tidak terjadinya kekambuhan dan kualitas hidup akan lebih baik.
Prinsip Pengobatan
Prinsip dasar penatalaksanaan pengobatan dengan ramuan atau jamu adalah berdasarkan konsep bahwa tubuh mempunyai kekuatan untuk mempertahankan
fungsi kesehatan (the power of body responsible to maintain health). Kegagalan
manifestasi secara klinis. Dengan diperolehnya diagnosa terhadap sistem humor yang bermasalah maka ditentukan prinsip dasar penatalaksanaan pengobatan dengan mengikuti pola sebagai berikut :
1. Eliminasi faktor penyebab 2. Normalisasi sistem humor 3. Normalisasi jaringan atau organ
Metode Pemberian Ramuan
Komposisi dan hasil yang bermakna dari pemberian ramuan atau jamu tergantung atau dipengaruhi oleh metode pemberiannya. Tisane (ekstrak dengan air panas) akan kaya dengan komponen polar karena air adalah bahan pelarut zat polar. Minyak disisi lain bersifat pelarut materi non polar dan akan menyerap komponen non polar. Alkohol berada diantara keduanya. Dengan dernikian efektivitas dari ramuan atau jamu yang diberikan sangat tergantung dengan hal tersebut diatas .
Bentuk-bentuk sediaan ramuan adalah jamu : 45
1. Tincture , adalah proses ekstraksi dengan alkohol yang biasanya kombinasi 100% etanol murni dengan tanaman atau campuran 100% etanol dengan air.
2. Elixir, adalah proses dengan menggunakan etanol 12-38%. Disebut juga
herbal wine yang merupakan hasil maserasi ramuan didalam wine.
3. Tisane, adalah proses ekstraksi dengan air panas.
4. Dekoksi, adalah perebusan yang lama dari ramuan terutama untuk akar atau kulit kayu .
5. Maserasi, adalah suatu infusa dalam bentuk dingin dimana tanaman dipotong-potong hal us dan ditambahkan air dingin untuk selanjutnya didiamkan selama 7 - 12 jam tergantung tanaman yang dipergunakan.
6. Vinegar, adalah proses yang hampir sarna dengan tinktur tetapi menggunakan asam asetat sebagai pelarutnya. Dikenal juga sebagai pen-cuka-an.
8. Inhalasi, terutama untuk penggunaan aromaterapi atau ramuan melalui
penguapan khususnya pada kasus saluran pernafasan seperti sinusitis, asma, atau batuk.
9. Topikal, adalah penggunaan ramuan untuk pemakaian luar. Bisa dalam
bentuk:
• Minyak atsiri, biasanya dengan penggunaan minyak pembawa
(carrier oil) terutama pada penggunaan dosis tinggi karena dapat meng-iritasi kulit.
• Balsem, Krim dan Lotion, umumnya dalam bentuk minyak dimana ramuan direndam dengan minyak dalam waktu yang lama (minggu sampai bulan).
• Poultices dan Kompres, menggunakan ramuan secara utuh yang telah dihancurkan dan langsung ditempelkan pada tempat yang sakit kemudian dibalut.
Secara keseluruhan, ramuan tersebut dapat dikonsumsi dalam bentuk kering berupa bubuk atau dalam bentuk segar berupa jus.
Kategori Reaksi 46
Masyarakat menyadari bahwa khasiat penggunaan jamu bukanlah reaksi satu malam seperti makan cabe sehingga diperlukan penggunaan secara terus menerus. Dalam konsumsi ramuan atau jamu atau secara umum bahan-bahan alam lainnya akan diperoleh reaksi yang beragam:
1. Reaksi "healing crisis" adalah suatu keadaan dimana terjadi reaksi yang bersifat sesaat seolah-olah bertambah buruk, seperti berkeringat banyak, pusing atau sakit kepala , muntah, buang air besar. Reaksi ini tidak lebih dari 24 jam, biasanya hanya sesaat setelah mengkonsumsi ramuan atau jamu tersebut.
2. Reaksi "aggravasi" adalah gambaran terjadinya reaksi perburukan yang
bersifat perlahan-Iahan tetapi berkelanjutan sampai lebih dari 3 hari . Reaksi ini merupakan indikasi bahwa pemberian ramuan atau jamu tersebut tidak sesuai.
Bentuk Lain Penggunaan Ramuan
Terapi air sebagai salah satu bagian modalitas ramuan . Terapi air dipergunakan untuk melakukan peremajaan terhadap energi tubuh sehingga akan diperoleh kondisi sel yang dan kuat. Dalam penatalaksanaannya terapi air juga dibarengi dengan pemijatan dan pengurutan dengan menggunakan minyak atsiri (aromaterapi) . Dengan minyak atsiri, bau harum akan lebih menenangkan emosi sekaligus sebagai penurun stress dan dibarengi pemijatan maka diharapkan untuk mengaktifkan ujung-ujung saraf dan merangsang aliran darah.
Terapi air dengan perendaman dimaksudkan untuk melakukan pembersihan zat toksik (racun), melakukan relaksasi dan pengisian kembali energi sel yang secara tidak langsung akan mendapatkan kembali keseimbangan luar dan dalam. Kecantikan tidak hanya dari luar tetapi dari dalam jauh lebih penting. Kecantikan dari dalam bisa diperoleh bila racun tidak tertumpuk , energi akan optimal dan tubuh merasa lebih nyaman (relaks).
B. Konsep Keterampilan
Yang termasuk dalam modalitas keterampilan Pengobatan Tradisional Indonesia meliputi keterampilan pikiran, manual, dan penggunaan alat.
Salah satu bentuk keterampilan yang ada dalam Pengobatan Tradisional Indonesia adalah Pijat Urut. Pengobatan Tradisional Indonesia terutama dengan tehnik tekanan dan urut untuk menghilangkan ketegangan pad a otot dan sendi. Pijat urut mengandalkan tekanan dengan ibu jari tangan berputar di sekitar sumbu tubuh (garis tulang belakang) untuk melancarkan aliran sistem limfatik. Tekanan dengan ibu jari tangan tersebut disertai pergerakan simultan dengan telapak tangan untuk melakukan pengurutan, peremasan dan tekanan pada permukaan . Gerakan ini dimaksudkan untuk memperbaiki sirkulasi aliran darah .
BAB VII
KESIMPULAN
Body of Know/edge ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengobatan tradisional di Indonesia dalam upaya mengintegrasikan dalam sistem pelayanan kesehatan formal.
Dari pendekatan atau konsep yang ada, dokter sebagai profesional dapat memilih salah satu atau penggabungan modalitas terapi Pengobatan Tradisional Indonesia dikombinasikan dengan pelayanan kesehatan konvensional. Pendekatan ini memprioritaskan pilihan-pilihan yang sesuai dengan kondisi objektif dan subjektif pasien serta interaksi antara keduanya (The Art of Medic).
LAMPIRAN
Lampiran 1
CONTOH KASUS
Seorang wanita bernama A umur 49 tahun bekerja sebagai sekretaris mengeluh selalu sakit kepala terutama pada daerah belakang kepala dan leher. Wanita tersebut selalu bekerja sampai lewat waktu larut malam sehingga sampai kurang tidur.
Pada sa at dilakukan pemeriksaan didapati tekanan darah 140/95 mmHg, kadar kolesterol 250 dengan be rat badan 65 kg dan tinggi badan 157 em.
Dalam kesehariannya ia eenderung suka bekerja keras dan mempunyai ambisi tinggi, energik dan agresif. Selain itu ia juga mudah tersinggung dan mudah emosi atau marah.
Diagnosa holistik
EMIK Sakit kepala (iI/ness) Masuk angin (sickness)
ETIK Hipertensi, Sindroma Metabolik
KARAKTER Panas
PNIE Ketidakseimbangan Sistem Endokrin
Lampiran 2.
DIAGNOSTIK PSIKO NEURO ENDOKRINO IMUNOLOGI
Interaksi Personalistik dan Naturalistik dalam Pengobatan Tradisional Indonesia menjadi komponen utama dalam menentukan status sehat - sakitnya seseorang. Interaksi ini sangat mempengaruhi dua sistem adaptif yang terdapat dalam tubuh manusia: yaitu komunikasi antara stressor yang masuk dengan komunikasi otak
dengan sistem imunitas tubuh (signaling pathway). Dua jalur komunikasi ini akan
melibatkan alur komunikasi lain dalam sistem syaraf dan hormon yang dikenal
sebagai jalur Hipotalamic-Pituitari-Adrenal axis (HPA axis) dengan sistem saraf
simpatis. Aktivasi sistem saraf simpatis selama terjadinya respon imun akan menghasilkan reaksi peradangan. Saat ini telah banyak data penelitian yang menguraikan sekaligus menyimpulkan bahwa perubahan sistem antibodi sangat dipengaruhi oleh stressor psikologis yang pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan pada status kesehatan individu . Teori ini dikenal saat ini sebagai koneksitas "Psiko-Neuro-Endokri no-I munolog i".47,48,49 ,50
HPA axis sangat ber-respon terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh dan mental seseorang untuk mempertahankan sistem homeostasis tubuh dengan mengkontrol kadar kortisol. Aktifitas HPA secara intrinsik akan menjalin kerja
dengan cytokine (inflammatory cytokines) yang akan menstimulasi ACTH dan
sekresi kortisol. Molekul pro-inflammatory cytokine (IL-1, IL-2, IL-6, IL-12, IFN-y dan TNF-a) akan mempengaruhi regenerasi sel saraf dan fungsi neuronal.
Disregulasi dari mekanisme ini akan menimbulkan penyakit. Pengaturan cytokine
pada fungsi hipotalamus berperan penting untuk keseimbangan hormonal yang merupakan faktor penting untuk penanganan gangguan yang berhubungan dengan kecemasan.
Gambar 7.
Hubungan ketidakselarasan psikologi dengan penyakit
Personalistik ----+< } 4 - - Naturalistik
STRESSOR
(Ketidakselarasan Psikologis)
1
HPA axis
(Koneksitas sistem syaraflNeuro)
t
KELELAHAN ADRENAL (Ketidak-seimbangan Hormon)
1
MALFUNGSI LlMPOID
1
GANGGUAN MODULASI SISTEM IMUN
Imun deficit Imun hiperaktif
Hubungan stress dengan penyakit 51,52,53
1. Komunikasi antara otak dan sistem imun
• Stimulasi otak langsung mempengaruhi antibodi.
• Sel imun menghasilkan cytokine pad a Sistem Saraf Pusat. • Sel imun mempengaruhi respon sinyal di otak
2. Komunikasi antara neuroendokrin dan sistem imun
3. Hubungan antara Glukokortikoid dan Sistem Imun
• Hormon-hormon anti inflamasi dapat meningkatkan respon tubuh terhadap stressor.
• Mencegah over reaksi dari sistem pertahanan tubuh • Mengatur sistem imun.
• Mempengaruhi pertumbuhan sel, proliferasi dan diferensiasi. • Menyebabkan imuno-supresi
• Menekan adesi sel, presentasi antigen, kemotaksis and sitotoksisitas • Meningkatkan apoptosis.
4 Pengaruh Corticotropin-releasing hormone (CRH) pada Hipotalamus
• CRH pengatur utama dari HPA axis/stresss axis.
• CRH mengatur sekresi hormon Adrenokortikotropik (ACTH). • CRH didistribusi secara luas ke otak dan aliran darah perifer
• CRH juga mengatur kerja sistem saraf otonom (ANS) dan sistem imun
DIAGNOSl"IK PNIE
Gambar 8.
Alur Diagnostik PNIE
KUESIONER
セ@
Skala [-] Skala [+]
1
PNIE [+] MMMセ a ョ。ャゥウ。@ klinis & laboratoris
1
N
HT
[+1
Panel hormon
1
E
[-t f i+l
Ana'isar ntibodi
I
セ@
Kuesioner yang selalu dipergunakan dalam beberapa kajian dan riset untuk
menentukan PNIE tersebut adalah: 47,48
1. Perceived Stresss Score (Cohen et al. 1983); atau
2. Sense of Coherence (Antonovsky 1987) atau modifikasinya
Perceived Stress Scale
The questions in this scale ask you about your feelings and thoughts during the last month. In each case, you w ill be asked to indicate by ci rcling how often you felt or thought a certain way. Name ________________________________________________________________ Date ______
Other _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ___ Age _ _ ___ Gender (Circ/e): M F
0= Never 1
=
Almost Never 2=
Sometimes 3=
Fairly Often 4 = Very Often 1 . In the last month. how often have you been upse tbe cause of s omething that happen e d unexpectedly? 0 2 3 4 2 In th e last month , how often have you fe lt that you were unable
to con t rol the Important things in your life ? . 0 2 3 4 3 . In the last month . how often have you felt nervous a nd "stressed "? 0 2 3 4
4 . In the last month . how often have you felt confiden t about your ability
to handle your personal problem s ? 0 2 3 4
5 . In the last month . how often have you felt that things
were going your way? .. .. ... .... . ... . . . ... .. ... .. ... 0 2 3 4
6 . In the la s t month . how often have you found that you could not cope
with all the thing s that you had to do? . . . - -.. . . . . . . . . . . • . . 0 2 3 4
7 . In the last month , how often have you been able
to control irritations in y o ur life? . 0 2 3 4
8 . In the la s t month. how often have you felt that you were on top of things? .. 0 2 3 4
9 . In the last month , how often have you been angered
because of things that were outside of your control? . . .... . ... . .. . 0 2 3 4
'10 . In the last month. how often have you felt difficulties
were piling up so high th a t you could not o vercome them? . .. . . ... -.. - 0 2 3 4
Please feel free to use the Perceived Stress Scale for your research .
セャゥョ、@
Garden, Inc.
Sense of Coherence - Orientation to Life Questionnaire
-
29 items Source: Antonovsky, Aaron Unraveling the MystelY of Health. How People Manage Stress and Stay Well. San Francisco 1987.C
=
comprehensibility Mil = manageability Me = meaning R = before calculating the total score this should be reversed.1. When you talk to people, do you have the feeling that they don ' t understand you? (C)
R 1 2 3 4 5 6 7
Never Always have this feeling
2. In the past, when you had to do something which depended upon cooperation with others, did you have the feeling that it: (Ma)
1 2 3 4 5 6 7
Surely wouldn ' t Smely would get done get done
3. Think of the people with whom you come into contact daily, aside from the ones to whom you feel closest. How well do you know most ofthern? (C)
1 2 3 4 5 6 7
You feel that You know them very well
エィセ G イ・@ strangers
4. Do you have the feeling that you don ' t really care about what goes on around you? (Me)
R 1 2 3 4 5 6 7
Very seldom Very often
or never
5. Has it happened in the past that you were sm-prised by the behaviour of people whom you R thought you knew well? (C)
1 2 3 4 5 6 7
Never happened Always happened
6. Has it happened that people whom you cowlted on disappointed you? セ。I@
R 1 2 3 4 5 6 7
Never happened Always bappened
7. Life is: (Me)
R 1 2 3 4 5 6 7
Full of interest Completely routine
8 . Until now your life has had: (Me)
1 2 3 4 5 6 7
No clear goals Very clear goals and purpose or purpose at all
10. In the past ten years your life bas been: (C)
1 2 3 4 5 6 7
Full of changes Completely consistent and clear without your knowing
what will happen next
11. Most of the things you do in the future will probably be: (Me)
R 1 2 3 4 5 6 7
Completely Deadly boring
fitscinating
12. Do you have the feeling that you are in an unfamiliar situation and don't know what to do?(C)
1 2 3 4 5 6 7
Very seldom or never
13. What best describes how you see life: (Ma)
R 1 2 3 4 5 6 7
One can always Tber-e is no solution to painful find a solution to thins in life
painful things in life
14. When you think about your life, you very often: (Me)
R 1 2 3 4 5 6 7
Feel bow good Ask yourself why you exist at all it is to be alive
15. When you face a difficult problem, the choice of a solution is: (C)
1 2 3 4 5 6 7
Always confusing Always completely clear and hard to find
16. Doing the things you do every day is: (Me)
R 1 2 3 4 5 6 7
A source of deep A source ofpain and boredom pleasure and
satisfaction
17. Your life in the future will probably be: (C)
1 2 3 4 5 6 7
Full of changes Completely consistent and clear without knowing
what will happen next
18. When something unpleasant happened in the past your tendency was: (Ma)
1 2 3 4 5 6 7
10 eat yOUJ"Selfup" To say "ok that's that. I have to live
20. When you do something that gives you a good feeling: (Ma)
R 1 2 3 4 5 6 7
It's certain thaI \. It's certain thaI something will you'll go on happen 10 spoil the feeling
ヲセャゥョァ@ good
21 . Does it happen that you have feelings inside you would rather not feel? (C)
1 2 3 4 5 6 7
Very often Verr seldom OJ" neve!"
22. You anticipate that your personal life in the future will be: (Me)
1 2 3 4 5 6 7
Totally without Full of meaning and pwpose
meamng OJ" pwpose
23. Do you think that there will always be people whom you'l1 be able to count on in the R future? (Ma)
1 2 3 4 5 6 7
You're certain You doubt there will be theI"e will be
24. Does it happen that you have the feeling that you don't know exactly what's about to happen? (C)
1 2 3 4 5 6 7
Very often Very seldom OJ" neve!"
25. Many people - even those with a strong character - sometimes feel like sad sacks R (losers) in certain situatioDS. How often have you felt this way in the past? (Ma)
1 2 3 4 5 6 7
Never Very often
26. When something happened, have you generally found that: (C)
I 2 3 4 5 6 7
You overestimated You saw things in the right
OJ" underestimated proportion
its importance
27. When you think of the difficulties you are likely to face in important aspects of your life, R do you have the feeling that: (Ma)
I 2 3 4 5 6 7
You will always You won'l succeed in overcoming
succeed in overcoming the difficulties
the difficullies
28. How often do you have the feeling that there's little meaning in the things you do in your daily life? (Me)
1 2 3 4 5 6 7
Veryofteu Very seldom or never
Modifikasi Antonovsky 49 ,50
The 13-item Sense of Coherence Questionnaire
1. Do you have feeling that you don't really care about what goes on around you?
1 2 3 4 5 6 7
very seldom very often
or never
2. Has it happened in the past that you were surprised by the behaviour of people whom you thought you knew well?
1 2 3 4 5 6 7
never happened always
happened 3. Has it happened that people whom you counted on disappointed you?
1 2 3 4 5 6 7
never happened always
happened
4. Until now your life has had:
1 2 3 4 5 6 7
no clear goals very clear
or purpose at all goals and
purpose S. Do you have the feeling that you're being treated unfairly?
1 2 3 4 5 6 7
very often very
seldom or never 6. Do you have the feeling that you are in an unfamiliar situation and don't know what to do?
1 2 3 4 5 6 7
7. Doing the thing you do every day is:
1 2 3 4 5 6 7
a s